BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalannya roda pemerintahan. Pajak bertujuan meningkatkan. untuk membiayai pengeluaran umum (Rochmat Sumitro;1986).

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber pemasukan utama APBN yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Karena begitu besarnya kontribusi pajak terhadap penerimaan Negara sehingga penerimaan pajak dapat mempengaruhi jalannya roda pemerintahan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat melalui perbaikan dan peningkatan pelayanan publik. Pajak menurut pengertiannya, yaitu Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa imbal (kontrapretasi) secara langsung yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (Rochmat Sumitro;1986). Alokasi pajak tidak hanya untuk rakyat pembayaran pajak, tetapi juga untuk kepentingan rakyat yang tidak wajib pembayar pajak.dengan demikian, pajak berfungsi mengurangi kesenjangan antar penduduk sehingga pemerataan kesejahteraan bias tercapai.untuk lebih mengoptimalkan penerimaan negara di sektor perpajakan, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu membayar pajak adalah kewajiban dan peran serta dari wajib pajak untuk secara langsung melaksanakan kewajiban perpajakan untuk membiayai negara guna pembangunan nasional.

2 2 Pada krisis keuangan global pada tahun 2008 telah menciptakan dilema bagi negara-negara industri. Salah satu solusi untuk menanggulangi krisis tersebut adalah dengan mengurangi tarif pajak. Tujuannya, agar dapat meningkatkan iklim investasi dan penerimaan pajak dimasa mendatang, untuk menyesuaikan dengan tarif PPh yang berlaku di negaranegara tetangga yang relatif lebih rendah, meningkatkan daya saing negara untuk menarik minat investasi baik di dalam negeri maupun di luar negeri (bagi WP badan), bertambahnya daya beli serta mempermudah perhitungannya (bagi WP pribadi), mengurangi beban pajak dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (WP). Optimalisasi Selain itu, terkait masalah pemerataan beban pajak melalui optimalisasi pemungutan pajak WP orang pribadi, mendorong industri kreatif, mendorong kinerja BUMN, dan meningkatkan sumber penerimaan APBN di luar pajak antara lain pemanfaatan secara optimal kekayaan alam Indonesia untuk kemakmuran rakyat secara maksimal. Seiring dengan semakin kuatnya arus globalisasi dan teknologi yang menerjang dunia ekonomi, maka Indonesia perlu menyesuaikan kebijakan perpajakannya dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Salah satunya dengan menurunkan tarif Pph. Dari hasil rapat kerja RUU Pph, diputuskan berlakunya Undangundang Nomor 36 Tahun 2008 yang merupakan rangkaian perubahan terhadap Undang-undang Nomor 7 Tahun Maka mulai tahun 2009 berlaku tarif Pajak Penghasilan (PPh) tunggal atau flat untuk PPh badan.

3 3 Namun PPh pribadi atau PPh perseorangan tetap memberlakukan sistem PPh progresif atau PPh bertingkat, hanya saja tarifnya dirubah yang semula berada pada 5 tingkat, sesuai undang-undang nomor 36 tahun 2008 tarif Pph pribadi menjadi 4 tingkat saja. Adapun besaran tarif Pph badan yang bersifat tunggal adalah 28% untuk tahun Hal ini lebih rendah dari target pemerintah yang sebelumnya menginginkan tarif Pph tunggal sebesar 30%. Pada tahun 2010, tarif tunggal itu akan turun menjadi 25%. Pemberlakuan tarif Pph tunggal ini berbeda dengan sistem Pph lama yang menerapkan pajak progresif sebesar 10% sampai dengan 30%. Reformasi perpajakan lebih banyak diartikan sebagai kebutuhan akan regulasi perpajakan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, apalagi setelah diberlakukannya perubahan tarif progresif menjadi tarif tunggal yang tentunya lebih meringankan beban masyarakat, tetapi karena tidak adanya upaya perubahan jaminan manfaat bagi wajib pajak terhadap pembayarannya menyebabkan kurang terjadinya perubahan kesadaran membayar pajak. Seperti yang kita ketahui bahwa pajak di Indonesia menganut sistem self assessment. Pada sistem ini wajib pajak dipercaya untuk menghitung, serta melaporkan dan membayar kewajiban pajaknya sendiri. Pada perusahaan diwajibkan membuat laporan keuangan komersial sesuai dengan standart akuntansi yang berlaku. Kepatuhan pajak sangatlah mempengaruhi besarnya penerimaan pajak. Semakin banyak orang yang

4 4 sadar akan pajak, maka semakin banyaklah SPT yang tersetor kepada KPP, sehingga penerimaan pajak juga akan meningkat. Andi (2008) menyatakan bahwa yang terpenting dalam penetapan tarif pajak adalah tujuannya. Ada dua hal yang ingin diraih, yakni sistem yang baru ini mampu memberikan intensif bagi investasi dan sekaligus bisa memperkuat daya beli masyarakat kelas menengah. Jika daya beli meningkat, permintaan diharapkan juga naik, pada akhirnya pajak yang dibayarkan juga bertambah. Jika dilihat dari sudut pandang tersebut, komsumsi atau daya beli masyarakat semakin naik, otomatis akan meningkatkan pula penerimaan pajak. Semakin tinggi kesadraan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang telah direformasi, semakin tinggi juga penerimaan pajak. Dengan demikian, diharapkan dilaksanakannya UU perpajakan baru tentang penurunan tarif ini dapat berdampak signifikan dan efektif bagi semua pihak yang berkaitan serta menjadi suatu kemudahan juga bagi semua pihak dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak, serta meningkatkan daya saing dengan negara-negara lain, dengan mengedepankan prinsip keadilan, netralitas dalam penetapan tarif, dan memberikan dorongan bagi berkembangnya usaha-usaha kecil. Obyek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Kabupaten Tulungagung yang terletak di jalan Ki Mangunsarkoro no. 17. Harapan yang ingin dicapai adalah dapat

5 5 mendiskripsikan efektivitas penerimaan pajak perubahan pada KPP Kabupaten Tulungagung setelah adanya penurunan tarif Pph. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka penulis terpacu untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Pemungutan Pajak Sebelum dan Sesudah UU no. 36 tahun 2008 pada Kpp Pratama Tulungagung. B. Perumusan Masalah Berdasarkan beberapa hal yang diuraikan dalam alasan pemilihan judul, maka dirumuskan permasalahan, sebagai berikut : - Bagaimanakah perubahan kinerja pemungutan pajak di KPP Pratama Tulungagung sebelum dan sesudah diberlakukannya UU No. 36 tahun 2008? C. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak menyimpang dan tidak terjadi pengembangan masalah, maka dalam hal ini perlu membuat batasanbatasan yang berfokus pada sebelum dan sesudahnuu no. 36 tahun 2008 mengenai tarif pajak penghasilan terhadap kinerja pemungutan pajak pada KPP Pratama Tulungagung. Yaitu hanya mengacu pada analisis kinerja yang meliputi perubahan jumlah wajib paja, jumlah SPT disetor, pertumbuhan jumlah tunggakan, jumlah penerimaan dan jumlah target

6 6 penerimaan, serta data tahun yang digunakan hanya pada tahun 2008 dan 2009 selama 6 bulan (1 semester). D. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah : - Untuk membandingkan perubahan kinerja penerimaan pajak sebelum dan sesudah diberlakukannya UU no. 36 tahun 2008 pada KPP Pratama Tulungagung. b. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi KPP Pratama Tulungagung, penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk KPP, apakah perubahan tarif yang berlaku saat ini sudah berjalan dengan baik terutama perubahan pada penerimaan pajak. 2. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang perubahan tarif pajak penghasilan. 3. Bagi pihak lain, sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.