BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain"

Transkripsi

1 77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan metode penelitian, yaitu jenis penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. A. Pendekatan dan Model Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan mendapatkan profil karakter humanis siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran , dan mengetahui efektivitas program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat untuk meningkatkan karakter humanis siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran Desain penelitian adalah pra eksperimen One-Group Pratest-Posttest Design. Pada desain ini dilakukan prates dan posttes untuk membandingkan keadaan sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Desain penelitian digambarkan seperti berikut. O 1 X O 2 (Sugiyono, 2010:110)

2 78 Keterangan : O 1 : Nilai pratest (sebelum mengikuti program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat) O 2 : Nilai posttest (setelah mengikuti program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat) Data yang diambil adalah data tentang karakter humanis siswa. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif akan diperoleh data faktual berdasarkan informasi statistik, kemudian dianalisis untuk memahami tingkat karakter humanis siswa dan efektivitas program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat untuk meningkatkan karakter humanis siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran B. Rancangan Penelitian Pra Eksperimen Program Bimbingan Pribadi- Sosial Berbasis Experiential Learning Rancangan pra eksperimen One-Group Pratest-Posttest Design untuk mengetahui tingkat karakter humanis siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran dijabarkan dalam Gambar 2.1 berikut ini.

3 79 Pratest Treatment (1) Concrete Experience (Feeling) (2) Reflective Observation (Watching) (4) Active Eksperimentation (Doing) (3) Abstract Conceptualisation (Thinking) Gambar 3.1. Alur Rancangan Pra Eksperimen One-Group Pratest-Posttest Design Uji Keefektifan Program Bimbingan Pribadi Sosial Berbasis Experiential Learning untuk Meningkatkan karakter Humanis Siswa Posttes C. Populasi dan Sampel Adapun populasi penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran yang berjumlah 66 siswa. Sampel penelitian adalah semua populasi penelitian yaitu siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran Adapun data populasi penelitian tanpak pada Tabel 3.1. di bawah ini.

4 80 Tabel 3.1. Data Sampel Penelitian Kelas Jumlah Sub Wanita Laki-laki Total Kelas IX A Kelas IX B Kelas IX C TOTAL D. Definisi Operasional Definisi operasional variabel-variabel penelitian diuraikan sebagai berikut: 1. Program Bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat adalah proses bantuan yang diberikan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran yang dilakukan secara berkesinambungan sebagai bagian dari program pendidikan supaya para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, dapat memahami dirinya dan lingkungannya sehingga mereka sanggup mengarahkan diri dan bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga dan masyarakat. Bentuk aktivitas program ini adalah para siswa kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, belajar langsung dan mengalami langsung kehidupan masyarakat desa dengan tinggal dan mengikuti aktivitas masyarakat selama beberapa waktu. Selama tinggal dan beraktivitas bersama masyarakat para siswa mengambil nilai-nilai yang berharga bagi dirinya dan merefleksikannya untuk dijadikan miliknya. 2. Karakter humanis adalah seperangkat nilai dasar yang membangun pribadi para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, yaitu kekuatan

5 81 interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Karakter humanis terdiri dari tiga faktor, yaitu sebagai berikut: a. Cinta (Love) Cinta adalah kekuatan dalam diri para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran , yang menghargai hubungan yang akrab dengan orang lain, khususnya yang bercirikan saling peduli dan saling berbagi; dekat dengan orang lain, kapasitas untuk hubungan kasih yang saling mendukung, stabilitas, dan saling menerima. b. Kemurahan Hati (Kidness) Kemurahan hati adalah kekuatan dalam diri para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, yang menggambarkan kecenderungan untuk bersikap baik kepada orang lain, mengasihi dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain, membantu dan menjaga orang lain. Dengan kata lain, kemurahan hati adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain; menolong orang lain; memedulikan dan merawat orang lain. Kemurahan hati terdiri dari merawat (nurturance), kepedulian (care), kasih sayang (compassion), cinta yang altruistik (altruistic love), kebaikan (niceness).

6 82 c. Kecerdasan sosial (Social Intelligence) Kecerdasan sosial adalah kemampuan para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran untuk berpikir abstrak, memahami persamaan dan perbedaan antara berbagai hal, mengenali pola, dan melihat hubungannya. Kecerdasan sosial merupakan kekuatan dalam diri para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran yang ditandai dengan kesadaran akan motif dan perasaan orang lain dan diri sendiri; mengetahui yang patut dilakukan di tengah-tengah situasi sosial yang berbeda; mengetahui yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu. E. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Penyusunan Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah skala yang mengungkap karakter humanis siswa SMP. Instrumen skala karakter humanis siswa SMP ini mengacu pada teori tentang karakter humanis yang dikemukakan oleh Peterson (2004). Konstruk yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah sikap, yaitu seberapa sesuai sikap para siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran dengan konsep karakter humanis sesuai dengan yang diungkap pada setiap pernyataan. Konstruk ini menjadi acuan untuk melihat tingkat karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran Skala yang digunakan dalam penelitian bersifat langsung. Artinya, responden merespon

7 83 pernyataan-pernyataan dengan memilih alternatif respon yang telah disediakan dengan memberikan tanda checklist ( ). 2. Kisi-kisi Instrumen Karakter Humanis Instrumen skala karakter humanis terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pengantar dan bagian pernyataan-pernyataan untuk mengukur karakter humanis siswa SMP yang terdiri dari 100 item/pernyataan (sebelum uji coba). Instrumen ini terdiri dari 3 (tiga) aspek karakter humanis, yaitu: a. Cinta (Love) Cinta adalah kekuatan dalam diri siswa yang menghargai hubungan yang akrab dengan orang lain, khususnya yang bercirikan saling peduli dan saling berbagi; dekat dengan orang lain dan ditandai dengan kapasitas hubungan kasih yang saling mendukung, stabil, dan saling menerima. Cinta ini terwujud dalam perasaan, pikiran dan perilaku. Aspek cinta ini bisa dilihat dalam indikator-indikator seperti berikut ini: 1) siswa mampu memberikan dukungan kepada orang lain; 2) siswa mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain; 3) siswa mampu membangun hubungan timbal balik dengan orang lain. b. Kemurahan hati (Kidness). Kemurahan hati adalah kekuatan dalam diri siswa yang menggambarkan kecenderungan untuk bersikap baik kepada orang lain, mengasihi dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain, membantu dan menjaga orang lain. Dengan kata lain, kemurahan hati adalah

8 84 kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain; menolong orang lain; memedulikan dan merawat orang lain. Kemurahan hati terdiri dari: merawat (nurturance), kepedulian (care), kasih sayang (compassion), cinta yang altruistic (altruistic love), kebaikan (niceness). Aspek kebaikan bisa dilihat melalui indikator-indikator berikut ini: 1) siswa mampu bersikap baik kepada orang lain; 2) siswa mampu mengasihi orang lain; 3) siswa mampu menunjukkan sikap peduli terhadap orang lain untuk kebaikan orang lain. c. Kecerdasan sosial (Social intelligence). Kecerdasan sosial merupakan kemampuan untuk berpikir abstrak memahami persamaan dan perbedaan antara hal-hal, mengenali pola, dan melihat hubungannya. Kecerdasan sosial merupakan kekuatan dalam diri seseorang yang ditandai dengan kesadaran akan motif dan perasaan orang lain dan diri sendiri; mengetahui yang patut dilakukan di tengah-tengah situasi sosial yang berbeda; mengetahui yang membuat seseorang bertingkah laku tertentu. Aspek ini dapat dilihat melalui indikatorindikator berikut ini. 1) siswa bersimpati terhadap sesama; 2) siswa mampu memahami orang lain untuk perkembangan orang lain tersebut; 3) siswa mampu mengenal perasaan diri sendiri; 4) Siswa mampu mengatur diri sendiri.

9 85 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Skala Karakter Humanis Sebelum Uji Coba Aspek Strength of Character Humanity Indikator Item Jumlah Favorable Unfavorable 1. Cinta (Love) 1.1 Siswa mampu memberikan dukungan kepada orang lain. 1.2 Siswa mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain. 1,11,41,36, 46, 51,61,81,9 1,96 6, 16, 26, 31,21 56, 67, 71, 76, Siswa mampu membangun hubungan timbal balik dengan orang lain 7,17, 27,37,47 2,12,22,32, Kebaikan (Kindness) 3. Kecerdasan sosial (Social Intelligence) 2.1 Siswa mampu bersikap baik kepada orang lain. 2.2 Siswa mampu mengasihi orang lain. 2.3 Siswa mampu menunjukkan sikap peduli terhadap orang lain untuk kebaikan orang lain. 3.1 Siswa bersimpati terhadap sesama. 52,87,92,6 7,77, 48,8,38,18, 28, 98,58,88,6 8,83, 49,9,44,19,39, 57,62,72,82, 97 3,13,23,33,,4 3, 53,63,73, 78,93 4,14,24, 29, Siswa mampu 59,74, 54, 10 memahami orang lain 89,94, 99 64,69,79,84 untuk perkembangan orang lain tersebut. 3.3 Siswa mampu mengenal 10,20, 35, 5,15, 25, 10 perasaan diri sendiri. 45,50, 30,40, 3.4 Siswa mampu mengatur diri sendiri. 60, 70, 85, 95,100 55, 65, 75, 80, TOTAL Pedoman Skoring Skala yang digunakan dalam kuesioner karakter humanis mengacu pada prinsip-prinsip Skala Likert. Kuesioner ini merupakan alat untuk mengukur

10 86 karakter humanis. Stimulus dari item-item instrumen ini adalah perilaku yang menggambarkan karakter humanis responden. Respon dari stimulus ini adalah memilih jawaban yang telah disediakan. Jawaban-jawaban tersebut akan menggambarkan karakter humanis siswa diri responden. Instrumen karakter humanis yang disusun peneliti memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Alasan peneliti membuat empat alternatif jawaban adalah agar pilihan subjek menjadi lebih tegas dan pasti, dan jawaban tidak ada yang berada di wilayah abu-abu. Adapun penentuan skor untuk jawaban terhadap pernyataan positif (vaforeble) adalah Sangat Sesuai = 4, Sesuai = 3, Kurang Sesuai = 2, Tidak Sesuai = 1. Sedangkan untuk skor jawaban item pernyataan negatif (unvaforeble) adalah: Sangat Sesuai = 1, Sesuai = 2, Kurang Sesuai = 3, Tidak Sesuai = 4. F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen Skala Karakter Humanis Untuk melihat validitas isi instrumen penelitian yang disusun maka dilakukan expert judgment dengan meminta pendapat (1) Dr. Gendon Barus M.Si, Dosen Program Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, ahli pengukuran dan evaluasi pendidikan; (2) Prof. Paul Suparno M.ST, SJ, dosen Program Studi Pendidikan Matematikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, pakar pendidikan karakter dan menulis sejumlah buku tentang pendidikan karakter. Para ahli diminta untuk memvalidasi materi (content), konstruk

11 87 (construct) dan redaksi instrumen penelitian. Hasil penilaian dari uji validasi ini berupa penilaian pada setiap item instrumen yang dikelompokan dalam kualifikasi memadai atau tidak memadai. Setelah instrumen direvisi berdasarkan saran para ahli, maka instrumen diuji keterbacaan kepada dua orang siswa SMP dan kemudian direvisi kembali, baik dalam penggunaan kata-kata atau pun struktur kalimat sehingga seluruh pernyataan dalam instrumen tidak mengandung ambiguitas dan cukup dapat dimengerti oleh responden. Instrumen kemudian diujicobakan kepada sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian, yaitu siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran , yang berjumlah 59 siswa dari total 66 siswa. Tujuh siswa tidak dapat mengisi kuisioner karena sedang melakukan tugas di luar sekolah. Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan pengolahan data uji validitas untuk mendapatkan daya beda secara empiris. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SSPS versi 16.0 (Statistical Programme For Social Windows). Dalam penelitian, item yang berdaya beda tinggi adalah item yang mampu membedakan antara subjek yang memiliki karakter humanis yang tinggi dengan subjek yang mempunyai karakter humanis yang rendah. Pengujian daya beda item dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi item-total (r ix ) yang dikenal dengan

12 88 parameter daya beda item. Untuk komputasi koefisien korelasi item-total digunakan korelasi Product Moment dari Pearson (Azwar, 2005:59), dengan rumus sebagai berikut. r ix = ΣiX- (Σi)(ΣX)/n [Σi 2 -(Σi) 2 /n] [ΣX 2 -(ΣX) 2 /n] Keterangan: r ix i X n = Koefisien korelasi antara i dan Y = Skor item = Skor total = Banyaknya subjek Penentuan kesahihan item didasarkan pada korelasi item-total dengan batasan r ix 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang koefisien korelasinya kurang dari 0,30 daya pembedanya rendah (Azwar 2005;65). Setelah menganalisi hasil uji coba alat, dari 100 item pernyataan yang diujicobakan, diperoleh 55 item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 atau dianggap valid dan dapat digunakan, sedangkan 45 item memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 atau dianggap tidak valid/gugur. Hasil uji coba instrumen menunjukkan struktur instrumen kurang seimbang pada setiap aspek. Item aspek cinta lebih sedikit dari pada aspek kebaik dan kecerdasan sosial. Untuk membangun keseimbangan struktur instrument tujuh (7) buah item yang memiliki indeks daya beda yang mendekati 0,300 digunakan

13 89 sebagai item kuisioner setelah diperbaiki. Item-item yang diperbaiki dan digunakan sebagai item dalam skala karakter humanis adalah item no: 5,10, 27, 41, 52,56, 58. Hasil uji validitas Instrumen Skala Karakter Humanis tampak pada Tabel 3. 3 di bawah ini. Rekapitulasi hasil uji validitas instrumen per item terlampir pada Lampiran 3. Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Item Skala Karakter Humanis No item pernyataan yang valid Favorable (+) 1, 7, 8,9,10, 18,19, 27,28, 31, 35,36, 37, 38, 39, 41, 44,47, 49, 51, 58, 67,77, 81, 83,87,88,89, 92, 94, 96, 98,99 Unfavorable (-) 3, 5,13, 14, 15, 16, 26, 29, 32, 33, 34, 42, 43, 53,54,55,57,62, 63,71,78,79,80,82,84,86,90,97 No item pernyataan yang tidak valid 11, 46,61,91,17, 52, 68, 59,74, 94, 20, 45,50, 60, 70, 85, 95,100 6, 31,21, 56, 67, 76, 2,12,22,72,23,73, 93, 4,24, 64,69, 25, 30,40, 65, 75, Tabel 3.4. di bawah ini menampilkan distribusi item-item pada Skala Karakter Humanis yang dinyatakan valid setelah dilakukan penomoran ulang. Sedangkan Skala Karakter Humanis Setelah Uji Coba terlapir pada Lampiran 6. Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrumen Skala Karakter Humanis Setelah Uji Coba Aspek Strength Indikator Item Jumlah Sub of Character Favoreble Unfavoreble Total Humanity 1. Cinta (Love)) 1.1. Siswa mampu 1,18,27,23 11, memberikan dukungan kepada orang lain Siswa mampu menjaga hubungan baik dengan orang lain. 33,48,59 37,43,52 6

14 90 Aspek Strength of Character Humanity 2. Kemurahan hati (Kindness) 3. Kecerdasan sosial (Social Intelligence) Indikator Item Jumlah Sub Favoreble Unfavoreble Total 1.3. Siswa mampu membangun hubungan timbal balik dengan orang lain 2.1. Siswa mampu bersikap baik kepada orang lain Siswa mampu mengasihi orang lain Siswa mampu menunjukkan sikap peduli terhadap orang lain untuk kebaikan orang lain Siswa bersimpati terhadap sesama Siswa mampu memahami orang lain untuk perkembangan orang lain tersebut Siswa mampu mengenal perasaan diri sendiri Siswa mampu mengatur diri sendiri. 4, 15,24, 36 19, , 38,40,49, ,42,44 5,25, 12, 16 2, 8, 20, ,54,50 34, 41, ,6,30, 13, 9,17, ,58,62 35,46,51 6 7,22 3, ,47,56 4 TOTAL Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas Skala Karakter Humanis diuji dengan menggunakan teknik analisis Alpha Chornbach. Penggunaan teknik analisis Alpha Chornbach ini didasarkan atas pertimbangan penghitungan reliabilitas instrumen Skala Karakter Humanis diperoleh lewat penyajian satu bentuk instrumen yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single trial administration) (Azwar, 2005). Proses penghitungan tingkat reliabilitas Skala Karakter Humanis dilakukan dengan bantuan komputer program SSPS (Statistical Programme For Social

15 91 Windows). Dari perhitungan reliabilitas diperoleh reliabilitas Skala Karakter Humanis sebesar 0,936. Taraf reliabilitas dinyatakan dalam suatu koefisien, yaitu koefisien reliabilitas. Gulford (dalam Furqon, 2002) menjelaskan bahwa kualifikasi normatif nilai koefisien reliabilitas ditunjukkan pada Tabel 3.5. berikut ini. Tabel 3.5. Kriteria Nilai Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,00-0,19 0,20-0,39 0,40-0,59 0,60-0,79 0,80-1,00 Kualifikasi sangat rendah Rendah Sedang Tinggi sangat tinggi Dengan demikian, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kualifikasi reliabilitas sangat tinggi. Dengan kata lain instrumen skala karakter humanis yang digunakan dalam penelitian dinyatakan reliabel (andal). Hasil penghitungan validitas dan reliabilitas alat terdapat pada Lampiran 4. G. Analisis Data Data penelitian menggunakan analisis statistik. Pertanyaan penelitian pertama tentang tingkat karakter humanis siswa dijawab melalui konversi skor responden dengan skor ideal yang berpedoman pada Penilaian Acuan Patokan (PAP) untuk mendapatkan gambaran karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran Kategorisasi ditentukan berdasarkan formula serperti pada Tabel 3.6 berikut ini.

16 92 Tabel 3.6 Penyusunan Skala Konversi Skala Lima Skala Sigma Skala Angka Keterangan +1,5 µ +1,5σ < X Kategori sangat tinggi +0,5 µ + 0,5σ < X µ + 1,5σ Kategori tinggi -0,5 µ - 0,5σ < X µ + 1,5σ Kategori Sedang -1,5 µ - 0,5σ < X µ -1,5σ Kategori rendah X µ-1,5σ Kategori sangat rendah Keterangang: X maksimum teoretik : skor tertinggi yang mungkin diperoleh X minimum teoretik σ dalam skala : skor terendah yang mungkin diperoleh dalam skala : standar deviasi, yaitu luas jarak rentang yang dibagi dalam sebaran satuan deviasi µ : mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari skor maksimum dan minimum Adapun deskrisi masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Sangat Tinggi. Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang dengan sangat baik memahami, merasakan, dan meyakini serta

17 93 menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta kemudian mewujudkannya dalam bentuk perilaku nyata. 2. Tinggi Kategori tinggi menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pada kategori ini seseorang dengan baik memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta kemudian mewujudkannya dalam perilaku sehari-hari. 3. Sedang Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Pada kategori ini seseorang memahami, merasakan, dan meyakini serta menginternalisasi dalam dirinya nilai-nilai karakter humanis, serta nilai-nilai karakter humanis tersebut diwujudkan dalam perilaku sehari-hari namun belum baik, dan jarang dipraktekkan.

18 94 4. Rendah Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, namun belum diwujudkan secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan seharihari. Pada kategori ini pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian seseorang akan nilai-nilai karakter humanis kurang. Nilai-nilai karakter humanis tersebut juga belum diwujudkan dalam perilaku sehari-hari secara baik. 5. Sangat Rendah Kategori ini menggambarkan seseorang memiliki seperangkat nilai dasar yang membangun pribadinya yaitu kekuatan interpersonal yang memberikan wawasan sosial, kepedulian kepada orang lain, dan kekuatan untuk membangun hubungan baik dengan orang lain, yang terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, namun tidak diwujudkan secara baik dalam sikap dan perilaku dalam kehidupan seharihari. Pada kategori ini pemahaman, perasaan, dan penginternalisasian seseorang akan nilai-nilai karakter humanis sangat kurang. Nilai-nilai karakter humanis tersebut tidak diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Pertanyaan kedua penelitian ini tentang keefektifan program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning melalui kegiatan di masyarakat untuk

19 95 meningkatkan karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahu Ajaran dilakukan dengan teknik statistik uji dua data sampel berpasangan. Uji t berpasangan digunakan untuk menganalisis perbedaan keefektifan program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning untuk meningkatkan karakter humanis siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran antara pratest dan posttest pada siswa Kelas IX SMP Salman Al Farisi, Bandung, Tahun Ajaran yang mengikuti program bimbingan pribadi-sosial berbasis experiential learning. Uji t berpasangan dilakukan dengan menggunakan SSPS versi Hasil uji t terlampir pada lampiran 5.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 15 Bandung. Sekolah ini beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Desain Penelitian KE

Tabel 3.1 Desain Penelitian KE 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pengertian metode kuantitatif menurut Sugiyono (008:8) adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja review ahli, hasil uji coba kelompok kecil dan hasil uji coba empiris.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kerja review ahli, hasil uji coba kelompok kecil dan hasil uji coba empiris. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil pengembangan inventori kesiapan kerja yang meliputi: hasil penelitian dan pembahasan pengembangan inventori kesiapan kerja review

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk

BAB III METODE PENELITIAN. program intervensi konseling REBT dengan pendekatan naratif untuk 57 BAB III METODE PENELITIAN Dalam Bab berikut dipaparkan mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional variabel, instrument penelitian, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2012:3). Menurut kamus Webster s New International,

Lebih terperinci

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2

Pretest Perlakuan Posttest AO AO 1 X AO 2 BO BO 1 BO 2 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas mengenai pendekatan dan desain penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian,

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode korelasional yaitu suatu cara untuk menemukan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, akan dibahas mengenai metodelogi penelitian yang meliputi Variabel Penelitian & Definisi Operasional, Subyek Penelitian & Tehnik Sampling, Desain Penelitian, Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Pada penelitian ini populasi penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMP Yayasan Atikan Sunda (YAS) Bandung tahun ajaran 2012/201, hal ini merujuk pada pendapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan mendapatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan mendapatkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan tujuan mendapatkan profil karakter kepemimpinan terhadap siswa SMP Laboratorium Percontohan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan 27 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan rancangan penelitian yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diteliti, untuk menjelaskan hubungan antara minat mahasiswa dalam membaca buku

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung. 2. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian memegang peranan penting dalam suatu penelitian, karena salah satu ciri dari penelitian adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai penentu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Lokasi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat ataupun wilayah yang akan diteliti. Peneliti melakukan penelitian di SMPN 3 Bandung,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pada penelitian ini, peneliti akan mengetahui hubungan pola asuh dan kecerdasan emosi terhadap perilaku prososial pada remaja akhir, sehingga pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan 49 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMP Negeri 1 Punggur Lampung Tengah dan waktu pelaksanaan penelitiannya pada tahun pelajaran 2013/2014. B. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana metode ini merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Metro. Waktu penelitian ini adalah pada tahun pelajaran 2014/2015. B. Metode Penelitian Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kuantitatif karena penelitian ini menggunakan perhitungan statistik dalam pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu Sugiyono(2014:2). Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kelompok kontrol dan subjek tidak dipilih secara random. Hasil O1 X BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimental). Alasan peneliti menggunakan metode ini karena tidak menggunakan kelompok kontrol dan subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Sebuah penelitian membutuhkan suatu objek yang akan diteliti sebagai sumber data, yang dimana objek tersebut disesuaikan dengan masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 4 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Pedoman Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung. 2. Populasi Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 72 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Pokok bahasan bagian ini adalah lokasi dan subjek populasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest

BAB III METODE PENELITIAN. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest 79 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan desain one group pretest and post-test atau dapat disebut juga penelitian pra eksperimen. ini Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini merupakan penelitian korelasional, maka bentuk yang dianggap paling tepat adalah menggunakan bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif korelasional. Penelitian dengan pendekatan kuatitatif menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab III disajikan hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan metode penelitian yang digunakan. Bagian ini membahas, definisi operasioanal variabel, pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah.

METODE PENELITIAN. menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah. Hal-hal yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan metode akan BAB III METODE PENELITIAN.1 Metode Penelitian Metode merupakan suatu syarat penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam penelitian, karna keberhasilan suatu penelitian tergantung dari pemilihan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut :

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, dengan dua variabel X dan Y. Kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Desain penelitian korelasional dipilih oleh peneliti karena desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III MTOD PNLITIAN 3. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Menurut Ruseffendi (005) penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan untuk membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada metode penelitian ini akan dibahas mengenai model pengembangan inventori kesiapan kerja, prosedur pengembangan inventori kesiapan kerja, uji coba item, dan teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif yang dibuat ke dalam pendekatan penelitian korelasional, melalui pendekatan yang dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional, di sini penulis hanya bermaksud untuk mengumpulkan data dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT. Prudential Life Assurance (Prudential

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Dalam eksperimen ini peneliti menggunakan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent Variabel),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maksum (2012:68) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Maksum (2012:68) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Ali Maksum (2012:68) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian. suatu penelitian (Arikunto,2006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,006: 118). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga menjelaskan tentang metode penelitian yang mencakup tentang pendekatan, metode, desain penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen semu (quasi eksperimen). Penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang menghasilkan gambaran tentang profil kemampuan komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang ingin BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan yang dikaji dan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan 35 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang di gunakan untuk mengumpulkan data dengan tujuan tertentu. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain penelitian berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran karier peserta didik. Sugiyono menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Waktu dan Jenis Penelitian Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMA 1 Bae Kudus yang beralamatkan di Jl. Jend Sudirman Km 04, Ngembalrejo, Kecamatan Bae, Kudus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research). 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif ( descriptive research). Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling islami dalam membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab dua (kajian pustaka) telah membahas teori yang telah menjadi dasar penelitian. Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam bab kajian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan III. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, serta hal yang penting dalam suatu penelitian. Metode penelitian menjelaskan

Lebih terperinci