SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam"

Transkripsi

1 UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam MUHAIMINURROCHMAN NIM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 i

2 ii

3 iii

4 ABSTRAK Muhaiminurrochman (NIM: ). Upaya Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah Shalat Dengan strategi Demonstrasi pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. Skripsi. Semarang: Program Strata I jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo, 2011.Tujuan yang menjadi kajian peneliti, yaitu: 1) Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. 2) Untuk mengetahui relevansi metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap siklus tahapannya adalah perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui metode dokumentasi, metode observasi dan metode tes. Indikator kinerja penelitian berupa tercapainya ketuntasan belajar secara indiviual dan klasikal. Hasil penelitian menunjukkan : 1) Yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan metode demontrasi pada mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, yaitu guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran dengan baik. Guru harus lebih meningkatkan motivasi peserta didik. Guru harus lebih dapat menjelaskan alur pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi. Guru harus mendemonstrasikan shalat secara pelan-pelan, guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah bisa. Guru harus sering berkeliling mendekati peserta didik dan mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi berlangsung. Guru mengisi Lembar Observasi Siswa, 2) Perolehan nilai peserta didik pada masing-masing siklus di atas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang signifikan di tiap-tiap siklusnya, Peserta didik yang iv

5 semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang v

6 MOTTO ( : ) "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (Al Fath : 28) Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Bandung: Jumanatul Ali -art, 2004), hlm. 51 vi

7 PERSEMBAHAN Terimakasih penulis ucapkan dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya tulis ini untuk orang yang berarti dalam hidupku: v Ayah (Djanatun) dan Ibu (Napsiyah) tercinta, terima kasih atas do a restu serta pengorbanannya demi study anak terkasihmu. v Istriku tercinta yang selalu menjadi spirit dalam hidupku. v Kepala MTs Negeri Loano (Maksum, S.Pd ) yang selalu memberi semangat v Seluruh guru dan karyawan MTs Negeri Loano yang selalu member motivasi v Seluruh Pengurus Ta mir Kampus III IAIN Walisongo Semarang tercinta yang senantiasa mendo akanku, dan memberikan tempat bernaung, dan memberikan fasilitas selama kuliah v Ketua Takmir Kampus III ( Sutriyono S.HI, Anggit, Anas,Ari Afandi, Amoh, Hanafi, Ihsan, terima kasih atas dukungannya. v Teman dekatku ( Taufiq Irfandi ) yang selalu memberi semangat dan menemani dalam pembuatan skripsi v Much Yusuf, yang selalu memboncengku dalam perjalanan kuliah ke kampus II v Mokh. Kharisun, SHI,terima kasih atas motifasi dalam penulisan skripsi v Anakku tersayang Muhammad Wafa Mubarok dan Muhammad Malkan Shidqi yang selalu jadi dambaan semoga menjadi anak yang soleh, berguna bagi agama, nusa bangsa dan berbakti kepada kedua orang tua. v Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku. vii

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada : 1. Dr. Suja i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, dan selaku pembimbing, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik, selama masa penelitian. 2. Maksum, S.Pd selaku Kepala MTs Negeri Loano, yang telah bersedia memberi pengarahan. 3. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do a semoga budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya. viii

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Abstraks... ii Persetujuan Pembimbing... iii Pengesahan Pembimbing... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vi Deklarasi vii Daftar Isi... viii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 4 D. Perumusan Masalah... 7 E. Manfaat Penelitian... 7 Bab II : LANDASAN TEORI... 9 A. Pengamalan Ibadah Pengertian Pengamalan Ibadah Hakikat Ibadah Materi Shalat B. Metode Demonstrasi Pengertian Metode Demonstrasi Tujuan Metode Demonstrasi Aspek-aspek dalam Metode Demonstrasi Langkah-langkah Demonstrasi ix

10 5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi C. Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Aspek-aspek Hasil Belajar D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih E. Kajian Pustaka yang Relevan F. Hipotesis Tindakan BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian Tempat Penelitian C. Obyek Penelitian D. Metode Penelitian E. Metode Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data G. Indikator Kinerja BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan Persiapan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Penelitian Tindakan Kelas Siklus II B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus Analisis Penelitian Tindakan Siklus I Analisis Penelitian Tindakan Siklus II BAB V : PENUTUP x

11 A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Daftar Nama Peserta didik Kelas VII Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I Lampiran 3 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus I Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Siklus II Lampiran 5 : Lembar Evaluasi Peserta didik Siklus II Lampiran 6 : Surat Penunjukan Pembimbingan Skripsi Lampiran 7 : Surat Mohon Riset Lampiran 8 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 9 : Foto Kegiatan Penelitian xi

12 DEKLARASI Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan, Semarang, 25 Maret 2011 Deklarator, Muhaiminurrochman NIM xii

13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri dari empat mata pelajaran yaitu : Al- Qur an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Syari ah Fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dengan makhluk lainnya (muamalah) Pendidikan shalat kewajiban bagi mukallaf, artinya baru wajib melaksanakan shalat sudah akil balig, akil artinya berakal, yaitu akalnya berkembang sedemikian rupa sehingga sudah adanya kewajiban shalat. Sedangkan balig artinya sampai pertumbuhan dan perkembangan tertentu yaitu telah keluarnya mani bagi anak laki-laki dan menstruasi bagi anak perempuan, untuk mempersiapkan mereka agar mereka dapat melaksanakan shalat dengan baik maka nabi Muhammad SAW menyuruh anak-anak berumur 7 tahun mulai dilatih dan dibiasakan shalat. Dan pada umur 10 tahun hendaklah mendisiplinkan shalat secara lebih ketat, bahkan diperintahkan dipukul jika dengan sengaja meninggalkannya. 1

14 2 Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran sehingga apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Dengan demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda. Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum. Madrasah Negeri Loano Kabupaten Purworejo menampakkan unsur unsur agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang lebih mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta didik berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu yang baik. MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo peserta didiknya berasal dari daerah pegunungan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di MTs Negeri Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan tata cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian pembelajaran yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi peserta didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti dan mengontrol anaknya. Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat, disamping itu model pembelajaran yang dilaksankan proses pembelajaran di Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek. Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

15 3 internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran 1 Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda beda. Oleh karena itu mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup maka diperlukan seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, meskipun materinya kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup menarik, karena penyampaianya kurang menarik maka materi itu kurang dapat diterima oleh siswa. Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. 2 Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan melakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN Ismail SM, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM,( Semarang: Ra SAIL Media Group.2008) hlm, 9. 2 Ibid, hlm.18

16 4 B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang timbul antara lain : 1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar. 2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan ibadah shalat. 3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan. Dengan melihat fenomena inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian sehingga dapat mengetahui akurasi pengamalan ibadah shalat. C. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang benar terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut : 1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud Meningkatkan Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat mendapat awalan me dan akhiran an yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik Pengamalan Pengamalan berasal dari kata dasar amal, yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984 ), Hlm Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006). hlm,

17 5 (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas). 5 Dari pengertian pengamalan tersebut penulis menerangkan tentang perbuatan, gerakan dan bacaan dalam pelaksanaan ibadah shalat. 4. Ibadah shalat a. Ibadah Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan bentuk dan tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan penjelasan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW. 6 Ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga tunduk yang setinggi-tinginya, dan doa. 7 b. Shalat Menurut bahasa, shalat artinya bedo a sedang menurut istilah syara ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurutsyarat dan rukun yang telah ditentukan 8. Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib. Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah shalat yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan perintah dan petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-nya. 5. Fiqih Kata Fikih secara arti kata berarti : paham yang mendalam. 9 Tetapi fiqih yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo. Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk 5 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 25 6 Amir Syarifuddin, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Mrdia, 2003), hlm., Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm,1. 8 Moh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I (Semarang : CV Wicaksana,1998) hlm., Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : PRENADA MEDIA, 2003), hlm., 4

18 6 membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT. 10 Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fiqih dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih. 6. Strategi Demonstrasi Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat. 11 Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. 12 Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 13. Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kepada peserta didiknya. Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII 10 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Tentang Standar Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah. hlm, Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009 ), hlm, Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail Media Grup, 2008 ), hlm. 20

19 7 MTs Negeri Loano materi Shalat dengan menggunakan metode demonstrasi. 7. Siswa Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo MTs. Negeri Loano Kabupaten Purworejo adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mempunyai dua lokasi, Lokasi Banyuasin Kembaran dan lokasi desa Kebongunung Jl. Magelang KM 9 Loano, akan tetapi peneliti memilih lokasi Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. D. PERUMUSAN MASALAH Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi fokus kajian dalam skripsi yaitu : Apakah penerapan strategi demonstrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo? E. MANFAAT PENELITIAN Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul yang sejenis. 2. Secara praktis a. Bagi Madrasah Tsanawiyah Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah, guru, maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran fiqih. b. Bagi Orang Tua Siswa

20 8 Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih kepada anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan pengamalan ibadah shalat. c. Bagi siswa Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi pengamalan ibadah shalat.

21 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengamalan ibadah 1. Pengertian pengamalan Pengamalan berasal dari kata dasar amal, yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas). 1 Dari pengertian di atas, pengamalan berarti sesuatu yang dikerjakan dengan maksud berbuat kebaikan, dari hal di atas pengamalan masih butuh objek kegiatan.sedangkan pengertian ibadah menurut Hasby Ash Shiddieqy yaitu segala taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahala-nya di akhirat. 2 Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa pengamalan ibadah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri sehingga akan mendatangkan pahala dan hasil belajar mata pelajaran fikqih sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Loano Kabupaten Purworejo. 2. Hakekat ibadah Hakekat ibadah adalah ketundukan jiwa yang timbul karena perasaan cinta akan Tuhan yang Ma bud dan merasakan kebesaran-nya, lantaran beritikad bahwa alam ada kekuasaan, yang akal tidak dapat mengetahui hakikatnya. Boleh juga dikatakan memperhambakan jiwa dan 1 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 25 2 Hasby Ash Shiddiqy, Kuliah Ibadah, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000, cet. ke-1, hlm. 5. 9

22 10 mempertundukannya kepada kekuasaan yang ghaib tak dapat diliputi ilmu dan tak dapat diketahui hakikatnya. 3 Ibadah menurut para sufi menekankan pada upaya kelanggengan hubungan komunikatif dengan Allah. Mereka menyembah kepada Allah karena keyakinnan bahwa Dia memang seharusnya disembah, 4 Ibadah secara menyeluruh oleh para ulama telah dikemas dalam sebuah disiplin ilmu, yang dinamakan ilmu fiqih dan fiqih Islam. Karena seluruh tata peribadatan telah dijelaskan didalamnya, sehingga perlu diperkenalkan sejak dini dan sedikit demi sedikit dibiasakan dalam diri anak, agar kelas mereka menjadi insan insan yang bertakwa. Pranatapranata ibadah di dalam Islam termasuk shalat, karena shalat merupakan tiang dari segala amal ibadah Materi Shalat a. Pengertian shalat Menurut bahasa, shalat artinya berdoa, sedang menurut syara ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurut syaratsyarat dan rukun yang telah ditentukan. 6. Dalil yang mewajibkan shalat berbunyi: Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nisa: 103 yang Artinya : Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktu- waktunya atas orang-orang yang beriman. 7 3 Ibid., hlm Muhammad Tholhah Hasan, Ahlussunah Wal Jama ah Dalam Persepsi Dan Tradisi NU, (Jakarta : Lantabora Press, 2005), hlm, Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang : Ra SAIL Media Group, 2009), hlm,41. 6 Muh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998), hlm.,181 7 Al-Qur an dan Terjemah, Sabiq,( Pati : 2010).

23 11 b. Shalat Fardhu dan waktunya Shalat fardhu itu ada lima, dan masing-masing mempunyai waktu yang ditentukan. Kita diperintahkan menunaikan shalat-shalat itu dalam waktunya masing-masing, 1) Zhuhur Awal waktunya setelah condong matahari dari pertengahan langit. Akhir waktunya apabila bayang-bayang sesuatu telah samapanjangnya dengan itu. 2) Ashar Wakunya mulai dari habisnya waktu dhuhur, sampai terbenamnya matahari. 3) Magrib. Waktunya dari terbenamnya matahari sampai hilangnya syafaq (awan senja ) merah. 4) Isya Waktunya dari terbenamnya syafaq ( awan senja ), hingga terbit fajar. 5) Subuh Waktunya dari terbinya fajar shidiq, hinga terbit matahari. 8 c. Bacaan-bacaan dalam shalat Ibadah shalat itu terdiri dari gerakan dan bacaan. Shalat tidak sempurna dan sah apabila gerakan atau bacaannya saja yang dilakukan. Di bawah adalah bacaan yang harus dibaca ketika shalat. 1) Niat shalat 8 Muh Rifa i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang : 2008), hlm,62.

24 12 Niat shalat dibaca dalam hati dan boleh diucapkan dengan lisan perlahan dan dibaca bersamaan dengan takbiratul ikhram. Bacaan niat harus sesuai dengan shalat yang dikerjakan. Berikut ini contoh bacaan niat shalat wajib lima waktu: a) Shalat subuh Artinya: Saya shalat subuh dua rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta ala. b) Shalat dhuhur Artinya: Saya shalat dhuhur empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta ala. c) Shalat ashar Artinya: Saya shalat ashar empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta ala. d) Shalat maghrib Artinya: Saya shalat maghrib tiga rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta ala. e) Shalat isya Artinya: Saya shalat isya empat rakaat menghadap kiblat pada waktunya karena Allah ta ala. 2) Bacaan takbiratul ihram Bacaan takbiratul ihram adalah Allahu Akbar 3) Bacaan doa iftitah..

25 13.. Artinya: Allah maha besar lagi sempurna kebesaran-nya dan segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore, kuhadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi, dalam keadaan cenderung kepada agama yang benar sebagai muslim, dan aku bukanlah termasuk orangorang yang mempersekutukan-nya. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan Semesta Alam. Tiada sekutu bagi-nya. Demikian itulah yang diputuskan kepadaku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.. 4) Membaca surah Al Fatihah Surah Al Fatihah dibaca setelah doa iftitah. Bacaan surah Al Fatihah yaitu sebagai berikut: Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.maha Pengasih lagi Maha Penyayang.Yang menguasai hari pembalasan.hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.tunjukkanlah kami jalan yang lurus.yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 5) Membaca ayat atau surah Al Qur an Sesudah membaca surah Al Fatihah dilanjutkan membaca ayat atau surah Al Qur an yang sudah dihafal, misalnya surah Al Ikhlas, Al Falaq, An nasr, atau surah Al Qur an yang lain. 6) Bacaan ruku Pada waktu ruku yang dibaca adalah sebagai berikut:

26 14 Artinya: Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala puji-nya. 7) Bacaan i tidal adalah: Pada waktu I tidal atau bangkit dari ruku doa yang dibaca Artinya: Allah mendengar bagi siapa yang memuji-nya. Sesudah berdiri tegak lurus dilanjutkan dengan bacaan: Artinya: Ya Tuhan kami, bagi-mu-lah segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi dengan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu. 8) Bacaan sujud Pada waktu sujud disunnahkan membaca tasbih seperti berikut: Artinya: Maha suci Tuhanku yang Maha tinggi dan dengan segala puji-nya. 9) Duduk antara dua sujud Pada waktu duduk antara dua sujud disunnahkan membaca doa sebagai berikut: Artinya: Ya Tuhanku ampunilah dosaku, berilah aku rahmat, sempurnakanlah ibadahku, tingkatkanlah derajatku, berilah aku rezeki, tunjukkanlah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku 10) Membaca tasyahud awal..

27 15... Artinya: Segala pengagungan yang berkah dan kebaikan yang baik itu adalah bagi Allah. Keselamatan semoga selalu dilimpahkan kepadamu wahai Nabi, begitu pula rahmat dan berkah Allah. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu utusan Allah. Ya Allah, limpahkanlah rahmat-mu kepada Muhammad. 11) Tasyahud akhir Bacaan tasyahud akhir ini terdiri dari bacaan tasyahud awal ditambah dengan salawat Nabi Muhammad saw. dan salawat Nabi Ibrahim a.s.. Artinya: Ya Allah limpahkanlah rahmat-mu kepada Muhammad dan keluaganya sebagaimana Engkau limpahkan rahmat-mu kepada Ibrahim dan keluarganya. Ya Allah limpahkanlah berkah-mu kepada Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan berkah-mu kepada Ibrahim dan keluarganya di seluruh alam. Sesungguhnya Engkau dzat yang senantiasa dipuji dan diagungkan.. 12) Bacaan salam Bacaan salam disertai menengok ke kanan dan ke kiri sampai terlihat pipinya dari belakang. Bacaan salam adalah sebagai berikut: Artinya: Keselamatan dan rahmat Allah atas kamu. 9 9 Ibid, hlm.37-47

28 16 d. Gerakan dalam shalat 1) Berdiri tegak sempurna dan menghadap kiblat Setiap muslim yang mampu berdiri wajib melakukannya bagi yang tidak mampu, misalnya karena sakit, atau sudah tua, boleh melakukan shalat sambil duduk atau berbaring. Ketika berdiri pandangan mata diarahkan ke tempat sujud. 2) Berniat dan Takbiratulihram Setelah shalat dimulai, terlebih dahulu kita berniat. Niat shalat boleh dibaca dalam hati, boleh juga dilafalkan. Pada saat itulah di dalam hati harus berniat (menyengaja) untuk melakukan shalat karena Allah.Selanjutnya, kita mengangkat tangan sejajar dengan bahu da telapak tangan terbuka sambil mengucapkan Allahu Akbar. 3) Berdiri sempurna tangan bersedekap Setelah mengucapkan takbir, kedua tangan bersedekap. Kedua telapak tangan diletakkan di antara dada dan pusar. Telapak tangan kanan berada di atas punggung telapak kiri. 4) Ruku Gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan (sebagaimana takbirotulihram sambil membaca Allahu Akbar) Kemudian membungkukan badan. Pada saat itu posisi punggung dan kepala rata. Kedua tangan memegang lutut dan ditekan. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil memaca do a rukuk. 5) I tidal Gerakan i tidal adalah gerakan yang dilakukan setelah ruku. Pada saat i tidal kedua tangan diangkat seperti ketika takbiratul ihram, saat mengangkat kedua tangan membaca sami allaahuliman hamidah, kedua tangan diturunkan kembali dan diletakkan di samping badan. Pada saat tangan di samping badan membaca lanjutan bacaan i tidal.

29 17 6) Sujud Gerakan sujud adalah menempatkan wajah ke tempat sujud sambil membaca takbir. Pada saat sujud. Posisi dahi, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari kaki diletakkan ketempat sujud. Usahakan seluruh ujung jari kaki menghadap ke kiblat sambil membaca doa sujud. 7) Duduk diantara dua sujud Gerakan duduk antara dua sujud (duduk iftirosy) adalah duduk dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kiri menahan ke tanah. Usahakan ujung jari kaki kanan menghadap ke kiblat. Kedua tangan memegang kedua lutut sambil membaca doa duduk diantara dua sujud. 8) Duduk tasyahud awal Duduk tasyahud awal juga disebut duduk iftirasy. Posisi duduk iftirasy sama seperti duduk di antara dua sujud, saat iftirasy telunjuk kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. Kecuali untuk shalat subuh tidak ada duduk tasyahud awal, selesai rakaat kedua langsung duduk tasyahud akhir. 9) Duduk tasyahud akhir Duduk tasyahud akhir disebut juga duduk tawaruk. Tawaruk dilakukan dilakukan pada rakaat terakhir, telapak kaki kiri dijulurkan di bawah telapak kaki kanan, telapak kaki kanan tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kanan disunnahkan menunjuk ke arah kiblat. 10) Salam Setelah semua gerakan dan bacaan shalat di atas, ditutup dengan bacaan salam. Saat mengucapkan salam, tubuh tetap dalam

30 18 keadaan tasyahud akhir. Kemudian kita menoleh ke kanan (hukumnya wajib) lalu menoleh ke kiri (hukumnya sunah) 10 B. Metode Demonstrasi 1. Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan pemeragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 11 Demonstration is a strategy to use when you are teaching any kind of step by step procedure as possible you encourage student to be mentally a cert ( Demonstrasi adalah strategi yang digunakan ketika mengajar berbagai jenis melangkah langkah demi langkah sebisa mungkin mendorong siswa berani secara mental ) 12 Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang cukup efektif, sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. 13 Pada intinya metode bertujuan untuk mengantarkan sebuah pembelajaran kearah tujuan tertentu yang ideal dengan cepat dan tepat sesaui dengan yang diinginkan. Karenanya, terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan,metode yaitu prinsip menyenangkan, menggembirakan penuh dorongan dan motivasi sehingga materi pembelajaran itu menjadi lebih mudah untuk diterima peserta didik. 14 Dari beberapa pengertian di atas disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana seorang guru atau 10 T Ibrahim- H. Darsono, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta : PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005), hlm Ismail, SM,Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang : Ra SAIL Media Group.2008 ), hlm Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies to teach any subject, (Massachusetts: allyn and Bacon, 1996), hlm R Ibrahim Nana Syaodih S, Perencanan Pengajaran, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), hlm, Ismail SM, op. cit.,hlm. 18.

31 19 orang lain bahkan murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas tentang suatu proses melakukan atau jalannya suatu proses perbuatan tertentu. Contohnya proses mengerjakan shalat. 2. Tujuan Metode Demonstrasi Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu memperlihatkan, memperagakan dan mempraktekkan, maka tujuan demonstrasi yaitu anak diarahkan dan dibimbing untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu sebagai hasil dari pengamatan. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. 15 Metode demonstrasi merupakan suatu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat menguasai pelajaran lebih baik. Metode demonstrasi anak dilatih untuk menangkap unsur-unsur penting untuk proses pengamatan, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil bila terus menirukan apa yang telah didemonstrasikan oleh guru dibandingkan jika ia melakukan hal yang sama hanya berdasarkan penjelasan lisan. Demonstrasi memiliki makna penting bagi anak antara lain: a. Dapat memperlihatkan secara konkret apa yang dilakukan/ dilaksanakan/ diperagakan. b. Dapat mengkomunikasikan gagasan, konsep, prinsip dengan peragaan. c. Membantu mengembangkan kemampuan mengamati secara teliti dan cermat. d. Membantu mengembangkan untuk melakukan segala pekerjaan secara teliti dan cermat. e. Membantu mengembangkan kemampuan menirukan dan pengenalan secara tepat Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008 ), hlm, Ibid, hlm, 210.

32 20 Metode demonstrasi mempunyai pengaruh terhadap proses belajar peserta didik dan bertujuan sebagai berikut: a. Memberikan latihan keterampilan tertentu pada peserta didik. b. Memudahkan penjelasan dan peserta didik terampil melakukannya. c. Membantu peserta didik dalam memahami suatu proses secara cermat dan teliti Aspek-Aspek dalam Metode Demonstrasi a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati oleh peserta didik. b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti oleh aktivitas peserta didik. c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan. d. Hendaknya dilakukan dalam hal yang bersifat praktis. e. Beri pengertian dan landasan teori yang akan didemonstrasikan. f. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang Langkah-Langkah Metode Demonstrasi Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah: a. Perencanaan Hal yang dilakukan adalah: 1) Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan dapat ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir. 2) Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. 3) Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. 17 Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hlm, Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002), hlm, 47.

33 21 4) Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya introspeksi diri apakah: a) Keterangan-keterangannya dapat didengar dengan jelas oleh peserta didik. b) Semua media yang digunakan ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap peserta didik dapat melihat. c) Peserta didik disarankan membuat catatan yang dianggap perlu. 5) Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta didik. b. Pelaksanaan Hal-hal yang perlu dilakukan adalah: 1) Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya. 2) Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik. 3) Mengingat pokok-pokok materi yang akan didemonstrasikan agar demonstrasi mencapai sasaran. 4) Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik. 5) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya dalam bentuk mengajukan pertanyaan. 6) Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu menciptakan suasana yang harmonis. c. Evaluasi Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan Ibid., hlm

34 22 5. Kelebihan, Kekurangan dan Manfaat Metode Demonstrasi a. Kelebihan metode demonstrasi 1) Perhatian siswa akan berpuat sepenuhnya pada anak yang didemonstrasikan. 2) Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan ketrampilan dalam berbuat. 3) Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab 4) Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu kesimpulan, karena meraka mengamati secara langsung jalannya demonstrasi. 20 b. Kekurangan metode demonstrasi 1) Perkembangan mengajar berpusat pada suatu minat atau suatu kegiatan, yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendemonstrasikan mengajar. 2) Ketidak mampuan beperapa supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar. 3) Banyak guru tidak mau mengadakan demonstrasi atau membatu supervisor untuk mengadakan demonstrasi mengajar. 21 4) Mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk pengadaan alat-alat modern. 5) Demonstrasi tak dapat diikuti/dilakukan dengan baik oleh siswa yang memiliki cacat tubuh atau kelainan/kekurangmampuan fisik tertentu. 22 c. Manfaat Metode Demonstrasi 1) Menambah aktivitas belajar siswa karena ia turut kegiatan pemeragaan. 2) Menghemat waktu belajar. 20 M Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, ( Jakarta : Ciputat Pers, 2002 ), hlm, Piet A. Sahertian, Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), hlm Ibid, hlm, 210.

35 23 3) Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen 4) Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan atas materi pelajaran, khususnya yang didemonstrasikan itu. 5) Membangkitkan minat dan aktivitas belajar siswa. 6) Memberikan pemahaman yang lebih jelas. 23 C. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah Prinsip kebulatan, dengan prinsip evaluator dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dituntut untuk mengevaluasi cecara menyeluruh terhadap peserta didik, baik segi pemahamannya terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayayan (aspek afektif) dan pengamalanya (aspek psikomor..24 Hasil belajar merupakan penguasaan ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah dicapai (dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula. Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. 23 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Rosda Karya, 2008 ), hlm, Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Grafindo Persada, 2001), hlm, 48.

36 24 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua kategori. Yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar peserta didik. a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu, faktor-faktor eksternal ini meliputi: 1) Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif bagi kegiatan belajar seseorang. 2) Faktor psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang mempengaruhi proses belajar adalah: a) kecerdasan/ intelegensi peserta didik Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. b) Motivasi Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keaktifan kegiatan belajar peserta didik. Motivasilah yang mendorong peserta didik ingin melakukan kegiatan belajar. c) Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

37 25 d) Sikap Dalam proses belajar, sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa, dan sebagainya. e) Bakat Secara umum bakat didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. 25 b. Faktor eksternal 1) Lingkungan sosial a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah. b) Lingkungan sosial masyarakat Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi belajarnya. c) Lingkungan sosial keluarga Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak bagi aktivitas belajar peserta didik. 2) Lingkungan non sosial a) Lingkungan alamiah Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin dan suasana yang sejuk dan tenang. Hal tersebut akan 25 Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm

38 26 membawa pada kondisi belajar yang baik. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam yang tidak mendukung, proses belajar peserta didik akan terhambat. b) Faktor instrumental Yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam, yaitu: (1) Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. (2) Software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, panduan silabi dan lain sebagainya. c) Faktor materi pelajaran. Faktor ini hendak disesuaikan dengan usia perkembangan peserta didik, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan peserta didik Aspek-aspek Hasil Belajar Secara umum belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku. Belajar tidak ada warnanya jika tidak menghasilkan pengetahuan, pembentukan sikap dan keterampilan. Sessungguhnya belajar adalah (ungkapan yang menunjuk ) aktivitas ( yang menghasilkan) perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman). a. Aspek kognitif Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam level yaitu sebagai berikut: 1) Pengetahuan yaitu meliputi menyebutkan, menampilkan, dan menjelaskan. 2) Pengertian yaitu meliputi menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan dan memperhitungkan. 3) Penerapan yaitu meliputi menerapkan, menyerasikan. 26 Ibid., hlm

39 27 4) Analisis, yaitu pada taraf mampu memahami proses dan cara kerjanya suatu proses. 5) Sintesis, yaitu mampu menyatukan dari berbagai unsur menjadi satu. 6) Evaluasi. yaitu mampu menjawab pertanyaan guru. b. Aspek afektif Yaitu yang berhubungan dengan pembangkitan minat sikap/ emosi juga penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai atau norma. Dalam aspek afektif sebagai berikut: 1) Penerimaan yaitu memperhatikan, menyimak, dan mendengarkan. 2) Merespon (menerima), yaitu dengan mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan. 3) Menghargai, yaitu dengan ditandai penerimaan terhadap nilai yang diperoleh. 4) Pengorganisasian, yaitu dengan memilah-milah nilai yang diperoleh, dan menjadikan motivasi untuk menjadi lebih baik. 5) Mewatak (characterization), yaitu dengan terbentuknya karakter seseorang. c. Aspek psikomotorik Yaitu pengajaran yang bersifat keterampilan atau yang menunjukkan gerak, keterampilan tangan, menunjukkan pada tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu. E.J. Simpson membagi aspek ini menjadi lima level, yaitu: 1) Mengindera, yaitu mendengarkan, melihat, meraba, mencecap, membau dan bereaksi. 2) Kesiagaan diri, yaitu konsentrasi mental, berposes badan, mengembangkan perasaan (sikap positif untuk melakukan sesuatu). 3) Bertindak secara terpimpin), yaitu dapat menirukan, mencoba yang dicontohkan. 4) Bertindak secara mekanik, yaitu dapat menguasai garakan-gerakan tertentu.

40 28 5) Bertindak secara komplek, yaitu sudah sampai pada taraf mahir, gerakannya sudah disertai berbagai improvisasi. 27 Untuk mencapai keberhasilan belajar ketiga aspek tersebut tidak bisa dipisahkan, namun jauh lebih baik jika dihubungkan. Penggabungan tiga aspek tersebut akan dapat diketahui kualitas keberhasilan pembelajaran. Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai seorang peserta didik. Setiap pembelajaran dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar secara luas tentu mencakup ketiga kawasan tujuan pendidikan tersebut yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Mata Pelajaran Fiqih Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada peserta didik, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada peserta didik yang merupakan proses pembelajaran, dilakukan guru di sekolah dengan menggunakan metodemetode tertentu, cara inilah yang sering disebut metode pembelajaran. Para pendidik selalu berusaha memilih metode pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alat untuk mencapai tujuan, makin tepat metode, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Sebuah metode pembelajaran harus mampu diterima peserta didik dengan baik, metode mengajar harus disajikan seefektif mungkin agar peserta didik dapat mudah menerima materi pelajaran. Ada beberapa metode dalam pembelajaran, salah satunya adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, karena dapat membantu siswa untuk memperjelas suatu pembelajaran dan membantu peserta didik untuk mudah menerima materi pembelajaran. 27 Mustaqim, Psikologi Pendidikan,( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm,

41 29 Pelaksanaan metode demonstrasi dalam mata pelajaran Fikih, dalam pokok bahasan shalat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut: 1. Perencanaan/ persiapan Perencanaan meliputi: a. Penentuan tujuan demonstrasi Dalam perencanaan/ persiapan ini, peserta didik diharapkan terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan bacaannya dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan shalat serta terbiasa melaksanakannya. b. Penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi Setelah penentuan tujuan demonstrasi sudah jelas, langkah selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok demonstrasi. Misalnya gerakan dan bacaan shalat. 1) Gerakan shalat Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri, tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i tidal, sujud, duduk antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam. 2) Bacaan shalat Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, i tidal, sujud, duduk antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam 3) Keserasian antara gerakan dan bacaan shalat Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya. c. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam

42 30 demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk demonstrasi. 2. Pelaksanaan demonstrasi Selama pelaksanaan demonstrasi, yang dilakukan guru adalah: a. Mengusahakan agar demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh semua peserta didik di dalam kelas b. Menumbuhkan sikap kritis pada peserta didik, sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba, sehingga merasa yakin tentang kebenaran suatu proses. d. Membuat penilaian dari kegiatan peserta didik dalam demonstrasi tersebut. 3. Tindak lanjut demonstrasi Setelah demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan memberi pertanyaan-pertanyaan peserta didik dan selanjutnya memintanya untuk praktek. Secara garis besar, persiapan guru untuk menggunakan metode demonstrasi sama dengan metode eksperimen. Perbedaannya adalah pada metode demonstrasi, tiap percobaan tidak dilakukan oleh setiap peserta didik, tetapi oleh satu atau dua peserta didik, dan yang lain sebagai pengamat. Setelah proses pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih selesai, kemudian guru mengadakan evaluasi. Yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan.untuk mengukur sampai dimana penjelasan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan. 28 Untuk mengevaluasi seorang guru dapat menggunakan berbagai alat untuk melakukan penilaian. Teknik yang dapat digunakan antara lain: 28 R. Ibrahim Nana Syaudih. S, Perencanaan Pengajaran, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hlm,131.

43 31 a. Teknik penilaian melalui tes Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari mempelajari bidang itu. 29 Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk mengukur kemampuan yang dicapai setelah melakukan proses belajar. Dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh dari tes yang dilakukan pada tiap akhir siklus. Jenis-jenis tes hasil belajar antara lain: 1) Tes Seleksi, yaitu tes yang disajikan pada awal tahun pelajaran dalam rangka penerimaan calon siswa baru. 2) Tes formatif, yaitu jenis tes yang disajikan pada saat dilangsungkan proses belajar mengajar untuk memantau kemajuan belajar peserta didik. 3) Tes sumatif, yaitu tes yang diberikan pada akhir tahun ajaran/ akhir suatu jenjang pendidikan. 4) Tes diagnosis, yaitu tes yang bertujuan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. 5) Tes akhir, yaitu untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. 30 b. Teknik penilaian melalui observasi Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. 31 Dalam penelitian ini hal-hal yang diamati adalah keaktifan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. 29 Mustaqim, op.cit, hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm, Mustaqim, Psikologi Pendidikan, ( Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007 ),hlm, 231.

44 32 Ada 3 macam jenis observasi, diantaranya: 1). Observasi langsung, Pengamat dilakukan terhadap/gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. 2). Observasi tidak langsung, yaitu observasi yang dilaksanakan dengan menggunakan bantuan alat tertentu. 3). Observasi partisipasi, peneliti ikut melibatkan didik dalam kehidupan responden yang sedang diteliti. 32 Seorang guru melakukan evaluasi di sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Untuk mengukur keberhasilan peserta dididik peserta didik yang pandai dan yang lebih pandai. 2) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran. 3) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengalami didikan dan ajaran. 4) Untuk mendorong persaingan yang sehat antar sesama peserta didik. 5) Untuk mengetahui tepat dan tidak guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian di dalam kelas. 33 E. Kajian Pustaka yang Relevan Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa pustaka sebagai acuan dalam penulisan skripsi. Beberapa pustaka tersebut adalah: Pertama, Skripsi M. Syihabudin berjudul Pengaruh motivasi belajar pendidikan Agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa MTs Ma arif Dawung Tegalrejo Magelang. Sekripsi ini berisi tentang bagaimana pengaruh motivasi belajar pendidikan agama Islam, Bagaimana tingkat pengamalan ibadah siswa. Pada judul skripsi tersebut fokusnya terletak pada seberapa pengaruh adanya motifasi terhadap pengamalan ibadah siswa. 32 Ibid, hlm Anas Sudijono,op.cit., hlm,34-38

45 33 Kedua buku, R. Ibrohim Nana Syaodih. S, Perencanaan Pengajaran, Reneka Cipta, Jakarta, Buku tesebut peneliti jadikan pedoman bagaimana metode mengajar untuk mengajarkan sesuatu bahkan pengajaran yang memerlukan pemeragaan dapat menambah wawasan peneliti. Ketiga buku, Piet A Sahertian, Konsep Dasar Dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tehnik demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan dengan teliti dan mempunyai tujuan tertentu, memberikan kepada guru guru untuk melihat metode-metode mengajar yang baru atau berbeda Keempat buku,moeslichatoen Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak. Dalam buku ini peniliti jadikan sebagai suatu tujuan demonstrasi mengajar yang baik harus direncanakan kegiatan, pelaksanaan dan penilaian dengan menggunakan metode demonstrasi. F. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti. Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan. Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya 34. Hipotesis penelitian ini adalah dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran mata pelaran fikih kelas VII materi pokok shalat, hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan. Metode demonstrasi sendiri bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, karena guru menjelaskan disertai dengan praktek. Dengan metode ini peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran secara langsung, karena itu akan tercipta pembelajaran yang kondusif serta dapat memudahkan peserta didik dalam menerima dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dengan pemahaman peserta didik terhadap pelajaran maka hasil belajar peserta didik dapat meningkat. 34 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 68.

46 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas serta profesialisme guru dalam menangani proses belajar mengajar, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Data yang diperoleh berupa data deskriptif dan kuantitatif yang menggunakan perhitungan statistik sederhana. Berdasarkan masalah yang disebutkan, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan akurasi pengamalan ibadah shalat pada siswa kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan selama 30 hari terhitung mulai izin penelitian secara lisan dan tertulis dengan surat rekomendasi dari IAIN Walisongo Semarang. Sedangkan pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data mulai tanggal 17 November 2010 sampai dengan 17 Desember Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. C. Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri atas 20 orang siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. D. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas yang dimaksud adalah kajian sistematik 34

47 35 dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut Metode penelitian tindakan Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Refleksi pada siklus pertama digunakan sebagai patokan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya, sebagai perbaikan dari siklus sebelumnya. Adapun alur dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 2 Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan? Langkah-langkah penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil dari tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi. 1 Mahfud Junaedi, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ( Classroom Action Research) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010), hlm. 7 2 ibid, hlm. 16

48 36 2. Kolaborator Dalam penelitian ini peneliti bekerja sama dengan Drs. Mustamir selaku guru mata pelajaran PAI yang ada di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fikih kelas VII dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat. 3. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi indikator hasil belajar adalah: 1) Peserta didik dapat menampilkan bacaan shalat. 2) Peserta didik dapat menampilkan gerakan shalat. 3) Peserta didik dapat menyerasikan antara bacaan dengan gerakan shalat dengan benar. 4. Jadwal pelaksanaan Penelitian Berikut ini adalah jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo: No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke Observasi Awal X 2. Menyusun konsep X pelaksanaan 3. Menyepakati jadwal dan X tugas 4. Menyusun Instrumen X 5. Diskusi konsep pelaksanaan X 6. Pelaksanaan pra siklus X 7. Pelaksanaan Siklus I X X 8. Pelaksanaan Siklus II X X 9. Menyusun konsep laporan X 10. Pembuatan laporan X

49 37 5. Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Persiapan pelaksanaan tindakan yang akan peneliti lakukan dengan tahapan-tahapan tindakan sebagaimana yang tercantum dalam skenario pembelajaran. Tindakan yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut: a. Persiapan 1) Peneliti melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisis akar penyebab masalah dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran di kelas. 2) Peneliti bersama guru pendidikan agama Islam berkolaborasi untuk menentukan dan menetapkan tindakan apa yang akan digunakan untuk mengatasi masalah. 3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 4) Membuat Lembar Observasi Siswa (LOS) 5) Penyusunan instrumen. Instrumen ialah alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal-soal yang dibuat peneliti sendiri. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Menentukan materi shalat b) Menyusun soal psikomotorik tes perbuatan yang telah ditentukan, yaitu sejumlah 20 soal untuk tiap siklus. b. Pelaksanaan tindakan 1) Pra siklus Dalam pelaksanaan pra siklus proses pembelajaran guru masih menggunakan metode lama. 2) Siklus I Dalam penelitian tindakan (action research) tiap siklusnya terdiri dari : a) Perencanaan

50 38 Dalam tahap ini penelitian bersama-sama dengan guru - Merencanakan permasalahan apa yang akan diteliti - Merencanakan model atau metode apa yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. - Membuat RPP - Membuat LOS (lembar observasi siswa) b) Pelaksanaan - Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS. c) Observasi - Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya proses pembelajaran. d) Refleksi - Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. - Peneliti bersama guru PAI membahas hasil evaluasi yang telah dilakukan, serta merencanakan perbaikan yang akan digunakan pada siklus II. 3) Siklus II a) Perencanaan - Dari hasil evaluasi pada tindakan siklus I, peneliti bersama guru merencanakan kembali tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini. b) Pelaksanaan - Guru menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario dan LOS. c) Observasi - Peneliti bersama guru melakukan observasi saat berlangsungnya pembelajaran d) Refleksi

51 39 - Peneliti bersama guru melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. - Membahas hasil evaluasi pada siklus ini, bila hasilnya memuaskan maka penelitian dapat dihentikan. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data antara lain: 1. Metode Observasi Metode observasi yaitu mengamat-amati, jadi observasi adalah mencari dan mengumpulkan data-data fakta mengenai gejala tertentu secara langsung dengan menggunakan alat-alat pengamatan indera, dan mencatat fakta-fakta itu menurut teknik tertentu, di sepanjang waktu tertentu. 3 Metode ini digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo Berupa proses pembelajaran atau tindakan yang dilakukan guru pada proses pembelajaran mata pelajaran fikih materi shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. 2. Metode Tes Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. 4 Metode ini digunakan untuk mendapatkan nilai dari hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, dengan diadakan tes pada tiap akhir siklus. 3 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Semarang: Reneka Cipta, 1996), hlm Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm, 28.

52 40 F. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data. Datadata yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, tes atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi shalat di kelas VII MTs Negeri LoanoKabupaten Purworejo. Semua data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan deskriptif prosentase. Dimana hasil penelitian dianalisis dua kali, yaitu analisis ketuntasan belajar secara individu dan ketuntasan belajar secara klasikal. 1. Ketuntasan belajar secara individu Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar secara individual adalah sebagai berikut: Skor yang dicapai Nilai = X 100 Skor maksimal 2. Ketuntasan belajar secara klasikal Nilai post test diperoleh dari nilai tes yang diadakan pada tiap akhir siklus, kemudian dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah sebagai berikut: P = Keterangan: P n1 n n 1 x100% n = nilai ketuntasan belajar = jumlah siswa tuntas belajar secara individual = jumlah total siswa

53 41 G. Indikator Kinerja Hasil belajar peserta didik dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu memperoleh nilai 70 dan mencapai ketuntasan belajar 70 %.

54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Persiapan Penelitian Peneliti mengadakan beberapa persiapan yang diperlukan sebelum pelaksanaan penelitian. Adapun persiapan yang peneliti lakukan sebelum penelitian adalah sebagai berikut. a. Peneliti meminta izin pra riset kepada Kepala Madrasah sebagai izin awal untuk mengadakan penelitian di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. b. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran fikih pada tanggal, 17 November 2010 c. Peneliti meminta persetujuan izin riset dan menyerahkan proposal kepada Kepala Madrasah selanjutnya bertemu dengan guru mata pelajaran fikih. d. Melakukan observasi lanjutan untuk mencari informasi tentang subjek penelitian dengan mencatat daftar nama peserta didik kelas VII MTs Negeri Loano tahun ajaran 2010/ e. Peneliti melakukan tersebut diatas setelah peneliti mendapatkan surat izin riset atas Nama Muhaiminurrochman NIM: yang diterbitkan dari Kementerian Agama Institut Agma Islam Negeri Walisongo Fakultas Tarbiyah pada tanggal, 1 Nopember 2010 dengan Nomor : In.06.3/DI/TL.00/3949/ Penelitian Tindakan Kelas Pra siklus Langkah pertama dalam kegiatan penelitian tindakan ini adalah pra siklus, pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi shalat fardhu kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh sedangkan 42

55 43 aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru menjelaskan materi shalat fardhu maka dilanjutkan dengan memberikan contoh sedangkan peserta didik menulis di buku tulis mereka masing-masing. Sebelum melakukan siklus, peneliti mengumpulkan data awal berupa daftar nama peserta didik dan nilai awal peserta didik. Nilai awal peserta didik diambil dari nilai pre-test berupa nilai terakhir peserta didik materi pokok shalat sebelum menggunakan metode demonstrasi. Nilai awal berupa aspek psikomotorik tes perbuatan pengamalan ibadah shalat peserta didik. dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel.1 Nilai Pre-tes Aspek Psikomotorik Tes Perbuatan Pengamalan Ibadah Shalat Peserta Didik No Nama Siswa Nilai 1 Ahmad Fahim 50 2 Ahmad Fahrurozi 60 3 Akhmad Wafi 65 4 Amat Ihsan 55 5 Anik Siswanti 50 6 Aprilia Astuti 40 7 Ari Saputra 75 8 Dani Setiawan 55 9 Data Eko Rosyid Wardoyo Fakhul Arifin Finda Arifatul Janah Habibaturrohmah Lailatul Muyasaroh Lia Nikmatul Ulya Lilik Chanifah Mita Indrianawati Muhamad Ahsin Muhamad Faizul Muna Muhamad Iqbal Amri S Muhlisin Muhsinudin Musafingan 50

56 44 24 Nafisatul Ma firoh Neneng Lisdiyanti Ngatimah Nuriya Kusniana Nurul Latifah Ria Apriliani Rita Lestari Saniyatul Isroriyah Siti Fatimah Siti Karimah Tsalis Anisatul Windarto Zaenal Arifin Zainatul Milah 65 Nilai rata-rata 61,4 Prosentase ketuntasan klasikal 37,8% Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan metode lama. Peserta didik kurang aktif karena metode yang di gunakan selalu monoton, apa lagi dalam materi pokok shalat, gerakan shalat tidak bisa dimengerti peserta didik apabila hanya dengan penjelasan lisan saja tanpa disertai praktek. Atas dasar di atas peneliti bersama guru menyusun rencana untuk perbaikan hasil belajar peserta didik dengan mengubah metode pembelajarannya, guru menggunakan metode demonstrasi pada pembelajaran Fikih materi pokok shalat. 3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu 1 Desember 2010 peneliti didampingi Mustamir, S.Pd.I sebagai Kolaborator. Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut:

57 45 a. Perencanaan Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan halhal apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi kelas VII yakni tentang hasil belajar peserta didik yang masih dibawah ketuntasan minimum yaitu 7,0. Selain itu yang menjadi ganjalan guru saat pembelajaran fikih berlangsung siswa kurang memperhatikan materi yang telah diajarkan oleh beliau, karena pada tahun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan semua peserta didik baik peserta didik yang berprestasi maupun yang kurang berprestasi dijadikan satu kelas. Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya dimana peserta didik yang berprestasi dipisah dengan peserta didik yang kurang berprestasi dalam kelas yang lain. Sehingga penyampaian metode harus bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik yang beragam tersebut. Saat pelajaran. Permasalahan lain seperti peserta didik tidak lagi memperhatikan pelajaran malah gaduh sendiri sehingga mengganggu konsentrasi peserta didik lain, fenomena yang terjadi pada MTs Negeri Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan ketrampilan ibadah shalat Dari sinilah peneliti mencoba menawarkan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dengan menggunakan metode demonstrasi. Guru menyetujui tawaran dari peneliti tersebut karena memang Madrasah tersebut belum pernah tersentuh oleh model pembelajaran PAIKEM sehingga sangat antusias ketika ditawarkan metode pembelajaran aktif tersebut. Peneliti dan kolaborator merancang skenario pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, membuat lembar observasi Setelah peneliti mengidentifikasi masalah, maka peneliti menyusun rencana tindakan yang akan digunakan, yaitu berupa penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Selanjutnya peneliti bersama guru menyusun perangkat pembelajaran yang berupa RPP, LOS dan soal-soal tes aspek psikomotorik tes perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu pada mata pelajaran fikih kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo.

58 46 b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 untuk kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo dilaksanakan langsung oleh peneliti didampingi oleh Kolaborator, Drs. Mustamir selaku guru mata pelajaran fikih kelas VII pada tahun 2009/2010 pada hari Rabu tanggal, 1 Desember 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai, keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai dan peseta didik juga belum pada hadir karena letak atau jarak MTs Negeri Loano dengan rumah peserta didik yang sangat jauh dan terletak di pegunungan sehingga peserta didik berjalan kaki karena belum adanya transportasi, pelajaran dimulai pada jam pertama dan masih nunggu anak yang belum datang karena terlambat karena setelah ditanya anak tersebut bilang, keterlambatan saya karena saya tidak dikasih uang saku oleh ayah. Pelajaran dimulai pertama kali dengan berdoa dipimpin oleh peneliti sebagai pelaksana penerapan pembelajaran dilanjutkan dengan perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali dilakukan. Setelah proses perkenalan dan mengabsen sebagai perkenalan terhadap peserta didik selesai, maka pelajaran dimulai menuliskan di papan tulis pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni shalat fardhu serta menerangkan secara singkat (10 menit) indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus pertama ini yaitu pengertian shalat fardhu, bacaan-bacaan dan gerakan. Saat diterangkan peserta didik dalam keadaan gaduh, ramai dan kondisi peserta didik yang baru tahap adaptasi penyesuaian dengan teman-temanya karena baru masuk dibangku kelas lanjutan tingkat pertama dan memang tidak bisa dipungkiri bawaan dari asal mereka sekolah, khususnya peserta didik yang duduk di deretan belakang selalu ramai saat diterangkan, setidaknya hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode ceramah jika dilakukan terus menerus.

59 47 Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan metode demonstrasi, peneliti melakukan kegiatan kegiatan tentang bacaan dan gerakan dalam shalat. Selama demonstrasi berlangsung ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan. Guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sudah disusun dalam RPP. Guru menyampaikan penjelasan tentang materi pokok shalat dan proses demonstrasi saat demonstrasi berlangsung. Guru mendemonstrasikan bacaan shalat dengan benar di depan kelas, kemudian guru meminta peserta didik untuk memperhatikan. Guru meminta peseta didik maju di depan kelas untuk mendemonstrasikan bacaan shalat. Guru membimbing peserta didik yang belum dapat mendemonstrasikan dengan baik. Dalam proses pembelajaran peserta didik kurang memperhatikan guru, masih banyak yang mengobrol sendiri dan kurang konsen pada pembelajaran. Hanya beberapa peserta didik saja yang aktif dalam pembelajaran. Peneliti melakukan pengamatan secara cermat terhadap aktivitas peserta didik menggunakan Lembar Observasi Siswa yang telah disiapkan terlebih dahulu. Guru memberikan tes perbuatan kepada peserta didik di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan materi pelajaran yang baru dibahas di dalam kelas. Guru melafalkan bacaan shalat dengan fasih kemudian peserta didik mempraktekkan secara bergantian. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode ini kurang optimal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa peserta didik yang masih mengobrol sendiri pada saat pembelajaran. Peserta didik kurang tertarik pada pembelajaran Fikih, karena peserta didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi. Demonstrasi pada siklus I belum menunjukkan proses demonstrasi, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya.hal ini disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan penerapan metode demonstrasi ini. Tetapi ada pertanyaan muncul dari Aprilia Astuti

60 48 lagi saat pertanyaan dibuka pertanyaan tersebut adalah Bagaimana jika orang shalat tetapi tidak membaca surat Al-Fatikhah diganti dengan surat yang lain?. Pertanyaan yang cukup berbobot untuk anak seusia tingkat MTs sudah bertanya seperti itu. Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil demonstrasi yang telah dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya tentang materi yang telah demonstrasikan. Dilanjutkan dengan memberikan tes psikomotorik perbuatan pengamalan ibadah shalat fardlu peserta didik mendemonstrasikan maju di depan kelas satu persatu berdasarkan nomor absen masing-masing. c. Pengamatan Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan psikomotorik pengamalan ibadah shalat fardlu dan aktifitas belajar peserta didik dan kegiatan guru. Aspek-aspek psikomotorik yang diamati terhadap kegiatan peserta didik adalah: 1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan materi. 2) Peneliti mengamati peserta didik memecahkan masalah yang dihadapi. 3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi yang dibahas. 4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi. 5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil yang dicapai selama pembelajaran. Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti terhadap ketrampilan peserta didik pada siklus pertama, adalah sebagai berikut: 1) Penelitian siklus I ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal, 1 Desember 2010 tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) belum dibagikan

61 49 kepada peserta didik sehingga pembelajaran mengalami kesulitan karena peserta didik belum memiliki pedoman tentang materi 2) Peserta didik belum mampu melafalkan bacaan shalat dan gerakannya dengan metode demonstrasi dikarenakan belum terbiasa, dan terkesan malu-malu. Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran demonstrasi belum terlaksana sebagaimana mestinya. 3) Peserta didik kurang berani bertanya, masih malu untuk menjawab pertanyaan dari guru. 4) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas. 5) Peserta didik yang duduk dibelakang masih banyak yang berbicara sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya saat guru menyampaikan materi. Nilai hasil belajar peserta didik dalam siklus I diambil dari nilai tes psikomotorik peserta didik pada akhir siklus dengan sebanyak 20 butir soal. Nilai akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut : Tabel. 2 Aspek Psikomotorik Pengamalan Ibadah Shalat fardlu Peserta Didik Dalam Proses Pembelajaran Siklus I No Nama Siswa Nilai 1 Ahmad Fahim 55 2 Ahmad Fahrurozi 65 3 Akhmad Wafi 70 4 Amat Ihsan 60 5 Anik Siswanti 60 6 Aprilia Astuti 55 7 Ari Saputra 80 8 Dani Setiawan 60 9 Data Eko Rosyid Wardoyo Fakhul Arifin Finda Arifatul Janah 80

62 50 13 Habibaturrohmah Lailatul Muyasaroh Lia Nikmatul Ulya Lilik Chanifah Mita Indrianawati Muhamad Ahsin Muhamad Faizul Muna Muhamad Iqbal Amri S Muhlisin Muhsinudin Musafingan Nafisatul Ma firoh Neneng Lisdiyanti Ngatimah Nuriya Kusniana Nurul Latifah Ria Apriliani Rita Lestari Saniyatul Isroriyah Siti Fatimah Siti Karimah Tsalis Anisatul Windarto Zaenal Arifin Zainatul Milah 70 Nilai rata-rata 69,4 Prosentase ketuntasan klasikal 62,2%. Dari data di atas ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai 70, ada 7 orang yang mendapat nilai 70 dan 16 orang mendapat nilai di atas 70. Dari data hasil belajar peserta didik tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar dan 23 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena peserta didik kurang optimal dalam melaksanakan demonstrasi, hal ini terlihat dari beberapa peserta didik yang masih belum bisa melafalkan bacaan dan gerakan shalat dengan benar dan masih ada beberapa peserta didik yang mengobrol sendiri saat proses pembelajaran berlangsung.

63 51 Bentuk psikomotorik tes perbuatan dalam metode demonstrasi materi pokok shalat yang dilakukan oleh peserta didik dapat peneliti gambarkan sebagai berikut: Tabel.3 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Pada Tahap Prasiklus dan siklus I No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%) 1 Prasiklus 61,4 37,8 % 2 Siklus I 69,4 62,2 % d.refleksi Berdasarkan hasil observasi dan nilai tes akhir siklus I, bahwa masih banyak peserta didik yang masih kurang aktif, masih banyak yang tidak memperhatikan penjelasan guru, tidak mau bertanya saat mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan peserta didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi dan masih terpengaruh dengan metode yang lama. Pada siklus I guru menggunakan metode demonstrasi. Guru menjelaskan di depan kelas, guru mempraktekkan bacaan shalat dengan fasih, peserta didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian siswa diminta oleh guru untuk mendemonstrasikan bacaan shalat dengan baik dan benar. Guru membimbing peserta didik yang belum bisa mendemonstrasikan dengan baik. Karena masih banyak kekurangan dalam proses pembelajaran maka berdampak pada kurangnya tingkat pemahaman peserta didik. Hal ini terlihat pada data hasil belajar peserta didik pada siklus I yang menunjukkan bahwa indikator ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal belum tercapai, peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai 62,2%. Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai

64 52 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar. Selanjutnya di akhir kegiatan peneliti mengisi Lembar Observasi Siswa pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan dikelas dengan melakukan tindakan selanjutnya. Peneliti harus meningkatkan cara pembelajaran untuk memotivasi peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti berupaya supaya suasana di dalam kelas menjadi lebih menyenangkan dan menunjuk peserta didik yang sudah benar dalam keakurasin pengamalan ketrampilan ibadah shalat untuk memberikan motivasi pada peserta didik yang belum berani mendemonstrasikan shalat dengan baik dan benar, agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan oleh pihak MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. Berdasarkan analisis data pada siklus I, upaya yang harus dilakukan adalah merencanakan dan melaksanakan kembali upaya perbaikan dengan menyusun kembali sekenario pembelajaran pada siklus II yang berupa RPP, LOS, dan soal tes perbuatan siklus II. Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap permasalahan proses belajar mengajar pada kegiatan pembelajaran Fikih materi pokok shalat dengan metode demonstrasi di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk diterapkan pada siklus II sebagai upaya perbaikan terhadap proses pembelajaran peserta didik pada siklus I. Untuk menentukan indikator keberhasilan secara indifidu mendapatka nilai 70 dan ketuntasan secara klasikan 70 % maka peneliti melakukan siklus yang II agar mencapai taraf keberhasilan yang telah peneliti tentukan.

65 53 4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II a. Perencanaan Dari hasil refleksi pada siklus I, masih banyak peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru, ada yang masih mengobrol sendiri dan kurang aktif dalam proses pembelajaran, tidak mau bertanya saat peserta didik belum paham dan sebagian dari mereka belum merasa tertarik dengan proses pembelajaran. Dalam siklus ini ada 14 peserta didik yang belum mencapai nilai 70, 7 anak mendapat nilai 70 dan 16 anak telah mencapai nilai di atas 70. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar. Karena masalah tersebut peneliti beserta guru menyusun kembali upaya perbaikan pada siklus II. Peneliti menyusun kembali RPP, kisi-kisi soal, LOS dan soal tes siklus II. Guru mengupayakan agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik, guru memberikan variasi-variasi kecil agar peserta didik tidak jenuh. Dan mengusahakan agar peserta didik yang kurang aktif menjadi lebih aktif. b. Pelaksanaan Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 8 Desember 2010 dengan alokasi waktu 2x40 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas, peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan kolaborator yang masuk bersama peneliti duduk pada bangku belakang dengan membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar pengamatan. Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan penelitian pada siklus pertama yakni dimulai menuliskan di papan tulis

66 54 pokok materi yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni gerakan-gerakan shalat fardhu serta menerangkan secara singkat (10 menit) indikator-indikator ketentuan shalat fardhu pada siklus kedua ini yaitu menyebutkan syarat wajib shalat, menjelaskan keakurasian shalat. Kondisi peserta didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang, karena letak gedung kelas VII berada di lantai 2. c. Pengamatan Observasi dilakukan terhadap psikomotor guru dan peserta didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan belajar peserta didik dan kegiatan guru. Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus II adalah: 1) Peneliti mengamati peserta didik mendemonstrasikan shalat. 2) Peneliti mengamati peserta didik memperhatikan demonstrasi. 3) Peneliti mengamati peserta didik mampu mempresentasikan materi yang dibahas. 4) Peneliti mengamati peserta didik aktif menanggapi hasil demonstrasi. 5) Peneliti mengamati peserta didik mampu menyimpulkan hasil-hasil yang dicapai selama pembelajaran. Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran adalah: 1) Proses demonstrasi berjalan dengan lancar, hal ini karena peserta didik dalam bentuk kelompok. 2) Antusias peserta didik dalam keakurasian shalat sudah mulai nampak. 3) Sudah ada peningkatan pada siklus II yaitu semua soal yang diberikan oleh guru dikerjakan tuntas oleh peserat didik dan sudah banyak yang benar walaupun ada beberapa jawaban dari peserta didik yang kurang tepat (masih terdapat kesalahan) tetapi pada dasarnya mereka bisa memperhatikan penjelasan dari guru maka dari itu peserta didik lebih bisa menjawab tes yang diberikan guru

67 55 Bentuk psikomorik dalam metode demonstrasi materi shalat yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti gambarkan sebagai berikut dengan bentuk penilaian terlampir : Tabel.4 Aspek Psikomotorik Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Siklus II No Nama Siswa Nilai 1 Ahmad Fahim 65 2 Ahmad Fahrurozi 70 3 Akhmad Wafi 80 4 Amat Ihsan 75 5 Anik Siswanti 65 6 Aprilia Astuti 70 7 Ari Saputra 85 8 Dani Setiawan 80 9 Data Eko Rosyid Wardoyo Fakhul Arifin Finda Arifatul Janah Habibaturrohmah Lailatul Muyasaroh Lia Nikmatul Ulya Lilik Chanifah Mita Indrianawati Muhamad Ahsin Muhamad Faizul Muna Muhamad Iqbal Amri S Muhlisin Muhsinudin Musafingan Nafisatul Ma firoh Neneng Lisdiyanti Ngatimah Nuriya Kusniana Nurul Latifah Ria Apriliani Rita Lestari Saniyatul Isroriyah Siti Fatimah 90

68 56 33 Siti Karimah Tsalis Anisatul Windarto Zaenal Arifin Zainatul Milah 85 Nilai rata-rata 77,9 Prosentase ketuntasan klasikal 89,2% Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, peserta didik yang telah tuntas belajar ada 33 anak dan 4 anak tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan peserta didik telah tercapai. Ada 5 peserta didik yang mendapat nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan hanya 4 peserta didik yang belum mencapai nilai 70,di dapat bahwa rata-rata hasil belajar siklus II yaitu, 77,9 ketuntasan secara klasikal telah mencapai 89,2%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Fikih materi pokok shalat dengan menggunakan metode demonstrasi telah berhasil dan ini sudah di atas indikator yang ditetapkan sebesar 70 %, sehingga tidak perlu melakukan siklus tahap berikutnya. \ Tabel.5 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir Pada Tahap siklus I dan siklus II No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%) 1 Siklus I 69,8 62,2 % 2 Siklus II 77,9 89,2 %

69 57 d. Refleksi Berdasarkan data hasil tes siklus II diperoleh ketuntasan belajar peserta didik adalah 89,2%. Pada siklus II menunjukkan terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik. Guru berhasil menciptakan suasana pembelajaran menjadi menarik sehingga peserta didik sudah mulai tertarik dengan proses pembelajaran. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru sehingga peserta didik merasa lebih mudah dalam memahami pelajaran, karena guru mempraktekkan didepan kelas dan peserta didik memperhatikan. Setelah semua peserta didik dianggap paham, guru meminta peserta didik mendemonstrasikan gerakan shalat di depan kelas dengan baik dan benar. Ada 5 peserta didik yang mendapat nilai 70, 28 peserta didik mendapat nilai di atas 70 dan ada 4 peserta didik belum mencapai nilai 70. Berdasarkan hasil refleksi siklus II indikator kinerja guru mengalami peningkatan. Dari siklus I dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebanyak 62,2%. Siklus II dengan ketuntasan belajar secara klasikal 89,2%. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar, dan setelah diadakan perbaikan pada siklus II ada 4 peserta didik yang tidak tuntas belajar. B. Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisis Penelitian Tindakan Pra Siklus Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik sebelum menggunakan metode demonstrasi. Tahap ini menggunakan nilai hasil belajar peserta sebelum menggunakan metode demonstrasi dan sesudah menggunakan metode demosntrasi pada tahun 2010/2011.

70 58 Tabel.6 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : Muhaiminurrochman Kelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0 Materi : shalat fardhu No Nama Siswa Nilai Ketercapaian 1 Ahmad Fahim 50 TT 2 Ahmad Fahrurozi 60 TT 3 Akhmad Wafi 65 TT 4 Amat Ihsan 55 TT 5 Anik Siswanti 50 TT 6 Aprilia Astuti 40 TT 7 Ari Saputra 75 T 8 Dani Setiawan 55 TT 9 Data 60 TT 10 Eko Rosyid Wardoyo 65 TT 11 Fakhul Arifin 75 T 12 Finda Arifatul Janah 80 T 13 Habibaturrohmah 75 T 14 Lailatul Muyasaroh 75 T 15 Lia Nikmatul Ulya 60 TT 16 Lilik Chanifah 70 T 17 Mita Indrianawati 70 T 18 Muhamad Ahsin 60 TT 19 Muhamad Faizul Muna 60 T 20 Muhamad Iqbal Amri S 30 TT 21 Muhlisin 70 T 22 Muhsinudin 55 TT 23 Musafingan 50 TT 24 Nafisatul Ma firoh 70 T 25 Neneng Lisdiyanti 60 TT 26 Ngatimah 75 T 27 Nuriya Kusniana 65 TT 28 Nurul Latifah 45 TT 29 Ria Apriliani 40 TT 30 Rita Lestari 70 T 31 Saniyatul Isroriyah 35 TT 32 Siti Fatimah 65 TT 33 Siti Karimah 70 T 34 Tsalis Anisatul 65 TT 35 Windarto 70 T 36 Zaenal Arifin 75 T

71 59 37 Zainatul Milah 65 TT Nilai rata-rata 61,4 Prosentase ketuntasan klasikal 37,8% Keterangan: Kriteria hasil belajar : < 70 = tidak tuntas 70 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: nilai seluruh peserta didik (x) = 2275 seluruh peserta didik tuntas belajar( Ftb) = 14 peserta didik (N) = 37 Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = x N Ftb Ketuntasan belajar(%) = x100% N 2275 = = x 100% 37 = 61,4 = 37,8 % Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik berada pada taraf rendah, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal peserta didik hanya 37,8%. Dalam pra siklus ada 23 peserta didik yang tidak tuntas belajarnya dan 14 peserta didik yang tuntas belajar. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran masih menggunakan metode lama. Peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang terjadi sehingga menyebabkan nilai hasil belajar peserta didik rendah antara lain: a. Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang sedang diajarkan, sehingga peserta didik bosan dan kurang semangat dalam menerima pelajaran. b. Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga peserta didik jenuh dengan proses pembelajaran. c. Belum terciptanya pembelajaran PAIKEM d. Kondisi siswa yang berasal dari pegunungan yang jauh dari majlis ta lim. e. Perhatian orang tua yang kurang dalam mengontrol dan memotifasi anak untk belajar, karena kondisi orang tua yang sibuk mencari kebutuhan

72 60 rumah tangga yang kesehariannya hanya bercocok tanam, pekerja bangunan yang kadang-kadang pulang sore atau tidak pulang. f. Jarak MTs Negeri Loano yang jauh dari tempat siswa tinggal dan siswa sudah capek karena untuk ke MTs Negeri Loano mereka jalan kaki kurang lebih 4-5 km, tiap harinya. Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, pembelajaran fikih harus dikemas semenarik mungkin, memberikan inovasi baru dalam proses pembelajaran agar memberikan kesan menyenangkan dan menambah keaktifan peserta didik di kelas saat pembelajaran berlangsung. Untuk itu perlu adanya metode baru yang bisa mengajak peserta didik untuk aktif di kelas yakni dengan metode pembelajaran demonstrasi. 2. Analisis Penelitian Tindakan siklus I Selama proses pembelajaran berlangsung, peserta didik melakukan kegiatankegiatan yang dirancang oleh peneliti di dalam RPP dan LOS. Kegiatan yang dilakukan antara lain peneliti memberikan penjelasan apa yang harus dilakukan pada saat mendemonstrasikan shalat. Peserta didik diminta untuk mengamati secara cermat dan teliti pada saat guru mendemonstrasikan di depan kelas. Guru membimbing peserta didik pada saat proses demonstrasi berlangsung. Di akhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas. Tabel.7 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : Muhaiminurrochman Kelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0 Materi : shalat fardhu No Nama Siswa Nilai Ketercapaian 1 Ahmad Fahim 55 TT 2 Ahmad Fahrurozi 65 TT 3 Akhmad Wafi 70 T

73 61 4 Amat Ihsan 60 TT 5 Anik Siswanti 60 TT 6 Aprilia Astuti 55 TT 7 Ari Saputra 80 T 8 Dani Setiawan 60 TT 9 Data 75 T 10 Eko Rosyid Wardoyo 70 T 11 Fakhul Arifin 70 T 12 Finda Arifatul Janah 80 T 13 Habibaturrohmah 75 T 14 Lailatul Muyasaroh 80 T 15 Lia Nikmatul Ulya 70 T 16 Lilik Chanifah 65 TT 17 Mita Indrianawati 60 TT 18 Muhamad Ahsin 80 T 19 Muhamad Faizul Muna 80 T 20 Muhamad Iqbal Amri S 60 TT 21 Muhlisin 90 T 22 Muhsinudin 65 TT 23 Musafingan 65 TT 24 Nafisatul Ma firoh 75 T 25 Neneng Lisdiyanti 85 T 26 Ngatimah 70 T 27 Nuriya Kusniana 75 T 28 Nurul Latifah 60 TT 29 Ria Apriliani 50 TT 30 Rita Lestari 75 T 31 Saniyatul Isroriyah 55 TT 32 Siti Fatimah 85 T 33 Siti Karimah 75 T 34 Tsalis Anisatul 70 T 35 Windarto 75 T 36 Zaenal Arifin 75 T 37 Zainatul Milah 70 T Nilai rata-rata 69,4 Prosentase ketuntasan klasikal 62,2% Keterangan: Kriteria hasil belajar : < 70 = tidak tuntas 70 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: nilai seluruh peserta didik ( x) = 2585

74 62 seluruh peserta didik tuntas belajar( Ftb) = 23 peserta didik (N) = 37 x Ftb Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = Ketuntasan belajar(%) = x100% N N 2585 = = x 100% 37 = 69,4 = 62,2 % Berdasarkan table tersebut pelaksanaan siklus I, diperoleh data bahwa masih banyak peserta didik yang kurang berhasil, banyak yang tidak memperhatikan guru. Hasil belajar peserta didik pada pembelajaran siklus I dengan ketuntasan 62,2% dan rata-rata hasil belajar, 69,4 belum dapat mencapai nilai ketuntasan yang peneliti tetapkan. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang belum tuntas belajar, hal ini diakibatkan karena: a. Banyak peserta didik yang belum aktif mengajukan pertanyaan saat mengalami kesulitan b. Banyak peserta didik yang kurang sepenuhnya memperhatikan demonstrasi guru c. Banyak peserta didik yang belum terbiasa mendemonstrasikan shalat dengan benar Untuk itu guru bersama peneliti menyusun kembali upaya perbaikan pada siklus II. 3. Analisis Penelitian Tindakan siklus II Untuk pelaksanaan siklus II, guru mempersiapkan RPP dan LOS. Guru memperbaiki cara mengajarnya supaya peserta didik termotifasi untuk memperhatikan, bertanya dan serius dalam mendemonstrasikan gerakan shalat. Guru memacu peserta didik untuk memperhatikan dan mengamati dengan lebih seksama lalu mendemonstrasikan hasil pengamatannya dengan benar. Guru memberi sanksi bagi peserta didik yang tidak memperhatikan guru. Guru membimbing peserta didik saat demonstrasi berlangsung. Guru mengajari peserta didik yang kesulitan dalam mendemonstrasikan gerakan shalat.

75 63 Tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki siklus I adalah sebagai berikut: a. Guru menjelaskan secara terperinci gerakan dan bacaan dalam shalat b. Memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran c. Peserta didik diminta untuk lebih serius dalam mendemonstrasikan gerakan dan bacaan shalat. Diakhir kegiatan pembelajaran peserta didik diminta untuk menarik kesimpulan kemudian peserta didik memberikan tes soal di akhir siklus untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang telah dibahas di dalam kelas. Tabel 8 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II Mata Pelajaran : Fikih Guru Mapel : Muhaiminurrochman Kelas : VII KKM yang ditetapkan: 7.0 Materi : shalat fardhu No Nama Siswa Nilai Ketercapaian 1 Ahmad Fahim 65 TT 2 Ahmad Fahrurozi 70 T 3 Akhmad Wafi 80 T 4 Amat Ihsan 75 T 5 Anik Siswanti 65 TT 6 Aprilia Astuti 70 T 7 Ari Saputra 85 T 8 Dani Setiawan 80 T 9 Data 90 T 10 Eko Rosyid Wardoyo 95 T 11 Fakhul Arifin 80 T 12 Finda Arifatul Janah 100 T 13 Habibaturrohmah 95 T 14 Lailatul Muyasaroh 85 T 15 Lia Nikmatul Ulya 70 T 16 Lilik Chanifah 75 T 17 Mita Indrianawati 75 T 18 Muhamad Ahsin 85 T

76 64 19 Muhamad Faizul Muna 85 T 20 Muhamad Iqbal Amri S 75 T 21 Muhlisin 100 T 22 Muhsinudin 75 T 23 Musafingan 70 T 24 Nafisatul Ma firoh 95 T 25 Neneng Lisdiyanti 90 T 26 Ngatimah 95 T 27 Nuriya Kusniana 80 T 28 Nurul Latifah 70 T 29 Ria Apriliani 60 TT 30 Rita Lestari 80 T 31 Saniyatul Isroriyah 65 TT 32 Siti Fatimah 90 T 33 Siti Karimah 80 T 34 Tsalis Anisatul 75 T 35 Windarto 80 T 36 Zaenal Arifin 90 T 37 Zainatul Milah 85 T Nilai rata-rata 77,9 Prosentase ketuntasan klasikal 89,2% Keterangan: Kriteria hasil belajar : < 70 = tidak tuntas 70 = tuntas Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat: nilai seluruh peserta didik ( x) = 2885 seluruh peserta didik tuntas belajar( Ftb) = 33 peserta didik (N) = 37 Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = x N Ftb Ketuntasan belajar(%) = x100% N 2885 = = x 100% 37 = 77,9 = 89,2% Berdasarkan table hasil belajar pelaksanaan siklus II, diperoleh data bahwa Peserta didik yang semula pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%.

77 65 Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus dihentikan, maka dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada materi pokok shalat fardhu.

78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dibahas di bab sebelumnya maka tentang skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah Shalat Dengan Strategi Demonstrasi Pada Mata Pelajaran Fikih Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworej, dapat disimpulkan bahwa: Penerapan metode demontrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran Fiqih kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo, yaitu guru menyiapkan bahan pelajaran sebelum proses pembelajaran berlangsung. Guru menyiapkan RPP dan skenario pembelajaran. Guru mendemonstrasikan gerakan shalat dengan jelas di depan kelas, guru meminta peserta didik untuk memperhatikan. Setelah selesai guru meminta peserta didik untuk mempraktekkan di hadapan temantemannya. Guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang berdemonstrasi. Selama awal proses demonstrasi guru mengalami kesulitan, karena peserta didik belum terbiasa menggunakan metode demonstrasi, peserta didik masih terbiasa dengan metode lama, peserta didik belum aktif saat proses pembelajaran berlangsung, mereka masih malu saat diminta mendemonstrasikan di depan kelas. Namun selelah diadakannya siklus II, peserta didik mulai terbiasa menggunakan metode demonstrasi, mereka memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, peserta didik dapat mendemonstrasikan dengan baik dan benar. Guru membimbing dan memantau proses demonstrasi, guru membuka tanya jawab bagi peserta didik ynag belum paham. Guru sering berkeliling mendekati peserta didik, mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan demonstrasi berlangsung dan mengisi Lembar Observasi Siswa. Metode demonstrasi efektif karena dengan metode demonstrasi peserta didik mengamati saat 66

79 67 proses berlangsung, maka kemungkinan melakukan kesalahan sangat kecil, apabila ia sering menirukan apa yang didemonstrasikan oleh guru. Setelah observasi selesai dilakukan, peneliti bersama kolaborator dalam penelitian tindakan di kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kemudian mengadakan diskusi berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi tersebut. Hasil diskusi tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus, siklus I sampai siklus II. Terjadi peningkatan penguasaan materi shalat fardhu peserta didik dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus penelitian. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta didik dari tahap siklus I dan siklus II. Pada siklus I ada 14 peserta didik yang tidak tuntas belajar, nilai ketuntasan secara klasikal hanya mencapai 62,2%. Dan rata-rata hasil belajar, 69,4, Setelah diadakan perbaikan pada siklus II, hasil belajar menjadi meningkat, peserta didik yang tuntas belajar mencapai 89,2% atau 33 peserta didik tuntas belajar dan rata-rata hasil belajar,77,9, berarti bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Fikih materi pokok shalat. Untuk itu siklus dihentikan, maka dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 pada materi pokok shalat fardhu. Setelah peneliti mengetahui bahwa dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar dan keakurasian shalat sudah baik dan benar peneliti bermusyawarah kepada Kepala, Waka kurikulum, Keiswaan, dan waka humas, maka MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo akan mempratekkan semua bidang keagamaan terutama mata pelajaran fiqih, karena mata pelajaran fiqih disamping ilmu yang diajarkan di MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo akan bermanfaan bagi diri siswa untuk bekal hidup bercampur dengan masyarakat, sehingga MTs Negeri Loano akan tampak berbeda dengan sekolah-sekolah yang sederajat. Dengan

80 68 demikian MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo sudah sesuai dengan VISI dan MISI MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo yang berbunyi : VISI MISI : Unggul dalam prestasi dan berakhlaqul karimah : 1.Memberikan pendidikan dan pengamalan ajaran agama Islam secara utuh 2.Meningkatkan profesionalisme guru, guna tercapainya pendidikan yang berkwalitas. 3.Menjadikan Madrasah sebagai harapan masyarakat. B. Saran-saran Dari uraian tersebut di atas, penulis mencoba memberikan saran-saran dengan maksud proses pembelajaran Fikih dengan metode demonstrasi yang diterapkan dapat mengikatkan kualitas pendidikan. 1. Kepada guru Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik hendaknya menggunakan penerapan metode demonstrasi dalam penyampaian materi yang berupa proses atau bahan ajar yang berupa kemampuan psikomotorik sehingga peserta didik akan lebih tinggi tingkat pemahamannya. 2. Kepala Madrasah dan Komite a. Untuk semakin lancarnya proses belajar mengajar, maka hendaknya lebih dilengkapi sarana dan prasarana yang sekiranya bisa menunjang keberhasilan metode yang digunakan. b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat keagamaan. Dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah pengetahuan agamanya.

81 69 3. Kepada Siswa Siswa harus terus meningkatkan hasil belajarnya agar mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dan berusaha membiasakan melaksanakan shalat dalam kehidupan sehari-hari. 4. Kepada Orang Tua Sebagai Orang tua yang peduli terhadap perkembangan moral anaknya harus mendukung program belajar yang di desain sekolah dengan membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih baik serta memantau dan mengawasi kegiatan anak di rumah terutama dalam mengamalkan nilai-nilai ibadah. C. Penutup Rasa syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas terselesainya skripsi ini. Dengan menyadari akan kekurangan dan kekhilafan yang ada pada diri penulis, memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran demi lebih sempurnanya skripsi ini. Akhirnya penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah mem bantu dalam penulisan skripsi ini, dengan harapan semoga Allah SWT menerima sebagai amal kebaikan dan memberi pahala dunia dan akhirat. Dengan teriring doa dan harapan semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

82 DAFTAR PUSTAKA Ash Shiddieqy, Muhammad Hasbi, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ) Baharuddin, dkk, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010) Darsono, T Ibrahim, Penerapan Fikih Kelas VII Madrasah Tsanawiyah, ( Surakarta : PT Tiga Srangkai Pustaka Mandiri, 2005) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984) Hasan, Muhammad Tholhah, Ahlussunah Wal Jama ah Dalam Persepsi Dan Tradisi NU, (Jakarta : Lantabora Press, 2005) Junaedi, Mahfud, Materi Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Classroom Action Research) Bagi Guru Madrasah Sasaran MEDP(LPTK Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2010) Margono, M, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) Mel Silberman, Active Learning 101 Strategiies To Teach Any Subject, (Massachusetts: allyn and Bacon, 1996) Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Tentang Standar Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah. Moeslihaton, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) Muh Rifa i, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap,( Semarang: 2008) Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007) Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006) Rifai, Muh, Mutiara Fiqih Jilid I, (Semarang : CV Wicaksana,1998) Sahertian, Piet A., Konsep dasar & Teknik Supervisi Perndidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) SM, Ismail, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM, (Semarang: Ra SAIL Media Group.2008) Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005)

83 Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2001) Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009) Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008) Syaodih S, R Ibrahim Nana, Perencanan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) Syarifuddin, Amir, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Media, 2003) Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002)

84 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Muhaiminurrochman NIM : Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 2 Juni 1977 Alamat Asal : Dusun Gupaan Rt, 008/004, Desa Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kembaran lulus tahun MTs Negeri Filial Purworejo di Banyuasin lulus tahun Madrasah Aliyah Al Iman Purworejo lulus tahun IAIN Walisongo Semarang Angkatan Tahun 2007 Demikian daftar riwayat hidup pendidikan penulis ini dibuat dan harap dijadikan maklum adanya. Semarang, Maret 2011 Muhaiminurrochman

85 Lampiran 1 Tabel Daftar Nama Peserta Didik Kelas VII MTs Negeri Loano No Nama Peserta Didik P/L 1 Ahmad Fahim L 2 Ahmad Fahrurozi L 3 Akhmad Wafi L 4 Amat Ihsan L 5 Anik Siswanti P 6 Aprilia Astuti P 7 Ari Saputra L 8 Dani Setiawan L 9 Data L 10 Eko Rosyid Wardoyo L 11 Fakhul Arifin L 12 Finda Arifatul Janah P 13 Habibaturrohmah P 14 Lailatul Muyasaroh P 15 Lia Nikmatul Ulya P 16 Lilik Chanifah P 17 Mita Indrianawati P 18 Muhamad Ahsin L 19 Muhamad Faizul Muna L 20 Muhamad Iqbal Amri S L 21 Muhlisin L 22 Muhsinudin L 23 Musafingan L 24 Nafisatul Ma firoh P 25 Neneng Lisdiyanti P 26 Ngatimah P 27 Nuriya Kusniana P 28 Nurul Latifah P

86 29 Ria Apriliani P 30 Rita Lestari P 31 Saniyatul Isroriyah P 32 Siti Fatimah P 33 Siti Karimah P 34 Tsalis Anisatul P 35 Windarto L 36 Zaenal Arifin L 37 Zainatul Milah P Jumlah Peserta Didik Laki-laki 17 Jumlah Peserta Didik Perempuan 20

87 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ( Siklus I ) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas / Semester Waktu : Fiqih : MTs Negeri Loano : VII/I : 2X40 Menit Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu Kompetensi Dasar : Menyebutkan shalat fardlu Indikator: 1. Menyebutkan shalat fardlu 2. Menyebutkan syarat dan rukun shalat 3. Menampilkan bacaan shalat yang benar 4. Mempratikkan shalat farlu A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan shalat fardlu 2. Siswa dapat menyebutkan syarat dan rukun shalat 3. Siswa dapat menampilkan bacaan shalat yang benar 4. Siswa dapat mempratikan bacaan dan gerakan shalat fardlu B. Materi Ajar 1. Syarat dan rukun shalat 2. Bacaan dalam shalat 3. Gerakan shalat fardlu

88 C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi D. Langkah-langkah Pembelajaran No Tahapan Proses Kegiatan Kegiatan 1 Pendahuluan Salam pembuka Berdo a 2 Inti Guru menjelaskan pengertian shalat, macam-macam shalat, syarat dan rukun shalat, serta bacaan dalam shalat Guru menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan bacaan shalat sesuai dengan yang telah diamati Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam proses demonstrasi Siswa menyimpulkan hasil pengamatan dan demonstrasi 3 Penutup Guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan Guru memotivasi siswa dan mengakhiri dengan salam penutup Alokasi Waktu 5 Menit 65 Menit 10 Menit

89 E. Sumber Belajar 1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah 2. LKS Fikih kelas VII 3. Muh Rifa i, Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT TohaPutra, 2008 ). 4. Muh Rifa i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 ). F. Penilaian 1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi 2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus Purworejo, 18 November 2010 Peneliti / Guru Mapel Muhaiminurrochman Mengetahui, Kepala MTs Negeri Loano Maksum. S. Pd NIP

90 Lampiran 3 Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus I Nama siswa : No _bsent : Nilai : NO KODE ASPEK YANG DIAMATI 1 S-01 Bacaan niat shalat 2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom 3 S-03 Bacaan do a iftitah 4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al- Qur an 5 S-05 Bacaan ruku 6 S-06 Bacaan I tidal 7 S-07 Bacaan sujud 8 S-08 Bacaan sujud 9 S-09 Duduk diantara dua sujud 10 S-10 Membaca tasyahud awal 11 S-11 Tasyahud akhir 12 S-12 Bacaan salam 13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul ikhram 14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri 15 S-15 Ruku gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepala rata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil membaca doa ruku 16 S-16 I tidal, dilakukan setelah ruku pada saat I tidal kedua tangan diangkat seperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membaca sami allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan di samping badan, membaca lanjutan bacaan I tidal 17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir, posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kaki menghadap kiblat sambil membaca do a sujud 18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan memegang lutut sambil membaca doa dua sujud. 19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud, telunjuk kanan menunjuk kea rah kiblat, 20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kaki kanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,

91 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ( Siklus II ) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Kelas / Semester Waktu : Fikih : MTs Negeri Loano : VII/I : 2X40 Menit Standar Kompetensi : Melaksanakan shalat fardlu Kompetensi Dasar : Mempraktekkan shalat fardlu Indikator: 1. Menampilkan gerakan shalat yang benar 2. menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar 3. Mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat gerakan shalat yang benar 2. Siswa dapat menyerasikan bacaan dan gerakan shalat yang benar 3. Siswa dapat mengamalkan shalat fardlu dalam kehidupan sehari-hari B. Materi Ajar Gerakan dalam shalat C. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi D. Langkah-langkah Pembelajaran

92 No Tahapan Proses Kegiatan Kegiatan 1 Pendahuluan Salam Pembuka Berdo a Guru menjelaskan sekilas tentang pelajaran minggu lalu 2 Inti Guru dan siswa menyiapkan bahan/alat yang digunakan Guru mendemonstrasikan gerakan serta bacaan shalat di depan kelas Guru meminta siswa untuk mendemonstrasikan sesuai yang telah mereka amati Guru membantu dan mengarahkan siswa dalam proses demonstrasi Siswa menyimpulkan hasil pengamatan dan demonstrasi 3 Penutup Guru memberi kesimpulan tentang materi yang telah diajarkan Guru memotivasi siswa dan mengakhiri dengan salam penutup Alokasi Waktu 5 Menit 65Menit 10 Menit E. Sumber Belajar 1. Buku Penerapan Fikih kelas VII Madrasah Tsanawiyah 2. LKS Fikih kelas VII 3.Muh Rifa I,Buku Risalah Tuntunan Shalat Lengkap ( Semarang,PT TohaPutra, 2008 ) 4.Muh Rifa i, Mutiara Fikih ( Semarang : CV Wicaksana, 1998 )

93 F. Penilaian 1. Penilaian melalui pengamatan pada saat siswa melakukan demonstrasi 2. Menilaian melalui tes pada tiap akhir siklus Purworejo, 7 Desember 2010 Peneliti / Guru Mapel Muhaiminurrochman Mengetahui, Kepala MTs Negeri Loano Maksum. S. Pd NIP

94 Lampiran 5 Nama siswa : No absen : Nilai : Lembar Evaluasi Meningkatkan Ketrampilan Pengamalan Ibadah shalat Dengan strategi Demonstrasi Siswa Siklus II NO KODE ASPEK YANG DIAMATI 1 S-01 Bacaan niat shalat 2 S-02 Bacaan takbiratul ikhrom 3 S-03 Bacaan do a iftitah 4 S-04 Membaca surah Al Fatikhah diteruskan membaca ayat atau surah Al- Qur an 5 S-05 Bacaan ruku 6 S-06 Bacaan I tidal 7 S-07 Bacaan sujud 8 S-08 Bacaan sujud 9 S-09 Duduk diantara dua sujud 10 S-10 Membaca tasyahud awal 11 S-11 Tasyahud akhir 12 S-12 Bacaan salam 13 S-13 Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat, berniat dan takbiratul ikhram 14 S-14 Bediri sempurna bersedekap, kedua telapak tangan diantara dada dan pusar telapak tangan kanan dipunggung tangan kiri 15 S-15 Ruku gerakan rukuk diawali dengan mengangkat tangan sebagaimana takbiratul ikhram, membungkukkan badan, posisi punggung dan kepala rata, tangan memegang lulut dan ditekan, pandangan mata tertuju ke tempat sujud sambil membaca doa ruku 16 S-16 I tidal, dilakukan setelah ruku pada saat I tidal kedua tangan diangkat seperti takbiratul ikhram saat mengangkat tangan membaca sami allaahuliman khamidah, tangan diturunkan kembali diletakkan di samping badan, membaca lanjutan bacaan I tidal 17 S-17 Sujud, menempatkan wajah ketempat sujud sambil membaca takbir, posisi dahi, hidung kedua telapak tangan, kedua lutut, dan seluruh ujung jari diletakkan di tempat sujud, seluruh ujung jari kaki menghadap kiblat sambil membaca do a sujud 18 S-18 Duduk diantara dua sujud, dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan telapak kaki kanan berdiiri tegak menghadap kiblat, kedua tangan memegang lutut sambil membaca doa dua sujud. 19 S-19 Duduk tasyahud awal seperti duduk antara dua sujud, telunjuk kanan menunjuk kea rah kiblat, 20 S-20 Duduk takhiyat akhir, telapak kaki kiri dijulurkan dibawah telapak kaki kanan, tegak dengan jari-jari menekan lantai, telunjuk tangan kananmenuju kearah kiblat, membaca salam, menoleh ke kanan,

95 Lampiran 3 TABEL HASIL TES SIKLUS I N o K o d e 1 S S S S S S S S S S No Butir Soal J u m la h N il ai K ri te ri a T T T T T T T T T T T T T T T T

96 0 1 S T S T S T S T S T S T T S T T S T S T S T T S T S T T 2 S T

97 S S S S S S S S S S S S T T T T T T T T T T T T T T T T

98 S S Jum lah Rata-rata 6 9, 4 Ketuntasan klasikal 6 2, 2 % T T 2 3 Lampiran 5 II TABEL HASIL TES SIKLUS No Kode No Butir Soal S S S S S S S S S S

99 11 S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S S Jumlah Rata-rata Ketuntasan klasikal

100 Lampiran : 10 FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN DI MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO GEDUNG MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO

101 KEADAAN SISWA DALAM MELAKUKAN SHALAT? SEHINGGA PENELITI MELAKUKAN PENELITIAN PENELITI MELAKUKAN DEMONSTRASI SHALAT PENELITI MENYURUH ANAK a MENDEMONSTRASIKAN SHALAT DI DEPAN KELAS.

102 KEADAAN SISWA SAAT ANAK MENDEMONSTRASIKAN DI DEPAN KELAS PENELITI MENYURUH ANAK UNTUK MAJU KE DEPAN KELAS DAN MENDEMONSTRASIKAN SECARA INDIVIDU

103 KEADAAN DEMONSTRASI BERLANGSUNG, BANYAK ANAK YANG TIDAK MEMPERHATIKAN DEMONSTRASI.s

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengamalan ibadah 1. Pengertian pengamalan Pengamalan berasal dari kata dasar amal, yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam),

Lebih terperinci

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara Shalat Wajib Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan ketentuanketentuan shalat wajib 6.2 Mempraktik kan shalat wajib BAB VI SHALAT WAJIB Indikator 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

NIAT DAN BACAAN SHALAT

NIAT DAN BACAAN SHALAT NIAT DAN BACAAN SHALAT 1. NIAT Berdiri tegak menghadap kiblat sambil berniat mengerjakan shalat. Niat shalat menurut shalat yang sedang dikerjakan, misalnya shalat shubuh dan sebagainya. Niat shalat ialah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS II SD NEGERI2 SUCENJURUTENGAH TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS II SD NEGERI2 SUCENJURUTENGAH TAHUN PELAJARAN UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN SHOLAT MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS II SD NEGERI2 SUCENJURUTENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas IlmuTarbiyah

Lebih terperinci

Lesson Sheet Kelas : Mars

Lesson Sheet Kelas : Mars Lesson Sheet Kelas : Mars Meneladani Perilaku Tobatnya Nabi Adam A.s. Pada bab sebelumnya, kamu telah memelajari tentang kisah Nabi Adam. Kamu tentu masih ingat bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama sekaligus

Lebih terperinci

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Disebarluaskan melalui: website:    TIDAK untuk tujuan KOMERSIL Judul Penyusun Lay out : Ayo Shalat Bersamaku : Ummu Abdillah al-buthoniyyah : MRM Graph Disebarluaskan melalui: website: http://www.raudhatulmuhibbin.org e-mail: redaksi@raudhatulmuhibbin.org TIDAK untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

SKRIPSI FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah.

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah. PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN FIQH KOMPETENSI DASAR MEMPRAKTIKKAN SHALAT TARAWIH DAN WITIR SISWA KELAS III SEMESTER II DI MI NU 01 ROWOBRANTEN KECAMATAN RINGINARUM

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MATERI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW (Studi Tindakan Kelas di MTs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam taksonomi Bloom pemahaman termasuk dalam taksonomi hasil belajar ranah kognitif. Ranah kognitif merupakan ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seorang guru dalam pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Guru

Lebih terperinci

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI

STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI STUDI KORELASI MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIKIH SISWA KELAS VIII SEMESTER GASAL DI MTs TARBIYATUL ISLAMIYAH KLAKAHKASIHAN GEMBONG PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitaian Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. STUDI KOMPARASI KEMAMPUAN MENGHAFALKAN DOA SEHARI HARI ANTARA ANAK ANAK DI RA AL HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO DAN ANAK ANAK DI TK AL HIDAYAH IX NGALIYAN SEMARANG Skripsi Diajukan untuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim :

SKRIPSI. Oleh: ABDUL AZIZ Nim : STUDI KORELASI ANTARA PELAKSANAAN IBADAH SHALAT DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VI MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL HUDA SIDOKUMPUL GUNTUR DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PANDUAN LENGKAP SOLAT

PANDUAN LENGKAP SOLAT PANDUAN LENGKAP SOLAT CARA BERWUDHU AZAN & IQAMAH CARA BERSOLAT [MSCLUK@2016] Cara Berwudhu A. ADAB BERWUDHU 1. Wuduk ertinya membersihkan anggota wuduk untuk menghilangkan hadas kecil dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Mata pelajaran : Fiqih B. Kelas/semester : VII/2 C. Alokasi : 4 x 40 (2 kali pertemuan) D. Standar kompetensi : 2. Melaksanakan tata cara shalat fardhu dan sujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat fundamental bagi manusia karena dengan pendidikan manusia dapat maju dan berkembang supaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci lagi penuh kelapangan, serta syariat yang lengkap dan meliputi segala aspek

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-1) dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FIQIH POKOK MATERI MAKANAN DAN MINUMAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA KELAS VIIIA MTs ASY-SYARIFIYAH

Lebih terperinci

Oleh: SUPRIHATI

Oleh: SUPRIHATI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI PERISTIWA HIJRAH NABI MUHAMMAD SAW KE YATSRIB MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING KELAS V MI AL-KHOIRIYYAH

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK QS. AL-BAYYINAH

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK QS. AL-BAYYINAH UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK QS. AL-BAYYINAH MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS VI MI TSAMROTUL HUDA 2 JATIROGO BONANG DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK PADA HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE SMALL GROUP DISCUSSION

UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK PADA HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE SMALL GROUP DISCUSSION UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR ANAK PADA HAFALAN SURAT PENDEK MELALUI METODE SMALL GROUP DISCUSSION (Studi Pada Anak RA Bustanuth Tholibin Gading Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun Islam kedua yang wajib dilaksanakan setiap muslim mukallaf (orang yang baligh lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam, menjadi petunjuk kehidupan umat manusia diturunkan Allah swt. kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan PAI

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan PAI Penerapan Strategi Klasikal Baca Simak dengan Panduan Al-Husna untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur an Peserta didik Kelas VII SMP Islam Plus Assalamah Ungaran Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Diajukanuntukmemenuhitugasdanmelengkapisyarat GunamemperolehgelarSarjana

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN 1 LANGSA SKRIPSI Diajukan Oleh : SUGIONO Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Jurusan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang

Lebih terperinci

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012 STUDI ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUḌĀRABAH DI BMT ARTHA MANDIRI REMBANG SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 Dalam Ilmu Mu amalah Siti Rokhaniah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR FIKIH MATERI POKOK HAJI MELALUI PENERAPAN METODE GALLERY WALK DAN DEMONSTRASI BAGI SISWA KELAS V MI WELERI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

1. Jangan sekali-kali fikir bahawa kita akan masih hidup setelah menghabiskan solat ini.

1. Jangan sekali-kali fikir bahawa kita akan masih hidup setelah menghabiskan solat ini. - Berbicara tentang solat, ada banyak cara untuk mencapai solat yang khusyuk, tapi saranan saya, tak perlu banyak tips atau petua untuk mencapai solat yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Shalat Pembelajaran shalat yang terdapat dalam ilmu fiqih bahwa shalat merupakan rukun islam yang kedua setelah syahadat. Shalat merupakan salah satu bentuk ibadah yang

Lebih terperinci

SULAIWI NIM

SULAIWI NIM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATERI POKOK SHALAT ID MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL ULUM TANJUNGSARI TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES

HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES HUBUNGAN PEMAHAMAN MATA PELAJARAN FIQH DENGAN PENGAMALAN IBADAH PUASA RAMADHAN SISWA KELAS 3 MI NURUL HIKMAH KALIBUNTU LOSARI BREBES SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR SISWA MELALUI METODE JIGSAW PADA PEMBELAJARAN PPKn MATERI ARTI SUMPAH PEMUDA KELAS III SEMESTER I di MI RAUDLATUL WILDAN WEDUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia ( SDM ) melalui kegiatan pengajaran. 1 Pendidikan merupakan sesuatu yang esensial

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI METODE DRILL MEMBACA TANPA MENGEJA PADA KELAS I B MI NU 04 KUMPULREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI METODE DRILL MEMBACA TANPA MENGEJA PADA KELAS I B MI NU 04 KUMPULREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI METODE DRILL MEMBACA TANPA MENGEJA PADA KELAS I B MI NU 04 KUMPULREJO KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2014 PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan nilai, yang akan menjadi penolong dan penentu umat manusia dalam menjalani kehidupan, dan sekaligus untuk

Lebih terperinci

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA YANG MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN TANPA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA (Studi Komparatif di Kelas 3 SDIT Ar-Risalah Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shalat, secara etimologi berarti doa (memohon) dan secara terminologi berarti perkataan dan perbuatan berdasarkan syarat-syarat tertentu yang diawali dengan

Lebih terperinci

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG 1 PERANAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP PENERAPAN NILAI-NILAI AGAMA DI KELOMPOK B TK MELATI BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Sakinah Astuti 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah penerapan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAQ MELALUI METODE ROLE PLAY SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 2 KONAWE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi

Lebih terperinci

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BAGI ANAK TUNAGRAHITA DI SMPLB HJ SOEMIYATI HIMAWAN CANDISARI SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan persaingan mutu, maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perintah shalat lima waktu untuk pertama kalinya diterima dan diwajibkan kepada umat Islam, tepatnya pada 27 Rajab Tahun kedua sebelum hijrah. Yang mana pada saat itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang dimana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan adalah

Lebih terperinci

Oleh: NUR AZIZ NIM :

Oleh: NUR AZIZ NIM : PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN MAPEL AQIDAH AKHLAK ( STUDI PADA KELAS VII SEMESTER II SMP NUDIA SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri

Lebih terperinci

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MATERI POKOK MENELADANI GAYA KEPEMIMPINAN KHULAFAURRASYIDIN UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PADA PEMBELAJARAN PAI MATERI POKOK PUASA WAJIB KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NURUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Biologi PENERAPAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI POKOK PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I MI MIFTAHUL HUDA TEGALSAMBI TAHUNAN JEPARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan dan Komponennya

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan dan Komponennya BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Kemampuan dan Komponennya Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, kemampuan juga berarti kesanggupan kekuatan otaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON

STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON STUDI ANALISIS ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA CIREBON S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S.1) Dalam Ilmu Syari ah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UU nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

Lebih terperinci

PEMAKAI BUSANA MUSLIMAH DAN AKHLAK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 GUNUNG TERANG TULANG BAWANG BARAT TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana

PEMAKAI BUSANA MUSLIMAH DAN AKHLAK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 GUNUNG TERANG TULANG BAWANG BARAT TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana PEMAKAI BUSANA MUSLIMAH DAN AKHLAK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 GUNUNG TERANG TULANG BAWANG BARAT TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI MAHLUK HIDUP MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI MAHLUK HIDUP MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ADAPTASI MAHLUK HIDUP MENGGUNAKAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM QUIZ DI KELAS V MI MIFTAKHUL ULUM PLANTUNGAN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENELITIAN TINDAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan.

BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR. Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. 19 BAB II MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DAN HASIL BELAJAR MEMBACA SURAH AN NASR A. Model Pembelajaran Make a Match 1. Pengertian Model Pembelajaran Make A Match Model pembelajaran tipe Make a Match artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan antara peserta didik dengan pendidik, antar peserta didik, ataupun peserta didik dengan berbagai sumber belajar guna mencapai

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG

PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG PENERAPAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI PLAY GROUP ISLAM TERPADU PERMATA HATI NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA PELAJARAN FIQIH MATERI SHOLAT FARDHU MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL SISWA KELAS II MI. SRUWEN 04 KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2010/

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

Lebih terperinci

SKRIPSI M A S D U K I NIM

SKRIPSI M A S D U K I NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN PAI MATERI POKOK BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN MEMANFAATKAN MEDIA AUDIO VISUAL SD NEGERI KANDRI 01 KEC. GUNUNGPATI KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295.

BAB I PENDAHULUAN. 2001), hlm Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 295. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fiqh artinya paham, menurut Abdul Wahab Khalaf yang dikutip oleh Ahmad Rofiq, pengertian fiqih secara terminologis adalah "hukum-hukum syara yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menciptakan kelangsungan hidup manusia. Pendidikan juga merupakan proses untuk meningkatkan harkat dan martabat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Matematika UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PEMBELAJARAN MENYENANGKAN SECARA ISLAMI BERBASIS LEARNING COMMUNITY MATERI PERSAMAAN LINGKARAN KELAS XI IPA MA NU NURUL HUDA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an hadits yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam turut memberikan sumbangan tercapainya pendidikan nasional. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI

STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI STUDY KASUS TENTANG WANPRESTASI PEMESANAN BARANG ANTARA C.V SUMBER JATI BATANG DENGAN TIGA PUTRA WELERI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF AL-QUR AN DENGAN METODE DRILL PADA ANAK PAUD ALAMKU MENGANTI KEDUNG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN

EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN EVALUASI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI RA AL-HIDAYAH DHARMA WANITA PERSATUAN IAIN WALISONGO SEMARANG TAHUN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMANFAATKAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL DI KELAS VIII B MTs NU 08 GEMUH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah kenyataan yang memprihatinkan, yang terjadi dikalangan anak didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas, mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Belajar bukanlah suatu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di sekolah merupakan bentuk pemberdayaan potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SMALL GROUP DISCUSSION

PENERAPAN MODEL SMALL GROUP DISCUSSION PENERAPAN MODEL SMALL GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI MEMELIHARA LINGKUNGAN DI KELAS III MI BUSTANUL ULUM MORODEMAK BONANG DEMAK SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Allah menciptakan manusia dengan penciptaan yang paling sempurna di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada manusia, salah satunya yang

Lebih terperinci

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا

ﻊ ﻣ اﻮ ﻌﻛ را و ة ﻛﺎ ﺰلا اﻮ ﺗآ و ةﻼ ﺼلا اﻮ ﻤﻴ أ و ﻌ ﻛا ﺮلا PENGERTIAN SHALAT Secara bahasa sholat bermakna do a. sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Upaya membuat peserta didik mencintai Al Qur an dan Hadits merupakan tugas orang tua ketika di rumah dan tugas guru ketika di sekolah. Apapun dan bagaimanapun

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN BIDANG PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM MELALUI GAMBAR MATI ( Studi Tindakan di RA. Muslimat Pekuncen, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan Kelompok B Tahun Pelajaran 2010/ 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor untuk menciptakan sumber daya manusia. Dengan adanya sistem pendidikan yang baik dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN

KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN KEMENTERIAN PELAJARAN MALAYSIA DOKUMEN STANDARD PRESTASI PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2 MASALAH PEMBELAJARAN MATLAMAT Matlamat Pendidikan Islam dalam Standard Prestasi Kurikulum Standard Sekolah Rendah Pendidikan

Lebih terperinci