SKRIPSI diajukan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan SI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI diajukan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan SI"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF BERDASARKAN IKLAN DI MEDIA CETAK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS X E SMA 8 SEMARANG SKRIPSI diajukan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan SI oleh: nama : Ika Sari Astarina NIM : prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

2 SARI Astarina, Ika S. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X E SMA 8 Semarang. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wagiran, M.Hum., Pembimbing II: Drs. Suparyanto. Kata kunci : keterampilan menulis paragraf persuasi, iklan di media cetak, model pembelajaran dan penilaian portofolio. Keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA 8 Semarang masih rendah. Hal itu disebabkan oleh tindakan pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif. Guru kurang bervariasi dalam menggunakan strategi pembelajaran, sehingga siswa kurang antusias dan merasa bosan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tindakan kelas. Masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi dan bagaimana perubahan perilaku siswa kelas X E SMA 8 Semarang setelah digunakan model pembelajaran dan penilaian portofolio serta media iklan di media cetak pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi dan bagaimana perubahan perilaku siswa kelas X E SMA 8 Semarang setelah digunakan model pembelajaran dan penilaian portofolio serta media iklan di media cetak pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA 8 Semarang. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dalam empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik tes dan teknik nontes. Teknik tes dilakukan setelah pembelajaran berakhir, yaitu berupa soal tes membuat paragraf persuasi. Sedangkan teknik nontes dilakukan dengan membuat portofolio, observasi, wawancara, dan membagi jurnal. Hasil data tes dan nontes dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif untuk data tes dan analisis data kualitatif untuk data nontes. Hasil rata-rata tes keterampilan menulis paragraf persuasi siklus I adalah Sedangkan nilai tes pada siklus II adalah Nilai tes tersebut meningkat sebesar atau 15.02% dari siklus I yang semula menjadi Peningkatan nilai tes keterampilan menulis paragraf persuasi diperoleh dengan perbaikan pada siklus II, yaitu dengan mengganti iklan yang lebih menarik agar siswa lebih mudah dalam menuangkan gagasan. Hasil nontes menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa menjadi lebih positif. Siswa lebih kreatif dalam membuat portofolio dan disiplin mengumpulkan tugas. Selain itu, siswa lebih ii

3 antusias dan tidak lagi merasa bosan dengan pembelajaran. Siswa juga merasa lebih semangat untuk menulis. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa pembelajaran melalui model pembelajaran dan penilaian portofolio serta media iklan di media cetak dapat meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi serta dapat merubah perilaku belajar siswa kelas X E SMA 8 Semarang. Oleh karena itu, pembelajaran ini dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. iii

4 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitian ujian skripsi. Semarang, Juli 2009 Pembimbing I, Pembimbing II, Drs. Wagiran, M.Hum. Drs. Suparyanto NIP NIP iv

5 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang hari : Selasa tanggal : 4 Agustus 2009 Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Rustono, M.Hum. Drs. Haryadi, M.Pd. NIP NIP Penguji I, Dr. Subyantoro, M.Hum. NIP Penguji II, Penguji III, Drs. Suparyanto Drs. Wagiran, M.Hum. NIP NIP v

6 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, Juli 2009 Peneliti, Ika Sari Astarina vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Dibalik kesuksesan pasti ada usaha yang gigih, kesabaran adalah kunci keberhasilan seseorang, karena dengan bersabar seseorang dapat berpikir sehat, selama ada perjuangan yang sungguh-sungguh dan niat yang baik, Tuhan pasti akan memberikan kemudahan bagi kita. Karya ini kupersembahkan kepada: 1. Kedua orang tuaku, 2. orang terdekatku 3. teman-temanku seperjuangan vii

8 PRAKATA Puji syukur kepada Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X E SMA 8 Semarang. Skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan, motivasi, dan fasilitas dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi izin penelitian untuk menyusun skripsi ini; 2. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan arahan dan izin penelitian kepada penulis; 3. Drs. Wagiran, M.Hum., dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini; 4. Drs. Suparyanto, dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini; 5. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ilmu dan pengalaman yang sangat berharga kepada penulis; 6. Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Bahasa Indonesia, dan siswa kelas X E SMA 8 Semarang, yang telah memberi izin dan bantuan kepada penulis; 7. Keluarga dan sahabat-sahabatku yang telah membantuku dalam kebersamaan; 8. Semua pihak dan instansi yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan dapat menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan. viii

9 Semarang, Juli 2009 Peneliti, Ika Sari Astarina ix

10 DAFTAR ISI Halaman SARI... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN KELULUSAN... v PERNYATAAN... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR DIAGRAM... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Kajian Pustaka Landasan Teoretis Hakikat Menulis Paragraf Persuasi Iklan di Media Cetak Portofolio Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan x

11 BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Proses Tindakan pada Siklus I Proses Tindakan pada Siklus II Subjek Penelitian Variabel Penelitian Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Variabel Iklan di Media Cetak Variabel Model Pembelajaran Variabel Penilaian Portofolio Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes Teknik Pengumpulan Data Teknik Tes Teknik Nontes Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus I Siklus II Pembahasan Peningkatan Hasil Tes Siswa Perubahan Perilaku Siswa BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Kriteria penilaian paragraf persuasi Tabel 2 Kriteria penilaian portofolio Tabel 3 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi. siklus I Tabel 4 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi tiap aspek Tabel 5 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek isi gagasan Tabel 6 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek organisasi Isi Tabel 7 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek diksi Tabel 8 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek ejaan dan tanda baca Tabel 9 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek persuasif Tabel 10 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek kreativitas Tabel 11 Hasil nilai portofolio siklus I Tabel 12 Hasil nilai portofolio tiap aspek pada siklus I Tabel 13 Hasil observasi siklus I Tabel 14 Hasil jurnal siklus I Tabel 15 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi siklus II Tabel 16 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi tiap aspek xii

13 Tabel 17 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek isi gagasan Tabel 18 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek organisasi isi Tabel 19 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek diksi Tabel 20 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek ejaan dan tanda baca Tabel 21 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek persuasif Tabel 22 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi aspek kreativitas Tabel 23 Hasil nilai portofolio siklus II Tabel 24 Hasil nilai portofolio tiap aspek pada siklus II Tabel 25 Hasil observasi siklus II Tabel 26 Hasil jurnal siklus II Tabel 27 Perbandingan rata-rata nilai dan skor nilai tiap aspek keterampilan menulis paragraf persuasi Tabel 28 Peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II Tabel 29 Hasil perubahan jurnal siswa dari siklus I ke siklus II xiii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Guru melakukan apersepsi Gambar 2 Proses pembelajaran siklus I Gambar 3 Siswa mengerjakan tugas menulis paragraf persuasi dan portofolio pada siklus I Gambar 4 Siswa menyimpulkan pembelajaran dan mengisi jurnal pada siklus I Gambar 5 Guru menjelaskan kesalahan siswa pada siklus I dan memberi catatan tambahan pada iklus II Gambar 6 Siswa menulis paragraf persuasi pada siklus II Gambar 7 Siswa membuat portofolio pada siklus II Gambar 8 Siswa menyimpulkan pembelajaran dan mengisi jurnal Gambar 9 Siswa kurang serius ketika mendengarkan penjelasan guru pada siklus I Gambar 10 Siswa masih bingung ketika mengikuti pembelajaran siklus I Gambar 11 Siswa tenang ketika mengikuti pembelajaran siklus II xiv

15 DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 1 Persentase hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi siklus I Diagram 2 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi tiap aspek siklus I Diagram 3 Hasil nilai portofolio siklus I Diagram 4 Hasil nilai tiap aspek portofolio siklus I Diagram 5 Hasil observasi siklus I Diagram 6 Persentase hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi siklus II Diagram 7 Hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi tiap aspek siklus II Diagram 8 Hasil nilai portofolio siklus II Diagram 9 Hasil nilai tiap aspek portofolio siklus II Diagram 10 Hasil observasi siklus II Diagram 11 Perbandingan nilai rata-rata menulis paragraf persuasi siswa tiap aspek pada siklus I dan siklus II xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 Daftar Nama Siswa Kelas X E SMA 8 Semarang Lampiran 4 Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Persuasi Lampiran 5 Hasil Penilaian Menulis Paragraf Persuasi Siklus I Lampiran 6 Hasil Penilaian Menulis Paragraf Persuasi Siklus II Lampiran 7 Pedoman Penyusunan Portofolio Lampiran 8 Kriteria Penilaian Portofolio Lampiran 9 Lembar Angket Penilaian Diri Lampiran 10 Hasil Penilaian Portofolio Siklus I Lampiran 11 Hasil Penilaian Portofolio Siklus II Lampiran 12 Pedoman Observasi Lampiran 13 Hasil Observasi Siklus I Lampiran 14 Hasil Observasi Siklus II Lampiran 15 Pedoman Jurnal Guru Lampiran 16 Hasil Jurnal Guru Siklus I Lampiran 17 Hasil Jurnal Guru Siklus II Lampiran 18 Pedoman Jurnal Siswa Lampiran 19 Hasil Jurnal Siswa Siklus I Lampiran 20 Lembar Jurnal Siswa Siklus I xvi

17 Lampiran 21 Hasil Jurnal Siswa Siklus II Lampiran 22 Lembar Jurnal Siswa Siklus II Lampiran 23 Pedoman Wawancara Lampiran 24 Hasil Wawancara Siklus I Lampiran 25 Hasil Wawancara Siklus II Lampiran 26 Hasil Tugas Siswa Lampiran 27 Surat Penetapan Dosen Pembimbing Lampiran 28 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah Lampiran 29 Surat Keterangan Lulus EYD xvii

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai sasaran pembelajaran di sekolah. Menurut Usman (dalam Suryosubroto 2002:19), proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas dalam Cahyani 2008:1). Keterampilan menulis dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi tidak langsung dan merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa di samping keterampilan berbicara. Artinya, menulis sangat penting untuk pembelajaran siswa agar siswa dapat berpikir secara kritis. Terampil menulis tidak datang secara alamiah, tetapi menulis memerlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus dari bentuk tulisan yang paling ringan dan sederhana sampai yang luas dan mendalam. Siswa yang kurang mampu menulis dengan baik kemungkinan akan menghadapi kendala dalam berkomunikasi. Misalnya, menulis pesan, surat, laporan, iklan dan berbagai macam bentuk komunikasi tulis yang lain sangat memerlukan suatu keterampilan menulis yang baik, agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh pembaca. 1

19 2 Kurniawan (2009) juga mengemukakan bahwa menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Meskipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa kering dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Mengacu kepada pemikiran di atas, jelaslah bahwa menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan (membahasatuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu tindak komunikasi antara penulis dengan pembaca. Pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan menulis karangan. Dalam pembelajaran menulis, diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat karangan namun juga diperlukan kecermatan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Diantaranya siswa harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi karangan yang utuh dan mudah memahami oleh pembaca. Salah satu komunikasi tulis yang dapat digunakan untuk menyampaikan maksud pada pembaca atau orang lain yaitu penggunaan paragraf persuasi. Paragraf persuasi bertujuan untuk meyakinkan, mengajak atau mempengaruhi pembaca melakukan sesuatu seperti yang tertulis dalam paragraf tersebut

20 3 (Wiyanto 2004:68). Penggunaan paragraf persuasi dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran menulis paragraf persuasi sangat penting diajarkan oleh siswa di sekolah agar siswa memiliki keterampilan menulis yang baik dan benar serta sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat. Menulis paragraf persuasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam standar kompetensi berbahasa kelas X Sekolah Menengah Atas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar kompetensi tersebut mengharapkan siswa mampu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato (Depdiknas 2006). Sedangkan indikatornya ada dua, yaitu pertama, mampu menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca. Kedua, mampu menulis paragraf persuasi sesuai dengan iklan di media cetak. Jika salah satu dari indikator tersebut tidak dapat dikuasai siswa, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menulis paragraf persuasi terutama dalam mengembangkan idenya. Meskipun kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan siswa setiap hari, tetapi masih banyak kesalahan pada tulisan siswa dalam menulis paragraf persuasi di SMA N 8 Semarang khususnya kelas X E. Kesalahan yang dibuat siswa pada umumnya adalah, (1) kurang tepat dalam menggunakan kata (diksi), (2) kurang terampil dalam menyusun kalimat yang efektif, (3) kurang jelas dalam menyampaikan ide, (4) kurang tepat dalam penggunaan ejaan, (5) kurang terampil dalam menyusun kepaduan dan kesesuaian menyusun paragraf. Terkait dengan kedua indikator tersebut, yaitu pertama mampu menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca. Kedua, mampu menulis paragraf persuasi sesuai dengan iklan di media cetak. Siswa kelas X E SMA 8 Semarang masih mengalami kesulitan untuk mencapai kedua indikator tersebut. Hal itu terbukti ketika dilakukan wawancara

21 4 baik dengan guru atau siswa. Ada dua faktor penyebab siswa masih kesulitan menulis paragraf persuasi, yaitu faktor dari siswa dan faktor dari guru baik secara umum atau khusus. Secara umum, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, sehingga indikator tersebut tidak dapat dicapai siswa. Selain itu, siswa juga tidak bersemangat ketika mengikuti pembelajaran, sehingga suasana kelas kurang produktif. Tidak hanya faktor dari siswa, penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga kurang variatif, sehingga siswa mudah bosan dengan pembelajaran dan hasil belajar kurang maksimal. Strategi belajar yang digunakan selama ini masih bersifat satu arah artinya pembelajaran dengan metode ceramah. Guru pada umumnya hanya menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan teori menulis paragraf persuasi saja, misalnya tentang jenis-jenis paragraf, pengertian paragraf persuasi, dan ciri-ciri paragraf persuasi, sehingga siswa kurang aktif. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas kurang baik. Secara khusus, dalam menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA 8 Semarang belum mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Sebagian besar siswa belum bisa membedakan paragraf persuasi dengan paragraf argumentasi, sehingga siswa hanya menunjukkan data, fakta, atau bukti tanpa ada kata-kata yang bertujuan untuk mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan bacaan. Sedangkan faktor dari guru karena kurangnya latihan-latihan menulis, sehingga siswa kurang terampil menulis. Agar keterampilan menulis paragraf persuasi siswa dapat berkembang lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar, diperlukan juga suatu media yang mendukung agar siswa dapat dengan mudah mengembangkan idenya. Peranan media sangat penting dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi

22 5 karena media merupakan wahana penyalur atau wadah pesan pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Di samping dapat menarik perhatian siswa, media pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam pelajaran. Dalam penerapan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi belajar. Penggunaan media belajar yang kreatif dan inovatif menjadi pendukung pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas. Penggunaan media pembelajaran tidak harus canggih dan modern tetapi guru juga dapat menggunakan media yang sederhana, mudah dicari, dan praktis. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi adalah media cetak. Dalam media cetak terdapat berbagai macam iklan yang berfungsi untuk menyampaikan pesan atau maksud berupa barang atau jasa yang ditawarkan kepada pembaca. Hal-hal yang disampaikan dalam media cetak dapat memberikan stimulus pada siswa dalam mengembangkan idenya dalam bentuk paragraf persuasi. Pada dasarnya iklan termasuk dalam persuasif karena berisi ajakan, himbauan atau saran terhadap pembaca agar pembaca malakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan iklan tersebut. Misalnya, iklan obat sakit kepala. Dalam iklan tersebut dianjurkan jika sakit kepala segera minum obat sakit kepala merk tertentu, maka akan segera sembuh tanpa ngantuk. Pemirsa yang melihat iklan akan segera membeli obat tersebut karena obat itu dapat diminum tanpa ngantuk atau efek samping. Informasi yang terdapat pada iklan di media cetak dapat digunakan sebagai acuan bagi siswa dalam menulis paragraf persuasi dengan ajakan yang menarik sehingga siswa dapat menyampaikan maksud dari iklan.

23 6 Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki kegemaran menulis. Keterampilan menulis yang dimiliki menjadikan siswa dapat mengembangkan kreativitas dan mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk menyalurkan kreativitasnya dalam kehidupan seharihari. Demikian juga dalam menulis paragraf persuasi, siswa dituntut mampu mencatat hal-hal yang penting dalam iklan di media cetak serta mengembangkannya menjadi sebuah paragraf persuasi dengan bahasa menarik sehingga dapat mepengaruhi pembaca. Agar keterampilan menulis paragraf persuasi siswa berkembang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diperlukan juga suatu strategi pembelajaran yang tepat. Salah satu strategi yang dapat membantu pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran portofolio. Model pembelajaran portofolio mengacu pada beberapa prinsip pembelajaran yaitu prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, dan mengajar yang reaktif. Selain itu, alasan peneliti menggunakan model pembelajaran portofolio karena pembelajaran portofolio menawarkan pembelajaran yang menekankan pada proses dan hasil, sehingga cocok digunakan untuk menulis paragraf persuasi. Pembelajaran portofolio juga dapat digunakan untuk penilaian siswa di kelas, serta dapat digunakan untuk mencapai beberapa tujuan pembelajaran, antara lain: (1) menghargai perkembangan yang dialami siswa, (2) mendokumentasikan proses belajar yang berlangsung, (3) memberi perhatian pada prestasi kerja siswa terbaik, (4) merefleksikan kesanggupan mengambil resiko melakukan eksperimen, (5) meningkatkan efektivitas pembelajaran, (6) membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa, (7) meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri, dan (8) membantu siswa dalam merumuskan tujuan.

24 7 Penerapan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio diharapkan dapat menambah motivasi dan menunjukkan siswa cara menulis paragraf persuasi yang sesuai dengan struktur menulis yang baik dan benar, sehingga keterampilan menulis paragraf persuasi siswa di SMA N 8 Semarang akan meningkat. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X E SMA N 8 Semarang. 1.2 Identifikasi Masalah Keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA N 8 Semarang masih perlu mendapatkan perhatian. Hal ini disebabkan oleh munculnya permasalahan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis paragraf persuasi. Tidak hanya faktor dari siswa itu sendiri tetapi juga ada faktor lain yang mempengaruhi, yaitu faktor dari guru. Permasalahan dari siswa, berupa kurangnya minat siswa untuk menulis paragraf persuasi. Siswa hanya dituntut untuk menulis kalimat sebanyakbanyaknya tetapi tidak memperhatikan diksi, ejaan, kesesuaian dan kepaduan paragraf, penyusunan kalimat yang efektif, dan sebagainya. Siswa juga tidak memahami manfaat dari menulis paragraf persuasi. Hal itu dapat menyebabkan kurangnya minat siswa untuk menulis paragraf persuasi. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memberikan motivasi siswa dengan menjelaskan manfaat pembelajaran yang sedang dilakukan. Selain itu, faktor dari guru yaitu penggunaan media yang kurang inovatif dan kreatif. Media tersebut tidak harus canggih dan modern tetapi guru dapat memanfaatkan media yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain

25 8 penggunaan media yang kurang inovatif dan kreatif, pemilihan sistem penilaian juga kurang tepat. Sistem penilaian harusnya dapat menuntut siswa agar lebih aktif sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi, sehingga motivasi dan kreativitas berpikir siswa kurang berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut, guru seharusnya dapat memilih media dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan perkembangan kurikulum. Siswa harus diajarkan contoh kata atau kalimat paragraf persuasi berupa ajakan yang dapat mempengaruhi pembaca yang baik dan benar melalui iklan-iklan di media cetak. Selama ini siswa masih kesulitan menemukan sebuah ide untuk membuat paragraf persuasi. Dengan adanya media iklan di media cetak dapat memudahkan siswa untuk mendapatkan ide, yaitu dengan menulis hal-hal yang penting dalam iklan kemudian siswa mengembangkannya menjadi paragraf persuasi. Strategi yang digunakan guru juga harus mampu membuat siswa aktif dan partisipatif mengikuti pembelajaran, salah satu strategi yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran portofolio. Saat ini guru hanya menekankan sistem penilaian pada hasil saja, hal itu membuat proses kreativitas siswa kurang tepantau. Oleh karena itu, guru hendaknya menggunakan sistem penilaian yang lebih menekankan pada proses dan hasil. Melalui sistem penilaian portofolio, penilaian menulis paragraf persuasi dapat dinilai secara proses dan hasil, sehingga perkembangan penulisan siswa paragraf persuasi siswa lebih terpantau.

26 9 1.3 Pembatasan Masalah Masalah dalam skripsi ini difokuskan pada upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA Negeri 8 Semarang, dengan memanfaatkan iklan di media cetak dan portofolio sebagai model pembelajaran dan sistem penilaian. Hal ini disebabkan strategi yang digunakan guru masih berjalan satu arah. Guru dalam menyampaikan materi kurang kreatif dan inovatif, sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan. Selama ini dalam penilaian menulis paragraf persuasi guru belum pernah menggunakan media iklan di media cetak dan sistem penilaian portofolio. Dengan menggunakan iklan di media cetak dan sistem penilaian berbasis portofolio, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA N 8 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio? 2) Bagaimana perubahan tingkah laku siswa kelas X E SMA N 8 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio?

27 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA N 8 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. 2) Mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa kelas X E SMA N 8 Semarang setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran sistem penilaian portofolio. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. 1) Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi dan menambah pengetahuan siswa tentang struktur dan kaidah menulis yang baik dan benar, sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan serta menambah kreativitas berpikir siswa melalui media pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. Dengan demikian, hasil belajar siswa dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi lebih meningkat.

28 11 2) Manfaat Praktis (1) Bagi Guru, dapat memberi masukan bagi guru untuk memilih strategi yang lebih tepat, dapat memotivasi pada siswa dalam keterampilan menulis, sebagai upaya agar siswa dapat berpikir kreatif, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dan dapat mengetahui perkembangan menulis siswa. (2) Bagi Siswa, untuk memberi motivasi siswa dalam mengembangkan kreativitas menulis paragraf persuasi, mengetahui perkembangan menulis pada diri siswa sehingga siswa dapat mengetahui kekurangan dan kesalahan yang dilakukan, dan memudahkan siswa meningkatkan keterampilan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. (3) Bagi Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi guru untuk meningkatkan kualitas guru, siswa, dan sekolah.

29 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian mengenai pembelajaran menulis paragraf persuasi sudah banyak dilakukan, di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2008) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Televisi dengan Teknik Show Not Tell pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah Salatiga, Santoso (2008) tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif Menggunakan Media Poster pada Siswa Kelas XI Tata Busana 2 SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008, dan Wahyanti (2008) tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Persuasi melalui Pemodelan Audio Visual Objek Pariwisata pada Siswa Kelas X3 SMA N 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008. Sedangkan penelitian tentang model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio pernah dilakukan oleh Khasanah (2005) tentang Penerapan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII F SMP 40 Semarang, Sulistiyani (2006) tentang Penigkatan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran PKn Kelas X SMA Negeri 12 Semarang melalui Pembelajaran Portofolio, Wahyuningsih (2006) tentang Pelaksanaan Pembelajaran Portofolio pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII SMP Negeri 1 Cilacap Tahun Pelajaran 2005/2006, Ronilah (2008) tentang 12

30 13 Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Melalui Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 3 Wanasari Kabupaten Brebes, dan Saddiyah (2008) tentang Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X6 SMA Negeri 1 Pemalang. Cahyani (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Televisi dengan Teknik Show Not Tell pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah Salatiga menunjukkan bahwa pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di televisi dengan teknik show not tell mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa kelas XA dalam menulis paragraf persuasif sebanyak 56,30, setelah dilakukan siklus kedua ini nilai rata-rata siswa dalam menulis paragraf persuasif meningkat menjadi 71,11. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa teknik show not tell efektif untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan teknik show not tell juga mampu mengubah tingkah laku siswa. Penelitian tentang paragraf persuasi juga dilakukan oleh Santoso (2008) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif Menggunakan Media Poster pada Siswa Kelas XI Tata Busana 2 SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008 menunjukkan bahwa penggunaan media poster efektif untuk meningkatkan

31 14 keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas XI kelas XI Tata Busana 2 SMK Perintis 29 Ungaran Kabupaten Semarang. Hal itu terbukti dengan adanya peningkatan sebesar 15,79 atau 25,89% dari 61,00 pada siklus I menjadi 76,79 pada siklus II. Selain itu, perilaku yang ditunjukkan siswa pun mengalami perubahan, siswa lebih bersemangat dan lebih antusias dalam menulis khususnya paragraf persuasi. Selain penelitian yang dilakukan oleh Cahyani dan Santoso, Wahyanti (2008) juga melakukan penelitian tentang paragraf persuasi dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Persuasi melalui Pemodelan Audio Visual Objek Pariwisata pada Siswa Kelas X3 SMA N 1 Wanadadi Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2007/2008 menjelaskan bahwa melalui pemodelan audio visual objek pariwisata menunjukkan adanya peningkatan menulis karangan persuasi. Hasil rata-rata tes keterampilan menulis karangan persuasi siklus I adalah 76,19. Nilai tes tersebut meningkat sebesar 11,78 dari hasil prasiklus yang semula hanya 64,41. Pada siklus II hasil rata-rata tes keterampilan menulis karangan persuasi meningkat lagi sebesar 5,78 dari siklus I menjadi 81,97. Melalui pemodelan audio visual objek pariwisata juga menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa. Siswa lebih antusias pada pembelajaran dan tidak lagi merasa bosan. Siswa juga menjadi tidak malas lagi untuk menulis. Penelitian tentang model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio telah dilakukan oleh Khasanah (2005), Wahuningsih (2006), Sulistiyani (2006), Ronilah (2008), Saddiyah (2008).

32 15 Khasanah (2005) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Berbasis Portofolio untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII F SMP 40 Semarang memaparkan bahwa model pembelajaran dan sistem penilaian berbasis porofolio efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa kelas VII F SMP 40 Semarang. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang diperoleh, yaitu keterampilan menulis kreatif puisi siswa mengalami peningkatan sebesar 36,60% setelah mengikuti pembelajaran menulis kratif puisi dengan model pembelajaran dan sistem penilaian berbasis portofolio. Hasil rata-rata tes menulis pada pratindakan sebesar 59,86 dan pada siklus pertama meningkat sebesar 69,00, kemudian pada siklus kedua meningkat lagi sebesar 13,30% menjadi 78,18. Selain itu, pembelajaran menulis kreatif puisi dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio mampu meningkatkan life skill siswa, yaitu dengan perolehan hasil pada siklus pertama life skill kesadaran diri siswa mampu mencapai persentase 62,10% dan pada siklus kedua meningkat lagi sebesar 31,11% menjadi 81,42%. Penguasaan jenis life skill kecakapan berpikir rasional pada siklus pertama sebesar 60,00% dan pada siklus kedua meningkat sebesar 26,66% menjadi 76%, sedangkan untuk penguasaan jenis life skill kecakapan sosial pada siklus pertama sebesar 60,00% dan pada siklus kedua meningkat sebesar 33,36% menjadi 85,71%. Sulistiyani (2006) juga melakukan penelitian tentang portofolio dalam skripsinya yang berjudul Penigkatan Kualitas Pembelajaran Mata Pelajaran PKn Kelas X SMA Negeri 12 Semarang melalui Pembelajaran Portofolio menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Peningkatan proses belajar berakibat positif pada hasil belajar siswa. Siklus I terlihat bahwa

33 16 secara klasikal siswa yang dinyatakan tuntas belajar mecapai 25,58%, siklus II meningkat menjadi 81,39%, kemudian meningkat lagi pada siklus III menjadi 97,67%. Selain itu, hasil belajar juga mengalami peningkatan. Pada siklus I hasil belajar siswa mencapai 53,05%, siklus II meningkat menjadi 73,49% dan meningkat lagi pada siklus III menjadi 86,51%. Wahyuningsih (2006) dalam skripsinya yang berjudul Pelaksanaan Pembelajaran Portofolio pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VII SMP Negeri 1 Cilacap Tahun Pelajaran 2005/2006 memaparkan bahwa dengan pembelajaran portofolio siswa mengungkapkan pendapatnya dan siswa juga dapat menyampaikan kritik dan sarannya dengan bebas, tetapi tetap sesuai aturan. Selain itu, dalam pembelajaran portofolio siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyampaikan pendapatnya. Ronilah (2008) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Laporan Melalui Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 3 Wanasari Kabupaten Brebes memaparkan bahwa model pembelajaran dan sistem penilaian berbasis portofolio dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian pada tahap prasiklus sebesar 41,02 meningkat menjadi 65,53 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 79,89. Selain itu, rata-rata nilai portofolio menigkat sebesar 32,82% atau dari 42,18 pada siklus I menjadi 75,00 pada siklus II. Peningkatan keterampilan menulis laporan ini juga diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Perilaku siswa mengalami peningkatan dari siklua I ke siklus II sebesar 24,04% untuk sikap positif dan penurunan sebesar 25,72% untuk aspek negatif. Hal ini menunjukkan tingkah laku siswa mengalami perubahan menjadi lebih baik.

34 17 Saddiyah (2008) juga melakukan penelitian tentang potofolio dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X6 SMA Negeri 1 Pemalang. Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio, nilai rata-rata keterampilan menulis karangan argumentasi pada siswa mengalami peningkatan sebesar 19,17%. Nilai rata-rata menulis argumentasi yang dicapai siswa pada pratindakan sebesar 58,29 dan pada siklus I meningkat 10,53% dengan nilai rata-rata 68,82 keudian pada siklus II meningkat lagi sebesar 8,64 dengan nilai rata-rata 77,46. Selain itu, pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio juga dapat meningkatkan life skill siswa kelas X6 SMA N 1 Pemalang. Penguasaan life skill pada siklus I sebesar 62,86% yang termasuk dalam kategori cukup dan pada siklus II meningkat menjadi 23,24% menjadi 86,09% yang termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis paragraf persuasif siswa dapat ditingkatkan melalui teknik show not tell, media poster, dan pemodelan audio visual objek pariwisata. Tetapi, penelitian tentang peningkatan menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran berbasis portofolio belum pernah dilakukan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ronilah dan Saddiyah, di antaranya subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf persuasfi pada siswa kelas X

35 18 dan portofolio yang dibuat siswa mencakup dokumentasi iklan sebagai media untuk membuat paragraf persuasi, karangan yang dibuat siswa, dan adanya lembar penilaian diri siswa. Jadi, penelitian ini dapat dikatakan sebagai penyempurna penelitian mengenai model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio. 2.2 Landasan Teoretis Beberapa konsep yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah teori tentang menulis, paragraf persuasi, iklan di media cetak, serta model pembelajaran portofolio dan sistem penilaian portofolio Hakikat Menulis Teori tentang menulis akan diuraikan beberapa konsep, yaitu mengenai pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, dan pembelajaran menulis Pengertian Menulis Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah karena menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menurut Tarigan (1985:21) menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan sesuatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gie (2002:3) berpendapat bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman,

36 19 pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu seseorang. Buah pikiran ini diungkapkan dan disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yaitu bahasa yang tidak menggunakan peralatan bunyi dan pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca. Hakim ( 2005:15) mengemukakan bahwa menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menulis merupakan salah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosa kata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Seorang penulis tidak akan mungkin terampil menulis kalau hanya mengetaui satu atau dua komponen keterampilan menulis (Wagiran dan Doyin 2005:2). Menurut Supriyadi (dalam Wagiran dan Doyin 2005:4) menulis merupakan suatu proses kreatif yang lebih banyak melibatkan cara berpikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat). Menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis mempunyai banyak gagasan untuk ditulisnya. Akmal (2007:5) juga berpendapat, menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan salah satu cara untuk melegakan perasaan, juga sebagai pengungkapan diri. Menulis membutuhkan ketekunan, kesabaran, dan keahlian berkata-kata agar apa yang ditulisnya dapat dipahami orang lain.

37 20 Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih Tujuan Menulis Tarigan (1985:24) menyatakan tujuan menulis adalah (1) tujuan penugasan (assignment purpose), yaitu penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri, (2) tujuan altruistik (altruistic purpose), yaitu untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu, (3) tujuan persuasif (persuasive purpose), yaitu meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, (4) tujuan informasional (informational purpose), yaitu memberi informasi atau keterangan kepada pembaca, (5) tujuan pernyataan diri (self expressive purpose), yaitu memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca, (6) tujuan kreatif (creative purpose), yaitu melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian, (7) tujuan pemecahan masalah (problem solving purpose), yaitu menjelaskan, menjernihkan dan meneliti secara cermat gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. Menurut Keraf (1995:6) tujuan umum menulis dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia, yaitu (1) keinginan untuk memberi informasi kepada orang lain dan memperoleh informasi dari orang lain mengenai suatu hal, (2) keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai suatu kebenaran akan suatu hal, dan lebih jauh mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, (3) keinginan untuk

38 21 menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal atau bunyi, (4) keinginan untuk meceritakan kepada orang lain tentang kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar dari orang lain. Charlie (2008) juga mengemukakan bahwa seseorang menulis untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu (1) memberi informasi, sebagian besar tulisan dihasilkan dengan tujuan memberi informasi, terutama bila hasil karya tulis tersebut diperjualbelikan. Pada sisi positif lain, tulisan juga bersifat memperkenalkan atau mempromosikan sesuatu, termasuk suatu kejadian (berita) atau tempat (pariwisata), (2) mencerahkan jiwa, bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia modern, sehingga karya tulis selain sebagai komoditi juga layak dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan pikiran dan jiwa, (3) mengabadikan sejarah, sejarah harus dituliskan agar abadi sampai ke generasi selanjutnya, (4) ekspresi diri, tulisan juga merupakan sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan maupun kelompok, (5) mengedepankan idealisme, idealisme umumnya dituangkan dalam bentuk tertulis supaya memiliki daya sebar lebih cepat dan merata, (6) mengemukakan opini dan teori, buah pikiran pun hampir selalu diabadikan dalam bentuk tulisan, dan (7) menghibur, baik temanya humor maupun bukan, tulisan umumnya juga bersifat "menghibur". Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah memberikan informasi kepada pembaca tentang kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar dari orang lain sehingga dapat meyakinkan pembaca mengenai suatu hal. Begitu juga sebaliknya penulis pun membutuhkan informasi dari pembaca atau orang lain.

39 Manfaat Menulis Bernard (dalam Gie, 2002:21) mengemukakan ada enam manfaat kegiatan menulis, yaitu: (1) suatu sarana untuk mengungkapkan diri, (2) Suatu sarana untuk pemahaman, (3) Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri, (4) Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan pencerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang, (5) Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukan penerimaan yang pasrah, (6) Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa. Suatu sarana untuk mengungkapkan diri. Seseorang dapat begitu tersentuh lubuk hatinya sehingga perlu mengungkapkan gejolak yang ada dalam dirinya. Menulis merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan perasaan seseorang. Suatu sarana untuk pemahaman. Ketika menulis, seseorang merenungkan gagasannya dan menyempurnakan penangkapannya terhadap sesuatu hal sehingga penulis dapat memperoleh pemahaman yang baru atau lebih mendalam tentang hal yang ditulisnya. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri. Rasa bangga, puas dan harga diri merupakan imbalan dari keberhasilan seseorang menghasilkan suatu karya tulis. Kemudian perasaan itu dapat membangkitkan kepercayaan terhadap kemampuan sendiri untuk menciptakan terus karya-karya yang lain.

40 23 Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan pencerapan terhadap lingkungan sekeliling seseorang. Dengan mengarang seseorang meninggikan kesiagaan indrawinya dan mengembangkan daya cerapnya pada tingkat kejasmanian, tingkat perasaan maupun tingkat kerohanian. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukan penerimaan yang pasrah. Dengan mengarang karya tulis, seseorang menampilkan ke luar gagasan, menciptakan sesuatu, dan secara giat melibatkan diri dengan ciptaannya. Suatu sarana untuk mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa. Kegiatan mengarang bermanfaat untuk mencapai kemampuan membaca dan mengerti apa yang ditulis orang lain serta kemampuan memakai kata-kata dalam tulisan untuk menyampaikan keterangan kepada orang lain. Selain itu, Prisandi (2006) juga berpendapat bahwa ada berbagai manfaat menulis, yaitu: Menulis menjernihkan pikiran. Saat memulai tugas yang rumit, cobalah untuk menuliskan pikiran dan perasaan Anda. Para ahli hipnotis profesional sering menggunakan teknik ini untuk mempercepat proses hipnotis. Pada dasarnya, mereka meminta klien mereka untuk menuliskan pikiran dan perasaan mereka pada saat itu. Saat klien mereka selesai menulis, ahli hipnotis ini meminta klien untuk merobek kertas yang mereka pakai dan membuangnya. Hal ini merupakan sebuah tindakan simbolis bagi penjernihan pikiran.

41 24 Menulis mengatasi trauma yang menghalangi penyelesaian tugas-tugas penting. Sesudah terjadinya sebuah kemelut yang besar, orang-orang cenderung dihantui kejadian itu. Dalam memikirkan trauma itu, dan bahkan dalam upaya untuk tidak memikirkannya, orang-orang akan menggunakan kapasitas pikiranpikirannya yang terbesar. Oleh sebab itu, mereka akan menjadi pelupa dan tidak bisa memusatkan perhatian mereka pada pekerjaan-pekerjaan baru yang besar. Menulis tentang trauma akan membantu dalam mengelola trauma, dan dengan demikian membebaskan pikiran untuk menangani tugas-tugas lainnya. Menulis membantu memecahkan masalah. Karena menulis mendorong proses integrasi informasi, maka menulis bisa membantu memecahkan masalahmasalah yang rumit. Jika seseorang menulis dengan bebas tentang sebuah masalah yang rumit yang sedang ia hadapi, ia akan lebih mudah untuk mendapatkan pemecahannya. Ada beberapa alasan untuk hal ini. Salah satunya adalah bahwa menulis memaksa orang-orang memusatkan perhatian mereka lebih panjang pada satu topik tertentu daripada kalau mereka hanya memikirkannya. Karena menulis lebih lambat daripada berpikir, setiap gagasan harus dipikirkan dengan lebih terperinci. Membantu Mendapatkan dan Mengingat Informasi Baru. Menulis catatan yang penuh pemikiran atau dalam kasus anak-anak kecil, coretancoretan, membantu orang-orang untuk mendapatkan dan mengingat kembali gagasan-gagasan baru. Menulis bisa membantu memberikan suatu kerangka yang bisa dipakai untuk memahami perspektif baru dan unik dari orang lain. Bahkan menulis tentang hal tersebut akan membuat gagasan-gagasan semakin jelas dan mudah diingat.

42 25 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa menulis mempunyai beberapa manfaat yang sangat penting. Dengan memiliki keterampilan menulis, seseorang dapat merasa lebih percaya diri, kepuasan pribadi, kebanggaan terhadap karyakaryanya, dan dapat mengembangkan pemahaman serta kreativitas berpikir seseorang untuk menciptakan karya lain Pembelajaran Menulis Beberapa konsep yang akan dibahas dalam pembelajaran menulis adalah hakikat pembelajaran menulis dan langkah-langkah pembelajaran menulis Hakikat Pembelajaran Menulis Pada hakikatnya hampir setiap orang pernah melakukan kegiatan menulis. Misalnya menulis pesan, memo, surat, buku harian, laporan dan lainnya. Tujuan setiap orang menulis pun juga berbeda-beda, ada yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan, memotivasi kreativitas berpikir, menuangkan kegundahan dengan menulis, mengembangkan kemampuan berbahasa dan sebagainya. Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Costa (dalam Gani 2003) mengemukakan bahwa menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama dan berulang-ulang. Tulisan adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya secara bebas. Dan, melalui kegiatan berpikir, penulis dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

43 26 Oleh karena itu, bagi siswa, pembelajaran menulis sangat penting untuk meningkatkan penguasaan bahasa dan kreativitas berpikir. Pembelajaran menulis tersebut harus dilatih secara terus-menerus agar siswa bisa terampil dalam menulis. Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang baik. Semi (dalam Wahya 2006) berpendapat bahwa pembelajaran menulis merupakan dasar untuk keterampilan menulis. Hal ini berarti, agar siswa dapat terampil menulis, maka harus melalui proses belajar yang terus-menerus untuk mencapai hasil yang memuaskan. Sependapat dengan Semi, Kurniawan (2009) juga mengemukakan bahwa menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah. Untuk memulai menulis, setiap penulis tidak perlu menunggu menjadi seorang penulis yang terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk mempraktikkannya tidak cukup sekali atau dua kali. Frekuensi latihan menulis akan menjadikan seseorang terampil dalam menulis. Jadi, semakin sering siswa menulis, maka dia akan semakin terampil menulis. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat pembelajaran menulis adalah membantu siswa untuk mengembangkan kreativitas berpikir dalam menciptakan suatu karya tulis dan mendorong siswa mengekspresikan diri mereka secara bebas dalam bentuk tulisan. Semakin sering siswa belajar menulis, maka siswa akan semakin terampil dalam menulis Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Siswa memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Meskipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya. Akan tetapi,

44 27 begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa amat kering, dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Oleh karena itu, siswa perlu memperhatikan langkah-langkah dalam pembelajaran menulis agar tulisan yang dihasilkan dapat dipahami oleh pembaca. Berkaitan dengan langkah-langkah proses menulis, Tompkins (dalam Wagiran dan Doyin 2005:7) menyajikan lima tahap, yaitu: (1) pramenulis, (2) pembuatan draft, (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5) berbagi (sharing). Tompkins juga menekankan bahwa tahap-tahap menulis ini tidak merupakan kegiatan yang linear. Proses menulis bersifat nonlinier, artinya merupakan putaran berulang. Misalnya, setelah selesai menyunting tulisannya, penulis mungkin ingin meninjau kembali kesesuaiannya dengan kerangka tulisan atau draft awalnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci lagi. Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis, mulai awal sampai akhir menulis seperti berikut. Tahap Pramenulis. Pada tahap pramenulis, pembelajar melakukan kegiatan: menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri, melakukan kegiatankegiatan latihan sebelum menulis, mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan mereka tulis, mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis, dan memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang telah mereka tentukan. Tahap Membuat Draft. Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar pada tahap ini adalah membuat draft kasar, lebih menekankan isi daripada tata tulis.

45 28 Tahap Merevisi. Sesuatu yang perlu dilakukan oleh pembelajar pada tahap merevisi tulisan ini adalah berbagi tulisan dengan teman-teman (kelompok), berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-teman sekelompok atau sekelas, mengubah tulisan mereka dengan memperhatikan reaksi dan komentar baik dari pengajar maupun teman, dan membuat perubahan yang substantif pada draft pertama serta draft berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir Tahap Menyunting. Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan oleh pembelajar adalah membetulkan kesalahan bahasa tulisan mereka sendiri, membantu membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis tulisan mereka sekelas atau sekelompok, dan mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan tata tulis tulisan mereka sendiri. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, Kurniawan (2009) mengemukakan bahwa penyusunan sebuah tulisan memuat empat tahap, yaitu (1) tahap persiapan (prapenulisan), (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi, dan (4) tahap verifikasi atau evaluasi. Pertama, tahap persiapan (prapenulisan) adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan kognitifnya kemudian akan diproses selanjutnya.

46 29 Kedua, tahap inkubasi adalah pembelajar memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang dicarinya. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disadari, dan memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious) yang pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran (expanding of the mind). Proses ini dapat berlangsung beberapa detik sampai bertahun-tahun. Biasanya, ketika seorang penulis melalui proses ini seakan-akan ia mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Oleh karena itu, tidak jarang seorang penulis yang tidak sabar mengalami frustrasi karena tidak menemukan pemecahan atas masalah yang dipikirkannya. Seakan-akan kita melupakan apa yang ada dalam benak kita. Kita berekreasi dengan anggota keluarga, melakukan pekerjaan lain, atau hanya duduk termenung. Meskipun demikian, sesungguhnya di bawah sadar kita sedang mengalami proses pengeraman yang menanti saatnya untuk segera menetas. Ketiga, tahap iluminasi adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini, apa yang telah lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Jika hal itu terjadi, sebaiknya gagasan yang muncul dan sangat dinantikan itu segera dicatat, jangan dibiarkan hilang kembali sebab momentum itu biasanya tidak berlangsung lama. Seringkali orang menganggap iluminasi ini sebagai ilham. Padahal, sesungguhnya ia telah lama atau pernah memikirkannya. Secara kognitif, apa yang dikatakan ilham tidak lebih dari proses berpikir kreatif. Ilham tidak datang dari kevakuman tetapi dari usaha dan ada masukan sebelumnya terhadap referensi kognitif seseorang.

47 30 Keempat, tahap terakhir yaitu verifikasi, apa yang dituliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali, diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan, atau ada hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain. Mungkin juga ada bagian yang mengandung hal-hal yang peka, sehingga perlu dipilih kata-kata atau kalimat yang lebih sesuai, tanpa menghilangkan esensinya. Jadi, pada tahap ini kita menguji dan menghadapkan apa yang kita tulis itu dengan realitas sosial, budaya, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Mengacu kepada pemikiran para ahli di atas, jelas bahwa menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan (membahasatuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa sehingga terjadi suatu tindak komunikasi (antara penulis dengan pembaca). Siswa harus memperhatikan langkah-langkah menulis yang baik, sehingga pembaca dapat memahami tulisan tersebut. Apabila pembaca dapat memahami tulisan tersebut, maka penulis telah terampil menulis Paragraf Persuasi Beberapa konsep yang akan dibahas dalam paragraf persuasi adalah hakikat paragraf persuasi, dan teknik penyajian persuasi Hakikat Paragraf Persuasi Menurut Keraf (1995:14) persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha mempengaruhi

48 31 orang lain atau pembaca, agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu percaya dengan apa yang dikatakan itu. Karena itu, persuasi lebih condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi orang lain. Keraf juga menambahkan bahwa argumentasi maupun persuasi samasama mempergunakan fakta dan evidensi. Namun, dalam argumentasi fakta dan evidensi digunakan sebanyak-banyaknya, sehingga pihak lain akan diyakinkan mengenai kebenaran yang dipersoalkan itu. Sedangkan dalam persuasi, fakta dan evidensi digunakan seperlunya. Bila terlalu banyak menggunakan fakta dan evidensi, akan ketahan kelamahannya sehingga pihak yang dipersuasikan tidak akan dipercaya pada penulis. Kata persuasi diturunkan dari verba to persuade (Ing), yang artinya membujuk atau menyarankan. Paragraf persuasif merupakan kelanjutan atau pengembangan argumentasi. Persuasif mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan, bukti atau contoh untuk meyakinkan pembaca. Kemudian diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran kepada pembaca (Wiyanto, 2004:68). Paragraf persuasi digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Paragraf persuasif biasanya terdapat di iklan-iklan, dimana iklan tersebut mengajak konsumen untuk menggunakan, membeli, atau memanfaatkan produk atau barang yang mereka tawarkan (Prasetya, 2008). Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka paragraf persuasi merupakan bentuk tulisan yang berisi ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau

49 32 saran yang dapat mempengaruhi pembaca agar mau melakukan sesuatu seperti yang ditulis pengarang Ciri-ciri Paragraf Persuasi Regina (2008) juga berpendapat bahwa ciri-ciri paragraf persuasi antara lain: (1) persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah, (2) harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya, (3) persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara penulis dengan pembaca, (4) persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai, dan (5) persuasi memerlukan fakta dan data. Ciri-ciri paragraf persuasi menurut Firdian (2008) yaitu (1) harus menimbulkan kepercayaan pendengar atau pembacanya, (2) bertolak atas pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah, (3) harus menciptakan kesesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca, (4) harus menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai, dan (5) harus ada fakta dan data secukupnya. Menurut Fia (2009), ciri-ciri paragraf persuasi yaitu (1) bertujuan untuk menimbulkan kesesuaian antara pembaca dan penulis, (2) bertolak dari pandangan bahwa manusia dapat diubah (pikirannya), (3) sedapat mungkin menghindari konflik antara pembaca dan penulis, (4) menggunakan data dan fakta secukupnya, dan (5) memakai kata-kata persuasif (kata berakhiran lah). Dari uraian tentang ciri-ciri paragraf persuasi di atas dapat disimpulkan bahwa paragraf persuasi mempunyai ciri-ciri (1) bertujuan untuk menimbulkan kesesuaian antara pembaca dan penulis, (2) bertolak dari pandangan bahwa manusia dapat diubah (pikirannya), (3) sedapat mungkin menghindari konflik

50 33 antara pembaca dan penulis, (4) menggunakan data dan fakta secukupnya, dan (5) memakai kata-kata persuasif (kata berakhiran lah) Iklan di media cetak Penelitian ini menggunakan iklan di media cetak sebagai media untuk membuat paragraf persuasi. Berikut ini beberapa teori mengenai iklan, yaitu pengertian iklan, dan iklan di media cetak Pengertian Iklan Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu (Durianto dalam Kusrianti, dkk, 2004) Menurut Nani (2008) iklan merupakan sebuah proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap, pendapat, pemikiran dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek, tujuan periklanan ini bermuara pada upaya untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli sebuah produk yang ditawarkan. Pakar periklanan dari Amerika, S. William Pattis (dalam Nani, 2008) juga mengemukakan bahwa iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi dan mempromosikan produk dan jasa kepada seseorang atau pembeli yang potensial. Tujuannya adalah mempengaruhi calon

51 34 konsumen untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan keinginan si pemasang iklan. Pengertian lainnya, iklan adalah seni menyampaikan apa yang ditawarkan atau dijual untuk mendapatkan perhatian dan menempatkan produk secara unik kedalam pikiran konsumen dengan alat bantu atau media. Media yang sering digunakan biasanya adalah media cetak (Koran majalah, dsb.), media audiovisual (televisi) dan media audio (radio). Masingmasing media sangat berpengaruh terhadap iklan. Meskipun iklan di televisi sudah banyak tetapi masyarakat masih tetap tertarik dengan media cetak. Hal ini karena media cetak terdokumentasi atau bisa disimpan isi informasinya, sehingga jika suatu saat kita butuh informasi tersebut kita dapat melihatnya kembali. Berdasarkan pengertian iklan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa iklan adalah suatu bentuk komunikasi yang berisi informasi yang bersifat persuasif tentang produk barang atau jasa yang disampaikan oleh produsen melalui media tertentu. Melalui unsur persuasif itulah yang menjadikan iklan dapat menjangkau pendengar atau pembaca sebagai konsumen Iklan di Media Cetak Menurut Barlian ( dalam Kusrianti, dkk. 2004) bahasa yang digunakan dalam membuat iklan harus bersifat ekspresif dan impresif. Ekspresif, artinya penulis iklan harus secara benar dan tepat mengungkapkan dengan istimewa pesan yang ingin disampaikannya. Impresif maksudnya pesan yang disampaikan

52 35 diusahakan agar selalu diingat oleh konsumen serta berkesan simpatik sehingga pembaca merasa tertarik pada iklan yang dibuat. Media cetak atau menurut Eric Barnow (dalam Sosiawan, 2008) disebut printed page adalah segala barang yang di cetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik tertentu. Dengan demikian, yang dimaksud adalah surat kabar, majalah, serta segala macam barang cetakan yang ditujukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi. Eric juga menambahkan bahwa media cetak adalah media statis yang mengutamakan pesan visual yang terdiri dari lembaran, sejumlah kata, gambar atau foto. Media cetak bila digunakan sebagai media penyampai pesan-pesan iklan, mengingat bahwa pesan-pesan iklan pada umumnya adalah merupakan pesan yang bersifat persuasif, maka ada beberapa kelemahan media cetak yaitu tidak memiliki unsur bunyi, sehingga dapat mengurangi tingkat persuasif. Tetapi hal itu tidak akan berpengaruh jika pembuat iklan dalam menyampaikan pesan-pesan dapat meramu kata dan kalimat yang menarik sehingga dapat mempunyai kemampuan lebih dalam memvisualisasikan produk. Selain itu, penggunaan gambar yang kreatif dan menarik juga dapat mempengaruhi konsumen, sehingga berbuat sebagaimana disarankan oleh produsen barang dan jasa (pemasang iklan). Media cetak juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu: (1) terdokumentasi (bisa disimpan isi informasinya), (2) lebih terjangkau dari segi harga maupun distribusinya, (3) lebih mampu untuk menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks.

53 36 Kelebihan tersebut berkaitan dengan sistem penilaian portofolio yang membutuhkan dokumentasi dan hasil karya siswa. Sosiawan (2008) menambahkan bahwa media cetak mempunyai kelebihan lain, yaitu: (1) market coverage yaitu media cetak mampu menjangkau daerah-daerah perkotaan sesuai cakupan wilayahnya, (2) comparison shooping yaitu media cetak sering digunakan sebagai bahan acuan atau referensi konsumen dalam membeli barang atau jasa, (3) positive consumer attitude yaitu aktualitas informasi yang disampaikan digunakan juga sebagai acuan pembaca, (4) flexibility yaitu lebih luwes dalam menentukan jadwal publikasi iklan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa iklan di media cetak memiliki sajian yang dapat mempengaruhi keinginan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Media cetak merupakan salah satu media yang tepat dalam pembelajaran dan sistem penilaian portofolio karena media cetak dapat didokumentasikan Portofolio Penelitian ini menggunakan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Berikut ini beberapa teori mengenai hakikat portofolio, jenis portofolio, model pebelajaran portofolio, dan penilaian portofolio Hakikat Portofolio Portofolio berarti sebagai wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjektif. Sebagai suatu wujud benda fisik adalah bundel, kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan pada suatu bundel. Misalnya, hasil tes awal, tugas-tugas, piagam penghargaan,

54 37 keterangan melakukan tugas terstruktur dll. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, porofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran siswa baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). Adapun sebagai adjektif biasanya disandingkan dengan konsep pembelajaran portofolio dan penilaian berbasis portofolio (Budimansyah, 2002). Portofolio berasal dari bahasa Inggris portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduanpanduan yang ditentukan (Fajar, 2004:47). Surapranata dan Hatta (2004:27) menyatakan portofolio sebagai kumpulan hasil evidence atau hasil belajar atau karya peserta didik yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar peserta didik pada waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lain. Portofolio juga dapat berpengaruh sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Menurut Barton dan Collins (dalam Surapranata dan Hatta, 2004:25) semua objek portofolio atau evidence dibedakan mejadi empat macam, yaitu hasil karya siswa, reproduksi, pengesahan, dan produksi. Hasil karya siswa yaitu hasil kerja siswa yang dihasilkan di kelas. Portofolio digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperoleh selama pembelajaran di kelas termasuk lembar kerja dan lembar

55 38 informasi baik yang diperoleh dari guru, referensi, atau sumber lain yang berkaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari siswa. Reproduksi yaitu hasil kerja siswa yang dikerjakan di luar kelas. Portofolio digunakan oleh siswa untuk mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari siswa di luar kelas. Semakin rajin siswa mencari sumber belajar di luar kelas, semakin banyak dokumen portofolio yang dimiliki sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru, bakat dan minatnya. Pengesahan yaitu pernyataan dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru atau pihak lainnya tentang peserta didik. Hasil portofolio yang dikumpulkan oleh siswa disertai pengesahan dari guru atau pihak lain mengenai hasil pengamatan yang ditujukan kepada siswa. Produksi yaitu hasil kerja peserta didik yang dipersiapkan khusus untuk portofolio. Portofolio sebagai kumpulan hasil belajar siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu dan dari satu mata pelajaran ke pelajaran lain. Dari pendapat-pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan, prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu yang berupa pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif). \ Jenis Portofolio Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa sebagai hasil belajarnya. Portofolio, selain sangat bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa serta memberikan gambaran

56 39 mengenai sikap dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan, juga dapat menunjukkan pencapaian atau peningkatan yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran (Stiggins dalam Mangkusaputra, 2008). Surapranata dan Hatta (2004:59) menyebutkan ada dua jenis portofolio, yaitu portofolio ditinjau dari segi proses yang terdiri dari portofolio kerja (working portfolio) dan portofolio ditinjau dari segi hasil yang terdiri dari portofolio dokumentasi dan portofolio penampilan. Dalam portofolio ditinjau dari segi proses, berbagai macam tugas yang setara atau yang berbeda disajikan pada siswa. Siswa dapat memilih tugas-tugas yang dianggapnya cocok untuk mereka, atau guru memutuskan apa yang harus dikerjakan siswa, atau boleh juga siswa bekerja sama dengan siswa lain secara berkelompok. Hasil kerja siswa biasanya proses pembuatan karya atau pekerjaan didiskusikan antar siswa atau siswa dengan guru. Proses ini akan membuat semua pihak mengenal kemajuan yang telah dicapai oleh siswa. Dengan demikian guru dapat membantu siswa mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan yang telah dilakukan. Salah satu bentuk tinjauan proses adalah portofolio kerja (working portfolio) yaitu bentuk yang digunakan untuk memilih evidence siswa yang dilakukan dari hari ke hari. Dengan demikian portofolio kerja dikembangkan untuk mengoleksi seluruh pekerjaan siswa kemudian hasil pekerjaan yang paling baik menjadi petunjuk apakah siswa telah menguasai kompetensi dasar yang telah ditentukan dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru, baik untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar maupun indicator sebagai alat penilaian formatif.

57 40 Keberhasilan portofolio kerja tergantung pada kemampuan untuk merefleksikan dan mendokumentasikan kemajuan proses pembelajaran. Portofolio kerja memungkinkan siswa melakukan self reflection, yaitu siswa mampu belajar tentang kemampuan dan keterampilan mereka sendiri selama proses pembelajaran berlangsung dalam kurun waktu tertentu. Portofolio kerja juga memungkinkan siswa untuk melihat dan mengevaluasi langsung perkembangan yang terjadi pada mereka, serta melihat efektivitas belajar yang siswa lakukan. Portofolio kerja terbaik akan menunjukkan pencapaian program pengajaran yang optimum. Sedangkan portofolio ditinjau dari segi hasil (product oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan siswa, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai evidence itu terjadi. Potofolio ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai, selain itu portofolio ditinjau dari hasil merupakan penilaian yang efektif dimana siswa dapat tetap betanggung jawab untuk menghasilkan karya yang berkualitas. Jenis porofolio ini terdiri dari portofolio dokumentasi dan portofolio penampilan. Potofolio dokumentasi adalah bentuk yang digunakan untuk memilih koleksi evidence siswa yang khusus digunakan untuk penilaian. Penilaian ini dirancang untuk menilai evidence siswa yang terbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar dalam kurun waktu tertentu. Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence terbaik dalam satu kompetensi dasar atau indikator yang dikerjakan siswa. Tidak seperti potofolio dukumentasi, potofolio penampilan hanya berisi pekerjaan siswa yang telah selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan siswa. Portofolio ini sangat berguna untuk

58 41 penilaian yang bergantung pada seberapa tepat isi portofolio telah mengacu pada kompetensi dasar atau indikator pencapaian hasil belajar yang telah ditentukan dalam kurikulum. Dari beberapa jenis portofolio yang telah dijabarkan oleh Surapranata dan Hatta di atas, penulis memilih menggunakan jenis portofolio dokumentasi dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif. Hal ini disebabkan tujuan dan manfaat portofolio dokumentasi dapat mendukung pembelajaran menulis paragraf persuasi Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan megekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar, sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam pekerjaannya (Fajar 2004:47). Selain itu, model pembelajaran portofolio disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan siswa dengan objek pembelajaran. Pengalaman mental dalam arti memperhatikan informasi awal yang telah ada pada diri siswa, dan memberikan kebebasan pada siswa untuk menyusun sendiri informasi yang diperolehnya. Sebagai suatu inovasi model pembelajaran berbasis portofolio mempunyai landasan pemikiran yang dilatarbelakangi empat pilar pendidikan yang dicanangkan UNESCO, yaitu siswa harus diberdayakan agar mau dan

59 42 mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (learning to know). Diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan diri (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok individu yang bervariasi akan membentuk kepribadiannya untuk memahami kemajemukan dan melahiran sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman hidup (learning to live ). Model pembelajaran portofolio mengacu pada sejumlah prinsip dasar, yaitu prinsip belajar siswa aktif, kelopok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik, dan mengajar yang reatif. Prinsip belajar siswa aktif, yaitu proses belajar yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada siswa dimana hampir seluruh aktivitas siswa dimulai dari fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan, dan pelaporan. Kelompok belajar kooperatif, yaitu proses pembelajaran berbasis kerja sama antarsiswa dan antar komponen-komponen lain, seperti orang tua dan lembaga terkait. Pembelajaran partisipatorik, yaitu siswa belajar melakoni. Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Siswa dilibatkan dan diikutsertakan dalam menentukan dan mencari bahan atau materi yang akan dipelajari. Mengajar yang reaktif, yaitu mensyaratkan guru yang kreatif agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Ciri-ciri guru yang reaktif adalah

60 43 menjadikan siswa sebagai pusat kegiatan belajar, pembelajaran dimulai dengan hal-hal yang sudah diketahui dan dipahami siswa, selalu berupaya membangkitkan motivasi belajar siswa dengan membuat materi pelajaran sebagai suatu hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan, segera mengenali materi dan metode pembelajaran yang membuat siswa bosan (Budimansyah, 2002). Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran portofolio merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan megekspresikan dirinya sebagai individu atau kelompok. Selain itu, model pembelajaran portofolio disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek dalam pembelajaran, juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental Penilaian Berbasis Portofolio Model penilaian berbasis portofolio ini adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengelaman belajarnya. Sebagai suatu inovasi, penilaian berbasis portofolio dilandasi oleh empat prinsip dasar, yaitu prinsip penilaian proses dan hasil, prinsip penilaian berkala dan sinambung, prinsip penilaian yang adil, prinsip implikasi sosial belajar (Budimansyah, 2002).

61 44 Prinsip penilaian proses dan hasil, bahwa portofolio menerapkan proses dan hasil. Keberhasilan pembuatan portofolio tergantung pada proses pembuatannya. Jika proses pembuatannya baik maka hasilnya akan baik pula, begitu juga sebaliknya. Proses belajar yang dinilai adalah catatan perilaku harian mengenai sikapnya dalam belajar, antusias tidaknya dalam belajar, dan antusias tidaknya dalam mengikuti pembelajaran. Prinsip penilaian berkala dan sinambung. Penilaian secara berkala memudahkan mengorganisasikan hasil-hasilnya dan secara sinambung bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar siswa. Prinsip penilaian yang adil. Penilaian yang baik hendaknya memperhatikan kondisi dan perbedaan individual yang dapat dijadikan indikator dalam penilaian baik dalam menilai proses atau hasil yang diperhitugkan dan masig-masing diberi bobot. Sehingga hasil itu benar-benar menggambarkan prosesnya. Prinsip penilaian implikasi social belajar. Belajar hendaknya menghasilkan implikasi social, yaitu pengaruh proses dan hasil belajar bagi kehidupan orang lain. Sedangkan menurut Barton dan Collins (dalam Surapranata dan Hatta, 2004: 82) menjelaskan kriteria penilaian portofolio, yaitu portofolio memungkinkan untuk menilai berbagai macam evidence (multi sumber), portofolio dapat ditinjau dari fakta yang saling berkaitan satu sama lain (autentik), portofolio mencakup perkembangan dan perubahan (dinamis), portofolio harus jelas, artinya semua tujuan pembelajaran harus dinyatakan secara jelas (eksplisit), portofolio harus berkaitan antara program yang dilakukan siswa di kelas dengan kehidupan nyata (integrasi), siswa harus merasa memiliki semua evidence yang

62 45 mereka hasilkan (kepemilikan), portofolio dilaksanakan tidak hanya mengacu pada satu standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indicator tetapi juga tujuan lain (beragam tujuan). Portofolio tidak hanya merupakan tempat menyimpan hasil pekerjaan siswa, tetapi merupakan sumber informasi untuk guru dan siswa. Penilaian portofolio berfungsi untuk mengetahui perkembangan pengetahuan siswa dan kemampuan dalam mata pelajaran tertentu, serta pertumbuhan kemampuan siswa. Portofolio dapat pula berfungsi untuk (1) melihat perkembangan tanggung jawab siswa dalam belajar, (2) perluasan dimensi belajar, (3) pembaharuan kembali proses belajar-mengajar, (4) penekanan pada pengembangan pandangan siswa dalam belajar (Surapranata dan Hatta, 2004: 73). Sedangkan tujuan penilaian portofolio adalah sebagai alat formatif maupun sumatif. Portofolio sebagai alat formatif digunakan untuk memantau kemajuan siswa dari hari ke hari dan mendorong siswa untuk merefleksi pembelajaran mereka sendiri. Portofolio sebagai alat sumatif dapat digunakan untuk mengisi angka rapor siswa, yang menunjukkan prestasi siswa (Surapranata dan Hatta, 2004: 75). Case dalam Saddiyah (2008:35) menyebutkan empat komponen penilaian portofolio, yaitu 1) kelengkapan isi portofolio, 2) kemampuan siswa menjelaskan portofolio yang dapat dilakukan melalui dialog portofolio antara guru dan siswa atau melalui penilaian diri siswa, 3) usaha siswa dalam menyusun portofolio, dan 4) komponen yang berkembang.

63 46 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penilaian berbasis portofolio mempunyai ciri-ciri (1) Prinsip penilaian proses dan hasil, (2) prinsip penilaian berkala dan sinambung, (3) prinsip penilaian yang adil, dan (4) prinsip penilaian implikasi sosial belajar. Portofolio dinilai berdasarkan empat komponen, yaitu: 1) kelengkapan isi portofolio, 2) kemampuan siswa menjelaskan portofolio yang dapat dilakukan melalui dialog portofolio antara guru dan siswa atau melalui penilaian diri siswa, 3) usaha siswa dalam menyusun portofolio, dan 4) komponen yang berkembang Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terencana untuk mencapai suatu tujuan, sehingga tingkah laku siswa dapat berubah ke arah yang lebih baik. Menulis paragraf persuasi adalah kegiatan melahirkan gagasan atau ide melalui tulisan disertai dengan fakta atau bukti yang bertujuan untuk mengajak atau menyarankan agar pembaca menerima dan mengikuti pendapat penulis. Pembelajaran ini menggunakan sarana media cetak untuk membantu siswa dalam mengembangkan kreativitas berpikirnya dalam menulis paragraf persuasi. Penggunaan media cetak bermanfaat sebagai dokumen yang dapat dijadikan sumber sekaligus inspirasi siswa dalam membuat paragraf persuasi.

64 47 Sedangkan sistem penilaian yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah sistem penilaian berbasis portofolio berupa paragraf persuasi yang dibuat siswa berjumlah dua buah dengan prinsip proses dan hasil. Penilaian proses yang dilakukan dengan membuat portofolio dapat dilihat dari aspek kelengkapan tugas-tugas, aspek kelengkapan catatan harian, aspek kualitas portofolio, aspek kerapian portofolio, dan aspek kedisiplinan dalam pengumpulan tugas-tugas. Penilaian hasil dilakukan dengan menilai laporan yang ditulis siswa. 2.3 Kerangka Berpikir Keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA Negeri 8 Semarang, masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil menulis paragraf persuasi yang kurang memuaskan. Masih rendahnya keterampilan menulis paragraf persuasif disebabkan oleh beberapa kesalahan siswa, yaitu (1) kurang tepat dalam menggunakan kata (diksi), (2) kurang terampil dalam menyusun kalimat yang efektif, (3) kurang jelas dalam menyampaikan ide, (4) kurang tepat dalam penggunaan ejaan, (5) kurang dapat menyusun kepaduan dan kesesuaian dalam menyusun paragraf. Selain itu, dalam proses pembelajaran siswa hanya diberi teori-teori atau guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa cepat merasa bosan dengan pelajaran. Upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio. Model

65 48 pembelajaran portofolio menggunakan prinsip belajar siswa aktif, kooperatif, partisipatorik, dan pembelajaran yang reaktif. Berdasarkan prinsip tersebut, melalui pembelajaran berbasis portofolio, siswa dituntut untuk aktif mencari dan mengolah informasi, mampu bekerja sama dengan teman dan siswa mampu menjadi lebih termotivasi serta tidak merasa bosan karena guru reaktif terhadap permasalahan yang muncul. Penilaian berbasis portofolio diterapkan untuk mengetahui hasil pembelajaran proses belajar, yaitu yang dipantau melalui portofolio yang ditulis oleh siswa. Dengan demikian, kemampuan menulis paragraf persuasi dapat dipantau dan diketahui perkembangannya. Secara garis besar pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian berbasis portofolio dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) guru memberikan apersepsi dan tanya jawab tentang paragraf pada awal pembelajaran, (2) guru memberikan contoh iklan media cetak, kemudian siswa menunjukkan hal-hal penting pada iklan tersebut yang akan dijadikan kerangka membuat paragraf persuasi, (3) guru memberikan contoh paragraf persuasi berdasarkan iklan, (4) siswa diberi tugas untuk membuat paragraf persuasi berdasarkan iklan yang diberikan, (5) siswa mendokumentasikan hasil menulis paragraf persuasi, catatan, tugas mencari referensi di internet, angket penilaian diri, dan jurnal siswa ke dalam bentuk portofolio (5) kemudian guru melakukan evaluasi tentang kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa.

66 Hipotesis Tindakan Setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio, keterampilan menulis siswa kelas X E SMA Negeri 8 Semarang diharapkan mengalami peningkatan dan mengalami perubahan tingkah laku.

67 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), artinya jenis penelitian yang bersifat reflektif, yaitu dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk meningkatkan dan memperbaiki tugas-tugas siswa dalam pembelajaran di kelas secara optimal. Penelitian tindakan kelas dilaksakan dalam bentuk proses pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Setelah dilakukan refleksi terhadap proses tindakan, biasanya muncul permasalahan yang perlu diperhatikan guru maupun siswa, sehingga perlu dilakukan lagi empat tahap tersebut agar karya yang dihasilkan siswa lebih optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan untuk mengetahui keterampilan menulis paragraf persuasif siswa dalam tindakan awal dan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Sedangkan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi siswa setelah dilakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran yang didasarkan pada refleksi siklus I. 50

68 51 Desain penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut. P P R T R T O Siklus I O Siklus II Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas Keterangan: P : Perencanaan O : Observasi T : Tindakan R : Refleksi Proses Tindakan Siklus I Proses tindakan pada siklus I meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut pemaparannya Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan pembelajaran dengan membuat rencana kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran. Rencana kegiatan tersebut didiskusikan dengan guru mata pelajaran agar pelakasanaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan berbagai masalah yang siswa hadapi dalam menulis paragraf persuasi. Hal itu disebabkan masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi karena

69 52 metode dan sistem penilaian yang digunakan kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan iklan di media cetak dan menerapkan model pembelajaran serta sistem penilaian portofolio. Rencana yang dilakukan dalam tahap ini adalah membuat rencana pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan model dan sistem penilaian portofolio, mempersiapkan pertanyaan yang akan diujikan melalui lembar tes menulis paragraf persuasi, menyiapkan instrumen penelitian berupa portofolio untuk memperoleh gambaran tentang proses belajar siswa, lembar observasi untuk melihat perilaku siswa selama proses pembelajaran, pedoman wawancara dan jurnal untuk memperoleh data nontes, serta menyiapkan perangkat tes, dan pedoman penskoran Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah apersepsi, pembelajaran inti, dan evaluasi. Pada tahap apersepsi, guru memberikan penjelasan pada siswa mengenai tujuan dan petunjuk pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Tahap pembelajaran inti, guru memberikan contoh iklan (Hand phone GSTAR 188) dan menyuruh siswa mengamati iklan yang diberikan guru lalu memperhatikan hal-hal apa saja yang penting dalam iklan tersebut. Kemudian guru memberikan contoh paragraf persuasi berdasarkan iklan tersebut. Seterusnya,

70 53 guru menjelaskan materi tentang paragraf persuasi dan model pembelajaran serta penilaian portofolio. Siswa disuruh membuat paragraf persuasi berdasarkan iklan yang diberikan dengan menulis hal-hal yang menarik dalam iklan sebagai kerangka karangan. Siswa membuat portofolio yang berisi tentang tugas membuat paragraf persuasi, catatan, tugas mencari referensi di internet, angket penilaian diri, dan jurnal siswa. Terakhir, pada tahap penutup guru dan siswa menyimpulkan proses pembelajaran yang berlangsung serta mengevaluasi pembelajaran dari awal sampai akhir Observasi Observasi atau pengamatan dalam penelitian ini adalah pengamatan peneliti terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data tentang penerapan model dan penilaian portofolio selama pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak. Hasil data tes diperoleh dari menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, sedangkan data nontes diperoleh dari portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Proses pengambilan data tes digunakan untuk menilai kemampuan menulis paragraf persuasi siswa dalam menggunakan pilihan kata, kejelasan ide, ejaan, keterampilan menulis kalimat yang efektif, keruntutan dalam berpikir, keterampilan membuat kalimat yang bersifat membujuk atau mempengaruhi pembaca, dan kreativitas siswa dalam membuat portofolio. Pengambilan data nontes dilakukan dengan cara (1) menganalisis portofolio siswa untuk mengetahui

71 54 kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas, kreativitas, dan kerapian siswa dalam membuat tugas yang diberikan, (2) observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung, (3) jurnal penelitian digunakan untuk mengetahui segala hal yang dirasakan selama pembelajaran berlangsung. Jurnal penelitian yang digunakan ada dua, yaitu jurnal guru yang berisi ungkapan perasaan guru selama pembelajaran berlangsung, dan jurnal siswa yang berisi ungkapan perasaan siswa selama pembelajaran berlangsung. (4) wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa yang memperoleh nilai tinggi, sedang, dan rendah tentang pembelajaran yang dilakukan, (5) dokumentasi foto digunakan sebagai bukti berupa gambar tentang aktivitas siswa selama pembelajaran Refleksi Pada siklus I, siswa sudah mulai antusias terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Hasil tes menulis paragraf persuasi siswa pada siklus I secara pada aspek organisasi isi menunjukkan kategori baik, sedangkan aspek lainnya menunjukkan kategori cukup. Hal itu terjadi karena masih ada beberapa siswa yang belum memahami model pembelajaran dan penilaian portofolio. Selain itu, siswa juga belum menguasai kosakata serta ejaan dan tanda baca yang benar. Selama pembelajaran berlangsung juga masih ada siswa yang berbicara dengan temannya, sehingga kurang memperhatikan penjelasan dari guru.

72 55 Kriteria nilai ketuntasan pada siklus I sebesar 70 juga belum dicapai siswa karena secara keseluruhan siswa hanya mencapai nilai rata-rata sebesar 66,87. Hal itu membuktikan bahwa keterampilan menulis paragraf persuasi siswa perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Untuk mencapai nilai ketuntasan sebasar 70, peneliti akan memberikan solusi pada siswa untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan cara menjelaskan kembali tentang model pembelajaran dan penilaian portofolio berdasarkan iklan di media cetak, guru memotivasi pada siswa agar gemar membaca untuk memperbanyak kosakata dan latihan menulis agar lebih mudah menuangkan ide. Sementara itu, upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio nantinya akan dilakukan penjelasan dan pelatihan kembali yang diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas pada siswa. Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto terlihat berbagai macam perilaku siswa selama pembelajaran. Beberapa siswa ada yang tertarik dengan pembelajaran, tetapi juga masih ada beberapa siswa yag kurang tertarik. Hal itu disebabkan siswa belum memahami model pembelajaran dan penilaian portofolio berdasarkan iklan di media cetak. Selain itu, kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas, kerapian, kreativitas, keaktifan siswa dalam bertanya

73 56 atau menjawab pertanyaan dari guru juga masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Untuk mengatasi perilaku siswa agar menjadi ke arah yang positif, pembelajaran menulis paragraf persuasi pada siklus II dibuat perencanaan pembelajaran yang lebih matang, penciptaan suasana belajar yang lebih kondusif, dan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, serta pemberian motivasi pada siswa agar berlatih menulis Proses Tindakan Siklus II Proses tindakan pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Berdasarkan refleksi pada siklus I, perlu dilakukan perbaikan rencana dan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Langkah-langkah kegiatan siklus II hampir sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perbedaannya terletak pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan siklus sebelumnya. Paparan selengkapanya tiap tahap pada siklus Ii diuraiakan di bawah ini Perencanaan Pada tahap ini, guru menyiapkan rencana pembelajaran yang sudah diperbaiki dan disempurnakan. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah dilakukan refleksi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hal-hal yang harus dipersiapkan guru untuk memperbaiki pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, yaitu (1) menyusun perbaikan rencana

74 57 pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio yang sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II, (2) menyiapkan media iklan yang lebih menarik agar siswa lebih antusias dalam menunjukkan hal-hal yang terdapat pada iklan dan lebih mudah menuangkan ide dalam membuat paragraf persuasi, (3) menyiapkan pedoman pengamatan yang meliputi pedoman portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes, (4) menyiapkan perangkat tes untuk menulis paragraf persuasi yang akan digunakan dalam evaluasi hasil belajar siklus II, (5) memberikan pengawasan dan pengamatan yang lebih agar siswa dapat berkonsentrasi pada pembelajaran, sehingga siswa dapat memahami materi yang disampaikan, (6) memberikan solusi berupa materi-meteri tambahan dan motivasi agar siswa labih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian kembali berkonsultasi dengan guru mata pelajaran tentang perencanaan yang akan dilakukan pada siklus II Tindakan Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada siklus I. Tindakan pada siklus II ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan perbaikan hasil refleksi pada siklus I. Ada beberapa perubahan tindakan antara lain, sebelum menulis paragraf persuasi guru menjelaskan kesalahankesalahan yang terjadi pada siklus I. Guru memberikan contoh media iklan yang lebih menarik agar siswa lebih antusias dan aktif menunjukkan hal-hal yang

75 58 terdapat pada iklan. Guru juga memberikan pengawasan dan pengamatan yang lebih agar suasana kelas lebih kondusif, sehingga hasil belajar siswa lebih maksimal. Kemudian, siswa diberi arahan, motivasi, dan saran agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis paragraf persuasi pada siklus II menjadi lebih baik. Diharapkan siswa dapat mengembangkan kalimat iklan di media cetak menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Kemudian guru memberikan masukan-masukan kepada siswa mengenai kesalahannya dalam menulis paragraf persuasi pada siklus I, sehingga pada siklus II ini mengalami perubahan menuju kebaikan dalam menulis paragraf persuasi pada siswa SMA 8 Semarang Observasi Pada kegiatan ini dilakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada siklus II ini sama dengan siklus I. Hasil data tes diperoleh dari menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, sedangkan data nontes diperoleh dari portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Ada beberapa aspek yang diamati pada siklus II, yaitu (1) perkembangan siswa dalam memahami penulisan paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak, (2) perkembangan tanggapan siswa terhadap penulisan paragraf persuasi, (3) keaktifan siswa selama proses pembelajaran, dan (4) perkembangan sikap siswa selama proses pembelajaran.

76 Refleksi Pada siklus II ini, hampir semua siswa antusias terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Siswa mulai tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan guru. Hal itu disebabkan siswa sudah mulai paham terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Selain itu, siswa sudah lebih mudah menuangkan idenya dalam bentuk paragraf persuasi, hampir sebagian besar siswa sudah memperhatikan ejaan dan tanda baca, siswa sudah menguasai banyak kosakata, kreativitas siswa dalam menyusun kalimat juga lebih baik. Kriteria nilai ketuntasan sebesar 70 juga sudah dicapai pada siklus II ini, yaitu siswa secara keseluruhan memperoleh nilai rata-rata sebesar 76,87. Hal ini berarti terjadi peningkatan dari nilai rata-rata siklus I sebesar 66,87. Berdasarkan hasil portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi, perilaku siswa juga sudah mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Jadi, pada siklus II ini pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio sudah sesuai dengan target, sehingga pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

77 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X. Adapun sumber data penelitian yaitu kelas X E SMA Negeri 8 Semarang tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 33 siswa terdiri dari 20 siswa putri dan 13 siswa putra. Ada beberapa alasan peneliti memilih kelas X E sebagai subjek penelitian, yaitu (1) keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E masih rendah dalam mengembangkan kalimat dan menemukan gagasan, (2) kelas X E belum bisa membedakan bentuk paragraf persuasi dengan paragraf lainnya Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan empat variabel, yaitu keterampilan menulis paragraf persuasi, iklan di media cetak, model pembelajaran portofolio, dan sistem penilaian portofolio Menulis Paragraf Persuasi Pada hakikatnya paragraf persuasi merupakan bentuk tulisan yang berisi himbauan atau ajakan yang bertujuan untuk meyakinkan dan mempengaruhi pembaca agar mau melakukan seperti yang terdapat dalam paragraf tersebut. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk mengemukakan gagasan yang dapat meyakinkan atau mengajak pembaca dalam bentuk paragraf persuasi. Aspek yang dinilai dalam menulis paragraf persuasi adalah isi gagasan, organisasi isi, ejaan dan tanda baca, pilihan kata, persuasif, dan kreativitas siswa. Siswa dituntut untuk dapat mencapai target penilaian yaitu 70,00 karena nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah minimal 70,00.

78 Iklan di Media Cetak Media berupa iklan di media cetak berhubungan erat dengan menulis paragraf persuasi karena iklan menggunakan bahasa yang singkat dan padat, tetapi bisa mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu seperti yang diinginkan pengarang. Selain penggunaan bahasa yang menarik, media iklan juga menampilkan gambar sebagai pendukung atau penguat dari gagasan penulis sehingga pembaca dapat lebih mudah dan memahami iklan yang disampaikan. Media iklan di media cetak diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk mengembangkan kalimat iklan yang singkat menjadi sebuah paragraf persuasi yang menarik. Pada penelitian ini guru memberikan contoh iklan (Handphone GSTAR 188 dan Honda Beat) Model Pembelajaran Portofolio Portofolio merupakan salah satu model pembelajaran dan sistem penilaian yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Sebagai model pembelajaran, portofolio mengacu pada empat prinsip dasar, yaitu prinsip belajar siswa aktif, kelompok belajar kooperatif, pembelajaran partisipatorik, dan mengajar yang reaktif. Pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan model pembelajaran portofolio menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Selain itu, siswa diharapkan mampu bekerja sama antarsiswa dan komponen-komponen lain secara kooperatif dalam menyelesaikan masalah selama kegiatan belajar. Pembelajaran dilakukan secara partisipatorik dengan melibatkan dan

79 62 mengikutsertakan siswa untuk mencari dan menentukan bahan materi yang akan dipelajari. Peran guru juga sangat penting untuk mengajar yang reaktif, guru dituntut untuk kreatif agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi Sistem Penilaian Portofolio Portofolio digunakan sebagai alat pembelajaran dan juga sebagai alat penilaian. Penilaian portofolio mengharuskan siswa untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. Dalam hal ini penilaian portofolio dianggap sebagai salah satu alat pembelajaran yang merupakan komponen kurikulum. Portofolio juga dapat digunakan sebagai salah satu alat penilaian autentik (authentic assessment) atau penilaian sebenarnya untuk siswa, terutama hasil karyanya. Salah satu prinsip dasar penilaian portofolio yang lebih ditekankan dalam penelitian ini adalah prinsip dasar yang menekankan pada proses dan hasil. Penilaian proses dilakukan dengan menilai portofolio siswa yang dapat dilihat dari kelengkapan tugas, kelengkapan catatan harian, kerapian portofolio, kreativitas penyusunan portofolio, dan kedisiplinan mengumpulkan tugas. Sedangkan penilaian hasil dilakukan dengan menilai paragraf persuasi yang dibuat siswa. 3.4 Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan nontes Instrumen Tes Pengumpulan data tes berupa tugas siswa dalam menulis paragraf persuasi. Tes ini digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam

80 63 menentukan isi gagasan, organisasi isi, pilihan kata yang tepat, ejaan dan tanda baca, kalimat persuasif, dan kreativitas. Tabel 1 Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Persuasi No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian SB B S C K Skor 1 Isi gagasan Keruntutan paragraf Pilihan kata (diksi) Ejaan dan tanda baca Persuasif Kreativitas Jumlah 30 Keterangan: SB : Sangat baik C : Cukup B : Baik K : Kurang S : Sedang Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menilai keterampilan menulis paragraf persuasi, yaitu: Isi Gagasan No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Isi paragraf sangat menarik, bermutu, dan halhal yang dikemukakan sesuai dengan isi iklan Baik Isi paragraf menarik dan hal-hal yang dikemukakan sesuai dengan iklan Sedang Isi paragraf sudah memadai dan hal-hal yang dikemukakan sesuai dengan iklan Cukup Isi paragraf cukup memadai dan hal-hal yang dikemukakan sesuai dengan iklan Kurang Isi paragraf tidak memadahi, dan hal-hal yang dikemukakan tidak sesuai dengan iklan. Organisasi isi No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Isi paragraf tersusun rapi dan teratur

81 Baik Isi paragraf runtut dan rapi 3. 3 Sedang Susunan isi paragraf cukup baik 4. 2 Cukup Banyak ditemukan isi paragraf yang tidak teratur 5. 1 Kurang Isi paragraf kacau Pilihan kata (diksi) No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Menggunakan kata-kata yang sangat tepat dan bervariasi 2. 4 Baik Penggunaan kata sudah tepat tetapi kadangkadang ada kata yang kurang cocok 3. 3 Sedang Penggunaan kata cukup baik tetapi kurang bervariasi 4. 2 Cukup Penggunaan kata banyak yang kurang tepat 5. 1 Kurang Banyak sekali penggunaan kata yang tidak tepat Ejaan dan Tanda Baca No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Penggunaan ejaan dan tanda baca sangat tepat sehingga tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa yang berlaku 2. 4 Baik Hampir penggunaan ejaan dan tanda baca baik dan tidak ada penyimpangan kaidah bahasa 3. 3 Sedang Ada beberapa kesalahan tapi tidak terlalu merusak kaidah bahasa 4. 2 Cukup Terdapat cukup banyak kesalahan yang menimbulkan ketidakcocokan sehingga dianggap merusak kaidah bahasa 5. 1 Kurang Ejaan dan tanda baca kacau Persuasif No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Penggunaan kalimat sudah sangat persuasif,

82 65 efektif, dan bervariasi 2. 4 Baik Penggunaan kalimat sudah bisa dianggap dapat menarik minat pembaca 3. 3 Sedang Penggunaan kalimat sudah persuasif tetapi kurang efektif 4. 2 Cukup Penggunaan kalimat persuasif kurang tepat sehingga kurang menarik minat pembaca 5. 1 Kurang Kalimat tidak persuasif dan tidak bermakna Kreativitas No. Skor Kategori Keterangan 1. 5 Sangat baik Penggunaan kalimat sangat kreatif dan imajinatif 2. 4 Baik Penggunaan kalimat sudah kreatif dan imajinatif 3. 3 Sedang Penggunaan kalimat cukup kreatif dan imajinatif 4. 2 Cukup Penggunaan kalimat yang kreatif hanya sedikit 5. 1 Kurang Penggunaan kalimat kurang kreatif dan imajinatif Perolehan Skor Nilai Akhir = X Skor Ideal (100) Skor Maksimum Kategori Nilai: Sangat baik Cukup Baik 0 54 Kurang Instrumen Nontes Bentuk instrumen nontes digunakan untuk mengetahui perkembangan sikap siswa dalam pembelajaran, serta tanggapan siswa setelah melakukan pembelajaran. Bentuk instrumen nontes dalam penelitian ini terdiri dari portofolio, pedoman observasi, pedoman jurnal, dokumentasi, dan pedoman wawancara.

83 Portofolio Portofolio merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekpresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Portofolio digunakan siswa untuk mengumpulkan semua dokumen yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari, sehingga proses belajar siswa dapat dipantau. Portofolio berisi angket penilaian diri, dokumentasi kumpulan catatan harian, dokumentasi kumpulan tugas-tugas, dan jurnal siswa. Angket penilaian diri berisi pernyataan tentang isi portofolio siswa. Dokumentasi catatan harian merupakan kumpulan catatan tentang materi paragraf persuasif selama pembelajaran. Dokumentasi kumpulan tugas-tugas berisi tugas-tugas yang dibuat siswa selama pembelajaran. Dan jurnal merupakan kesan siswa terhadap pembelajaran. Tabel 2 Kriteria Penilaian Portofolio No. Aspek yang dinilai Skala Penilaian SB B S C K Skor 1 Kelengkapan tugas Kelengkapan catatan harian Kualitas portofolio Kerapian portofolio Kedisiplinan mengumpulkan tugas Jumlah 25 Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menilai portofolio, yaitu: No. Aspek Kategori Kriteria Skor 1. Kelengkapan tugas-tugas Sangat baik Jika membuat lebih dari 1 paragraf 5 persuasi dengan kerangka karangan, dan tugas mencari referensi dari internet Baik Jika mengumpulkan 1 paragraf 4 persuasi dengan kerangka karangan, dan tugas mencari referensi dari

84 67 2. Kelengkapan catatan harian 3. Kualitas portofolio 4. Kerapian portofolio 5. Kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas Sedang Cukup Kurang Sangat baik Baik Sedang Cukup Kurang Sangat baik Baik Sedang Cukup Kurang Sangat baik Baik Sedang Cukup Kurang Sangat baik Baik Sedang internet Jika mengumpulkan 1 paragraf persuasi hanya dengan kerangka karangan, atau tugas mencari referensi dari internet Jika mengumpulkan 1 paragraf persuasi tanpa kerangka karangan, dan tugas mencari referensi dari internet Jika tidak mengumpulkan Jika mengumpulkan catatan harian dengan lengkap dari awal sampai akhir pembelajaran dan rapi Jika mengumpulkan catatan harian dengan lengkap dari awal sampai akhir pembelajaran tapi kurang rapi Jika mengumpulkan catatan harian kurang lengkap tetapi rapi dari awal sampai akhir pembelajaran Jika mengumpulkan catatan harian kurang lengkap dari awal sampai akhir pembelajaran dan kurang rapi Jika tidak mengumpulkan catatan harian Jika isi portofolio lengkap dan kreatif Jika isi portofolio lengkap tetapi kurang kreatif Jika isi portofolio cukup lengkap Jika isi portofolio kurang lengkap dan kurang kratif Jika isi portofolio tidak sesuai ketentuan Jika portofolio disusun sangat rapi dan menarik Jika portofolio disusun rapi Jika portofolio disusun cukup rapi Jika portofolio disusun kurang rapi Jika portofolio disusun tidak rapi Jika tugas dikumpulkan sangat tepat waktu Jika tugas dikumpulkan dua jam setelah jadwal pengumpulan tugas Jika tugas dikumpulkan lebih dari dua jam setelah jadwal pengumpulan tugas

85 68 Cukup Kurang Jika tugas dikumpulkan di luar jadwal pengumpulan tugas Jika tugas tidak dikumpulkan 2 1 Perolehan Skor Nilai Akhir = X Skor Ideal (100) Skor Maksimum Kategori Nilai Sangat baik Cukup Baik 0 54 Kurang Pedoman Observasi Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pedoman melakukan observasi adalah (1) siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias seperti bertanya, menanggapi, dan membuat catatan, (2) siswa berpartisipasi aktif ketika menunjukkan apa saja yang terdapat pada iklan di media cetak, (3) siswa merespon positif (senang) dengan media iklan di media cetak dan model pembelajaran portofolio, (4) siswa aktif menjawab pertanyaan dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan dalam pembelajaran, dan (5) siswa menulis paragraf persuasi dengan sikap yang baik Pedoman Jurnal Lembar jurnal dibuat dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. Lembar jurnal ini terdiri dari lembar jurnal siswa dan lembar jurnal guru. Jurnal guru digunakan untuk mengetahui minat siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi, respon siswa saat guru memberikan contoh media iklan yang diberikan saat pembelajaran, tingkat keaktifan siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai

86 69 umpan balik sehingga guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan model pembelajaran yang digunakan, dan sikap siswa saat melaksanakan tugas menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media cetak dan membuat portofolio. Sedangkan jurnal siswa berisi perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, kesulitan siswa dalam menulis paragraf persuasi, tanggapan siswa terhadap materi pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan penilaian portofolio, manfaat yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran, dan saran siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi Pedoman Dokumentasi Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto. Dokumentasi foto digunakan untuk pengambilan data dengan tujuan memperoleh gambaran visual tentang pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan pembelajaran yang diambil untuk didokumentasikan adalah kegiatan apersepsi, kegiatan guru menjelaskan materi, kegiatan siswa membuat paragraf persuasi dan portofolio, dan kegiatan evaluasi Pedoman Wawancara Wawancara ini digunakan untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi yang dilakukan guru mata pelajaran, pendapat siswa tentang pembelajaran menulis peragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio, bagaimana perasan siswa selama mengikuti pembelajaran, apa manfaat yang diperoleh siswa, dan bagaimana kesan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan peneliti. Wawancara tidak dilakukan pada semua siswa, tetapi hanya

87 70 dilakukan pada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah dalam menulis paragraf persuasi. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan nontes Teknik Tes Data tes pada penelitian ini diperoleh dari menulis paragraf persuasi siswa berdasarkan iklan di media cetak (Handphone Nokia 1202, Panasonic, obat Omepros, dan kartu IM3 Groove) yang dibuat pada setiap siklus. Hasil tes siklus I dianalisis untuk mengetahui tingkat penguasaan menulis paragraf persuasi siswa. Dari analisis tersebut, maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada kemudian diberikan pembekalan untuk menghadapi tes pada siklus II. Selanjutnya, hasil tes pada siklus II dianalisis berdasarkan rencana pembelajaran dengan tujuan untuk mengetahui apakah masih banyak siswa yang masih mengalami kesulitan setelah dijelaskan kembali secara mendalam Teknik Nontes Teknik nontes dalam penelitian ini meliputi portofolio, observasi, jurnal, dokumentasi foto, dan wawancara. Berikut uraiannya Portofolio Teknik pengumpulan data dengan portofolio dilakukan dengan dokumentasi angket penilaian diri, dokumentasi kumpulan catatan harian, dokumentasi kumpulan tugas-tugas, dan juranl siswa. Portofolio dilaporkan pada

88 71 guru setiap akhir pertemuan dan setiap akhir siklus. Melalui data yang terdapat dalam portofolio, guru dan siswa dapat mengetahui perkembangan hasil belajar siswa selama pembelajaran. Selain itu, angket penilaian diri dapat digunakan siswa untuk merefleksi diri, sehingga siswa dapat mengetahui proses belajar yang telah mereka lakukan Observasi Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk mengetahui perkembangan perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi. Langkah-langkah pelaksanaan observasi yaitu (1) menyiapkan lembar observasi yang berisi, pengamatan tentang keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, keaktifan siswa selama pembelajaran, keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, (2) melaksanakan observasi selama pembelajaran untuk mengetahui perilaku siswa selama pembelajaran dari awal sampai akhir, (3) mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan Jurnal Dalam penelitian ini, jurnal siswa digunakan untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Jurnal dibuat siswa setelah proses pembelajaran berakhir. Jurnal berisi tentang ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio, kesulitan siswa dalam menulis paragraf persuasi, manfaat yang diperoleh selama pemebelajaran, dan kesan siswa setelah selesai pembelajaran.

89 Dokumentasi Pengambilan data melalui dokumentasi foto dilakukan setiap kali pertemuan untuk mengambil gambar kegiatan pembelajaran menulis paragraf persuasif mulai dari perencanaan, tindakan, dan evaluasi Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengambil siswa yang mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara ini berisi catatan responden terhadap tugas yang dikerjakan oleh siswa, hambatan, dan kesulitan yang dihadapi serta menunjukkan bagaimana cara mengatasinya untuk meningkatkan penulisan paragraf persuasi. 3.6 Teknik Analisis Data kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah hasil kuantitatif dan Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui peningkatan menulis paragraf persuasi siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. Data kuantitatif diperoleh dari portofolio yang disusun siswa pada siklus I dan siklus II. Analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung nilai yang diperoleh 2. Menghitung jumlah responden yang mendapat nilai tinggi, sedang, rendah

90 73 3. Membandingkan hasil analisis kemudian dipersentasekan anatar siklus I dan siklus II 4. Menghitung data yang telah diperoleh, dengan menggunakan rumus: NK NP= X 100 R Keterangan: NP NK R : Nilai Persentase : Nilai Komulatif : Jumlah Responden Hasil penghitungan keterampilan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio dari masingmasing siklus diperbandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari instrumen nontes yang terdiri dari portofolio, hasil observasi, jurnal, dokumentasi, dan wawancara. Skor hasil observasi dijumlah kemudian dikualitatifkan dan hasilnya digunakan untuk mengetahui perkembangan keterampilan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan jurnal digunakan untuk mengetahui perilaku sehari-hari siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hasil wawancara digunakan untuk mengetahui kelebihan dan

91 74 kekurangan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio.

92 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini meliputi hasil tes dan nontes. Hasil penelitian yang berupa tes keterampilan menulis disajikan dalam bentuk deskripsi data kuantitatif, sedangkan hasil penelitian nontes disajikan dalam bentuk deskripsi kualitatif. Sistem penyajian data hasil tes keterampilan menulis disajikan dala bentuk tabel, kemudian diuraikan analisis atau tafsiran makna dari laporan tabel tersebut. Selanjutnya, data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif. Data nontes yang dipaparkan pada siklus I meliputi portofolio, observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi (foto). Berikut ini diuraikan hasil siklus I, dan siklus II Siklus I Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua jam pelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti sebagai guru melakukan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran hari itu. Dilanjutkan dengan memberikan iklan media cetak sebagai contoh agar siswa merasa tertarik dengan pembelajaran. Kemudian siswa disuruh menunjukkan hal-hal penting apa saja yang mereka tangkap dari iklan tersebut. Setelah itu, guru mulai menerangkan tentang paragraf persuasi. Langkah selanjutnya, guru memberikan iklan media cetak dan siswa disuruh untuk menunjukkan hal-hal penting apa saja yang mereka tangkap sebagai kerangka untuk membuat paragraf persuasi yang menarik dan mayakinkan. 75

93 Hasil Tes Siklus I Secara keseluruhan, hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA 8 Semarang ini dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 3 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Siklus I No Kategori Nilai F Jumlah Nilai Persen Rata-rata Nilai 1. Sangat baik = /33 2. Baik = Cukup (Cukup) 4. Kurang Jumlah Tabel tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa mencapai nilai total 2206,63 dengan nilai rata-rata 66,87 dalam kategori cukup. Dari 33 siswa yang berhasil memperoleh nilai kategori baik (70-84) hanya 11 siswa, 21 siswa lainnya memperoleh kategori cukup (55-69) dan 2 siswa yang mendapatkan nilai kategori kurang (0-54). Tabel 4 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Siklus I Tiap Aspek No. Aspek yang dinilai Nilai Kategori 1. Isi gagasan Cukup 2. Organisasi isi Baik 3. Diksi Cukup 4. Ejaan dan tanda baca Cukup 5. Persuasif Cukup 6. Kreativitas Cukup Jumlah Rata-rata nilai Cukup

94 77 Masih rendahnya nilai tes keterampilan menulis paragraf persuasi siswa pada siklus I ini, kemungkinan disebabkan siswa kurang berlatih dan media iklan di media cetak dan model pembelajaran portofolio masih jarang digunakan dalam pembelajaran menulis terutama menulis paragraf persuasi, sehingga siswa perlu menyesuaikan diri dalam pembelajaran. Presentase hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi tersebut dijelaskan melalui diagram berikut ini. Kurang 5% Sangat baik, 0% Baik 40% Cukup 55% Diagram 1 Persentase Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf persuasi Siklus I Diagram tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai berkategori sangat baik (85-100) 0% atau tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kategori sangat baik, sedangkan nilai berkategori baik (70-84) hanya dicapai 12 siswa atau sebesar 40%, siswa yang mendapatkan kategori cukup (55-69) dicapai 19 siswa atau sebesar 55%, dan 2 siswa mendapatkan kategori kurang (0-54). Hasil tes secara klasikal seperti dalam tabel di atas merupakan gabungan dari enam aspek yang digunakan untuk menilai keterampilan menulis paragraf persuasi siswa. Adapun hasil perolehan tiap-tiap aspek secara rinci dapat dilihat pada diagram dan uraian di bawah ini.

95 78 Nilai Aspek Diagram 2 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Tiap Aspek Siklus I Keterangan aspek: 1. Isi gagasan 2. Organisasi isi 3. Diksi 4. Ejaan dan tanda baca 5. Persuasif 6. Kreativitas Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Isi Gagasan Penilaian aspek isi gagasan bertujuan untuk mengetahui sesuai tidaknya isi gagasan dengan isi iklan yang diberikan dalam menulis paragraf persuasi. Hasil peilaian tes aspek isi gagasan dalam menulis paragraf persuasif dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

96 79 Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Isi Gagasan Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 114/33 = (3.45/5)x = (Cukup) Jumlah Berdasarkan tabel 5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek isi gagasan termasuk dalam kategori cukup dengan perolehan nilai rata-rata sebanyak 69,09. Dari 33 siswa terdapat 2 siswa atau 8,77% yang meperoleh skor 5, 13 siswa atau 45,61% yang memperoleh skor 4, 16 siswa atau 42,11% yang memperoleh skor 3, dan 2 siswa atau 3,51% yang memperoleh skor 2. Jadi, setelah dilakukan penghitungan rata-rata nilai siswa pada aspek isi gagasan dalam menulis paragraf persuasi mencapai 69,09 atau berkategori cukup. Ternyata belum semua siswa mampu menulis paragraf persuasi dengan isi gagasan yang sesuai dengan aksud iklan yang diberikan guru. Terkadang mereka menulis tanpa memperhatikan hal-hal apa saja yang penting untuk dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasi.

97 80 Pemahaman siswa mengenai isi gagasan yang harus sesuai dengan maksud dari iklan di media cetak dipengaruhi oleh kegiatan siswa saat diberikannya contoh iklan oleh guru. Ketika guru memberikan contoh iklan tersebut, ada siswa yang masih bingung dalam menuangkan isi gagasannya dalam sebuah paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Tetapi beberapa siswa lainnya sudah bisa menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Organisasi Isi Penilaian aspek organisasi isi dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada isi paragraf yang tersusun rapi, teratur, dan runtut. Hasil penilaian tes menulis paragraf persuasi aspek organisasi isi dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini. Tabel 6 Hasil Tes Keterampilan menulis Paragraf Persuasi Aspek Organisasi Isi Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 117/33 = (3.55/5)x = (Baik) Jumlah Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dijelaskan bahwa aspek organisasi isi termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rata-rata

98 81 kelas sebanyak 70,91. Dari 33 siswa, 18 siswa atau 61,54% memperoleh skor 4 dan 15 siswa atau 38,46% memperoleh skor 3. Hasil tersebut termasuk baik, disebabkan siswa sudah mengetahui bagaimana menyusun paragraf yang rapi, runtut, dan teratur dalam mengorganisasikan isi. Tetapi ada beberapa siswa yang masih kesulitan dalam menghubungkan kalimat sebelumnya dengan kalimat sesudahnya sehingga menghasilkan tulisan yang kurang bisa dipahami Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Diksi Penilaian aspek diksi dalam menulis paragraf persuasif lebih ditekankan pada tepat tidaknya kata yang digunakan dalam menulis paragraf persuasi. Berikut ini tabel hasil perolehan nilai menulis paragraf persuasi aspek diksi. Tabel 7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Diksi Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 108/33 = (3.27/5)x = (Cukup) Jumlah Berdasarkan tabel 7 di atas dapat dijelaskan bahwa aspek diksi termasuk dalam kategori cukup. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rata-rata yaitu 65,45. Dari 33 siswa, siswa yang memperoleh skor 4 ada 9 siswa atau 33,33% dan siswa yang memperoleh skor 3 ada 24 siswa atau 66,67%.

99 82 Dari data tersebut menunjukkan hasil yang belum begitu baik. Hal itu kemungkinan disebabkan siswa kurang memahami dalam penggunaan kata yang tepat untuk menulis. Kata yang disusun siswa dalam kalimat atau paragraf kurang tepat, sehingga maksud tulisan kurang jelas Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Penilaian aspek ejaan dan tada baca dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca dalam menulis paragraf persuasi. Hasil tes aspek ejaan dan tanda baca dalam menulis paragraf persuasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini. Tabel 8 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 108/33 = (3.27/5)x = (Cukup) Jumlah Berdasarkan tabel 8 di atas dapat dijelaskan bahwa secara klasikal 33 siswa mencapai skor total 108 dengan nilai rata-rata 65,45 dalam kategori cukup. Dari 33 siswa, 9 siswa atau 33,33% memperoleh skor 4 dan 24 siswa atau 66,67% memperoleh skor 3.

100 83 Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada siswa yang kurang memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca dalam menulis. Hal tersebut dapat membuat tulisan kurang dipahami dan kacau Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Persuasif Penilaian aspek persuasif lebih ditekankan pada peggunaan kalimat yang meyakinkan, bervariasi, efektif, dan tepat mempengaruhi pembaca. Berikut ini tabel hasil perolehan nilai menulis paragraf persuasif aspek persuasif. Tabel 9 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Persuasif Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 113/33 = (3.42/5)x = (Cukup) Jumlah Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dijelaskan secara klasikal bahwa 33 siswa mecapai skor total 113 dengan nilai rata-rata 68,48 dalam kategori cukup. Dari 33 siswa, ada 1 siswa atau 4,42% yang memperoleh skor 5, 15 siswa atau 53,10% yang memperoleh skor 4, 14 siswa atau 37,17% yang memperoleh skor 3, dan 3 siswa atau 5,31% memparoleh skor 2. Dapat disimpulkan bahwa siswa sebagian besar dapat menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang mempengaruhi pembaca tetapi masih ada beberapa

101 84 siswa yang masih menggunakan kalimat yang terkesan kaku, kurang kreatif, dan tidak bervariasi Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Kreativitas Penilaian aspek kreativitas dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada tingkat kreativitas siswa dalam menunjukkan hal-hal yang penting dari iklan media cetak menjadi sebuah kerangka karangan yang kemudian dikembangkan menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Berikut ini adalah tebel hasil tes menulis paragraf aspek kretivitas. Tabel 10 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Kreativitas Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai =102/33 = (3.09/5)x = (Cukup) Jumlah Berdasarkan tabel 10 di atas dapat dijelaskan secara klasikal bahwa 33 siswa mencapai skor total 102 dengan nilai rata-rata 61,82 dalam kategori cukup. Dari 33 siswa, ada 6 siswa atau 23,53% yang memperoleh skor 4, 24 siswa atau 70,59% memperoleh skor 3, dan 3 siswa atau 5,88% memperoleh skor 2. Dari hasil tersebut kreativitas siswa masih kurang baik karena siswa belum bisa kreatif dalam mengembangkan hal-hal yang penting pada iklan menjadi paragraf persuasi. Kebanyakan siswa masih terpaku pada kalimat

102 85 promosi iklan, sehingga pengembangannya menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan masih belum baik Hasil Nontes Siklus I Pada siklus I ini data penelitian nontes didapatkan dari hasil portofolio, observasi, jurnal, dan wawancara. Data dari hasil masing-masing instrumen nontes ini akan dijelaskan pada uraian berikut Hasil Portofolio Siklus I Portofolio digunakan untuk memperoleh data yang berupa proses belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Data tersebut dapat dilihat melalui aspek kelengkapan tugas, kelengkapan catatan harian, kualitas portofolio, kerapian portofolio, dan kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Sedangkan penilaian portofolio dilakukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh tiap aspek. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian autentic asassement yang dilakukan siswa berdasarkan kenyataan yang ada pada portofolio masing-masing siswa. Penilaian ini juga dapat dilihat pada lembar penilaian diri yang diisi oleh siswa. Data penilaian portofolio pada siklus I dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini. Tabel 11 Hasil Portofolio Siklus I No. Kategori Nilai F Jumlah nilai Persentase Rata-rata nilai 1. Sangat baik = 2244/33 2. Baik = 68.00

103 86 3. Cukup Kurang Jumlah Dari data tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata portofolio siswa pada siklus I 68,00 dalam kategori cukup. Meskipun pada awal pembelajaran siswa sudah diberi penjelasan tentang portofolio tetapi tingkat pemahaman siswa masih kurang. Hal ini terlihat dari data portofolio yang dibuat siswa. Hal ini disebabkan oleh model pembelajaran portofolio jarang dilakukan oleh guru mata pelajaran, sehingga sebagian besar siswa masih merasa bingung. Untuk lebih jelasnya perolehan nilai portofolio pada siklus I dapat dilihat pada diagram 3 berikut Nilai Kategori Keterangan 1 : Sangat baik 3 : Cukup

104 87 2 : Baik 4 : Kurang Diagram 3 Hasil Nilai Portofolio Siklus I Diagram 3 di atas menunjukkan bahwa siswa hanya mampu memperoleh nilai dalam ketegori cukup yaitu 68,00. Hal ini dikarenakan model pembelajaran portofolio baru pertama kali mereka kenal, sehingga siswa belum memahami tentang model pembelajaran portofolio. Dengan demikian, nilai portofolio perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Data perolehan nilai portofolio tiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 12 Hasil Nilai Portofolio Tiap Aspek pada Siklus I No. Aspek yang dinilai Nilai Kategori 1. Kelengkapan tugas-tugas Cukup 2. Kelengkapan catatan harian Cukup 3. Kualitas portofolio Cukup 4. Kerapian portofolio Kurang 5. Kedisiplinan mengumpulkan Sangat Baik tugas Jumlah Rata-rata 68.00

105 88 Tabel 12 di atas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada aspek kelengkapan tugas sebesar 58,79, aspek catatan sebesar 64,85, aspek kualitas portofolio sebesar 67,88, aspek kerapian portofolio sebesar 52,73, dan aspek kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas sebesar 95,76. Aspek yang terendah adalah dalam kerapian portofolio, sedangkan aspek yang tertinggi pada kedisiplinan pengumpulan tugas. Dan aspek lainnya mendapat kategori cukup. Hasil ini tentu belum memuaskan sehingga perlu ditingkatkan lagi pada siklus II. Untuk lebih jelasnya, nilai portofolio dapat dilihat pada diagram berikut. Nilai Aspek Keterangan 1= Aspek kelengkapan tugas 2= Aspek kelangkapan catatan 3= Aspek kualitas portofolio 4= Aspek kerapian portofolio 5= Aspek kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas Diagram 4 Hasil Nilai Tiap Aspek Portofolio Siklus I

106 89 Diagram 4 di atas menunjukkan perolehan nilai tiap aspek portofolio. Pada aspek kelengkapan tugas siswa memperoleh kategori cukup atau 58,79, pada aspek kelengkapan catatan diperoleh sebesar 64,85 atau dalam kategori cukup, pada aspek kualitas portofolio siswa juga mendapat kategori cukup yaitu sebesar 67,88, sedangkan pada aspek kerapian portofolio mendapat nilai sebesar 52,73 yang termasuk kategori kurang, dan pada aspek kedisiplinan pengumpulan tugas siswa memperoleh kategori sangat baik yaitu 95,76. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua aspek penilaian portofolio perlu ditingkatkan lagi Hasil Observasi Siklus I Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. Data dalam observasi ini meliputi perilaku positif dan perilaku negatif siswa selama mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh guru bahasa Indonesia di kelas tersebut karena guru tersebut sudah hafal nama semua siswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah jalannya observasi dan pembelajaran yang berlangsung. Perolehan nilai hasil observasi untuk tiap aspek baik pada sikap positif maupun sikap negatif dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 13 Hasil Observasi Siklus I No. Aspek Observasi Persentase 1. Perilaku positif 1) Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias seperti bertanya, menanggapi, dan membuat catatan. 2) Siswa berpartisipasi aktif ketika menunjukkan apa 60.61

107 90 saja yang terdapat pada iklan di media cetak (Honda Beat) 3) Siswa merespon positif (senang) dengan media iklan di media cetak serta model pembelajaran dan penilaian portofolio yang digunakan 4) Siswa aktif menjawab pertanyaan dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan dalam pembelajaran 5) Siswa menulis paragraf persuasif dengan sikap yang baik Jumlah Rata-rata Perilaku negatif 6) Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara dengan temannya, tiduran, atau membuat catatan yang tidak penting 7) Siswa pasif dalam pembelajaran 8) Siswa merespon negatif (acuh) dengan media iklan dan model pembelajaran portofolio yang digunakan guru 9) Siswa pasif dan malas untuk bertanya tentang materi menulis paragraf persuasif yang diajarkan 10) Siswa melakukan kgiatan yang tidak perlu saat menulis paragraf persuasif dan membuat portofolio (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya) Jumlah Rata-rata Berdasarkan tabel 13 tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil observasi pada siklus I hampir semua siswa sudah memperhatikan penjelasan guru, hal itu ditunjukkan dengan presentase sebesar 66,67%. Mereka sudah mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru dengan baik. Persentase tersebut

108 91 menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap penjelasan guru sudah baik. Hal itu menujukkan ketertarikan siswa terhadap materi yang diajarkan. Pada saat disuruh menunjukan isi iklan, hampir semua siswa berusaha untuk menjawab. Mereka menjawab sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh iklan yang diberikan guru sebagai contoh (Hand phone Gstar 188). Persentase yang ditunjukkan sebesar 60,61%. Hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. Hasil observasi mengenai respon siswa ketika diberikan contoh iklan media cetak (Handphone GSTAR 188) dan pembelajaran yang menggunakan model dan penilaian portofolio sebesar 81,82%. Hal ini merupakan bukti ketertarikan siswa terhadap media iklan yang digunakan dalam pembelajaran serta model dan penilaian portofolio. Siswa merasa tertarik karena media iklan belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran menulis paragraf persuasi serta model pembelajaran dan penilaian portofolio juga jarang digunakan. Kemudian, keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan juga diobservasi. Pada siklus I ini, keaktifan siswa hanya mencapai 39,39%. Presentase tersebut menunjukkan bahwa kurang dari sebagian siswa yang bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Pada aspek ini perlu ditingkatkan lagi agar siswa lebih percaya diri dan kreatif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Hasil observasi pada saat menulis paragraf persuasi menunjukkan hasil yang baik, yaitu sebesar 87,88%. Hal itu berarti lebih dari sebagian besar siswa

109 92 bersikap tenang dan serius selama menulis paragraf persuasi yang ditugaskan oleh guru. Selain sikap positif, pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang masih bersikap negatif selama pembelajaran berlangsung. Terdapat 33,33% siswa masih kurang serius dalam memperhatikan penjelasan guru. Mereka masih ada yang acuh, pasif, dan bercanda dengan temannya. Siswa masih kurang berpartisipasi saat pembelajaran terutama dalam menunjukkan isi iklan. Mereka ada yang melamun dan asyik bercanda dengan temannya sebesar 39,39%. Sedangkan siswa yang kurang tertarik dengan media dan model yang digunakan sebesar 18,18%. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan bertanya juga masih kurang. Hal itu ditunjukkan dengan persentase sebesar 60,61%. Selain itu juga masih terdapat siswa yang bersikap gaduh ketika pembelajaran sebesar 12,12%. Berdasarkan pengamatan peneliti selama pembelajaran menulis paragraf persuasi dapat disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa masih ada selama pembelajaraan berlangsung. Sikap negatif dimungkinkan karena siswa belum bisa menyesuaikan diri terhadap media dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Keadaan ini merupakan permasalahan yang harus dipecahkan oleh peneliti. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan-tindakan agar dapat mengurangi sikap negatif siswa ketika pembelajaran berlangsung, karena dengan sikap yang baik dan aktif siswa juga dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan guru. Rencana pembelajaran pada siklus berikutnya tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar perilaku belajar siswa yang negatif menjadi berkurang.

110 93 Nilai % % 87.88% 66.67% 60.61% 39.39% Aspek Hasil Jurnal Siklus I Diagram 5 Hasil Observasi Siklus I Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal ini berisi ungkapan perasaan, tanggapan, kesan, dan pesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. a. Jurnal Siswa Hasil jurnal yang telah direkap selengkapnya diuraikan melalui tabel dan deskripsi sebagai berikut. Tabel 14 Hasil Jurnal Siklus I No. Pertanyaan Jurnal Presentase Hasil 1. Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti 87.88% 2. pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Berikan alasannya! Apakah Anda masih merasa kesulitan dalam menulis paragraf persuasi setelah melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media 15.15%

111 cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Berikan alasannya! Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap model dan 75.76% sistem penilaian portofolio dalam menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak? Apa manfaat yang Anda peroleh selama mengikuti 90.91% pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Bagaimana kesan dan saran Anda berkenaan dengan 72.73% pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Jumlah Rata-rata Sebagian besar siswa menanggapi baik dan merasa sangat senang melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Terdapat 29 siswa atau 87,88% berpendapat bahwa media iklan serta model pembelajaran dan penilaian portofolio yang digunakan sangat menarik dan menyenangkan. Media iklan yang digunakan sangat menarik karena mempermudah mereka untuk menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf persuasif. Selain itu, model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio membuat mereka senang dan kreatif. Meskipun sebagian besar siswa merasa senang dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio yang diberikan peneliti, namun masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis paragraf persuasi. Sebanyak 5 siswa atau 15,15% menjawab hal tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam menulis paragraf persuasi meliputi tingkat kreativitas siswa dalam menunjukkan maksud dari iklan yang diberikan menjadi

112 95 sebuah paragraf yang menarik dan meyakinkan. Sebagian besar siswa hanya terpaku pada hal-hal yang terdapat pada iklan saja. Sisanya 28 siswa atau 84,85% sudah tidak ada kesulitan baik dalam penulisan maupun kreativitasnya dalam menunjukkan maksud atau isi iklan. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio adalah suatu hal yang baru bagi siswa, sehingga wajar jika siswa merasa asing dan berakibat timbulnya sikap negatif yang disebutkan di atas. Namun, setidaknya hal tersebut dapat memberi pengalaman nyata bagi siswa yang agar dapat ditingkatkan lagi pada kesempatan selanjutnya. Tanggapan siswa mengenai iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi adalah siswa sangat senang dan tertarik. Hampir sebagian besar siswa menjawab tertarik karena memudahkan dalam menulis dan menuangkan ide menjadi sebuah paragraf persuasif serta model dan penilaian portofolio menjadikan mereka lebih kreatif dan mengetahui hasil pekerjaannya. Pendapat tersebut disampaikan sebanyak 25 siswa atau 75,76%. Sisanya sekitar 8 siswa atau 24,24% berpendapat terlalu sulit karena masih bingung membuat portofolio. Selanjutnya, tanggapan siswa terhadap manfaat yang mereka peroleh ketika pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio sebanyak 30 siswa atau 90,91% siswa memperoleh manfaat yang positif. Dan sisanya 3 siswa atau 9,09% tidak menanggapi hal terebut.

113 96 Berawal dari perasaan dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, akhirnya siswa memberikan kesan dan saran untuk pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Adapun kesan-kesannya yaitu siswa merasa senang dengan media dan model yang digunakan guru karena lebih mudah dipahami, sedangkan saran-sarannya yaitu, dalam menjelaskan sebaiknya guru jangan terlalu cepat. b. Jurnal Guru Jurnal guru ini berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung, minat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio dapat dikatakan cukup baik. Hal ini dapat dilihat pada semangat siswa ketika mengikuti pembelajaran. Secara bersama-sama siswa selalu aktif menjawab pertanyaan guru (walaupun ada juga beberapa siswa yang masih pasif), kemudian ada siswa yang memberanikan diri menegaskan jawaban temantemannya. Selain itu, keaktifan siswa untuk bertanya juga merupakan wujud dari minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat guru meminta untuk menunjukkan maksud iklan menjadi sebuah paragraf persuasi, siswa juga melakukan tugasnya dengan baik dan terlihat senang meskipun ada beberapa siswa yang kurang serius melakukan tugasnya.

114 97 Dalam pembelajaran ini peneliti tidak menemui hambatan yang berarti karena sudah membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran. Pesan guru, agar pembelajaran pada siklus II nanti dalam pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio dapat dilakukan dengan lebih sunguhsungguh agar dapat memenuhi dan lulus uji kompetensi dasar ini. Kemudian menurut pendapat guru, siswa sudah sangat aktif dalam mengikuti pembelajaran yang disampaikan oleh guru baik dalam menjawab pertanyaan yang diberiken guru atau bertanya tentang kesulitan yang masih dialami siswa. Harapan guru dalam proses pembelajaran yang akan datang yaitu agar pembelajaran menulis paragraf persuasi lebih ditingkatkan lagi dan siswa lebih aktif lagi dalam pembelajaran Hasil Wawancara Siklus I Wawancara dilakukan peneliti dengan maksud untuk memperoleh data tentang pendapat siswa secara umum. Pada siklus I ini, kegiatan wawancara dilaksanakan setelah selesai pembelajaran, dan wawancara dilakukan pada siswa yang mendapat nilai tinggi, rendah, dan sedang. Hal ini agar data yang diperoleh lengkap karena masing-masing telah terwakili. Wawancara ini memberikan lima pertanyaan pada siswa, yaitu (1) bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi yang diberikan guru mata pelajaran selama ini, (2) apakah siswa senang dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio, disertai dengan alasan, (3) bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran menulis

115 98 paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, (4) apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio disertai dengan alasan, dan (5) bagaimana pesan dan kesan siswa tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Berdasarkan analisis data, dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi yang diberikan guru mata pelajaran selama ini. Hal ini dibuktikan dengan kesungguhan siswa dalam mencatat materi yang disampaikan guru mata pelajaran dan tugas-tugas yang sudah mereka buat selama ini. Kemudian ketika mereka ditanya tanggapan mereka tentang menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, ketiga siswa tersebut mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda. Tetapi dari ketiga ungkapan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Mereka yakin dengan mengguakan media iklan di media cetak dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka terutama menulis paragraf persuasi karena dengan media tersebut dapat memudahkan siswa untuk menuangkan gagasan yang lebih kreatif. Selain itu, dengan model dan penilaian portofolio dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif. Siswa dapat mengetahui hasil kerja mereka secara sistematis, sehingga ada kepuasan tersendiri bagi siswa. Siswa juga

116 99 dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam menulis paragraf persuasi dengan melihat peningkatan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa model dan sistem penilaian portofolio serta media iklan yang digunakan memberikan manfaat dan perubahan yang positif bagi siswa. Mereka menyatakan ada perubahan cara guru mengajar. Pembelajaran yang diberikan tidak hanya teortis saja tetapi juga ada keterampilan untuk mengasah kreativitas mereka untuk membuat portofolio yang menarik. Jadi, dalam pembelajaran tersebut dapat tercipta suasana yang santai tetapi serius dan menyenangkan. Mereka juga berpendapat bahwa media iklan di media cetak belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi sedangkan model dan sistem penilaian portofolio juga sudah jarang digunakan lagi, sehingga dengan media dan model pembelajaran yang digunakan sangat bagus dan menarik untuk diterapkan. Mereka juga berharap semoga pola pembelajaran yang seperti ini dapat dilanjutkan lagi untuk pelajaran selanjutnya atau mata pelajaran yang lain. Dari beberapa pendapat siswa di atas, kesimpulannya mereka sangat senang dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio bermedia iklan di media cetak. Mereka sangat tertarik karena pembelajaranya lebih santai, tidak membosankan, dan lebih asyik sehingga dapat tercipta suasana kelas yang lebih produktif Hasil Dokumentasi Foto Dokumentasi digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran secara konkret tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian

117 100 portofolio. Pengambilan dokumentasi ini diantaranya pada saat awal pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, saat siswa menulis paragraf persuasi dan membuat portofolio. Pada tahap pendahuluan, guru melakukan apersepsi dengan memberikan salam. Sebelum menjelaskan materi, guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran dan kompetesi dasar yang akan dicapai. Kemudian guru memancing siswa dengan beberapa pertanyaan tentang paragraf. Hal itu dilakukan agar siswa dapat lebih mudah mengikuti pembelajaran seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 1 Guru Melakukan Apersepsi pada Siklus I Pada tahap kegiatan inti, guru memberikan contoh paragraf persuasi dengan memberikan contoh iklan yang diambil dari media cetak kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi. Berikut gambar yang mewakili proses kegiatan belajar mengajar.

118 101 Gambar 2 Proses Pembelajaran pada Siklus I Untuk menguji pemahaman siswa, guru memberi tugas untuk mengamati iklan yang diberikan pada siswa dan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan tersebut. Kemudian setelah selesai siswa membuat portofolio. Berikut gambar saat siswa mengerjakan tugasnya. Gambar 3 Siswa Mengerjakan Tugas Menulis Paragraf Persuasif dan Portofolio pada Siklus I Untuk menutup pembelajaran, siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan dan mengisi jurnal siswa seperti pada gambar berikut.

119 102 Gambar 4 Siswa Menyimpulkan Pembelajaran dan Membuat Jurnal pada Siklus I Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA 8 Semarang pada siklus I memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 66,87 termasuk kategori cukup setelah menggunakan media iklan di media cetak dan model pembelajaran portofolio. Nilai rata-rata tersebut perlu ditingkatkan lagi karena nilai rata-rata kelas seharusnya 7,00. Terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan nilai siswa kurang dari rata-rata, yaitu aspek kebahasaan yang belum begitu dikuasai, seperti diksi, kreativitas, ejaan dan tanda baca. Pada data nontes siklus I berupa observasi dapat diketahui bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan media iklan di media cetak serta model dan penilaian portofolio. Dengan media dan model pembelajaran tersebut dapat mengatasi permasalahan dalam menulis paragraf persuasi pada siswa. Meskipun sebagian siswa merasa senang, namun masih ada beberapa siswa yang bersikap negatif selama

120 103 pembelajaran berlangsung. Mereka masih ada yang berbicara dengan temannya atau bersikap pasif baik bertanya atau menjawab pertanyaan. Melalui jural siklus I diketahui bahwa beberapa siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis paragraf pesuasi yaitu dalam menuangkan gagasannya. Hal tersebut merupakan bukti bahwa pembelajaran belum mencapai pada taraf yang diharapkan. Iklan di media cetak dan model portofolio yang digunakan belum secara maksimal dapat membantu siswa dalam menulis paragraf persuasi, tetapi mereka sangat tertarik dengan media dan model pembelajaran yang digunakan. Hasil refleksi baik dari data tes maupun nontes pada siklus I belum mencapai hasil yang maksimal. Hasil refleksi tersebut sebagai acuan untuk memperbaiki hasil pada siklus II, sehingga target yang diharapkan dapat dicapai Siklus II Penelitian pada siklus II ini dilaksanakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Persiapan tersebut berkaitan dengan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan dan iklan yang akan diberikan. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan hasil pembelajaran, diharapkan hasil penelitian yang berupa nilai tes keterampilan menulis paragraf persuasi siswa akan meningkat pula. Selain itu, hasil nontes berupa portofolio juga diharapkan siswa lebih kreatif lagi dan suasana belajar menjadi lebih baik daripada siklus I karena terjadi perubahan perilaku siswa. Pemaparan hasil penelitian pada siklus II ini seperti pada siklus I. Hasil tes dilakukan dengan cara menyajikan tabel disertai deskripsi dari tabel tersebut,

121 104 sedangkan hasil nontes dipaparkan secara deskriptif. Hasil tes dan nontes pada siklus II dijelaskan sebagai berikut Hasil Tes Siklus II Secara umum, hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA 8 Semarang ini dapat terlihat dalam tabel berikut. Tabel 15 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Siklus II No Kategori Nilai F Jumlah Nilai Persen Rata-rata Nilai 1. Sangat baik = /33 2. Baik = Cukup (Baik) 4. Kurang Jumlah Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa mencapai nilai total 2536,65 dengan nilai rata-rata 76,87 dalam kategori baik. Dari 33 siswa yang berhasil memperoleh nilai kategori sangat baik (85-100) sebanyak 3 siswa, sedangkan 30 siswa lainnya memperoleh kategori baik (70-84). Pada siklus II ini tidak ada satupun siswa yang mendapat nilai cukup atau kurang. Dengan demikian, secara klasikal 100% siswa mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini membuktikan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif.

122 105 Tabel 16 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Siklus II Tiap Aspek No. Aspek yang dinilai Nilai Kategori 1. Isi gagasan Baik 2. Organisasi isi Baik 3. Diksi Baik 4. Ejaan dan tanda baca Cukup 5. Persuasif Baik 6. Kreativitas Baik Jumlah Rata-rata nilai Baik Peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA 8 Semarang disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf persuasi yang semakin meningkat. Selain itu, penggunaan model pembelajaran portofolio juga dapat meningkatkan hasil menulis paragraf persuasi siswa karena siswa dapat mengetahui hasil pekerjaannya dari portofolio, sehingga dapat membuat siswa untuk lebih meningkatkan nilainya. Hal ini merupakan bukti bahwa sebagian besar siswa sudah paham dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sehingga dapat mengubah perilaku siswa ke arah yang positif. Hasil rata-rata yang telah dicapai dengan hasil yang baik ini merupakan keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Dapat disimpulkan bahwa dengan media iklan di media cetak

123 106 serta model pembelajaran dan penilaian portofolio dapat meningkatkan keterampilan menulis peragraf persuasi, sehingga siswa mengalami perubahan perilaku dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi. Persentase hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi siklus II dijelaskan melalui diagram berikut ini. Kurang 0% Cukup 0% Sangat baik 11% Baik 89% Diagram 6 Persentase Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf persuasi pada Siklus II Diagram tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai berkategori sangat baik (85-100) dicapai 3 siswa atau sebesar 11% dan selebihnya nilai berkategori baik (70-84) dicapai 30 siswa atau sebesar 89%. Dengan demikian, hasil tes menulis paragraf persuasi siswa kelas X E SMA 8 Semarang seperti dalam tabel di atas sudah dikatakan baik. Secara klasikal

124 107 ada 100% siswa yang mencapai nilai di atas nilai minimal. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis paragraf persuasi sudah berhasil. Adapun hasil perolehan tiap-tiap aspek secara rinci dapat dilihat pada diagram dan uraian di bawah ini. Nilai Aspek Diagram 7 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Tiap Aspek pada Siklus II Keterangan aspek: 1. Isi gagasan 2. Organisasi isi 3. Diksi 4. Ejaan dan tanda baca 5. Persuasif 6. Kreativitas

125 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Isi Gagasan Penilaian aspek isi gagasan bertujuan untuk mengetahui sesuai tidaknya isi gagasan dengan isi iklan yang diberikan dalam menulis paragraf persuasi. Hasil peilaian tes aspek isi gagasan dalam menulis paragraf persuasi dapat dilihat pada tabel 17 berikut. Tabel 17 Hasil tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Isi Gagasan Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 135/33 = (4.09/5)x = (Baik) Jumlah Berdasarkan tabel 17 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas pada aspek isi gagasan termasuk dalam kategori baik dengan perolehan nilai ratarata sebanyak 81,82. Dari 33 siswa terdapat 5 siswa atau 18,52% yang meperoleh skor 5, 26 siswa atau 77,04% yang memperoleh skor 4, dan 2 siswa atau 4,44% yang memperoleh skor 3.

126 109 Dengan demikian sudah membuktikan bahwa keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi aspek isi gagasan sudah baik. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah paham dengan kesesuaian isi paragraf dengan isi iklan yang diberikan Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Organisasi Isi Penilaian aspek organisasi isi dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada isi paragraf yang tersusun rapi, teratur, dan runtut. Hasil penilaian tes menulis paragraf persuasif aspek organisasi isi dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini. Tabel 18 Hasil Tes Keterampilan menulis Paragraf Persuasi Aspek Organisasi Isi Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 132/33 = (4/5)x = (Baik) Jumlah Berdasarkan tabel 18 di atas dapat dijelaskan bahwa aspek organisasi isi termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rata-rata kelas sebanyak 80,00. Dari 33 siswa, terdapat 2 siswa atau 7,57% yang mendapat

127 110 skor 5, 29 siswa atau 87,88% memperoleh skor 4, dan 2 siswa atau 4,55% memperoleh skor 3. Hasil tersebut membuktikan bahwa keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi untuk aspek organisasi isi sudah dapat dikatakan baik. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah berhasil membuat siswa mampu menyusun paragraf dengan rapi, runtut, dan teratur Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Diksi Penilaian aspek diksi dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada tepat tidaknya kata yang digunakan dalam menulis paragraf persuasi. Berikut ini tabel hasil perolehan nilai menulis paragraf persuasi aspek diksi. Tabel 19 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Diksi Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 116/33 = (3.52/5)x = (Baik) Jumlah Berdasarkan tabel 18 di atas dapat dijelaskan bahwa aspek diksi termasuk dalam kategori baik. Hal ini ditandai dengan perolehan nilai rata-rata

128 111 yaitu 70,30. Dari 33 siswa, siswa yang memperoleh skor 4 ada 17 siswa atau 58,62% dan siswa yang memperoleh skor 3 ada 16 siswa atau 41,38%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis paragraf persuasi aspek diksi siswa sudah baik. Siswa sudah paham dalam memilih dan menempatkan kata-kata yang sesuai dalam menulis paragraf persuasi Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Penilaian aspek ejaan dan tada baca dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca dalam menulis paragraf persuasi. Hasil tes aspek ejaan dan tanda baca dalam menulis paragraf persuasi dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini. Tabel 20 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasif Aspek Ejaan dan Tanda Baca Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 110/33 = (3.33/5)x = Jumlah

129 112 Berdasarkan tabel 20 di atas dapat dijelaskan bahwa secara klasikal 33 siswa mencapai skor total 110 dengan nilai rata-rata 66,67 dalam kategori cukup. Dari 33 siswa, 11 siswa atau 40% memperoleh skor 4 dan 22 siswa atau 60% memperoleh skor 3. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis paragraf siswa aspek ejaan dan tanda baca sudah cukup baik meskipun tidak termasuk dalam kategori baik. Tetapi hasil tersebut sudah memuaskan karena tidak ada siswa yang memperoleh skor kurang Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Persuasif Penilaian aspek persuasif lebih ditekankan pada peggunaan kalimat yang meyakinkan, bervariasi, efektif, dan tepat mempengaruhi pembaca. Berikut ini tabel hasil perolehan nilai menulis paragraf persuasi aspek persuasif. Tabel 21 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Persuasif Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 138/33 = (4.18/5)x = (Baik) Jumlah Berdasarkan tabel 21 di atas dapat dijelaskan secara klasikal bahwa 33 siswa mecapai skor total 138 dengan nilai rata-rata 83,64 dalam kategori baik.

130 113 Dari 33 siswa, ada 7 siswa atau 25,36% yang memperoleh skor 5, 25 siswa atau 72,46% yang memperoleh skor 4, dan 1 siswa atau 2,18% yang memperoleh skor 3. Dapat disimpulkan bahwa siswa sebagian besar sudah paham dalam enulis paragraf persuasif aspek persuasif. Siswa dapat menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang persuasif, kreatif, efektif, dan tepat mempengaruhi pembaca Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Kreativitas Penilaian aspek kreativitas dalam menulis paragraf persuasi lebih ditekankan pada tingkat kreativitas siswa dalam menunjukkan hal-hal yang penting dari iklan media cetak menjadi sebuah kerangka karangan yang kemudian dikembangkan menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Berikut ini adalah tebel hasil tes menulis paragraf aspek kretivitas. Tabel 22 Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Aspek Kreativitas Skor F Jumlah Skor Persen Rata-rata Nilai = 130/33 = (3.94)x = (Baik) Jumlah

131 114 Berdasarkan tabel 22 di atas dapat dijelaskan secara klasikal bahwa 33 siswa mencapai skor total 130 dengan nilai rata-rata 78,79 dalam kategori baik. Dari 33 siswa, ada 4siswa atau 15,38% yang memperoleh skor 5, 23 siswa atau 70,77% memperoleh skor 4, dan 6 siswa atau 13,85% memperoleh skor 3. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah paham dalam menulis paragraf persuasi aspek kreativitas. Siswa sudah dapat menggunakan kreativitasnya dalam menuangkan gagasannya untuk mengembangkan paragraf persuasi yang menarik Hasil Nontes Siklus II Pada siklus II ini data penelitian nontes didapatkan dari hasil portofolio, observasi, jurnal, dan wawancara. Data dari hasil masing-masing instrumen nontes ini akan dijelaskan pada uraian berikut Hasil Portofolio Siklus II Portofolio digunakan untuk memperoleh data yang berupa proses belajar siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan penilaian portofolio. Data tersebut dapat dilihat melalui aspek kelengkapan tugas, kelengkapan catatan harian, kualitas portofolio, kerapian portofolio, dan kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas. Sedangkan penilaian portofolio dilakukan dengan menjumlahkan skor yang diperoleh tiap aspek. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian autentic asassement yang dilakukan siswa berdasarkan kenyataan yang ada pada portofolio masing-masing siswa. Penilaian ini juga dapat dilihat pada lembar penilaian diri yang diisi oleh siswa. Setelah melakukan perbaikan pada siklus II maka terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa. Data penilaian portofolio pada siklus II dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini.

132 115 Tabel 23 Hasil Portofolio Siklus II No. Kategori Nilai F Jumlah nilai Persentase Rata-rata nilai 1. Sangat baik = 2792/33 2. Baik = Cukup Kurang Jumlah Dari data tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata portofolio siswa pada siklus II sebesar 84,61 dalam kategori baik. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II ini siswa mengalami peningkatan. Hasil tersebut sangat memuaskan baik bagi guru atau siswa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa siswa lebih kreatif dalam membuat portofolio. Hal itu terlihat pada hasil tugas dan catatan yang lengkap dan rapi serta dalam mengumpulkan tugas sebagian besar siswa sudah mengumpulkan tepat waktu. Untuk lebih jelasnya perolehan nilai portofolio pada siklus II dapat dilihat pada diagram 8 berikut. Nilai % % 44% Kategori

133 116 Keterangan 1 : Sangat baik 3 : Cukup 2 : Baik 4 : Kurang Diagram 8 Hasil Nilai Portofolio pada Siklus II Diagram 8 di atas menunjukkan bahwa siswa hanya mampu memperoleh nilai dalam ketegori baik yaitu 84,61. Peningkatan ini terjadi karena adanya perbaikan dari hasil nilai yang semula 68,00 pada siklus I menjadi 84,61 pada siklus II. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pada siklus II siswa sudah memahami bagaimana membuat portofolio yang bagus dan menarik karena dari portofolio tersebut siswa dapat lebih mudah mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam menulis paragraf persuasi dan mengetahui kreativitas mereka. Data perolehan nilai portofolio tiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 24 Hasil Nilai Portofolio Tiap Aspek pada Siklus II No. Aspek yang dinilai Nilai Kategori 1. Kelengkapan tugas-tugas Baik 2. Kelengkapan catatan harian Baik 3. Kualitas portofolio Sangat baik 4. Kerapian portofolio Baik 5. Kedisiplinan mengumpulkan Sangat baik tugas Jumlah Rata-rata 84.60

134 117 Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh pada aspek kelengkapan tugas sebesar 75,15, aspek catatan sebesar 81,21, aspek kualitas portofolio sebesar 86,67, aspek kerapian portofolio sebesar 81,82, dan aspek kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas sebesar 98,18. Aspek yag terendah adalah dalam kelengkapan tugas tetapi masih dalam kategori baik, sedangkan aspek yang tertinggi pada kedisiplinan pengumpulan tugas. Dan aspek lainnya mendapat kategori baik. Hasil ini sangat memuaskan, sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan lagi pada siklus selanjutnya. Untuk lebih jelasnya, nilai portofolio dapat dilihat pada diagram berikut Nilai Aspek Keterangan 1= Aspek kelengkapan tugas 2= Aspek kelangkapan catatan 3= Aspek kualitas portofolio 4= Aspek kerapian portofolio 5= Aspek kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas Diagram 9 Hasil Nilai Tiap Aspek Portofolio Siklus II

135 118 Diagram 9 di atas menunjukkan perolehan nilai tiap aspek portofolio. Pada aspek kelengkapan tugas siswa memperoleh kategori baik atau 75,15, pada aspek kelengkapan catatan diperoleh sebesar 81,21 atau dalam kategori baik, pada aspek kualitas portofolio siswa juga mendapat kategori sangat baik yaitu sebesar 86,67, sedangkan pada aspek kerapian portofolio mendapat nilai sebesar 81,82 yang termasuk kategori baik, dan pada aspek kedisiplinan pengumpulan tugas siswa memperoleh kategori sangat baik yaitu 98,18. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semua aspek penilaian portofolio hasilnya sangat memuaskan. Hal itu menunjukkan bahwa siswa sudah paham tentang portofolio Hasil Observasi Siklus II Observasi pada siklus II sama seperti siklus I. Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio. Data dalam observasi ini meliputi perilaku positif dan perilaku negatif siswa selama mengikuti pembelajaran. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti dibantu oleh guru Bahasa Indonesia di kelas tersebut karena guru tersebut sudah hafal nama semua siswa. Hal ini dilakukan untuk mempermudah jalannya observasi dan pembelajaran yang berlangsung. Perolehan nilai hasil observasi untuk tiap aspek baik pada sikap positif maupun sikap negatif dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 25 Hasil Observasi Siklus II No. Aspek Observasi Presentase 1. Perilaku positif 1. Siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias seperti bertanya, menanggapi, dan membuat catatan.

136 Siswa berpartisipasi aktif ketika menunjukkan apa saja yang terdapat pada iklan di media cetak (Honda Beat) 3. Siswa merespon positif (senang) dengan media iklan di media cetak serta model pembelajaran dan penilaian portofolio yang digunakan 4. Siswa aktif menjawab pertanyaan dan selalu bertanya apabila menemukan kesulitan dalam pembelajaran 5. Siswa menulis paragraf persuasi dengan sikap yang baik Jumlah Rata-rata 2. Perilaku negatif 6. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru dan melakukan kegiatan yang tidak perlu (bicara dengan temannya, tiduran, atau membuat catatan yang tidak penting 7. Siswa pasif dalam pembelajaran 8. Siswa merespon negatif (acuh) dengan media iklan dan model pembelajaran portofolio yang digunakan guru 9. Siswa pasif dan malas untuk bertanya tentang materi menulis paragraf persuasi yang diajarkan 10. Siswa melakukan kgiatan yang tidak perlu saat menulis paragraf persuasif dan membuat portofolio (mencontek, tiduran, bercanda, dan sebagainya) Jumlah Rata-rata Pada siklus II ini, terdapat beberapa perubahan perilaku yang dideskripsikan melalui kegiatan observasi. Selama pembelajaran menulis paragraf

137 120 persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, guru merasakan ada perubahan perilaku dibandingkan siklus I. Pada sikus II, siswa menjadi lebih bersemangat mengikuti pembelajaran. Siswa yang pada siklus I kurang aktif menjadi lebih aktif baik bertanya atau menjawab pertanyaan guru, siswa yang pada siklus I bersikap gaduh pada siklus II sudah bersikap tenang dan menikmati pembelajaran. Berdasarkan tabel 25 tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil observasi pada siklus II 75,76% siswa sudah memperhatikan penjelasan guru. Respon positif ini siswa tunjukkan dengan bertanya atau menjawab pertayaan dari guru. Siswa sudah mulai berani dan tidak ragu-ragu lagi untuk bertanya tentang kesulitan yang dialami selama pembelajaran. Perasaan takut dan grogi sudah tidak terlihat lagi pada siswa. Pada saat disuruh menunjukan isi iklan, hampir semua siswa berusaha aktif untuk menjawab. Mereka menjawab sesuai dengan apa yang ditunjukkan oleh iklan yang diberikan guru sebagai contoh (Honda Beat). Persentase yang ditunjukkan sebesar 78,79%. Hasil persentase tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran di kelas. Respon siswa terhadap media iklan yang diberikan sangat meningkat. Hampir seluruh siswa memperhatikan iklan dengan baik. Mereka sangat tertarik dengan iklan yang digunakan dan mereka sangat senang ketika membuat portofolio. Hal itu ditunjukkan dengan kreativitas membuat portofolio yang semakin menarik. Pada siklus II ini, siswa lebih serius mengerjakan tugas-tugasnya. Tidak ada siswa yang gaduh, semua siswa aktif menulis paragraf persuasi.

138 121 Hasil observasi menyebutkan 93,94% siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan sikap yang baik. Hal ini membuktikan adanya peningkatan sebesar 6,06% dari hasil observasi siklus I. Peningkatan ini merupakan hal yang sangat menggembirakan. Dapat dikatakan, siswa sudah mampu menyesuaikan diri dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi yang diterapkan oleh guru. Siswa sangat antusias dan menikmati pembelajaran. Peningkatan hasil menulis paragraf persuasi ini tidak lepas dari usaha guru untuk memilih iklan dan model mengajar yang menarik bagi siswa, sehingga tidak membosankan. Pada pembelajaran ini, siswa tidak hanya dituntut untuk memahami materi pelajaran, tetapi siswa juga dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Pada kegiatan pembelajaran, guru memberikan contoh iklan yang lebih menarik dibandingkan pada siklus II yaitu Honda Beat. Siswa disuruh untuk mengamati dan memahami iklan tersebut kemudian menunjukkan apa saja yang mereka tangkap dari iklan menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Siswa sangat merespon positif terhadap iklan yang diberikan. Hal itu dibuktikan dengan persentase sebanyak 93,94% siswa tampak senang dan menikmati tugas yang diberikan guru. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pada siklus II ini perilaku negatif siswa mulai berubah menjadi perilaku positif. Hal ini berbeda sekali dengan hasil observasi pada siklus I. Hasil perubahan perilaku ini sangat

139 122 menggembirakan guru karena guru sudah berusaha secara maksimal untuk merubah pola pembelajaran agar lebih disukai siswa dan sebagai perbaikan dari siklus I. Untuk memperjelas pembahasan, berikut ini disajikan tabel yang menyatakan perbandingan hasil observasi tiap aspek antara siklus I dan siklus II Nilai Aspek Diagram 10 Hasil Observasi pada Siklus II Hasil Jurnal Siklus II Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal ini berisi ungkapan perasaan, tanggapan, kesan, dan pesan terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio.

140 123 a. Jurnal Siswa Hasil jurnal yang telah direkap selengkapnya diuraikan melalui tabel dan deskripsi sebagai berikut. Tabel 26 Hasil Jurnal Siklus II No. Pertanyaan Jurnal Presentase Hasil Bagaimana perasaan Anda selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Berikan alasannya! Apakah Anda masih merasa kesulitan dalam menulis paragraf persuasif setelah melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Berikan alasannya! Bagaimanakah tanggapan Anda terhadap model dan sistem penilaian portofolio dalam menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak? Apa manfaat yang Anda peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio? Bagaimana kesan dan saran Anda berkenaan dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem

141 124 penilaian portofolio? Jumlah Rata-rata Sebagian besar siswa menanggapi baik dan merasa sangat senang melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Terdapat 31 siswa atau 93,94% berpendapat bahwa media iklan serta model pembelajaran dan penilaian portofolio yang digunakan sangat menarik dan menyenangkan. Media iklan yang digunakan sangat menarik karena mudah dipahami, jelas dan menyenangkan. Selain itu, model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio membuat mereka lebih kreatif dalam berpikir. Guru telah berhasil mengubah perilaku siswa yang semula negatif menjadi positif. Selain itu, guru juga telah membimbing siswa mencapai tujuan pembelajaran dan menciptakan proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan, sehingga siswa menjadi lebih bersemangat lagi dalam mengikuti pembelajaran. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam menulis paragraf persuasi juga masih ada meskipun sebagian besar siswa merasa senang dengan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio yang diberikan peneliti. Namun mereka yakin dengan media dan model pembelajaran yang digunakan akan menghilangkan sedikit demi sedikit kesulitan-kesulitan tersebut. Hal itu terbukti bahwa ada 30 siswa atau 90,91% mengaku sudah tidak merasakan kesulitan lagi dalam menulis paragraf persuasif setelah melakukan pembelajaran dengan media

142 125 iklan di media cetak serta model dan penilaian portofolio. Hanya 3 siswa atau 9,09% yang masih mengalami kesulitan menulis paragraf persuasi. Namun, jumlah itu berkurang dari siklus I. Kesulitan siswa disebabkan pada kreativitas siswa dalam membuat paragraf persuasi, karena siswa hanya terpaku pada isi iklan tanpa mengembangkan isi iklan tersebut menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Siswa juga menanggapi bahwa media iklan yang digunakan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Sedangkan model dan penilaian portofolio dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan dapat mengetahui sejauh mana kemampuan serta peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi. Hal ini dinyatakan oleh 31 siswa atau 93,94% menyatakan ada peningkatan pemahaman dengan media dan model pembelajaran yang digunakan. Selain itu, siswa juga mendapatkan berbagai manfaat selama mengikuti pembelajaran dengan media iklan di media cetak serta model dan penilaian portofolio yang digunakan. Hal tersebut dibuktikan pada persentase siswa sebesar 96,97% atau 32 siswa merasakan manfaat yang positif bagi mereka. Sebagian besar siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran tersebut memberikan wawasan baru tentang cara membuat paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Siswa tidak merasa bosan dalam pembelajaran karena membuat portofolio sangat menyenangkan bagi mereka. Selanjutnya berkaitan dengan kesan dan saran terhadap pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio, siswa memberikan kesan bahwa

143 126 pembelajaran ini sangat menyenangkan dan asyik. Siswa juga memberikan saran semoga pembelajaran ini dapat diterapkan atau dilanjutkan lagi pada pembelajaran berikutnya atau mata pelajaran yang lain. b. Jurnal Guru Jurnal guru ini berisi segala hal yang dirasakan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Guru sudah puas dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II. Hal ini disebabkan karena pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetk dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio pada siklus II ini berlangsung seperti yang diharapkan. Siswa terlihat siap mengikuti pembelajaran. Siswa sudah tidak ada yang gaduh lagi, suasana belajar serius tetapi sangat menyenangkan. Siswa bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas membuat paragraf persuasi dan portofolio. Mereka juga lebih kreatif dalam membuat portofolio daripada siklus I. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa sudah mampu menunjukkan maksud iklan yang diberikan sebagai acuan atau kerangka untuk membuat paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Sebagian besar siswa juga sudah mampu memperbaiki kekurangan-kekurangan yang mereka lakukan pada siklus I. Selain itu, siswa sudah berani mengungkapkan idenya baik untuk bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru Hasil Wawancara Siklus II Wawancara dilakukan peneliti dengan maksud untuk memperoleh data tentang pendapat siswa secara umum. Pada siklus I ini, kegiatan wawancara dilaksanakan setelah selesai pembelajaran, dan wawancara dilakukan pada siswa yang mendapat nilai tinggi, rendah, dan sedang. Hal ini agar data yang dperoleh

144 127 lengkap karena masing-masing telah terwakili. Wawancara pada siklus II ini pertanyaannya sama seperti pada siklus I, yaitu: (1) bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi yang diberikan guru mata pelajaran selama ini, (2) bagaimana pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, dan (3) apakah siswa dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio disertai dengan alasan. Berdasarkan analisis data, dapat dijelaskan bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi yang diberikan guru mata pelajaran selama ini. Hal ini dibuktikan dengan kesungguhan siswa dalam mencatat materi yang disampaikan guru mata pelajaran dan tugas-tugas yang sudah mereka buat selama ini. Walaupun siswa dapat menerima dan melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi, tetapi mereka masih merasa kesulitan untuk memulai menulis yaitu ketika menyampaikan gagasan menjadi tulisan yang menarik dan meyakinkan. Hal itu diungkapkan oleh siswa yang memperoleh nilai rendah. Kemudian ketika mereka ditanya tanggapan mereka tentang menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio, ketiga siswa tersebut mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda. Tetapi dari ketiga ungkapan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa senang mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio.

145 128 Mereka yakin dengan menggunakan media iklan di media cetak dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka terutama menulis paragraf persuasi karena dengan media tersebut dapat memudahkan siswa untuk menuangkan gagasan yang lebih kreatif. Selain itu, dengan model dan penilaian portofolio dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan aktif. Siswa dapat mengetahui hasil kerja mereka secara sistematis, sehingga ada kepuasan tersendiri bagi siswa. Siswa juga dapat mengetahui sejauh mana kemampuan mereka dalam menulis paragraf persuasi dengan melihat peningkatan yang terjadi. Hal tersebut menunjukkan bahwa model dan sistem penilaian portofolio serta media iklan yang digunakan memberikan manfaat dan perubahan yang positif bagi siswa. Mereka menyatakan ada perubahan cara guru mengajar. Pembelajaran yang diberikan tidak hanya teoretis saja, tetapi juga ada keterampilan untuk mengasah kreativitas mereka untuk membuat portofolio yang menarik. Jadi, dalam pembelajaran tersebut dapat tercipta suasana yang santai tetapi serius dan menyenangkan. Mereka juga berpendapat bahwa media iklan di media cetak belum pernah digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi, sedangkan model dan sistem penilaian portofolio juga sudah jarang digunakan lagi, sehingga dengan media dan model pembelajaran yang digunakan sangat bagus dan menarik untuk diterapkan. Dari beberapa pendapat siswa di atas, kesimpulannya mereka sangat senang dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio bermedia iklan di media cetak. Mereka sangat tertarik karena pembelajaranya lebih santai, tidak membosankan, dan lebih asyik sehingga dapat tercipta suasana kelas yang lebih produktif. Selain itu, ketiga siswa tersebut juga memberikan saran agar

146 129 media dan model pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada pembelajaran selanjutnya atau pada mata pelajaran yang lain Hasil Dokumentasi Foto Pada siklus II, peneliti meggunakan dokumentasi foto yang digunakan peneliti untuk memperoleh gambaran secara konkret tentang aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio. Pengambilan dokumentasi ini diantaranya pada saat awal pembelajaran, saat pembelajaran berlangsung, saat siswa menulis paragraf persuasi dan membuat portofolio. Pada tahap pendahuluan, guru tidak melakukan apersepsi dengan memberikan salam. Sebelumnya guru menjelaskan kesalahan siswa pada siklus I, sehingga diharapkan siswa tidak mengulangi lagi kesalahan pada siklus II. Kemudian guru menjelaskan sedikit materi yang perlu disampaikan pada siswa agar ketermpilan menulis paragraf persuasi lebih menarik dan meyakinkan. Guru tetap memberikan contoh iklan dan contoh paragraf persuasi yang lebih menarik agar siswa lebih mudah memahami. Berikut saat guru menjelaskan kesalahan siswa pada siklus I dan memberikan materi tambahan pada siswa. Gambar 5 Guru Menjelaskan Kesalahan Siswa dan Memberikan Catatan Tambahan pada Siklus II

147 130 Gambar 6 Siswa Menulis Paragraf Persuasi pada Siklus II Pada gambar di atas, terlihat siswa menulis paragraf persuasi denga sikap yang baik dan tenang. Hal itu dikarenakan siswa telah mencatat hal-hal yang penting yang terdapat pada iklan yang diberikan, sehingga siswa tidak bingung lagi menuangkan gagasannya dalam bentuk paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Selain dituntut untuk membuat paragraf persuasi, siswa juga dituntut untuk membuat portofolio dari hasil kumpulan catatan dan tugas-tugas yang diberikan selama pembelajaran, sehingga siswa dapat megetahui sejauh mana kemampuan mereka dan seberapa besar peningkatan mereka dalam menulis paragraf persuasif. Ketika membuat portofolio, siswa merasa senang dan menikmati pembelajaran. Hal itu terlihat pada gambar berikut.

148 131 Gambar 7 Siswa Membuat Portofolio pada Siklus II Untuk mengakhiri pembelajaran, guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu dengan mengulang apa saja yang baru mereka pelajari dan mengisi lembar jurnal. Berikut gambar yang mewakilinya. Gambar 8 Siswa Menyimpulkan Pembelajaran dan Mengisi Jurnal pada Siklus II

149 Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil keterampilan menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMA 8 Semarang pada siklus II telah mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil tersebut telah mencapai rata-rata atau berkategori baik. Hasil tersebut sudah mencapai target yang diharapkan. Pada siklus II ini, siswa dapat menunjukkan isi iklan yang diberikan dan mengamati iklan dengan antusias. Selain itu, hasil menulis paragraf persuasi siswa sudah sesuai dengan maksud iklan. Sebagian besar siswa sudah dapat mengembangkan kerangka karangan dari iklan menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Pada aspek kebahasaan pun seperti ejaan dan tanda baca juga sudah cukup mereka pahami. Paragraf persuasi yang dibuat siswa sudah lebih baik dibandingkan pada siklus I. Hal ini tentu sesuatu yang sangat menggembirakan baik bagi guru atau bagi siswa. Sedangkan pada hasil nontes juga terlihat perubahan perilaku siswa ke arah yang positif. Pada tahap observasi, terlihat hampir sebagian besar siswa sudah tidak melakukan perilaku yang negatif. Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir dengan sikap yang baik dan tenang. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang menunjukkan adanya peningkatan persentase perilaku siswa ke arah yang positif pada siklus II. Pada pengisian jurnal, dapat terlihat adanya perubahan sikap siswa. Siswa sangat senang dan antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan. Media dan model pembelajaran yang digunakan membuat siswa tidak merasa bosan ketika mengikuti pembelajaran. Hampir sebagian besar siswa menyatakan bahwa pembelajaran ini sangat menyenangkan. Hal ini merupakan bukti adanya perubahan perilaku siswa ke arah positif.

150 133 Sedangkan hasil nontes berupa dokumentasi foto dapat diketahui bahwa pembelajaran semakin terlihat kondusif dan lebih menyenangkan. Siswa sangat aktif mengikuti pembelajaran baik ketika membuat paragraf persuasi atau membuat portofolio. Siswa sudah tidak malu-malu lagi untuk bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru. Mereka menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sikap yang baik dan tenang. Kegiatan semua ini tergambar dalam foto sebagai bukti visual untuk menguatkan data-data nontes. 4.2 Pembahasan Penelitian ini dilakukan selama dua siklus. Tiap siklus dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pengamatan, tindakan, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai wujud perbaikan dari pembelajaran siklus I. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dapat terlihat pada instrumen tes maupun nontes. Dari hasil kedua siklus tersebut diketahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi. Berikut ini disajikan penjelasan mengenai peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi serta perubahan perilaku siswa kelas X E SMA 8 Semarang setelah melakukan pembelajaran menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio.

151 Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model Pembelajaran dan Sistem Penilaian Portofolio pada Siswa Kelas X E SMA 8 Semarang Berdasarkan hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan penilaian portofolio diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa kelas X E SMA 8 Semarang mengalami peningkatan sebesar 10,00 atau 15,02% yaitu dari 66,87 pada siklus I menjadi 76,87 pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata siswa dari 66,87 pada siklus I menjadi 76,87 pada siklus II terjadi karena adanya perbaikan perencanaan maupun tindakan pada siklus II dari refleksi yang dilakukan pada siklus I. Tindakan perbaikan yang dilakukan meliputi: pertama, mengubah rencana pembelajaran dengan memberi meteri lain yang masih berhubungan dengan paragraf persuasi (ciri-ciri paragraf persuasi dan contohnya). Hal ini diharapkan agar siswa lebih memahami bagaimana menuangkan gagasanya menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Yang kedua, yaitu mengganti contoh iklan yang lebih menarik. Upaya ini dilakukan dengan harapan supaya siswa lebih tertarik dalam mengamati iklan yang ditampilkan. Selain itu, guru juga mengganti iklan yang digunakan sebagai tugas dengan iklan yang lebih populer. Kemudian, guru memberikan pengawasan yang lebih agar suasana kelas lebih kondusif serta memberikan motivasi belajar pada siswa. Semua upaya perbaikan telah dilakukan peneliti berdasarkan refleksi dari pelaksanaan siklus I terbukti telah mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf persuasi dengan mengubah perilaku siswa ke arah yang positif.

152 135 Pembelajaran menulis paragraf peruasi berdasarkan iklan di media cetak dengan model dan sistem penilaian portofolio merupakan pembelajaran yang baru bagi siswa, sehingga siswa langsung menunjukkan antusias mereka. Siswa sudah menujukkan rasa senang ketika guru menjelaskan model dan media pembelajaran yang akan diterapkan pada pembelajaran menulis paragraf persuasi. Rasa senang siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan peneliti didapatkan dari wawancara peneliti dengan siswa dan guru pengampu Bahasa Indonesia yang pada saat penelitian berada di dalam kelas. Siswa menjelaskan bahwa pembelajaran dengan model dan media tersebut belum pernah digunakan untuk menulis paragraf persuasi. Sebelumnya siswa juga mengaharapkan supaya pola pembelajarannya lebih kreatif agar suasana kelas tidak membosankan. Berkaitan dengan media iklan di media cetak serta model pembelajaran dan sistem penilaian portofolio yang digunakan, memang mulanya siswa paham bagaimana cara melakukannya. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Setelah guru menjelaskan bagaimana cara melaksanakan pola pembelajaran yang akan diterapkan dalam menulis paragraf persuasi, siswa pun mulai dapat memahaminya. Pada sikus I masih banyak siswa yang terlihat masih bingung untuk menunjukkan hal-hal penting dari iklan menjadi kerangka karangan yang kemudian dikembangkan menjadi paragraf peruasif, tetapi pada siklus II sudah tidak terlihat lagi kebingungan tersebut. Hasil rata-rata sebesar 76,87 pada siklus II yang telah dicapai oleh siswa kelas X E SMA 8 Semarang dapat dijelaskan bahwa hasil tersebut telah sesuai dengan terget penelitian yang peneliti tetapkan sebelumnya yaitu 70,00. Oleh karena itu, penelitian ini telah dianggap berhasil dan tidak diulang lagi pada siklus berikutnya.

153 136 Peningkatan keterampilan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X E SMA 8 Semarang dari nilai rata-rata menjadi sebenarnya meliputi peningkatan hasil tes menulis paragraf persuasi yang terdiri dari enam aspek penilaian, yaitu 1) isi gagasan, 2) organisasi isi, 3) Diksi, 4) ejaan dan tanda baca, 5) persuasif, dan 6) kreativitas. Sebagai gambaran, pada tabel berikut ini disajikan perbandingan hasil tes sekaligus peningkatan skor nilai di tiap-tiap aspek. Tabel 27 Perbandingan Rata-rata Nilai Tes dan Skor Nilai Tiap Aspek Keterampilan menulis Paragraf Persuasi No. Aspek Siklus I Siklus II Peningkatan % 1 Isi gagasan % 2 Organisasi isi % 3 Diksi % 4 Ejaan dan tanda baca % 5 Persuasif % 6 Kreativitas % Jumlah % Rata-rata nilai % Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes keterampilan menulis paragraf persuasi dari siklus I ke siklus II, sebagaimana tersaji pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa keterampilan siswa pada setiap aspek penilaian menulis paragraf persuasi mengalami peningkatan nilai dan persentase. Berikut ini disajikan perbandingan rata-rata nilai tes dan skor nilai tiap aspek penilaian keterampilan menulis paragraf persuasi beserta analisisnya.

154 Perubahan Nilai Aspek Isi Gagasan Sebelum siswa melakukan kegiatan menulis paragraf persuasi pada siklus I, terlebih dahulu guru menjelaskan materi tentang paragraf persuasi yang cukup pada siswa. Kemudian guru menyuruh siswa untuk memperhatikan contoh iklan yang ditampilkan dan menunjukkan hal-hal penting dan isi iklan tersebut sebelum guru meberikan contoh paragraf persuasi. Setelah siswa memperhatikan dan memahami contoh paragraf persuasi, barulah guru menyuruh siswa untuk memahami iklan yang diberikan guru. Hal ini dilakukan untuk mempermudah siswa dalam menuangkan gagasannya menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Oleh karena itu, nilai rata-rata siswa pada siklus I dikatakan cukup, yaitu sebesar 69,09. Kemudian pada siklus II nilai rata-ratanya meningkatan sebesar 18,43% yaitu dengan nilai sebesar 81,82 dalam kategori baik Perubahan Nilai Aspek Organisasi Isi Perubahan aspek organisasi isi yang terjadi pada siklus II cukup besar. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa sebesar 70,91. Pada siklus I sebagian besar siswa sudah dapat menyusun paragraf dengan rapi dan teratur. Hal itu dikarenakan siswa telah membuat kerangka karangan dari iklan sebelum membuat paragraf persuasi, sehingga kalimat atau paragraf yang dibuat runtut dan rapi. Tetapi masih ada sebagian siswa lainnya yang belum bisa membuat paragraf dengan rapi dan runtut. Oleh karena itu, pada siklus II setelah dilakukan perbaikan, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 80,00 atau 12,82%.

155 Perubahan Nilai Aspek Diksi Nilai rata-rata aspek diksi pada siklus I termasuk dalam ketegori cukup, yaitu sebesar 65,45. Walaupun termasuk dalam kategori cukup, nilai tersebut masih kurang memuaskan karena pada dasarnya kegiatan menulis harus banyak membutuhkan kata-kata yang tepat dan beragam. Hal ini dikarenakan siswa kurang berlatih menulis, sehingga kata-kata yang mereka miliki hanya sebatas ituitu saja dan kurang berkembang. Oleh karena itu, guru berusaha memberi motivasi pada siswa untuk sering berlatih dan gemar membaca sehingga kata-kata yang mereka miliki lebih banyak. Hasilnya, siswa mengalami peningkatan pada aspek diksi sebesar 7,41% dari siklus I atau sebesar 70,30 dalam kategori baik Perubahan Nilai Aspek Ejaan dan Tanda Baca Pada siklus I, nilai rata-rata siswa pada aspek ejaan dan tada baca sebesar 65,45 atau dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan siswa kurang memahami ejaan dan tanda baca yang tepat digunakan dalam tulisan sehingga maksud yang ingin disampaikan berbeda dengan apa yang ditulis. Ejaan dan tanda baca sangat mempengaruhi maksud tulisan yang ingin disampaikan. Oleh karena itu, siswa perlu dimotivasi untuk sering melakukan kegiatan menulis, sehingga terbiasa utuk tepat dalam menggunakan ejaan dan tanda baca. Hal ini terbukti dengan peningkatan dari siklus I 65,45 menjadi 66,67 pada siklus II atau mengalami peningkatan hanya 1,86%. Peningkatan pada aspek ini merupakan yang paling rendah, sehingga tidak mengherankan pada siklus II termasuk dalam kategori cukup.

156 Perubahan Nilai Aspek Persuasif Aspek persuasif merupakan aspek yang sangat penting dalam menulis paragraf persuasi karena pada aspek ini iswa dituntut untu mampu menggunakan kalimat yang persuasif, bervariasi, dan dapat mempengaruhi pembaca, sehingga paragraf persuasi yang mereka buat sangat sesuai dengan maksud iklan yang berusaha mempengaruhi pembaca. Oleh karena itu, dalam aspek persuasif nilai rata-rata siswa pada iklus I belum mencapai nilai baik yaitu sebesar 68,48, tetapi pada siklus II hasilnya mengalami peningkatan sebesar 83,64 atau 22,14% dari siklus I. Hal ini sangat menggembirakan karena hampir semua siswa sudah bisa membuat paragraf yang persuasif, bervariasi dan dapat mempengaruhi pembaca sesuai dengan iklan yang diberikan Perubahan Nilai Aspek Kreativitas Aspek kreativitas sangat mempengaruhi siswa dalam menunjukkan halhal penting dan maksud iklan. Siswa dituntut untuk lebih teliti dalam mengamati iklan dan menuangkannya dalam bentuk tulisan. Aspek ini kurang bisa diterapkan oleh siswa karena siswa lebih memperhatikan iklan dalam kalimat promosinya saja padahal gambar atau apapun yang ada pada iklan dapat digunakan siswa sebagai kerangka untuk membuat paragraf persuasi. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 61,82. Nilai ini merupakan nilai terendah pada siklus I. Tetapi, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata yang sangat memuaskan yaitu sebesar 78,79 atau 27,45% dalam kategori baik.

157 140 Untuk memperjelas pembahasan, berikut ini disajikan gambar yang menyatakan perbadingan nilai rata-rata tiap aspek antara siklus I dan siklus II Siklus I Siklus II Diagram 11 Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Tiap Aspek pada Siklus I dan Siklus II Keterangan gambar: Aspek 1 : Isi gagasan Aspek 4 : Ejaan dan tanda baca Aspek 2 : Organisasi isi Aspek 5 : Persuasif Aspek 3 : Diksi Aspek 6 : Kreativitas Peningkatan nilai tes yang diraih oleh siswa selain disebabkan adanya perbaikan tahap perencanaan, tindakan, da reflksi pada siklus I juga disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berdasarkan analisis, diketahui bahwa kondisi pembelajaran pada siklus II menunjukkan kondisi pembelajaran yang lebih kondusif. Siswa tampak lebih siap mengikuti pembelajaran dengan segala tugas dan petunjuk yang diberikan guru. Siswa terlihat sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan menulis paragraf persuasi.

158 Perubahan Perilaku Siswa setelah mengikuti Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Media Cetak dengan Model pembelajaran dan Sistem Penilaian Portofolio Selain hasil tes, hasil nontes pada siklus II juga menunjukkan bahwa siswa mengalami perubahan perilaku dan sikap ke arah yang positif. Hal ini dapat diketahui dari hasil instrumen nontes siklus I dan II yang meliputi portofolio, observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Pada siklus II nilai rata-rata portofolio siswa sebesar 84,61. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 27,69% dari siklus I yang memperoleh nilai rata-rata 68,00. Kenaikan tersebut tentu merupakan hasil yang memuaskan. Hal itu membuktikan bahwa sikap siswa dalam membuat portofolio dan mengumpulkan portofolio sudah baik. Pada siklus I, siswa langsung dihadapkan pada pemberian contoh iklan dan siswa disuruh untuk menunjukkan hal-hal penting dan maksud iklan tersebut. Kemudian, guru memberikan contoh paragraf persuasi berdasarkan iklan tersebut. Setelah itu, barulah guru memberika materi tentang pengertian paragraf persuasi. Dan untuk menguji pemahaman siswa, guru memberikan beberapa iklan untuk siswa sebagai bahan acuan menulis paragraf persuasi. Proses pembelajaran pada siklus I masih kurang kondusif, hal ini ditandai dengan adanya beberapa siswa yang kurang serius dalam mengikuti pembelajaran, misalnya tidak memperhatikan penjelasan guru, bercanda dengan temannya, atau bermalas-malasan. Berikut adalah gambar siklus I saat siswa mendengarkan penjelasan guru.

159 142 Gambar 9 Siswa Kurang Serius ketika Mendengarkan Penjelasan guru pada Siklus I Pada siklus II, proses pembelajaran berlangsung sama seperti pada saat siklus I. Hanya saja, pada siklus II tidak lagi diberikan materi tentang paragraf persuasi, tetapi hanya membahas permasalahan atau kekurangan siswa yang masih perlu diperbaiki. Suasana belajar pada siklus II lebih kondusif karena pada saat menulis paragraf persuasi siswa tidak lagi bingung untuk mengembangkan kerangka karangan dari iklan yang diberikan menjadi paragraf persuasi yang menarik dan meyakinkan. Berikut gambar yang mendeskripsikan hal tersebut. Gambar 10 Siswa Masih Bingung Gambar 11 Siswa Tenang menulis Sesuai gambar di atas, untuk memperjelas peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II, dapat dilihat dari tabel berikut ini.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK TANDUR MEDIA BROSUR PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai sasaran pembelajaran di sekolah. Menurut Usman (dalam Suryosubroto 2002:19),

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD.

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD. ABSTRAK Azizah, Nur.2010. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR AND SHARE MELALUI MEDIA MAJALAH DINDING PADA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH, KEC.KESESI, KAB. PEKALONGAN TAHUN

Lebih terperinci

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN TEKNIK GALLERY WALK MEDIA POSTER KONSERVASI ALAM PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI 3 DEMAK SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh:

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) BERBANTUAN TEKS WAWANCARA TOKOH BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 4 KUDUS SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas delapan hal. Pertama, dibahas latar belakang masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa sekolah dasar. Kemudian, dibahas identifikasi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Keterampilan Menulis Puisi a. Hakikat Menulis Tarigan (1994:3) memberikan pengertian bahwa menulis adalah suatu keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

SKRIPSI. diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh FAKULTAS BAHASA DAN SENI

SKRIPSI. diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh FAKULTAS BAHASA DAN SENI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN TEKNIK PENGAMATAN LANGSUNG YANG BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII A MTS NURUL ULUM JEMBAYAT KABUPATEN TEGAL SKRIPSI diajukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN Oleh: Arif Pratomo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK SKRIPSI diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin maju serta peradaban manusia yang semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas belajar siswa sesuai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V Isdianti Isdianti15@yahoo.com Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA 0 PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI

Lebih terperinci

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017 25 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DAN MEDIA VIDEO DAKWAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS X MA RIANA HASTITI 1),

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-9 SMA NASIONAL PATI

PENGGUNAAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-9 SMA NASIONAL PATI PENGGUNAAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS X-9 SMA NASIONAL PATI SKRIPSI diajukan untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting terhadap kemajuan suatu bangsa di dunia. Pendidikan diproses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting yang masuk dalam ujian nasional pada setiap jenjang pendidikan pelajaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia atau peserta didik dengan cara mendorong kegiatan belajar.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI TEKNIK TAYASI (DARI TAYANGAN HINGGA INVESTIGASI) DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu pengajaran bahasa Indonesia secara umum adalah agar siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa. Kebiasaan seseorang berpikir logis akan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK Oleh: Arum Bariani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Khozin Amin Sutiknyo Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 S K R I P S I Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara terjadi dalam komunikasi secara lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Urip Priyatun

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Urip Priyatun PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE MELALUI PEMANFAATAN MEDIA MASSA CETAK PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 1 BODEH KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010/2011 Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bisa diartikan sebagai sebuah proses kegiatan pelaksanaan kurikulum suatu lembaga pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana, 2001: 1). Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki hubungan yang sangat erat dalam kehidupan bermasyarakat karena bahasa merupakan alat komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keterampilan Menulis 1. Pengertian Menulis Menurut Dalman (2014, hlm. 3) menulis merupakan suatu kegiatan berkomunikasi dalam bentuk penyampaian pesan (informasi) secara tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, gagasan dan juga idenya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai dalam mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang pokok selain menyimak, berbicara, dan membaca. Melalui menulis akan berjalan hubungan komunikatif

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI PADA SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS WACANA NARASI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Dian Kartika Sari program

Lebih terperinci

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE KUANTUM MELALUI MEDIA TEKS WAWANCARA PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Teguh Priyambodo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi menjadi dua, yaitu bahasa lisan yang disampaikan secara langsung, dan bahasa tulisan

Lebih terperinci

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS (BBM) MELALUI MEDIA FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 WELAHAN JEPARA Skripsi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Ahmad Utman Subandi NIM 090210204229

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi, dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI KARANGAN NARASI DENGAN METODE IKP (IMITASI, KOMPREHENSI, DAN PRODUKSI) MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH PURWODADI TEMBARAK TEMANGGUNG

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN PARAGRAF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA PERMAINAN BAHASA SCRAMBLE PADA SISWA KELAS III SD NEGERI SEKARAN 01 GUNUNGPATI SEMARANG SKRIPSI untuk

Lebih terperinci

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING BERBANTUAN GAMBAR PUZZLE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 BANYUURIP KABUPATEN KENDAL SKRIPSI Untuk mencapai gelar sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan bersosial. Manusia dapat berkomunikasi dengan yang lain melalui bahasa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Semakin terampil seseorang berpikir, semakin jelas dan cerah jalan pikirannya. Kemampuan ini

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION DAN TEKNIK RANGSANG TEKS RUMPANG MELALUI MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 2 BOJA SKRIPSI untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia. Kemampuan berbahasa menjadikan manusia memiliki sebutan spesific species. Bahasa terdiri atas empat

Lebih terperinci

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke-

Dewi Arini 1 Korespondensi berkenaan dengan artikel dapat dialamatkan ke- Kemampuan menulis laporan pengamatan Siswa Kelas IX A di SMP Negeri 11 Muaro Jambi Oleh Arini, Dewi, Pembimbing I Drs. Larlen, M.Pd dan Pembimbin II Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis lakukan pada siswa kelas X-5, SMA Negeri 6 Bandung yang terletak di jalan Pasir Kaliki No 51, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sebuah alat yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi sehingga bahasa dan manusia memiliki kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Bahasa digunakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin jelas dan terstruktur pula pikirannya. Keterampilan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Lebih terperinci

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. oleh Diah Zuikaningsih

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. oleh Diah Zuikaningsih PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI PENERAPAN PAIKEM DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS IV SDN WIROLEGI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Qaadli Al A la NIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis. Seorang penulis berkomunikasi melalui tulisan mereka untuk mempengaruhi

Lebih terperinci

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh:

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS X-2 SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JETIS 4 NUSAWUNGU CILACAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Indiarti Purnamasari Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan bahasa yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Berdasarkan empat aspek keterampilan tersebut,

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DENGAN MEDIA BERITA DALAM SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X-4 TKJ SMK NU UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI DENGAN METODE PENCARIAN INFORMASI MELALUI MEDIA KARTUN BERCERITA PADA KELAS VII D SMP NEGERI 30 SEMARANG Skripsi untuk memeroleh gelar sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: AJENG CAHYA NURANI K1211004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran penggunaan bahasa Indonesia dilakukan sejak dari sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu penguasaan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Rima Mawarni Siregar NIM 2103111057 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara berurutan. Keterampilan tersebut adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X6 MAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Leny Ocktalia NIM 100210402065

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PILANGSARI 1 SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperan penting dalam dunia pendidikan, yaitu pada saat menyampaikan materi kepada peserta didik di sekolah khususnya saat penyampaikan materi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar dilakukan siswa dan guru di sekolah. Siswa mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. Kegiatan Belajar Mengajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUMESU 1 KABUPATEN BATANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD, karena Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

Lebih terperinci

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Dewi Ekowati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE PETA ALUR PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Dewi Ekowati

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan kepada empat keterampilan yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan salah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A.

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan. Gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar. Oleh SITI JULAEHA NIM A. MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS VI SD NEGERI 1 JIMBUNG KECAMATAN KALIKOTES KABUPATEN KLATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Berbahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia. Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi

Lebih terperinci