MADE BAKTA KARDANA NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MADE BAKTA KARDANA NIM."

Transkripsi

1 SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: MADE BAKTA KARDANA NIM PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR JUNI, 2016

2 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Made Bakta Kardana NIM : Fakultas : Kedokteran Universitas Udayana Program Studi : Ilmu Keperawatan Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut. Denpasar, Juni 2016 Yang membuat pernyataan (Made Bakta Kardana)

3

4 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH Made Bakta Kardana 1, Putu Oka Yuli Nurhesti 2, Luh Putu Ninik Astriani 3 Abstrak Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik. Penggunaan media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam pengontrolan kekambuhan pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri hal ini disebabkan media audovisual tersebut lebih menarik serta melibatkan dua indera sehingga penerima informasi menajdi lebih cepat mengerti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Desain penelitian pre-experimental dengan rancangan one group pre test post test design. Sampel penelitian ini 30 responden yang didapat dengan menggunakan teknik purposive sampling, Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner persepsi pengontrolan kekambuhan. Hasil penelitian uji statistik menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test terhadap tiga variabel yakni persepsi, pengetahuan dan sikap pada tingkat kemaknaan 95% (α 0,05), maka didapatkan nilai p = 0,000 pada ketiga variabel. Ini berarti bahwa nilai p < α (0,05), dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Sehingga disarankan kepada petugas kesehatan untuk menggunakan media audio visual sebagai media pendidikan kesehatan dalam persamaan persepsi terkait pengontrolan kekambuhan asthma. Kata Kunci : metode audiovisual, asthma, persepsi pengontrolan kekambuhan

5 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada Penderita Asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada: 1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 3. Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep, MM, sebagai pembimbing utama yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 4. Ns. Luh Putu Ninik Astriani, S.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 5. Kepala ruangan Poliklinik Paru RSUP Sanglah yang telah memberikan kesempatan penelitian pada instansi yang dipimpin. 6. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral maupun spiritual. 7. Teman teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa semangat dan doa. 8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

6 Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang membangun. Denpasar, Juni 2016 Made Bakta Kardana

7 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR SINGKATAN... i ii iii iv v vii ix x xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Asthma Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan Media Audiovisual Konsep Dasar Persepsi Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Dalam Pengontrolan Kekambuhan Asthma BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Kerangka Kerja Tempat dan Waktu Penelitian Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan Data dan Analisa Data... 48

8 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pembahasan Keterbatasan Penelitian BAB VI SIMPULAN dan SARAN 6.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

9 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Klasifikasi Asthma Berdasarkan Tingkat Keparahannya Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Total Persepsi Penderita Asthma Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Penderita Asthma Dalam Pengontrolan Kekambuhan Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Audiovisual Tabel 5.5 Hasil Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Penderita Asthma Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi... 54

10 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Pre-Experimental Design Gambar 4.2 Skema Kerangka Kerja... 41

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Penjelasan Penelitian Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) Materi Pendidikan Kesehatan Kuesioner Penelitian Jadwal Penelitian Rencana Anggaran Penelitian Master Tabel Jumlah dan Lama Menonton Media Audiovisual SPSS Uji Normalitas dan Wilcoxon Sign Rank Test Persepsi Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan Lampiran 11 Surat Ijin Melakukan Studi Pendahuluan Lampiran 12 Surat Badan Penanaman Modal dan Perizinan Lampiran 13 Surat Kelaikan Etik (Ethical Clearance) Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian di Poliklinik RSUP Sanglah Lampiran 15 Lembar Konsultasi

12 DAFTAR SINGKATAN APE Depkes RI DM EIA FEV1 FVC GINA ISSAC NHLBI PDPI PEV PPOK Riskesdas RSUP SKRT TBC WHO : Arus Puncak Ekspirasi : Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Diabetes Melitus : Exercise Induced Asthma : Force Expiratory Volume dalam satu detik : Force Vital Capacity : Global Initiative for Asthma : International Study Asthma and Allergies in Childhood : National Heart, Lung and Blood Institute : Perhimpunan dokter paru Indonesia : Peak Expiratory Flow : Penyakit Paru Obstruksi Kronis : Riset Kesehatan Dasar : Rumah Sakit Umum Pusat : Survei Kesehatan Rumah Tangga : Tuberkulosis : World Health Organization

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini sedang mengalami pergeseran jenis penyakit yang ada di masyarakat, dari penyakit infeksi kearah penyakit non infeksi ataupun penyakit degeneratif. Hal ini diakibatkan karena semakin meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan juga adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat (Ikawati, 2011). Salah satu penyakit non infeksi yang banyak dijumpai di masyarakat yang menyerang baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua adalah penyakit asthma, dimana asthma merupakan suatu proses inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan elemennya. Proses inflamasi kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan hipersekresi kelenjar, sehingga terjadi pembatasan aliran udara di saluran pernapasan (GINA, 2011). Serangan asthma merupakan suatu episode gejalagejala berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, dan bunyi wheezing yang memburuk secara akut (NHLBI, 2007). World Health Organization (WHO) 2011, menyebutkan asthma sebagai penyakit lima besar penyebab kematian di dunia yang bervariasi antara 5-30% (berkisar 17,4%), lima penyakit paru utama yang menyebabkan kematian diseluruh dunia dengan presentase total 17,4%, masing-masing terdiri dari infeksi paru 7,2%, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) 4,8%, Tuberkulosis (TB) 3,0%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan asthma 0,3%. Sampai saat ini, penyakit asthma masih menujukkan prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data dari GINA (2011),WHO mencatat di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300 juta orang menderita asthma dan tahun 2025 diperkirakan jumlah penderita asthma meningkat hingga mencapai 400 juta. Selain itu setiap 250 orang, terdapat satu orang meninggal karena asthma setiap tahunnya. 1

14 Berdasarkan data WHO 2011 didapatkan bahwa di Indonesia kini sekitar 235 juta orang mengidap penyakit asthma, penyakit ini masuk ke dalam 10 besar penyebab kesakitan dan kematian, dari hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam Sastrawan, dkk (2008), menyebutkan prevalensi penderita asthma di Indonesia adalah sekitar 4%. angka ini konsisten dan prevalensi asthma sebesar 5-15%. Data studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di Indonesia, pada SKRT 2005, mencatat orang meninggal kaena asthma. Prevalensi asthma untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5% (PDPI, 2006). Di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Sanglah, terdapat 9 penyakit yang menjadi masalah utama dalam divisi paru terebut, diantaranya adalah asthma, bronkhtis, PPOK, Pneumoni, BE, TB, Efusi Pleura, Tumor Paru,dan Abses Paru, dalam enam bulan terakhir asthma menjadi penyakit tiga besar di Poliklinik RSUP Sanglah setelah TB dan Tumor Paru, dengan angka kejadian asthma enam bulan terakhir sejak bulan Januari hingga Juni 2015 berjumlah 256 kasus asthma (Register Poli Paru). Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik (WHO, 2011). Aktivitas pencegahan kekambuhan asthma adalah usaha yang dilakukan oleh pasien asthma sebagai upaya untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan asthma. Aktivitas pencegahan kekambuhan asthma yang dapat dilakukan adalah dengan menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan faktor pencetus serangan asthma dan menggunakan obat-obatan antiasthma. Persepsi masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan saat serangan asthma berlangsung hanya mengarah kearah penggunan obat-obatan antiasthma, padahal banyak jenis tindakan managemant asthma yang dapat dilakukan penderita asthma, diantaranya melakukan rehabilitasi medik berupa terapi latihan (therapeutic exercise) ataupun dengan lebih mengenal faktor alergen sebagai pencetus asthma tersebut (Perry & Potter, 2006). Pengenalan asthma secara lebih mendalam terkait faktor-faktor pencetus asthma serta tanda gejala yang muncul ketika kekambuhan terjadi dan komplikasi yang

15 ditimbulkan saat memburuknya kondisi asthma tersebut merupakan pendidikan kesehatan yang harus didapatkan oleh penderita asthma sebagai upaya dalam pengontorolan kekambuhan asthma kedepannya. Selain itu peran latihan fisik dalam patofisiologi asthma dan pengendalian penyakit telah menjadi fokus perhatian untuk dipertimbangkan. Kapasitas ventilasi yang lebih baik dan gejala yang berkurang terkait dengan asthma adalah keuntungan yang diperoleh dari latihan fisik untuk pasien asthmatik (Ram et al, 2010). Untuk mendapatkan manfaat optimal dari latihan pada penyandang asthma, maka latihan fisik yang diberikan harus mudah dilaksanakan tanpa menimbulkan efek samping. Terapi latihan untuk penyandang asthma tersebut dirangkai dalam satu paket senam yang dikenal dengan senam asthma. Selama ini masih terdapat keraguan dalam masyarakat mengenai latihan fisik (kegiatan jasmani) bagi penyandang asthma sebab latihan fisik atau kegitan jasmani kadang justru dapat mencetuskan serangan asthma yang dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma (EIA). Peranan latihan fisik/kegiatan jasmani bagi penyandang asthma juga penting artinya. Senam asthma juga berguna untuk mempertahankan dan atau memulihkan kesehatan. Senam asthma yang dilakukan secara teratur akan menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot pernafasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya menjadi lebih baik sehingga onset kekambuhan asthma dapat diminimalisir. Pendekatan melalui edukasi merupakan salah satu cara terbaik untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya pada masyarakat dan membantu individu mengembangkan kemampuan membuat keputusan dan memberikan pencitraan pada masyarakat untuk menggali dan mengembangkan sikap yang semestinya (Naidono & Wills, 2000). Hal ini dikarenakan sikap dan pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan hal penting dalam meningkatkan status kesehatan. Pendidikan kesehatan yang biasanya diberikan pada penderita asthma hanya melalui ceramah mengenai pencegahan kekambuhan, di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, penderita asthma setelah mendapatkan pengobatan secara medis juga mendapatkan pendidikan kesehatan terkait penyakitnya, pendidikan kesehatan yang diberikan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah berlangsung kurang lebih selama 1-2 menit yang dilakukan

16 secara lisan dengan materi utama yang disampaikan meliputi cara mencegah kekambuhan yakni dengan menggunakan obat-batan antiasthma dan penyebab alergi pada penderita tersebut, kurang mendalamnya edukasi yang diberikan oleh tenaga medis menjadi suatu masalah tersendiri bagi penderita asthma yang berkunjung di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, hal ini yang mungkin menjadi penyebab lonjakan kunjungan penderita asthma yang sempat berobat di Poliklinik Paru RSUP Sanglah datang kembali ke Poliklinik Paru karena terjadi kekambuhan lagi. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini, pemanfaatan teknologi sebagai media dalam peningkatan kualitas kesehatan pada masyarakat bukanlah hal yang awam lagi, salah satu jenis pemanfaatan teknologi tersebut adalah penggunaan media audiovisual, dimana media audiovisual digunakan sebagai upaya preventif dalam memberikan pendidikan kesehatan pada seseorang, media audiovisual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara, untuk menyajikan pesan-pesan baik berupa audio maupun visual (Sanaky, 2010). Penggunaan media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam pengontrolan kekambuhan pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri, dengan menggunakan media audiovisual, berbagai jenis latihan fisik yang dapat dilakukan pada penderita asthma dapat dilihat dan dilakukan dimanapun, selain itu melalui media tersebut pengenalan asthma secara lebih mendalam dapat ditambahkan sehingga persepsi masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan dapat lebih baik kedepannya. Penggunaan media audiovisual dalam upaya preventif dalam memanagement suatu penyakit juga didukung oleh beberapa penelitian, berdasarkan penelitian Asmawati (2014) diketahui bahwa peran pendidikan kesehatan melalui media audiovisual memiliki dampak baik terhadap peningkatan pengetahuan pada penderita hipertensi, melalui penggunaan media audiovisual maka akan membantu memperjalas informasi yang disampaikan, karena dapat lebih menarik, lebih interaktif, dapat mengatasi batasan ruang, waktu dan indera manusia. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian Wulan Novelia (2014) diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media audiovisual terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien Diabetes Melitus (DM) setelah diberikan penyuluhan kesehatan, edukasi melalui media audiovisual

17 mampu meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien DM tipe 2. Sebagian besar responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan memiliki pengetahuan yang baik. Pengetahuan tercipta karena lingkungan, pola didik, dan keingintahuan dari seseorang itu sendiri. Pengetahuan yang tinggi akan berdampak pada kesadaran dalam upaya meminimalisir penyakit yang salah satunya penyakit DM, serta dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan. Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, sebanyak lima orang penderita asthma diberikan kuesioner terkait penggunaan media audiovisual dan pendidikan kesehatan selama di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, dari lima orang responden tiga orang menyatakan bahwa tidak mengenal mengenai asthma sebelumnya hingga di rawat di Poliklinik Paru RSUP Sanglah dan mendapatkan penjelasan dari dokter diruangan terkait penyakit asthma yang dideritanya, namun kurang mendalamnya penjelasan diruangan membuat responden masih kebingungan dengan faktor yang menyebabkan kekambuhan asthma tersebut serta batasan aktivitas yang boleh dilakukan, sebanyak dua responden menyatakan bahwa sebelum masuk Poliklinik Paru RSUP Sanglah sudah mengenal asthma dan faktor penyebab kekambuhannya tersebut melalui membaca di internet ataupun edukasi dari keluarga yang bergerak dibidang kesehatan, penerapan metode audiovisual sebagai sarana edukasi belum pernah didapatkan penderita sebelumnya, selain itu responden yang digunakan yakni sebanyak lima orang telah memiliki alat yang dapat menampilkan audio dan visual, baik berupa handphone, laptop, ataupun DVD/VCD, serta dapat mengoprasikannya dengan baik secara mandiri. Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada Penderita Asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah?

18 1.3 Tujuan Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 2. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 3. Menganalisis persepsi penderita asthma sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual 1.4 Manfaat Manfaat Praktis 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat menjadi salah satu metode dalam pemberian pendidikan kesehatan di rumah sakit melalui metode audiovisual. 2. Bagi Pasien Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kekambuhan pada penderita dengan melakukan pengontrolan asthma sesuai dengan pendidikan kesehatan yang diberikan. 3. Bagi Mahasiswa Keperawatan Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode pendidikan kesehatan dalam proses pembelajaran ataupun saat terjun ke lapangan nantinya

19 1.4.2 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan perawat. Di samping itu juga dapat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan untuk mengembangkan evidence based nursing terkait cara pendidikan kesehatan yang lebih efektif. Manfaat lainnya adalah dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya.

SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA

SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA SKRIPSI PENGARUH TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKO TERHADAP SKOR KONTROL ASMA DI POLIKLINIK PARU RSUD WANGAYA OLEH: KADEK YUNITA PRADNYAWATI NIM. 1002105012 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA

PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA PENGARUH PELATIHAN KADER KESEHATAN JIWA TERHADAP PERSEPSI KADER DALAM MERAWAT ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA Studi Dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Timur Kota Denpasar Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMANYA PERAWATAN PADA PASIEN PASCA OPERASI LAPARATOMI DI INSTALASI RAWAT INAP BRSU TABANAN OLEH: NI LUH PUTU DEVI KUSUMAYANTI NIM : 1002105053 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk proses respirasi. Respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN FACEBOOK TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL MASALAH KEPERAWATAN PASIEN KANKER PADA MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS UDAYANA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN

PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI DESA PENARUKAN KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR TERHADAP PENURUNAN NYERI LUTUT PADA PASIEN DENGAN OSTEOARTRITIS DI PRAKTIK PERAWAT MANDIRI LATU USADHA ABIANSEMAL OLEH : GEDE DODIK KERISTIANTO NIM. 1002105035 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli

BAB I PENDAHULUAN. reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermiten yang bersifat reversible di mana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu yang

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN TERHADAP KECEMASAN ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG PUDAK RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: EKA WAHYU NINGSIH NIM. 1002105069 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE

SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE SKRIPSI PENGARUH SLOW-STROKE BACK MASSAGE DENGAN MINYAK ESENSIAL YLANG-YLANG (Cananga odorata) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI Studi Ini Dilakukan di PSTW Jara Mara Pati

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA

EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA EFEKTIFITAS RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI LUKA POST SEKSIO SESARIA Studi dilakukan di Ruang Bakung Timur RSUP Sanglah Denpasar Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH COG CO NITIV

PENGARUH COG CO NITIV SKRIPSI PENGARUH COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY (CBT) TERHADAP POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PASIEN POST KECELAKAAN LALU LINTAS DI RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH : NI PUTU DIAH PRABANDARI NIM. 1002105085

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1

SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1 SKRIPSI PENGARUH HOME CARE SERVICE TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA DI BANJAR TENGAH TAMPAKSIRING WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMPAKSIRING 1 OLEH: NI KADEK DWI LESTARI NIM. 1202105052 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG

PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG SKRIPSI PENGARUH MEDITASI TERHADAP TEKANAN DARAH PADA ORANG HIPERTENSI DI DESA BUNGBUNGAN KECAMATAN BANJARANGKAN KABUPATEN KLUNGKUNG OLEH: BAGUS ADI MARTHAYOGA NIM 1002105056 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK MAHASISWA DENGAN PERSEPSI CARING PADA MAHASISWA PSIK FK UNUD UntukMemenuhiPersyaratan MemperolehGelarSarjanaKeperawatan OLEH: NI NENGAH VERA SEKARENDRA NIM. 1202105087

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI

SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI SKRIPSI PENGARUH KELUARGA SEBAGAI KELOMPOK PENDUKUNG TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH LANSIA DM TIPE 2 DI DESA BATUAN KECAMATAN SUKAWATI OLEH: IDA AYU AGUNG SUKMA SASTRIKA NIM. 1102105053 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sistem pernapasan merupakan penyebab 17,2% kematian di dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 5,1%, infeksi pernapasan bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kisaran usia 5-14 tahun (Gerald dkk, 2004). Prevalens asma di Indonesia belum 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, terdapat sekitar 300 juta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat terjadi pada anak-anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN

TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN SKRIPSI PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN OLEH: NI PUTU ARY ISWARI NIM. 1002105064

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba

BAB 1 PENDAHULUAN. Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan. aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma adalah suatu inflamasi kronik dari saluran nafas yang menyebabkan aktivitas respirasi terbatas dan serangan tiba- tiba memerlukan tatalaksana segera dan kemungkinan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA Studi Dilakukan Di Wilayah Subak Desa Kenderan Tahun 2015 Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kelompok gangguan saluran pernapasan kronik ini. Dalam beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun penyakit asma mempunyai tingkat fitalitas yang rendah namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG. sedang berkembang. Asma merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BALAKANG Asma merupakan penyebab mortilitas dan morbiditas kronis sedunia dan terdapat bukti bahwa prevalensi asma meningkat dalam 20 tahun terakhir. Prevalensi penyakit asma

Lebih terperinci

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang

BAB I A. LATAR BELAKANG. morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang BAB I A. LATAR BELAKANG Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) merupakan penyebab utama dari morbiditas kronik dan mortalitas di seluruh dunia, sehingga banyak orang yang menderita akibat PPOK. PPOK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tingkat kesejahteraan dan kesehatan masyarakat merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan, tetapi masih banyak masyarakat di Indonesia yang belum peduli dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan, sehingga diperlukan suatu kajian yang lebih menyeluruh mengenai determinan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN MENGUNYAH MENGGUNAKAN PERMEN KARET TERHADAP JUMLAH SEKRESI SALIVA PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Oleh : NI MADE PUTRI KARUNIAWATI NIM. 1002105065 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERMAIN PUZZLE TERHADAP DAYA INGAT PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLBN-GIANYAR OLEH : NI PUTU OKTARIANI NIM. 1102105066 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVENSI EDUKASI TENTANG SELF MANAGEMENT LATIHAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP EFIKASI DIRI DAN PEAK EXPIRATORY FLOW RATE PASIEN PPOK

PENGARUH INTERVENSI EDUKASI TENTANG SELF MANAGEMENT LATIHAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP EFIKASI DIRI DAN PEAK EXPIRATORY FLOW RATE PASIEN PPOK PENGARUH INTERVENSI EDUKASI TENTANG SELF MANAGEMENT LATIHAN PURSED LIPS BREATHING TERHADAP EFIKASI DIRI DAN PEAK EXPIRATORY FLOW RATE PASIEN PPOK TESIS Oleh: EMDAT SUPRAYITNO NIM 20151050007 PROGRAM MAGISTER

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR

SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR SKRIPSI PENGARUH METODE PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK KELAS B1 TK KEMALA BHAYANGKARI 4 GIANYAR Oleh : NI KADEK WIDIAGUSTININGSIH NIM. 1002105022 KEMENTRIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I KETUT SUGIARSA NIM.

I KETUT SUGIARSA NIM. SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI Oleh: I KETUT SUGIARSA NIM. 1102105045

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2

SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2 SKRIPSI PENGARUH EDUKASI DUA LINTAS TERHADAP JUMLAH, JENIS, DAN JADWAL MAKAN PENDERITA DM TIPE 2 Studi Dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat OLEH : I PUTU ARYA SEDANA NIM. 1102105041 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT-PASIEN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI MADE ARTINI NIM. 1302115010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini zaman semakin berkembang seiring waktu dan semakin memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. Saat ini tingkat ozon naik hingga

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN ACTIVE LOWER ROM TERHADAP PERUBAHAN NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX PASIEN DM TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS II DENPASAR BARAT OLEH : PUTU WEDA SUARI NIM.1002105062 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asma adalah penyakit paru kronik yang sering terjadi di dunia. Data mengenai kematian akibat asma mengalami peningkatan dalam beberapa dekade terakhir (Mchpee

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN

PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN PENGARUH PEMBERIAN AUDIOVISUAL ANTENATAL CARE EDUCATION TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA UNTUK MENGHADAPI PERSALINAN Studi dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Denpasar Selatan II Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS II DENPASAR BARAT Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: DESAK PUTU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN 38 A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional, variabel bebas dan variabel terikat diobservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation

BAB I PENDAHULUAN. sering timbul dikalangan masyarakat. Data Report Word Healt Organitation 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah satunya adalah asma. Serangan asma masih merupakan penyebab utama yang sering timbul dikalangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dapat dicegah dan diobati, ditandai dengan keterbatasan aliran udara yang terus-menerus yang biasanya progresif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Tuberculosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT SEBAGAI PENYEBAB ASMA EKSASERBASI AKUT DI POLI PARU RSUP SANGLAH, DENPASAR, BALI TAHUN 2013 Data WHO 2013 dan Riskesdas 2007 menunjukkan jumlah penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini asma semakin berkembang menjadi penyakit pembunuh bagi masyarakat di dunia, selain penyakit jantung. Serangan yang terjadi akibat asma menjadi momok

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI KOMANG EMI APRILIANTARI NIM. 1302115033 KEMENTERIAN KEPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS UDAYANA Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM

SKRIPSI OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM SKRIPSI HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEMESTER VIII PROGRAM A UNIVERSITAS UDAYANA OLEH: LIA DWI JAYANTI NIM. 1002105036

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur

BAB I PENDAHULUAN. berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini, dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten yang ditandai dengan adanya trakea dan bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG NUSA INDAH RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG NUSA INDAH RSUP SANGLAH DENPASAR HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN MASKER PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI RUANG NUSA INDAH RSUP SANGLAH DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH NI WAYAN ASRI ARDIANI SAPUTRI NIM : 1002105023 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN

SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN SKRIPSI PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN OLEH : NI WAYAN NOVIANTARY LAKSMI P. NIM. 1002105034 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE

PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN ELASTIC BANDAGE BERMOTIF (STIKER) TERHADAP TINGKAT KOOPERATIF ANAK USIA PRA SEKOLAH SELAMA PROSEDUR INJEKSI IV (INTRA VENA) PERSET Studi Dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

Lebih terperinci

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR

PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR SKRIPSI PENGARUH RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUMAH SINGGAH KANKER DENPASAR OLEH : KADEK DIAN PRAPTINI NIM. 1002105029 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN)

SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN ANAK PRASEKOLAH (5-6 TAHUN) Studi Dilakukan di PAUD Widya Kusuma & PAUD Bina Mekar OLEH : NI WAYAN YATI

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Blessed Information Memory Concentration. : Blessed Orientation Memory Concentration. : Functional Activitie Questionnaire

DAFTAR SINGKATAN. : Blessed Information Memory Concentration. : Blessed Orientation Memory Concentration. : Functional Activitie Questionnaire DAFTAR SINGKATAN Lansia TTS BIMC BOMC FAQ STMS CDT MMSE SSP : Lanjut Usia : Teka Teki Silang : Blessed Information Memory Concentration : Blessed Orientation Memory Concentration : Functional Activitie

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK WIDYA KUMARA SARI DENPASAR TAHUN 2015

SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK WIDYA KUMARA SARI DENPASAR TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TAMAN KANAK-KANAK WIDYA KUMARA SARI DENPASAR TAHUN 2015 OLEH KOMANG TATIS YUNNY WULANDARI 1102105046 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan dunia yang tidak hanya terjangkit di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global Initiatif for Asthma

Lebih terperinci

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR PENGARUH STIMULASI DUA DIMENSI TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI RSUP SANGLAH DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Oleh NI LUH EKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif yang menimbulkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas,

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH MCKENZIE EXTENSION EXERCISE TERHADAP TINGKAT PENURUNAN SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI KANTOR SAMSAT KABUPATEN KARANGASEM

SKRIPSI PENGARUH MCKENZIE EXTENSION EXERCISE TERHADAP TINGKAT PENURUNAN SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI KANTOR SAMSAT KABUPATEN KARANGASEM SKRIPSI PENGARUH MCKENZIE EXTENSION EXERCISE TERHADAP TINGKAT PENURUNAN SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEGAWAI KANTOR SAMSAT KABUPATEN KARANGASEM OLEH : PUTU PANDE EKA SUPUTRI NIM. 1102105016 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut. 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut. A. Latar Belakang Aktivitas kehidupan manusia sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuberkulosis atau TB (singkatan yang sekarang ditinggalkan adalah TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Pada tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG NYERI DENGAN KEMAMPUAN MENILAI NYERI PADA PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK DI RUANG ICU RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) adalah penyakit yang dapat dicegah dan diobati, yang ditandai oleh adanya keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa ABSTRAK Halusinasi adalah gangguan jiwa pada individu yang dapat ditandai dengan perubahan persepsi sensori, dengan merasakan sensasi yang tidak nyata berupa suara, penglihatan, perabaan, pengecapan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) mengartikan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disingkat PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS

SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS SKRIPSI HUBUNGAN KEPATUHAN PERAWAT MELAKSANAAN PRINSIP PEMBERIAN TERAPI CAIRAN INTRAVENA DENGAN KEJADIAN PLEBITIS Studi dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah SoE, Kabupaten Timor Tengah

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK RINDIK TERHADAP KEMAMPUAN MENDENGAR PASIEN PRESBIKUSIS DI BANJAR JUWET DESA ABIANSEMAL

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK RINDIK TERHADAP KEMAMPUAN MENDENGAR PASIEN PRESBIKUSIS DI BANJAR JUWET DESA ABIANSEMAL PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK RINDIK TERHADAP KEMAMPUAN MENDENGAR PASIEN PRESBIKUSIS DI BANJAR JUWET DESA ABIANSEMAL Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : NYOMAN SUKMA SARIANI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah hidup di zaman yang semakin berkembang, banyaknya inovasi yang telah bermunculan, hal ini sangat memberi berbagai dampak, baik itu dampak positif

Lebih terperinci

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan

Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan Studi Perilaku Kontrol Asma pada Pasien yang tidak teratur di Rumah Sakit Persahabatan Herry Priyanto*, Faisal Yunus*, Wiwien H.Wiyono* Abstract Background : Method : April 2009 Result : Conclusion : Keywords

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ASI DENGAN MOTIVASI IBU PRIMIPARA UNTUK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI RS BALIMED OLEH: NI MADE RAI SURYATI NIM. 1202115036 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional di mana variabel bebas dan variabel tergantung diobservasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah

Lebih terperinci

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAH ASMAPADA Ny. L DI RT 06 RW 02 DESA KUDU KELURAHAN BAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU 1 PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah 4,5 %. Prevalensi asma

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR SKRIPSI PENGARUH PREOPERATIVE TEACHING TERHADAP PELAKSANAAN MOBILISASI DINI PASIEN PASCA BEDAH APPENDECTOMY DI RSUP SANGLAH DENPASAR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang The Global Initiative For Asthma (GINA) menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari asma sedunia. Semakin meningkatnya jumlah penderita asma di dunia membuat berbagai badan

Lebih terperinci

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada. Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan

Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada. Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan Pengaruh Terapi Sinema Terhadap Kecemasan Praoperatif pada Anak Usia Sekolah di RSUP. H. Adam Malik Medan SKRIPSI Oleh : Maristha Roswati 111101121 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh. Ida Bagus Adi Gangga Putra NIM :

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Oleh. Ida Bagus Adi Gangga Putra NIM : SKRIPSI PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT YANG DIBERIKAN KOMPRES AIR HANGAT DENGAN KOMPRES JAHE MERAH DI DESA TIANYAR TENGAH KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma

BAB I PENDAHULUAN. bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma bronkus. 3 Global Initiative for Asthma (GINA) membagi asma menjadi asma BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan penyakit saluran pernafasan kronik yang menjadi masalah kesehatan di masyarakat.

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII

SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII SKRIPSI PENGARUH TERAPI AKUPRESUR SANYINJIAO POINT TERHADAP INTENSITAS NYERI DISMENORE PRIMER PADA MAHASISWI SEMESTER VIII PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Studi dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit asma (Medlinux, (2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA

PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA PENGARUH YOGA TERHADAP KONTROL ASMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Fisioterapi Disusun Oleh: NOVI LIQMAYANTI Nim : J120110036 PROGRAM STUDI S1 FISOTERAPI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terkait disiplin Ilmu Kesehatan Anak khusunya bagian Respirologi, Alergi & Imunologi, serta Ilmu Fisiologi. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern saat ini, gaya hidup manusia masa kini tentu sudah mengalami perubahan yang sangat besar. Saat ini orang cenderung memiliki gaya hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asma merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di berbagai negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011). Asma merupakan penyakit inflamasi

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA LAMA SENAM ASMA DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BBKPM) SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Asma bronkial merupakan penyakit kronik tidak menular yang paling sering dan paling banyak ditemui menyerang anak-anak maupun dewasa. Asma sendiri berkorelasi

Lebih terperinci