BAB I PENDAHULUAN. 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masih terdapat cukup banyak penduduk dunia yang belum memiliki fasilitas sanitasi. Dimana, menurut data MDGs tahun 2012, 15% penduduk dunia atau sekitar 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada kebiasaan buang air besar sembarangan yang masih dilakukan penduduk dunia. Kebiasaan BABS tersebut dilakukan oleh sekitar 626 juta orang penduduk di India, 14 juta penduduk di China, dan 7 juta penduduk Brazil. Kondisi seperti ini juga dialami oleh Indonesia. Menurut Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia 2010, sampai tahun 2009, proporsi rumah tangga di perkotaan yang memiliki akses sanitasi layak hanya sebesar 69,51% dengan peningkatan sebanyak 15,87% dari tahun Sedangkan proporsi rumah tangga di pedesaan yang memiliki akses sanitasi layak hanya sebesar 33,96% dengan peningkatan sebanyak 22,86% dari tahun Dan target MDGs tahun 2015 untuk proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di perkotaan dan pedesaan masingmasing sebesar 76,82% dan 55,55%. Dengan peningkatan yang lamban ini masih banyak penduduk Indonesia yang tidak dapat mengakses sanitasi dasar yang layak. Dimana menurut Indonesia Sanitation Sector Development, di tahun 2006 saja masih ada sebanyak 47% masyarakat Indonesia masih melakukan BAB sembarangan. Masalah sanitasi tersebut kemudian memicu munculnya permasalahan kesehatan dan penyakit yang membunuh banyak jiwa seperti diare. 1

2 2 Oleh karena fatalnya ancaman kesehatan yang muncul sebagai akibat dari buruknya perilaku hidup masyarakat, maka diperlukan suatu bentuk penanganan permasalahan yang tidak hanya ditujukan untuk memberantas kejadian penyakitnya saja, akan tetapi mampu memperbaiki perilaku hidup masyarakat ke arah yang lebih baik. Dimana kita ketahui, bahwa perilaku hidup tersebutlah yang menjadi akar dari permasalahan yang muncul di permukaan. Sebagai upaya akselerasi perubahan perilaku masyarakat untuk menjadi lebih sehat maka perlu dikembangkan sebuah strategi yang dapat dikelola oleh masyarakat secara mandiri. Strategi tersebut diimplementasikan melalui metode pendekatan spesifik agar proses perubahan perilaku bisa berjalan secara cepat dan luas. Metode pendekatan spesifik yang dimaksud adalah Community Led Total Sanitation (CLTS). CLTS diterapkan dengan melibatkan kegiatan fasilitasi atas suatu proses menyemangati dan memberdayakan masyarakat setempat. Dengan adanya fasilitasi ini diharapkan masyarakat berhenti melakukan BABS, mau membangun dan menggunakan jamban. Metode CLTS ini diterapkan untuk pertama kali di tahun 1999 oleh Kamal Kar yang bekerja sama dengan Pusat Sumber Daya Pendidikan Desa dan didukung oleh Water Aid, di sebuah komunitas kecil di district Rajshahi di Bangladesh (Kar, 2004). CLTS memiliki prinsip tidak memberikan subsidi agar tidak menciptakan sikap pengharapan eksternal dan ketergantungan, tidak menunjuk pada model jamban tertentu namun lebih mendorong inisiatif dan kapasitas masyarakat, tidak menggurui, tidak memaksa, masyarakat sebagai pemimpin, totalitas, dan hindari formalitas. Sejak dilaksanakan di tahun 1999 di Bangladesh, metode pendekatan ini kemudian menyebar ke berbagai negara Afrika dan Asia, termasuk Indonesia.

3 3 Indonesia melakukan uji coba pendekatan CLTS pertama kali pada tahun 2005 di 6 kabupaten (Sumbawa, Lumajang, Bogor, Muara Enim, Muara Bungo, dan Sambas). Hasil evaluasi yang dilakukan di pertengahan tahun 2006 menunjukkan bahwa masyarakat Bogor, Muara Enim, Muara Bungo, dan Sambas telah bebas dari kebiasaan buang air besar di tempat terbuka (Anonim, 2011a). Karena keberhasilan tersebut maka, WSP-EAP mengadopsi metode CLTS dalam proyek TSSM/SToPS yang dilaksanakan di Jawa Timur. Metode CLTS yang mulai diterapkan di Jawa Timur pada tahun 2007 ini terlaksana dengan sukses. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan akses jamban sehat secara swadaya oleh KK sejak tahun 2008 sampai Maret 2012 (Saputera et al, 2012). Seiring dengan pelaksanaan TSSM di Jawa Timur, ditetapkanlah STBM sebagai strategi nasional pada tahun Kebijakan nasional tersebut ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008. Dengan ditetapkannya kebijakan nasional tersebut maka, pembangunan sanitasi di Indonesia harus sinergi dengan pendekatan dan prinsip yang ada dalam STBM. Program STBM di Indonesia dikelola pemerintah pusat hingga tingkat pemerintah daerah, selain bekerja sama dengan LSM, lembaga pendidikan, dan sektor swasta. Selain Jawa Timur, pelaksanaan program STBM dengan menggunakan metode pendekatan CLTS juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik di NTB (Waji, 2013). Dimana pelaksanaannya sangat didukung oleh pemerintah provinsi, dengan ditetapkannya program unggulan provinsi yang diberi nama BASNO. Peningkatan akses sanitasi yang dialami oleh NTB, dibuktikan dengan bertambahnya akses JSP sebanyak KK dan JSSP KK setelah dilakukannya pemicuan di tahun 2012 (Anonim, 2011c).

4 4 Provinsi Bali sendiri mulai menerapkan STBM pada pertengahan tahun 2011, dimana lokasi pelaksanaan program yang pertama yaitu di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Sampai saat ini program STBM masih dikembangkan di 9 kabupaten/kota yang ada di Bali. Sektor terdepan pelaksanaan program STBM di Bali adalah Dinas Kesehatan yang bekerja sama dengan instansi terkait. Puskesmas sebagai salah satu instansi pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat, memegang peranan penting dalam pelaksanaan program ini. Karena sanitarian secara umum memiliki tupoksi (tugas pokok dan fungsi) untuk melaksanakan upaya kesehatan lingkungan, maka pengkoordinir kegiatan STBM adalah sanitarian di masing-masing puskesmas. Pelaksana program STBM juga perlu memiliki ketrampilan dalam melaksanakan program STBM ini, khususnya memicu masyarakat dengan metode CLTS dan memantau perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu diadakanlah pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan sanitarian puskesmas. Sampai saat ini sanitarian puskesmas di Bali yang sudah dilatih terdiri atas 80 orang sanitarian dari total 115 sanitarian yang ada di 9 Kabupaten/Kota di Bali. Dengan dilatihnya para sanitarian tersebut, maka diharapkan target capaian pelaksanaan kegiatan STBM yang dapat dilakukan oleh para sanitarian akan tercapai. Namun pada kenyataannya capaian pelaksanaan pemicuan hingga bulan Mei 2013 hanya sebesar 94 desa (Anonim, 2011d) dari 225 desa yang ditargetkan (Anonim, 2009). Keadaan ini tentu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja sanitarian dalam melaksanakan STBM. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut, maka dapat dilihat pendukung dan penghambat sanitarian dalam

5 5 melaksanakan tugasnya. Sehingga dapat menjadi rekomendasi bagi instansi terkait, agar dapat menunjang kebutuhan sanitarian dalam melaksanakan tugas. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas maka dapat diketahui, bahwa jumlah desa yang dipicu dengan metode CLTS tidak berbanding lurus dengan peningkatan jumlah sanitarian yang sudah dilatih pemicuan CLTS. Kemudian peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat? 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang serta rumusan masalah di atas maka didapatkan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi kinerja sanitarian puskesmas dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di wilayah kerjanya? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tujuan khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

6 6 a. Untuk mengetahui faktor yang mendukung kinerja sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat b. Untuk mengetahui faktor yang menghambat kinerja sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah: Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan teori dalam khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai upaya mengoptimalkan kinerja sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi pihak yang berkaitan untuk meningkatkan kinerja para sanitarian dalam melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada: 1. Sanitarian yang menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini adalah sanitarian puskesmas yang berada di tiga kabupaten di Bali dengan tingkat keaktifan yang berbeda yaitu Karangasem (aktif), Jembrana (tidak aktif), dan Gianyar (tingkat keaktifan sedang).

7 7 2. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner dan diperkuat dengan menggunakan wawancara mendalam.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh penyakit-penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), kecacingan, Demam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan Nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 1 / 24 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2011-2012 P2PL DINAS KESEHATAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya BAB I PENDAHULUAN` 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan

Lebih terperinci

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM : RINGKASAN PENGARUH PENERAPAN METODE COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) PASCA PEMICUAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (BABS) PRASTATI THALIB NIM : 811 409051 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Umur

BAB 4 PEMBAHASAN. Umur BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menghadapi beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi kondisi dari penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITARIAN DALAM MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT NI LUH SARI ADNYANI

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITARIAN DALAM MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT NI LUH SARI ADNYANI UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SANITARIAN DALAM MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT NI LUH SARI ADNYANI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT PAMSIMAS II: Komponen Kesehatan Direktur Penyehatan Lingkungan Disampaikan Pada Rapat Koordinasi Regional 3 Denpasar, Bali 29 Sept

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tantangan global Millennium Development Goals bidang sanitasi, saat ini dihadapkan pada kenyataan bahwa diperkirakan masih 2,6 miliar orang (40% dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun Development Goals (MDGs) yang disepakati seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sanitasi dalam kesehatan masyarakat memiliki dampak yang cukup vital, sanitasi yang tidak sehat dan buruk dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban.

Lampiran 1. Kata Kunci : Evaluasi, Program, STBM, Kepemilikan Jamban, Pemanfaatan jamban. 79 Lampiran 1 EVALUASI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN DI DESA BUNGIN KECAMATAN TINANGKUNG KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Leni Setyawati

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 22010 TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa tantangan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia yang harus diwujudkan untuk menjamin kesejahteraan masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh antara penerapan metode Community Led Total Sanitation

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh antara penerapan metode Community Led Total Sanitation BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Terdapat pengaruh antara penerapan metode Community Led Total Sanitation (CLTS) pasca pemicuan terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan (BABS) dengan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara memastikan keberlanjutan lingkungan hidup, untuk itu setiap negara harus dapat mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan Pembangunan kesehatan pada dasarnya dilaksanakan oleh semua komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA NAWA CITA : INDONESIA SEHAT Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat dengan mencegah Masyarakat terkena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak azasi manusia, sebagaimana tertuang dalam Pasal 28 H ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang

Lebih terperinci

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MODUL: KEBIJAKAN DIKLAT KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT I. DESKRIPSI SINGKAT P ada saat ini sekitar 70 juta penduduk Indonesia belum memiliki akses terhadap layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi masih menjadi kajian penting dan merupakan masalah yang signifikan bagi dunia termasuk Indonesia, didasarkan pada berbagai permasalahan sanitasi yang sampai

Lebih terperinci

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Lampiran E. Deskripsi Program & Kegiatan Tabel Deskripsi Program / Kegiatan Komponen Air Limbah Program Penyusunan Masterplan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KERANGKA ACUAN KEGIATAN DEKLARASI OPEN DEFICATION FREE (ODF) PILAR-1 : STOP BABS SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DESA SUNGAI MELAYU BARU KEC. SUNGAI MELAYU BARU A. LATAR BELAKANG A.1. Dasar Hukum

Lebih terperinci

Program Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten Pacitan

Program Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten Pacitan Program Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten Pacitan Judul Proyek Stimulan Jamban Keluarga di Kabupaten Pacitan Latar Belakang Tingkat pelayanan sanitasi sector air limbah di Kabupaten Pacitan diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup

Lebih terperinci

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Sub Sektor Air Limbah Program Penyusunan Master Plan Air Limbah Latar Belakang Dokumen masterplan merupakan suatu tahap awal dari perencanaan. Dokumen ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PERMUKIMAN (KSNP-SPALP)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan derajat kesehatan dapat terwujud

Lebih terperinci

Tugas Akhir- RE091324

Tugas Akhir- RE091324 Tugas Akhir- RE091324 Perencanaan Bebas Buang Air Besar Sembarangan Melalui Pilihan Teknologi Sanitasi Studi Kasus Wilayah Kerja Puskesmas Barengkrajan Kabupaten Sidoarjo Mahasiswa: (3310 100 066) Dosen

Lebih terperinci

VOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 90-98

VOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 90-98 Community Health VOLUME I No 2 Juli 2013 Halaman 90-98 Artikel Penelitian Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar Barat, Kecamatan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DEPARTEMEN STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTER I STRATEGI NASIONAL SAN IT AS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DEPARTEMEN RI JAKARTA 2008 REPUBUK DAFTAR 151 KEPUTUSAN MENTER I RI MENIMBANG

Lebih terperinci

AGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015

AGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015 AGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015 DISAMPAIKAN PADA RAKORNAS PROGRAM PAMSIMAS II TAHUN 2014 DENPASAR, BALI 3-6 DESEMBER 2014 EKO SAPUTRO Waka CPMU Pamsimas Ditjen PP&PL PENDEKATAN

Lebih terperinci

DITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM

DITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) pendekatan perubahan perilaku higiene sanitasi melalui kegiatan pemicuan Kepmenkes RI No. 852/tahun 2008 tentang strategi nasional STBM DITINGKATKAN Permenkes

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRACT

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRACT PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI I Gede Herry Purnama 1), Sang Gede Purnama 2), Ni Md Hitapretiwi Suryadhi 3), I Nengah Sujaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan PEMERINTAH LAMPIRAN 5 Program dan Kegiatan A. DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Penyusunan Masterplan Air Limbah Memberi pedoman bagi pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana induk Sarana dan Prasarana

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Konsep INTERNAL INTERNAL ELEMEN PEMICUAN KEPEMIMPINAN LOKAL 100% MASYARAKAT TIDAK BUANG AIR BESAR SEMBARANG TEMPAT

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Konsep INTERNAL INTERNAL ELEMEN PEMICUAN KEPEMIMPINAN LOKAL 100% MASYARAKAT TIDAK BUANG AIR BESAR SEMBARANG TEMPAT BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Konsep Variabel Independen Variabel Dependen INTERNAL INTERNAL ELEMEN PEMICUAN KEPEMIMPINAN LOKAL KOMITMEN SOSIAL 100% MASYARAKAT TIDAK BUANG AIR BESAR SEMBARANG TEMPAT EKSTERNAL

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.193, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Sanitasi. Berbasis Masyarakat. Total. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare merupakan kehilangan cairan tubuh dalam 24 jam dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari (Word Health Organization, 2009). Gejala ini manifestasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: MENTERI KESEHATAN RI pada SEMINAR dan LAUNCHING INDONESIAN WOMEN for WATER, SANITATION and HYGIENE Jakarta, 18 Februari 2015

Disampaikan oleh: MENTERI KESEHATAN RI pada SEMINAR dan LAUNCHING INDONESIAN WOMEN for WATER, SANITATION and HYGIENE Jakarta, 18 Februari 2015 Disampaikan oleh: MENTERI KESEHATAN RI pada SEMINAR dan LAUNCHING INDONESIAN WOMEN for WATER, SANITATION and HYGIENE Jakarta, 18 Februari 2015 Mengapa peran wanita penting dalam pengelolaan air minum dan

Lebih terperinci

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita,

Lebih terperinci

Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Selayang Pandang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Sumberejo, Kec. Jatisrono, Kab. Wonogiri Oleh Kepala Puskesmas Jatisrono 1 dr. Hj. Suprihatin,MM. Kabupaten WONOGIRI Peta

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM KEBERHASILAN PROGRAM COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) Salis Kurnia Rahmawati, Oedojo Soedirham FKM Universitas Airlangga Abstract: Sidorejo sub village District

Lebih terperinci

INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM

INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM BIMA MENUJU KABUPATEN BASNO (BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN NOL) TH. 2015 DENGAN PENDEKATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) INTEGRASI 3 KOMPONEN STBM PETA KAB.BIMA JUMLAH TINJA BERSERAKAN DI KAB.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN 1 Target Pemerintah dalam bidang Sanitasi Akses Air Minum dan Sanitasi Layak Indikator

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRAK

PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN KARANGASEM, BALI ABSTRAK JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 1, JANUARI 2016 PENGEMBANGAN WIRAUSAHA SANITASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUBU II, KECAMATAN KUBU, KABUPATEN I. G. H. Purnama 1, S. G. Purnama 2, M. A. H. Suryadhi

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM STBM PILAR PERTAMA STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DESA AMPELU KABUPATEN BATANGHARI

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM STBM PILAR PERTAMA STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DESA AMPELU KABUPATEN BATANGHARI JURNAL KESEHATAN TERPADU 1(2) : 49 53 ISSN : 2549-8479 ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM STBM PILAR PERTAMA STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI DESA AMPELU KABUPATEN BATANGHARI Entianopa¹, Rara Marisdayana²,

Lebih terperinci

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi 1. Gambaran Umum: Latar Belakang: AQUA berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium dan Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010

LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan,

Lebih terperinci

Perilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember)

Perilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) Perilaku Masyarakat Pasca Kegiatan Pemicuan Pada Program Gerakan Sanitasi Total (GESIT) (Studi Di Desa Candijati Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) Community Behavior After Trigger Action at GESIT Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah suatu pemahaman yang penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup bersih

Lebih terperinci

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI Oleh: MADE YATI WIDHASWARI NRP. 3310 202 712 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. NIEKE KARNANINGROEM,

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif,

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI GAMBARAN UMUM CIMAHI OTONOMI SEJAK TAHUN 2001 LUAS CIMAHI = ± 40,25 Km2 (4.025,75 Ha) WILAYAH: 3 KECAMATAN 15 KELURAHAN 312 RW DAN 1724 RT 14 PUSKESMAS JUMLAH PENDUDUK 2012

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. analisa yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan Program gerakan seribu

BAB VII PENUTUP. analisa yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan Program gerakan seribu 140 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berikut adalah beberapa kesimpulan yang dapat diuraikan berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti terhadap pelaksanaan Program gerakan seribu jamban di Kabupaten Lima

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health Organization (1) pada tahun 1984 mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Kerugian akibat water-borne diseaseterjadi pada manusia dan juga berdampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Water-borne diseases merupakan penyakit yang ditularkan ke manusia akibat adanya cemaran baik berupa mikroorganisme ataupun zat pada air. Kerugian akibat water-borne

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di masyarakat adalah jamban. Jamban berfungsi untuk tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional yang diupayakan pemerintah. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BABs) di sembarangan tempat, khususnya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi seluruh makhluk hidup dan proses kehidupan, kebutuhan akan air harus terpenuhi baik dari aspek kuantitas maupun kualitas

Lebih terperinci

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Lampiran E: Deskripsi Program / Kegiatan A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya Nama Maksud Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN MODUL: ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang memiliki penduduk 230 juta dengan beraneka ragam budaya, sosio-ekonomi dan letak geografis menduduki peringkat 107 dari 177 negara untuk indeks pembangunan

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3

BAB 3 STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) KOTA TERNATE BAB 3 Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan dan pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi dan Misi Sanitasi kabupaten. Rumusan strategi Kota Ternate untuk layanan

Lebih terperinci

VERIFIKASI ODF Di Komunitas

VERIFIKASI ODF Di Komunitas Monitoring & Evaluasi VERIFIKASI ODF Di Komunitas STBM/TSSM The World Bank Group Hubungi: Bagian yang menangani sanitasi perdesaan di setiap kantor Dinkes kabupaten setempat atau Kantor Dinkes Propinsi

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1 1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti. mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup kepemilikan jamban sebagai dari kebutuhan setiap anggota keluarga. Kepemilikan jamban bagi

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN Program/Kegiatan : Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah : DPU dan ESDM Mengingat makin banyaknya pemukiman pada wilayah-wilayah perkotaan seperti Muntilan, Mertoyudan, Secang,

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam Menekan Angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam Menekan Angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Boyolali dalam Menekan Angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Anisa Dwi Novita Sari Universitas Diponegoro, Semarang anisadwins@gmail.com Abstract. The Stop of Defecation

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Proses pemberdayaan masyarakat dalam akses jamban sehat di Desa Bandingan dan Desa Masaran Kecamatan Bawang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Lebih Bersih, Lebih Sehat

Lebih Bersih, Lebih Sehat Lebih Bersih, Lebih Sehat a Penyusun Buklet ini dikembangkan oleh tim Water and Sanitation Program yang terdiri dari Nilanjana Mukherjee, Deviariandy Setiawan, Djoko Wartono, Amin Robiarto, Ari Kamasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan mobilitas penduduk semakin pesat serta lingkungan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk dan teknologi sehingga mengakibatkan mobilitas

Lebih terperinci

BUKU SAKU PAMSIMAS II: KOMPONEN KESEHATAN PENDEKATAN STBM SKALA KABUPATEN (DISTRICT-WIDE)

BUKU SAKU PAMSIMAS II: KOMPONEN KESEHATAN PENDEKATAN STBM SKALA KABUPATEN (DISTRICT-WIDE) BUKU SAKU PAMSIMAS II: KOMPONEN KESEHATAN PENDEKATAN STBM SKALA KABUPATEN (DISTRICT-WIDE) KATA PENGANTAR Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Puji syukur kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 STBM 2.1.1 Pengertian dan Tujuan STBM Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 STBM, singkatan dari Sanitasi Total Berbasis Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai meninggal, hal ini karena manusia memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia.Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Millenium Development Goals (MDG s) atau tujuan pembangunan millennium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN JAMBAN KELUARGA DALAM PROGRAM PAMSIMAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTO TINGGI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA TAHUN 2012 Pendahuluan Rencana Strategis yang yang

Lebih terperinci

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH)

DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) DRAFT INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN PHBS DAN LAYANAN HIGIENE SANITASI (DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH) PROGRAM PENYEDIAAN AIR BERSIH DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT JAKARTA, 2009 INSTRUMEN MONITORING KOMPONEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan

Lebih terperinci

Peluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk

Peluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk Peluncuran kompetisi ODF Kabupaten Nganjuk 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Dalam rangka memfasilitasi kegiatan penciptaan permintaan (Demand Creation), TERIMA BERSIH menggagas suatu kegiatan kompetisi

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT I. PENDAHULUAN Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa yang maju dan mandiri, sejahtera lahir dan bathin.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci