BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Alat Ukur Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan/mengetahui nilai suatu besaran. Mengukur dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk menyatakan salah satu sifat atau keadaan dari suatu benda atau zat dalam bentuk suatu besaran, dengan cara membandingkannya dengan alat ukur standar atau alat ukur yang sudah dikalibrasi. Selain menghasilkan suatu nilai besaran listrik ataupun mekanik, alat ukur juga menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu rangkaian/sirkit, alat seperti ini disebut dengan indikator. Berikut ini beberapa syarat-syarat alat ukur listrik : Tidak boleh membebani rangkaian yang diukur. Mempunyai keseksamaan yang tinggi (accuracy error dan precision error yang rendah) Mempunyai kepekaan (sensitivity) yang tinggi. Mempunyai stabilitas yang tinggi. Kemampuan baca (readibility) yang baik. Kemantapan (reliability) alat yang tinggi. Berikut ini beberapa kesalahan yang sering terjadi di dalam pengukuran: 1. Kesalahan sistem (systematic error), kesalahan sistem ini meliputi: Kesalahan kalibrasi. Kesalahan manusia (human error). Experimental error. Kesalahan teknik (error of technique). Kesalahan statistik (random error). 6

2 7 2. Kesalahan karena salah (illegitimate error) Blunder Computational error Chaotic error Berikut ini macam-macam alat ukur berdasarkan jenis arus dan tipenya: 1. Berdasarkan Jenis Arus : o Arus searah (DC) o Arus bolak-balik (AC) o Arus Searah dan arus bolak-balik (AC/ DC) 2. Berdasarkan tipe : o Tipe Jarum Petunjuk (analog) o Tipe Perekam (Recorder) o Tipe Integrasi (Integrator) o Digital Prinsip Kerja Alat Ukur Listrik Alat Ukur Azas Kumparan Putar (Permanent Magnet Moving Coil) Alat ukur Azas Kumparan Putar (Permanent Magnet Moving Coil) atau sering disingkat sebagai PMMC merupakan alat pengukur yang berkerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan magnit, yang berasal dari suatu magnet permanen. Seperti yang terlihat pada gambar 2.1 arus yang di alirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur penting yang dipakai untuk bermacam arus. Tidak hanya untuk arus searah tapi dengan pertolongan alat-alat lainnya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-balik. Prinsip kerja alat ini menggunakan magnit yang permanent, yang mempunyai kutub-kutub, dan di antara kutub-kutub tersebut di tempatkan suatu silinder inti besi, di celah udara antara kedua kutub

3 8 magnet, dan silinder inti besi akan terbentuk medan magnit yang rata, yang masuk melalui celah kutub udara ini di tempatkan kumparan putar, yang dapat berputar melalui sumbu. Bila arus searah yang tidak ketahui besarnya mengalir melalui kumparan tersebut, maka suatu gaya elektro magnetis f yang mempunyai arah tertentu akan di kenakan pada kumparan putar, sebagai hasil interaksi atara arus dan medan magnit. Arah dari gaya f dapat di tentukan menurut ketentuan tangan dari Fleming. Besar dari gaya ini akan dapat di turunkan dengan mudah. Nyatakan besar medan magnit dalam celah udara sebagai B, panjang kumparan sebagai a, dan lebar kumparan sebagai b, momen putar Tp dapat dinyatakan sebagai: T = B A I N... (2.1) T = Torsi (Nm) B = kerapatan fluk magnet (Wb/m A = luas efektif koil (m2) I = arus ke kumparan putar (A) N= jumlah belitan (N menyatakan banyaknya jumlah lilitan dari kumparan putar) Karakteristik Alat Ukur Kumparan Putar : Pembagian skala uniform Pemakaian daya rendah Ketelitian tinggi Tahan terhadap medan magnet Untuk pengukuran besaran AC diperlukan penyearah (rectifier) Pegas dialiri arus yang diukur.

4 9 Gambar 2.1 Konstruksi Alat Ukur Azas Kumparan Putar Macam-macam Alat Ukur Listrik Voltmeter Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Gaya magnetik akan timbul dari interaksi antar medan magnet dan kuat arus. Gaya magnetik tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar arus listrik yang mengalir maka semakin besar penyimpangan jarum yang terjadi, Voltmeter mengukur beda potensial (atau

5 10 tegangan) dari sebuah komponen listrik dengan menempatkannya secara paralel dengan komponen tersebut seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2.2 Penempatan Voltmeter dengan Beban Berikut ini jenis-jenis dari voltmeter: 1. Voltmeter Analog Gambar 2.3 Bentuk Fisik Voltmeter Analog Gambar diatas merupakan bentuk fisik dari voltmeter analog dimana prinsip kerja voltmeter ini hampir sama dengan Amperemeter karena desainnya juga terdiri dari

6 11 galvanometer dan hambatan seri atau multiplier. Galvanometer menggunakan prinsip hukum Lorentz, dimana interaksi antara medan magnet dan kuat arus akan menimbulkan gaya magnetik. Gaya magnetik inilah yang menggerakan jarum penunjuk sehingga menyimpang saat dilewati oleh arus yang melewati kumparan. Makin besar kuat arus akan makin besar penyimpangannya. Gambar dibawah ini menjelaskan bagaiman prinsip kerja dari voltmeter analog. Gambar 2.4 Prinsip Kerja Prinsip Kerja Voltmeter Analog Desain penyusunan galvanometer dengan hambatan multiplier menjadi voltmeter dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Rm Rm Gambar 2.5 Desain penyusunan galvanometer Fungsi dari multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer tidak melebihi kapasitas maksimumnya, sehingga sebagian tegangan

7 12 akan berkumpul pada multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar. Jika kemampuannya ingin ditingkatkan menjadi n kali maka dapat ditentukan berapa besar hambatan multiplier yang diperlukan. n=v/v G Rm = (n-1). RG... (2.2) V = tegangan yang akan diukur VG = Tegangan maksimum galvanometer RG = Hambatan galvanometer Rm = Hambatan multiplier Untuk mengukur tegangan kita harus menggunakan voltmeter yang dipasang paralel terhadap komponen yang kita ukur beda potensialnya. Jadi tidak perlu dilakukan pemutusan penghantar seperti pada amperemeter. Pada rangkaian arus searah pemasangan kutub-kutub voltmeter harus sesuai. Kutub positif dengan potensial tinggi dan kutub negatif dengan potensial rendah. Bila pemasangan terbalik akan terlihat penyimpangan yang arahnya ke kiri. Sedangkan pada rangkaian arus bolak balik tidak menjadi masalah. 2. Voltmeter Digital Pada dasarnya prinsip kerja voltmeter digital dan analog itu sama, hanya data/informasi yang akan diukur bersifat analog. Blok diagram alat ukur digital terdiri komponen sensor, penguat sinyal analog, analog to digital converter, microprosessor, alat cetak, dan display digital. Bentuk fisik dari voltmeter digital dapat dilihat pada gambar 2.6.

8 13 Gambar 2.6 Bentuk Fisik Voltmeter Digital Gambar 2.7 Blok Diagram Alat Ukur Digital Gambar diatas merupakan blok diagram alat ukur digital dimana sensor mengubah besaran listrik dan non elektrik menjadi tegangan, karena tegangan masih dalam orde mv maka perlu diperkuat oleh penguat input. Sinyal input analog yang sudah diperkuat kemudian diubah menjadi sinyal digital dengan (ADC) analog to digital yang kemudian akan diolah oleh perangkat PC atau microprosessor dengan program tertentu dan hasil pengolahan disimpan dalam sistem memori digital. Setelah itu informasi digital dicetak dengan mesin cetak dan kemudian hasilnya ditampilkan dalam display yang berbentuk 7 segmen. Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9 ada tiga jenis, yaitu 7-segmen, 14-segmen dan dot matrik 5 x 7. Sinyal digital terdiri atas 0

9 14 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF, ketika sinyal 1 bertegangan atau ON. Gambar dibawah ini merupakan macam-macam dari display digital. Gambar 2.8 Macam-Macam Display Digital Voltmeter digital (DVMs) sekarang instrumen yang lebih disukai untuk pengukuran ac dan dc disemua tingkat akurasi dan di semua tegangan sampai dengan 1 kv. Dasarnya adalah voltmeter digital terdiri dari referensi tegangan, biasanya diberikan oleh dioda Zener, sebuah converter analog ke digital dan sistem tampilan digital, dan catu daya, yang mungkin berasal baik dari listrik atau baterai Amperemeter Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik. Amperemeter dapat dibuat atas susunan microamperemeter dan shunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yang kecil maupun arus yang besar, sedangkan untuk arus yang besar ditambahkan dengan hambatan shunt. Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya lorentz gaya magnetis. Arus yang mengalir pada kumparan yang diselimuti medan magnet akan menimbulkan gaya lorentz yang dapat menggerakkan jarum amperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar pula simpangannya. Untuk menggunakan alat ini adalah dengan cara memutuskan aliran pada sirkuit dan menyelipkan amperemeter pada tempat yang telah terputus tadi. Penempatan amperemeter dengan beban dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

10 15 Gambar 2.9 Penempatan Amperemeter dengan Beban Amperemeter menurut jenisnya mempunyai dua jenis yaitu: 1. Amperemeter analog Gambar 2.10 Bentuk Fisik Amperemeter Analog Gambar 2.10 merupakan bentuk fisik dari amperemeter analog. Seperti terlihat pada gambar 2.11 amperemeter analog bekerja berdasarkan prinsip gaya magnetik (Gaya Lorentz). Yaitu ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet timbul gaya lorentz yang menggerakan jarum penunjuk menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan

11 16 membesar sedemikian sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas. Besar gaya yang dimaksud sesuai dengan Prinsip Gaya Lorentz F = B.I. L... (2.3) Dimana: F = Gaya elektromagnetis B = Rapat fluksi I = Arus yang mengalir L = Panjang Kumparan Gambar 2.11 Prinsip Kerja Amperemeter Analog Kemampuan amperemeter dapat ditingkatkan dengan memasang hambatan shunt secara parallel terhadap amperemeter seperti terlihat pada gambar Besar hambatan shunt tergantung pada berapa kali kemampuannya akan ditingkatkan. Misalnya mula-mula arus maksimumnya adalah 1, akan ditingkatkan menjadi 1' = n.l, maka besar hambatan shunt:

12 17 R sh = RG ( n -1 )... (2.4) Dimana: RG = Hambatan galvanometer mula-mula Contoh: Sebuah amperemeter dengan hambatan RG = 100 Ω dapat mengukur kuat arus maksimum 100 ma. Berapa besar hambatan shunt yang diperlukan agar dapat mengukur kuat arus sebesar 10 A. Penyelesaian: n = 10 A : 100 ma =100 Rsh = RG/(n-1) = 100/99 = 1,01 Ω Rsh RG Gambar 2.12 Pemasangan Hambatan Shunt Terhadap Amperemeter Amperemeter analog terdiri dari beberapa bagian antara lain : Jarum penunjuk skala (pada amperemeter analog) Jarum ini terpasang pada kumparan yang bergerak (moving coil) sehingga dapat bergerak berdasarkan peredaran arus yang masuk dalam moving coil. Jarum

13 18 tersebut mempunyai fungsi penunjuk besaran arus yang terukur dimana akan bergerak dan berhenti pada skala yang sesuai dengan besaran yang diukur. Probe Berfungsi untuk menentukan polaritas amperemeter. Selain itu probe juga digunakan untuk menentukan kutub positif amperemeter. Kalibrator Berfungsi untuk menentukan kalibrasi atau penunjukan skala pada angka nol (0) dengan tepat,segaris dengan jarum penunjuk skala. Ground Berfungsi untuk menentukan kutub negatif dari amperemeter. Cermin pemantul Berada pada papan skala yang ditunjukan sebagai panduan untuk ketepatan pembacaan skala. Prosedur pengukuran pada amperemeter antara lain sebagai berikut : Pastikan bahwa jarum penunjuk skala berada tepat satu garis dengan angka nol (0) pada skala (pada amperemeter analog). Memasang seri ampermeter dengan hambatan Memasang kabel negatif (berwarna hitam) di ground ampermeter, dan kabel positif (berwarna merah) pada probe amperemeter. Membaca penunjukkan arus pada papan skala arus sesuai dengan posisi jarum penunjuk skala. Pembacaan skala dilakukan tegak lurus dimana bayangan jarum pada cermin harus satu garis dengan jarum penunjuk, maksudnya agar tidak terjadi penyimpangan dalam membaca. 2. Digital Amperemeter digital merupakan jenis amperemeter yang cara penggunaanya cukup sederhana. Pada amperemeter digital kita sudah tidak perlu lagi melakukan

14 19 penghitungan, cukup dengan melihat angka hasil pengukuran yang akan tertera pada layar lcd. Hal ini disebabkan adanya sebuah alat yang akan mengkonfersikan hasil nilai pengukuran ke dalam layar 7 segmen yang langsung dapat dinilai hasil pengukuranya tanpa harus menghitungnya. Gambar 2.13 Bentuk Fisik Amperemeter Digital Pada gambar diatas terlihat bentuk fisik dari amperemeter digital. Amperemeter digital tipe SX72 memerlukan supply AC 220 volt untuk menghidupkan layar LCD yang merupakan rangkaian 7 segmen. Pada dasarnya prinsip kerja amperemeter digital sama dengan prinsip kerja pada amperemeter analog, hanya pada amperemeter digital sinyal analog itu di convert ke sinyal digital oleh suatu program yang disebut analog to digital (ADC). Setelah sinyal itu diubah menjadi sinyal digital kemudian sinyal digital itu diolah oleh microprosessor dengan menggunakan program tertentu untuk dikirim ke alat cetak yang nanti hasilnya akan ditampilkan ke display digital yang berbentuk 7 segmen tadi. Display digital akan menampilkan angka diskrit dari 0 sampai angka 9. Sinyal digital terdiri atas 0 dan 1, ketika sinyal 0 tidak bertegangan atau OFF dan ketika sinyal 1 bertegangan atau ON.

15 Frekuensi Meter Frekuensi meter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui banyaknya getaran listrik dengan kesatuan Herzt dari sumber pembangkit tenaga listrik. Mengapa getaran ini perlu diketahui, hal ini menyangkut permasalahan dari alat yang dipergunakan, dalam hal ini adalah alat-alat listrik karena alat-alat tersebut sudah mempunyai spesifikasi tertentu untuk getaranya. Biasanya yang dipakai ratarata berkisar 45 Hz sampai dengan 55 Hz. Kecuali getaran-getaran dari komponen elektronika. Perlu diingat pada teori dasar dari generator listrik, tertera rumus: Frekuensi (F) = n.p... (2.5) 120 Frekuensi meter bekerja atas dasar azas getaran listrik atau getaran secara mekanis. Frekunsi dengan azas resonansi (getaran) listrik jarang temukan, mengingat pembuatannya sangat mahal dan rumit dan disebabkan ruang lingkup penunjukkan jarum penunjuk sangat-sangat sempit hanya berkisar 48 Hz sampai 52 Hz, tetapi yang banyak dipakai adalah frekuensi meter dengan azas mekanik mudah merakitnya. Penyambungan frekuensi meter sama halnya dengan penyambungan alat ukur voltmeter. Jadi disambung secara pararel terhadap jaringan listrik, Cara penyambungannya adalah sebagai berikut: Gambar 2.14 Pemasangan Frekuensi Meter Pada Beban

16 21 Frekuensi meter Tipe Elektro Dinamis Gambar 2.15 Bentuk Fisik Frekuensi Meter Analog Tipe Elektro Dinamis Gambar diatas merupakan alat ukur frekuensi dengan skala penunjukkan atau sering dibuat sebagai alat ukur rasio (elektro dinamis). Pada gambar 2.16 kita bisa melihat bahwa arus yang mengalir melalui kumparan M1 dan M2 adalah I1 dan I2. Konstanta-konstanta dipilih sedemikian rupa, sehingga menyebabkan arus-arus mempunyai resonansi pada masing-masing 42 Hz. Maka rasio dari I1 dan I2 akan berubah secara monoton dengan frekuensi-frekuensi yang berubah diatas, atau dibawah 50 Hz. Maka petunjuk akan bergetar sesuai dengan rasio tersebut, dan frekuensi yang akan diukur dapat diketahui pada skala petunjuk. Gambar 2.16 Prinsip Kerja Frekuensi Meter Tipe Elektro Dinamis

17 22 Frekuensi meter Lidah Bergetar Gambar 2.17 Bentuk Fisik Frekuensi Meter Lidah Bergetar Gambar 2.18 Prinsip Kerja Suatu Frekuensi Meter Jenis Batang Bergetar Pada gambar diatas menunjukkan sistem kerja suatu frekuensi meter jenis batang bergetar. Sejumlah kepingan plat baja yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar, masing-masing memiliki perbedaan frekuensinya, relatif tidak berjauhan satu sama lain dalam barisnya,dan mendapatkan arus medan magnet dari arus bolak -balik, salah satu lidah akan timbul getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi yang ditimbulkan oleh arus bolak -balik.

18 23 Dalam perencanaan susunan lidah-lidah bergetar, telah ditetapkan bahwa amplitudo dari defleksinya akan menurun sampai kira-kira 60%, bila jarak dari perbedaan frekuensinya 0, 25 Hz dari frekuensinya. Getaran dapat dilihat pada tipe lidah bergetar Cosφ Meter Dalam pengertian sehari-hari disebut pengukur Cosinus phi (φ ). Tujuan pengukuran Cosφ atau pengukur nilai cosinus sudut phasa adalah, memberikan penunjukan secara langsung dari selisih phasa yang timbul antara arus dan tegangan. Kita menghendaki bukan penunjukan sudut phasa melainkan penunjukan cosinus phi. Untuk menghitung Cos φ dapat menggunakan rumus: Cosφ = P... (2.6) V.I Keterangan: P = daya dalam satuan watt V = tegangan dalam satuan volt I = arus listrik dalam satuan ampere Cara penyambungan cosφ meter tidak berbeda dengan watt meter sebagaiman gambar dibawah ini :

19 24 Gambar 2.19 Cara Penyambungan Cosφ Meter Berikut ini jenis-jenis dari Cosφ meter: 1. Cosφ Meter Analog Gambar 2.20 Bentuk Fisik Cosφ Meter Analog

20 25 Prinsip Kerja Cosφ meter Pengukuran Cosφ berdasarkan pada dasar-dasar gerak listrik dapat dianggap sebagai Pengukuran kumparan silang. Kumparan didalamnya terdiri dari kumparan arus dan kumparan tegangan, prinsip seperti pengukur Watt. Dalam proses pengukuran Cosφ, prinsip pengukuran bukanlah dituntut hasil yang persis. Menurut petunjuk-petunjuk dari pembuat atau yang memproduksi alat ukur, kesalahan yang diizinkan adalah dua derajat, sudut skala penunjukan. Gambar 2.21 Kopel yang Ditimbulkan Alat Ukur Cosφ Meter Pada gambar diatas terlihat bahwa dengan jarum yang dihubungkan dengan kumparan-kumparan yang dapat bergerak dan yang sikapnya selalu sesuai dengan kumparan S2, maka penunjukan langsung berbanding lurus dengan φ. Kalau arus mendahului, gambar diatas, kopel ditimbulkan oleh gaya I2 dari I3 karena itu kedua gaya kopel bekerja bersama sama, dimana kumparan S2 dengan jarumnya berhenti di muka sudut negatif φ berarti di sebelah kiri dari garis tengah yang tegak.

21 Wattmeter Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaannya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase. Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai : P = V. I... (2.7) dimana : P = daya (Watt) V = tegangan (Volt) I = arus (Ampere) Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu fasa dan daya untuk tiga fasa, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pada sistem satu fasa: P = V.I. cosφ... (2.8) dimana : V = tegangan kerja (Volt) I = Arus yang mengalir ke beban (Ampere) Cosφ = faktor daya 2. Pada sistem tiga fasa : P = 3 V.I. cosφ... (2.9) dimana : V = tegangan fasa netral (volt) I = arus yang mengalir kebeban (Ampere) Cosφ = faktor daya

22 27 Gambar 2.22 Cara Penyambungan Wattmeter Pemasangan wattmeter dengan notasi terminal 1,2,3 dan 5. Terminal 1-3 terhubung ke belitan arus wattmeter, terhubung seri dengan beban. Terminal 2-5 terhubung ke belitan tegangan wattmeter. Terminal 1-2 dikopel untuk mendapatkan catu tegangan suply tegangan seperti terlihat pada gambar Pemasangan terminal meter tidak boleh tertukar, karena akibatnya meter tidak berfungsi. Untuk pengukuran daya besar, dimana arus beban besar dapat digunakan trafo CT untuk menurunkan arus yang mengalir ke belitan arus wattmeter. Berikut ini tipe dari wattmeter: a. Wattmeter tipe elektrodinamometer Wattmeter tipe elektrodinamik memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang dipasang diam dua buah pada magnet permanen, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk. Interaksi medan magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan jarum penunjuk sebanding dengan daya yang dipakai beban persamaan 2.8. Gambar 2.23 Konstruksi wattmeter elektrodinamometer

23 28 Pada gambar 2.23 kumparan arus dari Wattmeter dihubungkan secara seri dengan rangkaian (beban), dan kumparan tegangan dihubungkan parallel dengan line. Jika arus line mengalir melewati kumparan arus dari wattmeter, maka akan membangkitkan medan disekitar kumparan. Kuat medan ini sebanding dengan besarnya arus line kumparan tegangan dari wattmeter dipasang seri dengan resistor yang mempunyai nilai resistansi sangat tinggi. Tujuannya adalah untuk membuat rangkaian kumparan tegangan dari meter mempunyai ketelitian tinggi. Jika tegangan dipasangkan kekumparan tegangan, arus akan sebanding dengan tegangan line 2.2 Trafo Arus (Current Transformer) Trafo arus/current transformer (CT) adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arusnya hendak diukur (yang selanjutnya disebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrument tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti halnya ampere meter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban disisi sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus disisi primernya. Berikut ini gambar bentuk fisik dari trafo arus. Gambar 2.24 Bentuk Fisik Trafo Arus

24 29 CT umumnya terdiri dari sebuah inti besi yang dililiti oleh konduktor beberapa ratus kali. Output dari sekunder biasanya adalah 1 atau 5 ampere, ini ditunjukan dengan ratio yang dimiliki oleh CT tersebut. Misal 100:1, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 1 ampere jika sisi primer dilalui arus 100 Ampere. Jika 10:5, berarti sekunder CT akan mengeluarkan output 5 ampere jika sisi primer dilalui arus 10 Ampere. Dari kedua macam output tersebut yang paling banyak ditemui, dipergunakan dan lebih murah adalah yang 5 ampere. Perbandingan antara belitan primer dan sekunder pada trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan:... (2.10) Trafo arus/current Transformers terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti magnetik. Jika arus primer yang masuk ke CT ke teminal P 1 /K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S 1 /k, seperti terlihat pada gambar 2.25 (lihat arah arus sekunder I S yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P 2 /L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P 1 /K yang dialirkan ke beban dan S 2 /l sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S 1 /k Gambar 2.25 Rangkaian Equivalen CT

25 30 Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak boleh terbalik). Secara normal yang sesuai standar IEC terminal S 2 /l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol, kalau S 1 /k yang ditanahkan maka sudut arus antara primer dan sekunder menjadi= Pada gambar 2.25 terlihat arus yang masuk ke sekunder (I S ) diperoleh dari arus primer (I P ), yang diasumsikan arus dari primer tidak ada error (kesalahan) seperti terlihat pada persamaan Gambar 2.26 Grafik Burden CT Pada CT tertulis class dan burden yang grafiknya dapat dilihat pada gambar di atas, dimana masing masing mewakili parameter yang dimiliki oleh CT tersebut. Class menunjukan tingkat akurasi CT, misalnya class 1.0 berarti CT tersebut mempunyai tingkat kesalahan 1%. Burden menunjukkan kemampuan CT untuk menerima sampai batas impedansi tertentu. CT standart IEC menyebutkan burden 1.5 VA (volt ampere), 3 VA, 5 VA dst. Burden ini berhubungan dengan penentuan besar kabel dan jarak pengukuran (lihat table). Aplikasi CT dapat disambungkan dengan alat meter seperti ampere meter, KW meter Cos Phi meter, dll.

26 Selector Switch Selector Switch atau rotary switch adalah switch yang dioperasikan oleh rotasi. Ini sering dipilih ketika lebih dari 2 posisi yang dibutuhkan, seperti untuk memilih besaran tegangan, arus atau frekuensi yang akan diukur, dll. Sebuah rotary switch terdiri dari spindel atau "rotor" yang memiliki lengan kontak yang permukaannya seperti cam. Ini memiliki berbagai terminal, tersusun dalam suatu lingkaran di sekitar rotor, yang masing-masing berfungsi sebagai kontak untuk "spoke" di mana salah satu dari sejumlah sirkuit listrik yang berbeda dapat dihubungkan ke rotor. Saklar ini berlapis-lapis untuk memungkinkan penggunaan beberapa kutub, setiap lapisan adalah setara dengan satu tiang. Biasanya seperti switch memiliki mekanisme detent jadi "klik" dari satu posisi aktif yang lain daripada warung di posisi menengah. Jadi rotary switch menyediakan tiang besar dan membuang kemampuan dari switch sederhana lakukan. Rotary switch ada beberapa macam yang mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing, seperti : 1. Voltmeter Switches Gambar 2.27 Bentuk Fisik Voltmeter Switches

27 32 Voltmeter switches merupakan sebuah selektor yang digunakan untuk memilih parameter tegangan yang kita inginkan. Voltmeter switches ini bisa mengukur enam parameter tegangan seperti tegangan antar fasa R-S, S-T, R-T dan juga mengukur tegangan fasa dengan netral yaitu R-N, S-N, dan T-N. Gambar 2.28 Connection Diagram Voltmeter Switches Gambar diatas merupakan gambar connection diagram dari voltmeter switches, dimana fungsi dari connection diagram adalah untuk mempermudah kita dalam pemasangannya. Berikut ini merupakan gambar wirring diagram dari gambar connection diagram di atas : Gambar 2.29 Wirring Diagram Voltmeter Switches

28 33 Dari gambar connection diagram di atas apabila tuas voltmeter switches dipindahkan ke posisi: R-S, maka kontak 8 & 7 dan R & 9 menutup. S-T, maka kontak 4 & V1 dan S & 5 menutup. R-T, maka kontak 4 & V1 dan R & 9 menutup. R-N, maka kontak R & 9 dan N & 11 menutup. S-N, maka kontak S & 5 dan N & 11 menutup. T-N, maka kontak T & V2 dan N & 11 menutup. 2. Amperemeter Switches Gambar 2.30 Bentuk Fisik Amperemeter Switches Amperemeter switches merupakan sebuah selector yang digunakan untuk memilih parameter arus yang kita inginkan. Amperemeter switches ini bisa mengukur tiga parameter arus seperti arus I R, I S, dan I T.

29 34 Gambar 2.31 Connection Diagram Amperemeter Switches Gambar diatas merupakan gambar connection diagram dari amperemeter switches, dimana fungsi dari connection diagram adalah untuk mempermudah kita dalam pemasangannya. Berikut ini merupakan gambar wiring digram dari gambar connection diagram di atas : Gambar 2.32 Wirring Diagram Amperemeter Switches

30 35 Dari gambar connection diagram di atas apabila tuas amperemeter switches dipindahkan ke posisi: R, maka kontak 4 & A2, R & 5, dan N & 12 menutup. S, maka kontak 2 & 1, 4 & A2 dan S & A1 menutup. T, maka kontak 2 & 1, T & 7 dan 12 & N menutup. OFF, maka kontak 2 & 1, 4 & A2 dan 12 & N menutup. 3. Frekuensi Meter Switches Gambar 2.33 Bentuk Fisik Frekuensi meter Switches Frekuensi Meter switches merupakan sebuah selektor yang digunakan untuk memilih parameter frekuensi yang kita inginkan. Frekuensi Meter switches ini bisa mengukur tiga parameter frekuensi seperti frekuensi pada fasa R, S, dan T. Gambar 2.34 Connection Diagram Frekuensi Meter switches

31 36 Gambar diatas merupakan gambar connection diagram dari Frekuensi Meter switches, dimana fungsi dari connection diagram adalah untuk mempermudah kita dalam pemasangannya. Berikut ini merupakan gambar wiring digram dari gambar connecrion diagram diatas : Gambar 2.35 Wirring Diagram Frekuensi Meter Switches Dari gambar connection diagram di atas apabila tuas frekuensi meter switches dipindahkan ke posisi: FR, maka kontak 2 & 1 menutup. FS, maka kontak 4 & 3 menutup. FT, maka kontak 6 & 5 menutup. 4. Cosφ meter & Wattmeter Current Switch Gambar 2.36 Bentuk Fisik Cosφ meter & Wattmeter Current Switch

32 37 Cosφ meter & Wattmeter Current Switch merupakan sebuah selektor yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan kumparan arus dari cosφ meter dan wattmeter. Apabila kita ingin menghidupkan kumparan arus dari kedua alat tersebut kita tinggal memindahkan tuas selektor itu ke posisi ON dan apabila kita ingin mematikannya kita tinggal memindahkan tuas selektor itu ke posisi OFF. Gambar 2.37 Connection Diagram Cosφ meter & Wattmeter Current Switch Gambar diatas merupakan gambar connection diagram dari Cosφ meter & Wattmeter Current Switch, dimana fungsi dari connection diagram adalah untuk mempermudah kita dalam pemasangannya. Berikut ini merupakan gambar wiring digram dari gambar connecrion diagram di atas : Gambar 2.38 Wirring Diagram Cosφ & Watt Current Switches

33 38 Dari gambar connection diagram di atas apabila tuas Cosφ meter & Wattmeter Current Switch dipindahkan ke posisi: ON, maka kontak 1&2, 3&4, 5&6, 7&8, 9&10, 11&12 menutup. OFF, maka kontak 1&2, 3&4, 5&6, 7&8, 9&10, 11&12 membuka. 5. Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch Gambar 2.39 Bentuk Fisik Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch merupakan sebuah selektor yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan kumparan tegangan dari cosφ meter dan wattmeter. Apabila kita ingin menghidupkan kumparan tegangan dari kedua alat tersebut kita tinggal memindahkan tuas selektor itu ke posisi ON dan apabila kita ingin mematikannya kita tinggal memindahkan tuas selektor itu ke posisi OFF. Gambar 2.40 Connection Diagram Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch

34 39 Gambar diatas merupakan gambar connection diagram dari Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch, dimana fungsi dari connection diagram adalah untuk mempermudah kita dalam pemasangannya. Berikut ini merupakan gambar wiring digram dari gambar connecrion diagram diatas : Gambar 2.41 Wirring Diagram Cosφ meter & Watmetert Voltage Switches Dari gambar connection diagram di atas apabila tuas Cosφ meter & Wattmeter Voltage Switch dipindahkan ke posisi: ON, maka kontak 1&2, 5&6, 9&10, 13&14 menutup. OFF, maka kontak 3&4, 7&8, 11&12, 15&16 membuka. 2.4 MCB 3 Fasa MCB adalah sebuah alat yang di pakai untuk instalasi listrik.yang terdiri dari 1 fasa dan 3 fasa, tergantung dari pemakaian. Biasanya MCB di pakai untuk sekering/fuse/pengaman untuk instalasi listrik di rumah maupun digedung, panel. pabrik dan lain sebagainya. Kapasitas MCB menggunakan satuan Ampere (A), Kapasitas MCB mulai dari 1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A, dll.

35 40 Berdasarkan konstruksinya, maka MCB memiliki dua cara pemutusan yaitu pemutusan berdasarkan panas dan berdasarkan elektromagnetik. Gambar 2.42 Konstruksi Dalam MCB Pemutusan berdasarkan panas dilakukan oleh batang bimetal, yaitu perpaduan dua buah logam yang berbeda koefisien muai logamnya. Jika terjadi arus lebih akibat beban lebih, maka bimetal akan melengkung akibat panas dan akan mendorong tuas pemutus tersebut untuk melepas kunci mekanisnya. Pemutusan berdasarkan elektromagnetik dilakukan oleh koil, jika terjadi hubung singkat maka koil akan terinduksi dan daerah sekitarnya akan terdapat medan magnet sehingga akan menarik poros dan mengoperasikan tuas pemutus. Untuk menghindari dari efek lebur, maka panas yang tinggi dapat terjadi bunga api yang pada saat pemutusan akan diredam oleh pemadam busur api (arc-shute) dan bunga api yang timbul akan masuk melalui bilah-bilah arc-shute tersebut. Berikut beberapa kegunaan MCB : 1. Membatasi Penggunaan Listrik. 2. Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat. 3. Mengamankan Instalasi Listrik.

36 41 4. Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk mendeteksikerusakan instalasi listrik. a. Karakteristik MCB Karakteristik sekering dan MCB dinilai dalam amps. Secara normal disebut sebagai rated current atau nominal current atau dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah arus nominal. Seringkali kita berfikir bahwa jika arus melebihi arus nominal, peralatan ini akan bekerja (trip) dengan segera. Misalnya dengan rating 15 amps, maka jika arus sistem amps maka peralatan tersebut akan bekerja akan tetapi pada kenyataannya hal ini tidaklah sepenuhnya benar. Karena MCB didesain untuk mengamankan kabel dalam rangkaian listrik, dan arus amps tidaklah membahayakan. Gambar 2.43 akan menjelaskan bagaimana MCB bekerja dalam mengamankan peralatan atau sistem dari arus lebih dan hubung singkat. Gambar 2.43 Kurva Karakteristik MCB Axis horizontal menunjukkan arus yang mengalir pada MCB pada suatu rangkaian yang diproteksi, sedangkan axis vertical menujukkan lamanya waktu diaman peralatan tersebut tetap dialiri arus sebelum bekerja (trip). Baik sekering atau MCB, meskipun mereka memiliki arus nominal yang sama, akan tetapi memiliki cara ekrja yang berbeda. Sebagai contoh, untuk bekerja dengan kecepatan 0.1 s, MCB membutuhkan arus 128 amps.

37 Sistem Jaringan Pada SUTM Sistem Jaringan Radial Sistem jaringan radial adalah sistem jaringan yang paling sederhana, paling banyak dipakai, dan murah biaya pembangunannya. Jaringan yang keluar dari gardu induk disebut penyulang utama, sedangkan cabang dari penyulang utama disebut penyulang cabang. Arus yang paling besar mengalir pada jaringan yang paling dekat dengan gardu induk distribusi dan akan semakin berkurang dengan semakin jauhnya dari gardu induk distribusi. Mengecilnya arus tersebut memungkinkan ukuran konduktor diperkecil. Struktur jaringan ini dalam menyalurkan energi listrik keandalannya kurang. Suatu gangguan pada penyulang dapat mengakibatkan gangguan pada penyaluran energi listrik ke pelanggan yang berada di belakang titik gangguan. Struktur jaringan radial dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2.44 Stuktur jaringan radial

COS PHI (COS φ) METER

COS PHI (COS φ) METER COS PHI (COS φ) METER Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Alat Ukur Dan Pengukuran Listrik Dosen Pengampu Achmad Hardito, B.Eng., M.Kom. Disusun Oleh kelompok 3 kelas LT 1D : 1. 2. 3.

Lebih terperinci

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

Prinsip Pengukuran Besaran Listrik

Prinsip Pengukuran Besaran Listrik Bab 3 Prinsip Pengukuran Besaran Listrik www.themegallery.com LOGO www.themegallery.com LOGO Materi Bab 3 1 Pengukuran Arus dan Tegangan 2 Pengukuran Daya dan Faktor Daya 3 Pengukuran Energi Listrik 4

Lebih terperinci

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI

DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI DTG 2M3 - ALAT UKUR DAN PENGUKURAN TELEKOMUNIKASI By : Dwi Andi Nurmantris ALAT UKUR ANALOG DC POKOK BAHASAN Pendahuluan Penunjuk alat ukur Analog Alat Ukur Analog DC Voltmeter DC Ampermeter DC OhmMeter

Lebih terperinci

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Pengukuran sering dilakukan dalam melakukan analisis rangkaian. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan nilai besaran listrik, seperti : nilai arus yang melalui suatu

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK 5.1 Pendahuluan Gerak d Arsonval akan memberi respons terhadap nilai rata-rata atau searah (dc) melalui kumparan putar. Jika kumparan tersebut

Lebih terperinci

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH

ALAT UKUR ANALOG ARUS SEARAH ALAT UKU ANALOG AUS SEAAH Alat Ukur dan Pengukuran Telekom Pokok Bahasan Penunjuk Analog Arus Searah Voltmeter DC Ampermeter DC Ohmmeter Multimeter Efek pembebanan 1. Penunjuk Analog Arus Searah (1/6)

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti 6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem tenaga listrik adalah kumpulan atau gabungan dari komponenkomponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi,

Lebih terperinci

Universitas Medan Area

Universitas Medan Area BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori Generator listrik adalah suatu peralatan yang mengubah enersi mekanis menjadi enersi listrik. Konversi enersi berdasarkan prinsip pembangkitan tegangan induksi

Lebih terperinci

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN

Alat Ukur Listrik. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Alat Ukur Listrik K PENDAHULUAN Drs. Purwanto Fadjar, H.M. Dwa Desa Warnana, M.Si. ita sudah biasa menggunakan peralatan teknik, yang sebagian besar terdiri dari alat-alat listrik. Listrik yang

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal. Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Hukum Pemakaian Arus Listrik Ilegal Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik adalah singkatan dari (P2TL), yang merupakan salah satu program kerja PT PLN untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP)

BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) BAB III ALAT PENGUKUR DAN PEMBATAS (APP) 3.1 Alat Ukur Listrik Besaran listrik seperti arus, tegangan, daya dan lain sebagainya tidak dapat secara langsung kita tanggapi dengan panca indra kita. Untuk

Lebih terperinci

Intensitas cahaya candela Cd

Intensitas cahaya candela Cd Sistem Satuan Pada awal perkembangan teknik pengukuran mengenal dua sistem satuan, yaitu sistem metrik (dipelopori Prancis sejak 1795). Amerika Serikat dan Inggris juga menggunakan sistem metrik untuk

Lebih terperinci

Instrument arus searah

Instrument arus searah Makalah pengukuran listrik Instrument arus searah OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

3. Prinsip Kerja Alat Ukur

3. Prinsip Kerja Alat Ukur 3. Prinsip Kerja Alat Ukur a. BESI PUTAR ( Moving Iron Instrument ) Bila ada arus yang mengalir pada kumparan maka ruangan tersebut akan ada medan magnet yang mengakibatkan kedua besi lunak tersebut demagnetisasi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK TIM PENYUSUN DIANA RAHMAWATI, S.T., M. T HARYANTO, S.T., M.T KOKO JONI, S.T., M.Eng ACHMAD UBAIDILLAH, S.T., M.T RIZA ALFITA, S.T., MT MIFTACHUL ULUM, S.T., M.T

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK Tim penyusun: Diana Rahmawati, S. T., M. T. Haryanto, S. T., M. T. Koko Joni, S. T., M. Eng. Achmad Ubaidillah, S. T., M. T. Riza Alfita, S. T., M. T. Miftachul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Parameter Besaran listrik Parameter Besaran listrik adalah segala sesuatu yang mencakup mengenai besaran listrik dan dapat dihitung ataupun diukur. Parameter besaran listrik bermacam-macam,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang merubah enargi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Hampir pada semua prinsip pengoperasiannya,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc.

INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH. Lunde Ardhenta ST., MSc. INSTRUMEN PENUNJUK ARUS SEARAH Lunde Ardhenta ST., MSc. GALVANOMETER Astatic Galvanometer GALVANOMETER Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda potensial listrik yang relatif

Lebih terperinci

Makalah pengukuran listrik. bolak - balik OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D

Makalah pengukuran listrik. bolak - balik OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D Makalah pengukuran listrik Instrument arus bolak - balik OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN NIM : D411 10 009 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2011 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 2.1. Umum Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui jaringan transmisi.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL

Kelompok 7. Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL Kelompok 7 Anggota : 1. Sajaroh Tuduhri 2. Tati Mayasari 3. Triana Rahayu 4. Windi Mei Santi SOAL 1. Bagaimana teknik pengukuran multimeter? 2. Bagaimana prinsip kerjanya? Jawab : Teknik pengukuran multimeter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK

MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK MEMILIH ALAT UKUR LISTRIK ELK-DAS.15 15 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk

Lebih terperinci

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI

MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. D3 ELEKTRO INDUSTRI MAKALAH LISTRIK CLAMPMETER OLEH : MARIANI DWI ARTHA N. 2214 039 034 D3 ELEKTRO INDUSTRI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

4.3 Sistem Pengendalian Motor

4.3 Sistem Pengendalian Motor 4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5

Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5 Bahan Ajar BAB II. Teori umum alat ukur analog Tatap muka : Minggu 3, Minggu 4, Minggu 5 1 MINGGU 3,4 & 5 TEORI UMUM ALAT UKUR ANALOG Prinsip dasar pengukuran. Pengukuran menunjukkan kuantitas besaran

Lebih terperinci

BAB III KWH METER SEBAGAI ALAT UKUR ENERGI LISTRIK. dan ampermeter. Jika V volt yang ditunjukkan oleh voltmeter dan I amper yang

BAB III KWH METER SEBAGAI ALAT UKUR ENERGI LISTRIK. dan ampermeter. Jika V volt yang ditunjukkan oleh voltmeter dan I amper yang BAB III KWH METER SEBAGAI ALAT UKUR ENERGI LISTRIK 3.1. Pengukuran Daya Dan Energi Listrik Daya dalam rangkaian arus searah dapat diukur dengan bantuan voltmeter dan ampermeter. Jika V volt yang ditunjukkan

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor

Apa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG

PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG PENGGUNAAN ALAT UKUR ANALOG ELK-DAS.17 40 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komponen Pengukuran Tidak Langsung pada Tegangan Rendah 2.1.1 kwh Meter kwh meter merupakan alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

Pengukuran dan Istrumentasi

Pengukuran dan Istrumentasi Minggu ke 4 Pengukuran dan Istrumentasi FE UDINUS Alat Ukur Listrik - Alat Ukur Kumparan Putar bekerja atas dasar prinsip kumparan listrik yang ditempatkan dalam medan magnet yang berasal dari magnet permanen.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN Distribusi Tenaga Listrik Ahmad Afif Fahmi 2209 100 130 2011 REGULASI TEGANGAN Dalam Penyediaan

Lebih terperinci

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Dimas Harind Yudha Putra,Riswan Dinzi Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

TUGAS FISIKA DASAR 2

TUGAS FISIKA DASAR 2 TUGAS FISIKA DASAR 2 RANGKUMAN MAGNET Dosen Pengampu: Bachrun Sutrisno Ir. M.Sc. Oleh: Nama : RIFQI ARIGHI FAHMI NIM : 13522121 Kelas : B UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA A. Pengertian Magnet Magnet atau magnit

Lebih terperinci

BAB III. Transformator

BAB III. Transformator BAB III Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang mengubah tegangan arus bolak-balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S.

BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar A. Sistem Satuan C.G.S. dan Satuan Praktis B. Sistem Satuan M.K.S. BAB I PENDAHULUAN Satuan dan Standar Ilmu pengukuran listrik merupakan bagian integral dari pada ilmu fisika. Kebanyakan alat ukur yang digunakan sekarang pada prinsipnya sama dengan alat ukur konvensional,

Lebih terperinci

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum MOTOR ARUS SEARAH Motor arus searah (DC) adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Konstruksi motor arus

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR AVOMETER PENGUKURAN LISTRIK NAMA : PUTU RUSDI ARIAWAN NIM : 0804405050 JURUSAN : TENKIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis aturkan Kepada Tuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Flow Chart Pengujian Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk pengujian transformator ini digambarkan dalam flowchart sebagai berikut : Mulai Peralatan Uji Merakit Peralatan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Rangkaian Listrik Sudaryatno Sudirham nalisis Rangkaian Listrik Jilid Sudaryatno Sudirham, nalisis Rangkaian Listrik () Rangkaian Pemroses Energi (rus Searah) Dalam bab ini kita akan melihat beberapa contoh aplikasi analisis

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator, BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK II.1. Sistem Tenaga Listrik Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam makalah ini, saya membahas tentang amperemeter, voltmeter, dan ohmmeter, alat ukur ini, sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan. Seorang teknisi

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci