BAB II LANDASAN TEORI. Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) dibentuk masyarakat melalui. Musyawarah Antar Desa (MAD). Selama masa Program Pengembangan

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian UPK A. Dasar Pemikiran Unit Pengelola Kegiatan ( UPK ) dibentuk masyarakat melalui Musyawarah Antar Desa (MAD). Selama masa Program Pengembangan Kecamatan (PPK),UPK telah difungsikan untuk menyalurkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan antar desa dan melaksanakan pengelolaan dana bergulir. Selama ini UPK telah dikuatkan sebagai unit pengelola kegiatan yang mampu menjalankan fungsi sebagai pengelola kegiatan. Secara spesifik hasil kerja pendampingan perkuatan bagi pengurus UPK ditunjukkan oleh kemampuan pengurus UPK meliputi administrasi keuangan, penyusunan laporan keuangan, laporan perkembangan pinjaman dana bergulir, menyusun rencana keuangan, mengelola dan menyalurkan dana,bahkan beberapa UPK telah mampu menjalin kerjasama dengan lembaga lain. Strategi penguatan dan pengembangan UPK didasarkan atas peraturan perundang-undangan. Peraturan perundangan yang dimaksud adalah UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, peraturan pemerintah No. 73 tahun 2005 tentang pemerintahan desa, serta surat edaran Mendagri No /1402/PMD tahun 2006 tentang kebijakan pelestarian dan perlindungan aset-aset PPK. 8

2 B. Arah dan Tahapan Pengembangan UPK. UPK kedepan diarahkan menjadi pelaksana mandat dari badan kerjasama antar desa untuk mengelola sistem pembangunan partisipatif yang telah terintegrasi dengan pembangunan reguler.upk difungsikan dalam pengelolaan dana bergulir dan memperluas pelayanan bagi kelompok usaha dan kelompok perempuan. Tahapan pengembangan kelembagaan UPK dimulai dari pembentukan UPK, memfungsikan UPK untuk kebutuhan Program Pengembangan Kecamatan (PPK), mendorong terjadinya proses pengakaran dimasyarakat dan penguatan legalitas UPK, serta pengembangan jaringan UPK. C. Ruang Lingkup UPK Ruang lingkup pengelolaan dan pengembanganupk terdiri dari : 1. Aspek kelembagaan UPK telah dimilikinya standar operasional prosedur manajemen UPK yang ditetapkan oleh Musyawarah Antar Desa (MAD). 2. Aspek pengelolaan kegiatan, meliputi penentuan pola perguliran, pengelolaan pinjaman bermasalah, penguatan dan pengembangan kelompok. 3. Aspek pengembalian UPK,meliputi pembentukan asosiasi UPK, advokasi dan integrasi sistem pembangunan partisipatif pada pembangunan reguler dan membangun kemitraan dengan pihak lain. 9

3 2.2 Aspek Hukum UPK A. Penguatan Aspek Hukum UPK Landasan Operasional UPK pada saat ini adalah keputusan musyawarah antar desa yang dikuatkan oleh surat penetapan camat. Dalam kaitan untuk memenuhi kerjasama dengan pihak lain, landasan operasional tersebut belum mencukupi persyaratan kerjasama sehingga diperlukan penguatan aspek hukum yang juga berfungsi sebagai perlindungan operasional secara internal dan eksternal. Perangkat penguatan aspek hukum yang dapat digunakan dalam penguatan kelembagaan antara lain : anggaran dasar atau anggaran rumah tangga secara notarial atau surat keputusan Bupati atau peraturan daerah. Dalam pembuatan perangkat untuk penguatan aspek hukum tersebut, hal yang harus diperhatikan adalah tim penyusun yang harus benar-benar memahami prinsip dan prosedur program pengembangan kecamatan sehingga hasil yang diperoleh akan menjamin pelestarian dan pengembangan berdasarkan prinsip-prinsip program pengembangan kecamatan. Strategi penguatan dan pengembangan UPK didasarkan atas peraturan perundang-undangan. Peraturan perundangan yang dimaksud adalah UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, peraturan Pemerintah No.73 tahun 2005 tentang pemerintahan desa, serta surat edasar Mendagri No.414/1402/PMD tahun 2006 tentang kebijakan 10

4 pelestarian dan perlindungan aset-aset program pengembangan kecamatan. B. Dasar Pemikiran UPK Dengan dasar pemikiran dirumuskan pokok-pokok kelembagaan UPK sebagai berikut : 1. Musyawarah Antar Desa (MAD) membentuk badan kerjasama antar desa (sebagaimana dimaksud PP 72/2005) dengan menyusun dan menetapkan Anggaran Daerah (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) yang dapat dikuatkan dengan notariat. 2. Bentuk persetujuan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berupa dokumen yang ditanda tangani pimpinan BPD (Sebagai mana dimaksud PP 72/2005). 3. Dengan mandat teknis pengelolaan, UPK menjalankan fungsi pengelolaan keuangan mikro, penyaluran dana program, pembinaan dan pelayanan usaha masyarakat. 4. Pemerintah Daerah (PEMDA) dapat mendorong terbentuknya forum badan kerjasama antar desa, tingkat Kabupaten untuk tujuan membentuk jaringan kerjasama. 5. Status kepemilikan seluruh hasil program pengembangan Kecamatan adalah milik masyarakat. 11

5 2.3 Langkah-langkah Strategi A. Penyusunan dan penetapan standar kerja UPK Standar kerja UPK adalah dokumen yang mengatur mekanisme kerja dan hubungan antar unit atau lembaga terkait sesuai uraian tugasnya dalam sebuah organisasi, secara terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Berguna untuk standar operasional bagi UPK dalam menjalankan peran dan tugas sehari-hari. Selain itu standar kerja dapat digunakan sebagai dokumen yang menjadi rujukan pihak-pihak yang akan melakukan kerjasama dengan UPK. Standar kerja UPK berkaitan dengan fungsi dan peran UPK, oleh karena itu standar UPK terdiri dari : 1. Standar kerja organisasi UPK, terdiri dari : Uraian tugas, prosedur pembayaran, perekrutan dan perjanjian kerja, pelaporan, evaluasi kinerja, pemutusan hubungan kerja UPK, sanksi atas pelanggaran, mekanisme perubahan. 2. Standar pengelolaan perguliran a) Prosedur pinjaman (persyaratan kelompok, prosedur permohonan pinjaman, verifikasi, keputusan, akad pinjaman, pencairan pinjaman dan sistem pelunasan). b) Skim pinjaman (tingkat bunga, jangka waktu, sistem angsuran, pemberian insentif pinjaman tepat waktu). c) Sanksi-sanksi (pemberian penalty bagi kelompok penunggak, pemberian penalty bagi desa) 12

6 d) Pembagian surplus (dialokasikan untuk cadangan modal, insentif pengurus, dana pendidikan). e) Sistem pengendalian (pemantauan, pelaporan dan evaluasi). Penentuan standar pengelolaan perguliran harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Hasil pemetaan UPK Merupakan laporan kondisi terakhir UPK tentang saldo pinjaman, produktifitas asset, resiko pinjaman dan aspek kualitatif UPK. 2. Anggaran biaya operasional dengan ketentuan : anggaran yang mencakup biaya operasional dan non operasional yang akan dikeluarkan dalam 1 periode mendatang, musyawarah antar desa harus melakukan evaluasi anggaran biaya apakah realistis atau tidak sebelum melakukan persetujuan, estimasi pendapatan merupakan rencana pendapatan operasional maupun nonoperasional. 3. Tingkat pengembalian adalah realisasi pengembalian dibandingkan dengan target pengembalian, hal ini perlu dipertimbangkan karena berkaitan langsung dengan perputaran permodalan dan pendapatan jasa pinjaman. 4. Cakupan wilayah adalah wilayah pelayanan dan pembinaan UPK kepada kelompok yang menyangkut pertimbangan jarak antar 13

7 lokasi, kondisi geografis, tingkat kesulitan pencapaian lokasi, dan tingkat keamanan wilayah. 3. Standar Pelaksana program Dalam menjalankan peran sebagai pelaksana program partisipatif, UPK taat kepada prinsip, mekanisme, dan proses kegiatan sebagaimana telah dilakukan melalui program pengembangan kecamatan. Penyusunan standar pelaksana program mengacu kepada petunjuk teknis operasional, yang telah ditetapkan dengan keputusan musyawarah antar desa. 2.4 Lembaga Pendukung Adalah lembaga yang secara khusus bertugas membantu kelancaran operasional UPK. Kelembagaan pendukung UPK meliputi tim verifikasi badan pengawas UPK, dibentuk melalui musyawarah antar desa. Tugas dan tanggung jawab kelembagaan pendukung diatur dalam Anggaran Daerah (AD) atau Anggaran Rumah Tangga (ART). A. Tim Verifikasi Tim verifikasi berasal dari masyarakat yang memiliki kemampuan dalam melaksanakan penilaian kelayakan usaha dan kelembagaan kelompok. Jumlah anggota tim verifikasi tergantung kebutuhan. Tim verifikasi bertugas membantu UPK dalam melaksanakan penilaian kelayakan kelembagaan dan permohonan 14

8 pinjaman kelompok, memberikan rekomendasi kelayakan kepada UPK dan apabila diperlukan dapat membantu penyelesaian pinjaman bermasalah. B. Badan Pengawas UPK Badan pengawas UPK bertugas melaksanakan pengawasan baik secara rutin atau insidentil. Dalam hal kelembagaan, kegiatan dan keuangan UPK, serta menyampaikan hasil pengawasannya kepada masyarakat melalui musyawarah antar desa. 2.5 Definisi Akuntansi Definisi akuntansi dapat dirumuskan dari 2 sudut pandang,yaitu definisi dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. B. Definisi dari sudut pemakai Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan kegiatan suatu organisasi. Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk : 1) Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh menejemen. 2) Pertanggungjawaban organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. 15

9 C. Definisi dari sudut proses kegiatan Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Definisi ini menunjukkan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks dan menyangkut bermacam-macam kegiatan. 2.6 Proses Akuntansi Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi. Proses akuntansi meliputi : pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Kegiatan pencatatan dan penggolongan adalah proses yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan. Sedangkan kegiatan pelaporan dan penganalisisan biasanya hanya dilakukan pada waktu tertentu. 2.7 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Para investor yang membeli modal saham mengharapkan deviden dan kenaikan nilai saham. Kreditor memberikan pinjaman karena berharap akan menerima bunga dan pada akhirnya pengembalian pokok pinjaman. Akan tetapi, baik investor maupun kreditor menanggung risiko bahwa hasil-hasil yang diharapkan tersebut tidak akan diperoleh. Mereka menggunakan analisis laporan keuangan untuk : memperkirakan jumlah pengembalian yang diharapkan dan memperhitungkan risiko yang terkait dengan 16

10 pengembalian tersebut. Analisis laporan keuangan bermanfaat karena kinerja masa lalu acapkali merupakan indikator yang baik untuk kinerja masa mendatang, dan posisi saat ini adalah dasar untuk mencapai kinerja dikemudian hari Bagan Alir (Flowchart) Bagan alir merupakan teknis analisis yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis. Bagan alir menggunakan serangkaian simbol standar untuk menguraikan prosedur pengolahan transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. (Krismiaji). Bagan alir dokumen digambarkan dengan menggunakan simbol sebagai berikut : Simbol Keterangan Menunjukkan awal atau akhir dari suatu aliran data. Terminator Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik maupun komputer Dokumen 17

11 Menunjukkan pekerjaan manual. Manual Operation Menunjukkan pekerjaan proses dari operasi program komputer. Proses Menunjukkan input atau output data menggunakan disket. Storage Menunjukkan input atau output yang menggunakan hard disk. Hard disk Menunjukkan output atau input yang menggunakan online keyboard. Keyboard 18

12 Menunjukkan arus dokumen atau proses. Aliran data Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman yang lain. Connect Menunjukkan tempat penyimpanan dokumen. Arsip 19