BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Formal Studi Geografi merupakan suatu kajian mengenai manusia dengan lingkungan, geografi mempelajari hubungan kausal antara gejala-gejala di muka bumi, baik bersifat fisik maupun yang bersifat nonfisik yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya. Untuk dapat mempelajari hubungan kausal tersebut digunakan 3 pendekatan geografi, yaitu pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional complex approach) (Bintarto,1977) Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan. Pendekatan keruangan merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern), dan proses (spatial proces). Pendekatan keruangan tidak lain merupakan suatu metode analisis yang menekankan analisisnya pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi untuk mengakomodasikan kegiatan manusia. Ruang tersebut didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan manusia pada saat ini dan akan datang. 1

2 1.1.2 Latar Belakang Material Perkembangan industri guna mencapai tujuan pembangunan yakni meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa. Perkembangan industri memang membawa akibat-akibat positif bagi kehidupan manusia, hakekat perkembangan industri akan selalu berarti bagi perkembangan peradaban manusia, dan lebih konkrit lagi perkembangan industri akan selalu berarti pula bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak perkembangan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Keberadaan industri di tengah-tengah masyarakat merupakan wujud dan partisipasi dalam peningkatan dan pengembangan pembangunan masyarakat. Keberadaan industri dan masyarakat yang bermukim di sekitarnya merupakan dua komponen yang saling mempengaruhi. Dimana industri memerlukan masyarakat sekitar dalam pengembangan industri itu sendiri baik secara Sumberdaya Manusia untuk dijadikan bagian dari tenaga kerjanya maupun dukungan masyarakat dalam kegiatan industri tersebut berlangsung. Begitupun sebaliknya, masyarakat memerlukan perusahaan industri tersebut dalam penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar sebagai peningkatan perekonomian masyarakat serta pengembangan daerah. Oleh karena itu, aktivitas industri tidak dapat dipungkiri memiliki dampak sosial, ekonomi dan lingkungan yang timbul dari industri tersebut, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Perkembangannya, industri di suatu wilayah tidak semuanya menonjol. Ada yang lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Untuk itu, suatu wilayah harus lebih peka dalam menganalisis industri apa yang 2

3 seharusnya dikembangkan. Dengan demikian agar pembangunan industri mempunyai peran yang besar dalam pembangunan wilayah khususnya dalam pembangunan masyarakat, maka investasi di sektor yang dalam hal ini industri harus diarahkan pada industri yang memiliki keunggulan. Menurut Mubyarto(1988) sektor industri jika dikaitkan dengan pembangunan wilayah mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1. Meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat. 2. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam upaya membangun pedesaan yang mampu menaikkan produktivitas masyarakat. 3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal dalam rangka upayaupaya pembangunan pedesaan oleh pemerintah daerah yang akan menaikkan pendapatan masyarakat. (Mubyarto, 1988 dalam Fardani, 2012) Padukuhan Denggung Desa Tridadi Kecamatan Sleman merupakan salah satu daerah di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki industri dengan jenis industri besar yaitu industri produksi lampu. Industri produksi lampu tersebut inilah yang kemudian dikenal dengan nama PT GE Lighting. Lokasi PT.GE Lighting ini berada di pusat ibukota Kabupaten Sleman. PT. GE Lighting merupakan industri global anak dari PT GE yang memiliki perwakilan di Indonesia, Malaysia, Filipina, Kamboja, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dengan produk dan jasa meliputi sektor energi, kesehatan, air, transportasi, juga melayani kawasan ini di bidang jasa finansial dan media (saluran televisi kabel, siaran hiburan dan film). Sehingga produk yang dihasilkan dari industri ini merupakan produk yang bertaraf internasional yang sebagian besar produknya dieksport ke berbagai Negara di dunia. 3

4 Kehadiran PT.GE Lighting ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Sleman dengan tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi yang tergolong rendah, sudah pasti menghidupkan harapan-harapan baru bagi masyarakat yang tinggal di sekitar PT.GE Lighting tersebut. Demikian juga dengan kehadiran PT.GE Lighting pada tahun 70an disambut oleh masyarakat dengan penuh pengharapan karena perusahaan industri ini diyakini dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat sebagai berikut: 1. Dapat menampung tenaga kerja lokal, 2. Perusahaan diharapkan berperan dalm meningkatkan kualitas sosial kehidupan masyarakat, 3. Perusahaan akan menjadi pelopor pemerataan pendapatan. Seperti yang diungkapkan oleh Mubyarto, (1988) dalam Fardani, (2012) bahwa perkembangan industri sering dikaitkan dengan perkembangan pada suatu wilayah baik kondisi fisik dan nonfisik. Dimana perkembangan industri ini merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi mempunyai tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah Banyaknya pencari kerja di Indonesia yang tidak diimbangi dengan ketersediaan jumlah lapangan kerja yang tercukupi, sehingga menyebabkan banyaknya penduduk yang mengalami pengangguran. Pengangguran tersebut membuat masyarakat tidak memiliki penghasilan yang tetap, hal tersebut membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Padahal di jaman modern seperti sekarang ini, untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup 4

5 diperlukan biaya yang tidak sedikit. Sehingga masyarakat yang mengalami pengangguran ini memerlukan alternatif pekerjaan lain atau banyak cara untuk mendapatkan sumber pendapatan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Munculnya sektor industri di tengah kawasan masyarakat permukiman yang cukup padat dengan kondisi ekonomi rendah sampai sedang seperti pedesaan memungkinkan daerah tersebut tumbuh menjadi daerah industri dengan segala dampak positif dan negatifnya dari pengaruh industri tersebut. Bahkan industri di tengah permukiman masyarakat ini mampu menjadi pemicu bahkan pendorong berkembangnya kondisi ekonomi serta kondisi sosial dari kawasan di sekitar munculnya sektor industri tersebut. Hal tersebut akan membawa perubahanperubahan dalam masyarakat dari segala bidang kehidupan, khususnya keberadaan industri yang dapat berperan sebagai penyerapan tenaga kerja. Sehingga perkembangan industri tersebut membawa dampak dalam kehidupan sosial ekonomi bagi tenaga kerja yang berasal dari daerah di kawasan sekitar industri. PT. GE Lighting Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang elektronik dengan produk akhir berupa lampu dengan berbagai jenisnya diantara adalah lampu linear fluorescent (TL), pijarumum (GLS), decoralative dan circular fluorescent (FCL). PT. GE Lighting ini mulai berdiri di Kabupaten Sleman tepatnya di Dusun Jetis Denggung Tridadi Sleman sejak tahun 70an. Industri produksi lampu ini menghasilkan produk-produk yang kemudian di ekspor ke negara-negara sekitar Asia Tenggara ini dapat dikatakan industri bertaraf internasional. Munculnya industri lampu PT. GE Lighting ini pasti memberikan pengaruh yang besar terhadap lingkungan sekitar khususnya masyarakat sekitar kawasan industri dalam hal penyerapan tenaga kerja. Jarak tempuh yang dekat dari tempat tinggal ke tempat bekerja menjadi keuntungan tersendiri dari masyarakat sekitar kawasan PT.GE Lighting sehingga banyak tenaga kerja industri lampu ini yang berasal dari daerah sekitar industri. Tenaga kerja ini selain terpengaruh dari 5

6 dampak PT.GE Lighting terhadap kawasan tempat tinggalnya, tenaga kerja ini juga mendapatkan pengaruh dari dalam perusahaan dimana mereka bekerja. Selanjutnya dalam penelitian ini dikaji kondisi ekonomi dan sosial tenaga kerja dari pengaruh adanya industri PT. GE Lighting ini. Munculnya fenomena baru dalam adanya industri ini menarik untuk dikaji lebih mendalam. Berdasarkan penjelasan diatas maka muncul beberapa pertanyaan penelitian yang mendasari usulan penelitian, sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik tenaga kerja PT. GE Lighting asal Desa Tridadi Kecamatan, Sleman? 2. Bagaimana pengaruh PT.GE Lighting terhadap kondisi sosial tenaga kerja PT.GE Lighting asal Desa Tridadi, Sleman? 3. Bagaimana kontribusi pendapatan tenaga kerja terhadap pendapatan total keluarga tenaga kerja PT. GE Lighting asal Desa Tridadi,Sleman? Dengan berdasar kepada permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan penuntun penelitian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kondisi Sosial dan Ekonomi Tenaga Kerja PT.GE Lighting Asal Desa Tridadi Sleman. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan, untuk lebih rincinya lagi dapat dipaparkan menjadi sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik tenaga kerja PT. GE Lighting asal Desa Tridadi, Sleman. 6

7 2. Mengetahui pengaruh PT.GE Lighting terhadap kondisi sosial tenaga kerja PT.GE Lighting asal Desa Tridadi Sleman. 3. Mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja terhadap pendapatan total keluarga tenaga kerja PT. GE Lighting asal Desa Tridadi,Sleman. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis akademis, penelitian ini berguna sebagai prasyarat akademik dalam menyelesaikan Program Studi Geografi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada 2. Penelitian ini merupakan suatu sumbangsih dari penulis terhadap pengembangan pengetahuan, terutama dalam bidang geografi khususnya yang berkaitan dengan ekonomi. 7

8 1.5.KeaslianPenelitian No NamaPeneliti Judul Tujuan Metode Nisfusa Faisal (Skripsi,2007) Sosmiarti (Jurnal,2008) DeffiJuaharnita (Skripsi,2010) Pengaruh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Porsea Pengaruh Keberadaan PT. Semen Padang Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Kecamatan Lubuk Kilangan) Tingkat Sosial Ekonomi Petani Pengusaha Dan Persebaran Industri Gula Kelapa Di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Untuk mengetahui pengaruh PT. Toba Pulp Lestari, Tbk terhadap masyarakat Porsea 1. Respon masyarakat terhadap keberadaan PT. Semen Padang dalam rangka membantu sosial ekonomi masyarakat setempat. 2. Pembinaan yang dilakukan oleh PT. Semen Padang terhadap unit usaha kecil dan koperasi yang berada disekitar pabrik 1. Mengetahui faktor-faktor demografi penduduk Kecamatan Kokap 2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong penduduk dalam usaha industri gula kelapa Deskriptif Kualitatif Deskriptif Kualitatif Deskriptif Kuantitatif HasildanKesimpulan 1. Kegiatan industri pulp dan kertas berpengaruh positif terhadap sosial ekonomi 2. PT Toba Pulp Lestari,Tbk berpengaruh terhadap pendapatan, kesempatan kerja, permukiman, kesehatan, pendidikan. 3. Pengaruh positif mencakup semua komponen sosial ekonomi 1. Keberadaan PT. Semen Padang terhadap perkembangan sosial ekonomi di nilai cukup membantu masyarakat setempat, hanya saja dianggap belum optimal. 2. Pembinaan terhadap industri kecil dilakukan oleh PT. Semen Padang dalam bentuk mitra usaha dan pembinaan untuk usaha kecil dilakukan dalam bentuk pemberian modal kerja, peralatan, peningkatan kualitas SDM serta bantuan pemasaran/promosi. 1. Persebaran industri gula kelapa di Kecamatan Kokap adalah tersebar di lima desa. 2. Penyerapan tenaga kerja industry gula kelapa termasuk kecil, yaitu 2,53% dari seluruh angkatan kerja di Kecamatan Kokap 8

9 4. Rona Jelita (Skripsi,2013) Progo Kondisi Sosial dan Ekonomi Tenaga Kerja PT. GE Lighting Di Desa Tridadi, Sleman 3. Mengetahui penyerapan tenaga kerja pada industry gula kelapa di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo 4. Mengetahui persebaran industry gula kelapa di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo 5. Mengetahui pengaruh musim terhadap produksi gula kelapa 6. Mengetahui pemasaran industry gula kelapa 1. Mengetahui karakteristik tenaga kerja PT. GE Lighting asal Desa Tridadi,Sleman 2. Mengetahui pengaruh PT.GE Lighting terhadap kondisi sosial tenaga kerja PT.GE Lighting asal Desa Tridadi,Sleman. 3. Mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja PT. GE Lighting terhadap pendapatan total keluarga tenaga kerja KelurahanTridadi,Sleman. Deskriptif Kuantitatif Pengambilan sampel menggunakan metode sensus Analisis data menggunakan: 1.Tabel Frekuensi 2.Analisis Crosstab 3.Analisis Deskriptif Kuantitatif (Rumus 3. Sumbangan pendapatan industry gula kelapa terhadap total pendapatan rumah tangga petani pengusaha industri gula kelapa di kecamatan Kokap paling besar disbanding dengan sumbangan pendapatan pertanian dan pendapatan lain-lain. 4. Industri gula kelapa memberikan dampak positif terhadap tingkat sosial ekonomi petani pengusaha industri gula kelapa. 1. Tenaga kerja PT.GE Lighting sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 57,1%. Struktur umur tenaga kerja didominasi umur tahun. Semakin tinggi pendidikan akhir tenaga kerja semakin tinggi pula status kerja di PT.GE Lighting. Hubungan antara jumlah anggota rumah tangga dengan pekerjaan sampingan merupakan hubungan positif. 54% tenaga kerja PT.GE Lighting beralamat asal dari Padukuhan Denggung. 2. Kondisi sosial tenaga kerja local dipengaruhi oleh adanya pelayanan kebutuhan sosial perusahaan berupa jaminan sosial, serikat buruh, dan 9

10 Kontribusi) pelatihan tenaga kerja. Jaminan sosial bermanfaat meningkatkan kondisi kesehatan tenaga kerja dengan adanya BPJS dan Poliklinik. Serikat buruh sangat membantu tenaga kerja untuk dapat memfasilitasi segala macam aspirasi dan keluhan tenaga kerja untuk perusahaan atau sebaliknya. Tenaga kerja merasakan manfaat dalam hal peningkatan ketrampilan serta meningkatkan rasa tenang dan nyaman dalam bekerja dari pelatihan tenaga kerja. 3. Rata-rata kontribusi pendapatan pokok tenaga kerja dari PT.GE Lighting sebesar 68,49 % dari pendapatan total keluarga. 51,5% dari tenaga kerja local memiliki kontribusi pendapatan yang tinggi dengan kelas kontribusi67,9% 92,5%. 10

11 1.6. Tinjauan Pustaka Industri Geografi adalah studi tentang gejala dan sifat-sifat permukaan bumi serta penduduknya yang disusun berdasarkan letaknya, dan mencoba menjelaskan hubungan timbal balik antara gejala-gejala dan sifat tersebut (Sumaatmadja, 1981 dalam Sosmiarti, 2008).Geografi Industri sebagai cabang dari geografi manusia sangat berkepentingan dengan permasalahan industri pada suatu wilayah. Pada dasarnya studi geografi manusia adalah studi tentang struktur keruangan aktivitas manusia (Miller,1964:7 dalam Sosmiarti 2008:). Pengertian industri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), adalah kegiatan memproses atau mengolah suatu barang dengan menggunakan sarana dan peralatan tertentu. Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Perindustrian No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, setengah jadi dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Industri didefinisikan sebagai usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan (Alfred Marshall, 1919 dalam Fardani,2012) Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut. Industri sering digunakan untuk menyebutkan aktivitas ekonomi. Dengan demikian akan ditemukan ungkapan seperti industri pertambangan, industri pariwisata, sementara kegiatan industri dikelompokan dalam 11

12 sebutan industri manufaktur. Industri manufaktur meliputi semua kegiatan ekonomi yang ditujukan pada kegiatan merubah atau mentransformasi bahan mentah dan/atau produksi setengah jadi menjadi produk setengah jadi atau produk jadi, kegiatan perakitan dan reparasi masuk didalamnya (Verkoren,1991:1 dalam Wardhana, 2010) Industri adalah suatu unit usaha atau kesatuan kegiatan ekonomi produksi pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barang-barang dasar (bahan baku) dengan mesin atau dengan tangan menjadi produk baru atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan atau assembling (BPS,1999). Industri merupakan suatu kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Sehingga pembangunan industri tidak hanya mencapai kegiatan mandiri saja, tetapi mempunyai tujuan pokok untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat di sekitarnya. Selain itu industri dapat dikatakan sebagai sektor pemimpin (leading sektor), yaitu dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian ataupun sektor jasa. (Arsyad,1999) Berkembangnya sektor-sektor lanjutan dari sektor industri tersebut, maka akan mendukung laju pertumbuhan industri. Dengan demikian maka akan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Selain itu pembangunan industri juga dapat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal. (Oktarinda,2007:14) Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk.selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan 12

13 untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisik dan sub sistem manusia (Sumaatmadja, 1981). Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa dalam suatu industri terdapat suatu proses untuk menghasilkan barang baru dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya Jenis-Jenis Industri D.H Burger dalam Wardhana (1990:169) menuliskan bahwa terdapat tiga jenis industri, yaitu (a) industri rumah tangga di pedesaan yang umumnya hanya merupakan pekerjaan sambilan, (b) industri kecil yang sudah memakai sistem pekerjaan upahan, tapi umumnya belum memakai mesin, dengan jumlah buruh kurang dari 50 orang, dan (c) industri pabrik yang sudah memakai mesin dan pekerjanya lebih dari 50 orang. Penggolongan sektor industri pengolahan menurut BPS hanya didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan industri, tanpa memperhatikan besarnya modal, menggunakan tenaga mesin atau tidak, ataupun status badan hukumnya, adapun klasifikasi tersebut, yaitu (a). industri besar, adalah industri yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih, (b). industri sedang adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara orang, (c). industri kecil adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 5-19 orang, dan (d). industri rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1-4 orang. (BPS, 1999) Terdapat empat macam industri berdasarkan tingkatan proses produksinya, yaitu: (a). industri primer (primary industry) merupakan 13

14 kegiatan ekonomi yang mengambil langsung dari alam, contohnya pertambangan, pertanian, perikanan, dan kehutanan, (b). industri sekunder (secondary industry) dalam hal ini hasil alam yang telah dikumpulkan melalui kegiatan industri primer kemudian dibuat menjadi produk yang lain melalui pengolahan, (c). industri tersier (tertiary industry) dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan pendistribusian, perdagangan dan termasuk jasa transportasi dan penjualan, (d). industri kuarter (quartenary industry) meliputi semua bentuk jasa. Industri kuarter, tidak berurusan dengan barang-barang tetapi dengan orang yang berketrampilan tinggi, berpengalaman, dan mempunyai keahlian.sebagai contoh pendidikan, riset, administrasi, dan manajemen keuangan. (Whynne-Hammond, 1979 :111) Aspek Sosial Analisa aspek sosial adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat sebagai akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau area.kesejahteraan sosial merupakan kondisi sejahtera dari suatu masyarakat, meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup rakyat. Dalam hal ini industrilisasi sebaiknya memperhatikan kesejahteraan sosial yang menjadi masalah dan mendapatkan perhatian utama dan menjadi tanggung jawab bersama. Hal ini dapat terwujud apabila masing-masing individu memiliki kesadaran untuk senantiasa memprioritaskan kepentingan bersama, agar kesejahteraan sosial dapat terwujud dan dirasakan oleh setiap lapisan masyarakat. (Pelly,1991) Indikator sosial menurut BPS (1999) dapat dilihat dari penduduk, kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, perumahan lingkungan hidup.indikator sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 14

15 1. Ketenagakerjaan. Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang berumur 10 tahun ke atas yang dapat memproduksi barang dan jasa. Masalah ketenagakerjaan berkaitan dengan produktivitas yang secara tidak langsung menunjukkan kondisi mental dari seorang pekerja. Jika diperhatikan komposisi umur BPS (1999) mengelompokkan kepada 3 tingkatan yaitu: Pertama, usia muda (0-14 tahun), Kedua, usia produktif (15-64 tahun) dan Ketiga usia tua (65 tahun ke atas). 2. Pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikannya dan pendidikan mempunyai andil yang sangat besar terhadap kemajuan sosial ekonomi suatu bangsa, dan juga pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia (BPS, 1999). Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah pendidikan formal yang berlangsung di lingkungan sekolah yang sifatnya teratur, bertingkat dan mengikuti syarat yang jelas dan ketat. 3. Kesehatan. Pembangunan sosial dan ekonomi haruslah sejalan, salah satu aspek sosial yang perlu diperhatikan adalah kesehatan. Dengan adanya peningkatan kesehatan masyarakat akan berkaitan langsung dengan produktivitasnya Aspek Ekonomi Keberadaan suatu perusahaan akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Suatu perusahaan tentu harus memberdayakan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja dalam pengoperasian perusahaannya. Dengan mendayagunakan ini, perusahaan mengharapkan pendapatan yang akan digunakan untuk memberdayakan semua 15

16 sumberdaya yang dipergunakan khususnya tenaga kerja. Oleh karena itu dengan tenaga yang dilakukan oleh para pekerja dan berbagai pihak maka akan dapat memperoleh kontribusi yang sesuai yaitu dalam bentuk pendapatan. (Suparmoko,1995) Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, keberadaan sebuah perusahaan juga dapat dimanfaatkan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan merancang jenis pajak yang sesuai dengan kegiatan operasinya. Bila dihubungkan dengan pelaksanaan otonomi daerah di wilayah Republik Indonesia, maka setiap industri atau perusahaan dapat dimanfaatkan sebagai penyumbang bagi daerah dalam rangka meningkatkan pembangunan daerah dan peningkatan sarana dan prasarana pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat luas (Pelly,1991) Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja pada dasarnya tergantung dari besar kecilnya permintaan tenaga kerja.penyerapan tenaga kerja secara umum menunjukkan besarnya kemampuan suatu perusahaan untuk menyerap tenaga kerja untuk menghasilkan suatu produk dari perusahaannya. Kemampuan untuk menyerap tenaga kerja besarnya tidak sama antara sektor satu dengan sektor yang lainnya (Sumarsono,2003) Menurut Kuncoro (dalam Fadliilah,2012) pengertian penyerapan tenaga kerja adalah jumlah dari lapangan kerja yang sudah terisi yang dapat tercemin dari jumlah penduduk yang bekerja atau dapat disebut angkatan kerja yang telah bekerja. Angkatan kerja yang bekerja tersebut terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya angkatan kerja disebabkan adanya permintaan akan tenaga kerja, sehingga penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan permintaan tenaga kerja. Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha, untuk dapat sesuai dengan kebutuhan usaha 16

17 itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui faktor-faktor produksi yang terdiri dari tanah, modal, tenaga kerja, skill. Salah satu faktor tersebut adalah tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang dimiliki agar tenaga kerja yang dimiliki dalam sektor industri, modal utama yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia.(sisdjiatmo,1985) Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal. Dengan melihat keadaan tersebut maka dalam mengembangkan sektor industri kecil dapat dilakukan dengan menggunakan faktor internal dari industri yang meliputi tingkat upah, produktivitas tenaga kerja, modal,serta pengeluaran tenaga kerja non upah (Sisdjiatmo, 1985) Tenaga Kerja Badan Pusat Statistik (1999) mendefinisikan bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu (maksudnya seminggu sebelum pencacahan). Tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja (working-age population). Sedangkan pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan / atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di 17

18 Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga kerja yaitu 15 tahun tanpa batas maksimal. Dengan demikian semua penduduk yang telah berumur 15 tahun keatas dapat digolongkan sebagai tenaga kerja. Hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan. Berlakunya Undang-Undang ini mulai tanggal 1 Oktober Menurut Sisdjiatmo (1985) Tenaga kerja (man power) terdiri dari angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja (non labor force).tenaga kerja (manpower) adalah semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja. Kita ketahui bahwa tenaga kerja yaitu meliputi penduduk yang berusia 15 tahun keatas, baik yang sudah bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan serta yang melakukan kegiatan lain seperti sekolah, mengurus rumah tangga dan golongan-golongan lain yang menerima pendapatan. Tiap negara memiliki batas umur yang berbeda karena situasi dan kondisi tenaga kerja di masing-masing negara juga berbeda.pemilihan batas umur 15 tahun adalah berdasarkan fakta bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desa-desa yang sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Selanjutnya Sumarsono (2009: 2) menyebutkan bahwa tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM) adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.mampu bekerja yang dimaksud adalah mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu suatu kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada umumya, secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia. Sehingga orang yang dalam usia kerja dianggap mampu bekerja. Berdasarkan UU No 13. tahun 2003 dalam Sosmiarti 2008, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri 18

19 maupun masyarakat. Maka untuk mewujudkan tujuan dari kegiatan usaha, diperlukan tenaga kerja sebagai perencana sakaligus pelaku kegiatan usaha. Meskipun pada jaman sekarang ini perusahaan lebih banyak menggunakan mesin untuk menggantikan peran tenaga kerja dalam proses produksi, hal ini tidak dapat menghapus peran penting tenaga kerja dalam keseluruhan kegiatan usaha. Tenaga kerja meliputi dua faktor yaitu : a) Kuantitatif, artinya banyaknya tenaga kerja yang dapat direkrut untuk menunjang kegiatan industri tersebut. b) Kualitatif, artinya banyaknya tenaga kerja yang dapat direkrut berdasarkan kesesuaiannya terhadap kegiatan industri yang sedang berlangsung. (Djamin, 1990). Ketrampilan merupakan kemampuan seseorang di dalam melakukan suatu pekerjaan.kemampuan itu biasanya diperoleh melalui latihan, baik secara formal maupun secara informal.secara formal apabila latihan dilakukan di suatu lembaga pendidikan khusus, sedangkan secara informal apabila latihan dilakukan di lingkungan masyarakat atau keluarga. Pendidikan dan latihan tidak saja menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan ketrampilan seseorang, dengan demikian akan meningkatkan produktivitas kerja Jaminan Sosial Tenaga Kerja ILO dalam Fardani (2012)menyebutkan bahwa jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan yang disediakan dalam suatu masyarakat untuk masyarakat itu sendiri melalui berbagai upaya dalam menghadapi kesulitan keuangan yang dapat terjadi karena kesakitan, kelahiran, pengangguran, kecacatan, lanjut usia, ataupun kematian. Lebih jauh dijelaskan bahwa jaminan sosial terdiri dari asuransi sosial, bantuan sosial, tunjangan keluarga, provident funds(dana hemat), dan skema yang diselenggarakan oleh employer seperti kompensasi dan program komplimenter lainnya. 19

20 Michael von Hauff dalam The Relevance of Sosial Security for Ekonomic Development mengutip kesepakatan dari the World Summit for Sosial Development di Kopenhagen tahun 1995, bahwa sistem jaminan sosial merupakan komponen esensial dari perluasan pembangunan sosial dan dalam upaya menanggulangi kemiskinan. Lebih rinci, deklarasi summit tersebut antara lain mencanangkan To develop and implement policies which ensure that all persons enjoy adequate ekonomic and sosial protection in the event of unemployment, sickness, during motherhood and child-rearing, in the event of widowhood, disability and in old age. "Untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan yang memastikan bahwa semua orang menikmati perlindungan ekonomi dan sosial yang memadai dalam hal pengangguran, sakit, pada masa keibuan, maupun termasuk janda, cacat dan lansia." Selain untuk penanggulangan kemiskinan, jaminan sosial juga berfungsi sebagai perlindungan bagi individual dalam menghadapi kondisi kehidupan yang semakin memburuk yang tidak dapat ditanggulangi oleh mereka sendiri (von Hauff dan de Haan; 1997). Barrietos dan Shepherd (2003) menjelaskan bahwa jaminan sosial lebih sempit dibandingkan perlindungan sosial. Jaminan sosial umumnya dihubungkan dengan hal-hal yang menyangkut kompensasi dan program kesejahteraan yang lebih bersifat statutory schemes atau skema hukum. Menurut Kenneth Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jendral International Security Association (ISSA), dalam kuliahnya pada Regional Trainning ISSA, seminar tanggal 16 dan 17 Juni 1980 di Jakarta, mengemukakan perumusan jaminan sosial sebagai berikut : Jaminan Sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk risiko-risiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin, untuk 20

21 menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis dan atau jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya.namun mulai Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januari 2014 PT Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraan nya menggunakan mekanisme asuransisosial. Menurut Pasal 99 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga Kerjaan setiap pekerja atau buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. Dalam ketentuan tersebut Jamsostek merupakan suatu hak yang tidak hanya dimiliki oleh pekerja/buruh tetapi juga keluarga. Pemberian hak kepada pekerja atau buruh ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan pelayanan bila ada anggota keluarga pekerja atau buruh mengalami sakit atau memerlukan bantuan medis lain seperti hamil dan melahirkan serta mereka yang mendapatkan kecelakaan kerja. Adapun bentuk-bentuk jaminan sosial menurut peraturan pemerintah RI No. 3 tahun 1993, tentang ketenagakerjaan meliputi: 1. Jaminan sosial berupa kebutuhan sehari-hari 2. Jaminan sosial berupa pelayanan kesehatan 3. Jaminan sosial berupa penggantian resiko kecelakaan 4. Jaminan sosial berupa tunjangan perumahan 21

22 5. Jaminan sosial berupa tunjangan hari raya 6. Jaminan sosial berupa cuti 7. Jaminan sosial berupa pendidikan 8. Jaminan sosial berupa olah raga dan kesenian 9. Jaminan sosial berupa transportasi 10.Jaminan sosial berupa kematian 11.Jaminan sosial berupa tunjangan hari tua (DEPNAKER RI 1993 : 3) Serikat Buruh Berdasarkan ketentuan umum No 21 tahun 2000, serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Sesuai dengan UU Serikat Kerja tahun 2000, dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja dan serikat pekerja mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya. Sedangkan menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh atau Serikat Pekerja, fungsi serikat mencakup pembuatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), penyelesaian perselisihan industrial, mewakili pekerja di dewan atau lembaga yang terkait dengan urusan perburuhan, serta membela hak dan kepentingan anggota serikat. Serikat buruh adalah satu organisasi yang senantiasa mewakili kaum buruh secara permanen, artinya serikat ini ditujukan untuk memperjuangkan kebutuhan-kebutuhan kaum buruh sepanjang waktu. 22

23 Bukan hanya di bentuk dan hidup disaat kaum buruh menghadapi masalah atau kasus saja.atau jika sedang ada masalah baru saja yang dialami oleh kaum buruh.serikat buruh mewakili dan melindungi kaum buruh tanpa diskriminasi yang tidak membeda-bedakan berdasarkan pada suku bangsa, keturunan, kedudukan, jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) dan agama. Siapapun diserikat buruh, baik anggota biasa dan ataupun pengurus atau pimpinan mempunyai tanggung jawab kerja untuk kemajuan serikat.(federasi Kikes (KSBSI)). Tenaga kerja yang berserikat akan mendapat keuntungan antara lain: a) Memiliki hak untuk turut menentukan upah, penghasilan yang layak, syarat-syarat dan kondisi kerja (UU No.18/56 ILO No. 98); b) Upah dan penghasilan lainnya serta syarat-syarat dan kondisi kerja dilindungi oleh perjanjian kerja (PKB). (Konvensi ILO No.98); c) Jika pekerja dikenakan indispliner maka majikan harus mengikuti langkah-langkah sesuai yang ditetapkan dalam PKB; d) Jika pekerja dikenakan indispliner karena sesuatu hal yang tidak dilakukan oleh pekerja, maka Serikat Pekerja akan membela; e) Jika pekerja telah bekerja dengan baik dan sudah wajar untuk dipromosikan, maka Serikat Pekerja akan memperjuangkan; f) Kalau berserikat, maka mempunyai hak suara, dan sebagainya. Serikat Pekerja adalah hak yang melekat bagi pekerja (Worker Rights is Human Rights) seperti yang tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Pasal 23: ayat (1) Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat pekerjaan yang adil dan menguntungkan serta berhak atas perlindungan akan pengganguran; ayat (2) Setiap orang tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk pekerjaan yang sama; ayat (3) Setiap orang 23

24 yang bekerja berhak atas pengupahan yang adil dan menguntungkan, yang memberikan jaminan kehidupan yang bermartabat baik dirinya sendiri maupun keluarganya, dan jika perlu ditambah dengan perlindungan sosial lainnya; ayat (4) Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikatserikat pekerja untuk melindungi kepentingannya. (Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Pasal 23 ayat 1,2,3 dalam Indah Budiarti 2007) Pendapatan Pengertian pendapatan berbeda dengan pengertian penghasilan.penghasilan adalah setiap hasil yang diperoleh dari usaha tertentu misalnya gaji yang diperoleh dari usaha tertentu yang mana dia bekerja. Menurut Djohanputro, pendapatan adalah seluruh penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya keuntungan dari penjualan barang, bunga dari simpanan dan gaji dari perusahaan dan sebagainya (Djohanputro, 2006 dalam Wardhana 2010) Sedangkan menurut Djohanputro, pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dan turut serta dalam membentuk produk nasional (Djohanputro, 2006) Pendapatan pekerja biasanya terkait dengan struktur kepegawaiannya. Besarnya pendapatan dan tunjangan tenaga kerja ditentukan oleh beberapa unsur, misalnya lama kerja, jenis pekerjaan, jabatan, dan status kepegawaiannya. Beberapa perusahaan menerapkan status kepegawaian berjenjang, mulai dari sebagai pekerja kontrak harian, kemudian menjadi pekerja harian tetap, hingga akhirnya menjadi pekerja bulanan tetap.perubahan tingkatan tersebut mempengaruhi besar upah, fasilitas, dan/atau tunjangan yang diterima oleh pekerja.bagi pekerja bulanan tetap, upah tidak terpengaruh oleh jumlah hari kehadiran atau bekerja. Sedangkan pekerja harian lepas dan harian tetap akan dikenakan pemotongan upah apabila tidak masuk kerja (Mulyadi,2003). 24

25 Sistem pemberian pendapatan atau penggajian harus bersifat motivatif agar karyawan merasa adanya suatu rangsangan untuk memacu prestasi kerjanya karena adanya nilai imbalan yang sesuai. Sistem penggajian harus dirasakan adil bagi karyawan (Internal Equity). Untuk itu setiap jabatan harus memiliki bobot atau nilai jabatan menurut suatu aturan tertentu dan diantara jabatan yang satu dengan yang lainnya dapat dibandingkan bobot/nilai jabatannya. Sehubungan dengan hal ini maka perusahaan harus memiliki suatu sistem evaluasi jabatan, dimana setiap jabatan harus memiliki uaraian jabatan yang baik agar dapat dievaluasi dengan sistem yang ada. Hasil bobot atau nilai jabatan yang diperoleh, dipergunakan untuk menentukan tingkat gaji dari jabatan-jabatan yang ada. (Djohanputro, 2006). Kontribusi pendapatan adalah sumbangan nilai hasil yang diterima sebagai imbalan dari anggota rumah tangga yang bekerja (Soekartawi, 1986). 1.7 Kerangka Pemikiran Industri di Padukuhan Denggung Desa Tridadi Kecamatan Sleman yaitu perusahaan produksi lampu yang kemudian dikenal dengan nama PT GE Lighting. PT GE Lighting ini sudah berdiri sejak tahun 70an. Industri produksi lampu ini menghasilkan produk-produk yang kemudian di ekspor ke negaranegara sekitar Asia Tenggara ini dapat dikatakan industri bertaraf internasional. Munculnya PT.GE Lighting ini menimbulkan pengaruh baik positif maupun pengaruh negatif terhadap keadaan lingkungan di sekitar industri.pengaruh tersebut terjadi pada penduduk disekitar industri ini yaitu padukuhan-padukuhan di Desa Tridadi yang berbatasan langsung, sehingga tentu memiliki pengaruh serta mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan terhadap kondisi sosial dan kondisi ekonomi masyarakat. PT. GE Lighting sebagai perusahaan industri yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang lebih dari 100 tenaga kerja memiliki peran yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja khususnya masyarakat lokal Desa Tridadi. Karena 25

26 seluruh perusahaan yang beroperasi diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang berasal dari daerah di sekitar lokasi industri lampu tersebut berada. Sehingga diinginkan kesejahteraan masyarakat lokal dapat membaik bahkan semakin meningkat. Penyerapan tenaga kerja dari suatu industri merupakan suatu wujud kepedulian dari PT. GE Lighting terhadap pembangunan daerah. Selain itu dari keberadaan PT.GE Lighting ini akan memungkinkan untuk dapat mempengaruhi kondisi sosial dari adanya penyerapan tenaga kerja tersebut. Dari penduduk yang belum memiliki mata pencaharian lalu dapat terserap menjadi tenaga kerja PT.GE Lighting, dimana PT.GE Lighting merupakan perusahaan besar yang menjunjung tinggi perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerjanya.baik dari segi sosial maupun dari segi ekonomi. Hal ini pasti akan mempunyai pengaruh pada pola hidup dan berbagai aspek di kehidupan dari masyarakat sekitar industri yaitu Desa Tridadi Sleman khususnya tenaga kerja PT GE Lighting yang menjadi subjek penelitian ini. Pengaruh kondisi ekonomi tenaga kerja pada segi ekonomi dilihat dari seberapa besar kontribusi yang disumbangkan pendapatan dari PT.GE Lighting terhadap total dari pendapatan keluarga tenaga kerja. Untuk mengetahui kontribusi ini maka dibutuhkan pula data pendapatan sampingan tenaga kerja PT.GE Lighting dan pendapatan anggota keluarga lainnya, yang kemudian akan diketahui presentase dari kontribusi pendapatan dari PT.GE Lighting. Selain melihat kondisi sosial serta kondisi ekonomi dari tenaga kerja PT.GE Lighting. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari tenaga kerja PT.GE Lighting di Desa Tridadi Sleman. Karakteristik tenaga kerja ini terdiri dari beberapa aspek untuk dapat juga mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap kondisi sosial dan ekonomi seperti umur, jenis kelamin, status kawin dan lain sebagainya dan sosial penelitian ini juga untuk mengetahui karakteristik masyarakat pelaku ekonomi. 26

27 Industri PT GE Lighting Penyerapan Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pengaruh Industri Terhadap Tenaga Kerja di Desa Tridadi, Sleman Karakteristik Tenaga Kerja Kondisi Sosial Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendidikan akhir, status kawin, status dalam RT, pekerjaan pokok, pekerjaan Jamsostek Serikat Buruh Pelatihan Upgrading dari Perusahaan Pendapatan Pokok Tenaga Kerja Pendapatan Sampingan Tenaga Kerja Pendapatan Anggota Keluarga Lainnya sampingan, status kerja, jam kerja, lama kerja sebagai tenaga kerja, alamat asal Pendapatan Total Keluarga Pengaruh Industri Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Tenaga Kerja PT.GE Lighting di Desa Tridadi, Sleman Gambar 1. Diagram Kerangka Pemikiran 27

28 1.8. Batasan Operasional a. Alamat asal adalah asal tempat tinggal tenaga kerja PT.GE Lighting. b. Analisa aspek sosial adalah suatu kajian yang dilakukan terhadap kondisi sosial dan budaya masyarakat sebagai akibat dari pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan di suatu wilayah atau area. (Pelly,1991). Dalam penelitian ini yang dimaksud aspek sosial meliputi pelayanan kebutuhan sosial dari perusahaan dalam bentuk jaminan sosial, serikat kerja, dan pelatihan kerja untuk tenaga kerja PT.GE Lighting di Desa Tridadi Sleman. c. Industri adalah suatu unit usaha atau kesatuan kegiatan ekonomi produksi pada suatu tempat tertentu yang melakukan kegiatan mengubah barangbarang dasar (bahan baku) dengan mesin atau dengan tangan menjadi produk baru atau mengubah barang-barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga menjadi dekat kepada pemakai akhir, termasuk kegiatan jasa industri dan pekerjaan perakitan atau assembling (BPS 1999). Dalam penelitian ini industri PT.GE Lighting merupakan industri pengolahan lampu termasuk industri manufaktur yang membuat produk lampu dari bahan baku dan dengan menggunakan mesin menjadi beraneka macam lampu yang lebih bernilai ekonomi. d. Industri besar, adalah industri yang memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih (BPS, 1999). Industri PT GE Light memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang. e. Industri sekunder (secondary industry) dalam hal ini hasil alam yang telah dikumpulkan melalui kegiatan industri primer kemudian dibuat menjadi produk yang lain melalui pengolahan (Whynne-Hammond, 1979 :111). PT GE Lighting merupakan suatu usaha pengolahan produk lampu, dimana bahan bakunya merupakan hasil dari indusri primer sebelumnya, selanjutnya di PT GE Lighting ini diolah kembali menjadi produk lampu yang bisa langsung digunakan konsumen. 28

29 f. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UU No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Dalam penelitian ini jaminan sosial adalah segala bentuk jaminan atau asuransi untuk tenaga kerja memberikan perlindungan bagi tenaga kerja PT GE Lighting untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial yang diberikan baik pemerintah maupun dari perusahaan PT.GE Lighting. g. Jam kerja adalah jumlah jam kerja seluruh pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja (tidak termasuk jam kerja istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan) selama satu hari. h. Lama kerja sebagai tenaga yaitu lama seorang tenaga kerja telah bekerja sebagai tenaga kerja di PT. GE Lighting. i. Pekerjaan pokok adalah pekerjaan utama yang dilakukan tenaga kerja PT.GE Lighting. j. Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan lain yang dilakukan tenaga kerja PT.GE Lighting selain dari pekerjaan pokoknya. k. Pelatihan upgrading adalah pelatihan atau kursus yang diadakan oleh PT GE Lighting dalam rangka meningkatkan ketrampilan tenaga kerja. l. Pendapatan total tenaga kerja PT.GE Lighting adalah pendapatan yang didapatkan tenaga kerja dari hasil bekerjanya di PT GE Lighting. m. Pendapatan anggota keluarga lainnya adalah pendapatan yang didapatkan oleh anggota keluarga lain misalnya istri, atau anak dimana dapat berkontribusi dalam jumlah total pendapatan keluarga. n. Pendapatan total keluarga adalah jumlah seluruh pendapatan baik dari bapak, ibu, atau anak yang mana dapat digunakan untuk membeli kebutuhan keluarga sehari-hari. 29

30 o. Pendapatan adalah seluruh penghasilan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu, misalnya keuntungan dari penjualan barang, bunga dari simpanan dan gaji dari perusahaan dan sebagainya (Djohanputro,2006) dalam penelitian ini, pendapatan yaitu uang dari penghasilan dari tenaga kerja PT GE Lighting. p. Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai cacatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas resiko usaha tersebut. (Verkoren,1991:1 dalam Wardhana, 2010). Dalam penelitian ini industri PT GE Lighting merupakan suatu perusahaan atau usaha industri dimana memiliki bangunan lokasi tertentu, catatan administrasi tersendiri. q. Pengertian tenaga kerja yang dimuat dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1997 Tentang Ketenagakerjaan, yaitu setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan / atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Indonesia, batas umur minimal untuk tenaga kerja yaitu 15 tahun tanpa batas maksimal. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tenaga kerja, adalah penduduk lokal Desa Tridadi Sleman yang berusia lebih dari 15 tahun yang melakukan pekerjaannya di PT. GE Lighting sebagai tenaga kerja. r. Status dalam rumah tangga yang dimaksud adalah status responden yaitu tenaga kerja PT. GE Lighting dalam keluarganya misalnya sebagai kepala keluarga, ibu, anak pertama, anak kedua, dan lain-lain. s. Status kerja adalah kedudukan seseorang tenaga kerja PT.GE Lighting dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan yaitu PT GE Lighting. 30

31 t. Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Tenaga Kerja tahun 2003 No 17, serikat pekerja merupakan organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Dalam penelitian ini, serikat buruh adalah bentuk perkumpulan atau organisasi tenaga kerja PT.GE Lighting dengan segala macam bentuk kegiatan yang berfungsi untuk kesejahteraan tenaga kerja PT.GE Lighting 31

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE DAFTAR PUSTAKA Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE Bellante, Don. 1983. Ekonomi Ketenagakerjaan. Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan saat ini bangsa Indonesia sedang menuju proses demokratisasi dan transparansi dalam proses menuju masyarakat adil dan makmur yang merata,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi saat sekarang ini yang tidak menentu dan akibat perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai amanat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Pembangunan

Lebih terperinci

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum ketenagakerjaan adalah semua peraturan hukum yang berkaitan dengan tenaga kerja baik sebelum bekerja, selama atau dalam hubungan kerja, dan sesudah hubungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geograf Indonesia (IGI) sepakat merumuskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi. Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003:3) geografi ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola. baik di daerah pedesaan dan perkotaan. Dualisme kota dan desa yang terdapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dan beberapa daerah perkotaan mempunyai pola perekonomian yang cenderung memperkuat terjadinya ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang bermuara kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Berdasarkan BPS (2010), jumlah penduduk miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,5 juta orang. Pada Maret 2009, jumlah penduduk miskin sebesar 32,5 juta orang, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24), BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Kajian Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016

Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN. Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Perlindungan sosial untuk pekerja migran di ASEAN Celine Peyron Bista Kantor Regional ILO untuk Asia dan Pasifik Jakarta, 29 September 2016 Struktur presentasi Apa itu perlindungan sosial? Perlindungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Dalam melakukan penelitian ini diambil acuan dari penelitian terdahulu oleh Ulviani (2010) yang berjudul : Analisis Pengaruh Nilai Output dan Tingkat Upah

Lebih terperinci

BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.

BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut. BAB IV KEPENTINGAN INDONESIA DALAM PERUMUSAN KEBIJAKAN PERBURUHAN Fakta bahwa Indonesia tidak meratifikasi konvensi ILO No.131 dan No. 95 memang terkait dengan tidak mewajibkan meratifikasi konvensi tersebut.

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA Pembukaan lapangan kerja Perluasan kesempatan kerja Kebijakan dalam PHK Kebijakan pengupahan Perlindungan tenaga kerja: 1. Waktu kerja 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 27 ayat (2) dan Pasal 28 UUD 1945 yang menyatakan: Tiap-tiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak negara ini didirikan, bangsa Indonesia telah menyadari bahwa pekerjaan merupakan kebutuhan asasi warga negara sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 27

Lebih terperinci

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun

Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun 2 Hubungan antara upah, motivasi kerja dengan produktivitas kerja karyawan pada PT. Pilar Kekar Plasindo Surakarta tahun 2004 2005 Oleh : Rifki NIM K7499092 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan

BAB I PENDAHULUAN. program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP

INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP INDUSTRIALISASI DAN MIGRASI TENAGA KERJA SEKTOR DI KOTA CILACAP (Studi Kasus: Industri Besar-Sedang Di Kota Cilacap) TUGAS AKHIR Oleh: ANI KURNIATI L2D 001 403 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai karyawannya. Ditengah-tengah persaingan ekonomi secara global, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena buruh kontrak semakin terlihat menaik secara grafik, hampir 70 % perusahaan-perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan tenaga kontrak ini sebagai karyawannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Tahun 1967 telah mengeluarkan Deklarasi mengenai Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Deklarasi tersebut memuat hak dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan, "Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Keberhasilan perusahaan dalam pencapaian tujuannya tidak terlepas dengan adanya proses manajemen. Tanpa adanya manajemen maka proses aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebagai salah satu penduduk terbanyak di dunia setelah RRC, India dan Amerika Serikat. Oleh karena ini, tentunya Indonesia memiliki angkatan kerja

Lebih terperinci

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN

PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN PAPARANPERENCANAAN DAN PROGRAM KETENAGAKERJAAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017-2022 DINAS TENAGA KERJA DAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KEBUMEN DASAR HUKUM PERENCANAAN TENAGA KERJA Landasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR: 13 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI SULAWESI TENGAH Menimbang : a bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan ini mempunyai sejumlah persamaan dan perbedaan dengan penelitian saat ini. Hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan nasional disegala bidang, salah satunya dalam sektor ketenagakerjaan. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, PERATURAN WALIKOTA KOTA YOGYAKARTA NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa hubungan kerja antara Pekerja Rumah Tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan adalah bagian integral dari masalah ekonomi, maka masalah pembangunan ketenagakerjaan, juga merupakan bagian dari pembangunan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Negara Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009

KATA PENGANTAR. Profil Penduduk Lanjut Usia 2009 25 KATA PENGANTAR Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA 2.1. Pengertian dan Dasar Hukum Penanaman Modal Asing 2.1.1. Pengertian Penanaman Modal Asing Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini, menuntut semua pihak untuk terlibat didalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat mencapai tujuan sesuai apa yang diharapkan perusahaan. Sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam suatu perusahaan beroperasi dengan cara mengkombinasikan antara sumber daya yang ada, untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat dipasarkan dan dapat mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea ke IV, berisi tujuan negara bahwa salah satu tugas Pemerintah Negara Indonesia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam kegiatan pengembangan perusahaan zaman sekarang sangatlah dituntut terciptanya kinerja karyawan yang tinggi dan konsisten. Perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak, serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, hal ini membuat Indonesia pantas disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci

Manajemen Industri Perikanan

Manajemen Industri Perikanan Manajemen Industri Perikanan A. Definisi dan pengertian industri Perikanan. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buruh mempunyai peranan yang penting dalam rangka pembangunan nasional tidak hanya dari segi pembangunan ekonomi namun juga dalam hal mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Era perekonomian global ditandai dengan adanya kecenderungan gerakan perekonomian suatu negara tidak terbatas, kemajuan teknologi informasi, lalu lintas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Quality Of Worklife Kualitas kehidupan kerja (Quality Of Worklife) adalah hubungan timbal balik atau respon antara pekerja dengan perusahaan, serta adanya respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia Tujuan 8: Mempromosikan keberlajutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan yang produktif dan menyeluruh, serta perkerja layak bagi semua Hak untuk Bekerja sebagai Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang dan masyarakatnya sedang giat membangun. Salah satu aspek penting dari pembangunan adalah bidang ekonomi dan sosial, di mana dunia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Pengertian Tenaga Kerja Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk keterlibatan pemerintah dalam hubungan industrial adalah dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah minimum. Upah minimum

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja

TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja TUGAS DAN FUNGSI POKOK DINAS TENAGA KERJA Kepala Dinas Tenaga Kerja (1) Kepala Dinas Tenaga Kerja mempunyai tugas memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan otonomi daerah di bidang Tenaga Kerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri menurut BPS (Badan Pusat Statistik) adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting. Industri dapat menghasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia, baik kebutuhan pokok manusia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri dan Indusri Kerajinan Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan, pengertian industri adalah sebagai berikut. Industri adalah suatu kegiatan ekonomi mengolah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian pengertian 2.1.1. Tenaga Kerja, Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja Banyak hal mengenai kehidupan sosial di suatu Negara / masyarakat dapat dijabarkan jika diketahui

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja yang menimbulkan permasalahan tersendiri. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja yang menimbulkan permasalahan tersendiri. Berdasarkan data BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di negara Indonesia semakin lama tidak semakin berkurang tetapi semakin bertambah diiringi dengan pertambahan angkatan kerja yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN -62- BAB IV VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2005-2025 4.1. Visi Pembangunan Daerah Berdasarkan kondisi Kabupaten Bangkalan sampai saat ini, isuisu strategis dan dengan memperhitungkan

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan beberapa faktor yang menunjang seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini

Lebih terperinci

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA, ADMINISTRATOR DAN PENGAWAS DI LINGKUNGAN DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang diarahkan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya. Keberhasilan sebuah pemerintah

Lebih terperinci

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN No. 17/05/34/Th. X, 15 Mei 2008 Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional

Lebih terperinci

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI Anita Maharani 1 Abstrak Hubungan industrial, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dapat dilakukan melalui penyelenggaraan negara yang bersifat demokratis dan berkedaulatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya terdapat sejumlah kegiatan sekelompok orang yang bekerja sama dengan tata cara yang diatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dapat memberikan pengaruh positif sekaligus negatif bagi suatu daerah. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci