INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU )

Transkripsi

1 INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA Amuntai 2017

2 KATA PENGANTAR Dengan segala puji dan syukur hendaknya kita panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Pengasih atas selesainya penyusunan Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja Utama ini disusun sebagai satu alur pikir sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah seperti diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Indikator Kinerja Utama ini berisi indikatorindikator dari sasaran yang hendak dicapai. Perumusan dan penetapan Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Hulu Sungai sangat penting artinya dalam rangka mengukur tingkat capaian sasaran strategis yang ingin dicapai. Semoga dengan adanya indikator Kinerja Utama ini maka sasaran akan dapat dicapai pada akhirnya. Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan Indikator Kinerja Utama Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Hulu Sungai Utara. Amuntai, Mei 2014 Kepala Dinas Ir. RUSNAIDY Pembina Utama Muda NIP INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) DINAS KEHUTANAN, PERKEBUNAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Salah satu upaya penerapan tata pemerintahan yang baik adalah telah dikeluarkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007, tanggal 31 Mei 2007, tentang pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Indikator kinerja memberikan gambaran tentang ukuran keberhasilan

3 pencapaian visi dan misi organisasi ataupun instansi pemerintah yang ditunjukkan dengan akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah ataupun indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dalam rangka pengukuran dan peningkatan kinerja lebih meningkatkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama ( IKU ). Indikator kinerja yang baik akan menghasilkan informasi kinerja yang memberikan indikasi yang lebih baik dan lebih menggambarkan kinerja organisasi terlebih lagi kinerja di lingkungan instansi pemerintah. Oleh karena itu instansi pemerintah perlu menentukan apa yang menjadi kinerja utamanya. Indikator kinerja utama instansi pemerintah adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis dari instansi yang bersangkutan dan merupakan indikator yang paling menentukan ( strategis ) bagi kelangsungan hidup suatu organisasi atau instansi pemerintah. Pemilihan dan penetapan indikator kinerja utama di lingkungan instansi pemerintah melibatkan pemangku kepentingan ( stakeholders ) dari instansi pemerintah yang bersangkutan dan harus memenuhi karakteristik indikator kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit organisasi. Sedangkan indikator kinerja yang baik setidaktidaknya memenuhi kreteria spesifik, dapat dicapai, relevan, menggambarkan keberhasilan sesuatu yang diukur secara kuantitas dan kualitas.. Kinerja utama dalam instansi pemerintah terkandung di dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah, sehingga Indikator Kinerja Utama ( IKU ) adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan. Dalam setiap tingkatan unit organisasi pemerintah, indikator kinerja utamanya meliputi indikator keluaran ( Output ) dan hasil ( Outcome ). Adapun output merupakan hasil langsung dari programprogram atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dapat berwujud sarana, barang, dan jasa pelayanan kepada masyarakat. Sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana, barang dan jasa tersebut memberikan manfaat bagi masyarakat. Berdasarkan pertimbangan diatas maka Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral kabupaten Hulu Sungai Utara menetapakan Indikator Kinerja Utama ( IKU ) sebagaimana table di bawah ini :

4 FORMAT INDIKATOR KINERJA UTAMA ( IKU ) 1. Nama Organisasi : Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral 2. Tugas dan Kewajiban : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kehutanan, bidang pertanian sub bidang perkebunan, bidang energi & sumber daya mineral 3. Fungsi : a. Menyelenggaran perumusan kebijakan, pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan di bidang kehutanan, bidang pertanian sub bidang perkebunan, energi dan sumber daya mineral. b. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan unit pelaksana teknis dan pelaksanaan urusan kesekretariatan. 4. Indikator Kinerja Utama : a. Rehabilitasi hutan & lahan di dalam dan di dalam kawasan hutan b. Meningkatnya produktivitas perkebunan c. Meningkatnya pemanfaatan energi alternatif dan energi baru terbarukan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PENJELASAN ( Formulasi Pengukuran, Tipe Penghitungan, Sumber Data ) 1 Rehabilitasi hutan & lahan di dalam dan di luar kawasan hutan Luas rehabilitasi hutan dan lahan (ha) Persentase penurunan jumlah lahan yang direhabilitasi Jumlah luas lahan yang direhabilitasi adalah 41,934 ha 1,533 ha = 40,401 ha Persentasenya 3,66 Bidang Kehutanan Kabupaten Hulu Sungai Utara 2 Meningkatnya produktivitas perkebunan Luas areal pengembangan tanaman perkebunan (ha) Persentase luas pengembangan tanaman perkebunan Total luas areal potensial pengembangan tanaman perkebunan adalah 1,147 ha Jumlah luas pengembangan tanaman perkebunan 165 ha Persentasenya 14,39 Bidang Perkebunan

5 3 Meningkatnya pemanfaatan energi alternatif dan energi baru terbarukan Jumlah lokasi perawatan penyediaan alatalat kelengkapan PLTS (Desa) Jumlah penyediaan tempat digester dan instalasi pengolahan biogas (set) Persentase pemanfaatan & penggunaan energi alternatif dan energi baru terbarukan Total desa di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara sebanyak 219 desa Jumlah desa yang memanfaatkan dan menggunakan energi alternatif dan energi baru terbarukan 16 desa Persentasenya 7,31 Bidang Perkebunan