BAB III HASIL PENELITIAN
|
|
- Hartanti Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis dan Demografi Wilayah Kaliwungu Kabupaten Kendal terletak di sebelah Timur Kabupaten Kendal bersebelahan dengan Kabupaten Semarang Kota. Dengan jumlah penduduk jiwa dan Kepala Keluarga. Jumlah penduduk laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. (Sistem Informasi Kependudukan, 2014) Pengelompokan penduduk berdasarkan umur yang peneliti peroleh dari Sistem Informasi Kependudukan pada klasifikasi kelompok umur keadaan tanggal 25 April 2014 tampak pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasar Kelompok Umur Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah JUMLAH Sumber : Sistem Informasi Kependudukan, 01 Maret 2014 Pengelompokan penduduk Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal berdasarkan agama tampak pada tabel di bawah ini : 40
2 Hasil Penelitian Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasar Agama No Keterangan Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Islam Kristen Katholik Hindu Budha Kong Hu Chu Lainnya Sumber : Sistem Informasi Kependudukan, 01 Maret 2014 B. Laporan Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Tradisi Saparan Di jaman yang maju dan modern seperti saat ini, ritual-ritual budaya Jawa masih sering mewarnai kehidupan warga masyarakat di sejumlah daerah, bahkan semakin kuat dipertahankan didaerah-daerah lain. Bagi mereka yang bertekad melestarikan tradisi nenek moyang tersebut, hal itu terkait persepsi tuah keselamatan dan kemuliaan hidup yang dibawanya. Tidak terkecuali dengan warga masyarakat Kaliwungu Kabupaten Kendal Kelurahan Randuacir, Kaliwungu, yang rutin menggelar kegiatan bersih desa atau merti dusun setiap tahun, tepatnya pada hari Rabu Pon bulan Sapar. Bukan hanya dimaksudkan untuk mengejar berkah, rahmat, dan anugrah, ritual adat yang telah berlangsung puluhan tahun itu dipercaya dapat menghindarkan dari bahaya dan malapetaka. Kegiatan tersebut di awali dengan upacara pembersihan sumber air Jagersari, Andongsari, dan Gambirsari pada lima hari sebelum hari H, yaitu Jumat Pon, ritual merti dusun di Kaliwungu Kabupaten Kendal dirangkai dengan kegiatan bersih makam, upacara kenduri, dan dilanjutkan hiburan pada Rabu Pon. Acara puncak dari runtutan sejumlah ritual itu 41
3 Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal terjadi pada acara kenduri, yang dipopulerkan dengan istilah Sedekah Dusun. Dalam kegiatan tersebut, semua warga membawa makanan dalam bakul atau baskom, lengkap dengan berbagai jenis makanan yang dipersyaratkan. Setelah dilakukan pembacaan doa oleh sesepuh atau tokoh masyarakat setempat, warga melanjutkan dengan acara makan bersama. Anggota masyarakat terlihat rukun dan bersatu dalam kesempatan tersebut. Sedekah Dusun mulai dilaksanakan sekitar pukul WIB dan berlangsung selama hampir satu jam. Puluhan warga masyarakat dari berbagai golongan dan umur yang terlibat pada acara tersebut terlihat khusyuk ketika dua orang sesepuh dukuh (tokoh masyarakat), Suroto dan Karsono, tampil di panggung dan memimpin jalannya upacara mengatakan bahwa "Kami hanya nguri-uri tradisi nenek moyang dalam mencari keselamatan dan mencegah timbulnya bahaya dan malapetaka yang mengancam warga. Dengan ritual merti dusun, warga masyarakat berharap kelancaran rejeki, tanah pertanian subur, ternak bisa berkembang, dan pedagang laris berjualan," ungkap sesepuh Kaliwungu Kabupaten Kendal, Karsono, seusai acara Sedekah Dusun. Ketua Panitia Kegiatan Merti Saparan Kecamatan Kaliwungu, Suroto, menyebutkan bahwa setelah melewati ritual utama Sedekah Dusun, kegiatan segera dilanjutkan hiburan gambyong dan pergelaran kethoprak, mulai Rabu Pon sore hingga Kamis pagi. "Pendanaan kegiatan murni swadaya masyarakat. Total anggaran mencapai Rp 9 juta, dengan masing-masing warga dikenai pungutan Rp " Kegiatan rutin di Bulan Shafar yang selalu jatuh pada hari Rabu Pon itu dimeriahkan oleh kethoprak Ngesti Tunggal dari Banyubiru Kabupaten Semarang. Karsono mantan bekel (warga masyarakat) Randuacir menyampaikan bahwa masyarakat Randuacir menyukai kethoprak yang dipimpin oleh Nur Rohmad Hidayat itu. Suherman tokoh masyarakat setempat menambahkan bahwa kethoprak yang didirikan oleh MH Kasmari pada tahun 1980 an itu disenangi masyarakat karena selain cerita yang dikemas cukup bagus juga pentasnya bisa sampai menjelang pagi sehingga penonton puas menyaksikannya. 42
4 Hasil Penelitian Retno Widayatsih warga Kaliwungu yang menyaksikan bersama temannya mengaku senang dengan pertunjukan yang mengambil judul Wahyu Katentreman itu dan di acara saparan tahun depan dia akan menyaksikan kembali pentas kethoprak itu,tentu dengan mengajak temannya yang lebih banyak lagi. Acara Merti Dusun Gemah Ripah Loh Jinawi itu dibuka oleh Camat Kaliwungu Yayat Nurhayat AP,M.Si. Dalam sambutannya Yayat memperkenalkan diri sebagai pejabat baru di Kaliwungu dan mantan Sekretaris Kecamatan Sidomukti itu berharap tradisi saparan harus tetap dijaga dan dilestarikan. Warga Kaliwungu Randuacir biasa menyebut dengan istilah Maringi Buangan, hal itu untuk menggambarkan orang yang sedang punya hajat dengan memberikan sesaji di tempat tertentu. Bagi masyarakat Kendal yang tidak tinggal disekitar wilayah itu, kondisi tersebut pastilah sesuatu yang asing, namun tidak buat warga Kaliwungu Randuacir. Sebagian masyarakat disitu menyakini bahwa sesaji harus diberikan pada tempat-tempat tertentu yang sudah turun-temurun dilakukan nenek-moyang dulu. Keluarga yang sedang mempunyai hajat baik itu pernikahan dan sunatan, atau kegiatan lain yang mendatangkan banyak tamu, diharuskan untuk memberikan buangan (sesaji) di persimpangan jalan, wuwungan rumahnya, dan di bererapa tempat seperti Pelantaran, Pandean, Kramat Jati, Pungkuran, serta kali Sawahjati. Apabila kebiasaan ini dihindari, dipercaya akan mendatangkan hal-hal yang tidak baik bagi keluarga atau masyarakat Kaliwungu. Bekas buangan atau sesaji dapat kita jumpai di tempat itu. Wadah berupa kotak dari bambu yang dianyam terlihat bertumpuk, seperti terlihat di Kaliblorong, salah satu Punden warga Kaliwungu. Dipercaya oleh masyarakat bahwa Kali Blorong adalah batas tengah antara Kaliwungu Kabupaten Kendal dan Kecamatan Brangsing Kabupaten Kendal. Cerita ini Konon didengar dari kakekkakek sesepuh Kaliwungu Kabupaten Kendal. Mbah Suraji, orang yang dituakan (tokoh agama) di Kaliwungu Kabupaten Kendal menuturkan bahwa menurut kakek-nenek dulu, Kali Andong adalah tempat yang diyakini paling tua, dan kemudian menurunkan anak mbarep yaitu Kali Jager dan seorang anak ragil putri yaitu Kali Gambir. Adapun 43
5 Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal nama putri itu adalah Nyai Gadung Mlathi. Maka dari itulah ada semacam larangan tak tertulis kepada masyarakat Kaliwungu untuk tidak mengenakan corak dan motif Gadung Mlathi dalam segala benda yang dipakai, baik itu iket, lendang,stagen, klambi,dan jarik. Mbah Suraji (tokoh agama) sendiri menyebut bahwa pemberian sesaji ini sebagai naluri jaman kuno yang keberadaannya dipercaya dan tetap akan dilakukan oleh masyarakat Kaliwungu. Kegiatan pemberian sesaji ini juga dilakukan pada acara Saparan Merti Desa. Aneka makanan dan jajan pasar lengkap ditempatkan di sebuah kotak bambu dan dibawa orang untuk diletakkan pada tempat-tempat yang telah ditunjuk. Pernah suatu ketika terjadi sesaji yang dikirimkan ternyata masih kurang satu buah Kedondong, karena pada saat dibawa jatuh menggelinding tanpa diketahui. Pada saat acara Saparan tengah berlangsung ternyata ada salah seorang tamu dari luar kota menjadi kesurupan dan meminta buah Kedondong. Dondongku digigolake, ucapnya berkali kali sambil terus berjoget secara tidak sadar. Gambar 1. Salah satu tempat keramat untuk meletakkan sesaji di Kaliwungu Kabupaten Kendal Acara Saparan Merti Desa dilaksanakan oleh warga Kaliwungu Kabupaten Kendal setiap Bulan Sapar hari Rabu Pon malem Kamis Wage. 44
6 Hasil Penelitian Hari H yang dipilih harus jatuh pada hari Rabu Pon. Namun apabila dalam bulan itu tidak ada hari Rabu dengan Pasaran Pon, maka akan diundur ke Bulan Mulud. Acara Saparan ini diawali dengan kegiatan bersih desa pada pagi hari, dan kemudian dilanjutkan dengan Kondangan (kenduri), dan pada malam hari diadakan pentas ketoprak. Sampai sekarang warga Kaliwungu Kabupaten Kendal tidak ada yang berani untuk meninggalkan tradisi ini, mengingat ketakutan akan adanya sesuatu hal buruk yang terjadi apabila acara ini dilewatkan. 45
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SAPARAN DI KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL
Laporan Penelitian Individual NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI SAPARAN DI KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL Penelitian Kompetitif Individual Dari Dana LP2M STIT Muh. Kendal Tahun Anggaran 2014 Oleh:
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki, kebudayaan yang beranekaragam ini merupakan aset negara yang harus tetap dipertahankan maupun dilestarikan.
Lebih terperinciPANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO
PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Wahyu Duhito Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa Wahyu_duhito@yahoo.com
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara kita adalah Negara yang memiliki beragam kebudayaan daerah dengan ciri khas masing-masing. Bangsa Indonesia telah memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu jenis kebutuhan manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk yang sepanjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki
Lebih terperinciLAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN
LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN NAMA : AHMAD ARIFIN NIM : 140711603936 OFFERING : C Tugas untuk memenuhi persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma budaya masyarakat, baik secara horisontal, dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Budaya, Feature, Nusantaraku, Produser, Rasulan. xii + 82 halaman; 17 gambar; 10 tabel Daftar acuan: 14 ( )
ABSTRAK Indonesia memiliki banyak kebudayaan, tradisi, dan adat istiadat yang tidak banyak diketahui oleh generasi muda. Budaya dan tradisi yang dipercaya turun temurun dan merupakan identitas bangsa harus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Warak Desa Warak RW VI secara geografis berada di kelurahan Dukuh, kecematan Sidomukti kota Salatiga Jawa Tengah dengan batas-batas sebagai berikut 1 : a.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai Ronggeng Kaleran Dalam Upacara Adat Nyuguh di Kampung Adat Kuta Ciamis dapat disimpulkan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN 1. Kesimpulan umum Budaya tolak bala masih tetap dipertahankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah. 1. Geografis. a. Letak Desa. Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah 1. Geografis a. Letak Desa Banjarejo adalah salah satu desa yang terdapat di kecamatan Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Memiliki luas 71,61 km 2 dan jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masyarakat dan kebudayaan merupakan hubungan yang sangat sulit dipisahkan. Sebab masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP TRADISI SURAN DI MAKAM GEDIBRAH DESA TAMBAK AGUNG KECAMATAN KLIRONG KABUPATEN KEBUMEN Oleh: Tanti Wahyuningsih program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa wahyutanti546@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan terjadi melalui proses belajar dari lingkungan alam maupun lingkungan sosial artinyahubungan antara manusia dengan lingkungan dihubungkan dengan tradisi masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO
BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING TURONGGO TRI BUDOYO DI DESA KALIGONO KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO Oleh : Dewi Kartikasari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai budaya baik melalui nilai-nilai adat, peraturan
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang
Kajian Folklor dalam Tradisi Nyadran di Desa Ketundan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Oleh : Muhamad Arif Susanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa MuhamadArif347@yahoo.co.id Abstrak:
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA. daerahnya sejuk dan sangat berpotensial.
BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA PENANGGUNGAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN BANJARNEGARA A. Keadaan Geografi Wanayasa merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain, manusia mempunyai banyak kelebihan. Inilah yang disebut potensi positif, yakni suatu potensi yang menentukan eksistensinya,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal berkenaan dengan bentuk, simbol serta sekilas tentang pertunjukan dari topeng Bangbarongan Ujungberung
Lebih terperinciBAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN
BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN A. Lokasi Penelitian 1. Monografi dan Demografi Desa Ringinharjo Pada Bulan Maret 2012 a. Monografi Desa Ringinharjo
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. selamatan dan hajatan. Dalam pelaksanaan hajatan dan selamatan tersebut
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kehidupan masyarakat Jawa di Dusun Jatirejo tidak dapat dilepaskan dari serangkaian kegiatan upacara yang berkaitan dengan siklus daur hidup, dimana dalam siklus daur hidup
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
BAB IV GAMBARAN UMUM DUSUN NONGKO DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Sejarah Desa Sumberagung Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Desa Sumberagung merupakan desa terbesar sekecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki moto atau semboyan Bhineka Tunggal Ika, artinya yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun pada hakikatnya bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan
1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan kebudayaan adalah hasil dari karya manusia. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO
PERSEPSI MASYARAKAT DAN PERKEMBANGAN KESENIAN TRADISIONAL JARAN KEPANG MUDO LANGEN BUDOYO DI DESA KEDUNG PUCANG KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO Oleh: Yesi Setya Nurbaiti program studi pendidikan bahasa
Lebih terperinci2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ciamis adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten ini berada di Tenggara Jawa Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Majalengka,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun Karang Padang 1. Kondisi Geografis 2. Penduduk
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dusun Karang Padang 1. Kondisi Geografis Secara geografis Dusun Karang Padang, terletak di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Dusun Karang Padang terletak
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam
40 BAB III PENYAJIAN DATA A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam masyarakat Pujud Data yang disajikan adalah data yang diperoleh dari lapangan yang dihimpun melalui observasi,
Lebih terperinciOleh : Siti Masriyah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Perubahan Cara Pandang Masyarakat Terhadap Mitos dalam Tradisi Bersih Makam Ki Hajar Welaran di Gunung Paras Desa Karangsambung Kecamatan Karangsambung Kabupaten Kebumen Oleh : Siti Masriyah Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan diri dan keluarganya. Secara sosial ekonomi masyarakat sekarang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan seni budaya yang semakin maju membuat pola pikir masyarakat juga semakin maju pula. Kemajuan pola pikir yang terjadi di masyarakat dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. media bagi bangsa Indonesia untuk mempelajari kejayaan masa lalu. Hal ini menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sangat kaya dengan limpahan budaya yang bernilai tinggi, beraneka ragam dan unik. Budaya yang menyatu membentuk suatu kearifan manusia dalam mengolah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata Tahlil secara etimologi dalam tata bahasa Arab membahasnya sebagai sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti mengucapkan
Lebih terperinciBAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA
36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan
Lebih terperinciBAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN
37 BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN A. Gambaran Umum Desa Kombangan 1. Letak Lokasi Desa Kombangan merupakan satu desa yang berada di wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sebuah ciri dari masyarakat di suatu daerah. Contoh nyata dari kebudayaan di masyarakat adalah adanya berbagai macam pakaian adat, tradisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
Lebih terperinciBUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016
BUPATI MALANG SAMBUTAN BUPATI MALANG PADA ACARA PENERIMAAN KUNJUNGAN KERJA DPR RI KOMISI X TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2016 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. YTH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah bagian dari suatu ekosistem yang harus diperhatikan eksistensinya. Manusia harus menciptakan lingkungan budayanya menjadi enak dan nyaman. Orang yang
Lebih terperinciBENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN
BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN Oleh : Ade Reza Palevi program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa aderezahidayat@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN
BAB III PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN A. Letak Geografis Agrowisata Belimbing terletak di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, yang dikenal sebagai desa agrowisata Belimbing jaraknya
Lebih terperinciNGOPI SEPULUH EWU. Ide festival ini terinspirasi dari kebiasaan minum kopi warga Kemiren, yakni tradisi ngopi bareng.
BARONG IDER BUMI Anda mungkin lebih mengenal Barong sebagai pertunjukan tari dari Bali. Dalam mitologi Bali, Barong adalah perlambang kebaikan, roh pelindung. Musuhnya ialah Rangda si tukang sihir jahat.
Lebih terperinciUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Gambar 2. sesaji dalam pementasan topeng Lengger (dok. Ela : Giyanti, 2015) Bentuk penyajian pertunjukan topeng Lengger dalam sebuah rangkaian upacara adat berbeda dengan sajian pertunjukan ketika dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara pembersihan benda-benda pusaka peninggalan leluhur masyarakat Panjalu. Upacara yang ditujukan
Lebih terperinciTradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual
Abstrak Tradisi Nyadran sebagai Komunikai Ritual (Studi Kasus di Desa Sonoageng, Kabupaten Nganjuk) Siti Noer Tyas Tuti Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya tyastuti10@gmail.com Tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa, didalamnya memiliki keragaman budaya yang mencerminkan kekayaan bangsa yang luar biasa. Kebudayaan
Lebih terperinciPelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi Sebagai Upaya Untuk Memelihara Kebudayaan Nasional. Puniatun ( ST) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang
Pelaksanaan Tradisi Sedekah Bumi Sebagai Upaya Untuk Memelihara Kebudayaan Nasional Puniatun (10110081-ST) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yang diteliti adalah pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan. Budaya dan manusia serta segala masalah kehidupan tidak dapat dipisah-pisah untuk memahami hakikat kehidupan sebagai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD. sekitar klenteng dalam menanggapi pelaksanaan tradisi sedekah bumi.
BAB IV ANALISIS TRADISI BUNCENG UMAT KONGHUCU DI TITD Bab ini akan memberikan penjelasan tentang prosesi pelaksanaan tradisi bunceng (sedekah bumi), respon masyarakat serta berbagai pendapat masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,
Lebih terperincikepada para hadirin yang hadir.
Lampiran 1 TRANSKIP OBSERVASI : 01/1 O/2016 Tanggal Pengamatan : 5 Februari 2016 Jam : 14.00 16.00 Disusun Jam : 20.00 22.30 Kegiatan yang diobservasi : Proses Kegiatan Bersih Desa di Desa Ngrogung Kecamatan
Lebih terperinci-AKTIVITAS-AKTIVITAS
KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Legeno-nan di Desa Kwayangan Upacara tradisional merupakan wujud dari suatu kebudayaan. Kebudayaan adalah warisan sosial yang akan diteruskan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Tampan merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan
Lebih terperinciMAKNA TRADISI SAPARAN BAGI MASYARAKAT DUSUN MULUNGAN KELURAHAN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG
MAKNA TRADISI SAPARAN BAGI MASYARAKAT DUSUN MULUNGAN KELURAHAN NOGOSAREN KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Widodo Tri Widiarto Wahyu Purwiyastuti Progdi Sejarah FKIP Universitas Kristen Satya Wacana
Lebih terperinciBAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN
BAB IV PENYIMPANGAN AQIDAH DALAM SEDEKAH LAUT DI KELURAHAN BANDENGAN Aqidah adalah merupakan pusaka yang diwariskan oleh nabi para nabi dan rosul yang merupakan tugas utama dalam risalahnya yaitu meluruskan
Lebih terperinciMERTI DUSUN DI DUSUN GINTUNGAN
MERTI DUSUN DI DUSUN GINTUNGAN Disusun untuk memenuhi tugas Wawasan Budaya Nusantara (MKK00162) Program Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam Oleh : WINDA SETYA MARDIANI NIM.14148128 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang
Lebih terperinciKajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo
Kajian Folklor dalam Tradisi Guyang Jaran di Desa Karangrejo Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo Oleh: Ade Ayu Mawarni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa adeayumawarni@yahoo.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya. Kebudayaan lokal sering disebut kebudayaan etnis atau folklor (budaya tradisi). Kebudayaan lokal
Lebih terperinciPARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :
PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat : Pertanyaan-pertanyaan : 1. Aspek manusia : penjual, pembeli dan si anak (Pada saat wawancara,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Tualang terdiri dari empat Kadus (Kepala Dusun), 8 RW, dan 79 RT,
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi DesaTualang merupakan salah satu Desa dari sembilan Desa yang terdapat di KecamatanTualang Kabupaten Siak Sri Indrapura di Provinsi Riau.
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul
Persepsi Masyarakat terhadap Kirab Budaya dalam Nawu Sendhang Seliran di Mataram Islam Sayangan Jagalan Banguntapan Bantul Oleh : Etmi Amaneti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa amanetyetmi@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan
Lebih terperinciMOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI
MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makam Kotagede atau sering disebut juga dengan Sargede adalah sebuah makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar Sutawijaya, pendiri kerajaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diwariskan secara turun temurun di kalangan masyarakat pendukungnya secara
digilib.uns.ac.id 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upacara tradisional merupakan salah satu wujud peninggalan kebudayaan dan pada dasarnya upacara tradisional disebarkan secara lisan. Upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Negara Indonesia adalah Negara yang beranekaragam, baik
Lebih terperinciBUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, Menimbang : a.
Lebih terperinciCerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor)
Cerita Rakyat Goa Menganti di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen (Kajian Folklor) Oleh: Rini Widiyanti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa riniwidiyanti91@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciWujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan. merupakan panglima yang tinggal di Desa Sei Nagalawan. Tokoh Panglima Besar
LAMPIRAN 1 Wujud Cerita Panglima Besar dalam Masyarakat Desa Sei Nagalawan Bagi sebagian masyarakat di Desa Sei Nagalawan cerita Panglima Besar ini tidak asing lagi, banyak orang berpendapat bahwasannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat sudah dilanda dengan modernitas. Hal ini menyebabkan kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kajian mengenai partisipasi masyarakat dalam perayaan tradisi masih menjadi topik yang menarik untuk dikaji, mengingat saat ini kehidupan masyarakat sudah dilanda
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah Km, dan
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografis Parit Hidayat memilikii kondisi geografis dengan tipologi daerah datar dan didominasi oleh tanah gambut dan tanah liat. dengan luas wilayah 517.25 Km,
Lebih terperinciProsesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo
Prosesi Dan Makna Simbolik Upacara Tradisi Wiwit Padi di Desa Silendung Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo Oleh: Murti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Murti_tinah@yahoo.com.id Abstrak:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan
Lebih terperinciBAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN
BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Gambaran Umum Desa Bajur 1. Letak Lokasi Masyarakat Bajur merupakan salah satu suku bangsa yang berada di wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempunyai tata cara dan aspek-aspek kehidupan yang berbeda-beda. Oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau yang tentunya pulau-pulau tersebut memiliki penduduk asli daerah yang mempunyai tata cara dan aspek-aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya yang berada di daerah-daerah di dalamnya. Kebudayaan itu sendiri mencakup pengertian yang sangat luas. Kebudayaan merupakan
Lebih terperinciBAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH. Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram,
32 BAB III MENEROPONG BENTANG ALAM DESA BUNGURASIH A. Potret Desa Bungurasih Desa Bungurasih 20 tahun yang lalu adalah Desa yang penuh damai, tentram, wilayahnya masih 'hijau', sawah, pepohonan, terhampar
Lebih terperinciKajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen
Kajian Folklor Tradisi Nglamar Mayit di Desa Sawangan, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen Oleh: Heira Febriana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Febrianahera@gmail.com Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian Ziarah merupakan istilah yang tidak asing di masyarakat. Ziarah adalah salah satu bentuk kegiatan berdoa yang identitik dengan hal yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dusun mojosantren bila dilihat dari sudut geografis termasuk pada klasifikasi data rendah. Dusun Mojosantren merupakan dusun yang strategis
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Tapanuli Tengah dikenal dengan sebutan Negeri Wisata Sejuta Pesona. Julukan ini diberikan kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dikarenakan dibeberapa
Lebih terperinci