PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK
|
|
- Farida Siska Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROFIL ELASTISITAS OTOT SETELAH MELAKUKAN SENAM BUGAR LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Getrudis Renda Dadi 1), Susi Milwati 2), Ragil Catur Adi W. 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang 3) Dosen Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang getrudis renda@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil elastisitas otot setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan. Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan observational analitik. Populasi semua lanjut usia sebanyak 45 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 orang dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Metode analisa data peneliti ini menggunakan uji statistik spearman s rank (Rho) dengan tingkat signifikasi = 0,05. Instrumen penelitian meliputi kuiseoner, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian profil elastisitas otot paralel atau komponen elastic parallel (PEC) lansia setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang dalam kondisi elastik berjumlah 14 orang (35), yang cukup elastic ada 15 orang (37,5) dan kurang elestis ada 11 orang (27,5) sehingga tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elatisitas paralel (PEC) yang tidak elastis. Profil elastis seri atau komponen elastik seri (SEC) sebanyak 13 orang (32,5), yang cukup elastis ada 18 orang (45) dan yang kurang elastis ada 9 orang (22,5), dengan demikian tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas seri (SEC) yang tidak elastis. Terdapat hubungan profil elastisitas otot dan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang dibuktikan dengan analisis statistik korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < (0,05) sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8) sehingga masuk dalam kategori hubungan yang kuat. Kata Kunci : Elastisitas Otot, lansia, senam lansia. 619
2 THE PROFILE OF THE ELASTICITY OF A MUSCLE AFTER DO GYMNASTICS TO BE FIT FOR THE ELDERLY IN TLOGOMAS, LOWOKWARU, MALANG CITY ABSTRAK The purpose of this research is to find profile elasticity the muscles do gymnastics fit for elderly at the tlogomas in lowokwaru the poor. Design research descriptive with the approach observational analytic. The population all elderly people about 45.Included in this study as many as 40 people and Sampling techniques used in this research is a technique purposive sampling. A method of data analysis researchers it uses statistical tests the spearmanʹs rank (rho) with extent of signification = Research instruments covering kuiseoner, observation, and documentation. The results of the study profile elasticity muscle parallel or components elastic parallel (PEC) elderly After do gymnastics fit elderly in kelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru city poor in a condition elastic were 14 people (35) Quite elastic is 15 people (37,5) and less elestis is 11 people (27.5) that no seniors conditions parallel have elatisitas (PEC) not elastic. Elastic profile series or components elastic series (SEC) as many as 13 people (32.5), elastic enough there are 18 people (45) and that there is less elastic 9 people (22.5), Thus there is no elderly who have condition elasticity series (SEC) that not elastic. There is the relationship the profile of the elasticity of muscle and gymnastics to be fit for the elderly in kelurahan tlogomas kecamatan lowokwaru poor city As evidenced by statistical analysis correlation spearman rank this proves that value Value p value of 0,000 & 0.05 so that research this proves that there is a significant relation, The relations power of 0,708 (70,8 ) so that included in the category strong relationship. Keywords : Elasticity muscle, elderly, gymnastics elderly. PENDAHULUAN Usia manusia secara kronologis akan terus bertambah seiring bergantinya waktu. Bersamaan dengan meningkatnya usia, beberapa fungsi vital dalam tubuh ikut mengalami kemunduran. Pendengaran mulai menurun, penglihatan kabur, dan kekuatan fisiknya pun mulai melemah. Kenyataan itulah yang dialami oleh orang yang sudah lanjut usia (lansia). Garis hidup alami yang harus dilalui manusia itu merupakan suatu keadaan komplek. Hal ini dikarenakan manusia yang sudah usia lanjut banyak mengalami berbagai masalah kehidupan 620
