Keywords: Spermatozoa, Spermatozoa Counters, Labelling, Eccentricity, Digital Microscope.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Keywords: Spermatozoa, Spermatozoa Counters, Labelling, Eccentricity, Digital Microscope."

Transkripsi

1 Penghitung Jumlah Spermatozoa Berdasarkan Data Mikroskop Digital Dengan Metode Pengolahan Citra Aldo Candra 1, Imam Sapuan 2, Franky Chandra S.A 3 1,2,3 Program Studi Teknobiomedik, Departemen Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract This research was carried out to design a system capable of counting spermatozoa in the sample data using a digital microscope image labeling methods and eccentricity. Number of data samples used image spermatozoa as many as 14 samples. Before it is detected, sampled spermatozoa image is converted into grayscale image, and then filtered with a low pass filter to eliminate noise. Histogram of the image data is obtained average threshold value of 175 for thresholding. Done to improve the image erosion and dilation by 6 pixels. Edge image obtained from the dilation by canny-edge detection. Digital image processing segmentation results then performed labeling and eccentricity. Separation of objects with object area threshold value using the labeling. With eccentricity use, objects can certainly be counted as spermatozoa head. Thus, the design of the system has been able to count the number of spermatozoa produced in 14 samples of image data with 100% accuracy. Keywords: Spermatozoa, Spermatozoa Counters, Labelling, Eccentricity, Digital Microscope.

2 Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mendesain suatu sistem yang mampu menghitung spermatozoa dalam data sampel citra mikroskop digital menggunakan metode labelling dan eccentricity. Jumlah data sampel citra spermatozoa yang digunakan sebanyak 14 sampel. Sebelum dideteksi, sampel citra spermatozoa diubah menjadi citra grayscale, lalu difilter dengan low pass filter untuk menghilangkan noise. Dari data histogram citra didapatkan nilai rata-rata ambang sebesar 175 untuk thresholding. Untuk memperbaiki citra dilakukan erosi dan dilasi sebesar 6 pixel. Didapatkan tepi citra dari hasil dilasi dengan canny-edge detection. Hasil segmentasi pengolahan citra digital kemudian dilakukan labelling dan eccentricity. Pemisahan objek dengan nilai ambang luasan objek dengan menggunakan labelling. Dengan eccentricity, objek yang terhitung dapat dipastikan berupa kepala spermatozoa. Jadi, desain sistem yang telah dihasilkan mampu menghitung jumlah spermatozoa pada 14 data citra sampel dengan akurasi 100%. Kata kunci: Spermatozoa, Hitung spermatozoa, Labelling, Eccentricity, Mikroskop digital.

3 1. Pendahuluan Spermatozoa merupakan sel sperma normal penentu dari kesuburan seorang pria. Konsentrasi atau jumlah dari spermatozoa sangatlah penting, tidak semua spermatozoa memiliki kesempatan yang sama dalam membuahi ovum. Semakin banyak jumlah atau tinggi konsentrasi spermatozoa normal seorang pria maka semakin subur sperma yang dimiliki pria tersebut. Spermatozoa memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu pada pada kisaran mikron, jumlah spermatozoa hanya dapat diamati menggunakan mikroskop. Hanya saja dalam setiap cc cairan terdapat jutaan spermatozoa. Para laboran dan dokter harus melihat dan menghitung jumlah spermatozoa normal pada tiap lapang pandang mikroskop secara perlahan dan teliti, sehingga diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengamati konsentrasi spermatozoa pada sampel. Alasan di atas menjadi dasar penelitian dibuatnya software penghitung jumlah spermatozoa, yang dapat membantu penentuan konsentrasi spermatozoa. Program meliputi grayscale, low pass filter, thresholding, morphological processing, canny-edge detection. Segmentasi dan penghitungan spermatozoa menggunakan metode labelling dan eccentricity. Penelitian ini digunakan metode labelling dan eccentricity untuk menghitung jumlah spermatozoa, diilhami oleh penelitian Adi Pamungkas dkk [3], yang menghitung sel darah merah menggunakan metode labelling. Dalam hal ini, penulis menggunakan spermatozoa manusia sebagai objek pada pengamatan yang akan dilakukan dengan menggunakan mikroskop digital. Spermatozoa hanya dilihat untuk dihitung jumlahnya, bukan tingkat kesuburannya. Spermatozoa yang dihitung jumlahnya berupa citra dari hasil pengamatan menggunakan mikroskop digital. 2. Dasar Teori 2.1. Preparasi Sampel Sperma Untuk mengambil sampel sperma, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan proses pengambilan sampel sperma. Ada 6 hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:

4 1. Sampel harus dikumpulkan dalam sebuah ruangan pribadi di dekat laboratorium, untuk membatasi paparan semen (sampel sperma) terhadap fluktuasi suhu dan untuk mengontrol waktu antara pengumpulan dan analisis. 2. Sampel harus dikumpulkan setelah minimal 2 hari dan maksimal 7 hari pantang seksual. Jika sampel tambahan yang diperlukan, jumlah hari pantang seksual harus menjadi sebagai konstan mungkin pada setiap kunjungan. 3. Pria (pasien) harus diberikan instruksi yang jelas secara tertulis dan lisan tentang pengambilan sampel semen. Ini harus menekankan bahwa sampel sperma harus lengkap dan pasien harus melaporkan jika ada cairan sperma yang tidak berhasil tertampung pada botol sampel. 4. Sampel harus diperoleh dengan masturbasi dan ejakulasi, cairan sperma diejakulasikan pada wadah yang bermulut lebar dan terbuat dari kaca atau plastik, yang telah dikonfirmasi non-toksik bagi spermatozoa. 5. Spesimen kontainer harus disimpan pada suhu kamar, antara 20 C hingga 37 C, untuk menghindari perubahan besar dalam suhu yang dapat mempengaruhi spermatozoa setelah mereka diejakulasikan ke dalamnya. Ini harus diberi label dengan nama orang dan nomor identifikasi, dan tanggal dan waktu pengambilan. 6. Perhatikan dalam laporan jika sampel tidak lengkap, banyak spermatozoa yang mungkin hilang. Jika sampel tidak lengkap, sampel berikutnya dapat dikumpulkan lagi setelah periode pantang dari 2-7 hari Pembuatan Preparat Basah Sperma Segera setelah diejakulasi ke dalam pembuluh pada penis, biasanya massa semen digumpalkan semipadat. Dalam beberapa menit pada suhu kamar, semen biasanya mulai mencair (menjadi lebih tipis), pada saat itu campuran heterogen gumpalan-gumpalan akan terlihat dalam cairan. Saat pencairan berlanjut, semen menjadi lebih homogen dan cukup berair, dan dalam tahap akhir hanya daerah kecil yang tetap koagulasi (menggumpal). Sampel lengkap biasanya mencair dalam waktu 15 menit pada suhu kamar, meskipun terkadang mungkin memakan waktu hingga 60 menit atau lebih.

5 Sampel semen cair normal mungkin berisi seperti butiran jelly (agaragar), ini dapat mengganggu signifikansi klinis. Kehadiran helai lendir, bagaimanapun bentuknya, dapat mengganggu analisis semen. Berikut merupakan proses pembuatan preparat basah sampel sperma: 1. Sebelum diteliti sampel semen (cairan sperma) dicampur terlebih dahulu dengan baik dalam wadah (kontainer), mencampur tidak dengan begitu keras sehingga terbentuk gelembung udara. Jangan mencampur dengan mixer vortex dengan kecepatan tinggi karena hal ini akan merusak spermatozoa. 2. Menghapus (meletakkan) semen pada preparat segera setelah pencampuran, sehingga tidak ada waktu bagi spermatozoa untuk keluar suspensi. 3. Menghapus volume standar semen, misalnya 1 tetes pipet sperma ke kaca obyek preparat steril. 4. Obyek preparat ditutup dengan coverslip, 22 mm x 22 mm, pastikan berat coverslip menyebar ke seluruh sampel pada obyek preparat. 5. Perlu dihindari pembentukan dan perangkap gelembung udara antara coverslip dan slide. 6. Pengamatan preparat basah yang baru dibuat harus dilakukan secepatnya, karena sampel sperma rawan mudah untuk rusak. 3. Metodologi Diagram blok software merupakan gambaran umum dari alur program yang telah dibuat. Data yang dipakai dasar penelitian alat adalah berupa sampel sperma yang diambil pasien uji. Diagram blok program utama yang menjadi dasar pembuatan diagram alir untuk pemrograman dipaparkan pada Gambar 3.1.

6 Mulai Menampilkan gambar Snapshot gambar PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Data Citra Sampel Sperma Filtering Thresholding Labelling Edge Detection Morphological Processing Eccentricity Penghitungan Jumlah citra sel spermatozoa Menampilkan hasil penghitungan Selesai Gambar 3.1 Diagram Blok Pemrograman 3.1. Grayscale Untuk mengubah citra berwarna yang mempunyai nilai 3 layer matriks masing-masing r, g dan b menjadi 1 layer matriks citra grayscale dengan nilai gray, maka konversi dapat dilakukan dengan mengambil dari nilai r, g dan b sehingga dapat dituliskan menjadi: gray = * r * g * b (1)

7 3.2. Low Pass Filter Pentapisan (filtering) pada pengolahan citra biasa disebut dengan pentapisan spasial. Pada proses pentapisan, nilai pixel baru umumnya dihitung berdasarkan pixel tetangga. Proses penapisan spasial tidak dapat dilepaskan dari teori kernel (mask) dan konvolusi [4]. Filtering yang digunakan pada metode penelitian pembuatan program penghitung spermatozoa ini adalah Low Pass Filter. LPF digunakan karena dalam prosesnya citra sampel spermatozoa perlu dihaluskan dan dikurangi dari noise tanpa menghilangkan gradasi warna yang ada. Dalam sistemnya filtering menggunakan metode konvolusi dengan kernel, pada perancangan program penghitung spermatozoa ini, menggunakan kernel Low Pass Filter sebagai berikut: 3.3. Thresholding Thresholding digunakan untuk mengatur jumlah derajat keabuan yang ada pada citra. Dengan menggunakan thresholding maka derajat keabuan bisa diubah menjadi citra biner dengan penentuan nilai ambang sesuai keinginan. Proses thresholding pada dasarnya adalah proses pengubahan kuantisasi pada citra, sehingga untuk melakukan thresholding derajat keabuan untuk menghasilkan citra biner dapat digunakan persamaan (2). 1 (, ) (, ) = (2) 0 (, ) < Dengan g(x,y) adalah citra biner dari citra grayscale f(x,y), dan T menyatakan nilai ambang. Nilai T memegang peranan yang sangat penting dalam proses thresholding. Nilai T didapatkan dari rata-rata nilai pixel yang muncul dari tiap histogram citra yang digunakan pada penelitian. Nilai histogram yang dipilih dari tiap citra spermatozoa adalah nilai yang muncul sebelum ada bukit pada grafik histogram atau dengan kata lain mencari nilai pada lembah grafik

8 histogram. Nilai rata-rata dari 14 citra spermatozoa yang digunakan yaitu sebesar Morphological Processing Morphological processing pada dasarnya terdiri atas dua operasi dasar, yakni dilasi dan erosi [1]. Erosi adalah pengubahan pixel foreground yang bernilai 1 menjadi background yang bernilai 0. Sebaliknya, dilasi adalah pengubahan pixel background yang bernilai 0 menjadi foreground yang bernilai 1. Morphological processing digunakan untuk mengurangi daerah-daerah kecil yang menempel pada spermatozoa yang dapat mengganggu segmentasi area kepala spermatozoa. Dua macam operasi dalam morphological processing yang digunakan adalah erosi dan dilasi. Gambar 2.1 Proses erosi dan dilasi pada citra biner [5] Erosi yang kemudian diikuti operasi dilasi dilakukan dengan SE (structuring element) yang sama. SE adalah sebuah operator yang mempengaruhi kinerja morphological processing. Apabila SE adalah sebuah array, maka operasi erosi atau dilasi dilakukan pada citra dengan menggunakan tiap elemen pada SE. SE diperoleh dari fungsi strel dan dieksekusi dengan syntax se=strel( disk,6), dimana disk adalah pernyataan untuk membentuk matriks operator berbentuk disk dengan radius R=6 dari titik pusat operator. Eksekusi tersebut menghasilkan SE yang kemudian digunakan sebagai operator dalam operasi erosi dan dilasi pada proses erosi dan dilasi. Metode yang digunakan yaitu erosi dan dilasi berfungsi memisahkan citra kepala spermatozoa yang bertumpuk dengan citra bukan kepala spermatozoa maupun bertumpuk dengan sesama citra kepala spermatozoa.

9 3.5. Edge Detection Edge adalah beberapa bagian dari citra di mana intensitas kecerahan berubah secara drastis. Dalam objek berdimensi 1, perubahan dapat diukur dengan menggunakan fungsi turunan (derivative function). Deteksi tepi (Edge Detection) pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyekobyek citra. Salah satu algoritma deteksi tepi modern adalah deteksi tepi dengan menggunakan metode canny. Deteksi tepi canny ditemukan oleh Marr dan Hildreth yang meneliti pemodelan persepsi visual manusia Labelling Setelah citra dikonversi untuk memiliki warna hanya hitam dan putih dengan kata lain memiliki nilai biner 1 atau 0 melalui metode pengolahan Thresholding. Citra diproses dengan metode labelling agar didapatkan data luas kepala spermatozoa dalam suatu data citra sampel spermatozoa. Teknik Labelling ini memiliki fungsi mencari nilai pixel sama yang berkerumun (masking area). Labelling akan mencari kerumunan nilai pixel 1 dengan masking matriks 2x2 atau dengan kata lain 4 nilai pixel yang saling berhubungan. Pada penelitian ini, labelling digunakan untuk mendapatkan data berupa luas kepala spermatozoa. Data tersebut selanjutnya digunakan sebagai nilai ambang untuk menghilangkan citra yang memiliki luas selain yang berada pada nilai ambang. Pada penelitian didapatkan nilai ambang luas citra kepala spermatozoa yaitu antara 50 hingga Eccentricity Eccentricity pada penelitian ini digunakan untuk memisahkan objek selain elips, karena kepala spermatozoa memiliki bentuk elips. Maka, pada digunakan eccentricity agar dapat menghilangkan objek citra yang memiliki eksentrisitas selain pada ambang eksentrisitas elips yaitu 0 < e < 1. Pada hasilnya, hanya akan ada objek kepala spermatozoa pada citra, sehingga dapat dipastikan objek yang terhitung benar berupa spermatozoa.

10 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Pengolahan Citra Digital Hasil foto atau cuplikan gambar dari data yang diambil menggunakan kamera mikroskop berupa data citra dengan format citra jpeg. Sebanyak 14 data telah digunakan di dalam penelitian ini. Data citra digital spermatozoa merupakan hasil observasi menggunakan mikroskop dengan perbesaran 600 X dan dicuplik dengan menggunakan kamera mikroskop. Contoh data citra digital diambil dari jurnal WHO [6]. Gambar 4.1. Data Citra Digital Spermatozoa [6] Grayscale Grayscale berfungsi untuk menyederhanakan model citra, yaitu citra yang semula memiliki 3 layer matriks disederhanakan menjadi 1 layer matriks saja sehingga didapatkan citra grayscale seperti pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Citra asli (kiri) dan citra grayscale (kanan) Low Pass Filter Setelah melalui proses Grayscale, data citra spermatozoa akan difilter dengan menggunakan metode Low Pass. Hasil dari Low Pass Filter citra dapat

11 dilihat pada Gambar4.3. Gambar 4.3 Citra grayscale (kiri) dan citra hasil dari Low Pass Filter Thresholding Dalam penelitian ini citra yang telah melalui Low Pass Filter selanjutnya diolah dengan metode Thresholding yaitu metode pengolahan citra yang berfungsi untuk mengkonversi nilai pixel citra menjadi citra bernilai pixel biner yaitu bernilai 1 atau 0. Dengan begitu citra hanya akan mempunyai warna hitam atau putih seperti pada Gambar 4.4. Gambar 4.4. Citra hasil LPF (kiri) dan citra hasil thresholding Morphological Processing Hasil dari langkah ini nampak pada Gambar 4.5. Pengambilan citra kepala spermatozoa bertujuan untuk mempermudah proses penentuan luasan dan eccentricity dari citra yang digunakan untuk proses penghitungan spermatozoa.

12 Gambar 4.5 Citra thresholding (kiri) dan citra hasil morphological Edge Detection Citra hasil proses morfologi selanjutnya melalui proses deteksi tepi. Metode deteksi tepi yang digunakan yaitu metode Canny. Berikut merupakan gambar dari hasil proses deteksi tepi dengan metode Canny tampak pada Gambar 4.6. Gambar 4.6. Citra hasil Canny - edge detection 4.2.Metode Labelling dan Eccentricity Metode Labelling pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan luasan setiap kepala spermatozoa pada citra dan juga untuk menghitung jumlah kepala spermatozoa yang ada pada tiap citra yang telah tersegmentasi. Dalam penentuan luasan kepala spermatozoa ini berfungsi untuk mendapatkan nilai ambang luasan dari kepala spermatozoa agar software dapat memilah antara citra spermatozoa maupun bukan spermatozoa

13 Pada penelitian ini didapatkan hasil data bahwa luasan kepala spermatozoa berada di nilai ambang Jika didapatkan luasan dibawah ataupun diatas nilai ambang, maka software akan memutuskan dan menentukan bahwa citra tersebut bukan kepala spermatozoa. Eccentricity pada penelitian ini berfungsi untuk menghilangkan objekobjek yang memiliki nilai eksentrisitas di luar jangkauan nilai eksentrisitas elips yaitu 0<e<1. Karena objek yang dihitung berupa citra kepala spermatozoa yang memiliki bentuk berupa elips, sehingga dengan metode eccentricity objek yang terhitung pada citra merupakan citra kepala spermatozoa. 4.3.Analisa Data Gambar sampel spermatozoa yang didapat dari hasil pengamatan mikroskop digital dengan kamera mikroskop yang dirancang oleh penulis menggunakan perbesaran mikroskop sebesar 600X, hasil yang didapat masih kurang bagus. Gambar yang dihasilkan dari kamera mikroskop yang digunakan penulis masih kurang bagus seperti yang tampak pada Gambar 4.7, karena citra yang tampak hanya terlihat bulatan-bulatan kurang jelas. Demikian pula dengan perbesaran yang lainnya, namun dengan perbesaran 600X didapatkan hasil yang terbaik dari kamera mikroskop yang dirancang. Gambar 4.7 Citra pengamatan spermatozoa perbesaran 600X Untuk proses penelitian lebih lanjut, digunakan citra spermatozoa yang diambil dari jurnal WHO sebagai objek yang akan dihitung jumlah spermatozoa nya, karena citra yang diperoleh dari kamera mikroskop yang dirancang masih kurang bagus. Alasan pemilihan citra pada jurnal WHO, karena citra pada jurnal

14 memberikan citra yang tampak sangat jelas bentuk dari spermatozoa nya. Citra yang diambil dari jurnal selanjutnya dilakukan penghitungan dengan menggunakan program penghitung jumlah spermatozoa. Gambar 4.1 menunjukkan citra spermatozoa yang diambil dari jurnal. Dari Gambar 4.1 dapat dilihat jika spermatozoa pada citra tampak sangat jelas. A Gambar 4.13 Gambar citra spermatozoa Penelitian ini menggunakan metode labelling dan eccentricity untuk memisahkan citra spermatozoa dengan citra yang bukan spermatozoa berdasarkan luas kepala spermatozoa dan nilai eksentrisitas dari kepala spermatozoa. Labelling dan Eccentricity juga digunakan untuk menghitung kepala spermatozoa yang telah melalui segmentasi sebelumnya. Pada penelitian ini penulis mendapatkan citra spermatozoa yang tidak semuanya merupakan objek spermatozoa pada citra. Terdapat juga debris atau pengganggu citra utama. Dapat dilihat pada Gambar 4.13, pada citra nampak terdapat objek bulat yang besar yang ditunjukkan huruf A bukan merupakan objek spermatozoa. Objek debris tersebut harus telebih dahulu dihilangkan sebelum akhirnya dilakukan penghitungan. Segmentasi dan penghitungan dilakukan dengan metode Labelling dan Eccentricity. Untuk mendapatkan data tentang kinerja program yang telah dirancang perlu dilakukan pengujian data sehingga didapatkan persentase kesalahan dari kinerja program penghitung spermatozoa. Berikut adalah tabel pengujian data penelitian dari program penghitung spermatozoa ditunjukkan oleh Tabel 4.1.

15 Tabel 4.1. Tabel Pengujian Data Citra Jumlah Spermatozoa Jumlah Spermatozoa (Hasil hitung program) (Hasil hitung manual) % kesalahan Berdasarkan pengujian data secara manual, data yang didapat dari program masih tidak memiliki nilai beda dengan cara manual atau 0. Namun untuk dapat mengetahui optimalitas kinerja program, dari nilai beda tersebut perlu dihitung persentase kesalahan dari program sehingga dapat ditentukan optimalitas kinerja program. Rata-rata persentase kesalahan dari prgoram ini adalah: % h = 0 = 100% 0% = 100% 5. Kesimpulan 1. Telah dirancang perangkat lunak penghitung jumlah spermatozoa dari citra sampel spermatozoa melalui pengolahan citra sebagai segmentasi citra yang selanjutnya dijadikan citra olahan untuk metode Labelling dan Eccentricity. 2. Dengan melakukan pengujian data melalui penghitungan manual diperoleh akurasi optimal sebesar 100 % jika dibandingkan dengan hasil penghitungan

16 otomatis oleh program rancangan dalam menghitung jumlah spermatozoa pada 14 citra data sampel spermatozoa. Semakin bagus kualitas citra, semakin besar pula akurasi penghitungannya. Daftar Pustaka [1] Ahmad, U.,2005,Pengolahan Citra Digital & Teknik Pemrogramannya, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. [2] Nofiawati, A.,2012, Pemanfaatan Webcam Untuk Modifikasi Mikroskop Berbasis PC (Bagian II), Proyek Akhir Otomasi Sistem Instrumentasi Universitas Airlangga, Surabaya. [3] Pamungkas, A.,2012, Penghitungan Otomatis Jumlah Sel Darah Merah Dan Identifikasi Fase Plasmodium Falciparum Menggunakan Operasi Morfologi, Tugas Akhir Fisika Universitas Diponegoro,Semarang. [4] Putra, D Pengolahan Citra Digital. Penerbit Andi: Yogyakarta. [5] Solomon, C., Breckon, T., 2011, Fundamental of Digital Image Processing: A Practical Approach with Examples in Matlab, John Willey & Sons, Ltd, United Kingdom [6] WHO.,2010,WHO Laboratory Manual For The Examination and Processing of Human Semen.

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY DAN TEKNIK CONNECTED COMPONENT LABELING Oleh I Komang Deny Supanji, NIM 0815051052 Jurusan

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Pengembangan Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi fitur yang terdapat pada karakter citra digital menggunakan metode diagonal

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB IV PREPROCESSING

BAB IV PREPROCESSING BAB IV PREPROCESSING 4.1 Langkah yang Dilakukan Interpretasi visual citra Pap smear merupakan hal yang sangat rumit. Hal ini disebabkan karena citra Pap smear memberikan hasil sel yang beragam mulai dari

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI ABSTRAK SISTEM PENGENALAN PENGUCAPAN HURUF VOKAL DENGAN METODA PENGUKURAN SUDUT BIBIR PADA CITRA 2 DIMENSI Adhi Fajar Sakti Wahyudi (0722062) Jurusan Teknik Elektro Email: afsakti@gmail.com ABSTRAK Teknologi pengenalan

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA IMAM SUBEKTI 2209106021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST, MT. Latar

Lebih terperinci

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga (enggal24@gmail.com, Ira.dhani5393@gmail.com,

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian ini. Terdapat beberapa dasar teori yang digunakan dan akan diuraikan sebagai berikut. 2.1.1 Citra Digital

Lebih terperinci

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi Nur Nafi iyah 1, Yuliana Melita, S.Kom, M.Kom 2 Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: nafik_unisla26@yahoo.co.id 1, ymp@stts.edu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Morphological Image Processing

Morphological Image Processing Morphological Image Processing Muhammad Kusban Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak -- Proses morphologi terutama digunakan untuk menghilangkan ketidaksempurnaan bentuk yang ada dalam

Lebih terperinci

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT Ardi Satrya Afandi art_dhi@yahoo.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL Mawaddah Aynurrohmah, Andi Sunyoto STMIK AMIKOM Yogyakarta email : andi@amikom.ac.id Abstraksi Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Hal : -29 IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Asmardi Zalukhu Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK Deteksi

Lebih terperinci

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma Representasi Citra Bertalya Universitas Gunadarma 2005 Pengertian Citra Digital Ada 2 citra, yakni : citra kontinu dan citra diskrit (citra digital) Citra kontinu diperoleh dari sistem optik yg menerima

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TESIS... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iv PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii SARI...

Lebih terperinci

Batra Yudha Pratama

Batra Yudha Pratama Pendeteksian Tepi Pengolahan Citra Digital Batra Yudha Pratama m111511006@students.jtk.polban.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut: BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Spesifikasi Sistem Perangkat analisis citra bioinformatika ini menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. 4.1.1 Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA...4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii HALAMAN TUGAS...iv HALAMAN MOTTO...vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI...ix DAFTAR TABEL...xiii DAFTAR GAMBAR...xv

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia

Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Identifikasi Sel Darah Berbentuk Sabit Pada Citra Sel Darah Penderita Anemia Imam Subekti, I Ketut Eddy Purnama, Mauridhi Hery Purnomo. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Penelitian ini mengidentifikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL Ahmad Yunus Nasution 1, Garuda Ginting 2 1 Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma 2 Dosen Tetap STMIK Budi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN 1) Merly Indira 2) Eva Yuliana 3) Wahyu Suprihatin 4) Bertalya Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl.

Lebih terperinci

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE Muhammad Luqman Afif - A11.2009.04985 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang ABSTRAK Program

Lebih terperinci

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL Murien Nugraheni Prodi Teknik Informatika Fak FTI UAD Jl. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta 55164,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada penilitian ini, penulis akan menggunakan ekstraksi tekstur dan warna untuk mengidentifikasi jenis parasit plasmodium vivax. Dengan menggunakan kedua ekstraksi ciri

Lebih terperinci

3.2.1 Flowchart Secara Umum

3.2.1 Flowchart Secara Umum BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui dan memahami permasalahan dari suatu sistem yang akan dibuat. Dalam aplikasi menghilangkan derau

Lebih terperinci

Pengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya

Pengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya Pengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya 1 Hafidz Surahman 1, Aisyah Fuja 2, Ir.Rubandi 3, Willy 4 1,2 STMIK GI MDP; Jalan Rajawali No.14 Palembang,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN II.1 Analisis Sistem Algoritma canny adalah salah satu operator yang digunakan untuk deteksi tepi pada citra, Operator ini mirip seperti operator sobel. Aloritma canny

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PERHITUNGAN SEL DARAH MERAH MENGGUNAKAN OPERASI MORFOLOGI BRANCHPOINTS BERBASIS PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Hendrick Rofen Nicolas¹, Koreadianto Usman², Msc³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas Telkom Abstrak

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN Warsiti Mahasiswi Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Sp. Limun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah Implementasi Algoritma Template Matching dan Feature Extraction untuk Pengenalan Pola Angka Untuk

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Rancangan Antarmuka (interface) Program Rancangan antarmuka (interface) program terdiri dari form cover, form testing dan form training (untuk programer). 4.1.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Hanjaya Mandala (1).EkoRudiawan,S.ST (2).HendawanSoebhakti,ST.,MT (3). (1) (2) (3) Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

AREA PROCESS. Area processes use the input pixel as well as the pixels around it to generate a new ouput pixel

AREA PROCESS. Area processes use the input pixel as well as the pixels around it to generate a new ouput pixel AREA PROCESS Area processes use the input pixel as well as the pixels around it to generate a new ouput pixel Topik Bahasan Konvolusi (convolution) Filtering (nonmask convolution) Filter Morfologis 3.1

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM Program aplikasi ini dirancang dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual C# 2008 Express Edition. Proses perancangan menggunakan pendekatan Object Oriented

Lebih terperinci

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi

Penghitung Kendaraan Menggunakan Background Substraction dengan Background Hasil Rekonstruksi Penghitung Kendaraan Menggunakan Substraction dengan Hasil Rekonstruksi Mohammad Musa Sanjaya #1, Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. *2, Muhtadin,ST.,MT #3 Jurusan Teknik Elektro, ITS Surabaya 1 musopotamia@gmail.com

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( ) Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Andry Jonathan (1122041) Email: andry.jonathan1234@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasia ASIA (JITIKA) Vol.9, No.2, Agustus 2015 ISSN: 0852-730X Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner Nur Nafi'iyah Prodi Teknik Informatika

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan Konvolusi Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Filter / Penapis Digunakan untuk proses pengolahan citra: Perbaikan kualitas citra (image enhancement) Penghilangan

Lebih terperinci

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Menampilkan Deskripsi Mengenai Batik dan Pola Citra Batik Berdasarkan Segmentasi Objek Maulana Sutrisna, maulanasutrisna@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA Yusti Fitriyani Nampira 50408896 Dr. Karmilasari Kanker Latar Belakang Kanker

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 Siti Mujilahwati 1, Yuliana Melita Pranoto 2 1 Mahasiswa Magister Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dental radiology memiliki peranan yang penting dalam menentukan perawatan dan diagnosa gigi. Penggunaan sinar rontgen telah lama di kenal sebagai suatu alat dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di bidang informasi spasial dan fotogrametri menuntut sumber data yang berbentuk digital, baik berformat vektor maupun raster. Hal ini dapat

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN) Iman Ilmawan Muharam Manajemen Sistem Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat ilmawan@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sel Darah Merah Sel yang paling banyak di dalam selaput darah adalah sel darah merah atau juga dikenal dengan eritrosit. Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS BAB 1V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS Hasil simulasi yang didapat dari script coding atau program simulasi menggunakan Matlab. Hasil yang dianalisis pada Tugas akhir ini yaitu luas area objek buah semangka

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016 DETEKSI KEMUNCULAN BULAN SABIT MENGGUNAKAN METODE CIRCULAR HOUGH TRANSFORM ARTIKEL Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program

Lebih terperinci

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah Vol. 14, No. 1, 61-68, Juli 2017 Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah La Surimi, Hendra, Diaraya Abstrak Jaringan syaraf tiruan (JST) telah banyak diaplikasikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF

IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF IMPLEMENTASI SEGMENTASI PEMBULUH DARAH RETINA PADA CITRA FUNDUS MATA BERWARNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN MORFOLOGI ADAPTIF Dini Nuzulia Rahmah 1, Handayani Tjandrasa 2, Anny Yuniarti 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi makhluk hidup, khususnya manusia. Dengan kondisi tubuh yang sehat, maka kita dapat melakukan aktifitas kita dengan

Lebih terperinci

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda

Lebih terperinci

EFEK HIGH PASS FILTERING DENGAN KOEFESIEN NOL PADA CITRA BINER

EFEK HIGH PASS FILTERING DENGAN KOEFESIEN NOL PADA CITRA BINER EFEK HIGH PASS FILTERING DENGAN KOEFESIEN NOL PADA CITRA BINER 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Bunda Mulia Jakarta tmulyana@bundamulia.ac.id ABSTRAK Filtering akan melakukan penapisan

Lebih terperinci

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET Purnomo Adi Setiyono Program Studi Teknik Informatika-S1, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DALAM MENGHITUNG JUMLAH SUATU OBJEK PADA SUATU DAERAH PENGAMATAN ABSTRAK

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DALAM MENGHITUNG JUMLAH SUATU OBJEK PADA SUATU DAERAH PENGAMATAN ABSTRAK i APLIKASI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DALAM MENGHITUNG JUMLAH SUATU OBJEK PADA SUATU DAERAH PENGAMATAN Rubinhut Sihar / 0322161 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 48 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan September 2011 s/d bulan Februari 2012. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN 3.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi yang akan kami buat. 3.1.1 Analisis Masalah Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Meteran Air Meteran air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung,

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial

Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial Dr. Aniati Murni (R.1202) Dina Chahyati, M.Kom (R.1226) Universitas Indonesia DC - OKT 2003 1 Tujuan Peningkatan Mutu Citra Sumber Pustaka:

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR Eko Subiyantoro, Yan Permana Agung Putra Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Citra Citra (image) atau istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun

Lebih terperinci

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK Rinaldi Munir Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail: rinaldi@informatika.org Abstrak

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci