DOKUMEN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA ANDAL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DOKUMEN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA ANDAL)"

Transkripsi

1 DOKUMEN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA ANDAL) Disusun oleh : Kelompok 7 PEMBANGUNAN KOMPLEKS VILA BANDENGAN MAJU JEPARA

2 2012 DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan Rencana Kegiatan Manfaat Rencana Kegiatan 1.3. Peraturan BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1 Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Ditelaah Status Studi Amdal Rencana Pembangunan Kompleks Villa Tahap Pelaksanaan Pembangunan Kompleks Villa Kesesuaian Rencana Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang Kabupaten Jepara Uraian Singkat Rencana Kegiatan Kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Lokasi Kegiatan dan Dampaknya Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam Amdal 2.2. Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal Rona Lingkungan Fisik Kimia Rona Lingkungan Biologi Rona Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya 2.3. Pelingkupan Identifikasi Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Klasifikasi dan Prioritas Dampak

3 2.4. Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Batas Proyek Batas Adminitrasi Batas Ekologis Batas Sosial Batas Waktu Kajian BAB III METODE STUDI 3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data 3.2. Metode Prakiraan Dampak Penting 3.3. Metode Evaluasi Dampak Penting BAB IV PELAKSANAA STUDI 4.1. Pemrakarsa 4.2. Pelaksana Studi 4.3. Biaya dan Waktu Studi Biaya Studi Waktu Studi DAFTAR PUSTAKA

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan jumlah pantai berpasir yang banyak, seharusnya Jepara bisa menjadi kabupaten yang maju. Potensi sumber daya pesisir di Jepara sangatlah besar. Ada banyak tempat tempat wisata yang menawarkan keindahan pantai dan laut di Jepara. Manfaat yang bisa diambil pun banyak. Salah satunya dari segi ekonomi. Untuk meningkatkan ekonomi, bisa dengan cara memperbanyak fasilitas menarik yang ditawarkan. Sehingga diharapkan akan ada wisatawan dalam ataupun luar negeri yang mau berkunjung. Salah satu fasilitas yang kami maksud adalah kompleks vila. Vila menjadi sarana vital bagi keluarga yang ingin berlibur menikmati indahnya pantai Jepara. Saat ini memang sudah banyak vila di Jepara, namun untuk di Bandengan dengan pantai seluas itu belum cukuplah vila yang ada. Sehingga perlu dibangun sebuah kompleks vila yang mempunyai fasilitas bak vila internasional 1.2. Tujuan dan Manfaat Tujuan : a. Mengidentifikasi rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup di kawasan kompleks villa b. Mengidentifikasi rona lingkungan hidup di Villa Bandengan Maju, terutama yang akan terkena dampak besar dan penting. c. Memprakirakan dampak dan mengevaluasikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup di Villa Bandengan Maju. Manfaat : Manfaat pembangunan kompleks villa ini adalah untuk memperbanyak fasilitas vila yang ada di Bandengan, sehingga akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Jepara.

5 1.3. Peraturan Peraturan perundang-undangan yang terkait dalam penyusunan studi AMDAL kegiatan pembangunan Kompleks Villa Bandengan Maju adalah : a. PP No. 27 Tahun 1999 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan b. Kepres No. 10 Tahun 2000 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan c. Kepmen. LH No. Kep-14/MENLH/3/1994 tentang Pedoman Umum Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. d. Kepmen. LH No. Kep-15/MENLH/3/1994 tentang Pembentukan Komisi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Terpadu. e. Kep. Ka. BAPEDAL No. Kep-299/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. f. Kep. Ka. BAPEDAL No. Kep-30/BAPEDAL/05/1997 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komite Akreditasi Badan Pengendalian dampak Lingkungan. g. Kep. Ka. BAPEDAL No. Kep-9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai dampak Lingkungan. h. Kep. Ka. BAPEDAL No. Kep-39 Tahun 2000 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian dampak Lingkungan.

6 BAB II RUANG LINGKUP STUDI 2.1. Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Ditelaah Status Studi Amdal Studi AMDAL pembangunan Villa Bandengan dibuat berdasarkan rencana desain yang telah disusun oleh pemrakarsa. Hasil perencanaan tersebut akan diuraikan menjadi sub sub bagian teknis secara garis besar, sehingga akan digunakan sebagai dasar menentukan komponen kajian potensial yang menimbulkan dampak dan menentukan batas wilayah AMDAL Rencana Pembangunan Kompleks Villa Langkah awal membangun vila ini adalah dengan melakukan pembersihan lahan di daerah yang yang masuk wilayah proyek. Selanjutnya akan dilakukan pemagaran sesuai batas tanah proyek, hal ini dilakukan supaya proyek berjalan tanpa gangguan dari orang luar. Kemudian pengukuran batas batas tanah yang akan dibangun menjadi gedung, karena kompleks vila ini berupa beberapa gedung yang dipadukan. Selanjutnya pembangunan fisik gedung. Dan terakhir pembangunan fasilitas pendukung Tahap Pelaksanaan Pembangunan Pelabuhan Tahap I : Pembersihan lahan proyek dari tumbuhan, pembuatan pagar keliling proyek. Tahap II : Pemetaan batas bangunan fisik dan pembuatan pondasinya. Tahap III : Pembangunan bangunan fisik dan fasilitas pendukung Kesesuaian Rencana Lokasi Kegiatan dengan Tata Ruang Kabupaten Jepara Kabupaten Jepara mempunyai pantai Bandengan yang berpasir putih dan luas. Lokasi pembangunan vila ini pun masih berada didalam zona pengembangan pariwisata pantai bandengan. Sehingga lokasi pembangunan masih dalam jalur RTRW Jepara.

7 Uraian Singkat Rencana Kegiatan a. Pra Konstruksi : Tahap ini berupa surve lokasi dan melakukan pendekatan ke masyarakat berupa sosialisasi untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap proyek yang akan berjalan. b. Konstruksi : Tahap ini berupa rekruitmen tenaga kerja yang akan membangun bagunan fisik. Selanjutnya membersihkan lahan dari tanaman. Dan mendatangkan alat alat yang akan mengerjakan bangunan fisik. Mendatangkan bahan bahan material yang akan digunakan untuk membangun. Berupa pemetaan dan pemberian batas lahan untuk membangun bangunan fisik. Pembangunan bangunan fisik berupa rumah rumah, halaman parkir, taman dan fasilitas pendukung lainnya. Termasuk didalam tahap ini adalah berupa rekruitment tenaga kerja yang akan mengelola villa ini. Diutamakan tenaga kerja dari masyarakt sekitar. c. Pasca kontruksi : Apabila dalam pengelolaan vila ini timbul masalah masalah yang dirasakan oleh alam lingkungan maupun masyarkat sekitar. Maka aktivitas villa ini perlu dihentikan dan dilakukan penyelidikan penyebab dan apa solusi yang tepat Kegiatan yang Ada di Sekitar Rencana Lokasi Kegiatan dan Dampaknya a. Pemukiman : Adanya pemukiman di seberang jalan villa ini akan memberi dampak bagi masyarakat itu berupa kebisingan dan polusi dari kendaraan tamu yang lalu lalang. b. Perdagangan : Kompleks vila yang luas ini akan meningkatkan aktivitas orang yang berkaitan, maka akan meningkatkan perdagangan yang ada. c. Pariwisata : Tentu dengan adanya tambahan fasilitas vila, pariwisata bandengan akan meningkat.

8 Alternatif-alternatif yang Akan Dikaji dalam Amdal Studi AMDAL pembangunan villa ini, telah dilakukan pembahasan dalam perencanaan pembangunannya antara Investor dengan Dinas Pariwisata Jepara selaku pihak pemrakarsa secara matang, sehingga tidak memiliki alternatif lokasi lainnya. Studi AMDAL ini berjalan paralel dengan perencanaan penyelesaian DED. Dimana gambar perencanaan teknis tersebut merupakan hasil pemilihan dari beberapa alternatif didasarkan atas masukan Dinas Instansi terkait pada saat pembahasan rencana desain. Namun jika ada koreksi terkait aspek lingkungan hidup, maka hal itu mungkin untuk di revisi Lingkup Rona Lingkungan Hidup Awal Rona Lingkungan Fisik Kimia a. Kualitas udara Kualitas udara di sekitar proyek masih bagus, Karena berada di tepi pantai yang relative masih asri dan bebas dari polusi kendaraan. Guna mengetahui kualitas udara ambient saat ini akan dilakukan pengukuran kualitas udara di lokasi proyek. b. Tingkat kebisingan Kebisingan adalah suara-suara yang tidak dikehendaki oleh lingkungan akibat dari adanya proyek. Suara ini dianggap mengganggu. c. Suhu perairan Suhu perairan di lokasi proyek masih dalam keadaan normal. Suhu berkisar antara o C. Dengan suhu yang normal, banyak organisme yang hidup di perairan tersebut. d. Kadar oksigen di dalam perairan Kadar oksigen di dalam perairan (DO) di daerah tersebut normal, sesuai dengan baku mutu dari kepmen LH no 51 tahun 2001 yaitu 5.

9 Rona Lingkungan Biologi Untuk komponen biologi yang ada disekitar proyek adalah berupa vegetasi mangrove asosiasi. Hewan makrobenthos di pesisir pantai dan ikan ikan lainnya di perairan pantai yang menghadap ke komplek proyek Rona Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya Sebagian besar masyarakat Bandengan bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang dan petambak. Adanya vila tambahan akan menjadi berkah bagi pedagang, namun tidak akan berpengaruh apa apa bagi petambak dan nelayan 2.3. Pelingkupan Identifikasi Dampak Potensial a. Tahap pra konstruksi Perencanaan dan penyusunan studi kelayakan Sebelum proyek berjalan, kami akan melakukan survey persepsi masyarakat sekitar untuk mengetahui tanggapan masyarakat jika proyek dibangun. Perijinan dan sosialisasi rencana kegiatan Kegiatan ini akan menurunkan persepsi negative masyarakat, supaya mereka menerima proyek yang kita jalankan b. Tahap konstruksi Rekruitment tenaga kerja Akan meningkatkan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga meningkatkan persepsi positif masyarakat terhadap proyek ini. Mobilisasi peralatan dan material Akan menimbulkan dampak berupa kebisingan dan polusi udara dari kendaraan berat yang keluar masuk daerah proyek. Pembangunan fisik bangunan Kegiatan ini akan berdampak pada peningkatan kebisingan, polusi udara dari beroperasinya alat-alat berat dan adanya limbah padat dari pekerjaan konstruksi.

10 Perginya alat berat Pekerjaan ini akan mengganggu lalu lintas sekitar dan meningkatkan kebisingan Pemutusan tenaga kerja Setelah pembangunan fisik selesai, akan terjadi pemutusan tenaga kerja yang akan menaikkan persepsi negative masyarakat Gangguan biota perairan Keberadaan vila ini akan menurunkan keanekaragaman dan jumlah dari biota pesisir yang ada didarat, namun justru akan menaikkan biota di perairan yang menghadap villa, karena pihak manajemen villa akan berusaha menjaga keasrian laut itu. Laut itulah yang menjadi daya tarik wisatawan. c. Tahap operasional Kesempatan kerja berusaha Pada tahap ini kesempatan kerja akan meningkat karena vila membutuhkan pegawai yang akan mengelola vila tersebut. Pendapatan masyarakat Pendapatan masyarakat akan meningkat sejalan dengan kesempatan kerja, efek domino adanya villa ini adalah berupa naiknya mobilitas warga sehingga menaikan ekonomi Sanitasi lingkungan Limbah yang dihasilkan oleh vila tentu akan mempengaruhi sanitasi lingkungan, limnah cair hasil para wisatawan yang menginap akan dibuang lewat sungai sekitar dan tentu akan mengurangi kualitas lingkungan Persepsi masyarakat Persepsi masyarakat merupakan dampak turunan dari adannya efek peningkatan ekonomi dan penurunan kualitas lingkungan kibat limbah cair

11 2.3.2.Evaluasi Dampak Potensial a. Dampak negative penting Dampak negative penting akibat dari adanya proyek villa ini mulai dari pra konstruksi sampai pasca konstruksi adalah persepsi masyarkat yang negative mengenai sanitasi yang tidak bisa dijalankan dengan baik. Dan khawatir villa ini dijadikan tempat kumpul kebo bagi beberapa oknum. Dampak negative lainnya adalah bertambahnya intensitas lalu lalang kendaraan yang akan menambah tingkat kebisingan dan polusi. b. Dampak positif penting Dampak positif dari adanya villa ini adalah bahwa ekonomi masyarakat akan meningkat sejalan dengan tingkat keramaian lingkungan sekitar. Pedagang akan bermunculan dan aktivitas ekonomi pun berjalan. Dampak lain berupa meningkatnya kualitas lingkungan laut dan pesisir di sekitar villa. Karena pihak pengelola tentu akan mempertahankan keasrian lingkungan. Mereka menjual keasrian lingkungan sebagai daya tarik dan objek wisata. c. Klasifikasi dan Prioritas Dampak Digambarkan dalam diagram alir berikut ini Perencanaan dan Penyusunan Studi Kelayakan Kekawatiran masyarakat Persepsi masyarakat Perijinan dan Sosialisai Rencana Kegiatan Gambar 1.1. Diagram alir potensial dampak tahap pra konstruksi

12 Rekruitmen tenaga kerja Kesempatan kerja Pendapatan masyarakat Mobilisasi material Lalu lintas Pembangunan fisik bangunan Demobilisasi tenaga kerja Kualitas udara Kebisingan sanitasi Sampah Biota perairan Kesempatan kerja Kesehatan masyarakat Keresahan masyarakat Pendapatan masyarakat P E R S E P S I M A S Y A R A K A T Gambar 1.2. Diagram alir potensi dampak tahap konstruksi Prioritas dampak bertujuan mengkomunikasikan derajat keseriusan dampak sehingga diketahui dampak mana yang perlu untuk mendapatkan perhatian khusus. Prioritas dampak penting hipotetik ditentukan berdasarkan tingkat kepentingan terhadap komponen lingkungan hidup yang terkena dampak. Prioritas dampak penting hipotetik untuk kegiatan ini adalah : Aspek kualitas udara, terutama yang berkaitan dengan peningkatan partikel debu udara, pola penyakit dan kebisingan. Aspek hidrologi, terutama yang berhubungan dengan sanitasi, kualitas air laut, kehidupan biota laut..

13 Aspek lalu lintas, terutama gangguan arah lalu lintas. Aspek lingkungan yang berkaitan dengan sampah, limbah dan pola penyakit. Aspek sosial-ekonomi yang berkaitan dengan kesempatan kerja, keselamatan kerja dan pendapatan masyarakat. Aspek sosial-budaya yang berkaitan dengan persepsi masyarakat Lingkup Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian Wilayah studi adalah batas bentang alam bagi pelaksanaan studi amdal yang dijadikan batas pengkajian. Ditetapkan berdasarkan criteria dampak langsung maupun tidak langsung dan sebaran dampak serta sebaran penduduk yang langsung dan atau tidak langsung terkena dampak Batas Wilayah Batas proyek ditentukan berdasarkan kondisi teknis tapak proyek. Batas batasnya adalah : Sebelah Timur : Tanah milik warga. Sebelah Selatan : Tanah milik warga Sebelah barat : Laut Jawa Sebelah Selatan : Tanah milik warga Batas administrasi Secara adsminitrasi, kegiatan proyek berada di kabupaten Jepara tepatnya mencakup pantai Bandengan, desa Bandengan, kecamatan Jepara Batas ekologis Batas ekologis ditentukan berdasarkan tingkat keberlangsungan proses alami yang berhubungan dengan sebaran dampak pembangunan kompleks villa bandengan maju. Batas ekologisnya meliputi seluruh tapak proyek rencana lokasi kompleks villa dan pemukiman disekitarnya. Wilayah kompleks villa termasuk ekosistem pantai pesisir yang berupa, pertambakan, pemukiman dan ekologi udara diatasnya Batas Sosial Batas wilayah social merupakan batas wilayah yang secara social ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat akan terpengaruh oleh

14 adanya pelabuhan. Berdasarkan hasil pelingkupan, batas social meliputi masyarakat pesisir yang bermukin di sekitas lokasi proyek Batas waktu kajian Merupakan waktu kajian dimana dampak tersebut akan terasa selama prakonstruksi maupun operasional pelabuhan. Dibagi menjadi 9 tahapan kegiatan yaitu : survey dan penyusunan studi kelayakan, perijinan dan sosialisasi rencana kegiatan, rekrutmen tenaga kerja, mobilisasi dan demobilisasi material, pembangunan fisik bangunan, penghijauan, demobilisasi tenaga kerja, operasional kompleks villa dan perawatan kompleks villa tersebut.

15 BAB III METODE STUDI 3.1 Metode Pengumpulan Dan Analisis Data Pengumpulan data difokuskan untuk mendeskripsikan kondisi lingkungan hidup di sekitar proyek, meliputi aspek fisik kimia, biologi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat. Data tersebut dikelompokan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung lewat obsrervasi lapangan. Data sekunder diperoleh dari dinas atau instansi terkait pembangunan proyek. Kedua jenis data tersebut harus bsia dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika mengambil data : a. Rencana tahapan kegiatan yang telah diidentifikasi secara hipotetik menimbulkan dampak. b. Waktu pelaksanaan kegiatan proyek. c. Karakteristik lingkungan di wilayah studi. Rona lingkupan hidup yang akan distudi meliputi : a. Komponen fisik kimia 1. Curah hujan Data mengenai curah hujan, hari hujan, kelembaban, intensitas matahari dan kecepatan angin diambil dari data BMG, panjang data minimal 10 tahun terakhir. Untuk mengetahui tipe iklim menggunakan penilaian menurut Oldeman (1975) 2. Kualitas udara ambien Pengumpulan data kualitas udara dilakukan dengan pengambilan sampel secara langsung di lapangan. Disesuaikan dengan peraturan pemerintah Nomor 41 Tahun Parameter debu dan zat udara lain dibandingkan dengan kualitas standar mutu udara menurut permen tersebut. Pengambilan data kualitas udara di lakukan di 2 tempat, di tengah tengah lokasi proyek dan di lokasi terluar tapak proyek yang berbatasan dengan perkampungan. 3. Intensitas kebisingan

16 Pengumpulan data secara langsung di lapangan. Menggunakan Sound Level Meter selama 10 menit untuk setiap pengkuruan dan pembacaan selama 5 detik. Hasilnya dibandingkan dengan KEPMEN LH nomor : Kep-48/MENLJ/11/1996 tentang baku mutu tingkat kebisingan yaitu 50 dba untuk RTH, 55 untuk pemukiman dan 85 untuk lingkungan kerja. Lokasi pengambilan data di lakukan di tengah tengah proyek dan di lokasi proyek terluar yang berbatasan dengan pemukiman. 4. Aliran permukaan Melakukan pengamatan secara langsung observasi lapangan. Penghitungan menggunakan rumus rasional (Chow, 1964) sebaga berikut Q = C.I.A. Q = debit aliran permukaan. C = koofesien air larian. I = intensitas hujan. A = Luas Daerah. Sampling berdasarkan arah dan tahapan konstruksi pelabuhan. 5. Tingkat erosi Pengambilan dilakukan secara pengamatan langsung di lapangan terhadap indeks panjan dan kemiringan lereng serta konservasi tanah. Mengambil sebanyak 5 sampel yang kemudian dianalisis laboratorium mengenai gradasi, prositas, permeabilitas, kadar kandungan organik dan jenis tanahnya. Menggunakan trasek garis imajiner dari titik tertinggi sampai titik terendah dari tapak proyek. Parameter erosi yang digunakan dengan cara menduga potensi erosi di tanah. Menggunakan persamaan dari wischmeier dan Smith (1978) persamaan USLE : A = R.K.L.S.C.P. 6. Kualitas Air Data kualitas air dikumpulkan secara langsung dari lapangan, air laut disekitar kompleks villa maupun air tawar atau payau. Beberapa parameter yang harus di catat dan di analisis di laboratorium adalah suhu, zat padat tersuspensi, residu tersuspensi, amoniak bebas, arsen terlarut, barium, besi terlarut, florida, kadmium terlarut, klorida, sisa flor, fosfat, nitrat, nitrit dan Oksigen terlarut. Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu kualitas air menurut PERMEN No 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 dengan pengelolaan dan kualitas Air. Lokasi

17 pengambilan sampel ditentukan di daerah mana yang akan menerima dampak terberat dari adanya proyek. b. Komponen Biologi 1. Vegetasi Penutupan Lahan Parameter yang dikaji adalah jenis vegetasi, manfaat vegetasi, status keberadaan dan tipe ekosistem alami dan buatan yang ada. Pengumpulan data dengan metode floristik, mencatat tipe tipe habitat dan jenis yang ada. Penentuan titik sampel didasarkan pada keterwakilan flora yang ada. Selanjutnya dialkukan analisis menggunakan metode dar Muller Dombois dan Ellenberg (1974) c. Komponen Sosial Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari kelurahan, kecamatan dan dinas terkait. Pengkajian komponen sosial di bidang demografi, ekonomi dan budaya penduduk sekitar. 1. Kependudukan Pengumpulan data secara sekunder dari kelurahan atau dinas terkait. Untuk mengetahui struktur penduduk, jumlah dan kepadatan penduduk, tingkat kelahiran, rasio kelamin, angkatan kerja, kematian, perpindahan penduduk. Lalu dianalisis secara deskriptif dengan perhitungan, evaluasi dan klasifikasi. 2. Kesempatan Kerja Data ini diperoleh dengan melihat jumlah tingkat pengangguran di lokasi studi proyek. Dengan menghitung selisih antara angkatan kerja produktif dengan orang yang telah bekerja. 3. Tingkat Pendapatan Masyarakat Pengumpulan data primer secara langsung dengan wawancara terstruktur dan enyebaran quisioner. Metode purpose proportional sampling dengan jumlah responden minimal 5% dari jumlah KK tiap kelurahan berdasarkan tingkat keterwakilannya. 4. Kepadatan arus lalu lintas

18 Untuk memperoleh gambaran tentang kondisi kepadatan arus lalu lintas darat maupun laut di sekitar proyek. Dengan mencatat frekueinsi penggunaan jalan oleh masyarakat sekitar. Dalam proyek ini adalah jalan pantura, jalan sekitar pemukiman dan arus lalu lintas pelayaran maupun nelayan di sekitar proyek pelabuhan. 5. Persepsi dan sikap masyarkat terhadap rencana kegiatan Mengumpulkan data primer yang dilakukan bersamaan dengan data lain pada saat wawancara kepada msyarakat secara lebih mendalam, metode sama dengan mengumpulkan data mengenai pendapatan masyarakat. 6. Konflik sosial Untuk mengetahui gambaran, pernah ada atau tidaknya konflik sosial di lingkungan masyarkat. Pengumpulan data primer dengan wawancara terstruktur sama seperti metode diatas juga menggunakan data sekunder yang dimiliki oleh dians terkait. d. Komponen Kesehatan Masyarakat. 1. Angka kesakitan Untuk memperoleh gambaran kesehatan masyarakat sekitar. Data sekunder didapatkan dari puskesmas terdekat dari tapak proyek. Data primer didapatkan dengan cara mewawancara langsung ke masyarakat metode purposive proportional sampling dengan jumlah responden 5% dari KK tiap kelurahan. Lokasi pengambilan data di sekitar tapak proyek yang terkena dampak. 2. Sumber daya kesehatan Pengumpulan data sekunder didapatkan dari kelurahan dan instansi terkait berupa jenis dan jumlah sumber daya kesehatan yang ada di kecamatan. Data tersebut dimiliki oleh kelurahan dan instansi terkait. 3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting Metode Prakiraan Besaran Dampak a. Metode perhitungan matematis

19 Dampak dampak penting yang bisa diukur menggunakan metode ini adalah kualitas udara ambien, peningkatan kebisingan, peningkatan aliran permukaan, penurunan kualitas air. b. Metode analogi Prakiraan nilai dampak ditetapkan oleh ahli atau pakar. Digunakan bila data yang diperoleh terbatas dan kurang dipahami gejala yang diprakirakan terjadi. Terlebih dahulu ditentukan skala kualitas lingkungan hidup dari skal 5 sangat baik sampai 1 sangat buruk. Parameter yang biasa digunakan adalah debu, erosi, run off, kualitas air, sanitasi lingkungan, vegetasi, sikap dan profesi masyarakat, lapangan kerja, lalu lintas umum, kesehatan dan keselamatan kerja Metode Prakiraan sifat penting dampak. Penetuan prakiraan mengacu pada PERPEM No 27 tahun 1999 mengenai AMDAL. Dimana suatu dampak dikatakan penting ditinjau dari, 1. Jumlah manusia yang akan terkena dampak. 2. luas wilayah persebaran dampak 3. intensitas dan lamanya dampak berlangsung 4. banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak 5. sifat kumulatif dampak 6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak. 3.3 Metode Evaluasi Dampak Penting Evaluasi dampak merupakan kajian holistik, telaah secara totalitas dari semua dampak. Dampak lingkungan positif maupun negatif ditelaah menjadi satu kesatuan. Sesuasi PERMEN LH no *8 tahun 2004 menggunakan metode Matriks Fisher and Davies. Penelaahan akan digunakan sebagai dasar untuk menelaah kelayakan lingkungan dan identifikasi serta perumusan arah pengelolaan dampak besar. Pengambilan keputusan kelayakan lingkungan hidup dilakukan sengan metode membuat matrik keputusan yaitu :

20 1. Menentukan kondisi lingkungan hidup tanpa proyek, sekarang maupun masa mendatang. 2. Mengestimasi kondisi lingkungan hidup dengan mengasumsikan adanya kegiatan yang tengah direncanakan. 3. Dampak holistik akan ditentukan dengan menghitung selisih dari kondisi lingkungan yang akan datang dengan ataupun tanpa proyek. Dengan metode itu, akan ditentukan seberapa besar perubahan kondisi dampak lingkungan yang terjadi, baik tanpa maupun ada proyek dalam bentuk skala. Jika dampak masih bersifat positif, maka kegiatan tersebut dapat dinyatakan layak dari segi lingkungan dan sebaliknya jika dampak lebih bersifat negatif maka kegiatan dinyatakan tidak layak dari tinjauan lingkungan hidup.

21 BAB IV PELAKSANAAN STUDI 4.1 Pemrakarsa Pemrakarsa Kegiatan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kompleks Villa Bandengan Maju adalah sebagai berikut: Nama : Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Alamat : Kampus FPIK Universitas Diponegoro, Tembalang Semarang Telepon : Fax : Penanggung Jawab : 4.2 Pelaksana Studi Pelaksana Kegiatan Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) Kompleks Villa Bandengan Maju adalah sebagai berikut: Pelaksana studi : Alamat : Telp : Fax : Penanggung Jawab : Tim pelaksana dari studi AMDAL Pelabuhan Kendal terdiri dari beberapa bagian yaitu ketua tim, kasubtim fisik-kimia, kasubtim biologi, dan kasubtim sosekbud, dengan beberapa tenaga ahli pendukung, asisten ahli, teknisi, dan administrasi. Susun an tim studi inti ini adalah sebagai berikut: a. Ketua Tim : Fuad Ashari (K2D ) b. Sekretaris Tim : Fera Nur Idawati Sahara (K2D )

22 c. Kasubtim Fisika : Rina Setyowati S. (K2D ) Anggota : Madhu Pinastika (K2D ) d. Kasubtim Biologi : Mutiara Nurul F.U (K2D ) Anggota : Indah Dwi Irani (K2D e. Kasubtim Kimia : Tisna Aji Wijaya (K2D ) Anggota : Yanuar Yogha P (K2D ) f. Kasubtim Sosekbudkesmas : Cicik Yulia Rahmi (K2D ) Anggota : Reza Haviz P. (K2D 009 0) Bondar Purwojo A. (K2D ) 4.3. Biaya dan Waktu Studi Biaya Studi Pembiayaan studi AMDAL Pembangunan Kompleks Villa Bandengan Maju memiliki proposi sebagai berikut: Tabel Perencanaan Studi No Kegiatan Besar Biaya (%) 1 Persiapan 5 2 Survei Lapangan 20 3 Bahan dan Peralatan 10 4 Analisis Data 20 5 Penyusunan Laporan 10 6 Konsultasi dan Persentasi 10 7 Penggandaan Laporan 5 8 Honoraium Penyusunan 20 Jumlah Waktu Studi

23 Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 5 bulan sampai dengan tersusunnya draft Andal, RKL, RPL tidak termasuk waktu tunggu proses penilaian dan pengesahan dokumen di Komisi Penilai Amdal Propinsi Jawa Tengah. Waktu pelaksanaan penyusunan dengan pemrakarsa.

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) PENGERTIAN, MANFAAT DAN PROSES Dr. Elida Novita, S.TP, M.T Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih Kerangka Acuan Kerja Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)

PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL (Penyajian Informasi Lingkungan) PIL adalah suatu telaah secara garis besar tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan atau diusulkan yang kemungkinan menimbulkan dampak lingkungan dari kegiatan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA

DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA 4 4.1. Proses Penyusunan AMDAL AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL.

Lebih terperinci

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TELAAH STUDI AMDAL PADA TAHAP PRAKONSTRUKSI PABRIK PELEBURAN TIMAH (SMELTER) PT. LABA-LABA MULTINDO PANGKALPINANG PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Rosiana Indrawati * ABSTRAK Telaah studi AMDAL yang

Lebih terperinci

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan)

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) Pengertian AMDAL Kriteria wajib AMDAL Proses AMDAL Jenis AMDAL Contoh kasus AMDAL AMDAL Lahan Basah Fungsi AMDAL Pengertiang AMDAL Adalah kajian mengenai dampak

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan pada Mata Kuliah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) OLEH: KELOMPOK I HERI

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud

Lebih terperinci

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun (Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun AMDAL mrp alat utk merencanakan tindakan preventif thd kerusakan lingk yg akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan

Lebih terperinci

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Tabel Hasil Proses Pelingkupan Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

Prosedur Pelaksanaan ANDAL

Prosedur Pelaksanaan ANDAL Prosedur Pelaksanaan ANDAL Canter (1977) membagi langkah-langkah dalam melakukan pelaksanaan ANDAL; o Dasar (Basic) o Rona Lingkungan (Description of Environmental Setting) o Pendugaan Dampak (Impact assesment)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan KATA PENGANTAR Penekanan tentang pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan tercantum dalam Undang-Undang No. 23 tahun1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan pelaksanaannya dituangkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Daftar i ii iii vii Bab I Pendahuluan A. Kondisi Umum Daerah I- 1 B. Pemanfaatan Laporan Status LH Daerah I-10 C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Kulon

Lebih terperinci

METODOLOGI AMDAL IDENTIFIKASI DAMPAK HAZAIRIN ZUBAIR

METODOLOGI AMDAL IDENTIFIKASI DAMPAK HAZAIRIN ZUBAIR METODOLOGI AMDAL IDENTIFIKASI DAMPAK HAZAIRIN ZUBAIR AMDAL KAJIAN DAMPAK PENTING KEGIATAN YANG DIRENCANAKAN KEPUTUSAN PENGELOLAAN INTERDISIPLIN LOKALITY BAGIAN STUDI KELAYAKAN ASPEK LINGKUNGAN LOGIKA :

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG

LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG Contoh Laporan Amdal LAPORAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) PEMBANGUNAN INDUSTRI PT ULTRA JAYA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah

Lebih terperinci

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL UPL) RENCANA PEMBANGUNAN PELABUHAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengelolaan Lingkungan Berdasarkan ketentuan umum dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pengelolaan hidup adalah upaya

Lebih terperinci

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA

KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan

Lebih terperinci

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UULH = Undang-Undang Lingkungan Hidup no 23 Tahun 1997, yang paling baru adalah UU no 3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) REKLAMASI PANTAI KAPUK NAGA INDAH (Pulau 2A, 2B dan 1) Di Kawasan Pantai Utara Jakarta Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara,

Lebih terperinci

Pelingkupan Dampak Penting Pelingkupan Wilayah Studi Identifikasi Dampak Potensial Langkah 1 : Identifikasi Rencana Kegiatan Proyek Langkah 2 : Identifikasi Tipe Eksosistem Langkah 3 : Identifikasi Komponen

Lebih terperinci

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus Lampiran 1b. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) 1. KUALITAS UDARA Kualitas udara (SO 2, CO,dan debu)

Lebih terperinci

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN, PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id

Lebih terperinci

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi 3.2 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain alat tulis dan kamera digital. Dalam pengolahan data menggunakan software AutoCAD, Adobe Photoshop, dan ArcView 3.2 serta menggunakan hardware

Lebih terperinci

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM 0811283602 pslh@ugm.ac.id ekosugiharto@jogjamedianet.com Apa yang dimaksud dengan AMDAL? Ada berapa jenis AMDAL? Bagaimana proses persetujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencemaran Organik di Muara S. Acai, S. Thomas, S. Anyaan dan Daerah Laut yang Merupakan Perairan Pesisir Pantai dan Laut, Teluk Youtefa. Bahan organik yang masuk ke perairan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan 25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5

Lebih terperinci

Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT.

Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT. Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT. KERANGKA ACUAN ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) Page 3 Dalam suatu pembangunan sebuah proyek diperlukan kajian yang akan menentukan layak atau tidaknya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia dan hidup serta tumbuh berkembang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENYUSUNAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA) MOJOSARI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini disebabkan karena Indonesia

Lebih terperinci

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL PEMRAKARSA NAMA DOKUMEN PT. ASIATIC PERSADA Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahannya NO. PERSETUJUAN & TANGGAL Komisi Penilai AMDAL Propinsi Jambi Nomor:274/2003,

Lebih terperinci

Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi:

Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan, meliputi: 2.3 ISU-ISU POKOK 2.3.1 Dampak Primer dan Sekunder 1. Tahap Pra Kontruksi Pada tahap Pra Kontruksi, komponen kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak primer dan dampak sekunder terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perairan merupakan ekosistem yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan. Perairan memiliki fungsi baik secara ekologis, ekonomis, estetika, politis,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012

KATA PENGANTAR. Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan, atas kerjasama semua pihak yang terkait kami ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012 KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-nya Laporan Akhir Kajian Rencana Zonasi Kawasan Industri ini dapat diselesaikan. Penyusunan Laporan

Lebih terperinci

TERMINAL JATIJAJAR KOTA DEPOK

TERMINAL JATIJAJAR KOTA DEPOK Jl. Tole Iskandar Komplek Ruko Sukmajaya No. 17 Telp. 021-77823891 Fax. 021-77823891 T O R Term Of Reference (T O R) KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) TERMINAL

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR

HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI vi HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR PETA... xi INTISARI... xii

Lebih terperinci

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus Tabel 8.2. Matriks Rencana Kegiatan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Jenis Parameter Indikator 1. KUALITAS UDARA Kualitas

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN

BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN BAB 3 TINJAUAN LINGKUNGAN A. KARAKTERISTIK LINGKUNGAN DI SEKITAR LOKASI PROYEK 1. Teluk Kendari Kota Kendari memiliki area perairan teluk yang cukup luas. Kawasan teluk Kendari yang berada di ibu kota

Lebih terperinci

Komponen Lingkungan Iklim Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Metode Lokasi - Suhu udara - Pengumpulan - Kelembaban nisbi data sekunder udara - Pengukuran di - Kualitas udara Lapangan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PENCEMARAN Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hutan mangrove merupakan hutan yang tumbuh pada daerah yang berair payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan mangrove memiliki ekosistem khas karena

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Definisi AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan kota pantai merupakan tempat konsentrasi penduduk yang paling padat. Sekitar 75% dari total penduduk dunia bermukim di kawasan pantai. Dua pertiga dari kota-kota

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan) KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis ) Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Utara (Kebon Jeruk Ulujami) I. PENDAHULUAN Pembuatan Kerangka Acuan Analisis atau KA ANDAL ini adalah salah satu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara A. Dasar Pemikiran Sejak satu dasawarsa terakhir masyarakat semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki wilayah kelautan yang cukup luas. Tujuh puluh lima persen wilayah Indonesia adalah kelautan termasuk Zona

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005 Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005 KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Penyebrangan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Lebih terperinci

AMDAL. Analisis. Lingkungan

AMDAL. Analisis. Lingkungan AMDAL Analisis Lingkungan Pengertian AMDAL & UKL/UPL AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ataukegiatan yang direncanakan pada lingkungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR PETA... xiii INTISARI...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah Bali. DIY juga menjadi salah satu propinsi yang menjadi pusat pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mengalami perkembangan sangat pesat saat ini. Perkembangan pariwisata dunia telah melahirkan bentuk pariwisata baru pada

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah 1 LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG ANALISIS MENENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah Analisis Menengenai Dampak Lingkungan OLEH : ARDANA KURNIAJI

Lebih terperinci

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia menyebutkan bahwa segala bentuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang memberikan dampak besar dan penting terhadap lingkungan diharuskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 88 I. PENDAHULUAN Kawasan pesisir memerlukan perlindungan dan pengelolaan yang tepat dan terarah. Keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup menjadi tujuan akhir yang berkelanjutan. Telah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan 29 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan ekosistem laut. Mangrove diketahui mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek

AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek AMDAL dan Dampak Lingkungan Proyek Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng. 1 Daya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah. Olehkarenanya, sektor ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata dan Ekowisata Data menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Indonesia telah memilikikontribusi ekonomi yang cukup penting bagi kegiatan pembangunan. Olehkarenanya, sektor ini

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP LINGKUNGAN

PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP LINGKUNGAN PRAKIRAAN DAMPAK KEGIATAN TERHADAP LINGKUNGAN Prakiraan Pendugaan Atau Prediksi Prediksi = Prediction = Estimation = Forecasting Kata Ramalan Prakiraan Dampak Kondisi Lingkungan Dengan Proyek Di Waktu

Lebih terperinci

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH `BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN

ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK INGKUNGAN Disusun guna memenuhi ujian tengah semester mata kuliah AMDAL Dosen Pengampu : Arum Siwiendrayanti SKM., M.KES Oleh : Nama : Fitri Laila Nim : 6411411172 Rombel : 04

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK M. A. HAMZAH STAF PUSLITBANG-LH UNIVERSITAS HASANUDDIN

EVALUASI DAMPAK M. A. HAMZAH STAF PUSLITBANG-LH UNIVERSITAS HASANUDDIN EVALUASI DAMPAK M. A. HAMZAH STAF PUSLITBANG-LH UNIVERSITAS HASANUDDIN Kegiatan Lain disekitarnya Kerangka Acuan Komponen Rencana Kegiatan Evaluasi Dampak Komponen Lingkungan Hidup Dampak Potensial Dampak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS dan 105º10-105º22 BT, mempunyai berbagai permasalahan yang berkaitan dengan karakteristik wilayah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari pulau dan BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai lebih dari 17.000 pulau dan wilayah pantai sepanjang 80.000 km atau dua kali keliling bumi melalui khatulistiwa.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik daerahnya, kondisi fisik yang dimaksud yaitu topografi wilayah. Pengaruh kondisi fisik ini

Lebih terperinci

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul ini akan berisi prtunjuk tentang bagaimana cara menganalisa dampak sosial dan lingkungan yang akan terjadi akibat dari proses bisnis perusahaan yang

Lebih terperinci

METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK)

METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK) METODOLOGI AMDAL (EVALUASI DAMPAK) AMDAL YANG BAIK antara lain harus : a. komprehensif; b. fleksibel pemakaiannya ; c. Dapat menunjukkan dampak-dampak yang akan terjadi d. Obyektif e. Dapat diterima ilmuwan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBER DAYA AIR

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBER DAYA AIR PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN SUMBER DAYA AIR KEGIATAN SUMBER DAYA AIR BIDANG JARINGAN SUMBER AIR. Perbaikan dan pengamanan sungai (termasuk muaranya). Pengamanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU INDIKATOR KINERJA INDIVIDU 1. JABATAN : ANALISIS MENGENAI DAMPAK 2. TUGAS : Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis penilaian dan pemantauan analisis mengenai dampak lingkungan 3. FUNGSI : a. penyusunan

Lebih terperinci

PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN

PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN PENELITIAN DALAM AUDIT LINGKUNGAN Pengumpulan data aspek abiotik (geofisik kimia), biotik dan sosial Tabel 1. Metode Pengumpulan dan Analisis Aspek Geofisik Kimia Iklim Hidrologi Kualitas Air (Sifat fisik

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124

BAB V. EVALUASI HASIL PENELITIAN Evaluasi Parameter Utama Penelitian Penilaian Daya Dukung dengan Metode Pembobotan 124 DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Persetujuan Kata Pengantar Pernyataan Keaslian Tulisan Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Peta Daftar Lampiran Intisari Abstract i ii iii iv v ix xi xii xiii

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Tanjungpinang adalah salah satu kota dan sekaligus merupakan ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai dengan peraturan pemerintah Nomor 31 Tahun 1983 Tanggal

Lebih terperinci

Repository.Unimus.ac.id

Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan kemampuan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan semua makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia dalam menunjang berbagai

Lebih terperinci

1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan

1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan 1. Apa kepanjangan dari AMDAL..? a. Analisis Masalah Dalam Alam Liar b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan c. Analisis Mengenai Dampak Alam dan Lingkungan d. Analisis Masalah Dampak Lingkungan e. Analisa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR PETA...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii

Lebih terperinci

PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT

PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT PRAKIRAAN DAMPAK TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT Oleh Nizwardi Azkha, SKM,MPPM,MPd,MSi PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP UNIVERSITAS ANDALAS PADANG TAHUN 2011 ASPEK YANG DILIHAT DALAM AMDAL Aspek Fisik, Aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era industrialisasi, semakin banyak orang yang menikmati waktu senggangnya (leisure time), dengan melakukan aktifitas wisata (Mulyaningrum, 2005). Lebih

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Umar Ode Hasani Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan UHO Email : umarodehasani@gmail.com Ecogreen Vol. 2 No. 2, Oktober

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITAN

3. METODOLOGI PENELITAN 3. METODOLOGI PENELITAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pantai Sanur Desa Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali (Lampiran 1). Cakupan objek penelitian

Lebih terperinci

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL PB 4 AMDAL, UKL dan UPL AMDAL, UKL dan UPL AMDAL, UKL, UPL PP 27 tahun 1999 AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR)

STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) STUDI PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR UNTUK KEGIATAN WISATA PANTAI (KASUS PANTAI TELENG RIA KABUPATEN PACITAN, JAWA TIMUR) ANI RAHMAWATI Skripsi DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R

KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R KAJIAN DAMPAK PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR KOTA TEGAL TERHADAP ADANYA KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Kecamatan Tegal Barat) T U G A S A K H I R Oleh : Andreas Untung Diananto L 2D 099 399 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan-lahan untuk menyediakan permukiman, sarana penunjang ekonomi

Lebih terperinci

ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN AMDAL DWI ASTUTY. G

ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN AMDAL DWI ASTUTY. G ANALISA MASALAH DAMPAK LINGKUNGAN AMDAL DWI ASTUTY. G 10 401 110 UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-nya, saya dapat

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP

MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP MAKALAH ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN RONA LINGKUNGAN HIDUP OLEH : KELOMPOK I ANGGOTA : Dharmawangsa (0810941007) Dita Sophy Sakdiah (0910941006) Stella Juwita M (0910941009) Rizka Arsyi Dwina P

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sungai menjadi salah satu pemasok air terbesar untuk kebutuhan mahluk hidup yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia. Sungai adalah sumber daya alam yang bersifat

Lebih terperinci

Achmad Sjafrudin Laboratorium Geomorfologi, Fakutas Teknik Geologi, UNPAD ABSTRACT

Achmad Sjafrudin Laboratorium Geomorfologi, Fakutas Teknik Geologi, UNPAD ABSTRACT Dampak Lingkungan Eksploitasi Air Tanah dan Pembangunan Pabrik AMDK PT. Tirta Investama di Kampung Salam, Desa Darmaga dan Pasanggrahan, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat (Achmad

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertambangan Tanah merupakan salah satu faktor yang terpenting bagi kehidupan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan bahwa pada umumnya setelah manusia berhasil menguasai sebidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekitar 78 % wilayah Indonesia merupakan perairan sehingga laut dan wilayah pesisir merupakan lingkungan fisik yang mendominasi. Di kawasan pesisir terdapat

Lebih terperinci