BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses memulai bisnis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses memulai bisnis"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI Kewirausahaan dan Wirausaha Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu proses memulai bisnis ventura, mengorganisasikan sumber-sumber daya yang dibutuhkan, memperkirakan resiko-resiko dan imbalan-imbalan yang terkait (Daft, 2007: 250). Entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental. Kekayaan tersebut diciptakan oleh individu-individu yang menanggung resiko utama, dalam wujud resiko modal, waktu dan atau komitmen karir dalam hal menyediakan nilai untuk produk dan jasa tertentu. Produk dan jasa tersebut mungkin tidak baru atau bersifat unik, tetapi nilai harus tetap diciptakan oleh sang entrepreneur melalui upaya mencapai dan mengalokasikan keterampilan-keterampilan serta sumbersumber daya yang diperlukan. Ronstad, dalam Winardi (2008: 28). Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 59). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang (Suryana, 2008: 2). Ide dan defenisi entrepreneur banyak sekali, Schumpeter dalam Hutagalung dkk (2010: 1) melihat entrepreneur sebagai sebuah proses destruktif yang kreatif, dimana produk-produk atau metode produksi yang sudah ada

2 dihancurkan dan diganti dengan yang baru. Oleh karena itu entrepreneurship berkaitan dengan penemuan, dan pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan. Dengan kata lain fungsi spesifik dari entrepreneur adalah inovasi. Inovasi berarti penciptaan nilai sebagai sumber keunggulan kompetitif (Hutagalung dkk, 2010: 2). Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik. Inovasi harus menjadi proses yang konstan karena kebanyakan ide tidak akan sukses dan kebanyakan inovasi akan gagal. Suatu gagasan murni memegang peranan penting dan pikiran yang kreatif untuk mengembangkannya menjadi gagasan yang berharga. Tanpa inovasi cara atau metode baru tidak akan pernah ditemukan. Melalui inovasi para entrepreneur akan terus melakukan ekspansi, memperluas daerah pemasaran, menambah jumlah pelanggan, meningkatkan penjualan dan laba. Smith dalam Hutagalung dkk (2010: 2), yang kita kenal sebagai bapak ekonomi memiliki pandangan tersendiri. Dalam pandangannya wirausaha berarti orang yang mampu bereaksi terhadap perubahan ekonomi yang mengubah permintaan menjadi produksi. Ahli ekonomi Perancis Jean Baptise dalam Hutagalung dkk (2010: 2) berpendapat bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki seni dan keterampilan tertentu dalam menciptakan usaha ekonomi yang baru. Meredith dalam Hutagalung dkk (2010: 2) mendefenisikan wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis,

3 mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Meng dan Liang dalam Hutagalung dkk (2010: 2) merangkum pandangan beberapa ahli dan mendefenisikan wirausaha sebagai seorang inovator, seorang pengambil resiko atau a risk taker, orang yang mempunyai visi dan misi, hasil dari pengalaman kanak-kanak, orang yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi serta orang yang memiliki locus of control internal Pengetahuan Kewirausahaan Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang ( Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat, diketahui, atau dirasakan sebelumnya oleh seseorang ( Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu untuk mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi ( Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah (Suryana, 2008: 4) :

4 1. Pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada 2. Pengetahuan akan peran dan tanggung jawab 3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri 4. Pengetahuan akan manajemen dan organisasi bisnis Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung resiko. Untuk menjadi wirausaha, hal yang harus dimiliki pertama kali adalah modal besar berupa ide atau visi yang jelas, kemampuan dan komitmen yang kuat, kecukupan modal baik uang maupun waktu, dan kecukupan tenaga serta pikiran. Modal-modal tersebut tidak cukup apabila tidak dilengkapi oleh kemampuan. Menurut Casson yang dikutip oleh Wirasasmita dalam Suryana (2008: 89), terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu : a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan atau ditekuni. b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu. c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, misalnya pengetahuan teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi dan pemasaran. d. Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.

5 e. Foresight, berpandangan jauh ke depan. f. Computation skill, kemampuan untuk menghitung dan memprediksi keadaan di masa yang akan datang. g. Communication skill, yaitu kemampuan berkomunikasi, bergaul dan berhubungan dengan orang lain. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service dalam Suryana (2008: 89), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki seorang wirausaha, yaitu : 1. Knowing your business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. 2. Knowing the basic business mangement, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis. 3. Having the proper atitude, yaitu memiliki sikap yang benar terhadap usaha yang dilakukannya. 4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup 5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengatur atau mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikan secara akurat. 6. Managing time efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin.

6 7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakkan dan mengendalikan orang-orang. 8. Satisfying customer by providing high quality product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan. 9. Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing. 10. Copying with regulations and paperwork, yaitu membuat aturan atau pedoman yang jelas. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil. Umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensikompetensi tersebut cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan berupa pengetahuan dan keterampilan perlu dimiliki Karakteristik Kewirausahaan Beberapa pendapat dan kesimpulan para ahli mengenai karakteristik kewirausahaan berbeda-beda. Tetapi pada intinya adalah, bahwa seorang wirausaha merupakan individu yang mempunyai ciri dan watak tertentu untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu-individu lainnya, hal ini dapat dilihat dari pendapat beberapa ahli sebagai berikut : 1. McClelland dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 13) menyatakan ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yaitu :

7 1) Dorongan berprestasi: semua wirausahawan yang berhasil memiliki keinginan yang besar untuk mencapai suatu prestasi. 2) Bekerja keras: sebagian besar wirausahawan mabuk kerja, demi mencapai sasaran yang diinginkan dan dicita-citakan. 3) Memperhatikan kualitas: wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia memutuskan untuk memulai dengan usaha yang baru lagi. 4) Sangat bertanggung jawab: wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal maupun mental. 5) Berorientasi pada imbalan: wirausahawan mau berprestasi, kerja keras, bertanggung jawab dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan itu bukan hanya berupa uang tetapi juga berupa sebuah pengakuan dan penghormatan. 6) Optimis: wirausahawan hidup dengan doktrin yaitu semua waktu baik untuk bisnis dan segala sesuatu itu adalah mungkin. 7) Berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented): sering sekali wirausahawan itu ingin mencapai kesuksesan yang menonjol, dan menuntut segala sesuatu yang first class. 8) Mampu mengorganisasikan: kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya kedalam usahanya. Dan mereka umumnya diakui sebagai komandan yang berhasil.

8 9) Berorientasi pada uang: uang yang dikejar oleh para wirausahawan bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. 2. Meredith et al dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 4) juga mengemukakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan yang digambarkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Ciri-ciri dan watak wirausahawan No Ciri-ciri Watak 1 Percaya diri Keyakinan, ketidak tergantungan, dan optimis. 2 Originalitas Inovatif dan kreatif serta fleksibel 3 4 Kepemimpinan/ berorientasi manusia Berorientasi hasil kerja Berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad dan kerja keras memiliki dorongan yang kuat, energik serta inisiatif. Berorientasi 5 Pandangan kedepan, perspektif. masa depan Berani Keberanian untuk mengambil resiko yang wajar dan 6 mengambil suka akan tantangan. resiko Sumber: Geoffrey G. Meredith et al, kewirausahaan; teori dan praktik, Ed.5.h Dalam Mudjiarto dan Wahid, 2006: 5 3. Scarborugh dan Zimmerer dalam Hutagalung, dkk (2010: 5) mengemukakan delapan karakterisrik dari wirausaha yaitu : 1) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usahausaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri. 2) Preference for moderate risk, yaitu dengan lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko yang rendah dan resiko yang tinggi.

9 3) Confidence in their ability to success, yaitu percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil. 4) Desire for immediet feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik segera. 5) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik. 6) Future orientation, yaitu dengan berorientasi ke depan, memiliki perkspektif dan wawasan yang lebih jauh. 7) Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya dan menciptakan nilai tambah. 8) Value of achievement over money, yaitu selalu menilai prestasi dengan uang. Setiap entrepreneur akan memulai usahanya dengan skala kecil terlebih dahulu, untuk itu sangat dibutuhkan pendalaman karakter diri dari setiap individu entrepreneur tersebut. Selain karakter, sifat maupun ciri seorang entrepreneur yang dikemukakan oleh para ahli diatas, ada hal lain yang juga sering terlihat pada diri seorang entrepreneur. Berikut adalah karakter lain yang sering terlihat pada entrepreneur (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 9) mencakup : a. Komitmen yang tinggi: kewirausahaan adalah kerja keras dan agar sukses dalam meluncurkan perusahaan seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang penuh.

10 b. Toleransi terhadap ambiguitas: kemampuan untuk menangani ketidakpastian ini sangat penting sebab para pendiri perusahaan akan terus menerus dituntut untuk mengambil keputusan dengan informasi yang tidak lazim. c. Fleksibilitas: ciri khas dari para wirausahawan sejati adalah kemampuan mereka beradaptasi dengan perubahan permintaan pelanggan dan bisnisnya. d. Keuletan: hambatan, rintangan dan bahkan kekalahan tidak akan menghalangi para wirausahawan yang bertekad baja untuk menggapai visi mereka, karena mereka akan terus mencoba Kepribadian Wirausaha Seseorang tidak akan pernah mengalami perkembangan tanpa menggunakan upaya pikir dan fisik untuk menciptakan suatu rekayasa positif demi suatu perubahan (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 9). Seorang wirausahawan senantiasa berupaya untuk melakukan inovasi untuk dapat memperbaiki suatu keadaan. Dan dalam melakukan pencarian hal-hal yang baru dia akan selalu memperhatikan efektivitas dan efisiensi, serta kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan. Seorang wirausaha memiliki beberapa ciri kepribadian (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 10) sebagai berikut : a) Mengetahui target sasaran yang diinginkan b) Mempunyai daya ingat yang baik c) Tenang dalam reaksi d) Optimistis dalam berusaha

11 e) Diplomatis dalam berbicara f) Tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan g) Bersikap ramah dan sopan h) Bersikap tegas i) Berpengetahuan luas Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 10) ada empat tipe kepribadian wirausaha yaitu : 1) Personal achiever, dengan ciri-ciri : a. Memiliki kebutuhan prestasi b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik c. Memiliki kebutuhan akan perencanaan dan penetapan tujuan d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya ditentukan oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain 2) Supersalesperson, dengan ciri-ciri : a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain c. Percaya bahwa proses-proses sosial sangat penting d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain

12 e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan strategi perusahaan 3) Real managers, dengan ciri-ciri : a. Keinginan untuk menjadi pemimpin b. Ketegasan c. Sikap positif terhadap pemimpin d. Keinginan untuk bersaing e. Keinginan berkuasa f. Keinginan untuk lebih menonjol diantara orang-orang lain 4) Expert idea generator, dengan ciri-ciri : a. Keinginan untuk melakukan inovasi b. Menyukai gagasan c. Percaya bahwa pengembangan produk sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi d. Intelegensi yang tinggi e. Ingin menghidari resiko Menurut Miner dalam Hutagalung dkk (2010: 8) tipe kepribadian wirausaha dapat menentukan bidang usaha yang akan membawanya pada keberhasilan. Berdasarkan penelitiannya, ia menemukan bahwa seorang wirausaha akan berhasil apabila ia mengikuti achieving route tertentu sesuai dengan tipe kepribadiannya, yaitu personal achiever akan sukses bila terus-menerus mengatasi rintangan dan

13 mengadapi krisis serta dalam menghadapi segalanya berusaha untuk sedapat mungkin bersifat positif. Supersalesperson akan berhasil jika dapat memanfaatkan banyak waktunya untuk menjual dan mengelola bisnisnya. Real managers akan berhasil kalau ia memulai usaha baru dan mengelola sendiri usaha tersebut. Expert idea generator akan berhasil jika terjun ke bisnis teknologi tinggi Profil Wirausahawan Selain kepribadian sebagaimana yang telah disebutkan di atas, ciri seorang wirausahawan juga ditunjukkan dengan profil pribadi (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 10) sebagai berikut: Profil Wirausahawan Mengejar prestasi Berani mengambil resiko Mampu memecahkan permasalahan Rendah hati Bersemangat Percaya diri Menghindari sifat cengeng Kepuasan diri Table 2.2 Profil Wirausahawan Sifat kewirausahaan Memilih bekerja dengan pakar untuk mencapai tujuan prestasi Tidak takut untuk mengambil resiko dengan sebisa mungkin menghindari resiko besar Mampu mengidentifikasikan dan memecahkan permasalahan yang dapat menjadi kendala bagi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan Lebih mengutamakan misi bisnis daripada mengejar status Bersedia bekerja keras untuk membangun usaha Mengandalkan kepercayaan diri untuk mencapai keberhasilan Menghindari hubungan emosional yang dapat mengganggu keberhasilan bisnis Memandang struktur organisasi sebagai kendala dalam memenuhi keinginan Sumber: Machfoedz dan Machfoedz 2005: 12

14 Ide dan Peluang Kewirausahaan Ide dapat menjadi peluang apabila wirausahawan mau melakukan evaluasi terus menurus terhadap peluang melalui proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda, mengamati peluang, menganalisis proses secara mendalam dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi. Untuk memperoleh peluang wirausaha harus memiliki kemampuan dan pengetahuan seperti kemampuan menghasilkan produk atau jasa, menghasilkan nilai tambah, merintis usaha, melakukan proses atau teknik, atau mengembangkan organisasi baru. Ide pasti akan menghasilkan peluang dan tanpa ide tidak akan menghasilkan peluang Kreativitas dan Inovasi Rahasia keberhasilan seorang wirausaha terletak pada kesedian untuk senantiasa mengetahui kebutuhan orang dengan melakukan pengamatan dan memperhatikan orang di lingkungan tempat ia berada dan berusaha untuk memenuhinya. Dengan terus malakukan kreativitas dan inovasi dapat menjadikan wirausahawan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan menghasilkan produk yang lebih baik lagi. Kreativitas adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang (Suryana, 2008: 2) Menurut Mc Pherson dalam Hutagalung dkk (2010: 18) kreativitas adalah menghubungkan dan merangkai ulang pengetahuan di dalam pikiran manusia yang

15 memberikan ruang pada dirinya sendiri untuk berpikir secara bebas dalam membangkitkan hal-hal baru, ataupun menghasilkan gagasan-gagasan yang mengejutkan pihak lain dalam menghasilkan hal yang bermanfaat. Untuk itu seorang wirausaha dituntut untuk selalu kreatif yaitu: keinginan untuk maju dengan tidak mudah menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan, rasa ingin tahu yang kuat dengan menambah wawasan melalui berbagi sumbersumber informasi dan bertanya kepada orang yang berpengetahuan dan berpengalaman, semangat dalam mengerjakan pekerjaan, analisis yang sistematis atas segala sesuatu yang berhubungan dengan target dapat diprediksikan, terbuka untuk menerima saran dan masukan dari pihak lain, inisiatif yang selalu menonjol dalam upaya untuk melaksanakan pekerjaan atau mewujudkan ide, dan pikiran yang terkonsentrasi. Menyadari peran fungsi kreatifitas dalam proses merupakan hal yang penting, maka wirausahawan dituntut untuk kratif dalam menciptakan suatu produk agar dapat bersaing. Ada dua aspek penting pada kreativitas yaitu proses dan manusia. Proses yang berorientasi tujuan, yang didesain untuk mencapai solusi atas suatu masalah, dan manusia merupakan sumber daya yang menentukan solusi. Proses tetap sama namun pendekatan yang digunakan dapat bervariasi. Banyak orang yang beranggapan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh mereka yang jenius. Sebenarnya, kreativitas banyak dijumpai pada orang biasa yang tidak tergolong jenius.

16 Kreativitas dapat berkembang dalam suatu lingkungan yang tepat. Tidak ada perusahaan yang mempunyai manajer dan pemilik yang kreatif jika lingkungan yang mendukung berkembangnya kreativitas tidak terbentuk. Kreativitas sebagai faktor intelektual individu dicirikan oleh talenta proses, produk dan pengakuan yang mampu menciptakan nilai tambah dari unsur tertentu pada peristiwa yang terjadi. Dan inovasi sebagai sumber keunggulan bersaing didasarkan pada kreativitas yang didapatkan melalui proses alih teknologi dan pengelolaan kemitraan, sehingga dianggap sebagai fungsi penting dari bisnis setelah pemasaran. Kreativitas pada dasarnya adalah proses pengembangan dan pengekspresian gagasan-gagasan baru yang memiliki manfaat (Hutagalung dkk, 2010: 19). Ada empat ciri dari kreativitas : 1) Kreativitas merupakan pemikiran divergensi, berani berbeda dari yang ada terutama dalam melihat dan mengerjakan sesuatu. 2) Gagasan-gagasan baru ini harus dikomunikasikan kepada orang lain. Tujuan dari komunikasi ini adalah tidak lain untuk mengecek apakah gagasangagasan tersebut memang baru. 3) Pemikiran konvergensi, semacam persetujuan bahwa setidaknya ada gagasan baru yang memang bernilai untuk ditindak lanjuti. 4) Potensi untuk memberikan solusi pada persoalan yang ada. Pada akhirnya suatu kreativitas akan membentuk suatu inovasi. Sementara inovasi itu sendiri adalah bentuk komunikasi sintesis dari pengetahuan yang baru dan relevan baik yang berbentuk produk, proses maupun jasa.

17 Allah SWT menciptakan manusia dalam bentuk yang paling sempurna diantara semua mahkluk ciptaan-nya. Hal ini berarti semua potensi yang ada pada diri manusia sangat hebat. Kecerdasan kreatif merujuk kepada cara seseorang menggunakan potensi kreatifnya. Kecerdasan kreatif adalah cara kita melakukan berbagai hal dan juga hasil yang dicapai. Kecerdasan kreatif juga mencerminkan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Suatu aktivitas dianggap kreatif jika melibatkan suatu pendekatan baru atau unik yang hasilnya dianggap berguna serta dapat diterima. Dalam dunia yang semakin kompleks dan rancu sangatlah penting bagi kita untuk mengembangkan kreativitas. Dengan segala ketidakpastian yang ada terdapat peluang bagi kecerdasan kreatif untuk memberikan kontribusi yang lebih signifikan dari sebelumnya. Rowe seorang Profesor Manajemen dan Organisasi dari USC Marshall School of Bussines membagi empat tipe kecerdasan kreatif (Hutagalung dkk, 2010: 24) yaitu: 1) Intuitif: fokus pada hasil dan mengandalkan pengalaman pada masa lalu sebagai penuntun dalam melakukan berbagai tindakan. 2) Inovatif: berkonsentrasi pada penyelesaian masalah, sistematis dan mengandalkan data. 3) Imajinatif: mampu untuk memvisualisasikan peluang, artistik, senang menulis dan berpikir diluar kotak.

18 4) Inspirasional: fokus pada perubahan sosial dan rela berkorban demi mencapai tujuan tersebut. Aspek penting dalam kreativitas adalah pengembangan ide. Proses berpikir kreatif dapat menciptakan emosi, mulai dari rasa gembira maupun frustasi yang bersifat alami dan wajar. Seseorang dapat berpikir secara kreatif didasarkan pada hal berikut (Hutagalung dkk, 2010: 21) : 1) Mencoba mengemukakan ide-ide atau gagasan asli, dengan membuat kaitankaitan yang baru dengan hal-hal yang telah diketahui 2) Memperhatikan hal-hal yang tidak terduga 3) Ketika merasa ingin tertawa atau tersenyum akan suatu gagasan, maka hentikan pemikiran itu dan kerjakanlah. 4) Mempertimbangkan karakteristik pribadi seperti fleksibilitas dan spontanitas dalam pemikiran. 5) Kerja keras untuk membentuk gagasan-gagasan sehingga orang lain dapat melihat nilai didalamnya. 6) Jangan berpuas hati hanya dengan menghasilkan ide-ide kreatif saja dan ingatlah bahwa keberhasilan dari perubahan datang dari siapa yang melakukan aksi terhadap ide tersebut. Inovasi adalah sebuah proses pengembangan ide dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat dipasarkan (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 8). Fonsesca dalam Hutagalung dkk (2010: 15) mengatakan bahwa inovasi merupakan bagian

19 dari perjuangan manusia untuk mempertahankan identitas atau kelangsungan hidup. Sejauh ini manusia mampu melakukannya dengan menciptakan solusi-solusi baru, meskipun sebagian berubah menjadi ancaman. Singkatnya inovasi merupakan cara untuk terus membangun dan mengembangkan ide-ide baru serta aplikasi-aplikasi baru agar dapat bertahan hidup. Menurut Levitt dalam Hutagalung dkk (2010: 16) kreativitas adalah thinking new things (berpikir sesuatu yang baru) dan inovasi adalah doing new things (melakukan sesuatu yang baru). Inovasi berarti aplikasi dari kreativitas. Keberhasilan seorang pebisnis akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama tetapi dilakukan dengan cara yang baru (thinking and doing new things or old thing in the new ways). Inovasi berkaitan dengan knowledge yang dapat digunakan untuk menciptakan produk atau proses dan layanan baru guna meningkatkan competitive advantage dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang selalu berubah. Kata kunci dalam inovasi adalah perubahan. Perubahan dapat terjadi secara kebetulan akan tetapi agar perubahan itu dapat disebut sebagai inovasi, maka perubahan tersebut haruslah disebut sebagai unsur kesadaran dan keyakinan. Hal ini berarti wirausaha muda harus mengetahui apa yang ingin mereka ubah, mengapa dan bagaimana caranya. Untuk itu young entrepreneur harus mengetahui kemana mereka akan pergi (VISI) dan dimana mereka seharusnya sudah memiliki sasaran yang sudah

20 ditetapkan secara jelas (MISI). Dengan demikian inovasi adalah suatu perubahan yang direncanakan dan bertujuan untuk memperbaiki. Kreativitas dan inovasi adalah hal yang penting dalam upaya untuk merebut pasar yang hyper fragmented. Saat ini wirausaha muda perlu untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mengatasinya, salah satunya dengan berupaya untuk mengembangkan kreativitas dan mewujudkannya dalam inovasi mereka. Kreativitas terkadang muncul dari ide-ide yang selintas dan sepele. Dengan adanya keunikan yang ditawarkan melalui kreativitas dapat memberikan nilai tambah kepada young entrepreneur Modal Kewirausahaan Dalam kewirausahaan modal tidak selalu identik dengan hal yang berwujud (tangible) yaitu uang dan barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti modal intelektual, modal sosial dan moral, serta modal mental dan modal material. Modal intelektual adalah ide sebagai modal utama yang disertai pengetahuan, keterampilan, komitmen dan tanggung jawab sebagai modal tambahan. Modal sosial dan moral diwujudkan dalam bentuk kejujuran dan kepercayaan. Modal mental adalah kesiapan mental berdasarkan landasan agama, yang diwujudkan dalam bentuk keberanian untuk menghadapi resiko dan tantangan. Modal material adalah modal dalam bentuk uang atau barang.

21 2.1.3 Keterampilan Kewirausahaan Seorang wirausaha memerlukan banyak keterampilan untuk dapat menjalankan bisnis dengan sukses. Kemampuan yang baik dalam menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan membuktikan kemampuannya dalam menjalankan sebuah bisnis, menunjukkan tingkat keterampilan yang diperoleh oleh seorang wirausaha (agroindustry.wordpress.com/2011/04/26/pengetahuan-dan-keterampilanusaha-ukm/). Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Seperti yang dikemukan oleh Harris dalam Suryana (2008: 5) wirausaha yang sukses adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi dan tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh wirausaha diantaranya: keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko, keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola, keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan keterampilan teknik usaha yang akan dilakukan (Suryana, 2008: 5). Pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi harus disertai dengan keterampilan. Hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup, wirausaha harus memiliki sikap, motivasi dan komitmen terhadap apa yang ia

22 lakukan. Menurut Ebert dalam Suryana (2008: 92), efektivitas wirausaha sebagai manajer dan pemilik perusahaan tergantung pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar manajemen tersebut meliputi : 1) Technical skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus. 2) Human relation skill, yaitu keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain. 3) Conceptual skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak, mendiagnosis, menganalisis situasi yang berbeda dan melihat situasi di luar. 4) Decision making skill, yaitu keterampilan merumuskan masalah dan melihat cara bertindak terbaik untuk memecahkan masalah. 5) Time management skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur waktu seproduktif mungkin Mempersiapkan Entrepreneurial Skill Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan yang lebih baik akan memberikan pengetahuan yang lebih baik pula dalam mengelola usaha. Cara mempelajari entrepreneurial skill adalah dengan learning but not studying (Hutagalung dkk, 2010: 11). Wirausaha muda dapat melakukan proses studi dengan membaca buku tetapi mereka tetap mencobanya sendiri dalam kehidupan sehari-hari.

23 Proses learning selalu penuh dengan kegiatan uji coba (trial dan error). Kegagalan dan kesalahan dalam melakukan uji coba adalah hal yang wajar, bahkan dapat selalu dijadikan cambuk untuk menjadi lebih baik lagi. Berikut adalah entrepreneurial skill yang perlu dipelajari : a. Menjaga reputasi Reputasi yang baik adalah modal utama yang harus dipersiapkan dan dimiliki oleh seorang entrepreneur. Reputasi yang baik memudahkan seseorang untuk membuat jaringan relasi dengan banyak pihak untuk melancarkan bisnisnya. b. Kemampuan networking a) Tumbuhkan rasa percaya diri yang kuat b) Jadilah anak gaul c) Miliki kartu nama dan berikan pada kenalan baru Anda d) Tawarkan persahabatan yang tulus c. Naruli untuk mengenali peluang yang ada a) Tentukan arah usaha atau minat Anda b) Tumbuhkan kepekaan lingkungan dan amati kondisi di sekitar Anda c) Terapkan manajemen informasi pada diri Anda d. Kemampuan persuasi-negosiasi-membuat deal a) Itikad baik untuk mencapai win-win solution b) Percaya diri dan penuh persiapan c) Kemampuan berdiplomasi

24 d) profesionalisme e. Pemilihan suatu bidang usaha a) Lihat karakter usaha Anda yang sesuai dengan pribadi Anda b) Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut c) Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut d) Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut f. Penguasaan aspek teknis dalam suatu usaha, antara lain : a) Permodalan usaha b) Aspek hukum dalam usaha c) Pengelolaan keuangan usaha d) Menghadapi persaingan e) Perlunya mencari mentor yang kompeten f) Evaluasi usaha g. Visi membentuk sistem bisnis Hal yang terpenting dari seorang entrepreneur adanya visi dalam membentuk sistem bisnis. Sistem bisnis ini yang diharapkan mampu bekerja secara optimal untuk memberikan passive income yang berkelanjutan pada sang entrepreneur. Sebagai calon entrepreneur perlu untuk melakukan berbagai persiapan pribadi, karena dengan adanya persiapan pribadi yang memadai maka calon entrepreneur akan lebih siap dalam memulai bisnis. Seorang calon entrepreneur

25 yang baik harus mengenali dirinya sendiri. Beberapa poin pengenalan akan diri sendiri yang harus dipenuhi oleh calon entrepreneur antara lain : a) Karakter pribadi Memiliki motivasi tinggi, suka mencari tantangan, senang bergaul dengan orang lain dan lain sebagainya. Dan sebagai calon entrepreneur mereka dapat mencari pemahaman mengenai karakter melalui perenungan pribadi, maupun analisis dan pendapat orang disekitar atau orang terdekat. b) Cita-cita dan motivasi pribadi Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk menjadi seorang entrepreneur. c) Bakat dan kemampuan Pemahaman menjadi poin penting dalam pemilihan dan pelaksanaan bisnis. d) Pengalaman Pengalaman adalah guru yang terbaik, belajarlah dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain. Namun bukan berarti dalam membuka suatu usaha maka Anda harus memiliki pengalaman terlebih dahulu, namun jika memilki pengalaman dibidang tertentu maka itu akan sangat membantu. Individu-individu yang ingin menjadi seorang entrepreneur jelas harus mempertimbangkan dengan matang manfaat serta pengorbanan yang akan diperolehnya atas pilihannya tersebut. Berbagai macam analisis bisnis pasti menyertainya dalam mempertimbangkan berbagai faktor resiko, kebebasan,

26 pendapatan, individu yang tidak kalah pentingnya dengan faktor dukungan keluarga akan menjadi faktor penentu. Beberapa ahli memberikan dukungan dan masukan mengenai keuntungan dan kerugian dalam berwirausaha sebagai berikut : 1. Meredith et al dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 6) mengemukakan keuntungan dan kerugian sebagai berikut : 1) Keuntungan a. Memberi kesempatan kepada setiap pribadi untuk mengontrol jalan hidupnya sendiri dengan imbalan kepemilikian yang diperoleh dari kemerdekaan untuk mengambil keputusan dan resiko. b. Kesempatan untuk menggunakan kemampuan dan potensi pribadi secara penuh dan aktualisasi diri untuk mencapai cita-cita. c. Kesempatan untuk meraih dukungan yang tidak terhingga dan masa depan yang lebih baik dengan waktu yang relatif lebih singkat. d. Kesempatan untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat dengan lapangan pekerjaan dan pengabdian serta memperoleh pengakuan. 2) Kerugian a. Kepastian pendapatan membuka dan menjalankan usaha tidak menjamin seorang entrepreneur akan memperoleh uang yang cukup untuk hidup. Tidak adanya keteraturan pendapatan jika seperti bekerja dengan orang lain. Karena sang pemilik yang dibayar paling akhir.

27 b. Resiko hilangnya modal/asset/investasi. Dan usaha kecil memiliki tingkat keberhasilan yang sangat rendah c. Kualitas hidup rendah sebelum bisnis mapan, bekerja selama 6-12 jam sehari. 2. Lambing dan Kuehl dalam Mudjiarto dan Wahid (2006: 6) mengemukakan keuntungan dan kerugian entrepreneurship sebagai berikut : 1) Keuntungan a. Otonomi, pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi seorang bos yang penuh kepuasan. b. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi c. Tantangan awal atau motivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. d. Control financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa sebagai kekayaan milik sendiri. 2) Kerugian a. Pengorbanan personal, pada awalnya seorang entrepreneur harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sangat sedikit waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga dan rekreasi. Karena hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

28 b. Beban tanggung jawab, seorang entrepreneur harus mengelola semua fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan pelatihan Motivasi Menurut para ahli motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu dalam memenuhi kebutuhan (Mudjiarto dan Wahid, 2006: 39). Motivasi adalah dorongan dan arahan perilaku (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 24). Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang-orang berperilaku dalam cara tertentu (Griffin dan Ebert, 2007: 248). Keinginan akan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tergantung dari kekuatan motivasinya. Motivasi dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku individu. Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur adalah be their own bosses (Hutagalung dkk, 2010: 8). Motivasi juga merupakan hasil dari sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatankegiatan tertentu (Gray, dkk dalam Winardi, 2001: 2). Dengan kata lain motivasi adalah kebutuhan, dorongan, atau implus yang menentukan perilaku seseorang. Tingkat kepuasan individu berbeda-beda, begitu pula dengan tingkat kebutuhannya yang juga berlainan. Untuk itu seorang

29 entrepreneur juga perlu mengenali kekuatan motivasi dirinya sendiri sehingga dapat menjaga keseimbangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini usia merupakan faktor yang memotivasi kaum muda untuk menjadi seorang entrepreneur karena di dorong keinginan untuk mapan di usia muda. Menurut Hurlock dan Staw dalam Hutagalung dkk (2010: 9) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Adanya pengalaman dalam mengelola usaha memberi motivasi untuk menjadi entrepreneur yang berpengaruh pada keberhasilan usaha (Hutagalung dkk, 2010: 10). Selain itu adanya latar belakang pendidikan juga dapat memotivasi untuk menjadi entrepreneur. Menurut Bowen dan Robert dikutip oleh Staw dalam Hutagalung dkk (2010: 10) menyatakan bahwa pendidikan merupakan syarat keberhasilan bagi seorang wirausaha Teori Kebutuhan McClelland Menurut McClelland kebutuhan berasal dari budaya (Ivancevich et al, 2008: 154). Tiga dari kebutuhan itu adalah kebutuhan akan pencapaian (need for achievement), kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), kebutuhan akan kekuasaan (need for power). McClelland menyatakan dalam Ivancevich et al (2008: 154) bahwa ketika muncul suatu kebutuhan yang kuat dari dalam diri seseorang, kebutuhan tersebut akan memotivasi dirinya untuk menggunakan perilaku yang dapat mendatangkan kepuasannya.

30 Memiliki kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) yang tinggi mendorong seorang individu untuk menetapkan tujuan yang menantang, untuk bekerja keras demi mencapai tujuan tersebut, dan menggunakan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk mencapainya. McClelland berpendapat bahwa kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) dapat dipelajari. Kebutuhan akan pencapaian (need for achievement) merefleksikan seseorang yang suka menerima tanggung jawab untuk memecahkan masalah, serta meyukai umpan balik. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation) merefleksikan keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan kebutuhan akan kekuasaan (need for power) memiliki dua orientasi yaitu kekuasaan dapat menjadi negatif jika berfokus pada dominasi dan kepatuhan. Atau kekuasaan dapat menjadi positif karena merefleksikan perilaku persuasif dan inspirasional Goal Setting Theory Teori penetapan tujuan (goal setting theory) adalah proses kognitif membangun tujuan dan merupakan determinan perilaku. Tujuan yang disadari akan menghasilkan tingkat prestasi yang lebih tinggi jika seseorang menerima tujuan tersebut ( Sifat kognitif (proses mental) mencakup: 1. Kejelasan tujuan atau tujuan spesifik berkaitan dengan tingkat presisi kuantitatif tujuan tersebut (goal specificity).

31 2. Kesukaran tujuan: tingkat keahlian yang dibutuhkan (goal difficulty). 3. Intensitas tujuan: proses menentukan bagaimana mencapai tujuan tersebut (goal intensity). 4. Kadar usaha untuk mencapai tujuan (goal commitment). Dalam banyak penelitian, tujuan spesifik dan kesukaran tujuan menjadi pertimbangan penting. Tujuan spesifik mengarah pada hasil yang lebih baik dibandingkan tujuan yang samar-samar, karena tujuan tersebut memberikan kejelasan bagi individu yang berkaitan dengan apa yang seharusnya dikerjakan. Hal tersebut akan dapat menimbulkan perasaan berprestasi pada diri entrepreneur, pengakuan dan komitmen. Dengan demikian penetapan tujuan yang bersifat spesifik akan mendorong peningkatan prestasi. Demikian pula dengan kesukaran tujuan, semakin sukar tujuan, semakin tinggi pula tingkat prestasi. Namun hal tersebut terjadi ketika tujuan diterima atau disepakati (goal acceptance). Berkaitan dengan isu insentif, itu akan efektif mempengaruhi perilaku, jika insentif tersebut mempengaruhi tujuan orang dalam pencapaiannya. Namun demikian, masalah tentang hasil yang kembali menurun (diminishing returns) merupakan masalah nyata yang disebabkan kesukaran mencapai tujuan. Secara kognitif jika tujuan dianggap terlalu sukar sehingga tidak mungkin dicapai justru akan menyebabkan frustasi bukan motivasi. (Zander & Newcomb, 1967 dalam Gibson et al., 1985 dikutip dari

32 2.1.5 Young Entrepreneur Seperti yang telah dilihat, sebenarnya hampir setiap orang memiliki potensi untuk menjadi seorang entrepreneur. Tentu saja keragaman menjadi tanda entrepreneurship. Penelitian ini berfokus pada young entrepreneur yaitu orang-orang muda yang mulai megambil bagian dalam memulai bisnis (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 26). Didorong akan sempitnya lapangan pekerjaan atau rasa kekecewaan akan prospek dalam perusahaan serta keinginan untuk memiliki peluang dan menentukan nasib mereka sendiri, banyak generasi muda yang lebih memilih kewirausahaan sebagai jalur karir mereka. Menurut Hurlock dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyatakan bahwa usia 18 tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal, dimana masa itu merupakan masa yang terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Ketika seseorang masuk dalam usia dewasa awal yang memiliki tugas pokok yaitu memilih bidang pekerjaan yang cocok dengan bakat, minat serta faktor psikologis yang dimilikinya. Masih banyak orang dewasa muda yang bingung dengan pilihan karirnya, situasi seperti ini sering terjadi pada entrepreneur. Hurlock dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyebutkan masa dewasa awal adalah masa cobacoba untuk berkarir. Penelitian yang dilakukan oleh College dalam Zimmerer dan Scarborough (2008: 26) menemukan bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun ) tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada

33 dalam kelompok umur lainnya. Anggota generasi ini menangani sekitar 80% dari seluruh bisnis awal, sehingga mereka menjadi generasi yang paling memiliki jiwa kewirausahaan tinggi dalam sejarah. Tidak ada kemunduran yang terjadi ketika generasi ini menegangkan otot-otot kewirausahaannya. Generasi X ini mungkin lebih tepat disebut sebagai Genereasi Entrepreneur. Bahkan remaja dan mereka yang berusia 20-an tahun (yang lahir setelah tahun 1982) juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap kewirausahaan. Kewirausahaan mengajarkan anak-anak muda cara untuk meluncurkan dan menjalankan bisnis. Dan karena orang-orang mudalah masa depan kewirausahaan tampak sangat cerah. 2.2 PENELITIAN TERDAHULU Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Imla Hasanah (2011), dengan judul penelitian Pengaruh Motivasi Berusaha Dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Kinerja Pengusaha Pada Pedagang Pakaian Di Jalan Ahmad Yani Pasar Ikan Lama Medan Penelitian ini dilakukan kepada 68 responden yaitu pedagang pakaian di Jl. Ahmad Yani Pasar Ikan Lama Medan. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pengambilan sampel pada populasi menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara variabel bebas motivasi berusaha (X1) dan Pengetahuan Kewirausahaan (X2) terhadap variabel terikat Kinerja Pengusaha (Y) pada pedagang

34 pakaian di Jl. Ahmad Yani Pasar Ikan Lama Medan. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi variabel terikat Kinerja Pengusaha (Y) adalah variabel Motivasi Berusaha (X1). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Motivasi Berusaha (X1) dan Pengetahuan Kewirausahaan (X2) terhadap Kinerja Pengusaha (Y) adalah erat. Sebesar 44,3% variabel Kinerja Pengusaha (Y) dapat dijelaskan oleh variabel Motivasi Berusaha (X1) dan Pengetahuan Kewirausahaan (X2). Sedangkan sisanya yaitu 55,7% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Anita (2010) dengan judul penelitian Analisis Hubungan Antara Motivasi Berusaha, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Jl. Setia Budi Tanjung-Rejo Medan) penelitian ini dilakukan kepada para pengusaha rumah makan yang berada di Jl. Setia Budi Tanjug- Rejo Medan sebagai responden. Penelitian ini dilakukan kepada 31 responden yang memilki karakteristik meliputi tempat tinggal, jenis kelamin, usia dan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan antara variabel motivasi berusaha (X1) dengan variabel kinerja pengusaha (Y) memperlihatkan hubungan kedua variabel cukup kuat dan signifikan. Hubungan antara pengetahuan kewirausahaan (X2) dengan kinerja pengusaha (Y) serta hubungan antara variabel kemandirian usaha (X3) dengan kinerja pengusaha (Y) menunjukkan adanya hubungan yang kuat dan searah. Ini berarti jika variabel pengetahuan kewirausahaan besar maka variabel kinerja pengusaha akan

35 semakin besar pula dan jika variabel kemandirian usaha besar maka variabel kinerja berusaha akan semakin besar pula. Berdasarkan hasil penelitian koefisien determinasi terdapat angka 30%. Angka tersebut menjelaskan bahwa sumbangan variabel motivasi berusaha, pengetahuan kewirausahaan dan kemandirian usaha yang dilakukan oleh pengusaha rumah makan terhadap kinerja pengusaha adalah 30%. Sedangkan 70% dapat dilihat dari faktor lain yang mempengaruhi kinerja pengusaha. 2.3 KERANGKA KONSEPTUAL Seorang individu yang berpikir tentang kewirausahaan perlu untuk mengembangkan beberapa bidang pengetahuan bisnis. Pengetahuan adalah pemahaman tentang sebuah subyek yang diperoleh melalui pengalaman atau melalui pembelajaran dan studi ( Seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah pengetahuan tentang usaha yang akan dirintis dan lingkungan usaha yang ada, pengetahuan akan peran dan tanggung jawab, serta pengetahuan akan manajemen dan organisasi. Entrepreneurship merupakan sebuah proses dinamik dimana orang menciptakan kekayaan incremental (Ronstad dalam Winardi, 2008: 28). Kewirausahaan merupakan hasil dari proses disiplin dan sistematis dalam

36 menerapkan kreativitas dan inovasi terhadap kebutuhan dan peluang dipasar (Zimmerer dan Scarborough, 2008: 59). Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang (Suryana, 2008: 2). Oleh karena itu entrepreneurship berkaitan dengan penemuan, dan pendayagunaan peluang-peluang yang menguntungkan. Menurut para ahli motivasi adalah dorongan untuk berbuat sesuatu di dalam memenuhi kebutuhan (Mudjiarto, 2006: 39). Motivasi adalah dorongan dan arahan perilaku (Machfoedz dan Machfoedz, 2005: 24). Keinginan akan pencapaian dalam memenuhi kebutuhan tergantung dari kekuatan motivasinya. Motivasi dengan kekuatan yang besar akan menentukan perilaku individu. Dengan kata lain motivasi adalah kebutuhan, dorongan, atau implus yang menentukan perilaku seseorang. Menurut Hurlock dalam Hutagalung dkk (2010: 9) menyatakan bahwa usia 18 tahun sampai 40 tahun adalah usia dewasa awal dimana masa itu merupakan masa yang terkait dengan tugas perkembangan dalam hal membentuk keluarga dan pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh College dalam Zimmerer dan Scarborough (2008: 26) menemukan bahwa Generasi X (mereka yang lahir antara tahun ) tiga kali lebih mungkin meluncurkan bisnis dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok umur lainnya. Generasi X ini mungkin lebih tepat disebut sebagai Genereasi Entrepreneur.

37 Bahkan remaja dan mereka yang berusia 20-an tahun (yang lahir setelah tahun 1982) juga menunjukkan minat yang tinggi terhadap kewirausahaan. Kewirausahaan mengajarkan anak-anak muda cara untuk meluncurkan dan menjalankan bisnis. Dan karena orang-orang mudalah masa depan kewirausahaan tampak sangat cerah. Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas, maka model kerangka konseptual dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Pengetahuan Kewirausahaan (X1) Keterampilan Kewirausahaan (X2) Motivasi Mahasiswa untuk Menjadi Young Entrepreneur (Y) Sumber: Winardi (2008), Zimmerer dan Scarborough (2008), Mudjiarto dan Wahid (2006), Machfoedz dan Machfoedz (2005), dan Suryana (2008) diolah oleh penulis Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 HIPOTESIS Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah peneliti kemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : Pengetahuan dan Keterampilan Kewirausahaan Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Young Entrepreneur.

IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KETUJUH UNIVERSITAS IGM PALEMBANG

IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KETUJUH UNIVERSITAS IGM PALEMBANG IDE DAN PELUANG KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KETUJUH UNIVERSITAS IGM PALEMBANG SUB POKOK BAHASAN IDE KEWIRAUSAHAAN SUMBER-SUMBER POTENSIAL PELUANG BEKAL DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN IDE KEWIRAUSAHAAN NILAI

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Kelompok 2: Kelas D 1. Anis Yuliati ( 105030207111058 ) 2. Aris Dian Natalia ( 105030201111082 ) 3. Nita Ratnasari ( 105030201111111

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Amelia (2009), melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Pribadi Terhadap

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. KARAKTERISTIK PERTEMUAN KETIGA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN MEMAHAMI KARAKTERISTIK CIRI-CIRI UMUM NILAI-NILAI HAKIKI CARA BERPIKIR KREATIF DALAM SIKAP DAN KEPRIBADIAN

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB

KEWIRAUSAHAAN II MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS. Saepudin. Modul ke: Fakultas FEB KEWIRAUSAHAAN II Modul ke: MENENTUKAN HAL-HAL YANG PERLU DI PERSIAPAN KETIKA MULAI BERBISNIS Fakultas FEB Saepudin Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN Sikap dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi sekarang ini, kebutuhan hidup setiap orang semakin hari semakin meningkat, hal ini salah satu permasalahan yang membuktikan bahwa setiap

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.

Lebih terperinci

ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 %

ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 % ENTERPRENEURSHIP BOBOT : 3 SKS PENILAIAN : 1. KEHADIRAN = 5 % ( 80%) 2. TUGAS = 45 % 3. PROPOSAL BISNIS = 50 % 1 MENGAPA ENTREPRENEURSHIP? PEKERJAAN MULIA MENYENANGKAN DIKENAL ORANG PEMBANGUN BANGSA PERLU

Lebih terperinci

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM. 01Fakultas FASILKOM. Matsani, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI Modul ke: 01Fakultas FASILKOM KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN DAN GAMBARAN UMUM Matsani, S.E, M.M Program Studi SISTEM INFORMASI DISIPLIN ILMU KEWIRAUSAHAAN Menurut Thomas W. Zimmerer, Kewirausahaan adalah hasil

Lebih terperinci

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Bab 4 Hakekat, Karakteristik dan Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat, karakteristik dan nilai-nilai hakiki kewirausahaan 2. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada

BAB II LANDASAN TEORI. Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada 2.1.Kewirausahaan (Entrepreneurship) BAB II LANDASAN TEORI Kata kewirausahaan diambil dari kata wirausaha. Sebagian orang ada yang menyebut wirausaha sebagai wiraswasta. Wirausaha diterjemahkan dari sebuah

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd.

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN Oleh : Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. APA YANG AKAN SAYA KERJAKAN??? DUNIA SEKOLAH---------DUNIA KERJA MEMPERSIAPKAN MENTAL PADA SETIAP ADA PERUBAHAN. THE FUTURE I WILL BE AN

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN:

KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: KEWIRAUSAHAAN PENDAHULUAN: Wirausaha adalah seseorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya system ekonomi perusahaaan yang bebas. Karir kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt dalam Riyanti (2003:21),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi. Objek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengetahuan Kewirausahaan Seperti telah dikemukakan, bahwa kewirausahaan mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan

Lebih terperinci

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si.

GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN. PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. GAMBARAN UMUM KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN KEDUA UNIVERSITAS IGM BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. SUB POKOK BAHASAN INTI DAN HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PROSES KEWIRAUSAHAAN FUNGSI DAN

Lebih terperinci

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3 Pengenalan Diri Instropeksi SALAH Dilazimkan Menyalahkan: Orang lain Lingkungan akibatnya Tidak percaya diri Tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fajrinur (2007) dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan

I. PENDAHULUAN. TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan I. PENDAHULUAN TUJUAN Memahami konsep kewirausahaan Memahami kunci sukses kewirausahaan ABSTRAK Pilihan masa depan buat negara kita, dalam mengatasi persoalan tenaga kerja, tidak lain adalah membuka lapangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Wirausaha Kata wirausaha dalam bahasa Indonesia adalah padanan kata bahasa Perancis entrepreneur, yang sudah dikenal sejak abad ke 17. Menurut Holt (dalam

Lebih terperinci

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.

Lebih terperinci

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN

URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN URAIAN MATERI A. PENGERTIAN KEWIRAUSAHAAN Menurut Geoffrey G.Meredith (dalam sukardi,2009) wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha (bisnis), mengumpulkan

Lebih terperinci

banyak Rp 1 miliar per tahun.

banyak Rp 1 miliar per tahun. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Industri Kecil Menurut BPS (2013) b,klasifikasi usaha dapat didasarkan pada jumlah tenaga kerja, jika tenaga kerjanya 5

Lebih terperinci

Ciri dan Watak Wirausaha

Ciri dan Watak Wirausaha Ciri dan Watak Wirausaha SALAH Dilazimkan Menyalahkan: -Orang lain -Lingkungan akibatnya -Tidak percaya diri -Tidak bisa menerima kritik -Pasif Kondisi SEHARUSNYA Dilatih Intropeksi -Responsibility -Konsekuen

Lebih terperinci

IDE & PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

IDE & PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN IDE & PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, clan jasa-jasa inovasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Kewirausahaan Ilmu kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang niilai, kemampuan (ability) dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indra Hakim Matondang dengan judul penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perilaku Kewirausahaan Sebelum memahami perilaku kewirausahaan, terlebih dahulu harus dipahami konsep perilaku dan konsep kewirausahaan, untuk itu pada sub pokok bahasan

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN

UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN UJIAN AKHIR SEMESTER MK.KEWIRAUSAHAAN A. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang pada salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!. 01. Saat kita merasa

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella

Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Nama Kelompok : Intan Nur Kumalasari Selvia Dewi Novita Jannatul Maghfiroh Laura Evalina Novita Ari Santi Christi Emanuella Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

KARAKTERISTIK WIRAUSAHA KARAKTERISTIK WIRAUSAHA DEFINISI KARAKTER PROSES PEMBENTUKAN KARAKTER ESENSI KARAKTER CIRI KARAKTER WIRAUSAHA KARAKTERISTIK UMUM WIRAUSAHA ISTILAH KARAKTER = TABIAT, WATAK, SIFAT KEJIWAAN, AKHLAK ATAU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik,

BAB I PENDAHULUAN. secara sepihak, dan berdampak pada meningkatknya pengangguran terdidik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis global telah menciptakan banyak perusahaan di Indonesia dengan sangat terpaksa telah membuat kebijakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara sepihak,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori teori yang mendukung permasalahan

Lebih terperinci

Motif Technopreneur Sukses by: AGB

Motif Technopreneur Sukses by: AGB MOTIVASI WIRAUSAHA Motif Technopreneur Sukses by: AGB PC PE PG Harapan/ Perbandingan Hasil (Outcome) Keterangan : PC = Personal Characteristic PE = Personal Environment PG = Personal Goals BE = Business

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan selama kehidupannya. Menurut Maslow (dalam Robbins, 1998) kebutuhan manusia dibagi menjadi lima bagian, yakni kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan yang terjadi semakin ketat, individu dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

06PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management

06PASCA. Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: Fakultas 06PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis moneter yang terjadi secara mendadak dan di luar perkiraan pada akhir 1990-an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Dampak

Lebih terperinci

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN

FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN SERTA IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN KELOMPOK 2: ANIS YULIATI 105030207111058 ARIS DIAN NATALIA 105030201111082 NITA RATNASARI 105030200111111 WIDYA KUSUMA W 105030207111012

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN-I RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Informatika

KEWIRAUSAHAAN-I RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN. Oloan Situmorang, ST, MM. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer. Program Studi Informatika KEWIRAUSAHAAN-I Modul ke: RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN Fakultas Ilmu Komputer Oloan Situmorang, ST, MM Program Studi Informatika www.mercubuana.ac.id Pokok Bahasan 1. Profil pembuka ( Oprah Winfrey ) 2.

Lebih terperinci

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Modul ke: Kewirausahaan I Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Fakultas Fakultas Ilmu Komputer Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Hakikat dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Karakteristik Kewirausahaan 2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116

BAB 1 PENDAHULUAN. 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data tenaga kerja tahun 2010 menurut Bappenas menyebutkan, dari 240,559 juta penduduk Indonesia jumlah daftar angkatan kerja mencapai 116 juta, dan sebanyak 8,59 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. atau perusahaan dapat melakukan berbagai kegiatan bisnis, operasi fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet semakin banyak dimanfaatkan oleh berbagai organisasi terutama organisasi bisnis, kegiatan dunia usaha yang menggunakan teknologi internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum keberadan perusahaan kecil dan menengah (UKM) di negara-negara berkembang dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian negara. Keberadaan UKM terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Angka pengangguran sarjana di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data tahun 2004, tercatat 500 ribu lebih sarjana menganggur, terdiri dari 300

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan sangat penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan kewirausahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). hasil yang dapat dibanggakan (Sadono Sukirno, 2004:367). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Definisi Kewirausahaan Wirausaha berasal dari kata wira yang berarti pahlawan (berani) dan usaha berarti melakukan kegiatan usaha (bisnis). Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu cara untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia perlu untuk bekerja. Setiap manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakan

BAB II LANDASAN TEORI. mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kewirausahaan Berwirausaha adalah suatu kegiatan usaha yang melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan-kesempatan usaha yang kemudian mengorganisisr, mengatur, mengambil resiko,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kemandirian 2.1.1. Pengertian Kemandirian Menurut Sumahamijaya, 2003 Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantungpada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permodalan operasinya (Suryana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permodalan operasinya (Suryana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wirausahawan Wirausahawan adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) ialah ciri-ciri atau sifat kemandirian yang dimiliki seseorang atau individu, baik itu kalangan usahawan maupun masyarakat

Lebih terperinci

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si

Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si Dr. Sri wahyu Lelly Hana Setyanti, SE., M.Si KETERAMPILAN DASAR Memiliki mental & spiritual tinggi Memiliki kepribadian unggul Pandai berinisiatif Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha KETERAMPILAN KHUSUS

Lebih terperinci

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah

Bab 1 Kewirausahaan. 1. Kewirausahaan dalam Perspektif Sejarah K e w i r a u s a h a a n 1 Bab 1 Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menguasai terkait latar belakang kewirausahaan dan perkembangannya. K emakmuran dari suatu negara bisa dinilai dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kompetensi a. Pengertian Kompetensi Menurut Wibowo (2011:95) kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merata yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. merata yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini Indonesia tengah menghadapi masalah yang sangat kompleks dalam masalah pembangunan ekonomi yang berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi termasuk

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013)

KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN. (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013) KOMPETENSI KEPEMIMPINAN WIRAUSAHAWAN (Studi kasus pada lulusan Akademi Pimpinan Perusahaan, Jakarta tahun 2013) Lilik Aslichati 1), Gede Umbaran Dipodjoyo 2) Universitas Terbuka, Jakarta Universitas Persada

Lebih terperinci

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Pada masa bayi ketika

Lebih terperinci

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha melalui Pendidikan

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha melalui Pendidikan Menumbuhkan Jiwa Wirausaha melalui Pendidikan Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Founder Arief Rachman & Associatecom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai bentuk ativitas. Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian atas tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan adanya suatu aktivitas kerja anggota-anggotanya sesuai dengan fungsi dan tugas yang

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA KEWIRAUSAHAAN Latar belakang mengapa perlu berwirausaha adalah agar mampu menatap masa depan yang lebih baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang berarti tidak dapat hidup tanpa orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri, baik terhadap

Lebih terperinci

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya

JUJUR, TOLERANSI, GOTONG ROYONG, PEKERJA KERAS (TIDAK MALAS), BUDAYA MALU, SETIA, BERANI, dan lain-lainya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PERSADA BUNDA MENUJU MANUSIA BERKUALITAS Pekanbaru, 27 April 2013 PENDIDIKAN BERKARAKTER MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEUR DALAM MENGHADAPI TANTANGAN EKONOMI DI MASA DEPAN

Lebih terperinci

Soal Jawab tentang Kewirausahaan

Soal Jawab tentang Kewirausahaan Soal Jawab tentang Kewirausahaan Jelaskan pengertian wiraswasta dan wirausaha secara etimologi dan terminologi dan kesimpulan apa yang dapat diambil dari kedua pengertian tersebut! 1. Wiraswasta terdiri

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management POLA PIKIR DAN KARAKTER WIRAUSAHA, PERBEDAAN WIRAUSAHA VS MANAJER Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN ANTARA MAHASISWA DAN INDUSTRI

ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN ANTARA MAHASISWA DAN INDUSTRI ANALISIS KESENJANGAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN ANTARA MAHASISWA DAN INDUSTRI Endang Mulyatiningsih (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana FT-UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui: (a) ranking

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Angki Adi Tama (2010), Analisis Faktor Faktor Yang Memotivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Angki Adi Tama (2010), Analisis Faktor Faktor Yang Memotivasi 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu 1. Angki Adi Tama (2010), Analisis Faktor Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa Berkeinginan Menjadi Entrepreneur. Jenis pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif,

Lebih terperinci

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Karakteristik : Wirausaha vs Kewirausahaan, Sikap Dasar Wirausaha,Kemampuan Dasar : Evaluasi peluang networking, skill

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang

Lebih terperinci

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN

PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN PERANAN KAMPUS DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN MAHASISWA MELALUI KEGIATAN KEWIRAUSAHAAN Dwi Wahyu Pril Ranto Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Peran kampus sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1

Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1 Materi Kewirausahaan dan Prakarya Kelas X SMA Semester 1 1. Dasar dasar kewirausahaan bidang kerajianan tekstil a. Perbedaan konsep kewirausahaan dengan wirausahawan Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa,

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN PROSES KEWIRAUSAHAAN Kelompok 1: Kelas D 1. Dwi Putri Esthirahayu ( 105030201111006 ) 2. Shella Ekawati L ( 105030200111015 ) 3. Rizkya Haerani ( 105030201111001 ) 4. Nela

Lebih terperinci

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.

Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan. EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SUKSES BERWIRAUSAHA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SUKSES BERWIRAUSAHA KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SUKSES BERWIRAUSAHA Disusun Oleh: NAMA : Winarsih NIM : 11.02.8020 KELAS : 02 JURUSAN : D3MI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha swasta besar, menengah maupun kecil. Wirausaha (enterpreneurs)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul

BAB II URAIAN TEORITIS. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul BAB II URAIAN TEORITIS A. Peneliti Terdahulu Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ranto (2007), dengan judul penelitian Analisis Hubungan Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan, dan Kemandirian Usaha

Lebih terperinci

Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha. Oleh Azmi Hikmah Fajrina

Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha. Oleh Azmi Hikmah Fajrina Merintis, memulai, dan menggembangkan usaha Oleh Azmi Hikmah Fajrina Apa rencana anda sesudah lulus kuliah??? Sistem pendidikan di Indonesia mendidik anak didik bermental BURUH Ingin menjadi Pegawai Negeri,

Lebih terperinci

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA Enceng Yana Abstrak Masih banyaknya lulusan pendidikan tinggi/sarjana yang belum memiliki pekerjaan merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Pada hakikatnya setiap insan telah tertanam jiwa wirausaha yang berarti memiliki kreativitas dan mempunyai tujuan tertentu, serta berusaha untuk mencapai

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWIRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: KEMAMPUAN DASAR WIRAUSAHA Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dalimunthe dengan judul penelitian Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan

Lebih terperinci

MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD

MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD MODAL DASAR KEWIRAUSAHAAN PERTEMUAN 4 KEWIRAUSAHAAN MUHAMMAD WADUD POKOK BAHASAN MODAL KEMAUAN, KEMAMPUAN DAN PENGETAHUAN MODAL INSANI MODAL KOMPETENSI MODAL KEMAUAN, KEMAMPUAN DAN PENGETAHUAN KEMAUAN

Lebih terperinci

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017 S E L E C T D E V E L O P L E A D H O G A N D E V E L O P C A R E E R TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR Laporan untuk: Sam Poole ID: HC560419 Tanggal: 23 Februari 2017 2 0 0 9 H O G A N A S

Lebih terperinci

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN MAKALAH Oleh Herwan Abdul Muhyi NIP. 132310585 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2007 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Adapun hasil dari penelitian tersebut sebagai berikut : A. Sikap Kewirausahaan : a) Percaya diri BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tentang penerapan sikap dan kepribadian wirausaha dilakukan di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci