LAPORAN METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT. ( Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Alam )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT. ( Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Alam )"

Transkripsi

1 LAPORAN METODE PELAKSANAAN DAN ALAT BERAT ( Metode Pelaksanaan Pemasangan Batu Alam ) Disusun Oleh : Fajar Sidik DOSEN : Ir. Mawardi Amin, MT. PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 DAFTAR ISI... 2 PENGENALAN BATU ALAM... 3 JENIS-JENIS DAN KARAKTERISTIK BATU ALAM... 4 METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN MARMER & GRANIT 1. Persiapan pekerjaan pemasangan marmer/granit lantai Pembuatan lantai kerja (lantai dasar) Tahap pemasangan marmer/granit Tahap polish marmer/granit...16 DAFTAR PUSTAKA

3 Pengenalan Batu Alam Batu Alam berasal dari dalam perut bumi dimana awalnya berbentuk batuan cair yang sangat panas. Akibat tekanan yang sangat kuat mendesak ke luar permukaan bumi dimana menjadi letusan gunung berapi. Setelah mengendap dan membeku menjadi batuan dimana terdiri dari batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan. Setelah ratusan tahun dimana tercampur lain dengan mineral-mineral lain menyebabkan variasi dari jenis-jenis batu alam, warna, ataupun corak. Batu alam adalah salah satu material yang banyak digunakan masyarakat, terutama untuk penyelesaian akhir (finishing) bangunan. Kesan alami (natural) serta tampilannya yang dekoratif menjadi salah satu alasan batu alam menjadi begitu populer. Dinding, taman, pagar, bahkan kamar mandi tidak luput dari sentuhan material ini. Keragaman jenis serta cara pemasangannya yang mampu menghasilkan berbagai macam pola dan tampilan membuat batu alam seolah menjadi menu wajib dalam pembangunan sebuah rumah. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua bagian rumah bisa mempergunakan material batu alam. Ruangan yang mudah terkena kotoran seperti dapur dan garasi sebaiknya menghindari pemakaian material ini, mengingat karakter batu alam apabila terkena kotoran seperti cipratan oli atau minyak akan sulit dibersihkan. Beragam jenis batu alam telah banyak digunakan sebagai material atau ornamen dekorasi hunian baik interior maupun eksterior. Penggunaan batu alam untuk kebutuhan dekorasi rumah semakin populer dan diminati seiring dengan berkembanganya ide-ide tentang bagaimana membuat hunian menjadi tempat yang indah dan nyaman bagi seluruh anggota keluarga. Penggunaannya pun tidak hanya sebatas ubin untuk lantai atau dinding. Saat ini, beberapa jenis batu alam juga diminati sebagai material untuk membangun taman maupun kolam di rumah. Tujuannya tentu saja untuk memberikan sentuhan alami pada taman maupun kolam dan menambah nilai estetika demi keindahan dan kenyamanan sebuah hunian. 3

4 Jenis Jenis & Karakteristik Batu Alam Secara umum jenis batu alam dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Batuan Keras Batuan jenis keras adalah batuan yang usianya lebih tua. Kondisi tersebut memberi dampak bahwa batu jenis ini mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi dan porositasnya rendah. Jenis batuan ini sangat kuat dan keras. Berikut beberapa contoh batu jenis keras : a. Batu Andesit Batu Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik yang terbentuk dari pembekuan lava yang keluar ke permukaan bumi saat letusan gunung berapi. Batu Andesit memiliki komposisi antara dan tekstur spesifik yang umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di daerahdaerah dengan aktivitas vulkanik yang tinggi seperti di Majalengka, Cirebon, Tulung Agung). Batu andesit adalah batu paling keras di antara batu alam yang umum dipakai serta memiliki tingkat porositas kecil karena berpori rapat. Sifat batu yang padat dan tahan terhadap cuaca serta lumut, membuat batu ini menjadi favorit untuk mempercantik suatu bangunan dan cocok dipakai di segala ruang. Batu andesit memiliki karakteristik yang unik yaitu warna nya yang minimalis dan batu ini sangat keras sehingga batu andesit banyak diminati oleh pelanggan. Karena memiliki kekerasan yang cukup tinggi, batu andesit banyak digunakan sebagai bahan untuk carport, walkway area dan batu untuk di taman. Selain itu batu andesit sangat cocok untuk digunakan didalam ruangan seperti di kamar mandi karena karakter batu andesit yang anti slip jika di bakar. Ukuran tersedia untuk andesit adalah Ukuran tersedia : 3x20, 3x30, 3x40, 10x10, 15x30, 20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize).adapun pola pemasangannya memiliki berbagai variasi, seperti susun bata, susun sirih, kotak-kotak bujur sangkar, pemasangan maju mundur dan sebagainya. Pola susun bata paling banyak digunakan karena menjadikan struktur pelapis dinding menjadi kuat dan saling mengikat. Sedangkan jenis dan warnanya bervariasi. Macam-macam batu andesit yaitu: 4

5 Gambar A.1 : Batu Andesit Bintik Cipanca Gambar A.2 : Susun Sirih Andesit Kombinasi Susun Sirih Bobos Gambar A.3 : Batu Andesit Catur Gambar A.4 : Batu Andesit Gelombang 5

6 Gambar A.5 : Batu Andesit Alur Buaya Gambar A.6 : Batu Andesit Polos Matahari Gambar A.7 : Batu Andesit Polos Diagonal Gambar A.8 : Batu Andesit Polos Bakar 6

7 b. Batu Sabak Di pasaran, batu sabak atau slate stone lebih dikenal dengan sebutan batu kali. Selain sangat kuat untuk pondasi, jenis batuan ini dapat dibelah menjadi lempengan tipis untuk pelapis dinding maupun lantai. Batu ini terbentuk dari intrusi batuan andesit. Batu sabak memiliki beberapa ciri, diantaranya berpori kecil, memiliki susunan yang berlapis-lapis, sehingga mudah dibelah menjadi lempengan-lempengan tipis, sehingga orang lebih banyak menyebutnya batu templek. Penamaannya pun sesuai dengan nama daerah asalnya, misal sabak hitam tasik, pekalongan dan garut sedangkan batu dari purwakarta dan banjar memilki warna yang lebih coklat. Warna yang umum dijumpai adalah abu-abu, hitam, hijau tua dan merah tua. Pengaplikasian batu sabak ini sebagian besar digunakan untuk bagian luar (eksterior) misal dinding pagar, kolam, pilar (kolom) serta taman kering. Namun tidak menutup kemungkinan untuk diterapkan di dalam ruangan (interior). Contoh batu sabak : Gambar B.1 : Batu Garut Acak Random Gambar B.2 : Batu Purwakarta Acak Random 7

8 c. Marmer Marmer adalah batuan kristalin kasar yang berasal dari batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih, penyusun utamanya adalah mineral kalsit. Pemakaian batu marmer di dalam rumah mampu memberi kesan mewah. Urat pada batu marmer memberikan tampilan yang menarik. Batu marmer di pasaran dijual dalam bentuk lempengan yaitu marmo (permukaan gelombang), bakaran (permukaan dibakar), keprik (bermuka gerigi) dan Napoli (geriginya lebih besar). Jika memutuskan untuk menggunakan marmer disarankan untuk memilih yang berwarna gelap. Karena marmer memiliki pori-pori yang dapat menyerap noda akibat tumpahan kopi atau bahan kimia. Kelemahan material ini adalah tidak tahan terhadap goresan. Untuk mengatasinya, marmer bisa diberi lapisan akrilik atau coating. Hal ini membuat marmer tetap mudah dibersihkan jika terkena noda. Atau kita bisa memakai jasa poles marmer. Proses pemolesan dapat dilakukan secara rutin tiap 3 atau 6 bulan sekali. Perlu diperhatikan bahwa sifat marmer yang sensitif terhadap perubahan cuaca maka hindari penggunaan marmer untuk bagian rumah yang sering terkena hujan dan panas. Gambar C.1 : Batu Marmer d. Granit Granit (Granite) adalah salah satu jenis batu alam yang popular di masyarakat, ditambah dalam bentuk balok-balok besar. Granit adalah batuan beku intrutif yang sudah banyak di aplikasikan pada rumah tinggal, gedung, mal, hotel, rumah sakit dan lain-lain. Kata granit berasal dari bahasa bahasa Latin, granum. Granit sangat cocok digunakan untuk pelapis dinding (Wall veneer), lantai serta dinding kamar mandi agar menimbulkan suasana natural dan segar. Karena sifatnya yang tahan terhadap suhu tinggi, batu jenis ini bisa digunakan di permukaan dapur (countertops). Strukturnya yang keras memungkinkannya untuk digunakan di dalam maupun di luar ruangan. Untuk memperlambat pertumbuhan jamur pada permukaannya maka dapat ditambahkan polish. 8

9 Di pasaran dikenal 2 jenis batu granit, yaitu batu granit yang berasal dari dalam negeri (lazim disebut granit lokal) maupun dari luar negeri (granit import). Beberapa jenis batu granit local yang dikenal (berdasarkan daerah asal dan warna) diantaranya Pulau Bangka (Bianco Beli-putih dan Azul Bangka-biru), Mendalam Pemalang (granit abu), Granit lampung (granit merah), Bangka (granit putih)dan Belitung (granit putih dan granit merah muda/pink). Gambar D.1 : Batu Granit 2. Batu Lunak Batuan jenis lunak adalah batu yang usianya lebih muda sehingga mempunyai tingkat kepadatan lebih rendah dengan tingkat porositas tinggi. Hal inilah yang menyebabkan jenis batuan ini lebih lunak. Beberapa batu jenis lunak ini diantaranya : a. Sandstone Batu pasir atau sandstone berasal dari endapan butiran pasir yang mengalami perubahan selama bertahun-tahun. Batu pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Karakteristiknya lunak dan mudah dipahat. Penggunaannya cocok untuk di dalam (interior) dan di luar ruangan (eksterior). Batuan jenis sandstone ini umumnya bersifat porous. Apabila digunakan pada lantai yang memikul beban berat, misal carport, pilihlah batu yang memiliki ketebalan 4 cm keatas. Sedangkan untuk penggunaan di luar ruangan (eksterior), pilihlah pada ruangan (area) yang panas dan tidak lembab, karena jamur dan lumut sangat cepat tumbuh di batu jenis ini. Untuk menghindari tumbuhnya jamur dan lumut pada batu, pergunakan coating. Untuk memperoleh hasil maksimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan atau instalasi. Batu jenis ini hendaknya dipasang dalam keadaan basah atau dicelupkan kedalam air terlebih dahulu hingga benar-benar basah, kemudian baru dipasang. Pergunakan adukan semen dan pasir atau semen instan, karena batu jenis ini menyerap kandungan air dari adukan semen yang mengakibatkan adukan semen tidak melekat dengan sempurna. Beberapa contoh batu pasir (sandstone) yang banyak dikenal di pasaran, diantaranya : 9

10 Batu Palimanan Batu Palimanan adalah salah satu batu favorit. Ada dua macam bentuk batu palimanan yaitu RTM (Rata Mesin) dan RTA (Rata Alam). RTM memilik ciri khas kedua sisinya halus sedangkan RTA salah satu sisinya tampak kasar menonjol. Batu palimanan cocok dipasang pada bidang eksterior maupun interior suatu bangunan. Sifatnya yang empuk menjadi keistimewaan batu ini sehingga dapat dibentuk menjadi aneka ornamen dan patung. Karena memiliki warna yang terang dan berpori, sangat disarankan apabila selesai dipasang langsung diberi pelapis batu alam atau coating, untuk menahan laju tumbuhnya lumut. Pada Batu Palimanan kuning, coating dapat pula berfungsi sebagai penajam warna sehingga serat-seratnya akan semakin jelas terlihat seperti pada kayu yang sudah di pelitur. Ukuran tersedia : 10x10, 15x30, 20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize). Gambar E.1 : Batu Palimanan b. Limestone Limestone atau batu gamping adalah batuan yang terbentuk dari pengerasan kapur. Contoh batuan jenis limestone yang banyak dikenal di pasaran adalah batu paras. Batu paras memiliki tekstur yang halus. Proses pembuatannya banyak dibantu dengan mesin. Ada beberapa pilihan warna diantaranya kuning, hijau, cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu paras cocok diaplikasikan di segala ruang (eksterior maupun interior). Namun ada hal yang perlu diingat bahwa batu paras memiliki tingkat porositas tinggi sehingga mudah lembab dan ditumbuhi lumut. Sehingga jika dipergunakan di luar ruangan (eksterior) hendaknya dilapisi dengan coating. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah pada saat pemadangan hendaknya menggunakan adukan semen yang lembek agar batu dapat terikat kuat di dinding. 10

11 Gambar F.1 : Batu Paras c. Batu Candi Sifatnya yang cenderung alami dan berkesan sejuk menjadi salah satu alasan mengapa batu ini banyak digemari konsumen. Ciri-ciri yang mudah dikenali dari batu candi ini adalah memiliki pori-pori besar sehingga mudah menyerap air, berwarna gelap terutama pada saat terkena air serta memiliki tekstur kasar. Karena sifat batu candi yang mudah menyerap air, sebaiknya jika diaplikasikan di luar ruangan (eksterior) dilapisi dengan coating agar tidak ditumbuhi lumut. Di pasaran batu candi banyak dijual dalam bentuk lempengan. Ukuran yang tersedia diantaranya, 10x10, 15x30, 20x20, 20x40, 30x30, 30x60, 40x40 (bisa juga ukuran costumize) Gambar F.1 : Batu Candi Alur Garis 11

12 Metode Pelaksanaan Pemasangan Marmer & Granit Pemasangan batu alam pada suatu gedung yang akan saya jelaskan terdiri dari pemasangan batu marmer dan granit di dinding ataupun lantai. Pemasangan lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Pemasangan marmer/granit lantai dan dinding sebaiknya dilakukan pada tahap akhir sebuah proyek (pada umumnya setelah pemasangan plafon dan pengecatan). marmer/granit, baik dinding maupun Hasil akhir pemasangan lantai, sering terlihat tidak presisi. Akibatnya, akan terlihat lantai maupun dinding tidak lurus atau miring. Hal tersebut sangat terkait pada saat pemasangan marmer/granit yang tidak memperhatikan aturan atau kaidah-kaidah pemasangannya. Sudah dapat dipastikan pada awal pemasangannya terjadi sedikit kesalahan yang secara tidak sadar setelah pekerjaan selesai tenyata semua marmer/granit terpasang miring. Oleh karena itu, aturan mengenai pemasangan marmer/granit perlu diperhatikan. a. Persiapan pekerjaan pemasangan marmer/granit untuk lantai Alat dan bahan harus diperhatikan sebelum memulai pemasangan marmer/granit, baik untuk dinding maupun lantai. Adapun alat yang dibutuhkan sebagai berikut : 1 Sendok semen ; sering disebut cetok yang merupakan alat untuk mengambil semen. Benang marking ; digunakan sebagai benang penuntun agar letaknya tidak miring. Waterpass ; merupakan alat yang digunakan agar lantai tidak naik turun. Palu karet ; merupakan palu dengan kepala yang terbuat dari bahan karet dan berguna untuk memukul marmer/granit pada saat dipasang sehingga benar-benar 5 6 menempel pada lantai kerja. Meteran ; berguna sebagai alat ukur panjang, lebar, dan tinggi. Lap ; berguna pada saat marmer/granit akan dipasang untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih menempel. Sementara bahan yang dibutuhkan untuk pemasangan marmer/granit sebagai berikut : 1 Pasir ; merupakan bahan bangunan yang dipakai sebagai penghubung antara dasar 2 dan permukaan marmer/granit yang sering disebut agregat halus. Marmer/Granit ; merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai penutup 3 4 lantai dan dinding. Bahan perekat ; berupa semen yang digunakan untuk adukan bersama pasir. Cairan Coating ; cairan pelapis batu alam berguna untuk melindungi tekstur alami 5 yang dimiliki batu alam. Bahan pengisi nat (tile grout) ; merupakan bahan yang digunakan untuk menutup lubang antar marmer/granit yang baru dipasang. Nat merupakan pendamping 12

13 marmer/granit yang menentukan kekuatan marmer/granit itu sendiri. Kalau natnya kuat otomatis marmer/granit nya tidak gampang lepas. Fungsi utama nat marmer/granit adalah sebagai ruang gerak marmer/granit. Rongga nat marmer/granit harus diisi oleh nat yang flexible (khusus batu alam menggunakan resin). Jika rongga nat marmer/granit diisi oleh semen warna biasa (yang mempunyai sifat keras dan getas) maka marmer/granit akan mudah pecah dan retak bila ada pergerakan. b. Pembuatan Lantai Kerja (Lantai Dasar) Lantai sebuah bangunan umumnya dikerjakan pada terakhir kalau seluruh bangunan sudah selesai. Mengapa demikian? Bila lantai sudah dikerjakan terlebih dahulu maka kemungkinan lantai rusak karena kejatuhan potongan-potongan bahan bangunan lainnya akan sangat sulit dihindarkan, termasuk juga tetesan-tetesan cat. Namun, lantai kerja perlu disediakan sebelum marmer/granit dipasang. Syarat penting bagi lantai kerja antara lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai perletakan sebelum keramik dipasang. Lantai kerja dibuat setebal minimum 4 cm. Lantai kerja ini dibuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan bahan 1 sak semen : 4 sak pasir. Adukan diletakkan di atas lapisan pasir yang sudah dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan lantai kerja tersebut kering dan mengalami proses penguapan sempurna. Bila perlu, biarkan lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal 3 hari. c. Tahap Pemasangan Marmer/Granit Pada saat pemasangan marmer/granit, perlu ketelitian. Berikut diberikan tahapan pemasangan marmer/granit untuk lantai. 1 Permukaan lantai yang akan dipasang marmer/granit juga harus dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air. 13

14 2 Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat. Bahan perekat dapat berupa adukan semen. Adukan semen untuk pemasangan marmer/granit harus penuh, baik permukaan dasar maupun dibadan belakang marmer/granit lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang dianjurkan adalah: Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan ketebalan rata-rata : 2 3 cm. 3 Lakukan seleksi terhadap marmer/granit yang mengalami cacat-cacat secara permanen yang meliputi warna, arah serat dan lain sebagainya. 4 Rendam marmer/granit dalam air bersih agar kotoran yang melekat dapat terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat marmer/granit. 14

15 5 Marmer/granit dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat dudukan/tatakan marmer/granit setelah proses perendaman terjadi, kemudian dilapisi dengan cairan 6 coating pada bagian 6 sisinya. Marking untuk vertikal dan horizontal yang telah ditentukan elevasinya pada gambar kerja. 7 Mulailah memasang marmer/granit lantai ke arah vertikal dan horisontal sesuai dengan 8 benang yang sudah di seting terhadap ruangan. Padatkan secara rata. Ketuk marmer/granit yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar berongga karena itu akan membuat marmer/granit lepas di kemudian hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang 9 yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai. Setelah marmer/granit selesai dikerjakan, anda bisa memasang marmer/granit pada seluruh bidang lantai ruangan. 10 Cara pemasangan yang baik adalah marmer/granit jangan dipasang secara keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap secara sempurna. Bagian yang belum dipasang marmer/granit dapat ditutup marmer/granit setelah 1 hari. Jarak antar marmer/granit (naat) sebaiknya tidak terlalu rapat, cukup 2-3 mm. Setelah semua marmer/granit terpasang, kini giliran pemberian naat. Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan setelah 7 hari pemasangan lantai marmer/granit. Tujuannya agar marmer/granit yang dipasang sudah tidak mengalami kembang susut. Bahan untuk naat terbuat dari resin atau bahan lainnya yang sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya senada dengan warna alami marmer/granit tersebut. Nat diisi dengan campuran pengisi nat (grout) resin. Lebar nat juga berbeda antara marmer/granit lantai dan marmer/granit dinding, marmer/granit lantai, lebar nat = 3 s/d 4 mm. 1) Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah diaplikasikan dan menempel di permukaan marmer/granit. Kita bisa menggunakan bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih dari 5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih. d. Tahap polish marmer/granit 15

16 Tujuan dari polish marmer antara lain yaitu untuk menambah keindahan marmer/granit dan melindungi permukaan marmer/granit agar tidak mudah menyerap noda yang jatuh pada permukaan. 1) Clean and Throw : Membersihkan kotoran-kotoran serta akumulasi coating pada marmer dan granit dengan menggunakan cairan Blinz Clean. Keunggulan : Kotoran dan noda, terutama yang terdapat pada urat-urat marmer dan granit dapat terangkat secara total dari 90% hingga 100%. 2) Fill in The Holes : Mengisi dan/atau menambal lubang/crack pada marmer, granit, dan teraso yang rusak dengan menggunakan Miles + Resin Epoxy + Billingone yang telah disesuaikan dengan warna alami marmer dan granit. Keunggulan : a.) Tidak menimbulkan kesan kasar atau benjolan pada permukaan marmer dan granit yang telah ditambal. b.) Resin Epoxy dapat disesuaikan dengan warna alami marmer dan granit sehingga tidak menimbulkan kesan belang pada permukaannya saat dilihat dari kejauhan. 3) Reflat : Meratakan kembali permukaan dan sambungan/nad marmer dan granit dengan menggunakan Diamond Disk sekala besar. Keunggulan : Tidak menimbulkan goresan dan gelombang pada permukaan marmer dan granit. 4) Refine : Menghilangkan goresan/barte/screcht pada permukaan marmer dan granit dengan menggunakan Diamond Disk skala besar hingga kecil yang disesuaikan dengan tingkat keparahan goresan. Keunggulan : a.) Goresan/barte/screcht dapat hilang secara total dari 99% hingga 100%. b.) Permukaan yang terkupas jauh lebih sedikit dibanding dengan menggunakan batu poles biasa. 5) Recolor : Marmer dan granit yang telah dikupas kemudian dibentuk kembali warna alaminya menggunakan chemical serbuk Shinzukuki Ultra Shine yang telah dicampur dengan cairan Luberite. Keunggulan : Serbuk Shinzukuki Ultra Shine tidak mengandung kadar asam yang tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan struktur bagian dalam pada marmer, 16

17 granit, dan teraso. Karena sebuah chemical yang memiliki kandungan asam yang tinggi dapat menyebabkan kelunakan dan kerapuhan pori-pori bagian dalam pada marmer dan granit. 6) Crystallization : Setelah marmer dan granit mampu memancarkan kilau alaminya kembali, tahap selanjutnya adalah memberikan lapisan kristal pada permukaan marmer dan granit dengan menggunakan cairan Crystal Clear agar kilaunya dapat bertahan lama. Keunggulan : a.) Pancaran kilau yang terbentuk adalah asli dari marmer dan granit bukan dari lapisan atau layer yang tebal. b.) Kilau yang terpancar terlihat lebih sempurna dan lebih istimewa. 7) Coating : Setelah marmer dan granit memancarkan kilau yang sempurna, tahap terakhir adalah melapisi permukaan marmer dan granit dengan cairan chemical Profesional Coating Super Seal yang bertujuan untuk mencegah noda, flek, dan cairan/chemical berbahaya lainnya masuk ke dalam pori-pori marmer dan granit yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kerapuhan struktur bagian dalam pada marmer dan granit. Keunggulan : a.) Tidak menimbulkan adanya kesan lapisan pada bagian permukaan marmer dan granit. b.) Proteksi seal dapat masuk sampai ke bagian yang paling dalam, sehingga tiap bagian terkecilnya tetap dapat terlindungi dari zat-zat perusak komponen marmer dan granit. 17

18 DAFTAR PUSTAKA Buku Kerja : Tukang Pasang Ubin

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH Proses Pembentukan Tanah. Tanah merupakan lapisan paling atas pada permukaan bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan tanah untuk tempat hidup. Tumbuh-tumbuhan tidak

Lebih terperinci

BATU ALAM. Eko Sri Haryanto

BATU ALAM. Eko Sri Haryanto BATU ALAM Eko Sri Haryanto BATU ALAM Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam termasuk Batu Alam di dalamnya. Berbagai jenis batu Alam sejak dulu sudah dimanfaatkan hal ini terbukti dengan

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pekerjaan Lantai Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada didalam ruang. Fungsi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kerusakan Komponen Gedung D Lantai Dasar Lantai 4 1. Komponen Arsitektur a. Keramik Kerusakan lantai yang terdapat pada lantai dasar Gedung KH.Mas Mansur adalah lantai keramik

Lebih terperinci

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK Pengertian Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatuko mposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis

Lebih terperinci

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH BAB 12 BATUAN DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH Tujuan Pembelajaran Kamu dapat mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Di sekitar kita terdapat berbagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung

Lebih terperinci

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE For EXPOSE Concrete Products www.exposeconcrete.com CONTENTS General Instructions 2 Preparations 3 Adhesives & Fixing 4 Cement base 5 Polymer base 8 After Fixing

Lebih terperinci

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM: 09702261020 BENGKEL KERJA BATU DAN BETON JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA Leonardo Krisnanto Wijono 1, Gerry Febrian Ongko 2, Prasetio Sudjarwo 3, Januar Buntoro 4 ABSTRAK : Perkembangan bangunan industri membutuhkan permukaan lantai

Lebih terperinci

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU.

PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. PENGAMATAN PEKERJAAN FINISHING DINDING, LANTAI DAN PLAFON PADA BANGUNAN OFFICE AT PASAR BARU. NAMA : Ratna Handayani NPM : 26312045 JURUSAN : S1 TEKNIK ARSITEKTUR DOSEN PEMBIMBING : Sumaiyah Fitriandini,

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn OLAHAN DINDING Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn PENGERTIAN DINDING Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi suatu RUANG. Umumnya, dinding membatasi suatu bangunan dan menyokong struktur

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

BAHAN LANTAI. A. lantai

BAHAN LANTAI. A. lantai BAHAN LANTAI A. lantai Lantai merupakan penutup permukaan tanah dalam ruangan dan sekitar rumah (teras,carport). Hal yang kadang terjadi adalah kurangnya pemahaman tentang jenis,sifat,dan teknik pemasangan

Lebih terperinci

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA 3.1 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada temperatur yang

Lebih terperinci

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan

Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Proses Pembentukan dan Jenis Batuan Penulis Rizki Puji Diterbitkan 23:27 TAGS GEOGRAFI Kali ini kita membahas tentang batuan pembentuk litosfer yaitu batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf serta

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11. magma. kawah. lahar. lava SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 11. PEMBETUKAN TANAH SUBUR DAN STRUKTUR BUMILATIHAN SOAL BAB 11 1. Batuan cair dan panas yang terdapat di dalam perut bumi adalah. magma kawah lahar lava Magma adalah

Lebih terperinci

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30 2.1. Pengenalan Produk Semen White Mortar TR30 merupakan salah satu semen mortar yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa tbk. White Mortar TR30 diproduksi dan

Lebih terperinci

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari kulit bumi yang dapat kita amati langsung

Lebih terperinci

Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017

Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017 Proses Permesinan Konvensional Semester 2 - Tahun 2017 Mesin Gerinda Mesin Gerinda Universal Mesin Gerinda Datar Mesin Gerinda Crankshaft Roda Gerinda Oleh : Bella Rukmana Mesin Gerinda Mesin gerinda adalah

Lebih terperinci

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, TOP 5 PRODUCTS WELDPRIME WELDPAINT WELDNAT WELDGROUT Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding, mencegah bocor dan lembab WELDCRETE COATING Waterproof Coating untuk mencegah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BATA EKSPOS SEBAGAI SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL DINDING UNTUK RANCANGAN BANGUNAN

BATA EKSPOS SEBAGAI SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL DINDING UNTUK RANCANGAN BANGUNAN Jurnal ruang VOLUME NOMOR September 010 BATA EKSPOS SEBAGAI SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL DINDING UNTUK RANCANGAN BANGUNAN Oleh : Dian Rifany Kurniaty,Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik - Universitas Tadulako

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan

Lebih terperinci

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si. Abstrak Mortar adalah campuran yang terdiri dari semen, pasir dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 88 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN 89 LAMPIRAN 2 SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN 90 91 LAMPIRAN 3 INSTRUMEN MOTIVASI BELAJAR IPA SEBELUM UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS No Pernyataan 1. Saya senang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kuat Geser Balok Bentang geser pada balok beton tanpa tulangan geser terjadi di daerah sepanjang kurang lebih tiga kali tinggi efektif balok. Retak akibat tarik diagonal

Lebih terperinci

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED DESKRIPSI Semen Instan sebagai perekat untuk pemasangan Bata Ringan (AAC Block) dengan bahan dasar semen, pasir silika, filler dan adi>f yang dcampur secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah

Lebih terperinci

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN Pasal 1 : Batu Bata 1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku. 2. Batu bata mempunyai dimensi seperti

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melebihi daya dukung tanah yang diijinkan (Sukirman, 1992). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkerasan Jalan Perkerasan jalan adalah suatu lapisan yang berada di atas tanah dasar yang sudah dipadatkan, dimana fungsi dari lapisan ini adalah memikul beban lalu lintas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE 54 NEUTRON, VOL.10, NO.2, AGUSTUS 2010: 54-59 PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE Sri Utami ABSTRAK Limbah marmer di Campurdarat Kabupaten Tulungagung sangat berlimpah, karena Tulungagung

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar perancangan pada Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA ini terlahir dari pendekatan Arsitektur Perilaku. Dengan menganalisa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI

BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI BAB V : DETAIL PELAKSANAAN PRAKTIK PROFESI 5.1. Waktu pelaksanaan praktik profesi Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Persiapan (galian) Pekerjaan struktur Pekerjaan finishing

Lebih terperinci

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH. PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo terdiri dari hasil pengujian agregat, pengujian

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN Lapis permukaan jalan pada umumnya menggunakan : 1. Perkerasan Lentur perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan

Gambar 2.1 Lapis Perkerasan Jalan Lampiran TA19. Contoh penulisan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Kontruksi perkerasan lentur (flexible pavement) merupakan jenis perkerasan dengan aspal sebagai bahan pengikat yang telah banyak digunakan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON

BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON BAB V PEMBAHASAN 5.1 STRUKTUR BETON Beton bertulang adalah struktur komposit yang sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan. Pada struktur beton bertulang terdapat berbagai keunggulan akibat

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Strata

Lebih terperinci

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian 7 3.2. Data Yang Diperlukan Untuk kelancaran penelitian maka diperlukan beberapa data yang digunakan sebagai sarana

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45... MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...... 13 BUKU PENILAIAN 2011 K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA KONSTRUKSI DINDING BATU BATA Mengambar Rekayasa HSKK 208 Pendahuluan Batu bata adalah salah satu jenis bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa bahan lain, yang dibakar pada

Lebih terperinci

PENGARUH PASIR PADA PEMBUATAN BETON SIKAT DI DINDING

PENGARUH PASIR PADA PEMBUATAN BETON SIKAT DI DINDING PENGARUH PASIR PADA PEMBUATAN BETON SIKAT DI DINDING *1 Rislan Syarif, Ardiansyah *2 *1 Staf Pengajar Universitas Bandar Lampung, FT, PSArsitektur *2 Staf Pengajar Universitas Bandar Lampung, FT, PSArsitektur

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH Burhanuddin Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: amin.burhanuddin@gmail.com Abstract. Studi ini tentang, berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam hukum ekonomi memiliki berbagai banyak kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Rumah

Lebih terperinci

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2

b. Komponen D2 Berat komponen adalah 19,68 kg Gambar 65. Komponen D1 Gambar 66. Komponen D2 1. Varian I Varian I memiliki tiga buah komponen yaitu komponen D1 yang berfungsi sebagai dinding utama, komponen D2, komponen D3 dan komponen D4. Varian I dikembangkan dalam modul 70 x 60 cm. a. Komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aspal Aspal didefinisikan sebagai material berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sudah pernah dilakukan dan dapat di jadikan literatur untuk penyusunan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ishaq Maulana

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton menggunakan kapur alam dan menggunakan pasir laut pada campuran beton

Lebih terperinci

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100 PENGGUNAAN MDU Plasteran digunakan sebagai material penutup dinding bata konvensional ataupun bata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi sampai bewarna kemerah-merahan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hidrolis yang jika dicampur dengan air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Taman Pintar dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang publik yang semakin menurun, salah satunya adalah Taman Senaputra di kota Malang. Seperti

Lebih terperinci

Paving Block. Construction s Materials Technology

Paving Block. Construction s Materials Technology Paving Block Construction s Materials Technology introduction flooring stone used as in interior pedestrian wearing surface. (ASTM C 119) paving stone used in an interior pedestrian wearing surface as

Lebih terperinci

Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal

Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal Pertimbangan Dalam Penentuan Lantai Untuk Rumah Tinggal Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn., M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Rumah merupakan

Lebih terperinci

Bata Lempung sebagai material alteratif pengganti batu bata merah

Bata Lempung sebagai material alteratif pengganti batu bata merah Bata Lempung sebagai material alteratif pengganti batu bata merah Latar belakang Saat ini bahan banguanan dinding di dominasi oleh bata merah dan batako bila orang berbicara tentang bahan bangunan dinding

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Umum Menurut SNI 03-3430-1994, dinding memiliki 2 macam yaitu: dinding pasangan (non-structural) atau dinding yang berperan menopang atap dan sama sekali tidak menggunakan cor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat, dan kadang-kadang

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan PERBANDINGAN BERAT ISI DAN REMBESAN BATA BETON RINGAN DENGAN PENAMBAHAN MINERAL ALAMI ZEOLIT ALAM BERGRADASI TERTENTU DENGAN DAN TANPA PERAWATAN KHUSUS Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEKUATAN LENTUR, KETAHANAN TERHADAP AIR DAN PANAS MATAHARI SERTA KEMAMPUAN REDUKSI BUNYI TERHADAP BEBERAPA MACAM CALCIUM SILICATE BOARD

PENGUJIAN KEKUATAN LENTUR, KETAHANAN TERHADAP AIR DAN PANAS MATAHARI SERTA KEMAMPUAN REDUKSI BUNYI TERHADAP BEBERAPA MACAM CALCIUM SILICATE BOARD PENGUJIAN KEKUATAN LENTUR, KETAHANAN TERHADAP AIR DAN PANAS MATAHARI SERTA KEMAMPUAN REDUKSI BUNYI TERHADAP BEBERAPA MACAM CALCIUM SILICATE BOARD SEBAGAI BAHAN EKSTERIOR BANGUNAN Dwi 1, Aditya 2, Handoko

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Non Pasir Beton merupakan bahan bangunan yang amat populer di masyarakat karena bahan dasarnya mudah diperoleh. Salah satu kekurangan dari beton adalah berat jenisnya

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Batako 3.1.1 Pengertian Batako Batako merupakan bahan bangunan yang berupa bata cetak alternatif pengganti batu bata yang tersusun dari komposisi antara pasir, semen Portland

Lebih terperinci

PENGERTIAN BATU DAN JENISNYA

PENGERTIAN BATU DAN JENISNYA PENGERTIAN BATU DAN JENISNYA Batu adalah benda padat yang tebuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batu. Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis,

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK Batuan merupakan syarat yang penting untuk memperkuat bangunan teknik, karena dapat berfungsi sebagai lapisan pelindung : bangunan tanah, penutup dari dinding bangunan, dasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bahan dan Struktur Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana di Kampus Bukit Jimbaran. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

DAFTAR PUSTAKA. Literatur DAFTAR PUSTAKA Literatur 1. Le Brass, Jean, Introduction To Rubber, Hart Publishing Company,Inc., New York City, 1965. 2. Latif, S.M, Karet, Vorkink-Van Hoeve, Bandung, 1950. 3. Pageone, Design secrets:

Lebih terperinci

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan penutup lantai dan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan ICS 91.010.20 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai Opak Sungai Opak atau kali opak adalah nama sungai yang mengalir di Daerah Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d.

1. Berdasarkan warnanya, tingkat kesuburan tanah dapat diketahui ketika warnanya. a. lebih hitam b. lebih terang c. abu-abu d. Lampiran 1 SOAL UJI VALIDITAS PRETES DAN POSTES MATERI : Proses Pembentukan Tanah Sekolah : SD N Salatiga 02 Waktu : 40 menit Nama : Kelas : No : I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d didepan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting. Sifatsifatnya yang terutama penting dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL SAFRIN ZURAIDAH 1, HANDO 2, K BUDIHASTONO Jurusan Teknik Sipil-UNITOMO Surabaya Email : safrini@yahoo.com Abstrak Dunia usaha properti

Lebih terperinci

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu

berlemak, larut dalam CCU serta tidak larut dalam air. Jika dipanaskan sampai suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Aspal Aspal didefinisikan sebagai bahan yang berwarna hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, mempunyai sifat lekat baik dan berlemak,

Lebih terperinci