BAB I PENDAHULUAN. Pajak menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Pajak menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara"

Sucianty Hardja
6 tahun lalu
Tontonan:

1 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pajak menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara Indonesia, sehingga pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemasukan negara. Pajak berpotensi sebagai pemasukan utama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), karena melalui pajak pemerintah dapat membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Baik bersifat pembangunanpembangunan jangka panjang, maupun membiayai pengeluaran rutin. Selain sebagai sumber pemasukan utama bagi APBN, pajak juga merupakan jalan keluar negara Indonesia untuk lepas dari krisis yang berkepanjangan. Tax ratio negara Indonesia masih tertinggal jauh (2004) yaitu sebesar 13,5% dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia 20,17%, Singapura 22,44% dan Thailand 17,28% (Sugiyanto, 2004). Kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat sangat diperlukan untuk meningkatkan tax ratio negara Indonesia. Pajak memiliki fungsi budgeter yaitu untuk mengisi kas negara sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku dan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Berdasarkan fungsi pajak sebagai fungsi budgeter, maka sangat diperlukan adanya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat untuk memahami dan mematuhi kewajiban perpajakan sebagai warga negara Indonesia. Pemahaman tersebut meliputi, pertama, pengisian

2 2 Surat Pemberitahuan (SPT) secara benar, sehingga Wajib Pajak (WP) harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengisian SPT. Kedua, penghitungan pajak sesuai dengan pajak terutang yang ditanggung oleh WP, sehingga WP harus memiliki pemahaman yang cukup dalam menghitung pajak terutang yang ditanggung oleh WP. Ketiga, penyetoran pajak (pembayaran) secara tepat waktu sesuai waktu yang ditentukan, sehingga WP harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyetoran pajak. Keempat, pelaporan atas pajaknya ke kantor pajak setempat oleh WP. Apabila WP memiliki pengetahuan yang cukup mengenai keempat hal tersebut di atas, maka semua ketentuan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat dilakukan dengan baik oleh WP dan Indonesia pun diharapkan bisa terlepas dari krisis yang berkepanjangan. Masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa penarikan pajak oleh pemerintah membebani masyarakat. Persepsi tersebut menyebabkan masyarakat kurang memiliki kesadaran membayar pajak. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kepatuhan yang masih sangat kurang. Contoh, masyarakat tidak membayar pajak tepat pada waktunya, terlambat untuk melakukan pelaporan pajak ke kantor pajak. Selain itu, masih banyak masyarakat sebagai WP yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana mengisi SPT (Manurung, 2003). Hal ini dikarenakan peraturan perpajakan yang cukup sulit dipahami dan kurang memasyarakat, sehingga hanya beberapa kalangan masyarakat yang memiliki pendidikan yang cukup dan yang memiliki sektor usaha yang cukup luas, untuk bisa mengerti peraturan perpajakan.

3 3 Usaha Kecil dan Menegah (UKM), memiliki beberapa karakteristik kelemahan, seperti menghadapi ketidakpastian pasar, ketidakpastian apakah dalam beberapa tahun pertama perusahaan dapat bertahan hidup atau tidak (Setyawan, 2006). Selain itu, yang menjadi kelemahan UKM adalah, adanya pembukuan yang tidak jelas (Zein, 2004). Kelemahan-kelemahan UKM yang sudah disebutkan diatas, bisa menimbulkan perbedaan pemahaman dan kewajiban setiap pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Selain itu, latar belakang pendidikan pengusaha UKM yang berbeda-beda juga bisa menimbulkan perbedaan pemahaman dan kewajiban mereka dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Pemahaman sempit masyarakat mengenai penarikan pajak oleh pemerintah tersebut, justru sangat bertolak belakang dengan tujuan penarikan pajak yang dicanangkan pemerintah, dimana penarikan pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia. Setiap pajak yang ditarik oleh pemerintah akan dikembalikan masyarakat dalam bentuk pemberian dan perbaikan fasilitas, serta penambahan layanan publik. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul Analisis Tingkat Pemahaman dan Kepatuhan Pengusaha UKM dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya di Kota Yogyakarta.

4 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya di Kota Yogyakarta? 2. Bagaimana tingkat kepatuhan pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya di Kota Yogyakarta? 3. Adakah perbedaan pada tingkat pemahaman dan kepatuhan pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dilihat melalui tingkat pendidikan pengusaha UKM? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk menguji tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam melakukan, pengisian SPT, penghitungan pajak terutang, penyetoran pajak dan pelaporan pajak. 2. Mengukur tingkat kepatuhan pengusaha UKM dalam memenuhi kewajiban perpajakannya melalui ketetapan waktu membayar dan melakukan pelaporan pajak. 3. Menganalisis adakah perbedaan pada tingkat pemahaman serta kepatuhan pengusaha UKM dilihat melalui tingkat pendidikan.

5 Kontribusi Penelitian Kontribusi dari penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh penulis selama di bangku perkuliahan, dan untuk memenuhi syarat memperoleh Strata 1 (satu) di Program Studi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. 2. Bagi pengusaha UKM sebagai objek penelitian Membantu pengusaha-pengusaha UKM yang ada di Kota Yogyakarta untuk mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka tentang pengisian SPT secara benar, serta sejauh mana kedisiplinan dan kesadaran mereka dalam hal pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya. 3. Bagi pembaca Sebagai bahan referensi atau masukan bagi para pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya Batasan Penelitian Dalam penelitian, penulis membatasi pembahasan masalah pada beberapa hal sebagai berikut, yaitu:

6 6 1. Objek peneliti dilakukan pada pengusaha-pengusaha UKM di Kota Yogyakarta. Tempat penelitian dilakukan di Kota Yogyakarta, mengingat Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar di Indonesia dan mayoritas penduduk Kota Yogyakarta merupakan pengusaha UKM. Selain itu juga untuk membatasi agar lingkup objek yang diteliti tidak terlalu luas. 2. Dalam penelitian ini, penulis ingin menguji tingkat pemahaman pengusaha UKM di Kota Yogyakarta dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, yang meliputi tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam pengisian SPT, tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam penghitungan pajak terutangnya, tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam hal penyetoran pajak dan tingkat pemahaman pengusaha UKM dalam hal pelaporan pajak. 3. Dalam penelitian ini, penulis ingin menguji tingkat kepatuhan pengusaha UKM di Kota Yogyakarta dalam memenuhi kewajiban perpajakannya meliputi ketepatan waktu penyetoran pajak dan ketepatan waktu dalam pelaporan pajak. Pengujian tingkat kepatuhan, hanya dilakukan kepada pengusaha UKM yang tidak patuh. 4. Dalam penelitian ini, penulis ingin menguji adakah tingkat perbedaan pemahaman dan kepatuhan pengusaha UKM di Kota Yogyakarta diukur melalui tingkat pendidikan si Pengusaha tersebut. Karena setiap pengusaha UKM memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-

7 7 beda, sehingga mempengaruhi pemahaman mereka tentang peraturan perpajakan.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak kini menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemasukan