BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah virus berasal dari bahasa latin yang bearti racun. Diartikan demikian karena hampir semua jenis virus dapat menyebabkan penyakit baik pada tumbuhan, hewan maupun manusia. Menurut para ahli, virus memiliki dua sifat yang berbeda yaitu virus termasuk benda mati dan virus termasuk makhluk hidup. Dikatakan virus termasuk benda mati, karena virus dapat dikristalkan sehingga menyerupai benda mati. Di sisi lain para ahli mengatakan bahwa virus termasuk golongan makhluk hidup. Karena virus dapat berkembang biak seperti makhluk hidup.walaupun hidupnya virus tergantung pada sel hidup lainnya. Seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil jauh lebih kecil dari materi dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus hanya bersifat hidup dan dapat memperbanyak diri bila berada di dalam organ hidup dari makhluk hidup lain sehingga dinamakan parasit intraseluler obligat. Kondisi demikian disebabkan virus tidak memiliki kelengkapan metabolik, pembangkit energi dan sintesis sendiri. Mereka hanya tergantung kepada sei inangnya. Walaupun demikian, virus memiliki informasi genetik untuk melakukan produksi dan untuk mengambil alih sistem pembangkit energi dan mensintesis sel inangnya yang berada dalam gen-gen virus. Virus dapat berpindah dari satu sei inang ke sel inang iainnya dalam bentuk paket-paket bahan genetis DNA atau RNA berukuran kecil. Behan genetis ini terkemas dalam satu selubung protein dengan berbagai bentuk. selubung ini berfungsi meiindungi bahan genetis ketika virus berada di luar sei inang dan membantu untuk masuk ketika virus menginfeksi sei inang tertentu. Virus yang memiliki struktur yang telah lengkap, matang serta mampu menginfeksi dinamakan virion. Selama berkembang di dalam sel inang virus dapat menimbulkan penyakit kronis maupun akut. Virus bakteri (bakteriofage) sampai saat ini masih merupakan model paling baik untuk menelaah virus. 1

2 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Penemuan Virus Penyelidikan tentang objek-objek berukuran sangat kecil dimulai sejak ditemukannya mikroskop oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Antony Van leewenhoek ( ). Berkat penemuan mikroskop tersebut, berbagai penelitian tentang objek-objek mikroskopis mulai berkembang. Berbagai penelitian itu kemudian berkembang semakin pesat sejalan dengan perkembangan mikroskop. Mikroskop pertama mampu melihat perbesaran objek hingga 150x ukuran asli. Dengan teknik dan susunan lensa yang semakin disempurnakan, mikroskop cahaya mampu melihat objek hingga perbesaran 1.000x. Kini, dengan mikroskop elektron yang mempunyai perbesaran lebih dari x, kita dapat melihat objek mikroskopis dengan lebih detail. Perkembangan mikroskop ini mendorong sebagai penemuan berbagai penemuan di bidang biologi, seperti penemuan sel, bakteri dan partikel mikroskopis yaitu virus. Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak a. Adolf Mayer (1882, Jerman) Adolf Mayer ini meneliti tanaman tembakau yang terserang penyakit dengan gejala bintik kekuningan pada daun tembakau. Adolf Mayer mendapatkan bahwa penyakit itu menulari tanaman tembakau lain. Mayer melakukan percobaan dengan menyemprotkan getah tanaman yang sakit pada tanaman yang sehat, ternyata tanaman sehat menjadi tertular. b. Dmitri Ivanovski (1893, Rusia) Percobaan Adolf Mayer tentang tanaman tembakau yang terserang penyakit dengan gejala bintik kekuningan pada daun tembakau diulang oleh Dmitri Ivanovski dengan menyaring getah tanaman tembakau tembakau yang sakit dengan penyaring bakteri. Hasil penyaringan kemudian dioleskan pada tanaman sehat. Tanaman sehat tersebut kemuadian menjadi tertular. Ivanovski menyimpulkan bahwa partikel tersebut 2

3 adalah bakteri patogen yang berukuran sangat kecil atau zat kimia yang diproduksi oleh bakteri tersebut, yang lolos dari penyaringan bakteri. c. Martinus Beijerinck (1897, Belanda) Martinus Beijerinck merupakan ahli mikrobiologi Belanda menemukan fakta bahwa partikel mikroskopis penyerang tembakau dapat bereproduksi pada tanaman tembakau, tetapi tidak dapat dibiakkan pada medium pertumbuhan bakteri. Fakta lainnya menunjukkan bahwa partikel tersebut tidak mati saat dimasukkan kedalam alkohol, berbeda dengan bakteri yang mati ketika dimasukkan dalam alkohol. Beijerinck menyimpulkan bahwa partikel yang menyerang tembakau tersebut sangat kecil dan hanya dapat hidup pada makhluk hidup yang diserangnya. Akan tetapi, Beijerinck belum berhasil menemukan struktur dan jenis partikel tersebut. d. Wendell Stanley (1935, Amerika Serikat) Wendell Stanley merupakan orang pertama yang berhasil mengkristalkan virus pada tahun Stanley, mengkristalkan partikel yang menyerang tanaman tembakau tersebut. Partikel mikroskopis tersebut kemudian dinamakan Tobacco Mosaic Virus (TMV) atau virus mosaik tembakau. Stanley mengemukakan bahwa virus akan dapat tetap aktif meskipun setelah kristalisasi. Sejak itu, penelitian tentang virus terus berkembang. (Pratiwi, 2006 : 21-22). Virus mosaik tembakau merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron. Gambar 2.1 Tobacco Mosaic Virus (TMV) (Sumber: 3

4 B. Sifat Dasar Virus Sifat dasar virus secara umum adalah sebagai berikut: 1. Berbeda dengan sel organisme yang memiliki DNA maupun RNA, bahan genetis virus hanya satu macam DNA atau RNA saja 2. Struktur virus sangat sederhana hanya tersusun atas asam nukleat yang terbungkus oleh selaput protein 3. Virus mengadakan produksi dan bermetabolisme hanya jika berada di dalam sel hidup 4. Virus tidak membelah diri secara biner sebagaimana pada sel organisme. Partikel virus diperbanyak melalui proses replikasi asam nukleat dan biosintesis protein pelengkap 5. Bila menginfeksi sel inang, virus mengambil alih kekuasaan dan pengawasan sistem enzim sel inangnya, dan mengarahkannya selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus 6. Virus menggunakan ribosom sel inangnya untuk keperluan biosintesinya 7. Komponen-komponen utama virus dibentuk secara terpisah-pisah dan baru digabung menjadi satu partikel virus lengkap (virion) menjelang dibebaskan dari sel inangnya 8. Sebelum berlangsung proses pembebasan, partikel beberapa virus mendapat selubung luar dari lipoprotein dan bahan-bahan lilin yang sebagian berasal dari sel inang 9. Partikel virus lengkap disebut virion, terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan protein bersifat antigenik yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung C. Asal-Usul Virus Ada tiga hipotesis yang menjelaskan asal-usul virus: 1. Hipotesis ini didasarkan pada teori evolusi Menurut hipotesis ini virus sudah menjadi parasit sejak organisme selullar pertama. Selanjutnya sejalan dengan evolusi organisme viruspun mengalami evolusi dan tetap bertahan parasit hingga saat ini. Penganut teori mengemukakan contoh kasus virus herpes. Virus herpes simplek ditemukan parasit pada manusia seumur hidup. Namun tanpa menimbulkan penyakit. 4

5 2. Virus berasal dari bakteri patogen yang mengalami evolusi mundur Teori ini banyak dianut pada saat Chlamydiae dan Rickettsiae masih dimasukkan ke dalam, golongan virus. Sejak Chlamydiae dan Rickettsiae dimasukkan ke dalam golongan bakteri, hipotesis ini relatif kehilangan penganut 3. Virus adalah komponen sel-sel normal yang kemudian menjadi otonom Di dalam sel hidup, virus bersifat otokatalitik dan mempengaruhi sel inang untuk membentuk reflika-reflika virus. Dengan kata lain, virus berasal dari inti sel (asam nukleat) normal, yang berjuta tahun yang lalu rnemperoleh kemampuan bereflikasi secara otonom Berta berkemampuan untuk memerintahkan pembentukan protein kapsid. Berdasarkan hipotesis ini, virus kanker yang terdapat di dalam sel normal dianggap gen yang tertindas. D. Cara Hidup Virus Virus tidak bisa hidup secara bebas. Melainkan harus berada di dalam sel makhluk hidup yang lain. Misalnya: virus dapat hidup pada sel bakteri, tumbuhan, hewan dan pada sel manusia. Virus yang menginfeksi bakteri maka bakteri akan mati. Sedangkan virus yang menginfeksi manusia, maka virus tersebut hidup di dalam sel tubuh manusia dan berakibat yang orang yang terinfeksi akan menjadi saki. Sedangkan apabila virus yang hidup pada sel tumbuhan, maka akan menyebabkan tumbuhan tersebut lama-kelamaan akan mati terserang virus. E. Struktur Virus Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi. a. Ukuran virus Kita dapat merasakan kalau tubuh kita sakit karena terserang virus tanpa dapat diketahui bagaimana virus tersebut masuk kedalam tubuh hal ini karena ukuran virus sangat kecil. Virus berukuran lebih kecil dari pada bakteri, yakni berkisar antara 20 milimikron-300 milimikron (1 mikron=1000 milimikron). Untuk 5

6 mengamatinya diperlukan mikroskop elektron yang pembesarannya dapat mencapai X. b. Bentuk virus Virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter). Jika diamati dengan mikroskop, virus memiliki bentuk yang beraneka ragam, ada yang berbentuk bola, kotak, jarum dan huruf T. Virus pada umumnya berupa semacam hablur (kristal) dan bentuknya sangat bervariasi, yaitu ada yang berbentuk oval, memanjang, silindris, kotak, dan kebanyakan berbentuk seperti kecebong denagn kepala oval dan ekor silindris. 6

7 Gambar 2.2 Macam-macam Bentuk Virus c. Susunan tubuh virus Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel), Hanya memiliki satu macam asam nukleat (RNA dan DNA). Tubuh virus terdiri atas: kepala, kulit (selubang atau kapsid), isi tubuh, dan serabut ekor. Gambar. 2.3 Susunan Tubuh Virus T (Sumber: 7

8 1) Kepala Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. 2) Kapsid Kapsid adalah selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas selubang yang berupa protein. Kapsid terdiri atas bagian-bagian yang disebut kapsomer. Misalnya, kapsid pada TMV dapat terdiri atas satu rantai pelipeptida yang tersusun atas kapsomer. Kapsid juga terdiri atas protein monomer protein-protein monomer yang identik, yang masing masing terdiri dari rantai peptida 3) Isi tubuh Isi tubuh yang sering disebut virion. Adalah bahan genetik yakni asam nukleat (DNA atau RNA), contoh adalah sebagai berikut. a) Virus yang isi tubuhnya RNA dan bentuknya menyerupai kubus antara lain, polyomyelitis, virus radang mulut dan kuku, dan virus influenza. b) Virus yang isi tubuhnya RNA, protein, lipida, dan polisakarida, contohnya paramixovirus. c) Virus yang isi tubuhnya terdiri atas RNA, protein, dan banyak lipida, contohnya virus cacar. 4) Ekor Ekor virus merupakan alat penancap ketubuh organisme yang diserangnya. Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang di lengkapi benang / serabut. Tubuh virus tersusun atas senyawa-senyawa berikut: 1) Asam nukleat, asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam ribonukleat (RNA) sebagai bagian inti. Asam nukleat pada virus diselubangi kapsid sehingga disebut nukleokapsid. Ada dua macam nukleokapsid yaitu: a) Nukleokapsid telanjang, misalnya pada TMV, adenovirus dan warzervirus (virus kulit) b) Nukleokapsid yang masih diselubangi membran pembungkus misalnya viorus influenza dan virus hespes. 2) Protein, merupakan komponen utama yang menyusun bagian terbesar dari kapsid 3) Lipid, terdapat pada virus dalam bentuk fosfolipid, gikolipid, asam nukleat, kolesterol dan lemak-lemak alami 4) Karbohidrat, terdapat dalam bentuk ribose atau deoksirebose dalam asam 8

9 Gambar. 2.4 Struktur Kapsid (Protein) F. Virus Bakteri (Bakteriofage) Bakteriofage adalah virus yang menginfeksi bakteri, walau tidak semua bakteri memiliki fage, seperti halnya semua virus, komponen penyusunnya terdiri atas inti asam nukleat dikelilingi oleh selubung protein (kapsid) dengan terbentuk morfologi bermacam-macam; kubus atau helikal atau kepalanya Polihedral dengan ekor berbentuk batang. Kapsid disusun oleh sejumlah subunit yang disebut kapsomer. Kapsomer disusun oleh sejumlah subunit dari molekul protein yang dinamakan protomer. Gambar 2.5 Bakteriofag 9

10 Bakteriofage memiliki 2 tipe yaitu tipe litik atau virulen dan tipe lisogenik (tipe tenang) atau avirulen. Pada tipe litik bila virus menginfeksi sel-sel tersebut memberikan tanggapan dengan cara menghasilkan virus-virus baru dalam jumiah besar. Pada akhir masa inkubasi sel inang pecah atau mengalami lisis melepaskan fage baru untuk menginfeksi sel-sel inang yang baru. Pada tipe lisogenik, asam nukleat virus disisipkan pada untaian asam nukleat sel inang dan bereplikasi bersama dari generasi ke generasi tanpa sel inang menjadi lisis. Namun demikian pada kondisi tertentu dapat secara mendadak berubah menjadi tipe litik yang menyebabkan lisis pada sel inangnya. Asam nukleat fage bisa berupa DNA atau RNA yang membentuk untaian ekor yang panjang. Pada waktu mnginfeksi bakteri asam nukkleat akan masuk ke dalam selm, sedangkan selubung protein yang menyelubungi tertinggal di luar. 1. Bateriofage Escherichia coli Bakteriofage E. coli paling banyak diteliti. Mereka diberi nama T1 sampai dengan T7. Asam nukleatnya terdiri atas DNA. Kecuali T3 dan T7, semuanya berbentuk berudu dengan kepala polihedral dan ekor panjang, sedang ekor T3 dan T7 iebih pendek. Seiain itu ditemukan juga fage yang berinti RNA dinamakan fage f2. Isolasi dan kuitivasi bakteriofage. 2. Isolasi dan dikutivasi Bateriofage Bateriofage dapat disolasikan dan kultivasi pada biakan bakteri dalam media kaldu cair atau kaldu agar cawan. Pada kadu cair, melisisnya bakteri dapat menyebabkan perubahan media dari keruh menjadi jernih. Pada kaldu agar cawan, akan dapat diamati berupa daerah daerah jernih atau plak (plaque) pada permukaan medium. Sebagai sumber bakteriofage E. coil dapat diisolasi dari substansi saiuran cernah atau kotoran manusia atau hewan mamalia. Untuk keperluan tersebut, substansi atau kotoran periu dipisahkan dengan disentrifugast atau filtrasi dan ditambahkan kloroform untuk membenuh bakterinya. Selanjutnya sebanyak 0,1 ml fiitratnya diinokulasi pada medium agar. Pertumbuhan fage dapat diamati berupa flakflak pada permukaan medium. 10

11 3. Reproduksi Bakteriofage Langkah pertama reproduksi bakteriofage adalah sebagai berikut: a. Adsorpsi Disini ujung ekor virus melekat pada bagian situs tertentu yang komplemen pada dinding sel bakteri. b. Penetrasi. Enzim lisozim yang dibawa ekor fage, mencerna dinding sel dan virus menyuntikkan DNA-nya ke dalam sel dengan bantuan seludang kontraktil. Pada proses ini hanya DNA yang masuk ke dalam sel, sedangkan bagian lain termasuk seludang tetap tinggal di luar sel. Pada fage yang tidak memiliki seludang DNA teradsorpsi melalui fill dari bakteri. c. Replikasi, perakitan dan lisis Segera setelah infeksi, virus mengambil alih perlengkapan metabolik sel inang. Akibatnya asam nukleat sel inang lebih banyak merakit asam nukleat virus ketimbang asam nukleat selnya sendiri. Dengan cara ini asam nukleat virus sebagai calon virus baru terus dibentuk, sampai pada satu saat jumlah virus baru terlampau banyak dan sel bakteri jadi pecah atau lisis. Virus-virus baru ini selanjutnya keluar dan menginfeksi sel lainnya. Daur ini disebut daur litik. Pada daur liisogenik, DNA virus tidak mengambil aiih fungsi gen-gen sel inang melainkan menggabungkan diri dengan DNA sel inang menjadi profage pada kromosom bakteri dan berlaku sebagai gen. Pada kondisi demikian sel bakteri bermetabolisme dan bereproduksi secara normal. DNA virus terikutkan pada kegiatan ini dan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Pada suatu kesempatan dengan sebab yang belum diketahui, DNA virus terlepas dari kromosom sel bakteri dan selanjutnya masuk ke daur litik. Proses ini disebut induksi spontan. Dalam status profage gen-gen virus tidak terekspresikan, namun bila terinduksi seperti sel terkena radiasi, atau pengaruh zat kimia profage dapat terinduksi menjadi terlepas dari genom sel bakteri inang, dan masuk ke daur litik 11

12 Gambar 2.6 Reproduksi Bakteriofage Tipe Litik Virus menginfeksi bakteri dengan cara menginjeksi isi kepala virus (asam nukleat virus) melalui sebuah lubang tusukan yang dibuatnya pada dinding sel. Asam nukleat virus itu kemudian mengendalikan metabolism sel dan mengarahkan bakteri itu untuk mensisntesis lebih banyak asam nukleat serta bahan-bahan lain yang diperlukan untuk membuat partikel virus yang lengkap. Dalam waktu singkat partikel-partikel virus baru yang terbentuk itu dibebaskan oleh pecahnya dinding sel secara tiba-tiba yaitu lisis, dan menjadi bebas untuk menginfeksi bakteri-bakteri lain yang rentan. 4. Kepentingan Medis Bakteriofage Jenis-jenis bakteri memiliki kepekaan berbeda-beda terhadap infeksi bakteriofage. Demikian juga pola lisisnya bila terinfeksi bakteriofage berdasarkan sifat ini, bakteri fage tipe litik dapat dipakai untuk mengidentifikasi bakteri patogen. Proses penentuan jenis bakteri patogen dengan menggunakan bakteriofage ini dikenal dengan Hama penentuan tipe, fage (phage-typing). Metode penentuan tipe fage secara rutin digunakan untuk mengidentifikasi bakteri Staphilococcus atau basil tifoid. Bakteri Corynebacterium diphteriae dan Streptococcus, Clostridium botulinum kemampuanya menimbulkan penyakit berkaitan langsung dengan kemampuannya menghasilkan toksin. Bakteri-bakteri ini hanya dapat menghasilkan toksin bila dalam kondisi terinfeksi bakteriofage tipe lisogenik. Fenomena bakteri yang demikian ini dikenal dengan konversi lisogenik. Lisogenik pada bakteri merupakan model untuk menelaah sifat virus 12

13 onkogenik (penyebab kanker), karena virus-virus ini memiliki kemampuan untuk tetap bertahan di dalam sel-sel terinfeksi tanpa menyebabkan lisis. Tidak semua infeksi pada sel bakteri oleh fage berlangsung sebagaimana tipe litik yang lebih banyak menghasilkan partikel virus dan berakhir dengan lisis. Suatu hubungan yang sama sekali berbeda dikenal sebagai lisogeni, dapat berkembang anatara virus dan bakteri inangnya. Pada lisogeni, DNA virus fage tenang itu tidak mengambil alih fungsi gen-gen sel, tetapi menjadi tergabung kedalam DNA inang dan menjadi profage pada kromosom bakteri, berlaku seperti gen. Pada keadaan ini bakteri bermetabolisme dan berbiak secara normal, dengan DNA virusnya diteruskan kepada setiap sel anak melalui semua generasi berikutnya. Gambar 2.7 Daur Lisogenik. (Sumber: Pada daur lisogeni ini, virus masuk ketubuh bakteri dan virus akan berintegrasi dengan DNA sel bakteri. Dengan demikian virus dalam daur lisogeni ini tidak mengahancurkan sel bakteri, sehingga bakteri masih dapat beraktifitas untuk membelah diri dan pada saat itu pula virus juga ikut membelah diri. Salah satu contoh 13

14 virus yang berkembang biak secara lisogeni. Misalnya pada virus lamda. Dalam daur lisogeni ini ada beberapa fase yang sama dengan yang dialami oleh daur litik yaitu: a. Pada saat adsorpsi ini prosesnya sama dengan apa yang dialami daur litik. Yaitu mula-mula ujung ekor virus lamda akan menempel pada bagian dinding sel bakteri dan memasukkan DNAnya ke dalam tubuh bakteri b. Selanjutnya terjadi fase penggabungan, setelah DNA virus lamda masuk ke dalam tubuh bakteri, selanjutnya DNA virus menyisip kedalam DNA bakteri atau melakukan penggabungan. Mula-mula DNA bakteri putus. Kemudian DNA virus menggabungkan diri diantara benang yang putus tersebut dan akhirnya terbentuk DNA sirkuler baru yang telah disipi DNA virus. Sehingga di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus. c. Kemudian pada fase berikutnya terjadi fase pembelahan, yaitu jika bakteri akan melakukan pembelahan diri, maka profage juga ikut membelah diri. Sehingga terbentuklah dua sel anak bakteri yang mengandung profage yang identik. Hal ini terjadi secara terus- menerus selama bakteri yang mengandung profage masih mampu membelah diri. Maka jumlah bakteri yang mengandung profage semakin banyak sesuai jumlah bakteri yang ditumpanginya. NO PERBEDAAN DAUR LITIK DAUR LISOGENIK 1 Definisi Siklus replikasi virus dimana sel inang akan mengalami lisis (mati) pada akhir siklusnya Siklus replikasi virus dimana sel inang tidak mengalami kematian pada akhir siklus karena mempunyai virulensi 2 Kondisi Awal Inang (Bakteriofage) 3 Jumlah Tahapan 4 Kelanjutan Siklus 5 Kondisi Akhir Inang Non Virulen 5 tahap: Adsorpsi penetrasi eklipase assembling/perakitan lisis (APEAL) Terhenti karena sel inangnya rusak/ mengalami lisis dan mati Mengalami lisis/mati (ketahanan) Virulen 4 tahap: Adsorpsi penetrasi penggabungan/profage cleavage (pembelahan Dapat dilanjutkan dengan siklus litik jika virulensi bakteri menghilang Bakteriofage masih menjalankan aktifitas baisa bahan mampu membelah Tabel 2.1 Perbedaan Daur Litik dan Lisogenik (Sumber: 14

15 Gambar 2.8 Perbedaan daur litik dan lisogenik yang dapat menjadi fase litik (Sumber: G. Virus Hewan dan Tumbuhan Secara umum virus dikelompokkan atas, virus bakteri, hewan dan virus tumbuhan. Virus yang parasit pada manusia tidak dikelompokkan tersendiri tetapi dimasukkan ke dalam kelompok virus hewan. Gambar 2.8 Virus pada Hewan dan Tumbuhan 15

16 1. Struktur dan komposisi Seperti halnya bakteriofage, virus hewan dan tumbuhan disusun oleh asam nukleat yang terletak di bagian tengah dan dikelilingi oleh suatu kapsid. Pada beberapa virus hewan nukelokapsid dibungkus oleh suatu membran yang dinamakan sampul lipoprotein. Virion yang memiliki sampul peka terhadap peiarut lemak seperti eter dan kloroform sehingga peiarutpelarut dapat dipakai untuk menghilangkan kemampuan menginfeksi virus. Virus yang tidak memiliki sampul disebut virus bugii, tidak peka terhadap pelarut-pelarut demikian. Berdasarkan morfologinya virus hewan dan tumbuhan dibedakan atas bentuk ikosahedral, heliks, bersampul dan kompieks. Seperti hainya baktehofage virus hewan dan tumbuhan juga hanya memiliki satu asam nukleat DNA atau RNA tidak keduanya. Asam nukleat tersebut dapat terdiri atas DNA berutas tunggal, DNA berutas ganda, RNA berutas tunggal atau RNA berutas ganda. Asam nukelat ini di dalam virion dapat berbentuk melingkar atu berbentuk lurus. Senyawa yang ditemukan pada virus meliputi protein, lipid dan karbohidrat. Protein merupakan komponen terbesar penyusun virus, dimana protein ini menjadi senyawa utama penyusun kapsid. Virus juga memiliki sejumlah enzim yang berfungsi pada proses reflikasi asam nukleatnya, seperti enzim khusus yang menggunakan RNA virus sebagai model untuk mensintesis utasan RNA ke dua. RNA ke dua ini dapat mengarahkan DNA sel inang untuk membuat virus-virus baru. Virus tumor (RNA virus), memiliki enzimuntuk Mensintesis utasan DNA dengan menggunakan RNA virus sebagai acuan. Senyawa lipid yang sering ditemukan pada virus adalah fosfolipid, glikolipid, asam lemak dan kolesterol. Fosfolipid merupakan senyawa paling dominan sebagai sampul virus. Karbohidrat terutama terdapat pada asam nukleat berupa ribosa dan deoksiribosa. Pada virus bersampul, karbohidrat menjadi salah satu komponen penyusun sampul. 2. Reproduksi Virus bersifat parasit obligat, aktivitas metabolik dan reproduksi baru bisa dilakukan bila berada di dalam sel inangnya. Reproduksi berlangsung melalui proses replikasi, dimana asam nukleat virus digandakan untuk menjadi virus baru. Secara umum reproduksi virus dapat digambarkan sebagai berikut: a. Adsorpsi Virus melekat pada sel inang pada situs-situs spesifik 16

17 b. Penetrasi dan pelepasan kapsid Mekanisme penetrasi ada dua kemungkinan, pertama penelanan seluruh bagin virus oleh sel inang melaluil,"- proses fagositosis yang disebut viropeksis. Selanjutnya di dalam vakuola sel inang dengan bantuan enzim protease lisosomal, kapsid dihancurkan sehingga asam nukleat menjadi bebas. Kedua, kapsid melebur dengan permukaan membran sel inang, sehingga yang masuk ke dalam sel inang hanya asam nukleat saja. c. Reflikasi Penetrasi diikuti dengan suatu periode yang dinamakan periode laten. Selanjutnya terjdi reflikasi yang berlangsung di sitoplasma, nukleoplasma atau di keduanya serta sintesis protein-protein virus. Protein-protein virus disintesis di ribosom. Pada proses ini sel inang menyediakan energi, enzim, bahan-bahan pembangun (prekursor) dan perlengkapan biosintesis lainnya. Dengan tersedianya kelengkapan biosintesis ini, asam nukleat virus dapat mensintesis protein yang sesuai dengan kehendaknya. Asam nukleat virus baru disintesis dari nukleotidanukleotida asam nukleat sel inang dengan bantuan enzim reflikasi yang disandi oleh asam nukleat virus. d. Perakitan dan pematangan Protein serta komponen-komponen asam nukleat virus dirakit menjadi partikelpartikel virus baru. e. Pembebasan Mekanisme pembebasan virion dari sel inang dapat berlangsung melalui salah satu mekanisme berikut ini yaitu: Sel inang melisis membebaskan virus, sel inangnya tidak dihancurkan tetapi virus meninggalkan sel melalui saluran-saluran khusus atau membentuk kuncup atau tonjolan pada membran sel. H. Peranan Virus Dalam Kehidupan Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui gen-gen penyebab infeksi yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik atau gen penyembuh. David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue s School of Science telah menemukan cara pemanfaatan virus dalam dunia kesehatan. Sanders berhasil menjinakan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat dimanfaatkan sebagai 17

18 pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru).virus dapat dimanfaatkan untuk membuat vaksin, membuat antitoksin, melemahkan bakteri, dan lain-lain Namun, karena virus hidup dalam sel organisme yang masih hidup maka virus lebih banyak bersifat merugikan bagi kehidupan manusia. Virus sangat dikenal sebagai penyebab penyakit infeksi pada manusia, hewan dan tumbuhan. Sejauh ini tidak ada makhluk hidup yang tahan terhadap virus. Tiap virus secara khusus menyerang sel-sel tertentu dari inangnya. Pada umumnya virus bersifat merugikan. Virus dapat menginfeksi tumbuhan, hewan dan manusia sehingga menimbulkan penyakit. a. Penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh virus 1) Mosaik, penyakit yang menyebabkan warna kuning pada daun tumbuhan seperti tembakau, kacang, kedelai, tomat, kentang, dan beberapa jenis labu. 2) Yellows, penyakit yang menyerang tumbuhan aster 3) Daun mengggulung, terjadi pada tembakau, kapas, dan lobak yang diserang virus TYMV. Tumbuhan Tembakau Yang Terkena Virus (TMV)Tembakau Mosaik Virus Gambar 2.9 Tumbuhan Tembakau Yang Terkena Virus (TMV) Tembakau Mosaik Virus b. Penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus Jenis virus yang menyebabkan penyakit pada hewan, antara lain sebagai berikut: 1) Polyoma, penyebab tumor pada hewan 2) Adenovirus, penyebab tumor pada hewan tersebut 3) Rhabdovirus, penyebab rabies 18

19 c. Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus 1) HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cadn). Selanjutnya, cadn bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang. Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut mengalami replikasi. Gambar Virus HIV 19

20 2) Virus Herpes: Menyerang virus manusia menyebabkan gatal. Gambar 2.11 Virus Herpes 3) Virus Infuenza : Siklus replikasi virus influenza hampir same dengan siklus replikasi virus herpes. Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang kemudian mengalami replikasi menjadi marn Gambar 2.12 Virus Influenza. 20

21 4) Paramyxovirus Paramyxovirus: semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi menjadi marn. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong. Gambar 2.13 Virus Paramyxovirus 5) Virus Hepatitis: penyebab hepatitis (radang hati), yang paling berbahaya adalah virus Hepatitis B. 6) Gambar 2.14 Virus Hepatitis 21

22 6) Virus Rabies: Penyakit anjing gila dapat dicegah dengan vaksin rabies. Gambar rhabdovirus Virus rabies Gambar 2.15 Replikasi Virus Rabies 7) Virus Polio: Disebabkan oleh enterovirus, menyerang banyak anak-anak. menyerang sel saraf otak pada balita sehingga menyebabkan kelumpuhan. Vaksinnya disebut vaksin salk atau vaksin polio. 22

23 Gambar 2.16 Virus Polio 8) Virus Variola dan Varicella: penyebab cacar api dan cacar air Gambar 2.17 Virus Variola 23

24 9) Demam berdarah: disebabkan virus dangue melalui gigitan nyamuk Aides aegypti. Gambar 2.18 Virus Dengue Gambar 2.19 Virus dengue dalam tubuh manusia 24

25 Gambar 2.20 Nyamuk Aedes ageypty betina Berikut adalah tabel beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang manusia, hewan dan tumbuhan. No. Nama Penyakit Penyebab Bagian Tubuh yang Dipengaruhi 1 Influenza Myxovirus A (virus ARN),ada tiga tipe;a,b dan C 2 Demam Sejumlah besar virus,terutama Rhinovirus (virus ARN) 3 Cacar Virus Variola (virus ADN) 4 Gondong Paramyxovirus A (virus ARN) 5 Campak Jerman Virus Rubella (Rubella) 6 Poliomyelitis Virus Polio (virus ARN) Melalui saluran respirasi; epithelium dalam dari trakea dan bronki Melalui saluran respirasi; biasanya hanya saluran sebelah atas Melalui saluran respirasi kemudian virus Melali saluran respirasi, kemudian infeksi menyeluruh di tubuh melalui darah, terutama kelenjar ludah; juga testis pria dewasa Melalui saluran respirasi; kelenjar limfa di leher, mata dan kulit Faring usus halus, kemudian darah, neuromotorik di vertebrae/tulang punggung 25

26 7 Campak Paramyxovirus A (virus ARN) Melalui saluran respirasi (dari mulut ke bronki) menyebar ke kulit dan usus halus 8 Hepatitis Virus hepatitis (virus Hati, hingga pengerasan (sirosis) hingga ARN). Sekarang kanker hati. dikenal tipe-tipe Hepatitis; A,B,C,D,E 9 Demam kuning Arbovirus (virusarn) Pembuluh darah sebelah dalam dan hati, sehingga empedu beredar ke seluruh tubuh dan kulit hingga bola mata penderita berwarna kuning.biasanya ditularkan oleh hewan Arthropoda 10 Cacar Air Virus Varicella (virus ADN) F dan G Kulit; titik merah dan gatal, melepuh, kering dan menghasilkan kerak (krusta) di kulit 11 AIDS (Acquired HIV (human Sel T pada sel darah putih, yang Immune immunodeficiency bertanggung jawab terhadap respon Deficiency virus) (virus kebal Syndrome) ARN).Tipe HIV-1 dan Tipe HIV Ebola Virus Ebola Menyerang organ-organ tertentu sehingga menyebabkan demam hebat, muntah cairan empedu dan darah, berak darah bahkan pendarahan di mata dan hidung serta batuk-batuk darah.mereka mengalami pendarahan dari dalam 13 SARS (Severe Disebabkan virus Virus ini menyerang pernafasan Acute yang diduga dari Respiratocy mutasi virus corona Syndrome) 14 Herpes Virus dari famili Kulit, mata, mulut dan alat kelamin Herpesviridae (virus ADN) 26

27 15 Penyakit Kuku Virus dari famili dan Picornaviridae Mulut (Foot and Mouth Disease) 16 Tetelo NCDV (New Castle Disease Virus) 17 Penyakit Kanker RSV (Rous Sarcoma pada Ayam Virus) Kaki dan mulut hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan kuda Virus ini menyerang hewan unggas, seperti ayam dan itik (terutama ayam). Penyakit ini telah ditemukan vaksinasinya yaitu ND 18 Rabies Virus Rabies Virus ini dapat meyerang semua hewan berdarah panas; kucing, anjing, kera, monyet, dll. Menyerang sistem saraf pusat yang dapat menyebabakan penderita mengigau dan tertawa tanpa sebab bahkan koma 19 Penyakit CVPD (Citrus Vein Pembuluh tapis pada tanaman jeruk Degenerasi Phloem Pembuluh Tapis Degeneration) pada Jeruk 20 Mosaik TMV (Tobacco Menyerang tanaman tembakau Mosaic Virus) 21 Tungro Virus Tungro Menyerang tanaman padi Tabel 2.2 Beberapa virus penyebab penyakit yang menyerang manusia, hewan dan tumbuhan. 27

28 BAB III KESIMPULAN Dalam Pembahasan Makalah ini dengan topik Virus, maka dapat kami simpulkan: a. Virus adalah parasit yang dapat hidup pada sel makhluk hidup yang diinvasinya. Virus berkembang biak dalam sel makhluk hidup. Seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Virus dapat diindentifikasi dari ciri-ciri yang dimilikinya. Ciri-ciri virus dapat diketahui dengan melihat struktur penyusunnya. b. Virus itu unik. Di luar sel hidup yang diinvasinya, virus dapat dikatakan benda mati. Saat berada di luar sel hidup, virus mengkristal. Ketika menginvasi sel hidup, virus menjadi benda hidup yang berkembang biak. c. Jenis virus yang diketahui jumlahnya banyak. Virus, pada umumnya bersifat merugikan. Virus bersifat merugikan karena dapat menimbulkan penyakit, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. d. Bahkan ada virus yang menyerang hewan dapat menular dan membahayakan manusia. Diantaranya, virus flu burung dan rabies. Kedua jenis virus tersebut dapat menular dan mengakibatkan kematian. 28

29 DAFTAR PUSTAKA Alim Mikrobiologi. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) Annehira Ciri-ciri Virus. (Online). ( diakses, 06 Oktober 2011) Biologi.blogsome Peranan Virus dalam Kehidupan. (Online). ( diakses, 06 Oktober 2011) Edukasi, Net Materi Pokok Belajar Virus. (Online) ( 0Pokok/view&id=445 diakses, 06 Oktober 2011) Rolanda, M Defry Pengertian Virus. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) Slideshare Virus. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) Sujudi Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara Tedbio Virus. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) Pelczar, Michael J dan Chan, E.C.S Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Pratiwi, D.A, dkk Biologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga Wikipedia Virus. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) Wordpress Struktur Tubuh Virus. (Online) ( diakses, 06 Oktober 2011) 29

30 30

VIRUS. Dyah Ayu Widyastuti

VIRUS. Dyah Ayu Widyastuti VIRUS Dyah Ayu Widyastuti Virus patogen parasit obligat dengan ukuran kurang dari 200 μm bahan submikroskopis yang mampu menginfeksi sel hidup spesifik dan hanya mampu melakukan reproduksi jika menemukan

Lebih terperinci

BAB II VIRUS. Gb. 2.1 Berbagai macam bentuk virus. Virus Hal... 8

BAB II VIRUS. Gb. 2.1 Berbagai macam bentuk virus. Virus Hal... 8 BAB II VIRUS A. SEJARAH PENEMUAN VIRUS 1632 1723 : Antony Van Leeuwenhoek : menemukan mikroskop 1883 : Adolf Mayers (Jerman) : mengekstrak daun tembakau yang terkena penyakit mozaik (bercak-bercak kuning)

Lebih terperinci

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau. Materi Biologi : Virus Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun. Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat ini virus adalah mahluk yang berukuran

Lebih terperinci

SMA X (SEPULUH) BIOLOGI VIRUS

SMA X (SEPULUH) BIOLOGI VIRUS JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) BIOLOGI VIRUS Virus adalah kata Latin untuk racun. Cabang ilmu yang mempelajari virus disebut virologi. Virus pertama kali ditemukan oleh A.Mayer

Lebih terperinci

Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) virion yang berarti

Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) virion yang berarti Materi Virus Pendahuluan Sejarah penemuan ilmuwan ttg virus Ciri-ciri virus/karakteristik virus Struktur tubuh virus Reproduksi/replikasi virus Peranan virus bagi kehidupan a. Virus yang merugikan (manusia,tumbuhan

Lebih terperinci

MAKALAH PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA MAKALAH PERANAN VIRUS DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Disusun Oleh : Nama : Latif Yudha Arditama NIM : 13040021 Semester 1A Mata Kuliah : Biologi Farmasi Dosen Pembimbing : Supristiyono. M. Pd SEKOLAH TINGGI FARMASI

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pendahuluan Pada bab ini akan menjelaskan tentang dasar teori yang akan digunakan sebagai acuan dalam analisis dan perancangan perangakat lunak Aplikasi Pembelajaran Virus dengan

Lebih terperinci

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS VIRUS FIRMAN JAYA OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS PENDAHULUAN Metaorganisme (antara benda hidup atau benda mati) Ukuran kecil :

Lebih terperinci

CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI BAKTERIOFAGE (VIRUS)

CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI BAKTERIOFAGE (VIRUS) CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI BAKTERIOFAGE (VIRUS) Diyan Herdiyantoro, SP., MSi. Laboratorium Biologi & Bioteknologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2009 Karakteristik Umum

Lebih terperinci

B. KARAKTERISTIK VIRUS

B. KARAKTERISTIK VIRUS BAB 9 V I R U S A. PENDAHULUAN Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam

Lebih terperinci

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM VIRUS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM Disusun oleh : Nimas Dwi Ayu R (6411413126 / Rombel 5) Saraswati Windyastuti (6411413129 / Rombel

Lebih terperinci

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung BAB 3 VIRUS

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung BAB 3 VIRUS YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 MODUL BIOLOGI KELAS X BAB 3 VIRUS 1 A. Sejarah Penemuan Virus Virus adalah kata latin untuk racun. Sebelum berkembangnya ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 BAB II ISI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 BAB II ISI VIRUS Makalah ini disusun guna untuk memenuhi mata kuliah Biokimia Disusun Oleh : Kelompok 12 Mifta Amalia I. 21030113060111 Angkatan 2013 Tri Wahono 21030113060112 Angkatan 2013 Kukuh Galih K. 21030113060113

Lebih terperinci

MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI TUJUAN EKSPERIMENTAL VIRUS. MAINDEXCHANGE.com Archive

MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI TUJUAN EKSPERIMENTAL VIRUS. MAINDEXCHANGE.com Archive MODE SCREEN ONLY DIBAWAH PEMBATASAN UU HAKI TUJUAN EKSPERIMENTAL VIRUS MAINDEXCHANGE.com Archive 1 VIRUS Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri virus dan mengkomunikasikan peranannya dalam kehidupan.

Lebih terperinci

VIRUS. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August

VIRUS. SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny. August VIRUS SMA Regina Pacis Jakarta Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Sejarah Virus 1632-1723 : Anthony van Leuweenhoek Saintis Belanda Menemukan mikroskop cahaya Penelitian mikroorganisme berkembang pesat August

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IV VIRUS

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IV VIRUS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB IV VIRUS Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.Si. Dr. Ning Setiati, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bakteriofage

TINJAUAN PUSTAKA Bakteriofage TINJAUAN PUSTAKA Bakteriofage Bakteriofage merupakan virus yang menginfeksi bakteri, ditemukan secara terpisah oleh Frederick W. Twort di Inggris pada tahun 1915 dan oleh Felix d Herelle di Institut Pasteur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar

BAB II KAJIAN TEORI. secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil belajar Menurut Sudjana (2004: 14) Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara

Lebih terperinci

V I R U S 1. CIRI UMUM VIRUS

V I R U S 1. CIRI UMUM VIRUS V I R U S Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri

Lebih terperinci

14.1 Dengan cara apa virus berhubungan dengan jenis lain dari mikroorganisme? 14.2 Apakah virus dianggap organisme hidup dalam pandangan sifat mereka?

14.1 Dengan cara apa virus berhubungan dengan jenis lain dari mikroorganisme? 14.2 Apakah virus dianggap organisme hidup dalam pandangan sifat mereka? TUGAS TBMF VIRUS Oleh: 1. Sandy Endi Rahman 2311 030 040 2. Shinta Ayu Riska A. 2311 030 022 3. Aprilia Puri 2311 030 024 4. Anggi Eko Bramantio 2311 030 044 Program Studi DIII Teknik Kimia Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP VIRUS.

BAB II KAJIAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP VIRUS. BAB II KAJIAN TEORI PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP VIRUS. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team

Lebih terperinci

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran mempermudah atau mengefektifkan proses pembelajaran (Rakhmawati, 2013:12).

membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Media pembelajaran mempermudah atau mengefektifkan proses pembelajaran (Rakhmawati, 2013:12). BAB II KAJIAN TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN, AURORA 3D PRESENTATION, POWERPOINT, MODEL PEMBELAJARAN, PROBLEM BASED LEARNING, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, VIRUS A. Media pembelajaran Menurut Angkowo

Lebih terperinci

2 VIRUS. Kata Kunci BAB II VIRUS. Transkiptase balik. By Zurnidas, S.Pd 28. Standar Kompetensi Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup.

2 VIRUS. Kata Kunci BAB II VIRUS. Transkiptase balik. By Zurnidas, S.Pd 28. Standar Kompetensi Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup. 2 VIRUS Standar Kompetensi Memahami prinsip-prinsip pengelompokkan makhluk hidup. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peranan virus dalam kehidupan. Tujuan Pembelajaran 1 Mampu menjelaskan

Lebih terperinci

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn. Contoh-contoh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T). Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH)

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

MAKALAH. Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi Virus. (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi yang dibina

MAKALAH. Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi Virus. (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi yang dibina MAKALAH Analisis Kritis Buku BSE Kelas X Materi Virus (Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi yang dibina oleh Bapak Dr. Lud Waluyo, M. Kes.) Oleh : Tila Watur Rochmah (201310070311100)

Lebih terperinci

Materi UN Bilogi. Cakupannya membran plasma, organel dan ini, termasuk sel pada organnisme uniseluler dan muliseluler.

Materi UN Bilogi. Cakupannya membran plasma, organel dan ini, termasuk sel pada organnisme uniseluler dan muliseluler. Materi UN Bilogi INDIKATOR 1 1.1 Sel adalah kesatuan struktur dan fungsional terkecil dari mahkluk hidup. Cakupannya membran plasma, organel dan ini, termasuk sel pada organnisme uniseluler dan muliseluler.

Lebih terperinci

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4 Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Virologi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus:

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus: Virologi dasar Klasifikasi dan morfologi Reproduksi (replikasi) virus Hubungan virus dengan sel Virus yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan menyusui Virologi - 2 Partikel virus (virion), terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran 11 BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Slameto (dalam Hamdu, 2011) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan

Lebih terperinci

B a b 3 Virus Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat

B a b 3 Virus Setelah mempelajari bab ini kalian diharapkan dapat Bab3 Virus Ia memiliki sifat makhluk hidup, namun ia pun dapat dikristalkan (dimatikan sementara), sedangkan tak ada satu sel hidup pun yang dapat dikristalkan tanpa mengalami kerusakan. Dia adalah virus,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Biologi 2 Beban Belajar : 4 SKS Pertemuan (Minggu) ke- : 1 : 8 x 45 menit Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran virus

Lebih terperinci

STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS. Morfologi dan komponen virus

STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS. Morfologi dan komponen virus STRUKTUR, MORFOLOGI, DAN KLASIFIKASI VIRUS Morfologi dan komponen virus Virus merupakan mikroorganisme terkecil yang pernah dikenal. Umumnya tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus.

Lebih terperinci

PATOGENISITAS MIKROORGANISME

PATOGENISITAS MIKROORGANISME PATOGENISITAS MIKROORGANISME PENDAHULUAN Pada dasarnya dari seluruh m.o yg terdapat di alam, hanya sebagian kecil saja yg patogen maupun potensial patogen. Patogen adalah organisme yg menyebabkan penyakit

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : X ( SEPULUH ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah soal dengan

Lebih terperinci

VIRUS DEFINISI STRUKTUR Virion Nukleokapsid Kapsid Kapsomer Amplop MORFOLOGI 1. Simetri Heliks

VIRUS DEFINISI STRUKTUR Virion Nukleokapsid Kapsid Kapsomer Amplop MORFOLOGI 1. Simetri Heliks VIRUS DEFINISI : agen infeksi yang sangat kecil, dengan beberapa perkecualian ; 1. Tidak dapat dilihat dengan mikroskop cahaya 2. Tidak ada metabolisme yang bebas dan hanya mampu bereplikasi dalam sel

Lebih terperinci

PERCOBAAN HERSHEY DAN CHASE. RESUME UNTUK MEMENUHU TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah. M.

PERCOBAAN HERSHEY DAN CHASE. RESUME UNTUK MEMENUHU TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah. M. PERCOBAAN HERSHEY DAN CHASE RESUME UNTUK MEMENUHU TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Ibu Prof. Dr. Hj. Siti Zubaidah. M.Pd Oleh Nuzula Khoirun Nafsiah (140341604501) Oki Osaka Herlinawati ( 140341600030

Lebih terperinci

Kompetensi dasar: Siswa mampu membedakan virus dengan organisme lainnya.

Kompetensi dasar: Siswa mampu membedakan virus dengan organisme lainnya. V I R U S Kompetensi dasar: Siswa mampu membedakan virus dengan organisme lainnya. Pada akhir abad ke-20 seluruh masyarakat dunia terhentak dan mengalami kecemasan yang luar biasa karena hadirnya sang

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI BAKTERI

MIKROBIOLOGI BAKTERI 1 MIKROBIOLOGI BAKTERI (Nurwahyuni Isnaini) Tugas I Disusun untuk memenuhi tugas brosing artikel webpage Oleh RIZKA RAMADHANTY NIM:G0C015080 PRORAM DIPLOMA DIII ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY Bahan Kuliah Genetika Molekular disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi vhenuhili@uny.ac.id FMIPA Jurdik Biologi UNY 2013 victoria@uny.ac.id Page 1 1. PEMBUKTIAN DNA SEBAGAI PEMBAWA MATERI GENETIK Pada tahun

Lebih terperinci

J. VIRUS TANAMAN DAN VIROID Virus tanaman mirip dengan virus hewan dalam hal morfologi dan tipe dari asam nukleat. Bahkan beberapa virus tanaman

J. VIRUS TANAMAN DAN VIROID Virus tanaman mirip dengan virus hewan dalam hal morfologi dan tipe dari asam nukleat. Bahkan beberapa virus tanaman J. VIRUS TANAMAN DAN VIROID Virus tanaman mirip dengan virus hewan dalam hal morfologi dan tipe dari asam nukleat. Bahkan beberapa virus tanaman dapat bereproduksi dalam sel insekta. Virus tanaman merupakan

Lebih terperinci

CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI PROTOZOA

CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI PROTOZOA CIRI FISIOLOGI DAN MORFOLOGI PROTOZOA Diyan Herdiyantoro, SP., MSi. Laboratorium Biologi & Bioteknologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran 2009 Foto: Didinium sp. dalam proses

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV

Lebih terperinci

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa secara individu tuntas (rerata 81,75), kelulusan siswa

BAB V PENUTUP. 1. Hasil belajar siswa secara individu tuntas (rerata 81,75), kelulusan siswa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajran berbasis masalah efektif terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

Rickettsia prowazekii

Rickettsia prowazekii Rickettsia prowazekii Nama : Eva Kristina NIM : 078114026 Fakultas Farmasi Sanata Dharma Abstrak Rickettsia prowazekii adalah bakteri kecil yang merupakan parasit intraseluler obligat dan ditularkan ke

Lebih terperinci

Riana Yani Musarofah Tintin Atikah Widi Purwianingsih BIOLOGI 1. SMA dan MA Kelas X. Hukum Dasar Kimia 1

Riana Yani Musarofah Tintin Atikah Widi Purwianingsih BIOLOGI 1. SMA dan MA Kelas X. Hukum Dasar Kimia 1 Riana Yani Musarofah Tintin Atikah Widi Purwianingsih BIOLOGI 1 SMA dan MA Kelas X Hukum Dasar Kimia 1 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi Undang-undang B I O L O G I 1 SMA dan MA

Lebih terperinci

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS

REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS REGULASI EKSPRESI GEN PADA BAKTERIOFAGE DAN VIRUS Fage/virus memanfaatkan perangkat sel inang untuk sintesis DNA/protein Strategi memanfaatkan sel inang mensintesis 4 makromolekul: 1. RNA polimerase baru

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING 3.1. Virus Tokso Pada Kucing Toksoplasmosis gondii atau yang lebih sering disebut dengan tokso adalah suatu gejala penyakit yang disebabkan oleh protozoa toksoplasmosis

Lebih terperinci

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI 1.1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : 1503646 Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015 1. Jelaskan perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus! Ciri-ciri -Memiliki sifat antara benda mati dan benda

Lebih terperinci

Variola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna)

Variola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna) Variola vera Group: Family: Genus: Species: Group I (dsdna) Poxviridae Orthopoxvirus Variola vera Penyakit cacar (smallpox) merupakan salah satu penyakit mematikan yang pernah ada di dunia. Diperkirakan

Lebih terperinci

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA

MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA MAKALAH BIOLOGI PERBEDAAN DNA DAN RNA Oleh: Nama : Nur Amalina Fauziyah NIM : 141810401041 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 PEMBAHASAN Asam nukleat

Lebih terperinci

1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner.

1. Reproduksi Aseksual pada Bakteri Reproduksi aseksual bakteri dilakukan melalui pertumbuhan tunas, fragmentasi, dan pembelahan biner. Reproduksi Bakteri Reproduksi bakteri secara umum dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara vegetatif (aseksual) dan secara generatif (seksual). Reproduksi aseksual pada bakteri dilakukan dengan 3 cara

Lebih terperinci

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS 23 Apr 2003 Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU PROSES INFEKSI DAN GEJALA SERANGAN TOBACCO MOZAIC VIRUS PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel BIOTEKNOLOGI Struktur dan Gambar Apakah Ini dan Apakah Perbedaannya? Perbedaan dari gambar diatas organisme Hidup ular organisme Hidup Non ular Memiliki satuan (unit) dasar berupa sel Contoh : bakteri,

Lebih terperinci

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. KLONING dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman. DI BID PERTANIAN KLON = sekelompok individu yang genetis uniform berasal dari

Lebih terperinci

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya 1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya struktur inti sel eukariot Fungsi inti atau nukleus sebagai pusat pengatur

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

MAKALAH KLASIFIKASI VIRUS BALTIMORE DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI

MAKALAH KLASIFIKASI VIRUS BALTIMORE DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI MAKALAH KLASIFIKASI VIRUS BALTIMORE DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MIKROBIOLOGI Oleh : Kelompok 10 Puji Lestari NIM 12304241004 Ahmad Saiful Abid NIM 12304241006 Susan Pramitasari NIM 12304241007

Lebih terperinci

ANALISIS CONTENT KNOWLEDGE GURU BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI VIRUS

ANALISIS CONTENT KNOWLEDGE GURU BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI VIRUS ANALISIS CONTENT KNOWLEDGE GURU BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI VIRUS Setianingsih 1), Eny Hartadiyati W.H 1) 1 Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas FPMIPATI Universitas

Lebih terperinci

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan

URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan URAIAN MATERI 1. Kultur sel tunggal Sejalan dengan kemajuan teknologi DNA, ilmuwan telah mengembangkan dan menyempurnakan metode untuk melakukan kloning pada organisme multiseluler melalui kultur sel tunggal.

Lebih terperinci

BAB II BELAJAR, PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, MULTIMEDIA, PROJECT BASED LEARNING, POWER POINT, CERAMAH

BAB II BELAJAR, PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, MULTIMEDIA, PROJECT BASED LEARNING, POWER POINT, CERAMAH BAB II BELAJAR, PEMBELAJARAN, HASIL BELAJAR, MULTIMEDIA, PROJECT BASED LEARNING, POWER POINT, CERAMAH Penelitian yang berjudul perbandingan multimedia berbasis project based learning dengan power point

Lebih terperinci

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh

Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Mekanisme Pembentukan Kekebalan Tubuh Apabila tubuh mendapatkan serangan dari benda asing maupun infeksi mikroorganisme (kuman penyakit, bakteri, jamur, atau virus) maka sistem kekebalan tubuh akan berperan

Lebih terperinci

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B RHINOVIRUS: Bila Anda sedang pilek, boleh jadi Rhinovirus penyebabnya. Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan

Lebih terperinci

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA

DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA DISKUSI BIOKIMIA DIMULAI DENGAN SEL KARENA SEL MERUPAKAN KERANGKA ALAMIAH DARI HAMPIR SEMUA REAKSI BIOKIMIA PERBEDAAN UTAMA ANTARA BIOKIMIA DAN KIMIA ADALAH BAHWA REAKSI BIOKIMIA BERLANGSUNG DI DALAM BATASAN

Lebih terperinci

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD

TERAPI GEN. oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD TERAPI GEN oleh dr.zulkarnain Edward MS PhD Pendahuluan Penyakit-penyakit metabolik bawaan biasanya akibat tidak adanya gen atau adanya kerusakan pada gen tertentu. Pengobatan yang paling radikal adalah

Lebih terperinci

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL PROKARIOTIK & EUKARIOTIK SEL HEWAN & SEL TUMBUHAN SEL HEWAN SEL TUMBUHAN Sejarah Penemuan Sel 1500-an Ditemukan lensa

Lebih terperinci

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG

SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG SEL DAN JARINGAN MATERI BAHAN PELATIHAN UNTUK GURU-GURU SMA / MA OLEH: DRS. TAUFIK RAHMAN, MPD UPI BANDUNG NANGRO ACEH DARUSSALAM 5-10 JULI 2007 1 SOAL TES SEL DAN JARINGAN Petunjuk: 1. Jawablah pertanyaan

Lebih terperinci

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP S E L Suhardi, S.Pt.,MP Foreword Struktur sel, jaringan, organ, tubuh Bagian terkecil dan terbesar didalam sel Aktivitas metabolisme sel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan Metabolisme sel Fisiologi Ternak.

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 1. TMV merupakan virus yang menyerang tanaman SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2 Padi Jagung Gandum Tembakau Kunci Jawaban : D TMV (Tobacco Mosaic VirusI) merupakan

Lebih terperinci

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto

CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN. Mofit Eko Poerwanto CARA TUMBUHAN MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN PATOGEN Mofit Eko Poerwanto mofit.eko@upnyk.ac.id Pertahanan tumbuhan Komponen pertahanan: 1. Sifat-sifat struktural yang berfungsi sebagai penghalang fisik

Lebih terperinci

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari

Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari Selama berabad-abad orang mengetahui bahwa penyakit-penyakit tertentu tidak pernah menyerang orang yang sama dua kali. Orang yang sembuh dari serangan epidemi cacar dapat menangani para penderita dengan

Lebih terperinci

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom

Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu.

Jika tidak terjadi komplikasi, penyembuhan memakan waktu 2 5 hari dimana pasien sembuh dalam 1 minggu. Virus Influenza menempati ranking pertama untuk penyakit infeksi. Pada tahun 1918 1919 perkiraan sekitar 21 juta orang meninggal terkena suatu pandemik influenza. Influenza terbagi 3 berdasarkan typenya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobiologi Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci Chlamydia psittaci REKA SUDI 078114036 Abstract Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci merupakan bakteri

Lebih terperinci

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA

PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA PENGANTAR TENTANG PENGERTIAN DASAR FISIOLOGI MIKROBIA Definisi fisiologi mikrobia dan kompetensi Apakah arti fisiologi mikrobia? Definisi Fisiologi menurut the Concise Oxford Dictionary, adalah ilmu yang

Lebih terperinci

Mollicutes (Phytoplasma)

Mollicutes (Phytoplasma) Virus Pada waktu yang sama, banyak penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, Dutchman Adolph Mayer pada 1886, jus yang disuntikkan diperoleh dari tanaman daun tembakau dan menunjukkan berbagai pola

Lebih terperinci

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik Pada tahun 1953 James Watson dan Francis Crick mempublikasikan sebuah paper yang terdiri dari dua halaman dalam majalah Nature berjudul `struktur molekuler asam nukleat

Lebih terperinci

Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan

Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan Oleh: Vikayanti, S.Si POPT MUDA BBPPTP SURABAYA Lokasi : Kabupaten Bojonegoro Kebun Tembakau Tembakau dan Tobacco Mozaic Virus (TMV) merupakan dua hal yang

Lebih terperinci

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh : Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS Oleh : Nama : Sherly Febrianty Surya Nim : G111 16 016 Kelas : Biokimia Tanaman C Dosen Pembimbing : DR. Ir. Muh. Riadi, MP. PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) MAKALAH REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID ) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A TUGAS : REKAYASA GENETIKA JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012

Bimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi (  FMIPA UNY 2012 Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang

Lebih terperinci

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Katalog Dalam Terbitan (KDT) Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional dilindungi oleh Undang-Undang Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Penulis : Rikky Firmansyah Agus Mawardi H

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran. dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran. dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman dan 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar, Mengajar dan Pembelajaran Menurut Trianto (2009:15), belajar adalah suatu proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang baru dan sesuatu (pengetahuan)

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

Lebih terperinci

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3)

3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) Riswanto, S. Pd, M. Si SMA Negeri 3 Rantau Utara 3 Gerakan zat melintasi membran sel 3.1 Membran Sel (Book 1A, p. 3-3) A Bagaimana struktur dari membran sel? (Book 1A, p. 3-3) Struktur membran sel dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV). HBV ditemukan pada tahun 1966 oleh Dr. Baruch Blumberg berdasarkan identifikasi Australia antigen yang sekarang

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 13 BIOSISTEMATIKA & EVOLUSI: MIKROORGANISME Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah Pendahuluan Mikroorganisme, atau mikroba, adalah makhluk hidup

Lebih terperinci