II. TINJAUAN PUSTAKA. produsen pisang dunia. Indonesia sendiri telah memproduksi sebanyak 6,20% dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA. produsen pisang dunia. Indonesia sendiri telah memproduksi sebanyak 6,20% dari"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Kepok Pisang (Musa sp.) merupakan buah yang umum ditemui di daerah manapun di Indonesia. Indonesia juga merupakan salah satu negara yang dikenal sebagai produsen pisang dunia. Indonesia sendiri telah memproduksi sebanyak 6,20% dari total produksi pisang dunia dan 50% dari total produksi pisang di Asia (Satuhu et al., 2008). Menurut Anonim (2009c), volume produksi pisang di Indonesia dari tahun 2007, 2008, dan 2009 berturut-turut adalah sebesar ton, ton, dan ton. Indonesia memiliki daerah sebaran produksi buah pisang yang luas. Hampir seluruh wilayah di Indonesia merupakan daerah penghasil pisang, baik yang ditanam di pekarangan maupun ladang, dan sebagian sudah ada dalam bentuk perkebunan. Jenis pisang yang ditanam mulai dari pisang untuk olahan (plantain) sampai jenis pisang komersial (banana) yang bernilai ekonomi tinggi. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bogor, Purwakarta, Indramayu, Cirebon, Serang), Jawa Tengah (Demak, Pati, Banyumas, Sidorejo, Kesugihan, Kutosari, Pringsurat, Pemalang), Jawa Timur (Banyuwangi, Malang), Sumatera Utara (Padang Sidempuan, Natal, Samosir, Tarutung), Sumatra Barat (Sunyang, Baso, Pasaman), Sumatera Selatan (Tebing Tinggi, OKI, OKU, Baturaja), Lampung (Kayu Agung, Metro), Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Barat (Prabawati et al., 2008). Jenis pisang yang dijumpai di Indonesia pun ada bermacam-macam. Salah satu jenis pisang yang cukup banyak dijumpai di pasaran adalah pisang kepok 6

2 7 (Musa paradisiaca formatypica). Berikut adalah kedudukan tanaman pisang kepok dalam taksonomi tumbuhan (Satuhu dan Supriyadi, 2008). Kingdom : Plantae Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta : Liliopsida : Zingiberales : Musaceae : Musa : Musa paradisiaca formatypica Pisang kepok merupakan salah satu jenis pisang yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Di Indonesia, buah pisang kepok umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pisang goreng, keripik, dan aneka makanan tradisional lainnya. Dari industri olahan pisang kepok itu, dihasilkan limbah kulit pisang dengan volume yang cukup besar. Kulit pisang kepok itu sendiri masih jarang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pangan. Padahal menurut Munadjim (1988), kulit pisang menyusun sekitar 1/3 bagian dari pisang yang masih utuh. Limbah kulit tersebut umumnya hanya dibuang sebagai limbah organik atau digunakan sebagai makanan ternak, seperti sapi, kambing dan kerbau (Susanti, 2006). Salah satu kelebihan kulit pisang adalah mengandung berbagai zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh, seperti karbohidrat, serat kasar, kalsium, zat besi dan fosfor. Serat kasar berfungsi untuk mencegah terjadinya kanker usus dengan mempersingkat waktu transit feses pada saluran pencernaan sehingga bakteri patogen yang terdapat pada feses tidak mempunyai waktu yang cukup untuk

3 8 membentuk senyawa patogen (Manurung, 2007). Kalsium dapat digunakan oleh tubuh untuk pembentukan matriks tulang dan mencegah terjadinya pengeroposan tulang (Lane, 2001). Zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Martin dan Ford, 2001). Fosfor bersama dengan kalsium berperan dalam proses pembentukan tulang (Meikawati et al., 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Dewati (2008) memberikan informasi bahwa kadar gula pereduksi yang terkandung dalam kulit pisang kepok adalah sebesar 7,62%. Gula tersebut dapat menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme yang membutuhkan gula selama proses fermentasi. Kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam 100 gram kulit pisang kepok dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kulit Pisang Kepok No. Komposisi Kulit Pisang Kepok Satuan Kadar 1 Air % 73,60 2 Protein % 2,15 3 Lemak % 1,34 4 Gula pereduksi % 7,62 5 Pati % 11,48 6 Serat kasar % 1,52 7 Abu % 1,03 8 Vitamin C mg/100 g 36 9 Mineral Ca mg/100 g 31 Fe mg/100 g 26 P mg/100 g 63 Sumber: Dewati (2008) 2.2 Kacang Hijau Kacang-kacangan (Leguminosa) sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

4 9 merupakan sumber protein yang baik, dengan kandungan protein berkisar antara 20-35% (Astawan, 2009). Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan tanaman tropis berumur pendek dan dapat tumbuh di daerah bercurah hujan rendah. Tanaman ini dapat tumbuh hampir di semua wilayah di Indonesia. Menurut Anonim (2015) jumlah produksi kacang hijau di Indonesia pada tahun 2013, 2014, dan 2015 secara berturut-turut adalah sebesar ton, ton, dan ton. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) Leguminosae yang banyak varietasnya. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 1997). Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas Ordo Famili Genus : Dicotyledonae : Leguminales : Leguminosae : Phaseolus Spesies : Phaseolus radiatus L. Kacang hijau merupakan sumber protein nabati. Protein kacang hijau mengandung asam amino leusin, arginin, isoleusin, valin, dan lisin (Rukmana, 1997). Selain protein, kacang hijau juga merupakan sumber kalori, vitamin, dan mineral yang cukup tinggi. Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram kacang hijau disajikan pada Tabel 2.

5 10 Tabel 2. Kandungan Gizi Kacang Hijau per 100 gram Zat Gizi Satuan Biji Kacang Hijau Energi kkal 345 Protein g 22.2 Lemak g 1.2 Karbohidrat g 62.9 Kalsium mg 125 Fosfor mg 320 Besi mg 7 Vitamin A SI 157 Vitamin B1 mg 0.64 Vitamin C mg 6 Sumber: Anonim (1989) Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Kandungan asam lemak tak jenuh pada kacang hijau menjadikan kacang ini baik jika dikonsumsi bagi mereka yang menderita obesitas untuk menurunkan berat badan (Triyono et al., 2010). Vitamin A berfungsi untuk menunjang indera penglihatan (Kartasapoetra dan Marsetyo, 2003). Vitamin B1 yang terkandung dalam kacang hijau berfungsi untuk mencegah penyakit beri-beri, membantu proses pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan, memperbaiki saluran pencernaan, dan memaksimalkan kerja syaraf (Firlana et al., 2010). Vitamin B1 itu sendiri merupakan bagian dari koenzim yang berperan penting dalam oksidasi karbohidrat untuk diubah menjadi energi (Triyono et al., 2010). 2.3 Susu Susu adalah makanan cair yang diproduksi oleh kelenjar susu mamalia betina sehat yang sedang mengalami laktasi. Susu itu sendiri dapat dikatakan sebagai bahan makanan seimbang dan bernilai gizi tinggi karena mengandung hampir semua zat-zat makanan, seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin.

6 11 Menurut Santosa dan Budiana (2014), susu merupakan sumber kalsium, fosfor, vitamin B dan protein yang sangat baik. Dalam kehidupan sehari-hari, kata susu juga digunakan untuk minuman yang dikategorikan sebagai pengganti susu hewani yang berasal dari kacang atau tumbuhan lain, seperti susu kacang hijau, susu kedelai, susu kelapa (coconut milk), dan susu beras (tajin). Susu yang menggunakan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan disebut dengan susu nabati (Hasim dan Martindah, 2008). Masyarakat umumnya lebih akrab dengan susu sapi dibandingkan jenis susu yang lain. Hal ini dikarenakan susu sapi mudah ditemui di supermarket dan telah disajikan dalam berbagai bentuk kemasan yang menarik di pasaran. Namun harga susu yang mahal menyebabkan tidak semua kalangan mampu untuk membelinya. Selain itu, kandungan laktosa dalam susu sapi menyebabkan orang-orang yang memiliki lactose intolerance kesulitan untuk mengonsumsi susu sapi. Hal ini mendorong munculnya minuman alternatif pengganti susu sapi. Hasil penelitian Kusmartono dan Wijayati (2012) menyebutkan bahwa susu yang terbuat dari kulit pisang kepok dan kacang hijau dengan perbandingan 2:1 memiliki kandungan karbohidrat sebesar 12,14%, protein sebesar 8,83%, dan lemak sebesar 0,12%. Selain itu, kulit pisang kepok dan kacang hijau itu sendiri kaya akan zat gizi, seperti fosfor, kalsium, serat, vitamin, dan antioksidan. Kacang hijau mengandung enzim lipoksigenase yang dapat menyebabkan munculnya rasa dan bau yang langu pada susu. Enzim ini dapat diinaktifkan dengan menambahkan air panas yang bersuhu o C pada saat proses penggilingan kacang (Purwaningsih, 2007).

7 Sukrosa Sukrosa merupakan jenis gula dalam golongan disakarida yang memiliki peranan penting dalam industri pangan. Sukrosa akan berubah menjadi dua molekul monosakarida apabila dihidrolisis, yaitu menjadi glukosa dan fruktosa (Sastrohamidjojo, 2005). Sukrosa banyak ditemukan pada tebu, bit, dan siwalan. Menurut Fennema (1985), fungsi sukrosa yang merupakan gula pada umumnya adalah untuk membantu dalam pembentukan tekstur produk, memberi flavor melalui reaksi pencoklatan, dan memberi rasa manis. Sukrosa dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi bakteri asam laktat (BAL) pada proses pembuatan yoghurt. Menurut Misrianti (2013), perlakuan penambahan sukrosa diduga dapat memberikan nutrisi tambahan bagi BAL untuk metabolisme dan pertumbuhan sel. Dengan tersedianya nutrisi yang optimal, maka aktivitas BAL akan meningkat sehingga menyebabkan jumlah asam hasil metabolisme juga meningkat. Kandungan sukrosa yang terlalu tinggi juga dapat berpengaruh negatif bagi pertumbuhan BAL. Setiap bakteri memiliki level toleransi yang berbeda terhadap sukrosa. Kandungan sukrosa yang direkomendasikan untuk pembuatan susu fermentasi yaitu di bawah 8 10 gram per 100 g susu. Namun, beberapa strain bakteri yoghurt mempunyai toleransi yang tinggi terhadap sukrosa (Tamime, 2006). 2.5 Yoghurt Yoghurt merupakan salah satu minuman olahan susu fermentasi oleh jenis bakteri asam laktat (BAL), seperti Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Shima et al., 2012). Yoghurt umumnya terbuat dari susu hewani

8 13 seperti susu sapi, susu kuda, maupun susu kambing, dan dapat juga terbuat dari susu nabati termasuk susu kacang dari jenis kacang-kacangan. Berdasarkan flavor yang ditambahkan, yoghurt dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain: (1) natural (plain) yoghurt, yaitu yoghurt dengan kandungan asam yang tinggi dan tidak diberi penambahan flavor, (2) fruit yoghurt, yaitu yoghurt yang ditambahkan buah dan pemanis, dan (3) flavored yoghurt, yaitu yoghurt yang diberi pewarna dan flavor sintetik (Tamime dan Robinson, 1989). Pembuatan yoghurt sebenarnya adalah fermentasi laktosa oleh kultur bakteri untuk menghasilkan asam laktat. Kultur yoghurt mempunyai peranan penting dalam proses asidifikasi dan fermentasi susu. Berikut merupakan proses pembuatan yoghurt secara umum (Wahyudi dan Samsundari, 2008): 1. Homogenisasi Perlakuan homogenisasi bertujuan untuk mencegah timbulnya lapisan lemak pada permukaan susu dengan cara memecah globula-globula lemak menjadi kecil dan seragam sehingga lebih stabil dan diperoleh yoghurt dengan tekstur yang halus. Bila bahan dasar dicampur dengan bahan lain untuk meningkatkan jumlah zat padatnya maka proses homogenisasi dapat meratakan campuran sehingga dapat meningkatkan viskositas yang dihasilkan. 2. Pasteurisasi Tahap pasteurisasi bertujuan untuk menginaktifkan enzim dan membunuh mikroorganisme patogen dalam susu. Suhu pasteurisasi yang digunakan adalah o C selama menit.

9 14 3. Pendinginan Pendinginan dilakukan secara cepat sampai suhu mencapai o C untuk menghindari kontaminasi. Suhu tersebut merupakan suhu yang dapat digunakan untuk pertumbuhan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. 4. Inokulasi Inokulasi merupakan penambahan bakteri starter pada susu setelah proses pendinginan. 5. Inkubasi Inkubasi dilakukan sampai diperoleh flavor yang khas dan kenampakan yang semi kental padat. Inkubasi dilakukan pada suhu o C. Kualitas hasil akhir yoghurt dipengaruhi oleh komposisi dan preparasi kultur starter. Contoh BAL yang umum digunakan dalam pembuatan yoghurt secara tradisional adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus (Irkin dan Eren, 2008). Untuk memperoleh yoghurt yang mempunyai tekstur dan flavor yang baik, digunakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus dengan perbandingan 1:1 (Vedamuthu, 1982). Secara umum, fungsi utama dari kultur ini adalah untuk memproduksi asam laktat dari gula yang terdapat pada susu sehingga menyebabkan terbentuknya curd. Selama fermentasi, terjadi proses hidrolisis pada protein susu, penurunan ph, peningkatan viskositas, dan metabolisme dari mikroorganisme menyebabkan terbentuknya rasa yang khas pada yoghurt. Selain itu, ph rendah yang terbentuk mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen yang tidak diinginkan (Opara et al., 2013). Aktivitas enzim proteolitik dari Lactobacillus bulgaricus menyebabkan terurainya protein susu, dan menghasilkan asam-asam amino dan

10 15 peptida-peptida yang akan menstimulasi pertumbuhan Streptococcus thermophilus (Hidayat et al., 2006). Kultur bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus yang ditambahkan memiliki tugas atau fungsi yang berbeda. Selama pertumbuhan, Streptococcus thermophilus akan berkembang lebih cepat daripada Lactobacillus bulgaricus dengan mengawali pembentukan asam laktat melalui fermentasi laktosa dan pertumbuhan ini akan terus berlangsung hingga susu mencapai ph 5,0 (Sfakianakis et al., 2014), sedangkan Lactobacillus bulgaricus berperan dalam menghasilkan aroma melalui produksi asam laktat dan asetaldehid (Winarno, et al., 2003). Ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi karakteristik yoghurt. Salah satu faktor tersebut adalah konsentrasi gula. Penggunaan gula dalam industri pangan umumnya berfungsi sebagai penambah cita rasa (Maryana, 2014). Dalam pembuatan yoghurt, fungsi gula tidak hanya dijadikan sebagai pemanis, melainkan dimanfaatkan oleh BAL sebagai sumber energi, pertumbuhan, dan menghasilkan metabolit berupa asam laktat selama proses fermentasi. Hal tersebut berkaitan dengan peningkatan jumlah sel bakteri, dimana semakin banyak sel bakteri yang ada, maka sukrosa akan semakin banyak digunakan untuk metabolisme sel. Namun, konsentrasi gula yang terlalu tinggi menyebabkan kondisi lingkungan menjadi hipertonik sehingga cairan dalam sel mikroorganisme mengalir keluar yang mengakibatkan terjadinya dehidrasi dan pengkerutan sel mikroorganisme atau yang biasa disebut dengan peristiwa plasmolisis (Maryana, 2014). Oleh karena itu, diperlukan konsentrasi gula yang tepat agar BAL yang diinokulasikan ke dalam

11 16 susu dapat berkembangbiak secara maksimal dan menghasilkan yoghurt dengan karakteristik yang baik. Kegiatan produksi suatu produk pangan memerlukan acuan agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen. Salah satu contoh acuan yang dapat digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Yoghurt yang dihasilkan sebaiknya memenuhi syarat SNI yang mencantumkan tentang kriteria karakteristik yoghurt secara umum. SNI untuk yoghurt dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. SNI No tentang Yoghurt No. Kriteria Uji Satuan Yogurt Yogurt rendah lemak Yogurt tanpa lemak 1 Keadaan 1.1 Penampakan - cairan kental-padat 1.2 Bau - normal/khas 1.3 Rasa - asam/khas 1.4 Konsistensi - homogen 2 Kadar lemak (b/b) % min. 3,0 0,6-2,9 maks. 0,5 3 Total padatan susu bukan lemak (b/b) % min. 8,2 4 Protein (Nx6,38) (b/b) % min. 2,7 5 Kadar abu (b/b) % maks. 1,0 6 Keasaman (dihitung sebagai asam laktat) (b/b) % 0,5-2,0 7 Cemaran logam 7.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 0,3 7.2 Tembaga (Cu) mg/kg maks. 20,0 7.3 Timah (Sn) mg/kg maks. 40,0 7.4 Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,03 8 Arsen mg/kg maks. 0,1 9 Cemaran mikroba 9.1 Bakteri coliform koloni/g maks Salmonella - negatif/25 g 9.3 Listeria monocytogenes - negatif/25 g 10 Jumlah bakteri starter koloni/g min Sumber: Anonim (2009a)

12 17 Konsumsi susu fermentasi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Manfaat tersebut yaitu memacu pertumbuhan karena dapat meningkatkan pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi, dapat mengurangi atau membunuh bakteri jahat dalam saluran pencernaan, dapat menormalkan kerja usus besar (mengatasi konstipasi dan diare), memiliki efek anti kanker, dapat mengatasi masalah Lactose intolerance, berperan dalam detoksifikasi dan mengatasi stress, serta mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah (Robinson et al., 1999). Bakteri asam laktat yang terdapat dalam susu fermentasi juga bisa memberikan manfaat positif bagi kesehatan, khususnya menjaga keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan. Produk akhir susu fermentasi yang demikian dikenal sebagai makanan fungsional (Surono, 2004). 2.6 Bakteri Asam Laktat (BAL) Menurut Yildiz (2010), bakteri asam laktat merupakan bakteri yang pada umumnya digunakan dalam fermentasi susu. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram positif berbentuk kokus atau batang, tidak membentuk spora, suhu optimum ±40 o C, pada umumnya tidak motil, bersifat anaerob, katalase negatif dan oksidase positif, dengan asam laktat sebagai produk utama fermentasi karbohidrat. Sifat-sifat khusus bakteri asam laktat adalah mampu tumbuh pada kadar gula, alkohol, dan garam yang tinggi, serta mampu memfermentasikan monosakarida dan disakarida (Syahrurachman, 1994). Berdasarkan produk yang dihasilkan selama fermentasi, BAL dibedakan menjadi homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri homofermentatif menghasilkan produk fermentasi tunggal yaitu asam laktat, sedangkan bakteri

13 18 heterofermentatif memproduksi asam laktat dan etanol (Bamforth, 2005). Pencampuran beberapa jenis mikroorganisme dapat menghasilkan citarasa yang unik dan sampai sekarang masih terus diteliti (Yildiz, 2010). Bakteri homofermentatif akan menghasilkan asam laktat sebagai produk utama. Asam laktat tersebut merupakan hasil dari pemecahan glukosa menjadi piruvat yang kemudian diubah menjadi asam laktat melalui jalur glikolisis. Bila pada suatu makanan terkandung gula disakarida seperti laktosa atau sukrosa, maka mikroorganisme akan melakukan hidrolisis gula tersebut. Laktosa akan dipecah menjadi galaktosa dan glukosa oleh enzim laktase, sedangkan sukrosa akan dipecah menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase (Ray, 2004).

14 19 Fruktosa Glukosa ATP ADP ATP ADP Glukosa-6-fosfat Fruktosa-6-fosfat ATP ADP 2 Gliseraldehid-3-fosfat 2 P i 2 NAD + 2 NADH 4 ATP 4 ADP 2-piruvat 2 NAD + 2 NADH 4 ATP 4 ADP 2-Laktat Gambar 1. Metabolisme homofermentatif bakteri asam laktat (Prescott et al., 2002)

15 20 Glukosa Fruktosa Glukosa-6-fosfat ATP ADP Fruktosa-6-fosfat ATP ADP 6-fosfoglukonat 2 NAD + 2 NADH 2 NAD + CO 2 2 NADH Ribulosa-5-fosfat Xilulosa-5-fosfat ATP ADP Gliseraldehid-3-fosfat Asetil fosfat Asetat NAD + NADH NADH NAD + Piruvat Laktat 2 P i 2 ADP 2 ATP P i Asetil CoA Asetaldehid CoA NADH NAD + NADH NAD + Etanol Gambar 2. Metabolisme heterofermentatif bakteri asam laktat (Prescott et al., 2002)

16 21 Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus merupakan contoh BAL yang umum digunakan sebagai starter dalam proses pembuatan yoghurt. Streptococcus thermophilus adalah bakteri gram positif, berbentuk bulat (kokus) dan membentuk rantai, dan mempunyai nilai ekonomis penting dalam industri susu (Sumanti, 2008). Bakteri ini tergolong homofermentatif, yaitu bakteri yang dalam proses fermentasinya menghasilkan lebih dari 85% asam laktat, sedangkan suhu optimum pertumbuhannya o C, dengan ph optimum 6,5, dan tidak dapat tumbuh pada suhu 10 o C (Helferich dan Westhoff., 1980). Taksonomi Streptococcus thermophilus berdasarkan Vos et al., (2009) adalah sebagai berikut. Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Procariota : Firmicutes : Bacilli : Lactobacillales : Streptococcaceae : Streptococcus : Streptococcus salivarus Subspecies : Streptococcus salivarus subspecies thermophilus Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri gram positif, berbentuk batang dan membentuk pasangan atau rantai (Sumanti, 2008). Bakteri ini dapat tumbuh pada suhu optimum o C dan tumbuh optimal pada ph 5,5-6,2 (Vos et al., 2009). Taksonomi Lactobacillus bulgaricus berdasarkan Vos et al., (2009) adalah sebagai berikut.

17 22 Kingdom Filum Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Procariota : Firmicutes : Bacilli : Lactobacillales : Lactobacillaceae : Lactobacillus : Lactobacillus delbrueckii Subspecies : Lactobacillus delbrueckii subspecies bulgaricus Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus memecah laktosa (gula susu) dan menghasilkan asam laktat. Asam ini sekaligus mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa sehingga orang yang tidak toleran terhadap susu murni dapat mengonsumsi yoghurt tanpa mendapat masalah kesehatan (Saraswati, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada dinding-dinding alveoli dalam pundi susu hewan yang sedang menyusui anaknya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Yoghurt Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah pisang di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yoghurt merupakan proses fermentasi dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Yoghurt Yoghurt atau yogurt adalah produk yang dihasilkan melalui fermentasi bakteri pada susu. Berbagai jenis susu dapat digunakan untuk membuat yoghurt, tapi produksi yoghurt

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk olahan yang merupakan fermentasi dari susu yang telah lama dikenal dan memiliki rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu

Lebih terperinci

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Hampir semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh kita terdapat dalam susu. Susunan nilai gizi yang sempurna ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah cairan yang dihasilkan dari sekresi kelenjar mammae hewan mamalia yang fungsi utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak hewan yang baru lahir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Susu Kedelai Susu kedelai adalah salah satu hasil pengolahan yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein,

PENDAHULUAN. mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai vitamin, dan mineral (Widodo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein sebagai salah satu komponen gizi yang dibutuhkan manusia. Protein ini dapat diperoleh dari bahan nabati ataupun hewani. Dari bahan hewani salahs atunya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jagung Jagung (Zea Mays L.) merupakan tanaman yang populer di seluruh dunia. Asal tanaman jagungdari Amerika, dimana tergolong famili rumputrumputan (Graminaceae) yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau. Bahan dasar dadih yang sering digunakan yaitu susu kerbau segar yang difermentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME.

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Judul Program KERIPIK PISANG ANEKA RASA BERBASIS PEMASARAN KOPERASI SISWA SEKOLAH SEBAGAI BENTUK KERJA SAMA MUTUALISME. B. Latar Belakang Potensi produksi buah pisang di Indonesia

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroorganisme tersebar luas di alam seperti di udara, air, tanah, dalam saluran pencernaan hewan, pada permukaan tubuh dan dapat dijumpai pula pada pangan. Mikroorganisme

Lebih terperinci

2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai

2 mikrometer, lebih kecil dari pada ukuran butiran lemak susu sapi yang mencapai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Kambing Susu adalah cairan yang berasal dari ambing sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar, yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman nangka merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang banyak digunakan masyarakat. Buah nangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu tanaman anggota kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein nabati yang paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis kacang-kacangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah pisang merupakan buah yang sering dikonsumsi oleh masyarakat dibandingkan dengan buah yang lain. Buah pisang memiliki kandungan gizi yang tinggi, diantaranya mengandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beras adalah salah satu jenis sereal yang dikonsumsi hampir satu setengah populasi manusia dan kira-kira 95% diproduksi di Asia (Bhattacharjee, dkk., 2002). Terdapat beberapa

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Whey Whey adalah hasil dari pembuatan keju secara tradisional ataupun modern dalam jumlah banyak yaitu ± 83% dari volume susu yang digunakan. Pembuatan semihard cheese dan soft

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dipasteurisasi kemudian difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini makanan atau minuman fungsional sangat mudah ditemukan, salah satunya adalah yogurt. Menurut Standar Nasional Indonesia (2009), yogurt merupakan produk yang

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengenalan Ubi Jalar Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis Amerika. Ubi jalar dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di pegunungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt merupakan salah satu produk minuman susu fermentasi yang populer di kalangan masyarakat. Yoghurt tidak hanya dikenal dan digemari oleh masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu produk pangan yang memiliki banyak manfaat bagi proses metabolisme tubuh karena mengandung berbagai nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,

Lebih terperinci

Susu Fermentasi dan Yogurt

Susu Fermentasi dan Yogurt Susu Fermentasi dan Yogurt A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui dan mampu melakukan proses fermentasi pada produk susu B. PENDAHULUAN Susu segar mengandung berbagai komponen zat gizi lengkap yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. energi yang tidak kalah besar dibanding buahnya, begitu juga kandungan

TINJAUAN PUSTAKA. energi yang tidak kalah besar dibanding buahnya, begitu juga kandungan TINJAUAN PUSTAKA Biji Nangka Biji nangka diketahui banyak mengandung karbohidrat, protein, dan energi yang tidak kalah besar dibanding buahnya, begitu juga kandungan mineralnya seperti kalsium dan fosfor

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi buah tropis di Indonesia cukup beragam, salah satu buah yang dibudidayakan adalah buah nanas yang cukup banyak terdapat di daerah Lampung, Subang, Bogor,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt merupakan sejenis produk susu terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja merupakan salah satu sasaran pembangunan di Indonesia. Salah satu

Lebih terperinci

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar PENDAHULUAN Latar Belakang Susu merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar mengingat banyaknya kasus gizi buruk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri yang bersifat asam. Bakteri yang digunakan untuk fermentasi yoghurt adalah biakan campuran Lactobacillus

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Merah Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah atau kacang jogo ini mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis, yaitu Phaseolus vulgaris

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013) dalam Lathiifah dkk. (2014), produksi nanas

Lebih terperinci

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN

bio.unsoed.ac.id I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Yoghurt merupakan minuman yang dibuat dari susu sapi dengan cara fermentasi oleh mikroorganisme. Yoghurt telah dikenal selama ribuan tahun dan menarik banyak perhatian dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus PENDAHULUAN Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan manfaat kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus mampu menunjang aktivitas manusia. Produksi produk pangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu yang baru keluar dari kelenjar mamae melalui proses pemerahan merupakan suatu sumber bahan pangan yang murni, segar, higienis, bergizi, serta mengandung sejumlah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia, terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala ciptaannya. Sekecilkecilnya makhluk ciptaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS Sifat-sifat fisis-mekanis kemasan yang digunakan untuk mengemas yogurt kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4, dapat

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yogurt merupakan salah satu produk susu yang terkoagulasi yang diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktifitas bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

Lebih terperinci

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bakso adalah makanan yang banyak digemari masyarakat di Indonesia. Salah satu bahan baku bakso adalah daging sapi. Mahalnya harga daging sapi membuat banyak

Lebih terperinci

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

SUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU SUSU FERMENTASI Materi 12 TATAP MUKA KE-12 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekatul tidak banyak dikenal di masyarakat perkotaan, khususnya anak muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari beras yang terlepas saat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang

I. PENDAHULUAN. Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogurt adalah bahan makanan yang terbuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat. Yogurt mempunyai rasa yang unik yaitu mempunyai rasa asam dan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pisang Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia Tenggara yang oleh para penyebar agama islam disebarkan ke Afrika Barat, Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Selanjutnya pisang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu

Lebih terperinci

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review Jurnal Ilmu Peternakan, Desember 2009, hal. 47-52 ISSN 1907 2821 Vol. 4 No.2 Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review (Role of Streptococcus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan produk pangan menggunakan bahan baku kacang-kacangan telah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Kita mengenal tempe, oncom, kecap, tahu, yang dibuat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumping Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di Indonesia sumping dikenal dengan kue nagasari. Sumping umumnya dibuat dari tepung beras, santan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dan sumber kalori yang cukup tinggi, sumber vitamin (A, C,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan Starter Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah bogor meliputi langkah-langkah sebagai berikut, dapat dilihat pada Gambar 1.

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoghurt adalah poduk koagulasi susu yang dihasilkan melalui proses fermentasi bakteri asam laktat Lactobacillus bulgaricus dan Strepcoccus thermophilus, dengan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah yang sehat dan bersih yang digunakan untuk bahan utama makanan yang sangat komplit. Susu merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alpukat Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan buah yang berasal dari Amerika Tengah, termasuk famili Lauraceae, yaitu suatu famili tanaman

Lebih terperinci

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor TUGAS AKHIR Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor ( The Influence of Temperature and ph to Make Ginger Yoghurt with Lactobacillus

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI 1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.

Lebih terperinci

PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi

PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING. Oleh : Akram Hamidi PROSES FERMENTASI DENGAN BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP SIFAT KIMIA DENDENG SAPI IRIS DAN GILING Oleh : Akram Hamidi 1. Pendahuluan Daging merupakan salah satu bahan pangan bergizi tinggi yang sangat bermanfaat

Lebih terperinci