PENGEMBANGAN TEGANGAN PANEL SURYA PORTABLE BERBASIS CLOSE LOOP BOOST CONVERTER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGEMBANGAN TEGANGAN PANEL SURYA PORTABLE BERBASIS CLOSE LOOP BOOST CONVERTER"

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN TEGANGAN PANEL SURYA PORTABLE BERBASIS CLOSE LOOP BOOST CONVERTER I Gede Nurhayata, Nyoman Santiyadnya, Luh Krisnawati 1,2,3 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FTK UNDIKSHA gede.nurhayata@undiskha.ac.id ABSTRACT Solar panels are an alternative source of renewable energy by utilizing solar energy. The output voltage of the solar panel is relatively low so it can not supply the electrical load that requires higher working voltage. Generally an inverter is used to raise the output voltage of the solar panel. Because the efficiency is low and the physical dimensions are large enough then the inverter can not be integrated internally on the portable solar panel. Therefore, this study aims to increase the output voltage of a portable solar panel into a high voltage direct current based close loop boost converter. In this study apply the development method that begins with the analysis of needs, design and manufacture of hardware, and testing. The results show that the boost converter works well where the output voltage of the portable solar panel can be increased from 12 Volt dc to 220 Volt dc high voltage, with a relatively stable output voltage and an average power output efficiency of 80% Keywords: solar panel, boost converter, close loop ABSTRAK Panel surya merupakan salah satu alternatif sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan energi sinar matahari. Tegangan keluaran panel surya relatif rendah sehingga tidak dapat mencatu beban listrik yang memerlukan tegangan kerja lebih tinggi. Umumnya sebuah inverter digunakan menaikkan tegangan keluaran panel surya. Karena efisiensinya rendah dan dimensi fisik cukup besar maka inverter tidak dapat diintegrasikan secara internal pada panel surya portable. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan meningkatkan tegangan keluaran panel surya portable menjadi tegangan tinggi arus searah berbasis close loop boost converter. Pada penelitian ini menerapkan metode pengembangan yang diawali dengan analisis kebutuhan, perancangan dan pembuatan perangkat keras, dan pengujiannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa boost converter bekerja dengan baik dimana tegangan keluaran panel surya portable dapat dinaikkan dari 12 Volt dc menjadi tegangan tinggi 220 Volt dc, dengan tegangan keluaran relatif stabil serta efisiensi daya keluaran rata-rata 80%.. Kata kunci : panel surya, boost converter, close loop PENDAHULUAN Dewasa ini, ketersediaan sumber daya pembangkitan energi listrik yang bersumber dari energi fosil sudah semakin menipis. Dampaknya dapat dilihat dari harga minyak dunia yang terus meningkat. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong segenap masyarakat untuk berupaya menemukan sumber energi alternatif sebagai sumber energi terbarukan, salah satunya memanfaatkan energi sinar matahari yang tak terbatas dengan menggunakan panel surya, (Syaiffudin,2015). Panel surya merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik arus searah. Nilai tegangan keluaran panel surya cukup rendah maksimum 18 Volt sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan beban listrik PLN yang bekerja pada tegangan tinggi arus bolak-balik 220 Volt. Umumnya perangkat inverter digunakan untuk menaikkan tegangan keluaran arus searah dari panel surya menjadi tegangan keluaran arus bolak balik, (Anwar, 2016:59-63). Panel surya portable merupakan sebuah panel surya yang diintegrasikan menjadi satu unit dengan perangkat konverter tegangan. Dalam integrasi tersebut membutuhkan ruang 120

2 yang cukup bagi perangkat konverter. Karena ruang yang tersedia di belakang panel surya memiliki kedalaman yang cukup rendah sehingga perangkat inverter dengan dimensinya cukup besar tidak dapat diintegrasikan secara internal dengan panel surya. Untuk mengatasi hal tersebut perlu upaya dengan memilih dan mengembangkan perangkat konverter yang dapat diintegrasikan secara internal dengan panel surya. Perkembangan teknologi dewasa ini, salah satunya yang berfokus pada kebutuhan beban listrik dimana telah mengusung teknologi hemat energi (Vandri, 2017: ) seperti lampu penerangan (lampu led, lampu ballast elektronik) maupun perangkat elektronik lainnya (power supply). Hampir semua teknologi pada beban tersebut dapat bekerja pada sumber arus searah maupun arus bolakbalik karena di dalam perangkat beban tersebut telah diintegrasikan dengan inverter. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan mengembangkan perangkat boost converter yang berfungsi menaikkan tegangan keluaran panel surya menjadi tegangan keluaran arus searah yang lebih tinggi, (Satya, 2013). Boost converter memiliki kelebihan dibanding dengan inverter yakni dimensi fisik yang lebih kecil sehingga dapat diintegrasikan dalam ruang sempit dari panel surya. Disamping itu, boost converter menghasilkan kinerja dengan efisiensi tinggi, (Fitra,2014) sehingga dapat memperjang waktu pemakaian energi baterai. Tegangan keluaran boost converter dalam operasi loop terbuka, masih sangat bergantung pada variasi tegangan keluaran dari panel surya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, boost converter dikembangkan dalam operasi loop tertutup (close loop) sehingga diharapkan tegangan keluarannya stabil (Athimulam Kalirasu, 2010 : ). untuk mengubah tegangan panel surya menjadi tegangan tinggi arus searah sebesar 220 Volt dan mengevaluasi kinerjanya terhadap variasi tegangan keluaran panel surya serta variasi pembebanan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengubah tegangan keluaran panel surya portable untuk kebutuhan beban listrik yang bekerja pada tegangan lebih tinggi. Gambar 1. Konstruksi sebuah panel surya Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya untuk mengubah cahaya matahari menjadi listrik. Panel surya disebut juga sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Konstruksi panel surya diperlihatkan pada gambar 1. Panel surya terdiri dari 3 lapisan yakni lapisan panel tipe P di bagian atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel tipe N di bagian bawah. Akibat efek fotoelektrik maka sinar matahari menyebabkan terjadinya pelepasan elektron di lapisan panel tipe P sehingga hal ini mengakibatkan muatan proton mengalir menuju lapisan panel tipe N. Dengan demikian terjadi proses perpindahan arus proton sebagai arus listrik. Panel surya portabel dibedakan menjadi dua bagian dilihat integrasi antara baterai dan inverternya. Pada gambar 2 memperlihatkan dimana integrasi baterai dan inverter sebagai perangkat eksternal karena tidak ada ruang pada panel surya yang memungkinkan untuk menempatkan komponen tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini akan berfokus pada pengembangan close loop boost converter 121

3 induktor ditempatkan pada terminal kolektor jika yang digunakan adalah transistor bi-polar. Gambar 2. Panel surya portable integrasi eksternal Berbeda halnya panel surya portable seperti tampak pada gambar 3 dimana komponen baterai dan perangkat inverternya dikemas dalam satu ruang. Hal ini memberikan kesan portable yang sesungguhnya, karena dengan desain seperti itu maka perangkat dapat mudah dipindahkan sesuai dengan keberadaan sinar mataharinya. Kelemahan dari produk ini yakni konstruksinya memiliki dimensi ruang yang cukup besar untuk menampung seluruh komponen baterai dan inverter dalam satu unit. Penyediaan ruang yang cukup besar pada panel surya portable tersebut disebabkan karena kedua komponen memiliki dimensi dan bobot yang berat. Gambar 3. Panel surya portable integrasi internal Boost-converter merupakan perangkat penaik tegangan masukan arus searah menjadi tegangan keluaran arus searah dengan level yang lebih tinggi. Alat ini merupakan bentuk catu daya yang diperlukan oleh suatu beban listrik atau rangkaian elektronik untuk kebutuhan tegangan kerja lebih tinggi dari tegangan suplai yang tersedia. Konsep dasar rangkaian boost-converter digambarkan seperti pada gambar 4. Sebuah Gambar 4. Konsep dasar boost converter Adapun prinsip kerjanya adalah saat sinyal positip diberikan pada basis transistor T1, maka transistor akan menghantar dan arus pada induktor L1 akan mulai meningkat dan arus ini diubah dan disimpan dalam bentuk medan magnet. Ketika sinyal basis ditiadakan, maka transistor T1 tidak menghantar sehingga arus induktor terputus dengan sumber. Akibatnya medan magnet induktor menginduksikan tegangan dengan polaritas searah tegangan sumber. Tegangan induksi ini menyebabkan dioda D1 dibias maju sehingga diteruskan ke beban. Demikian proses tersebut berulang terus menerus. Level tegangan keluaran yang dihasilkan oleh boost converter secara praktis dapat dirumuskan sebagai berikut : (Keith Billings, Taylor Morey, 2011: ) : Vout = Vin 1 D Duty cycle (D) merupakan perbandingan antara waktu transistor menghantar (ton) dengan periodenya (ton + toff) dengan rumus : ton D = ton + toff dimana : Vout = tegangan keluaran Vin = tegangan masukan D = duty cycle Dari persamaan duty cycle, tampak bahwa semakin besar faktor duty-cycle maka 122

4 semakin besar pula tegangan keluaran yang dihasilkan. Karena itu di dalam boost converter pengaturan tegangan keluaran dapat dilakukan dengan mengatur faktor duty cycle ini disamping pengaturan melalui tegangan sumber. Dalam proses konversinya, boost converter mampu menghasilkan konversi dengan efisiensinya tinggi sehingga sangat cocok diterapkan untuk menghemat pemakaian daya listrik yang bersumber dari catu daya baterai (Fitra, 2014). feedback. Besar kecilnya sinyal feedback ini akan berpengaruh terhadap nilai duty cycle sehingga tegangan keluaran dapat dipertahankan konstan walaupun terjadi perubahan pada beban. Gambar 5. Konsep dasar close loop controller Kontrol close loop atau kontrol loop tertutup merupakan suatu sistem kontrol dimana sebagian sinyal keluarannya dibalikkan kembali menjadi sinyal masukan bagi kontroller seperti tampak pada gambar 5. Tujuan pembalikkan ini adalah untuk mengatur kinerja kontroller agar kondisi sinyal keluaran sebagai hasil dari suatu proses sesuai dengan sinyal input yang diinginkan. Untuk membalikkan sebagian sinyal keluaran dibutuhkan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai feedback. Dalam rangkaian ini merupakan sebuah sensor yang memantau parameter dari sinyal keluaran dan mengubah nilainya menjadi sinyal input. Pada penelitian ini, kontrol close loop digunakan untuk memperbaiki kinerja boost converter. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tegangan keluaran boost converter dapat berubah-ubah akibat perubahan beban ataupun perubahan parameter komponennya. Oleh karena itu tegangan keluarannya perlu diatur agar stabil dengan mengontrol nilai duty cyclenya. Pengaturan nilai duty cycle harus dilakukan secara otomatis dengan memantau tegangan keluaran boost converter melalui sebuah sensor tegangan sebagai sinyal Gambar 6. Boost converter dengan feedback rangkaian pembagi tegangan. Beberapa penelitian sebelumnya tentang panel surya dan boost converter telah banyak dilakukan pengembangan. Namun dari beberapa pengembangan penelitian tersebut masih berfokus pada pengembangan sistem kontrolnya dengan berbagai jenis kontrol dan difokuskan pada level tegangan kerja beban yang masih rendah secara langsung, sedangkan untuk tegangan keluaran yang tinggi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem kontrol boost converter dengan tegangan keluaran yang lebih tinggi dari hasil penelitian sebelumnya. METODE Dalam kegiatan penelitian ini menggunakan tahapan-tahapan penelitian mulai dari perancangan diagram blok sistem panel surya portable, perancangan dan pembuatan perangkat keras boost converter, dan pengujian sistem serta analisis data. Pada proses pengujian menggunakan instrumen ukur antara lain : Lux meter untuk proses pengukuran intensitas cahaya matahari pada rentang waktu dan kedudukan matahari 123

5 tertentu. Kemudian Volt meter DC digunakan untuk proses pengukuran tegangan keluaran panel surya dan tegangan keluaran boost converter. Setelah diperoleh data, maka dilakukan analisa data berdasarkan analisis kuantitatif untuk mengetahui perbandingan antara hasil pengujian terhadap desain yang telah ditentukan. Sedangkan analisis deskriptif, untuk menjelaskan kinerja sistem secara keseluruhan. Pada Gambar 7 memperlihatkan diagram blok rancangan panel surya portable berbasis close loop boost converter. Berdasarkan diagram blok di atas maka dilakukan perancangan perangkat keras boost converter. Dalam perancangan perangkat keras ini jantung utamanya adalah nilai duty cycle dan nilai induktor. Oleh karena itu, perancangan meliputi perancangan kumparan dan perancangan sinyal kontrol untuk pengendalian transistor switching. Dalam rancangan boost converter pertama menetapkan daya keluaran maksimum dibatasi sebesar 20 Watt pada tegangan keluaran 220 Volt dc. Dari daya tersebut, dapat dihitung arus beban maksimum dengan menerapkan hukum Ohm : Panel Surya Portable Iout = Pout 20 Watt = = 0,091 Amper Vout 220 Volt Gambar 7. Diagram blok Panel Surya Portable Berbasis Close Loop Boost Converter. Prinsip kerja : Ketika panel surya menerima sinar matahari akan dihasilkan listrik dengan nilai tegangan keluaran bergantung pada intensitas cahaya matahari. Semakin kuat intensitas cahaya yang diterima maka semakin besar tegangan keluarannya. Karena cahaya matahari tidak sepanjang hari bersinar terang maka energi listrik tersebut terlebih dahulu disimpan pada catu daya baterai. Sebuah rangkaian charger control berfungsi untuk mengatur proses penyimpanan energi listrik ke baterai. Ketika energi baterai akan digunakan untuk beban listrik yang umumnya bekerja pada tegangan sesuai listrik PLN maka terlebih dahulu tegangannya dinaikkan menjadi tegangan tinggi arus searah (dc) 220 Volt. Rancangan boost converter ini diperuntukkan untuk beban listrik yang mengusung teknologi hemat energi seperti yang telah disebutkan diatas. Berdasarkan daya keluaran maksimum tersebut, kemudian ditentukan daya input maksimum pada tegangan masukan 12 Vdolt dc dengan memperhitungkan efisiensi daya sebesar 90 persen, sehingga nilai arus input adalah : Iin = Pin 22 Watt = = 1,83 Amper Vin 12 Volt Dari persamaan 1), dengan tegangan input 12 Vdc dan tegangan output 220 Vdc dapat ditentukan nilai duty cycle (D) sebagai berikut : sehingga : 220 Vdc = 12 Vdc 1 D D = 0,945 dari persamaan 2), dengan nilai duty cycle D = 0,945 dapat ditentukan perbandingan nilai waktu ton dan nilai waktu toff sebagai berikut : ton 0,945 = ton + toff sehingga : toff = 0,058 ton Dalam penelitian ini operasi boost converter dipilih dalam mode diskontinyu sehingga 124

6 ayunan arus input menjadi dua kali dari arus nominal sebesar 3,66 Amper. Jika ditentukan nilai induktor sebesar 65 uh maka waktu transistor dalam kondisi menghantar ton dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : Vin = L diin dton 3,66 Amper 12 V = 65 uh ton sehingga : ton = 19,74 us toff = 0,058.ton = 1,14 us T1 akan aktif dan mengubah nilai duty cycle dari pembangkit gelombang kotak. Dari persamaan tersebut diperoleh nilai resistor R4 = 560 k dan R5 = 15 k. Pada gambar 9, memperlihatkan hasil perangkat keras (hardware) boost converter sesuai dengan rancangan pada gambar 8. Tampak pada gambar tersebut, bahwa dimensi yang dihasilkan sangat mungil sehingga dapat diintegrasikan dalam ruang panel surya. Gambar 8. Rancangan boost converter Pada gambar 8 memperlihatkan rancangan boost converter. Dari gambar tersebut, sinyal kendali pada transistor switching ditentukan oleh IC 1 (NE 555) yang berfungsi sebagai pembangkit gelombang kotak. Nilai duty cycle yang dihasilkan berdasarkan nilai waktu ton dan toff di atas. Nilai waktu ton ditentukan oleh komponen R1, R2 dan C1. Sedangkan nilai waktu toff ditentukan oleh komponen R2 dan C1. Komponen R4 dan R5 merupakan rangkaian pembagi tegangan sebagai feedback dalam pengendalian duty cycle. Besarnya sinyal feedback dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : R5 Vf = R4 + R5 Vout dimana : Vf adalah sinyal feedback yang diberikan ke basis transistor T1 sebesar 0,7 Volt. Apabila tegangan keluaran menghasilkan sinyal feedback di atas nilai 0,7 Volt maka transistor Gambar 9. Hardware Boost Converter Pada gambar 10, memperlihatkan rangkaian integrasi antara baterai, panel surya dan boost converter sehingga menjadi satu unit portable. Gambar 10. Panel surya portable integrasi internal Pada gambar 11 dan gambar 12 memperlihatkan hasil akhir rancangan panel surya portable. Tampak bahwa hasil desain sangat sederhana dengan tetap mempertahankan fungsinya secara portable. 125

7 , , ,3 Gambar 11. Panel surya portable tampak depan Dari tabel 1 di atas terlihat bahwa tegangan keluaran panel surya sangat bergantung pada intensitas cahaya matahari. Jika tabel 1 dinyatakan dalam grafik seperti pada grafik 1 tampak bahwa intensitas cahaya matahari tidak konstan dalam rentang waktu pengamatan. Intensitas matahari maksimum terjadi pada pukul Wita, kemudian intensitasnya akan menurun pada kondisi di bawah maupun di atas pukul Wita. Gambar 12. Panel surya portable tampak belakang HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengembangan pada perangkat keras diperoleh hasil pengujian terhadap kinerja panel surya dan boost converter. Adapun kinerja panel surya yang diamati adalah besarnya tegangan listrik arus searah yang dihasilkan terhadap intensitas cahaya matahari. Sedangkan kinerja boost converter akan mengamati kemampuan dalam meningkatkan tegangan keluaran panel surya dan regulasi tegangan akibat pembebanan serta efisiensi pemakaian dayanya. Pada tabel 1, memperlihatkan hasil pengukuran intensitas cahaya matahari terhadap tegangan keluaran panel surya. Tabel 1. Hasil pengujian tegangan panel surya terhadap intensitas cahaya matahari Pukul (WITA) Intensitas matahari (Lux) Tegangan panel surya , , , , , ,5 Grafik 1. Intensitas cahaya matahari pada rentang waktu pengamatan Grafik 2. Tegangan keluaran panel surya pada rentang waktu pengamatan Pada grafik 2, memperlihatkan grafik perubahan tegangan keluaran panel surya selama dalam rentang waktu pengamatan antara pukul Wita sampai Wita. Tampak bahwa tegangan keluaran panel surya tidak stabil melainkan bergantung pada intensitas cahaya matahari. Dalam rentang waktu selama 4 jam dari pukul Wita sampai Wita 126

8 menunjukkan nilai tegangan keluaran panel surya masih di atas dari nilai tegangan baterai 12 Volt dc sehingga tegangan keluaran panel surya memenuhi syarat dalam proses pengisian baterai. Pada rentang waktu tersebut, dalam proses pengisian baterai diharapkan kondisi baterai sudah dalam keadaan penuh. Oleh karena itu, penting sekali dalam memilih kapasitas baterai dengan daya pengisian sesuai kapasitas panel surya. Panel surya yang digunakan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi daya maksimum 10 Watt dengan arus keluaran 0,56 Amper pada tegangan 18 Volt seperti diperlihatkan pada gambar 13. Gambar 13. Spesifikasi Panel surya Jika dalam rentang waktu proses pengisian baterai selama 4 jam diharapkan baterai telah penuh dengan arus pengisian 0,56 Amper, maka kapasitas baterai yang harus dipasang sebesar 2,24 Amper Jam (Ah). Jika boost converter bekerja pada kondisi beban penuh dengan arus input 1,83 Amper, maka pemakaian baterai akan habis dalam waktu : 2,24 Ah/1,83 A = 2,68 jam. Tabel 2. Hasil pengujian tegangan keluaran boost converter open loop tanpa beban Vin Iin (Amp) Vout 10 0, , , , , Pada tabel 2, memperlihatkan hasil pengukuran tegangan keluaran boost converter pada kondisi open loop dan tanpa beban. Hasil pengujian tersebut memperihatkan bahwa rangkaian boost converter telah bekerja dengan baik dimana mampu menaikkan tegangan masukan pada rentang 10 Volt sampai 14 Volt menjadi tegangan keluaran dengan rentang nilai tegangan 245 Volt sampai 263 Volt. Dari nilai tegangan keluaran tampak bahwa nilainya masih sangat bergantung dengan variasi tegangan input (Vin) dan tegangan keluarannya juga belum stabil pada nilai tegangan yang diinginkan yakni 220 Volt dc. Bila dilihat pada nilai arus input dalam kondisi tanpa beban menunjukkan bahwa ada rugi daya yang tidak terpakai selama tidak ada pembebanan. Besarnya rugi daya input berada pada rentang 0,9 Watt sampai 2,1 Watt. Tabel 3. Hasil pengujian tegangan keluaran boost converter close loop tanpa beban Vin Iin (Amp) Vout 10 0, , , , , Pada tabel 3, memperlihatkan hasil pengujian boost converter pada kondisi close loop dan tanpa beban. Jika dilihat pada kolom tegangan keluaran (Vout) tampak bahwa tegangan keluaran sudah mendekati nilai tegangan keluaran yang diinginkan yakni 220 Volt. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja kontrol close loop sudah bekerja dengan baik dimana kelebihan tegangan keluaran mampu ditekan mendekati nilai tegangan yang diinginkan. Setelah melakukan uji kinerja boost converter dalam kondisi tanpa beban, maka dilanjutkan dengan menguji dalam kondisi berbeban seperti diperlihatkan pada tabel 4 127

9 Tabel 4. Hasil pengujian tegangan keluaran boost converter close loop berbeban pada tegangan input 12 Volt. Iout (Amp) Iin (Amp) 0,023 0, ,036 0, ,040 0, ,065 1, ,102 2, Vout Pada tabel 4 terlihat bahwa variasi beban sedikit mempengaruhi nilai tegangan keluaran boost converter dimana nilainya masih berada pada kisaran tegangan 220 Volt. Ketika arus beban semakin kecil maka tegangan keluarannya akan sedikit berada di atas tegangan 220 Volt. Sebaliknya ketika arus beban semakin besar maka tegangan keluaran akan menurun di bawah tegangan 220 Volt.Hal ini menunjukkan bahwa tegangan keluarannya relatif stabil dalam kondisi berbeban. Dari tabel 4, dapat ditentukan daya beban dan efisiensinya seperti tampak pada tabel 5. Tabel 5. Daya beban dan efisiensi boost converter Pout (Watt) Pin (Watt) Effisiensi (%) 5,22 6, ,14 9, ,96 9, , ,90 26,88 81 Pada tabel 5 terlihat bahwa efisiensi daya dari boost converter memberikan nilai efisiensi yang sangat baik berkisar antara 81 % sampai 95 %. Hal ini menunjukkan bahwa konverter tegangan dengan boost converter lebih hemat terhadap pemakaian daya baterai sehingga dapat meningkatkan waktu operasi penggunaan beban. Berdasarkan hasil pengujian di atas tersebut, dilakukan uji coba pada berbagai jenis beban seperti pada gambar 14 memperlihatkan pengujian dengan menggunakan beban lampu penerangan hemat energi (LED) 13 Watt. Gambar 13. Panel surya portable dengan beban lampu hemat energi (LED) 13 Watt Gambar 14. Panel surya portable dengan beban charger handpone Pada gambar 14 memperlihatkan beban berupa perangkat charger handpone dimana perangkat ini sudah memiliki inverter internal. Demikian pula pada gambar 15, memperlihatkan beban berupa perangkat adaptor elektronik untuk mencatu perangkat running text. Gambar 15. Panel surya portable dengan beban perangkat adaptor elektronik Dari hasil pengujian pada berbagai jenis beban menunjukkan bahwa kinerja panel surya portable sudah cukup baik dimana rangkaian boost converter yang terintegrasi di dalam 128

10 ruang panel surya mampu bekerja cukup baik dengan tegangan keluaran yang relatif stabil terhadap variasi beban dan memberikan efisiensi tinggi. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan tegangan keluaran panel surya portable dengan menerapkan close loop boost converter telah berhasil dengan baik dalam meningkatkan tegangan keluaran dari 12Vdc menjadi 220 Vdc. Kinerja panel surya portable ini mampu menghasilkan tegangan keluaran yang stabil pada kondisi berbeban dengan efisiensi daya pemakaian rata-rata 80% serta mampu melayani beban dengan kapasitas daya beban maksimum 20 Watt. Penelitian ini masih dapat dikembangkan lagi dengan peningkatan efisiensi kinerja dan kapasitas daya boost converternya sehingga dapat melayani kebutuhan daya beban yang lebih besar. DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535, Jurnal Reka Elkomika, X Januari 2014, Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vandri Ahmad Isnaini, Rahmi Putri Wirman, Indrawata Wardhana, 2017, Karakteristik dan Efisiensi Lampu Light Emiting Dioda (LED) sebagai Lampu Hemat Energi, Prosiding Seminar Nasional MIPA dan Pendidikan MIPA, Jurusan Pendidikan Fisika, FITK, IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi ( ). Athimulam Kalirasu, Subharensu Sekar Dash, 2010, Simulation of Closed Loop Controlled Boost Converter for Solar Installation, SERBIAN JOURNAL OF ELECTRICAL ENGINEERING, Vol. 7, No. 1, May 2010, Keith Billings, Taylor Morey, 2011, SWITCHMODE POWER SUPPLY HANDBOOK, Third Edition, ISBN: , The McGraw-Hill Companies. ( ). DAFTAR RUJUKAN Syaifuddin, 2015, Solar Energy : Solusi Alternatif Krisis Energi, kuliah umum Fakultas Teknik Elektro - Telkom University, Bandung. Anwar Ilmar Ramadhan, Ery Diniardi, Sony Hari Mukti, 2016, Analisis Desain Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Kapasitas 50 WP, Copyright 2016, TEKNIK, p-issn , e-issn: , index.php/teknik/article/download/9011/ P.Satya, Dr.R. Natarajan, 2013, Design and Implementation of 12V/24V Closed loop Boost Converter for Solar Powered LED Lighting System, International Journal of Engineering and Technology (IJET), ISSN : , Vol 5 No 1 Feb-Mar 2013 Fitra Padillah, Syahrial, Siti Saodah,2014, Perancangan dan Realisasi Konverter DC- 129

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA Fariz Hasbi Arsanto *), Susatyo Handoko, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1

Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 Raharjo et al., Perancangan System Hibrid... 1 PERANCANGAN SISTEM HIBRID SOLAR CELL - BATERAI PLN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLERS (DESIGN OF HYBRID SYSTEM SOLAR CELL - BATERRY - PLN USING PROGRAMMABLE

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375 ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 1375 DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING PADA PHOTOVOLTAIC DENGAN METODE PERTURB AND OBSERVE Isti Laili

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah research and development, dimana metode tersebut biasa dipakai untuk menghasilkan sebuah produk inovasi yang belum

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR Dosen Pembimbing Noval Fauzi 2209 105 086 1. Prof.Dr.Ir.Mochamad Ashari, M.Eng.

Lebih terperinci

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Mudeng, Vicky Vendy Hengki. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Ponco Siwindarto, Ir., MS. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN I.W.G.A Anggara 1, I.N.S. Kumara 2, I.A.D Giriantari 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino Melzi Ambar Mazta 1, Ahmad Saudi Samosir 2, Abdul Haris 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM CATU DAYA OTOMATIS MENGGUNAKAN SOLAR CELL PADA ROBOT BERODA PENGIKUT GARIS DESIGN AND IMPLEMENTATION OF AUTOMATIC POWER SUPPLY SYSTEM USING SOLAR CELL ON WHEELED ROBOT

Lebih terperinci

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya 1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri

Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Desain dan Implementasi Tapped Inductor Buck Converter dengan Metode Kontrol PI pada Rumah Mandiri Eddy Sulistyono

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari sistem yang telah dirancang. Dari hasil pengujian akan diketahui apakah sistem yang dirancang memberikan hasil seperti

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh: MUHAMMAD ARDHI HIDAYAT

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SISTEM PANEL SURYA (PHOTOVOLTAIC SOLAR PANEL) MENGGUNAKAN METODE POWER FEEDBACK DAN VOLTAGE FEEDBACK Disusun Oleh: Nama : Yangmulia Tuanov

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494 KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL9 Lukman Wira Cahyadi *), Trias Andromeda dan Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Rancang Bangun Sistem Monitoring Beban dan Indikator RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER Donny Prasetyo Santoso 1*,Indhana Sudiharto.

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak

RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Abstrak RANCANG BANGUN BECAK LISTRIK TENAGA HYBRID DENGAN MENGGUNAKAN KONTROL PI-FUZZY (SUBJUDUL: HARDWARE) Andri Wicaksono 1, Ainur Rofiq Nansur, ST, MT. 2,Endro Wahjono, S.ST, MT. 3 Mahasiswa Elektro Industri,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN SISTEM PENGENDALI MOTOR DC PENGGERAK SOLAR CELL MENGIKUTI ARAH CAHAYA MATAHARI BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun Sebagai Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad

Lebih terperinci

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV) Muamar Mahasiswa Program Studi D3 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bengkalis E-mail : - Jefri Lianda Dosen Jurusan Teknik Elektro Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! KATA PENGANTAR... Error! DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... Error! 1.1 Latar Belakang... Error! 1.2 Rumusan Masalah... Error!

Lebih terperinci

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter

Lebih terperinci

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY

RANCANG SUPPLY K LISTRIK JURUSAN MEDAN AKHIR. Oleh : FABER HENDRA FRISKA VOREZKY RANCANG BANGUN PLTS UNTUK SUPPLY TEKS BERJALAN ( RUNNING TEXTT ) DI DEPAN BENGKEL TEKNIK K LISTRIK LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat untuk Menyelesaikann Pendidikan Program Diploma II II Oleh

Lebih terperinci

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware)

Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware) Perencanaan dan Pembuatan Modul Inverter 3 Phase Sebagai Suplai Motor Induksi Pada Pengembangan Modul Praktikum Pengemudi Listrik (Sub Judul Hardware) Mokhamad asrul afrizal 1, Ainur Rofiq 2, Gigih Prabowo

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komponen dan rangkaian elektronika telah mampu menghasilkan sistem penyedia daya tegangan searah (DC), yang dihasilkan melalui konversi tegangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN Diajukan Oleh: ABDUR ROZAQ D 400 100 051 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

Pengaturan Switching Boost Converter Menggunakan Logika Fuzzy pada Sistem Solar Cell Sebagai Tenaga Alternatif

Pengaturan Switching Boost Converter Menggunakan Logika Fuzzy pada Sistem Solar Cell Sebagai Tenaga Alternatif Pengaturan Switching Boost Converter Menggunakan Logika Fuzzy pada Sistem Solar Cell Sebagai Tenaga Alternatif Diah Septi Yanaratri, Epyk Sunarno, Suhariningsih 3 Mahasiswa Teknik Elektro Industri, Dosen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE

RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 Page 4245 RANCANG BANGUN KONVERTER PHOTOVOLTAIC DAN PENTAKSIRAN DAYA PHOTOVOLTAIC UNTUK DC POWER HOUSE DESIGN AND IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SIMULASI DAN PEMBUATAN RANGKAIAN SISTEM KONTROL PENGISIAN BATERAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA Handy Indra Regain Mosey 1) 1) Program Studi Fisika FMIPA Universitas Samratulangi Manado e-mail:

Lebih terperinci

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi.

PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA. Skripsi. PEMBUATAN SUMBER TENAGA LISTRIK CADANGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL, BATERAI DAN INVERTER UNTUK KEPERLUAN RUMAH TANGGA Skripsi Diajukan Oleh ANDA ANDYCKA S NIM. 090821016 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS

RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS RANCANG BANGUN BATERAI CHARGE CONTROL UNTUK SISTEM PENGANGKAT AIR BERBASIS ARDUINO UNO MEMANFAATKAN SUMBER PLTS I Gusti Ngurah Agung Mahardika 1, I Wayan Arta Wijaya 2, I Wayan Rinas 3 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Secara

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review

II. Tinjauan Pustaka. A. State of the Art Review Perbandingan Penggunaan Motor DC Dengan AC Sebagai Penggerak Pompa Air Yang Disuplai Oleh Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Agus Teja Ariawan* Tjok. Indra. P, I. W. Arta. Wijaya. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL CATU DAYA HIBRIDA PLTS-PLN UNTUK BEBAN 500 WATT AGUSTA SURYA LAKSMANA

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL CATU DAYA HIBRIDA PLTS-PLN UNTUK BEBAN 500 WATT AGUSTA SURYA LAKSMANA SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL CATU DAYA HIBRIDA PLTS-PLN UNTUK BEBAN 500 WATT AGUSTA SURYA LAKSMANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN 2015 SKRIPSI RANCANG

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT This research aims to create a single phase inverter which serves to complement the performance of a hybrid

Lebih terperinci

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet Muhammad Agam Syaifur Rizal 1, Widjonarko 2, Satryo Budi Utomo 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER.

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER. RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLLER. Rochmawati 1, Endro Wahjono, S.ST, MT, Ainur Rofiq Nansur, ST,

Lebih terperinci

PERANCANGAN CATU DAYA DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC LIGHT

PERANCANGAN CATU DAYA DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC LIGHT PERANCANGAN CATU DAYA DENGAN PENAMBAHAN PANEL SURYA PADA SMART TRAFFIC LIGHT Fauzan Hadisyahputra, Novery Lysbetti Marpaung Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina widya Km

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI Pada bab ini akan dibahas mengenai dasar sistem yang mendasari perancangan dan perealisasian alat manajemen pengisian daya aki otomatis dua kanal. Pada dasarnya

Lebih terperinci

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Pengontrolan Catu Daya Cadangan Dengan Panel Surya Pada Smart Traffic Light

Pengontrolan Catu Daya Cadangan Dengan Panel Surya Pada Smart Traffic Light Pengontrolan Catu Daya Cadangan Dengan Panel Surya Pada Smart Traffic Light Noveri Lysbetti Marpaung #1, Edy Ervianto #2, Nurhalim #3, Rahyul Amri #4 # Electrical Engineering Department, University of

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG DESAN RANGKAAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SSTEM CHARGNG LAMPU PENERANGAN LNGKUNGAN PONDOK PESANTREN D KOTA MALANG Muhamad Rifa i 1 email:abirifai005@gmail.com, Beauty Anggraheny kawanty email:beauty_ikawanty@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi sebagai bahan bakarnya.

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PEMBUATAN RANGKAIAN INVERTER DARI DC KE AC Rahmi Dewi, Usman Malik, Syahrol Jurusan Fisika, FMIPA, Universiatas Riau, Pekanbaru, Indonesia E-mail : drahmi2002@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu alat yang digunakan untuk menyampaikan data atau informasi baik secara lisan maupun tertulis adalah handphone. Handphone sudah menjadi kebutuhan umum, tidak

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN BATERAI PADA DC POWER HOUSE

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN BATERAI PADA DC POWER HOUSE PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENYIMPANAN BATERAI PADA DC POWER HOUSE DESIGN AND IMPLEMENTATION OF A BATTERY STORAGE SYSTEM IN DC POWER HOUSE Asrian Pane 1, Ekki Kurniawan S.T., M.T. 2, Kharisma

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inverter Multipulsa untuk Beban Penerangan Rumah Tangga Jenis Lampu Pijar

Rancang Bangun Inverter Multipulsa untuk Beban Penerangan Rumah Tangga Jenis Lampu Pijar 1 Rancang Bangun Multipulsa untuk Beban Penerangan Rumah Tangga Jenis Lampu Pijar M. Zaenal Eendi ¹, Suryono ², Sudarminto S 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL Nama: Heru Nugraha. E-mail: benjamin_hometown@yahoo.com Dosen Pembimbing 1: Prof. Busono Soerowirdjo., Ph.D. E-mail: busonos@gmail.com Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative)

Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Rancang Bangun Pengatur Tegangan Otomatis pada Generator Ac 1 Fasa Menggunakan Kendali PID (Proportional Integral Derivative) Koko Joni* 1, Achmad Fiqhi Ibadillah 2, Achmad Faidi 3 1,2,3 Teknik Elektro,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER.

RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER. RANCANG BANGUN SUATU SISTEM PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TENAGA SURYA SEBAGAI PENDUKUNG SUMBER PLN UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS MIKROKONTROLER. Pitvande Yanuar Hidayat 1, Endro Wahjono, S.ST, MT 2, Ainur Rofiq

Lebih terperinci

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA POT IKLAN BERTENAGA SURYA Kiki Prawiroredjo * & Citra Laras ** (*) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti (**) Alumni Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti Abstract The Solar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Krisis energi bukanlah permasalahan yang baru, namun sudah menjadi hal yang diprediksikan pasti akan terjadi. Sumber energi minyak yang selama ini menjadi andalan akan

Lebih terperinci

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2 ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK Subandi 1, Slamet Hani 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta Kampus ISTA Jl. Kalisahak

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SOLAR PV BERBASIS FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AVR Noval Fauzi, Mochamad Ashari, Heri Suryoatmojo Jurusan Teknik Elektro-FTI Abstrak:

Lebih terperinci

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer

Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer Simulasi Peredaman Gangguan Sag Pada Tegangan Masukan Power Supply Di Personal Computer Andreas D Simanjuntak (1122061) Email: andreasdouglas.simanjuntak@gmail.com Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok Diagram Alat Blok Diagram alat merupakan salah satu hal terpenting dalam perencanaan alat, karena dari blok diagram inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian secara

Lebih terperinci