KATA PENGANTAR Pengaruh Massage Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Risiko Gangguan Integritas Kulit Pasien Imobilisasi di Ruang E RSUD Klungkung.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR Pengaruh Massage Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Risiko Gangguan Integritas Kulit Pasien Imobilisasi di Ruang E RSUD Klungkung."

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Pengaruh Massage Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Risiko Gangguan Integritas Kulit Pasien Imobilisasi di Ruang E RSUD Klungkung. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3. Ns. Dewa Kade Adi Surya A., S.Kep, M.Kep, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 4. Ns. Meril Valentine Manangkot, S.Kep, M.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 5. Direktur RSUD Klungkung dan Kepala Ruang E yang telah memberikan kesempatan peneliti melakukan penelitian pada instansi yang dipimpin. 6. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral maupun spiritual. 7. Kakak dan adik saya atas segala dukungan yang diberikan setiap saat dan tiada henti memberikan motivasi serta doa. 8. Terimakasih kepada enumerator Putri dan Ekayanti yang telah membantu saya dalam proses pengumpulan data. 9. Terimakasih kepada seluruh responden sudah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. 10. Terimakasih kepada sahabat saya Dayu Laksmi, Putri, Devi, Erna, Amiek, Gek Erni, Ekayanti, Mega, Dwik, Nur dan Tedy yang selalu memberikan saya motivasi.

2 11. Teman teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa semangat dan doa. 12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang membangun. Denpasar, Mei 2016 Penulis

3 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK vii ABSTRACT. viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR SINGKATAN... xiv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Imobilisasi Gangguan Integritas Kulit Massage Virgin Coconut Oil (VCO) Pengaruh Massage VCO Terhadap Risiko Gangguan Integritas Kulit Pasien Imobilisasi BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel... 31

4 3.3 Hipotesis Penelitian BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Kerangka Kerja Tempat dan Waktu Penelitian Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan Data dan Analisa Data BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian Keterbatasan Penelitian BAB 6 PENUTUP 6.1 Simpulan Saran 60 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

5 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian Tabel 4.1 Hasil Uji Kappa Terhadap Enumerator.. 39 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Dan Posttest 45 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Selisih Beda Nilai Pretest Dan Posttest. 45 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia 48 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 48 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diagnosa Medis 48 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Sebelum Diberikan Massage VCO. 49 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Setelah Diberikan Massage VCO 49 Tabel 5.6 Hasil Analisis Sebelum Dan Sesudah Intervensi Massage VCO...50 Tabel 5.7 Hasil Analisis Sebelum Dan Sesudah Intervensi Massage VCO...50 Tabel 5.8 Hasil Analisis Pengaruh Massage VCO 50

6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Teknik Effleurage Gambar 2.2 Teknik Friction Gambar 2.3 Teknik Pestrissage Gambar 2.4 Teknik Tapotemant Gambar 2.5 Teknik Vibration Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian. 30 Gambar 4.1 Skema Rancangan Penelitian. 33 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian 34 Gambar 4.3 Minyak VCO 41

7 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Penjelasan Penelitian Lampiran 3 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Skala Braden Lampiran 5 Standar Operasional Prosedur Massage Lampiran 6 Realisasi Penggunaan Dana Penelitian Lampiran 7 Master Tabel Lampiran 8 Hasil Uji Kappa Lampiran 9 Hasil Uji Normalitas Lampiran 10 Hasil Uji Paired T-Test, Wilcoxon Matched Pairs, dan Independent T-Test. Lampiran 11 Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 12 Surat Permohonaan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 14 Surat Keterangan Lolos Uji Etik (Ethical Clearance) Lampiran 15 Lembar Konsultasi Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian Lampiran 17 Biodata Penulis

8 DAFTAR SINGKATAN ASEAN BOR CHF CI DM HT ICSI ICU KOH LOS Maks MCFH Min ML MMHG MNS NANDA NGC NSO PH : Association of Southeast Asian Nations : Bed Ocupancy Ratio : Congestive Heart Failure : Confidence Interval : Diabetes Mellitus : Hipertensi : Institute for Clinical Systems Improvement : Intensive Care Unit : Kalium Hidroksida : Length Of Stay : Maksimal : Medium Chain Fatty Acid : Minimal : Mililiter : Milimeter Merkuri Hydrargyrum : Modified Norton Scale : North American Nursing Diagnosis Association : National Guideline Clearinghouse : Nigella Sativa Oil : Potential Of Hydrogen

9 RBD RI RSUD SD SE SH SK SNH SOP VCO WHO : Refined, Bleached, dan Dedodorized : Republik Indonesia : Rumah Sakit Umum Daerah : Standar Deviation : Standar Error : Stroke Hemoragik : Surat Keputusan : Stroke Non Hemoragik : Standar Operasional Prosedur : Virgin Coconut Oil : World Health Organization

10 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan utama yang menjadi salah satu penyebab kematian pada manusia adalah penyakit kronis. Penyakit kronis merupakan jenis penyakit degeneratif yang berkembang atau bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, yaitu lebih dari enam bulan (World Health Organization, 2014). Penyakit degeneratif yang terjadi di masyarakat seperti stroke, gagal ginjal, kanker, hipertensi, dan diabetes mellitus. Penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan sehingga pasien harus menjalani perawatan, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Pasien yang menjalani rawat inap diindikasikan untuk long bed rest atau imobilisasi untuk mendapatkan perawatan yang lebih optimal sesuai dengan penyakit yang dideritanya, pasien juga tidak lepas dari kemungkinan dampak buruk dari rawat inap atau imobilisasi (Sarafino, 2006). Imobilisasi merupakan suatu kondisi dimana inaktivitas di atas tempat tidur dalam jangka waktu yang lama. Imobilisasi dapat menyebabkan gangguan pada sistem vaskularisasi, limfe, dan penumpukan cairan pada daerah distal sehingga tidak dapat dipompa ke arah jantung. Dampak buruk dari imobilisasi yaitu gangguan integritas kulit yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi dan luka tekan (Potter & Perry, 2006). Dampak lain bagi pasien yang dirawat lama di rumah sakit dengan keterbatasan aktivitas multiple and life threatening medical complications, yaitu meningkatkan durasi lama rawat atau length of stay (LOS). Hal ini akan meningkatkan beban terutama biaya rawat inap sesuai lama waktu perawatan (Widodo, 2007). Angka kejadian gangguan integritas kulit di berbagai negara masih cukup tinggi (Sabandar, 2008). Hasil studi di fasilitas perawatan akut di Amerika Serikat memperkirakan 2,5 juta gangguan integritas kulit ditangani setiap tahunnya (Ready, Madhuri, & Gill, 2006). Ayello (2007) menyebutkan prevalensi gangguan integritas kulit sebesar 5-11% di perawatan akut dan 7-12% di perawatan rumah. Angka kejadian gangguan integritas kulit di Indonesia tahun 2012 mencapai

11 33,3% di seluruh rumah sakit dimana angka ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka prevalensi gangguan integritas kulit di ASEAN tahun 2010 yang hanya berkisar 2,1 31,3% (Yusuf, 2010). Salah satu ganggguan integritas kulit yang dapat muncul pada pasien imobilisasi adalah dekubitus. Dekubitus dapat muncul ketika pasien menjalani perawatan yang cukup lama. Kejadian dekubitus pada area perawatan di rumah sebesar 0-17%, perawatan akut 0,4-38%, dan perawatan jangka panjang 2,2-39,4%. Kejadian dekubitus di seluruh dunia di Intensive Care Unit (ICU) berkisar dari 1-56%. Laporan prevalensi dekubitus yang terjadi di ICU dari negara dan benua lain yaitu 49% di Eropa, 8,3-22,9% di Eropa Barat, 22% di Amerika Utara, 50% di Australia, dan 29% di Yordania. Kejadian dekubitus di Amerika, Kanada, dan Inggris sebesar 5-32%. Di Korea kejadian dekubitus meningkat dari 10,5-45% (WHO, 2014). Di Indonesia, kejadian dekubitus pada pasien yang dirawat di ICU mencapai 33%. Angka ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan insiden dekubitus di Asia Tenggara yang berkisar 2,1-31,3%. Di RSUD Moewardi didapatkan 38,18% pasien mengalami dekubitus (Wicaksana dan Priyogo, 2015). Penelitian Aini dan Purwaningsih tahun 2013 pada pasien stroke yang diberikan alih baring di ruang Yudistira di RSUD Semarang menunjukkan bahwa pada kelompok intervesi tidak ada yang mengalami dekubitus, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat delapan pasien (53,3%) yang mengalami dekubitus derajat satu. Penelitian Utomo, Dewi, dan Abdurrasyid tahun 2012 pada pasien tirah baring yang diberikan nigella sativa oil (NSO) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, rata-rata skor ulkus dekubitus pada kelompok kontrol sebesar 3,73, sedangkan pada kelompok eksperimen berkisar 0,40. Pemberian NSO efektif dalam mencegah terjadinya ulkus dekubitus pada pasien tirah baring lama. Perawat sangat berperan dalam mencegah gangguan integritas kulit dengan mengidentifikasi timbulnya gangguan integritas kulit dengan menggunakan skala. Terdapat beberapa skala yang bisa digunakan untuk mendeteksi gangguan integritas kulit, yaitu skala Norton, Braden, Waterlow, dan Modified Norton Scale (MNS). Skala tersebut sangat berguna untuk mengidentifikasi dan memprediksi gangguan integritas kulit. Beberapa penelitian melaporkan bahwa skala Braden

12 sangat akurat dalam mengukur terjadinya risiko gangguan integritas kulit karena skala ini mudah dimengerti (Widodo, 2007). Skala Braden terdiri dari enam subskala untuk menilai persepsi sensori, tingkat aktivitas, mobilitas, status nutrisi, paparan kulit terhadap kelembaban, dan gesekan. Skala ini memiliki rentang skor sesuai kondisi pasien yang berkisar Semakin rendah skor maka pasien semakin berisiko mengalami luka tekan (Braden dan Maklebust, 2005). Pencegahan gangguan integritas kulit sangat penting dan dapat dilakukan dengan mengubah posisi pasien setiap dua jam disertai dengan massage. Massage merupakan intervensi keperawatan yang dapat diberikan kepada pasien imobilisasi untuk menjaga hidrasi kulit dalam batas wajar (Bambang, 2012). Menurut Junaidi & Iskandar (2012) integritas kulit yang normal dapat dipertahankan dengan memberikan baby oil, minyak zaitun, dan minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil (VCO)). Salah satu minyak yang dapat diberikan yaitu VCO, dimana VCO mengandung 44-52% asam laurat, 5-8% asam oleat, 8% asam kaproat, dan 4,5-9,5% asam kaprat. VCO sangat baik untuk kesehatan kulit, mengandung pelembab alami sehingga mudah diserap kulit, mengandung vitamin E yang dapat membantu menjaga kulit agar tetap lembut, halus, dan mengurangi risiko kanker kulit (Soekardi & Yuliadi, 2012). Menurut Price, (dalam Handayani & Ririn, 2010) medium fatty acid yang terdapat pada VCO mengandung sabun yang sama seperti pada sabun kulit, terdapat lemak ilmiah yang menjadi antimikrobial pada kulit dan melindungi kulit dari infeksi. Beberapa hasil penelitian menjelaskan bahwa massage dengan VCO efektif untuk mencegah gangguan integritas kulit. Penelitian Sunaryanti dan Muladi (2014) menjelaskan bahwa pemberian VCO dan penyuluhan kesehatan tentang reposisi efektif untuk mencegah terjadinya dekubitus di masyarakat. Penelitian oleh Wicaksana dan Priyogo (2015) menjelaskan bahwa pengaruh massage VCO terhadap kelembaban integritas kulit pasien stroke menunjukkan dari 15 pasien stroke yang mendapatkan massage menggunakan VCO mempunyai kelembaban integritas kulit yang baik, yaitu halus, lunak, rata, tidak bersisik, dan sedikit berminyak. Pada kelompok kontrol yang diberikan perubahan posisi setiap dua jam tanpa disertai massage dengan VCO, terdapat sembilan responden dengan

13 integritas kulit yang agak kasar, bersisik, keras, dan enam responden mengalami dekubitus skala satu. Penelitian oleh Handayani, Irawaty, dan Panjaitan (2011) menjelaskan bahwa penggunaan VCO dengan pijat, efektif untuk pencegahan luka tekan grade satu pada klien yang berisiko mengalami luka tekan di Rumah Sakit AB Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Klungkung pada bulan Agustus 2015, jumlah pasien rawat inap dari bulan Mei-Juli 2015 sebanyak 1405 pasien. Terdapat 399 pasien yang mengalami risiko gangguan integritas kulit pada pasien imobilisasi. Salah satu ruang yang paling banyak menangani pasien imobilisisasi, yaitu ruang E. Ruang E merupakan ruang interna dan neuro, terdapat beberapa penyakit yang ditangani dengan gangguan imobilisasi yaitu stroke, gagal ginjal, dan jantung. Hasil studi pendahuluan pada bulan Mei 2015 terdapat 35 pasien imobilisasi dan empat pasien mengalami gangguan integritas kulit. Pada bulan Juni 2015 terdapat 47 pasien imobilisasi dan lima pasien mengalami gangguan integritas kulit, sedangkan pada bulan Juli 2015 terdapat 51 pasien imobilisasi dan tujuh pasien mengalami gangguan integritas kulit. Total jumlah pasien yang mengalami gangguan integritas kulit dari bulan Mei-Juli 2015 adalah 16 pasien. Insiden gangguan integritas kulit dari 16 pasien, yaitu 12 pasien mengalami luka lecet dan empat pasien mengalami dekubitus. Sesuai dengan standar nasional bahwa angka kejadian gangguan integritas kulit dekubitus di rumah sakit yaitu 3-10% dari jumlah pasien yang dirawat (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006). Dari data tersebut menandakan bahwa angka kejadian gangguan integritas kulit di ruang E RSUD Klungkung meningkat. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruang E intervensi yang sudah diterapkan untuk mencegah dekubitus pada pasien imobilisasi, yaitu perubahan posisi setiap dua jam dan pemberian baby oil. VCO belum pernah diterapkan untuk mencegah gangguan integritas kulit di ruang E RSUD Klungkung. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh massage VCO terhadap risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi di ruang E RSUD Klungkung.

14 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah ada pengaruh massage VCO terhadap risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi di ruang E RSUD Klungkung? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh massage VCO terhadap risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi di ruang E RSUD Klungkung Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi karakteristik pasien imobilisasi pada kelompok kontrol dan perlakuan di ruang E RSUD Klungkung b. Mengidentifikasi risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi sebelum diberikan massage VCO pada kelompok kontrol dan perlakuan di ruang E RSUD Klungkung c. Mengidentifikasi risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi setelah diberikan massage VCO pada kelompok kontrol dan perlakuan di ruang E RSUD Klungkung d. Menganalisis perbedaan risiko gangguan integritas kulit sebelum dan setelah diberikan massage VCO pada kelompok kontrol dan perlakuan di ruang E RSUD Klungkung e. Menganalisis perbedaan risiko gangguan integritas kulit sebelum dan setelah diberikan massage VCO antara kelompok kontrol dan perlakuan di ruang E RSUD Klungkung

15 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis a. Pendidikan keperawatan Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai pengembangan ilmu keperawatan medikal bedah, khususnya intervensi dalam menangani risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi. b. Penelitian Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan kerangka pemikiran untuk meneliti risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi dengan menggunakan minyak esensial yang berbeda Manfaat Praktis a. Manfaat bagi perawat dan tenaga kesehatan Bagi perawat dan tenaga kesehatan lain untuk menambah wawasan tentang pengaruh VCO terhadap risiko gangguan integritas kulit pasien imobilisasi. b. Manfaat bagi masyarakat Bagi masyarakat untuk mengetahui tanda dan cara mengatasi sebelum terjadinya gangguan integritas kulit dengan massage VCO. c. Manfaat bagi rumah sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian bagi rumah sakit khususnya RSUD Klungkung untuk meningkatkan pelayanan dalam mencegah dekubitus pada pasien imobilisasi.

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Luka tekan (pressure ulcer) merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Intrvensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan intervensi

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1

SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1 SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1 OLEH: NI KADEK DWI LESTARI NIM. 1202105052 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis yang terjadi di Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang meninggal dunia akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan neurologis, penyakit kronis, penurunan status mental, pasien yang dirawat

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA Studi Dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur Kota Denpasar Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG

PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG OLEH: BAGUS ADI MARTHAYOGA NIM 1002105056 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH COG CO NITIV

PENGARUH COG CO NITIV SKRIPSI PENGARUH COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PASIEN POST KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH : NI PUTU DIAH PRABANDARI NIM. 1002105085

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan

Lebih terperinci

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG Lampiran 1 A. Pengertian Skala Braden merupakan salah satu jenis skala atau metode yang digunakan dalam menilai resiko

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN OLEH: NI LUH PUTU DEVI KUSUMAYANTI NIM : 1002105053 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK ESENSIAL YLANG-YLANG (Cananga odorata) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Ini Dilakukan di PSTW Jara Mara Pati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Intervensi perawatan kulit yang terencana dan konsisten merupakan

Lebih terperinci

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN SKRIPSI PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN OLEH: NI PUTU ARY ISWARI NIM. 1002105064

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Faktor yang mempengaruhi durasi dan intensitas tekanan diatas tulang yang menonjol adalah imobilitas, inaktifitas, dan sensori persepsi, bila aktifitas ini berkepanjangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan juga dengan perkembangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: DESAK PUTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan industri, urbanisasi dan perubahan gaya hidup, peningkatan konsumsi kalori, lemak dan garam, peningkatan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjanaKeperawatan OLEH: NI NENGAH VERA SEKARENDRA NIM. 1202105087

Lebih terperinci

I KETUT SUGIARSA NIM.

I KETUT SUGIARSA NIM. SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI Oleh: I KETUT SUGIARSA NIM. 1102105045

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA

SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA OLEH: KADEK YUNITA PRADNYAWATI NIM. 1002105012 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR

SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR Oleh : NI KADEK WIDIAGUSTININGSIH NIM. 1002105022 KEMENTRIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL OLEH : GEDE DODIK KERISTIANTO NIM. 1002105035 PROGRAM

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA

EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA Studi dilakukan di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan perawatan kulit

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TERAPI TOPIKAL VIRGIN COCONUT OIL DAN ALIH BARING TERHADAP RESIKO DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI RSUD KOTA SEMARANG Manuscript Oleh : Said Mubarok NIM : G2A012054 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Oleh : NI MADE PUTRI KARUNIAWATI NIM. 1002105065 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting dalam pelayanan keperawatan adalah menjaga dan mempertahankan integritas kulit klien agar senantiasa terjaga dan utuh. Intervensi dalam perawatan

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS Studi dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah SoE, Kabupaten Timor Tengah

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE BERMOTIF (STIKER) TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI IV (INTRA VENA) PERSET Studi Dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) Studi Dilakukan di PAUD Widya Kusuma & PAUD Bina Mekar OLEH : NI WAYAN YATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus merupakan luka yang timbul karena tekanan terutama pada bagian tulang-tulang yang menonjol akibat tirah baring yang lama di tempat tidur. Kasus dekubitus dapat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat maka pola penyakit pun mengalami perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI

SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI OLEH: IDA AYU AGUNG SUKMA SASTRIKA NIM. 1102105053 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS

PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS Lampiran 1 PERAWATAN KULIT DENGAN MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI UNTUK MELEMBABKAN KULIT PADA KLIEN DIABETES MELLITUS 1. Pengertian Perawatan kulit adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh. Ida Bagus Adi Gangga Putra NIM :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh. Ida Bagus Adi Gangga Putra NIM : SKRIPSI PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT YANG DIBERIKAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN KOMPRES JAHE MERAH DI DESA TIANYAR TENGAH KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun keturunan secara bersama-sama yang mempunyai karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. maupun keturunan secara bersama-sama yang mempunyai karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun keturunan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) dimasukkan sebagai salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu mengurangi sepertiga angka kematian dini dari Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN

SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN OLEH : NI WAYAN NOVIANTARY LAKSMI P. NIM. 1002105034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola hidup menyebabkan berubahnya pola penyakit infeksi dan penyakit rawan gizi ke penyakit degeneratif kronik seperti penyakit jantung yang prevalensinya

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2

SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2 SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2 Studi Dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat OLEH : I PUTU ARYA SEDANA NIM. 1102105041 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT OLEH : PUTU WEDA SUARI NIM.1002105062 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MENSTRUAL HYGIENE PADA SISWI DI SMP NEGERI 3 ABIANSEMAL

EFEKTIFITAS METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MENSTRUAL HYGIENE PADA SISWI DI SMP NEGERI 3 ABIANSEMAL SKRIPSI EFEKTIFITAS METODE PEER EDUCATION TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN MENSTRUAL HYGIENE PADA SISWI DI SMP NEGERI 3 ABIANSEMAL Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pasien kritis yang terpasang ventilator Mobilisasi Progresif Level I: - Head Of Bed - Continous Lateral Rotation Therapy Resiko dekubitus: skala braden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dekubitus merupakan masalah yang dihadapi oleh pasien-pasien dengan penyakit kronis, Pasien yang sangat lemah, dan Pasien yang lumpuh dan waktu lama, bahkan saat ini

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR OLEH : NI PUTU OKTARIANI NIM. 1102105066 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI MADE ARTINI NIM. 1302115010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan/pengertian, kepercayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular sampai saat ini sangat ditakuti oleh semua orang baik itu dari masyarakat, keluarga, termasuk sebagian petugas kesehatan. Hal ini disebabkan oleh masih

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL MASALAH KEPERAWATAN PASIEN KANKER PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS UDAYANA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM

SKRIPSI OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER VIII PROGRAM A UNIVERSITAS UDAYANA OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM. 1002105036

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia keperawatan menjaga dan mempertahankan integritas kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di dalamnya. Intervensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global. Empat jenis utama penyakit tidak menular menurut World Health Organization (WHO) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dapat didefinisikan sebagai defisit neurologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari gangguan neurologi yang sering terjadi

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: EKA WAHYU NINGSIH NIM. 1002105069 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Studi dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena keturunan dan/atau disebabkan karena kekurangan produksi insulin oleh pankreas, atau oleh tidak efektifnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit pernapasan kronis yang merupakan bagian dari noncommunicable disease (NCD). Kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal yang berhubungan dengan penonjolan tulang dan tidak sembuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat utama, oleh karena itu setiap manusia berhak memiliki kesehatan. Namun pada kenyataannya tidak semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien

BAB I PENDAHULUAN. Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien pasien yang mengalami penyakit kronis, kondisi lemah, kelumpuhan dan bahkan hal ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi mendadak akibat proses patofisiologi pembuluh darah. 1 Terdapat dua klasifikasi umum stroke yaitu

Lebih terperinci

MADE BAKTA KARDANA NIM.

MADE BAKTA KARDANA NIM. SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekubitus adalah suatu keadaan kerusakan jaringan setempat yang disebabkan oleh iskemia pada kulit (kutis dan sub-kutis) akibat tekanan dari luar yang berlebihan. Umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung dan pembuluh darah diperkirakan akan menjadi penyebab utama kematian secara menyeluruh dalam waktu lima belas tahun mendatang, meliputi Amerika, Eropa,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED OLEH: NI MADE RAI SURYATI NIM. 1202115036 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat ada beberapa kegiatan atau aktivitas fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angka kejadian luka setiap tahun semakin meningkat, baik luka akut maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan prevalensi pasien dengan luka

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN

PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN Studi dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Denpasar Selatan II Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR SKRIPSI PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR OLEH : KADEK DIAN PRAPTINI NIM. 1002105029 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada. Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada. Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan SKRIPSI Oleh : Maristha Roswati 111101121 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di Amerika, Home Care yang terorganisasikan dimulai sejak tahun 1880-an dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tumbuh kembang optimal merupakan hak asasi anak untuk menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tumbuh kembang optimal merupakan hak asasi anak untuk menjadi manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumbuh kembang optimal merupakan hak asasi anak untuk menjadi manusia dewasa yang berkualitas. Indonesia telah membuat UU nomor 35 tahun 2014 (perubahan UU nomor

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA Studi Dilakukan Di Wilayah Subak Desa Kenderan Tahun 2015 Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Ruhyanudin, 2007). Gagal jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 menyatakan bahwa terdapat 3,2 juta penduduk dunia meninggal karena penyakit diabetes mellitus (DM) setiap tahunnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari satu periode (Udjianti,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI KOMANG EMI APRILIANTARI NIM. 1302115033 KEMENTERIAN KEPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP KELEMBABAN KULIT KAKI PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS DI RSUD WANGAYA

PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP KELEMBABAN KULIT KAKI PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS DI RSUD WANGAYA PENGARUH PEMBERIAN VIRGIN COCONUT OIL TERHADAP KELEMBABAN KULIT KAKI PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS DI RSUD WANGAYA Untuk Memenuhi Persyaratan Meperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh: NI KETUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kasus diabetes melitus di seluruh dunia telah meningkat dan merupakan penyebab utama kematian ke-enam di seluruh dunia (Nwanko, 2010). Jumlah kematian disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

ANALISIS KEKAMBUHAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE SELAMA SATU TAHUN DI RSUD BANYUMAS

ANALISIS KEKAMBUHAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE SELAMA SATU TAHUN DI RSUD BANYUMAS ANALISIS KEKAMBUHAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE SELAMA SATU TAHUN DI RSUD BANYUMAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : NOVIANI WIJAYASARI NIM. 1211020095

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kardiovaskuler menempati ranking pertama sebagai penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti Indonesia (Setianto, 2004). Penyakit kardiovaskuler

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 1 HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai

Lebih terperinci