KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :
|
|
- Budi Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KPPI dan Upaya Peningkatan SDM Perempuan Partai Politik" Disampaikan oleh :
2 Latar Belakang : Pileg dan Pilpres 2009 telah berlalu, dan perempuan diberikan kesempatan untuk meningkatkan jumlahnya di DPR & DPRD. UU.No.2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik dan UU.No.10 Tahun 2008 Tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD menganjurkan agar partai politik menetapkan minimal 30% bagi calon legislatif perempuan dalam DPR dan DPRD.
3 Secara Demografis : Jumlah penduduk perempuan Indonesia lebih banyak yaitu sekitar 50,88% sedangkan jumlah penduduk laki-laki hanya sekitar 49,12%. Sumberdaya Politik : Populasi penduduk perempuan yg lebih besar sebenarnya merupakan ASET dan sumberdaya politik yg seharusnya dapat menopang posisi perempuan dalam proses politik formal di Indonesia.
4 Realitas politik saat ini malah sebaliknya, jumlah populasi perempuan lebih besar dari pada laki-laki, namun institusi perpolitikan sangat MASKULIN tidak otomatis memiliki sensitive gender. Kenyataanya sampai saat ini, perempuan masih merupakan kelompok marjinal yang secara historis selalu disisihkan dalam dunia politik dan pada proses-proses pengambilan keputusan publik Disisi lain tingkat pengetahuan perempuan tentang politik sangat berkaitan erat dengan kesadaran politik perempuan, termasuk kesadaran untuk memilih partai yang peduli terhadap kepentingan perempuan maupun wakilnya yang perempuan di DPR maupun DPRD
5 Kendala Yg Dihadapi Perempuan Dalam Politik : Kendala dari dalam : Kurang percaya diri (self confident); Kurang berani berperan aktif dalam kegiatan politik; Pemahaman yang keliru tentang politik yg dipandang sebagai hal yg kasar, kotor, keras. Kendala dari luar : Hambatan dari berbagai norma cultural dan structural yang tidak menguntungkan perempuan. Masih adanya sekelompok orang menganggap bahwa yang pantas jadi pemimpin adalah laki-laki
6 Oleh sebab itu, perlu upaya GERAKAN BERSAMA Pemberdayaan dan penyamaan persepsi Kader Perempuan Lintas Partai Politik, khususnya dalam upaya memantapkan perjuangan perempuan menghadapi PEMILU, PILPRES atau PILKADA
7 KAUKUS POLITIK PEREMPUAN INDONESIA (KPPI) Berlandaskan pada UU.No.2/2008 Tentang Partai Politik dan UU.No.10/2008 Tentang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD; KPPI bertekad untuk melakukan upaya-upaya pemberdayaan terhadap Kader Perempuan Lintas Partai Politik. KPPI yang didirikan tgl 17 Agustus 2000 juga merupakan wadah koordinasi dan konsolidasi bagi perempuan dan kalangan yang peduli untuk menyusun strategi lobi, negosiasi dan kampanye public mendorong peningkatan keterlibatan perempuan dalam politik;
8 Pemberdayaan Kader Politik Perempuan 30% KPPI Kemandirian Kader Politik Perempuan Partisipasi Politik Perempuan
9 PEMBERDAYAAN Politik Perempuan: Adalah proses perubahan dengan menempatkan kreativitas dan prakarsa kaum perempuan yang secara sadar sebagai titik tolak keterlibatannya dalam partai politik.
10 Kemandirian Politik Perempuan Adalah proses kebangkitan kembali dan pengembangan kekuatan pada diri perempuan yang mungkin sudah hilang karena ketergantungan, exploitasi dan sub-ordinasi. (1) Kemandirian Material Tidak sama dengan konsep sanggup mencukupi kebutuhan dana sendiri. Kemandirian material adalah kemampuan produktif guna memenuhi kebutuhan dana, dan mekanisme untuk dapat bertahan walau kondisi pendanaan minim (2) Kemandirian Intelektual : Pembentukan dasar pengetahuan otonom oleh kader perempuan yang memungkinkan mereka menanggulangi bentuk-bentuk dominasi yang lebih halus sekalipun yang muncul diluar kontrol terhadap pengetahuan itu. (3) Kemandirian Manajemen : Kemampuan otonom untuk membina diri dan menjalani serta mengelola kegiatan kolektif, agar ada perubahan dalam situasi kehidupan organisasi.
11 Partisipasi Politik Perempuan : Partisipasi Politik Perempuan adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh perempuan itu sendiri, dibimbing oleh cara berpikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif terhadap kegiatan politiknya.
12 UPAYA UPAYA PEREMPUAN DALAM PARTAI POLITIK Peningkatan Kapabilitas ( Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Sosial dan Kecerdasan Spiritual ) Peningkatan Akseptabilitas Peningkatan Public Relation ( Organisasi, di Masyarakat, Aktor kunci ) Peningkatan Leadership ( hub dg media. Jadilah publlik figur, menjadi king maker ) (Kepemimpinan sejati sama sekali tidak ada hubungannya dengan jabatan seseorang)
13 ISU SUARA TERBANYAK PEMILU 2009 Sistem suara terbanyak dianggap melanggar UU Pemilu dan di sisi lain GOLKAR, Demokrat, PAN dianggap tidak konsisten karena telah memperjuangkan 30% BPP dalam pansus RUU Pemilu sebelumnya SIKAP POLITIK PARTAI Sistem suara terbanyak sama sekali tidak melanggar UU Pemilu melainkan menyiasati dengan menggunakan pasal 218 yang memperbolehkan calon terpilih mengundurkan diri Partai Politik menerapkan kebijakan calon terpilih dengan suara terbanyak dengan alasan: Mendorong perwujudan demokrasi yang menerapkan sistem keterwakilan rakyat sehingga caleg tidak lagi berorientasi pada pimpinan partai melainkan ke rakyat Mengoptimalkan mesin politik partai dalam memenangkan Pemilu 2009
14 ISU SISTEM PEMILU Sistem Pemilu proporsional terbuka yang diterapkan pada pemilu 2009 menggiring terjadinya sistem multipartai banyak dan menyebabkan ketidakadilan dalam perolehan kursi Pemilu (dimungkinkan meraih kursi di bawah nilai BPP) SIKAP POLITIK PARTAI Sistem proporsional terbuka dengan penetapan calon terpilih dengan suara terbanyak seperti yang diterapkan oleh P. DEMOKRAT, Partai GOLKAR, PAN pada saat ini sudah mengarah/embrio kepada sistem Pemilu distrik Kelemahan sistem proporsional terbuka berwakil banyak mengakibatkan terjadinya persaingan sesama caleg satu partai dalam satu dapil yang sama Sikap partai mendukung sistem Pemilu yang demokratis dengan orientasi pada keterwakilan rakyat sepenuhnya, idealnya yaitu sistem distrik dimana dalam setiap dapil hanya ada satu wakil (kursi) Partai memandang perlu adanya kajian mendalam mengenai sistem pemilu distrik untuk diberlakukan di masa mendatang
15 ISU PENYEDERHANA AN JUMLAH PARPOL DI PARLEMEN Sistem multipartai banyak, menimbulkan iklim politik nasional yang kurang kondusif (biaya politik tinggi, kejenuhan masyarakat, euphoria politik) SIKAP POLITIK PARTAI Partai besar mendorong terjadinya penyederhaan jumlah parpol Dilakukan dengan cara demokratis menggunakan sistem electoral threshold dan parliamentary threshold yang diukur pada setiap Pemilu Hal tersebut akan mendorong terbentuknya sistem multipartai sederhana Manfaat multipartai sederhana: Memperkuat sistem presidensial Menjamin stabilitas politik untuk mewujudkan kesejahteraan nasional
16 Program yang dilakukan KPPI Pembentukan KPPI di 28 Provinsi Pelatihan Character Building 1. Pelatihan untuk pelatih (TOT) 2. Pelatihan Canvassing 3. Pendidikan Fundraising dan Pelatihan Bedah Anggaran 4. Ketrampilan Politik dan Public Speaking 5. Pelatihan untuk pemberdayaan perempuan di bidang politik 6. Civic education 7. Voter education 8. Pembuatan Modul untuk persiapan menjadi calon anggota legislatif
17 Berbagai kegiatan yang ditempuh untuk mencapai tujuan itu antara lain adalah: 1. Pengenalan pada sistem pemilu, UU dan juklak pemilu, dan soal-soal teknis lainnya; 2. Diskusi dan pendidikan politik sebagai sarana mengorganisir kaum perempuan yang memiliki motivasi untuk bergabung dalam partai politik di Indonesia; 3. Pemberian latihan dan dukungan bagi kaum perempuan yang mencalonkan diri untuk menjadi legislatif melalui Pemilu. 4. Pengembangan kelompok inti yang berfungsi memenuhi syarat-syarat teknis yang berkaitan dengan masalah pemilu. 5. Perencanaan, koordinasi dan implementasi kampanye untuk mendukung pencalonan perempuan politik 6. Pemantauan pelaksanaan pemilu.
18 MITRA KERJA dan JARINGAN KPPI Penguatan Personal Politisi Perempuan di DPR-RI Politisi Perempuan di DPRD I/II Aktifis perempuan Lintas Parpol Penguatan kelembagaan : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lembaga Pemerintah NDI, IRI dan USAID
19 Road Show KPPI DPP Partai Golkar 1. Golkar sangat memperhatikan iklim perpolitikan yang dijalani oleh perempuan 2. Berjanji semaksimal mungkin mengusung keterwakilan perempuan di struktur dan rekruitmen caleg 3. Afirmasi harus diiringi naskah akademik yang bisa meyakinkan partai terhadap kapasitas politisi perempuan Unsur Partai Hanura yang ikut mendampingi kunjungan KPPI dan Masyarakat Sipil : 1. DR Idrus Marham ( Sekjen DPP. Partai Golkar ) 2. Agun Gunarsa ( Ketua DPP.PG ) 3. Nurul Arifin ( Wakil Sekjen DPP.PG 4. DR Ulla Nuchrawati ( Sekjen KPPG ) 5. Binny Bintarti Buchari ( Ketua Lembaga Pengelolaan Kader P. Golkar )
20 Road Show KPPI DPP. PKS 1. Tidak menafikan kebijakan kuota politik 30% kaum perempuan karena merupakan kebijakan yang dirancang, dirumuskan, diputuskan dan disahkan oleh para wakil rakyat yang duduk di legislatif. PK Sejahtera juga mendukung kebijakan tersebut demi meningkatkan kepekaan warga negara Indonesia khususnya perempuan terhadap problematika umat. 1. PK Sejahtera menyadari, bahwa amanah menjadi anggota lagislatif itu tidaklah ringan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Diharapkan siapapun yang menjadi caleg lageslatif dan kedepannya menjadi anggota lagislatif, benar-benar memperjuangkan aspirasi kaum perempuan dan berkontribusi nyata dalam mengawal proses reformasi di Indonesia bukan justru terjbak dalam kepentingan pribadi/golongan/partai, pembusukan Unsur Partai yang menerima : Hj. Anis Byarwati ( Ketua Bidang Perempuan ) sedang dijadwalkan menjumpai Sekjen DPP PKS
21 Road Show KPPI DPP Partai HANURA 1. Dalam struktur partai perempuan telah lebih dari 30% quota 2. Hanura memiliki 1000 anggota DPRD tersebar di seluruh Indonesia 3. Afirmasi tetap harus dilanjutkan dengan isu yg substantif diberbagai sektor ( legislatif, eksekutif, yudikatif ) 4. DPP P. Hanura tdk akan menandatangani SK kepengurusan di tingkat Provinsi/Kab/Kota apabila tidak memenuhi 30% keterwakilan perempuan Unsur Partai Hanura yang ikut mendampingi : 1. DR Dossy Iskandar ( Sekjen DPP. Partai HANURA ) 2. Ir Tari Siwi Utami ( Ketua OKK ) 3. Saifurnaja ( Wakil Sekjen Bidang Organisasi ) 4. Pita ( Ketua Srikandi HANURA ) 5. Okta Sari Sabil ( Ketum Gemura )
22 Road Show KPPI DPP PAN 1. Perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih posisi strategis di parlemen maupun sebagai eksekutif, namun iklim yang ada kurang kondusif 2. Partai Amanat Nasional menyediakan dirinya untuk menggabungkan dengan pada elemen-elemen perjuangan isu-isu perempuan dan representasi perempuan di parlemen, 3. Membuka diri untuk memperoleh masukan-masukan dair masyarakat khususnya berupa agenda politik perempuan untuk diperjuangkan bersama di parlemen. 4. PAN mengusung sistem Suara Terbanyak. Unsur Partai yang menerima : 1. Welya ( Ketua Pemberdayaan Perempuan DPP.PAN ) 2. Sayap Perempuan PAN ( PUAN ) ( Berencana menemui Sekjen DPP.PAN )
23 KESIMPULAN Dengan upaya-upaya pemberdayaan politik perempuan, melahirkan kader politik perempuan yang memiliki kapasitas dan kemandirian politik yang tinggi. Percaya Diri Dengan Kapasitas dan kemandirian serta kemampuan yang tinggi, diharapkan kader-kader Perempuan Partai Politik mendapat kepercayaan sebagai wakil rakyat (anggota DPR/DPD/DPRD)
24 Wajah Politik Indonesia??
25 Perempuan Lintas Partai Politik Bersatu
26 Sekretariat : KPPI Jl. OTISTA III Kebun Nanas Utara II/23 Jakarta Timur website : kppi@ymail.com
Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin
Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin Jakarta, 14 Desember 2010 Mengapa Keterwakilan Perempuan di bidang politik harus ditingkatkan? 1. Perempuan perlu ikut
Lebih terperinciPEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan
PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan Tujuan Indonesia Merdeka 1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia 2. Memajukan
Lebih terperinciOleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa) Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKB 1
Disampaikan pada Seminar Menghadirkan Kepentingan Perempuan: Peta Jalan Representasi Politik Perempuan Pasca 2014 Hotel Haris, 10 Maret 2016 Oleh Dra. Hj. Siti Masrifah, MA (Ketua Umum DPP Perempuan Bangsa)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demokrasi mengamanatkan adanya persamaan akses dan peran serta penuh bagi laki-laki, maupun perempuan atas dasar perinsip persamaan derajat, dalam semua wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui penghargaan terhadap perbedaan-perbedaan yang ada, khususnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah masyarakat dapat dikatakan demokratis jika dalam kehidupannya dapat menghargai hak asasi setiap manusia secara adil dan merata tanpa memarginalkan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan adalah dimensi penting dari usaha United Nations Development Programme (UNDP) untuk mengurangi separuh kemiskinan dunia
Lebih terperinciPerempuan dan Pembangunan Berkelanjutan
SEMINAR KOALISI PEREMPUAN INDONESIA (KPI) Perempuan dan Pembangunan Berkelanjutan 20 Januari 2016 Hotel Ambhara 1 INDONESIA SAAT INI Jumlah Penduduk Indonesia per 201 mencapai 253,60 juta jiwa, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah suara yang sebanyak-banyaknya, memikat hati kalangan pemilih maupun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pemilu merupakan salah satu arena ekspresi demokrasi yang dapat berfungsi sebagai medium untuk meraih kekuasaan politik. Karenanya, berbagai partai politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam negara demokrasi, Pemilu dianggap lambang, sekaligus tolak ukur, dari demokrasi. Hasil Pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v
i DAFTAR ISI Daftar isi... i Daftar Tabel....... iv Daftar Gambar... v I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 12 C. Tujuan Penelitian... 12 D. Kegunaan Penelitian... 12 II.
Lebih terperinciSISTEM PEMILU LEGISLATIVE DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN
BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOTA MALANG SISTEM PEMILU LEGISLATIVE DAN KETERWAKILAN PEREMPUAN MEMBANGUN SINERGI DAN STRATEGI Prof. M. Mas ud Said, PhD (Masyarakat Ilmu Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih mulia yaitu kesejahteraan rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat majemuk seperti Indonesia, upaya membangun demokrasi yang berkeadilan dan berkesetaraan bukan masalah sederhana. Esensi demokrasi adalah membangun sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi merupakan suatu proses dalam pembentukan dan pelaksanaan pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu negara yang menjalankan
Lebih terperinciSTRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN
STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN Oleh: Ignatius Mulyono 1 I. Latar Belakang Keterlibatan perempuan dalam politik dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Salah satu indikatornya adalah
Lebih terperinciDibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterlibatan perempuan di panggung politik merupakan isu yang sering kali diperdebatkan. Sejak tahun 2002, mayoritas para aktivis politik, tokoh perempuan dalam partai
Lebih terperinciDemokrat Peduli, Serap Aspirasi, dan Beri Solusi Untuk Kesejahteraan Rakyat
PANDANGAN FRAKSI FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPR RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DALAM PEMBICARAAN TINGKAT II (PENGAMBILAN KEPUTUSAN) PADA RAPAT
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk. undang-undang. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh DPR dan
119 BAB V PENUTUP A. Simpulan Calon legislatif merupakan lembaga perwakilan yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. DPR memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Setiap rancangan undang-undang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN
BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR PENYEBAB TIDAK TERPILIHNYA 11 ORANG CALEG PEREMPUAN A. CALEG PEREMPUAN DI KELURAHAN TEWAH MENGALAMI REKRUTMEN POLITIK MENDADAK Perempuan dan Politik di Tewah Pada Pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan upaya atau cara untuk memperoleh sesuatu yang dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan
Lebih terperinciSINERGI ANGGOTA PARLEMEN, MEDIA DAN OMS UNTUK MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERFIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN
SINERGI ANGGOTA PARLEMEN, MEDIA DAN OMS UNTUK MENDORONG KEBIJAKAN YANG BERFIHAK PADA PEREMPUAN MISKIN LENA MARYANA MUKTI Anggota DPR/MPR RI 2004-2009 Jakarta, 21 Mei 2015 1 PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMBUAT
Lebih terperinciSistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1
S T U D I K A S U S Sistem Rekrutmen Anggota Legislatif dan Pemilihan di Indonesia 1 F R A N C I S I A S S E S E D A TIDAK ADA RINTANGAN HUKUM FORMAL YANG MENGHALANGI PEREMPUAN untuk ambil bagian dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki abad 21, hampir seluruh negara diberbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) menghadapi tantangan besar dalam upaya meningkatkan sistem demokrasi,
Lebih terperinciKronologi perubahan sistem suara terbanyak
Sistem Suara Terbanyak dan Pengaruhnya Terhadap Keterpilihan Perempuan Oleh: Nurul Arifin Jakarta, 18 Maret 2010 Kronologi perubahan sistem suara terbanyak Awalnya pemilu legislatif tahun 2009 menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disuatu negara menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan seluruh rakyatnya, baik itu laki-laki maupun perempuan. Seluruh rakyat berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan menduduki lembaga perwakilan rakyat, serta salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi adalah suatu cara atau taktik dalam meraih dan memperoleh sesuatu. Sehingga dalam wahana politik strategi merupakan sesuatu hal yang sangat urgen yang kianhari
Lebih terperinciA. Kesimpulan BAB V PENUTUP
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini yang fokus terhadap Partai Golkar sebagai objek penelitian, menunjukkan bahwa pola rekrutmen perempuan di internal partai Golkar tidak jauh berbeda dengan partai
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)
DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK) JAKARTA, 3 APRIL 2014 UUD 1945 KEWAJIBAN NEGARA : Memenuhi, Menghormati dan Melindungi hak asasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasca reformasi tahun 1998, landasan hukum pemilihan umum (pemilu) berupa Undang-Undang mengalami perubahan besar meskipun terjadi kesinambungan dibandingkan dengan
Lebih terperinciMenuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015
Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada
Lebih terperinciFORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014
FORMAPPI JAKARTA, 3 APRIL 2014 DPR hasil Pemilu 2009, akan segera berakhir Kinerja para anggotanya perlu dinilai agar dapat diketahui masyarakat terutama konstituen yang telah memilihnya. Hasil penilaian
Lebih terperinciDWI SEPTIAWATI DJAFAR KETUA UMUM DPP KPPI
DWI SEPTIAWATI DJAFAR KETUA UMUM DPP KPPI Terwujudnya hak-hak politik perempuan menuju masyarakat demokratis, adil, dan sejahtera (1) Melakukan penyadaran, pendidikan dan advokasi hak-hak politik perempuan
Lebih terperinciCara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)
Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan Penetapan Caleg Terpilih (3) Oleh MIFTAKHUL HUDA* Sebelumnya telah dikemukakan Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan Penetapan Caleg Terpilih (1) untuk Pemilu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciJakarta, 12 Juli 2007
PENDAPAT FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Juru Bicara : drh. Jhony
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat
Lebih terperinciBab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab 5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Women can be very effective in navigating political processes. But there is always a fear that they can become pawns and symbols, especially if quotas are used. (Sawer,
Lebih terperinciUSULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1
USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1 USULAN UMUM: MEMPERKUAT SISTEM PRESIDENSIAL 1. Pilihan politik untuk kembali pada sistem pemerintahan
Lebih terperinciURGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014 Disampaikan pada acara Round Table Discussion (RTD) Lemhannas, Jakarta, Rabu 12 Oktober
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pendidikan, pekerjaan, dan politik. Di bidang politik, kebijakan affirmative
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kebijakan affirmative action merupakan kebijakan yang berusaha untuk menghilangkan tindakan diskriminasi yang telah terjadi sejak lama melalui tindakan aktif
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN PDIP PPP PD
DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN POIN NO.DIM RUU FRAKSI USULAN PERUBAHAN SISTEM PEMILU 59 (1) Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi,
Lebih terperinciADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU
ADVOKASI UNTUK PEMBAHASAN RUU PEMILU 1. Sistem Pemilu Rumusan naskah RUU: Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional dengan daftar calon
Lebih terperinciBAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016
BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat.
Lebih terperinciPENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1
PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL Muryanto Amin 1 Pendahuluan Konstitusi Negara Republik Indonesia menuliskan kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN. PG Tetap PDIP PPP PD PAN PKB PKS BPD PBR PDS
DAFTAR INVENTARIS MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG PARTAI POLITIK DAN MASALAH KETERWAKILAN PEREMPUAN POIN NO.DIM RUU FRAKSI USULAN PERUBAHAN FUNGSI PARTAI POLITIK 70 Pasal 8: Partai politik berfungsi sebagai
Lebih terperinciPembaruan Parpol Lewat UU
Pembaruan Parpol Lewat UU Persepsi berbagai unsur masyarakat terhadap partai politik adalah lebih banyak tampil sebagai sumber masalah daripada solusi atas permasalahan bangsa. Salah satu permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandangan tentang perempuan di masyarakat tidak jarang menimbulkan pro dan kontra padahal banyak kemampuan kaum perempuan yang tidak dimiliki oleh laki - laki.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik di era reformasi ini memiliki kekuasaan yang sangat besar, sesuatu yang wajar di negara demokrasi. Dengan kewenanangannya yang demikian besar itu, seharusnnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai
Lebih terperinciDisampaikan Dalam Rapat Pansus Pemilu DPR-Rl, Kamis 12 Juli 2007 Oleh Juru Bicara F-PPP DPR-Rl: Dra. Hj. Lena Maryana Anggota DPR-Rl Nomor: A-26
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke
IV. GAMBARAN UMUM A. Jurusan Ilmu Pemerintahan Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke governance pada dekade 90-an memberi andil dalam perubahan domain Ilmu Pemerintahan.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam masyarakat politik. Masyarakat yang semakin waktu mengalami peningkatan kualitas tentu
Lebih terperinciPENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP
PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Di negara yang menganut sistem demokrasi rakyat merupakan pemegang kekuasaan, kedaulatan berada
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................
Lebih terperinciISU-ISU KRUSIAL DALAM UU NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU
ISU-ISU KRUSIAL DALAM UU NO 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILU Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si (Dekan FISIP UNJANI Cimahi) Disampaikan dalam kegiatan Bimtek DPRD Kabupaten Bandung Barat, yang diselenggarakan
Lebih terperinciPengantar Ketua KPU. Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Pengantar Ketua KPU Assalamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME, karena modul yang sudah lama digagas ini akhirnya selesai juga disusun dan diterbitkan oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan pilar demokrasi dalam suatu negara seperti di Indonesia. Kehadiran partai politik telah mengubah sirkulasi elit yang sebelumnya tertutup bagi
Lebih terperinciPANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK
PANDUAN AKUNTABILITAS POLITIK I. PENGANTAR Pemilihan Umum adalah mekanisme demokratis untuk memilih anggota legislatif (DPR, DPD, DPRD), dan Eksekutif (Presiden-Wakil Presiden, serta kepala daerah). Pemilu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% Daerah Kota Kendari tahun anggaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tulisan ini berupaya mengkaji tentang adanya kebijakan kuota 30% perempuan dan kaitannya dalam penyusunan anggaran responsif gender. Yang menjadi fokus dalam penelitian
Lebih terperinciPANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK
PANDANGAN AKHIR FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR-RI TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTAI POLITIK Disampaikan oleh : Ir. Apri Hananto Sukandar, M.Div Nomor Anggota : A- 419 Yang terhormat Pimpinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang sekaligus tolok ukur, dari demokrasi itu (Budiardjo, 2009:461). Pemilihan umum dilakukan sebagai
Lebih terperinciBAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH
BAB II ASPEK HISTORIS KELUARNYA KETETAPAN KUOTA 30% BAGI PEREMPUAN DAN KELUARNYA KEPUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.22&24/PUU-VI/2008 TENTANG SUARA TERBANYAK II.A. Sekilas Tentang Gerakan Perempuan dan Usulan
Lebih terperinciABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)
ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif
Lebih terperinciPemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan
Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan RZF / Kompas Images Selasa, 6 Januari 2009 03:00 WIB J KRISTIADI Pemilu 2009 sejak semula dirancang untuk mencapai beberapa tujuan sekaligus. Pertama, menciptakan
Lebih terperinciBAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
BAB IX POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN Dengan meningkatnya keberadaaan badan legislatif yang menjadi mitra sejajar dengan badan eksekutif, akan memberikan dampak yang besar bagi masyarakat jika fungsi badan
Lebih terperinciJAKARTA, 11 Juli 2007
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT RI PENDAPAT TERHADAP RUU TENTANG PARTAI POLITIK DAN RUU TENTANG SUSDUK MPR, DPR, DPD, DAN DPRD JAKARTA, 11 Juli 2007 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Kantor MPR/DPR RI,
Lebih terperinciPublik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD
Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak asasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PEREMPUAN KADER ORGANISASI PARTAI POLITIK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS PEREMPUAN KADER ORGANISASI PARTAI POLITIK PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 A. PENDAHULUAN Peningkatan kapasitas berpolitik perempuan pada hakikatnya
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN MENAKAR KEPEMIMPINAN PEREMPUAN TAHUN 2017 A. PENDAHULUAN Peningkatan kapasitas berpolitik perempuan pada hakikatnya adalah upaya meningkatkan keterwakilan perempuan di legislatif sehingga
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi secara sederhana dapat diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang dianggap paling
Lebih terperinciKesimpulan K E S I M P U L A N. DALAM TAHUN 1965, JUMLAH TOTAL PEREMPUAN YANG MENJABAT sebagai anggota
K E S I M P U L A N Kesimpulan CECILIA BYLESJÖ DAN SAKUNTALA KADIRGAMAR-RAJASINGHAM DALAM TAHUN 1965, JUMLAH TOTAL PEREMPUAN YANG MENJABAT sebagai anggota parlemen mencapai 8,1 persen. Pada tahun 2002
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. warga tertentu. Strategi komunikasi politik juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Komunikasi Politik adalah perencanaan komunikasi yang diarahkan kepada pencapaian suatu pengaruh dengan sedemikian rupa, sehingga masalah yang dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan
BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Lebih terperinciTAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI
TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI ENI MISDAYANI, S.Ag, MM KPU KABUPATEN KUDUS 26 MEI 2014 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran
Lebih terperinciKONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK
KONSEPSI REVISI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2009 TTG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK OLEH DRS. SYAMSUDDIN, M.Si DIREKTORAT POLITIK DALAM NEGERI DITJEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM 1 UU NO
Lebih terperinciUU PEMILU DAN KONSOLIDASI DEMOKRASI DI INDONESIA
UU PEMILU DAN KONSOLIDASI DEMOKRASI DI INDONESIA Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si (Dosen FISIP UNJANI Cimahi) Disampaikan Dalam Kegiatan FGD Penyelenggaraan Pemilu 2019, Oleh KPUD Kabupaten Bandung
Lebih terperinciStrategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016
Strategi Gerakan untuk Kepentingan Perempuan Surya Tjandra Unika Atma Jaya Jakarta, 10 Maret 2016 Pijakan Awal Pengalaman perjuangan rakyat untuk gagasan2, prinsip2 dan kemungkinan2 baru, perlu terus berada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil
216 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Uraian pada Bab V ini berisi tentang kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan berisi tentang temuan-temuan hasil penelitian seseuai
Lebih terperinciKODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU
SEMINAR KODIFIKASI UNDANG-UNDANG NASKAH AKADEMIK RENCANGAN UNDANG-UNDANG JAKARTA, 18 MEI 2016 Anggota DPR, DPD, DPRD PERUBAHAN UUD 1945 Presiden dan Wakil Presiden PEMILIHAN Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 72/PUU-XV/2017 Presidential Threshold 20% I. PEMOHON 1. Mas Soeroso, SE. (selanjutnya disebut sebagai Pemohon I); 2. Wahyu Naga Pratala, SE. (selanjutnya disebut sebagai
Lebih terperinciNaskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di
EXECUTIVE SUMMARY Expert Meeting tentang Perubahan Paket Undang-Undang Politik A. Gambaran Umum Kegiatan expert meeting ini terselenggara atas kerjasama LSPP, CETRO, PSHK, dan IPC. Pertemuan ini dilakukan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. diharapkan untuk meningkatkan kualitas politik dan kehidupan demokrasi bangsa Indonesia.
BAB IV KESIMPULAN Pelaksanaan pemilu 2009 yang berpedoman pada UU No. 10 Tahun 2008 membuat perubahan aturan main dalam kehidupan politik bangsa Indonesia. Melalui UU tersebut diharapkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciPimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,
PANDANGAN FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA DPR RI TERHADAP PENJELASAN PEMERINTAH ATAS RUU TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD, DAN RUU TENTANG PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Disampaikan Oleh : Pastor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbincangan yang hangat, sebab dalam Undang-Undang ini mengatur sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakanng Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menjadi perbincangan yang hangat, sebab dalam Undang-Undang ini mengatur sistem Pemilihan Umum Indonesia yang
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009
KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009 Deputi Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai 48 partai politik peserta Pemilu Sistem multipartai ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang telah mengalami beberapa masa kepemimpinan yang memiliki perbedaan karakteristik perlakuan hak politik setiap warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persoalan perempuan sampai saat ini masih menjadi wacana serius untuk didiskusikan, selain karena terus mengalami perkembangan, juga banyak permasalahan perempuan
Lebih terperinciPeta Jalan Perjuangan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019
Peta Jalan Perjuangan Perempuan Menuju Pemilu Serentak 2019 Pengantar Selasa, 14 Juli 2017 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo secara resmi menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu instrumen terpenting dalam sistem politik-demokratik modern. Pemilu bahkan telah menjadi salah satu parameter
Lebih terperinciSEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU
SEKILAS PEMILU 2004 Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partai politik merupakan ciri utama sistem pemerintahan yang demokratis. Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang memperoleh sekitar 11, 98 persen suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif 9 april 2014 tidak mampu mengajukan
Lebih terperinciSEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at
SEJARAH PEMILU DI INDONESIA Muchamad Ali Safa at Awal Kemerdekaan Anggota KNIP 200 orang berdasarkan PP Nomor 2 Tahun 1946 tentang Pembaharuan KNIP (100 orang wakil daerah, 60 orang wakil organisasi politik,
Lebih terperinciCara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)
Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan Penetapan Caleg Terpilih (1) Oleh MIFTAKHUL HUDA* Lebih mudah cara menghitung perolehan kursi bagi partai politik (parpol) peserta pemilu 2014 dan penetapan calon
Lebih terperinciPerempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik
Perempuan di Ranah Politik Pengambilan Kebijakan Publik Sri Budi Eko Wardani PUSKAPOL - Departemen Ilmu Politik FISIP UI Lembaga Administrasi Negara, 21 Desember 2016 2 Partisipasi Perempuan di Ranah Politik
Lebih terperinciH. TOTOK DARYANTO, SE A-489 / FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2015-2016 DAERAH PEMILIHAN JAWA TIMUR V ----------- H. TOTOK DARYANTO, SE A-489
Lebih terperinci