3 bukannya hanya faktor bilogis tersebut saja, tetapi juga faktor psikologis dan sosial mempengaruhi gaya hidupnya. Menjadi tidak akan bisa dihindari tetapi harus dipersiapkan dengan baik agar mampu mengarungi hidup semasa tua tersebut dengan kondisi kesehatan yang tetap terpelihara dengan baik. Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat diseluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2 dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu, meningkatnya umur harapan hidup dipengaruhi oleh majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, serta meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi (Bandiyah, 2009). Menua senantiasa disertai dengan perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia. Perubahan disemua sistem didalam tubuh manusia tersebut salah satu misalnya terdapat pada sistem saraf. Perubahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya penurunan dari fungsi kerja otak. Berat otak pada lansia umumnya menurun Penurunan ini terjadi pada usia tahun (Fatmah, 2010). Penelitian terkini menyebutkan bahwa walaupun tanpa adanya penyakit neurodegeneratif, jelas terdapat perubahan struktur otak manusia seiring bertambahnya usia. Serta, perubahan patologis pada serebrovaskular juga berhubungan dengan kemunduran fungsi kognitif (Kuczynski, 2009). Hal tersebut tentunya juga akan berpengaruh pada aktivitas sehari-hari sehingga dapat menurunkan kualitas hidup lansia yang berimplikasi pada kemandirian dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Nugroho, 2008). Menurut Jubaidi (2008) ada beberapa perubahan fisik pada lansia yang dapat menjadi suatu kondisi lansia terserang penyakit, seperti perubahan kardiovaskuler yaitu menurunnya elastisitas pembuluh darah, perubahan pada respirasi yaitu menurunnya kekuatan otot-otot pernafasan, serta perubahan pada pendengaran dan perubahan pada penglihatan. Adanya keterbatasan pergerakan dan berkurangnya pemakaian sendi dapat memperparah kondisi tersebut (Ulliya dkk., 2009). Penurunan kemampuan muskuloskeletal dapat menurunkan aktivitas fisik (physical activity), sehingga akan mempengaruhi lansia dalam melakukan aktifitas sehahi - hari (Ulliya dkk., 2009). Memelihara kesehatan untuk hidup yang tidak bergantung dengan orang lain besar kemungkinan harus 621
4 memprioritaskan kekuatan otot (Broman dkk., 2006). Pada lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Keadaan ini menyebabkan munculnya penyakit degeneratif yang merupakan penumpukan distorsimetabolik dan struktural (Darmojo & Martono, 2009). Pada proses menua biasanya terjadi penurunan produksi cairan sinovial pada persendian, tonus otot menurun, kartilago sendi menjadi lebih tipis dan ligamentum menjadi lebih kaku serta terjadi penurunan kelenturan (fleksibilitas), sehingga mengurangi gerakan persendian. Senam bugar lansia (SBL) termasuk senam aerobic low impact (menghindari gerakan loncatloncat), senam lansia ini dikeluarkan oleh Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) khusus bagi lansia dengan pelaksanaan durasi senam kurang lebih 30 menit dengan 5 menit latihan pemanasan, 20 menit latihan inti dan 5 menit pendinginan (Ulliya & Agustin, 2008). Senam lansia akan menambah penguatan otot, daya tahan tubuh, kelenturan tulang dan sendi, sehingga sistem muskuloskeletal yang menurun dapat diperbaiki. Selain itu senam lansia bermanfaat untuk memelihara kebugaran jantung dan paru (Herawati & Wahyuni, 2004). Elastisitas otot terdiri dari elastisitas paralel (PEC) yang memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur dan elastisitas seri (SEC) sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegang diulur. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan, senam lansia dapat menyebabkan kemandirian melakukan aktivitas dasar sehari-hari dalam kategori mandiri (96,23) (Ardiyanti, 2009). Latihan ROM selama satu bulan sudah dapat meningkatkan ROM fleksi sendi lutut pada lansia yang mengalami keterbatasan gerak. Latihan ROM adalah latihan yang menggerakkan persendian seoptimal dan seluas mungkin sesuai kemampuan seseorang yang menyebabkan peningkatan fungsi muskuloskeletal sehingga berpengaruh padaaktifitas. Latihan fisik tubuh bagian atas dapat meningkatkan kekuatan lengan (26), fleksibilitas bahu (10) sehingga dapat meningkatkan elastisitas otot (Venturelli dkk, 2010). Pengaruh SBL terhadap aktifitas belum banyak diteliti. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Kelurahan Tlogomas didapatkan jumlah lansia 80 0rang dari hasil wawancara dengan 80 orang lansia terdapat 50 orang lansia tidak mengikuti senam lansia yang dilaksanakan setiap hari (Rabu dan Jumat) dengan alasan memiliki banyak kesibukan dan menderita penyakit, sedangkan 30 orang lansia aktif dalam mengikuti senam lansia. 622
5 Kemampuan fungsional dan kemandirian lansia dalam aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan susuatu hal penting yang perlu dikaji secara mendalam. Tujuan rehabilitasi pada lansia adalah meningkatkan kemampuan beraktivitas kehidupan sehari-hari lansia, sehingga lansia masih tetap aktif dan produktif serta dapat menikmati hari tuanya dengan bahagia. Upaya meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, elastisitas dan keseimbangan pada lansia dilakukan dalam berbagai program senam seperti taichi, senam kesegaran jasmani dan lain-lain. Program senam tersebut memerlukan instruktur karena gerakan cukup komplek, waktu yang terjadwal, tempat yang cukup luas. Sehingga senam bugar bagi lansia merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memberikan daya tahan terhadap kemampuan otot lansia. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui profil elastisitas otot setelah melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observational analitik. Penelitian observational analitik dilakukan dengan tujuan menjelaskan dan mendiskripsikan hasil penelitian berdasarkan teori dan fakta yang ada (Nursalam, 2002). Penelitian ini mendeskripsikan, Profil Elastisitas Otot Setelah Melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan. Populasi semua lanjut usia di kelurahan Tlogomas Kecamatan sebanyak 45 orang. Sampel semua lanjut usia yang ikut senam di Kelurahan Tlogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang sebanyak 40 orang. Teknik samping yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik penetapan sampel dengan memilih sampel diantara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya. Variabel independen (variabel bebas), ini merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (Alimul, 2009). Variabel independen dalam penelitian ini adalah elastisitas otot lansia (X). Variabel dependen ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Alimul, 2009) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah senam bugar lansia (Y). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah : 1. Lansia yang berumur tahun 2. Lansia yang bertempat tingagal di kelurahan Tlogomas 3. Lansia yang mengikuti senam bugar lansia Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Lansia yang menggunakan alat bantu 623
6 2. Lansia yang tidak kooperatif 3. Lansia yang tidak berada ditempat pada saat menjadi responden 4. Lansia yang tidak sehat Sebelum dilakukan analisa hubungan, maka dilakukan analisis univariat untuk variabel senam lansia dengan elastisitas otot menggunakan rumus sebagai berikut ; f 100 P = N Keterangan : P : Persentase f : Frekuensi responden N : Tatal sampel Hasil pengolahan data dalam bentuk persentase kemudian diinterpretasikan dengan ketentuan sebagai berikut ; 1 25 : sebagian kecil : hampir setengahnya 50 : setengahnya : sebagian besar : hampir seluruhnya 100 : seluruhnya Metode analisa data peneliti ini menggunakan uji statistik spearman s rank (Rho) dengan tingkat signifikasi = 0,05 dengan sistem komputerisasi. Interpretasi hasil uji hipotesis adalah sebagai berikut ; 1. Jika p < (0,05) artinya H 0 di tolak dan H 1 diterima maka ada hubungan yang signifikan antara senam bugar lansia dengan elastisitas otot 2. Jika p > (0,05) artinya H 0 di terima dan H 1 ditolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara senam bugar lansia dengan elastisitas otot Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (korelasi Spearman s Rank). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data khusus kehadiran dalam senam bugar lansia (X) di Kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun Senam Bugar f ( ) Sangat rutin 16 40,0 Rutin 18 45,0 Jarang 6 15,0 Tidak pernah 0 0 Total Berdasarkan Tabel. 1 dapatkan diketahui bahwa responden yang sangat rutin mengikuti sebanyak 6 orang (40), untuk yang rutin mengikuti senam ada 18 orang (45), yang jarang mengikuti senam ada 6 orang (15). Berdasarkan Tabel. 2 dapatkan diketahui bahwa lansia yang menjadi responden yang mempunyai elastisias paraler (PEC) dalam kondisi elastis berjumlah 14 orang (35), yang cukup elastis ada 15 orang (37,5) dan kurang elastis ada 11 orang (27,5) sehingga tidak ada lansia yang mempunyai kondisi 624
7 elastisitas paralel (PEC) yang tidak elastis. Tabel 2. Data khusus Kondisi Elastisitas Otot (Y) untuk Elastis Paralel (PEC) di kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun 2015 Elastisitas Paraler f ( ) (PEC) Elastis 14 35,0 Cukup Elastis 15 37,5 Kurang Elastis 11 27,5 Tidak Elastis 0 0 Total Berdasarkan Tabel. 3 dapatkan diketahui bahwa lansia yang menjadi responden yang mempunyai elastis seri (SEC) sebanyak 13 orang (32,5), yang cukup elastis ada 18 orang (45) dan yang kurang elastis ada 9 orang (22,5), dengan demikian tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas seri (SEC) yang tidak elastis. Tabel 3. Data khusus kondisi elastisitas otot (Y) untuk elastis seri (SEC) di kelurahan Tlogomas kota Malang, Tahun 2015 Elastis Seri (SEC) f ( ) Elastis 13 32,5 Cukup Elastis 18 45,0 Kurang Elastis 9 22,5 Tidak Elastis 0 0 Total Tabel 4. Analisis tabulasi silang elastisitas otot paralel (PEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. PEC kurang jumlah Cukup jumlah Elastis jumlah Total Senam (x) Jarang Rutin Sangat Rutin 6 15, ,0 4 10, , ,0 1 2,5 4 10, ,0 Total 11 27, , ,0 Berdasarkan Tabel. 4 dapat diketahui bahwa Elastisitas Otot Paralel (PEC) pada lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis yaitu 11 orang (27,5). Lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 4 orang (10). Lansia yang sangat rutin mengikuti 625
8 elastis paralel yang kurang elastis hanya ada 1 orang (2,5). Lansia yang rutin mengikuti elastis paralel yang elastis ada 3 orang (7,5). Lansia yang rutin mengikuti elastis paralel yang cukup elastis ada 11 orang (27,5). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang kurang elastis ada 4 orang (10). Lansia yang jarang mengikuti elastis paralel yang kurang elastis ada 6 orang (15), dan tidak ada lansia yang jarang mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis maupun kurang elastis. Tabel 5. Analisis Tabulasi Silang Elastisitas Otot Seri (SEC) Lansia Saat Melakukan Senam Bugar Lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang PEC kurang jumlah Cukup jumlah Elastis jumlah Total Jumlah Senam (x) Jarang Rutin Sangat Rutin 6 15, ,0 4 10, , ,0 1 2,5 4 10, ,0 Total 11 27, , ,0 Berdasarkan Tabel. 5 dapat diketahui bahwa Elastisitas Otot Seri (SEC) pada lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis yaitu 11 orang (27,5). Lansia yang sangat rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 4 orang (10). Lansia yang sangat rutin mengikuti elastis paralel yang kurang elastis hanya ada 1 orang (2,5). Lansia yang rutin mengikuti elastis paralel yang elastis ada 2 orang (5). Lansia yang rutin mengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang cukup elastis ada 13 orang (32,5). Lansia yang rutin mengikuti elastis paralel yang kurang elastis ada 3 orang (7,5). Lansia yang jarangmengikuti elastis paralel yang kurang elastisada 4 626
9 orang (10), dan tidak ada lansia yang jarangmengikuti senam bugar lansia mempunyai profil elastis paralel yang elastis. Berdasarkan hasil penelitian dapatkan diketahui bahwa nilai p value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat. Senam Bugar Lansia Lanjut usia bukan berarti tidak mampu lagi untuk melakukan kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari, namun pada lanjut usia seseorang mempunyai kemampuan yang terbatas untuk melaksanakan aktivitas. Untuk menjaga kondisi tubuh salah satu kegiatan yang dapat dilakukan pada usia lanjut adalah dengan mengikuti atau melaksanakan senam lanjut usia, sebagai mana yang dilakukan oleh lansia di kelurahan Tlogomas kota Malang. Pada penelitian ini didapatkan bahwa lansia yang sangat rutin mengikuti sebanyak 6 orang (40), untuk lansia yang rutin mengikuti senam ada 18 orang (45), dan lansia yang jarang mengikuti senam ada 6 orang (15). Senam yang dilaksanakan oleh lansia ini merupakan suatu bentuk latihan fisik yang memberikan pengaruh baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan benar. Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah menderita. Senam tersebut merupakan upaya untuk manjaga kebugaran jasmani pada lansia, sebagaimana yang dikatakan (Hilmy, 1994), bahwa kebugaran jasmani adalah kebugaran fisik (physican fittnes), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien tampa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Kebugaran jasmani dipandang dari aspek fisiologis adalah kapasitas fungsional untuk memperbaiki kualitas hidup. Bagi lansia, untuk dapat mencapai kondisi kebugaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latiahan fisik yang melibatkan komponen kebugaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Elastisitas Otot Senam bugar lansia yang dilaksanakan oleh lansia di kelurahan tlogomas mempuyai manfaat yang cukup besar dalam menjaga kondisi kesehatan tubuh, fungsi otot dan organ tubuh termasuk elastisitas otot. Pada penelitian ini diketahui bahwa lansia yang mempunyai otot masih elastis berjumlah 13 orang (32,5), kondisi otot yang cukup elastis sebanyak 15 orang (37,5), 627
10 dan kondisi otot kurang elastis ada 12 orang (30). Elastisitas otot lansia tersebut meliputi elastisitas otot paraler (PEC) dan elastisitas otot seri (SEC). Menurut Tortora dan Grobowski (2003) sifat elastis otot digambarkan sebagai 2 komponen utama. Komponen elastis paralel (PEC) dan elastis seri (SEC). Komponen elastis paralel (PEC) lansia pada penelitian dapat dikatagorikan elastis dan cukup elastis, sehingga membran otot lansia dapat memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch). Komponen elastis seri (SEC) lansia pada penelitian dapat dikatagorikan elastis dan cukup elastis, sehingga tendon lansia bekerja sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastis ketika otot yang tegang diulur (distretch). Kondisi elastisitas otot lansia ini secara umum elastis sehingga memiliki sifat merekat yang memungkinkan otot terulur dan kembali ke dalam bentuk semula. Dengan demikian ketika penguluran statik pada group otot seperti hamstring dipertahankan selama jangka waktu tertentu, maka secara progresif otot akan memanjang, dan meningkatkan ROM sendi. Demikian pula, setelah group otot tertentu diulur (distretch), maka tidak akan kembali dengan segera ke posisi pemanjangan istirahat (resting length), tetapi secara bertahap akan memendek selama jangka waktu tertentu. Respon viskoelastik ini pada otot tidak bergantung pada jenis kelamin (independent). Elastisitas otot lansia yang masih cukup elastis ini membuktikan bahwa lansia tersebut rutin mengikuti kegiatan senam bugar yang dilakukan setiap minggu. Profil Elastisitas Otot Saat Melakukan Senam Bugar Lansia Setiap orang yang bertambah usia maka wajar apabila kondisi dan fungsi tubuhnya juga akan menurun. Tak heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkan karena tubuh tak lagi mau bekerjasama dengan baik seperti kala muda dulu. Hasil penelitian yang didukung oleh analisis statistic korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05 sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat. Sebagaimana yang dikatakan Hartono (2012) bahwa elastisitas adalah kemampuan dan kepekaan untuk merespon, sedangkan elastisitas otot mempunyai arti kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah diulur (distretch). Elastisitas otot akan mengembalikan otot ke posisi pemanjangan istirahat normal (normal resting) setelah mengalami penguluran dan memberikan transmisi ke tegangan yang halus dari otot ke tulang. Sehubungan dengan apa yang telah didapatkan dalam penelitian ini, maka pada usia lanjut kegiatan senam bugar lansia sebaiknya menjadi kegiatan rutin 628
11 bagi lansia yang bermanfaat dalam menjaga kondisi elestisitas ototnya. Hal ini sesuai dengan pendapat (Darmajo, 1999) bahwa senam lanjut usia mempunyai manfaat untuk memperlancar proses degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi) dan memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap bertambahnya tuntutan, misalnya sakit. Lansia dikelurahan Tlogomas kota Malang yang rutin mengikuti kegiatan senam kebugaran pada umumnya mempunyai kondisi elastisitas otot yang elastis, dan untuk lansia yang jarang mengikuti kegiatan senam tersebut kondisi ototnya juga kurang elastis. Kondisi elastisitias otot ini diketahui pada saat penelitian yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan pada bagian pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan lutut. Terlihat bahwa beberapa orang lansia yaitu sebanyak 13 orang (32,5) mempunyai elastisitas otot yang elastic ketika melakukan gerakan pada bagianbagian pergelangan tangan, siku, bahu, leher, pinggang dan lutut yaitu elastisitas seri elastic paralel (PEC) dan elastic seri (SEC). artinya pada lansia tersebut membran otot tetap memberikan tahanan pada saat otot secara pasif terulur (stretch). Pada lansia tersebut tendon juga bekerja cukup baik sebagai pegas yang lentur untuk menyimpan energi elastic ketika otot yang tegang diulur (distretch). Oleh karena itu, sebagai upaya untuk menjaga kondisi elastisitas otot yang terdiri dari elastic paralel (PEC) dan elastic seri (SEC), kegiatan senam lansia menjadi salah satu hal yang mempunyai kontribusi tinggi untuk menjaga elastisitas otot lansia. Dengan demikian apabila lansia mempunyai waktu yang luang dan tidak berhalangan, sebaiknya berusaha untuk rutin mengikuti kegiatan senam lansia. KESIMPULAN 1) Profil elastisitas otot paraler (PEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan dalam kondisi elastis berjumlah 14 orang (35), yang cukup elastis ada 15 orang (37,5) dan kurang elastis ada 11 orang (27,5) sehingga tidak ada lansia yang mempunyai kondisi elastisitas paraler (PEC) yang tidak elastis. 2) Profil elastisitas otot seri (SEC) lansia saat melakukan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan yang mempunyai elastis seri (SEC) sebanyak 13 orang (32,5), yang cukup elastis ada 18 orang (45) dan yang kurang elastis ada 9 orang (22,5), dengan demikian tidak ada lansia yang mempunyai kondisi 629
12 elastisitas seri (SEC) yang tidak elastis. 3) Terdapat hubungan profil elastisitas otot dan senam bugar lansia di Kelurahan Tlogomas Kecamatan yang dibuktikan dengan analisis statistik korelasi spearman rank ini membuktikan bahwa nilai p value sebesar 0,000 < (0,05) sehingga penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan, kekuatan hubungan tersebut sebesar 0,708 (70,8) sehingga masuk dalam katagori hubungan yang kuat. SARAN Dapat digunakan sebagai kajian awal atau bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian serupa secara lebih cermat, melakukan penelitian dengan pengembangan berbagai aspek baik dari sisi konsep maupun variabel penelitian dan menggunakan unit analisis yang lebih tajam seperti analisis regresi atau analisis ragam serta pengujian hipotesis. DAFTAR PUSTAKA Alimul. A Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Azis dan Hidayat Pedoman Kesehatan Dasar Bagi Usia Lanjut. Jakarta: Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Bandiyah Cara Menjaga Kesehatan Pada Usia Lanjut. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Diponogoro. Semarang. Broman, dkk Memelihara Kesehatan Pada Usia Lanjut. Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia. Darmojo dan Martono Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Darmojo Aktifitas Fisik Usia Lanjut.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indoensia. Darmojo Aktifitas Fisik Usia Lanjut.Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indoensia. Hartono Fisioterapi Pada Usia Lanjut. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jubaidi, Siti Perubahan Fisik dan Penyakit Pada Usia Lanjut. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. 630
13 Nugroho, Wahjudi Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Salemba Medika. Ulliya, dkk Perubahan Kondisi dan Kemampuan Fisik Pada Lansia. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarata. Ulliya, dkk Perubahan Kondisi dan Kemampuan Fisik Pada Lansia. Jakarata: Ikatan Dokter Indonesia. Venturelli, dkk Elastisitas Otot Paraler dan Elastisitas Otot Seri Lansia. elastisitas_otot.html. di akses pada tanggan 5 Oktober
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG Syifa Fauziyah 1), Tanto Hariyanto 2), Wahidyanti Rahayu S 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:
PENGARUH SENAM UNTUK MENCEGAH NYERI PINGGANG TERHADAP FLEKSIBILITAS LUMBAL PADA LANSIA DI ORGANISASI WANITA ISLAM KELURAHAN SRIWEDARI KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia di Indonesia dalam kurun waktu tahun , tergolong tercepat di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap
Lebih terperinciPERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII
PERBEDAAN LINGKUP GERAK SENDI FUNGSIONAL TRUNK PADA LANSIA DI POSYANDU ASOKA DAN POSYANDU JAGA RAGA VII SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan
Lebih terperinciPERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MELAKUKAN SENAM DAN TIDAK SENAM DI WILAYAH KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Ahda Suhanda 1),Tanto Hariyanto 2),Vita Maryah Ardiyani 3) 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciPENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA
PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA SRIKANDI DESA SAMPANG GEDANG SARI GUNUNG KIDUL SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN
HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN MIFTAHUL MUNIR, SKM. M Kes STIKES NU Tuban ABSTRAK Lanjut usia tidak dapat
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA 60-74 TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG Catharina Galuh Suryondari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendedes, Jalan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG Maria Helmiana Muda 1), Tanto Hariyanto 2), Vita Maryah Ardiyani
Lebih terperinciPENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT 1 Ari Widiastuti, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Sri Handari, 4 I Wayan Sutadarma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda peningkatan kesehatan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA
KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROSEDUR SENAM LANSIA Pendahuluan Usia lanjut atau lanjut usia bukanlah merupakan suatu penyakit, meskipun hal tersebut dapat menimbulkan masalah sosial. Di beberapa negara, terutama
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA AKTIFITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA BANJAREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Egas A. Da Costa Xavier 1), Swito Prastiwi 2), Mia Andinawati 3) 1)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu ada kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat memperbaiki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menua atau usia lanjut adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki, mengganti, dan mempertahankan fungsi normal
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi, dewasa, hingga menjadi tua. Lanjut usia (Lansia) merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER Maria Helena 1), Joko Wiyono 2), Novita Dewi 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ageing process (proses menua) adalah proses menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbarui diri dan mempertahankan fungsinya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, social, dan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia meningkat
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN KEMANDIRIAN LANSIA DENGAN KONSEP DIRI LANSIA DI KELURAHAN BAMBANKEREP KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG Ridlawati Romadlani*, Tri Nurhidayati**,Agustin Syamsianah** Prodi
Lebih terperinciUniversitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK
Hubungan Senam Lansia Terhadap Kualitas Tidur Pada Lansia Berdasarkan Skor Pittsburgh Sleep Quality Index di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Luhur Bantul Yogyakarta RELATIONSHIP BETWEEN ELDERLY GYMNASTIC
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN MANFAAT POSYANDU LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG Angelika Christin Role 1), Tanto Hariyanto 2), Vita Maryah Ardiyani 3) 1)
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA. Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo
SKRIPSI HUBUNGAN KEAKTIFAN SENAM DENGAN TINGKAT FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT LANSIA Di Kelompok Senam Geriatri As-Sakinah Aisyiyah Ponorogo Oleh : RISKA NURVIANINGTYAS NIM : 13631393 PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang memerlukan gerak karena hampir seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak. Kebutuhan gerak ini harus terpenuhi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat
Lebih terperinciHUBUNGAN KINERJA KADER DENGAN KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN KINERJA KADER DENGAN KEPUASAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Syamsul H. Rizal Latuapo 1), Ani Sutriningsih 2), Wahidyanti Rahayu H. 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh pemerintah telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciSENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh : WILLY BRAM NAHAMPUN J120121003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2010, jumlah lanjut usia (lansia) sebesar 23,9 juta jiwa (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah usia harapan hidup penduduknya, semakin panjang usia harapan hidup selain sebagai kebanggaan juga merupakan tantangan,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN MENGKONSUMSI ROKOK PADA MAHASISWA (IKAWASBA) DI TLOGOMAS KOTA MALANG Betsi Beba Sairo 1), Joko Wiyono 2), Ragil Catur Adi W. 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperincipopulasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Berdasarkan data
Lebih terperinci*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN STRES KERJA PADA ANAK BUAH KAPAL YANG BEKERJA DI KAMAR MESIN KAPAL MANADO-SANGIHE PELABUHAN MANADO TAHUN 2015 Handre Sumareangin* Odi Pinontoan* Budi T. Ratag* *Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini. meningkatnya jumlah penduduk golongan lanjut usia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah menurunkan angka kematian umum, angka kematian bayi, dan angka kelahiran. Hal ini berdampak pada meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi penduduk berusia lanjut (lansia) bertambah, sedangkan proporsi penduduk berusia muda menetap atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciOleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
pp PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNANTEKANANDARAH PADA LANSIA PENDERITAHIPERTENSIDI PANTISOSIAL WARGA TAMA INDRALAYA TAHUN 2014 Oleh Sherli Mariance Sari Program Studi Ilmu Keperawatan STIK Bina
Lebih terperinciPENURUNAN KELUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA MELALUI SENAM LANSIA DECREASING JOINT PAIN TO ELDERLY THROUGH ELDERLY EXERCISE ABSTRAK
Penurunan Keluhan Nyeri Sendi pada lansia melalui Senam Lansia Diah Kristiana Dewi, Dian Prawesti PENURUNAN KELUHAN NYERI SENDI PADA LANSIA MELALUI SENAM LANSIA DECREASING JOINT PAIN TO ELDERLY THROUGH
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG
1 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG Ela 1) Roni Yuliwar 2) Novita Dewi 3) 1,3) Program Studi Ilmu Keperawatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinci2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan salah satu fase hidup yang akan dialami oleh setiap manusia, meskipun usia bertambah dengan diiringi penurunan fungsi organ tubuh tetapi lansia
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG Munizar 1), Dyah Widodo 2), Esti Widiani 3) 1 ) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA LANJUT USIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN KONDISI FISIK DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL PADA LANJUT USIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Sartiwi 1), Dyah Widodo 2), Esti Widiani 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkala, enyahkan asap rokok, rajin senam osteoporosis, diet sehat dan seimbang,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat dianjurkan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, dengan mengadopsi gaya hidup sehat dengan cerdik, yaitu cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS FISIK LANSIA DI KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
Nursing News Volume 2, Nomor 3, 2017 Hubungan Antara Karakteristik Lanjut Usia Dengan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik Lansia Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA. di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun
SKRIPSI HUBUNGAN SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR LANSIA di Posyandu Lestari Lansia Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun Oleh : FARID FATKHURROJI NIM : 13631374 PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6 persen dari jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia manusia akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO
HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANSIA USIA 60-70 TAHUN DI DESA MAYANGGENENG KECAMATAN KALITIDU KABUPATEN BOJONEGORO Oleh S.Nurul Sya diyah AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014
Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG Rosadalima Lebo Atu 1), Atti Yudiernawati 2), Tri Nurmaningsari
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciLatihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar
Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT UMUR DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI POSYANDU PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT UMUR DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI POSYANDU PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG Rudimin 1), Tanto Harianto 2), Wahidyanti Rahayu 3) 1) Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG Agustina Dewi Iriyanti 1), Ngesti W. Utami 2), Novita Dewi 3)
Lebih terperinciHUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI DESA TANJUNGAN KEC. KEMLAGI KAB. MOJOKERTO Oleh : Heri Triwibowo, Kiki Puspitasari ABSTRACT Cognitive function generally is affected by several
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk usia lanjut meningkat secara cepat pada tahun 2000 yaitu sekitar 14,4 juta orang. Pada tahun 2005 kondisi komposisi penduduk Indonesia telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga dan mempertahankan kebugaran dan kesehatan jasmani. Selain itu, tidak sedikit pula orang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND ELDERLY DAILY LIVING ACTIVITIES INDEPENDENCES Endang Mei Yunalia,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Kondisi Kesehatan dan Kondisi Sosial dengan Kemandirian Lanjut Usia di
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala utama nyeri (Dewi, 2009). Nyeri Sendi merupakan penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia suatu saat pasti akan mengalami proses penuaan. Salah satu perubahan kondisi fisik karena menua adalah pada sistem muskuloskeletal yaitu gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir setelah masa dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan akal dan fisik sehingga
Lebih terperinciHUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO
HUBUNGAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA KEMANTREN KECAMATAN TULANGAN KABUPATEN SIDOARJO Mochammad Saiful Anam ABSTRACT The purpose of this study is
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DEMGAN PERAWATAN DIRI PADA LANSIA DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DEMGAN PERAWATAN DIRI PADA LANSIA DI TLOGOMAS KOTA MALANG Herwin 1), Joko Wiyono 2), Vita Maryah Ardiyani 3) 1) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo Oleh : SUNANDAR NIM : 13631371 PROGRAM STUDI S I KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat dengan Lansia, dilaksanakan pada: a. Tempat : Lapangan
Lebih terperinciAKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY
AKTIVITAS FISIK DAN SENAM USILA Dr.dr.BM.Wara Kushartanti FIK UNY PENGANTAR Usila sebagai akronim usia lanjut mengandung konotasi ganda. Disatu pihak ia dikaitkan dengan kelemahan, ketidak mampuan, ketidak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fleksibilitas sendi pada responden di Panti Wreda Pucang Gading Semarang
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh gerakan sholat lima waktu terhadap fleksibilitas sendi pada responden di Panti Wreda Pucang Gading Semarang dilakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Tati Sri Wahyuni R. 0209054 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesegaran jasmani merupakan indikator kesehatan yang sangat penting bagi seseorang. Kesegaran jasmani berkaitan dengan kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu bergerak dan beraktivitas dalam kehidupannya. Semua bentuk kegiatan manusia selalu memerlukan dukungan
Lebih terperinciDESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG
DESKRIPTIF TENTANG KARAKTERISTIK LINGKUNGAN YANG BERISIKO TERJADINYA JATUH PADA LANSIA DI DESA SUSUKAN KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG 1 Lisa Agustina ABSTRAK Jatuh merupakan masalah fisik yang sering
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN SENAM ANTI STROKE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD Dr. TJITROWARDOJO. Disusun Oleh : AYU GITA SWARI, S.Kep
SATUAN ACARA ENYULUHAN SENAM ANTI STROKE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSUD Dr. TJITROWARDOJO Disusun Oleh : AYU GITA SWARI, S.Kep 24.15.0770 ROGRAM ENDIDIKAN ROFESI NERS XVI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinci