KAPASITAS VITAL PARU DAN VO2 MAX SISWA SMP IT ROUDLOTUS SAIDIYYAH SEMARANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAPASITAS VITAL PARU DAN VO2 MAX SISWA SMP IT ROUDLOTUS SAIDIYYAH SEMARANG"

Transkripsi

1 KAPASITAS VITAL PARU DAN VO2 MAX SISWA SMP IT ROUDLOTUS SAIDIYYAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh Saiful Anwar Bardiansyah PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

2 SARI Saiful Anwar Bardiansyah Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes. Pembimbing II. Dra. Heny Setyawati, M. Si. Kata Kunci: Kapasitas Vital Paru, VO 2 Max, Saidiyyah Semarang Siswa SMP IT Roudlotus Proses belajar mengajar penjas di SMP IT Roudlotus Saidiyyah setiap kelas dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Bidang olahraga diajarkan oleh satu orang guru yang basic-nya bukan dari keolahragaan. Proses belajar yang kurang maksimal tentunya menjadi penghambat kurang maksimalnya proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran penjas. Permasalahan yang diangkat dari diadakannya penelitian ini adalah Seberapa Besar Kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah Sisa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang dengan jumlah siswa 106. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti, sampel dari penelitian ini adalah siswa putra SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Tekhnik Sampling adalah tekhnik pengembilan sampel, karena jumplah sampel kurang dari 100 maka tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel yaitu 63 siswa putra usia 12, 13 dan 14 tahun. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max dan variabel terikatnya adalah siswa putra usia 12, 13 dan 14 tahun siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan tes menggunakan alat yaitu Spirometer Hutchinson dan multistage. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis Deskriptif Eksploratif. Dari hasil tes diperoleh hasil dari kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max siswa putra usia 12, 13 dan 14 tahun termasuk dalam kategori sedang, yaitu antara ml/btps usia 12 tahun, ml/btps dan ml/btps. Dan VO 2 max siswa usia 12 tahun adalah 35,7-39,2 ml/kg/.bb.mnt, usia 13 tahun antara 40-45,2 ml/kg bb/mnt lalu untuk usia 14 tahun antara 41,2-45,2 ml/kg.bb/mnt. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa rata- rata kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max Siswa SMP IT Doudlotus Saidiyyah Semarang termasuk dalam kategori sedang, kegiatan olahraga diluar jam pelajaran memiliki pengaruh terhadap kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max siswa serta guru pengampu mata pelajaran penjas bukan ber basic keolahragaan sehingga proses belajar penjas siswa kurang maksimal. Saran, Sekolah memperhatikan kegiatan olahraga siswa diluar jam sekolah karena kegiatan olahraga diluar sekolah memiliki pengaruh terhadap kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max siswa. Guru pengampu penjas berasal dari/ ber- basic keolahragaan untuk hasil pembelajaran yang maksimal. ii

3 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa ini benar- benarmerupakan hasil karya tulis ilmiah yang telah saya susun sendiri dan bukan merupakan hasil jiplakan dari karya tulis ilmiah orang lain. Berbagai pendapat serta temuan dari orang ataupun pihak lain yang ada didalam karya tulis ilmiah ini dikutip dan dirujuk berdasarkan pedoman kode etik penyusunan karya tulis ilmiah. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Semarang, Saiful Anwar Bardiansyah NIM iii

4 iv

5 v

6 MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. Allah memberikan kapada setiap burung makanan, namun tidak melemparkan makanan itu kedalam sarangnya. 2. Dalam sebuah peperangan, jika kamu sudah tidak bisa berperang maka kamu bisa bertahan. Jika kamu tidak bisa bertahan, kamu bisa mundur. Jika kamu tidak bisa mundur, kamu bisamenyerah. Jika kamu tidak bisa menyerah, maka kamu bisa mati saat itu juga ( Mi Shil, The Great Queen Of Soenduk ). PERSEMBAHAN 1. Kedua orangtua saya tercinta: Bapak Slamet Riyadi dan Ibu Pasni yang selalu berdoa dan memberikan dukungan kepada saya. 2. Almarhum adik tersayang, Fitri Asri Nofitasari 3. Ika Ayu. T yang telah membantu dan memberikan semangat. 4. Eka. S yang telah memberikan dukungan semangat kapada saya. 5. Teman- teman tercinta vi

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunian-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik., sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan trimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Semarang; 2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang; 3. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Unnes yang telah memberikan dorangan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini; 4. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes., sebagai Pembimbing Utama yang telah memberikan petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi dengan sabar, jelas; 5. Dra. Heny Setyawati,M.Si., sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan sabar dan tiliti dalam memberikan petunjuk dan dorongan kepada penulis; 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang; 7. Kepada Kepala Sekolah SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian sampai selesai; 8. Subagyo, S. Pd., selaku guru penjas orkes SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang: 9. Siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang yang telah bersedia menjadi sampel penelitian; 10. Semua pihak yang membantu dalam penelitian untuk penulisan karya ilmiah ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Semarang, Saiful Anwar Bardiansyah NIM vii

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SARI... PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penegasan Istilah... 8 BAB II LANDASAN TEORI a. Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max i. Kapasitas Vital Paru ii. VO 2 Max iii. VO 2 Max dan Olahraga iv. Energi yang disuplay Selama Penentuan VO 2 Max v. Relevansi Daya Aerobik Maksimal dan Ambang Anaerobik vi. Relevansi Ambang Aerobik viii

9 vii. Kriteria Memilih Tes BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Jenis Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Sampel Variabel Penelitian Instrumen Penelitian Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Tempat Penelitian Umur Sampel Kegemukan Aktifitas Olahraga Diluar Sekolah Durasi Aktifitas Olahraga Konsumsi Rokok Hasil Penelitian Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DOKUMENTASI ix

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Norma Penilaian VO 2 Max Usia Tahun Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia Tahun Tabel Hasil Observasi Awal Siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang Usia 14 Tahun Nilai Standar Kapasitas Vital Paru Norma Penilaian Vo 2 Max Sampel Umur Tahun Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia Tahun Klasifikasi Sampel Berdasarkan Umur Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 12 Tahun Rumus Penghitungan Keterangan Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 13 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi Usia 14 Tahun Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 12 Tahun Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 13 Tahun Berdasarkan Aktifitas Olahraga di Luar Sekolah Usia 14 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 12 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 13 Tahun x

11 4.18 Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga Usia 14 Tahun Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 12 Tahun Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 13 Tahun Berdasarkan Konsumsi Rokok Usia 14 Tahun Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 12 Tahun Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 13 Tahun Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Usia 14 Tahun Norma Penilaian VO 2 Max Usia 12 Tahun Norma Penilaian VO 2 Max Usia 13 Tahun Norma Penilaian VO 2 Max Usia 14 Tahun xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 Spirometer Hutchinson Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun Vrekuensi VO 2 Max Sampel Umur 12 Tahun Vrekuensi VO 2 Max Sampel Umur 13 Tahun Vrekuensi VO 2 Max Sampel Umur 14 Tahun xii

13 DAFTAR LAMPIRAN- LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. SK Dosen Pembimbing Surat Izin Penelitian Surat Keterangan Penelitian Daftar Nama Siswa Data Hasil Penghitungan Lembar Kuisioner Siswa Dokumentasi xiii

14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makluk hidup yang mendiami bumi sejak dilahirkan tidak hentihentinya bernapas. Dalam waktu 24 jam manusia melakukan pernapasan secara normal sebanyak kali untuk pria, sedangkan wanita kali setiap menitnya. Paru-paru yang dilindungi tulang rusuk, dapat bergerak secara otomatis dan merupakan alat yang sangat vital bagi manusia karena sebagai alat pernapasan. Oleh karena itu pernapasan harus dipraktikkan dengan sebaikbaiknya, agar setiap kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dengan sempurna. Kebutuhan terhadap udara berbeda-beda bagi setiap makluk hidup, tergantung pada banyak sedikitnya tenaga atau energi yang dibutuhkan. Bila tubuh terbiasa dengan bernapas pendek maka lama-kelamaan kantung udara akan sempit seperti kantung balon yang sudah usang dan pada waktu tubuh memerlukan udara yang banyak, kantung sudah menjadi sukar dikembangkan. Kemampuan paru- paru untuk menghisap dan menghembuskan udara secara maksimum dinamakan kapasitas paru- paru. Hal ini tergantung pada besar kecilnya tubuh dan gerakan rongga dada manusia (Jos Usin, 2003: 1). Adolesensi atau masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanakkanak menuju masa dewasa. Masa ini berlangsung antara usia tahun atau menurut Corbin (1980) yang menyatakan bahwa masa adolesensi berkisar antara 9 atau 10 tahun, sampai tahun (Sugiyanto, 1991: 137). Latihan yang dilakukan sejak masa kanak- kanak akan memberikan pengaruh dalam 1

15 2 pengambilan oksigen maksimum (VO 2 Maks) menjadi lebih besar. Anak yang terlatih dalam olahraga secara teratur dan terus menerus terutama olahraga yang meningkatkan transport oksigen akan memiliki peningkatan VO 2 Maks 10% sampai 20%. Olahraga yang dapat meningkatkan kapasitas transport oksigen antara lain lari, renang, bersepeda, bulu tangkis, sepakbola dan olahraga lain sejenisnya. Dari berbagai latihan tersebut, lari merupakan alternatif yang terbaik daripada latihan lainnya. Olahraga lari juga bisa untuk melihat kapasitas aerobik seseorang karena kapasitas aerobik adalah salah satu faktor yang menentukan seberapa jauh atlet atau seseorang dapat berlari pada jarak yang jauh. Semakin besar kapasitas aerobik, semakin besar konsumsi oksigen, maka semakin jauh atlet dapat berlari (Brown dan Andersson, 1996: 8). Kebugaran aerobik berarti Daya tahan atau Stamina yang menggambarkan kemampuan bagian yang diwarisi, dan bagian yang dilatih, untuk mempertahankan usaha yang keras dan lama. Orang yang mengajar kebugaran mendapatkan lebih banyak dari sekedar kesehatan yang meningkat dan prestasi. Kebugaran aerobik didefinisikan sebagai kapasitas maksimal untuk menghirup, menyalurkan, dan menggunakan oksigen, dalam pengukurannya disebut maksimal pemasukan oksigen/ VO 2 Maks (Sharkey, 2003: 72-74). Dalam melakukan olahraga lari akan melibatkan berbagai kemampuan organ tubuh antara lain jantung, dan paru. Jantung memiki peranan yang sangat penting yaitu mensuplai darah keseluruh tubuh. Sirkulasi darah akan meningkat selama olahraga berlangsung dan ini adalah untuk metabolisme tubuh. Peredaran darah berperan

16 3 untuk menyediakan oksigen (O 2 ) melalui paru- paru. Jadi kapasitas vital paru juga menentukan kemampuan seseorang dalam melakukan kegiatan jasmani. Sedangkan daya aerobik maksimum yang dikonsumsi satuan waktu oleh seseorang selama tes, dengan latihan yang semakin lama semakin berat sampai kelelahan. VO 2 Maks adalah ambilan oksigen (oxygen uptake) selama usaha maksimal. Prestasi pada tingkat VO 2 Maks hanya dapat dipertahankan dalam waktu yang singkat (Sutardji, 2000: 27). Sumber energi aerobik terbentuk dari pemecahan energi oksidatif dimana diperlukan adanya oksigen yang cukup, sehingga hasil ATP yang dibangkitkan secara proposional sebanding dengan volume oksigen yang dihabiskan oleh otot. Dengan kata lain besarnya ATP yang dibentuk dipengaruhi secara langsung oleh oksigen yang dikirim dan dihabiskan oleh otot. Walaupun peranan oksigen sangat penting dalam hal ini, tetapi harus disadari bahwa oksigen bukan termasuk komponen sumber energi. Oksigen adalah gas yang berperan sebagai penyusun terakhir campuran kimia dengan dua atom hydrogen menjadi molekul air (2 H + 1/2 O 2 > H 2 O). ATP adalah singkatan dari Adenosin Triphosphat, yaitu bentuk energi kimia yang siap dipakai untuk kerja. ATP ada di setiap sel otot, tepatnya adalah di ujung- ujung kepala myosin. Dua kelompok fosfat yang terakhir merupakan High Energy Bonds yang memungkinkan sel otot melakukan kerja. Tugas pokok sumber energi adalah untuk mengisi ATP sel yang oleh karena latihan dipakai secara berlebihan.

17 4 SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang adalah sekolah swasta yang merupakan yayasan dan dibangun pada tahun 2006 silam di daerah pemukiman penduduk yaitu di Jalan Kalialang Baru Gunungpati Semarang. Dengan jumlah kurang lebih 106 siswa, sekolah ini terletak ditengah-tengah pemukiman yang jauh dari pusat keramaian kota, meskipun jarak nya yang cukup jauh dari keramaian kota tidak dapat dipungkiri bahwa semakin banyaknya remaja sekarang yang terpengeruh dengan kehidupan yang kurang sehat seperti misalnya, merokok, minum minuman keras,begadang, dan lain- lain. Sarana dan prasarana olahraga dari SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang cukup memadai, walaupun termasuk sekolahan yang baru berdiri selama tiga tahun ini. Sarana dan prasarana tersebut diantaranya adalah: lapangan sepak bola, fudsal, bola basket, bola voli, tenis lapangan, meja tenis. Untuk lapangan bola voli dan basket masih dalam proses pembuatan yang direncanakan akan selesai pada tahun ajaran baru. Proses belajar mengajar penjas di SMP IT Roudlotus Saidiyyah setiap kelas dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Bidang olahraga diajarkan oleh satu orang guru yang basic-nya bukan dari keolahragaan. Proses belajar yang kurang maksimal tentunya menjadi penghambat kurang maksimalnya proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran penjas. Selain kegiatan intra sekolah yang terprogram dalam KBM di SMP IT Roudlotus Saidiyyah juga diselenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk pencapaian prestasi dibidang keagamaan serta penyaluran hobi bagi siswa. Kegiatan ekstra yang dikembangkan saat ini adalah myop (ekstra

18 5 akutansi dan komputer) yang dilaksanakan pada hari senin, dan rebana pada hari jumat. Karena banyaknya kegiatan ke agamaan yang di adakan baik pada saat jam pelajaran maupun ekstra menyebabkan siswa lebih banyak diam dari pada melakukan kegiatan yang mampu menghasilkan keringat dan tentunya membakar kalori. Sehingga keadaan kapasitas vital paru dan vo 2 maks masih menjadi pertanyaan bagi penulis, karena kapasitas vital paru dan vo 2 maks merupakan salah satu indikator kesegaran jasmani yang juga mendukung proses belajar mengajar siswa. MP IT Roudlotus Saiddiyah Semarang merupakan sekolah swasta yang baru berdiri sekitar tiga tahun silam, dan tentunya masih mempunyai banyak kekurangan baik di bidang tenaga pengajar maupun fasilitas sekolah. Sejak didirikan, prestasi yang banyak didapat adalah prestasi dalam bidang keagamaan, dan belum pernah sekalipun mendapatkan prestasi di bidang olahraga. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh penulis, kapasitas vital paru dan VO 2 Max dari beberapa siswa pada saat mengikuti pelajaran olahraga adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Norma penilaian VO 2 Max Sampel Umur Tahun (cc/kg.bb/mnt) (%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun > 95 Baik Sekali >48,8 >48,8 >50,4 >50, Baik 39,3-47,7 45,3-47,7 46,3-50,3 46,3-50, Sedang 35,7-39, ,2 41,2-45,2 41,2-45, Kurang 33,1-35,6 36,6-39,9 38,3-41,1 38,3-41, Krg Sekali <33 <36,5 <38,2 <38,2 Sumber : M. Doewes (1987: 20)

19 6 Tabel 1.2 Norma Kapasitas Vital Paru Usia Tahun (%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun >100 Baik Sekali >2540 >2900 >3250 > Baik Sedang Kurang <40 KurangSekali <1016 <1160 <1300 <1440 Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3) Observasi awal pada siswa umur 14 tahun yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Data Hasil Observasi Awal Sampel Usia 14 Tahun No Interval Frekuensi Prosentase Klasifikasi 1 > % Baik Sekali % Baik % Sedang % Kurang 5 < % Kurang Sekali Jumlah % Dilihat dari hasil observasi awal, dari jumlah total 20 siswa putra umur 14 tahun dan diambil 5 siswa sebagai observasi awal rata- rata KVP dalam kategori sedang, dilihat dari banyaknya kegiatan yang menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Dengan keadaan kapasitas vital paru dan vo 2 maks yang baik akan meningkatkan minat siswa untuk mengikuti kegiatan di sekolah baik intra

20 7 maupun ekstrakurikuler. Keadaan paru dan vo 2 yang baik juga merupakan salah satu penentu prestasi khususnya pada bidang olahraga yang memang dituntut untuk mempunyai kondisi fisik dan daya tahan kapasitas vital paru dan vo 2 maks yang baik. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Maks di SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang dengan alasan: 1. SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang merupakan yayasan islam yang tentunya kegiatannya lebih banyak ke kegiatan keagamaan dibandingkan kegiatan olahraga. 2. Kapasitas vital paru dan VO 2 maks merupakan indikator kesegaran jasmani terutama kardiovaskuler respirasi. 3. Merupakan salah satu penentu prestasi pada bidang olahraga yang memerlukan kondisi fisik dan daya tahan kapasitas vital paru dan vo 2 maks. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Seberapa besar Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max pada siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui seberapa besar Kapasitas vital paru dan VO 2 max siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang.

21 8 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Pihak Sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk sekolah agar dapat mengetahui seberapa besar kapasitas vital paru dan VO 2 max siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang Bagi Penulis 1) Mengetahui seberapa besar tingkat kapasitas vital paru dan VO 2 max serta tingkat kesegaran jasmani siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang. 2) Sebagai prosedur penulisan karya ilmiah. 1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah yang digunakan pada judul terlebih dahulu Kapasitas Vital Paru 1) Paru adalah satu organ vital bagi manusia, salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai keadaan fungsi paru adalah dengan melakukan pemeriksaan kapasitas vital paru. 2) Kapasitas vital paru adalah jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelah inspirasi maksimal (Evelyn 2006:221). 3) Kapasitas paru- paru adalah volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat (Evelyn C Pearce 1997:221). 4) Kapasitas paru adalah kemampuan paru-paru untuk menghisap atau menghembuskan udara secara maksimal (Jos Usin 2000:1).

22 9 5) Kapasitas vital paru sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume napas dan volume cadangan ekspresi. Ini adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seorang dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum (Guyton Hall, 1996:604) VO 2 max Adalah ambilan oksigen selama ekskresi maksimum latihan. VO 2 hanya dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang sangat pendek, cukup beberapa menit saja, pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO 2 max. V yang berarti Volume, O 2 berarti oksigen, Max yang berarti maksimum. Dengan demikian VO 2 max berarti volume oksigen dalam tubuh yang dapat gunakan saat bekerja sekeras mungkin (Jonathan & Kathken. L Kuntaraf, 1992:35). VO 2 max adalah grafik atau ikhtiar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus pada kapasitas aerobic maksimal (VO 2 max) adalah tempo tercepat dimana seseorang menggunakan O 2 selama olahraga (Russel R.Pate, 1993:255).

23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Kapasitas Vital Paru Kapasitas vital paru sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah volume alun nafas dan volume cadangan ekspirasi, ini adalah jumlah maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru setelah terlebih dahulu penghisapan secara maksimum (Guyton 1983: 604). Kapasitas vital rata- rata pada pria muda dewasa kira- kira 4,6 liter, dan pada wanita muda dewasa kira- kira 3,1 liter. Meskipun nilai itu jauh lebih besar pada beberapa orang dengan berat badan yang sama pada orang lain. Orang yang memiliki postur tubuh yang tinggi dan kurus biasanya mempunyai kapasitas paru yang lebih besar daripada orang yang gemuk dan seorang atlet yang terlatih baik, mungkin mempunyai kapasitas vital % diatas normal yaitu 6-7 liter g (Guyton, 1983). Besar daya muat oleh paru- paru ialah ml sampai ml atau 4 1 / 2 sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira- kira 1 / 10 nya atau 500 ml adalah udara pasang- surut (tidal air), yaitu udara yang dihirup masuk dan dihembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang, Sedangkan fungsi paru- paru sendiri ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Oksigen dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakhea dan bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Didalam paru-paru karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membrane alveolar- kapiler dari kapiler darah ke alveoli 10

24 11 dan setelah melalui pipa bronchial dan trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut (Evelyn C. Pearce, 2002: ). Paru-paru merupakan organ pernapasan yang dibentuk oleh struktur-struktur yang ada didalam tubuh seperti: arteri pulmonaris, vena pulmonaris, bronkhus, arteri bronkhailis, vena bronkhailis, pembuluh limfe dan kelenjar limfe. Faktor- faktor yang mempengaruhi kapasitas vital paru adalah (1) posisi dari orang yang melakukan tes kapasitas vital paru, (2) kekuatan otot pernapasan, (3) Disebilitas paru- paru dan sangkar dada yang disebut compliance paru- paru. Selain itu beberapa penyakit seperti tubercolosis, entisema, kanker paru, bronchitis kronik dan pleuritis fibrosa dapat menurunkan complience paru, dengan demikian akan dapat menurunkan kapasitas vital paru (Guyton, 1997: 347). Menurut R. Soekarman (1987: 48) yang dikutip oleh Agus Hartono (2002: 19) mengatakan bahwa kapasitas vital paru juga dipengaruhi oleh posisi tubuh, tinggi badan, berat badan, usia, kekuatan otot pernapasan, kemampuan paru dan rongga dada. Sedangkan menurut Hasjim Effendi (1984: 16-17) mengatakan bahwa orang kurus tinggi biasannya kapasitas vital paru lebih besar dari orang gemuk dan pendek, sedangkan latihan (training) dapat menambah kapasitas vital paru 30-40% diatas normal VO 2 max Adalah pengambilan oksigen selama ekskresi maksimum latihan. VO 2 hanya dapat dipertahankan dalam jangka waktu yang sangat pendek, cukup beberapa menit saja, pengukuran banyaknya udara atau oksigen disebut VO 2 max. V yang berarti Volume, O 2 berarti oksigen, Max yang berarti maksimum. Dengan

25 12 demikian VO 2 max berarti volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja sekeras mungkin (Jonathan & Kathken. L Kuntaraf, 1992:35). VO 2 max adalah grafik atau ikhtiar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus pada kapasitas 12tatist maksimal (VO 2 max) adalah tempo tercepat dimana seseorang menggunakan O 2 selama olahraga (Russel R.Pate, 1993:255). Kemampuan atau kapasitas seseorang untuk menggunakan O 2 sebanyak- banyaknya (kapasitas aerob maksimal atau VO 2 max) merupakan 12tatistic tingkat kesegaran jasmani seseorang antara curah jantung maksimal dengan kapasitas 12tatist maksimal terdapat korelasi yang tinggi sehingga Astrand dan Rodhal dalam Sudarno SP (1992: 8) menyatakan bahwa kapasitas aerob maksimal adalah kapasitas fungsional dari sirkulasi. Tenaga aerobik maksimal berbeda- beda antara satu orang dengan orang yang lainya. Nilai VO 2 max bersifat relatif terhadap berat badan. Menurut Sudarno SP. (1992) yang di kutip oleh Tri Murtanto (2005: 15) beberapa 12tatis yang mempengaruhi VO 2 max adalah sebagai berikut: 1) Fungsi Paru Jantung Seseorang tidak dapat menggunakan oksigen lebih cepat daripada sistem paru jantung dalam menggerakan oksigen ke jaringan aktif. Jadi kapasitas fungsional paru jantung adalah kunci penentu dari VO 2 Max- nya. 2) Metabolisme Otot Aerobik Selama latihan, oksigen benar- benar digunakan dalam serabut otot yang berkontraksi aktif. Jadi VO 2 Max adalah gambaran kemampuan otot rangka

26 13 untuk menyadap oksigen dari darah dan menggunakannya dalam metabolisme aerobik. 3) Kegemukan badan Jaringan lemak menambah berat badan, tetapi tidak mendukung kemampuan olahragawan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama melakukan olahraga. Jadi kegemukan cenderung mengurangi berat 13tatisti VO 2 Max. 4) Keadaan latihan Keadaan latihan dan latar belakang olahragawan dapat mempengaruhi nilai VO 2 Max. 5) Keturunan Meskipun VO 2 Max dapat ditingkatkan melalui latihan, kebanyakan penelitian menunjukkan besarnya peningkatan itu terbatas dari 10-20%. Gambaran ini dapat menganggap rendah peningkatan yang terjadi dalam program jangka panjang untuk latihan dengan intensitas tinggi, tetapi meskipun demikian jelas bahwa VO 2 Max seorang olahragawan perorangan dapat berbeda- beda karena perbedaan garis keturunan VO 2 Max dan Olahraga Kesegaran jasmani erat hubungannya dengan VO 2 Max, karena VO 2 Max itu adalah tempo tercepat dimana seseorang dapat menggunakan oksigen selama berolahraga. Fungsi kardiovaskuler menunjukkan besarnya VO 2 max yang selanjudnya menentukan kapasitas kerja fisik atau kesegaran. Salah satu cara penting untuk menentukan kesegaran kardiovaskuler adalah dengan mengukur besarnya VO 2 max. Jadi seseorang yang mempunyai VO 2 max yang baik maka

27 14 dalam penggunaan oksigen akan lebih baik sehingga kesegaran jasmaninya akan baik pula Energi yang di suplai selama penentuan VO 2 max. Selama usaha maksimal yang digunakan diperoleh dari perpaduan seimbang dan optimum antara metabolism aerobic dan metabolism anaerobic. Menurut Burke yang dikutip oleh Sutardji (2002: 27) membuat persamaan sederhana untuk pemahaman pengeluaran dalam konteks usaha maksimal yaitu, pengeluaran energi maksimal = Daya aerobik maksimal + daya anaerobic maksimal. Namun menurut Jansen yang dikutip oleh Agus Hartono (2002: 24) menyimpulkan bahwa suplai oksigen selama usaha VO 2 max adalah pengambilan oksigen selama usaha maksimum. Karena pengaruh latihan, VO 2 max akan meningkat, jadi kesimpulannya adalah bahwa latihan juga mempengaruhi suplai oksigen Relevansi Daya Aerobic Maksimal dan Ambang Anaerobic Evaluasi kapasitas atlet untuk menghasilkan energi dari sumber aerobic hanya akan relevan dengan cabang olahraga dan event yang prestasinya dipengaruhi oleh pembatasan proses. Dengan demikian pengukuran kapasitas aerobic atlet akan berkurang nilainya untuk memperkirakan potensi tanding yang membutuhkan energi maksimal terus menerus dalam waktu kurang dari detik. Apabila lamanya event lebih panjang, pentingnya kapasitas aerobic lebih meningkat sebagai faktor penentu untuk sukses. Karena VO 2 max mempunyai nilai praktis untuk atlet, cara latihan harus di analisis secara spesifik untuk cabang olahraganya baik intensitas maupun durasi.

28 Relevansi Ambang Aerobic Pada event daya tahan panjang, kemampuan atlet untuk mempertahankan latihan pada prosentase VO 2 max yang tinggi, mungkin sama dengan pentingnya VO 2 max sebenarnya. Beberapa ilmuan masih percaya pentingnya penentuan VO 2 max, menurut Thoden bahwa tes kapasitas aerobic yang teratur dan periodic dapat membantu menentukan : 1. Kecocokan atlet pada tipe olahraga tertentu. 2. Penekanan dimana seharusnya latihan aerobic dilakukan. 3. Tipe latihan aerobic yang harus digunakan. 4. Efek program tertentu pada daya aerobic maksimal serta penentuan program latihan. 5. Saat peningkatan atlet atau perubahan program. 6. Pola atau irama tanding atlet. 7. Apakah kapasitas atlet menurun karena pertumbuhan, makanan atau factorfaktor medis Kriteria Memilih Tes Kriteria yang dijadikan pertimbangan memilih tes kapasitas vital paru dan VO 2 Max adalah sebagai berikut: Kesahihan (validity) Tes yang valid adalah tes yang mengukur apa yang hendak di ukur. Suatu pengukuran dapat dikatakan valid apabila alat pengukuran tes benar- benar tepat untuk mengukur apa yang akan di ukur (Nurhasan: 3.2).

29 Keterandalan (reability) Suatu tes dikatakan reliable bila alat ukur itu dapat menghasilkan suatu gambaran yang benar- benar dapat dipercaya. Pengukuran yang dilakukan berkalikali dengan alat yang sama terhadap objek dan subjek yang sama dan hasilnya akan tetap sama pula (Nurhasan, 2000: 3.8) Objektivitas (obyektivity) Objektivitas menunjukan dua orang atau lebih pelaksanaan tes terhadap objek dan subjek yang sama baik tes pertama atau tes pengulangannya (Nurhasan, 2000: 3.15) Ekonomis Faktor ekonomis dari suatu tes berkaitan dengan hal- hal kemudahan dalam mengadministrasikan tes, peralatan yang sederhana dan murah, jumlah pelaksana yang terlibat sebagai pelaksana tes tidak banyak, serta mudah dalam pelaksanaannya (Nurhasan, 2000: 3. 16) Kepraktisan Dalam Pelaksanaan Suatu tes akan mudah dilaksanakan jika tes itu dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan yang jelas, ciri menskor yang jelas sehingga mudah dimengerti (Nurhasan, 2000: 3.16) Norma Norma adalah standar yang dapat digunakan untuk mengetahui kedudukam seseorang dalam tes, setelah nerakhirnya ia menjalani tes secara keseluruhan (Nurhasan, 2000: 3. 17).

30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian. Metodologi penelitian sebagaimana yang dikenal sekarang ini memberi garis-garis yang cermat dan mengajukan syaratsyarat yang keras, yang artinya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dalam suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggitingginya (Sutrisno Hadi, 2004: 4). 3.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif yang merupakan penelitian non hipotesis karena hanya menggambarkan suatu keadaan atau fenomena. Metode penelitian adalah survai dengan menggunakan kuesioner dan tes. Survei adalah suatu penyimpulan data secara teratur dari kenyataan fakta- fakta yang berkenaan dengan suatu usaha yang dimaksud untuk mengetahui status gejala dan kesamaan status berdasarkan kesamaan yang dipilih (Suharsimi Arikunto, 1998: 91). 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi menurut Suharsimi Arikunto (1998: 115) adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang 17

31 18 memiliki ciri- ciri atau karakteristik yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang Sampel Menurut Suharsimi Arikunto Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (1998: 117). Untuk menentukan perkiraan besarnya sampel apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih Variabel Penelitian Variabel adalah subyek penelitian yang bervariasi (Suharsimi Arikunto, 1998: 97). Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 2) Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel penelitian yang diamati adalah Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max daari siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang Instrumen Penelitian Instrumen merupakan suatu alat ukur untuk pengumpulan data. 1. Kuisioner digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan wawancara untuk memperoleh informasi dari responden yang dijadikan sampel. 2. Spirometer Hutchinson Alat ini digunakan untuk mengukur kapasitas vital paru.

32 19 GB 3.1. Spirometer Hutchinson (OktaWoro, 1999: 22) 3. Timbangan Badan digunakan untuk mengukur berat badan sampel. 4. Meteran digunakan untuk mengukur tinggi badan sampel dan untuk mengukur lintasan tes VO 2 Max. 5. Tape digunakan untuk memutar kaset dalam tes pengukuran VO 2 Max. 6. Kapur/ tali raffia digunakan untuk membuat garis lintasan tes VO 2 Max 7. Stop Watch digunakan untuk mengukur selisih waktu antara bunyi tut pada tape terhadap jarak panjang lintasan multi stage dalam tes VO 2 Max Petunjuk Pelaksanaan dan Cara Pengukuran 1. Pemeriksaan alat dan pemasangan termometer. 2. Tempatkan tabung putar berskala pada tempat yang datar. 3. Pasang pengunci untuk menahan gerak tabung. 4. Isikan air bersih sampai mencapai ketinggian batas lekukan dalam tabung. 5. Pengisian air dilakukan setengah jam sebelum spirometer digunakan agar dalam keadaan yang stabil Cara Pengukuran 1. Bersihkan terlebih dahulu corong hembusan dengan alkohol. 2. Lepas dan buka pengunci saat tabung dihembuskan agar tabung bergerak.

33 20 3. Tutup kran pembuang udara. 4. Testee berdiri diatas meja dan kaki sedikit dibuka. 5. Lakukan inspirasi maksimal kemudian hembuskan kedalam tabung. Secara maksimal, baca pengukur pada skala. 6. Testee diberi kesempatan sebanyak tiga kali, dan diambil yang terbaik Petunjuk Pelaksanaan dan Cara Pengukuran VO 2 Max Persiapan Tes 1. Panjang standar adalah 20 meter, dengan lebar tiap lintasan antara 1-1,5 meter. 2. Pemanasan dan peregangan, terutama pada tungkai. 3. Disarankan agar tidak makan kurang dari 2 jam sebelum pelaksanaan tes. 4. Gunakan pakaian dan sepatu olahraga. 5. Hindari rokok dan minum minuman beralkohol sebelum dan sesudah melakukan tes. 6. Jangan melakukan tes sesudah melakukan latihan berat Cara Pelaksanaan Tes 1. Periksa selisih bunyi beeb pada kaset dan panjang lapangan. 2. Testee harus berlari dan menginjakkan salah satu kaki pada garis yang sudah ditentukan, dan berputar kembali setelah bunyi beeb. 3. Testee dianggap tidak mampu bila berturut- turut tidak mampu menginjakkan kaki pada garis yang ditentukan saat bunyi beeb. 4. Dilakukan dengan sungguh- sungguh. 5. Untuk mempermudah pemantauan, gunakan format terlampir.

34 21 6. Lakukan penenangan (cooling down) setelah selesai tes, dan jangan langsung duduk. Berikut adalah tabel nilai standar pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max menurut Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3): Tabel 3.4 Nilai Standar Kapasitas Vital Paru Age Male Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3) Tabel 3.5 Norma penilaian VO 2 Max Sampel Umur Tahun (cc/kg.bb/mnt) (%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun > 95 Baik Sekali >48,8 >48,8 >50,4 >50, Baik 39,3-47,7 45,3-47,7 46,3-50,3 46,3-50, Sedang 35,7-39, ,2 41,2-45,2 41,2-45, Kurang 33,1-35,6 36,6-39,9 38,3-41,1 38,3-41, Krg Sekali <33 <36,5 <38,2 <38,2 Sumber : M. Doewes (1987: 20)

35 22 Tabel 3.6. Norma Kapasitas Vital Paru Usia Tahun (%) Klasifikasi 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15 Tahun >100 Baik Sekali >2450 >2900 >3250 > Baik Sedang Kurang <40 KurangSekali <1016 <1160 <1300 <1440 Sumber: Herry Koesyanto dan Eram (2005: 3) 3.4 Metode Analisis Data Untuk mencpai tujuan pokok ini, penelitian merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, dan menentukan teknik statistic yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan (Sugiyono 2005:5). Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan interpretasikan. Dalam penelitian ini analisis data yang dipakai adalah analisis deskripsi. Analisis deskripsi adalah analisis yang digunakan dengan cara ilmiah yang dipersiapkan untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan, dan menganalisa data penyelidikan yang berwujud angka-angka. Lebih jauh dari itu diharapkan dapat menjadikan dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan dan untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran Umum Tempat Penelitian SMP IT Roudlotus Saidiyyah merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah naungan Departemen Pendidikan Nasional. Jumlah semua siswa adalah 118 siswa, dengan siswa putra sebanyak siswa untuk kelas VII, 25 siswa untuk kelas VIII, dan 17 siswa untuk kelas IX. Untuk sampel penelitain diambil semua karena subyek kurang dari 100. Hasil penelitian pada siswa putra didapatkan 63 siswa yang terdiri dari 21 siswa kelasvii, 25 siswa kelas VIII dan 17 siswa kelas IX. Aktifitas siswa putra dianggap sama walaupun bukan berasal dari daerah asal yang sama, namun mereka tinggal ditempat yang sama lingkungan pondok pesantren. Jadi kegiatan yang mereka lakukan adalah, sekolah, bermain, kegiatan agama dan kepesantrenan dan kegiatan tambahan lainnya Umur Sampel Dari 63 jumlah siswa yang diteliti terdapat 31,75 % sampel berumur 12 tahun, kemudian sampel berumur 13 tahun terdapat 36,50 %, dan sampel berumur 14 tahun terdapat 31,75 %. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel berumur 13 tahun ( Tabel 7 ). 23

37 24 Tabel 4.7 Klasifikasi Sampel Berdasarkan Umur No Umur Frekuensi ( Thn ) Prosentase (% ) , , ,75 Jumlah Kegemukan Jaringan lemak menambah berat badan tetapi tidak mendukung kemampuan olehragawan untuk secara langsung menggunakan oksigen selama melakukan olahraga. Jadi kegemukan badan cenderung mengurangi berat relatif VO 2 Max, kapasitas dan menambah berat badan. Dari 20 sampel berumur 12 tahun yang diteliti terdapat 5 % sampel kategori gemuk, dan sebanyak 85 % termasuk kategori normal, dan sebanyak 10 % termasuk kategori kurus. Dari penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 12 tahun termasuk kategori normal (tabel 8). Tabel 4.8 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase 1. > 2 SD Gemuk 1 5 % 2. (- 2 SD) (2 SD) Normal % 3. (-3SD) (-2 SD) Kurus 2 10 % 4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0 Jumlah %

38 25 Tabel 4.9 Rumus Penghitungan Rumus Penghitungan Z-Skor BB/U Tabel 4.10 Keterangan Index BB/U >2 SD : Gemuk (-2) SD- (2) SD : Normal (-3) SD- (-2) SD : Kurus <(-3) SD : Sangat Kurus Dari 23 sampel berumur 13 tahun yang diteliti terdapat 86,96 % sampel kategori Normal, dan sebanyak 13,04 % termasuk kategori kurus. Dari penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 13 tahun termasuk kategori normal (tabel 9). Tabel 4.11 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase 1. > 2 SD Gemuk 0 0 % 2. (- 2 SD) (2 SD) Normal 20 86,96 % 3. (-3SD) (-2 SD) Kurus 3 13,04 % 4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0 Jumlah %

39 26 Dari 20 sampel berumur 14 tahun yang diteliti terdapat 90 % sampel kategori Normal, dan sebanyak 10 % termasuk kategori kurus. Dari penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 14 tahun termasuk kategori normal (tabel 10). Tabel 4.12 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Kategori Indeks Status Gizi No Umur (Th) Klasifikasi Frekuensi Prosentase 1. > 2 SD Gemuk 0 0 % 2. (- 2 SD) (2 SD) Normal % 3. (-3SD) (-2 SD) Kurus 2 10 % 4. < -3 SD Sangat Kurus 0 0 Jumlah % Aktifitas Olahraga Di Luar Sekolah Dari 20 sampel berumur 12 tahun yang diteliti terdapat 15 % sampel melakukan olahraga lari, dan sebanyak 85 % melakukan olahraga sepak bola. Dari penelitian tersebut daidapatkan sebagian besar sampel umur 12 tahun melakukan aktifitas olahraga sepak bola diluar jam sekolah ( tabel 10 ). Tabel 4.13 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga di Luar Sekolah No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase ( % ) 1 Lari Sepak Bola Jumlah

40 27 Dari 23 sampel berumur 13 tahun yang diteliti terdapat 8,70% sampel melakukan olahraga lari, sebanyak 26,09% melakukan olahraga sepak bola, dan sebanyak 65,21% malakukan olahraga fudsal. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur 13 tahun melakukan aktivitas olahraga fudsal diluar jam sekolah ( Tabel 9 ). Tabel 4.14 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga di Luar Sekolah No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase ( % ) 1 Lari 2 8,70 2 Sepak Bola 6 26,09 3 Fudsal 15 65,21 Jumplah Dari 20 sampel berumur 14 tahun yang diteliti terdapat 10% sampel melakukan olahraga lari, sebanyak 40% melakukan olahraga sepak bola, dan 50% sampel melakukan olahraga fudsal. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel berumur 14 tahun melakukan aktivitas olahraga fudsal diluar jam sekolah ( Tabel 10). Tabel 4.15 Klasifikasi Sampel Berumur 14 Tahun Berdasarkan Aktivitas Olahraga di Luar Sekolah No Aktivitas Olahraga Frekuensi Prosentase (%) 1 Lari Sepak Bola Fudsal Jumlah

41 Durasi Aktivitas Olahraga Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 20% yang melakukan olahraga < 30 menit, 35% selama menit, dan 45% melakukan olahraga selama 1-2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur 12 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu 1-2 jam. Tabel 4.16 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga No Durasi Frekuensi Prosentase ( % ) 1 <30 menit menit jam >2 jam 0 0 Jumlah Dari 23 sampel umur 13 tahun yang diteliti terdapat 21,73% yang melakukan olahraga < 30 menit, 52,17% selama menit, dan 26,1% melakukan olahraga selama 1-2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur 13 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu menit. Tabel 4.17 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga No Durasi Frekuensi Prosentase ( % ) 1 <30 menit 5 21, menit 12 52, jam 6 26,1 4 >2 jam 0 0 Jumlah

42 29 Dari 20 sampel umur 14 tahun yang diteliti terdapat30% yang melakukan olahraga < 30 menit, 55% selama menit, dan 15% melakukan olahraga selama 1-2 jam. Dari penelitian tersebut diperoleh sebagian besar sampel umur 14 tahun melakukan olahraga dengan durasi waktu menit. Tabel 4.18 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Durasi Aktifitas Olahraga No Durasi Frekuensi Prosentase ( % ) 1 <30 menit menit jam >2 jam 0 0 Jumlah Konsumsi Rokok Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 10% yang tidak merokok, 80% sebagai perokok pasif, dan 10% adalah perokok aktif. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 12 tahun merupakan perokok pasif ( Tabek 16 ). Tabel 4.19 Klasifikasi Sampel Umur 12 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % ) 1 Tidak Pasif Aktif 0 0 Jumlah

43 30 Dari 20 sampel umur 12 tahun yang diteliti terdapat 55% yang tidak merokok, 45% sebagai perokok pasif, dan 0% adalah perokok aktif. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 12 tahun merupakan perokok pasif ( Tabel 16 ). Tabel 4.20 Klasifikasi Sampel Umur 13 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % ) 1 Tidak 13 56,52 2 Pasif 9 39,13 3 Aktif 1 4,35 Jumlah Dari 23 sampel umur 13 tahun yang diteliti terdapat 56,52% yang tidak merokok, 39,13% sebagai perokok pasif, dan 4,35% adalah perokok aktif. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 13 tahun tidak merokok ( Tabel 17 ). Tabel 4.21 Klasifikasi Sampel Umur 14 Tahun Berdasarkan Komsumsi Rokok No Konsumsi Rokok Frekuensi Prosentase ( % ) 1 Tidak Pasif Aktif 3 15 Jumlah

44 31 Dari 20 sampel umur 14 tahun yang diteliti terdapat 45% yang tidak merokok, 40% sebagai perokok pasif, dan 15% adalah perokok aktif. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa sebagian besar sampel umur 14 tahun tidak merokok (Tabel 17). 4.2 Hasil Penelitian Hasil Analisis Deskripsi Prosentase Kapasitas Vital Paru Hasil analisis deskripsi yang disajikan pada hasil penelitian adalah hasil dari pengkategorian didasarkan atas data penelitian sebanyak lima kategori, yaitu: Baik Sekali, Baik, Sedang, Kurang, dan Kurang Sekali. Tabel 4.22 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun (ml/btps) No Interval Frekuensi Prosentase Klasifikasi (%) 1 > Baik Sekali Baik Sedang Kurang 5 < Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabe diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 12 tahun mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sekali sebanyak 4 anak (20%), dan

45 32 kategori baik sebanyak 3 anak (15%), dan ada 13 anak yang termasuk dalam kategori sedang (65%). 100 Series Series BS B S K KS Gambar 4.1 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 12 Tahun Tabel 4.23 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun (ml/btps) No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi 1 > Baik Sekali ,09 Baik ,52 Sedang ,39 Kurang 5 < Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 13 tahun mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sebanyak 6 anak (26,09%), untuk kategori sedang sebanyak 13 anak (56,52%), dan untuk kategori kurang sebanyak

46 33 4 anak (17,39%). Tidak ada sampel yang termasuk kategori baik sekali dan kurang sekali Series 1 BS B S K KS Series 1 Gambar 4.2 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 13 Tahun Tabel 4.24 Norma Penilaian Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun (ml/btps) No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi 1 > Baik Sekali Baik Sedang Kurang 5 < Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabe diatas dapat dilihat bahwa sampel berumur 14 tahun mempunyai kategori kapasitas vital paru baik sebanyak 2 anak (10%), untuk kategori sedang sebanyak 17 anak (85%), dan untuk kategori kurang sebanyak 1

47 34 anak (5%). Tidak ada sampel yang termasuk kategori baik sekali dan kurang sekali Series 1 BS B S K KS Series 1 Gambar 4.3 Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sampel Umur 14 Tahun Hasil Analisis Deskripsi Prosentase VO 2 Max Tabel 4.25 Norma Penilaian VO 2 Max Sampel Umur 12 Tahun (ml/kg.bb/mnt) No Interval Frekuensi Prosentase Klasifikasi (%) 1 >47,8 0 0 Baik Sekali 2 39,3 47,7 1 5 Baik 3 35,7 39, Sedang 4 33,1 35,3 1 5 Kurang 5 < Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sampel umur 12 tahun yang mempunyai kategori baik ada 1 anak (5%), kategori sedang ada 17 anak (85%),

48 35 kategori kurang ada 1 anak (5%), dan kategori kurang sekali ada 1 anak (5%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali. 40 Series Series 1 0 BS B S K KS Gambar 4.4 Frekuensi VO 2 Max Sampel Umur 12 Tahun Tabel 4.26 Norma Penilaian VO 2 Max Sampel Umur 13 Tahun (ml/kg.bb/mnt) No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi 1 >51,7 0 0 Baik Sekali 2 45,3 51,6 2 8,70 Baik , ,83 Sedang 4 36,6 39,9 7 30,43 Kurang 5 <36,5 3 13,04 Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel umur 13 tahun mempunyai kategori baik sebanyak 2 anak ((8,70%), kategori sedang 11 anak

49 36 (47,83%), kategori kurang sebanyak 7 anak (30,43%), dan untuk kategori kurang sekali terdapat 3 anak (13,04%) Series 1 BS B S K KS Series 1 Gambar 4.5 Frekuensi VO 2 Maks Sampel Umur 13 Tahun Tabel 4.27 Norma Penilaian VO 2 Max Sampel Umur 14 Tahun (ml/kg.bb/mnt) No Interval Frekuensi Prosentase (%) Klasifikasi 1 >50,4 0 0 Baik Sekali 2 45,3 50, Baik 3 41,2 45, Sedang 4 38,3 41,1 0 0 Kurang 5 <38,2 0 0 Kurang sekali Jumlah Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sampel umur 14 tahun mempunyai kategori VO 2 Max baik sebanyak 7 anak (35%), dan kategori sedang sebanyak 13 anak (65%).

50 37 50 Series Series 1 0 BS B S K KS Gambar 4.6 Frekuensi VO 2 Maks Sampel Umur 14 Tahun 4.3 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa SMP Roudlotus Saidiyyah Semarang mengenai kategori Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max maka diperoleh hasil secara berurutan sebagai berikut: Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Sampel Umur 12 Tahun Kategori Baik Sekali Sampel yang berumur 12 tahun dan berjumlah 20 siswa yang semuannya adalah siswa kelas VII. Dari 20 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max terdapat 4 anak termasuk dalam kategori baik sekali (20%). Hal ini disebabkan oleh aktifnya siswa dalam kegiatan olagraga diluar sekolah, walaupaun umur 12 tahun masih mempunyai otot pernapasan yang

51 38 terhitung masih lemah namun dengan rutinitas olahraga diluar sekolah anak mampu mencapai kemampuan yang terhitung baik sekali. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas olahraga yang dikukan siswa diluar jam sekolah, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan paru dan vo 2 max tersebut, terdapat 85% sampel umur 12 tahun melakukan kegiatan sepakbola diluar jam sekolah, dan 15% lari. Berdasarkan durasi aktifitas olahraga terdapat 20% melakukan aktifitas olahraga selama 30 menit, 35% selama menit, dan 45% selama 1 2 jam. Sedangkan dilihat dari banyaknya konsumsi rokok sampel umur 12 tahun, terdapat 15% tidak merokok, 85% merupakan perokok pasif,dan 0% perokok Kategori Baik Dari sampel yang berumur 12 tahun yang berjumlah 20 siswa, pada pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 3 anak (15%), sedangkan pada pengukuran VO 2 Maks terdapat 1 anak (5%). Faktor yang mempengaruhi pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah posisi tubuh saat pengukuran, yaitu dalam posisi berdiri yang tegap. Kondisi tubuh dilaksanakannya tes juga sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran, dengan kondisi tubuh yang fit akan memaksimalkan daya konsentrasi dan kemampuan maksimal tubuh Kategori Sedang Dari 20 sampel yang termasuk dalam kategori sedang pada pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 13 anak (65%), sedangkan pada pengukuran VO 2 Max adalah sebanyak 17 anak (85%).

52 39 Menjadi perokok pasif juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan paru dalam melakukan pernapasan, kususnya dalam pernapasan panjang. Pada sampel umur 12 tahun tidak ada yang merupakan perokok aktif, namun hanya sebagai perokok aktif sebesar 85% sehingga dapat berpengaruh terhadap kemampuan paru. Pada sampel umur 12 tahun ini terdapat pada grafik dalam posisi sedang, hal ini dipengaruhi oleh banyak nya kegiatan sampel yang lebih banyak ke kegiatan keagamaan. Terdapat 100% sampel melakukan kegiatan keagamaan setiap hari dan lebih banyak dibandingkan kegiatan olahraga formal maupun non- formal. Pada usia ini segarusnya siswa mendapatkan kebebasan dalam melakukan aktifitas fisik untuk kebutuhan pertumbuhan fisik siswa itu sendiri Kategori Kurang Pada sampel umur 12 tahun, Kapasitas Vitas Paru dalam kategori kurang terdapat 0%, sedangkan pada pengukuran VO 2 Max terdapat 1 sampel (5%). Hal ini dipengaruhi oleh kelelahan fisik karena kurang terbiasannya sampel terhadap meteri tes sehingga dirasakan berat karena materi yang semakin lama semakin meningkat Kategori Kurang Sekali Dari 20 sampel terdapat 0% dalam pengukuran Kapasitas Vital Paru, namun terdapat 1 sampel (5%) dalam kategori kurang sekali. Hal ini dipengaruhi oleh

53 40 banyaknya kegiatan yang dilakukan diluar sekolah, seperti kegiatan keagamaan yang dilaksanakan setelah jam sekolah berakhir Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Sampel Umur 13 Tahun Kategori Baik Sekali Pada 23 sampel umur 13 tahun didalam pengukuran Kapasitas Vital Paru terdapat 0% dan VO 2 Max terdapat 0% sampel dalam kategori baik sekali Kategori Baik Pada sampel umur 13 tahun dan 23 sampel terdapat 6 sampel (26,09%) pada pengukuran Kapasitas Vital Paru, dan terdapat 2 sampel (8,70%) pada pengukuran VO 2 Max. Faktor yang mempengaruhi adalah kemampuan paru, paru dalam fungsinya adalah menyediakan oksigen dan membuang karbondioksida melalui kapiler- kapiler paru. Kemampuan paru sampel umur 13 tahun lebih baik dibandingkan umur 12 tahun pada umumnya Kategori Sedang Dari 23 sampel yang diambil yang termasuk dalam kategori sedang pada pengukuran Kapasitas Vitas Paru adalah sebanyak 13 sampel (56,52%), sedangkan pada pengukuran VO 2 Max terdapat 11 sampel (47,83%). Faktor keseriusan dalam menjalani tes juga sangat berpengaruh terhadap hasil tes tersebut, tes yang dilakukan secara serius akan memotifasi diri sendiri untuk mengeluarkan kemampuan dalam menjalankan tes secara sungguh- sungguh.

54 41 Berdasarkan status gizi yang diperoleh dari sampel umur 13 tahun juga termasuk kategori normal, yaitu sebanyak 20 sampel (86,96%) dalam kategori normal, hal ini juga mempengaruhi sampel untuk menjalani tes dengan keadaan tubuh yang tidak terlalu gemuk juga tidak terlalu kurus namun dalam keadaan tubuh yang normal. Konsumsi rokok juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan paru untuk melakukan pernapasan panjang. Untuk sampel umur 13 tahun terdapat 13 sampel (56,52%) tidak perokok sehingga masih memiliki paru- paru yang masih sehat. Selain itu kegiatan olahraga yang dilakukan diluar sekolah berupa fudsal dilakukan sampel sebanyak 15 sampel (65,21%) yang juga mampu melatih sampel untuk melakukan pernapasan yang longgar atau pernapasan panjang. Dan juga durasi waktu aktifitas olahraga yang dilakukan juga rata- rata dilakukan menit oleh 12 sampel (52,17%). Pada sampel umur 13 tahun juga terdapat lebih banyak dalam kapasitas sedang pada grafik, hal ini disebabkan pula oleh banyak nya kegiatan keagamaan setelah pendidikan formal. Pada sampel umur 13 tahun ini juga terdapat 100% siswa menjalani kegiatan keagamaan stiap harinya, dan juga status gizi yang mempengaruhi hasil dari tes yang menunjuk pada kapasitas sedang. Terdapat 86,96% sampel dalam kategori status gizi sedang, lalu berdasarkan aktifitas olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah juga terdapat 52,17% dalam durasi menit tidak teratur ( tidak dalam keadaan yang selalu aktif saat melakukan kegiatan olahraga). Lalu kegiatan olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah

55 42 dilakukan bersamaan atau campuran dan tanpa adanya takaran durasi dan jenis kegiatan olahraga yang menyebabkan kualitas fisik sampel dalam kategori sedang Kategori Kurang Dari 23 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas Vital Paru terdapat 4 sampel (17,39%) dalam kategori kurang, dan pada pengukuran VO 2 Max terdapat 7 sampel (30,43%). Hal ini dipengaruhi adanya kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap hari pada sampel sampe larut malam, sehingga saat pelaksanaan tes sampel masih ada yang tidak dalam keadaan yang fit. Dalam keadaan tubuh yang kurang fit juga akan mempengaruhi konsentrasi dalam melakukan tes yang juga berpengaruh terhadap hasil tes Kategori Kurang Sekali Pada sampel umur 13 terdapat 3 sampel (13,04%) pada pengukuran VO 2 max, dan 0% pada pengukuran Kapasitas Vital Paru. Hal ini dipengaruhi oleh ketidak seriusannya sampel dalam mengikuti pelaksanaan tes sehingga hasil yang diperoleh pada saat itu tidak dapat maksimal, ditambah lagi adanya faktor kelelahan yang juga mempengaruhi maksimal tidaknya hasil tes yang didapat serta kurang terbiasanya sampel terhadap materi tes yang diberikan Pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max Sampel Umur 14 Tahun Kategori Baik Sekali Sampel yang berumur 14 tahun berjumplah 20 siswa, terdapat 0% dari pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max. Dari total sampel yang berjumlah

56 43 60 siswa, terdapat 4 sampel (20%) yang termasuk dalam kategori baik sekali yang terdapat pada samppel umur 12 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keseriusan sampel dalam menjalani tes, karena akan mempengaruhi pada tingkat konsentrasi sampel. Selain itu depengaruhi juga oleh banyak nya aktifitas dan kegiatan keagamaan diluar jam sekolah, karena sekolah tersebutberdiri dilingkungan pondok pesantren yang menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Selain itu juga dipengaruhi oleh kurang adanya penyesuaian materi olahraga disekolah dengan materi tes yang dilaksanakan Kategori Baik Dari 20 sampel yang diambil yang termasuk dalam kategori baik pada pengukuran Kapasitas Vital Paru adalah sebanyak 2 sampel (10%). Sedangkan pada pengukuran VO 2 Max terdapat 7 sampel (35%). Hal ini dipengaruhi juga oleh minat dan keseriusan siswa dalam menjalani tes yang diberikan sehingga mampu memperoleh hasil yang maksimal. Kegiatan olahraga yang dilakukan siswa diluar sekolah juga akan melatih pernafasan panjang sehingga dalam melakukan kegiatan olahraga tidak cepat lelah. Sampel umur 12 tahun melakukan olahraga selama menit sebanyak 7 sampel (35%), 13 tahun sebanyak 12 sampel (52,17%), dan umur 14 tahun sebanyak 11 sampel (55%). Selain itu hal lain yang mempengaruhi kemampuan paru dalam melakukan pernapasan panjang, untuk sampel umur 12 tahun terdapat 55% tidak merokok sehingga mempunyai paru- paru yang sehat dan kuat dalam melakukan aktifitas olahraga.

57 Kategori Sedang Sampel umur 14 tahun terdapat 85% dalam kategori sedang pada pengukuran kapasitas vital paru, dan 65% pada pengukuran VO 2 Max. Hal ini dipengaruhi juga oleh banyak nya kegiatan keagamaan yang diberikan oleh sekolah, karena sekolah merupakan yayasan islam yang tentunya kegiatan keagamaan lebih diutamakan dibandingkan kegiatan formal lainnya. Selain kegiatan keagamaan, juga dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya aktifitas olahraga yang dilakukan diluar jam sekolah yaitu menit tanpa adanya panduan setiap harinya. Sehingga menyebabkan kualitas fisik dari sampel tidak maksimal pada umurnya, selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah konsumsi rokok yang terdapat 15% sampel adalah perokok aktif dan 40% perokok aktif. Kurangnya perhatian guru olahraga dalam aktifitas yang dilakukan siswa nya juga mempengaruhi kualitas fisik dari siswa seumurannya, sehingga tidak maksimal nya kemampuan fisik sampel saat dilakukan tes yang baru sekali sampel melakukan tes fisik seperti yang diberikan saat itu slain itu kegiatan diluar jam sekolah hanya terbatas dilingkungan podok tersebut Kategori Kurang Dari 20 sampel yang diambil pada pengukuran Kapasitas Vital Paru terdapat 1 sampel (5%), sedangkan pada pengukuran VO 2 Max terdapat sebanyak 0 sampel (0%) sampel termasuk dalam kategori kurang. Hal itu dipengaruhi oleh kurangnya konsentrasi dalam melakukan tes akan berpengaruh terhadap hasil tes

58 45 yang dicapai, sehingga konsentrasi sangat dibutuhkan dalam melakukan kegiatan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal Kategori Kurang Sekali Pada pengambilan hasil tes umur 14 tahun dalam pengukuran Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max tidak terdapat satu pun sampel yang termasuk dalam kategori kurang sekali. Hal ini dipengaruhi oleh minat siswa dalam menjalani tes yang diberikan, dan juga banyaknya aktvitas olahraga yang dilakukan sampel diluar jam sekolah, terbukti adannya bahwa pada sampel umur 14 tahun melakukan aktifitas olahraga berupa fudsal sebanyak 50% selama kurang lebih menit sebanyak 55%, dan sebanyak 45% sampel tidak merokok, sebagai perokok pasif sebanyak 40%. Berdasarkan status gizi sampel umur 14 tahun terdapat 90% termasuk dalam kategori normal, 0% gemuk, 0% dalam kategori sangat kurus.

59 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian Kapasitas Vital Paru dan VO 2 Max yang dilakukan pada siswa SMP IT Roudlotus Saidiyyah Semarang dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran penjas yang dilaksanakan masih kurang maksimal dikarenakan guru penjas yang tidak ber basic dari keolahragaan, serta kegiatan olahrga yang dilakukan siswa diluar kelas sangat berpengaruh terhadap kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max siswa. Dengan hasil sebagai berikut. 1) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 12 tahun dengan jumlah 20 siswa dengan kategori baik sekali 4 siswa (20%), dengan kategori baik sebanyak 3 (15%) sampel,dan pada kategori sedang sebanyak 13 (65%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori Kurang dan Kurang Sekali. 2) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 13 tahun dengan jumlah 23 siswa mempunyai kategori baik sebanyak 6 (26,09%), kategori sedang 13 (56,52%), kategori kurang 4 (17,39%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali dan kurang sekali. 3) Pada pengukuran Kapasitas Vital Paru sampel umur 14 tahun dengan jumlah 20 siswa dengan kategori baik sebanyak 2 (10%), kategori sedang sebanyak 17 (85%), kategori kurang sebanyak 1 (5%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali dan kurang sekali. 46

60 47 4) Pada pengukuran VO 2 Max sampel umur 12 tahun dengan jumlah 20 siswa dalam kategori baik sebanyak 1 (5%), kategori sedang sebanyak 17 (85%), kategori kurang sebanyak 1 (5%), dan untuk kategori kurang sekali sebanyak 1 (5%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali. 5) Pada pengukuran VO 2 Max sampel umur 13 tahun dengan jumlah 23 siswa dalam kategori baik sebanyak 2 (8,70%), kategori sedang sebanyak 11 (47,83%), kategori kurang sebanyak 7 (30,43%) sedangkan dalam kategori kurang sekali terdapat 3 (13,04%). Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali. 6) Pada pengukuran VO 2 Max sampel umur 14 tahun dengan jumlah 20 tahun termasuk dalam kategori baik sebanyak 7 (35%), dalam kategori sedang sebanyak 13 (65%) sampel. Tidak ada sampel yang termasuk dalam kategori baik sekali Saran Dari hasil yang telah diperoleh, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Baiknya pihak sekolah memiliki guru pengampu mata pelajaran penjas yang ber basic dari keolahragaan, agar saat proses pembelajaran penjas yang kategorinya minim dibandingkan mata pelajaran lain dapat berlajalan lancar dan maksimal. 2) Sekolah memperhatikan kegiatan olahraga siswa diluar jam sekolah melihat pengaruh kegiatan olahraga diluar sekolah memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan Kapasitas Vital Paru dan VO 2 max siswa. Misalnya dengan memanfaatkan sarana prasarana sekolah contohnya lapangan sekolah untuk

61 48 kegiatan ekstra kurikuler yang ber sifat mengolah raga seperti fudsal, volly, serta kegiatan olahraga lainnya. 3) Peneliti yang mengembangkan penelitian tentang survey kapasitas paru dan VO 2 Max, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan dan pembanding hasil penelitian- penelitian

62 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Brian J. Sharkey Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Brown dan Andersson Eri Pariknyo Dwikusumo Tes dan Pengukuran Olahraga. Universitas Negeri Semarang. Evelyn C. Pearce Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta: Grandia Pustaka Utama. Fox, E. L Sport Psikologi. Philadelphia: Sounder College Publishing. Guyton C. Arthur Fisiolgi Kedokteran. Jakarta:EGC. Harsono Ilmu Choacing. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat. Herry Koesyanto dan Eram Panduan Praktikum. Unnes Press Horubi AS, E. S Panwel Siswojo Kamus Umum Bahasa Indonesia inggris. Jakarta: Gramedia. Jos Usin Pernapasan Untuk Kesehatan. Jakarta: Gramedia. Muchsin Doewes Multistage Fitnes Test. The National Coaching Foundation. Muchtamadji M. Ali Ilmu Faal Dasar. Jakarta: Depdikbud. Sudarno SP Pendidikan Kesegaran Jasmani. Jakarta: Depdikbud. Sugiyanto dan Sudjarwo M. P Perkembangan Motorik. Jakarta: Depdikbud Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sutardji Fisiologi Olahraga 1. Semarang: FIK UNNES. Tri Murtanto Survey KVP dan VO 2 Max Pada Pemain Persikaba Blora Tahun Skripsi Unnes. UNNES Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program S1. UNNES Press. 49

63 Lampiran 1 50

64 Lampiran 2 51

65 52 Lampiran 3 DAFTAR NAMA SISWA USIA 12 TAHUN No Jenis Kelamin Nama 1 Laki- laki Abdul Hakim 2 Laki- laki Achmad Amirudin 3 Laki- laki Achmad Khotibus Safiq 4 Laki- laki Ahmad Javid. S 5 Laki- laki Ahmad Nasir 6 Laki- laki Andis Prasetyo 7 Laki- laki Dandi 8 Laki- laki Dimas Maulana. Y 9 Laki- laki Doni Prambodo 10 Laki- laki Gemuruh Bima 11 Laki- laki Iwan Pangi 12 Laki- laki Luqman Hakim. A `13 Laki- laki M. Patiktur Risqi 14 Laki- laki Nanang Kurniawan 15 Laki- laki Noer Achmad. W 16 Laki- laki Ravi Syadam. M 17 Laki- laki Ricky Hadi. Y 18 Laki- laki Sangidun 19 Laki- laki Sawidi 20 Laki- laki Suseno Satria. A

66 53 Lampiran 3 DAFTAR NAMA SISWA USIA 13 TAHUN No Jenis Kelamin Nama 1 Laki- laki Agna. M. Al Huda 2 Laki- laki Abu Yusuf Maddery 3 Laki- laki Akhmad Rizal. H 4 Laki- laki Al Mukaror. A. C. H 5 Laki- laki Anggi Maulana 6 Laki- laki Dimas. M. Hafids 7 Laki- laki Fatulloh 8 Laki- laki Fikri Maulana 9 Laki- laki Indra Bagus. P 10 Laki- laki Irvan Andrean 11 Laki- laki Krisna Kamanjaya 12 Laki- laki Kumarhadi `13 Laki- laki M. Yaska Aziz 14 Laki- laki Miftakhul Mujib 15 Laki- laki M. Risky. V 16 Laki- laki Nistifukil Artaji 17 Laki- laki Rifky Satria. W 18 Laki- laki Samsul Bakri 19 Laki- laki Samsul Ma arif 20 Laki- laki Sandi Maulana 21 Laki- laki Tomas Saeful 22 Laki- laki Turono 23 Laki- laki Panji Setyono

67 54 Lampiran 3 DAFTAR NAMA SISWA USIA 14 TAHUN No Jenis Kelamin Nama 1 Laki- laki Agus Lutfi 2 Laki- laki Agus Wahyudin 3 Laki- laki Ahmad Fuad. H 4 Laki- laki Ahmad Nur. R 5 Laki- laki Aji Bayu. S 6 Laki- laki Ali Imamuddin 7 Laki- laki Aminudin 8 Laki- laki Andre Armando 9 Laki- laki Fajar Nurmansyah 10 Laki- laki Iyan Aryo. W 11 Laki- laki Khoirul Ihsan 12 Laki- laki M. Arsyid. K. H `13 Laki- laki M. Fattih Khoirul. I 14 Laki- laki M. Romdhoni 15 Laki- laki Puji Pangestu 16 Laki- laki Shotib Burhani 17 Laki- laki Sofy Mubarok 18 Laki- laki Adi Agus Riyanto 19 Laki- laki Aditya Firman 20 Laki- laki Ardi Tri Yulianto

68 55 Lampiran 4 Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 12 Tahun No Nama Tes Kapasitas Vital Paru Hasil Terbaik Tes I Tes II Tes III 1 Abdul Hakim Achmad Amirudin Achmad Khotibus Ahmad Javid. S Ahmad Nasir Andis Prasetyo Dandi Dimas Maulana. Y Doni Prambodo Gemuruh Bima Iwan Pangi Luqman Hakim. A `13 M. Patiktur Risqi Nanang Kurniawan Noer Achmad. W Ravi Syadam. M Ricky Hadi. Y Sangidun Sawidi Suseno Satria. A

69 56 Lampiran 4 Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 13 Tahun No Nama Tes Kapasitas Vital Paru Terbaik Tes I Tes II Tes III 1 Agna. M. A Abu Yusuf. M Akhmad. R Al Mukharos Anggi Maulana Dimas. M Fatulloh Fikri Maulana Indra Bagus Irvan Andrea Krisna Kamanjaya Kumarhadi `13 M. Yaska Aziz Miftakhul. M M.Risky N. Artaji Rifky Satria Samsul. B Samsul. M Sandi Maulana Tomas Saeful Turono Panji Setyono

70 57 Lampiran 4 Data Hasil Penghitungan Kapasitas Vital Paru Usia 14 Tahun No Nama Tes Kapasitas Paru Hasil Terbaik Tes I Tes II Tes III 1 Agus Lutfi Agus. W Ahmad Fuad Ahmad Nur Aji Bagus. S Ali Imamudin Aminudin Andre. A Fajar. N Iyan Aryo Khoirul Ihsan M. Asyid. K. H `13 M. Fathih. K M. rondhoni Puji Pangstu Shohib Burhani Sofik Mubarok Adi Agus. R Aditya Firman Andi Tri. Y

71 58 Lampiran 5 KUISIONER KEBIASAAN SEHARI- HARI SISWA SMP ROUDLUTUS SAIDIYYAH SEMARANG DILUAR JAM SEKOLAH Aktifitas olahraga yang dilakukan diluar sekolah 1. Apakah kamu sering melakukan olahraga diluar sekolah? a. Ya b. Tidak 2. Jenis aktifitas olahraga apa yang kamu lakukan Berapa lama? a. < 30 menit b jam c. 1-2 jam d. > 2 jam 4. Kira- kira dalam seminggu berapa kali kamu melakukan olahraga diluar jam sekolah? a. < 2 kali b. 3-4 kali c. 5-6 kali d. Tiap hari Kegiatan luar sekolah yang dilakukan selain kegiatan olahraga 1. Aktifitas apa yang sering kamu lakukan diluar jam sekolah selain kegiatan olahraga Dalam seminggu, kira- kira berapa kali kegiatan itu kalian lakukan? a. > 2 kali b. 3-4 kali

72 59 c. 5-6 kali d. Tiap hari 3. Setiap hari,berapa jam kegiatan keagamaan itu kamu lakukan Dalam satu minggu, berapa kali kegiatan keagamaan itu kamu lakukan? a. 1-2 kali b. 3-4 kali c. 5-6 kali d. Setiap hari Apakah kamu merokok?? 1. Berapa batang kamu merokok setiap hari Sudah berapa lama kamu merokok Apa kah kamu terpapar asap rokok setiap hari? a. Ya b. Tidak 4. Bila Ya, berapa banyak kamu terpapar asap rokok setiap hari...

73 60 Lampiran 6 DOKUMENTASI GB. 4.7 Tes Kapasitas Vital Paru GB. 4.8 Tes Kapasitas Vital Paru

74 61 GB. 4.9 Tes Kapasitas Vital Paru GB Tes Kapasitas Vital Paru

75 62 Lampiran 6 PERSIAPAN MELAKUKAN TES MULTI STAGE GB Persiapan Melakukan Tes VO 2 Max GB. 12 Pelaksanaan Tes VO 2 Max

76 63 GB Pelaksanaan Tes VO 2 Max GB Pelaksanaan Tes VO 2 Max

77 GB Pelaksanaan Tes VO 2 Max 64

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas seharihari dengan giat dan penuh kewaspadaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (1) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGARUH JALAN KAKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan dengan proses kemunduran prestasi kerja dan penurunan kapasitas fisik seseorang. Menua adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerak adalah aktivitas fisik dan merupakan ciri kehidupan. Sesuai dengan pepatah yang mengatakan Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, maka aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latihan fisik merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Seseorang dengan aktivitas fisik rendah memiliki 20% sampai 30% lebih tinggi risiko

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama untuk melakukan pertukaran gas. Sistem ini berfungsi untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah, dan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskritif. Metodologi dalam suatu penelitian harus tepat dan sesuai dengan tujuan serta

Lebih terperinci

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan

Lebih terperinci

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta LATIHAN KETAHANAN (ENDURANCE) Oleh: Prof. Dr. Suharjana, M.Kes Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Latihan endurance (endurance training) merupakan model latihan yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh semua orang. Karena dengan berolahraga kita bukan hanya sehat jasmani dan rohani, tetapi juga dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Dosen FPOK IKIP Mataram Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Tentang metode deskriptif dijelaskan oleh Arikunto (1998:57) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan deskriptif yang menggunakan metade survei dan teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga memberikan gambaran

Lebih terperinci

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN

NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN NARASI BENTUK-BENTUK TES KEBUGARAN JASMANI BAGI KARYAWAN DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN TES KEBUGARAN JASMANI KARYAWAN DINAS KESEHATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Oleh: Ahmad Nasrulloh, S.Or., M.Or. FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Olahraga yang sangat membudaya dari zaman kuno sampai ke zaman modern sekarang ini, baik di Indonesia maupun dunia internasional mulai dari wanita atau laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam dunia olahraga kondisi fisik atlit memegang peranan penting dalam menjalankan program latihannya, Fisik seorang atlit juga salah satu syarat yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016 Isyani Email: duatujuhyard@yahoo.com Abstract; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama

PERSETUJUAN. Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama PERSETUJUAN Skripsi dengan judul Status Kondisi Fisik dan Keterampilan Bermain Sepakbola Siswa Kelas Khusus Olahraga Sepakbola di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Yogyakarta. ini telah disetujui oleh

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan trasportasi dirasa memperpendek jarak dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern kini menuntut segala sesuatu yang serba cepat. Baik dalam aktivitas pekerjaan, kehidupan rumah tangga dan kebutuhan makan dalam sehari-hari. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2

BAB 1 PENDAHULUAN. Volume maksimum oksigen (VO 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Volume maksimum oksigen (VO 2 maks) adalah kemampuan pengambilan oksigen dengan kapasitas maksimal untuk digunakan oleh tubuh, jika pengambilan oksigen terganggu

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Meningkatnya taraf hidup masyarakat berdampak pada penurunan aktivitas fisik. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata proporsi kecenderungan aktivitas fisik yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cikarang Utara. Pemilihan lokasi ini dikarenakan peneliti pernah menempuh pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu fisioterapi, usaha-usaha di bidang kesehatan gerak dan fungsi tubuh telah mengalami perkembangan. Tidak terbatas pada usaha kuratif saja, tetapi

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU

PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP DAYA TAHAN JANTUNG PARU SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi Disusun Oleh : DIMAS SONDANG IRAWAN J 110050028

Lebih terperinci

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees

SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU. Dwi Purnamasari Zees SUMMARY GAMBARAN KAPASITAS PARU PADA REMAJA PEROKOK DI DESA TULADENGGI KECAMATAN TELAGA BIRU Dwi Purnamasari Zees Program Studi keperawatan, fakultas ilmu ilmu kesehatan dan keolahragaan, universitas negeri

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY

NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY NARASI KEGIATAN TES KEBUGARAN JANTUNG PARU DENGAN METODE ROCKPORT BAGI KARYAWAN DINAS KESEHATAN PROPINSI DIY Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or NIP 19830127 200604 2 001 FIK UNY Abstrak Dalam rangka menilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang. di rumah, halte, stadion olahraga, tempat-tempat olahraga maupun di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai kebiasaan orang merokok, di tempat-tempat umum seperti pasar, supermarket, aktivitas harian di rumah, halte, stadion olahraga,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN...

LEMBAR PERSETUJUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN SKRIPSI... iv SURAT PERNYATAAN... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR

Lebih terperinci

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA Ilman Alifa Syahda, Imas Damayanti, Iman Imanudin Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL 1. Perhatikan gambar berikut! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALATIHAN SOAL Bagian yang ditunjukan nomor 2 dan 4 adalah... Bronkiolus dan alveolus Bronkus danalveolus Bronkus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penentuan suatu metode dalam proses penelitian merupakan langkahlangkah signifikan yang akan mendorong tercapainya tujuan penelitian, ketepatan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit. Hal ini ditunjukan dari peran masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses bernapas merupakan salah satu fungsi dasar bagi manusia untuk mempertahanan kelangsungan hidupnya. Tujuan dari bernapas adalah menyediakan oksigen untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan gerak tubuh yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992). Olahraga terdiri atas rangkaian

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH

PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH PENGARUH SUPLEMEN TERHADAP KADAR ASAM LAKTAT DARAH Samsul Bahri, Tommy Apriantono, Joseph I. Sigit, Serlyana Herman Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa suplemen tradisional (alami)

Lebih terperinci

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA

PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA PENDERITA JANTUNG MENJADI BUGAR MELALUI OLAHRAGA Oleh : Farida Mulyaningsih, M.Kes PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008 PENDERITA JANTUNG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian pasti memerlukan sebuah metode untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian diantaranya adalah mengungkapkan,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Studi DIV Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian SDIT Luqman Al Hakim Yogyakarta terletak di Muja Muju, Umbulharjo, Yogyakarta, memiliki 24 kelas, yang masing masing kelas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturanaturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah fisiologi, khususnya fisiologi olahraga. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di klub klub bola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah populasi terbesar setelah Cina, India, dan Amerika serikat. Pada tahun 2010 menurut data statistik menunjukkan bahwa jumlah

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015 Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL DENGAN LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP PENINGKATAN VO2Max PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAK BOLA SMA NEGERI 7 KEDIRI TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia angka harapan hidup semakin meningkat. Pada tahun 1980 angka tersebut 54 tahun untuk wanita dan laki-laki 50,9 tahun. Pada tahun 1985 meningkat

Lebih terperinci

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY

Suharjana FIK UNY Suharjana FIK UNY Latihan aerobik bertujuan untuk memperbaiki kinerja aerobik dan anaerobik. Kinerja aerobik dan anaerobik ini dapat dicapai melalui konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) Endurance training merupakan model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman di Indonesia saat ini membawa banyak perubahan bagi lingkungan maupun masyarakatnya. Perubahan yang sering terjadi ialah perubahan perilaku pada

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA. Laporan. Disusun untuk memenuhi tugas. Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA Laporan Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Oleh SAUSAN NAZHIRA 1206103010064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk 49 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian perlu menetapkan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Metode merupakan cara atau jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah VO 2 max adalah volume maksimal O 2 yang diproses oleh tubuh manusia pada saat melakukan kegiatan yang intensif. Volume O2max ini adalah suatu tingkatan kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA

FISIOLOGI DAN OLAH RAGA FISIOLOGI DAN OLAH RAGA Penulis: : Giri Wiarto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1). BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan di tempat SSB PSBUM UPI berlatih bertempat di lapang sepak bola kampus FPOK jalan H. Ph

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH M. ASRAR RIDHO A1D408116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan keperluan dalam kehidupan kita, apalagi bagi orang yang ingin meningkatkan kesehatannya. Kebanyakan orang latihan untuk mendapatkan manfaat dari latihan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p ROWING PHYSIOLOGY PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika pertandingan. Pada saat latihan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

KETAHANAN (ENDURANCE)

KETAHANAN (ENDURANCE) KETAHANAN (ENDURANCE) PENGERTIAN KETAHANAN Ketahanan adalah kemampuan peralatan tubuh seseorang untuk melawan kelelahan selama aktivitas berlangsung. Menurut Sukadiyanto (2002: 40) keuntungan bagi olahragawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh. Setiap tiga sampai lima detik sinyal - sinyal saraf merangsang proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernapasan 2.1.1 Definisi pernapasan Pernapasan atau respirasi adalah urutan peristiwa yang menyebabkan pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan luar dengan sel

Lebih terperinci

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan HUBUNGAN KADAR HAEMOGLOBIN DAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DENGAN KAPASITAS VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA UNSIL UNITED Sani Gunawan 1), Haikal Millah 2), Rd. Herdi Hartadji 3) 1,2,3 Jurusan Pendidikan Jasmani

Lebih terperinci

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL 1 TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL Oleh : SITI MURNI 1104725/2011 JURUSAN KESEHATAN DAN

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA Multilateral: Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Herita, Ramadhan, Ali 121 PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA Herita Warni, Ramadhan Arifin, Robinsyah

Lebih terperinci

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V, VI SEKOLAH DASAR NEGERI MEJING I CANDIMULYO MAGELANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 18. SISTEM PERNAPASANLATIHAN SOAL BAB 18 1. Perhatikan gambar berikut! Image not found http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/bio9-18-01.png Bagian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, artinya dalam penelitian ini peneliti hanya ingin menggambarkan situasi yang saat ini sedang berlangsung, tanpa

Lebih terperinci

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit Budaya Hidup Aktif Melalui Aktifitas Fisik RUMPIS AGUS SUDARKO FIK UNY STATUS KESEHATAN Sehat &Bugar Sehat Sakit Gambar : Modifikasi Kondisi Sakit - Sehat - Bugar Pendahuluan Perkembangan IPTEKS mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman yang serba modern dan praktis, masyarakat sekarang yang cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini yang hampir semua aktifitas

Lebih terperinci

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA Oleh: Sb Pranatahadi JARUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN: Anatomi Fisiologi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN

PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN PENGARUH METODE LATIHAN TRIANGLE RUN TERHADAP DAYA TAHAN (VO2MAX) PADA ANGGOTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMA NEGERI 1 CABANGBUNGIN Yunita Lasma Sireger 1, Hasan Sidik 2 Universitas Islam 45 Bekasi yunitajune@gmail.com

Lebih terperinci

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S. PENGERTIAN Cardiorespiratory -> kesanggupan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi olahraga merupakan suatu nilai yang sangat tinggi bagi bangsa. Prestasi olahraga di Indonesia secara makro masih belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat, Waktu, dan Sasaran Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMAN 27 Bandung kelas X dan XI di jalan Ustaman Bin Affan No.1, Kota Bandung, Jawa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. aktifitas lainnya dan kegiatan rekreasi (Hoeger, 2014). 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kebugaran Fisik 2.1.1 Pengertian Kebugaran Fisik Ditinjau secara fisiologis, kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh dalam melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM PERNAPASAN

BAB VII SISTEM PERNAPASAN BAB VII SISTEM PERNAPASAN PERNAPASAN / RESPIRASI PROSES PERTUKARAN GAS OKSIGEN DAN KARBON DIOKSIDA DALAM TUBUH ORGANISME FUNGSI Mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida

Lebih terperinci

AFC B LICENCE COACHING COURSE

AFC B LICENCE COACHING COURSE AFC B LICENCE COACHING COURSE SISTEM ENERGI Oleh: Prof. Dr. Sukadiyanto, M.Pd Guru Besar Pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta PENGERTIAN ENERGI Setiap

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen tidak murni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatan daya

Lebih terperinci

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011

MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 MOTIVASI SISWA KELAS X PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 SEDAYU TAHUN AJARAN 2010/ 2011 Oleh Yudi Kuswanto 05601241074 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting.

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan optimal sangatlah penting. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi seseorang menunjukkan seberapa besar kebutuhan fisiologis individu tersebut telah terpenuhi. Keseimbangan antar nutrisi yang masuk dan nutrisi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea

5. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang dinamakan... a. pleura b. bronkus c. alveolus d. trakea 1. Terjadinya inspirasi pada proses pernapasan manusia adalah karena diafragma.... a. melengkung, tulang rusuk dan dada terangkat b. melengkung, tulang rusuk dan dada turun c. mendatar, tulang rusuk dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan atau organ dalam tubuhnya yang memiliki fungsi dan manfaat tertentu bagi mahluk hidup. Salah

Lebih terperinci

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK

SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI ARMAN ABSTRAK SURVEI SARANA PRASARANA OLAHRAGA DENGAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES SMP NEGERI KECAMATAN DAMPAL SELATAN KABUPATEN TOLITOLI 1 ARMAN Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) 39 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan komparatif. Menurut Ulber (2005) penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih.

Lebih terperinci