BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
|
|
- Iwan Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Fleksibilitas pada Lansia F obs = 0,812, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 0,812<1,703, maka H 0 diterima dengan demikian tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Tidak ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani Lansia, Senam Yoga dan Senam Tai Chi terhadap fleksibilitas pada lansia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat kerumitan gerakan senam sehingga responden kesulitan dalam mengikuti gerakan senam secara keseluruhan. b. Perbedaan Fleksibilitas Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 13,927, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 13,927>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan fleksibilitas antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih fleksibel dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score post test perempuan sebesar 2,437 sedangkan laki-laki sebesar 0,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi perempuan lebih fleksibel dibanding laki-laki. Wanita lebih lentur daripada laki-laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan otot-ototnya lebih sedikit daripada 163
2 164 laki-laki. Perempuan juga lebih banyak melakukan hal-hal yang berhubungan dengan fleksibilitas tubuh seperti mengikuti senam yang terkadang dilakukan di lingkungan rumahnya, berlatih kegiatan menari sewaktu muda, dan melakukan kegiatan rumah tangga seperti menyapu dan bersih-bersih rumah lainnya. Hal ini yang menjadi salah satu penyebab bahwa perempuan memiliki fleksibilitas lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Fleksibilitas F obs = 5,355, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 5,355>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Adanya pengaruh antara jenis senam dan jenis kelamin dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti adanya rasa penasaran yang membuat para lansia untuk mempelajari senam dengan semangat. Terutama lansia perempuan yang memiliki fleksibilitas lebih baik dari laki-laki, mereka lebih tertarik untuk mengikuti senam hingga selesai. Perempuan cenderung lebih mudah dalam mengikuti gerakan senam sesulit apapun, bagi mereka senam adalah kegiatan yang menyenangkan dan mudah untuk diikuti. 2. Keseimbangan a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Keseimbangan pada Lansia F obs = 31,626, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 31,626>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap keseimbangan pada lansia. Hal ini terjadi karena lansia mengikuti dengan sungguh-sungguh disetiap sesi latihan dan dimasing-masing senam terdapat teknik yang berbeda pada gerakan
3 165 dengan unsur keseimbangan seperti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Tai Chi. b. Perbedaan Keseimbangan Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia F obs = 9,452, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 9,452>1,703 maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata perempuan lebih seimbang dibanding dengan laki-laki, hal ini terlihat pada nilai mean score pos test perempuan sebesar 8,232 sedangkan laki-laki sebesar 6,950. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keseimbangan perempuan lebih baik dibanding laki-laki. Keseimbangan salah satunya dipengaruhi oleh sistem pendengaran dimana fungsi pendengaran wanita masih lebih baik dibanding laki laki saat berusia tahun. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Keseimbangan F obs = , sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu >1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kesadaran para lansia bahwa Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi dapat menjaga keseimbangan, dengan terjaganya keseimbangan maka resiko jatuh akan berkurang. Lansia perempuan dan laki-laki juga dapat mengantisipasi gangguan seperti terpeleset, tersandung dan kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba.
4 Ketahanan Kardiorespirasi a. Perbedaan Pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi pada Lansia F obs = , sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu >1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan pengaruh Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi terhadap ketahanan kardiorespirasi pada lansia. Pada lansia terjadi perubahan ketahanan kardiorespirasi seperti penuruanan fungsi jantung, elastisitas dan kekuatanya. Ketika melakukan Senam Kesegaran Jasmani terjadi kenaikan frekuensi dan detak jantung serta bertambahnya kontraksi otot jantung, maka terjadilah dilatasi pembuluh darah pada jantung sehingga suplai oksigen dan nutrisi dapat meningkat dengan rajin berlatih secara teratur maka ketahanan kardiorespirasi akan berfungsi maksimal dan tetap terpelihara. Berbeda hal nya dengan Senam Yoga yang di modifikasi sehingga gerakannya tidak sebanyak Senam Kesegaran Jasmani Lansia tetapi dapat memelihara fungsi ketahanan kardiorespirasi. Hal ini terjadi karena Senam Yoga terdapat latihan pernapasan menggunakan teknik pernapasan dhiirga swasam pranayama merupakan teknik pernapsan dasar yang paling penting dalam kehidupan. Manfaat berlatih teknik pernapasan ini adalah mengoptimalkan kapasitas paru-paru saat bernapas, mengoptimalkan jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan aman dilakukan pada lansia sehingga meningkatkan sirkulasi darah ke jantung dan seluruh sel tubuh. Senam Tai Chi juga memiliki fungsi yang sama yaitu memperbaiki kapasitas jantung pada usia lansia dalam Senam Tai Chi terdapat gerakan gerakan yang saling terhubung dan tidak terputus hingga akhir. Hal ini memiliki dampak yang bagus selama latihan yaitu peningkatan sirkulasi dari jantung ke seluruh tubuh.
5 167 b. Perbedaan Ketahanan Kardiorespirasi Antara Laki-Laki dan Perempuan pada Lansia Perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Hasil pengujian statistik menggunakan anava dua jalur nilai F obs = 2.834, sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu 2.834>1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada perbedaan ketahanan kardiorespirasi antara laki-laki dan perempuan pada lansia. Dilihat dari jenis kelamin rata-rata ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, hal ini terlihat pada nilai mean score postest laki-laki sebesar 82,125 sedangkan laki-laki sebesar 72,208. Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi laki-laki lebih baik dibanding perempuan. Secara anatomis dan fisiologi ketahanan kardiorespirasi tergantung pada kualitas kerja sistem pernapasan, kardiovaskuler dan otot rangka. Ketahanan kardiorespirasi dipengaruhi terutama oleh tingkat aktivitas fisik sehar-hari. c. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Senam dan Jenis Kelamin pada Lansia Terhadap Ketahanan Kardiorespirasi F obs = , sedangkan F tabel untuk tingkat signifikansi 5% =1,703, yaitu >1,703, maka H 0 ditolak dengan demikian ada pengaruh interaksi antara jenis senam dan jenis kelamin pada lansia. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya laki-laki memiliki ketahanan kardiorespirasi yang lebih baik dibanding perempuan jadi sewaktu mengikuti senam lebih bertahan lama dalam latihan hingga selesai dibanding perempuan yang mudah lelah dan cenderung berhenti di tengah-tengah senam kemudian melanjutkanya lagi hingga selesai. kegiatan fisik yang baik dan benar berarti seluruh organ dipicu untuk menjalankan fungsinya sehingga mampu beradaptasi terhadap setiap beban yang diberikan. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot
6 168 pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. B. Implikasi Implikasi merupakan konsekuensi logis dari hasil yang ditemukan pada penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: Analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi pada laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terdapat perbedaan. Pada lansia perempaun tingkat fleksibilitasnya lebih baik dibanding dengan laki-laki karena perempaun lebih menyukai senam sebagai aktivitas yang menarik dalam menjaga kesehatan di masa tua dan wanita cenderung lebih aktif dalam kegiatan sehari-hari dibandingkan dengan lansia laki-laki. Di dalam mengikuti senam baik lansia laki-laki maupun perempuan jenis senam juga menentukan hasil yang dicapai, dalam kasus ini Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani dalam menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia. Untuk keseimbangan pada lansia perempuan lebih baik dibandingkan dengan lansia laki-laki hal ini terjadi karena salah satu faktor penunjang keseimbangan adalah sistem indra. Wanita lebih baik baik dalam pemeliharaan sistem indra dibandingkan dengan laki-laki karena tidak jarang laki-laki menyukai kegiatan ekstrim juga dalam pekerjaanya sehingga mengakibatkan kecelakaan atau cidera. Kerusakan pada indra dimasa tua terutama laki-laki akan mengakibatkan penurunan fungsi keseimbangan pada tubuh baik keseimbangan ketika berjalan ataupun diam. Untuk mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Yoga lebih baik dibandingkan dengan Senam Kesegaran Jasmani dan Senam Tai Chi. Berbanding terbalik dengan ketahanan kardiorespirasi laki-laki lebih baik dibanding dengan perempuan, otot jantunglaki-laki lebih kuat dan tebal. Lakilaki lebih cenderung melakukan kegiatan fisik lebih baik dibanding perempuan seperti olahraga dan kegiatan di lingkungan alam. Sehingga berkonsekuensi
7 169 logis dalam pembinaan olahraga bagi lansia hendaknya dilakukan sesuai dengan keadaan responden, apakah responden tersebut memiliki penyakit tertentu yang dapat membahayakan penyakitnya atau akan aman ketika berolahraga untuk menjaga kebugaran jasmani. Untuk mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia laki-laki dan perempuan Senam Tai Chi lebih baik dibandingkan dengan Senam Yoga dan Senam Kesegaran Jasmani. Konsekuensi logis berikutnya berdasarkan analisis statistis deskriptif data hasil penelitian yang menunjukan bahwa lansia yang aktif dimasa mudanya dan cenderung tidak pasif akan membawa dampak yang baik di masa tuanya. Hal ini dapat dijadikan pedoman bagi pelatih kesehatan atau instruktur senam untuk lansia agar dapat mengelompokkan lansia sesuai dengan keadaan fisiknya ketikan akan mengikuti olahraga dan menetukan standar dikemudian hari apakah perkembangan olahraga yang diikuti lansia berdampak baik untuk kesehatanta atau tidak. C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini maka, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi instruktur senam lansia ketika melaksanakan berbagai macam senam sebaiknya di ukur dulu tingkat kebugaran awal, seperti tes fleksibilitas, keseimbangan, dan ketahanan kardiorespirasi. Sehingga dapat dipantau perubahannya secara berkala. 2. Bagi praktisi kesehatan, senantiasa memantau perubahan tingkat kesehatan lansia laki-laki maupun perempuan yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta karena kesehatan lansia tidak selalu stabil mengingat dimasa lansia terjadi penurunan kemampuan fisik yang mengakibatkan penurunan kebugaran tubuh. 3. Data fleksibilitas lansia laki-laki dan perempuan akan memberikan gambaran bagi para pegawai dan praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhanti Surakarta untuk lebih memperhatikan tingkat fleksibilitas lansia. Fleksibilitas yang baik pada lansi akan memberikan efek positif bagi kegiatan mereka sehari-hari senam, pengurangan rasa nyeri pada
8 170 persendian ketika berjalan, dan membuat lansia lebih aktif. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat fleksibilitas pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegsrsn Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan melakukan Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 4. Data keseimbangan pada lansia laki-laki dan perempuan akan memudahkan bagi para pegawai juga praktisi kesehatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam menentukan jenis olahraga apa yang bagus pada lansia yang berkaitan dengan keseimbangan. Keseimbangan yang bagus akan menghindarkan lansia dari resiko cidera jatuh seperti patah tulang pada pinggul dan kaki. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat keseimbangan pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga, dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Yoga berdasarkan hasil penelitian ini. 5. Data ketahanan kardiorespirasi memiliki efek yang positif bagi keberlangsungan hidup lansia laki-laki dan perempuan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Ketahanan kardiorespirasi perlu dipertahankan dengan latihan fisik yang teratur dan terarah yang membutuhkan pengawasan dari instruktur secara langsung. Untuk menjaga dan mempertahankan tingkat ketahanan kardiorespirasi pada lansia dianjurkann mengikuti Senam Kesegaran Jasmani, Senam Yoga dan Senam Tai Chi, tetapi disarankan mengikuti Senam Tai Chi berdasarkan hasil penelitian ini. 6. Dengan hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat digunakan untuk pemetaan keadaan lansia laki-laki dan perempuan yang berhubungan dengan fleksibilitas, keseimbangan dan ketahanan kardiorespirasi. Pemetaan keadaan lansia ini adalah merupakan cara yang baik untuk menjada kesehatan dan keberlangsungan hidup lansia di mana saja mereka berada.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pertengahan bulan Mei sampai pertengahan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI, SENAM YOGA DAN SENAM TAI CHI TERHADAP KEMAMPUAN FISIK LANJUT USIA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN
PERBEDAAN PENGARUH SENAM KESEGARAN JASMANI, SENAM YOGA DAN SENAM TAI CHI TERHADAP KEMAMPUAN FISIK LANJUT USIA DITINJAU DARI JENIS KELAMIN (Studi Eksperimen Fleksibilitas, Keseimbangan dan Ketahanan Kardiorespirasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa merupakan periode di mana tidak terjadi lagi perubahan karena faktor pertumbuhan setelah masa adolesensi yang mengalami pertumbuhan cepat. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia manusia akan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pembengkakan yang disertai nyeri pada bagian-bagian tubuh seperti lutut, jari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah usia harapan hidup penduduknya, semakin panjang usia harapan hidup selain sebagai kebanggaan juga merupakan tantangan,
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Studi DIV Fisioterapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang lansia dengan usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit yang berkaitan dengan faktor penuaanpun meningkat, seiring
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan semakin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rahmad Santoso, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi sekarang ini masyarakat disibukkan dengan pekerjaan yang menjadi rutinitas masyarakat tersebut. Masyarakat membutuhkan waktu untuk merefresh
Lebih terperinciPERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir setelah masa dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan akal dan fisik sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk, menyebabkan
Lebih terperinciMata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban
Mata Kuliah Olahraga 1 Soal-soal dan jawaban 1. Apa yang dimaksud dengan gerak olahraga? Gerak yang dilakukan atas dasar fakta empiris dan secara deduktif menunjukkan aktifitas gerak yang mempunyai ciri-ciri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas. Menurut Irianto (2004: 2),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebugaran Jasmani Lutan (2001:7), mengatakan bahwa kebugaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan
Lebih terperinciPada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan dianggap sebagai peristiwa fisiologis yang memang harus dialami oleh semua makhluk hidup. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan bangsa adalah dilihat dari usia harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup
Lebih terperinciSENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh : WILLY BRAM NAHAMPUN J120121003
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Randy Suwandi Yusuf, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta berhasilnya pembangunan khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan maka mengakibatkan terjadi penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko
Lebih terperinciPENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA
PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG
Lebih terperinciSehat &Bugar. Sehat. Sakit
Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai penunjang kegiatan sehari-hari, baik untuk bekerja, rekreasi maupun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang telah dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu hingga sekarang, kegiatan bersepeda dilakukan sebagai penunjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fleksibilitas 2.1.1. Definisi fleksibilitas Fleksibilitas mengacu pada kemampuan ruang gerak sendi atau persendian tubuh. Kemampuan gerak sendi ini berbeda di setiap persendian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses menua merupakan kombinasi bermacam-macam faktor yang saling berkaitan. Proses menua dapat diartikan sebagai perubahan yang terkait waktu, bersifat universal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa sering dilihat dengan kemajuan Usia Harapan Hidup penduduknya. Meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) menyebabkan lansia atau populasi
Lebih terperinciPROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016
PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016 Aridhotul Haqiyah 1 Universitas Islam 45 Bekasi ary_haqiyah@yahoo.co.id Abstrak Tujuan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT
PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN FISIK PADA KELOMPOK LANSIA PEREMPUAN DI DESA DAUH PURI KAUH DENPASAR BARAT 1 Ari Widiastuti, 2 Ari Wibawa, 3 Indah Sri Handari, 4 I Wayan Sutadarma
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budhi Luhur Bantul dengan waktu penelitian antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah penduduk usia lanjut dunia diperkirakan ada 500 juta dengan usia ratarata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1, 2 milyar (Nugroho, 2000).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang digunakan yaitu tahun. Penelitian ini menggunakan. tiap panti tersebut mengalami hipertensi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Partisipan Penelitian Partisipan pada penelitian ini yaitu para lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Wredha Salib Putih Salatiga sebagai kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel sel serta bertambahnya jaringan intraseluler.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako
BAB V PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako Surakarta sebanyak 119 orang yang semua berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tubuh manusia terdiri dari banyak komponen seperti otot, tulang, dan sendi dimana semua komponen tersebut bekerja sinergis sehingga terbentuk suatu gerakan. Gerakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan olahraga senam sudah sedemikian maju, khususnya senam aerobik yang sangat diminati ibu-ibu dan remaja putri baik di kota besar maupun di kota-kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Lansia adalah seseorang
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi, dewasa, hingga menjadi tua. Lanjut usia (Lansia) merupakan suatu proses fisiologis yang pasti akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda
Lebih terperinciBAHAN PENATARAN DI BPMD. OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd
BAHAN PENATARAN DI BPMD OLEH: DRA. Hj. TITE JULIANTINE M.Pd ANATOMI DAN FISIOLOGI OLAHRAGA A. PENDAHULUAN Mempelajari tubuh manusia melibatkan beberapa ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu menyumbangkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 2), kesegaran fisik (physical fitness)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Kesegaran Jasmani Rusli Lutan (2002: 7), mengatakan bahwa kesegaran jasmani (yang terkait dengan kesehatan) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN
HUBUNGAN ANTARA SENAM LANSIA (SENAM TERA) DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA LANSIA DI POSDAYA MAHKOTA SARI KELURAHAN KINGKING-TUBAN MIFTAHUL MUNIR, SKM. M Kes STIKES NU Tuban ABSTRAK Lanjut usia tidak dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciPANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA
PANDUAN KESEHATAN OLAHRAGA Oleh: Fatkurahman Arjuna E-mail: Arjuna@UNY.ac.id ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kesehatan Olahraga adalah kesehatan yang memanfaatkan aktivitas fisik dan atau
Lebih terperinciHUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI
HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit
Lebih terperinciPembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-6802 http://journal.unnes.ac.id Artikel Penelitian Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki Said Junaidi*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan dalam bidang peningkatan dan pencegahan penyakit telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur harapan hidup meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern dan praktis, masyarakat sekarang yang cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini yang hampir semua aktifitas
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan unsur yang terdiri dari jasmani dan rohani yang tidak terpisahkan karena masuk dalam satu kesatuan yang utuh sehingga dapat menunjang tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana pada usia lanjut tubuh akan mencapai titik perkembangan yang maksimal, setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang. Muncul berbagai perubahan sebagai dampak dari perkembangan gaya hidup. Perubahan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lansia meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Lanjut usia (lansia) adalah suatu tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik. sebagai komponen penting dari gaya hidup sehat (Pate, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem penunjangnya (Almatsier, 2003). Menurut WHO (2016), aktivitas fisik merupakan setiap gerakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas sehari-hari menuntut kita harus selalu sehat dan bugar. Selain membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
Lebih terperinciuntuk Mencegah Sakit Punggung
5 Hal yang Bisa Anda Lakukan untuk Mencegah Sakit Punggung WISNUBRATA Kompas.com - 25/09/2017, 07:45 WIB Ilustrasi sakit punggung dan pinggang(grinvalds) KOMPAS.com - Sakit punggung adalah penyakit yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar seperlima dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas olahraga merupakan pilihan banyak orang untuk tetap menjaga dan mempertahankan kebugaran dan kesehatan jasmani. Selain itu, tidak sedikit pula orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan tingkat kebugaran jasmani lebih tinggi dibandingkan orang biasa karena beratnya tugas yang diemban. Kebugaran jasmani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia. (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami proses menjadi tua.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan fase dimana seseorang yang telah mengalami tahap akhir perkembangan dari daur kehidupan manusia (Maryam, 2008). Semua orang akan mengalami
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU
PENGARUH PELATIHAN YOGA ASANA (SURYANAMASKAR) TERHADAP KELENTUKAN DAN KAPASITAS VITAL PARU Ketut Mertayasa Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha, Jln Udayana Singaraja Bali
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.
Lebih terperinciFitria Dwi Andriyani, M.Or.
Fitria Dwi Andriyani, M.Or. PRINSIP LATIHAN Prinsip latihan yang dapat dijadikan pedoman dalam melatih kegiatan ekstrakurikuler olahraga di antaranya ialah: prinsip multilateral, individu, adaptasi, beban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang terstruktur dengan berpedoman pada aturan-aturan atau kaidah-kaidah tertentu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aspek yang penting di dalam kehidupan sehari-hari dan banyak orang menjadikan olahraga sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan secara rutin. Menurut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Fisiologi Paru-Paru Paru-paru terdiri dari bagian kanan dan kiri. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus yaitu lobus atas, lobus tengah dan lobus bawah. Paru-paru kiri memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANJUT USIA
PENGARUH PEMBERIAN SENAM TAI CHI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU PADA LANJUT USIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan dan teknologi telah membawa perubahan perilaku aktivitas fisik olahraga. Perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan aliran udara ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang yang memiliki angka harapan hidup penduduk semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki angka
Lebih terperinciPERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 2 Kepada Yth : Kakek/Nenek (Calon Responden) Di di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 04 Margaguna Jakarta Selatan Dengan Hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian mengenai Perbandingan Daya Tahan Jantung-Paru Lansia Peserta Senam Jantung Sehat dengan Lansia, dilaksanakan pada: a. Tempat : Lapangan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Desember 2015
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN MIX IMPACT TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA MAHASISWA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN (FPOK) IKIP PGRI BALI TAHUN PELAJARAN 2015
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup sebagai bagian dari kehidupan manusia, secara langsung maupun tidak langsung, memiliki andil besar dalam mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinci