KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)"

Transkripsi

1 KERANGKA ACUAN ANDAL (Analisis ) Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Utara (Kebon Jeruk Ulujami) I. PENDAHULUAN Pembuatan Kerangka Acuan Analisis atau KA ANDAL ini adalah salah satu bagian dari dokumen AMDAL memiliki tujuan dan fungsi sangat penting. Sebagaimana telah ditetapkan pada Peraturan Pemerintah Negeri Hidup nomer 16 tahun 2012, yaitu: 1. Tujuan penyusunan KA ANDAL adalah: a) Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL; b) Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu tersedia. 2. Fungsi dokumen KA ANDAL adalah: a) Sebagai rujukan penting pemrakarsa, penyusus dokumen AMDAL, instansi lingkungan hidup, serta tim teknis Komisi Penilaian Amdal tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL akan dilakukan; b) Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen ANDAL untuk mengvaluasi hasil studi ANDAL. Pekerjaan pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Utara (Kebon Jeruk Ulujami) sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas dari daerah Barat ke Selatan DKI Jakarta atau sebaliknya. Apabila ruas jalan tol ini terbangun, maka akan meningkatkan kinerja transportasi kendaraan dengan mengurangi kepadatan lalu lintas pada ruas Jalan Tol Dalam Kota (JIUT), Jalan Tol Sedyatmo (Bandara), dan Jalan Tol Jakarta-Tangerang. Untuk mewujudkan rencana pembangunan dan pengoperasian Jalan Tol tersebut, maka PT. Jasa Marga (Persero) Tbk bekerja sama dengan PT. S1 Lanjutan PJJ 1

2 Jakarta Marga Jaya (anak perusahaan PT. Jakarta Peropertindo/BUMN DKI Jakarta) membentuk Perusahaan Patungan yaitu PT. Marga Lingkar Jakarta (MLJ) memegang hak konsesi perusahaan Jalan Tol JORR Ruas W-2 Utara (Ulujami-Kebon Jeruk) sampai dengan tahun 2045 sesuai dengan Akta Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) No. 03 tanggal 7 Juni Dalam kegiatan penyusunan dokumen AMDAL ini telah dibentuk tim pada tanggal 19 Maret 2013 terdiri dari berbagai ahli dibidangnya. Ahli tersebut dari Kementian Negara Hidup dan BPLHD Provinsi DKI Jakarta. Setelah pembentukan selesai maka tim penyusunan dokumen AMDAL tersebut melakukan tinjauan di kawasan lapangan kerja proyek maupun di kawasan lingkungan kerja proyek. Dari hasil tinjauan maka tim penyusun dokumen AMDAL dapat mengolah data sesuai dengan tahapan berikut ini: 1) Memahami seluruh pekerjaan dan kehiatan akan dilakukan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Ruas W2 Utara (Kebon Jeruk Ulujami), 2) Mengidentifikasi dampak potensial oleh masing-masing anggota tim penyusun dokumen AMDAL, 3) Tinjauan kembali ke lapangan dengan memfokuskan kepada rencana kegiatan dan identifikasi dampak lingkungan akan terjadi, 4) Mencocokan hasil tinjauan lapangan dengan hasil evaluasi dampak hipotetik (identifikasi dampak lingkungan ditentukan sebelum tinjauan lapangan, dan 5) Penyusunan laporan pelingkupan akan menjadi dokumen Kerangka Acuan ANDAL. Lokasi proyek terbentang antara Ulujami hingga Kebon Jeruk, dimana meliputi 2 kota administratif: Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Total panjang S1 Lanjutan PJJ 2

3 rencana Jalan Tol JORR Ruas W-2 Utara adalah 7,67 km (Sta Sta ). Loksi proyek dapat dilihat pada Gambar 1. No Deskripsi Berpotensi Menimbulkan II. PELINGKUPAN Pengelolaan sudah Direncanakan Sejak Awal Sebagai Bagian dari Tahap Proses Konstruksi 1. Mobilisasi peralatan dan material PP No. 41 tahun 1999, SK Gubernur DKI No. 551/2001 Komponen Terkena Kualitas udara untuk parameter debu Penurunan kualitas udara Gambar 1 Pelingkupan Evaluasi ini berlangsung secara sementara dimana dilakukaan tahap pengerjaan saja. Jarak pemukiman dan lalulintas dengan rute mobilisasi. Penting Hipotetik (DPH) Disimpulkan kegiatan ini tidak termasuk DPH namun tetap dikelola dengan cara: a. Dilakukan penyiraman secara berkala di lokasi untuk mengurangi hamburan debu Wilayah Studi Diprioritaskan pada areal tapak proyek berbatasan dengan lokasi pemukiman penduduk dan sepanjang rute jalan dilalui transportasi pengangkut material, seperti S1 Lanjutan PJJ 3 Batas Waktu Kajian (sampaikan pula justifikasi penentuannya) 1 hari dengan asumsi bahwa dalam masa mobilisaso selama 3 bulan, ritasi mobilisasi dianggap sama sehiu adalah secara harian sajangga besaran perli dikelola dan dipant

4 No Deskripsi Berpotensi Menimbulk an Tahap Konstruksi 1. Pekerjaan Tiang Pancang Pengelolaan sudah Direncanakan Sejak Awal Sebagai Bagian dari Keputusan Menteri Hidup No 49/MENLH/11/ 1996 Komponen Terkena Menimbulkan getaran hingga kerusakan bangunan masyarakat Keresahan masyarakat Pelingkupan Evaluasi Maka diperhitungkan radius 50 m akan terkena dampak debu dari kendaraan. Terdapat peluang cukup besar akan terjadinya keresahan masyarakat disebabkan oleh pekerjaan tiang pancang menimbulkan getaran akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan Penting Hipotetik (DPH) b. Memasang pagar setinggi 3 meter pada keliling tapak proyek berbatasan langsung dengan pemukima n dan lalulintas c. Menutup bak tru kendaraan pengangku t material dengan terpal atau kavas d. Memcuci ban truk sebelum masuk ke jalan raya Disimpulkan menjadi DPH Wilayah Studi Di STA 9+200; ; ; ; a. Simpang Ciledug (STA ) b. Simpang Joglo (STA ) c. Meruya Selatan (STA ) d. Meruya Hilir (STA 9+160) Batas Waktu Kajian (sampaikan pula justifikasi penentuannya) 4 bulan mengingat diharapkan durasi pemancangan berlangsung dalam 3 bulan S1 Lanjutan PJJ 4

5 III. METODE STUDI No. Dph Metode Prakiraan Data dan Informasi Relevan dan Dibutuhkan Metode Pengumpulan Data Untuk Prakiraan Metode Analisis Data Untuk Prakiraan Metode Evaluasi (Tidak Per Individu Melainkan Secara Keseluruhan) 1. Peningkatan geteran dan kebisingan pekerjaan tiang pancang Menggunakan alat ukur desibel dan getaran a. Data keadaan kebisingan dan getaran sebelum adanya kegiatan pemancangan b. Data keadaan kebisingan dan getaran dilakukannya pemancangan a. Data peninjauan lapangan sebelum diadakan kegiatan konstruksi b. Data beljarannya keguatan konstruksi Personal judgment oleh pakar hidrologi Menggunakan metode bagan alir Keterangan: metode ini digunakan untuk menelaah hubungan holistik antar seluruh dampak IV. DAFTAR PUSTAKA 1. Peratuan Menteri No. 16 tahun 2012 (Kementrian Negara Hidup) tentang pedoman penusunan dokumen lingkungan hidup. 2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1999, SK Gubernur DKI No 551/2001tetang kualitas udara. 3. Keputusan Mentri Hidup No. 49/MENLH/11/1996, Lampiran IV. V. LAMPIRAN a. Bukti formal kegiatan pembangunan proyek pembangunan jalan tol lingkar luar Jakarta ruas W2 utara (Kebon Jeruk Ulujami) b. Copy sertifikat kopetansi penyusunan Amdal c. Copy tanda registrasi lembaga penyediaan jasa penyusunan (LPJP) Amdal untuk dokumen Amdal disusun oleh LPJP atau tanda registrasi penyusunan perorangan, untuk dokumen Amdal disusun oleh penyusun perorangan d. Keputusan pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen Amdal disusun oleh tim penyusun perseorangan e. Biodata singkat personil penyusun Amdal S1 Lanjutan PJJ 5

6 f. Surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai g. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan (jika dianggap perlu h. Biodata singkat personil penyusun Amdal i. Surat pernyataan bahwa personil tersebut benar-benar melakukan penyusunan dan ditandatangani di atas materai j. Informasi detail lain mengenai rencana kegiatan. S1 Lanjutan PJJ 6

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT.

Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT. Dosen: Salmani Saleh Myasien, ST., MS., MT. KERANGKA ACUAN ANALISA DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) Page 3 Dalam suatu pembangunan sebuah proyek diperlukan kajian yang akan menentukan layak atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hukum sebab-akibat selalu ada mengiringi terjadinya sesuatu di kehidupan ini. Demikian munculnya suatu masalah yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita pasti

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN KERANGKA ACUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN KERANGKA ACUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN KERANGKA ACUAN A. Tujuan dan fungsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia mengakibatkan tumbuhnya berbagai macam industri, baik industri yang langsung

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA

DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA DASAR-DASAR PENYUSUNAN AMDAL DAN STUDI KASUSNYA 4 4.1. Proses Penyusunan AMDAL AMDAL wajib disusun oleh pemrakarsa dan biasanya dalam penyusunan AMDAL, pemrakarsa dibantu oleh konsultan penyusun AMDAL.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih Kerangka Acuan Kerja Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infrastruktur memegang peranan penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang merupakan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Citra Kania Laras Sakti

BAB I PENDAHULUAN. Tugas Akhir Citra Kania Laras Sakti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persimpangan kereta api Pasirhalang stasiun kereta api Padalarang Kab. Bandung Barat terletak pada jalan alternatif menuju pusat Kec. Ngamprah dan jalan alternatif

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan limbah padat dan cair. Dalam aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan sebagai salah satu sarana transportasi darat mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang penyelenggaraan angkutan darat. Keberhasilan pelayanan jasa angkutan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN : PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL KAWASAN JATIDIRI DI KOTA SEMARANG hal1/9 KETENTUAN UMUM DAN LINGKUP KERJA A. KETENTUAN UMUM 1. Rencana kerja dan cara cara pelaksanaan Dalam waktu

Lebih terperinci

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA Aries R. Prima Engineer Weekly Salah satu keunikan jalan tol ini adalah tidak seluruhnya

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian Yang dimaksud

Lebih terperinci

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan Modul ini akan berisi prtunjuk tentang bagaimana cara menganalisa dampak sosial dan lingkungan yang akan terjadi akibat dari proses bisnis perusahaan yang

Lebih terperinci

2012, No Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal

2012, No Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal No.990, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. Dokumen. Lingkungan Hidup. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

Tabel Hasil Proses Pelingkupan Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi

Lebih terperinci

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW) DOKUMEN AMDAL Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-ANDAL) Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) Rencana

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN KOMPETENSI DALAM PENYUSUNAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN

Lebih terperinci

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL

TAHAPAN PENILAIAN AMDAL LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG TATA LAKSANA PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA PENERBITAN IZIN LINGKUNGAN A. UMUM TAHAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang signifikan. Pembangunan di berbagai sektor terlihat dengan adanya fasilitas-fasilitas

Lebih terperinci

1a. LOKASI JALAN TOL CENGKARENG, JORR dan JORR 2

1a. LOKASI JALAN TOL CENGKARENG, JORR dan JORR 2 MATERI DISKUSI dengan g Departemen Pekerjaan Umum, Gubernur DKI Jakarta dan Pemimpin Redaksi Media Massa tentang Antisipasi Dan UpayaUpaya-upaya Penanganan Genangan Air Pada Jalan Tol Prof. Dr. Ir. Sedyatmo

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Transportasi memainkan peranan penting dalam membantu perkembangan perekonomian daerah yang sedang bertumbuh dan memberikan akses kepadadaerah-daerah yang mempunyai

Lebih terperinci

A. Cara Penyampaian Dokumen Permohonan

A. Cara Penyampaian Dokumen Permohonan FORMULIR PERMOHONAN REGISTRASI KOMPETENSI LEMBAGA PENYEDIA JASA PENYUSUN (LPJP) AMDAL A. Cara Penyampaian Dokumen Permohonan 1. Pemohon harus menyampaikan surat pengantar permohonan registrasi kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK 113/HK.207/DRJD/2010 TENTANG PENGATURAN LALU LINTAS YANG BERSIFAT PERINTAH, LARANGAN, PETUNJUK DAN PERINGATAN PADA SIMPANG SUSUN STA 15 + 400 JALAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG SERTIFIKASI KOMPETENSI PENYUSUN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PERSYARATAN LEMBAGA PELATIHAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pemakai jalan yang akan menggunakan sarana tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Pembangunan sarana transportasi mempunyai peranan penting dalam perkembangan sumber daya manusia saat ini sebab disadari makin meningkatnya jumlah pemakai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP S A L I N A N PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir D4 TPJJ 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpindahan orang dan barang di Pulau Jawa, masih mendominasi prasarana transportasi jalan dibanding dengan prasarana jalan lainnya. Kondisi tersebut menjadikan jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jembatan yang dibahas terletak di Desa Lebih Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar Propinsi Bali, dan terletak kurang lebih 400 meter dari pantai lebih. Jembatan ini

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan jalan bebas hambatan dan menjadi bagian dari sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL)

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) Lampiran I : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 08 Tahun 2006 Tanggal : 30 Agustus 2006 PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (KA-ANDAL) A. PENJELASAN UMUM 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Seiring perkembangan kegiatan perekonomian di wilayah Propinsi Jawa Tengah yang cukup pesat, maka Semarang sebagai Ibukota Propinsi memiliki peran besar dalam mendorong

Lebih terperinci

SUPADI NIM : NIRM :

SUPADI NIM : NIRM : ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT LALU LINTAS PADA KAWASAN PENDIDIKAN (Studi Kasus Jalan Di Depan SMK N 1 dan SMA N 3 Di Sukoharjo) Tugas Akhir Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) merupakan bandara terbesar dan utama Indonesia. Secara administratif bandara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek

Lebih terperinci

2015 ANALISA KINERJA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK

2015 ANALISA KINERJA STRUKTUR PERKERASAN LENTUR JALAN TOL JAKARTA CIKAMPEK BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jalan merupakan prasarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk melakukan mobilitas keseharian sehingga volume kendaraan yang melewati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan yang di bahas pada tugas akhir ini terletak di Ngargogondo,

BAB I PENDAHULUAN. Jembatan yang di bahas pada tugas akhir ini terletak di Ngargogondo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan yang di bahas pada tugas akhir ini terletak di Ngargogondo, Adikarto, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang terletak ± 5 km dari pusat kota Muntilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan bagian dari sistem jaringan jalan nasional yang penggunanya diwajibkan untuk membayar tol. Pembangunan jalan tol dimaksudkan untuk mewujudkan pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL) REKLAMASI PANTAI KAPUK NAGA INDAH (Pulau 2A, 2B dan 1) Di Kawasan Pantai Utara Jakarta Kelurahan Kapuk Muara dan Kamal Muara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambah hari, bulan, bahkan tahun, jumlah penduduk di Indonesia pada umumnya dan Sumatra Selatan khususnya semakin bertambah padat dan tak heran jika Indonesia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang

V. GAMBARAN UMUM. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan provinsi Jawa Barat yang menghubungkan Kecamatan Jalan Cagak dengan Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Jalur

Lebih terperinci

RPP Izin Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

RPP Izin Lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan RPP Izin Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan A Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam UU No. 32/2009 Ruang Lingkup Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan terbentuk atas beberapa lapisan perkerasan yang akan mengalami penurunan kondisi selama masa layannya. Menurunnya tingkat pelayanan jalan ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kepada sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas

BAB I PENDAHULUAN. bagian besar: ruas Ulujami-Rorotan, ruas Kembangan-Penjaringan, dan ruas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan alternatif lintas jalan umum yang dibangun oleh Pemerintah dan kepada para pemakainya dikenakan kewajiban membayar tol. Biaya tol yang dikenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membangun daerah-daerah tertinggal dan terpencil, maka pembangunan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan suatu daerah atau kawasan, tidak terlepas dari dukungan infrastruktur yang memadai. Sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Papua pada umumnya dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru, teknologi canggih, dan keinginan pemilik proyek untuk melakukan

Lebih terperinci

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan 2 PP No. 27 Tahun 202 tentang Izin Lingkungan http://www.menlh.go.id/sosialisasi-pp-nomor-27-tahun-202-tentang-izinlingkungan/ http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_perundangan&id=3583&task=detai

Lebih terperinci

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM

( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) Eko Sugiharto PSLH UGM 0811283602 pslh@ugm.ac.id ekosugiharto@jogjamedianet.com Apa yang dimaksud dengan AMDAL? Ada berapa jenis AMDAL? Bagaimana proses persetujuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PANDUAN PENILAIAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN-PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL, PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN DARI JALAN TOL SEMARANG, PENAMBAHAN GERBANG

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL) Definisi AMDAL adalah singkatan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Dalam Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Lebih terperinci

HANDOUT 7 PELINGKUPAN

HANDOUT 7 PELINGKUPAN HANDOUT 7 PELINGKUPAN Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan llngkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak panting (hipoetis( hipoetis) ) yang terkait dengan rencana kegiatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bogor dan Kabupaten Bogor yang merupakan bagian dari wilayah JABODETABEK (Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi) telah menjadi penyangga Ibukota Negara Republik

Lebih terperinci

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN BAB. I. Pendahuluan I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota kota besar di Indonesia, khususnya dikota Semarang semakin memacu perkembangan pusat-pusat perekonomian yang

Lebih terperinci

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan 1 Pendahuluan 1986 tonggak awal (PP Nomor 29 tahun 1986) 1993 1999 2010 Perbaikan (PP Nomor 27 tahun 1999) revitalisasi Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi penilaian. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah 2.2 Angkutan Undang undang Nomer 22 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan KATA PENGANTAR Penekanan tentang pentingnya pembangunan berwawasan lingkungan tercantum dalam Undang-Undang No. 23 tahun1997 mengenai Pengelolaan Lingkungan Hidup dan peraturan pelaksanaannya dituangkan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 35/2003, PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN DARI JALAN TOL SEMARANG, PENAMBAHAN GERBANG

Lebih terperinci

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN) PENGERTIAN, MANFAAT DAN PROSES Dr. Elida Novita, S.TP, M.T Lab. Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tangerang sebagai salah satu wilayah satelit dari ibukota Jakarta mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor khususnya dari sektor pertumbuhan penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana dan prasarana perhubungan yang sangat penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat (Silvia Sukirman, 1999). Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan sosial ekonomi pada hampir seluruh wilayah di Indonesia. Sehingga pembangunan

Lebih terperinci

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun

(Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun (Pendugaan Dampak, Pegelolaan Dampak dan Pemantauan) Dosen: Dr. Tien Aminatun AMDAL mrp alat utk merencanakan tindakan preventif thd kerusakan lingk yg akan ditimbulkan oleh suatu aktivitas pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP. Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005 Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005 KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Kegiatan Pembangunan Pelabuhan Penyebrangan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun 1994 Tentang : Pedoman Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang :

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PENETAPAN JALAN BEBAS HAMBATAN PALIMANAN-PLUMBON SEBAGAI JALAN TOL, PENAMBAHAN SIMPANG SUSUN KALIGAWE SEBAGAI BAGIAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015 PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PRT/M/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KEAMANAN JEMBATAN DAN TEROWONGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen RI No. 34 Tahun 2006 menyatakan bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Jalan merupakan suatu prasarana yang berguna bagi manusia untuk memperlancar kegiatan ekonomi, sosial-budaya serta politik. Salah satu cara untuk memperlancar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas

PENDAHULUAN. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan kota yang memiliki mobilitas sangat tinggi. Setiap harinya seseorang melakukan perjalanan tidak hanya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA. NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 23/KPPU-Pat/VIII/2016 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT SOLO NGAWI JAYA OLEH PT JASA MARGA (PERSERO) TBK LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK

PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR ABSTRAK VOLUME 8 NO. 1, FEBRUARI 2012 PENGARUH PAGAR TEMBOK TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN JALAN RATULANGI MAKASSAR Sri umiati 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan

Lebih terperinci

TERMINAL JATIJAJAR KOTA DEPOK

TERMINAL JATIJAJAR KOTA DEPOK Jl. Tole Iskandar Komplek Ruko Sukmajaya No. 17 Telp. 021-77823891 Fax. 021-77823891 T O R Term Of Reference (T O R) KEGIATAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) TERMINAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder

BAB III METODOLOGI. Persiapan. Pengamatan Pendahuluan. Identifikasi Masalah. Alternatif Pendekatan Masalah. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder III - 1 BAB III METODOLOGI Persiapan Mulai Studi Pustaka Pengamatan Pendahuluan Identifikasi Masalah Alternatif Pendekatan Masalah Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder T Data Cukup Y Analisa Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem jaringan jalan terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Berdasarkan fungsinya, jalan dibagi lagi menjadi jalan arteri primer yang

Lebih terperinci

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN, PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian PT Jasa Marga (Persero) merupakan sektor transportasi, khususnya di transportasi darat, dan salah satu pelopor penyelenggara jalan bebas hambatan. Jalan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan jumlah penduduk yang relatif padat. Jakarta juga dikenal sebagai kota dengan perlalulintasan tinggi karena banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan sarana penunjang yang sangat penting untuk mendukung kelancaran perkembangan ekonomi. Tanpa didukung kelancaran transportasi maka perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan yang memenuhi persyaratan kelayakan. Lalu lintas memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lalu lintas terjadi atas beberapa komponen yaitu manusia sebagai pengguna, kendaraan dan jalan yang saling berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor : 11 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan 3. Perspektif Wilayah dan Permintaan Perjalanan Masa Mendatang 3.1 Perspektif Wilayah Jabodetabek Masa Mendatang Jabodetabekpunjur 2018 merupakan konsolidasi rencana pengembangan tata ruang yang memberikan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL A. PENJELASAN UMUM 1. Pengertian

Lebih terperinci

Pengumpulan Data Gambaran tentang lokasi studi Dampak lingkungan yang terjadi di lokasi

Pengumpulan Data Gambaran tentang lokasi studi Dampak lingkungan yang terjadi di lokasi Lampiran 1 Diagram Alir Penulisan Evaluasi Pra Studi Kelayakan Jalan Tol Cileunyi - Tanjungsari - Sumedang Ditinjau dari Aspek Lingkungan Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data Gambaran tentang lokasi studi

Lebih terperinci