BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana data penelitian berupa angka-angka yang dikumpulkan menggunakan instrumen dan dianalisis melalui perhitungan statistik tertentu (Sugiyono, 2010:8). Data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data profil kemandirian belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri se kecamatan Sungaiselan tahun ajaran 2012/2013 dan data efektivitas program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi (quasi experiment) yaitu metode penelitian yang mirip dengan metode eksperimen namun lebih fleksibel karena tidak menggunakan random assigment (Hepner et al., 2008:176). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi agar tujuan penelitian dapat tercapai yakni menguji efektivitas program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik kelas kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan tahun ajaran 2012/2013. Karakteristik metode eksperimen kuasi yakni tidak ada penugasan random (random assignment), juga mempermudah dalam pemilihan subjek penelitian yakni berdasarkan kelas yang sudah ada.

2 72 Desain penelitian yang digunakan adalah salah jenis dari Nonequivalent groups design yakni menggunakan one group pretest-posttest design (Hepner et al., 2008:183). Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kuasi Eksperimen (Sugiyono, 2010:116) KE O 1 X O 2 Keterangan: KK O 3 - O 4 X = Bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik - = tanpa perlakuan O 1,3 = Pretest O 2,4 = Posttest KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol Desain penelitian yang digunakan adalah salah jenis dari Nonequivalent groups design yakni menggunakan one group pretest-posttest design (Hepner et al., 2008:183). B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu: (1) mudah dalam hal pengawasan, dan (2) belum ada penelitian sejenis yang dilakukan di lokasi tersebut.

3 73 2. Populasi Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri sekecamatan Sungaiselan tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari SMP N 1 Sungaiselan, SMP N 2 Sungaiselan, SMP N 5 Sungaiselan, SMP N 6 Sungaiselan terdiri dari sepuluh kelas yang berjumlah 250 peserta didik. Adapun populasi penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Tabel 3.2 Populasi Penelitian Nama Sekolah Jumlah SMP Negeri 1 Sungaiselan 125 SMP Negeri 2 Sungaiselan 108 SMP Negeri 5 Sungaiselan 10 SMP Negeri 6 Sungaiselan 7 Jumlah 250 Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2006:91). 3. Sampel Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu cara mengambil sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu, dan berbagai pertimbangan peneliti (Sugiono, 2010:121). Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan tahun ajaran 2012/2013 yang teridentifikasi memiliki kemandirian belajar yang sedang. Kelas dengan peserta

4 74 didik yang memiliki kemandirian belajar sedang paling banyak dijadikan sampel penelitian. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Menyebarkan instrumen kemandirian belajar terhadap 250 orang peserta didik kelas VIII SMP Negeri Se-Kecamatan Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 sekolah yang memiliki kelas VIII yang terdiri dari 10 kelas/ruang belajar. b. Menganalisis sekolah yang memiliki peserta didik yang paling banyak memiliki tingkat kemandirian belajar yang rendah dan sedang. c. Mengambil peserta didik yang termasuk pada kategori kemandirian belajar cukup mandiri (sedang). Langkah pengambilan sampel tersebut dimaksud agar dapat menyaring peserta didik yang berada pada kategori: (1) mandiri; (2) cukup mandiri; (3) kurang mandiri. Tujuan pengambilan sampel dengan teknik purposive untuk digunakan dalam eksperimen program bimbingan belajar. C. Alur Penelitian Tujuan akhir penelitian ini adalah menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. Dalam rangka menghasilkan program bimbingan belajar yang efektif dilakukan sejumlah langkah-langkah penelitian sebagaimana digambarkan dalam alur pemikiran penelitian sebagai berikut.

5 75 TAHAPAN KEGIATAN HASIL Studi Pendahuluan Studi Literatur Studi Lapangan Instrumen Kemandirian Belajar Judgement, Uji Keterbacaan, Uji Validitas Pengungkapan data Profil Kemandirian Belajar Program Pengambilan Sampel Hipotetik Eksperimen Kuasi (Pretest &Postest) Pelaksanaan Kuasi Program Uji Efektivitas Revisi Program Program Bimbingan Belajar yang efektif Gambar 3.1 Alur Penelitian Program Bimbingan Belajar Berbasis Pendekatan Humanistik Untuk Meningkatkan Kemandirian D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian terdapat dua variabel yaitu kemandirian belajar peserta didik dan program bimbingan belajar, yaitu: a. Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang

6 76 dijadikan sebagai variabel bebas adalah program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik. b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi sebab akibat. Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai variabel terikat adalah kemandirian belajar. 2. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dan kemandirian belajar. a. Program Bimbingan Belajar Berbasis pendekatan humanistik Program bimbingan belajar merupakan bagian dari program bimbingan dan konseling. Dilihat dari ragam masalah yang dihadapi peserta didik, bimbingan dan konseling mencakup bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan bimbingan karir. Salah satu layanan bimbingan yang diberikan untuk membantu mengatasi permasalahan belajar peserta didik dan dalam rangka membantu perkembangan belajar peserta didik melalui bimbingan belajar. Program bimbingan belajar merupakan bidang layanan bimbingan yang bergerak dalam membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Yusuf dan Nurihsan (2010:6) yang menyatakan bahwa bimbingan belajar adalah bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan dimensi belajar yaitu membantu individu agar dapat mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar, memiliki kebiasaan belajar yang positif.

7 77 Pengembangan kemandirian belajar mengacu pada pendekatan humanistik karena humanisme mendominasi orientasi teoretis yang mendasari kemandirian belajar (Cafferella, 1993). Humanis percaya bahwa peserta didik di dorong ke arah aktualisasi diri (Owen, 2002). Brockett & Hiemstra (1991) menyatakan bahwa orientasi tanggungjawab pribadi menggambarkan hubungan antara humanisme dan pengarahan diri sendiri dalam pembelajaran orang dewasa ( Oleh karena itu, upaya pengembangan kemandirian belajar melalui bimbingan belajar mengandung implikasi filsafiah sebagai berikut. Pertama, manusia memiliki kekuatan atau potensi untuk memecahkan masalah mereka sendiri, Kedua, manusia memiliki kebebasan pilihan kreatif dan tindakan untuk menentukan nasib mereka sendiri (Lamont, 2003:14-15). Program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dalam penelitian ini adalah proses merancang kegiatan bimbingan yang tepat dan terpadu untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan belajar mengacu pada data profil kemandirian belajar peserta didik. Program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dimaksudkan sebagai layanan fasilitasi dari konselor (peneliti) kepada konseli (peserta didik) melalui proses yang berkesinambungan agar konseli berkembang kemandirian belajarnya yang menekankan pada tahapan perkembangan individu yang berisi tahapan aktivitas: 1) pengungkapan awal; 2) analisis keterampilan belajar secara mandiri; 3) peningkatan kemandirian belajar; 4) Pemaknaan

8 78 tanggung jawab; 5) motivasi diri; 6) sadar akan keadaan dirinya sendiri; 7) analisis managemen waktu; 8) analisis konsekuensi pilihan; 9) refleksi akhir. b. Kemandirian belajar Steinberg (2002:288) menyatakan bahwa independence generally refers to individuals capacity to be have on their own. Pernyataan ini dapat diartikan bahwa kemandirian mengacu kepada kapasitas individu untuk memperlakukan dirinya sendiri. Hubungan kemandirian dengan kemandirian belajar di sini menekankan pada kapasitas individu untuk memperlakukan dirinya sendiri dalam belajar tanpa bergantung dengan orang lain. Steinberg (2002:290) menyatakan bahwa dimensi kemandirian terdiri atas tiga yaitu kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai. Knowles (Long, 2006:2) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah gambaran suatu proses di mana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mendiagnosis kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi sumber daya manusia dan material untuk belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi hasil belajar. Merriam dan Caffarella (Long, 2006:2) menyatakan bahwa kemandirian belajar (direction learning) adalah suatu proses di mana individu memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan dan mengrefleksi pengalaman belajar mereka sendiri. Pernyataan ini menekankan bahwa kemandirian belajar adalah suatu proses di mana tanggung jawab utama individu

9 79 untuk merencanakan, melaksanakan dan mengrefleksi pengalaman belajar mereka sendiri. Davis (Kamil, 2007) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah suatu gambaran di mana individu telah memiliki keterampilan belajar dan motivasi diri untuk melakukan aktivitas belajar. Dimensi-dimensi kemandirian belajar mencakup tiga dimensi yaitu kemandirian dalam pengetahuan, kemandirian dalam keterampilan, dan kemandirian dalam sikap. Mudjiman (2007:7) menyatakan bahwa kemandirian belajar adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Pernyataan ini berarti bahwa kemandirian belajar lebih ditandai dan ditentukan oleh motif yang mendorongnya dalam belajar. Kesten (Nurhayati, 2010:73) menyatakan bahwa independent learning is that learning in which the learner, in conjuction with relevant others, can make the decisions necessary to meet the learner s own learning needs. Pernyataan ini diartikan bahwa kemandirian belajar mengacu kepada kemampuan individu, dengan atau tanpa bantuan orang lain yang relevan, dan kemampuan menentukan saat kapan membutuhkan bantuan dan kapan tidak membutuhkan bantuan dari orang lain dalam belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan Knowless lebih menekankan kemandirian belajar adalah gambaran suatu proses

10 80 individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain merumuskan tujuan pembelajaran. Merriam dan Caffarella menitikberatakan pada suatu proses individu memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan belajar mereka sendiri. Steinberg lebih menekankan pada kapasitas individu untuk memperlakukan dirinya sendiri. Davis menekankan kemandirian belajar pada gambaran individu memiliki keterampilan belajar dan motivasi diri untuk melakukan aktivitas belajar, Mudjiman lebih menekankan kemandirian belajar pada motif yang mendorongnya dalam belajar, sedangkan Kesten menekankan kemandirian belajar pada kemampuan individu dalam menentukan bantuan dan dari orang lain dalam belajar. Secara garis besar tidak ada perbedaan yang signifikan dari pendapat para tokoh mengenai kemandirian belajar. Berdasarkan dimensi-dimensi di atas dapat disimpulkan bahwa Steinberg (2002) lebih menekankan pada dimensi kemandirian emosional, perilaku, dan nilai. Kemandirian emosional yaitu dimensi kemandirian yang menyatakan perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu dengan orang tuanya. Kemandirian perilaku yaitu kemampuan untuk berbuat atau bertindak sendiri tanpa bergantung dengan orang lain dan kemandirian nilai yaitu kemampuan individu untuk mengambil keputusan dan menetapkan pilihan dengan berpegang pada prinsip-prinsip individual yang dimilikinya daripada prinsip-prinsip orang lain. Davis (Kamil, 2007) lebih menekankan pada kemandirian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kemandirian pengetahuan berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan. Kemandirian keterampilan berhubungan dengan

11 81 penyelesaian tugas belajar, terampil dan dapat memetik manfaat dari pergaulan. Kemandirian sikap berhubungan dengan motivasi, nilai dan emosi individu dalam belajar. Persamaan dimensi kemandirian yang dikemukakan oleh Steinberg dan Davis terletak pada dimensi kognitif (kemandirian pengetahuan dan nilai) dan afektif (kemandirian sikap dan emosi). Berdasarkan definisi-definisi kemandirian belajar tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa esensi dari kemandirian belajar adalah perubahan perilaku atas dasar inisiatif individu tanpa bergantung dengan orang lain yang meliputi dimensi emosional, perilaku, dan nilai. Dimensi kemandirian emosional ditunjukkan dengan adanya motivasi diri, ketekunan, kontrol diri, kejujuran, kreatif, kepercayaan pada kemampuan sendiri, tanggung jawab dalam setiap aktivitas. Dimensi kemandirian perilaku ditunjukkan dengan keterampilan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, penerimaan konsekuensi atas keputusan yang diambil, dan disiplin dalam setiap tindakan. Dimensi kemandirian nilai ditunjukkan dengan pemahaman kelebihan dan kekurangan diri, ketegasan akan benar salah, keterlibatan dalam kelompok, kesadaran atas keberadaan diri. Secara operasional yang dimaksud kemandirian belajar peserta didik dalam penelitian ini adalah respon peserta didik kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Sungaiselan Tahun Ajaran 2012/2013 terhadap pernyataan tertulis tentang perubahan perilaku atas dasar inisiatif individu tanpa bergantung pada orang lain yang meliputi dimensi emosional, perilaku dan nilai sebagai berikut. 1. Kemandirian emosional a. Motivasi diri

12 82 b. Ketekunan c. Kontrol diri d. Kejujuran e. Kreatif f. Kepercayaan pada kemampuan sendiri g. Tanggung jawab dalam setiap aktivitas 2. Kemandirian perilaku a. Keterampilan memecahkan masalah b. Pengambilan keputusan c. Penerimaan konsekuensi atas keputusan yang diambil d. Disiplin dalam setiap tindakan 3. Kemandirian nilai a. Pemahaman kelebihan dan kekurangan diri b. Ketegasan akan benar salah c. Keterlibatan dalam kelompok d. Kesadaran atas keberadaan diri E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan angket berupa skala kemandirian belajar, digunakan untuk memperoleh gambaran kemandirian belajar sebelum dan sesudah mengikuti

13 83 proses bimbingan belajar. Angket menggunakan format skala penilaian (rating scale) model Likert. Instrumen kemandirian belajar dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang kemandirian belajar merujuk pada dimensi kemandirian emosional, kemandirian perilaku, dan kemandirian nilai berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Steinberg (2002). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa angket yaitu dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup (angket berstruktur) artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist ( ). Angket yang dikembangkan ditujukan untuk mengungkap kemandirian belajar peserta didik. Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam kisi-kisi selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir pernyataan dalam angket. Butirbutir pernyataan tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Adapun kisi-kisi instrumen kemandirian belajar disajikan dalam Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Skala Kemandirian (sebelum Penimbangan dan Uji Coba) Nomor Dimensi Indikator Kemandirian emosional (perubahan kedekatan/ keterikatan hubungan 1. Motivasi diri artinya memiliki dorongan dalam diri untuk kesuksesan Pernyataan 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9

14 84 emosional individu) 2. Ketekunan artinya gigih 10,11,12,13,14,15 6 dalam mencapai sesuatu 3. Kontrol diri artinya dapat 16,17,18,19,20,212 9 mengendalikan diri dalam melakukan sesuatu 2,23,24 4. Kepercayaan pada 25,26,27,28,29, 10 kemampuan sendiri artinya fokus terhadap diri sendiri dan mengembangkan kemanpuan diri 30,31,32,33,34, 5. Tanggung jawab pribadi 35,36,37,38,39,40, 10 artinya keadaan mampu menanggung apapun sendiri 41,42,43,44, Kemandirian perilaku 1. Keterampilan memecahkan 45,46,47,48,49,50, 8 (berbuat sendiri tanpa bergantung dengan masalah 2. Pengambilan keputusan 51,52, 53,54,55,56,57,58 6 orang lain) yang tepat 3. Penerimaan konsekuensi 59,60,61,62 4 atas keputusan yang diambil 4. Disiplin dalam setiap 63,64,65,66, 4 tindakan Kemandirian nilai 1. Pemahaman kelebihan dan 67,68,69,70,71,72, 10 (mengambil keputusan dan menetapkan pilihan kekurangan diri 2. Ketegasan akan prinsip 73,74,75,76, 77,78,79,80,81,82 6 dengan berpegang pada prinsip-prinsip benar salah 3. Keterlibatan dalam 83,84,85,86, 4 individual yang dimiliki nya) kelompok 4. Kesadaran atas keberadaan 87,88,89 3 diri Total 89 Dimensi Kemandirian emosional (perubahan kedekatan/ keterikatan hubungan emosional individu) Tabel 3.4 Kisi-kisi Skala Kemandirian (Setelah Penimbangan dan Uji Coba) Indikator 1. Motivasi diri artinya memiliki dorongan dalam diri untuk kesuksesan 2. Ketekunan artinya gigih dalam mencapai sesuatu 3. Kontrol diri artinya dapat mengendalikan diri dalam melakukan sesuatu Nomor Pernyataan 1,2,3,4,5,6,7 7 8,9,10,11,12,13, ,16,17,18,19,20, 21,22,23,24,25,26, 27 13

15 85 Kemandirian perilaku (kecenderungan individu berbuat sendiri tanpa bergantung dengan orang lain) Kemandirian nilai (kecenderungan individu menetapkan pilihan dengan berpegang pada prinsipprinsip individual yang dimilikinya) 4. Kepercayaan pada kemampuan sendiri artinya fokus terhadap diri sendiri dan mengembangkan kemanpuan diri 5. Tanggung jawab pribadi artinya keadaan mampu menanggung apapun sendiri 1. Keterampilan memecahkan masalah 2. Pengambilan keputusan yang tepat 3. Penerimaan konsekuensi atas keputusan yang diambil 4. Disiplin dalam setiap tindakan 1. Pemahaman kelebihan dan kekurangan diri 2. Ketegasan akan prinsip benar salah 3. Keterlibatan dalam kelompok 4. Kesadaran atas keberadaan diri 28,29,30,31,32,33, 34,35,36,37,38 39,40,41,42,43,44, 45, ,48,49,50,51, 52, 12 53,54,55,56,57,58 59,60,61,62, ,65, ,68,69, ,72, ,75,76, ,79,80, ,83,84 3 Total Uji Kelayakan Instrumen Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional). Penimbangan dilakukan oleh dosen ahli/ dosen dari jurusan Psikologi Bimbingan dan Konseling. Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M.Pd., Dr. Nurhidaya, M.Pd., Dr. Mubiar Agustin, M. Pd. Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pernyataan yang tidak sesuai, maka butir pernyataan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian

16 86 disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Hasil penilaian dosen penimbang, pada angket penelitian ini mengalami revisi bahasa dan sejumlah 16 item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, sehingga jumlah item pada angket yang akan diujicobakan sebanyak 84 item. 3. Uji Keterbacaan Instrumen Uji keterbacaan dilakukan kepada peserta didik SMP Negeri 29 Bandung yang tidak dijadikan anggota sampel penelitian sebanyak 7 orang untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut. Setelah uji keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya. 4. Uji Validitas Item Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas yang rendah (Azwar, 2007).

17 87 Untuk menguji validitas konstruk, yang pertama digunakan pendapat dari dua orang ahli (judgement experts) pada bidang yang diteliti. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Setelah pengujian konstruk dari ahli dan berdasarkan pengalaman empiris di lapangan selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Pengujian daya pembeda item dilakukan untuk memilih item-item pernyataan terbaik untuk digunakan dalam instrumen. Semakin tinggi skor daya pembeda suatu item, semakin baiklah kualitas item tersebut. Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows. Untuk lebih jelas tentang uji validitas item data, berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas kemandirian belajar dengan menggunakan program software SPSS version 17.0 sebagai berikut. Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Item Kemandirian Belajar No. r hitung Kesimpulan No. r hitung Kesimpulan VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

18 VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID TIDAK VALID VALID Berdasarkan Tabel 3.5 tampak bahwa dari 89 pernyataan, item yang valid ada 84 pernyataan dan yang tidak valid ada 5 pernyataan. Item yang tidak valid artinya bahwa item tersebut tidak dapat mengukur yang seharusnya diukur. 5. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, akan tetap diperoleh hasil yang relatif sama (Azwar, 2007:4). Uji reliabilitas dilakukan dengan mengguna

19 89 kan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk kemandirian belajar peserta didik sebesar α = 0, 926. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (r xx ) yang angkanya berada dalam rentang 0 1,00. Semakin tinggi suatu koefisien reliabilitas hingga mendekati angka 1,00, maka nilai reliabilitasnya juga sangat tinggi. Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2010:149) yang disajikan pada Tabel 3.6 berikut. Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh (α = 0, 926) dan mengacu pada titik tolak ukur pada Tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kemandirian belajar peserta didik memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi. Tabel 3.6 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Tingkat Koefisien Hubungan 0,00 0,199 Sangat rendah 0,20 0, 399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0, 799 Tinggi 0,80 1, 000 Sangat tinggi F. Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berbasis Pendekatan Humanistik Pengembangan produk merupakan salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan. Adapun tahapan dalam pengembangan produk yang berupa program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

20 90 1. Penyusunan Draf Program Setelah memperoleh landasan teoretis mengenai konsep kemandirian belajar dan data awal mengenai gambaran kemandirian belajar, maka kegiatan berikutnya dalam pengembangan program adalah menyusun draf program berisi pedoman umum operasional program yang meliputi: (1) Orientasi Program; (2) Rasional dan Asumsi; (3) Tujuan program; (4) Peran Konselor; (5) Kompetensi Konselor; (6) Penunjang Teknis Layanan; (7) Struktur dan Tahapan Program, (8) Refleksi dan Indikator Keberhasilan. Perangkat program yang berisi pedoman khusus operasional program meliputi: (1) modul Satuan Layanan BK dan (2) modul Materi yang berkaitan Program Bimbingan Belajar Berbasis Pendekatan Humanistik. 2. Uji Rasional Uji rasional program dalam penelitian ini melalui dua jenis pengujian yaitu: uji validitas isi program dan uji empiris. a. Uji Validitas Isi Program Uji validitas isi program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik pada penelitian ini menggunakan pendekatan humanistik yang diberikan oleh tiga orang pakar/ahli Bimbingan dan Konseling yaitu Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M. Pd., Dr. Mubiar Agustin, M. Pd., Dr. Ipah Saripah, M. Pd. b. Uji Empiris Uji empiris dilakukan melalui uji keterbacaan dan uji kepraktisan program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dalam meningkatkan kemandirian belajar dengan teknik group discussion dari para praktisi bimbingan

21 91 dan konseling. dalam penelitian ini uji kepraktisan dilakukan oleh Guru BK SMP yaitu Selvia Anastasya, M.Pd.Kons., dan Yanti Nurlaeli, M.Pd. Berikut ini disajikan kisi-kisi instrument uji rasional yang terdiri dari. Tabel 3.7 Kuesioner Terbuka Uji Validasi Isi Program Bimbingan Belajar No Aspek yang Dinilai Saran 1 Rumusan Orientasi Program 2 Rumusan Rasional dan Asumsi 3 Rumusan Tujuan program 4 Deskripsi Kebutuhan 5 Struktur Program 6 Komponen Program 7 Rencana Operasional 8 Pengembangan Tema/Topik 9 Satuan Layanan BK 10 Kualifikasi Konselor 11 Evaluasi (Sumber Data: Ahli BK dan Praktisi) 3. Hasil Uji Program Hipotetik Bimbingan Belajar Berbasis Pendekatan Humanistik untuk Meningkatkan kemandirian SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan Program bimbingan belajar dalam penelitian ini dirancang berbasis pendekatan humanistik yang dipadukan dengan hasil studi pendahuluan tentang profil kemandirian belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan tahun pelajaran 2012/2013. Program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian belajar yang mencakup dimensi: (1) kemandirian emosional; (2) kemandirian perilaku; dan (3) kemandirian nilai. Program bimbingan belajar yang dikembangkan dijabarkan dari konsep pendekatan humanistik, artinya secara umum konten dari layanan bimbingan

22 92 belajar yang harus dikuasai peserta didik adalah teknik belajar dengan bernuansa humanistik. Pengembangan program dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu. Tahap pertama, penyusunan draf program bimbingan belajar yang dalam penelitian ini diadopsi dari model konseling aktualisasi diri untuk meningkatkan kecakapan hidup mahasiswa yang digagas oleh Mamat Supriatna (2010). Sistematika program yang dikembangkan meliputi: (1) orientasi program; (2) rasional dan asumsi; (3) tujuan program; (4) peran konselor; (5) kompetensi konselor; (6) penunjang teknis layanan; (7) struktur dan tahapan program, (8) refleksi dan indikator keberhasilan. Tahap kedua, uji validasi rasional program yang terdiri dari uji validasi isi program dan uji empiris atau uji kepraktisan. Uji validasi isi program ditimbang oleh tiga pakar/ahli bimbingan dan konseling yaitu Prof. Dr. Syamsu Yusuf L.N, M. Pd., Dr. Mubiar Agustin, M. Pd., Dr. Ipah Saripah, M. Pd. (pakar Bimbingan dan Konseling), dan Selvia Anastasya, M.Pd.Kons., dan Yanti Nurlaeli, M.Pd (praktisi Bimbingan dan Konseling). Adapun masukan yang diperoleh dari pakar dan praktisi yang melakukan judgement terhadap program ini dipaparkan sebagai berikut. Tabel 3.8 Hasil Penimbangan Pakar dan Praktisi Terhadap Layanan Bimbingan Belajar Berbasis Pendekatan Pendekatan Humanistik ASPEK LAYANAN HASIL PENIMBANGAN PAKAR Orientasi program Orientasi program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik sudah memadai, namun ada beberapa masukan dengan tidak mencantumkan banyak landasan teori dalam orientasi program dan belum terlihatnya definisi program bimbingan belajar dan relevansi antara program bimbingan belajar berdasarkan berbasis pendekatan humanistik dengan kemandirian belajar.

23 93 Rasional dan Asumsi Program Tujuan Peran Konselor Kompetensi Konselor Penunjang Layanan Teknis Struktur dan Tahapan Layanan Tindak lanjut masukan tersebut dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Rasional dan asumsi program merupakan landasan teoritis maupun empiris sebagai need assessment yang dijadikan dasar dalam pembuatan program. Hasil pertimbangan pakar menyatakan bahwa rasional dan asumsi program memadai, namun ada beberapa saran yang menjadi masukan yaitu terlalu banyak teori yang dicantumkan sehingga peneliti menindak lanjutinya dengan mengurangi landasan teori sesuai dengan yang disarankan penimbang. Selain itu saran yang diberikan dengan mendeskripsikan profil kemandirian belajar peserta didik. Tujuan program merupakan gambaran hasil yang diharapkan setelah peserta didik mengikuti layanan. Berdasarkan hasil penimbangan pakar terhadap tujuan program dinilai memadai, sedangkan dua pakar memberi nilai sangat memadai. Saran dan komentar yang diberikan adalah perlunya diklasifikasikan dalam tujuan umum dan tujuan khusus program, dan perlunya disesuaikan dengan need assesment. Peran konselor adalah kemampuan dasar yang perlu dimiliki konselor untuk melaksanakan layanan. Hasil penimbangan pakar diketahui tiga pakar menyatakan sangat memadai dan dua pakar lain menyatakan memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Tindak lanjut masukan tersebut dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Kemampuan konselor dalam melaksanakan program bimbingan belajar untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. Berdasarkan kelima pakar menilai kompetensi konselor memadai dan masukan yang diberikan adalah perlu dijelaskan dengan bahasa yang lebih deskriptif dan operasional. Tindak lanjut terhadap masukan tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Penunjang teknis layanan dinilai oleh pakar sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu diperjelas dalam tahapan pelaksanaan bimbingan. Tindak lanjut dari saran tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Struktur dan tahapan berisi gambaran singkat langkah kerja dan aktivitas yang ada dalam setiap layanan. Hasil penimbangan menurut lima pakar menunjukkan struktur

24 94 Refleksi Layanan dan Indikator Keberhasilan dan tahapan dianggap memadai. Setiap tahapan dalam dianggap sudah mengakomodir dalam pencapaian tujuan program. Masukan yang diberikan adalalah perlu ditambah pengembangan tema dan materi program pada setiap tahapan. Refleksi layanan dinilai oleh pakar sudah memadai. Masukan yang diberikan adalah perlu disertakan format lampiran refleksi. Tindak lanjut dari saran tersebut dilakukan dilakukan revisi yang sesuai dengan yang disarankan. Indikator keberhasilan dinilai oleh kelima orang pakar sudah memadai dan tidak ada masukan yang perlu diperbaiki. G. Langkah-langkah Implementasi Program Bimbingan Belajar Pelaksanaan program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar dilaksanakan berdasarkan prosedur bimbingan belajar menurut Robinson (Syamsuddin, 2009) yang ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1. Identifikasi Kasus Identifikasi kasus merupakan upaya yang dilakukan guru BK/konselor dalam menemukan peserta didik yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan lapangan dan melihat rata-rata prestasi akademik peserta didik SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan. 2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah upaya untuk memahami jenis, karakteristik atau masalah belajar yang dihadapi peserta didik. untuk mengidentifikasi masalah peserta didik dilakukan wawancara informal kepada peserta didik yang memiliki kemandirian belajar rendah dan berdasarkan observasi guru/wali kelas mengalami hambatan dalam belajar. 3. Diagnosis

25 95 Diagnosis merupakan upaya yang dilakukan oleh guru/ konselor untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang melatarbelakangi timbulnya masalah peserta didik dalam belajar. Dalam penelitian ini diagnosis dilakukan dengan menyebar instrument kemandirian belajar kepada peserta didik SMP Negeri se- Kecamatan Sungaiselan. 4. Prognosis Prognosis dilakukan untuk memperkirakan masalah apa yang dialami peserta didik yang masih mungkin untuk diatasi serta menemukan alternative pemecahan masalah. Dalam penelitian ini proses prognosis merupakan bagian dari tahap pengembangan dan validasi program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik. 5. Remedial dan Referal Remedial dalam penelitian ini merupakan pemberian layanan bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar (selama 7 kali pertemuan) kepada peserta didik SMP Negeri se-kecamatan Sungaiselan yang memiliki kemandirian belajar yang rendah. 6. Refleksi dan Follow up Pengetesan kembali instrument kemandirian belajar peserta didik yang telah diberikan pada saat proses diagnosis berfungsi untuk melihat seberapa efektif pengaruh layanan bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar. Untuk memperkuat hasil evaluasi maka dilakukan pula pengumpulan data kualitatif berupa rekapitulasi hasil refleksi

26 96 selama treatment berlangsung, rekapitulasi hasil jurnal harian peserta didik selama treatment berlangsung dan hasil observasi guru/wali kelas terhadap perilaku belajar peserta didik di kelas sebelum dan setelah mendapatkan treatmen. Follow up dilakukan saat peneliti merevisi program bimbingan belajar melalui strategi metakognitif berdasarkan hasil refleksi. Tabel 3.9 Pengembangan Program Bimbingan Belajar Berbasis pendekatan humanistik Untuk Meningatkan Kemandirian Belajar Dimensi Indikator Materi Nama Tujuan Media Strategi Teknik Waktu Kemandiri an Emosio nal(perubahan kedekatan/ keterikatan hubungan emosional individu) Kemandi rian Perilaku(berbuat sendiri tanpa bergantung dengan orang lain) Kontrol diri Kepercayaan pada kemampuan sendiri Keterampi lan memecah kan masa lah dan pengam bilan keputu san yang te pat Tanggungja wab pribadi dan dis plin Seberapa sabarkah anda? Kekuatan dan semangat yang tinggi Toples masalah How to be responsible Kegiatan Permainan gerak dan diskusi kontrol diri Mengamati materi kekuatan dan semangat melalui film pendek Mengamati dan perma inan berke liling Mengamati How to be response ble Mampu mengon trol diri dan sabar Mampu melakukan tugas de-ngan kemampuan sendiri Mampu meme cahkan masalah dan mengambil keputusan yang tepat memahami prinsip, di siplin dan bertang gungjawab In focus Bimbi ngan kelompok In focus, kertas dan alat tulis Toples kecil, batu kerikil, dan gu lungan kertas Kertas, alat tulis Bimbi ngan kelompok Bimbi ngan kelompok Bimbi ngan kelompok Berkeli ling (ma king the rounds) Pembali kan (re versal) Berkeli ling (ma king the rounds) Sayalah yang bertang gungja wab 1 x 40 menit 1 x 40 menit 1 x 40 menit 1 x 40 menit Kemandiri Pemahaman Kekuatan Permainan Mampu Kertas, Bimbi Berma 1 x 40 an Nilai kelebihan ku cermin diri memahami alat ngan in pro menit (mengambil dan kelebihan tulis kelompok yeksi kepu- kekurangan dan kekura tusan dan diri ngan diri menetap Kesadaran Mensyuku Mengamati Mampu In focus Bimbi 1 x 40

27 97 kan pilihan de- keberadaan atas ngan berpegang pa diri da prinsip individual yang dimiliki) ri yang te lah Tuhan berikan padaku video yang berjudul You Can menghar gai keuni kan yang dimiliki dan alat tulis ngan kelompok Bertaha n dengan perasaa n yang ada menit H. Teknik Analisis Data Penelitian menggunakan metode eksperimen kuasi yang menyajikan profil umum tentang kemandirian belajar peserta didik dan efektivitas program bimbingan belajar. Untuk uji efektivitas program, dibandingkan hasil skor ratarata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Mengacu pada kepentingan tersebut, penting diadakan analisis statistika untuk menjawab pertanyaan penelitian dan memperoleh data dalam bentuk angka. 1. Teknik Analisis Profil Umum Kemandirian Belajar Teknik analisis pertama ditujukan untuk mengetahui gambaran umum kemandirian belajar, alat yang digunakan berupa instrumen. Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur kemandirian belajar sedang peserta didik. Item pernyataan kemandirian belajar peserta didik menggunakan bentuk skala Likert yang dimodifikasi sehingga hanya terdiri dari empat alternatif jawabann, dengan pilihan Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

28 98 Kriteria penskoran untuk mendapat skor angket kemandirian belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut. Tabel 3.8 Ketentuan Pola Penskoran Angket Kemandirian Belajar Skor Pernyataan SS S TS STS Positif (+) Pertanyaan No 1 dijawab melalui distribusi skor skala responden pada tabel konversi skor yang ditujukan untuk memberikan makna nilai pada setiap skor. Di samping itu juga tabel konversi skor ditunjang dengan penyusunan grafik persentase distribusi respons setiap indikator untuk menentukan kategorisasi peserta didik yang dimaknai sebagai profil umum kemandirian belajar peserta didik. Kriteria Mandiri Cukup Mandiri Kurang Mandiri Keterangan : Tabel 3.9 Konversi Skor Rentang ( + 1,0 ) X ( - 1,0 ) X ( + 1,0 ) X ( - 1,0 ) Azwar (2007:108) X maksimum X minimum : skor tertinggi yang mungkin diperoleh setiap item : skor terendah yang mungkin diperoleh setiap item : standar deviasi adalah jarak rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran : mean teoretik (rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum

29 99 Penentuan konversi skor sebagai standardisasi dalam menafsirkan skor ditujukan untuk mengetahui makna skor yang dicapai individu dalam pendistribusian responsnya terhadap instrumen. Konversi skor disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap dimensi maupun skor total instrumen dengan jumlah kelas tiga. Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah sebagai berikut. X item maksimum : 84 x 4 = 336 X item minimum : 84 x 1 = 84 Range : = 252 (item teoretik) : 252 : 6 = 42 (item teoretik) : 84 x 3 = 252 Tabel 3.10 Skor Nilai Penghitungan Skor Kategori X ( - 1,0 ) X 210 Kurang mandiri ( - 1,0 ) X ( + 1,0 ) 210 X 294 Cukup mandiri ( + 1,0 ) X 294 X Mandiri Secara teori konversi skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah didasarkan pada status kemandirian belajar. Tabel 3.11 Status Kemandirian Belajar Kriteria Rentang Penafsiran Skor Mandiri 294 X Peserta didik mampu bertanggungjawab, melakukan sesuatu berdasarkan kemampuan sendiri, dan tegas terhadap nilai-nilai yang berlaku. Cukup 210 X 294 Peserta didik dapat memahami kelebihan dan Mandiri kekurangan diri, memiliki tanggung jawab dalam setiap aktivitasnya dan kesadaran atas keberadaan diri tetapi peserta didik melakukan komitmen berdasarkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Kurang X 210 Peserta didik memiliki motivasi diri yang rendah,

30 100 mandiri belum menghargai diri sendiri dan orang lain, eserta didik belum percaya pada kemampuan sendiri, belum memiliki tanggung jawab dalam setiap aktivitasnya, belum paham kelebihan dan kekurangan diri, belum tegas terhadap nilai-nilai yang berlaku, keterlibatan individu dalam kelompok masih rendah, belum sadar atas keberadaan diri. 2. Teknik Uji Efektivitas Program Bimbingan Belajar Berbasis pendekatan humanistik Bentuk analisis data yang digunakan menjawab pertanyaan penelitian no 4 tentang keefektifan program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik yang efektif untuk meningkatkan kemandirian belajar adalah dengan cara membandingkan data rata-rata perolehan skor kemandirian belajar peserta didik sebelum mendapatkan bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dengan data skor kemandirian belajar peserta didik setelah memperoleh bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik. Pengujian efektivitas program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik dilakukan dengan menggunakan uji parametris dengan menggunakan teknik uji t (independent sample t test) melalui analisis data kemandirian belajar peserta didik sebelum dan setelah mengikuti program bimbingan belajar. Teknik uji ini dilakukan dengan cara membandingkan data pretest dan posttest, antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (tanpa diberi perlakuan). Tujuan uji ini adalah untuk diperoleh fakta empirik tentang keefektifan program bimbingan belajar belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik SMP Negeri se kecamatan Sungaiselan dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa diberi perlakuan/treatment. Teknik

31 101 pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software statistical product and service solutions (SPSS) versi Prosedur pengujian efektivitas tersebut adalah sebagai berikut. a. Menguji normalitas data pretest dan posttest kedua kelompok. Pengujian normalitas data dilakukan dengan dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS b. Menguji homogenitas varians data pretest dan posttest kedua kelompok (p>0,05) dengan bantuan SPSS c. Menguji perbedaan (efektivitas) program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik menggunakan uji t independent (independent sample t test) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a. Hipotesis H 0 : µ eksperimen = µ kontrol Tidak ada perbedaan rata-rata kemandirian belajar peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Maka program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik tidak efektif untuk meningkatkan kemandirian belajar. H 1 : µ eksperimen > µ kontrol Terdapat perbedaan rata-rata kemandirian belajar peserta didik antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Maka program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik efektif untuk meningkatkan kemandirian belajar. b. Dasar pengambilan keputusan Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α=0,05.

32 102 I. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara lebih rinci tahapan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang kemandirian, belajar, dan bimbingan belajar yang merupakan salah satu teknik dari konseling humanistik. b. Menentukan subjek penelitian. c. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner. 2. Tahap Pelaksanaan a. Pelaksanaan/implementasi layanan program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar. b. Observasi terhadap pelaksanaan program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik pada kelompok eksperimen untuk mengetahui keefektifan layanan dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik. 3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data a. Mengolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) kemandirian belajar peserta didik.

33 103 b. Menyajikan dan membahas hasil penelitian.

BAB III METODOLOGI PENTELITIAN. merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel

BAB III METODOLOGI PENTELITIAN. merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel 73 BAB III METODOLOGI PENTELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (quasi experiment). Metode eksperimen kuasi digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, rancangan program

BAB III METODE PENELITIAN. instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, rancangan program BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk 57 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab berikut dipaparkan mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 72 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subjek populasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Penelitian tentang program bimbingan belajar berbasis pendekatan humanistik untuk meningkatkan kemandirian belajar peserta didik yang dilakukan di SMP Negeri

Lebih terperinci

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling islami dalam membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan penafsiran dengan menggunakan perhitungan statistik, yang kemudian 74 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan pengambilan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional 60 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari: desain penelitian, lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi experiment. Quasi experiment adalah eksperimen semu dimana penelitian menggunakan rancangan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul Keefektifan Layanan Informasi tentang Bahaya Bullying untuk Meningkatkan Empati pada Peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksankan di SMP Negeri 1 Lembang yang bertempat di Jalan Raya Lembang No.357 Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berupaya merumuskan program pelatihan bimbingan dan konseling

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian berupaya merumuskan program pelatihan bimbingan dan konseling 8 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian berupaya merumuskan program pelatihan konseling untuk meningkatkan kompetensi profesional konselor Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Pontianak.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu menghasilkan model pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN Bab tiga menyajikan rancangan alur penelitian yang dilaksanakan, diawali dengan menentukan desain penelitian yang diterapkan, penyusunan instrumen dan instrumen yang digunakan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penggunaan pendekatan kuantitatif adalah dimungkinkannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan BAB III METODE PENELITIAN Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Seperti yang sudah Penulis paparkan pada bab satu, metode penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Desain Penelitian KE

Tabel 3.1 Desain Penelitian KE 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (008:8) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design. 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2012: 77),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasi experiment atau eksperimen semu. Tujuan penilitian ini adalah ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 62 BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada Bab. III tentang Metode Penelitian ini akan diawali dengan pembahasan tentang metode penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan mengenai lokasi dan subjek penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Laboratorium UPI Bandung di Jl. Senjaya Guru kampus Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab tiga menjelaskan metodologi penelitian yang terdiri atas pendekatan penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini bertujuan untuk menguji model Concept Attainment berbasis multimedia untuk meningkatkan hasil belajar,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Bagian ini mendeskripsikan mengenai lokasi penelitian dilakukan, populasi penelitian dan sampel penelitian. Adapun deskripsinya adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan locus of control internal dalam pembelajaran pada siswa kelas XI SMA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo. Penelitian ini adalah eksperimen semu yang menggunakan one group 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Sugiyono disebut sebagai metode positivistik

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental research). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan secara jelas mengenai pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, langkah-langkah penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan sampel penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang didesain untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Eksperimen : O X O 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di STM Negeri Tasikmalaya berdiri pada tanggal 20 September 1961 yang beralamat di jalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang 65 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Hal ini disebabkan karena subjek yang akan diteliti merupakan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23 30 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman No. 76 Rawa Laut Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung Tahun Ajaran sebanyak 145 siswa yang terbagi ke dalam empat 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung yang beralamat di Jalan Sukagalih No. 80 Bandung. Populasi dalam penelitian adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 1.1.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Cimahi, Jalan Mahar Martanegara (Leuwigajah)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jl. Untung Suropati Gg. Bumi Manti II No. 16, Kota Bandar Lampung. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok eksperimen adalah siswa yang diberikan perlakuan (treatment) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 III. METDE PENELITIAN A. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Al-azhar 3 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen 81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen (eksperimental research) dengan jenis variasi kuasi eksperimen yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan memecahkan masalah dan menemukan tafsiran (sebuah interpretasi) baru. Penelitian berperan dalam menguji teori-teori dalam bidang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan pokok bahasan yang berkenaan dengan pendekatan penelitian, metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perlakuan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Cianjur yang beralamat di Jl. Adi Sucipta No. 2 Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan 61 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan kuantitaif. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci