Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online)
|
|
- Indra Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online) URL : JMP Online Vol 1, No. 10, Kresna BIP. ISSN DESKRIPSI PENGGUNAAN OTAK KIRI DAN OTAK KANAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POLA BAGI SISWA SMP Wigati 1, Sutriyono 2 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK Dikirim : 22 Desember 2017 Revisi pertama :22 Desember 2017 Diterima : 26 Desember 2017 Tersedia online : 27 Desember 2017 Kata Kunci : Otak Kiri, Otak Kanan, Pola Bilangan, Pola Gambar @student.uksw.edu 1, sutriyono@staff.uksw.edu 2 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Salatiga, dengan jumlah siswa 34 orang dan diambil 6 orang sebagai subjek untuk kemudian di wawancara. Subjek dikelompokkan dalam kategori dominan menggunakan otak kiri, dominan menggunakan otak kanan, dan dominan dalam menggunakan kedua belahan otak. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dominasi otak, tes pemahaman yang berbentuk soal uraian dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu subjek dengan dominasi otak seimbang dapat menemukan rumus dari setiap soal pola yang diberikan. Kemudian kedua subjek dengan dominasi otak kanan dapat menemukan 3 rumus soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Sedangkan kedua subjek dengan dominasi otak kiri dapat menemukan 2 rumus soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Wigati 1021
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Mohamad Akil (2010) mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup dalam keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Dengan kata lain matematika dapat membuat siswa terbiasa berfikir yang holistis untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupannya. Kaitannya dengan harus dimilikinya kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerjasama maka pelajaran matematika harus dapat mengoptimalkan penggunaan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Kemudian Asep Jihad (2008: 148) menjelaskan bahwa otak adalah organ tubuh yang mengatur segala aktivitas manusa. Berdasarkan teori split-brain Roger Sperry, bahwa otak besar (cerebrum) merupakan bagian terbesar dari otak manusa. Otak besar adalah bagian yang memproses semua kegiatan intelektual kecerdasan otak manusia, pada teori tersebut juga dikemukakan bahwa otak besar dibagi menjadi dua, belahan otak kiri (brain s left hemisphere) dan belahan otak kanan (brain s right hemisphere). Menurut Hamzah (2010:56) belahan otak kiri dan belahan otak kanan sangat memengaruhi gaya pemikiran setiap manusia. Gaya pemikiran belahan otak kanan lebih bebas dan acak, lebih menyeluruh, menekankan pada intuisi, subjektif, sintesis dan abstrak, sedangkan gaya pemikiran belahan otak kiri lebih kepada logis, rasional, analitik, objektif, berurutan dan spesifik. Gaya pemikiran inilah yang akan menyebabkan proses penerimaan informasi dari setiap manusia berbeda, termasuk dalam proses pembelajaran, khususnya dalam bidang matematika. Menurut Somakin (2008) pembelajaran matematika sampai saat ini masih dirasakan sebagian besar siswa sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Hal ini dipicu oleh bentuk pembelajaran matematika yang hanya didominasi oleh kegiatan menghitung, bernalar dan menganalisis. Bentuk kegiatan pembelajaran seperti ini cenderung hanya mengaktifkan peran otak kiri. Ini berarti kemampuan otak belum optimal karenaa fungsi otak kanan belum sepenuhnya ikut aktif. Padahal kemampuan otak kiti hanya mengingat atau menyimpan memori yang sifatnya jangka pendek sedangkan otak kanan mempunyai memori daya ingat jangka panjang. Oleh karena itu, apabila hanya otak kiri yang dominan maka ada kemungkinan peserta didik dalam menyerap pelajarannya mudah lupa. Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran matematika cenderung menggunakan otak kiri. Namun, peneliti ingin mencari tahu apakah pengguna otak kanan juga dapat menguasai pembelajaran matematika. Sehingga mengacu pada karakteristik otak kiri dan otak kanan yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti mengadakan penelitian mengenai Deskripsi Penggunaan Otak Kiri dan Otak Kanan Pada Pembelajaran Matematika Materi Pola Bagi Siswa SMP. Wigati 1022
3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan masalah apakah ada pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP?. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola bagi siswa SMP. KAJIAN PUSTAKA Pengertian Otak Manusia Menurut Gamal (2013: 20) otak merupakan organ paling rumit sekaligus organ paling bital bagi manusia. Dengan volume berkisar cc yang terdiri atas 100 juta neuron (sel saraf), menjadikan otak tidak hanya berfungsi sebagai pusat kontrol terhadap organ-organ atau anggota tubuh semata-mata, melainkan juga berfungsi sebagai pengatur dari semua apa yang dilakukan, dipikirkan, maupun dirasakan. Otak juga bertanggung jawab atas berbagai fungsi, misalkan ingatan, emosi, pengenalan, pembelajaran motorik, dan aneka bentuk pembelajaran yang lain. Dari otak akan keluar perintah ke seluruh tubuh untuk melakukan aksi atau reaksi setelah sebelumnya data-data diterima dan diolah terlebih dahulu. Pembagian Otak Manusia Gamal (2013: 21) menjelaskan bahwa otak manusia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), batang otak (brainstem), dan sistem limbik (limbic system). Otak besar adalah bagian paling besar di otak yang memiliki kemampuan untuk berpikir, menganalisis, nalar (logika), bahasa, kesadaran, perencanaan, memori (ingatan) dan juga kemampuan visual. Otak besar terbagi menjadi 2 belahan (hemisfer), yaitu hemisfer kiri atau lebih dikenal dengan sebutan otak kiri dan hemisfer kanan atau dikenal dengan sebutan otak kanan dengan fungsi dan kegunaan-kegunaan sendiri-sendiri. Otak kanan merupakan bagian pengendalian Emotional Quotient (EQ) yang berfungsi dalam pengendalian emosi, sosialisasi, komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Kemampuan intuitif, merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh yang ditujukan dalam tindakan yang berhubungan dengan seni, semisal melukis, menyanyi, menari dan juga aktivitas motorik lainnya. Kemudian Gamal (2013: 22-23) menjelaskan bahwa otak kanan sangat berperan ketika melakan aktivitas motorik, semisal bermain, berolahraga, melukis atau menggambar, memperagakan sesuatu, dan aktivitas motorik yang lain. Cara kerja otak kanan mengabaikan hal-hal yang terlalu terperinci. Sedangkan otak kiri cenderung bertanggung jawab pada pengendalian Intelligence Quotient (IQ) yang berkaitan dengan logika (nalar), rasio (perbandingan), kemampuan menulis dan membaca tanggung jawab. Selain itu, otak kiri juga menjadi pusat matematika. Otak kiri merespon masukan-masukan yang membutuhkan kemampuan untuk menelaah, menyatakan, menganalisis, menjelaskan, berdiskusi, dan memutuskan. Cara kerja otak kiri sangat rapi, tersusun, terstruktur, dan sistematis yang berguna ketika menghadapi masalah-masalah yang kompleks dan membutuhkan pemikiran yang terperinci. Wigati 1023
4 Kebanyakan manusia hanya dominan pada satu bagian otak saja, entah itu otak kanan atau otak kiri, meski terdapat pula orang yang dapat menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kirinya. Menurut para ahli, sebagian besar orang di dunia lebih mengandalkan otak kirinya dalam kehidupannya. METODE PENILITIAN Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang menggunakan data kualitatif kemudian mendeskripsikan data tersebut untuk menghasilkan gambaran yang jelas dan terperinci (Pluto: 2013) tentang deskripsi penggunaan otak kiri dan otak kanan pada pembelajaran matematika materi pola. Menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini tidak berhubungan dengan angka-angka dan dengan pendekatan ini diharapkan dapat memastikan suatu kebenaran data (Sugiono, 2010: 36). Dikatakan deskriptif karena pada akhirnya dari data yang diperoleh dideskripsikan dengan katakata. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 34 orang dan diambil 6 orang sebagai subjek yang terdiri dari 3 kategori, yaitu: Subjek yang dominan otak kiri : S1 dan S5. Subjek yang dominan otak kanan : S2 dan S4. Subjek yang dominan kedua otak : S3 dan S6. Instrumen Penelitian Pemilihan subjek berdasarkan pada angket dominasi otak untuk mengetahui dominan otak siswa, tes pemahaman pada materi pola yang berbentuk soal uraian dan wawancara. Angket dominasi otak terdiri dari 20 soal pilihan ganda yang memiliki 2 jawaban yaitu pilihan jawaban a yang mencerminkan sifat dari otak kanan dan pilihan jawaban b yang mencerminkan sifat dari otak kiri. Setelah diberi angket dominasi otak, jawaban akan dihitung dengan rumus: Kemudian setiap siswa diberi tes pemahaman berbentuk soal uraian dengan materi pola. Tes pemahaman terdiri dari 4 jenis soal pola bilangan dan 4 jenis soal pola gambar. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa keenam subjek dapat menemukan jawaban dari soal pola bilangan dan soal pola gambar yang ditanyakan dan beberapa subjek dapat menemukan rumus untuk menyelesaikannya permasalahan tersebut. Wigati 1024
5 Soal pertama Keenam subjek mencari urutan selanjutya dengan cara menambahkan angka 6. Untuk mencari urutan bilangan tertentu S1, S4, dan S6 dapat menemukan rumus cepat untuk melanjutkan pola sampai urutan yang ditanyakan dengan cara menambahkan angka 6 pada bilangan terakhir soal sebelumnya yang sudah dikali dengan selisih urutan yang ditanyakan (misalkan pada urutan keduapuluh, maka subjek menulis ). Sedangkan S2, S3, dan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban masing-masing subjek didukung dengan wawancara yang dilakukan peneliti untuk menguatkan jawaban tersebut. Soal kedua Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurangkan bilangan terakhir pada soal dengan angka 5. Untuk mencari urutan pola bilangan pada urutan tertentu S4 dan S6 dapat menemukan pola dari soal yang ditanyakan dengan cara mengurangkan angka lima yang telah dikalikan dengan selisih urutan yang ditanyakan (misalnya untuk mencari urutan keduapuluh, maka subjek menulis ). Sedangkan S1, S2, S3, dan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1025
6 Soal ketiga Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan secara bergantian (selang-seling). Untuk mencari urutan pada bilangan tertentu semua subjek kecuali S3 memperoleh jawaban dengan cara melihat urutan soal yang ditanyakan. Jika pola yang ditanyakan adalah angka genap maka jawabannya adalah 98, sedangkan pola yang ditanyakan adalah angka ganjil maka jawabannya adalah 45. Sedangkan S3 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal keempat Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan secara manual (selang-seling). Untuk memperoleh jawaban pada pola urutan tertentu hanya S6 yang dapat menemukan rumus cepat dengan cara membagi urutan yang ditanyakan dengan jumlah pola yang ada (misalkan urutan yang ditanyakan adalah urutan 20 dan pola yang ada sebanyak tiga pola bilangan maka sisa 2, maka sisa 2 tersebut diurutkan pada pola sehingga diperoleh jawaban 36). Sedangkan S1 sampai dengan S5 menjawab soal yang ditanyakan dengan cara mengurutkan sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1026
7 Soal kelima Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan 2 kotak secara terus-menerus sampai pada urutan yang ditanyakan. Untuk mencari kotak pada urutan tertentu S1, S2, dan S5 mengalikan urutan kotak yang ditanyakan sebanyak 2 kali. Sedangkan S3 dan S4 memperoleh jawaban dengan cara mengurutkan secara manual sampai pada urutan yang ditanyakan. Kemudian S6 memperoleh jawaban dengan cara menggambar dua buah persegi panjang yang kongkruen yang kemudian persegi panjang tersebut dibagi oleh garis-garis vertikal yang sama besar sebanyak jumlah urutan yang telah dikurangi satu (misalkan urutan keduabelas, maka garis vertikal yang ada sebanyak ). Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal keenam Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan satu lingkaran pada ketiga sisi lingkaran pada soal sebelumnya. Untuk mencari jumlah lingkaran pada urutan terntentu S1, S2, dan S6 menemuka jawaban dengan cara menambahkan lingkaran dengan urutan lingkaran yang ditanyakan dikurangi satu (misalkan urutan keduabelas maka banyaknya lingkaran pada ketiga sisi lingkaran pusat adalah buah lingkaran untuk masing-masing sisi). Sedangkan S3, S4, dan S5 memperoleh jawaban dengan cara menambahkan lingkaran secara manual pada ketiga sisi sampai pada urutan yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Wigati 1027
8 Soal ketujuh Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara mengurutkan gambar sebelumnya sampai pada urutan pola yang ditanyakan. Untuk mencari urutan pada pola tertentu S6 memperoleh jawaban dengan cara membagi urutan yang ditanyakan dengan angka tiga (misalkan pola yang ditanyakan pada urutan keduapuluh maka diperoleh sisa 2, sedangkan sisa dua tersebut diurutkan pada pola gambar yang ada sehingga diperoleh jawaban pola persegi). Sedangkan S1 sampai dengan S5 memperoleh jawaban untuk urutan pola yang ditanyakan dengan cara mengurutkan pola yang ada secara manual. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Soal kedelapan Keenam subjek mencari urutan selanjutnya dengan cara menambahkan lingkaran kecil disekitar pusat lingkaran besar dengan jumlah dan posisi lingkaran kecil sesuai pola pada gambar sebelumnya. Untuk mencari urutan pada pola gambar tertentu S6 memperoleh jawaban dengan cara membagi urutan pola yang ditanyakan dengan jumlah pola yang ada (misalkan pola yang ditanyakan pada urutan keduapuluh, maka diperoleh sisa 2, kemudian sisa 2 tersebut diurutkan pada pola gambar yang ada dan diperoleh pola gambar dengan tambahan lingkaran kecil di sisi kiri bawah dan sisi kanan bawah lingkaran besar yang menjadi pusat lingkaran kecil Wigati 1028
9 tersebut). Sedangkan S1 sampai dengan S5 memperoleh jawaban hanya dengan mengurutkan pola gambar secara manual sampai pada pola yang ditanyakan. Jawaban subjek didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk menguatkan jawaban subjek. Pembahasan Berdasarkan pembahasan diatas, subjek keenam dapat menemukan pola bilangan maupun pola gambar yang ditanyakan dan dapat menemukan rumus cepat untuk menyelesaikan permasalah tersebut. Dalam tes otak untuk mengetahui dominasi penggunaan otak, subjek keenam mampu menggunakan otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Kemampuan subjek keenam dalam menyelesaikan soal dapat dilihat dari lembar tes pemahaman pada materi pola dan didukung dengan wawancara pada subjek untuk memperkuat jawaban yang diberikan. Selain itu, salah satu subjek yang dominan terhadap otak kanan yang seharusnya mudah menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan gambar mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan pada bagian gambar. Hal ini dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan pada subjek tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Salatiga pada kelas VIIB diperoleh kesimpulan bahwa dari enam orang yang menjadi subjek penelitian satu subjek yang dapat menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanan dapat menemukan rumus cepat dalam menjawab setiap soal pola yang diberikan baik dalam bentuk pola bilangan maupun pola gambar. Kemudian dua orang subjek yang memiliki dominasi penggunaan otak kiri dapat menemukan 2 rumus pada soal pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. sedangkan dua orang subjek yang memiliki dominasi penggunaan otak kanan dapat 3 rumus pada soap pola bilangan dan 1 rumus soal pola gambar. Maka subjek yang dapat menyeimbangkan otak dapat menemukan rumus baik dalam bentuk pola bilangan maupun pola gambar. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, bahwa dalam memberikan soal matematika kepada siswa guru hendaknya memberikan dalam berbagai macam variasi soal yang dipadukan juga dengan gambar. Selain itu, siswa diajarkan untuk lebih teliti dalam mengerjakan soal. Sedangkan untuk siswa harus sering-sering berlatih agar dapat mengerjakan soal dengan variasi yang beragam. Berusaha untuk memahami konsep matematika, agar dapat menemukan penyelesaiannya. Jika mengalami kendala dalam menyeesaikan suatu soal, siswa hendaknya bertanya kepada guru. DAFTAR PUSTAKA Akil, Mohamad. (2010). Mengoptimalkan Kerja Otak Kiri dan Otak Kanan. Media Dedikasi dan Pembelajaran. Komandoko, Gamal. (2013). Orang Kidal Memang Istimewa. Yogyakarta: Media Pressindo. Wigati 1029
10 Lestari, Karunia Eka. (2014). Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis serta Motivasi Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Unsika. Putra, Darma. (2013). Rahasia Membuat Otak Super. Yogyakarta: Laksana. Sari, Novita Hesti. (2017). Artikel Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMP Negeri 3 Kediri Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau dari Dominasi Otak Tahun Jurnal Universitas Nusantara PGRI Kediri. Somakin. (2008). Pembelajaran Matematika dengan Melibatkan Manajemen Otak. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta. Wigati 1030
BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang kemajuan teknologi. 1 Matematika juga menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang mempunyai otak untuk berpikir dibandingkan dengan makhluk lainnya. Salah satu metode kinerja otak manusia adalah dengan merasakan
Lebih terperincisehingga siswa perlu mengembangkan kemampuan penalarannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki peranan penting dalam kehidupan dan harus dikuasai oleh semua orang, baik dalam bidang pendidikan formal maupun
Lebih terperinciANALISIS KESULITAN SISWA YANG DOMINAN MENGGUNAKAN OTAK KANAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPERASI BILANGAN BULAT
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 593-597 ANALISIS KESULITAN SISWA YANG DOMINAN MENGGUNAKAN OTAK KANAN DALAM
Lebih terperinciA. Bagian-Bagian Otak
A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otak atau encephalon adalah pusat sistem saraf/ CNS (Central Nervous System) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.otak mengatur dan mengkoordinir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal tersebut dikarenakan bahwa pendidikan
Lebih terperinciPERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI. Suzanna Romadhona ABSTRAK
PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI EDUKASI SI OTAK KANAN DAN SI OTAK KIRI Suzanna Romadhona Komp. Pondok Benda Indah J No.14, Pamulang - Tangerang Selatan +62 812 81281961, pinkflovds_2@yahoo.com Ardiyansah,
Lebih terperinciSeorang pakar, Doug Hall mengatakan, dominasi kerja otak orang mempengaruhi kepribadian. Orang yang dominan otak kanan humoris, simpel,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf.otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu
7 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Penalaran Matematis Salah satu tujuan pelajaran matematika adalah agar siswa mampu melakukan proses bernalar. Matematika terbentuk karena pikiran manusia
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dimiliki manusia, sebab pendidikan memiliki peranan yang penting dalam perkembangan kehidupan manusia. Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar dalam dunia kampus berbeda dengan pendidikan lanjutan, hal ini menyebabkan beberapa mahasiswa baru mengalami kegagalan dalam belajar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu pengetahuan mendasar yang dapat menumbuhkan kemampuan penalaran siswa dan berfungsi sebagai dasar pengembangan sains dan teknologi.
Lebih terperinciHUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO
HUBUNGAN INTELEGENSI, STABILITAS EMOSI, DAN KREATIVITAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA N 7 PURWOREJO Rahmat Hidayat Mulyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri ada beberapa faktor pokok yang dapat membantu suatu industri menajadi lebih baik dan lebih maju, faktor-faktor tersebut ialah modal, tanaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dengan penalaran yang bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian pesat dan globalisasi tanpa batas, menuntut setiap orang untuk melakukan inovasi dan memiliki kreativitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
41 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian ini diperoleh dari angket dan tes kemampuan koneksi matematika dalam memecahkan masalah. Sebelum disajikan data tentang skor tes kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan mendasar. Hal ini dikemukakan olah Sudjana (Susilo, 2007:1), Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang sangat penting dan mendasar. Hal ini dikemukakan olah Sudjana (Susilo, 2007:1), Pendidikan merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. matematika perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari. Belajar dikelas dianggap beban berat yang membosankan.
BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapannya maupun aspek penalarannya, mempunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu teknologi. Matematika
Lebih terperinciKata Kunci: pembelajaran humanistik, keaktifan belajar, hasil belajar.
5 PENGARUH PEMBELAJARAN HUMANISTIK TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BRINGIN KABUPATEN SEMARANG SEMESTER I TAHUN AJARAN 2014/2015 Eka Rofikoh, Kriswandani,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). rasional berfungsi utama pada jenis Homo sapiens, makhluk mamalia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) adalah kemampuan untuk mengerti dan mengendalikan emosi (Susilo, 2008). Perkembangan otak manusia menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, karena menyangkut kelangsungan hidup manusia dan tingkat kecerdasan
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
PENGGUNAAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR (PTK Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Pada Siswa Kelas VIII Internasional Semester
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan g alam sekitar di sekelilingnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta
Lebih terperinciTAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI. Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini.
1 UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL ANAK KELOMPOK A MELALUI METODE BERCERITA DI TAMAN KANAK- KANAK ISLAM TERPADU AISYIYAH LABAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya baik secara rasional, logis, sistematis, bernalar
Lebih terperinciMembangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar. (Peace Of Mind)
Review Buku Peace of Mind 1 Membangkitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar (Peace Of Mind) Otak merupakan organ dalam tubuh manusia yang sangat penting. Otak merupakan anugerah istimewa dari sang pemberi hidup
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMA KELAS XI IPS
Vol. 9 No. Juni 017 Halaman 71-78 http://dx.doi.org/10.0/jp.017.v9i.047 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGGUNAAN TEKA-TEKI SILANG SEBAGAI SEBAGAI STRATEGI PENGULANGAN DALAM
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan ilmu pengetahuan yang universal mempunyai arti penting dalam mendasari perkembangan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang diciptakan agar siswa menjadi aktif dan senang dalam belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang. mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Berpikir juga merupakan suatu kegiatan mental
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal tersebut sesuai dengan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP KRISTEN 2 SALATIGA DITINJAU DARI LANGKAH POLYA Siti Imroatun, Sutriyono, Erlina Prihatnani Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan diberikan untuk memberikan gambaran masalah yang dialami peneliti, solusi permasalahan yang ditawarkan oleh peneliti serta batasan permasalahan yang akan diteliti. Beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan untuk meningkatkan mutu pendidikan sangat bergantung pada berbagai unsur, antara lain program pendidikan, guru, siswa, sarana dan prasarana pendidikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan potensi siswa. Keberhasilan pendidikan ini didukung dengan adanya
Lebih terperinciSTRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT, KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS V SDN KESONGO 01 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG JURNAL Disusun untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapan maupun aspek penalarannya mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu sarana berpikir untuk menumbuh kembangkan cara berpikir logis, sistematis dan kritis. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika. Oleh karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan bernalar dan koneksi siswa mempunyai peranan yang penting dalam upaya meningkatkan pembelajaran matematika. Oleh karena itu kurangnya kemampuan bernalar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik, di antaranya kemampuan pemecahan masalah; kemampuan. penalaran dan bukti; kemampuan komunikasi; kemampuan koneksi; dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika, ada 5 (lima) kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang baik, di antaranya kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan siswa diharapkan memiliki kecakapan baik intelektual,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kemampuan Berpikir Kritis Tujuan pendidikan nasional salah satunya adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Menurut Deporter dan Hernacki
Lebih terperinciNama : Rahmadi, M.Kom. NIP : Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa
Nama : Rahmadi, M.Kom. NIP : 197605182001121001 Instansi : Universitas Andalas Mata Diklat : Standar Layanan Pembelajaran Fasilitator : Hairun Nissa Soal : TUGAS 2: Carilah dan jelaskan klasifikasi karakteristik
Lebih terperinciTri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
Satya Widya, Vol. 32, No.2. Desember 2016: 138-143 PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH BAGI SISWA KELAS VIIIG SMP NEGERI 2 TUNTANG KABUPATEN SEMARANG
Lebih terperinciMenyeimbangkan Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri dalam Pembelajaran Membaca
Menyeimbangkan Fungsi Kerja Otak Kanan dan Otak Kiri dalam Pembelajaran Membaca A. Pendahuluan Diposting oleh : Zikwan, S.Pd. Secara neurobiologis, otak manusia terdiri atas miliaran sel saraf atau neuron
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF, MENGOPTIMALKAN POTENSI OTAK 1 Oleh: MAULANA, M.Pd. 2 PEMBUKA Di antara kita, para pembaca yang budiman, mungkin sudah sangat paham, fasih, dan sering menengadahkan tangan seraya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
Lebih terperinciPenggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa. (Rosliana Siregar) PENERAPAN IPTEKS
Penggunaan Metode Mind Mapping terhadap Prestasi Belajar Siswa (Rosliana Siregar) Abstrak Mind mapping (pemetaan pikiran) diadopsi untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik. Peta pikiran ini menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai mata pelajaran berisikan konsep pelajaran berhitung amat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, sebab menguasai matematika berarti memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan dikatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan umum pendidikan masa kini adalah untuk memberi bekal agar kita dapat berfungsi secara efektif dalam zaman teknologi ini. Matematika berperan sangat
Lebih terperinciDeti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak
Jurnal Euclid, vol.3, No.1, p.394 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DENGAN PENDEKATAN INQUIRY/DISCOVERY Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; dheti_ah@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT
8 BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT A. Metode Kerja Kelompok Salah satu upaya yang ditempuh guru untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI SD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas
Lebih terperinciSudah benarkah cara belajar Anda?
Sudah benarkah cara belajar Anda? Setelah mengevaluasi jawaban ujian mahasiswa, saya bisa menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa kurang membaca dan tidak mampu menulis!!. Hal ini dapat dilihat dari
Lebih terperinci2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara teori maupun praktik. Oleh sebab itu maka konsep-konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciPENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP Negeri 1 Wiradesa Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan penelitian ini yaitu (1) Untuk mengetahui peningkatan
Lebih terperinciPeningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali
Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali Darwis, Gandung Sugita, Anggraini Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses bukan karena ilmu finance yang ia pelajari di Sorbonne Perancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 2 Nomor 2, Juni 2017
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 2, No. 2, Juni 2017 ISSN 2541-0393 (Media Online) 2541-0385 (Media Cetak ) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA SD Negeri
Lebih terperinciPROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL
PROFIL KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOAL LINGKARAN BERDASARKAN KECERDASAN EMOSIONAL Mahmudah Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sidoarjo Lestariningsih Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia pendidikan di negara kita semakin mendapat tantangan. Tantangan di bidang pendidikan meliputi kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konsentrasi belajar anak adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu, hingga pekerjaan itu dikerjakan dalam waktu tertentu (Alim,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciPENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
1 PENGARUH IRINGAN MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PENYELESAIAAN SOAL MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA Maya Anggraini, Gimin Suyadi, Nurhanurawati Pendidikan Matematika, Universitas Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ya Hedi Saputra, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Maulana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berpikir merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki manusia. Melalui berpikir, manusia dapat menyelesaikan masalah, membuat keputusan, serta memperoleh pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Akan tetapi banyak persoalan-persoalan yang sering muncul dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah, yang tidak hanya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam matematika saja melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi manusia. Pada
Lebih terperinciOLEH : BAGUS ANDIK PRADANA NPM : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE BERKIRIM SALAM DAN SOAL MATERI SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X- TKR SMK MUHAMMADIYAH 2 KEDIRI TAHUN
Lebih terperinciJarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SAVI PADA PESERTA DIDIK KELAS IX B SMP NEGERI 1 RANUYOSO LUMAJANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Jarianto SMP Negeri 01
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK adalah anak yang berusia 4-6 tahun dan musik memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan pribadi anak yang harmonis dalam logika, rasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang saling terkait sehingga dapat membuahkan hasil belajar yang optimal. Dengan demikian, belajar
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA SMP ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII A di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dari aspek pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa SMA dalam Kurikulum 2013. Kemampuan
Lebih terperinciDESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON
DESKRIPSI KESALAHAN SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI OPERASI HITUNG PECAHAN CAMPURAN BERDASARKAN KRITERIA KESALAHAN WATSON SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Oleh DESI YULIANA
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngrampal) SKRIPSI Untuk memenuhi
Lebih terperinciMATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING
MATHEMATICAL CREATIVE THINKING ABILITY AND MULTIPLE INTELEGENCE BASED LEARNING Risnanosanti Muhammadiyah University of Bengkulu E-mail: rnosanti@yahoo.com ABSTRAK : Berpikir kreatif dalam matematika adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa adalah keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan suatu bangsa adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya (2013:1) menyatakan, Pentingnya orang belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam
Lebih terperinci