BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu dari gejala sosial yang ada dalam sebuah

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu dari gejala sosial yang ada dalam sebuah"

Erlin Makmur
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu dari gejala sosial yang ada dalam sebuah negara, dalam hal ini pajak tidaklah mungkin ada tanpa adanya masyarakat dalam sebuah negara. Masyarakat yang dimaksud disini tentunya adalah masyarakat hukum atau gemeinschaft menurut istilah Ferdinand Tonnies (1999). Pajak adalah kewajiban individu maupun organisasi dalam berpartisipasi membantu pelaksanaan tugas kenegaraan yang ditangani oleh pemerintah. Pajak dapat membantu pemerintah dalam membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang tidak hanya untuk pengeluaran yang bersifat jangka panjang, akan tetapi juga untuk membiayai pembangunan yang bersifat jangka pendek, dalam hal ini adalah pengeluaran-pengeluaran rutin negara, yang dimaksud dengan pengeluaran rutin adalah biaya-biaya yang setiap tahun dikeluarkan untuk memelihara kelangsungan hidup bangsa, seperti biaya pegawaian negeri, belanja barang, penyelenggaraan pendidikan, kesehatan, perbaikan sarana umum, dan lain-lain yang telah terancang dalam bentuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Namun demikian, pajak juga masih merupakan hal yang rumit dan sekaligus menjadi momok yang menakutkan untuk sebagian wajib pajak karena dalam hal ini pajak masih dianggap sebagai beban pada masyarakat (pemahaman sempit masyarakat mengenai pajak). Pajak dianggap rumit karena peraturan pajak itu sendiri kerap kali berubah-ubah dan sulit dimengerti, apalagi untuk para wajib pajak awam. Pengertian perundang-undangan pajak itu sendiripun terkadang agak 1

2 2 sulit untuk ditafsirkan (ambigius, mempunyai makna ganda). Padahal potensi pendapatan negara sebagian besar dapat diperoleh dari pajak yang dibayarkan oleh para wajib pajaknya, hal ini diperkuat juga dengan semakin berkembangnya perekonomian bangsa yang ditandai dengan maraknya berbagai bisnis baru yang bermunculan dan semakin menjamur dikalangan dunia pebisnis baik dari kalangan pelajar hingga pebisnis potensial, baik dari yang kecil hingga yang bermodal besar. Salah satu dari bisnis baru yang kini mulai menggeliat dan digemari masyarakat adalah franchise. Franchise yang baru-baru ini mulai mengisi dunia baru perekonomian Indonesia juga turut memarakkan pertambahan pajak bangsa. Hal ini dapat mendongkrak tax ratio negara Indonesia yang masih tertinggal jauh dari tax ratio negara tetangga kita. Sedangkan jika pajak itu sendiri masih dianggap hal yang menakutkan dan rumit untuk dilaksanakan tentunya hal ini sangatlah jauh bertentangan dari tujuan pemerintah mengapa memungut pajak. Pandangan yang sempit seperti inilah yang kerap kali menghambat pertumbuhan pembanggunan perekonomian negara dan menghambat dinas perpajakan untuk menarik pajaknya dari para wajib pajak. Tujuan pemerintah mengenakan pajak terhadap obyek maupun subyek pajak adalah guna menyokong perekonomian bangsa dimana penarikan pajak itu sendiri bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia (dari rakyat untuk rakyat). Karena setiap pajak yang ditarik oleh pemerintah akan dikembalikan untuk kepentingan masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti pemberian dan perbaikan fasilitas umum, serta penambahan pelayanan publik bagi masyarakat.

3 3 Mengingat begitu besarnya potensi pajak bagi negara seperti yang telah dibahas diatas, maka sangat dibutuhkan kedisiplinan dan kesadaran dari para wajib pajak untuk setia dan taat menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak yang baik, tentunya hal tersebut dapat meliputi pengisian Surat Pajak Tahunan (SPT) secara benar, penyetoran pajak tepat pada waktu yang telah ditentukan, dan pelaporan atas pajaknya ke kantor pajak setempat oleh wajib pajak. Oleh karena itu, wajib pajak harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengisian SPT dan wajib pajak juga harus mempunyai pengetahuan yang cukup pula mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penyetoran pajak juga pelaporan atas pajak yang telah dibayarkannya. Jika masyarakat telah memiliki pemahaman yang positif tentang pajak tentunya akan banyak masyarakat yang taat membayar pajak yang berarti positf juga untuk perbaikan perekonomian negara yang boleh dikatakan, setidaknya dapat menutupi hutang luar negeri yang tiap tahunnya terus membengkak dan membebani pemerintah dengan pembayaran bunga yang cukup tinggi. Berdasarkan pemahaman tersebut dan maraknya bisnis franchise saat ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemahaman dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan mengangkat judul Analisis Pemahaman dan Kepatuhan Wajib Pajak Pemegang Franchise Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakannya di Kota Yogyakarta.

4 4 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dan penelitian yang akan dilakukan, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah pemegang franchise paham dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya di Kota Yogyakarta? 2. Apakah pemegang franchise patuh dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya di Kota Yogyakarta? 3. Apakah ada perbedaan pemahaman pemegang franchise dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya di Kota Yogyakarta dengan lamanya pengalaman bisnis franchise responden? 4. Apakah ada perbedaan kepatuhan pemegang franchise dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya di Kota Yogyakarta dengan lamanya pengalaman bisnis franchise responden? C. Batasan Masalah Dalam penelitian penyusunan skripsi ini agar tidak terlalu luas maka penulis membatasi pembahasan masalah pada beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Subyek penelitian hanya dilakukan pada wajib pajak yang bergerak dalam dunia bisnis franchise. 2. Pemahaman pemegang franchise sebagai wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya yang meliputi pemahaman wajib pajak dalam penghitungan dan pengisian SPT, pemahaman wajib pajak dalam hal

5 5 penyetoran pajak, pemahaman wajib pajak dalam pelaporan pajak usahanya. 3. Kepatuhan pemegang franchise sebagai wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak usahanya yang meliputi ketepatan waktu penyetoran pajak dan ketepatan waktu dalam pelaporan pajak. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini meneliti sejauh mana pemahaman dan kepatuhan para pemegang franchise sebagai wajib pajak. Selaku pendatang baru dalam dunia bisnis di Indonesia yang sedang marak baik dari kalangan para pelajar-mahasiswa sampai pebisnis tingkat atas dalam pengisian SPT, penyetoran pajak tepat pada waktu yang telah ditentukan, dan pelaporan atas pajak usahanya ke kantor pajak setempat. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Bagi penulis Merupakan kesempatan yang terbesar bagi penulis untuk dapat menerapkan teori yang telah didapat pada saat duduk dibangku kuliah dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya di lapangan. 2. Bagi wajib pajak sebagai obyek penelitian Diharapkan dapat memberi kontribusi dan masukan bagi para wajib pajak khususnya yang bergerak dalam bidang franchise dalam mengevaluasi dan mengetahui sejauh mana pengetahuan, pemahaman dan kepatuhan mereka

6 6 menjalankan kewajiban pajaknya secara benar, seperti pengisian SPT yang benar, serta sejauh mana kedisiplinan dan kesadaran mereka dalam hal pembayaran dan pelaporan pajak. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau masukan bagi para pembaca untuk melakukan penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan tingkat pemahaman dan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak kini menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan negara Indonesia. Hal ini dikarenakan pajak telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemasukan