PENGELOLAAN KETENAGAAN PERAWAT DI KAMAR BEDAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN KETENAGAAN PERAWAT DI KAMAR BEDAH"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN KETENAGAAN PERAWAT DI KAMAR BEDAH OLEH BAMBANG APARYANTO, S.KEP, NS NIP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

2 KEBUTUHAN PERAWAT KAMAR BEDAH Sesuai kebijakan Rumah Sakit dengan menentukan : 1. Jumlah jam lamanya operasi 2. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun 3. Penggunaan ruang operasi 4. Analisa kegiatan 5. Tentukan jumlah hari tidak kerja dalam setahun Menghitung tenaga harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut 1. Hari kerja efektif perawat dalam 1 tahun jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari 2. Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun a. Jumlah hari minggu = 52 hari b. Jumlah libur nasional = 12 hari c. Jumlah cuti tahunan = 12 hari d. Cuti sakit = 5 hari e. Pengembangan = 5 hari Total = 86 hari 3. Jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun = = 279 hari 4. Jumlah minggu efektif = 279 : 7 = 40 minggu 5. Jumlah jam kerja efektif dalam 1 tahun = 40 minggu x 40 jam = 1600 jam/thn Perhitungan Tenaga Kamar Operasi I. PERMENKES RI nomor 262/Men. Kes/Per/VII/1979 2

3 Dasar perhitungan tenaga : 1. Jumlah dan jenis operasi 2. Jumlah kamar operasi 3. Pemakaian kamar operasi (diprediksi 6 jam per hari) 4. Tugas perawat 2 orang/tim (instrumentator dan sirkuler) 5. Ketergantungan pasien : 6. Alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh CSSD (jml jam kep/hr x jml operasi x jml prwt/tim) + 1 Jam kerja efektif/hari RS : 10 Operasi/hari Operasi Besar = 5 orang Operasi Sedang = 3 orang Operasi Kecil = 2 orang Tenaga yang dibutuhkan : = ((5x5 jam) + (3x2 jam) + (2x1 jam) x 2) = ( ) x = 33 x = = 9, = 10,43 = 10 orang Ruang penerimaan dan RR Ketergantungan pasien : Ruang penerimaan : 25 menit RR : 1 jam = 1,25 x 30 7 = 5,35 = 6 orang 3

4 Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = = 16 0rang II. Rumus Sederhana 1. Jumlah perawat/24 jam = Rata rata pasien/24 jam x rata rata jam perawatan/pasien/24/jam Jumlah jam kerja/hari = 10 x 6 7 = 8,57 2. Jumlah perawat bebas tugas = Jumlah hari tidak bekerja/tahun x jumlah perawat/24 jam Jumlah hari kerja efektif/tahun/perawat = 86 x 8, = 2,64 4

5 3. Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan = Jumlah perawat/24 jam x jumlah perawat bebas tugas = 8,57 x 2,64 = 22,62 = 23 orang III. Cara perhitungan yang komplek dengan menghitung : 1. Jumlah jam kerja efeltif 1 perawat/tahun = jumlah hari kerja efektif/tahun x jam kerja efektif perawat/hari = 279 hari x 7 jam = 1953 jam 2. Jumlah jam perawatan pasien yang diperlukan dalam setahun = rata-rata pasien x rata-rata jam perawatan pasien/24 jam x jumlah hari/tahun = 10 pasien x 6 jam x 365 hari = jam 3. Jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan untuk satu tahun tanpa cuti hamil = jumlah jam perawatan pasien/tahun jumlah jam kerja efektif 1 perawat/tahun = = 11, Jumlah tenaga perawat pengganti cuti hamil = asumsi yang cuti hamil = 5% dari jumlah tenaga perawat yang diperlukan satu tahun (tanpa cuti hamil) 5

6 = 5% x 11,213 = 0,56 = 1 5. Jumlah jam yang hilang karena cuti hamil = asumsi cuti hamil x jumlah hari cuti hamil x jumlah jam kerja/hari = 1 x 90 x 7 = Jumlah tambahan tenaga perawat yang diperlukan = jumlah jam yang hilang karena cuti hamil : jumlah jam efektif perawat/tahun = = 2,26 7. Jadi total tenaga perawat yang diperlukan dalam satu tahun = jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan dalam setahun + tenaga pengganti perawat yang cuti hamil + tenaga tambahan = 11, ,26 = 14,473 = 15 IV. Perhitungan tenaga perawat kamar bedah dengan koreksi = jml jam kep x 52 minggu x 7 hr x jml anggota tim x jml ok + koreksi 10% Jumlah minggu efektif x 40 jam (Depkes koreksi sampai 25% karena perawat mengerjakan pekerjaan non keperawatan) = 6 jam x 52 minggu x 7 hari x 2 x 3 + koreksi 10% 40 minggu x 40 jam = koreksi 10% 1600 = 8,19 + 0,819 = 10 6

7 JOB DESCRIPTION PERSONIL KAMAR BEDAH (KETENAGAAN) A. Jenis Tenaga 1. Tim bedah, terdiri dari : a. Ahli Bedah b. Asisten Ahli Bedah c. Perawat Instrumen (scrub nurse) d. Perawat Sirculer (cirulating nurse) e. Ahli/ perawat anestesi 2. Staf Perawat kamar Operasi a. Perawat kepala kamar operasi b. Perawat pelaksana 3. Tenaga lain terdiri dari : a. Pekerja Kesehatan b. Tata Usaha c. Penunjang Medis B. Uraian Tugas 1. Perawat Kepala Kamar Operasi a. Nama Jabatan : Perawat Kepala Kamar Operasi 7

8 b. Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang bertanggungjawab dan berwenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di Kamar Operasi. c. Persyaratan : 1) Pendidikan a) Diutamakan sarjana muda keperawatan/ Lulusan DIII Keperawatan. b) Memiliki sertifikat manajemen Keperawatan c) Memiliki sertifikat teknik Kamar Operasi (Dasar & Lanjutan) 2) Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi minimal 5 tahun 3) Memiliki kemampuan Kepemimpinan 4) Sehat d. Tanggung jawab : Secara fungsional bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perawatan, melalui Kepala seksi perawatan. Secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala instalasi kamar operasi / Ka. Instalasi. e. Uraian Tugas : 1) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) a) Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang rawat/poliklinik/dokter/luar. b) Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis, jumlah dan kemampuan kamar operasi. Perubahan perencanaan dimungkinkan atau masalah kebutuhan pasien atau alasan lain yang rasional. c) Menentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta kegunaannyadalam pelayanan pembedahan. d) Membagi harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat kemampuan tenaga keperawatan. e) Menyusun program pengembangan staf. f) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di kamar operasi. g) Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan. h) Berperan aktif menyusun prosedur/ tata kerja kamar operasi (termasuk menyusun pedoman penggunaan alat) 2) Melaksanak an fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) a) Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan peraturan/ etik yang berlaku di kamar operasi b) Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim dan kemampuan tenaga kamar operasi. c) Membuat jadwal kegiatan (time schedule) (1) Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin (2) Mengatur pekerjaan secara merata (3) Menerapkan kebijaksanaan (policy) yang berlaku d) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan e) Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efesien (1) Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara berkesinambungan. (2) Memberi orientasi kepada pegawai baru di kamar operasi (3) Mengatur pengadaan,pemeliharaan dan penggunaan bahan-bahan/ alat-alat di kamar operasi. 8

9 f) Menciptakan suasana kerja yang harmonis. 3) Melaksakan fungsi pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3) a. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai b. Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar digunakan secara tepat guna dan hasil guna. c. Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat. d. Mengatur supaya alat tetap di inventarisasi secara periodik. e. Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik f. Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan perkembangan tindakan yang ada dan mengadakan peninjauan kembali tentang : (1) Rencana pelayanan tindakan pembedahan (2) Kebutuhan pelayanan pembedahan (3) Masalah-masalah yang timbul (4) Fungsi kegiatan pegawai di kamar operasi g. Secara kontinyu menganalisa kegiatan tatalaksana kamar operasi yang ada hubungannya dengan penggunaan alat/ bahan secara efektif dan efesien, dengan jalan meninjau kembali tentang : (1) Program kamar operasi (2) Rencana pengawasan (3) Penggunaan alat/ bahan sesuai dengan tatalaksana kamar operasi (4) Masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan tatalaksana kamar operasi. 2. Perawat instrumen/scrub nurse a. Nama jabatan : Perawat instrumen b. Pengertian : Seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan, selama tindakan pembedahan berlangsung. c. Persyaratan : 1) Pendidikan a) Berijazah Pendidikan formal keperawatan dari semua jenjang yang diakui oleh pemerintah atau yang berwenang. b) Memiliki sertifikat khususteknik operasi. 2) Mempunyai pengalaman kerjadi kamar operasi minimal 2 tahun sebagai circulating nurse. 3) Mempunyai bakat, minat dan iman 4) Berdedikasi tinggi 5) Berkepribadian mantap/ emosi stabil 6) Dapat bekerjasama dengan anggota tim 7) Cepat tanggap d. Tanggung Jawab Secara administratif dalam kegiatan keperawatan, bertanggung jawab kepada Perawat Kepala Kamar Operasi, dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli bedah dan perawat kepala kamar operasi. e. Uraian Tugas : 1) Sebelum Pembedahan 9

10 a. Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari sebelum pembedahan untuk memberikan penjelasan/ memperkenalkan tim bedah. b. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi: (1) Kebersihan ruang operasi dan peralatan (2) Meja mayo/ instrumen (3) Meja operasi lengkap (4) Lampu operasi (5) Mesin anestesi lengkap (6) Suction pump (7) Gas medis c. Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan. d. Menyiapkan cairan antiseptik/ desinfektan, dan bahan-bahan sesuai keperluan pembedahan. 2) Saat pembedahan a) Memperingati tim bedah steril jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik b) Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan untuk ahli bedah dan asisten c) Menata instrumen steril di meja mayo sesuai dengan urutan prosedur pembedahan. d) Memberikan bahan desinfeksi kulit daerah yang akan disayat. e) Memberikan laken steril untuk prosedur draping. f) Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar. g) Memberikan duk steril kepada operator, dan mengambil kain kasa yang telah digunakan dengan memakai alat. h) Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan siap pakai. i) Mempertahankan instruman selama pembedahan dalam keadaan tersusun secara sistematis untuk memudahkan saat bekerja. j) Membersihkan instrumen dari darah pada saat pembedahan untuk mempertahankan sterilisasi alat dari meja mayo. k) Menghitung kain kasa, jatum dan instrumen. l) Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada ahli bedah sebelum operasi di mulai dan sebelum luka ditutup lapis demi lapis. m) Menyiapkan cairan untuk mencuci luka. n) Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit. o) Menutup luka dengan kain kasa steril. p) Penyiapan bahan pemeriksaanlaboratorium/ patologi jika ada. 3) Setelah pembedahan a) Memfiksasi drain, dan kateter (jika terpasang) 10

11 b) Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang dipasang elektroda (wajib dikerjakan). c) Mengganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong. d) Memeriksa dan menghiting semua instrumen sebelum dikeluarkan dari kamar operasi. e) Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan lengkap. f) Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara : (1) Pembersihan awal (2) Merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung deterjen. (3) Menyikat sela-sela engsel instrumen. (4) Membilas dengan air mengalir. (5) Mengeringkan. g) Membungkus instrumen sesuai jenis, macam, bahan, kegunaan dan ukuran. Memasang indikator autoclave dan membuat label nama alatalat (set) pada setiap bungkusan instrumen dan selanjutnya siap untuk disterilkan sesuai prosedur yang berlaku. h) Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar siap pakai. 3. Perawat sirkulasi / circulating nurse a. Nama Jabatan : Perawat Sirkuler b. Pengertian : Tenaga perawat profesional yang di beri wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran pelakanaan tindakan pembedahan. c. Persyaratan : 1) Pendidikan Berijazah pendidikan formal keperawatan dari semua jenjang, yang diakui oleh pemerintah atau yang berwenang. 2) Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi lebih dari 1 tahun 3) Mempunyai bakat dan minat 4) Berdedikasi tinggi 5) Berkepribadian mantap / emosi stabil 6) Dapat bekerja sama dengan anggota tim 7) Cepat tanggap d. Tanggung jawab : Secara administrasi dan operasional bertanggung jawab kepada Perawat Kepala Kamar Operasi, dan Kepada Ahli Bedah. e. Uraian tugas : 1) Sebelum pembedahan a) Menerima pasien sebelum dibedah b) Memeriksa, dengan menggunakan formulir check list meliputi : 1) Kelengkapan dokumen medis antara lain : (a) Izin operasi (b) Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir (c) Hasil pemeriksaan radiologi/ foto rongen 11

12 (d) Hasil pemeriksaan ahli bedah/ anestesi (pra visit anestesi). (e) Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan. 2) Kelengkapan obat-obatan, cairan alat kesehatan. 3) Persediaan darah (bila diperlukan) c) Memeriksa parsiapan fisik d) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian check list, dengan perawat ruang rawat. e) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas wewenang tentang : (1) Tindakan pembedahan yang akan dilakukan (2) Tim bedah yang akan menolong (3) Fasilitas yang ada di dalam kamar bedah, antara lain lampu operasi dan mesi9n pembiusan. (4) Tahap-tahap anestesi 2) Saat pembedahan a) Mengatur popsisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja sama dengan petugas anestesi. b) Membuka set steril dengan memperhatikan teknuk aseptik. c) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan penerapan tehnik aseptik. d) Mengikat tali jas steril tim bedah e) Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan, dengan cara mengetahui, jumlah produksi urine, jumlah perdarahan, jumlah cairan yang hilang. (1) Cara menghitung perdarahan : (a) Berat kasa kering harus diketahui sebelum dipakai. (b) Timbang kain kasa basah. (c) Selisih berat kain kasa basah dengan kain kasa kering adalah jumlah perdarahan. (2) Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan : Jumlah cairan dalam botol suction yang berasal dari pasien diukur dengan membaca skala angka-angka dalam botol suction. (3) Cara mengetahui jumlah produksi urine Jumlah produksi urine di dalam bag diukur dan dicatat setiap jam atau secara periodik. (Normal 1 : 2 cc/kg berat badan perjam). f) Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan perdarahan yang basal dari kassa, suction dan urine dikurangi oleh pemakian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan. g) Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli anestesi. h) Menghubungi petugas penunjang medis (petugas radiologi, petugas laboratorium) bila diperlukan selama pembedahan. i) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan. 12

13 j) Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa bekerjasama dengan perawat instrumen. k) Mengukur dan mencatat tanda vital. l) Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan memisahkannya dari instrumen yang steril. m) Memeriksa kelengkapan instrumen dan kain kasa, bersama perawat instrumen agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien sebelum luka operasi ditutup. n) Merawat bayi untuk kasus sectio caecaria. 3) Setelah pembedahan a) Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan pembedahan. b) Memindahkan pasien dari meja operasi di kereta dorong yang telah disediakan. c) Mengatur dan mencatat tanda-tanda vital : (1) Pernafasan (2) Tekanan Darah (3) Suhu (4) Nadi d) Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama pasien, memberikan stimulus, memeriksa reaksi pupil. e) Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan serta cairan yang diberikan pada pasien. f) Memeriksa kelengkapan dokumen medik antara lain : (1) Laporan pembedahan (2) Laporan Anestesi (3) Pengisian formulir Patologi Anatomi (PA) g) Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan antara lain : (1) Identitas pasien (a) Nama pasien (b) Umur (c) No CM (d) Nama tim bedah (e) Waktu dan lama pembedahan (f) Jenis pembedahan (g) Jenis kasus (bersih, bersih tercenar, tercemar, kotor) (h) Tempat tindakan (i) Urutan jadwal tindakan pembedahan (2) Masalah yang timbul selama pembedahan (3) Tindakan yang dilakukan (4) Hasil evaluasi h) Melakukan serah terima dengan perawat/ petugas RR tentang : (1) Kelengkapan dokumen medik, instruksi pasca bedah (2) Keadaan umum pasien (3) Obat-obatan/ resep baru 13

14 (4) Membantu perawat instrumen membersihkan dan menyusun instrumen yang telah digunakan, kemudian alat tersebut di sterilkan. (5) Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan pasca operasi. (6) Mensterilkan selang suction yang dipakai langsung ke pasien (7) Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan pembedahan selesai. 4. Perawat Anestesi a. Nama Jabatan : Perawat Anestesi b. Pengertian : seorang tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam membantu terselenggaranya pelaksanaan tindakan pembiusan di kamar operasi. c. Persyaratan : 1) Pendidikan Berijazah pendidikan formal DIII Keperawatan Anestesi. 2) Mempunyai bakat dan minat 3) Berdedikasi tinggi 4) Berbadan sehat 5) Beriman 6) Berkepribadian Mantap 7) Dapat bekerjasama dengan anggota tim 8) Cepat tanggap d. Tanggung jawab : Secara administratif dalam kegiatan keperawatan bertanggung jawab kepada perawat Kepala Kamar Operasi dan secara operasional bertanggung jawab kepada ahli Anestesi/bedah. e. Uraian Tugas 1) Sebelum pembedahan a) Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik pasien sebatas tanggung jawabnya. b) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi. c) Menyiapkan alat dan mesin anestesi dan kelengkapan formulir anestesi. d) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin dan kelengkapan formulir anestesi. e) Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anestesi dan alat monitoring. f) Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain : (1) Pengikat meja operasi (2) Standar tangan (3) Kunci meja operasi (4) Standar penutup kepala (boog) (5) Standar infus 14

15 g) Menyiapkan botol suction h) Mengatur posisi meja sesuai tindakan operasi i) Memasang infus/transfusi darah bila diperlukan j) Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi k) Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien l) Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk pengaman m) Menyiapkan obat-obatan bius dan membantu ahli anestesi dalam proses pembiusan 2) Saat pembedahan a) Membebaskan jalan nafas, dengan cara mempertahankan posisi endotracheal tube. b) Memenuhi keseimbangan O 2 dan CO 2 dengan cara memantau flowmeter pada mesin pembiusan. c) Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan antara lain : (1) Cairan lambung (2) Cairan perut (3) Urine (4) Perdarahan d) Mengukur tanda vital e) Memberi obat-obat sesuai dengan program pengobatan. f) Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anestesi/ bedah. g) Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh. h) Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien i) Melakukan resusitasi pada henti jantung. 3) Setelah pembedahan a) Mempertahankan jalan nafas pasien b) Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi pernafasan dan keseimbangan cairan. c) Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien perioperatif d) Menilai respon pasien terhadap efek obat anestesi e) Memindahkan pasien ke RR / ruang rawat, bila kondisi sudah stabil atas ijin ahli anestesi. f) Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan sesudah pembiusan. g) Merapikan dan mengembalikan alat-alat anestesi ke tempat semula agar siap pakai. 15

16 KESIMPULAN : 1. Perhitungan kebutuhan tenaga perawat kamar bedah yang kami ambil sebagai acuan adalah PERMENKES RI nomor 262/Men. Kes/Per/VII/1979 dan rumus sederhana 2. Referensi yang kami ambil adalah dari pendidikan dan pelatihan dasar dasar keterampilan bagi perawat kamar bedah tahun 2013 dan manajemen kamar bedah tahun

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi. Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi Ditulis pada Senin, 15 Februari 2016 03:14 WIB oleh fatima dalam katergori Kamar Bedah tag Kamar Bedah, Oka, Perawat Instrument, Perawat

Lebih terperinci

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE

FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE Lampiran 1 FUNGSI DAN PERAN SCRUB NURSE A. Pre Operasi ; 1. Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan dokumentasi perawatan pasien selama pre operasi, 2. Menyiapkan lingkungan kamar

Lebih terperinci

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama PERAWATAN DAN MAINTENANCE PREPARASI OPERASI Dr. Drh.Gunanti S,MS Bag Bedah dan Radiologi PERSIPAN PENGEMASAN Prinsip : bebas dari kontaminasi Peralatan dan bahan harus bersih : Alat dibersihkan manual/pembersih

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata

Lebih terperinci

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN BIDAN PELAKSANA Petugas yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengendalikan kegiatan Pelayanan keperawatan di Kamar Bersalin. URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi. R U M A H S A K I T D K DADI Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi. Diketahui program pengobatan dan pelaksanaan operasi oleh petugas

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP URAIAN TUGAS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP A. IDENTITAS 1. Nama : 2. Unit Kerja : 3. Jabatan : 4. Kualifikasi : B. PENGERTIAN Seorang tenaga perawat yang diberi wewenang untuk melaksanakan pelayanan/

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018

PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 LAPORAN PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN PERIODE BULAN JANUARI-MARET 2018 RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA INDIKATOR AREA KLINIS 1. Assesmen awal medis lengkap dalam 24

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN

URAIAN TUGAS KEPERAWATAN URAIAN TUGAS KEPERAWATAN Nama Jabatan : Bidan / perawatan Pengertian : Seorang bidan/perawat professional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN PENJELASAN TENTANG PENELITIAN Judul Penelitian : Hubungan Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa Peneliti

Lebih terperinci

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS

CONTOH CONTOH INSIDEN. No. INSTALASI INDIKATOR JENIS = kejadian tidak diinginkan KTC= kejadian tanpa cedera = kejadian potensi cedera KNC= kejadian nyaris cedera CONTOH CONTOH INSIDEN No. INSTALASI INDIKATOR JENIS 1. Instalasi Gawat darurat Insiden kesalahan

Lebih terperinci

KEPERAWAT AN ANA K Edisi 1 Tahun 2016

KEPERAWAT AN ANA K Edisi 1 Tahun 2016 BUKU KOMPETENSI (LOG KEPERAWAT AN BOOK) ANA K Edisi Tahun 0 NAMA :...... UNIT KERJA :... TANGGAL :...... RUMAH SAKIT MUTIARA BUNDA KOMITE KEPERAWATAN - SUB KOMITE KREDENSIAL JL. Lintas Timur Unit II No.

Lebih terperinci

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200 PENGERTIAN : 1. Dekontaminasi adalah langkah awal untuk memproses benda mati agar lebih aman ditangani petugas sebelum dicuci. 2. Pembersihan adalah proses menghilangkan secara fisik seluruh kotoran, darah

Lebih terperinci

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi

Lebih terperinci

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut

Petunjuk Pengisian : Isilah kotak yang tersedia dengan menuliskan angka, berapa lama waktu saudara mengerjakan pekerjaan tersebut Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA TENAGA KEPERAWATAN MENGGUNAKAN METODE WORKLOAD INDICATOR STAFF NEED (WISN) DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT BANGKATAN BINJAI TAHUN

Lebih terperinci

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI

TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI NOMOR : /SK/DIR/ /2016 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI UNIT CSSD DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian VULNUS LACERATUM No Dokumen : SOP No.Revisi : 0 TanggalTerbit : Halaman :1 dari 4 1. Pengertian Vulnus atau lukaadalah hilang atau rusaknya sebagian kontinuitas jaringan yang dapat disebabkan oleh trauma

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN

SOP PERAWATAN LUKA GANGREN SOP PERAWATAN LUKA GANGREN A. Alat dan Bahan Steril 1. Bak Instrument 1 buah 2. Pinset Anatomi 1 buah 3. Pinset Chirurgis 1 buah 4. Gunting 1 buah 5. Handschoon 1 pasang 6. Kasa, deppers 7. Korentang dalam

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK PENATA ANESTESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST

Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Fitri Yuliana, SST Pendahuluan Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016 Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA Kirana, 9 Agustus 2016 Semester I Tahun 2016 Tingkat Kepuasan Pasien Triwulan 1 dan 2, Tahun 2016 100,00% 98,55% 98,19% 95,00% 90,00% 85,00% 80,00% 75,00% TW I Capaian

Lebih terperinci

Kebijakan-kebijakan CSSD:

Kebijakan-kebijakan CSSD: Kebijakan-kebijakan CSSD: 1. Pofesionalisme di dalam pelayanan sterilisasi: Kecepatan pelayanan pemprosesan, penyediaan barang-barang steril dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan dan dikerjakan

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP BAB I DEFINISI Pelayanan ambulance adalah pelayanan transportasi dengan mobil ambulance Rumah Sakit Awal Bros Batam untuk merujuk, memindahkan atau memulangkan pasien Penilaian kebutuhan transportasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM

MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM MATERI ORIENTASI PEGAWAI BARU DOKTER UMUM PENDAHULUAN o Orientasi adalah memberikan informasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata laksana, kebijakan,

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8. 1 Kesimpulan 1. Angka ketidaklengkapan rekam medis rawat inap bulan April tahun 2008 berdasarkan ruangan rawat inap telah ditemukan yaitu: identitas pasien 0%, resume medis

Lebih terperinci

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian Pengertian Suction adalah : Tindakan menghisap lendir melalui hidung dan atau mulut. Kebijakan : Sebagai acuan penatalaksanaan tindakan penghisapan lendir, mengeluarkan lendir, melonggarkan jalan nafas.

Lebih terperinci

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai URAIAN TUGAS PETUGAS ADMINISTRASI DI INSTALASI RAWAT DARURAT I. Tanggung jawab Secara administrasi bertanggung

Lebih terperinci

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT

MEMISAHKAN ALAT YANG BERSIH DAN ALAT YANG KOTOR, ALAT YANG MEMERLUKAN STERILISASI, ALAT YANG MEBUTUHKAN PERAWATAN YANG LEBIH LANJUT ERAWATAN YANG LEBIH LANJUT 1. engertian Melaksanakan pemeliharaan alat-alat keperawatan dan alat alat kedokteran dengan cara memisahkan, membersihkan, mendesinfektan, menyeterilkan dan menyimpannya. 2.

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU

KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU BIDAN BARU BAGIAN KEPERAWATAN RUMAH SAKIT... KERANGKA ACUAN PROGRAM ORIENTASI BIDAN BARU I. PENDAHULUAN Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

Lebih terperinci

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI. PEMINDAHAN PASIEN Adalah pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di IGD, yang ditulis dalam surat perintah mondok/ dirawat, setelah mendapatkan persetujuan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH 1. Pengertian Perawatan jenazah adalah perawatan pasien setelah meninggal, perawatan termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi

Instrumen yaitu sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang melakukan tugas atau mencapai tujuan secara efektif atau efisien (Suharsimi INSTRUMEN Pengertian Instrumen (1) Alat yg dipakai untuk me-ngerjakan sesuatu (spt alat yg dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia); perkakas; (2) Sarana penelitian (berupa

Lebih terperinci

PERSYARATAN IZIN KLINIK PRATAMA/UTAMA RAWAT JALAN/RAWAT INAP/24 JAM

PERSYARATAN IZIN KLINIK PRATAMA/UTAMA RAWAT JALAN/RAWAT INAP/24 JAM Nama Sarana : No. Telp : Nama Penanggung Jawab : PERSYARATAN IZIN KLINIK PRATAMA/UTAMA RAWAT JALAN/RAWAT INAP/24 JAM No. 1 Surat permohonan kepada Bupati melalui kepala Dinas Kesehatan Sukoharjo ber 2

Lebih terperinci

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien

PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari

Lebih terperinci

MODUL INSTALASI KAMAR BEDAH

MODUL INSTALASI KAMAR BEDAH MODUL INSTALASI KAMAR BEDAH 1. Pengertian Instalasi Kamar Bedah adalah instalasi bagian intergral dari Rumah Sakit yang melaksananakan tindakan dan pelayanan bedah serta tindakan dan pelayanan anesthesi.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.673, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Perawat Anestesi. Penyelenggaraan. Pekerjaan. Pengawasan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT

STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN KAMAR BEDAH DI RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KETEKNISIAN MEDIK DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

Perbedaan jenis pelayanan pada:

Perbedaan jenis pelayanan pada: APLIKASI MANAJEMEN DI RUMAH SAKIT OLEH : LELI F. MAHARANI S. 081121039 MARINADIAH 081121015 MURNIATY 081121037 MELDA 081121044 MASDARIAH 081121031 SARMA JULITA 071101116 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG

SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG SURAT KEPUTUSAN No. TENTANG DESINFEKSI STERILISASI DIREKTUR RS. AIRLANGGA JOMBANG MENIMBANG : a. Bahwa rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5607); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re

2017, No Indonesia Nomor 5607); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Re No.530, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Asisten Penata Anestesi. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban LAMPIRAN 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum 1. Bagaimana prosedur pelayanan rumah sakit dimulai dari pasien datang? Untuk pasien

Lebih terperinci

BAB I D E F I N I S I

BAB I D E F I N I S I BAB I D E F I N I S I Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan. Pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga kesehatan secara terpadu

Lebih terperinci

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN NUTRISI PARENTERAL SOP Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang dibina oleh Bapak Rudi Hamarno, M.Kep Oleh Kelompok 11 Pradnja Paramitha

Lebih terperinci

Panduan Identifikasi Pasien

Panduan Identifikasi Pasien Panduan Identifikasi Pasien IDENTIFIKASI PASIEN 1. Tujuan Mendeskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam identifikasi pasien selama perawatan di rumah sakit. Mengurangi kejadian

Lebih terperinci

Disusun Oleh : MITRA DWI PURYANA

Disusun Oleh : MITRA DWI PURYANA LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN Tn. M dengan End to End Anastomose Uretera pada Kasus Striktur Uretrea Di OK 3 Instalasi Bedah Sentral RSSA Malang Disusun Oleh : MITRA DWI PURYANA 1201410016

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan di rumah sakit dapat dinilai melalui berbagai indikator, salah satunya adalah melalui penilaian terhadap

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, LEMBARAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2000 NOMOR 345 SERI B4 NOMOR 345 ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR (PERDA

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP 1. Nama Jabatan Kepala Instalasi Rawat Inap 2. Ruang Lingkup Meliputi Pelayanan Rawat Inap 3. Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Bidang Keperawatan 4. Persyaratan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terjadinyainsiden patient safety disuatu rumah sakit, akan memberikan dampak yang merugikan bagi pihak rumah sakit, staf, dan pasien pada khususnya karena sebagai pemberi

Lebih terperinci

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN KOMITE MEDIK RSUD DR. SAIFUL ANWAR KESALAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT BAKORDIK RSSA/FKUB MALANG 2015 BILA BERHADAPAN DENGAN PASIEN,

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berikut kesimpulan dari tema-tema yang teridentifikasi dari hasil penelitian : 6.1.1 Pelaksanaan pelimpahan kewenangan yang diberikan dokter kepada perawat di

Lebih terperinci

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Penetapan Area Prioritas Pengelompokan Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus Bedah SS Medika berdasarkan prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1 Unit

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI No. Pernyataan Ya Kadang - kadang 1. Perawat mengidentifikasi pasien dengan menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien 2. Perawat

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA RUMAH SAKIT DAERAH KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Nosokomial 1. Pengertian Menurut Paren (2006) pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PASAR MANNA Jalan Pangeran Duayu Pasar Manna Bengkulu Selatan Kode Pos 38516

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PASAR MANNA Jalan Pangeran Duayu Pasar Manna Bengkulu Selatan Kode Pos 38516 PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PASAR MANNA Jalan Pangeran Duayu Pasar Manna Bengkulu Selatan Kode Pos 38516 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PASAR MANNA NOMOR :.../.../.../2016

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan

HALAMAN PENGESAHAN. 1. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan HALAMAN PENGESAHAN. Judul : Unit Cost (ABC) vs INA CBG s Kasus SC di RS 2. Bidang : Kesehatan 3. Ketua Tim Pengusul :. Nama Lengkap : Dr. Firman Pribadi, Msi 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. NIK : 4. Disiplin

Lebih terperinci

Ditetapkan Tanggal Terbit

Ditetapkan Tanggal Terbit ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien

Lebih terperinci

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Penundaan pelayanan kepada pasien terjadi apabila pasien harus menunggu terlayani dalam waktu yang

Lebih terperinci

LAPORAN PATIENT SAFETY PUSKESMAS TANJUNG PINANG

LAPORAN PATIENT SAFETY PUSKESMAS TANJUNG PINANG LAPORAN PATIENT SAFETY PUSKESMAS TANJUNG PINANG Disusunoleh: Annisa Mega Lisna Ayu Ivotika Ardila Ida Ayu Ratna W Rizka Yollanda Nur Azizah Rika Angelia G1A214015 G1A214016 G1A214018 G1A214020 G1A214019

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007)

Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007) LAMPIRAN Tabel 1 Lampiran 1 Standar Unit Bedah Sentral Rumah Sakit Tipe C (Depkes, 2007) No. Nama Ruangan Fungsi 1 R. Administrasi dan Pendaftaran Ruang untuk menyelenggarakan Kegiatan administrasi khususnya

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI DIREKTUR WADIR YANMED. Ka.Instalasi. Radiologi. Kaur Instalasi. Radiologi. Penanggungjawa b / Petugas PPR

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI DIREKTUR WADIR YANMED. Ka.Instalasi. Radiologi. Kaur Instalasi. Radiologi. Penanggungjawa b / Petugas PPR STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI DIREKTUR WADIR YANMED Ka.Instalasi Kaur Instalasi ALat & Instrumen Logistik/BHP jadwal Dinas Penanggungjawa b / Petugas PPR Kamar Gelap Pelayanan Jadwal Dinas URAIAN

Lebih terperinci

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A Deskripsi Umum 1. Setiap Bayi Baru Lahir (BBL) senantiasa mengalami

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PERAWAT ANESTESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 162 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM KESIAPSIAGAAN TRIASE DAN KEGAWATDARURATAN PADA KORBAN BENCANA MASSAL DI PUSKESMAS LANGSA BARO TAHUN 2013 NO. RESPONDEN : I. PETUNJUK

Lebih terperinci

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.

a. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu. Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.

Lebih terperinci

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien

b. Petugas melakukan anamnesa pada pasien e. Petugas melakukan pemeriksaan tekanan darah f. Petugas mengukur suhu tubuh pasien 1. Pengertian Informed concern tindakan Menentukan diperlukan tindakan operatif menegakan atau diagnose tidak berdasarkan hasil pemeriksaan Menulis hasil anamnesa,pemeriksaan dan diagnose 1. kerekam Clavus

Lebih terperinci

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311 1 BUPATI JENEPONTO Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) 21022 Kode Pos 92311 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR

Lebih terperinci

ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN

ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN 85 ALUR PENCUCIAN KAIN LINEN DI INSTALASI LAUNDRY RS. ROYAL PRIMA KOTA MEDAN Gambar 1. Tempat pengumpulan kain linen Gambar 2. Proses pemilihan linen infeksiun dan non infeksius 86 Gambar 3. Timbangan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA

KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA KERANGKA ACUAN PROGRAM DIKLAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) DI RSIA ANUGRAH KUBURAYA A. PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT 2.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/MenKes/SK/XI/1992, rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi

Lebih terperinci

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan

TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan Metode Tracer TUJUAN? Mengidentifikasi kekuatan & area yang menjadi perhatian dalam program pencegahan dan pengendalian infeksi Menentukan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi setiap resiko yang teridentifikasi

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD

PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD PRAKTIKUM 10 AUSKULTASI PARU, SUCTION OROFARINGEAL, PEMBERIAN NEBULIZER DAN PERAWATAN WSD Sebelum melakukan percobaan, praktikan menonton video tentang suction orofaringeal dan perawatan WSD. Station 1:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP 1

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP 1 LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AR. BUNDA PRABUMULIH NOMOR : 103 /RS-Bunda/Pbm/I/2017 TANGGAL : 31 Januari 2017 TENTANG : Panduan Tindakan Invasif dan Tindakan Non Invasif BAB I DEFINISI 1. Tinadakan

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit selalu berusaha melayani kesehatan masyarakat dengan performa terbaiknya, namun tidak semua rumah sakit mampu melayani pasien dengan efektif dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalamu alaikum Wr.Wb/ Salam Sejahtera Dengan hormat, Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas USU. Saya sedang

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka KUESIONER PENELITIAN Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka Kuman dan Pada Ruangan ICU di RSUD Dr. Pirngadi dan Rumkit TK II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan Tahun 200

Lebih terperinci

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRAKTIK BIDAN MANDIRI

KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRAKTIK BIDAN MANDIRI Formulir XI KOP DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK BERITA ACARA PEMERIKSAAN PRAKTIK BIDAN MANDIRI Berdasarkan :. UU Kesehatan No. 36 tahun 009. Perda Kota Depok No. 05 tahun 0 tentang Perizinan dan Sertifikasi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH 1. Luka bersih Luka operasi yang tidak terinfeksi, dimana tidak ditemukan adanya inflamasi dan tidak ada infeksi saluran pernafasan, pencernaan, dan urogenital.

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : HK.0.0/MENKES/49/I/00 Tanggal : 7 Januari 00 PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN A. TEMPAT PRAKTIK. Tempat untuk praktik bidan perorangan/berkelompok terpisah dari ruangan

Lebih terperinci

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN

PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : /MENKES/PER/X/00 Tanggal : Oktober 00 PERSYARATAN PRAKTIK BIDAN A. TEMPAT PRAKTIK. Tempat untuk praktik bidan mandiri terpisah dari ruangan keluarga terdiri

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR RANCANGAN PERATURAN DAERAH INDRAGIRI HILIR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PURI HUSADA TEMBILAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Defenisi Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

Lebih terperinci