KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM KURIKULUM 2013 Oleh : Is Yuli Gunawan
|
|
- Suryadi Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM KURIKULUM 2013 Oleh : Is Yuli Gunawan A. Pendahuluan Pendidikan selama ini dapat dikatakan mengalami kegagalan karena pemahaman para pendidik terhadap filsafat pendidikan yang salah. sebagian pendidik yang mengajar tanpa tahu arah dan tujuan sehingga seolah olah mendidik hanyalah suatu tugas yang harus diembannya dan sebagian lagi beranggapan bahwa mendidik adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Sehingga mereka tidak pernah berpikir akan pentingnya filsafat pendidikan. Kebanyakan para pendidik mendidik siswa tanpa adanya perhatian terhadap siswa itu sendiri. Mereka hanya memandang pada hasil akhir dari suatu proses pendidikan. UAN merupakan salah satu pembunuh filosofi pendidikan karena tujuan pendidik melakukan tugasnya adalah hanya untuk memburu nilai UAN yang tinggi dengan harapan setelah selesai pendidikan dapat tempat yang lebih bergengsi. Pemahaman terhadap filsafat pendidikan yang salah mengakibatkan peradaban manusia semakin tidak beradab. Dengan pemahaman yang salah terhadap filsafat pendidikan menjadikan bangsa ini kurang atau tidak berperasaan, kurang dapat berpikir, dan berkelakuan yang kurang baik, karena secara filosofis, pendidikan adalah hasil dari peradaban suatu bangsa yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan cita-cita dan pandangan hidup. Dari permasalahan-permasalahan di atas, pemerintah yang dimotori oleh kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun program pendidikan yaitu melakukan perubahan kurikulum yang kiranya lebih dapat mengembangkan filsafat pendidikan bagi para pendidik untuk dapat mewujudkan kembali kehidupan bangsa yang beradab yang mampu berpikir logis, berperasaan dan berkelakuan yang manusiawi. Kurikulum yang disusun pada era pemerintahan saat ini yang disebut sebagai kurikulum 2013 lebih memfokuskan pada filosofi pendidikan yaitu mengajak guru agar lebih profesional untuk ikut serta dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik. Kurikulum 2013 menjadi alat untuk membangun kembali filsafat pendidikan yang telah terabaikan selama ini. 1
2 B. Pengertian Filsafat Istilah filsafat berasal dari kata-kata philein yang berarti cinta atau suka sekali akan sesuatu, kata sophia berarti kebajikan atau kebijaksanaan. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah seorang pencinta kebijaksanaan. Sebagian lain mengatakan bahwa filsafat adalah cinta akan kebenaran, filsafat sering pula diartikan sebagai pandangan hidup. Dalam dunia pendidikan, filosofi adalah pandangan yang melandasi semua perilaku profesional normatif setiap guru. Filsafat merupakan pandangan hidup untuk menentukan arah dan tujuan proses pendidikan. Oleh karena itu, filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Sebab, pendidikan sendiri pada hakikatnya merupakan proses pewarisan nilai-nilai filsafat, yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kehidupan yang lebih baik atau sempurna dari keadaan sebelumnya. C. Hakekat Pendidikan Berbicara tentang pendidikan maka akan berhubungan erat dengan filsafat pendidikan yang keduanya saling terkait. Menerapkan pendidikan tanpa menghiraukan landasan filosofinya atau mendalami filosofi pendidikan sebagai pengetahuan tanpa menghiraukan penerapannya merupakan tindakan yang tidak benar. Akan sangat berbahaya apabila pendidikan tidak didasari dengan filosofi yang jelas. Maka dari itu untuk memperoleh pembenaran, arah, tujuan, dan makna pada seluruh kegiatan pendidikan perlu menggabungkan antara pendidikan dan filosofi pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses kemanusiaan dan pemanusiaan. Kemanusiaan mempunyai makna sifat-sifat manusia, berperilaku layaknya perilaku normal manusia, atau bertindak dalam logika berpikir sebagai manusia. Pemanusiaan bermakna proses menjadikan manusia agar memiliki rasa kemanusiaan, menjadi manusia dewasa, manusia dalam makna seutuhnya yang artinya menjadi riil manusia yang mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara penuh sebagai manusia. Hakekat pendidikan menurut Fraire berarti membebaskan yang maksudnya bahwa dalam proses pendidikan tidaklah dibatasi pada metode dan tekhnik pengajaran saja atau hanya dengan menggunakan sarana yang canggih saja namun harus mencermati realitas sosial. Seperti yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara bahwa kepribadian siswa menjadi lebih utuh karena kegiatan seni mengimbangi perkembangan logika dengan memperkuat kepekaan rasa, emosi, dan imajinasi sebagai mental manusia yang menjadikan manusia lebih manusiawi. Filsafat pendidikan realistis dilihat dari aspek ontologi bahwa dalam proses pendidikan sebaiknya lebih mengutamakan perhatian peserta didik seperti apa adanya, artinya utuh tanpa tereduksi. Jadi peserta didik adalah individu yang menjadi sasaran untuk dipelajari apa 2
3 adanya. Dalam hubungan ini adanya ilmu-ilmu bantu yang termasuk kedalam lingkungan sosial budaya dan sebagainya untuk mendapat perhatian sebagai landasan pendidikan. D. Tujuan Pendidikan Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, tetapi beberapa ahli pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. E. Kurikulum 2013 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Th tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 19). Kurikulum bertujuan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. 3
4 Kurikulum 2013 menekankan pada perubahan mindset para pendidik. Hal kecil yang perlu diperhatikan dalam perubahan mindset antara lain: Performance: Pada ajaran Ki Hajar Dewantara sistem pendidikan yang lebih menekankan bada budaya timur yaitu dengan sistem among. Among dalam bahasa jawa yang artinya momong yang mengandung makna bahwa seorang pendidik dalam mendidik selalu mengontrol, mengendalikan, dan mengarahkan terdidik secara proporsional. Hal ini merupakan perubahan dari sistem pendidikan lama yaitu seorang pendidik lebih cenderung otoriter dan terkesan lebih menakutkan. Sedangkan dalam kurikulum 2013 peran pendidik diharapkan dapat menjadi pendamping yang sabar, menjadi fasilitator yang cermat dengan keunikan anak, dan melakukan fasilitasi dengan tepat dan efektif. Teaching system: Pada pendidikan pola lama sistem pendidikan lebih cenderung pada teacher center dimana guru lebih mendominasi proses pendidikan. Dalam pola lama ini siswa hanyalah bagaikan sebuah patung yang bernafas yang tidak diberi kebebasan dalam berkreatif. Dalam kurikulum 2013 ini diharapkan siswa lebih proaktif dan kreatif sehingga lebih tercipta suasana yang demokratis, jadi dengan kata lain dalam proses pembelajaran ini adalah memanusiakan manusia. F. Metode Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 Metode pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan sistem scientific approach atau dengan istilah lain pendekatan ilmiah. Materi pelajaran dalam pendekatan ilmiah berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru dan siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Hal ini mendorong siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan pendekatan ilmiah menerapkan 5 Me yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. 4
5 1. Mengamati Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. 2. Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. 3. Menalar Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Ada dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Contoh: Singa binatang berdaun telinga, berkembang biak dengan cara melahirkan. Harimau binatang berdaun telinga, berkembangbiak dengan cara melahirkan. Ikan Paus binatang berdaun telinga berkembangbiak dengan melahirkan. Simpulan: Semua binatang yang berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataanpernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Contoh : Kamera adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi Telepon genggam adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperas. Simpulan: semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi. 5
6 4. Mencoba Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya seharihari. 5. Membentuk Jejaring Membentuk jejaring dalam hal ini yang dimaksud adalah pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerja sama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama Dengan pembelajaran kolaboratif, peserta didik memiliki ruang gerak untuk menilai dan membina ilmu pengetahuan, pengalaman personal, bahasa komunikasi, strategi dan konsep pembelajaran sesuai dengan teori, serta menautkan kondisi sosiobudaya dengan situasi pembelajaran. Di sini, peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan manajer belajar ketimbang memberi instruksi dan mengawasi secara rijid. Contoh: Jika guru mengajarkan topik hidup bersama secara damai. Peserta didik yang mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan topik tersebut berpeluang menyatakan sesuatu pada sesi pembelajaran, berbagi idea, dan memberi garis-garis besar arus komunikasi antar peserta didik. Jika peserta didik memahami dan melihat fenomena nyata kehidupan bersama yang damai itu, pengalaman dan pengetahuannya dihargai dan dapat dibagikan dalam jaringan pembelajaran mereka. Mereka pun akan termotivasi untuk melihat dan mendengar. Di sini peserta didik juga dapat merumuskan kaitan antara proses pembelajaran yang sedang dilakukan dengan dunia sebenarnya. Secara umum dalam model pembelajaran dengan sistem prndekatan ilmiah (Scientific approach) maka peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai organisator, motivator, evaluator, pembimbing, pengarah, pembantu siswa, dan sebagai fasilitator. 6
7 G. Kesimpulan Secara epistemologi, kurikulum 2013 menjawab pertanyaan tentang sejauh mana pengetahuan dapat diperoleh manusia secara terpercaya. Hal ini dapat dilihat dari proses pembelajaran yang menanamkan 5 Me dalam proses pembelajaran. Secara aksiologi, dalam kurikulum 2013 menanamkan pola pembelajaran yang terintegratif yaitu perpaduan antara pengetahuan dan kepribadian sehingga output dari pembelajaran bukan hanya untuk membangun kecerdasan tetapi juga membangun akhlak yang berbudi. 7
8 REFERENSI : Barnadib, Imam Filsafat Pendidikan Yogyakarta, Adicita Karya Nusa Djohar, Filsafat Pendidikan Proses Pembelajaran: UST Yogyakarta H.A.R. Tilaar, Prof. Dr. M.Ed. Juli 2009, Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi: Kompas Penerbit Buku. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Modul Pelatihan Kurikulum 2013, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 8
9 BIODATA Name : Is Yuli Gunawan NIP : Jabatan Unit Kerja Alamat Kantor : Widyaiswara Muda : PPPPTK Seni dan Budaya : Jl. Kaliurang Km. 13 Klidon, Sukoharjo Ngaglik, Sleman Yogyakarta 9
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK PPT 2.1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Saintifik Proses
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kurikulum merupakan salah satu unsur sumber daya pendidikan yang memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS 4 SD N MUDAL KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI di susun untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian
Lebih terperinciBAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD?
1 BAGAIMANA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PAUD? Oleh : Jamaluddin, S.Kom., M.Pd Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil keputusan untuk mengubah (lagi) kurikulum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA (sains) memiliki potensi besar dan peranan strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era industrialisasi dan globalisasi.
Lebih terperinciPEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI
Fifhri Nuru Ayuni, Pemahaman Guru 1 PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Fithri Nuru Ayuni Program Studi Pendidikan Geografi, SPs, UPI, email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang
Lebih terperinciKompetensi Inti Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan utama dalam pengembangan sumber daya manusia dan masyarakat suatu bangsa. Untuk itu, pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya
Lebih terperinciPembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman
SP-002-008 Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-5742), Vol 13(1) 2016: 97-101 Pembelajaran IPA Biologi Berbasis Scientific Approach Di SMP Muhammadiyah 2 Depok Sleman Muhammad Joko Susilo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Secara luas dapat diartikan bahwa
Lebih terperinciKONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Esensi Pendekatan Ilmiah Pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, kreatif, inovatif, dan ilmiah. Oleh karena itu, salah satu
Lebih terperinciKONSEP PENDIDIKAN. Imam Gunawan
KONSEP PENDIDIKAN Imam Gunawan KONSEP MENDIDIK Mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa) dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan, dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk intitusi pendidikan yang isinya berupa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor kehidupan yang sangat penting bagi terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak mengalami masalah terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia, sehingga manusia mempunyai keterampilan dan keahlian khusus yang dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Permendikbud No 67 Th 2013 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciPERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1
PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1 Fauzatul Ma rufah Rohmanurmeta 2 IKIP PGRI Madiun ABSTRAK Salah satu kewajiban utama yang harus dijalankan oleh guru kepada peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Dunia pendidikan merupakan salah satu dari aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia haruslah dilakukan dalam konteks
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
Lebih terperinciPENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)
PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam) Oleh: Muhamad Fatih Rusydi Syadzili I Pendidikan esensinya bukan sebagai sarana transfer
Lebih terperincimelibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,
2 melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, dengan cara menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Taman Siswa tidak boleh dipisahkan bagian-bagian itu agar kita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual dan tubuh anak); dalam Taman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban dunia modern menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada zaman modern ini merupakan bagian dari kebutuhan primer manusia. Pendidikan mempunyai peran yang semakin penting karena peradaban dunia modern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sampai kapanpun, manusia tanpa pendidikan mustahil dapat hidup berkembang sejalan dengan perkembangan jaman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dirumuskan fungsi sekolah yang digabung dengan tujuan pendidikan nasional adalah
Lebih terperinciPERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK
31 Jurnal Sains Psikologi, Jilid 6, Nomor 1, Maret 2017, hlm 31-36 PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK Fadhil Hikmawan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada fadhil_hikmawan@rocketmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menurut manusia untuk bergerak dan mengikuti alur kehidupan secara lebih luas dan terbuka, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan selama ini dipercaya sebagai salah satu aspek yang menjembatani manusia dengan cita-cita yang diharapkannya. Karena berhubungan dengan harapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu kurikulum. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia di dunia ini adalah sebagai wakil Allah SWT, sebagai pengganti dan penerus yang mendahuluinya, dan sebagai pewaris-pewaris di muka bumi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikannya. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa pembentukan Pemerintah Negara Indonesia antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Perwujudan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah
Lebih terperinciPELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU BAHASA INDONESIA SE-KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
PELATIHAN KURIKULUM 2013 BAGI GURU BAHASA INDONESIA SE-KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK oleh Siswanto PHM, Arisul Ulumuddin, Siti Ulfiyani, Rawinda Fitrotul M. A. arisul_male@yahoo.com Abstrak Dari hasil
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciTinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Oleh : Agustina Abdullah *) Arti dan Pentingnya Filsafat Ilmu Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,
Lebih terperinci2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam
Lebih terperinciNUR ENDAH APRILIYANI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciLokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA
Lokakarya School Community Tahun 2014 PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MATEMATIKA A. Pengantar Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah, perlu dipahami lagi mengenai metode ilmiah. Pada umumnya sesorang
Lebih terperinciPADA KURIKULUM (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak
PEMBELAJARAN BERMAKNA (MEANINGFUL LEARNING) PADA KURIKULUM 2013 (Mulida Hadrina Harjanti) Abstrak Tujuan penulisan artikel ini adalah pentingnya menerapkan pembelajaran bermakna di kelas. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga siswa dapat memahami materi yang dipelajari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang wajib diselenggarakan di sekolah. Proses pembelajaran yang efektif dapat terwujud apabila seorang guru melakukan tugasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang, dimana pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia global menuntut kesiapan bagi bangsa Indonesia untuk membentuk generasi muda penerus bangsa yang memiliki dedikasi tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan yang diamanatkan oleh kurikulum 2013 yang mengadopsi langkah-langkah ilmiah dalam memecahkan suatu masalah. Tim Penyusun (2013)
Lebih terperinciUsulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: Wahyu Setyoasih
Artikel Publikasi: IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X IPS DI SMA NEGERI 3 PATI TAHUN AJARAN 2014/2015 Usulan Penelitian Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bidang strategis dalam kemajuan dan perkembangan bangsa, kemajuan suatu bangsa tidak akan lepas dari peran perkembangan sektor pendidikan.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA Model Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan dan pembentukan manusia melalui tuntunan dan petunjuk yang tepat disepanjang kehidupan, melalui berbagai upaya yang berlangsung
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam penelitian ini teori yang akan dikaji adalah sebagai berikut: (1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); (2) Pembelajaran IPA di SD; (3) Ruang lingkup pembelajaran IPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Nuh pada hakikatnya bertujuan untuk menghilangkan tiga penyakit masyarakat yaitu kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan peradaban (Kompas, 2015).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan suatu perubahan yang positif. Proses belajar bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di sekolah melibatkan guru dan siswa dalam bentuk interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Belajar merupakan segala proses yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Dengan demikian bangsa Indonesia dapat menciptakan sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Melalui dunia pendidikan seseorang akan mendapat berbagai pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek dalam kehidupan yang memegang peranan penting sehingga suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Keberhasilan dalam dunia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia Indonesia seutuhnya. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari lokal menjadi global. Masyarakat awalnya hanya berinteraksi dalam suatu kelompok tertentu, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Emas Di lingkungan Kemendikbud, pendidikan karakter menjadi fokus
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan karakter menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa, pendidikan karakter juga diharapkan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak utama kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara yang dapat digunakan
Lebih terperinciMEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT
MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL Oleh Sukiniarti FKIP UT Latar Belakang Masalah SDM yg akan datang adalah anak-anak dan generasi muda masa kini. Membina anak-anak masa kini merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang mencetak seseorang menjadi generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan sejalan dengan tujuan pembangunan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalau kita cermati saat ini pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan yang diinginkan, apalagi harapan yang dituangkan dalam Undangundang Nomor 20 Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa. Sasaran pendidikan adalah manusia, dengan tujuan menumbuhkembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 diberlakukan untuk meningkatkan mutu serta hasil pendidikan dasar hingga menengah. Pada Kurikulum 2013 proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar dalam menghadapi tantangan global salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan perpaduan antara belajar dan mengajar. Seperti tercantum pada Pasal 1 UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pembelajaran adalah proses interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perubahan yang terjadi pada dunia pendidikan pada saat ini adalah pergantian kurikulum 2013 dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun pelajaran 2013/2014, pemerintah sudah menerapkan kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013
Lebih terperinci