EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta"

Transkripsi

1 EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Dorotea Tyas Puspa Savitri NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

2

3 ii

4 iii

5 MOTTO DAN PERSEMBAHAN A Pessimist sees the difficulty in every opportunity, an optimist sees the opportunity in every difficulty ---Sir Winston Churchill--- Saya Percaya akan suatu proses yang akan menghantarkan kesuksesan meskipun terhalang oleh kerikil-kerikil yang harus dilalui Kupersembahakan skripsi ini kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku Dan Kepada Kedua Orang tuaku Drs. Teodolus Asmanto dan Margareta Bekti Pratiwi Kakakku Heronimus Selo Asa Yoga Adikku Rosa Virginia Prisiliani dan Charles Richterian Gede Ananta Keluarga dan Sahabat-sahabatku tersayang iv

6

7

8

9

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... i ii iii iv v vi HALAMAN KATA PENGANTAR... vii HALAMAN DAFTAR ISI... ix ABSTRAK... xiii ABSTRACK... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Penelitian... 2 D. Manfaat Penelitian... 3 E. Sistematika Penulisan... 4 BAB II. LANDASAN TEORI... 6 A. Organisasi Nirlaba Pengertian Organisasi Nirlaba Karakteristik Organisasi Nirlaba Tujuan Organisasi Nirlaba... 8 ix

11 B. Laporan Keuangan dan Akuntansi Paroki Pengertian Laporan Keuangan... 8 a. Kerangka Dasar Laporan Keuangan... 9 b. Keterbatasan Laporan Keuangan c. Proses Akuntansi untuk Penyusunan Laporan Keuangan Akuntansi Aktiva Akuntansi Kewajiban Akuntansi Aktiva Bersih Aktiva Penerimaan dan Biaya/Beban/Pengeluaran laporan Arus Kas C. Laporan Keuangan PSAK Pengertian Laporan K euangan Menurut PSAK Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No Contoh Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK No a. Laporan Aktivitas Contoh Laporan Aktivitas Menurut PSAK No b. Laporan Arus Kas Contoh Laporan Arus Kas Menurut PSAK No D. Gereja Pengertian Gereja Sejarah Singkat Gereja Kegiatan Gereja Paroki Keuangan Paroki a. Fungsi Harta Benda x

12 b. Prinsip-prinsip Keuangan Paroki c. Sumber Keuangan Paroki d. Amplop Persembahan Hari Raya e. Pengaturan pengelolaan keuangan paroki f. Laporan Keuangan g. Prosedur Pengajuan Proposal Dan Pertanggungjawaban Biaya Tim Kerja /Panitia d. Review Penelitian Sebelumnya BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Subjek dan Obyek Penelitian Subjek Penelitian Objek Penelitian D. Data Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data Studi Dokumentasi Wawancara F. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Singkat Berdirinya Gereja St. Yoseph Medari Sleman Awal mula Pertumbuhan Gereja St. Yoseph Medari Pemekaran Gereja St. Yoseph Medari Massa Gereja St. Yoseph Medari xi

13 B. Lokasi C. Visi dan Misi Organisasi D. Struktur Organisasi BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskipsi Data B. Analisis Data Tabel Perbandingan C. Pembahasan Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan Arus Kas Laporan Aktivitas BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Daftar Wawancara Laporan Keuangan Gereja xii

14 ABSTRAK Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Studi Kasus di Gereja St. Yoseph Medari Sleman Yogyakarta) Dorotea Tyas Puspa Savitri Nim: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyajian laporan keuangan Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta berdasarkan ketentuan Keuskupan Agung Semarang dan PSAK No.45. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yang dilakukan di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Garuda 14, Murangan VII Triharjo Sleman mulai dari bulan Mei sampai bulan Juni Subjek pada penelitian ini adalah bagian keuangan organisasi Gereja Santo Yoseph Medari yang menyusun laporan keuangan, sedangkan objek penelitian ini adalah neraca, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan oleh organisasi Gereja Santo Yoseph Medari. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari sudah tepat berdasarkan ketentuan PSAK No. 45. Gereja St. Yoseph Medari menyajikan laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan sehingga tujuan laporan keuangannya telah tepat berdasarkan ketentuan PSAK No. 45. Temuan penelitian menunjukkan Pihak Gereja St. Yoseph Medari belum membuat catatan atas laporan keuangan yang mendukung laporan arus kas sebagai informasi mengenai penambah atau pengurang dari hasil akhir yang diperoleh dari tiap-tiap akun pada laporan keuangan tersebut. Gereja St. Yoseph Medari Sleman dalam menyusun laporan keuangannya telah menerapkan ketentuan dan asas-asas dari PSAK No. 45, namun terdapat beberapa hal yang kurang tepat, utamanya berkaitan dengan kelengkapan penyajian informasi. Kata kunci: Gereja St. Yoseph, Laporan Keuangan, Organisasi Nirlaba, Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. xiii

15 ABSTRACT Evaluation of Non-profit Organization Financial Statements (A Case Study at Saint Joseph Church of Medari Sleman Yogyakarta) Dorotea Tyas Puspa Savitri NIM: University Sanata Dharma Yogyakarta 2016 The purpose of this research is to analyze the financial statement made by Saint Joseph Church of Medari Sleman Yogyakarta based on the stipulation and technical guidelines of the Semarang Archdiocese (KAS, Keuskupan Agung Semarang) and PSAK No. 45. This is a case study implemented at Saint Joseph Church of Medari Sleman Yogyakarta locating at Garuda Street No. 14, Murangan VII, Triharjo Sleman from May to June Subject of this research is the financial department of Saint Joseph Church of Medari Sleman Yogyakarta that composes the financial statement, while the objects of study are statement of financial position (balance sheet), statement of cash flow and notes to financial statement made by Saint Joseph Church Organization of Medari Sleman Yogyakarta. The data were collected by means of documentation and interview techniques. The research used a descriptive method by means of comparing the theories and findings, and analyzing the financial statements stated by Saint Joseph Church of Medari based on the P SAK No. 45 guidelines, describing the statement of cash flow prepared by Saint Joseph Church of Medari, analyzing the financial statement by Saint Joseph Church of Medari based on the Semarang Archdiocese guidelines (KAS, Keuskupan Agung Semarang), and comparing the theories and findings of financial statement study. Results of the study showed that the financial statements stated by Saint Joseph Church of Medari had been in accordance with the guidelines of PSAK No. 45. Saint Joseph Church of Medari has stated the financial statements consisting of the statements of financial position, financial activities and cash flow statements, as well as notes to financial statement and therefore, its financial statement objectives have been in accordance with the guidelines of PSAK No. 45. However the study showed that Saint Joseph Church of Medari has not made notes to the financial statement to support the cash flow statement as th e additional information or subtraction from the final results obtained from each account in the financial statements. In general, Saint Joseph Church of Medari Sleman in stating its financial statements has adopted the guidelines and principles of PSAK No. 45, but there was some discrepancies, especially those related to the completeness of information statement. Key words : Saint Joseph Church, Financial Statement, Non-profit Organization, Parish Financial and Accounting Guidelines xiv

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja merupakan Sakramen, yaitu tanda dan sarana kesatuan mesra dengan Allah dan persatuan seluruh umat manusia (LG.1). Sebagai tanda dan sarana, Gereja harus mewakili yang ditandakan. Sisi insani Gereja harus dapat berfungsi menghadirkan yang ilahi dan memiliki arti atau peran dalam kehidupan para anggotannya (significant). Selain itu, kehadiran Gereja harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman dan bermakna bagi kehidupan masyarakat pada umumnya (relevan). Standar akuntansi merupakan pedoman umum penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang masalah akuntansi, dikeluarkan oleh badan yang berwenang dan berlaku. Gereja Katolik adalah salah satu bagian dari organisasi nirlaba, gereja harus menyusun laporan keuangan untuk transparasi keuangan sehingga kondisi keuangan gereja dan pengelolaan dana dapat dipertanggungjawabkan pada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan gereja harus disesuaikan dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Keuskupan Agung Semarang dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (kdpplk), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interprestasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta termasuk dalam organisasi nirlaba atau organisasi yang dalam kegiatannya tidak semata -mata 1

17 2 mencari laba atau keuntungan, sehingga laporan keuangan gereja sebaiknya disesuaikan dengan standar penyusunan laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam PSAK No.45 tentang pelaporan keuangan orgaisasi nirlaba. Atas dasar permasalahan di atas penulis bertujuan mengevaluasi dan menganalisis format penyajian laporan keuangan sesuai dengan peraturan yang sudah ditentukan seperti Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki oleh Keuskupan Agung Semarang dan PSAK No.45 serta penyajiannya dalam laporan keuangan. B. Rumusan Masalah Apakah Komponen laporan keuangan di Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta telah sesuai berdasarkan ketentuan Keuskupan Agung Semarang (KAS) dan sesuai dengan PSAK No.45? C. Batasan Masalah Dalam tulisan ini penulis membatasi permasalahan penelitian untuk menganalisa tiga komponen laporan keuangan yang terdiri dari laporan Neraca, laporan aktivitas, dan laporan arus kas. Berdasarkan enam laporan keuangan pada Petunjuk Teknis Keuangan Akuntansi Paroki (PTKAP).

18 3 D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menganalisa penyajian laporan keuangan Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta berdasarkan ketentuan Keuskupan Agung Semarang dan PSAK No.45. E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Organisasi Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta Hasil penelitian dapat memberi sumbangan dan saran kepada Gereja St. Yoseph Medari kepada pihak-pihak yang terkait demi perkembangan Gereja St.Yoseph Medari 2. Universitas Sanata Dharma Hasil Penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk memperkaya pustaka sebagai bahan bacaan skripsi di Universitas Sanata Dharma. Selain itu, hasil penelitian ini menjadikan sebuah referensi dan acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terhadap organisasi nirlaba khususnya organisasi pada gereja Katolik. 3. Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berarti mengenai suatu bentuk pelaporan keuangan khususnya pada organisasi nirlaba.

19 4 4. Penulis Hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman secara nyata untuk menguatkan teori yang telah didapat selama menempuh pendidikan dengan praktek akuntansi. F. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan Bab ini membahas megenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan Akuntansi Organisasi Nirlaba, teori-teori yang digunakan berhubungan dengan penelitian mengenai laporan keuangan khusus pada Gereja Bab III Metode Penelitian Bab ini membahas jenis penilitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Gambaran Umum Organisasi Bab ini menguraikan mengenai sejarah organisasi, visi dan misi organisasi, lokasi organisasi, struktur organisasi, dan program - program yang dilakukan oleh organisasi.

20 5 Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini akan menguraikan dan menjelaskan analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan serta pembahasannya. Bab IV Penutup Bab ini menyajikan kesimpulan dari analisis dan pembahasan, keterbatasan dalam penelitian dan saran bagi organisasi tempat penelitian.

21 BAB II LANDASAN TEORI A. Organisasi Nirlaba 1. Pengertian Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 adalah organisasi yang memperoleh sumber daya dari para anggota dan para penyumbang lainnya yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Menurut Nainggolan (2005:01) lembaga atau organisasi nirlaba merupakan suatu lembaga atau kumpulan dari beberapa individu yang memiliki tujuan tertentu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan, dalam pelaksanaanya kegiatan yang mereka lakukan tidak berorientasi pada pemupukan laba atau kekayaan semata. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi nirlaba adalah salah satu lembaga yang tidak mengutamakan laba dalam menjalankan usaha atau kegiatannya. Dalam organisasi nirlaba pada umumnya sumber daya atau dana yang digunakan dalam menjalankan segala kegiatan yang dilakukan berasal dari donatur atau sumbangan dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya a. Karakteristik Organisasi Nirlaba Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 yang berlaku bagi organisasi nirlaba memiliki karakteristik (PSAK No.45, paragraf 01) sebagai berikut : 6

22 7 1) Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan. 2) Menghasilkan barang dan atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas nirlaba tersebut. 3) Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pada entitas bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas nirlaba pada saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba. Karakteristik organisasi nirlaba yang membuat berbeda dengan organisasi bisnis adalah tata cara organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Gereja termasuk ke dalam organisasi nirlaba karena dalam setiap kegiatannya tidak mengharapkan untuk mendapatkan keuntungan atau laba, namun dalam setiap kegiatan operasionalnya gereja mendapatkan pendanaan dari berbagai macam sumber, yang terdiri dari persembahan, sum bangan, donasi, dan lain-lain yang membantu dalam kegiatan operasional gereja serta mempertanggungjawabkan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan guna diserahkan atau diumumkan kepada umat dan

23 8 pihak-pihak yang terkait. Oleh karena karakteristik dan ciri yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa gereja merupakan bagian dari organisasi nirlaba. b. Tujuan Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut riset, museum, dan beberapa para petugas pemerintah. B. Laporan Keuangan dan Akuntansi Paroki 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu susunan informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berbagai kebijakan reksa pastoral Paroki (bdk. PKAP 2008, pasal 14:1). Untuk menyusun Laporan Keuangan diperlukan pemahaman mengenai kerangka dasar laporan keuangan dan proses akuntansi, sedangkan penggunaan Laporan Keuangan untuk pengambilan keputusan ekonom i harus menyadari adanya keterbatasan laporan keuangan.

24 9 a. Kerangka Dasar Laporan Keuangan 1) Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan aktiva bersih dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban. Dewan Paroki atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan ke padanya. 2) Tanggungjawab atas Laporan Keuangan a) Dewan Paroki bertanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan. b) Laporan keuangan ditandatangani oleh Bendahara Dewan paroki dan Pastor Kepala Paroki. 3) Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari (bdk. PSAK no 45 paragraf 09, PKAP ): a) Laporan posisi keuangan, yang biasa disebut Neraca b) Laporan Aktivitas c) Laporan Arus Kas d) Laporan Realisasi Anggaran e) Catatan atass Laporan Keuangan

25 10 f) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB) dan Rancangan Anggaran Investasi (RAI) untuk tahun yang akan dating. 4) Bahasa Laporan Keuangan Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia 5) Mata Uang Pelaporan Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Apabila terjadi transaksi dalam mata uang selain rupiah, maka transaksi tersebut harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs pada saat terjadi. Saldo rekening dalam mata uang selain dari rupiah pada akhir periode akuntansi harus dijabarkan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penjabaran mata uang ini di catat pada rekening Keuntungan dan Kerugian Selisih Kurs. 6) Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi, yang merupakan perlakuan akuntansi untuk setiap transaksi, harus mencerminkan prinsip kehati-hatian (bdk. KHK kan. 1284) dan mencakup semua hal yang material, sesuai Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan Keuskupan Agung Semarang. Apabila Standar Akuntansi Keuangan dan ketentuan Keuskupan Agung Semarang belum mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian atau pengungkapan atas suatu transaksi

26 11 atau peristiwa, maka kebijakan harus dibuat agar laporan keuangan yang disajikan memuat informasi yang relevan dengan keebutuhan para pengguna. 7) Penyajian a) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan aktiva bersih dan disertai pengungkapan yang harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b) Aktiva disajikan berdasarkan urutan likuiditas. Pengelompokkan aktiva untuk pelaporan dilakukan dengan mengklasifikasikan aktiva menjadi: b.1. Aktiva Lancar yaitu Kas dan Setara Kas, serta aktiva lainnya yang diharapkan untuk direalisasikan dalam, atau dimiliki untuk dijual atau dipakai dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. b.2. Aktiva Tetap yaitu, barang berwujud yang diperoleh dengan cara dibeli, dibangun sendiri atau dengan cara lain, tidak dimaksudkan untuk dijual dan digunakan untuk operasi serta mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. b.3. Aktiva Lain-lain yaitu aktiva yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap.

27 12 c) Kewajiban disajikan menurut jatuh tempo pembayarannya. Pengelompokkan kewajiban untuk pelaporan dilakukan dengan mengklasifikasikan kewajiban menjadi: c.1. Kewajiban Jangka Pendek yaitu kewajiban yang diharapkan untuk dibayar dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. c.2. Kewajiban Jangka Panjang yaitu kewajiban yang berdasarkan perjanjian, jatuh tempo pembayarannya lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. d) Aktiva Bersih adalah kekayaan bersih Paroki yang merupakan selisih antara Aktiva dan Kewajiban. Aktiva Bersih dalam Laporan Posisi Keuangan disajikan berdasarkan ada tidaknya pembatasan penggunaan oleh penyumbang, yaitu terdiri dari: d.1. Aktiva Bersih Tidak Terikat (ABTT) yaitu sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu. d.2. Aktiva Bersih Terikat Sementara (ABTS) yaitu sum ber daya yang penggunaannya dibatasi sampai dengan terpenuhinya keadaan atau tujuan tertentu atau sampai periode tertentu. d.3. Aktiva Bersih Pembangunan yaitu suatu bentuk ABTS yang penggunaan sumberdayanya secara khusus ditetapkan untuk pembangunan.

28 13 d.4. Aktiva Bersih Lain-lain yaitu suatu bentuk ABTS yang penggunaan sumber dayanya secara khusus ditetapkan untuk pengadaan aktiva tetap, atau sumber daya yang diterima dari penyumbang dalam bentuk aktiva tetap. e) Laporan Aktivitas menggambarkan penerimaan dan biaya/beban/pengeluaran menurut karakteristiknya yang dikelompokkan secara berjenjang (multiple step). Oleh karena itu, Laporan Aktivitas menyajikan jumlah perubahan ABTT dan ABTS. f) Perubahan ABTT dan ABTS disajikan pada Laporan Aktivitas, sedangkan perubahan Aktiva Bersih Pembangunan dan Aktiva Bersih lain-lain tidak disajikan dalam Laporan Aktivitas supaya Laporan Aktivitas hanya mencerminkan aktivitas operasional Paroki di luar perolehan aktiva tetap sesuai kebutuhan Keuskupan. g) Perubahan Aktiva Bersih Pembangunan dan Aktiva Bersih Lain-lain diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. h) Laporan Arus Kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. h.1. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama penerimaan paroki dan diklasifitas lain yang bukan

29 14 merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. h.2. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan Aktiva Tetap, Aktiva Lain-lain dan Investasi Lainnya yang tidak termasuk setara kas. h.3. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi Aktiva Bersih dan Kewajiban / Hutang. i) Laporan Realisasi Anggaran merupakan laporan yang menyajikan perbandingan dalam tara anggaran yang telah ditetapkan untuk suatu periode akuntansi dengan realisasinya. Laporan ini untuk mengetahui apakah program kegiatan yang telah ditetapkan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya. j) Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis dengan urutan penyajian sesuai komponen utamanya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalam Catatan atas Laporan keuangan berkaitan dengan rekening/pos dalam Neraca, Laporan Aktivitas dan Laporan Arus Kas yang sifatnya memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif, termasuk komitmen dan kontijensi yang ada. Dalam catatan Laporan Keuangan tidak diperkenankan menggunakan kata sebagian besar untuk menggambarkan

30 15 bagian dari suatu jumlah tetapi harus dinyatakan dalam jumlah nominal atau prosentase. k) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB) untuk tahun yang akan datang dibuat untuk dapat mengetahui rencana program kegiatan yang ditetapkan sesuai dengan tema pastoral KAS atau tema pastoral paroki. l) Perubahan Akuntansi wajib memperhatikan hal-hal berikut ini : 1) Perubahan kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila: (a) Terdapat ketentuan atau standar akuntansi yang berbeda penerapannya, atau (b) Diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkanpenyajian kejadian atau transaksi yang lebih sesuai dalam laporan keuangan. Dampak perubahan kebijakan akuntansi harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan panyajian ulang untuk seluruh periode sajian dan melaporkan dampak tersebut terhadap masa sebelum periode sajian. Dalam hal perlakuan secara retrospektif dianggap tidak praktis, maka cukup diungkapkan alasannya atau mengikuti ketentuan dalam PSAK yang berlaku apabila terdapat

31 16 aturan lain dalam massa transisi pada standar akuntansi keuangan yang baru. 2) Terdapat kesalahan mendasar Koreksi kesalahan mendasar dilakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian ulang untuk seluruh periode sajian dan melaporkan dampak atas koreksi kesalahan terhadap masa sebelum periode sajian. 8) Konsistensi Penyajian a) Penyajian Klasifikasi rekening/pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten, kecuali; a.1. Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi paroki atau a.2. Perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) b) Apabila penyajian atau klasifikasi rekening/pos dalam laporan keuangan diubah, maka penyajian pada periode sebelum nya harus direklasifikasi, untuk memastikan daya banding, sifat, dan jumlah. Selain itu, alasan reklasifikasi juga harus diungkapkan 9) Materialitas dan Agregasi a) Penyajian Laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas.

32 17 b) Rekening/pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam dalam laporan keuangan, sedangkan jumlah yang tidak material dapat digabungkan sepanjang memiliki sifat dan fungsi yang sejenis. c) Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. 10) Saling Hapus (Offsetting) Jumlah aktiva dan kewajiban yang disajikan pada neraca tidak boleh disalinghapuskan dengan kewajiban atau aktiva lainnya, kecuali secara hokum dibenarkan dan saling hapus tersebut mencerminkan prakiraan realisasi atau penyelesaian aktiva atau kewajiban. 11) Periode Pelaporan Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwin. Dalam hal paroki baru berdiri, laporan keuangan yang pertama kali dapat disajikan untuk periode yang lebih pendek dari satu tahun takwim. 12) Informasi komparatif a) Laporan Keuangan Tahunan harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya

33 18 b) Laporan Keuangan bulanan yang disajikan dalam bentuk Laporan Arus Kas, harus disajikan secara komparatif untuk bulan berjalan dan sampai dengan bulan berjalan dalam satu tahun takwim. c) Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan. b. Keterbatasan Laporan Keuangan Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan memiliki keterbatasan lain: 1) Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau. 2) Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pengguna. Biasannya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja 3) Tidak terlepas dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran. 4) Hanya melaporkan informasi yang material. 5) Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai

34 19 penilaian suatu pos, maka alternatif yang dipilih harus menghasilkan manfaat atau nilai aktiva yang paling kecil. 6) Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa yang sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya (formalitas). 7) Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan, sehingga menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonom is dan tingkat kesuksesan. c. Proses Akuntansi untuk Penyusunan Laporan Keuangan Proses Akuntansi merupakan rangkaian kegiatan akuntansi yang harus dilaksanakan sehingga laporan keuangan yang dihasilkan disajikan secara sistematis dan mudah dipahami oleh pengguna laporan keuangan. Pada dasarnya prose s akuntansi dimulai dari kegiatan mencatat dan menganalisa transaksi keuangan yang terjadi, mengelompokkan atau mengklasifikasikan transaksi keuangan ke dalam setiap rekening/pos yang sesuai dan menyajikan secara sistematis dalam laporan keuangan. 2. Akuntansi Aktiva Aktiva adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimilikioleh Paroki sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan social dimasa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Paroki maupun umat. Aktiva diukurdalam satuan uang,

35 20 termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk pelayanan bagi umat dan untuk pemeliharaan sumber-sumber daya. a. Kas Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang berlaku sebagai alat pembayaran. b. Bank Bank adalah uang milik Paroki yang disimpan di bank dalam bentuk rekening tabungan dan atau rekening giro. Rekening Tabungan Bank merupakan rekening tabungan pada bank dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing dengan tujuan untuk menunjang kelancaran transaksi keuangan dan tujuan pengamanan. Rekening Giro Bank merupakan rekening giro pada bank dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing dengan tujuan untuk menunjang kelancaran transaksi keuangan dan tujuan pengamanan. c. Deposito Deposito adalah uang yang ditempatkan dalam bentuk deposito dalam bank baik dalam rupiah maupun mata uang asing yang pencairannya berdasarkan jangka waktu tertentu yang disepakati. Dasar pengaturan deposito berjangka maksimal 12 bulan diklasifikasikan sebagai aktiva lancer (PSAK 1 Paragraf 42) kecuali Deposito yang penempatannya dimaksudkan untuk Deposito Dana Cinta Kasih, diklasifikasikan sebagai aktiva lain-lain.

36 21 d. Titipan Pada Lembaga Gereja Titipan pada lembaga gereja adalah uang milik Paroki yang dititipkan pada lembaga gereja lain dengan tujuan utama bukan mendapatkan manfaat ekonomis tetapi lebih pada aspek pengamanan penyimpanan dana. Titipan pada lembaga gereja mencakup penyimpanan dana cinta kasih. Dasar pengaturan titipan pada lembaga gereja yang diharapkan untuk direalisasikan dalam kurung waktu 12 (dua belas) bulan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar (PSAK 1 Paragraf 42), kecuali; Titipan dari dana cinta kasih yang direalisasikan dalam kurun waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan diklasifikasikan sebagai aktiva lain - lain. e. Piutang Piutang adalah hak untuk menagih dan menerima sejumlah uang yang timbul, karena paroki telah memberikan pinjaman terlebih dulu adanya penyerahan/pengalihan aktiva tetap atau penggunaan/ pemanfaatan sumber daya ekonomi lainnya oleh pihak lain, kejadian lain yang berdampak pada timbulnya hak tersebut. Dasar pengaturan piutang yang diharapkan untuk direalisasikan dalam kurun waktu 12 (dua belas) bulan diklasifikasikan sebagai aktiva lancar (PSAK 1 Paragraf 42). f. Biaya Dibayar Di Muka Dan Uang Muka Biaya dibayar dimuka adalah biaya yang manfaat ekonominya baru diperoleh atau dinikmati pada periode akuntansi yang akan datang.

37 22 Uang muka adalah penambahan aktiva yang manfaat ekonominya tidak/belum dapat langsung diperoleh saat terjadinya pembayaran, atau pembayaran di muka untuk pengeluaran, hukum biaya yang harus dilakukan terlebih dahulu karena adanya kesepakatan baik tertulis (perjanjian pembelian atau sejenisnya) maupun lisan sebagai tanda jadi. Dasar pengaturan : 1) Biaya dibayar di muka dan uang muka diklasifikasikan sebagai aktiva lancar (PSAK 1 paragraf 42). 2) Paroki harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali Laporan Arus Kas. (PSAK 1 Paragraf 19). 3) Beban harus segera diakui dalam Laporan Aktivitas kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva (PSAK 1 paragraf 20). 4) Apabila dalam pembayaran di muka terjadi pembatalan dan uang yang dibayarkan tidak seluruhnya diterima kembali, maka bagian yang tidak diterima dicatat sebagai biaya/beban/pengeluaran lainlain. g. Persediaan Barang Devosi Persediaan barang devosi adalah barang devosi (buku,kaset, VCD/DVD, Patung,dan benda rohani lain) yang diperoleh denga n cara dibeli dengan maksud disediakan untuk umat dengan

38 23 memberikan kompensasi berupa sumbangan penggantian. Dasar pengaturan persediaan barang devosi ini dicatat dengan menggunakan metode fisik dan dinilai dengan menggunakan metode FIFO (First In First out). Jika persediaan barang devosi digunakan oleh umat dengan pemberian kompensasi berupa sumbangan devosi, maka nilai persediaan barang devosi tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya penerimaan sumbangan (bdk PSAK 14 Paragraf 28). h. Aktiva Tetap Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang dibeli, dibangun atau diterima dari donasi atau sumber yang lain. Aktiva tersebut digunakan untuk pelayanan Paroki, dan mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan. Dasar pengaturan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu yang digunakan dalam operasi Paroki,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dan mempunyai masa manfaat lebih satu tahun. (bdk. PSAK 16 paragraf 05). Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan yang terdiri dari harga belinya dan semua biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan (bdk. PSAK 16 paragraf 05 dan 14).

39 24 Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit rekening/pos Modal Donasi (bdk. PSAK 16 paragfar 22). Modal donasi dalam hal ini adalah sama dengan Aktiva Bersih lain-lain. Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusulkan dari suatu aktiva tetap sepanjang masa manfaat (PSAK 16 Paragraf 05). Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aktiva tetap yang memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberi manfaat keekonomian di masa dating dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan (PSAK 16 paragraf 23). Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang kan datang, biasanya diakui sebagai beban saat terjadinya (PSAK 16 paragraf 25). Aktiva tetap disusutkan setiap tahun dengan menggunakan metode penyusutan Garis Lurus (straight line method). Masa manfaat dan prosentase penyusutan (tarif penyusutan) tiap jenis aktiva tetap ditetapkan sesuai dengan PKAP pasal i. Investasi dan Penyertaan Investasi adalah aktiva dalam bentuk properti (tanah atau bangunan) yang dimiliki oleh paroki dengan tujuan untuk pertumbuhan kekayaan paroki melalui hasil yang diharapkan pada masa datang dan tidak digunakan untuk pelayanan paroki (seperti investasi tanah).

40 25 Penyertaan adalah penyertaan modal untuk kegiatan usaha yang dilakukan oleh paroki dengan tujuan untuk pertumbuhan kekayaan paroki melalui hasil yang diharapkan pada masa yang akan datang. Investasi dan penyertaan dalam hal ini hanya dibedakan dari bentuk penempatan dana yang dilakukan. Dasar pengaturan investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi. (PSAK 13 paragraf 03). Investasi property adalah investasi pada tanah atau bangunan yang tidak digunakan atau dioperasikan oleh paroki yang berinvestasi. (bdk. PSAK 13 paragraf 03). j. Bangunan Dalam Proses Bangunan dalam proses adalah aktiva tetap dalam bentuk gedung dan atau prasarana yang masih dalam proses pembangunan. Contoh : gedung gereja yang masih dalam proses pembangunan, gedung pastoran yang masih dalam proses pembangunan, gedung wisma paroki yang masih dalam proses pembangunan dan prasarana taman doa yang masih dalam proses pembangunan. Gedung dan prasarana yang masih dalam proses pembangunan, setelah proses pembangunan dinyatakan selesai dan siap digunakan harus dipindahkan ke dalam rekening pos Gedung atau rekening/pos Prasarana dalam kelompok aktiva tetap dengan mengkredit rekening/pos Gedung atau Prasarana dalam proses dan mendebet

41 26 rekening /pos Gedung Prasarana. Dasar pengaturan Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dulu, yang digunakan dalam operasi paroki,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. (bdk. PSAK 16 paragraf 05). Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan harga perolehan yang terdiri dari harga belinya dan semua biaya yang timbul untuk memperoleh aktiva tersebut sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan. (bdk. PSAK 16 paragraf 05 dan 14). Rekening/pos yang tidak dapat secara layak digo longkan dalam aktiva tetap, dan juga tidak dapat digolongkan dalam aktiva lancar, investasi/penyertaan maupun aktiva tidak berwujud disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain. (PSAK 16 paragraf 76). 3. Akuntansi Kewajiban Kewajiban merupakan hutang/kewajiban yang harus dipenuhi oleh paroki pada masa kin yang timbul dari peristiwa masa lalu atau akibat dari ketentuan hirarki gereja yang ditetapkan dalam surat Keputusan Uskup, yang penyelesainnya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya paroki yang mengandung manfaat ekonomi Berdasarkan jangka waktu pembayaran, kewajiban dibedakan menjadi:

42 27 a) Kewajiban jangka pendek yaitub bila kewajiban tersebut harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 (bulan) sejak tanggal neraca. Kewajiban jangka pendek terdiri dari: 1) Hutang Bank yaitu pinjaman yang diterima dari bank (kewajiban kepada Bank) yang harus diselesaikan/di bayar dalam jangka waktu maksimal 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. 2) Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang yaitu bagian dari hutang jangka panjang kepada bank, lembaga gereja dan pihak lain yang harus diselesaikan / dibayar dalam periode 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. 3) Kewajiban khusus paroki yaitu kewajiban paroki (termasuk stasi dan paroki administratif) yang timbul sebagai akibat dari adanya khusus Paroki terdiri dari: kewajiban Dana Solidaritas dan Kewajiban APP dan kolekte Khusus. 4) Hutang Pengadaan Aktiva Tetap yaitu kewajiban yang timbul karena transaksi pembelian aktiva tetap secara kredit kepada pihak penjual, pengadaan aktiva tetap lain yang dibiayai dari pinjaman pihak lain. 5) Hutang lain-lain yaitu kewajiban yang timbul dari transaksi selain yang dapat diklasifikasikan sesuai klasifikasi di atas dan bukan dari transaksi biaya dan pajak yang masih harus dibayar. 6) Biaya dan Pajak yang masih harus dibayar yaitu kewajiban yang timbul dari transaksi biaya yang memberikan manfaat pada

43 28 periode akuntansi berjalan akan tetapi belum direalisasikan dan beban pajak untuk periode berjalan akan tetapi belum direalisasikan. b) Kewajiban Jangka Panjang yaitu bila jangka waktu penyelesaian kewajiban tersebut lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. Kewajiban Jangka Panjang terdiri dari: 1) Hutang Jangka Panjang yaitu pinjaman yang diterima dari bank atau pihak selain lembaga Gereja yang harus dibayar dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal neraca. 2) Hutang Lembaga Gereja Jangka Panjang yaitu pinjaman yang diterima dari lembaga gereja (kewajiban pada lembaga gereja) yang harus di bayar untuk jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan. 3) Hutang Dana Cinta Kasih yaitu kewajiban yang timbul dari pengumpulan dana cinta kasih dari umat yang harus dikembalikan pada waktu yang telah ditetapkan. 4. Akuntansi Aktiva Bersih Sesuai dengan karakteristik paroki sebagai badan hukum gereja dalam bentuk PGPM (berdasarkan Staatblad van Ned Indie 1927 No. 155,156) yang merupakan organisasi nirlaba, maka kekayaan bersih

44 29 paroki tercermin pada Aktiva Bersih yang dalam organisasi bisnis bisa disebut dengan ekuitas / modal. (bdk.psak 45). Secara khusus dalam paroki. Aktiva Bersih diklasifikasikan berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan atas penggunannya dan tujuan pengumpulannya, yaitu: Aktiva Bersih Tidak Terikat secara umum meliputi penerimaan dan atau pendapatan dikurangi dengan beban untuk memperoleh penerimaan dan atau pendapatan tersebut yang atas penggunannya tidak ada pembatasan. (bdk.psak 45 paragraf 05). Aktiva Bersih Terikat Sementara meliputi penerimaan dan atau pendapata n dilakukan dengan beban untuk memperoleh penerimaan dan atau pendapatan tersebut yang atau penggunaannya berlaku pembatasan tertentu.(bdk. PSAK 45 paragraf 05). Aktiva Bersih Pembangunan meliputi penerimaan dana jenis aktiva Bersih Terikat sementara yang dikhususkan untuk dana pembangunan.aktiva Bersih lain-lain meliputi penerimaan dan jenis Aktiva Bersih Terikat Sementara yang di khususkan untuk pengadaan aktiva tetap atau penerimaan dalam bentuk aktiva tetap. a. Aktiva Bersih Tidak Terikat Aktiva Bersih Tidak Terikat adalah aktiva bersih yang diperoleh dari selisih lebih penerimaan aktiva bersih tidak terikat setelah dikurangi dengan biaya/beban/pengeluaran aktiva bersih tidak terikat. (bdk.psak 45 paragraf 05). Dasar pengaturan laporan posisi keuangan (neraca) menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau

45 30 tidaknya pembatasan oleh penyumbang yaitu terikat secara semantara dan tidak terikat. (bdk. PSAK 45 paragraf 14) b. Aktiva Bersih Terikat Sementara Aktiva Bersih Terikat Sementara adalah aktiva bersih yang diperoleh dari selisih lebih penerimaan aktiva bersih terikat sementara setelah dikurangi dengan biaya/beban/pengeluaran aktiva bersih terikat sementara (bdk. PSAK 45 paragraf 05). Dasar pengaturan laporan posisi keuangan (neraca) menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyum bang, yaitu terikat secara sementara dan tidak terikat (bdk. PSAK 45 paragraf 14). c. Aktiva Bersih Pembangunan Aktiva Bersih Pembangunan adalah aktiva bersih yang berasal dari penerimaan sumbangan dan atau pendapatan lain yang khusus digunakan untuk pembangunan. Dasar pengaturan neraca menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat sementara dan tidak terikat (bdk. PSAK 45 paragraf 14). d. Aktiva Bersih lain-lain Aktiva bersih lain-lain adalah aktiva bersih yang berasal dari penerimaan sumbangan dan atau pendapatan lain yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai penerimaan aktiva bersih tidak terikat, aktiva

46 31 bersih terikat sementara dan aktiva bersih pembangunan, seperti misalnya penerimaan sum bangan yang ditujukan untuk pembelian / pengadaan aktiva tetap. Dasar pengaturan neraca menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu terikat secara sementara dan tidak terikat (bdk. PSAK 45 paragraf 14) 5. Akuntansi Penerimaan dan Biaya/Beban/Pengeluaran Penerimaan, dalam hal ini diartikan sebagai arus m asuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal paroki selama suatu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan aktiva bersih (bdk. PSAK 23 paragraf 06). Penerimaan yang mengakibatkan kenaikan aktiva bersih berdasarkan pada ada tidaknya pembatasan diklassifikasikan menjadi, penerimaan aktiva bersih tidak terikat yaitu penerimaan aktiva bersih yang penggunaanya tidak dibatasi, penerimaan aktiva bersih terikat sementara yaitu penerimaan aktiva bersih yang penggunannya dibatasi sampai dengan periode tertentu atau sampai dipenuhinnya keadaan tertentu. Biaya/Beban/Pengeluaran dalam hal ini diartikan sebagai arus keluar dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal paroki

47 32 selama suatu periode, bila arus keluar itu mengakibatkan penurunan aktiva bersih. Biaya/beban/pengeluaran yang mengakibatkan penurunan aktiva bersih diklasifikasikan menjadi, beban aktiva bersih tidak terikat yaitu beban aktiva bersih yang mengakibatkan penurunan aktiva bersih tidak terikat, beban aktiva bersih terikat sementara yaitu beban aktiva bersih yang mengakibatkan penurunan aktiva bersih terikat sementara. a. Penerimaan Aktiva Bersih Tidak Terikat Penerimaan Aktiva Bersih Tidak Terikat adalah penerimaan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang penggunannya tidak dibatasi dan mengakibatkan kenaikan aktiva bersih tidak terikat. Dasar pengaturan penerimaan yang dalam hal ini mencakup pendapatan, sumbangan dan atau keuntungan yang penggunannya tidak dibatasi diklasifikasikan sebagai penerimaan aktiva bersih tidak terikat.(bdk. PSAK paragraph 05) penerimaan aktiva bersih tidak terikat diakui dalam laporan aktivitas apabila kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Ini berarti pengakuan penerimaan terjadi bersama-sama dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.(kdpplk paragraph 92)

48 33 b. Penerimaan Aktiva Bersih Terikat Sementara Penerimaan aktiva bersih terikat sementara adalah penerimaan arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang penggunannya dibatasi sampai dengan periode waktu tertentu atau sampai dipenuhinnya keadaan tertentu dan mengakibatkan kenaikan aktiva bersih terikat sementara. Dasar pengaturan penerimaan yang dalam hal ini mencakup pendapatan, sumbangan dan atau keuntungan yang penggunaanya dibatasi sampai dengan periode waktu tertentu atau sampai dengan dipenuhinnya keadaan tertentu dikalsifikasikan sebagai penerimaan aktiva bersih terikat sementara. (PSAK 45 paragraf 05). Penerimaan aktiva bersih terikat sementara diakui dalam Laporan Aktivitas apabila kenaikan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Ini berarti pengakuan penerimaan terjadi bersama-sama dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.(kdpplk paragraph 92) c. Biaya Aktiva Bersih Tidak Terikat-Program Biaya aktiva bersih tidak terikat-program adalah pengurangan/ penggunaan aktiva bersih tidak terikat untuk membiayai program kegiatan pada bidang dan atau tim kerja dewan paroki. Dasar pengaturan Biaya aktiva bersih tidak terikat-program diakui dalam laporan aktivitas apabila penurunan manfaat ekonomi

49 34 masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Hal ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva. (bdk.kdpplk paragraph 94). Biaya aktiva bersih tidak terikat- program diakui dalam laporan aktivitas atau dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan rekening/pos penerimaan tertentu yang diperoleh. (bdk.kdpplk paragraph 95) Biaya aktiva bersih tidak terikat program segera diakui dalam laporan aktivitas kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva. (bdk.kdpplk paragraph 97) d. Biaya Aktiva Bersih Tidak Terikat-Rutin Biaya aktiva bersih tidak terikat rutin adalah pengurangan / penggunaan aktiva bersih tidak terikat yang dilakukan dalam rangka membiayai kegiatan rutin paroki. Dasar pengaturan biaya aktiva bersih tidak terikat-rutin dalam laporan aktivitas apabila penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Hal ini berarti pengakuan

50 35 beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva. (bdk.kdpplk paragraph 94). Biaya aktiva bersih tidak terikat-rutin diakui dalam laporan aktivitas atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penerimaan tertentu yang diperoleh. (bdk.kdpplk paragraph 95) Biaya aktiva bersih tidak terikat rutin segera diakui dalam laporan aktivitas kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.(bdk. KDPPLK paragraph 97) e. Beban/Pengeluaran Aktiva Bersih Terikat Sementara Beban/pengeluaran aktiva bersih terikat sementara adalah pengurangan/penggunaan aktiva bersih terikat sementara yang dilakukan dalam rangka memenuhi kewajiban dan atau membiayai pengeluaran sesuai dengan tujuan pembatasannya. Dasar pengaturan beban/pengeluaran aktiva bersih terikat sementara diakui dalam laporan aktivitas apabila penurunan manfaat ekonomi pada masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikkan kewajiban atau penurunan aktiva. (bdk.kdpplk paragraph 94).

51 36 Beban/pengeluaran aktiva bersih terikat sementara diakui dalam laporan aktivitas atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penerimaan tertentu yang diperoleh.(bdk. KDPPLK paragraph 95). Beban/pengeluaran aktiva bersih terikat sementara segera diakui dalam laporan aktivitas kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi pada masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva. (bdk.kdpplk paragraph 97). 6. Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas (bank) selama periode tertentu yang di klasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama penerimaan paroki dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva tetap, aktiva lain-lain dan investasi lainnya yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi aktiva bersih dan kewajiban/hutang.

52 37 Arus kas dari perubahan aktiva bersih adalah arus kas bersih dari perubahan aktiva bersih tidak terikat dan perubahan aktiva bersih terikat sementara. Arus kas bersih adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran kas. Mutasi adalah kenaikkan atau penurunan jumlah rekening / pos selama periode laporan. Dasar pengaturan kas yang terdiri dari kas dewan paroki, kas kecil dewan paroki, kas kecil devosionalia, dan kas kecil wisma paroki. Sedangkan bank terdiri bank tidak terikat dan bank terikat sementara. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, inves tasi dan pendanaan. Pelaporan arus kas untuk aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Dalam metode langsung (direct method), kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. Kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan dilaporkan secara terpisah. Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dicatat dalam rupiah.

53 38 C. Laporan Keuangan PSAK 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK Menurut PSAK 1 No 09 laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan Keuangan adalah suatu susunan informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan berbagai kebijakan reksa pastoral Paroki (bdk. PKAP 2008, pasal 14:1). Untuk menyusun Laporan Keuangan diperlukan pemahaman mengenai kerangka dasar laporan keuangan dan proses akuntansi, sedangkan penggunaan Laporan Keuangan untuk pengambilan keputusan ekonom i harus menyadari adanya keterbatasan laporan keuangan. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut PSAK No.45 Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk m emberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan aktiva bersih dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan

54 39 pertanggungjawaban Dewan Paroki atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan. Menurut PSAK 45 Paragraf ke 06 (Revisi 2011) tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang relevan memenuhi kepentingan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali anggota,kreditur dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba. Pihak pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan dalam rangka untuk kepentingan dalam rangka untuk menilai jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemam puan organisasi tersebut untuk terus memberikan jasanya, serta memiliki cara kerja manajer dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Menurut PSAK No. 45, secara rinci tujuan laporan keuangan (termasuk catatan atas laporan keuangan) adalah untuk menyajikan informasi mengenai: a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi. b. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai aktiva bersih. c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumberdaya dalam satu periode dan arus keluar sumberdaya dalam satu periode dan hubungan antar keduannya.

55 40 d. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap likuiditasnya. e. Usaha jasa organisasi. Laporan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk satu periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk satu periode pelaporan serta catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan keuangan organisasi nirlaba terdapat istilahistilah yang digunakan dalam pernyataan ini, antara lain : 1) Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh penyumbang agar sum berdaya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi organisasi diperbolehkan untuk menggunakan semua atau sebagian penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang dihasilkan oleh sumber daya tersebut. 2) Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh penyumbang dan menetapkan berapa lama sumberdaya tersebut dipertahankan oleh organisasi atau sampai dengan terpenuhinnya keadaan tertentu. 3) Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyum bang dan pembatasan tersebut dapat bersifat permanen ataupun tenporer.

56 41 4) Sumbangan tidak terikat sumberdaya yang penggunaannya tidak dibatasi oleh penyumbang. Menurut PSAK No. 45, laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. 2.1 Contoh Laporan Posisi Keuangan menurut PSAK No.45 Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20XX Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang lain lain Investasi Lancar Properti Investasi Aset Tetap Investasi Jangka panjang Jumlah Aset Liabilitas dan Aset Neto: Utang dagang Pendapatan diterima di muka yang dapat dikembalikan Utang Lain-lain Utang Wesel Kewajiban Tahunan Utang jangka panjang Jumlah Liabilitas Aset Neto: Tidak Terikat Terikat temporer (Catatan B) Terikat permanen (Catatan C) Jumlah Aset Neto Jumlah Liabilitas dan Aset Neto 20XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX

57 42 a) Laporan Aktivitas Menurut PSAK 45 No 19 Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jum lah sifat asset neto; hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan bagaimana pengguna sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. PSAK No 20 Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah asset neto selama satu periode. Perubahan asset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada saat neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. Laporan aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya lembaga selama suatu periode anggaran. Pendapatan digolongkan berdasarkan restriksi atau ikatan yang ada. Selain pendapatan berasal dari kegiatan operasional lembaga, laporan aktivitas juga mencantumkan pendapatan insindental atau pendapatan lain-lain. Misalnya hasil penjualan tanah, gedung, hadiah undian, dan lainnya. Semua pendapatan dinyatakan dalam jumlah kotor artinya seluruh pendapatan disajikan dan beban biaya yang terkait disajikan bersamaan pada periode yang sama. Beban atau biaya disajikan dalam laporan aktivitas berdasarkan kriteria fungsional, dengan demikian beban biaya

58 43 akan terdiri dari biaya kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Beban biaya untuk kegiatan program utama lembaga dianjurkan untuk ditambahkan dengan informasi tambahan berupa klasifikasi beban menurut sifatnya. Misalnya berdasarkan gaji, sewa listrik bunga dan depresiasi. Biaya yang dilaporkan, selain biaya operasional kegiatan, juga biaya tidak terduga. Misalnya biaya perbaikan kantor karena banjir, biaya jasa penasehat hukum karena lembaga dituntut ke pengadilan dan lain-lain. 2.2 Contoh Laporan Aktivitas menurut PSAK No.45 Entitas Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20XX Perubahan Aset Neto Tidak Terikat Pendapatan dan Penghasilan: Sumbangan Jasa Layanan Penghasilan Investasi Jangka Panjang (Catatan E) Penghasilan Investasi lain-lain (Catatan E) Penghasilan neto investasi jangka panjang belum direalisasi Lain-Lain Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Contoh Aset Neto yang Berakhir Pembatasanya (Catatan D): Pemenuhan program Pembatasan Berakhirnya pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya pembatasan waktu Jumlah aset yang telah berakhir pembatasanya Jumlah pendapatan, Penghasilan, dan Sumbangan lain Beban dan Kerugian: Program A xx xx xx xx xx Xx Xx Xx Xx Xx Xx Xx Xx

59 44 Program B Program C Manajemen dan umum Pencarian dana jumlah Beban (Catatan F) Kenaikan Jumlah Aset Neto Tidak Terikat Xx Xx Xx Xx Xx Xx b) Laporan Arus Kas Menurut PSAK 2 No 06 arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposito). Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek, yang dengan cepat dapat segera dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Laporan arus kas menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu periode. Periode yang dimaksud adalah periode yang sama dengan yang digunakan oleh laporan aktivitas. Secara sederhana, laporan arus kas hendak berusaha menggambarkan pendapatan (revenue) lembaga yang direalisasikan dalam bentuk penerimaan uang kas dan biaya (expenses) lembaga yang direalisir dalam bentuk uang kas keluar, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa pendapatan lembaga berbeda dengan penerimaan riil uang kas. Sebaliknya, biaya lembaga bisa berbeda jumlahnya dengan

60 45 pengeluaran kas aktual. Hal ini bukan merupakan masalah besar, karena hanya konsukensi dari penerapan akrual basis dalam pelaporan. (nainggolan, pahala). Penyajian laporan arus kas untuk lembaga nirlaba juga menunjuk pada PSAK No.2 tentang Laporan Arus Kas. Dalam PSAK diatur bahwa arus uang kas masuk dan keluar harus digolongkan kedalam 3 (tiga) kategori yaitu: (1) Aktivitas Operasi (a) Dalam kelompok ini adalah penamabahan dan pengurangan arus kas yang terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga. Beberapa contoh item yang mempengaruhi arus kas operasi adalah: (b) Surplus atau defisit lembaga (datanya diambil dari laporan aktivitas) (c) Depresiasi atau penyusutan (karena depresiasi dianggap sebagai biaya, namun tidak terjadi uang kas keluar) setiap tahun. (d) Perubahan pada account piutang lembaga. Bila saldo piutang awal lebih besar dari piutang akhir tahun, maka dianggap telah terjadi pelunasan piutang dan dengan demikian menambah arus kas masuk. Dengan demikian selisih saldo ini akan dianggap sebagai arus kas keluar.

61 46 (e) Account (perkiaraan buku besar) lain seperti : persediaan, biaya dibayar dimuka lainnya. Bila arus kas masuk dari kategori operasional ini lebih besar dari arus kas keluar, hal ini menyiratkan bahwa lembaga ini adalah sehat, karena untuk kegiatan operasional sehari-hari tidak mengalami kesulitan likuiditas. Sebaliknya bila ternyata arus kas operasional negatif, dalam kasus ini berarti lembaga tidak dapat membiayai pengeluaran uang kas dengan penerimaan uang kas dari sum ber operasional, sehingga diperlukan sumber uang kas lain dari sumber investasi (penjualan aktiva tetap) atau sumber pendanaan (financing) seperti pembuatan hutang baru. Kondisi negatif ini mengirimkan sinyal yang patut diperhatikan, karena lama-kelamaan lembaga dapat terseret ke dalam masalah keuangan. (2) Aktivitas Investasi Termasuk dalam kelompok ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang kas yang terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan aktiva tetap, penempatan/ pencairan dana deposito atau investasi lain. Bila arus kas masuk lebih besar dari arus kas keluar, maka lembaga mengisyaratkan sedang melakukan

62 47 perampingan (divestasi). Sebaliknya bila arus kas negatif berarti lembaga sedang ekspansi dengan menambah aktiva baru, menginvestasikan dananya di instrumen investasi. (3) Aktivitas Pendanaan Termasuk dalam kelompok aktivitas pendanaan adalah perkiraan yang terkait dengan transaksi berupa penciptaan/pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari surplus- defisit lembaga. Penambahan hutang pada perkiraan hutang diartikan sebagai kas masuk. Sebaliknya pembayaran hutang yang dilakukan selama periode tersebut akan memerlukan kas keluar dan menurunkan hu tang di Laporan Posisi Keuangan. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk dan keluar dalam kelompok ini adalah: Penerimaan kas dari penyumbangan yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang. (a) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaanya dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva tetap atau peningkatan dana abadi (endowment). (b) Bunga, dividen yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.

63 48 a. Tujuan Laporan Arus Kas Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. b. Klarifikasi Penerimaan dan Pengeluaran kas Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK No.2 tentang Laporan Arus kas dengan tambahan sebagai berikut : 1) Aktivitas Pendanaan a) Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka waktu panjang; b) Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment); dan c) Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang. 2) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

64 Contoh Laporan Arus Kas menurut PSAK No.45 Metode Langsung Entitas Nirlaba Laporan Arus Kas Untuk Tahun yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20XX Aliran Kas dari Aktivitas Operasi: Kas dari pendapatan jasa Kas dari Penyumbang Kas dari Piutang lain-lain Bunga dan dividen yang diterima Penerimaan lain-lain Bunga yang dibayarkan Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier Hutang lain-lain yang dilunasi Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi Aliran Kas dari Aktivitas Investasi: Ganti rugi dari asuransi kebakaran Pembelian peralatan Penerimaan ds penjualan investasi Pembelian investasi Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas Investasi Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan: Penerimaan dari kontribusi berbatas dari: Investasi dalam endowment Investasi dalam endowment Investasi bangunan Investasi perjanjian tahunan Aktivitas pendanaan lain: Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi Pembayaran kewapban tahunan Pembayaran utang wesel Pembayaran liabilitas jangka panjang Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan Kenaikan (penurunan) neto dalam kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal tahun kas dan setara kas pada akhir tahun Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakkan untuk aktivitas operasi: Penambahan dalam aset neto XX XX XX XX XX (XX) (XX) (XX) XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX XX (XX) (XX) XX (XX) (XX) XX XX XX

65 50 D. Gereja 1. Pengertian Gereja Gereja Katolik adalah Gereja yang benar, yang didirikan oleh Yesus Kristus, yang para anggotanya saling dipersatukan dalam ikatan persekutuan rohani: setia kepada Paus serta para uskup yang bersatu dengannya, satu dalam iman dan kepercayaan, satu dalam perayaan ibadat. Gereja merupakan misteri, sakramen keselamatan dan Umat Allah yang dalam perjalanan ziarah bersama menuju kehidupan kekal. Kata Gereja berasal dari bahasa Protugis: igreja, yang berasal dari bahasa Yunani: εκκλησία (ekklêsia) yang berarti dipanggil keluar (ek= keluar; klesia dari kata kaleo= memanggil); kum pulan orang yang dipanggil ke luar dari dunia) memiliki beberapa arti: Arti pertama ialah 'umat' atau lebih tepat persekutuan orang Kristen. Arti ini diterima sebagai arti pertama bagi orang Kristen. Jadi, gereja pertama-tama bukanlah sebuah gedung. Gereja (untuk arti yang pertama) terbentuk 50 hari setelah kebangkitan Yesus Kristus pada hari raya Pentakosta, yaitu ketika Roh Kudus yang dijanjikan Allah diberikan kepada semua yang percaya pada Yesus Kristus. Arti kedua adalah sebuah perhimpunan atau pertemuan ibadah umat Kristen. Bisa bertempat di rumah kediaman, lapangan, ruangan di hotel, maupun tempat rekreasi. Arti ketiga ialah mazhab (aliran) atau denominasi dalam agama Kristen. Misalnya: Gereja Katolik, GerejaProtestan, dll.

66 51 Arti keempat ialah lembaga (administratif). Contoh kalimat Gereja menentang perang Irak. Arti terakhir adalah sebuah rumah ibadah umatkristen, di mana umat bisa berdoa atau bersembahyang. 2. Sejarah Singkat Tentang Gereja (khususnya Indonesia) Sejarah Gereja Katolik meliputi rentang waktu selama hampir dua ribu tahun. Sejarah Gereja Katolik merupakan bagian integral Sejarah kekristenan secara keseluruhan. Istilah Gereja Katolik yang digunakan secara khusus untuk menyebut Gereja yang didirikan di Yerusalem oleh Yesus dari Nazaret (sekitar tahun 33 Masehi) dan dipimpin oleh suatu suksesi apostolik yang berkesinambungan melalui Santo Petrus Rasul Kristus, dikepalai oleh Uskup Roma sebagai pengganti St. Petrus, yang kini um um dikenal dengan sebutanpaus. "Gereja Katolik" diketahui pertama kali digunakan dalam surat dari Ignatius dari Antiokhia pada tahun 107, yang menulis bahwa: "Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ." Sejarah perkembangan Gereja dibagi menjadi 4 tahap antara lain: Masa Yesus: kehadiran Yesus di dunia adalah sebagai awal lahirnya Gereja. Perkembangan gereja pada masa ini tampak dari percakapan Yesus dan Petrus: "Sebab itu ketahuilah, engkau Petrus, batu kuat. Dan diatas alas batu inilah aku akan membangun gereja-ku yang tidak dapat dikalahkan: sekalipun oleh maut!" ( bdk Mat 16:18).

67 52 Masa Para Rasul: Perkembangan gereja pada masa ini sampai pada tahap mendirikan perkumpulan Jemaat Perdana yang juga disebut Gereja Perdana. Mereka selalu bertekun pada ajaran para Rasul, berkumpul, berdoa, dan memecahkan roti bersama. Mereka menganggap segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. Mereka juga membagikan harta sesuai dengan keperluan. Yang paling berperan di masa ini adalah St. Petrus. Setelah Yesus wafat, Petrus menjadi sosok yang beriman dan pemberani. Masa Sesudah Para Rasul: Masa ini Gereja sudah berpusat di Roma, tempat wafatnya St.Petrus. Pemimpin gereja yang pertama adalah St.Petrus. Penerus St. Petrus disebut "Uskup Roma" atau "Paus". Masa Sekarang (di Indonesia): Sejarah Gereja Katolik di Indonesia berawal dari kedatangan bangsa Portugis ke kepulauan Maluku. Orang pertama yang menjadi Katolik adalah orang Maluku, Kolano (kepala kampung) Mamuya (sekarang di Maluku Utara) yang dibaptis bersama seluruh warga kampungnya pada tahun 1534 setelah menerima pemberitaan Injil dari Gonzalo Veloso, seorang saudagar Portugis. Salah satu pendatang di Indonesia itu adalah Santo Fransiskus Xaverius, yang pada tahun 1546 sampai 1547 datang m engunjungi pulau Ambon, Saparua dan Ternate. Ia juga membaptis beberapa ribu penduduk setempat.

68 53 3. Kegiatan a. Liturgi dan Peribadatan Melaksanakan peningkatan koordinasi antar tim kerja kerja, melaporkan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan, dan merencanakan program kerja yang direncanakan b. Timker Putra Altar Pembekalan kepada anak-anak kecil untuk berpartisipasi dalam melayani Tuhan melalui putra altar dan menumbuhkan kerinduan untuk berkumpul dan saling menyapa dalam suatu kegiatan lainnya. c. Timker Lektor Melakukan pengembangan panguyuban lektor dengan melibatkan umat dengan melakukan pertemuan dan penyusunan jadwal tugas agar umat dapat maksimal melakukan tugas. d. Timker Koor dan Dirigen Melakukan komunikasi, regenerasi dengan pendekatan personal untuk berpartisipasi dalam kerja koor-kabid-lingkungan. 4. Paroki Adalah umat beriman katolik yang dibentuk secara tetap didalam suatu keuskupan dan reksa pastoralnya dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya. Paroki yang merupakan badan hukum gerejani dan biasannya juga badan hukum Negara, didirikan, ditiadakan atau diubah, oleh uskup setelah mendengarkan dewan iman. Agar lebih efisien, reksa

69 54 pastoral beberapa paroki dapat dipercayakan bersama-sama kepada suatu regu iman (dengan seorang pemimpin diantara mereka), atau jika kekurangan imam kepada seorang diakon, biarawan/biarawati atau awam (dengan seorang imam yang berperan sebagai pastor parokinya. Walaupun iya bukan pastor kepala paroki itu). mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia). Paroki dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba karena memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya dari sumbangan para anggota (umat) dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari paroki tersebut. 5. Keuangan Paroki Keuangan paroki adalah uang dan harta benda gerejawi lain yang dikelola oleh Dewan Paroki (Pedoman Keuangan Dan Akuntansi Paroki, Bab II, Pasal 1, Ayat 1). Sumber keuangan berasal dari kolekte umum dan persembahan setelah dikurangi kewajiban setor Dana Solidaritas Paroki, 25% dari Dana Aksi Puasa Pembangunan (APP), kolekte khusus yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu berdasarkan keputusan Uskup, persembahan khusus yang diselenggarakan berdasarkan keputusan Dewan Paroki, sumbangan bebas, sumbangan dengan maksud tertentu, subsidi dari Keuskupan, Lembaga Gerejawi, dan Lembaga Donor yang

70 55 lain, dan usaha pengumpulan uang yang diselenggarakan berdasarkan keputusan Dewan Paroki. Setiap usaha penggalangan dana pada tingkat paroki harus disetujui oleh Dewan Paroki. Sumber Keuangan harus direncanakan dalam Rancangan Anggaran Investasi (RAI) tahunan (Pedoman Keuangan dan Akuntansi Paroki, Bab II, Pasal 4). Penanggungjawab keuangan paroki secara legal-formal adalah Pengurus Gereja dan Papa Miskin (PGPM) Paroki. Pengelolaan keuangan paroki adalah Bendahara Dewan Paroki. a. Fungsi harta benda dalam Gereja Magisterium Konsili Vatikan II menegaskan bahwa gereja membutuhkan material resource untuk mengemban karya perutusannya di dunia. Bahkan kebutuhan akan dana itu sangat esensial untuk menyelenggarakan peribadatan, membiayai penghidupan yang layak bagi para klerikus, dan para petugas gerejawi lainnya, serta untuk karya karitatif bagi mereka yang berkekurangan. Kanon 1254 ayat 1 menegaskan bahwa hak asli gereja untuk memperoleh, memiliki, mengelola, dan mengalih milikkan harta benda dimaksudkan semata-mata untuk mengejar tujuan-tujuan khas gereja, pertama, untuk mengatur ibadat ilahi (pembangunan dan pemeliharaan tempat-tempat peribadatan, menyelenggarakan perlengkapan peribadatan), kedua, memberi penghidupan yang layak bagi para klerikus serta pelayanan lain yang mengabdikan hidupnya bagi pelayanan gereja, kemudian yang ketiga, melaksanakan karya-

71 56 karya kerasulan suci (pewartaan dan pendidikan), dan yang keempat, melaksanakan karya amal kasih, terutama bagi para miskin (keluarga miskin, rumah sakit, panti asuhan, anak jalanan, para pengungsi). b. Prinsip-prinsip keuangan paroki Pengelolaan keuangan paroki mengacu pada Pedoman Dasar Dewan Paroki (PDDP) Keuskupan Agung Semarang 2004 dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) 2008 yang berprinsip : terkendali, transparasi, akuntabilitas, kredibilitas, solidaritas, dan subsidiaritas. 1) Terkendali berarti ada prioritas penggunaan sesuai dengan batasbatas kemampuan paroki. 2) Transparansi (tembus pandang) berarti dapat ditelusuri dan dicek kebenarannya oleh siapa saja. 3) Akuntabilitas (tanggung-gugat) berarti dapat dipertanggungjawabkan perhitungan dan juga pemanfaatnnya, khususnya sewaktu serah terima tugas. 4) Kredibilitas berarti dapat dipercaya dan ada laporan dipertanggung-jawabannya. 5) Solidaritas berarti rela berbagi untuk membantu kepada sesama yang membutuhkan. 6) Subsidiaritas berarti memberi bantuan kepada yang berkekurangan dengan memberikan solidaritas dari kekurangan

72 57 atau keterbatasannya dan wajib menerima solidaritas dari lembaga lain diatasnya. c. Sumber keuangan paroki Kolekte, yaitu persembahan dari umat yang berupa uang yang dikum pulkan pada waktu Misa/ ibadat di gereja/ kapel/ wilayah/ lingkungan, kecuali dana yang harus dikirimkan ke Kepausan atau Keuskupan atau Kevikepan sesuai aturan yang berlaku maka: 1) Kolekte di gereja paroki dikelola oleh Dewan Paroki dihitung oleh petugas tata tertib/kolektan yang bertugas pada waktu itu dengan mengisi formulir laporan penghitungan yang disediakan (ada rincian pecahan mata uang dan tanda tangan para penghitung). 2) Kolekte kedua dimaksudkan untuk mengumpulkan dana guna pemeliharaan dan perbaikan sarana fisik gereja (Kolekte Pembangunan). 3) Kolekte di gereja stasi dikelola oleh Pengurus Stasi 4) Kolekte Misa/ibadat dilungkungan; 50% untuk lingkungan dan 50% untuk paroki 5) Kolekte Misa di kapel dipergunakan untuk biaya operasional kapel tersebut. 6) Kolekte Misa Wilayah (yang tidak selalu diselenggarakan di kapel Wilayah) dikelola oleh lingkungan yang ketempatan.

73 58 7) Dana Parkir sepenuhnya dikelola oleh Tim Parkir yang menjaga dan dilaporkan dalam buku pendapatan parkir. Alokasi dana parkir diperuntukan bagi petugas keamanan (20%), kegiatan Mudika (50%), dan petugas parkir (30%). 8) Upacara pernikahan dengan video shooting dan menggunakan listrik di gereja, diperlukan biaya tambahan beban listrik, minimal Rp ) Stipendium untuk Misa di keluarga karena permintaan khusus ditanggung oleh pibadi/keluarga yang meminta. 10) Iurastolae perkawinan dan pelayanan sakramen lainnya diatur sendiri berdasarkan kemampuan pemohon dan jika mengundang Romo tamu maka iurastolae perkawinan menjadi tanggungan pribadi. 11) Pastor Kepala bertanggungjawab atas adanya kas kecil yang dipercaya / dipegang Sekretaris Kantor Paroki. d. Amplop Persembahan Hari Raya (Natal dan Pekan Suci Paskah), Yaitu persembahan dari umat karena ungkapan syukur atas karunia yang diterimannya (Natal = ungkapan syukur karena Kelahiran Yesus Kristus) dikelola oleh Panitia ad hoc dan dipertanggungjawabkan keseluruhannya (pemasukan dan pengeluaran) kepada Dewan Paroki dalam laporan evaluasi dan pertanggungjawaban panitia ad hoc.

74 59 1) Sumbangan Sukarela dari umat 2) Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat 3) Usaha-usaha lain yang disetujui oleh Dewan Haria e. Pengaturan pengelolaan keuangan paroki : 1) Semua rekening keuangan paroki atas nama Pastor Kepala Paroki (Rekening I) dan dipegang oleh Bendahara 1 Dewan Paroki 2) Semua rekening keuangan pembangunan atas nama Pastor Kepala Paroki (Rekening II) dan dipegang oleh Bendahara 1 Dewan Paroki. 3) Semua rekening keuangan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan, khususnya Apempas, atas nama Pastor Kepala Paroki dan dipegang oleh Koordinator Tim Kerja Apempas dan hasil bunganya dikelola oleh Bendahara 1 Dewan Paroki. 4) Semua Rekening keuangan Bidang Pelayanan Kemasyarakatan lain, khususnya P4M (Panguyuban Pelayanan Pangrukti-laya Paroki Medari), atas nama Pastor Kepala Paroki dan dipegang oleh Koordinator Tim Kerja dan dikumpulkan melalui Bendahara P4M. 5) Pengambilan uang dari rekening diusulkan oleh Bendahara 1 dan diketahui oleh Ketua Dewan Paroki paling lambat 3 (tiga) hari sebelum dibutuhkan.

75 60 f. Laporan Keuangan 1) Pengurus Lingkungan wajib membuat laporan keuangan dan melaporkan secara bulanan kepada umat di lingkungan, ketua wilayah, dan dewan paroki. Laporan Keuangan Bulanan Lingkungan disampaikan kepada Bendahara 1 Dewan Paroki paling lambat Minggu II pada bulan berikutnya. 2) Berdasarkan asas transparasi dan kredibilitas maka kelompok kategorial dalam Paroki Wajib membuat laporan keuangan dan melaporkan secara bulanan kepada anggota kelompok kategorial, Dewan Paroki, dan pihak lain yang berkepentingan. 3) Dalam kondisi tertentu, Dewan Paroki dapat memberikan subsidi kepada lingkungan dan atau kelompok kategorial. Mekanisme pemberian subsidi ini ditentukan oleh Rapat Dewan Harian dengan mempertimbangkan : 4) Usaha penggalian/pengumpulan dana untuk kepentingan lingkungan (atau kelompok kategorial) yang melibatkan umat di luar lingkungan (atau yang bukan anggota kelompok kategorial tersebut) harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Paroki. 5) lingkungan dan kelompok kategorial membuat RAPB tahunan dan disampaikan kepada Dewan Paroki.

76 61 g. Prosedur Pengajuan Proposal Dan Pertanggungjawaban Biaya Tim Kerja /Panitia: 1) Tim Kerja / Panitia ad hoc wajib membuat proposal kegiatan sebelum meminta uang dari Bendahara Dewan Paroki. 2) Proposal kegiatan minimal mencakup : a) Tujuan Kegiatan b) Target/Sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang dituju dan jum lah peserta yang diharapkan. c) Penanggungjawab d) Pelaksana Kegiatan e) Waktu / lama penyelenggaraan f) Tempat Kegiatan g) Teknis pelaksanaan, conoh; dengan mengundang pembicara dari luar paroki. (dalam hal ini harus disebutkan nama pembicarannya). h) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya Kegiatan. Rancangan harus dibuat cukup rinci supaya tidak terlalu banyak penjelasan lisan. i) Ditandatangani oleh Koordinator Tim Kerja dan Ketua Bidang. 3) Proposal dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Bendahara Dewan Paroki paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.

77 62 4) Proposal kegiatan harus mendapat persetujuan tertulis dari Ketua dan Bendahara Dewan Paroki. 5) Bendahara Dewan Paroki memeriksa kegiatan yang akan dilaksanakan apakah terdapat dalam kegiatan/program kerja yang telah disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno. 6) Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat langsung memberikan persetujuan proposal kegiatan, apabila : 7) Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila: 8) Setelah proposal kegiatan disetujui, pelaksana kegiatan dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. 9) Untuk menerima uang, pelaksana kegiatan mengajukan permintaan dengan mengisi bon sementara sementara rangkap 2 (dua). 10) Bendahara Dewan Paroki menyerahkan uang dan tindasan bon sementara kepada pelaksana kegiatan 11) Bon Sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan. 12) Setelah kegiatan selesai dilakukan, pelaksana kegiatan wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang mencakup evaluasi,

78 63 laporan pelaksanaan kegiatan, dan laporan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai dengan bukti-bukti. h. Review Penelitian Sebelumnya Pandiangan (2013) melakukan penelitian tentang evaluasi penyajian laporan keuangan pada organisasi nirlaba yang berlokasi di gereja huria kristen batak protestan (HKBP) yogyakarta, dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan uraian dan analisis penyajian laporan keuangan Gereja Huria Kristen Batak (HKBP) Yogyakarta diketahui bahwa penyajian laporan keuangan Gereja HKBP bel um tepat berdasarkan ketentuan PSAK No.45. hal ini dikarenakan pihak gereja belum mengetahui adanya standar keuangan organisasi nirlaba. Birowo (2009) melakukan penelitian tentang kemungkinan penerapan PSAK No.45 dalam penyajian laporan keuangan pada organisasi nirlaba yang berlokasi di perhimpunan IDEA, dapat menyimpulkan berdasarkan data-data laporan keuangan perhimpunan IDEA bahwa PSAK No.45 dapat diterapkan dalam laporan keuangan. Noventa (2009) melakukan penelitian evaluasi sistem pengendalian intern pengelolaan kas pada organisasi nirlaba yang berlokasi pada Gereja Santo Antonius Muntilan, dapat menyim pulkan berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan bahwa secara umum gereja santo antonius muntilan telah melakukan pengendalian dengan baik yang ditunjukkn dari banyaknya kesesuaian antara fakta dengan

79 64 kriteria atau teori berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki (PTKAP).

80 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Penelitian studi kasus ini menggunakan atau mengambil objek Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta yang mengumpulkan datanya dengan beberapa elemen dan kemudian masing-masing elemen tersebut dianalisis. Hasil dari penelitian ini terbatas pada organisasi Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta dan kesimpulan dari penelitian ini terbatas pada objek yang diteliti. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan pada Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta berlokasi di Jl. Garuda 14, Murangan VII Triharjo Sleman C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah bagian keuangan organisasi Gereja Santo Yoseph Medari yang menyusun laporan keuangan. 65

81 66 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah neraca, laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan oleh organisasi Gereja Santo Yoseph Medari. D. Data Penelitian 1. Sejarah berdirinya Organisasi Gereja St. Yoseph Medari Sleman Yogyakarta 2. Visi dan Misi Organisasi St. Yoseph Medari 3. Gambaran umum organisasi Gereja St. Yoseph Medari 4. Laporan Keuangan Gereja St. Yoseph Medari selama satu periode tahun Kebijakan Akuntansi Organisasi Gereja St. Yoseph Medari dalam penyusunan laporan keuangan E. Teknik Pengumpulan Data 1. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi merupakan pengumpulan data dengan cara mengutip data dari dokumen-dokumen yang ada di Gereja St. Yoseph Medari, dalam hal ini data yang diperoleh berupa neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, sejarah organisasi serta visi dan misi organisasi.

82 67 2. Wawancara Metode pengumpulan data untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengajukan pertanyaan langsung pada subyek penelitian yaitu staf yang bekerja pada bagian yang berhubungan dengan penyusunan laporan keuangan yaitu pimpinan organisasi, bagian keuangan dan bagian akuntansi. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dikemukakan pertama konsep teoritis dan gambaran mengenai objek penelitian serta kedua penyajian dari hasil penelitian dengan cara mengumpulkan data keuangan yang dibuat oleh Gereja St. Yoseph Medari. Untuk menjawab permasalahan hal yang harus dilakukan adalah : 1. Perbandingan antara teori, temuan, dan analisis dari laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari berdasarkan: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Arus Kas dan Laporan Aktivitas berdasarkan ketentuan Pernyataan Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang.. 2. Menganalisis data laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari dengan ketentuan menurut KAS (Keuskupan Agung Semarang) serta membandingkan antara teori, temuan dari laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari Sleman Yogyakarta. serta Menyimpulkan dari hasil analisis data berdasarkan ketentuan PSAK

83 68 No.45. Laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari Sleman Yogyakarta dikatakan tepat berdasarkan ketentuan PSAK No.45, jika dari hasil analisis dengan laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari berdasarkan ketentuan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki serta ketentuan menurut PSAK No.45.

84 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Singkat Berdirinya Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta 1. Awal Mula Dimulai pada bulan Juni 1922 diselenggarakan Misa Kudus setiap dua minggu sekali di Gedung Societet Medari, yang lebih dikenal sebagai Kamar Bola(h). Pada mulanya umat masih sedikit (sekitar 20 orang) yang sebagian besar adalah orang yang bekerja di Pabrik Gula Medari, hanya sebagian kecil dari pribumi. Yang sejak awal melayani, menangani, dan mengawasi Gereja Medari adalah Romo Van Driessche, SJ. ( ) dari Kotabaru, Yogyakarta. Pada tahun 1925 jumlah umat berkembang (lebih dari 250 orang) dan tidak hanya berasal Medari dan sekitarnya, tetapi juga ada yang berasal dari tempat yang jauh. Mereka berbondong-bondong hanya dengan berjalan kaki untuk mengikuti Misa Kudus di Medari. Karena dirasakan Kamar Bola tersebut tidak mencukupi lagi untuk menampung umat, maka dibangunlah gedung gereja di Dusun Murangan yang dimulai pada tahun 1925 dan selesai dibangun serta diresm ikan dan diberkati pada tanggal 23 Oktober 1927 oleh Romo Van Velsen, SJ., Vikaris Apostolik Batavia. Umat yang datang untuk Misa, kalau ditanyai orang mau ke mana, selalu menjawab: Badhe kempalan dhateng Medari, walaupun gereja sudah berada di Dusun Murangan. Karena sudah terbiasa 69

85 70 menjawab demikian maka untuk seterusnya gereja tersebut lebih dikenal sebagai Gereja Medari, dengan Santo Pelindung yang dipilih oleh Romo Fransiskus Strater, SJ. adalah Santo Yoseph. Bersamaan dengan masamasa itu juga didirikan Sekolah Katolik yang juga menempati Kamar Bola tersebut. Pada mulanya guru-guru masih didatangkan dari Muntilan. Pengelola sekolah tersebut adalah Yayasan Kanisius. Karena diperlukan ruangan khusus untuk sekolah yang disesuaikan dengan ruang kelas dan bertambahnya jumlah murid maka dibangunlah gedung sekolah di Dusun Murangan, yang diresmikan pada tahun Sekolah ini berkembang dengan sangat baik sampai dengan tahun Pada tahun 1937 di Medari dibentuklah sebuah badan kepengurusan gereja yaitu Panitia Gereja Katolik (PGK) yang melibatkan beberapa tokoh umat yang bertugas mengurusi umat, mengembangkan ibadat, dan mengelola bangunan gereja. Untuk memperlancar tugas kepengurusan, menertibkan administrasi, dan membentuk kepengurusan gereja dibuatlah cap (stempel) dengan tulisan Dewan Paroki Medari. Sebutan Dewan Paroki inilah yang menjadi asal mula disebutnya dewan-dewan paroki di Keuskupan Agung Semarang dan di seluruh Indonesia. 2. Pertumbuhan Gereja Santo Yoseph Medari Pengelolaan Gereja Medari tersebut pada awalnya masih di bawah administrasi / pelayanan Paroki Kotabaru, Yogyakarta. Baru pada

86 71 tanggal 29 Februari 1960 didirikanlah Paroki St. Yoseph Medari, sesuai dengan akte PGPM Paroki St. Yoseph Medari, dengan Pastor Paroki yang pertama adalah Romo Arnoldus Ingen Housz, SJ. Gereja Medari mengalami masa masa panen sewaktu dipimpin oleh Romo Fransiskus Strater, SJ yaitu pada tahun , sebab umat yang dibaptis seluruhnya mencapai lebih dari 2000 orang. Semenjak tentara Jepang memasuki Y ogyakarta Gereja M edari mengalami masa - masa suram dan kelabu, karena rasa takut kepada pihak pribumi yang menganggap orang Katolik lebih berpihak kepada Belanda, maka para misionaris ditangkap termasuk Romo Fransiskus Strater, SJ. Beliau dijebloskan ke dalam tahanan di Markas Polisi Reksobayan (sekarang Polsek Ngupasan) pada tanggal 14 Agustus Gereja Medari sempat ditutup oleh pihak Jepang dan dipakai untuk gudang perbekalan tentara Jepang. Sepeninggal Romo Arnoldus Ingen Housz, SJ. tidak terjadi peristiwa istimewa, dimana keguyuban Gereja Medari kurang hidup, sampai pada peristiwa G30S-PKI yang sangat berpengaruh dalam perkembangan Gereja secara nasional. Pada bulan Oktober 1965 sampai Desember 1971 Romo Blasius Pujaraharja, Pr. berkarya di Paroki St. Yoseph Medari dan umat mulai bangkit dan berbenah diri menuju Gereja yang sungguh mandiri dan mengumat. Jika sebelumnya Paroki St. Yoseph Medari dikenal sebagai Paroki Yang Tidak Mudah : ajakan pastor tak mendapat tanggapan, yang hadir dalam rapat Dewan Paroki

87 72 kurang dari 10 orang, dalam pembicaraan seperti oposan, dan pastornya dibiarkan pontang-panting sendiri, maka sedikit demi sedikit mulai berubah. Romo Blasius Pujoraharjo, Pr. ( ) mulai membuat gebrakan yang belum pernah dilakukan pastor-pastor sebelumnya. Pembaharuan gereja antara lain : a. Mengubah bentuk kepemimpinan Dewan Paroki yang diketuai oleh orang-orang elit (manteri-manteri guru) yang masih berjiwa feodal dengan memunculkan tokoh-tokoh yang baru dari lingkungan. b. Mengubah bentuk perayaan misa atau liturgi dengan ibadat yang mengumat, di mana umat dilibatkan dalam seluruh kegiatan termasuk doa bersama dalam bahasa Jawa pada perayaan Natal, 25 Desember 1965 (partisipasi umat dilibatkan). c. Mengubah bentuk altar yang masih menghadap ke tembok (membelakangi umat) ke bentuk yang baru yaitu menghadap umat sesuai anjuran dari Konsili Vatikan II. d. Tahun 1967 Pastor Bl. Pujoraharjo, Pr., mengusahakan gilingan beras untuk mencari dana penghidupan gereja, karena dananya (kolekte) yang masuk minim sekali. Caranya dengan menanamkan saham untuk beli gilingan, setelah saham kembali lalu menjadi milik gereja. e. Tahun 1968 Pastor Blasius Pujoraharjo, Pr., mengangkat prodiakon awam untuk membantu tugas pastor, angkatan pertama hanya tiga

88 73 orang yaitu: Bapak Al.Suyanto (Sleman), Bapak AD. Prawirosumarto (Mlesen) dan Bapak Suwardjo (Gadung) dengan masa kerja 1 tahun. f. Tahun 1970 membuat sebuah gedung pertemuan yang sekarang dengan nama Panti Paroki. Pada tahun 1975 Romo Evaristus Rusgiharto, Pr ( ) menggantikan tugas Pastor Th. Pusposugondo, Pr. Kalau sebelum waktu itu itu segala kebijaksanaan pastoral masih tergantung dari Romo Paroki sejak periode kepemimpinan Pastor E. Rusgiharto, Pr., lingkungan-lingkungan mulai dihidupkan sebagai Gereja Basis. Gereja Basis inilah yang diharapkan bisa menjadi ujung tombak peranan gereja di tengah masyarakat. Tugas Pastor E. Rusgiharto, Pr., dilanjutkan oleh Pastor YM. Harjoyo, Pr, ( ) dengan dibantu oleh Pastor Joachim Suyadi, Pr. Banyak hal yang dilakukan oleh Pastor Y. Harjoyo, Pr., bersama Pastor Yadi (panggilan akrab). Perhatian Pastor Y. Harjoyo, Pr., ketika tugas di Medari lebih pada pembangunan gedung gereja. Pada waktu itu Pastor Y. Harjoyo, Pr., juga mengusahakan tanahtanah untuk gereja di Stasi Seyegan Seluas m 2 (sekarang gereja St. Thomas). Sedangkan perhatian Pastor J. Suyadi, Pr, lebih pada pendampingan kawula muda baik di Paroki Medari maupun Stasi Seyegan. Dalam waktu 4 tahun ( ) Pastor Suyadi, Pr, lebih

89 74 banyak memperhatikan mudika, karena banyak generasi yang kurang aktif. Program yang dibuat Pastor J. Suyadi, Pr, antara lain: Porseni antar lingkungan yang disentralkan di paroki, anjangsana mudika paroki yang melibatkan seluruh mudika lingkungan dengan sasaran kunjungan mudika Stasi Seyegan. Tujuannya adalah supaya mudika dapat lebih akrab dan membaur. Selain itu Pastor J. Suyadi, Pr., juga menawarkan kemping rohani. Tidak banyak catatan penting mengenai pastor-pastor setelah Rm. Y. Harjoyo, Pr sampai dengan kehadiran Rm. Joseph Suyatno Hadiatmaja, Pr (2001). Pada waktu Rm. Joseph Suyatno Hadiatmaja, Pr ( ) menjadi pastor paroki bersama dengan Rm. Antonius Dodit Haryono, Pr ( ) Paroki Administratif St. Yohanes Rasul Somohitan yang semula berada dalam reksa pastoral Paroki Medari mulai dikembangkan menjadi Paroki Mandiri dengan Pastor Paroki yang pertama adalah Rm. J. Suyatno Hadiatmaja, Pr. Sedangkan Rm. Ant. Dodit Haryono, Pr. menjadi Pastor Paroki di Paroki St. Yoseph Medari. Rm. Antonius Dodit Haryono, Pr ( ) dengan beberapa pertimbangan dan usulan umat serta atas nasihat Keuskupan Agung Semarang mengubah tanggal Hari Ulang Tahun Paroki yang semula selalu diadakan pada tanggal 1 Januari, sesuai dengan waktu Pastor pertama menempati Gereja Medari (1 Januari 1930), menjadi tanggal 23 Oktober sesuai dengan tanggal peresmian gedung Gereja Medari. Meskipun demikian masih memakai tahun 1930 sebagai acuan

90 75 tahun berdirinya Gereja Katolik di Medari. Jadi Hari Ulang Tahun Paroki St. Yoseph Medari merupakan gabungan dari tanggal peresmian gereja dan tahun dipilih pada saat ada Romo yang bertempat tinggal (walau sementara) di Pastoran Gereja St. Yoseph Medari. Rm. Johanes Berchmans Suwarno Sunu Siswoyo, Pr ( ) membenahi tata hubungan dan adm inistrasi Dewan Paroki dan unit-unit terkait agar sesuai dengan standar-standar yang diterapkan di Keuskupan Agung Semarang. Tata hubungan Pastor Paroki, Dewan Paroki, Wilayah, Lingkungan dibenahi terutama agar selaras dengan Pedoman Dasar Dewan Paroki 2004 KAS (PDDP). Kewilayahan mulai diperkenalkan pada tahun 2007 dan mulai diterapkan secara penuh pada saat Pedoman Pelaksanaan Dewan Paroki St. Yoseph Medari 2008 (PPDP) diberlakukan pada 1 Januari Paroki Medari dibagi menjadi 6 (enam) Wilayah, yaitu: Wilayah I, II, III, IV, Thomas I, dan Thomas II. Rm. Norbertus Sukarno Siwi, Pr ( ) setelah mencermati Perayaan Ekaristi Mingguan yang diadakan pada Sabtu Sore pukul WIB dirasakan kehadiran dan keterlibatan umat sangat kurang maka waktunya diubah menjadi pukul WIB. Jika semula yang hadir adalah umat yang sudah usia lanjut dan jarang terdapat umat pada usia produktif maka dengan perubahan waktu Perayaan Ekaristi tersebut lebih banyak umat yang terlibat dan banyak umat yang berasal dari kaum muda, keluarga muda, dan anak-anak. Hal ini disebabkan jam WIB kebanyakan umat masih bekerja atau belum bebas tugas,

91 76 sedangkan yang usia lanjut berkurang kehadirannya sebab waktu pulang Perayaan Ekaristi sudah gelap (sekitar jam 18.30). Romo Antonius Dadang Hermawan,Pr ( Sekarang ) kunjungan yang sebelumnya diterapkan dengan memilih satu perwakilan di setiap lingkungan, dirasakan tidak adil maka kunjungan dilakukan setiap keluarga. Pada hari sabtu romo tidak menerima kunjungan / misa untuk mengantisipasi agar umat mengikuti misa wajib di gereja. 3. Pemekaran Gereja Santo Yoseph Medari Pada waktu masih berbentuk Stasi St. Yoseph Medari terjadi beberapa pemekaran; yaitu Stasi St. Aloysius Gonzaga Mlati di bawah administrasi Yogyakarta pada tahun 1936, Paroki Administratif St. Yohanes Rasul Somohitan yang semula di bawah administrasi Paroki St. Yoseph Medari, pada tahun 2004 akhirnya meningkat menjadi Paroki Mandiri St. Yohanes Rasul Somohitan. Karena beberapa pertimbangan, Stasi St. Thomas Seyegan bergabung di bawah pelayanan Paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati pada tahun Selanjutnya karena kedekatan geografis maka Stasi St. Thomas Seyegan kembali lagi di dalam pelayanan Paroki St. Yoseph Medari (1972 sekarang). 4. Masa Gereja Santo Yoseph Medari Perkembangan jumlah umat di Paroki Medari secara keseluruhan(paroki (Paroki Induk dan Stasi)

92 Sumber data: Gereja st. Yosep medari Melihat data perkembangan umat di atas maka Paroki St. Yoseph Medari bisa dikatakan jumlah umatnya tidak berkembang, berada di angka sekitar umat saja. Hal ini disebabkan antara jumlah umat yang dibaptis dan umat pendatang hampir sama dengan jumlah umat yang meninggal dan umat yang meninggalkan paroki (pindah paroki, pindah keuskupan, atau pindah agama). B. Lokasi Gereja Santo Yoseph Medari Sleman Yogyakarta berlokasi di JL.Garuda 14, Murangan VII Triharjo Sleman, kode pos C. Visi dan Misi Organisasi Paroki St. Yoseph Medari diarahkan untuk semakin mendewasakan, mencerdaskan, dan melibatkan seluruh umat beriman demi signifikansi dan relevansi Kerajaan Allah melalui reksa pastoral Gereja. Visi Misi Gereja ini didukung dengan strategi-strategi pelaksanaannya. Program -program kerja Dewan Paroki periode merupakan pengejawantahan dari visi-misi yang dirumuskan merupakan arah dan tujuan dari dinamika reksa pastoral Paroki St Yoseph Medari yang akan dilaksanakan dalam periode tiga tahun. Gusti kang miwiti pakaryan luhur ing urip kita, bakal paring rampung

93 78 paripurna (Filp 1:6). Setiap bidang menetapkan program dan rencana kegiatan sampai pada operasional tim kerja. Mekanisme kerja antar tim kerja dalam bidang, antar bidang, antar lingkungan dalam wilayah, antara wilayah dalam paroki telah disepakati oleh semua pengurus dalam orientasi tema parokikeuskupan. Metode pendekatan kegiatan mengutamakan partisipasi seluruh umat, mulai anak dan remaja, baik laki-laki maupun perempuan,orang muda katolik, dan orang tua melalui prinsip melibatkan yang memberdayakan. Lingkungan yang paling dekat dengan umat dijadikan basis kegiatan, wilayah diperkuat fungsinya agar mampu menjadi fasilitator lingkungan-lingkungan dibawah koordinasinya untuk menggerakkan umat. Desentrali-sasi wilayah menjadi penting sehingga semua kegiatan semua kegiatan Paroki berorientasi pada upaya memampukkan para pengurus lingk ungan. D. Struktur Organisasi 1. Dewan Harian a. Ketua : Romo Kepala b. Wakil Ketua I : Romo Pembantu c. Sekretaris : : 1 (satu) dan 2 (dua) d. Bendahara : 1 (satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) e. Ketua Stasi f. Koordinator ketua-ketua wilayah Ketua-ketua Bidang :

94 79 g. Liturgi dan Peribadatan Melaksanakan peningkatan koordinasi antar tim kerja, melaporkan dan mengevaluasi kegiatan yang sudah berjalan, dan merencanakan program kerja yang direncanakan. h. Pewartaan i. Pelayanan kemasyarakatan j. Tata Organisasi dan Panguyuban k. Sarana dan Prasarana l. Penelitian dan Pengembangan 2. Tim-Tim Kerja a. Bidang Liturgi dan Peribadatan 1) Timker Putra Altar Pembekalan kepada anak-anak kecil untuk berpartisipasi dalam melayani tuhan melalaui putra altar dan menumbuhkan kerinduan untuk berkumpul dan saling menyapa dalam suatu kegiatan lainnya. 2) Timker Koor dan Dirigen Melakukan komunikasi, regenerasi dengan pendekatan personal untuk berpartisipasi dalam kerja koor-kabid lingkungan 3) Timker Tata Tertib Liturgi Mengajak umat dalam melakukan tugas kolekte sesuai jadwala yang sudah ditentukan agar petugas jelas, dan dapat memadai pada saat kolekte.

95 80 4) Timker Lektor Melakukan pengembangan panguyuban lektor dengan meliatkan umat dengan melakukan pertemuan dan penyusunan jadwal tugas agar umat dapat maksimal melakukan tugas. 5) Timker Musik Liturgi Menyusun jadwal agar umat dapat melayani gereja dengan berpartisipasi dalam kelompok koor yang berperan dalam misa. 6) Timker Paduan dan Pengembangan Liturgi Umat yang terlibat dalam timker ini berperan sebagai penyusun teks misa agar umat dapat dengan mudah mengikuti misa ekaristi. 7) Timker Paramenta 8) Timker Prodiakon Timker ini berperan untuk menjadwalkan umat dalam peran dan panggilannya untuk melayani sebagai prodiakon yang terdiri dari umat wilayah-wilayah gereja b. Bidang Pewartaan 1) Timker katekis dan Pendalaman Iman 2) Timker Kitab Suci 3) Timker Sakramen Inisiasi 4) Timker PIA dan PIR c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan 1) Timker Pendidikan 2) Timker Kesehatan

96 81 3) Timker Pengembangan Sosial Ekonomi 4) Timker Apempas 5) Timker Aksi Puasa Pembangunan 6) Timker Pangruti-Laya 7) Timker Hubungan Antar Keperrcayaan 8) Timker Penghubung Kerasulan Kemasyarakatan 9) Timker Komsos d. Bidang Tata Organisasi dan Panguyuban 1) Timker Ibu-ibu Paroki 2) Timker Mudika 3) Timker Pendampingan Keluarga Paroki e. Bidang Sarana dan Prasarana 1) Timker Keamanan dan Humas 2) Timker Rumah Tangga Pastoran 3) Timker Investarisasi dan Perpustakaan a. Bidang Penelitian dan Pengembagan 1) Timker Data 2) Timker Pengembangan Teritori 3) Timker Pengembangan Sumber Daya Manusia 4) Ketua Wilayah dan Lingkungan 5) Wakil-wakil dan Tokoh

97 82 f. Kelompok Kategorial 1) Worosemedi 2) Purna Tugas 3) Doa Panggilan 4) Donor darah 5) Koor Yoseph g. Organisasi 1) Wanita Katolik 2) SSV h. Karya Pastoran 1) SMP St. Antonius 2) Tk. Indriasana 3) Tokoh Umat

98 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan posisi keuangan (Neraca) menyediakan informasi mengenai asset, liabilitas, dan asset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara asset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan asset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relative homogeny. Laporan posisi keuangan Paroki Santo Yosep Medari mencakup Aktiva Lancar yang berasal dari Kas dan Bank (Kas, Bank Tidak Terikat, Bank Terikat Sementara, Bank Dana Pembangunan), Aktiva Tetap dan Aktiva Lain, Nilai Buku Aktiva Tetap (Harga Perolehan Aktiva Tetap dan Aktiva Penyusutan), Aktiva Lain-lain (Gedung dan Prasarana dalam Proses), Kewajiban Jangka Pendek (kewajiban khusus paroki), Aktiva Bersih (ABTT,ABTS,AB Pembangunan, AB Lain-lain, dan Kenaikkan/Penurunan Akt.Bersih). Berdasarkan analisis laporan keuangan Gereja St. Yosep Medari berlandaskan KAS Gereja St. Yosep Medari telah menyajikan laporan posisi keuangan sesuai PTKAP. Berdasrkan PSAK no. 45 Gereja St. 83

99 84 Yosep Medari telah menyajikan laporan posisi keuangan sehingga laporan Keuangan Gereja St Yosep Medari sudah tepat. (Laporan Posisi Keuangan Gereja Santo Yosep Medari Terlampir). 2. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode. Laporan keuangan arus kas Gereja St. Yosep Medari telah menyajikan laporan keangan sesuai dengan standar. Adapun komponen laporan keuangan arus kas gereja st. yosep medari terdiri dari Penerimaan ABT T (penerimaan kolekte dan persembahan, penerimaan sumbangan bebas, penerimaan devosionalia, penerimaan subsidi, penerimaan lain-lain), Pengeluaran ABTT/ Biaya ABTT-Program (biaya bid.liturgi dan peribadatan, biaya bid.pewartaan, biaya bid.pelayanan kemasyarakatan, biaya bid.panguyuban dan persaudaraan, biaya bid.rumah tangga, biaya bid.penelitian dan pengembang, biaya kepanitiaan dan program DP), Biaya ABTT Rutin (biaya.karyawan, biaya.keperluan Gereja, biaya keperluan rumah tangga, biaya keamanan, biaya perawatan/perbaikan, biaya adm inistrasi, biaya dewan paroki, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya lain-lain), penerimaan ABTS, Pengeluaran ABTS, Arus kas dari transaksi diluar perubahan A.B (mutasi kewajiban khusus paroki), Arus Kas dari aktivitas operasi, A rus Kas dari aktivitas investasi (mutasi gedung, mutasi investaris,mutasi akumulasi penyusutan, muatsi gedung dan prasarana dalam proses), Arus

100 85 Kas dari pendanaan (Penerimaan aktiva bersih pembangunan, penerimaan aktiva bersih lain-lain) dan Arus kas dari aktivitas pendanaan. Analisis Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari berlandaskan KAS telah menyajikan laporan arus kas, berlandaskan PSAK no.45 Gereja telah membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai laporan arus kas sehingga analisis laporan keuangan gereja st. yosep medari tepat. (Laporan Keuangan Arus Kas Gereja St. Yosep Medari terlampir) 3. Laporan Aktivitas Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pegendalian entitas nirlaba dan manajemen. Laporan Aktivitas Gereja St. Yoseph Medari dalam penyajian dan komponen laporan keuangannya terdiri dari Penerimaan ABTT (penerimaan kolekte dan persembahan, penerimaan sumbangan bebas, penerimaan devosionalia, penerimaan subsidi, dan penerimaan lain-lain), Penerimaan ABTS (penerimaan APP dan Kolekte khusus, penerimaan untuk maksud tertentu), Biaya ABTT, Biaya ABTT-Program (biaya Bid.Liturgi dan peribadatan, biaya pewartaan, biaya bid.pewartaan, biaya bid.pelayanan kemasyarakatan, biaya bid.panguyuban dan persaud, biaya bid.rumah tangga, biaya bid.penelitian dan pengembangan, biaya bid.kepanitiaan dan program Dp), Biaya ABTT-Rutin (bi.karyawan,

101 86 bi.keperluan gereja, bi.keperluan rumah tangga, bi.keamanan, bi.perawatan/perbaikan, bi.administrasi, bi.dewan paroki, bi.lain-lain), Beban/Pengeluaran ABTS (beban kewajiban App dan K ol khusus dan pengeluaran untuk makssud tertentu), dan pengeluaran ABTS KBP. Gereja St. Yosep Medari analisis berlandaskan KAS telah membuat dan menyajikan laporan aktivitas sesuai PTKAP KAS, analisis berlandaskan PSAK no.45 Gereja St. Yosep Medari telah menyajikan laporan aktivitas dalam membuat laporan aktivitas pada laporan sehingga analisis laporan keuangan Gereja St. Yosep Medari tepat. (Laporan Aktivitas Gereja Santo Yosep Medari Terlampir) B. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain: 1. Perbandingan antara teori, temuan, dan analisis dari laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari berdasarkan: Laporan Posisi Keuangan (Neraca), Laporan Aktivitas dan realisasi Arus Kas berdasarkan ketentuan PSAK No Menganalisis data laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari dengan ketentuan menurut Keuskupan Agung Semarang (KAS) serta membandingkan antara teori, temuan dari laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari Sleman Yogyakarta.dan menyimpulkan dari hasil analisis data berdasarkan ketentuan PSAK No.45. Laporan Keuangan Gereja St.Yosep Medari Sleman Yogyakarta

102 87 diktakan tepat berdasarkan ketentuan PSAK no.45, jika dari hasil analisis dengan laporan keuangan Gereja St. Yosep Medari berdasarkan ketentuan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki serta ketentuan menurut PSAK No.45.

103 88 Tabel 5.4: Perbandingan antara teori, Temuan dan analisis ketentuan menurut PSAK No.45, Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki oleh keuskupan Agung Semarang dengan Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari No Komponen yang dianalis 1 Laporan keuangan entitas nirlaba Ketentuan Menurut PSAK No.45 Komponen laporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari : Ketentuan Menurut PTKAP Laporan keuangan di perlukan pemahama n mengenai kerangka dasar dan laporan keuangan dan proses komponen laporan keuangan yaitu: Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari Laporan keuangan yang disusun Gereja St. Yoseph Medari Yogyakarta terdiri dari atas laporan posisi keuangan, laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan bulanan sebagai buku pembantu dalam membuat laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan berupa rincian atas akun pada laporan keuangan gereja St. Yosep Medari. Komponen laporan keuangan yang dibuat oleh gereja st. yosep medari dimulai dari per 1 januari desember 2014 Analisis Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari KAS PSAK No.45 Keterangan Tepat atau Belum Tepat

104 89 No Komponen yang dianalis Ketentuan Menurut PSAK No.45 a. Laporan Posisi Keuangan: Entitas nirlaba melaporkan masingmasing unsure asset dalam kelompok yang homogen, seperti: 1)kas dan setara kas 2)piutang 3)persediaan 4)sewa, asuransi dan jasa lain yang di bayar di muka 5)instrument keuangan dan investasijangka panjang 6) asset tetap untuk menghasilkan barang dan jasa Ketentuan Menurut PTKAP a. Laporan Posisi Keuanga n Posisi keuanga n yang mencaku p entitas nirlaba secara keseluru han dan menyajik an total asset, liabilitas dan asset neto Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari Pada laporan posisi keuangan per 31 desember Gereja St. Yosep Medari telah menyajikan secara detail sesuai dengan PSAK No.45 Analisis Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari KAS a. Gereja St. Yoseph Medari telah menyaj ikan laporan posisi keuang an sesuai PTKA P KAS PSAK No.45 a. Gereja st. Yoseph medari telah menyajikan laporan posisi keuangan sesuai dengan PSAK No.45 Keterangan Tepat atau Belum Tepat Tepat

105 90 No Komponen yang dianalis Ketentuan Menurut PSAK No.45 b.laporan Arus Kas Menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode Ketentuan Menurut PTKAP b. Laporan Arus Kas Laporan keuanga n yang menyaji kan penerim aan dan pengelu aran kas dan setara kas (bank) selama periode tertentu Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari Gereja St. yoseph Medari membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai laporan arus kas. Dalam praktiknya Gereja St. Yosep Medari mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan Analisis Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari KAS b. Gereja St. Yoseph Medari telah menyajik an laporan arus kas PSAK No.45 b.gereja St. Yosep Medari membuat laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan sebagai laporan arus kas dan telah mengklasifikasikan sesuai dengan aktivitasnya Keterangan Tepat atau Belum Tepat Tepat

106 91 Tabel 5.6: No Perbandingan antara teori, Temuan dan analisis ketentuan menurut PSAK No.45, Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki oleh keuskupan Agung Semarang dengan Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari Komponen yang dianalis Sumber : Data Diolah Ketentuan Menurut PSAK No.45 c. Laporan Aktivitas Mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah asset neto selama suatu periode. Perubahan asset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada asset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan Ketentuan Menurut PTKAP c. Laporan Aktivitas Mencaku p laporan aktivitas menyajik an penerima an dan beban biaya sehingga terlihat asset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari Pada laporan Aktivitas gereja St. Yosep Medari terdiri dari penerimaan ABTT, Biaya,beban kewajiban sehingga tercermin pada asset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan Analisis Laporan Keuangan Gereja St. Yosep Medari KAS PSAK No.45 c. Gereja St. Yosep Medaritelah membuat dan menyajikan laporan aktivitas sesuai PTKAP KAS. Dari laporan aktivitas gereja St. Yoseph Medari sudah sesuai berlandaskan Ketentuan Keuskupan Agung Semarang c.gereja St. Yosep Medari telah menyajikan laporan aktivitas dalam membuat laporan aktivitas dalam membuat laporan keuangan. Laporan aktivitas Gereja St. Yosep Medari sudah menjelaskan sesuai dengan ketentuan PSAK N0.45. Keterangan Tepat atau Belum Tepat Tepat

107 92 C. Pembahasan Berdasarkan dan tabel perbandingan, laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari sudah tepat berdasarkan ketentuan PSAK No. 45. Komponen laporan keuangan yang sudah tepat tersebut terdiri dari: Laporan keuangan entitas nirlaba menurut PSA K No. 45 adalah untuk menyajikan empat komponen laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang disajikan oleh Gereja St. Yoseph Medari berupa laporan neraca kas, laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan, dan laporan penerimaan dan pengeluaran keuangan mingguan. Penyajian laporan keuangan berdasarkan PSAK No. 45 dengan Gereja St. Yoseph Medari menunjukkan bahwa laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari tepat berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 dalam laporan keuangan entitas nirlaba. Gereja St. Yoseph Medari menyajikan laporan keuangan berupa laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan laporan aktivitas sehingga tujuan laporan keuangannya tepat berdasarkan ketentuan PSAK No Laporan posisi keuangan (neraca) Laporan posisi keuangan (neraca) berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 berisi informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut. Aset dan liabilitas diklasifikasikan beradasarkan karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Laporan posisi keuangan juga

108 93 menyajikan informasi mengenai klasifikasi aset neto terikat atau tidak terikat. Klasifikasi tersebut menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidakya penyumbang, yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jum lah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Gereja St. Yoseph Medari telah menyajikan laporan posisi keuangan (neraca) berupa laporan neraca kas. Penyajian laporan posisi keuangan antara Gereja St. Yoseph Medari dengan ketentuan PSAK No. 45 menunjukkan bahwa laporan posisi keuangan gereja sudah tepat berdasarkan PSAK No. 45. Laporan neraca kas pada gereja telah menginformasikan tentang jumlah kas yang masih dimiliki oleh gereja, jumlah kewajiban, dan saldo dana. Laporan tersebut menyajikan informasi mengenai aset lancar atau tidak lancar, liabilitas dibedakan ke dalam jangka panjang atau jangka pendek dan aset neto yang diklasifikasi aset neto terikat dan tidak terikat. Ge reja St. Yoseph Medari menyajikan laporan posisi keuangan berupa neraca yang menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, dan aset neto yang dimiliki berdasarkan ketentuan PSAK No. 45. Aktiva tetap yang dimiliki oleh Gereja St. Yoseph Medari telah mencantumkan pada laporan posisi keuangannya karena aktiva tetap merupakan bagian dari aset dari gereja. Kas dan setara kas, aset tetap Gereja St. Yoseph Medari, dan piutang dikelompokkan kedalam aset. Kewajiban tahunan, aset neto tidak

109 94 terikat, dan aset neto terikat temporer yang dimiliki oleh gereja telah dikelompokkan kedalam kewajiban dan aset neto. Akun kas dan setara kas menyajikan total kas yang masih dimiliki oleh pihak Gereja St. Yoseph Medari, aset tetap berisi informasi berupa tanah, gedung dan peralatan yang dimiliki oleh Gereja St. Yoseph Medari. Pada akun liabilitas dan aset neto menyajikan informasi mengenai kewajiban tahunan Gereja St. Yoseph Medari. Aset neto tidak terikat berisi informasi berupa jumlah aset neto tidak terikat dari laporan aktivitas Gereja St. Yoseph Medari sedangkan aset neto terikat temporer berisi informasi jumlah aset neto terikat temporer dari laporan aktivitas Gereja St. Yoseph Medari. Pihak Gereja St. Yoseph Medari telah membuat catatan atas laporan keuangan yang mendukung laporan posisi keuangan (neraca) sebagai informasi mengenai penambah atau pengurang dari hasil akhir yang diperoleh dari tiap-tiap akun pada laporan keuangan tersebut. 2. Laporan Arus Kas Laporan arus kas berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 bertujuan untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Laporan arus kas sendiri disajikan berdasarkan ketentuan PSAK No. 02 (revisi 2009) dengan tambahan dari PSAK No. 45. Laporan arus kas berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 menjelaskan aktivitas pendanaan berupa penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang dan penerimaan kas dari

110 95 sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi. Pada laporan arus kas berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 juga menyajikan mengenai pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas berupa sumbangan bangunan atau aset investasi. Gereja St. Yoseph Medari membuat laporan arus kas yang berisikan informasi pendapatan dan pengeluaran gereja dalam suatu periode yang sesuai dengan PSAK No.45. Pihak Gereja St. Yoseph Medari sebaiknya juga membuat catatan atas laporan keuangan yang mendukung laporan arus kas sebagai informasi mengenai penambah atau pengurang dari hasil akhir yang diperoleh dari tiap-tiap akun pada laporan keuangan tersebut. Berikut ini adalah contoh arus kas Gereja St. Yoseph Medari menurut ketentuan PSAK No. 45 yang telah disajikan sebelumnya. 3. Laporan aktivitas Laporan aktivitas berdasarkan ketentuan PSAK No. 45 berisi informasi mengenai perubahan aset neto selama suatu periode. Aset neto dipisahkan kedalam aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode. Laporan aktivitas mengelompokkan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat kecuali penggunaan dibatasi oleh penyumbang dan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. Sumbangan diisi bukan sebagai penambah aset neto tidak terikat,

111 96 terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung ada atau tidaknya pembatasan. Beban disajikan sebagai pengurang aset neto diklasifikasikan berdasarkan kelom pok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Gereja St. Yoseph Medari menyajikan laporan aktivitas pada penyajian laporan keuangan gereja dan membuat laporan keuangan penerimaan dan pengeluaran mingguan Gereja St. Yoseph Medari berdasarkan aktivitas gereja dalam satu minggu. Laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari yang disajikan pada laporan aktivitas ke dalam komponen penyajian laporan keuangannya menunjukkan bahwa laporan keuangan Gereja St. Yoseph Medari sudah tepat berdasarkan PSAK No. 45. Gereja mengelompokkan Kolekte & Persembahan, Sumbangan Bebas, Devosionalia, Subsidi, Dana K B P dan lain-lain sebagai penambah aset neto gereja. Biaya, beban, dan pengeluaran sebagai pengurang aset neto dalam laporan aktivitas menyajikan informasi tentang program kegiatan gereja, biaya rutin, biaya umum dan operasional, kewajiban tahunan dan pengeluaran gereja lainnya. Pihak Gereja St. Yoseph Medari telah membuat catatan atas laporan keuangan yang mendukung laporan aktivitas sebagai informasi mengenai penambah atau pengurang dari hasil akhir yang diperoleh dari tiap-tiap akun pada laporan keuangan tersebut. Berikut ini adalah contoh laporan aktivitas Gereja St. Yoseph Medari menurut peneliti berdasarkan ketentuan PSAK No. 45.

112 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada Bab V selanjutnya dapat ditarik kesimpulan berikut: 1. Komponen Laporan Keuangan St. Yosep Medari sudah sesuai dengan ketentuan Keuskupan Agung Semarang (KAS) yaitu menyajikan laporan posisi keuangan, laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas, Laporan Realisasi Anggaran, RAPB dan RAI. 2. Komponen Laporan Keuangan St. Yosep Medari sudah sesuai dengan ketentuan PSAK No.45 yaitu menyajikan Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, dan Laporan Arus Kas. B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, selanjutnya dapat disampaikan beberapa saran berikut ini: 1. Bagian Keuangan Gereja St. Yoseph Medari Sleman disarankan untuk lebih mendalami ketentuan dan azas-azas dasar akuntansi seperti: Accrual basis asas ini menekankan bahwa pencatatan dilaksanakan pada saat terjadinnya, Cash basis setiap transaksi diakui pada saat penerimaan atau pengeluaran kas, Asas kesatuan usaha konsep tersebut menekankan bahwa sebagai kesatuan usaha tersendiri transaksi yang terjadi harus dipisahkan dengan transaksi kepentingan pemilik dan karyawan perusahaan, Kelangsungan usaha (going co ncern) perusahaan akan 97

113 98 melangsungkan usaha dalam waktu yang tidak terbatas, dan konsep perbandingan pendapatan dengan beban-beban yang terjadi dalam suatu periode akuntansi hanya dapat diakui jika bertujuan dalam rangka memperoleh pendapatan pada periode akuntansi yang sama pada laporan keuangan, yaitu posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan demikian Gereja St. Yoseph Medari Sleman dapat menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para umat dan donator. 2. Pihak Gereja juga disarankan untuk menggunakan panduan ekonomis dalam penggolongan asset tetap. Gereja memiliki asset seperti gedung, tanah, dan kendaraan yang mempunyai nilai ekonomis dalam kurung waktu tertentu sehingga gereja perlu mengalokasikan biaya untuk pemeliharaan asset gereja pada tahun mendatang.

114 99 DAFTAR PUSTAKA Birowo, Albertus H.A Kemungkinan Penerapan PSAK No.45 Dalam Penyajian Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Studi Kasus pada Perhimpunan IDEA. Universitas Sanata Dharma. Skripsi Estes, Ralph Kamus Akuntansi. Edisi 2. Jakarta : Erlangga. Ikatan Akuntan Indonesia. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 Penyajian Laporan Keuangan. PSAK. Jakarta : Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 Laporan Arus Kas. PSAK. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia. Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba. PSAK. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Nainggolan, Pahala Akuntansi Keuangan Yayasan Dan Lembaga Nirlaba sejenis. Edisi Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Noventa, Evaluasi sistem Pengendalian Kas Pada Organisasi Nirlaba Studi Kasus pada Gereja Santo Antonius Muntilan. Universitas Sanata Dharma. Skripsi. Pandiangan Evaluasi Penyajian laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Studi Kasus di Gereja Huria Kristen Batak Prostestan (HKBP) Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Skripsi.

115 100 LAMPIRAN

116 101 Lampiran I : Daftar Pedoman Wawancara DAFTAR PEDOMAN WAWANCARA I. GAMBARAN UMUM ORGANISASI 1. Sejarah singkat: a. Kapan Gereja St. Yosep didirikan? b. Apa visi dan misi Gereja St. Yosep Medari? II. STRUKTUR ORGANISASI 1. Bagaimana struktur organisasi Gereja St. Yosep Medari 2. Bagaimana tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian dalam organisasi III. PENERAPAN PSAK No Bagaimana Proses penyusunan laporan keuangan Gereja St. Yosep Medari? 2. Bagaimana kebijakan akuntansi yang digunakan Gereja St. Yosep Medari dalam menyusun laporan keuangan? 3. Apakah dalam laporan posisi keuangan Gereja St. Yosep Medari, Aktiva dikelompokkan ke dalam aktiva lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam kewajiban jangka pendek dan jangka panjang? 4. Apakah Gereja Sudah menggunakan standar laporan keuangan yang sesuai dengan kebijakan Standar Keuangan?

117 102 PAROKI S ANTO YOSEPH M EDARI Jl. Garuda 14, Murang an VIII, T riharjo SLEMAN D.I.Y OGYAKA RTA N E R A C A BULAN DESE MBER 2014 KETERANGAN AWAL BULAN PERUBAHAN BULAN BERJALAN AKHIR BULAN AKTIVA AKTIVA LANCAR 404,041, (31,694,646.00) 372,346, KAS DAN BANK 404,041, (31,694,646.00) 372,346, Kas 96,622, (71,370,790.00) 25,251, Bank Tidak Terikat 307,418, (296,190,355.00) 11,228, Bank Terikat Sem entara - 58,630, ,630, Bank Dana Pem bangunan - 277,236, ,236, Bank Dana Cinta Kasih DEPOSITO Deposito Tidak Terikat Deposito Terikat Sem entara Deposito Dana Pem bangunan TITIPAN PIUTANG Piutang Karyawan Piutang Lain-Lain BY DIBAYAR DI M UKA & UANG MUKA By Dibayar Di M uka Uang M uka PAJAK DIBAYAR DIM UKA PERSEDIAAN AYAT SILANG AKTIVA TETAP & AKTIVA LAIN 5,594,055, (65,032,638.00) 5,529,023,338.00

118 103 NILAI BUKU AKTIVA TETAP 5,587,304, (58,281,138.00) 5,529,023, Harga Perolehan Laktiva Tetap 5,689,403, ,194, ,736,597, Akum ulasi Penyusutan (102,099,423.00) (105,475,138.00) (207,574,561.00) AKTIVA LAIN-LAIN 6,751, (6,751,500.00) - Titipan Dancinka Deposito Dancinka Investasi Dan Penyertaan Aktiva Tetap Yg Blm Digunakan Gedung & Prasarana Dlm Proses 6,751, (6,751,500.00) - JUM LAH AKTIVA 5,998,097, (96,727,284.00) 5,901,370, KEWAJIBAN & AKTIVA BERSIH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 4,630, ,413, ,044, HUTANG BANK BAGIAN LANCAR HUTANG JANGKA PANJANG (BLHJP) KEWAJIBAN KHUSUS PAROKI 4,630, ,413, ,044, HUTANG PENGADAAN AKTIVA TETAP HUTANG LAIN-LAIN BIAYA & PAJAK YM H DIBAYAR KEWAJIBAN JANGKA PANJANG HUTANG JANGKA PANJANG HUTANG LEM BAGA GEREJA JANGKA PANJANG (HLGJP) HUTANG DANA CINTA KASIH AKTIVA BERSIH 5,993,466, (98,140,983.00) 5,895,325, ABTT 5,880,902, ,880,902, ABTS 32,320, ,320, AB PEM BANGUNAN 84,522, ,444, ,966, AB LAIN-LAIN 1,000, ,000, ,000, KENAIKAN/PENURUNAN AKT.BERSIH (5,278,312.00) (111,585,283.00) (116,863,595.00) JUM LAH KEWAJIBAN & AKTIVA BERSIH 5,998,097, (96,727,284.00) 5,901,370,148.90

119 104

120 105

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH II.1. KETENTUAN UMUM LAPORAN KEUANGAN A. Tujuan Laporan Keuangan 01. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan ekuitas, arus kas

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara LAMPIRAN 80 81 LAMPIRAN A WAWANCARA EVALUASI KETEPATAN PELAPORAN KEUANGAN TERHADAP STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM SEBAGAI DASAR PENGUNGKAPAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT Jasa

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN A. KERANGKA DASAR 1. Tujuan Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN PERATURAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: PER- 02 /BL/2007 TENTANG BENTUK DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK

LAPORAN KEUANGAN BANK MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA -1- MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA, -1- PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi sangat diperlukan perusahaan, pemerintahan, perseorangan, maupun organisasi lain dalam hal memperoleh data-data keuangan yang penting, dan kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Berkaitan dengan akuntansi, organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu akuntansi yang berkaitan dengan organisasi perusahaan (bisnis) yang dikenal dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG -1- MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI USAHA

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan

PERPAJAKAN II. Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan PERPAJAKAN II Modul ke: Penyajian Laporan Keuangan dan Pengaruhnya terhadap Perpajakan Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 1 LAPORAN OPERASIONAL KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Pedoman Tugas Akhir AKL2

Pedoman Tugas Akhir AKL2 Pedoman Tugas Akhir AKL2 Berikut adalah pedoman dalam penyusunan tugas akhir AKL2: 1. Tugas disusun dalam bentuk format berikut ini: No Perihal LK Emiten Analisis 1 Pengungkapan Pihak Berelasi (PSAK 7)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, pengertian dari Usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Pasal 1 Ayat 1 Tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1981/MENKES/SK/XII/2010 T E N T A N G PEDOMAN AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1981/MENKES/SK/XII/2010 T E N T A N G PEDOMAN AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) RUMAH SAKIT KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1981/MENKES/SK/XII/2010 T E N T A N G PEDOMAN AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyajian Laporan Keuangan ED PSAK No. 0 (Revisi 0) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI 0) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai resiko besar dapat bangkrut, apalagi oraganisasi yang berbentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia yang belakangan ini cenderung tidak menentu membuat pelaku ekonomi mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha didunia bisnis. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang

2017, No pengendalian pelaksanaan anggaran negara; c. bahwa mengacu ketentuan Pasal 26 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.02/2015 tentang No.19, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Iuran Pensiun. PNS. Pejabat Negara. Pengelolaan. Pelaporan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2016 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------- - Tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-08 Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung

Lebih terperinci

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN TUJUAN LAPORAN KEUANGAN MATERI Perumusan Tujuan Akuntansi Tujuan Akuntansi atau Laporan Keuangan Kerangka Konseptual untuk Akuntansi Keuangan Konsep Dasar Laporan Keuangan Perbedaan Pelaporan dan Laporan

Lebih terperinci

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN XVII CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENDAHULUAN 01. Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan Bank. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Irham (2012:2), Laporan Keuangan adalah produk akhir dari akuntansi yang nantinya akan dianalisa lebih lanjut oleh

Lebih terperinci

BAB I SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAB I SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN A. PENDAHULUAN 1. Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Akuntansi Menurut Dwi (2012:4) Akuntansi adalah informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas dalam suatu periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TANGGAL TAHUN LAPORAN OPERASIONAL Lampiran I. PSAP 12 (i) DAFTAR ISI Paragraf

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi nirlaba atau organisasi non profit merupakan salah satu komponen dalam masyarakat yang perannya terasa menjadi penting sejak era reformasi, tanpa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Koperasi Kredit (Kopdit) Sehati Koperasi Kredit Sehati berdiri pada tanggal 22 Agustus 1987, yang berawal dari pertemuan antara

Lebih terperinci

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG Page 1 of 5 KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. PENDAHULUAN Sekurang-kurangnya memuat:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Rumah sakit memiliki banyak

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS

BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS BAGIAN XIII LAPORAN ARUS KAS A. Definisi 01. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas Bank selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi,

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG

KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG KERANGKA NARASI PROGRAM KERJA DAN RANCANGAN ANGGARAN PENERIMAAN DAN BIAYA (RAPB)/ RANCANGAN ANGGARAN INVESTASI (RAI) PAROKI KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG 1. PENDAHULUAN Sekurang-kurangnya memuat: Informasi

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH BIDANG PENGELOLAAN TAMAN PINTAR DINAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit

BAB I PENDAHULUAN. (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3) quasi-nonprofit BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Organisasi adalah sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 0 TANGGAL OKTOBER 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. LAPORAN OPERASIONAL Lampiran I. PSAP (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan sekolah-sekolah swasta baik yang berskala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52 LAPORAN ARUS KAS Tujuan Pelaporan Arus Kas 255. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi serta saldo

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan Kerja Praktek bertujuan untuk memberikan pengenalan kepada penulis mengenai kinerja dan aktivitas-aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL LAMPIRAN PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 04 LAPORAN OPERASIONAL Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat situasi politik ekonomi yang terjadi saat ini, perkembangan perusahaan banyak mengalami hambatan. Keadaan ini mengharuskan pimpinan

Lebih terperinci

AKUNTANSI INVESTASI

AKUNTANSI INVESTASI -1- - 1 - LAMPIRAN X PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa

Lebih terperinci