PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRACT
|
|
- Budi Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI I Gede Herry Purnama 1), Sang Gede Purnama 2), Ni Md Hitapretiwi Suryadhi 3), I Nengah Sujaya 4), Ni Made Utami Dwipayanti 5) 1,2,3,4,5) Bagian Kesehatan Lingkungan, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana patjoel@yahoo.com ABSTRACT Open defecation is still a common practice among approximately 45% Indonesia population who live in rural area. Persistent behavior is not only the result of community unawareness and lack of demand towards sanitation, but also influence by lack of sanitation option available at local market. In Kubu district, Kubu II Health Center has been implementing Community Led Total Sanitation (CLTS) program to increase community awareness on sanitation and facilitating community collective action to address the problems. On the other side, issue on wasting water after flushing closet became one major issue which potentially inhibits community led to total sanitation program. One way to solve this issue is by introducing Septic Tank Bio filter as an advanced processed of healthy toilet to the sanitation entrepreneurship. Interested candidates were introduced with how to implement Septic Tank Bio Filter, increasing way of doing business plan strategies which could be developed to suit local conditions. During the facilitating period of sanitation marketing in Kubu districts, some barriers were found such as lack of knowledge in implementing Septic Tank Bio Filter and only few sanitation entrepreneur who want to implement this new technology before selling it to the community. Those barriers are expected to be addressed through continuous communication between health centre, local village government, user community in regards of funding scheme and support for improving sanitation demand. Keywords: Sanitation, Septic Tank Bio Filter, Sanitation Enterpreneur 1. Pendahuluan Pemutakhiran laporan target MDGs Indonesia tahun 2010 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia masih Buang Air Besar (BAB) di sarana jamban yang tidak sehat termasuk BAB di sembarang tempat terutama masyarakat di pedesaan (Alisjahbana, 2010). Pada tahun 2010, hanya 38,4% dari penduduk pedesaan yang memilki akses terhadap sanitasi yang sehat dan angka cakupan sanitasi tidak bartambah secara berarti dalam tiga puluh tahun terakhir terutam di pedesaan (Alisjahbana, 2010). Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap sasaran Pembangunan Millenium (Milenium Development Goals-MDGs) Indonesia untuk bidang sanitasi sebagai suatu sasaran yang memerlukan perhatian khusus karena belum berada pada jalur. Karena itu diperlukan upaya dan metode yang tepat, murah dan cepat untuk meningkatkan status sanitasi tersebut.
2 Sampai saat ini investasi pemerintah dan lembaga donor tidak pernah dirasa cukup untuk meningkatkan akses sanitasi secara cepat. Banyak penelitian juga telah membuktikan bahwa subsidi untuk pembangunan sarana sanitasi justru akan menghambat kemajuan sanitasi karena akan mempengaruhi rumah tangga lainnya untuk tidak menginvestasikan dananya sendiri dan berharap akan memperoleh bantuan sejenis dari pemerintah. Oleh karena itu diperlukan strategi untuk menggunakan anggaran pemerintah yang terbatas dalam rangka menggalang invenstasi yang jauh lebih besar dari sumber-sumber dana non pemerintah seperti dana masyarakat dan sektor swasta. Kecamatan Kubu yang termasuk ke dalam wilayah kerja Puskesmas Kubu II merupakan salah satu Kecamatan yang memiliki cakupan sarana air bersih dan sanitasi dasar yang rendah khususnya bagi dusun-dusun yang terletak dilereng pegunungan.cakupan tersebut akhirnya menunjang praktek-praktek BAB sembarangan dan perilaku tidak hygiene lainnya.mulai akhir 2011, Puskesmas Kubu II telah berupaya melakukan pemicuan untuk meningkatkan kebutuhan (increasing demand) di beberapa dusun. Hasilnya, masyarakat terlihat antusias dan mulai membangun sarana sanitasi sesuai dengan kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki masyarakat tanpa ada bantuan dana sedikitpun dari pihak puskesmas atau pihak luar lainnya. Sebagai contoh, kelompok masyarakat Cangkeng (31 KK) di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Karangasem saat ini telah mencapai cakupan jamban 90% dimana pada awal sebelum pemicuan cakupan jamban adalah 0%. Kulkul-2, Muntigunung, Tianyar Barat telah membangun 9 jamban sejak kegiatan pemicuan.demikian pula dengan masyarakat di Dusun Pedahan di desa Tianyar Timur juga sudah memulai membangun jamban (10 buah) dengan kemampuannya masing-masing dan masih terus berlanjut. Untuk mempercepat akses sarana sanitasi, perlu adanya sistem suplai lokal yang sanggup menyediakan sarana sanitasi bagi kebutuhan masyarakat yang meningkat tajam. Sistem suplai ini akan mencakup adanya suplai material yang cukup oleh pengusaha material lokal, keterampilan tukang lokal yang baik mengenai pilihan teknologi dan konstruksi sarana sanitasi yang sehat serta dapat dipercepat dengan munculnya wirausaha-wirausaha sanitasi yang dapat memberikan pelayanan terintegrasi mulai dari pilihan teknologi, konstruksi dan pemeliharaan sarana sanitasi. Oleh karena itu, suatu upaya untuk meningkatkan kapasitas tukang lokal, meningkatkan jumlah penyediaan material melalui toko-toko material dan menjaring calon-calon wirausaha di Tianyar Barat dan Tianyar Tengah yang yang dapat menangkap peluang usaha dengan adanya
3 permintaan ini sangat perlu dilakukan. Jika tidak, maka upaya puskesmas dan desa melakukan pemicuan untuk meningkatkan permintaan akan jamban akan tidak optimal. 2. Kerangka Penyelesaian Masalah Berdasarkan analisis situasi dan hasil diskusi dengan aparat Desa Tianyar Barat dan aparat Desa Tianyar Tengah, maka ipteks yang akan ditransfer kepada masyarakat tukang dan masyarakat calon pengusaha akan dilakukan melalui beberapa pelatihan dan dengan proses pendampingan dari pengusaha berpengalaman yang didatangkan dari Asosiasi Pengusaha Sanitasi Indonesia (APSANI) dan Water and Sanitation Program (WSP) the World Bank. Adapun beberapa langkah kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan iklim wirausaha sanitasi di Desa Tianyar Barat dan Tianyar Tengah sesuai dengan kesepakatan adalah sebagai berikut: 1. Analisis situasi terakhir 2. Workshop Wirausaha Sanitasi 3. Pendampingan Pengembangan Usaha Sanitasi 3. Hasil Kegiatan 3.1. Analisis Situasi Terakhir Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan analisis mengenai permasalahan dan kendala dalam penerapan STBM di wilayah kerja Puskesmas Kubu II. Termasuk tantangan dan masalah yang dihadapi dalam penerapan STBM selama ini. Diskusi yang dilakukan bersama sanitarian dan staf puskesmas, aparat desa, serta Yayasan Masa Depan Anak bersama tim pengabdian dari Universitas Udayana. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 April Saat itu didapatkan hasil akhir bahwa salah satu kendala dalam penerapan STBM adalah minimnya kemauan masyarakat dalam membuat Septik Tank karena merasa air terbuang percuma untuk menyiram closet setelah Buang Air Besar yang disampaikan oleh Sanitarian Puskesmas Kubu II dan staf Yayasan Masa Depan Anak berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi mereka selama ini. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui dan disepakati bahwa diperlukan usaha tambahan untuk meningkatkan kemauan masyarakat untuk membuat Septik Tank, dengan pendekatan teknologi tambahan sehingga air yang keluar dapat dimanfaatkan. Disepakati juga untuk membuat suatu model yang dapat dilihat oleh Tukang Sanitasi, mengingat teknologi yang akan ditransfer dan diterapkan (Septik Tank ) adalah hal baru bagi mereka. Pembuatan model akan dilakukan pada fasilitas umum (sekolah) agar masyarakat tidak merasa Puskesmas Kubu II dan pihak terlibat lain pilih kasih jika diterapkan di salah satu rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Kubu II.
4 3.2. Workshop Wirausaha Sanitasi Kegiatan workshop wirausaha sanitasi yang diikuti oleh 25 peserta dilaksanakan dengan dipandu oleh 3 orang pelatih utama dan dibantu oleh beberapa orang pelatih pendukung. Acara pelatihan ini dibuka oleh Kepala Puskesmas Kubu II dan juga dihadiri oleh perwakilan dari beberapa LSM, Kepala Desa Tianyar Barat dan Kepala Desa Tianyar Tengah. Kehadiran para stakeholder ini diharapkan dapat mendukung upaya koordinasi dan penyelarasan pembangunan sanitasi antara para pihak yang terlibat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tukang sanitasi di Desa Tianyar Barat dan Desa Tianyar Tengah. Peserta diberikan penjelasan mengenai apa dan bagaimana Teknologi Septik Tank. Bagaimana cara pembuatan dengan menggunakan bahan dan material lokal yang tersedia di wilayah mereka. Peserta juga diberi pembekalan dengan melihat model Septik Tank yang telah dibuat di SD Tiying Tali. Paling penting lagi adalah prinsipprinsip mengenai bagaimana memanfaatkan air hasil olahan di Septik Tank, sehingga nantinya para tukang tersebut dapat memberikan alternatif pengolahan akhir tinja, yang tujuan utamanya adalah meningkatkan kemauan masyarakat kembali untuk menggunakan sarana BAB sendiri berupa Septik Tank dengan. Peserta juga memperoleh materi tambahan berupa perilaku hidup bersih dan sehat, juga materi tentang jamban dan lingkungan sehat. Peserta Pelatihan ini berasal dari perwakilan masing-masing Desa yang ada di Kecamatan Kubu, Perwakilan Puskesmas Kubu 1, Perwakilan Puskesmas Kubu 2, Perwakilan LSM lain yang beraktifitas di Kecamatan Kubu khususnya wilayah Munti Gunung, Guru SD Tiying Tali, dan Fasilitator CLTS. Pelatihan akan dikembangkan pada 2 (dua) perlakuan. Pertama, pembelajaran di kelas yang akan mengembangkan konsep dan teori, serta membangun pemahaman dasar tentang Septik Tank, proses produksi pembuatan jamban sehat, dan presentasi produk. Seluruh proses di kelas sebelum ke lapangan diharapkan akan memberi landasan pembekalan peserta untuk siap terjun ke lapangan sejak presentasi produk hingga praktek pembangunan jamban. Kedua, pembelajaran di lapangan melalui praktek kerja lapangan. Praktek lapangan dilaksanakan untuk memperjelas proses produksi pembuatan jamban sehat dan presentasi Septik Tank di depan calon pelanggan. Kegiatan praktek lapangan dilakukan di SD Tiying Tali.
5 Jadwal pelaksanaan kegiatan praktek di fasilitas umum tersebut telah dikondisikan dan dikoordinasikan sehingga warga masyarakat dan perangkat lainnya siap untuk mendukung pelaksanaan praktek tersebut. Selanjutnya peserta diajak untuk memetik pembelajaran berdasarkan pengalaman proses praktek tersebut. Pada sesi terakhir peserta diajak berdiskusi kembali untuk melihat sehauj mana pemahaman mereka terhadap teknologi yang diperkenalkan. Sebagai langkah untuk memastikan pelatihan / training ini menghasilkan keluaran atau langkah konkrit maka menjadi kewajiban peserta untuk menyusun Rencana Tindak Lanjut berupa RENCANA TINDAK LANJUT. Workshop difasilitasi oleh dosen bidang teknik lingkungan (I Gede Herry Purnama) dan dibantu narasumber dari Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana (Sang Gede Purnama). Selama pelatihan, kegiatan juga dibantu oleh Sanitarian Puskesmas Kubu II (Ibu Desi Suarmini) serta tim CLTS Verein Zunkunt fur Kinder. Kegiatan dimulai dengan persiapan lokasi praktek pada tgl 9 dan 12 Mei 2015, dan dilanjutkan dengan pelatihan mulai tanggal 26 Mei 2015, bertempat di SD Tiying Tali, Kecamatan Kubu, Karangasem.Sebelum dilakukan pelatihan, telah dipersiapkan model Septik Tank yang dibantu oleh tukang-tukang sanitasi di wilayah Munti Gunung, yang didampingi oleh tim pengabdian. Peserta pelatihan yang hadir adalah 25 orang yang berasal dari semua perwakilan desa dari wilayah kerja Puskesmas Kubu II. Tabel 1. Tabel Rencana Tindak Lanjut Pelatihan Wirausaha Sanitasi Kecamatan Kubu No Desa/ Kelom pok 1 Desa Tianyar Tengah 2 Munti Gunung 3 Dusun Bonyoh dan Pucang 4 Ekaadn ya Tianyar Timur Kegiatan Waktu Target Pasar Merubah Septik Tank menjadi Septik Tank a.merubah Septik Tank lama menjadi b.renovasi jamban lama menjadi c.bikin baru model a.sosialisasi kepada masyarakat b. Merenovasi jamban yang sudah ada Memperkena lkan Septik Tank kepada kelompok masyarakat Bulan 6 3 minggu 3 minggu 3 Bulan Bulan ini Kalau ada biaya Akhir desemb er 2015 Padangsari, Moncol Miing Pilah Megantung Asah dan Kresek Ban Ban Wanita Suka Maju Dari semua proses pelatihan tersebut dapat terlihat bahwa peserta sangat antusias mengenai materi yang diberikan baik terkait dengan pengembangan usaha maupun
6 mengenai jamban sehat dan opsi sanitasi, karena selama ini pengetahuan masyarakat mengenai teknologi tersebut sangat terbatas. Perhatian peserta tersebut terlihat dengan keseriusan peserta mengikuti kegiatan pelatihan dari hari pertama hingga hari terakhir sampai tuntas. Dari pelatihan ini motivasi peserta untuk mengembangkan wirausaha sanitasi juga terlihat sangat baik dengan tersusunnya rencana usaha dan rencana tindak lanjut bersama dengan stakeholder yang lain untuk mempercepat pembangunan sanitasi di wilayah Kecamatan Kubu, Karangasem. Hal ini sangat penting karena sebagai dasar pengembangan program STBM, salah satu komponen yang harus diperkuat selain Increasing Demand dan Enabling Environment adalah Improving Supply System. 3.3 Pendampingan Pengembangan Usaha sanitasi Kegiatan pendampingan Wirausawan Sanitasi dilakukan selama 2 kali. Prinsip dasar pengembangan pemasaran sanitasi di wilayah Puskesmas Kubu II disepakati bahwa dalam pemasaran sanitasi tetap memegang prinsip STBM yakni tanpa subsidi (bantuan) materi baik itu bahan maupun uang yang diberikan kepada masyarakat pengguna. Uang yang diperoleh dari bantuan sebaiknya dimanfaatkan sebagai modal untuk memberikan kredit ringan kepada masyarakat yang pada suatu saat akan terbayar lunas. Prinsip kedua adalah model-model dan bentuk jamban boleh dimodifikasi bebas asal masih memenuhi syarat kesehatan yakni: tidak mencemari sumber air, tidak ada kontak serangga dan manusia dengan kotoran, aman dan nyaman. Prinsip ketiga adalah tidak mengutamakan keuntungan, tetapi memberi keleluasaan bagai masyarakat untuk menyediakan material inkind yang mampu mereka sediakan dan kekurangannya akan disuplai oleh pengusaha sanitasi. Dengan demikian paket-paket jamban yang ditawarkan setidaknya dapat seoptimal mungkin menggunakan bahan-bahan lokal yang juga didesain sesuai dengan kondisi lokal seperti kondisi tanah berpasir dan ketersediaan bebatuan pegunungan. Upaya dan strategi pemasaran yang potensial disesuaikan dengan kondisi di masyarakat sekitar, yaitu dengan cara: a. Bekerjasama dengan koperasi sehingga dapat memberikan cicilankredit ringan bagi masyarakat, dengan memberikan persentase komisi untuk pengumpul kredit sehingga proses dapat berkelanjutan. b. Melakukan pemasaran melalui pertemuan kelompok masyarakat yang sudah memperoleh pemicuan dari fasilitator CLTS. Pemasaran dan perkenalan pengusaha sanitasi juga akan dilakukan melalui pertemuan komite sanitasi di Dusun Muntigunung. c. Pihak puskesmas dan kader yang melakukan fasilitasi pemicuan di masyarakat akan selalu berkomunikasi dengan pihak pengusaha sanitasi untuk menginformasikan kelompok masyarakat yang siap untuk menerima
7 tawaran opsi sarana sanitasi dari pengusaha. Demikian sebaliknya, setiap jamban yang terbangun oleh pengusaha sanitasi dan mandiri oleh masyarakat harus selalu dikomunikasikan kepada kader dan puskesmas untuk mengkalkulasi total cakupan sarana sanitasi di desa. Pada akhir proses Pendampingan ke-2 didapatkan beberapa hal diantaranya bahwa wirausaha sanitasi di Desa Kubu belum dapat bergerak sempurna karena pembuatan Septik Tank baru dilakukan di rumah mereka masing-. Hal ini dikarenakan keinginan mereka untuk menerapkan terlebih dahulu sebelum dipasarkan kepada masyarakat, dan untuk membuktikan bahwa air yang dipakai untuk menyiram toilet tidak terbuang percuma. Tambahan dari peserta yang lain menyatakan bahwa masyarakat sebenarnya antusias untuk memiliki Septik Tank, hanya saja terkendala dana. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun tambahan Biofiltr adalah berkisar Rp ,-. Seorang pengusaha Sanitasi pun menawarkan cara pembayaran secara kredit yang bisa dicicil dalam jangka waktu 3 bulan. Cara seperti itupun masih dirasa berat oleh masyarakat.masyarakat meminta agar biaya tersebut bisa dicicil sebanyak 6 kali (Rp ,00 per bulan). Solusi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengurangi isi paket jamban sehingga biayanya juga dapat lebih murah. 4. Kesimpulan Dari proses pelatihan wirausaha sanitasi yang diikuti oleh 25 peserta, telah berhasil membuka wawasan dan memberikan motivasi kembali kepada masyarakat Kecamatan Kubu untuk mengembangkan usaha di bidang sanitasi. Selain itu keterampilan pendukung seperti pemahaman dan praktek mengenai teknologi jamban sehat Septik Tank akan dapat bermanfaat tidak hanya dalam bidang sanitasi, tetapi juga pengembangan usaha di bidang lainnya. Dari pelatihan tersebut peserta telah mampu menyusun rencana tindak lanjut dan peningkatan keterampilan dalam melakukan konstruksi jamban sehat. Motivasi peserta mengikuti proses pelatihan dan pendampingan di wilayahnya sangat baik, karena masyarakat merasa diberikan kekuatan lagi untuk bisa melakukan sesuatu karena telah mengetahui inovasi terhadap isu kehilangan air yang digunakan menyiram closet, dengan memanfaatkannya kembali untuk tujuan lain (added value terhadap efluen). Beberapa kendala yang dihadapi oleh masyarakat adalah terkait modal usaha dan daya beli masyarakat yang sangat rendah terhadap paket jamban yang ditawarkan. Beberapa peserta pelatihan memiliki komitmen yang baik untuk terus mempromosikan jamban diwilayahnya, namun menghadapi kesulitan di beberapa tempat yang
8 masyarakatnya masih memiliki kesdaran akan sanitasi sangat rendah dan juga jenis program lain yang memberikan bantuan material gratis untuk pembangunan jamban kepada masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya yang sinergis juga dengan kegiatan pemicuan perubahan prilaku di masyarakat untuk stop buang air besar sembarangan, sehingga upaya promosi sarana jamban dapat disambut baik oleh masyarakat yang sudah sadar akan pentingnya sarana sanitasi. 6. REFERENSI 1. Alisjahbana, A. S. (2010). Report on the Achievement of the Millennium Development Goals Indonesia Jakarta: National Development Planning Agency (BAPPENAS). 2. Balitbangkes (2010). Laporan Riset Kesehatan Dasar 2010, Kementrian Kesehatan, Jakarta 3. Sekretariat STBM (2012). Materi Advokasi STBM 2012, Direktoran Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan, Jakarta. 4. Supari, S. F. (2008). Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).No. 852/MENKES/SK/IX/2008. Jakarta, Kementrian Kesehatan, Republik Indonesia. 5. WSP (2012). Material Presentasi di BAPEDA Propinsi Bali dalam rangka advokasi STBM.
PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRAK
JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 1, JANUARI 2016 PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN I. G. H. Purnama 1, S. G. Purnama 2, M. A. H. Suryadhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masih terdapat cukup banyak penduduk dunia yang belum memiliki fasilitas sanitasi. Dimana, menurut data MDGs tahun 2012, 15% penduduk dunia atau sekitar 1,1 milyar
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG
PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan
Lebih terperinciBUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,
BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITARIAN DALAM MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT NI LUH SARI ADNYANI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITARIAN DALAM MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT NI LUH SARI ADNYANI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT
PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PAMSIMAS II: Komponen Kesehatan Direktur Penyehatan Lingkungan Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Regional 3 Denpasar, Bali 29 Sept
Lebih terperinciDISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA
DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA NAWA CITA : INDONESIA SEHAT Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan mencegah Masyarakat terkena
Lebih terperinciVOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 90-98
Community Health VOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 90-98 Artikel Penelitian Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan global Millennium Development Goals bidang sanitasi, saat ini dihadapkan pada kenyataan bahwa diperkirakan masih 2,6 miliar orang (40% dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciVERIFIKASI ODF Di Komunitas
Monitoring & Evaluasi VERIFIKASI ODF Di Komunitas STBM/TSSM The World Bank Group Hubungi: Bagian yang menangani sanitasi perdesaan di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat atau Kantor Dinkes Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Pembangunan kesehatan pada dasarnya dilaksanakan oleh semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI
DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BERSAMA PROGRAM KKN DI DESA TARO GIANYAR
Udayana Mengabdi 12 (1): 27-31 ISSN : 1412-0925 IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BERSAMA PROGRAM KKN DI DESA TARO GIANYAR Dwipayanti, N.M.U., Sutiari N. K. Program Studi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciPerilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember)
Perilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) Community Behavior After Trigger Action at GESIT Program
Lebih terperinciSANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN
PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 1 / 24 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciA I R A N S A N I T A S I...
A I R D A N S A N I T A S I... Peran Keluarga dalam Pengelolaan SD Air, Sanitasi dan Higiene di Indonesia 84 % pd tahun 2011 Yg memiliki akses terhadap air bersih Daerah pedesaan (76 persen) dibandingkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh penyakit-penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), kecacingan, Demam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi yang tidak sehat dan buruk dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Penyakit
Lebih terperinciRINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :
RINGKASAN PENGARUH PENERAPAN METODE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) PASCA PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PRASTATI THALIB NIM : 811 409051 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup
Lebih terperinciINTEGRASI 3 KOMPONEN STBM
BIMA MENUJU KABUPATEN BASNO (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL) TH. 2015 DENGAN PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM PETA KAB.BIMA JUMLAH TINJA BERSERAKAN DI KAB.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN
PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 P2PL DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi Kesehatan Indonesia
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
UNIVERSITAS UDAYANA EVALUASI PENCAPAIAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGU KABUPATEN SUMBA TIMUR (STUDY KASUS DI DESA KAMBATA TANA) AFRIANI
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI
ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU BUANG AIR BESAR (BAB) SEMBARANGAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo) Oleh: UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lebih terperinciLampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.
79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati
Lebih terperinciTabel Deskripsi Program / Kegiatan
Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari
Lebih terperinciKEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN 1 Target Pemerintah dalam bidang Sanitasi Akses Air Minum dan Sanitasi Layak Indikator
Lebih terperinciLampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah
Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
Lebih terperinciIUWASH PLUS Penyehatan Lingkungan Untuk Semua
LINGKUP PEKERJAAN Penyedia Jasa Teknis untuk Mendukung Program Pemutakhiran Tangki Septik Di Medan & Deli Serdang, Sumatera Utara November 2017 - Februari 2019 Latar Belakang Program USAID Indonesia Urban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung terus berkembang dengan melakukan pembangunan di segala bidang yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga menuntut
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN SERIBU SARANA SANITASI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya
BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa Bandingan dan Desa Masaran Kecamatan Bawang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah dilaksanakan
Lebih terperinciKomponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan oleh LSM nasional dan LSM lokal yang meliputi
Komponen ini dilaksanakan melalui tiga subkomponen, yaitu: mobilisasi kelompok tani dan perencanaan desa, pengembangan kelembagaan, dan investasi fasilitas umum di tingkat desa. Komponen ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT
Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Halaman 45-50 PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN
KERANGKA ACUAN KEGIATAN DEKLARASI OPEN DEFICATION FREE (ODF) PILAR-1 : STOP BABS SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA SUNGAI MELAYU BARU KEC. SUNGAI MELAYU BARU A. LATAR BELAKANG A.1. Dasar Hukum
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO
SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,
Lebih terperinciAGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015
AGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015 DISAMPAIKAN PADA RAKORNAS PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014 DENPASAR, BALI 3-6 DESEMBER 2014 EKO SAPUTRO Waka CPMU Pamsimas Ditjen PP&PL PENDEKATAN
Lebih terperinciAbstrak 1. PENDAHULUAN
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Volume 8, Nomor 1, Januari 2016 Hal. 36-45 Penyediaan Jamban Sehat Sederhana Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah Berbasis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1
BAB I PENDAHULUAN 2.1 LATAR BELAKANG Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase
Lebih terperinciMembangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan
Membangun sanitasi dan kebersihan yang berkelanjutan di perkotaan Meningkatkan akses terhadap sanitasi Mengubah tantangan menjadi peluang Kondisi sanitasi di kota-kota kecil di Indonesia masih sangat memprihatinkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan teknologi sehingga mengakibatkan mobilitas
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI
BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI 4.1 Visi dan Misi AMPL Kabupaten Klaten A. VISI Visi Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) Kabupaten Klaten : Terpenuhinya air minum dan sanitasi
Lebih terperinciIRGSC Policy Brief. Menuju Pembangunan Sanitasi yang Berkelanjutan: Pembelajaran dari Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
IRGSC Policy Brief No 013, February 2015 Research and analysis from the Institute of Resource Governance and Social Change (IRGSC) www.irgsc.org Menuju Pembangunan Sanitasi yang Berkelanjutan: Pembelajaran
Lebih terperinciKELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Indonesia menetapkan sejumlah kebijakan yang mendukung percepatan kinerja pembangunan air minum dan sanitasi,
Lebih terperinciPeluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk
Peluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Dalam rangka memfasilitasi kegiatan penciptaan permintaan (Demand Creation), TERIMA BERSIH menggagas suatu kegiatan kompetisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat, yang saling berkaitan dengan masalahmasalah lain di
Lebih terperinciKERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA
KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA Permasalahan Mendesak Isu-Isu Strategis Tujuan Sasaran Indikator Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan SISTEM PENGELOLAAN AIR A. Sistem/Teknis a.
Lebih terperinciLAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK
LAPORAN KEGIATAN KICK OFF MEETING DAN LOKALATIH PENYUSUNAN DOKUMEN BPS/SSK KABUPATEN JAYAWIJAYA JUM AT 07 AGUSTUS 2015 KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN JAYAWIJAYA PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN (KSNP-SPALP)
Lebih terperinciDEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
DEPARTEMEN STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTER I STRATEGI NASIONAL SAN IT AS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DEPARTEMEN RI JAKARTA 2008 REPUBUK DAFTAR 151 KEPUTUSAN MENTER I RI MENIMBANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KERJASAMA MELALUI KKN POSDAYA DI UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR BANTEN
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Kerjasama Melalui KKN Posdaya di Volume 1, No. 1, Desember Universitas 2016: Page Mathla ul 6-10 Anwar Banten P-ISSN: 2540-8739 E-ISSN:
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PROGRAM ODF (OPEN DEFECATION FREE) DENGAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN Cici Violita Dewi Cintya Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KERJASAMA MELALUI KKN POSDAYA DI UNIVERSITAS MATHLA UL ANWAR BANTEN
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Volume 1, No. 1, Desember 2016: Page Asep 6-10 Sujana, Ika Meika P-ISSN: 2540-8739 E-ISSN: 2540-8747 PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KERJASAMA MELALUI KKN POSDAYA
Lebih terperinci1. Sub Sektor Air Limbah
1. Sub Sektor Air Limbah Permasalahan mendesak Tujuan Sasaran Strategi Indikasi Program Indikasi Kegiatan Praktek BABS saat ini 23% 1.Menyusun perda/perbup mengenai Penyusunan Perda/Perbup Konstruksi,
Lebih terperinciTerms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi
Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi 1. Gambaran Umum: Latar Belakang: AQUA berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Berdasarkan pengalaman masa lalu pelaksanaan pembangunan sanitasi di Kab. Bima berjalan secara lamban, belum terintegrasi dalam suatu perencanaan komprehensipif dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia yang harus diwujudkan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Lebih terperinciEvaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B
Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN RAPAT KOORDINASI REGIONAL II PAMSIMAS II KESEHATAN Makasar, 4 7 November 2015 Rencana Pemerintah Indonesia UNIVERSAL ACCESS 100%
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I.
EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I. EFFECTIVENESS OF MALNUTRITION PEER EDUCATOR TRAINING TO
Lebih terperinciRESUME RAPAT KORDINASI KICK OF MEETING DAN LOKAKARYA
RESUME RAPAT KORDINASI KICK OF MEETING DAN LOKAKARYA TEMPAT : Gedung Rapat Bappeda WAKTU : Rabu, 4 April 2012 PESERTA NARASUMBER : Pokja Sanitasi, Tim secretariat Pokja sanitasi, Kepala Kecamatan, Sanitarian,
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Pembahasan Strategi untuk keberlanjutan layanan sanitasi Kabupaten Lombok Timur tahun 2011-2015 menjadi penting karena akan menjadi acuan penetapan
Lebih terperinciGAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016
GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016 Ulfah Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang Email: ulfah.maria449@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014
KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) BAGI KOORDINATOR PROVINSI DAN FASILITATOR KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014 1. Latar Belakang Program Pamsimas II merupakan kelanjutan dari Program
Lebih terperinciPELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DI GIANYAR ABSTRAK
JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 3, SEPTEMBER 2016 PELATIHAN APLIKASI SOFTWARE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED UNTUK PERENCANAAN SUMBER DAYA N. M. S. Nopiyani 1, P. P. Januraga 2, P. Muliawan
Lebih terperinciL-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1
L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana
Lebih terperinci1. Jalin kerjasama dengan kecamatan, PKK dan Puskesmas: a. Lakukan sosialisasi CLTS di tingkat Kecamatan pada forum Rakorcam dan Rapat Bulanan di Pusk
MENGGERAKKAN MASYARAKAT SADAR JAMBAN DENGAN PENDEKATAN CLTS 1. Jalin kerjasama dengan kecamatan, PKK dan Puskesmas: a. Lakukan sosialisasi CLTS di tingkat Kecamatan pada forum Rakorcam dan Rapat Bulanan
Lebih terperinciLAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan
PEMERINTAH LAMPIRAN 5 Program dan Kegiatan A. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Penyusunan Masterplan Air Limbah Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1
1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah
Lebih terperinciMENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA
MENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA OVERVIEW 1. WAHANA VISI INDONESIA 2. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) 3. CLEAN
Lebih terperinciKOMUNITAS WIRAUSAHA SANITASI KABUPATEN WONOGIRI
KOMUNITAS WIRAUSAHA SANITASI KABUPATEN WONOGIRI Apakah CSS itu CSS singkatan dari Cipta Sehat Sanitarian Merupakan komunitas para wirausahawan sanitasi di Kabupaten Wonogiri. Wirausaha Sanitasi Wonogiri
Lebih terperinciRangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu
Lebih terperinciPEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA DI DUSUN CANDRAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN DAN PEMASARAN KRIPIK BONGGOL PISANG
Seri Pengabdian Masyarakat 2014 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 3 No. 3, September 2014 Halaman 211-215 PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA DI DUSUN CANDRAN MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN DAN
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. Umur
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL
HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR KABUPATEN TEGAL Dinar Andaru Mukti, Mursid Raharjo, Nikie Astorina
Lebih terperinciBAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3
Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kabupaten. Rumusan strategi Kota Ternate untuk layanan
Lebih terperinci