CETAK BIRU PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
|
|
- Ratna Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 CETAK BIRU PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA V
2 ,3/,8,3 : :2!07-,3,3 $,7, 1. UU No.7/1992 tentang Perbankan memberikan peluang untuk membuka bank yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil. Indonesia memasuki era dual banking system, di mana bank dengan prinsip bagi hasil dan bank konvensional secara bersama-sama mendukung pembangunan perekonomian Nasional. 2. UU No.10/1998, yang merupakan amandemen dari UU No.7/1992 tentang Perbankan, memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Bank konvensional dimungkinkan untuk membuka unit usaha syariah. 3. UU No.23/1999 yang selanjutnya diamandemen dengan UU No.3/2004 tentang Bank Indonesia, memberi kewenangan kepada BI sebagai otoritas pengawasan perbankan syariah, dan memungkinkan BI untuk dapat menggunakan instrumen kebijakan moneter berdasarkan prinsip syariah. Back to Framework 2
3 Perbankan Syariah Sebagai Bagian dari Sistem Keuangan Nasional Pengembangan Perbankan Syariah sejalan dengan API dan ASKI Sistem Keuangan yang Sehat, Efisien dan Stabil untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) The Indonesian Financial System Architecture Perbankan Arsitektur Perbankan Indonesian Indonesia Banking Architecture (API) Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia Pasar Modal Dana Pensiun Microfinance Asuransi Pegadaian Perusahaan Pembiayaan Sistem Pembayaran Sektor Moneter Pasar Valas Sektor Riil dan Fiskal 3
4 Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah adalah untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yg Tinggi dan Berkualitas 1. Menyediakan alternatif jasa keuangan dan perbankan. 2. Tidak melakukan transaksi yg bersifat spekulatif di pasar valas dan di pasar modal, (built-in characteristic dari bank syariah). 1. Meningkatkan mobilisasi dana masyarakat u/ pembiayaan pembangunan nasional & mendukung kelancaran sistem pembayaran. 2. Mendukung stabilitas harga dan meningkatkan daya tahan sistem keuangan terhadap economic shocks. 3. Menciptakan harmonisasi antara sektor keuangan dengan sektor produktif riil (re-attachment) melalui penyediaan likuiditas yang sesuai dengan aktivitas riil perekonomian. 4.Mendorong fungsi sosial, memperluas jangkauan pertumbuhan ekonomi kepada UMK dan ekonomi lemah, melalui peran perbankan syariah dalam voluntary sector (CSR, ZISWaH). 3. Mengurangi excess liquidity trap. Memperkuat sektor produktif perekonomian dan mendukung pencapaian inflasi yg rendah. 4. Memperkuat ketahanan sistem perekonomian melalui pemberdayaan UMKM yg dapat menyerap tenaga kerja/mengurangi pengangguran dan social safety net menciptakan quality of growth. Link to: Perbankan Syariah Mendorong Harmonisasi Antara Sektor Keuangan dan Sektor Riil Ekonomi 4
5 7, , 7:!03 02-,3,3!07-,3,3 $,7, 80-:, ,9,,3 /, ,3,3 3/:897!07-,3,3 $,7, VISI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 6 Pilar API LANDASAN HUKUM PERBANKAN SYARIAH VISI & MISI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH LANDASAN FILOSOFI PERBANKAN SYARIAH Peluang & Tantangan Pengembangan Perbankan Syariah Paradigma Pengembangan Perbankan Syariah Struktur Industri Perbankan Syariah Infrastruktur Industri Perbankan Syariah 6 Sasaran Strategis Pengembangan 6 Pilar Pengembangan Perbankan Syariah 4 Tahapan Pencapaian 112 Program Inisiatif 5
6 Visi dan Enam Pilar API Sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi nasional Struktur Perbankan yang Sehat Sistem Pengawasan yang Independen dan Efektif Infrastruktur Pendukung yang Mencukupi Sistem Pengaturan yang Efektif Industri Perbankan yang Kuat Perlindungan Nasabah Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6 Back to Framework CetakBiru 6
7 Falsafah Ekonomi Syariah sebagai Landasan Filosofis Perbankan Syariah Masyarakat Sejahtera Material & spiritual 1 Tujuan Kesuksesan yang hakiki dalam berekonomi berupa tercapainya kesejahteraan yang mencakup kebahagiaan (spiritual) dan kemakmuran (material) pada tingkatan individu dan masyarakat. Keadilan Keseimbangan Kemaslahatan 3 Pilar Tiga Pilar Ekonomi Syariah: - aktifitas ekonomi yang berkeadilan dg menghindari eksploitasi berlebihan, excessive hoardings/ unproductive, spekulatif, dan kesewenang-wenangan. - adanya keseimbangan aktivitas di sektor riil-finansial, pengelolaan risk-return, aktivitas bisnis-sosial, aspek spiritual-material & azas manfaat-kelestarian linkungan - Orientasi pada kemaslahatan yg berarti melindungi keselamatan kehidupan beragama, proses regenarasi, serta perlindungan keselamatan jiwa, harta dan akal. Kebersamaan Universal Hukum Muamalah Akhlak Ketuhanan Yang Maha Esa 4 Fondasi Fondasi Ekonomi Syariah: Meletakkan tata hubungan bisnis dalam konteks kebersamaan universal untuk mencapai kesuksesan bersama. Kaidah2 hukum muamalah di bidang ekonomi yang membimbing aktivitas ekonomi shg selalu sesuai dgn syariah. Akhlak yang membimbing aktivitas ekonomi senantiasa mengedepankan kebaikan sbg cara mencapai tujuan. Ketuhanan Yang Maha Esa yg menimbulkan kesadaran bahwa setiap aktivitas manusia memiliki akuntabilitas ketuhanan sehingga menumbuhkan integritas yg sejalan dg prinsip GCG dan market discipline. 7 Back to Framework CetakBiru
8 Visi dan Misi Pengembangan Perbankan Syariah A. VISI Terwujudnya sistem perbankan syariah yang sehat, kuat dan selaras dengan prinsip syariah dalam kerangka keadilan, kemaslahatan dan keseimbangan guna mencapai masyarakat yang sejahtera secara material dan spiritual B. MISI Mewujudkan iklim yang kondusif untuk pengembangan perbankan syariah yang sehat, efisien dan kompetitif atas dasar prinsip syariah dan prinsip kehati-hatian, yang mampu mendukung sektor riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaksi riil, dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional Back to Framework CetakBiru 8
9 Paradigma Pengembangan Perbankan Syariah 1. Fair Treatment 2. Market Driven 3. Sustainable Approach 4. Comply to Sharia Principles 5. Consistent Back to Framework CetakBiru 9
10 6 Pilar Pengembangan Perbankan Syariah Visi Arsitektur Perbankan Indonesia Visi dan Misi Pengembangan Perbankan Syariah Struktur Perbankan Syariah yg sehat Perlindung- an nasabah Terpenuhi- nya prinsip kehati- hatian & kepatuhan syariah Sistem pengawas- an yg indepen- den dan efektif Industri perbankan syariah yg kuat Infrastruktur pendukung yg mencukupi Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Pilar 5 Pilar 6 Back to Framework Cetak Biru 10
11 6 Sasaran Strategis Pengembangan Perbankan Syariah Nasional 1. Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan syariah. 2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah. 3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien. 4. Mendukung penciptaan stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas. 5. Meningkatnya kualitas SDM dan tersedianya SDM secara memadai untuk mendukung pertumbuhan perbankan syariah. 6. Optimalnya fungsi sosial bank syariah melalui perannya dalam memfasilitasi keterkaitan antara voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi rakyat (dhua fa, usaha mikro dan kecil). Back to Framework Cetak Biru 11
12 %,,5,3!03.,5,,3 $,8,7,3!03 02-,3,3!07-,3,3 $,7, Tahap IV ( ) Pencapaian pangsa yang signifikan dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dg sektor keuangan syariah lainnya. Tahap III ( ) Pencapaian standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional. Fokus aktivitas meningkatkan kualitas layanan dan operasional perbankan syariah. Tahap II ( ) Penguatan struktur industri, Fokus aktifitas peningkatan daya saing, efisiensi operasi, pengayaan produk, serta kompetensi dan profesionalisme SDM perbankan syariah Tahap I ( ) Peletakan landasan pengembangan. Fokus aktivitas dalam tahap ini adalah menyusun ketentuan kelembagaan bank syariah dan menyiapkan infrastruktur dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan bank syariah Back to Framework Cetak Biru 12
13 Infrastruktur Industri Perbankan Syariah (2015) Bank Indonesia: Pengawasan bank, Kebijakan moneter & Sistem pembayaran BUS Pasar modal Syariah DPS DPS DPS UUS Pasar Uang Antar Bank Syariah DepKeu-RI: Kebijakan Fiscal Bappepam LK: Pengawasan LKBB & PS Modal BPRS Sektor Sosial Syariah Lembaga Pengawasan LAZ/UPZ Dewan Syariah Nasional Lembaga fatwa Lembaga Arbitrase Syariah Asosiasi Akuntan Asosiasi Bank Syariah Lembaga Keuangan Syariah Non Bank Lembaga Keuangan Mikro Syariah Lembaga Amil Zakat & wakaf Forum Komunikasi Ekonomi Syariah Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Pendidikan & Pelatihan Lembaga Penjaminan Simpanan Lembaga Peradilan Muamalah Lembaga Rating Lembaga Riset IFSB, IIFM, IDB, AAOIFI F Pengawasan F Koordinasi Transaksi Perbankan Kepatuhan syariah 13 Back to Framework Cetak Biru
14 %,7 09!03.,5,,3 809!07-,3,3 $,7, Share Aset Bank Syariah 1,6% 2,8% 5% 7% 9% 10% 15% Asumsi: - momentum akselerasi tetap terjaga dan berkelanjutan. - Faktor-faktor kunci yg mempengaruhi keberhasilan pencapaian target: jumlah bank, jaringan kantor/layanan, variasi produk, SDM, IT, fungsi pengawasan BI, dukungan pemerintah & stakeholder lainnya, kondisi perekonomian dan efektifnya market discipline. 14
15 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar I Back to matrix 1. Terwujudnya bank-bank syariah dengan standar operasi internasional, didukung oleh permodalan yang memadai, berdaya saing serta kompetensi pada jenis pasar yang dipilihnya. 2. Tercapainya pangsa pasar perbankan syariah yang cukup signifikan pada akhir tahun 2015 (sekitar 15%). 3. Jumlah BUS minimal 10% dari perbankan nasional dicapai pada tahun Terwujudnya aliansi strategis bank syariah dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lain. 5. Terwujudnya linkage program antara BUS, UUS dan BPRS dalam melayani sektor UMK, Usaha Menengah dan Korporasi. 15
16 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar II Back to matrix 1. Perbankan syariah memiliki undang-undang tersendiri (UU Bank Syariah) 2. Berlakunya ketentuan perpajakan yang fair bagi transaksi perbankan syariah 3. Tersusunnya standar keuangan syariah untuk mendukung pengembangan produk yang selaras antara aspek syariah dan kehatihatian; 4. Terimplementasinya nilai-nilai syariah secara mikro dalam bentuk ketentuan Good Corporate Governance (GCG) dan terbentuk market discipline. 5. Diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien 6. Dibuatnya peraturan yang spesifik sesuai dengan karakteristik operasional bank syariah. 16
17 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar III Back to matrix 1. Terwujudnya sistem pengaturan dan pengawasan berbasis risiko yang dapat mendorong ke arah terbentuknya self-regulatory system, dengan dukungan IT dan SDM yg memadai. 2. Tercukupinya kebutuhan SDM pengawas bank syariah yang memiliki tingkat keahlian yang tinggi dan dalam jumlah yang proporsional dengan kebutuhan pengawasan; 3. Terwujudnya kerjasama antara otoritas pengawasan perbankan syariah nasional dengan otoritas pengawasan negara lain dalam rangka cross border supervision. 4. Terwujudnya mekanisme dan harmonisasi pengawasan prinsip syariah dalam industri perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah non-bank; 5. Menyempurnakan organisasi Direktorat Perbankan Syariah dan satker lainnya termasuk KBI sesuai dengan kebutuhan pengawasan bank syariah. 6. Terjaganya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi dalam hal penerapan prinsip syariah dalam setiap transaksi. 17
18 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar IV Back to matrix 1. Diterapkannya GCG dalam operasional perbankan syariah. 2. Semakin efisien operasional perbankan syariah. 3. Tercapainya porsi pembiayaan berbasis bagi hasil secara signifikan. 4. Tersedianya SDM bank syariah yang memiliki kualifikasi keahlian internasional dan dalam jumlah yang memadai. 5. Perbankan syariah memiliki IT yang memadai. 6. Perbankan syariah memiliki Internal Control yang memadai untuk memastikan pemenuhan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan syariah. 7. Pengembangan produk perbankan syariah yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna jasa perbankan syariah dengan selalu memperhatikan aspek kehati-hatian dan kepatuhan syariah. 8. Pengembangan jaringan kantor dan layanan bank syariah hingga ke daerah-daerah secara merata serta sesuai kebutuhan masyarakat. 9. Berkembangnya fungsi sosial bank syariah untuk mendorong pengembangan UMK dan pengentasan kemiskinan. 18
19 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar V Back to matrix 1. Terwujudnya pasar keuangan syariah yang efisien dan merefleksikan prinsipprinsip syariah dalam instrumen dan jenis transaksinya. 2. Telah berdiri/berkembang/berfungsinya institusi infrastruktur perbankan syariah, seperti lembaga rating, asosiasi perbankan syariah, lembaga sertifikasi, lembaga arbitrase, lembaga peradilan muamalah, lembaga pendidikan,lembaga riset, lembaga amil zakat & wakaf dan DSN. 3. Semakin meningkatnya kerjasama dg lembaga keuangan Internasional (IFSB, IIFM, IDB, AAOIFI dll) dalam rangka peningkatan standar pengawasan dan standar industri perbankan syariah. 4. Semakin meningkatnya kerjasama dg lembaga domestik dalam mendukung perkembangan industri perbankan syariah. 5. Adanya kesamaan visi dan misi serta kejelasan kedudukan perbankan syariah dalam optimalisasi pengelolaan dana-dana voluntary sector dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM (Cetak biru pengembangan shariah voluntary sector) 6. Mulai berkembangnya pasar keuangan sosial (voluntary sectory) dimana perbankan syariah memiliki peran yang signifikan dalam hal monilisasi danadana sosial dan penyalurannya ke UMK dan pengentasan kemiskinan. 19
20 Penjabaran Sasaran Strategis untuk mendukung pencapaian Pilar VI Back to matrix 1. Tercapainya tingkat pemahaman masyarakat yang tepat mengenai fungsi, peran dan positioning bank syariah dalam masyarakat, produkproduk bank syariah melalui proses sosialisasi yang efektif. 2. Tercapainya tingkat pemahaman nasabah terkait dengan hak dan kewajiban nasabah serta mekanisme penyelesaian apabila terdapat perselisihan melalui proses sosialisasi yang efektif. 3. Terbentuknya Lembaga Mediasi yang memiliki kemampuan untuk melayani pengaduan nasabah/bank syariah. 4. Terwujudnya safety-net keuangan syariah yang merupakan kesatuan dengan konsep operasional perbankan yang berhati-hati. 5. Terwujudnya mekanisme perlindungan konsumen. 20
21 Harmonisasi sektor keuangan dan sektor riil (Perspektif Ekonomi Syariah) Share/Equity Holder REAL ECONOMY FINANCIAL MARKET Entrepreneur Money Market Capital Market Voluntary Sector Market Sh. STN Market Sh. Bond Market Equity Market REGULATOR PLAYER SUPERVISOR ARBITRAGE RATING INSTITUTION Back 21
22 Peran Perbankan Syariah Dalam Mendorong Sektor UMKM INFRASTRUCTURE Donor Institutions T/A Providers Business class fund Voluntary sector funds Technical assistance Regulation CCBs Supervision Information ICBs/IBUs IRBs MSEs Law enforcement Insurance Government voluntary sector funds collecting agency IMFIs Unit Back CCBs=Conventional Commercial Banks; IRBs=Islamic Rural Banks; ICBs=Islamic Commercial Banks; IBUs=Islamic Business Unit; IMFs=Islamic Microfinance Institutions 22
23 Program Akselerasi Back I. Penguatan Sisi Permintaan PENABUNG DEPOSAN INVESTOR DN-LN PEMERINTAH DANA SOSIAL DN-LN BUK (Bank Umum Konvensional) BUK dg UUS BUS (Bank Umum Syariah) Subsidiary BUS Konversi BUS Mendirikan UUS (Unit Usaha Syariah) Mendirikan BUS Ekspansi pembiayaan Pengembangan jaringan & layanan BS Permodalan, manajemen, SDM BS yg kuat Korporasi Retail II. Penguatan Sisi Penawaran 23
24 Infrastruktur Industri Perbankan Syariah: kondisi saat ini (2007) Bank Indonesia: Pengawasan bank, Kebijakan moneter & Sistem pembayaran BUS Pasar modal Syariah DPS DPS DPS UUS Pasar Uang Antar Bank Syariah BPRS DepKeu-RI: Kebijakan Fiscal Bappepam LK: Pengawasan LKBB & PS Modal Dewan Syariah Nasional Lembaga fatwa Lembaga Arbitrase Syariah Asosiasi Akuntan Asosiasi Bank Syariah Lembaga Keuangan Syariah Non Bank Lembaga Keuangan Mikro Syariah Lembaga Amil Zakat Forum Komunikasi Ekonomi Syariah Lembaga Sertifikasi Profesi Lembaga Pendidikan Lembaga Penjaminan Simpanan Lembaga Peradilan Muamalah IFSB, IIFM, IDB, AAOIFI F Pengawasan F Koordinasi Transaksi Perbankan Kepatuhan syariah Back 24
25 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 1.Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan syariah: Tersusunnya standar keuangan syariah untuk mendukung pengembangan produk yang selaras antara aspek syariah dan kehati-hatian; Terimplementasinya nilai-nilai syariah secara mikro dalam bentuk ketentuan Good Corporate Governance (GCG) dan terbentuk market discipline; Terwujudnya mekanisme dan harmonisasi pengawasan prinsip syariah dalam industri perbankan syariah dan lembaga keuangan syariah non-bank; Terjaganya tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi dalam hal penerapan prinsip syariah dalam setiap transaksi. 25
26 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 2. Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah: Diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien Terwujudnya sistem pengaturan dan pengawasan berbasis risiko yang dapat mendorong ke arah terbentuknya self-regulatory system Diterapkannya konsep GCG dalam operasional perbankan syariah Terbentuknya mekanisme dan harmonisasi pengawasan antara perbankan syariah dengan lembaga keuangan syariah non-bank Terlibatnya lembaga-lembaga penelitian perbankan syariah secara konstruktif 26
27 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 3. Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien: Tercapainya pertumbuhan perbankan syariah dalam segi volume yang didukung oleh daya jangkau pelayanan dan varietas produk yang kompetitif Terwujudnya bank-bank syariah dengan standar operasi internasional, daya saing pada tingkat global serta kompetensi pada jenis pasar yang dipilihnya Terwujudnya aliansi strategis dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lain, otoritas pengaturan dan lembaga riset secara domestik dan internasional Terwujudnya mekanisme kerja sama dengan lembaga-lembaga pendukung termasuk instansi terkait dan satuan-satuan kerja di Bank Indonesia Terwujudnya pasar keuangan syariah yang efisien dan merefleksikan prinsip-prinsip syariah dalam instrumen dan jenis transaksinya. Tercapainya Pangsa pasar perbankan syariah 15% pada akhir tahun 2015 dengan jumlah bank 10% dari perbankan nasional. 27
28 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 4. Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat: Terwujudnya safety-net keuangan syariah yang merupakan kesatuan dengan konsep operasional perbankan yang berhati-hati Tercapainya tingkat pemahaman masyarakat yang tepat mengenai fungsi, peran dan positioning bank syariah dalam masyarakat Terwujudnya mekanisme perlindungan konsumen Tercapainya porsi pembiayaan berbasis bagi hasil secara signifikan Berdirinya pusat-pusat penelitian, pendidikan dan pengembangan ekonomi dan perbankan syariah yang dapat mendukung kebijakan secara makro. 28
29 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 5. Tercapainya SDM yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas untuk mendukung pertumbuhan bank syariah: Tersedianya SDM bank syariah yang memiliki kualifikasi keahlian internasional dan dalam jumlah yang memadai; Tercukupinya kebutuhan SDM pengawas bank syariah yang memiliki tingkat keahlian yang tinggi dan dalam jumlah yang proporsional dengan kebutuhan pengawasan; Tersedianya lembaga pendidikan dan pelatihan perbankan syariah yang memiliki kualitas yang baik yang dapat mempersiapkan SDI dalam industri perbankan syariah secara berkesinambungan. 29
30 Penjabaran Strategi Pengembangan Industri Perbankan syariah 6. Optimalnya fungsi sosial bank syariah melalui perannya dalam memfasilitasi keterkaitan antara voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi rakyat (Dhua fa, usaha mikro dan kecil): Adanya kesamaan visi dan misi serta kejelasan kedudukan perbankan syariah dalam optimalisasi pengelolaan dana-dana voluntary sector dalam pengembangan dan pemberdayaan UMKM; Terwujudnya aliansi strategis yang efektif antara perbankan syariah dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lain, didukung oleh otoritas pengaturan dan lembaga riset baik domestik maupun internasional dalam hal pembangunan struktur syariah voluntary sector. 30
31 MODEL OF ISLAMIC SOCIAL SECTOR Supervisor/Regulator Surplus Spending Unit Institutions, Individuals CSR Funds Zakat (Shariah obligatory Funds) Infaq+Shodaqah+Hibah (Shariah voluntary Funds) Cash Waqf (Shariah Evergreen Funds) Social Financial Intermediary Institutions MARKET Social Financial Intermediary Institutions Deficit Spending Unit Institutions, Individuals A. Productive investment (un-bankable): Micro and Small Scale Enterprises Un-employment (start-up business) B. Consumptive investment: Basic needs (food, education, health care). Arbitrage Rating Institution 31
32 Terima Kasih
Latar Belakang. Daftar Isi. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Akselerasi, Peluang dan Tantangan
PERBANKAN SYARIAH 1 Latar Belakang Daftar Isi Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Perkembangan Perbankan Syariah Nasional Akselerasi, Peluang dan Tantangan 2 Latar Belakang Amanah dari UU No.7/1992
Lebih terperinciBAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)
BAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai tahun 1980an Peran sektor perbankan dalam memobilisasikan dana masyarakat mengalami
Lebih terperinciBab 6 MATERI SIP-6 1 LATAR BELAKANG ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) VISI API TUJUAN SASARAN API SISTEMATIKA API
LATAR BELAKANG Bab 6 ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API) Pertumbuhan jumlah bank swasta nasional yang sangat cepat mulai tahun 980an Peran sektor dalam memobilisasikan dana masyarakat mengalami peningkatan
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKSELERASI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
KEBIJAKAN AKSELERASI PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH 2008 Latar belakang 1. Kebijakan dual banking system pada tahun 1992 masih belum tercermin dalam realitas karena dalam kenyataan karena sampai saat ini
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI DAN OBJEK PENELITIAN A. Sekilas Perbankan Syariah di Indonesia Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda
Lebih terperinciPERAN BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM DI INDONESIA
PERAN BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM DI INDONESIA Perkembangan di Indonesia dan Dunia Sumber: Indonesia Outlook, Sri Mulyani, 2018 Indonesia memiliki ruang tumbuh dari pasar domestik
Lebih terperinciRoadmap Keuangan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Syariah Indonesia 2015-2019 Keselarasan Nilai Ekonomi Syariah Nilai-nilai ekonomi syariah memiliki kesamaan dengan nilai-nilai luhur dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia 7 Keselarasan
Lebih terperinciREGULASI ENTITAS SYARIAH
REGULASI ENTITAS SYARIAH KURNIAWAN STRUKTUR REGULASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH HUKUM SYARIAH HUKUM POSITIF FATWA DSN UU ATAU ATURAN DARI LEMBAGA TERKAIT 2 1 LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
Lebih terperinciProgram implementasi API dilaksanakan secara bertahap
TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI API Program implementasi API dilaksanakan secara bertahap dan dimulai tahun dengan perincian sebagai berikut: 1. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional No Kegiatan (Pilar
Lebih terperinciKata Pengantar. i BANK INDONESIA
Kata Pengantar Assalamu alaikum Wr. Wb. Menyadari bahwa pertumbuhan perbankan syariah nasional yang relatif cepat, terutama setelah dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 Tahun
Lebih terperinciRoadmap Perbankan Syariah Indonesia
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 UIKA Bogor, 15 Maret 2016 Departemen Perbankan Syariah AGENDA I. Pendahuluan II. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah III. Kondisi dan Isu Strategis
Lebih terperinciSISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA
SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN DI INDONESIA 1 1 BANK INDONESIA Bank Sentral Republik Indonesia Menetapkan & Melaksanakan Kebijakan Moneter MENCAPAI & MEMELIHARA KESTABILAN NILAI RUPIAH Mengatur dan Menjaga
Lebih terperinciTugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja Heru Setyawan Ella Rizky Aisah
Tugas Manajemen Risiko NAMA KELOMPOK : 1. Aditya Bangun Subagja 20120730021 2. Heru Setyawan 20120730025 3. Ella Rizky Aisah 20120730028 Soal! 1. A. PBI No : 13 / 1 / PBI / 2011 Tentang Penilaian kesehatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INSTITUSI KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA
PERKEMBANGAN INSTITUSI KEUANGAN SYARIAH DI INDONESIA Rapimnas LDII, Balai Kartini, Jakarta 14 Mei 2014 by : Mohamad Hidayat (National Sharia Board of MUI) mhd/dps/lppi/2014 1 Transformasi Praktek Bisnis
Lebih terperinciMANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH
MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH SESI 10: Sistem Keuangan dan Lembaga Keuangan Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA Konsep Uang KBBI alat penukar /standar pengukur nilai yang dikeluarkan pemerintah suatu
Lebih terperinciANALISIS CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT, DAN LOAN TO ASSET RATIO
ANALISIS CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT, DAN LOAN TO ASSET RATIO UNTUK MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS ANTARA PERBANKAN SYARIAH DAN KONVENSIONAL DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat
Lebih terperinciGuna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan,
Program Kegiatan API Guna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan, serta mengacu kepada tantangan-tantangan yang dihadapi perbankan, maka ke-enam pilar API sebagaimana diuraikan di depan akan dilaksanakan
Lebih terperinciPenerapan Hukum dan Etika Bisnis Syariah dalam Transaksi Murabahah Emas dan Gadai Emas
1 Penerapan Hukum dan Etika Bisnis Syariah dalam Transaksi Murabahah Emas dan Gadai Emas Dr. Rifki Ismal Workshop Keuangan Syariah Risk Management International (RMI) Jakarta, 19 April 2012 2 Perbankan
Lebih terperinciInklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017
Inklusi Keuangan dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) UIN Syarif Hidayatullah, 17-18 Juli 2017 OUTLINE I. Inklusi dan Literasi Keuangan II. Pembentukan TPAKD III. Program Kerja TPAKD Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan
Lebih terperinciPengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Jakarta
Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia Jakarta Disampaikan pada A to z Sharia Banking Training Bank KALBAR Pontianak, 6 8 Juli 2004 PENGANTAR
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DI SEKTOR LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH DI SEKTOR LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Universitas Sebelas Maret (Dosen S1, S2, dan S3 Fakultas Hukum UNS Pembantu Rektor II
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah
Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Bogor, 6 November 2017 Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Agenda Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Global Nasional Dasar Hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http//www.bi.go.id.pada Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh
Lebih terperinciJakarta, 11 Oktober Departemen Perbankan Syariah OJK
Jakarta, 11 Oktober 2017 Departemen Perbankan Syariah OJK 2 Agenda Ekonomi dan Keuangan Syariah Global Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Indonesia Kondisi Hukum Perbankan Syariah di Indonesia
Lebih terperinciSEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode
SEJARAH BANK INDONESIA : PERBANKAN Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Perbankan Periode 2 1999-2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 4 3. Langkah-Langkah Strategis
Lebih terperinciATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA
RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank Umum Syariah telah muncul sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI). Keberadaan BMI muncul pasca pemberlakuan UU No. 7 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciSHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016
SHARIA INSURANCE ECONOMIC OUTLOOK 2016 PELUANG, TANTANGAN DAN HARAPAN INDUSTRI ASURANSI SYARIAH DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL DAN GLOBAL TAHUN 2016 Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Indonesia Services
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi Indonesia, erat terkait dan tidak dapat ditinjau selalu diperankan oleh sistem secara terpisah dari kondisi makro ekonomi. Dukungan system keuangan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, selain membuka peluang bisnis yang kian mendunia, pelaku bisnis juga dihadapkan dengan permasalahan yang semakin kompleks dan dinamis
Lebih terperinciPERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1
PERLINDUNGAN dan PEMBERDAYAAN NASABAH BANK DALAM ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA 1 Muliaman D. Hadad 2 I. Pendahuluan Fungsi lembaga perbankan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.03/2017 TENTANG
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan
1 1. PENDAHULUAN 2. 2.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat konvensional adalah
Lebih terperinciPPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017
PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017 Pada 2016, penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 258,7 juta jiwa dan sekitar 85 persen
Lebih terperinciRoadmap Perbankan Syariah Indonesia Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015-2019 Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan AGENDA I. Pendahuluan II. III. Dasar Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah Kondisi dan Isu Strategis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan banyaknya pendirian bank-bank. Baik itu bank milik pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan sebuah industri yang bergerak di bidang keuangan yang memiliki peran penting bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Pada era globalisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data Council of Islamic Banks and Financial Institutions
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri keuangan Islam mengalami perkembangan yang pesat di seluruh dunia. Berdasarkan data Council of Islamic Banks and Financial Institutions (CIBAFI) awal tahun 2005,
Lebih terperinciSosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. SAMARINDA, 2 juli 2015
Sosialisasi UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan SAMARINDA, 2 juli 2015 1 POKOK BAHASAN 1 2 3 4 5 6 Pengertian, Latar Belakang dan Tujuan Pembentukan OJK Fungsi, Tugas dan wewenang OJK Governance
Lebih terperinciSosialisasi. Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada
Sosialisasi Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada Anggota Working Group Perlindungan Konsumen, Asosiasi LJK, Satker Internal OJK Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta,
Lebih terperinciOleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan
1 Perbandingan penyajian laporan keuangan bank syariah di Indonesia sebelum dan setelah adanya PSAK no. 59 (studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri) Oleh: Budi Santoso
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan mengacu kepada. menawarkan rekening dan memberikan pinjaman, memperlancar lalu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank berdasarkan UU no. 7 tahun 1992 jo UU no. 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
Lebih terperinciKonsep Dasar Kegiatan Bank
REGULASI PERBANKAN Konsep Dasar Kegiatan Bank Bank berfungsi sebagai financial intermediary antara source of fund dan use of fund Use of fund Revenue Loan BANK Cost Deposit Source of fund Bank merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan UU ini memicu lahirnya bank syariah yang baru, baik status bank umum syariah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan perbankan syariah di Indonesia semakin ketat seiring dengan diberlakukannya UU No.10 Tahun 1998 sebagai dasar hukum bagi beroperasinya lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial
Lebih terperinciNARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas
NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan
Lebih terperinciIndonesia Menghadapi Globalisasi Kellangan
Indonesia Menghadapi Globalisasi Kellangan DAFTAR lsi DAFTAR 151 Sambutan Gubernur Bank Indonesia Sambutan Deputi Gubernur Bank Indonesia Pengantar Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Daftar lsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi tidak lepas dari peranan sektor perbankan sebagai lembaga pembiayaan bagi sektor riil. Pembiayaan yang diberikan sektor perbankan kepada sektor riil
Lebih terperinciBab I Pendahuluan Latar Belakang
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Lembaga keuangan adalah semua badan yang memiliki kegiatan di bidang keuangan berupa penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama untuk membiayai investasi
Lebih terperinci- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba
PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era Otonomi Daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara
Lebih terperinciARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA: SUATU KEBUTUHAN DAN TANTANGAN PERBANKAN KE DEPAN 1
ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA: SUATU KEBUTUHAN DAN TANTANGAN PERBANKAN KE DEPAN 1 Oleh : Dr. Agus Sugiarto 2 Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan tentang arsitektur perbankan nasional baik itu dari
Lebih terperinciAssalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
KEYNOTE SPEECH DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA PADA ACARA SEMINAR AKHIR TAHUN PERBANKAN SYARIAH Membangun Kapasitas dan Memperkuat Kontribusi Perbankan Syariah dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Jakarta,
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya perekonomian dunia yang secara langsung memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, mendorong semakin berkembangnya kegiatan usaha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai intermediary institution yaitu lembaga keuangan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank atau perbankan merupakan pilar dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena perbankan memiliki peran yang sangat penting sebagai intermediary
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus subprime mortgage di sektor perumahan, disusul kemudian dengan naiknya harga minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Singapore yang telah mengadopsi Kerangka Basel II tentang Risk Based Capital
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Bank UOB Indonesia sebagai salah satu anak perusahaan Grup UOB Singapore yang telah mengadopsi Kerangka Basel II tentang Risk Based Capital Adequacy Requirements
Lebih terperinciKETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Ke-69 Dengan Semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 Kita Dukung Suksesi Kepemimpinan
Lebih terperinciBerbakti Bagi Negeri, Berkarya Untuk Bangsa
Sambutan Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, pada acara peringatan HUT BI ke 54 dengan Stakeholders Eksternal, Jakarta, 2 Juli 2007 (pagi), Menara Sjafruddin Prawiranegara Bank Indonesia. Berbakti
Lebih terperinci1. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Strategis BI
1 1. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Strategis BI VISI BANK INDONESIA Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara bisa berjalan dengan lancar. Pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran perbankan dalam suatu negara sangat penting dalam memacu pertumbuhan perekonomian. Dengan adanya perbankan yang bertindak sebagai financial intermediary
Lebih terperinciPenyediaan SDM yang Handal Sebagai Fondasi Perkembangan Perbankan Syariah
Penyediaan SDM yang Handal Sebagai Fondasi Perkembangan Perbankan Syariah Disampaikan pada Seminar Awal tahun Masyarakat Ekonomi Syariah 2010 Pokok Bahasan : Overview SDM Perbankan Syariah Studi Kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh faktor internal melainkan juga dipengaruhi oleh masyarakat dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perusahaan sebagai bagian dari masyarakat dan lingkungan perlu menyadari bahwa keberhasilan atau prestasi yang dicapai bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penilaian Global Islamic Finance Report (GIFR) (www.jawapos.com), Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau secara global di kenal sebagai Institution of Islamic Finance, mencakup lembaga bank dan nonbank. Berdasarkan penilaian Global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.
Lebih terperinciPara Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;
KEPALA EKSEKUTIF PENGAWASAN PERBANKAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR FORUM KOMUNIKASI DIREKTUR KEPATUHAN PERBANKAN PENERAPAN TATA KELOLA DAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN JAKARTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi nasional dewasa ini menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak
Lebih terperinciSTIE DEWANTARA Pengertian Sistem & Lembaga Keuangan
Pengertian Sistem & Lembaga Keuangan Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 1 Definisi Sistem Keuangan Merupakan kumpulan institusi, pasar, ketentuan perundangan, dan teknik-teknik dimana surat-surat berharga
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Kata Bank dalam kehidupan sehari-hari bukanlah merupakan hal yang asing lagi. Beberapa pengertian bank telah dikemukakan baik oleh para ahli maupun menurut ketentuan undang-undang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia terus mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Negara maju maupun negara berkembang terus menunjukkan perubahan dan perkembangannya, seperti
Lebih terperinciKEYNOTE SPEECH PEJABAT SEMENTARA GUBERNUR BANK INDONESIA PADA SEMINAR "REFORMASI NASIONAL"
KEYNOTE SPEECH PEJABAT SEMENTARA GUBERNUR BANK INDONESIA PADA SEMINAR "REFORMASI SEKTOR KEUANGAN UNTUK MEMPERKUAT FONDASI, DAYA SAING, DAN STABILITAS PEREKONOMIAN NASIONAL" Jakarta, 8 Juli 2010 Yang terhormat
Lebih terperinciMengenal Otoritas Jasa Keuangan
Mengenal Otoritas Jasa Keuangan 1. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN OJK Perkembangan Industri Keuangan Konglomerasi Jasa Keuangan Perlindungan Konsumen Amanat UU Proses globalisasi dalam sistem keuangan dan
Lebih terperinciPROSPEK DUNIA USAHA DAN PEMBIAYAANNYA OLEH PERBANKAN SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA TGL. 7 J J U U N N II
PROSPEK DUNIA USAHA DAN PEMBIAYAANNYA OLLEH PERBANKAN SAMBUTTAN GUBERNUR BANK INDONESII IA TTGLL.. 77 JJUUNNI II 22000044 Pendahuluan 1. Pagi ini saya sangat berbahagia dapat berkumpul bersama untuk membuka
Lebih terperinciLEMBAGA KEUANGAN DAN STABILITAS KEUANGAN. Hadi Cahyono SE, MM
LEMBAGA KEUANGAN DAN STABILITAS KEUANGAN Hadi Cahyono SE, MM PENGERTIAN LEMBAGA KEUANGAN Semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan, dan penyaluran dana kepada masyarakat, terutama
Lebih terperinciMateri 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah. by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM.
Materi 3 Tujuan & Prinsip Bisnis Syariah by HJ. NILA NUROCHANI, SE., MM. 1 Latar Belakang Kritik terhadap bisnis konvensional 2 cenderung bebas value dan amoral a. Berbicara pada dataran keilmuan manusia
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG PAKET KEBIJAKAN EKONOMI MENJELANG DAN SESUDAH BERAKHIRNYA PROGRAM KERJASAMA DENGAN INTERNATIONAL MONETARY FUND PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam
Sambutan Utama Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Seminar Internasional IFSB Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam Jakarta, 31 Maret 2015 Bismillahirrahmanirrahiim, Yang Terhormat: Tn.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia untuk menembus pasar global atau meningkatkan ekspornya atau menghadapi persaingan dari produk-produk impor
Lebih terperinciINDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT Prof. Dr. Sri Adiningsih Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Pontianak, 26 Oktober 2016 RAKERNAS PERBARINDO
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016 TENTANG PENINGKATAN LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN UNTUK KONSUMEN DAN/ATAU
Lebih terperinciPerbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini, Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan
Perbankan Syariah Indonesia: Perkembangan Terkini, Arah Kebijakan dan Strategi Pengembangan Oleh: Rifki Ismal, PhD. Departemen Perbankan Syariah BANK INDONESIA Training of Trainers Dosen/Pengajar Ekonomi,
Lebih terperincikemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5327 PERBANKAN. BI. Bank Umum. Saham. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 144) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 8 /PBI/2012
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus fund). Pendapatan
Lebih terperinciMembangun Fundamental Perbankan yang Kuat 1
Membangun Fundamental Perbankan yang Kuat 1 Oleh : Dr. Agus Sugiarto 2 Industri perbankan nasional saat ini telah memiliki Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang merupakan suatu blueprint mengenai arah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu lembaga keuangan yang mendukung perekonomian negara adalah Bank. Bank merupakan salah satu institusi
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 IV. ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA ( A P I ) A. Pendahuluan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi maupun modal kerja. Perkembangan yang pesat tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara digerakkan antara lain oleh sektor riil dan jasa, dimana untuk berkembang dibutuhkan suntikan dana sebagai investasi maupun modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, maka seharusnya dalam menjalankan segala aktivitas kehidupan sesuai dengan aturan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Darmawi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Darmawi (2006:29) menjelaskan risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuka islamic division di bank tersebut. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan Islam dewasa ini mengalami perkembangan yang pesat di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan makin banyaknya bankbank yang menerapkan konsep syariah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perbankan yang sehat dibangun dengan pemodalan yang kuat sehingga akan mendorong kepercayaan nasabah (stakeholder) yang selanjutnya akan membantu bank untuk
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI IHSG
BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari
Lebih terperinciKEBIJAKAN MONETER DAN DEREGULASI PERBANKAN INDONESIA
KEBIJAKAN MONETER DAN DEREGULASI PERBANKAN INDONESIA Garis Besar Kebijakan Moneter dan Deregulasi Perbankan Indonesia 1. PENDAHULUAN a. KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO DAN SEKTOR KEUANGAN SEBELUM KRISMON 1997
Lebih terperinciEKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH
EKONOMI SOLUTIF DAN APLIKATIF DENGAN PRINSIP SYARIAH Elkarima von Zechs @mommyvonzechs Pendahuluan Wacana ekonomi syariah mulai mengemuka seiring dengan luruhnya kepercayaan masyarakat terhadap stabilitas
Lebih terperinci