BAB IV PEMBAHASAN. Desa Karangjoho merupakan desa yang berada di Kabupaten Semarang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Desa Karangjoho merupakan desa yang berada di Kabupaten Semarang."

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Karangjoho Desa Karangjoho merupakan desa yang berada di Kabupaten Semarang. Tepatnya di Kelurahan Samban, Kecamatan Bawen. Karangjoho adalah desa yang berada persis di kaki Gunung Kendalisodo. Secara geografis wilayah Desa Karangjoho. Kelurahan Samban, Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang memiliki batas-batas geografis sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat Desa Sorogenen dan Desa Samban Desa Harjosari Desa Mlilir dan Desa Prampelan Desa Poncoruso Menurut catatan dan data kepala Desa Samban pada bulan Oktober 2013 jumlah penduduk jumlah Kepala Keluarga mencapai 192 yang terdiri dari 136 warga laki-laki dan 138 warga perempuan. Masyarakat di Desa Karangjoho mayoritas sebagaian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan persawahan yang hampir mengelilingi Desa Karangjoho. Warga Desa Karangjoho hampir keseluruhan beragama Islam walau ada yang beragama non Islam namun mereka menjunjung tinggi nilai persatuan di Desa Karangjoho. Contoh dari adanya persatuan diantara warga Desa Karangjoho adalah dibentuknya adanya organisasi-organisasi di Desa 22

2 Karangjoho, seperti organisasi pemuda, hingga organisasi bapak-bapak dan ibu-ibu. Sarana dan Prasarana yang ada di Desa Karangjoho meliputi : 1. Sarana transportasi menggunakan kendaraan bermotor melewati Merakmati-Harjosari-Karangjoho. 2. Sarana peribadatan terdapat 1 masjid dan 1 mushola. 3. Sarana olah raga terdapat 1 buah lapangan volley. 4. Palayan keamanaan terdapat 2 buah pos kamling 5. Sarana penerangan menggunakan listrik. 6. Sarana kesehatan terdapat 1 posyandu. 7. Sarana pendidikan terdapat 1 buah, taman kanak-kanak, sedangkan untuk sekolah dasar berada di desa sebelah dan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengan Atasa (SMA) berada di Ibu Kota Kecamatan yang letaknya agak begitu jauh. ( Sumber Arsip Desa Karangjoho ) B. Gunung Kendalisodo Gunung Kendalisodo merupakan sebuah gunung yang berada di Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Gunung ini konon terbentuk karena hasil letusan Gunung Ungaran purba. Menurut kepercayaan warga sekitar, Gunung Kendalisodo merupakan sebuah gunung yang dijaga oleh Hanoman dan tempat pertapaan Hanoman saat menjadi Resi Mayangkara. Hanoman yang dikisahkan merupakan anak dari Anjani dan Bathara Guru. Menurut warga Senggono nama lain Dari Hanoman, dahulu dimandikan di Sendang 23

3 Cupumanik hingga mengalami pertumbuhan dan kesaktian yang luar biasa hingga menjadi sakti mandraguna. Dalam proses petumbuhan Senggono mencari orang tuanya dan dengan pamannya yaitu Sugriwo dan Subali, kemudian Sugriwo diajak mengabdi kepada Prabu Rama Wijaya. Dalam perang Antoro, perang diantara Prabu Rama Wijaya melawan Dasamuka, Senggono atau Hanoman mencabut tugu perbatasan di Ngalengkodiraja dan dibantinglah tugu tersebut hingga menjadi Dewi Windrati, Eyang dari Hanoman. Setelah Dewi Windrati menyampaikan terimaksih kepada Hanoman lalu Dewi Windarti pulang ke kayangan. Selesai perang Antoro kemudian Hanoman mengabdi kepada Prabu Sri Bathoro Kresno dan oleh Prabu Sri Bathoro Kresno, Hanoman diperintahkan berada di Gunung Kendalisodo guna menjaga manusia dari angkara murka. Sampai saat ini Sendang Cupumanik yang berda di desa Karangjoho masih digunakan sebagai tempat penjamasan pusaka, pusat prosesi grebeg Gunung Kendalisodo, tempat berdoa hingga tempat penyembuhan berbagai macam penyakit. (Rahman, 10 Januari 2014) C. Tradisi Grebeg Kendalisodo 1. Pengertian Upacara Grebeg Kendalisodo Grebeg Kendalisodo adalah tradisi ritual di Desa Karangjoho, Kelurahan Samban, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang yang biasanya dilakukan setiap tanggal 10 Suro. Gunung Kendalisodo terletak di Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang. Acara ini dipusatkan di sebuah mata air yang disebut Sendang Cupumanik dengan diadakannya penjamasan Pancasila yang 24

4 melambangkan negara Indonesia dan juga sabit dan cangkul sebagai lambang pertanian sebagai sektor ekonomi penduduk sekitar Gunung Kendalisodo. Penjamasan ini dihadiri oleh seluruh warga desa sekitar Gunung Kendalisodo. Upacara Grebeg Kendalisodo adalah memberi doa dan sesaji bagi penunggu Gunung Kendalisodo yang dipusatkan di Sendang Cupumanik. Di tempat ini kerap dilakukan berbagai ritual pembersihan diri yang terkait dengan kepercayaan bahwa Muharam atau Suro adalah bulan tepat untuk mengkoreksi diri dan membersihkan jiwa dan batin. Tujuan dari Upacara Grebeg Kendalisodo adalah agar masyarakat di sekitar Gunung Kendalisodo dijauhkan dari malapetaka dan yang paling penting adalah diberi kemakmuran, kelimpahan air dan serta hasil pertanian di Desa Karangjoho melimpah khususnya dan dijauhkan dari konflik-konflik nasional umumnya (Wawancara Rabin, 14 Januari 2014). 2. Sejarah singkat tradisi Grebeg Kendalisodo Tradisi Grebeg Kendalisodo di Desa Karangjoho rutin dilakukan setiap tanggal 10 Suro atau Muharam. Grebeg Kendalisodo yang dahulu hanya untuk sedekah bumi tapi pada perkembanganya saat ini juga untuk memberikan doadoa kepada para leluhur dan penunggu gunung Kendalisodo yaitu Hanoman agar dijauhkan dari malapetaka, dan yang paling penting adalah diberi kemakmuran, kelimpahan air dan serta hasil pertanian yang memuaskan, hingga diadakannya penjamasan pusaka (Pancasila, cangkul dan sabit) yang dipusatkan di Sendang Cupumanik yang dianggap suci bagi warga sekitar Gunung Kendalisodo. 25

5 Awal mula tradisi Grebeg Kendalisodo tidak lepas dari kepercayaan warga sekitar Gunung Kendalisodo bahwa Gunung Kendalisodo merupakan gunung yang dijaga oleh Hanoman. Tradisi Grebeg Kendalisodo adalah tradisi budaya lokal di daerah sekitar Gunung Kendalisodo yang dilakukan setiap tanggal 10 Suro. Pada tahun 1997, dimulailah Sedekah Bumi Kendalisodo dalam rangka memayu hayuning bawono. Memayu hayuning bawono berarti tidak mau memaksakan diri pada sesuatu (orang, binatang, tumbuhan, batu atau sungai) melainkan mau menghormatinya, membiarkanya dalam irama tersendiri, mencari kebebasan. Sikap ini tidak sama dengan sikap acuh tak acuh (Frans Magnis Suseno, 1983: 51-52). Sedekah bumi pertama terhadap Gunung Kendalisodo bertepatan pada tanggal 10 Suro 1419 H, pada saat itu masyarakat desa yang dipimpin oleh Eyang Marsidi, selaku juru kunci Sendang Cupumanik dan pertapaan Gunung Kendalisodo. Dalam pelaksanaannya warga masyarakat dengan sukarela membawa aneka sesaji dan jajan pasar (buah buahan dan makanan tradisional) pertemuan tersebut dilakukan di tempat di Sendang Cupumanik, tiap kepala keluarga diwakili oleh satu orang, sembari melakukan musyawarah masalah sedekah bumi pada tahun yang akan datang. Pada tahun 1998, bertepatan dengan 10 Suro 1420 H dalam rangka Memayu Hayuning Bawono, warga masyarakat Dusun Karangjoho yang dipimpin oleh Eyang Marsidi melakukan hal yang sama dengan tahun 1997, namun pada tahun 1998 ini setiap keluarga diwakili oleh dua orang, acara tersebut berlangsung di Sendang Cupumanik, tiap keluarga membawa sesaji berupa jajan pasar (buah buahan dan panganan tradisional), setelah warga 26

6 berkumpul maka doa-doapun dan sesaji diletakan di dekat sumber air sendang, setelah peletakan sesaji dan doa, rapat dimulai, sambil bermusawarah. Dari permusyawarahan tersebut melahirkan gagasan dan disepakati agar Sedekah Bumi Kendalisodo diganti dengan nama Grebeg Kendalisodo dengan mengelilingi daerah sekitar Gunung Kendalisodo serta mengarak Pancasila, sabit dan cangkul sebagai lambang negara serta lambang pertanian dan berakhir di Sendang Cupumanik serta mengundang warga masyarakat desa sekitar Gunung Kendalisodo juga membuat gunungan buah atas usulan Santoso warga RT 02 RW 04 Samban. Pada pelaksanaan tahun 1999, bertepatan dengan 10 Suro 1421 H, berdasarkan kesepakatan warga masyarakat Desa Karangjoho tahun 1998, yang lalu Grebeg Kendalisodo dilakukan dengan mengelilingi daerah sekitar Gunung Kendalisodo dengan mengarak Pancasila, sabit, cangkul serta gunungan buah-buahan dengan diikuti warga desa sekitar Gunung Kendalisodo. Grebeg Kendalisodo dalam perkembangan tahun berikutnya hingga saat ini bertambah dengan diadakanya jamasan pusaka serta diaraknya hasil pertanian dan perkebunan atau gunungan buah-buahan sebagai lambang bahwa Desa Karangjoho diberi hasil yang melimpah, serta dibentuknya panitia dari warga Karangjoho, karena antusias warga yang semakin bertambah tidak hanya seluruh warga desa Karangjoho namun juga oleh warga desa sekitar Gunung Kendalisodo yang hadir dan mengikuti Grebeg Kendalisodo. 27

7 3. Pelaku upacara Grebeg Kendalisodo Yang terlibat dalam tradisi Grebeg Kendalisodo diantaranya adalah : a. Juru Kunci Sendang Cupumanaik Juru kunci Sendang Cupumanik adalah orang yang menjaga sendang dan membacakan doa saat penjamasan pusaka di Sendang Cupumanik. Juru kunci juga berperan sebagai orang yang berhak melarang ataupun memperbolehkan seorang untuk masuk ke Sendang Cupumanik. Juru kunci sendang biasanya adalah orang yang mendapatkan wangsit ataupun ditunjuk oleh juru kunci sebelumnya. Untuk saat ini juru kunci Sendang Cupumanik dipegang oleh Bapak Rabin. b. Modin Modin adalah orang yang memberikan doa satu hari sebelum acara upacara Grebeg Kendalisodo berlangsung. Namun tidak hanya sebagai pembawa doa penghantar untuk upacara Grebeg Kendalisodo tapi juga modin adalah orang yang berperan sebagai pemimpin shalat jenazah dan memimpin doa-doa. Di Desa Karangjoho modin biasanya dipilih oleh masyarakat desa, sedangkan doa yang dipimpin modin adalah doa Islam yang ditambah dengan doa Jawa. Tugas modin dalam Grebeg Kendalisodo adalah memberikan doa di Sendang Cupumanik satu 28

8 hari sebelum Grebeg Kendalisodo berlangsung agar dapat berlangsung dengan baik. c. Kepala Desa Samban Kepala desa adalah orang yang dianggap sebagai sesepuh desa atau orang yang paling bertanggung jawab di desa. Kepala desa ini dipilih oleh warga desa secara ikhlas tanpa paksaan. Kepala desa adalah orang yang mengerti seluk beluk desa kepemimpinanya, serta dijadikan orang yang memimpin acaraacara. Dalam Grebeg Kendalisodo kepala desa dijadikan sebagai orang yang melakukan jamasan serta sebagai orang yang mengsahkan Grebeg Kendalisodo. d. Ketua Panitia Grebeg Kendalisodo Ketua panitia adalah orang yang dianggap mengetahui asal mula Grebeg Kendalisodo dan juga dianggap budayawan setempat. Dalam pemilihan ketua panitia, masyarakat memilih dengan dibantu oleh juru kunci Sendang Cupumanik. Tugas ketua panitia ini adalah mengatur acara grebeg dari tahap persiapan hingga selesai. Ketua panitia juga berperan sebagai orang yang mengantar sesaji ke sendang Cupumanik dibantu oleh orang yang dia tunjuk. e. Empat orang pembawa sesaji dan menghantar ke sendang. Empat orang yang ditugaskan membawa sesaji biasanya adalah warga Desa Karangjoho yang ditunjuk oleh ketua panitia. Mereka dengan ikhlas membawa dan akan meletakanya di samping 29

9 sendang, sedangkan tiga orang lainya mengawal di belakang, mereka membawa kemenyan. Tugas mereka dimulai saat pawai diberhentikan di Desa Karangjoho, sesaat akan menuju sendang untuk prosesi jamasan. f. Peserta upacara Grebeg Kendalisodo Peserta Grebeg Kendalisodo adalah sebagian besar adalah warga Desa Karangjoho dan warga sekitar Gunung Kendalisodo yang bersedia hadir saat Grebeg berlangsung, baik anak-anak, remaja maupun orang tua yang menggunakan baju adat Jawa. Pada saat grebeg berlangsung tampak masyarakat sangat antusias saat mengikuti. 4. Wujud Sesaji a. Sesaji makanan. Sesaji dalam Grebeg Kendalisodo diambil dari hasil bumi di Karangjoho yang banyak dimiliki warga. Sesaji ini dibagi menjadi dua, yaitu sesaji untuk diletakan di sendang dan sesaji dari masyarakat yang berupa makanan yang akan dimakan dan diperebutkan setelah prosesi jamasan selesai. Sesaji tersebut dibawa menggunakan tampah atau nampan rajutan dari bambu, disertai bunga dan kemenyan, sedangkan pada sesaji yang akan dimakan tanpa kemenyan dan dupa biasanya berupa tumpeng, sayuran beserta buah-buahan. Pada acara grebeg kali ini sesaji yang dibawa dan diletakan di sendang beserta kemenyan adalah 30

10 berwujud buah pisang, sedangkan yang akan dimakan adalah nasi beserta lauk pauk,sayuran dan buah-buahan. b. Kemenyan atau Dupa Kemenyan adalah alat yang digunakan untuk mengirim doa kepada roh-roh yang ada di Desa Karangjoho dan kepada penunggu Gunung Kendalisodo. Kemenyan ini dibakar oleh ketua panitia bersamaan saat sesaji akan dibawa menuju sendang. 5. Peralatan upacara Grebeg Kendalisodo a. Daun muda kelapa Daun muda kelapa yang sering masyarakat Karangjoho menyebutnya janur digunakan sebagai alas sesaji yang akan diletakan bersama bunga dan kemenyan di sendang cupumanik. b. Gerabah Gerabah yang digunakan adalah berukuran kecil, yang digunakan untuk meletakan kemenyan untuk dibakar oleh juru kunci sendang cupumanik. c. Daun pisang Daun pisang digunakan sebagai tempat warga untuk mengambil makanan atau saat makan bersama setelah prosesi penjamasan selesai. d. Pancasila, sabit dan cangkul. Pancasila sebagai lambang pemersatu Negara Indonesia digunakan sebagai pusaka yang akan dijamas, dengan harapan agar 31

11 bangsa Indonesia dijauhkan dari berbagai macam konflik yang akan memecah persatuan bangsa. Sabit dan cangkul dilambangkan sebagai perwakilan dari ekonomi warga Karangjoho yang berprofesi sebagai petani. Penjamasan sabit dan cangkul diharapkan agar sektor pertanian warga Karangjoho khususnya dan seluruh pertanian di Indonesia maju dan terus berkembang. e. Empat bambu berukuran sedang Empat bambu berukuran sedang ini disusun seperti tempat duduk raja. Bambu digunakan sebagai tempat menaruh pusaka yang akan dijamas. D. Prosesi Grebeg Kendalisodo 1. Tahap Persiapan Dalam upacara Grebeg Kendalisodo perlu diadakanya persiapan yang matang, agar dalam pelaksanaanya dapat berjalan dengan lancar, persiapan tersebut mencakup persiapan sarana dan prasarana serta spiritual agar nanti dalam prosesi grebeg tidak ada hambatan berupa kurangnya sarana yang digunakan. Orang yang menyiapkan sarana dan prasarana ini adalah warga Desa Karangjoho laki-laki maupun perempuan, sedangkan persiapan spiritual adalah melakukan doa-doa satu malam sebelum Grebeg Kendalisodo berlangsung di Sendang Cupumanik. Persiapan ini dipimpin langsung oleh juru kunci sendang beserta modin desa di Sendang Cupumanik hingga warga yang ingin datang dipersilahkan. Pada acara grebeg tahun ini, banyak warga yang datang dalam tahap persiapan 32

12 spiritual di Sendang Cupumanik, hingga bupati Kabupaten Semarang datang langsung mengikuti tahap ini dan memberikan sambutan dengan kesimpulan adalah beliau mendukung tradisi Grebeg Kendalisodo, karena ini bisa merupakan salah satu aset wisata budaya serta wisata religi di Kabupaten Semarang. 2. Pelaksanaan upacara Grebeg Kendalisodo Pelaksanaan Grebeg Kendalisodo dilaksanakan tanggal 10 Suro tanggal jawa. Warga desa memilih tanggal itu karena itu sudah turun temurun dari awal mulainya grebeg hingga saat ini. Warga percaya jika Suro adalah bulan yang baik dan bersih, dan warga tetap setuju jika Grebeg Kendalisodo dilakukan setiap tanggal 10 Suro. a. Pawai Prosesi Grebeg Kendalisodo dimulai saat warga mulai berkumpul yang ditempatkan di desa Secang. Ketika semua warga dan panitia berkumpul beserta Pancasila, sabit, cangkul dan sesaji yang akan diarak,dan kepala desa Samban mengsahkan grebeg dengan sirinenya dimulailah Grebeg Kendalisodo. Masyarakat sekitar juga suka menyebut arak-arakan ini juga sebagai pawai. Warga mulai mengarak Pancasila, sabit, cangkul, serta sesaji yang dipimpin oleh ketua panitia dari Desa Secang menuju Sendang Cupumanik yang berada di Desa Karangjoho untuk melakukan jamasan. Walau saat tahap ini terjadi hujan lebat namun tidak mengurangi semangat dan antusias warga untuk mengikuti. 33

13 b. Sambutan-sambutan Setelah pawai atau arak-arakan dari desa Secang menuju sendang Cupumanik sampai di Desa Karangjoho ketua Panitia menghentikan sejenak di pertigaan desa Karangjoho. Tidak tanpa alasan ketua panitia menghentikan sejenak. Setelah semua warga beserta panitia berkumpul, ketua panitia memberikan sambutan yang pula dihadiri oleh budayawan dari Bali (Ibu Dayu) yang teryata juga berpatisipasi pada grebeg tahun ini. Dalam sambutannya ini ketua panitia (Rahman) kepada selurh warga yang hadir yang intinya adalah sangat berterima kasih kepada Tuhan YME dan juga berterima kasih kepada warga yang telah hadirdan berpartisipasi, dan kepada para pemuda agar Grebeg dapat dilestarikan agar tidak hilang. c. Peletakan Sesaji Setelah pawai dihentikan di pertigaan desa dan selesai ketua panitia memberikan sambutan-sambutan, acara dilanjutkan dengan pembakaran kemenyan untuk sesaji. Kemudian ada 4 orang yang membawa sesaji beserta kemenyan untuk dibawa ke Sendang Cupumanik dengan jalan kaki karena jarak antara pertigaan desa dan sendang tidak begitu jauh. Setelah sampai di Sendang Cupumanik maka 4 orang tersebut meletakan sesaji dan dupa di sebuah batu besar yang memang khusus untuk peletakan sesaji dan kemenyan. Setelah peletakan sesaji maka selanjutnya adalah pembacaan doa jawa oleh pembawa sesaji tersebut. Sedangkan para warga serta peserta grebeg yang lainya masih dipertigaan desa sembari menunggu waktu untuk persiapan di sendang dan beristirahat sejenak 34

14 karena perjalanan dari Desa Secang menuju Desa Karangjoho agak begitu jauh dan dan jalanan yang menanjak. Doa yang dipanjatkan oleh seorang yang membawa sesaji tersebut intinya adalah agar seluruh warga desa Karangjoho dan semua warga sekitar Gunung Kendalisodo terhindar dari malapetaka dan diberi kemakmuran. d. Jamasan Pusaka Setelah sekiranya persiapan di Sendang Cupumanik selesai, ketua panitia memulai kembali pawai menuju Sendang Cupumanik untuk melakukan prosesi jamasan. Warga sangat antusias untuk mengikuti puncak acara Grebeg Kendalisodo di Sendang Cupumanik. Setelah sampai di Sendang Cupumanik, yang pertama akan dijamas adalah Pacasila yang langsung diletakan diatas mata air sendang. Sedangkan sesaji yang akan dimakan bersama diletakan di dalam bangunan sendang. Hanya juru kunci sendang, panitia dan sedikit peserta yang diperbolehkan masuk di area Sendang Cupumanik. Suasana menjadi hening, ketika juru kunci mulai menyuruh semua untuk diam dan tenang. Pada Grebeg Kendalisodo tahun ini, prosesi yang seharusnya dipimpin oleh juru kunci Sendang Cupumanik (Rabin) memberikan kehormatan kepada budayawan Bali (Ibu Dayu) untuk memimpin jamasan pusaka, dan beliau menerima dengan baik. Kemenyan kembali dibakar, dan Ibu Dayu mulai melakukan prosesi dengan membaca mantra-mantra. Suasana semakin mencekam ketika salah seorang dari anggota panitia kerasukan, namun hal itu dapat di atasi dengan baik oleh juru kunci sendang. Di sisi lain juru kunci sendang 35

15 memberikan doa-doa kepada sesaji makanan yang akan diperebutkan oleh warga. Setelah Ibu Dayu dan juru kunci sendang Bapak Rahman selesai melakukan doa-doa, selanjutnya Ibu Dayu dibantu salah seorang panitia mengambil bunga dari sesaji untuk ditaburkan di dalam sendang, dan tibatiba air sendang mengeluarkan gelembung-gelembung. Setelah itu dimulailah penjamasan pancasila. Pancasila atau yang dilambangkan dengan burung garuda dibasuh oleh kepala Desa Samban yang diteruskan dengan sabit dan cangkul, didampingi oleh juru kunci Sendang Cupumanik Bapak Rabin yang sebelumnya telah didoakan. e. Makan Bersama Sesudah acara penjamasan pusaka, maka acara dilanjutkan dengan makan bersama seluruh masyakat dengan perebutan sesaji makanan dan hasil pertanian warga Karangjoho yang telah ikut diarak dan didoakan. Warga mulai memperebutkan sesaji serta gunungan buah-buahan, karena dipercaya bagi yang memakan akan mendapatkan berkah. Terlihat setiap warga sangat antusias dan tidak dalam waktu lama, sesaji makanan serta gunungan buah-buahan habis diperebutkan oleh warga untuk langsung dimakan ataupun dibagikan kembali kepada saudara dan warga lain yang belum mendapatkan. f. Penutupan Setelah menikmati makanan yang ada Bapak Rahman selaku ketua panitia mengucapkan terima kasih khususnya untuk warga Karangjoho dan seluruh warga yang telah datang untuk mengikuti serta meramaikan 36

16 Grebeg Kendalisodo tahun ini, dan berharap Grebeg Kendalisodo tahun depan dapat lebih meriah. Bapak Rahman kemudian mengucapkan hamdalah: Allhamdullilah hi rabil allamin dan warga mulai pulang kerumah masing-masing. E. Makna Upacara Grebeg Kendalisodo Makna penting dalam pelaksanaan upacara Grebeg Kendalisodo dapat dilihat dari bebrbagai aspek, diantaranya adalah : 1. Makna Upacara Grebeg Kendalisodo dalam Kehidupan Sosial Kehidupan masyrakat Karangjoho diwarnai oleh sikap solidaritas warganya, karena situasi sosial tersebut menuntut adanya sikap kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup di masyarakat. Gotong royong merupakan salah satu ciri kehidupan sosial warga Karangjoho dalam mengadakan Grebeg Kendalisodo. Pelaksanaan upacara Grebeg Kendalisodo merupakan kegiatan yang selalu mengedepankan sikap maupun perilaku saling membantu atau kegotong-royongan, kerukunan yang hadir tanpa memandang status sosial, pendidikan dsb. Hal inilah dapat dibuktikan dalam pelaksanaan upacara ini, setiap warga masyarakat dengan antusias mempererat hubungan sosial antar warga Karangjoho dan seluruh warga sekitar Gunung Kendalisodo yang hadir dalam upacara tersebut. Dengan demikian terlihat jelas bahwa tradisi Grebeg Kendalisodo mempunyai makna sebagai pemersatu atau jembatan antara warga untuk 37

17 menjalin suatu hubungan sosial yang dapat menumbuhkan persatuan dan persaudaraan dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Makna Upacara Grebeg Kendalisodo dalam Membina Kerukunan Hidup Masyarakat Desa Karangjoho Tradisi Grebeg Kendalisodo dilihat dari tahap persiapan tampak bahwa mereka membina persatuan dan kesatuan masyarakat Desa Karangjoho dan mereka juga bersatu tanpa memandang status soial saat mereka membuat gunungan hingga tempat peletakan pusaka untuk dijamas yang mereka buat secara sederhana. Kerukunan warga Karangjoho dan warga sekitar nampak juga pada saat mereka akan memulai Grebeg Kendalisodo. Mereka sangat antusias dan berbondong-bondong dan saling sapa, bercanda jika mereka bertemu di jalan, para orang tua, remaja, anakanak baik laki-laki maupun perempuan. Rasa kebersamaan terlihat nampak sangat kental saat upacara selesai yaitu saat mereka memperebutkan gunungan walaupun akhirnya dibagikan kembali bagi yang belum medapatkan hingga akhirnya mereka memakanya besama tanpa memandang status apapun. 38

UPACARA GREBEG KENDALISODO DAN MAKNANYA DALAM MEMBINA KERUKUNAN MASYARAKAT DI DESA KARANGJOHO KELURAHAN SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG

UPACARA GREBEG KENDALISODO DAN MAKNANYA DALAM MEMBINA KERUKUNAN MASYARAKAT DI DESA KARANGJOHO KELURAHAN SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG UPACARA GREBEG KENDALISODO DAN MAKNANYA DALAM MEMBINA KERUKUNAN MASYARAKAT DI DESA KARANGJOHO KELURAHAN SAMBAN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Aditia Putra, Sunardi, Tri Widiarto Pendidikan Sejarah-FKIP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kebudayaan. Hal yang paling

BAB II KAJIAN TEORI. lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kebudayaan. Hal yang paling BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Definisi Tradisi Tradisi (Bahasa Latin : traditio, atau diteruskan) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sedehana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR

ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR ANALISIS NILAI-NILAI DALAM TRADISI BARITAN SEBAGAI PERINGATAN MALAM SATU SYURO DI DESA WATES KABUPATEN BLITAR Wahyuningtias (Mahasiswa Prodi PGSD Universitas Jember, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah : BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Desa Cuhai Cuhai adalah desa yang ada di Kabupaten Lamandau. Tepatnya ada di Kecamatan Lamandau. Desa Cuhai terletak di sebelah selatan kota Nanga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual bersih desa Mandhasiya (yang selanjutnya disebut RBDM) merupakan ritual bersih desa yang dilaksanakan setiap tujuh bulan sekali pada Wuku Mandhasiya (terdapat

Lebih terperinci

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo

Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah bagian dari suatu ekosistem yang harus diperhatikan eksistensinya. Manusia harus menciptakan lingkungan budayanya menjadi enak dan nyaman. Orang yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh

I. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR A. Letak Dan Sejarah Geografis Pada tahun 1923 Jepang masuk yang diberi kekuasaan oleh Raja Siak untuk membuka lahan perkebunan karet dan sawit yang

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Kajian Folklor dalam Upacara Nyadran di Pesarean Simbah Lowo Ijo di Desa Semagung Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Oleh : Ahmad Muhlasin program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa a_muhlasin@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di ruang lingkup RT 33, RT 34, RT 35, dan RT 36 serta RW 09. 1) Luas Wilayah : Hektar

BAB I PENDAHULUAN. di ruang lingkup RT 33, RT 34, RT 35, dan RT 36 serta RW 09. 1) Luas Wilayah : Hektar BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Kelurahan/Desa Kelurahan Banjarejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tanjung sari, Kabupaten Gunung kidul, Propinsi DIY. KKN Reguler periode

Lebih terperinci

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan bangsanya. Sebagai bangsa yang heterogen, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Elemen-eleman sosial budaya masyarakat Desa Gamtala yang berpotensi sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial. BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG BAB IV ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG 4.1. Analisis Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam KH. Shaleh Darat di Kota Semarang Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah sebagai simbol kedaerahan yang juga merupakan kekayaan nasional memiliki arti penting

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL A. Monografi dan Demografi Desa Sriwulan Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal 1. Monografi

Lebih terperinci

ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN. (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro

ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN. (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro ASPEK NILAI-NILAI SOSIAL PADA TRADISI BERSIH DESA JULUNGAN (Studi Kasus Pada Pelaksanaan Tradisi Bersih Desa Julungan di desa Kalisoro Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berisi mengenai simpulan yang dikemukakan penulis sebagai analisis hasil temuan dalam permasalahan yang di kaji.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama rahmatan lil alamin.ajarannya diperuntukkan bagi umat manusia secara keseluruhan. Ajaran Islam dapat berpengaruh bagi umat manusia dalam segala

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.

BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi. BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD Bab ini akan memberikan penjelasan tentang prosesi pelaksanaan tradisi bunceng (sedekah bumi), respon masyarakat serta berbagai pendapat masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS A. Kondisi Geografis Kelurahan Lomanis merupakan salah satu kelurahan dari 4 wilayah kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya disebelah

Lebih terperinci

NGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.

NGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng. BARONG IDER BUMI Anda mungkin lebih mengenal Barong sebagai pertunjukan tari dari Bali. Dalam mitologi Bali, Barong adalah perlambang kebaikan, roh pelindung. Musuhnya ialah Rangda si tukang sihir jahat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa BAB IV ANALISA DATA A. Proses Akulturasi Budaya Islam dengan Budaya Hindu di Desa Gununggangsir Agama merupakan tuntunan hakiki bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan rohani sekaligus harapan kehidupan

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH A. Keadaan Geografis Desa Sokaraja Tengah terletak di wilayah kerja Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. Desa Sokaraja Tengah terdiri dari 2 Dusun, 7 RW,

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Sejarah Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Sumberagung merupakan desa terbesar sekecamatan

Lebih terperinci

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE

LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE LAKU NENEPI DI MAKAM PANEMBAHAN SENOPATI KOTAGEDE SKRIPSI Di ajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini

Lebih terperinci

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015 PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015 I. PENDAHULUAN. Lingsar adalah sebuah Desa yang terletak di Wilayah Kecamatan Lingsar Lombok Barat, berjarak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR 33 BAB II GAMBARAN UMUM DESA PUJUD KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR A. Letak Geografis Berdirinya desa pujud pada tahun ± 1901, dimana desa ini di sebelah barat berbatasan dengan desa kasangbangsawan,

Lebih terperinci

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN

BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN 42 BAB IV MENELUSURI DESA DI TENGAH PERSAWAHAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Titik Lokasi penelitian ini berada di wilayah Kabupaten Lamongan, dengan luas wilayah kurang lebih 1.812,8 km2 atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Bukit Intan Makmur Bukit intan makmur adalah salah satu Desa di Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu adalah Exs Trans Pir Sungai Intan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis dan Demografi Wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal terletak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan

I. PENDAHULUAN. Asas otonomi daerah merupakan hal yang hidup sesuai dengan kebutuhan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, maka penyelenggaraan pemerintahan di daerah dilaksanakan dengan asas otonomi. Asas otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan hasil cipta, karsa dan karya manusia. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan hasil cipta, karsa dan karya manusia. Hal ini di sebabkan oleh beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia di kenal sebagai bangsa yang memiliki berbagai ragam kebudayaan yang merupakan hasil cipta, karsa dan karya manusia. Hal ini di sebabkan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Desa Karacak Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha.

BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kelurahan Tanjung Sari sekitar 8930 Ha. BAB II GAMBARAN OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Letak Geografis Kelurahan Tanjung Sari Kelurahan Tanjung Sari termasuk wilayah Kecamatan Medan Selayang Provinsi Sumatera Utara. Luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau kecil maupun besar. Wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau menjadikan Indonenesia dihuni oleh

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN TRADISI TUKAR-MENUKAR RAMBUT DENGAN KERUPUK DI DESA SENDANGREJO LAMONGAN A. Kondisi Masyarakat Desa Sendangrejo 1. Keadaan Geografi dan Demografi Desa Sendangrejo

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman kebudayaan dan masyarakat multikultural. Setiap wilayah memiliki corak dan kekhasannya masing-masing,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumberwungu. Melakukan survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumberwungu. Melakukan survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Gambaran Umum Kelurahan Sumberwungu Melakukan survei sangat perlu dilakukan sebelum penerjunan ke lokasi KKN, minimal survei dua kali. Sehingga dapat dijadikan

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Lokasi KKN

A. Gambaran Umum Lokasi KKN BAB I PENDAHULUAN Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu cara meningkatkan kesadaran masyarakat akan suatu hal, pemberdayaan juga dapat didefinisikan memanfaatkan sumberdaya yang terdapat pada suatu wilayah

Lebih terperinci

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro.

yang masih dipertahankan di suku Jawa adalah Ritual Bulan suro. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah sebagai sebuah Negara yang besar terkenal dengan keanekaragaman suku dan kebudayaan. Kepulauan Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke

Lebih terperinci

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013

ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2013 DINAMIKA MASYARAKAT DUSUN MANCINGAN DESA PARANGTRITIS KECAMATAN KRETEK KABUPATEN BANTUL DALAM PELAKSANAAN UPACARA BEKTI PERTIWI PISUNGSUNG JALADRI TAHUN 2002-2012 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo

Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Oleh: Ade Ayu Mawarni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa adeayumawarni@yahoo.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten

BAB V PENUTUP. ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Pesan Non Verbal dalam Upacara Adat Grebek Sekaten di Kraton Yogyakarta (Studi

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

LURAH DESA BANGUNJIWO

LURAH DESA BANGUNJIWO LURAH DESA BANGUNJIWO KECAMATAN KASIHAN, KABUPATEN BANTUL PERATURAN DESA BANGUNJIWO NOMOR 03 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BANGUNJIWO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LURAH

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat, BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG A. Pendidikan, Agama, Ekonomi, dan Sosial Budaya Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan penerjunan mahasiswa peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian

Lebih terperinci

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Benai terletak antara LS dan BT BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Benai terletak antara 0000-10 00 LS dan 1010 02-1010 55 BT dengan luas wilayah 249,36 km2 atau sekitar 3,26% dari keseluruhan luas Kabupaten

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017 SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya)

BAB IV HASIL PENELITIAN. Desa Rotan Mulya. Selatan Desa Mulya Jaya. Desa Balian Makmur. Desa Kemang Indah. (sumber arsip desa Mataram Jaya) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis Desa Mataram Jaya merupakan suatu wilayah daerah yang termasuk dalam bagian kecamatan Mesuji Raya, Kabupaten Ogan Komering Ilir propinsi Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL

1.1 Gambaran Umum Lokasi KKN Sejarah Gampong Baro Demografi Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) TOTAL BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu bagian dari kegiatan akademik yang bersifat sosial aplikatif, di mana saat kegiatan berlangsung mahasiswa dituntut untuk mengabdi kepada masyarakat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

BAB II DESA SENDANGDUWUR. Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5 BAB II DESA SENDANGDUWUR A. Letak Geografis desa Sendangduwur Desa Sendangduwur ini merupakan salah satu Desa yang terletak di Sebelah Selatan Wilayah Kecamatan Paciran serta memiliki Luas Wilayah + 22,5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat untuk bertani sayur guna memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Sengi yang terletak di lereng Gunung Merapi memiliki banyak potensi sumber daya alam. Kesuburan tanah dan ketersediaan debit air yang melimpah dimanfaatkan oleh

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI ADAT SAMBATAN BAHAN BANGUNAN DI DESA KEPUDIBENER KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Deskripsi Umum tentang Desa Kepudibener 1. Letak Geografis Desa Kepudibener merupakan satu desa yang

Lebih terperinci

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I PROFIL WILAYAH BAB I PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah 1. Dusun a. Data Geografis 1) Lokasi, Nama dan Luas Padukuhan Padukuhan Pudak terletak di perbukitan yang terletak pada 324 meter di atas permukaan laut. Terdiri

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB II PROFIL WILAYAH BAB II PROFIL WILAYAH A. DESKRIPSI WILAYAH Deskripsi wilayah disusun berdasarkan hasil survey lapangan dan pengamatan yang dilakukan di lokasi KKN, baik melalui wawancara, opini penduduk, maupun diskusi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG 1 2015 No.02,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, organisasi, pemerintah, desa. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN

Lebih terperinci

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 234 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Perkawinan merupakan rentetan daur kehidupan manusia sejak zaman leluhur. Setiap insan pada waktunya merasa terpanggil untuk membentuk satu kehidupan baru, hidup

Lebih terperinci

Tradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual

Tradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual Abstrak Tradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual (Studi Kasus di Desa Sonoageng, Kabupaten Nganjuk) Siti Noer Tyas Tuti Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya tyastuti10@gmail.com Tradisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Dusun Kedungringin Kertosono Nganjuk dengan judul Komunikasi Simbolik Dalam Ritual Bari an studi pada masyarakat Dusun

Lebih terperinci

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN 1. Kesimpulan Umum Upacara adat nyangku merupakan upacara adat warisan dari raja-raja Panjalu yang masih menjadi tradisi turun temurun masyarakat desa Panjalu. Dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki, kebudayaan yang beranekaragam ini merupakan aset negara yang harus tetap dipertahankan maupun dilestarikan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu :

BAB V PENUTUP. 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dalam menyelenggarakan Selikuran terdapat dua tahapan yaitu : - tahap persiapan - Tahap pelaksanaan (a) Tahap Persiapan

Lebih terperinci

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG

KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG KEPALA DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK PERATURAN DESA DEMPET NOMOR 06 TAHUN 2O16 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DEMPET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO A. Deskripsi Tentang Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian tersebut, meliputi beberapa bagian,

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TENGAH, Menimbang

Lebih terperinci

BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK BAB III PRATEK JUAL BELI POHON MANGGA DENGAN SISTEM TEBASAN DI DESA KEDONDONG KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK A. Gambaran Umum Desa Kendondong Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk 1. Kondisi Geografis Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erupsi Merapi yang terjadi dua tahun lalu masih terngiang di telinga masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan kehilangan mata

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.B TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.B TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.B TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN BUDAYA MASYARAKAT KELURAHAN DI KECAMATAN PURWAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen

Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Tradisi Menguras Sumur Di Pemandian Air Panas Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen Oleh: Tri Raharjo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa trie.joejoe@gmail.com Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Kondisi Desa 1. Sejarah Desa Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam gunung berapi di Magelang Kecamatan Serumbung Jawa tengah. Pada

Lebih terperinci