BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MI Negeri Ambarawa yang beralamat di Jln. Mgr. Soegiyopranata No. 225 Ambarawa dengan nomor statistik sekolah dan NPSN MI Negeri Ambarawa berdiri sejak tanggal 11 Juli 1991 dengan akte pendirian nomor 137 tahun Proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di MI Negeri Ambarawa dilakukan pagi hari. MI Negeri Ambarawa dibangun di atas tanah seluas 4.349m 2 dengan jumlah guru dan karyawan 24 orang. Visi MI Negeri Ambarawa adalah terwujudnya Madrasah yang unggul, religius, disiplin, dan peduli lingkungan. Untuk mewujudkan misi tersebut, di dukung dengan adanya visi sekolah yaitu: a. Mewujudkan kebiasaan positif yang berlandaskan nilai-nilai Islam; b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dan bermutu dengan pendekatan PAIKEM guna mewujudkan peserta didik yang berkwalitas; c. Memotivasi dan melaksanakan pembinaan kompetisi bidang akademik dan non akademik; d. Mewujudkan kesadaran berperilaku disiplin bagi warga madrasah; e. Mewujudkan kesadaran berperilaku berwawasan lingkungan. 45

2 MI Negeri Ambarawa didukung oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten di bidangnya. Tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di MI Negeri Ambarawa terdiri dari seorang kepala sekolah, 13 guru kelas, satu guru penjaskes, enam guru mata pelajaran, satu tenaga administrasi, satu orang security dan dua orang penjaga malam. Sebagai sekolah yang belum lama berdiri, MI Negeri Ambarawa memiliki kondisi sarana dan prasarana yang masih bagus. MI Negeri Ambarawa memiliki 11 ruang kelas dengan ukuran 7 x 8 m, ruang kepala madrasah, ruang perpustakaan, ruang guru, 1 kantin, ruang komputer, ruang gudang, halaman upacara, lapangan sepak bola, serta sarana internet. 4.2 Hasil Penelitian Perencanaan (Planning) Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, karena manajemen sarana dan prasarana yang baik akan sangat mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar di sekolah. 46

3 MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui tentang pelaksanaan manajemen sarana prasarana pendidikan di MI Negeri Ambarawa dengan kepala sekolah. Berikut ini petikan wawancaranya. Sekolah kami juga melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Manajemen tersebut kami lakukan agar sarana dan prasarana yang ada di sekolah dapat dikelola dengan baik sehingga memudahkan dalam pemakaiannya. Selain itu, dilakukannya manajemen juga bertujuan untuk mengetahui kondisi dari sarana dan prasarana tersebut apakah masih bisa digunakan atau tidak. Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di MI Negeri Ambarawa memberikan manfaat bagi semua anggota sekolah. Hal itu saya rasakan ketika saya sebagai guru pendidikan jasmani melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani. Dengan melakukan manajemen sarana dan prasarana tersebut saya merasa lebih mudah untuk mengaturnya serta mengetahui sarana prasarana apa saja yang harus diperbaiki atau diganti. 47

4 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa tujuan dilakukannya manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah untuk memudahkan guru dalam pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, manajemen sarana prasarana dilakukan dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Keempat tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan secara bersama-sama sehingga akan diperoleh manajemen yang baik. Manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pendidikan jasmani. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui pelaksanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan wawancaranya. Sebagaimana yang telah saya sampaikan sebelumnya bahwa untuk mata pelajaran pendidikan jasmani juga dilakukan manajemen sarana dan prasarana. Manajemen tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan terhadap semua sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Kalau yang bertanggung jawab sebenarnya adalah kepala sekolah tapi yang melaksanakannya adalah guru pendidikan jasmani. 48

5 Peryataan di atas divalidasi oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa tentang pelaksanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani oleh guru pendidikan jasmani. Sebenarnya semua kegiatan yang ada di sekolah yang bertanggungjawab adalah saya, tetapi dalam pelaksanaannya saya dibantu oleh para bapak dan ibu guru. Seperti manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, maka yang membantu adalah guru pendidikan jasmani. Dalam manajemen sarana prasarana meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melaksanakan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Manajemen sarana prasarana pembelajaran tersebut meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Perencanaan perlengkapan pendidikan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan guru. 49

6 Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melakukan analsis terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui perencanaan manajemen sarana dan prasarana. Berikut ini petikan wawancaranya. Yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang barang yang tidak ditemukan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani. Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut. Menurut pendapat saya, hal-hal yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghitungan, pen- 50

7 dataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang barang yang tidak ditemukan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan melalui beberapa tahap antara lain mengidentikasi keperluan sarana dan prasarana, melakukan pendataan, melakukan evaluasi dan membuat laporan. Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh peneliti menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru yang bersangkutan. Dalam kegiatan perencanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, keterlibatan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara sebagai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam perencanaan manajemen sarana dan prasarana 51

8 pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan wawancaranya. Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan karyawan maka yang kami libatkan dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah saya sendiri selaku kepala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, bendahara pengeluaran selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan 2 (dua) orang guru olahraga selaku yang berkepentingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani. Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut. Yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah kepala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, bendahara pengeluaran selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan kami selaku guru olahraga yang berkepentingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan perencanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru pendidikan jasmani. Keterlibatan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara sebagai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran. 52

9 Kegiatan perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan dilakukannya perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan wawancaranya. Tujuan diadakanya perencanaan sarpras pendidikan jasmani antara lain: a. demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani; b. untuk penghematan keuangan sekolah/negara; c. mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani; d. mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani. Pernyataan di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut: 53

10 Tujuan kami mengadakan perencanaan sarpras pendidikan jasmani antara lain (a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani, (b) untuk penghematan keuangan sekolah/negara, (c) mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani, dan (d) mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan perencanaan dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah, bendahara dan guru pendidikan jasmani. Tujuannya adalah: (a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani; (b) untuk penghematan keuangan sekolah/negara; (c) mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani; dan (d) mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan jasmani. Perencanaan manajemen sarana prasarana di MI Negeri Ambarawa dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Pada tahap analisis kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, guru olahraga melakukan analisa terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang diperlukan sekolah. Kemudian hasil analisa tersebut akan disampaikan dalam rapat dengan kepala sekolah 54

11 dan bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan ditentukan sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan oleh sekolah. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa tentang analisa kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani kami melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah. Setelah dianalisis kemudian hasilnya akan dibahas dalam rapat dengan kepala sekolah da bendahara untuk mengetahui sarana prasarana apa saja yang perlu dimiliki sekolah. Pernyataan guru olahraga di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut: Dalam kegiatan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa memang diawali dengan melakukan analisa terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran, apa yang perlu dibeli sekolah untuk mendukung proses pembelajaran. Setelah hasil analisis kebutuhan diperoleh kemudian akan dibahas dalam rapat dengan bendahara dan guru untuk mengetahui besarnya dana yang dimiliki sekolah untuk membli sarana dan prsarana tersebut. Sehingga apabila ada sarana dan prasarana yang belum begitu penting dapat di tunda terlebih dahulu. Tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran. Setelah hasil analisis kebutuhan sarana 55

12 dan prasarana pembelajaran dibahas dalam rapat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa dapat diketahui bahwa perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan berdasarkan pada keutamaan. Sarana dan prasarana yang akan dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan yang paling utama. Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa. Setelah dilakukan analisa terhadap kebutuhan sarana prasarana pembelajaran, kemudian akan dibuat perencanaan terhadap pengadaan sarana prasarana tersebut. Proses pengadaan sarana prasarana pembelaran berdasarkan pada kebutuhan sekolah. Sekolah membuat rangking untuk kebutuhan sarana prasarana tersebut. Artinya pengadaan sarana prasarana pembelajaran berdasarkan pada keutaman sarana tersebut. 56 Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru olahraga MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut. Tahap selanjutnya adalah perencanaan dan pengadaan sarana dan prasaran pembelajaran. Kegiatan perencanaan yang kami lakukan berdasarkan pada pada hasil analisis kebutuhan. Pengadaan sarana di dasarkan pada kebutuhan sekolah. Jadi yang paling dianggap urgent akan dibeli terlebih dahulu. Kurang lebihnya seperti itu pak.

13 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah. Kegiatan perencanaan dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana. Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana pembelajaran serta sebagai dasar pembuatan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang akan dimiliki sekolah Pengorgaisasian (Organizationing) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Dalam manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan pengorganisasian. Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah 57

14 dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Kegiatan tersebut dilakukan setelah kegiatan perencanaan selesai dilakukan. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah. Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak / tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekuranganya untuk selanjutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan. Pernyatan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut: Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak/tidak bisa dipakai lagi tinggal menentukan kekuranganya untuk selanjutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan. 58

15 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melakukan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Proses pengadaan sarpras pendidikan jasmani pada MIN Ambarawa dilakukan setelah tim pengelola sarpras melakukan opname barang dan diketahui barang yang masih baik dan yang sudah rusak/tidak bisa dipakai lagi. Selanjutnya diusulkan pengadaanya kepada Kuasa pengguna anggaran (KPA) setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA, bendahara pengeluaran dan tim pengadaan barang membelanjakan barang yang dibutuhkan. Dalam setiap kegiatan manajemen sarana prasarana pembelajaran, melibatkan kepala sekolah, bendahara sekolah, guru serta tim pengadaan barang. Kegiatan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa melibatkan kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah yang mengatur kegiatan yang ada di sekolah, bendahara sebagai pemegang keuangan sekolah, guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran serta tim pengadaan barang yang nantinya bertugas untuk membeli barang yang telah di setujui oleh kepala sekolah. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui keterlibatan bendahara dan kepala sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Berikut ini petikan hasil wawancara dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa. 59

16 Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras pendidikan jasmani antara lain: a. guru pendidikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan barang; b. Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan persetujuan; c. Bendahara Pengeluaran yang mengeluarkan anggaran; d. Tim pengadaan barang. Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut: Yang terlibat dalam kegiatan pengadaan sarpras pendidikan jasmani antara lain: a) guru pendidikan jasmani yang dalam hal ini sebagai tim pengelola sarpras mengajukan usulan pengadaan barang; b) Kuasa Pengguna Anggaran yang memberikan persetujuan, c) Bendahara Pengeluaran yang mengeluarkan anggaran, dan d) Tim pengadaan barang. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kepala sekolah dan bendahara di MI Negeri Ambarawa ikut terlibat dalam pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Barang-barang perlengkapan sekolah (sarana dan prasarana) yang telah diadakan dapat didistribusikan. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang dan tanggungjawab dari seorang penanggungjawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang itu. Di MI Negeri Ambarawa 60

17 saana prasarana pendidikan jasmani yang telah dimiliki sekolah di kelola oleh guru pendidikan jasmani. Sehingga untuk kegiatan pendistribusian sarana dan prasarana pendidikan yang akan digunakan harus dengan seijin dari guru pendidikan jasmani. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui cara pendistribusian sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan guru pendidikan jasmani. Pendistribusianya yaitu setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini adalah kami selaku guru pendidikan jasmani. Pernyataan guru pendidikan jasmani di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut. Pendistribusianya masih sangat sederhana karena keterbatasan kami baik dari jumlah personilnya dan pengetahuan kami yang masih minim yaitu setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras yang dalam hal ini adalah guru pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pendistribusian sarana dan prasarana pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan dengan cara setiap ada barang yang dipakai harus seijin pengelola sarpras, dalam hal ini adalah kami selaku guru pendidikan jasmani. 61

18 Pendistribusian sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan guru pendidikan jasmani yang sekaligus bertugas sebagai pengelola sarana dan prasarana pembelajaran. Hal itu dikarenakan guru pendidikan jasmani yang lebih mengetahui bagaimana cara merawatnya serta bagaimana cara mengelolanya. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui tentang siapa saja yang bertugas dalam mengelola sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah. Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidikan jasmani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani. Pernyataan di atas dibenarkan dengan hasil wawancara guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut. Yang bertugas mendistribusikan sarpras pendidikan jasmani adalah pengelola sarpras yaitu guru pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa yang bertugas dalam mengelola sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah guru pendidikan jasmani. Dalam kegiatan manajemen sarana prasarana, keberadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dikelola dengan baik sehingga memu- 62

19 dahkan bagi orang (siswa dan guru) yang akan menggunakannya serta memudahkan bagi pengelola untuk mengecek jumlah dan kondisi sarana prasarana. Di MI Negeri Ambarawa, sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang dimiliki sekolah ditata dengan cara yaitu secara fisik dan secara administrasi yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Penataan sarana dan prasarana tersebut dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Peneliti melakukan wawancara untuk mengetahui tentang penataan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah. Penataan yang kami lakukan antara lain (1) secara fisik, barang disimpan pada ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan hanya dikeluarkan saat diperlukan, dan (2) secara administrasi, sarpras didata menggunakan buku inventaris barang dan buku mutasi barang. Yang bertanggungjawab? Yang bertanggung jawab adalah tim pengelola sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggaran/Pimpinan satuan kerja (satker). Pernyataan di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani tentang penataan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Penataan yang kami lakukan antara lain (1) secara fisik, barang disimpan pada ruangan/gudang tempat penyimpanan sarpras dan hanya dikeluarkan saat diperlukan, dan (2) secara administrasi, sarpras di data menggunakan buku inventaris barang dan buku mutasi barang. 63

20 Yang bertanggung jawab adalah tim pengelola sarpras yaitu guru pendidikan Jasmani dan saya sendiri selaku Kuasa Pengguna Anggaran/ Pimpinan satuan kerja (satker). Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pengorganisasian sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah, bendaharan sekolah, guru dan tim pengadaan barang. Tahap pengorganisasian sarana prasarana pembelajaran sekolah meliputi pendistribusian sarana dan prasarana serta penataan sarana dan prasarana. Pendistribusian sarana prasarana pembelajaran dilakukan oleh guru olahraga. Penataan sarana prasarana dilakukan secara fisk dan secara administrasi Pergerakan (Actuating) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MI Negeri Ambarawa Pergerakan sarana prasarana penjas di MI Negeri Ambarawa meliputi: (1) pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara efektif dan efisien; (2) pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, (3) inventarisasi sarana dan prasarana sekolah, (4) penghapusan sarana dan prasarana sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui pemanfaatan sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambrawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. 64

21 Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfaatkan sesuai dengan keperluan masing-masing. Pernyataan di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan sebagai berikut. Yang memanfaatkan sarana prasarana olahraga adalah para siswa, guru pendidikan jasmani dan para guru lainya yang membutuhkan. Dimanfaatkan sesuai dengan keperluan masing-masing. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambrawa dimanfaatkan oleh guru pendidikan jasmani, guru dan juga guru mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di MIN Ambarawa, siswa memanfaatkan alat olahraga sesuai dengan keperluannya. Misalkan pada lapangan sepak bola dimanfaatkan khusus untuk sepakbola, lompat jauh dilakukan pada bak lompat jauh yang sudah disiapkan oleh sekolah. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui bagaimana cara memanfaatkan sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini petikan wawancaranya. Kami berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sarpras yang ada, karena dengan meman- 65

22 faatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka semuanya akan awet dan tidak rusak. Pernyataan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru olahraga yang menyatakan sebagai berikut. Guru pendidikan jasmani dan siswa berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sarpras yang ada, karena dengan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka semuanya akan awet dan tidak rusak. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru pendidikan jasmani dan para siswa di MI Negeri Ambarawa berupaya semaksimal mungkin memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran yang ada, karena dengan memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan keperluan maka kondisi sarana prasarana tersebut akanterjaga dan tidak cepat rusak. Dari hasil wawancara dan observasi langsung telah didapat hasil temuan lapangan yaitu mengenai pemeliharaan sarana prasarana olahraga di MIN Ambarawa meliputi: Sekolah telah melakukan pemasangan poster-poster menarik pada dinding sekolah dan koridor yang berupa kata mutiara untuk menyemangati warga sekolah agar memperhatikan pemeliharaan sarana prasarana. Selain itu pemeliharaan dilakukan secara kontinyu terhadap barang-barang inventaris antara lain dengan perawatan barang dari segala sesuatu yang mengakibatkan kerusakan berat pada sarana prasarana olahraga. Kepala Sekolah 66

23 menegaskan tentang pemeliharaan sarana prasarana olahraga bukanlah menjadi tanggung jawab guru olahraga tetapi kita sebagai warga sekolah. Jadi pada saat memanfaatkan alat olahraga harus sesuai dengan penggunaannya dan jika sudah selesai maka diletakkan pada tempatnya. Pemeliharaan alat olahraga dilakukan dengan pembersihan dari debu dan sampah yang merusak alat olahraga tersebut. Sejauh ini usaha yang dilakukan oleh sekolah belum maksimal seperti penyimpanan sarana olahraga yang ditempatkan pada sebuah lemari di gudang, sedangkan prasarana seperti bak pasir untuk lompat jauh, serta pemeliharaan lapangan sepakbola dengan pengecatan garis line dan tiang lapangan. Tahap selanjutnya adalah inventarisasi sarana prasarana olahraga. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. Yang melakukan inventarisasi adalah tim pengelola sarpras yaitu guru Pendidikan jasmani di sekolah kami. Pernyataan dari kepala sekolah di benarkan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Yang melakukan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani adalah guru pendidikan jasmani yang bertugas sebagai tim pengelola sarpras. 67

24 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh guru pendidikan jasmani. Adapun proses inventarisasi sarpras penjas dilakukan dengan pembuatan formulir opnam fisik. Disampaikan oleh guru pendidikan jasmani bahwa: Proses inventarisasi yang kita lakukan antara lain Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik; Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barangbarang yang tidak ditemukan ;Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani. Penjelasan di atas dibenarkan oleh bapak kepala sekolah bahwa: Pendataan inventarisasi dilakukan dengan buku inventaris yang dijadikan satu dengan inventarisasi sekolah, dibuat dengan kolom dan kode tersendiri. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam buku induk barang inventars, buku golongan inventaris, buku catatan barang non inventaris, daftar laporan tri wulan, mutasi baran inventaris, dan daftar rekap barang inventaris. Penjelasan guru di atas memberikan informasi bahwa pada proses pendataan inventarisasi dilakukan secara terprogram dan terstruktur pada spek masingmasing, misalkan olahraga oleh tim guru olahraga, 68

25 dan sarpras lain oleh guru lain dan dilakukan laporan secara keseluruhan pada buku inventaris bersama. Hasil observasi dan wawancara tentang inventarisasi sarpras khususnya penjas di MIN Ambarawa bahwa yang melakukan inventarisasi adalah tim guru olahraga dan kepala sekolah melakukan dan bertanggung jawab atas terlaksananya inventarisasi fisik dan pengisian formulir yang ada. Selama ini proses inventtarisasi berjalan dengan baik hal ini dilakukan agar terciptanya tertib administrasi khususnya pada sarpras olahraga. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui siapa yang bertugas dalam meninjau kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. Saya melakukan peninjauan terhadap inventarisasi seluruh sarpras disekolah kami, hal ini sangat membantu dalam menghemat keuangan sekolah kami baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan serta penghapusan sarpras sekolah kami. Selain itu sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan sekolah kami. Tegas kepala sekolah. Penjelasan kepla sekolah di atas dibenarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut. Kepala sekolah melakukan peninjauan terhadap inventarisasi seluruh sarpras disekolah. Hal ini sangat membantu dalam menghemat keuangan sekolah kami baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan serta penghapusan sarpras sekolah. 69

26 Penjelasan kepala sekolah di atas menjelaskan bahwa pada kegiatan inventarisasi kepala sekolah ikut berperan aktif, hal itu dilakukan untuk meminimalisir adanya pengeluaran keuangan sekolah. Di samping itu juga dilakukan untuk menghitung seberapa besar kekayaan sekolah yang dimiliki sebagai laporan kepada pimpinan yaitu Dinas Agama. Tahap selanjutnya adalah penghapusan sarana prasana, pada kegiatan ini bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana prasarana tersebut dianggap tidak berfungsi. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui tujuan kegiatan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. Tujuan dilakukannya penghapusan sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah Secara teknis penghapusan barang dilakukan dengan pertimbangan bahwa: 1. Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki; 2. Barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi; 3. Barang barang tersebut sudah mengalami perubahan karena terkikis, rusak dan lain lain; 4. Barang barang tersebut diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang sehingga lebih baik dilakukan penghapusan. Hal ini diperkuat oleh kepala sekolah, tentang perlunya kegiatan penghapusan sarpras. Kegiatan ini 70

27 memang diperlukan selain untuk meringankan tugas pelaksana inventaris, juga mencegah sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarpras yang kondisinya semakin buruk dan tidak dapat digunakan lagi. Berikut ini adalah petikan wawancara dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran. Sekolah kami MI Negeri Ambarawa juga melaksanakan penghapusan sarana prasarana. Kegiatan penghapusan di sekolah kami dilaksanakan dengan pertimbangan: (1) Barang tersebut tidak dipakai karena rusak dan tidak ekonomis bila diperbaiki, (2) Barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi, (3) Barang-barang tersebut sudah mengalami perubahan karena terkikis, rusak dan lain-lain, dan (4) Barang-barang tersebut diatas tidak lagi berfungsi dan hanya akan memenuhi gudang sehingga lebih baik dilakukan penghapusan. Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pembembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan guru olahraga di MI Negeri Ambarawa. Guru olahraga melakukan penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur penghapusan barang miliki Negara. Berikut ini petikan wawancara peneliti dengan kepala sekolah MI Negeri Ambarawa tentang proses pengahpusa sarana dan prasarana pembelajaran. Proses penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh guru olahraga. Dan untuk saat ini, proses peng- 71

28 hapusan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur penghapusan barang milik Negara. Penjelasan kepala sekolah di atas dibenarkan oleh guru olahraga MI Negeri Ambarawa. Pada awalnya kami memang mengalami kesulitan untuk melakukan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran. Namun karena banyaknya sarana dan prasarana yang tidak terpakai dan terbengkalai membuat saya berpikir untuk meakukan penghapusan barang. Dan saya melakukan penghapusan sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan prosedur penghapusan barang milik Negara. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat diketahui bahwa pergerakan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa meliputi pemanfaatan, pemeliharaan, inventarisasi dan penghapusan barang. Semua kegiatan tersebut dilakukan oleh guru olahraga. Untuk kegiatan penghapusan barang dilakukan sesuai dengan prosedur penghapusan barang miliki Negara Pengendalian (Controlling) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa Tahap pengendalian sarpras penjas di MIN Ambarawa meliputi: (1) pemantauan kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekoah, (2) penilaian kinerja penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah. Peneliti melakukan 72

29 wawancara dengan kepala sekolah untuk mengetahui pemantauan kinerja penggunaan dan pengendalian sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. Pemantauan yang yang kami lakukan selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk kami data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan kami pakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani. Penjelasan kepala sekolah di atas di benarkan oleh guru pendidikan jasmani yang menyatakan sebagai berikut: Pemantauan yang di lakukan sekolah selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk di data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan dipakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemantauan sarana prsarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa selama ini hanya sebatas jumlah barang dan kondisi barang untuk di data pada buku inventaris barang dan buku mutasi barang dan sarpras tersebut akan dipakai semaksimal dan seefektif mungkin guna menunjang pembelajaran pendidikan jasmani Pelaksanaan pemantauan biasanya dilaksanakan setiap seminggu sekali, yaitu saat kepala sekolah 73

30 melakukan supervisi. Pengendalian ini dilakukan secara bersama agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai dg rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan dengan mengawasi, memerikasa dan mencocokan segala sesuatu, apakah sudah berjalan dengan baik dalam usaha pencapaian tujuan bersama. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan jasmani untuk mengetahui siapa yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran di MI Negeri Ambarawa. Berikut ini adalah petikan wawancaranya. Yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani Sarpras pendidikan jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga yang memakainya oleh karenanya kita juga yang harus memeliharanya dibawah koordinasi kami guru pendidikan jasmani selaku pengelolanya. Penjelasan di atas dibenarkan oleh kepala sekolah MI Negeri Ambarawa yang menyatakan bahwa: Di sekolah kami yang melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani Sarpras pendidikan jasmani tersebut milik kita semua dan kita juga yang memakainya oleh karenanya kita juga yang harus memeliharanya di bawah koordinasi kami guru pendidikan jasmani selaku pengelolanya. Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada proses pemantauan sarpras khususnya penjas dilakukan secara bersamasama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 74

31 Sedangkan penilaian terhadap kinerja pengguna dan pemeliharaan sarana prasarana dilakukan pada akhir tahun sekali sekalian melakan opname fisik sarpras. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani di MIN Ambarawa termasuk pada kategori baik. Temuan ini dapat dijadikan sumber informasi untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan-kelemahan dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani dan dapat diambil langkah yang tepat untuk menangani permasalahan-permasalahan yang ada. Dengan demikian diharapkan proses dan keberadaan sarana dan prasarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani benar-benar dapat dioptimalkan sehingga dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal juga. Terkait dengan hal tersebut, perlu kiranya meningkatkan sumber daya Kepala Sekolah dan guru pendidikan jasmani sehingga mampu bekerjasama dengan seluru komponen sekolah dalam melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan jasmani 4.3 Pembahasan Perencanaan (Planning) Sarana dan Pasarana Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara efisien dan efektif 75

32 dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, karena manajemen sarana dan prasarana yang baik akan sangat mendukung untuk suksesnya proses belajar mengajar di sekolah. Manajemen atau administrasi menurut Sagala (2007: 43) adalah rangkaian kegiatan bersama sekelompok manusia secara sistematis untuk menjalankan roda suatu usaha atau misi organisasiagar dapat terlaksana sebagaimana direncanakan, diorganisasikan, digerakkan, dikendalikan, dan diawasi sehingga tercapailah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. MI Negeri Ambarawa melakukan manajemen sarana dan prasarana pendidikan dengan tujuan agar menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah. Selain itu juga tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas dan relevan dengan kepentingan dan kebutuhan pendidikan. Dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, pada umumnya dilakukan dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan dan pengawasan. Keempat tahapan tersebut merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan secara bersama-sama sehingga akan diperoleh manajemen yang baik. Manajemen sarana 76

33 dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah dengan dibantu oleh guru pendidikan jasmani. Perencanaan perlengkapan pendidikan merupakan suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan yang ingin dicapai dengan perencanaan pengadaan perlengkapan atau fasilitas tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan perlengkapan. Perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan guru. Di MI Negeri Ambarawa, perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran. Kegiatan perencanaan dilakukan untuk mengetahui apa saja yang perlu dipersiapkan oleh sekolah untuk memenuhi sarana prasarana pembelajaran. Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Mulyono, 2008: 25). Perencanaan atau planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecende- 77

34 rungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Dalam tahap perencanaan meliputi: (1) analisis kebutuhan sarana dan prasrana sekolah, (2) perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Hal-hal yang perlu untuk direncanakan dalam pengelolaan sarpras Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa antara lain: (a) Mengidentifikasi segala keperluan sarpras yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, (b) Melakukan penghitungan, pendataan, dan penilaian kondisi barang secara fisik dengan menggunakan formulir laporan opnam fisik, (c) Melakukan evaluasi untuk menentukan jumlah barang yang masih baik, rusak dan kemungkinan barang barang yang tidak ditemukan, dan (d) Berdasarkan hasil opname fisik tersebut, tim membuat laporan hasil opname fisik barang yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani. Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah melibatkan kepala sekolah, bendahara dan guru yang bersangkutan. Dalam kegiatan perencanaan manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, keterlibatan kepala sekolah adalah sebagai pemimpin di sekolah, keterlibatan bendahara sebagai orang yang mengelola keuangan sekolah, dan guru pendidikan jasmani sebagai guru yang akan menggunakan sarana dan prasarana pembelajaran. 78

35 Karena minimnya jumlah tenaga pendidik dan karyawan di MI Negeri Ambarawa maka yang dilibatkan dalam perencanaan pengelolaan sarana prasarana pendidikan jasmani adalah kepala MIN Ambarawa yang juga sebagai kuasa pengguna anggaran, bendahara selaku pemegang sekaligus pengelola keuangan, dan dua orang guru olahraga selaku yang berkepentingan pengguna sarpras untuk selanjutnya disebut tim pengelola sarpras pendidikan jasmani. Kegiatan perencanaan dalalm manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani bertujuan untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan secara hati-hati dan saksama, sehingga sekolah atau madrasah memiliki sarana dan prasarana yang baik sesuai dengan kebutuhan dana yang efisien. Selain itu juga bertujuan untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan secara teliti dan tepat, sehingga keberadaan sarana dan prasarana tersebut akan selalu dalam keadaan siap pakai ketika akan digunakan atau diperlukan. Tujuan diadakannya perencanaan sarpras pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa antara lain: (a) demi tercapainya tertib administrasi pengelolaan barang milik negara yang dalam hal ini adalah sarpras pendidikan jasmani; (b) untuk penghematan keuangan sekolah/negara; (c) mempermudah penghitungan sarpras pendidikan jasmani; dan (d) mempermudah pengawasan dan penyelamatan sarpras pendidikan 79

36 jasmani Perencanaan manajemen sarana prasarana di MI Negeri Ambarawa dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana sekolah serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana sekolah. Pada tahap analisis kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani, guru olahraga melakukan analisa terhadap kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan jasmani yang diperlukan sekolah. Kemudian hasil analisa tersebut akan disampaikan dalam rapat dengan kepala sekolah dan bendahara sekolah. Dalam rapat nantinya akan ditentukan sarana dan prasarana apa saja yang diperlukan leh sekolah. Dalam tahap perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani kami melakukan analisis terlebih dahulu terhadap kebutuhan sarana dan prasarana yang diperlukan sekolah. Setelah dianalisis kemudian hasilnya akan dibahas dalam rapat dengan kepala sekolah da bedahara untuk mengetahui sarana prasarana apa saja yang perlu dimiliki sekolah. Tahapan selanjutnya adalah dengan melakukan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran. Setelah hasil analisis kebutuhan sarana dan prasarana pembelajaran dibahas dalam rapat, kemudian dilanjutkan dengan melakukan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran. Perencanaan dan pengadaan sarana prasarana 80

37 pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan berdasarkan pada keutamaan. Sarana dan prasarana yang akan dibeli harus disesuaikan dengan kebutuhan yang paling utama. Kegiatan perencanaan manajemen sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan bendahara sekolah. Kegiatan perencanaan dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis kebutuhan sarana dan prasarana serta perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana. Analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana pembelajaran serta sebagai dasar pembuatan perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang akan dimiliki sekolah Pengorganisasian (Organizationing) Sarana dan Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani di MIN Ambarawa Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organi- 81

38 sasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu (Mulyono, 2008: 27). Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi. Dalam tahap pengorganisasian meliputi: (1) pendistribusian sarana dan prasarana sekolah, (2) penataan sarana dan prasarana sekolah. Dalam manajemen sarana prasarana pembelajaran pendidikan jasmani dilakukan pengorganisasian. Kegiatan pengorganisasian yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani di MI Negeri Ambarawa adalah dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani. Kegiatan tersebut dilakukan setelah kegiatan perencanaan selesai dilakukan. 82

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH 1. Hal-hal apa saja yang perlu direncanakan dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di MIN Ambarawa? 2. Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara garis besar penelitian ini dapat menjawab seluruh masalah yang telah dirumuskan dari hipotesis yang telah diajukan. Sehubungan dengan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 121 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang Implementasi manajemen pendidikan di sekolah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR

PROSEDUR MUTU PELAKSANAAN INVENTARISASI INFRASTRUKTUR 1 Juli 010 1/ Tujuan Prosedur ini memberikan pedoman dalam pelaksanaan, penetapan, penyediaan, pemeliharaan, infrastruktur atau barang inventaris kekayaan negara yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN PEMBAHASAN PENELITIAN Pengelolaan sarana dan prasarana sangat penting karena dengan adanya pengelolaan sarana dan prasarana lembaga pendidikan akan terpelihara dan jelas

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS PADA UNSUR ORGANISASI TERENDAH DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan

BAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Sektor Publik menjadi semakin signifikan. Seiring dengan perkembangan, APBN telah

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA Diubah dengan Perwal Nomor 93Tahun 2012 WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1267, 2013 KEMENTERIAN SOSIAL. Penatausahaan. Barang Milik Negara. Persediaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENATAUSAHAAN

Lebih terperinci

Menimbang: Mengingat :

Menimbang: Mengingat : BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN

BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN BAB IV MANAJENEN SARANA DAN PRASARANA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN DI SMP NEGERI 2 PENAWANGAN GROBOGAN A. Deskripsi Data Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN MANAJEMEN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN Afid Burhanuddin, M.Pd. Kompetensi dasar Memahami sarana prasarana pendidikan Indikator Menjabarkan pengertian dan ruang lingkup Memahami pengadaan sarpras Mengetahui

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Tentang Sekolah 3.1.1 Sejarah Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Malaka berdiri sejak Tahun 1985 yang berada di bawah naungan Yayasan Budi Utomo. Sekolah ini

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 36 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 34 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS - 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT KERJA PUSKESMAS TAMAMAUNG TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA MAKASSAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TAMAMAUNG DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...... 2 BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS...

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey

Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey LAMPIRAN Lampiran 1 Data tabulasi hasil survey Hasil Survey Kode Formulir : F-01 (nomor 6, 9, 10, 12, 13, 14) No Nama Jawaban Pertanyaan berdasarkan nomor pertanyaan Jabatan Responden 6 9 10 12 13 14

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, DAN TATA KERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan alat yang efektif untuk

Lebih terperinci

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun mrupakan

Lebih terperinci

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN. (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG RANCANGAN (disempurnakan) RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI,

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI, KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 153 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BARANG DAERAH YANG DIPISAHKAN MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk lebih efektif dan efisiensinya

Lebih terperinci

KEPALA DESA MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU

KEPALA DESA MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU KEPALA DESA MALINAU KOTA KABUPATEN MALINAU PERATURAN DESA MALINAU KOTA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA MALINAU KOTA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. SMK Negeri 2 Langsa dapat disimpulkan sebagai berikut: secara Profesional yang tercantum pada Misi sekolah 78 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang Implementasi Kompetensi Kewirausahaan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Unit Produksi/Jasa di SMK Negeri 2 Langsa dapat

Lebih terperinci

PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd

PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA. Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd PENGORGANISASIAN SARANA DAN PRASARANA Dr. Ahmad Yusuf Sobri, S.Sos., M.Pd Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd Siagian (2005:60) menyatakan pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat,

Lebih terperinci

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA

MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA MANAJEMEN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MI NEGERI AMBARAWA Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh:

Lebih terperinci

Audit Penilaian kinerja Pengelola Keuangan

Audit Penilaian kinerja Pengelola Keuangan Halaman 1 / 5 1. 1. Tujuan : Agar sarana dan prasarana yang ada di UPTD Puskesmas Sukamaju 1 dapat terpelihara dengan baik sehingga dapat digunakan dalam peningkatan pelayanan pada pelanggan. 2. 2. Ruang

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1656, 2014 KEMENDIKBUD. Pusat Pengembangan Pendidikan. Anak Usia Dini. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 125 TAHUN

Lebih terperinci

Menimbang: a. bahwa dalam rangka memperjelas dan mempertegas

Menimbang: a. bahwa dalam rangka memperjelas dan mempertegas BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN FUNGSIONAL UMUM PADA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LUWU

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN, PENDAMPINGAN, DAN PEMULIHAN TERHADAP ANAK YANG MENJADI KORBAN ATAU PELAKU PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. kesimpulan tersebut yang secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut:

BAB VI PENUTUP. kesimpulan tersebut yang secara ringkas dapat disajikan sebagai berikut: BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan oleh peneliti pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan penelitian yang telah dilakukan terhadap Implementasi Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 64 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA BEKASI KEPUTUSAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN DAN PEMAKAMAN PEMERINTAH KOTA BEKASI WALIKOTA BEKASI Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

ACTUATING. Actuating merupakan realisasi perencanaan kebutuhan

ACTUATING. Actuating merupakan realisasi perencanaan kebutuhan ORGANIZING Organizing berhubungan dengan struktur organisasi, pejabat yang terkait, wewenang, dan tanggung jawabnya. Pejabat yang terkait dalam pengelolaan barang adalah pengelola barang, pengguna barang,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik

JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik JOB DESCRIPTION Jabatan : Manager Pabrik Atasan Langsung : General Manager Bawahan Langsung : - Kepala Bagian Umum & Personalia - Kepala Bagian Produksi Ikhtisar Pekerjaan : Memimpin dan mengawasi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu di MTs Nurul Huda Sedati Sidoarjo telah

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu di MTs Nurul Huda Sedati Sidoarjo telah BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan tentang peran Gugus Kendali Mutu dalam meningkatkan kinerja lembaga pendidikan di MTs Nurul Huda Sedati Sidoarjo dilanjutkan dengan pemaparan data dan analisis,

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BUPATI SELUMA KEPUTUSAN BUPATI SELUMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SELUMA KEPUTUSAN BUPATI SELUMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BUPATI SELUMA KEPUTUSAN BUPATI SELUMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN SELUMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 63 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG

BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG BAB II PROFIL DINAS PASAR KABUPATEN DELI SERDANG A. Sejarah Ringkas Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang Dinas Pasar Kabupaten Deli Serdang pada mulanya bernama PERPAS (Perusahaan Pasar). Merupakan bagian

Lebih terperinci

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN PADA KECAMATAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA SALINAN BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 73 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/12 1 Judul STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 06 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/12 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH YANG DIPISAHKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN II.1. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK Potensi Utama merupakan salah satu institusi pendidikan yang sudah

Lebih terperinci

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H

B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H B U P A T I B O Y O L A L I P R O V I N S I J A W A T E N G A H PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008

DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Personel. Tata Kerja. Universitas Pertahanan. Daftar. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG DAFTAR

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN YOGYAKARTA NOMOR 22/SP/SETPRES/D-1/I-YOG/10/2012

STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN YOGYAKARTA NOMOR 22/SP/SETPRES/D-1/I-YOG/10/2012 STANDAR PELAYANAN PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN ISTANA KEPRESIDENAN YOGYAKARTA NOMOR 22/SP/SETPRES/D-1/I-YOG/10/2012 BAGIAN KESATU PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.1 Kesimpulan 1.1.1 Pengelolaan kurikulum dan pembelajaran dalam implementasi MBSdi SMP N 3 kota bumi pada proses pembelajaran sudah berjalan meskipun terdapat kendala

Lebih terperinci

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN BAB VII STANDAR PENGELOLAAN Bagian Kesatu Tata Kelola Pasal 34 Pengelolaan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menerapkan otonomi perguruan tinggi yang dalam batas-batas yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG 121 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN DAKWAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KEBERAGAMAAN SANTRI PONDOK PESANTREN SALAFIYYAH AL MUNAWIR GEMAH PEDURUNGAN KOTA SEMARANG A. Analisis Planning Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 19 TAHUN 2OL4 TANGGAL : 17 JVLI 2OL4 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN No.1109, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan

Lebih terperinci

Instrumen AKPK Kepala Sekolah

Instrumen AKPK Kepala Sekolah Instrumen AKPK Kepala Sekolah Berikut ini, Bapak Ibu Kepala sekolah sebelum menjawab pertanyaan yang ada di dalam Instrumen AKPK Versi Online ada baiknya silahkan membaca dulu instrumen di bawah ini: Apa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 23 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SENSUS BARANG DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR

URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR URAIAN TUGAS POKOK PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN GIANYAR JLN. ERLANGGA NO 1 GIANYAR URAIAN TUGAS

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG 1 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal 136,

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS) SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 FEMY RIYANTI, S.Pd RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SEKOLAH () SMP STANDAR NASIONAL 2010/2011 NGAWI ALAMAT : JL. RAYA KENDUNG-POJOK KWADUNGAN NGAWI TELP. (0351) 771 9686 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perusahaan bahkan lembaga (khususnya lembaga pendidikan) baik besar maupun kecil harus menyusun budget atau anggaran sebagai suatu landasan dalam membuat perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses

BAB I PENDAHULUAN. yang teratur dan berkelanjutan yang diperlukan untuk menunjang proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VII Pasal 42 ayat 2 dinyatakan bahwa dalam setiap satuan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV

Disusun Oleh : Abdul Zaelani. Informatika A / IV Disusun Oleh : Abdul Zaelani 208700740 Informatika A / IV Bab 1 Pengertian manajemen Dalam melaksanakan kegiatan produksi diperlukan manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja dimana mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan. Magang

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) BAGIAN ADMINISTRASI UMUM DAN KEUANGAN Penyusunan rencana program kerja keuangan : 1 Koordinasi dengan, SDM, dan Administrasi Umum, tentang rencana kegiatan, SDM, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada di tengah-tengah revolusi pekerjaan kantor. Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita berada di tengah-tengah revolusi pekerjaan kantor. Beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita berada di tengah-tengah revolusi pekerjaan kantor. Beberapa puluh tahun yang lalu pekerjaan kantor umumnya dipandang sebagai kegiatan dalam organisasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 036 /O/2001 TENTANG PERINCIAN TUGAS BALAI BAHASA DAN KANTOR BAHASA

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 036 /O/2001 TENTANG PERINCIAN TUGAS BALAI BAHASA DAN KANTOR BAHASA KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 036 /O/2001 TENTANG PERINCIAN TUGAS BALAI BAHASA DAN KANTOR BAHASA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang bahwa sebagai tindak lanjut dari penataan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan Perpustakaan Universitas Katolik Musi Charitas pada mulanya merupakan penggabungan dari dua perpustakaan yaitu Perpustakaan Sekolah Tinggi Teknik Musi

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin mengenai peranan sistem informasi akuntansi pelayanan jasa

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci