PELUANG PENDANAAN BAGI PENGUSAHAAN HUTAN RAKYAT

Transkripsi

1 PELUANG PENDANAAN BAGI PENGUSAHAAN HUTAN RAKYAT Eva Fauziyah dan Sanudin Balai Penelitian Teknologi Agroforestry PENDAHULUAN Hutan rakyat oleh sebagian petani sudah dianggap sebagai sebuah usaha yang menjanjikan Meski kepemilikan lahan terbatas, jika dikelola dengan baik, produktivitas akan tinggi sehingga pendapatan HR tinggi Tetapi kontribusi HR sejauh ini masih tergolong rendah, sekitar 21,37-30% terhadap pendapatan (Attar, 2000; Prabowo, 2000; Kusumedi, 2005 dan Diniyati, 2010) Hal itu karena pengelolaan HR masih sederhana dan input masih minim 1

2 PENDAHULUAN Untuk meningkatkan produktivitas HR perlu input yang cukup tidak hanya tenaga petani tetapi juga modal Permasalahanya: modal dan akses petani untuk mendapatkan modal masih terbatas, karena HR juga punya karaktristik berbeda Perlu diupayakan permodalan yang sesuai untuk HR TUJUAN Memberi gambaran mengenai sejauh mana peluang pendanaan yang memungkinkan bagi usaha HR. 2

3 METODE Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah desk study dan review literatur. Data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Hutan Rakyat Pendanaan Hutan Rakyat melalui Insentif Pendanaan Hutan Rakyat melalui Kredit 3

4 KARAKTERISTIK HUTAN RAKYAT (AWANG, 2007; PURWANTO, 2004; DARUSMAN DAN WIJAYANTO, 2007; DAN NUGROHO, 2010) Luas lahan terbatas Bersifat individual Jenis tanaman dan daurnya beragam Karakteristik pengelolaan: Berbasis keluarga (pengelolaan dilakukan oleh tenaga keluaga/berperan sbg buruh dan manager) Karakteristik investasi: umumnya skala usaha kecil dan padat karya...karakteristik HR Karakteristik produk: selain menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu, dan tanaman hasil agrohutani yang memiliki nilai pasar (tangible), HR menghasilkan pula jasa-jasa lingkungan walaupun tidak/belum memiliki harga pasar (intangible) Karakteristik pemasaran : Penjualan oleh petani umumnya dalam jumlah kecil berbasis tegakan (satu atau beberapa pohon) dengan sistem borongan. menimbulkan ketidak pastian dalam melakukan investasi jangka waktu pertumbuhan hutan rakyat relatif lama, 4

5 PENDANAAN HUTAN RAKYAT MELALUI INSENTIF Insentif layak diberikan untuk HR karena sumbangan HR tidak hanya secara ekonomi, sosial tetapi juga ekologi (manfaat publik) Insentif adalah semua bentuk dorongan spesifik atau rangsangan/stimulus, yang umumnya berasal dari faktor eksternal (pemerintah, LSM, swasta dan lain-lain), yang dirancang dan diimplementasikan untuk mempengaruhi atau memotivasi masyarakat, baik secara individu maupun kelompok untuk bertindak atau mengadopsi teknik dan metode baru yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi (Wijayanto,2007) Bentuk insentif: langsung dan tidak langsung PROGRAM-PROGRAM PENGEMBANGAN HR No. Program Uraian 1. Gerhan dan GRLK Salah satu upaya rehabilitasi lahan kritis dengan mengembangkan hutan rakyat pada lahan kritis dan lahan kosong milik masyarakat 2. Kemitraan antara BUMN dengan petani (Perhutani) 3. Kemitraan antara petani dengan swasta (pengusaha kayu) 4. GEMAR (Gerakan multiaktivitas agribisnis) Kemitraan ini ditujukan pada lahan milik dimana ada sharing biaya dan bagi hasil pendapatan sesuai dengan kesepakatan antara petani dan Perhutani Kemitraan antara petani dengan swasta (pengusaha kayu) dibangun sebagai bentuk CSR perusahaan terhadap lingkungan dan juga bertujuan untuk meningkatkan produksi kayu dan penyediaan bahan baku Suatu gerakan bersama dari segenap pemangku kepentingan rumpun pertanian di Jawa Barat, sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan dan daya saing masyarakat (petani) melalui penambahan multi aktivitas agribisnis berbasis ekonomi lokal dengan model siklus tertutup, yang melibatkan peran multi stakholder dan integrasi multi sektor (khusus di Jawa Barat) 5

6 PENDANAAN HUTAN RAKYAT MELALUI KREDIT Kredit merupakan salah satu bentuk insentif langsung Kredit yang telah digulirkan: KUK-DAS dan KUHR Kredit yang akan digulirkan: PDB-HTR (BLU Pusat P2H) KREDIT PROGRAM No. Nama program Tahun Uraian 1. KUK-DAS / /1996 Jaminan berupa sertifikat tanah, jangka waktu pengembalian paling lama 5 tahun dengan masa tenggang 1 tahun, bunga 12% per tahun, besaran pinjaman sampai Rp /ha, penyaluran melalui kelompok tani (tidak ada mitra). 2. KUHR 1997 Tujuan pemberian kredit adalah untuk kesejahteraan, penyediaan bahan baku, dan lingkungan. Jaminan berupa sertifikat tanah, jangka waktu pengembalian paling lama 11 tahun dengan masa tenggang 1 tahun, bunga 12% per tahun (ditentukan oleh bank), besaran pinjaman sampai Rp /ha, penyaluran melalui mitra lalu ke leompok tani. 3. PDB-HR 2012 Kredit ini sedang dalam proses penyusunan dan akan segera dilauncing oleh BLU pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan (P2H), tetapi direncanakan bunga hanya 5,5% dan diupayakan pembiayaanya disesuaikan dengan kondisi usaha hutan rakyat. 6

7 PENDANAAN DARI BANK Hasil penelitian Fauziyah (2009) menunjukkan bahwa pada umumnya baik bank konvensional maupun bank syariah, masih belum memungkinkan memberikan kredit usaha terhadap hutan rakyat. Kredit berbasis lahan di Bank: - BRI: Kredit Ketahanan Pangan (KKP), BNI (Kredit Mikro), Bank Mualamat (tidak tersedia) - Belum ada kredit yang sesuai untuk HR Bank menganggap usaha hutan rakyat belum bankable KREDIT MIKRO KEHUTANAN DI AFRIKA (GONDO, 2009 DALAM NUGROHO (2010)) Sudan: Model musharaka yaitu suatu bentuk kemitraan bagi hasil antara Bank dan petani hutan dengan ketentuan hasil dibagi berdasarkan rasio yang disepakati dan kerugian ditanggung bersama sesuai nilai kepemilikan saham yang ditanamkan, dan Model mudaraba yaitu bentuk kerjasama kegiatan (project) dimana Bank menyediakan permodalan dan petani menyediakan tenaga kerja dengan bagi hasil yang disepakati. Uganda: kredit untuk pembangunan hutan tanaman kayu pertukangan. 7

8 KREDIT MIKRO KEHUTANAN DI BRAZIL (MAY ET. AL., 2009) PROGRAM 1. Programa Nacional de Florestas (PNF) PERUNTUKAN SKEMA Kredit untuk pembangunan tanaman, konsesi di kawasan hutan Negara, perbaikan PHL, peningkatan produktifitas usaha kecil dan menengah kehutanan dan peningkatan ekspor 2. Propflora Pembangunan hutan komersial oleh Bank Sentral Brazil- BACEN 3. Pronaf florestal Kredit untuk reforestasi dan agroforestry skala kecil & dukungan pengembangan UKM industri perkayuan dan furniture 4. Promanejo Program untuk mendukung percontohan pengelolaan pembalakan lestari (sustainably managed logging) di Amazon 5. Profloresta Kredit untuk kehutanan, agroforestry dan industry perkayuan di Amazon dibawah BAZA (Banco da Amazônia, Brazil), 6. Proambiente Kredit untuk agroforestry skala kecil dan penghargaan jasa lingkungan di Amazon dibawah FETAGRI INISIATIF PENDANAAN DARI SWASTA (PRIHADI, 2010) Kemitraan Skema Bagi hasil SGS-petani Batang, Jateng BKL-petani Tasikmalaya, Jabar SGS: Bibit, tanam, pemeliharaan, pasar 50% SGS : 50% petani SGS bantu bibit BKL: bibit, pupuk & obat, honor Korwil (Ketua Keltan), pasar Petani: penanaman, pemeliharaan & jaga Korwil: pendampingan 100% petani 20% BKL : 5% Ketua Keltan: 75% petani KTI- petani Probolinggo, Jatim KTI bantu bibit + sulaman, pasar Petani: penanaman, pemeliharaan & jaga Koordinator pengelola: pendampingan 90% petani : 10% KP : 0% KTI Kredit tunda tebang Kec. Bawang, Kab. Batang, Jateng Fasilitas pinjaman uang kepada petani yang membutuhkan dana mendesak (biaya sekolah, hajatan, hari raya, dsb) namun pohonnya masih belum masak tebang (< 5 tahun) dengan penundaan 0,5 s/d 2 tahun. Bunga 6% per tahun Syarat: Bukti hak tanah Bukan lahan sengketa 8

9 ANALISIS FINANSIAL HUTAN RAKYAT (SUKU BUNGA 12%) No. Pola Hutan Rakyat IRR (%) NPV (x Rp ) BCR Daur (th) 1. Jati, padi, jagung 27, ,41 1, Mahoni, padi, jagung 28, ,04 1, Jati, kacang tanah 25, ,15 1, Jati, mahoni, holtikultur, padi, jagung 32, ,00 1, Jati murni 22, ,93 1, Mahoni murni 26, ,18 2, Jati, mangga, padi, jagung 47, ,33 2, Gmelina, kelapa, kakao, singkong, pisang, padi gogo, jagung, duren, dukuh, petai ,290 19,19-9. Salak, pisang, kelapa, rambutan, duku, petai, jengkol, nangka, dan mangga. 32,92% , Cemara gunung, sengon, uru, nangka, rambutan, durian, petani dan kacang tanah ,45 - USAHA HR LAYAK SECARA FINANSIAL JIKA (DARUSMAN DAN WIJAYANTO, 2007): 1. pohon ditanam dengan sistem agroforestri, 2. pembangunan hutan secara monokultur tidak menguntungkan, 3. tanaman pertanian yang dipilih memiliki nilai ekonomi yang tinggi, 4. campuran pohon sebaiknya memiliki daur yang beragam, 5. pendapatan yang diperoleh petani bersifat kontinyu, 6. sejak tahun awal pembangunan hutan, diharapkan petani memperoleh hasil atau pendapatan, 7. produk atau hasil beranekaragam 8. jenis-jenis pohon serbaguna menjadi bagian penting dalam sistem, dan 9. kemitraan dapat dibangun antara perusahaan dengan petani dengan sistem bagi hasil yang saling menguntungkan. 9

10 KESIMPULAN 1. HR memiliki peluang untuk memperoleh pendanaan dalam bentuk insentif, karena hutan rakyat tidak hanya memiliki fungsi ekonomi dan sosial tetapi juga memberikan manfaat bagi lingkungan (public). 2. Peluang kredit HR saat ini dapat diperoleh melalui program pemerintah karena saat ini pemerintah melalui BLU Pusat P2H akan memperluas layanan pembiayaan bagi usaha hutan rakyat (PDB-HR). 3. Usaha HR dengan pola tertentu pada suku bunga 12% sudah layak secara finansial sehingga memungkinkan untuk memperoleh sumber pendanaan komersial, tetapi perbankan masih belum melihat usaha hutan rakyat dengan dominasi pohon sebagai usaha yang bankable, sehingga pemberian kredit untuk hutan rakyat memerlukan campur tangan pemerintah. 4. Pemerintah dapat mendukung permodalan dalam bentuk pinjaman/subsidi atau sebagai penjamin kredit usaha hutan rakyat TERIMAKASIH 10