Oleh : Suparman 1, Nurhasnah Abbas 2, Rusna Ladena 2. Kata kunci : Barang bekas, Percobaan sach, Ingenhous, Psikomotorik, SMP Negeri 3 Obi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh : Suparman 1, Nurhasnah Abbas 2, Rusna Ladena 2. Kata kunci : Barang bekas, Percobaan sach, Ingenhous, Psikomotorik, SMP Negeri 3 Obi."

Transkripsi

1 PRAKTIKUM FOTOSINTESIS DENGAN MEMANFAATKAN ALAT SEDERHANA DAN BARANG BEKAS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PSIKOMOTORIK SISWA SMP NEGERI 3 OBI Oleh : Suparman 1, Nurhasnah Abbas 2, Rusna Ladena 2 1 Prodi Pendidikan Biologi Universitas Khairun. suparman_bio@yahoo.com 2 Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ternate Abstrak :Salah satu sarana yang penting dalam proses pembelajaran Biologi ialah laboratorium sebagai tempat melakukan kegiatan praktikum. Kenyataanya banyak sekolah yang tidak memilki laboratoirum dan menyebabkan praktikum Biologi tidak terlaksana, tetapi guru yang kreatif dapat memanfaatkan alat sederhana dan barang bekas yang tersedia di sekitar sekolah untuk melakukan praktikum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan psikomotorik dan hasil belajar siswa SMP Negeri 3 Obi pada praktikum fotosintesis yang memanfaatkan alat sederhana dan barang bekas sekitar sekolah. Praktikum fotosintesis yang dilakukan adalah percobaan sach dan ingenhous pada siswa kelas VIII 3 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini merupakan PTK dua siklus dengan teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi keterampilan psikomotorik dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode praktikum pada materi fotosintesis dengan alat sederhana dan barang bekas dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan psikomotorik siswa. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai hasil belajar siswa, dengan peningkatan ketuntasan sebesar 32% yakni dari 52% siswa yang tuntas pada siklus I percobaan sach meningkat menjadi menjadi 84% siswa pada siklus II percobaan Ingenhousz. Peningkatan juga terjadi pada nilai rata-rata keterampilan psikomotorik dari 70,608 pada silkus satu menjadi 86,9 pada siklus dua. Kata kunci : Barang bekas, Percobaan sach, Ingenhous, Psikomotorik, SMP Negeri 3 Obi. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Setiap pendidikan di sekolah tidak terlepas dari kegiatan proses belajar mengajar dengan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didiknya. Selain dari kegiatan proses belajar mengajar, sekolah juga harus memiliki fasilitas atau saran dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersediannya fasilitas kelas dan laboratorium, tersedianya bukubuku pemebelajaran, media atau alat praktikum (Aunurrahman, 2009). Penggunaan fasilitas atau sarana pembelajaran yang ada di dalam sekolah maupun strategi belajar mengajar dengan menggunakan metode atau media pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menerima materi. Hal ini akan memberikan dapak posisit bagi hasil belajar dan keterampilan siswa. Pada hakekatnya tujuan mengajar adalah mengarahkan dan membuat perubahan tingkah laku pada diri siswa baik aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai-nilai (afektif) serta kemampuan berbuat, bertindak dan melakukan suatu gerakan atau perbuatan (psikomotor). Salah satu metode yang telah digunakan dalam pembelajaran ialah praktikum. Praktikum merupakan cara

2 mengajar dengan cara siswa diajak untuk melakukan serangkaian percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari secara teori. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami, melakukan sendiri, mengamati suatu objek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri dan mencari kebenaran (Darwansyah dkk, 2009). Dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya (Bahri dan Zain, 2010). Praktikum merupakan salah satu bentuk pengajaran yang cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum latihan, umpan balik dan fungsi khusus, serta memperbaiki motivasi siswa. Penggunaan kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri jawaban atas persoalan yang dihadapinya juga membuktikan kebenaran dari kosep atau teori yang dipelajari. Praktikum memberikan siswa suatu ide dalam menerapkan teori dalam kehidupannya. Dengan demikian, kegiatan praktikum dapat membantu dan menolong siswa untuk mendemostrasikan hal-hal dengan mata pelajaran secara menyeluruh. Banyak memberikan kesempatan bagi keterlibatan siswa dalam situasi belajar. Kegiatan praktikum juga banyak membangkitkan motivasi siswa (Suparman dan Ahmad, 2007). Praktikum sangat erat dengan keterampilan psikomotorik siswa, hal ini karena banyaknya gerakan yang dialakukan siswa. Keterampilan psikomotorik adalah keterampilan atau keahlian yang merujuk kepada kemampuan individu dalam melakukan sesuatu kegiatan pembelajaran atau praktikum. (Amir, 2012). Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik seperti biologi sangat menitik beratkan pada ranah psikomotor, sehingga dalam penilaian juga tidak boleh mengabaikan penilaian psikomotorik. Penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik (Akhmad Sudrajat, 2008). Hasil observasi peneliti SMP Negeri 3 Obi desa Madapolo pada Februari 2014 terungkap bahwa sekolah tersebut belum mempunyai gedung laboratorium dengan kurangnya sarana praktikum khususnya untuk perangkat poraktikum fotosintesis. Hal ini mengakibatkan sekolah jarang jarang melakukan kegiatan praktikum dalam proses pembelajaran, siswa hanya bisa mendengarkan teori dari guru tanpa melakukan kegiatan praktikum yang menyangkut dengan materi yang harus melakukan praktik. Dalam proses pembelajaranya guru atau pengajar jarang sekali menggunakan media atau metode pembelajaran, yang sering digunakan hanyalah metode ceramah. Keterbatasan sarana sekolah berupa alat praktikum dan laboratorium dapat disiasti dengan alat-alat pengganti yang memiliki sifat mirip atau alternatif. Dalam hal ini pada praktikum fotosintesis dapat menggunakan alat sederhana dan barang bekas yang terdapat disekitar lingkungan sekolah. Berdasar hal tersebut, penelitian PTK INI dilakukan untuk mengatahui metode praktikum dengan menggunakan alat sederhana dan barang bekas pada materi fotosintesis dalam meningkatkan hasil belajar dan keterampilan psikomotorik siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Obi. KAJIAN TEORI Praktikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan praktikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan dikeadaan nyata,

3 apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktek (pascaldedy,2008). Pada dasarnya kegiatan praktikum membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan belajar secara teori. Akan tetapi, masalah tersebut dapat diatasi dengan mengatur waktu dan mengalokasikan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan sehingga kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar tanpa ada masalah pada pengaturan waktunya. Praktikum merupakan salah satu bentuk pengajaran yang terutama cocok untuk memenuhi fungsi pendidikan umum latihan dan umpan balik dan fungsi khusus, memperbaiki motivasi siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal. Setiap proses belajar mempengaruhi perubahan perilaku ada domain tertentu pada diri siswa, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan pendidikan (purwanto, 2009). Metode praktikum dapat mempermudah pencaiapian tujuan pembelajaran pada semua aspek termasuk psikomotorik siswa. Salah satu pokok bahasan yang memungkinkan untuk dilakukan praktikum ialah materi fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses penyusunan zat dengan menggunakan energi matahari. Berbeda dengan manusia dan hewan, tumbuhan hijau merupakan organisme yang mampu menyusun zat organik komplek sendiri dengan mengambil zat-zat anorganik dari lingkungannya melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembentukan bahan organik (gula atau karbohidrat) dari zat-zat anorganik (air dan karbondiokasida) dengan bantuan cahaya matahari. Percobaan fotosintesis sejak lama telah dilakukan oleh para ahli, berikut beberapa percobaan fotosintesis oleh para ahli. Joseph Priestley (1772) menunjukkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang membuat api lilin dapat menyala walaupun dalam tabung gelas yang tertutup. Coba simak prinsip percobaan yang dilakukannya pada gambar 1. Dalam sungkup tabung gelas tanpa tanaman, api lilin yang dinyalakan cepat padam. Namun setelah ke dalamnya disusupkan tanaman, pada beberapa hari kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan lagi. Lilin tetap menyala selama gas dari tanaman itu masih ada. Pada waktu itu, Dia belum tahu bahwa gas itu adalah oksigen. Prinsip dasar percobaannya dapat digambarkan pada gambar 1: Gambar 1. Prinsip dasar percobaan J. Priestley dalam Suyitno (2004) b. Jan Ingenhousz Dua ratus tahun kemudian, banyak peneliti tertarik untuk ikut menggali lebih lanjut dari temuan Priestley tersebut. pada tahun 1779 Jan Ingenhousz, ahli fisiologi dari German melakukan eksperimen dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrila verticilata). a. Joseph Priestley (1772) Usaha untuk memahami fotosintesis telah dilakukan sejak lama oleh para ilmuwan. Awalnya, seorang ahli kimia Inggris bernama

4 Darimanakah gas O 2 yang dilepaskan itu? Semula orang mengira bahwa O 2 yang dikeluarkan adalah berasal dari pemecahan gas CO 2. d. Van Niel Van Niel adalah orang pertama yang menyatakan bahwa O2 itu berasal dari pemecahan air. Hal itu didasarkan dari hasil temuannya tentang fotosintesis bakteri Sulfur (gambar 3). Gambar 2. Percobaan Ingenhousz dalam suyitno (2004) Dari percobaannya ditunjukkan tiga hal penting, meliputi : Gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu ternyata adalah O 2, cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut, bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O 2. c. Jean Senebier, Nicholas de Saussure (1804) dan Sachs (1860) Seorang ahli botani dari Swiss, Jean Senebier menemukan bahwa CO 2 juga dibutuhkan untuk fotosintesis. Peneliti lain, seorang ahli kimia dan ahli fisiologi Swiss yaitu Nicholas de Saussure pada tahun 1804 menunjukkan bahwa tanaman tumbuh dari air dan CO 2 yang diserapnya. Kemudian menurut Sachs pada tahun1860 menunjukkan bahwa fotosintesis menghasilkan zat gula atau karbohidrat yang disebut amilum. Berdasar temuan-temuan itu maka pemahaman tentang fotosintesis menjadi semakin lengkap. Fotosintesis kemudian dirumuskan dalam persamaan reaksi kimia sebagai berikut: n CO 2 + n H 2 O + Energi Matahari [ CH 2 O ]n + no 2 ( klorofil) (zat gula) Gambar 3. Bakteri Sulfur 1 Dengan energi matahari, bakteri Sulfur ternyata juga mampu menyusun zat gula dari CO 2 dan gas belerang (H 2 S), bukan dengan air (H 2 O) seperti pada tumbuhan. Bakteri ini melepaskan S, yang tentu berasal dari pemecahan H2S. Persamaan reaksinya dinyatakan sebagai berikut: Energi Matahari CO 2 + H 2 S [ CH 2 O ] + 2S + H 2 O (zat gula) Senada denan hal itu, maka Van Niel menduga bahwa O 2 yang dilepaskan pada fotosintesis tumbuhan adalah berasal dari pemecahan air (H 2 O). e. Ruben dan Kamen

5 Tahun 1941, Ruben dan Kamen melakukan percobaan fotosintesis dengan menggunakan air bertanda. Pada air tersebut, komponen O- nya diberi tanda yang mudah dikenali dengan alat tertentu. Dengan cara ini, Dia berhasil membuktikan bahwa gas yang dilepaskan itu adalah O 2 yang bertanda. Oksigen itu tentu berasal dari pemecahan air bertanda. Pemecahan air dengan energi cahaya yang diserap oleh sel-sel daun yang berfotosintesis ini disebut fotolisis. Dengan demikian, persamaan fotosintesis yang lengkap adalah sebagai berikut : n CO 2 + 2n 2O + Energi Matahari [ CH2O ]n + n O2 + n H2O klorofil ( zat gula ) Berdasar uraian di atas dapat kita tarik beberapa pengertian diantaranya; Fotosintesis menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula sederhana, zat gula disusun dari bahan dasar yaitu berupa H 2 O dan CO 2, fotosintesis menghasilkan bahan sisa berupa O 2 dan H 2 O, fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan beberapa jenis bakteri, fotosintesis menyusun zat gula dari air dan karbon dioksida (CO 2 ), sehingga sering disebut pula asimilasi karbon METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada bulan Februari sampai November 2014 meliputi observasi awal sampai pengambilan data. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sekolah SMP Negeri 3 Obi, Desa Madapolo Kecematan Obi Utara. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 3 yang berjumlah 25 siswa (15 lakilaki dan 10 perempuan). B. Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan Tes Hasil belajar dan lembar observasi Psikomotorik saat praktikum dan. Materi ajar yang dilakukan yakni materi fotosintesis. Praktikum yang dilakukan yakni dua rangkaian praktikum fotosintesis dari percobaan Ingenhous dan uji sach. Rubrik untuk observasi sebagai berikut :

6 Tabel 1. Aspek psikomotorik yang diamati pada praktikum I (Uji ingenhous) No Aspek Psikomotorik 1 Membaca panduan 2 Mempersiapakan alat dan bahan 3 Mengecek kesesuaian alat dan bahan dengan buku panduan 4 Memasukan tumbuhan kangkung ke dalam botol aqua ukuran 600ml 5 Memasukan air ke dalam botol aqua tersebut yang telah berisi tumbuhan kangkung 6 Botol aqua tersebut di masukan ke dalam botol aqua dengan ukuran 1500ml yang telah berisi air 7 Diletakan di temapat yang terkena sinar matahari 8 Mengamati adanya gelembung udara pada tabung reaksi 9 Mencatat hasil percobaan Dikerjakan ya tidak Tabel 2. Aspek psikomotorik yang diamati pada praktikum II (uji sach) No Aspek pengamatan 1 Membaca panduan 2 Mempersiapakan alat dan bahan 3 Mengecek kesesuaian alat dan bahan dengan buku panduan 4 Membuka kertas timah yang menutupi daun 5 Merebus daun sampai layu 6 Memasukan daun tersebut kedalam larutan alkohol 7 Menetesi daun dengan larutan lugol 8 Mengamati apa yang terjadi 9 Menggambar hasil percobaan ya Dikerjakan tidak Alat dan bahan penelitian untuk praktikum Tabel 3. Alat dan bahan praktikum I No Alat Dan Bahan Kegunaan 1 Botol aqua bekas (1500ml) Sebagai gelas beker 2 Botol Aqua bekas (600ml atau 400ml) Sebagai tabung reaksi 3 Tumbuhan kangkung Sebagai bahan percobaan 4 Air Sebagai bahan 5 Jam tangan Sebagai alat pengukur waktu Tabel 4. Alat dan bahan praktikum II No Alat Dan Bahan Kegunaan 1 Alkohol 75% Sebagai pencuci daun 2 Kompor Untuk merebus air 3 Daun pacar air Sebagai bahan percobaan 4 Air Sebagai bahan 5 Panci kecil Sebagai alat untuk merebus air 6 Piring kecil Tempat meletakan daun 7 Betadin/Obat merah Sebagai pengganti larutan lugol 8 Penjepit pengganti pinset / untuk menjepit daun 9 Kertas karbon/aluminium foil bekas pembungkus coklat Untuk menutup daun D. Teknik Analisis Data

7 1. Hasil belajar siswa dilihat dengan ketuntasan belajar persiswa Ketuntasan belajar siswa (individual) dihitung dengan menggunakan rumus berikut: KB = x 100 Di mana: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T 1 = jumlah skor ideal maksimal Ketuntasan individu jika proporsi jawaban benar siswa 65, dan ketuntasan kelas (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa tuntas. Hal ini berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal mata pelajaran biologi di sekolah tempat peneliti melakukan penelitian, ketuntasan individual adalah 65 dan ketuntasan secara klasikal adalah 85%. Hasli belajar siswa juga dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan cara menginterprestasikan kemampuan siswa kedalam empat kategori seperti pada tabel berikut ini : Tabel 5. Kemampuan hasil belajar siswa No Skor Interpretasi Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah 5 <54 Sangat rendah. Ketuntasan kelas Untuk menghitung ketuntasan kelas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KK= x100 KK = Ketuntasan Kelas N = Jumlah Siswa Yang Mendapat Nilai >65 N 1 = Jumlah Siswa 2. Keterampilan psikomotorik siswa Keterampilan psikomotorik siswa dalam praktikum dilihat mealalui Tingkat penguasaan (TP) menyelesaikan praktikum dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk LKS, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Nilai ketermpilan psikomotorik dan kualifikasi Penguasaan Siswa Taraf penguasaan Kualifikasi % Memuaskan 81-90% Baik 71-80% Cukup 61-70% Kurang <60% Gagal Dari tabel diatas, maka siswa yang kategori memuaskan, baik dan cukup di asumsikan sebagai siswa yang mampu menyelesaikan praktikum. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Belajar Pada kegiatan siklus I percobaan Scah, hasil belajar siswa dan ketuntasan klasikal dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Pada Hasil tes Siklus I Nilai Interprestasi F P (%) Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah 9 36 <54 Sangat rendah 3 12 Jumlah Tabel 8. Ketuntasan Belajar Siswa Secara Klasikal Pada Hasil Siklus II Nilai Interprestasi F P (%) Sangat Tinggi Tinggi ` Sedang Rendah 2 8 <54 Sangat rendah 2 8 Jumlah Berikut perbandingan desain praktikum ingenhous versi lab yang umum dengan versi penggunaan barang bekas :

8 Ingenhousz dimana tarap keterampilan siswa menjadi 86,9 yang dikategorikan memuaskan atau sangat baik. A. Gambar 1. A: desain alat praktikum ingenhous yang umum digunakan B: desain praktikum ingenhous dengan botol-botol bekas B. 2. Keterampilan psikomotorik Hasil penilaian keterampilan psikomotorik pada praktikum siklus I percobaan Sach, didapatkan bahwa keterampilan psikomotorik siswa masih kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tarap keterampilan psikomotorik ialah 70,6. Peningkatan terjadi pada pada siklus kedua yakni pada percobaan 3. Pembahasan Berdasarkan tabel 7, ketuntasan belajar pada siklus I, dapat dilihat bahwa penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran tergolong sedang, dilihat dari ketuntasan nilai yang dicapai siklus I dari 25 siswa, yang tuntas sebanyak 13 siswa atau sebanyak 52% dengan skor pencapaian Kemudian sebanyak 9 atau 36% siswa yang interprestasinya termasuk rendah dengan skor pencapaian di atas 55. Sedangkan 3 atau 12% siswa lain yang interprestasinya sangat rendah dengan skor pencapaiannya di bawah 54. Dari 25 orang siswa 25, yang mendapatkan nilai >=65 terdiri dari 13 siswa (52%). Ketuntasan klasikal belum tercapai karena masih dibawah 85%. Berdasarkan tabel 8 mengenai dengan hasil postes kegiatan pada siklus II dari 25 siswa dengan 20 soal menunjukan bahwa terdapat 2 atau 8% siswa yang memiliki interprestasi yang sangat tinggi dengan taraf pencapaian nilai di atas yang di kategorikan sangat tinggi dan 6 atau 24% siswa dengan taraf pencapaian nilai di atas dikategorikan siswa yang memiliki interprestasi tinggi. Kemudian siswa yang interprestasinya sedang dengan pencapaian nilai terdiri dari 13 atau 52% siswa. Sedangkan 2 atau 8% siswa yang mendapat nilai dibawah dikategorikan interprestasinya rendah dan 2 atau 8% siswa yang lainnya yang hanya mencapai nilai 50 dengan interprestasi yang sangat rendah. Dari hasil tes ini menunjukan bahwa terdiri dari 21 siswa yang tuntas dalam kelas yaitu 84,00% dengan taraf penguasaan yang dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil test pada kegiatan Siklus I, bahwa ketuntasan kelas belum tercapai yakni hanya 52% siswa tuntas, dengan nilai rata-rata seluruh siswa 62,4. Sedangkan dilihat dari hasil test siklus II telah mengalami peningkatan 32% dari 52% siswa yang tuntas menjadi 84% siswa dare seluruh siswa dengan peningkatan rata-rata nilai siswa yakni

9 menjadi 69,2. Sedangkan untuk keterampilan psikomotorik siswa dalam melakukan praktikum pada siklus I percobaan Sach taraf penguasaan siswa sangat kurang dengan nilai rata-rata 70,608. Kemudian keterampilan psikomotorik siswa mengalami peningkatan setelah melakukan praktikum yang kedua pada siklus II percobaan Ingenhousz yang mencapai taraf nilai rata-rata 86,9 dengan taraf penguasaan yang sangat baik dalam menggunakan alat-alat. meningkatkan keterampilan psikomotorik siswa dari nilai rata-rata 70,608 pada siklus I percobaan sach mengalami peningkatan sebanyak 16% poin pada praktikum siklus II percobaan Ingenhousz dengan nilai rata-rata 86,9. Bardasarkan obsrvasi dan hasil refleksi antara peneliti dan obsrver dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat sederhana dan barang bekas yang berada disekitar sekolah atau lingkungan rumah dapat emicu peningkatan ketermpilan psikomotirk siswa yang berimbas pada peningaktan hasil belajar. Penggunaan barang bekas yang sangat emncolok dapat dilihat pada praktikum pertama percobaan ingenhous yakni dengan menggunakan botol-botol plastik untuk wadah air dan pengganti tabung reaksi. Hal ini membuataantusiasme sisa karena semua siswa dapat dengan mudah mandapatkan barang tersebut dan menunjukan usaha masing-masing siswa. Pada dasarnya penggunaan alat sederhana dan barang bekas berupa botol pasltik bekas dan aluminium foil bekas pembungkus makanan tidak menguarangi tujuan pembelajaran, bahkan sebaliknya dapat menanamkan sifat kritis siswa dalam pemanfaatan barang bekas dan memicu kreativitas siswa untuk mencari pengganti alat praktikum yang tidak tersedia. KESIMPULAN A. Kesimpulan 1. Praktikum pada materi fotosintesis yang memanfaatkan alat sederhana dan barang bekas dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 32% yakni dari 52% siswa yang tuntas pada siklus I menjadi 84% siswa yang tuntas pada siklus II. Sedangkan untuk nilai rata-ratanya mengalami peningkatan 6 poin dari 62,4 pada siklus I, meningkat menjadi 69,2 pada siklus II. 2. Prakikum fotosintesis yang memanfaatkan alat sederhana dan barang bekas dapat

10 DAFTAR PUSTAKA Akhmadsudrajat,2008, Pengembangan Prangkat Penilaian Psikomotorik from, ss.com/2008/08/penilaianpsikomotor.pdf/akses/20/06/2014.h Aunurrahman Belajar Dan Pembelajaran. Alfabeta, Bandung. Bahri, Syaiful dan A. Zain, 2010, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Darwan Syah, Supardi, dan Eneng Musliha. 2009, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Diadit Media Fathurrohman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, 2009, Strategi Balajar Mngajar, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: PT. Refika Kurniawan 0/praktikum-uji-fotosintesistumbuhan.html diakses pada tanggal 23/07/ st-sach-untuk-membuktikan.html diakses pada tanggal 23/07/2014 Muhammad, Saufi Ginting, Kriteria Ketuntasan Individu dan Klasikal Siswa, from: 1/03/kriteria-ketuntasan-individudan.html. akses 09/07/2014 Nurani Amir, (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Ctl Pada Pokok Bahasan Bentuk Pangkat Dan Akar Di MTs Negeri Gotalamo, STAIN Ternate. Skripsi-tidak dipublikasikan. siswa-dalam-pokok-bahasan-asam- dan-basa-di-smp. wordpress.com. /2008/12/07/ penelitian-penerapan metodepraktikum dalam-meningkatkanhasil- belajar kimia-siswa- dalampokok-bahasan-asam-dan-basa-dismp. di akses tanggal 20/06/2014. Purwanto, 2009, Evaluasi Hasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar Sabri, H. Ahmad, 2005, Strateg Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat: Quantum Teachng Suparman, Ahmad Z., (2007). Kemapuan berfikir kratif siswa SMA 8 Kota Ternate pada pembelajaran ekosistem. Edukasi Vol.3 Nomor Prodi Biologi FKIP-Unkhair. Suryosubroto, B Prses Belajar Mengajar Di Sekolah Jakarta: Rineka Cipta Suyitno Materi Fotosntesis - fotosintesis-dan-pembelajarannya-disd.pdf. di akses 04/11/2015. Tusiyan, S. Nurhidayah, 211 Pemanfaatan Laboratorium Biologi untuk Mencapai StandarKompetensi Pembelajarana Biologi Kelas XI IPA Semester I di Madal Kendal, Skripsi, Semarang: IAIN Walisongo Yais, Firma Penerapan Metode Ceramah Dalam Efektifitas PembelajaranDi MIN WALE Kec. Weda Utara STAIN Ternate. Skripsi. Pascal daddy penelitianpenerapanmetode-praktikum-dalammeningkatkan-hasil-belajarkimia-

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.6 1. Perhatikan percobaan berikut! Kesimpulan dari percobaan tersebut adalah C. Fotosintesis membutuhkan karbon dioksida Fotosintesis membutuhkan

Lebih terperinci

MATERI POKOK : FOTOSINTESIS 1

MATERI POKOK : FOTOSINTESIS 1 1 MATERI POKOK : FOTOSINTESIS 1 Oleh : Drs. Suyitno Al MS. 2 PENGANTAR Apakah fotosintesis itu? Fotosintesis pada dasarnya merupakan proses penyusunan zat dengan menggunakan energi matahari. Matahari sebagai

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN

LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN LATIHAN SOAL ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Materi Kelas/Sem Waktu Guru Sekolah : Ilmu Pengetahuan Alam : Fotosintesis : VIII/2 : 80 menit : Heri Priyanto, S.Si., M.Si : SMP N 4 Kalikajar Wonosobo 1. Perhatikan

Lebih terperinci

MODUL X FOTOSINTESIS

MODUL X FOTOSINTESIS 58 MODUL X FOTOSINTESIS TUJUAN Membuktikan fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan oksigen. TEORI Fotosintesis merupakan suatu peristiwa penyusunan senyawa komplek dari senyawa sederhana dengan bantuan

Lebih terperinci

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS

LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS LAPORAN KARYA TEKNOLOGI TEPAT GUNA LAPORAN EKSPERIMEN FOTO SISTESIS Oleh: Supratman, S.Pd. SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BENGKULU 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fotosintesis berasal dari kata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian sebelum tindakan Proses pembelajaran ini dilakukan dimulai dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.5 1. Hasil fotosintesis berupa... Oksigen dan karbondioksida Karbondioksida dan amilum Oksigen dan amilum Karbondioksida dan selulosa Pada proses

Lebih terperinci

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap.

Peta Konsep. Kata Kunci. fotosintesis. klorofil autothrof. 126 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Proses fotosintesis. Reaksi terang. Reaksi gelap. Peta Konsep Proses fotosintesis Reaksi terang Reaksi gelap Fotosintesis Faktor-faktor yang memengaruhi fotosintesis Air (H 2 O Karbondioksida (CO 2 Cahaya matahari Suhu Oksigen (O 2 Kata Kunci fotosintesis

Lebih terperinci

TOPIK : FOTOSINTESIS 1

TOPIK : FOTOSINTESIS 1 1 TOPIK : FOTOSINTESIS 1 Oleh : Drs. Suyitno Al MS. 2 PENGANTAR Fotosintesis sudah akrab kita dengar. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat atau zat gula dengan menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad

ABSTRAK. Oleh : Nura, Aminuddin P.Putra, St. Wahidah Arsyad ABSTRAK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 21 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM DALAM KEHIDUPAN TUMBUHAN DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Oleh : Nura,

Lebih terperinci

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis. Pendahuluan Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

Lebih terperinci

BAB VIII FOTOSINTESIS

BAB VIII FOTOSINTESIS BAB VIII FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Bunga indah merekah,

Lebih terperinci

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis

BAB III FOTOSINTESIS. Buku Pelajaran Sains SMP Kelas VIII 38. Fotosintesis BAB III FOTOSINTESIS Apakah fotosintesis itu? Dimanakah terjadinya proses fotosintesis? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis? Masalah apa yang akan dibahas? Tu mb uha n mer upa kan

Lebih terperinci

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS Nama Faizal Ariqi NIM 175100300111052 Jurusan TIP Kelas F Kelompok F3 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang dimaksud respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! 2. Jelaskan pengertian dan perbedaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Lembar Observasi Data utama pada penelitian ini adalah kemampuan psikomotor siswa pada kegiatan praktikum uji makanan, meliputi;

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.3

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.3 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.3 1. http://primemobile.co.id/assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/dddd2.png Pada hasil akhir fotosintesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN

FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Ayo belajar Disusun oleh: retno Safitri Dwi Sunarih 111134079/4a PGSD USD 2: ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS V SEMESTER Disusun oleh : Retno Safitri

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Pebli Vidia Kurniawan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Pebli Vidia Kurniawan PENERAPAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA Pebli Vidia Kurniawan SMP Purnama 3 Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Sa adiah, Gamar B. N. Shamdas, dan Haeruddin Mahasiswa

Lebih terperinci

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang. 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh : XII MIPA 5 ANGGOTA: Diajeng Putri Suciutami Muhammad Faqih Al amin Nur Adzhani Pratama Teguh Waluya Siti Kalimaya Zigha Ayuning Prameswari SMA NEGERI 1 SINDANG

Lebih terperinci

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ULPIYA SUHAILAH K4306040 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA 1 DI SMA MUHAMMADIYAH 1 MALANG Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi perubahan dan permasalahan. Salah

Lebih terperinci

Kata Kunci: botol infus, infusion set, ketrampilan, dan video tutorial

Kata Kunci: botol infus, infusion set, ketrampilan, dan video tutorial PEMANFAATAN LIMBAH BOTOL INFUS DAN INFUSION SET SEBAGAI ALAT TITRASI UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN SISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA ANALISA KELAS XI F PROGRAM KEAHLIAN KIMIA INDUSTRI SMK VIP AL-HUDA KEBUMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia secara umum memiliki karakteristik bersifat abstrak sehingga diperlukan kemampuan guru untuk menjadikannya lebih konkrit. Salah satunya dengan cara

Lebih terperinci

Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap klorofil tersebut digunakan untuk memecah molekul air.

Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap klorofil tersebut digunakan untuk memecah molekul air. Proses Fotosintesis dan Latihan Soal FOTOSINTESIS Materi : Fotosintesis Tahapan-tahapan Fotosintesis 1. Rekasi terang 2. Reaksi gelap REAKSI TERANG Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal. Pendidikan merupakan sesuatu

Lebih terperinci

ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS)

ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS) ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS) Fotosintesis adalah proses sintesis / penyusunan/ pembentukan senyawa organik karbohidrat dari zat anorganik CO 2 dan H 2 O yang terjadi pada tumbuhan yang berklorofil

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu Yunius, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains. IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapan IPA secara umum terbatas pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah di laksanakan di SMA Negeri 1 Banyudono yang beralamat di Jalan Jembungan, Banyudono,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Ilmu kimia disusun

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V C SDN 002 RATU SIMA, DUMAI BARAT, RIAU TAHUN PELAJARAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V C SDN 002 RATU SIMA, DUMAI BARAT, RIAU TAHUN PELAJARAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V C SDN 002 RATU SIMA, DUMAI BARAT, RIAU TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Asnimar 1* 1 SD Negeri 41 Pekanbaru, Riau, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol. 1 No.2 (2015) : 17-25 MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2 1

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING Eko Budi Susatyo, dkk., Peningkatan Hasil Belajar Melalui... 463 PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING Eko Budi Susatyo,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK DIANA MANURUNG Guru SMPN 1 Patumbak Email : chairini.nurdin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan permasalahan yang akan dihadapinya (Syah, 2006: 1). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan permasalahan yang akan dihadapinya (Syah, 2006: 1). Pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorng dan memfasilitasi kegiatan belajar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/ Semester : XI / 2 Pertemuan : 1-3 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan : 1 Standar Kompetensi :Memahami sifat-sifat

Lebih terperinci

ACARA 2 METABOLISME. Kadar Simpanan Amilum dalam Daun Monokotil dan Dikotil

ACARA 2 METABOLISME. Kadar Simpanan Amilum dalam Daun Monokotil dan Dikotil ACARA 2 METABOLISME Kadar Simpanan Amilum dalam Daun Monokotil dan Dikotil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pati atau amilum, polisakarida simpanan pada tumbuhan, adalah suatu polimer yang secara keseluruhan

Lebih terperinci

*Korespondensi, tel : ,

*Korespondensi, tel : , Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret PENERAPAN SIKLUS BELAJAR 5E (LEARNING CYCLE 5E) DISERTAI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi Pipin.dalora@yahoo.com Abstrak. Ilmu pengetahuan selalu mengalami pembaharuan dan perkembangan sebagai

Lebih terperinci

Bimafika, 2016, 8, 10 15

Bimafika, 2016, 8, 10 15 Bimafika, 2016, 8, 10 15 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CO-OP CO-OP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 AIR BUAYA Hairan Wali 1

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek Isna Basonggo, I Made Tangkas, dan Irwan Said Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB   lvna Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN KIMIA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 KETAHUN BENGKULU UTARA Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS XI SMA PGRI 6 Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.4 (2016) : 208-218 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI SISTEM REPRODUKSI MANUSIA UNTUK MELATIHKAN

Lebih terperinci

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS

Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Penerapan Metode Diskusi Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN 1 Tonggolobibi Mata Pelajaran IPS Minarni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 MATESIH

Lebih terperinci

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO. SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO Skripsi Oleh: HANDAYANI K. 4303031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam rangka mengembangkan mutu pendidikan terutama pada pembelajaran IPA di Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih ditekankan pada pembelajaran

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN vol. 9. No 2 (2014) 11-24

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN vol. 9. No 2 (2014) 11-24 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN 0216-7433 vol. 9. No 2 (2014) 11-24 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DALAM MELATIH KETERAMPILAN MENYELESAIKAN MASALAH

Lebih terperinci

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3

Oleh: Umi Hidayah Sahida 1, Noorhidayati 2, Kaspul 3 Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1,2,3 Jurnal Wahana-Bio Volume XVI Desember 2016 UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MIA 1 SMA NEGERI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE

JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE JURNAL PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP DHARMA WANITA PARE EFFECT OF APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS IN COST STRUCTURE

Lebih terperinci

Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN : Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN : 2337-8085 PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESETIM-BANGAN

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Rosmian Situmorang Guru IPS SMPN 1 Lubuk Pakam Surel : rosmian.situmorang@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI MEDAN ESTATE RAMLI SITORUS Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD Email: ramlisitorus105@ymail.com

Lebih terperinci

Dio Roka Pratama Rahayu, Nur Ngazizah, Ashari

Dio Roka Pratama Rahayu, Nur Ngazizah, Ashari Penggunaan Metode Pembelajaran Aktif Type Firing Line untuk Peningkatan Kemampuan Analisis pada Pembelajaran Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Purworejo Tahun Pelajaran 213/214 Dio Roka Pratama Rahayu,

Lebih terperinci

Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen

Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen Ada beberapa jenis praktikum yang berkaitan dengan bab fotosintesis, mulai disain untuk mengamati produk fotosintesis hingga membuktikan faktor-faktor

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR EFFORTS TO INCREASE LEARNING OUTCOMES OF CHEMICAL ACID

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya.

4. Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) LARUTAN PENYANGGA/ BUFFER SEKOLAH : SMAN 16 SURABAYA MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : XI / 2 (dua) ALOKASI WAKTU : 2 Jam Pelajaran I. STANDAR KOMPETENSI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang

ABSTRAK. Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda Halang ABSTRAK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 BANJARBARU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Oleh: Risma Zuraida, Muhammad Zaini, Bunda

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur, susunan, sifat, perubahan materi, serta energi yang menyertainya (Depdiknas, 2004). Lingkup pembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. 3 Toaya Amaliah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak Mikran, Marungkil Pasaribu, I Wayan Darmadi Email: Mikran_fisika@yahoo.com

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Melalui Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA di SDN No. 1 Balukang Rahmawati, Nadjamuddin, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN MEDAN DENAI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA SDN 6497 MEDAN DENAI Masta Ginting Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED Surel : mastaginting@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN

Lebih terperinci

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK ABSTRAK Istikhomah: Meningkakan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII 1 Menggunakan Model Pembelajaran Aktif ( Active Learning) dengan Metode Eskperimen Pada Materi Perolehan Nutrisi Tumbuhan Hijau (Fotosintesis)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran di lingkungan sekolah, kepala sekolah dan dewan guru berhak menentukan model pembelajaran yang cocok. Salah satu model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan bermacam kesempatan

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota Bengkulu Rosane Medriati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk

I. PENDAHULUAN. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA

PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA 406 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1, 2009, hlm 406-412 PENGGUNAAN MODEL LEARNING START WITH A QUESTION DAN SELF REGULATED LEARNING PADA PEMBELAJARAN KIMIA Eko Budi Susatyo, Sri Mantini Rahayu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO Ira Daniati Universitas Negeri Malang Abstrak Observasi awal diketahui bahwa metode pembelajaran Geografi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMAN 13 Bandar Lampung, semester ganjil Tahun Pelajaran 2010-2011, yang berjumlah 32 orang. B. Data Penelitian

Lebih terperinci

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar

Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar JPF Volume 2 Nomor 1 ISSN: 2302-8939 55 Peranan Strategi Pembelajaran Probex Terhadap Hasil Belajar Fisika Pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Mariso Kota Makassar Sulistyawati Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.2014/2015 Martogi Bangun Sianturi Guru Mata Pelajaran Fisika SMA

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X-1 SMAN 10 BANJARMASIN PADA KONSEP EKOSISTEM Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.2 (2016) : 95-102 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS

RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS Nama Anis Lucky Sistiyani NIM 135100107121011 Jurusa THP n Kelas D Kelom O9 pok 6 RESPIRASI DAN FOTOSINTESIS PRE-LAB 1. Apa yang anda ketahui tentang respirasi dan fotosintesis? Jelaskan! Fotosintesis

Lebih terperinci

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah Sitti Mutmainnah, Muhammad Ali, dan Nurasyah Dewi Napitupulu *email:

Lebih terperinci

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang

Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd, M.A, Drs. Sumarjono, M.Pd Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII-A SMP NEGERI 1 BARON KABUPATEN NGANJUK Titis Dyah Arisanti, Dr. Supriyono Koes H, M.Pd,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI 216 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 216-223 PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI Ersanghono Kusuma,

Lebih terperinci