BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA UNGGULAN PONDOK PESANTREN NURUL ISLAMI SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA UNGGULAN PONDOK PESANTREN NURUL ISLAMI SEMARANG"

Transkripsi

1 BAB III PELAKSANAAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA UNGGULAN PONDOK PESANTREN NURUL ISLAMI SEMARANG A. Kondisi Umum SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami Semarang 1. Letak Geografis SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami didirikan dibawah naungan Yayasan Nurul Islami Semarang yang dipimpin oleh dr. H.S. Heri Prasetyo, M.M berdiri sejak tanggal 18 Agustus Lokasi kampus yang cukup tenang, nyaman, sejuk, dan fasilitas yang cukup memadai untuk menempa ilmu yaitu berada di jalan Raya Ngaliyan Boja, tepatnya di Wonolopo Mijen Semarang. Berdasarkan badan akreditasi nasional Propinsi Jawa Tengah pertanggal 31 Maret 2005, SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang dinyatakan sebagai sekolah dengan akreditasi A. Luas keliling tanah seluruhnya m 2 yang sudah dipagar permanen (termasuk pagar hidup) m 2 luas tanah dikuasai sekolah menurut status kepemilikan dan penggunaan, status kepemilikan bersertifikat, keseluruhan luas tanah ini terbagi menjadi m 2 bangunan, halaman m 2 lapangan olah raga m 2, kebun m 2 dan lain-lain m 2 Adapun batas wilayah SMA Nurul Islam a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ndukuh b. Sebelah selatan berbatas dengan Desa Tempel c. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Wonolopo d. Sebelah barat menempati kebun milik Nurul Islami Semarang. 46

2 47 2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami memiliki komitmen menjadi lembaga pendidikan profesional, ungul dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan berlandaskan Iman dan Taqwa (IMTAQ) b. Misi SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami melaksanakan : 1). Pendidikan yang mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi 2). Pendidika pesantren untuk mensantrikan peserta didik dalam kerangka pendalaman dan pengalaman al-quran dan hadits. c. Tujuan SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami mempunyai tujuan : 1). Meningkatkan IPTEK dan IMTAQ agar mampu melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi terkemuka baik di dalam maupun diluar negeri 2). Mencetak calon pemimpin yang uswatun khasanah dan akhlakul karimah 1 3. Keadaan Guru, karyawan dan siswa a. Keadaan Guru dan Ustadz SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami tahun pelajaran adalah terdiri dari 22 guru denagn standar lulusan sesuai dengan bidang studi yang di ajarkan, memiliki 13 ustadz (ustadz tetap/tidak tetap beserta bapak/ibu asuh) yang kompeten dibidangnya. b. Keadaan Karyawan Salah satu unsur penting dalam suatu lembaga pendidikan adalah keberadaan karyawan, karyawan disini mempunyai andil yang cukup besar dalam tugas-tugas administrasi sekolah dan memperlancar proses belajar mengajar. Adapun jumlah karyawan SMA Unggulan 1 Arsip SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang

3 48 Ponpes Nurul Islami sebanyak 17 karyawan, yang terdiri dari 4 karyawan Tata Usaha, 6 orang sebagai karyawan kebersihan, dan 7 orang karyawan keamanan. Dimana semua karyawan tersebut berpartisipasi dalam memperlancar proses pendidikan di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami agar berjalan efektif. c. Keadaan Peserta Didik Jumlah peserta didik terdiri dari 103 yang terbagi dalam 5 kelas, kelas I sebanyak 20 anak. Kelas II IPA, IPS sebanyak 29 anak dan Kelas III IPA, IPS sebanyak 54 anak. Selain sebagai murid di sekolah peserta didik juga berperan sebagai santri di lingkungan pesantren. Kegiatan belajar mengajar di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dilaksanakan pada pagi hari untuk sekolah di mulai pukul dan untuk kegiatan pesantren dimulai setelah maghrib sekitar WIB sedangkan siang harinya digunakan bagi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. 4. Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler disini berfungsi sebagai upaya untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik. Selain itu kegiatan ekstra juga berfungsi sebagai penghilang kejenuhan peserta didik terhadap rutinitas di sekolah maupun pesantren, adapun kegiatan berupa : KIR, Musik, EEL, Bola Basket, Rebana, Paskibra, Pramuka, Khitobah, Teater, Sepak Bola, Bola Voly, Seni Baca Tulis al-quran, Mujahada, dan Pecinta Alam 5. Keadaan Sarana dan Prasarana Sekolah Sarana dan prasarana di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami adalah sebagai berikut : a. Perpustakaan b. Ruang kepala sekolah, Ruang tata usaha, ruang Bimbingan Konseling, Ruang materiil, ruang guru, ruang OSIS, ruang UKS, ruang koperasi, ruang BP3, ruang SPP, ruang serba guna, ruang sidang

4 49 c. Laboratorium : Fisika, kimia, biologi, Bahasa, Komputer, serba guna, PKK, Media d. Tempat ibadah, masjid e. Olah raga ; lapangan sepak bola, lapangan basket, lapangan Volley, lapangan badminton, lapangan tenis meja dan aula f. Asrama 6. Pembinaan Keagamaan / Madrasah Diniyah Madrasah diniyah Ponpes Nurul Islami formal yang berada di bawah naungan Yayasan Nurul Islami madrasah diniyah Nurul Islami ini berada di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Islami yang Mottonya Mencetak Generasi Islam yang Mumpuni dari segi kualitas agamanya dan dapat berakhlakul karimah sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW. Seiring dengan kemajuan dan bertambahnya santri maka dibutuhkan segenap komponen yang ada pada madrasah diniyah seperti adanya khodimul ma had yang tugasnya mengatur aktifitas kegiatan malam seperti = Madrasah diniyah, pengajian wetonan, dan bandongan, semaan al-quran, al-barzanzi serta khitobah 3 bahasa. 2 Selain khodimul ma had juga ada ustadz asuh, adapun tugasnya adalah mengontrol dan mengurusi santri pada waktu malam termasuk membangunkan subuh para santri dan tidak ketinggalan pula mereka juga menjadi guru pada waktu madrasah diniyah berlangsung. 3 2 Arsip ponpes Nurul Islami 3 Wawancara dengan Bp. Abadi (Khodimul Ma had) pada tanggal 20 Februari 2006

5 50 7. Struktur Organisasi Struktur Organisasi SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Tahun Pelajaran Komite Sekolah Kepala Sekolah Sukidjo Kepala Tata Usaha Setyorini, S.Sos Waka Sek Kurikulum Nursetyo, W Waka Sek Kesiswaan Nur Afnan Guru Wakasek Sarana Prasarana - Waka Sek Hub Kerjasama Masyarakat Joko Kumoro Siswa Sistem Administrasi dan Manajemen serta penanggungjawaban bidang a. Kepala sekolah Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai : 1). Manajer, yaitu satu-satunya adalah mengorganisasikan semua kegiatan sekolah, seperti kegiatan belajar mengajar dan kegiatan administrasi 2). Administrator, yaitu menyelenggarakan administrasi sekolah meliputi bidang kurikulum, ketenagaan, kesiswaan, perkantoran, keuangan, perpustakaan, bimbingan dan konseling, UKM, kegiatan kesiswaan, sarana dan prasarana dan hubungan dengan masyarakat.

6 51 3). Supervisor, yaitu menyelenggarakan kegiatan supervise terhadap kegiatan dan sarana prasarana sekolah b. Wakil Kepala Sekolah Wakil kepala sekolah mempunyai tanggung jawab langsung dengan kepala sekolah dalam membantu kepala sekolah dalam kegiatankegiatan sebagai berikut : 1) Menyusun perencanaan membuat program kegiatan dan jadwal pelaksanaan 2) Pengorganisasian 3) Pengarahan 4) Ketenagaan 5) Pengkoordinasian 6) Pengawasan 7) Penilaian 8) Identifikasi dan Pengumpulan 9) Penyusunan Laporan Wakil kepala sekolah, bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya, yaitu : (a) Wakil kepala sekolah, bidang kurikulum yang mengatur dan menyusun program bidang kurikulum (b) Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang mengatur dan membina program kegiatan siswa (c) Wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, yang mengatur kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar mengajar (d) Wakil kepala sekolah bidang humas, yang mengatur dan mengembangkan hubungan dengan komiter sekolah, masyarakat, lembaga pemerintahan, dunia dan usaha, lembaga sosial

7 52 c. Guru Mata Pelajaran Guru mata pelajaran bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien d. Wali kelas Wali kelas bertanggung jawab terhadap pengelolaan edukasi dan administrasi kelas e. Guru Guru bimbingan konseling bertanggungjawab melaksanakan kegiatan bimbingan konseling di sekolah f. Perpustakaan sekolah (kondisi perpustakaan) Kondisi perpustakaan bertanggung jawab pengadaan buku atau bahan pustaka atau media elektronik B. Pelaksanaan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami Semarang 1. Perencanaan Perencanaan merupakan landasan untuk melaksanakan pekerjaan berikutnya, hal ini dilakukan agar tujuan program dapat tercapai. Proses perencanaan di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dalam penyusunannya dilakukan oleh guru pembimbing berdasarkan apa yang dibutuhkan peserta didik dengan segala keunikan dan permasalahan yang biasa muncul pada remaja. Kondisi sekolah yang juga berasrama menjadikan program bimbingan dan konseling yang di selenggarakan lebih bervariasi mengingat permasalahan yang mungkin dialami lebih komplek hal ini di sebabkan kondisi peserta didik yang jauh dari keluarga, beban pelajaran yang banyak otomatis bertambah banyak pula permasalaham yang dihadapi. Dalam merencanakan program guru pembimbing merujuk pada kegiatan atau pelaksanaan program tahun lalu dan juga berdasarkan pada permasalahan yang banyak dialami oleh peserta didik pada tahun

8 53 sebelumnya. Penyusunan program ini di lakukan pada awal tahun pelajaran yang tersusun dalam Program Kerja Tahunan Bimbingan dan Konseling. (Dapat dilihat dalam lampiran) Adapun kegiatan yang di laksanakan meliputi: a. Penyusunan program kegiatan Penyusunan program merupakan seperangkat kegiatan merumuskan masalah dan tujuan, bentuk-bentuk kegiatan, personal, fasilitas, anggaran serta berbagai bentuk usulan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, yang di laksanakan pada bulan Juli dan Januari. b. Konsultasi Konsultasi program adalah kegiatan pertemuan atau rapat antara pembimbing dengan petugas lain seperti Kepala Sekolah atau Khodimul ma'had untuk membahas rancangan program, yang di laksanakan pada bulan Juli dan Agustus. c. Penyediaan Fasilitas, dilaksanakan pada bulan Juli, Agustus, Januari dan Februari. Fasilitas yang diperlukan antara lain: 1) Ruang bimbingan 2) Alat perlengkapan ruangan, terdiri dari : a) Tempat penyimpanan data b) Papan tulis dan papan pengumuman 2. Pengorganisasian Semua pihak di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami sangat mendukung atas kegiatan bimbingan dan konseling dikarenakan adanya kesadaran sekolah akan pentingnya kegiatan yang bertujuan untuk lebih memahami dan membantu peserta didik dengan segala keunikan dan permasalahan yang ada, dalam penanganannya antara wali kelas, guru pembimbing dan guru mata pelajaran saling berkordinasi yang kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah atau khodimul ma'had dan juga

9 54 pimpinan yayasan, yang selanjutnya dibuat keputusan akhir.keterkaitan ini terlihat dalam bagan : Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami Semarang Yayasan Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Tenaga Ahli Instansi lain Tata Usaha Guru Mata Pelajaran Guru Pembimbing Wali Kelas S i s w a Keterangan : : Garis Koordinasi : Garis Komando Bagan tersebut menjelaskan bahwa semua pihak ikut berperan dalam memberikan bimbingan dan juga turut serta dalam membantu permasalahan yang dihadapi peserta didik, guru bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami selain bertugas sebagai pelaksana layanan juga sebagai koordinator pelaksana program, ini dikarenakan jumlah guru BK di SMA ini hanya satu orang. Sebagai koordinator, guru bimbingan dan konseling diantaranya bertugas menyusun dan melaksanakan program layanan, namun sebelumnya

10 55 dikoordinasikan dan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait dalam proses layanan, pengkoordinasian ini dilaksanakan pada awal tahun ajaran bersama dengan semua personil sekolah. 4 Kelancaran pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepala sekolah, guru BK, guru mata pelajaran, sarana prasarana, program kerja dan juga peran peserta didik di sekolah, untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelayanan bimbingan dan konseling tentunya semua pihak di sekolah ikut berperan serta dalam menunjang pelaksanaannya. a. Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling Peran kepala sekolah dalam pelaksanaan manajemen bimbingan dan konseling berfungsi untuk memfasilitasi segala program agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, sebagai motivator, dan juga sebagai evaluator setiap program-program yang telah dilaksanakan, pemberian motivasi ini di lakukan secara terprogram ketika rapat sekolah, namun di setiap kesempatan kepala sekolah selalu memberi spirit kepada guru pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya. Kemudian memberikan saran-saran konstruktif agar kebutuhan siswa akan bimbingan dan konseling lebih terpenuhi, karena hal ini dapat mempengaruhi prestasi peserta didik dalam belajar. 5 b. Peran Pimpinan Pondok Pesantren Dalam manajemen bimbingan dan konseling pondok pesantren menyerahkan sepenuhnya kepada koordinator guru bimbingan konseling. Pondok pesantren mendukung penuh semua program yang diselenggarakan dengan catatan semua demi kebaikan peserta didik 4 Wawancara dengan Bu Lut Tamaro (Guru pembimbing) pada tanggal 6 Maret Wawancara dengan Bapak Sukidjo (Kepala Sekolah), pada tanggal 21Februari 2006

11 56 dan mengharapkan dengan program yang baik visi, misi sekolah dapat terwujud. 6 c. Peran guru Seperti halnya kepala sekolah maupun pimpinan pondok pesantren guru dan ustadz di SMA Unggulan Pondok Pesantren menyerahkan penuh apa yang menjadi program bimbingan dan konseling, guru dan ustadz mendukung atas terselenggaranya bimbingan konseling di sekolah dengan semua program-program yang diselenggarakan Pelaksanaan Kegiatan Bimbingan dan Konseling a. Pelaksanaan program Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Pondok Pesantren Nurul Islami berdasarkan program kerja yang telah disusun pada awal tahun, pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan mengikuti pola kerja yang sistematis, sehingga program bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik. Pelaksanaan program terdiri dari pengumpulan data dan layanan bimbingan dan konseling : 1) Layanan pengumpulan data, meliputi : a) Kondisi fisik b) Kondisi psikis c) Keadaan keluarga d) Hubungan sosial e) Riwayat pendidikan, hasil belajar, nilai mata pelajaran f) Pengalaman ekstrakurikuler dan kegiatan dari luar sekolah g) Minat dan cita-cita khusus yang ingin dicapai h) Prestasi yang pernah dicapai i) Dan lain-lain 6 Wawancara dengan Bapak Abadi (Khodimul Ma'had), pada tanggal 25 Februari Wawancara dengan Bapak. Jazuli, pada tanggal 22 Februari 2006

12 57 2) Program Program bimbingan adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan dan konseling yang terencana, terorganisasi dan terkoordinasi selama periode tertentu (W.S Winkle:105). Dalam menyusun program bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami berdasarkan pada pola 17 dan mengacu pada buku panduan pelayanan bimbingan dan konseling. I Wawasan umum Bimbingan dan Konseling 4 Bidang Bimbingan Pribadi Sosial Belajar Karier 7 Jenis Layanan Orientasi Informasi Penempatan dan Penyaluran Pembelajaran Konseling individu Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok 5 Kegiatan pendukung Aplikasi Instrumentasi Himpunan Data Konferensi Kasus Kunjungan Rumah Alih tangan Kasus Pola 17 Bimbingan dan konseling merupakan bagian dari pendidikan di sekolah termasuk di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami, secara umum bimbingan yang di selenggarakan membantu peserta didik dalam membina kepribadian dan memecahkan

13 58 masalah serta mengembangkan bakat minatnya, dan semua program yang dilaksanakan semata-mata demi kebutuhan peserta didik. Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami di laksanakan oleh 1 guru pembimbing yang berlatar belakang sarjana pendidikan dari jurusan BK untuk 103 peserta didik, adapun tugas-tugas yang di laksanakan adalah: 1) Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling, 2) Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka menghadapi masalah-masalah yang di hadapi oleh peserta didik tentang kesulitan belajar, 3) Memberikan layanan dan bimbingan kepada peserta didik agar berprestasi dalam kegiatan belajar, 4) Memberikan saran dan pertimbangan kepada peserta didik dan memberikan gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan yang sesuai, 5) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling, 6) Menyusun hasil penilaian bimbingan dan konseling, 7) Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling. 8 b. Pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Pon-pes Nurul Islami tidak ada jadwal khusus dalam kurikulum. Namun kebijaksanaan sekolah dan karena kesadaran akan pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah maka kepala sekolah memberi kebijakan khusus bahwa setiap satu bulan sekali bimbingan dan konseling di jadwalkan masuk kelas yaitu pada minggu pertama, untuk kelas I dan II, sedangkan untuk kelas III dua kali sebulan dengan jadwal yang insidental, hal ini di karenakan bimbingan konseling ingin menciptakan bahwa layanan program bimbingan konseling bukanlah 8 Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, pada tanggal 21 Februari 2006

14 59 layanan yang menjenuhkan melainkan bimbingan konseling sendiri mencoba fleksibel terhadap kebutuhan anak-anak, jadi tidak perlu layanan tersebut di berikan monoton di dalam kelas melainkan setiap saat peserta didik bisa memanfaatkan layanan tersebut, adapun jam pelajaran yang digunakan adalah bergantian dengan mata pelajaran PAI, hal ini di sebabkan materi yang terdapat dalam pelajaran agama banyak juga disampaikan ketika madrasah diniyah. 1) Layanan bimbingan dan konseling a) Bidang layanan Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami, meliputi: (1) Bidang bimbingan pribadi Bidang bimbingan pribadi merupakan pelayanan bidang bimbingan dalam rangka membantu peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Materi yang di berikan diantaranya adalah mengenai pengelolaan waktu ketika dalam asrama, mengatasi kejenuhan, cara mengidentifikasi diri sendiri. Bimbingan ini dapat di lakukan secara klasikal ataupun berkelompok, hal ini di sesuaikan dengan kebutuhan peserta didik terhadap program bimbingan. (2) Bidang bimbingan sosial Bidang bimbingan sosial adalah pelayanan bimbingan yang bertujuan membantu peserta didik memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tangung jawab sosial. Bimbingan dilakukan oleh semua pihak di lingkungan sekolah dan pesantren seperti anjuran agar bersikap sopan terhadap siapa saja baik kepada guru,

15 60 orang tua dan sesama teman. Materi ini di sampaikan oleh ustadz di pesantren berkaitan dengan pembinaan akhlak. Sedangkan materi yang diberikan oleh guru pembimbing misalnya mengenai kiat sukses dalam bergaul, dan cara menjalin persahabatan. (3) Bidang bimbingan belajar Bidang bimbingan belajar merupakan pelayanan bimbingan yang bertujuan membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan program belajar dalam rangka menyiapkannya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan ini sebagian besar di laksanakan oleh guru pembimbing materinya berisi tentang;cara belajar yang efektif, cara membagi waktu, cara mudah menghafal dan lain sebagainya. (4) Bidang bimbingan karir Pelayanan bidang bimbingan karir di sekolah di tujukan untuk mengenal potensi diri sebagai prasarat mempersiapkan masa depan karir masing-masing. Materi dalam bimbingan karir berupa pemilihan jurusan, pemilihan jenis perguruan tinggi dan karir yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. Pelaksanan bimbingan karir ini di lakukan oleh guru pembimbing. Dalam pelaksanaan ke-empat bidang bimbingan tersebut tentang waktu dan obyek sasarannya di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang secara spesifik tidak terjadwal dengan jelas dikarenakan materi-materi tersebut di sampaikan secara insidental kepada siapa saja yang membutuhkan terhadap materi-materi tersebut.

16 61 b) Isi Layanan (1) Layanan orientasi, adalah layanan yang bertujuan agar peserta didik memahami lingkungan yang baru di masukinya dan juga membantu untuk beradaptasi terhadap situasi atau kondisi yang baru di hadapinya, materi layanan yang di berikan adalah tentang pengenalan pada sekolah dan lingkungan pesantren untuk kelas I yang di sampaikan oleh guru pembimbing dan pengasuh di lingkungan pondok pesantren. Adapun pelaksanaan layanannya terprogram pada bulan Juli dan Agustus. (2) Layanan informasi, layanan ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang hal-hal yang di butuhkan peserta didik, materi layanan diantaranya adalah mengenai tata tertib sekolah, narkoba, permasalahan-permasalahan remaja dan juga sex education. Sasarannya adalah peserta didik kelas I, II, III yang secara terprogram di laksanakan pada bulan Agustus, Oktober, Februari dan April. (3) Layanan penempatan dan pembelajaran, layanan yang di berikan adalah membantu dalam memperoleh atau memilih kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai, merencanakan pilihan jurusan di perguruan tinggi, petunjuk mengikuti PMDK, dan lapangan kerja yang sesuai dengan bakat minatnya. Sasarnya dalah peserta didik kelas II dan III yang di laksanakan pada bulan Oktober, November, April dan Mei. (4) Layanan pembelajaran, layanan yang di berikan adalah membantu peserta didik agar dapat belajar dengan efektif, efisien, dapat menggunakan waktu luang, belajar kelompok bersama di asrama, mengatasi kesulitan belajar pada diri sendiri dan juga cara bersaing dalam belajar yang kreatif. Sasarannya dalah kelas I, II, III yang di laksanakan pada bulan Juli, Oktober, Januari dan April.

17 62 (5) Layanan bimbingan kelompok, layanan ini di tujukan untuk permasalahan umum yang di alami peserta didik, seperti masalah remaja, kenakalan remaja, kehidupan di asrama, kebersihan, cita-cita dan masa depan. Sasarannya adalah peserta didik kelas I, II, III yang di laksanakan pada bulan September, Desember, Maret dan Juni. (6) Layanan konseling kelompok, dalam konseling kelompok ini bertujuan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan bolos sekolah, telat masuk, hubungan dengan guru atau teman. Sarannya dalah peserta didik kelas I, II, III yang dilaksanakan pada Bulan November dan Mei. (7) Layanan konseling individu, konseling ini di maksudkan sebagai khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien atau peserta didik dengan guru pembimbing dalam rangka pengentasan masalahnya. Sarannya adalah peserta didik pada kelas I, II, III yang pelaksanaannya secara insidental kapanpun peserta didik membutuhkan guru pembimbing dalam upaya membantu mencari bantuan terhadap pemecahan masalahnya. c) Kegiatan Pendukung (1) Kunjungan rumah, secara insidental terhadap peserta didik yang membutuhkan perhatian lebih karena masalah, guru bimbingan dan konseling melaksanakan kunjungan rumah pada peserta didik untuk memperoleh informasi dan membangun kerjasama dalam menangani permasalahan yang kadang di hadapi. Obyek sasarannya adalah peserta didik kelas I, II, III yang dilakukan secara insidental. (2) Himpunan data, ini dilaksanakan untuk menghimpun datafakta atau keterangan tentang diri peserta didik termasuk bakat dan minatnya. Obyek sasarannya adalah peserta didik kelas I, yang di laksanakan pada bulan Juli dan Agustus.

18 63 (3) Alih tangan kasus, terhadap masalah yang di hadapi peserta didik namun guru pembimbing merasa tidak mampu atau bukan wilayahnya, maka bimbingan dan konseling menjadikan alih tangan kasus kepada pihak yang lebih tepat, seperti masalah peserta didik dengan belajar, sering kecapean dan cepat lelah atau kurang konsentrasi karena ada masalah dengan penglihatannya. Obyek sasarannya adalah peserta didik kelas I, II, III dengan waktu insidental. (4) Konferensi Kasus, konferensi kasus dilaksanakan oleh guru pembimbing, peserta didik, orang tua dan pihak terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam suatu pertemuan. Obyek sasarannya dalah peserta didik kelas I, II, III dengan waktu insidental. 9 2) Pelaksana layanan bimbingan dan konseling Dalam upaya memberikan layanan bimbingan dan konseling guru pembimbing selalu berkonsultasi dengan semua pihak sekolah dan pesantren karena pelaksanaan bimbingan dan konseling disini selain berdasarkan kaidah-kaidah pada program bimbingan dan konseling juga lebih menekankan pada pendekatan keagamaan, dimana setiap permasalahan yang muncul di usahakan agar nilai-nilai keagamaan yang dipelajari di pesentren bisa diterapkan. 9 Wawancara dengan Bu. Lut Tamaro (Guru Bimbingan Konseling), pada tanggal 22 dan 25 Februari 2006

19 didik. 10 Peran kepala sekolah dalam proses bimbingan adalah 64 BP3 Guru Pembina Mekanisme Penanganan Siswa bermasalah di sekolah Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah Tenaga Ahli Instansi lain Guru Pembelajaran Wali Kelas Guru Pembimbing Guru Piket Peserta Didik Bagan tersebut menjelaskan bahwa tugas untuk menangani segala permasalahan peserta didik bukan hanya tugas dari guru pembimbing melainkan semua yang terlibat dalam proses pendidikan mempunyai andil dalam membimbing peserta didik agar menjadi lebih baik. Pelaksanaan bimbingan di SMA Unggulan Popes Nurul Islami banyak di lakukan oleh kepala sekolah, khodimul ma'had, guru maupun ustadz, misalnya bimbingan yang berkenaan dengan pemecahan masalah peserta didik baik ketika berada di sekolah maupun di asrama. Hal ini disebabkan frekuensi pertemuannya lebih banyak di banding dengan guru pembimbing. Pelaksanaan bimbingan adalah ketika mereka menyampaikan materi pelajaran di mana guru atau ustadz menyisipkan nilai-nilai atau aturan yang seharusnya maupun tidak seharusnya dilakukan oleh peserta berupa pemberian nasehat-nasehat kepada peserta didik ketika jam kosong, dan pendekatan keagamaan seperti istighosah yang di 10 wawancara dengan Guru Bimbingan Konseling pada tanggal 28 Februari 2006

20 dzikir. 12 Sedangkan peran guru atau ustadz disini adalah membantu 65 lakukan 1 kali semingu. pemberian bimbingan juga terlihat ketika kepala sekolah memberikan pengarahan kepada peserta didik saat akan ujian, mereka diarahkan untuk berdoa bersama (istighosah) dengan tujuan meminta petunjuk agar ujian yang akan dilaksanakan dapat berjalan lancar. Pendekatan keagamaan dalam penanganan paserta didik dirasakan sangat bermanfaat hal ini dikarenakan adanya kesadaran dan penghayatan anak tentang pengamalan agama cukup tinggi. 11 Di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami istilah Kyai di sebut juga dengan Khodimul Ma had yang artinya pelayan Pesantren, jadi kyai di sini bukanlah tokoh sentral dalam yayasan melainkan semua pihak saling berkoordinasi. Peran khodimul ma had dalam pelaksanaan bimbingan konseling adalah membantu guru pembimbing dalam memberi layanan, selain sebagai kyai juga bertugas mengajar santri di pesantren untuk pelajaran akhlak dan tasawuf yang dilaksanakan dua kali seminggu, oleh karena itu pada setiap kesempatan khodimul ma had bisa selalu mengarahkan santri agar selalu berlaku dan bertutur sesuai dengan tuntunan agama dengan menanamkan nilai-nilai rohaniah atau nilai-nilai spiritual dengan terapi dzikir dan muhasabah, hal ini sejalan dengan tujuan dari SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami yaitu membentuk peserta didik atau santri yang ahli fikir dan ahli guru pembimbing dalam program layanan, guru dan ustadz sangat mendukung penuh segala program yang diselenggarakan hal ini karena kesadaran adanya seseorang yang dapat di jadikan tempat curhat, tempat berkeluh kesah ketika peserta didik mengalami masalah karena kepribadian peserta didik yang bervariasi mereka 11 Wawancara dengan Bp. Sukidjo (Kepala Sekolah), pada tanggal 21 Februari Wawancara dengan Bp. Abadi ( Khodimul Ma had ), pada tanggal 25 Februari 2006

21 66 cenderung memilih tempat bercerita yang cocok menurut mereka, sehingga semua pihak di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami ikut berperan serta dalam proses membimbing peserta didik kearah yang lebih baik. 13 Dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, pengumpulan data peserta didik menyangkut keadaan dirinya yang meliputi kondisi fisik dan psikis maupun latar belakang kehidupannya. Data ini sangat diperlukan dalam proses pemberian layanan, karena segala permasalahan yang dialami oleh peserta didik tidak akan lepas dari keadaan sebelumnya apa yang menjadi kebiasaan. Kesenangan dan harapannya setelah itu layanan yang diberikan pun berdasarkan hasil analisis data tersebut sehingga sekolah mengupayakan agar semua kebutuhan peserta didik dapat terpenuhi dan tujuan sekolahpun terlaksana. Dalam penyampaian materi dan upaya penyelesaian masalah peserta didik sekolah menggunakan teknik atau metode khusus yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik yang dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan individual atau kelompok dan juga menggunakan metode atau alat apabila bila di butuhkan dengan tujuan memperlancar kegiatan. Pengaktifan nara sumber dalam pelaksanaan kegiatan di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami Semarang berusaha memanfaatkan nara sumber yang ada di lingkungan sekolah diantaranya guru olahraga, guru kesenian, serta ustadz dan juga mengundang nara sumber dariluar apabila diperlukan. Sedangkan waktu pelaksanaan kegiatannya guru pembimbing banyak memanfaatkan waktu di luar jam sekolah separti ketika peserta didik berada dalam asrama Wawancara dengan Bp. Jazuli (Guru dan Ustadz), pada tanggal 22 Februari Wawancara dengan Bu Lut Tamaro (Guru Pembimbing), pada tanggal 13 Maret 2006

22 67 4. Pengarahan, supervisi dan penilaian kegiatan bimbingan dan konseling di SMA Setelah melewati tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya dalam manajemen bimbingan dan konseling adalah pengarahan, di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dikarenakan koordinator guru bimbingan dan konseling dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling itu sendiri maka segala hal yang berkaitan dengan program di konsultasikan kepada pihak sekolah terutama kepada kepala sekolah dan khodimul ma had, hal ini berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dan hal-hal yang harus ditingkatkan dalam proses pemberian layanan. Konsultasi yang dilanjutkan pemberian arahan kepada guru pembimbing oleh kepala sekolah ini dilakukan sewaktu-waktu ketika memperoleh kesulitan dalam penanganan peserta didik di lapangan, pengarahan secara terprogram dilaksanakan ketika rapat dengan pihak sekolah, pada akhir bulan, akhir semester ataupun akhir tahun pelajaran. Supervisi di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami dilakukan ketika pertemuan guru dan pihak sekolah yaitu dalam rapat dan diskusi mengenai pembinaan sekolah, disini masukan-masukan dari kepala sekolah atau guru-guru yang lain sangat bermanfaat untuk pelaksanaan layanan di karenakan tugas untuk membina peserta didik menjadi seperti apa yang diharapkan bukan hanya tugas dari guru bimbingan dan konseling melainkan tanggung jawab semua pihak sekolah, maka diskusi tentang apa yang sebaiknya dilakukan dan pikiran-pikiran atau pendapat oleh guruguru yang lain sangat membantu dalam penyelesaian masalah peserta didik. Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling bertujuan untuk mengetahui daya guna dan hasil guna pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, persiapan pelaksanaan evaluasi di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami meliputi : menetapkan aspek-aspek yang dievaluasi, kriteria keberhasilan, alat atau instrument yang diperlukan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penyelenggaraan program

23 68 bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami, seberapa jauh program bimbingan dan konseling dapat terlaksana, program-program apa yang tidak terlaksana, serta mengidentifikasi faktorfaktor yang menjadi penghambat penyelenggaraan bimbingan dan konseling sebagai usaha untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan bimbingan dan konseling. (format penilaian terdapat dalam lampiran) Pelaksanaan evaluasi tidak akan mempunyai arti penting tanpa ada tindaklanjut. Tindaklanjut dari evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan agar dapat memanfaatkan hasil evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk program kegiatan lebih lanjut seperti : a. Memilih alternatif program yang paling tepat untuk kegiatan berikutnya, b. Menyusun program yang disesuaikan dan dibutuhkan c. Menyempurnakan program-program yang belum dapat dilaksanakan dengan sempurna. Jadi hasil dari evaluasi program perlu diikuti dengan tindak lanjut sebagai follow up dari evaluasi. Pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut dilaksanakan di setiap akhir tahun khususnya oleh kepala sekolah dan petugas bimbingan dan konseling. Dalam penilaian dan evaluasi tindak lanjut ini yang paling berperan sebagai manajer adalah guru pembimbing, karena semua tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMA Unggulan Ponpes Nurul Islami diserahkan penuh kepada guru pembimbing untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi setiap program yang diselenggarakan, yang nantinya akan dipertanggung jawabkan kepada pimpinan sekolah. Evaluasi program ataupun evaluasi pelaksanaan di lakukan pada bulan Desember dan Juni Wawancara dengan Guru Bimbingan dan Konseling, tanggal 21 dan 24 Maret 2006

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Dasar ABC Sekolah Dasar ABC merupakan salah satu jenis sekolah dasar islam terpadu yang berdiri pada Bulan Juli tahun 2007 di Medan. Pada awalnya, sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang dikhususkan bagi mereka pemuda indonesia yang ingin mengabdikan dirinya sebagai guru dan bagi mereka

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMA Ar-Risalah SMA Ar-Risalah beralamat Jl. Aula Muktamar no.2 kota kediri, merupakan salah satu instansi yang membutuhkan sistem informasi sehingga kebutuhan

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah

A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN. 1. Analisis kondisi fisik sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Analisis kondisi fisik sekolah SMP Negeri 2 Gamping di bagian barat kota Yogyakarta, tepatnya di Trihanggo, Gamping, Sleman. Sekolah ini merupakan salah satu tempat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2. BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI 2.1 Sejarah SMA 17 Agustus 1945 SMA 17 Agustus 1945 didirikan pada tahun 1984 oleh Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 dengan Ketua Yayasan I.B. Alit, S.H. yang beralamat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060796 merupakan salah satu sekolah negeri yang beralamat di Jalan Medan Area Selatan, Kecamatan Medan Area, Kota Medan. Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. Sejarah Sekolah 4.1.1 MTs.S Darul Hasanah. Sekolah MTs.S Darul Hasanah adalah nama sekolah yang bergerak dibidang pendidikan, guna melahirkan siswa yang berwawasan

Lebih terperinci

1) Identitas Sekolah

1) Identitas Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB 1 P E N D A H U L U A N BAB 1 P E N D A H U L U A N Program Bimbingan Konseling merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama oleh personil sekolah yang terkait

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Uraian Tentang Perusahaan 2.1.1 Sejarah SMA Negeri 1 Pandaan SMA Negeri 1 Pandaan berdiri pada tahun 1974 dengan nama SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan).

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik

BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik B. Tujuan Praktik BAB I PENGANTAR A. Alasan Praktik Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler. Kegiatan ini diselenggarakan dalam

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH

PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH PROGRAM KERJA KEPALA SEKOLAH SMA NEGERI 1 NGRAYUN T.P. 2013/2014 Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Lider, Inovator, Motivator (EMASLIM). 1. Kepala

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Umum SMA Negeri 14 Surabaya SMA Negeri 14 Surabaya berdiri pada tanggal 8 Oktober 1981. Pada saat itu SMA Negeri 14 Surabaya belum mempunyai gedung sendiri dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22 BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pembelajaran maka Universitas Negeri Yogyakarta melaksanakan mata kuliah lapangan yakni Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ). Sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah SMA Negeri 4 Bojonegoro SMA Negeri 4 Bojonegoro didirikan pada tahun 1989 oleh Pemerintah dengan Surat Keputusan/SK nomor: 0342/U/1909 Tgl: 5/6/1989. SMA Negeri

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun

BAB II HASIL SURVEY. dengan visi Prima dalam layanan, unggul dalam berprestasi dalam membangun BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEMS SMA IPIEMS Surabaya merupakan salah satu sekolah swasta unggulan di kota Surabaya merupakan sekolah yang terintegrasi A sejak tahun ajaran 2005 dengan visi

Lebih terperinci

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates

KULIAH PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SMA Negeri 2 Wates BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Sebelum tim KKN-PPL UNY 2014 diterjunkan ke lapangan dalam hal ini SMA N 2 Wates, Tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK

BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK BAB II GAMBARAN UMUM SMAK ST. AUGUSTINUS NGANJUK 2.1 Sejarah SMAK St. Augustinus Nganjuk Nganjuk, 2 Januari 1975 berdiri secara resmi SMA Katolik dengan nama St. Augustinus sebagai filial SMA Katolik St.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya. 46 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan 1. Fungsi Supervisi 1. Membantu guru pembimbing dalam mengembangkan profesinya. 2. Membantu sekolah termasuk guru pembimbing dalam

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES

BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES BAB II KONDISI OBJEKTIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 MENES A. Profil SMP Negeri 1 Menes 1. Letak Geografis dan Demografis SMPN 1 Menes SMP Negeri 1 Menes berdiri sejak 30 Agustus 1961,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo. siswa untuk memperoleh prestasi di sekolah maupun di luar sekolah. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum SMAK Untung Suropati Sidoarjo SMAK Untung Suropati Sidoarjo beralamat di Jln Untung Suropati No 33. terhitung tanggal 1 September 2012 SMAK Untung Suropati

Lebih terperinci

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING

TUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Negeri 1 Klakah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Klakah ( SMAN 1 Klakah ), merupakan sekolah menengah tingkat atas, yang berdiri pada tahun 1986, SMAN 1 Klakah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya. 1.2 Logo SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 Sejarah SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya SMA Kemala Bhayangkari 1 Surabaya berdiri tahun 1978. Selama 35 tahun telah melakukan pengembangan dan pembaruan di berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara.

LAMPIRAN. Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA. Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. L1 LAMPIRAN Berikut adalah lampiran pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada sekolah SMA Santa Patricia berdasarkan metode penelitian wawancara. Wawancara ini diikuti oleh kepala sekolah serta kelompok

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN 3.1 Profil Responden 3.1.1 Sejarah Singkat SMP Negeri 127 Jakarta terletak di Jl. Raya Kebon Jeruk No. 126 A, Kecamatan Kebon Jeruk, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta.

Lebih terperinci

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 1 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Lampiran 2 Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi Dunia pendidikan di indonesia sudah berkembang sejak dahulu dan mengalami banyak sekali perkembangan. Banyak sekolah yang mulai berdiri dan menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI 2.1. Sejarah Umum Sekolah SMP Negeri 7 Medan pada awal mulanya merupakan sekolah dasar cina yang secara historis tidak jelas keberadaan tahun pendiriannya. Pada tahun 1964

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Singkat SMPN 13 Bandar Lampung. Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Singkat SMPN 13 Bandar Lampung. Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. 60 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Singkat SMPN 13 Bandar Lampung Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Bandar Lampung berlokasi di jalan Marga Kelurahan Beringin Raya Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Kondisi Fisik BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 516 dan SMP Kartika IV-10, sebelah barat adalah Makodam V Brawijaya, tepatnya di BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1. Profil SMA Kartika IV-3 Surabaya 1. Lokasi SMA Kartika IV-3 Surabaya SMA Kartika IV-3 Surabaya berada di sebelah timur terminal angkutan umum Bratang. Sekolah

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum SMA Intensif Taruna Pembangunan Surabaya Pada Tahun 1996, tokoh pendidikan di surabaya Prof. DR. H. Iskandar Wiryokusumo, M.Scmendirikan SMA InensifTaruna Pembangunan

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah. BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, kehadiran bimbingan konseling Islami telah menjadi wawasan baru dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah ataupun di madrasah.

Lebih terperinci

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN

BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN BAB II SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 29 MEDAN A. Sejarah Ringkas Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Medan diresmikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi pada tahun 1985. Perkembangan Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94

STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 STATUS SEKOLAH: NEGERI TERAKREDITASI: A NILAI : 94 unggul dalam prestasi berlandaskan imtaq dan iptek Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa dapat berkembang secara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MADRASAH TARBIYAH ISLAMIAH TG BERULAK KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiah Pondok Pesantren Madrasah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, Untuk melindungi

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH NAMA SEKOLAH : SMA N 1 KASIHAN NAMA MHS : Nurul Ratriasih ALAMAT SEKOLAH : Jalan C. Simanjuntak 60, Yogyakarta 55223 NOMOR MHS : 10314244030 FAK/JUR/PRODI : FMIPA/Pendidikan Kimia No Aspek yang diamati

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

BAB II HASIL SUREY. sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM).

BAB II HASIL SUREY. sarana dan prasarana serta sumber daya manusia (SDM). BAB II HASIL SUREY 2.1 Gambaran Umum SMA IPIEM Surabaya SMA IPIEMS Surabaya merupakan satu sekolah unggulan di kota surabaya merupakan sekolah yang terakreditasi A sejak tahun ajaran 2005/2009 dan tahun

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN DAARUL AHSAN A. Sejarah singkat pondok pesantren Pondok pesantren Daarul Ahsan didirikan pada tanggal 15 juli 1999, terletak di desa dangdeur, kecamatan jayanti, kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG A. Analisis Pembinaan Mental Keagamaan Siswa di SMP N 2 Warungasem Batang Pembinaan mental keagamaan

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM BAB I PENDAHULUAN A. KURIKULUM Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama merupakan seluruh kegiatan pengalaman pembelajaran peserta didik SMP baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar kelas untuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat

BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB. A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat 42 BAB III DESKRIPSI MEDITASI ŻIKIR DI SLB A. Profil SLB Negeri Ungaran Barat SLB Negeri Ungaran (sebagai pengembangan dari SDLB Ungaran Tahun 2007), merupakan SLB yang pertama kali berdiri di Ungaran,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo. SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo. SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah 1. BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 1.1 Sejarah Singkat SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo SMA HANG TUAH 2 Sidoarjo didirikan oleh Yayasan Hang Tuah Jalasenastri Cabang Surabaya pada tanggal 18 Juli 1988, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede

BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede 51 BAB III KONDISI OBJEKTIF PENELITIAN A. Letak Geografis dan Sejarah Berdirinya MI Nurussalam Sidogede MI Nurussalam Sidogede terletak di desa Sidogede Kecamatan Belitang Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Lebih terperinci

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018 I. PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Disamping transfer ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi

dipraktikkan di sekolah atau lembaga pendidikan dengan program studi mahasiswa. Pada program PPL tahun 2015 ini, penulis mendapatkan lokasi BAB I PENDAHULUAN Kegiatan PPL dilaksanakan dalam rangka mengimplementasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat sehingga kegiatan PPL ini harus senantiasa direncanakan sebaik

Lebih terperinci

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo

PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG. 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo LAMPIRAN II PROFIL / KEADAAN SEKOLAH UPTD SMAN 1 KARANGREJO - TULUNGAGUNG A. Data Sekolah 1. Nama Sekolah : UPTD SMA Negeri 1 Karangrejo Status : Negeri 2. Alamat Sekolah : Jalan Raya Karangrejo Sendang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok Adanya MTs.N kuok ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Karena sangat lama tahun yang dilalui dan juga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR

BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR BAB II GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 1 PETIR A. Sejarah SMA Negeri 1 Petir Nama SMA Negeri 1 Petir, perlahan-lahan tapi pasti, akan memiliki popularitas yang sama dengan SMANTIR pada masa kini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. SMA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah SMA Muhammadiyah 1 Taman Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Taman adalah Sekolah Menengah Atas Swasta yang bertempat di Jalan Raya Ketegan No 35 Sepanjang

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014

APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH PERCONTOHAN (UNGGULAN) TAHUN 2014 SUBDIT MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA APLIKASI PROGRAM SELEKSI MADRASAH DINIYAH

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 SMP N 5 SLEMAN Alamat : Karangasem, Pandowoharjo, Sleman BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi SMP Negeri 5 Sleman terletak di Karangasem, Pandowoharjo, Sleman, yang merupakan suatu sekolah menengah pertama di bawah naungan Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. pembangunan negara yang Baldarun Toibatun Warrobbun Ghofur suatu

IV. GAMBARAN UMUM. pembangunan negara yang Baldarun Toibatun Warrobbun Ghofur suatu IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya SMA Al-Kautsar Berdasarkan tuntutan umat islam untuk berperan serta mendidik generasi muda islam yang siap untuk berkiprah dalam pembangunan dunia menuju pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Profil SMA SHAFTA Surabaya SHAFTA adalah kepanjangan dari Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh yang diambil dari empat sifat Rosul yang artinya: SHIDIQ : Membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1. Tentang Sekolah Al-Chasanah 3.1.1. Sejarah Sekolah Al-Chasanah Mulai tahun 1961, keluarga besar Chasanah yang ada di ibukota Republik Indonesia, Jakarta, telah

Lebih terperinci

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)

FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMP NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis situasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL untuk memperoleh data mengenai kondisi baik fisik maupun non fisik yang ada di SMP Negeri 1 Prambanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI 1. Kondisi Sekolah Keberadaan SMP N 2 Ngaglik Sleman sejak tahun 1967 yang sebelumnya merupakan Filial SMP N 1 Ngaglik Sleman. SMP N 2 Ngaglik Sleman dikenal luas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER I. PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH

TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH TUGAS DAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH DAN WAKIL KEPALA SEKOLAH FUNGSI DAN TUGAS PENGELOLA SEKOLAH. I. KEPALA SEKOLAH. Kepala sekolah berfungsi sebagai edukator, manager, administrator dan supervisor Pemimpin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENCAPAI VISI DAN MISI SEKOLAH DI SD NEGERI 03 PODODADI KARANGANYAR PEKALONGAN Pada bab ini, peneliti akan menganalisis terhadap upaya kepala sekolah

Lebih terperinci

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA

ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN SISWA NAMA :... KELAS :... PETUNJUK : Bacalah setiap pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan cermat. Bubuhkan tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini.

BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI. 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya. Tuhan turut campur tangan memberkati program ini. BAB II GAMBARAN UMUM INSTITUSI 2.1 Profil & Sejarah Singkat SMA Kristen Kalam Kudus Surabaya Kristus adalah Kepala Jemaat, Tuhan adalah Gembala Yang Agung. Untuk menanggapi Amanat Agung Gerejawi, jemaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Salah satu sekolah yang menjadi tempat PPL UNY Yogyakarta adalah SMA PIRI 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Kemuning 14 Yogyakarta. Secara garis besar SMA PIRI 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH. SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan 5 BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH 2.1 Sejarah Sekolah SMA Wachid Hasyim 5 Surabaya merupakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan yang unggul untuk menghantarkan peserta didik yang handal dalam berdakwah, mencetak

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN OPTIMALISASI MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 (BADAN WAKAF) SEMARANG

BAB III GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN OPTIMALISASI MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 (BADAN WAKAF) SEMARANG BAB III GAMBARAN UMUM DAN PELAKSANAAN OPTIMALISASI MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 (BADAN WAKAF) SEMARANG A. Kondisi Umum SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang 1. Letak

Lebih terperinci

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN HASIL WAWANCARA LAMPIRAN HASIL WAWANCARA Berikut ini merupakan tabel hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Lelono Broto selaku Kepala Sekolah SMP Providentia, Bapak Halus selaku Pegawai Administrasi, dan Bapak Eko

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah km² yang terdiri BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Rokan Hulu memiliki luas wilayah 7.449.85 km² yang terdiri dari 85% daratan dan 15% daerah perairan dan rawa. Secara

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN A. Profil SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin SD Muhammadiyah 8 Banjarmasin adalah salah satu sekolah swasta dengan akreditasi A. Sekolah ini memiliki NSS 104156002086. Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, I. PENDAHULUAN Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Hal lain yang perlu dibahas pada bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan

Lebih terperinci