BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut UU RI No. 13 tahun 1998 usia lanjut adalah mereka yang telah
|
|
- Hendri Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 19 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usia Lanjut Pengertian Usia Lanjut Menurut UU RI No. 13 tahun 1998 usia lanjut adalah mereka yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, sedangkan menurut dokumen pelembagaan lanjut usia dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka perencanangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI, batas usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih (Fatimah, 2010) Proses Menua Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus-menerus,dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam dkk, 2008). Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta mempertahankan struktur dan fungsi normal, ketahanan terhadap cedera, termasuk adanya infeksi (Mubarak, 2011). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
2 20 Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses sudah mulai berlangsung sejak seorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit (Azizah, 2011) KlasifikasiLansia Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah sebagai beikut: 1) Usia pertengahan (middle age) tahun 2) Lansia (elderly) tahun 3) Lansia tua (old) tahun 4) Lansiasangattua (very old) di atas 90 tahun Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis (Maryam dkk, 2008): 1) Perubahan Fisik a. Kekuatan fisik secara menyeluruh berkurang, merasa cepat lelah dan stamina menurun. b. Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang sedang rambut dalam hidung dan telinga mulai menebal. c. Perubahan muskuloskeletal cairan tulang menurun sehingga mudah rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), kram, tremor, tendon mengerut.
3 21 d. Perubahan pendengaran,membran timpani atrofi sehingga terjadi gangguan pendengaran. e. Perubahan penglihatan, respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, adaptasi menurun, akomodasi menurun, lapang pandang menurun, dan katarak. f. Kulit yang mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis. 2) Perubahan Sosial a. Perubahan peranpost power syndrome, single woman, dan single parent b. Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan meninggal. c. Kalau menjadi PNS akan ada tabungan(dana pensiun). Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi uang. d. Terjadinya kepikunan yang mengganggu sosialisasi. e. Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung. 3) Perubahan Psikologis Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.
4 Perubahan Umum Fungsi Pancaindra pada Lansia 1) Sistem Penglihatan Orang berusia lanjut pada umumnya menderita presbiop atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang. 2) Sistem Pendengaran Orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya pertumbuhan sel organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga. 3) Sistem Perasa Perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam pipi. 4) Sistem Pencium Daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel di dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di lubang hidung. 5) Sistem Peraba Kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit semakin peka dan sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi akibat penurunan pengetahuan ketahanan terhadap rasa sakit.
5 Gangguan Penglihatan Pengertian Gangguan Penglihatan Gangguan penglihatan merupakan masalah penting yang menyertai lanjutnya usia. Akibat dari masalah ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh para lanjut usia sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan, para lanjut usia seringkali kehilangan rasa percaya diri, berkurangnya keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif atau bergerak kesana kemari. Mereka akan kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televisi. Semua itu akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia, mengisolasi mereka di dunia luar yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi dengan berbagai akibatnya (DarmojodanMartono, 2006). Perubahan penglihatan merupakan bagian dari penyesuaian berkesinambungan yang datang dalam kehidupan usia lanjut. Perubahan penglihatan mempengaruhi pemenuhan AKS (aktivitas kehidupan sehari-hari). Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses penuaan termasuk penurunan kemampuan untuk melakukan akomodasi, konstriksi pupil akibat penuaan, dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata (Stanley, 2007). Perubahan penglihatan pada awalnya dimulai dengan terjadinya awitan presbiopi, kehilangan kemampuan akomodatif. Perubahan kemampuan akomodatif ini pada umumnya dimulai pada dekade keempat kehidupan, ketika seseorang memiliki masalah dalam membaca huruf-huruf yang kecil (Stanley, 2007).
6 Menurut Darmojo dan Martono (2006), perubahan-perubahan gangguan penglihatan secara fisiologis yaitu: 1) Perubahan Struktur Kelopak Mata Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini yang juga disebut dengan perubahan involusional terjadi pada m.orbicularis, retractor palpebra inferior, tarsus, tendokantus medial/lateral, aponeurosis levator papebra dan kulit. 2) Perubahan Sistem Lakrimal Pada usia lanjut seringkali dijumpai keluhan nrocos. Kegagalan fungsi pompa pada sistem kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, eversi punctum atau malposisi palpebra sehingga akan menimbulkan keluhan epifora. 3) Proses Penuaan pada Kornea Dengan bertambahnya usia akan terjadi penurunan sensitivitas kornea yang ditimbulkan oleh rangsangan mekanis. Bagian sentral kornea lebih lama menurunnya dibanding dengan bagian lainnya. 4) Perubahan Muskulus Siliaris Semakin bertambah usia seseorang maka serabut otot dan jaringan ikatnya bertambah sehingga muskulus tersebut menjadi lebih tebal, terutama bagian inferior.
7 25 5) Perubahan Refraksi Dengan bertambahnya usia hipermetrop laten menjadi lebih manifest karena hilangnya cadangan akomodasi,namun bila terjadi sklerosis nucleus pada lensa, hipermetrop menjadi berkurang atau terjadi miopisasi karena proses kekeruhan di lensa dan lensa cenderung lebih cembung (Darmojo & Martono, 2006). 6) Perubahan Fungsional Proses degenerasi dialami oleh berbagai jaringan di dalam bola mata, media refrakta menjadi kurang cemerlang dan sel-sel reseptor berkurang, visus kurang tajam dibandingkan pada usia muda Aspek Klinik 1. Katarak Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab umumnya adalah kehilangan penglihatan yang bertahap. Katarak umumnya mempengaruhi kedua mata, tetapi katarak di masing-masing mata memburuk sendiri-sendiri. Katarak merupakan penyakit yang paling banyak terjadi pada lansia (katarak senile) terutama orang diatas usia 70 tahun (Fatimah, 2010).
8 26 Pengobatan katarak adalah dengan tindakan pembedahan, setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam intraocular (Ilyas, 2010). 2. Glaukoma Glaukoma merupakan sekumpulan gangguan yang ditandai dengan tingginya tekanan intraokuler yang merusaka saraf optikus dan tersering dialami oleh lansia wanita yang berusia 40 sampai 65 tahun (Fatimah, 2010). 3) Presbiopi Gangguan penglihatan yang terjadi karena kekakuan lensa. Menurut penelitian lensa manusia mulai terjadi kekakuan pada usia 40 tahun sehingga kemampuan akomodasi menurun. Sinar yang masuk kemata tidak dibiaskan tepat diretina dan dibutuhkan lensa kaca mata yang sesuai dengan usia (Tarwoto, Aryani, Wartonah 2009) Ketajaman Penglihatan Tidak semua orang mempunyai ketajaman penglihatan yang sama. Ketajaman penglihatan ini dalam istilah kedokteran disebut visus. Ketajaman penglihatan (visus) dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata.visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kacamata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhan (Gabriel dikutip oleh Wijayanti, 2005).
9 27 Menurut WHO Study Group on The Prevention of Blindness, kelainan pada penglihatan dibagi atas tiga, yaitu : 1) Normal vision 2) Low Vision 3) Blindness Pemeriksaan Visus menggunakan Kartu Snellen 1) Bila tajam penglihatan 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter. 2) Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30. 3) Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50. 4) Bila tajam penglihatan adalah 6/60 bearti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter. 5) Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. 6) Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60.
10 28 Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. 7) Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter. Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya adalah 1/300. 8) Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak terhingga. 9) Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total.
11 Gambar 2.1 Snellen chart 29
12 Prosedur Pemeriksaan Mata dengan menggunakan Kartu Snellen Menurut Depkes RI (2007) prosedur pemeriksaan sebagai berikut : Tahap I. Pengamatan: Pemeriksa memegang senter perhatikan: 1. Posisi bola mata: apakah ada juling 2. Konjungtiva: ada pterigium atau tidak 3. Kornea: ada parut atau tidak 4. Lensa: jernih atau keruh/ warna putih Tahap II. Pemeriksaan Tajam Penglihatan Tanpa Pinhole: 1. Pemeriksaan dilakukan di pekarangan rumah (tempat yang cukup terang), responden tidak boleh menentang sinar matahari. 2. Gantungkan kartu Snellen yang sejajar mata responden dengan jarak 6 meter (sesuai pedoman tali). 3. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. 4. Mata kiri responden ditutup dengan telapak tangannya tanpa menekan bola mata. 5. Responden disuruh baca huruf dari kiri-ke kanan setiap baris kartu Snellen atau dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20). 6. Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf kurang dari setengah baris/ maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di atasnya. 7. Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf setengah baris atau lebih maka yang dicatat ialah yang tertera diangka tersebut
13 31 Pemeriksaan Tajam Penglihatan dengan hitung jari: 1. Bila responden belum dapat melihat huruf terbesar dari kartu Snellen maka mulai hitung pada jarak 3 meter (tulis 3/60). 2. Bila belum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 2/60), bila belum terlihat maju 1 meter (tulis 1/60). Bila belum juga terlihat maka lakukan lambaikan tangan pada jarak 1 meter (tulis 1/300). 3. Lambaian tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah responden dapat melihat sinar senter (tulis 1/-). 4. Bila tidak dapat melihat sinar disebut buta total (tulis 00/000). 2.3 Aktivitas Hidup Sehari-hari Pengertian Aktivitas Hidup Sehari-hari Aktivitas sehari-hari merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh lanjut usia setiap hari. Aktivitas ini dilakukan tidak melalui upaya atau usaha keras. Aktifitas tersebut dapat berupa mandi, berpakaian, makan, atau melakukan mobilisasi (Luekenotte, 2000). Seiring dengan proses penuaan maka terjadi berbagai kemunduruan kemampuan dalam beraktifitas karena adanya kemunduran kemampuan fisik, penglihatan dan pendengaran sehingga terkadang seorang lanjut usia membutuhkan alat bantu untuk mempermudah dalam melakukan berbagai aktivitas sehari-hari tersebut (Stanley, 2006).
14 Manfaat Aktivitas Hidup Sehari-hari pada Lansia Adapun manfaat aktivitas hidup sehari-hari pada lansia adalah: a. Meningkatkan kemampuan dan kemauan seksual lansia. Terdapat banyak faktor yang dapat membatasi dorongan dan kemauan seksualpada lanjut usia khususnya pria. Sejumlah masalah organik danjantung serta sistem peredaran darah, sistem kelenjar dan hormon serta sistem saraf dapat menurunkan kapasitas dan gairah seks (Bandiyah,2009). b. Kulit tidak cepat keriput atau menghambat proses penuaan. c. Meningkatkan keelastisan tulang sehingga tulang tidak mudah patah. d. Menghambat pengecilan otot dan mempertahankan atau mengurangi kecepatan penurunan kekuatan otot. Pembatasan atas linkup gerak sendi banyak terjadi pada lanjut usia, yang sering terjadi akibat keketatan/kekakuan otot dan tendon dibanding sebagai akibat kontraktur sendi. e. Self efficacy (keberdayagunaan mandiri) yaitu suatu istilah untuk menggambarkan rasa percaya diri atas keamanan dalam melakukan aktivitas. Dengan keberdayagunaan mandiri ini seorang lanjut usia mempunyai keberanian dalam melakukan aktivitas atau olah raga (Darmojo, 2006).
15 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Hidup Sehari-hari Kemp dan Mitchel (dalam Blackburn dan Dulmus, 2007) menyebutkan bahwa aktivitas sehari-hari pada lansia dipengaruhi olehdepresi. Kemp dan Mitchel juga menyebutkan kemampuan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan ketakutan, kemarahan, kecemasan, penolakan dan ketidakpastian (Potter, 2005). a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri 1) Umur Mobilitas dan aktivitas sehari-hari adalah hal yang paling vital bagi kesehatan total lansia. Perubahan normal muskuloskelatal terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi badan, redistribusi massa otot dan lemak subkutan, peningkatan porositas tulang, atrofi otot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan kekakuan sendisendi yang menyebabkan perubahan penampilan, kelemahan dan lambatnya pergerakan yang menyertai penuaan (Stanly dan Beare, 2007). 2) Kesehatan Fisiologis Kesehatan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam aktifitas sehari-hari, sebagai contoh sistem nervous menggumpulkan dan menghantarkan, danmengelola informasi dari lingkungan. Sistem muskuluskoletal mengkoordinasikan dengan sistem nervous sehingga seseorang dapat merespon sensori yang masuk dengan cara melakukan gerakan.
16 34 3) Fungsi Kognitif Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan (Keliat,1995). Tingkat fungsi kognitif dapat mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Fungsi kognitif menunjukkan proses menerima, mengorganisasikan dan menginterpestasikan sensor stimulus untuk berfikir dan menyelesaikan masalah. Proses mental memberikan kontribusi pada fungsi kognitif yang meliputiperhatian memori, dan kecerdasan. Gangguan pada aspek-aspek dari fungsi kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. 4) Fungsi Psikologis Fungsi psikologis menunjukkan kemampuan seseorang untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang komplek antara perilaku interpersonal dan interpersonal. Kebutuhan psikologis berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologisnya tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak senang dengankehidupanya, sehingga kebutuhan psikologi harus terpenuhi agar kehidupan emosionalnya menjadi stabil (Tamher, 2009).
17 35 5) Tingkat Stres Stres merupakan respon fisik non spesifik terhadap berbagai macam kebutuhan. Faktor yang menyebabkan stres disebut stressor, dapat timbul dari tubuh atau lingkungan dan dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Stres dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Stres dapat mempunyai efek negatif atau positif pada kemampuan seseorang memenuhi aktifitas sehari-hari (Miller, 1995). b. Faktor-faktor dari luar meliputi : 1) Lingkungan Keluarga Keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para lanjut usia. Lanjut usia merupakan kelompok lansia yang rentan masalah, baik masalah ekonomi, sosial, budaya,kesehatan maupun psikologis, oleh karenanya agar lansia tetap sehat, sejahtera dan bermanfaat, perlu didukung oleh lingkungan yang konduktif seperti keluarga. Budaya tiga generasi (orang tua, anak dan cucu) di bawahsatu atap makin sulit dipertahankan, karena ukuran rumah didaerah perkotaan yang sempit, sehigga kurang memungkinkan para lanjut usia tinggal bersama anak (Hardywinoto, 2005). Sifat dari perubahan sosial yang mengikuti kehilangan orang yang dicintai tergantung pada jenis hubungan dan definisi peran sosial dalam suatu hubungan keluarga. Selain rasa sakit psikologi mendalam, seseorang yang berduka harus sering belajar
18 36 keterampilan dan peran baru untuk mengelola tugas hidup yangbaru, dengan perubahan sosial ini terjadi pada saat penarikan, kurangnya minat kegiatan, tindakan yang sangat sulit. Sosialisasi dan pola interaksi juga berubah. Tetapi bagi orang lain yang memiliki dukungan keluarga yang kuat dan mapan, pola interaksi independent maka proses perasaan kehilangan atau kesepian akan terjadi lebih cepat, sehingga seseorang tersebut lebih mudah untuk mengurangi rasa kehilangan dan kesepian (Lueckenotte, 2000). 2) Lingkungan Tempat Kerja Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam mereka bekerja, karena setiaap kali seseorang bekerja maka ia memasuki situasi lingkungan tempat yang ia kerjakan. Tempat yang nyaman akan membawa seseorang mendorong untuk bekerja dengan senang dan giat. 3) Ritme Biologi Waktu ritme biologi dikenal sebagai irama biologi, yang mempengaruhi fungsi hidup manusia. Irama biologi membantu mahluk hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya. Misalnya cuaca yang mempengaruhi aktifitas sehar-hari.
19 Indeks Barthel Indeks barthel (modifikasi Collin C, Wade DT) adalah suatu alat/ instrument ukur status fungsional dasar berupa kuisioner yang berisi atas 10 butir pertanyaan terdiri atas mengendalikan rangsang buang air besar, mengendalikan rangsang buang air kecil, membersihkan diri (memasang gigi palsu, sikat gigi, sisir rambut, bercukur, cuci muka), penggunaan toilet-masuk dan keluar WC (melepas, memakai celana, membersihkan/ menyeka, menyiram), makan, berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya, mobilitas/ berjalan, berpakaian, naik-turun tangga dan mandi. Dengan skor antara Skor 20 = mandiri, skor = ketergantungan ringan, skor 9 11 = ketergantungan sedang, skor 5 8 = ketergantungan berat, skor 0 4 = ketergantungan total. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung (2006) kuisioner ADL Barthel merupakan instrumen ukur yang andal dan sahih serta dapat digunakan untuk mengukur status fungsional dasar usia lanjut Indonesia. Indeks Barthel digunakan untuk mengukur status fungsional dasar lansia, karena kemampuannya menilai ketidakmampuan fisik lansia.
20 38 Tabel 2.1 Indeks Barthel dalam pemenuhan kebutuhan Sehari-hari No. Aktivitas Kemampuan Skor 1. Mengendalikan rangsang buang air besar (BAB) 2. Mengendalikan rangsang berkemih (BAK) 3. Membersihkan diri (muka, sisir rambut, sikat gigi, bercukur, cuci muka) Tidak terkendali/ tidak teratur Kadangkala tidak terkendali (1xseminggu) Terkendali teratur Tidak terkendali/ menggunakan kateter Kadangkala tidak terkendali(1x24 jam) Terkendali teratur Membutuhkan bantuan orang lain Mandiri 4. Penggunaan toilet Tergantung perlu pertolongan orang lain Perlu bantuan pada beberapa aktivitas Mandiri 5. Makan Tidak mampu Perlu dibantu memotong makanan Mandiri 6. Berpindah posisi dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya Tidak mampu Perlu bantuan dua orang Perlu bantuan satu orang Mandiri 7. Mobilitas/ berjalan Tidak mampu Mobilitas dengan kursi roda Berjalan dengan bantuan satu orang Mandiri 8. Berpakaian Tergantung orang lain Sebagian dibantu orang lain Mandiri 9. Naik turun tangga Tidak mampu Perlu pertolongan orang lain Mandiri 10 Mandi Tergantung orang lain Mandiri Skor Total (0 20) (Indeks Barthel modifikasi Collin C dalam Agung 2006)
PEMERIKSAAN VISUS MATA
PEMERIKSAAN VISUS MATA Tidak semua orang mempunyai visus yang sama. Visus dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi
Lebih terperinciStandar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak
Standar Operasional Prosedur Untuk Kader Katarak Struktur Proses Hasil Petugas : 1. Dokter Puskesmas 2. Pramedis 3. Kader Katarak Anamnesis Gejala dan tanda : 1. Penurunan tajam penglihatan secara perlahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berusia 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut WHO
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia telah dipersetujui bahwa penduduk lanjut usia adalah mereka yang berumur 60 tahun ke atas. Sesuai dengan undang-undang Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 mengenai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Depkes RI (2001) Penuaan adalah proses alamiah yang tidak
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia 2.1.1 Defenisi Lansia Menurut Depkes RI (2001) Penuaan adalah proses alamiah yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus dan berkesinambungan. Selanjutnya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. Lanjut Usia 2.. Defenisi lanjut usia Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasanya individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lanjut Usia 2.1.1. Definisi Menua adalah proses alami yang dihadapi manusia. Dalam tahap ini, pada diri manusia secara alami terjadi penurunan atau perubahan dalam hal biologis,
Lebih terperinciKESEHATAN MATA DAN TELINGA
KESEHATAN MATA DAN TELINGA Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MATA DAN TELINGA INDERA PENGLIHAT ( MATA ) Mata adalah indera penglihatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU No.13 tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Lansia merupakan tahap akhir dari proses penuaan. Dimana pada tahap ini lansia mengalami kemunduran fungsi fisiologi organ tubuhnya (Suhartini, 2010). Sesuai dengan
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciTUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI
TUNA NETRA NUR INDAH PANGASTUTI TUNANETRA Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yaitu: buta total (Blind) dan low vision.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah. baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Panti Werdha Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata Panti adalah tempat, dan Werdha berartikan tua. Panti Werdha adalah suatu institusi hunian bersama untuk
Lebih terperinciFORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan
61 LAMPIRAN 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran ADL (Activity Daily Living) Lansia dan Gangguan Penglihatan di Kelurahan Ujung Padang Kota Padangsidimpuan Oleh Meli Fitria Saya adalah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. usia 60 tahun ke atas (Notoatmojo, 2007). Sedangkan dalam bukunya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lansia 1.1 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Lansia merupakan suatu proses alami yang di tentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek, baik melalui indra penglihatan,
Lebih terperinciBAB III CARA PEMERIKSAAN
BAB III CARA PEMERIKSAAN A. Daftar keterampilan yang harus dikuasai 1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan/visus 2. Pemeriksaan posisi dan gerakan bola mata 3. Pemeriksaan lapang pandangan secara konfrontasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUN PUSTAKA
BAB II TINJAUN PUSTAKA 1.1 Ruang Lingkup Lansia 2.1.1 Pengertian Lansia Lanjut usia adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Coping 2.1.1 Pengertian Coping Coping adalah proses untuk menata tuntutan yang dianggap membebani atau melebihi kemampuan sumber daya kita, Lazarus & Folkman; Lazarus & Launier
Lebih terperinciAlat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang. menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda
Alat optik Alat optik adalah suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip cahaya yang menggunakan cermin, lensa atau gabungan keduanya untuk melihat benda lain dengan lebih jelas. Beberapa jenis yang termasuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Gaya Hidup a. Definisi Gaya Hidup atau lifestyle adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan proses perubahan biologis secara terus- menerus, dan terjadi. suatu kemunduran atau penurunan (Suardiman, 2011)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuaan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua bukanlah
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Akhir dalam Aspek Fisik dan Kognitif Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBagian-bagian yang melindungi mata: 1. Alis mata, berguna untuk menghindarkan masuknya keringat ke mata kita.
MATA Indra pertama yang dapat penting yaitu indra penglihatan yaitu mata. Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda
Lebih terperinciO P T I K dan REFRAKSI. SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
O P T I K dan REFRAKSI SMF Ilmu Kesehatan Mata RSD Dr.Soebandi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER SINAR MATA (Organ Penglihatan) KORNEA + 43 D B M D Media optik PUPIL LENSA + 20 D MEDIA REFRAKSI BADAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kesehatan mengatakan Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia 2.1.1 Defenisi Lanjut Usia Undang-Undang RI Nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ayat (2), (3), (4) tentang Kesehatan mengatakan Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai
Lebih terperinciTHT CHECKLIST PX.TELINGA
THT CHECKLIST PX.TELINGA 2 Menyiapkan alat: lampu kepala, spekulum telinga, otoskop 3 Mencuci tangan dengan benar 4 Memakai lampu kepala dengan benar, menyesuaikan besar lingkaran lampu dengan kepala,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Lanjut Usia 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut Chaplin (2004) dalam kamus Psikologi mengartikan kata autonomy sebagai keadaan pengaturan diri, atau kebebasan individu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Menua (menjadi tua) adalah proses menghilangnya kemampuan pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun mempertahankan struktur dan
Lebih terperinciALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN
ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kebutuhan Spiritual. Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya. Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Lanjut Usia dan Permasalahannya 1. Pengertian Lansia Menurut Undang-undang RI No.3 tahun 1986 tentang kesejahteraan lanjut usia pada BAB I pasal 1 ayat 2 yang berbunyi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh semua manusia. Usia lanjut membuat para lansia sangat rentan dengan berbagai penyakit, bukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciPERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DAN SEKSUALITAS PADA LANSIA Pengertian Lansia Lansia adalah tahap akhir siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses kehidupan yang tak dapat dihindarkan dan akan di alami oleh
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESEHATAN MATA
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN SO P PEMERIKSAAN KESEHATAN MATA No. Dokumen : 03-08020503-07.P-019 No. Revisi : Tanggal Terbit : 04 Januari 2016 Halaman : KEPALA PUSKESMAS MERBAU MATARAM SUCIPTO, SKM, MKes 1.
Lebih terperinciMekanisme Sensoris dan Motoris
Mekanisme Sensoris dan Motoris Indera Indera mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indera yang kita kenal ada lima, yaitu: 1. Indera penglihat (mata) 2. Indera pendengar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut Usia Lanjut usia merupakan tahap terakhir dari perkembangan hidup manusia, suatu proses alami dimana tidak semua orang dapat mencapai tahap ini.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
Lebih terperinciKonsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut. Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc
Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Usia Lanjut Margaretha Teli, SKep,Ns, MSc Proses Keperawatan Lansia Assessment Nursing Diagnosis Intervention Implementation Evaluation Askep Lansia di tatanan Klinis (clinical
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menua Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
Lebih terperinci1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.
1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam proses refraksi ini adalah kornea, lensa, aqueous. refraksi pada mata tidak dapat berjalan dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan suatu organ refraksi yang berfungsi untuk membiaskan cahaya masuk ke retina agar dapat diproses oleh otak untuk membentuk sebuah gambar. Struktur
Lebih terperinciObat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius
Obat Diabetes Melitus Dapat Menghindari Komplikasi Mata Serius Konsumsi Obat Diabetes Melitus Memperingan Resiko Komplikasi Mata Anda mungkin pernah mendengar bahwa diabetes menyebabkan masalah mata dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. depan atau belakang bintik kuning dan tidak terletak pada satu titik yang tajam. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelainan refraksi 2.1.1 Definisi kelainan refraksi Kelainan refraksi merupakan suatu keadaan dimana bayangan tegas tidak dibentuk pada retina (makula retina atau bintik kuning)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia (lansia) disamping usia yang semakin bertambah tua terjadi pula penurunan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak yang kedua orang tuanya menderita miopia. 11,12
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 DEFINISI MIOPIA Miopia merupakan gangguan tajam penglihatan, dimana sinar-sinar sejajar dengan garis pandang tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina. Miopia terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk dunia berusia 60 tahun ke atas tumbuh lebih cepat kelompok usia lainnya. Antara tahun 1970 dan 2025 pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada saat lahir mata bayi normal cukup bulan berukuran kira-kira 2/3 ukuran mata orang dewasa. Pertumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia Populasi lansia kini lebih banyak dibandingkan dengan populasinya di masa lalu. Meningkatnya populasi lansia ini pun terjadi di seluruh dunia. Populasi penduduk lanjut
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna
BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, telah menunjukkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung
Lebih terperinciFORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK. Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian :
FORMAT PENGKAJAN FISIK KLIEN GERONTIK 1. Identitas Klien Nama : Umur : Alamat : Pendidikan : Tanggal masuk ke panti wredha : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Status Perkawinan : Tanggal Pengkajian : 2. Status
Lebih terperinciREFRAKSI. Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc
REFRAKSI Oleh : Dr. Agus Supartoto, SpM(K) / dr. R. Haryo Yudono, SpM.MSc REFRAKSI PENGANTAR Mata : Media refraksi Media refrakta Pilem : Retina Sifat bayangan retina? Kesadaran di otak? REFRAKSI PADA
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Tinjauan Umun Tentang Personal Hygiene 2.1.1.1 Pengertian Personal Hygiene Hygiene merupakan suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Lansia 1.1 Pengertian Usia Lanjut 1.2 Proses Menua dan Teori - Teori Menua 1.3 Karakteristik Lansia 1.4 Perubahan yang Terjadi Pada Lansia 2. Penyakit Kronis 2.1 Pengertian Penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut organisasi kesehatan dunia (WH O), ada empat tahapan batasan-batasan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan
Lebih terperinciProses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara
Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan bahwa
Lebih terperinciTahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia
Tahap-tahap Tumbuh Kembang Manusia Rentang Perkembangan Manusia UMBY 1. Neonatus (lahir 28 hari) Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan sesuai keinginan. 2. Bayi (1
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global angka pertumbuhan lansia semakin hari semakin meningkat dan sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia, atau 58 juta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Mata a. Pengertian Mata adalah salah satu organ tubuh vital manusia. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga dan mencegah hal-hal yang dapat merusak mata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu lanjut usia yang berusia antara tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, terdiri dari fase prasenium yaitu lanjut usia yang berusia antara 55-65 tahun, danfase senium yaitu lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang satu akan memberikan pengaruh pada tahap perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada dasarnya dialami oleh semua makhluk hidup. Tahapan perkembangan pada manusia dimulai pada saat manusia berada di dalam kandungan (prenatal) hingga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Diri (Body Image) 1. Pengertian Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar meliputi persepsi dan perasaan tentang ukuran,
Lebih terperinciVisus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan.
Visus adalah ketajaman penglihatan. Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan untuk melihat ketajaman penglihatan. Cara memeriksa visus ada beberapa tahap: Menggunakan 'chart' => yaitu membaca 'chart' dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini secara ekonomi biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi. Biaya ini semakin meningkat apabila usia harapan hidup bertambah. Olahraga
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Katarak Asal kata katarak dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata yang biasanya bening
Lebih terperinciALAT - ALAT OPTIK. Bintik Kuning. Pupil Lensa. Syaraf Optik
ALAT - ALAT OPTIK 1. Pendahuluan Alat optik banyak digunakan, baik untuk keperluan praktis dalam kehidupan seharihari maupun untuk keperluan keilmuan. Beberapa contoh alat optik antara lain: Kaca Pembesar
Lebih terperinciREFRAKSI ENAM PRINSIP REFRAKSI 3/28/2017. Status refraksi yang ideal : EMETROPIA. Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi
REFRAKSI RIA SANDY DENESKA Status refraksi yang ideal : EMETROPIA Jika tdk fokus pada satu titik disebut AMETROPIA ~ kelainan refraksi Pada mata EMMETROPIA : kekuatan kornea +lensa digabungkan untuk memfokuskan
Lebih terperinciORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA
ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM
Lebih terperinciHUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE
HUBUNGAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN DENGAN PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA WANITA POST MENOPAUSE SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.
2.3 Konsep ADL (Activity Daily Living) 2.3.1 Pengertian ADL (Activity Daily Living) ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi
Lebih terperinciA. Pengertian Masa Dewasa Akhir
Periodesasi Perkembangan Dewasa Akhir (Perkembangan Fisik, Psikis, Sosial, Keagamaan Dalam Periode Kehidupannya) Rismathul Khasanah(152071000038) Ayunda Navilatun. N(152071000004) & Arman Wahyudi(152071000037)
Lebih terperinci11/29/2013 PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN PENGINDERAAN ADALAH ORGAN- ORGAN AKHIR YANG DIKHUSUSKAN UNTUK MENERIMA JENIS RANGSANGAN TERTENTU BEBERAPA KESAN TIMBUL DARI LUAR YANG MENCAKUP PENGLIHATAN, PENDENGARAN,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI 1. Lanjut Usia (Lansia) Menurut Undang-Undang nomor 4 tahun 1965 yang termuat dalam pasal 1 dinyatakan bahwa seorang dikatakan lansia setelah mencapai umur 50 tahun, tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Ada tiga aspek yang perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun
Lebih terperinciA. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri
A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam hidupnya mengalami perkembangan dalam serangkaian periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti pola perkembangan
Lebih terperinci2013 GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT REUMATIK PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan meningkat diberbagai bidang di Indonesia telah mewujudkan peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Salah satu outcome atau dampak dari
Lebih terperinciSelamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si
MASA DEWASA Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II Oleh Dr Triana Noor Edwina DS, M.Si MASA DEWASA PERKEMBANGAN FISIK Masa awal dewasa (early adulthood) Ialah periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pasti akan mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan sendiri pada dasarnya melibatkan pertumbuhan yang berarti bertambahnya usia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar tubuh (Padila, 2013). Menjadi tua merupakan proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penuan merupakan bagian dari rentang kehidupan manusia, menua atau aging adalah suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia yang diberi umur panjang. Menua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan (Constantindes, 1994; Darmojo 2004, dalam Azizah, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ageing process (proses menua) adalah proses menurunnya kemampuan jaringan untuk memperbarui diri dan mempertahankan fungsinya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses menua (aging process) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
Lebih terperinci