Rencana aksi program penelitian dan pengembangan kesehatan tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan/

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana aksi program penelitian dan pengembangan kesehatan tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan/"

Transkripsi

1

2 Ref AS IND 2015 Katalog Dalam Terbitan, Badan Penelitian dan Pengembangan RI Ind r Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan RI Rencana aksi program penelitian dan pengembangan kesehatan tahun Badan Penelitian dan Pengembangan / Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan RI Jakarta : Lembaga Penerbit Badan Litbangkes, 2015 ISBN Judul II. ACADEMICS AND INSTITUTES

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkah dan Rahmat-Nya sehingga dokumen Rencana Aksi Program Penelitian dan Pengembangan Tahun ini dapat terselesaikan. Sesuai Keputusan Menteri RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Tahun mengamanatkan Renstra Kementerian untuk digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan dalam kurun waktu lima tahun. Selanjutnya Renstra Kementerian agar dijabarkan dalam bentuk Rencana Aksi Program (RAP) di tingkat Eselon I dan Rencana Aksi Kegiatan (RAK) di tingkat Eselon II. Rencana Aksi Program (RAP) Penelitian dan Pengembangan Tahun merupakan dokumen yang memuat kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan beserta seluruh satuan kerja di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan dalam mendukung pencapaian program pembangunan kesehatan. Rencana Aksi Program Penelitian dan Pengembangan ini diharapkan menjadi panduan dan sekaligus upaya akselerasi Badan Penelitian dan Pengembangan sebagai lokomotif pembangunan kesehatan. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan pemikiran dan kerja kerasnya dalam penyusunan Rencana Aksi Program Penelitian dan Pengembangan Tahun ini. Jakarta, 21 September 2015 Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE

4 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 3 DAFTAR BAGAN... 5 DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM... 6 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penyusunan Rencana Aksi Kondisi Umum Organisasi Sumberdaya (Manusia, Sarana-Prasarana, dan Anggaran) Kinerja Badan Litbangkes Potensi, Permasalahan dan Implikasi Potensi Permasalahan Implikasi BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia Tujuan Kementerian Tujuan Badan Litbangkes Sasaran Strategis Kementerian Sasaran Strategis Badan Litbangkes BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBANGAAN Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbangkes Arah Kebijakan Strategi Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan BAB IV PROGRAM, KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN Program Agenda Riset Tahun Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik

5 Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Kerangka Pendanaan BAB V PENUTUP LAMPIRAN 2

6 DAFTAR TABEL Tabel I.1 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun Tabel I.2 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel I.3 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun Berdasarkan Jabatan Fungsional Tabel I.4 Jenjang Jabatan Peneliti Badan Litbangkes Tabel I.5 Kepakaran Peneliti Badan Litbangkes Tahun Tabel I.6 Tugas Belajar Badan Litbangkes Dalam dan Luar Negeri Tahun Tabel I.7 Laboratorium Badan Litbangkes yang Terakreditasi Tabel I.8 Jenis Laboratorium Badan Litbangkes Tabel I.9 Alokasi Anggaran (dalam Milyar) Badan Litbangkes Tahun Tabel I.10 Daftar Penelitian yang Diproses HAKI Tahun Tabel I.11 Capaian Kinerja Indikator Badan Litbangkes pada Renstra Tahun Tabel III.1 Sasaran Pembangunan RPJMN Tabel III.2 Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun Tabel III.3 Jenis dan Keterangan Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun Tabel IV.1 Target Kinerja Program Penelitian dan Pengembangan Tabel IV.2 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Tabel IV.3 Area Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Tahun Tabel IV.4 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Tabel IV.5 Area Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Tahun Tabel IV.6 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Tabel IV.7 Area Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Tahun Tabel IV.8 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Tabel IV.9 Area Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Tabel IV.10 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tabel IV.11 Area Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tahun

7 Tabel IV.12 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Tabel IV.13 Area Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Tahun Tabel IV.14 Target Kinerja kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan tahun Tabel IV.15 Pengembangan SDM Peneliti Tahun Tabel IV.16 Status Akreditasi Jurnal Badan Litbangkes Tabel IV.17 Rencana Pengembangan Jurnal Balitbangkes

8 DAFTAR BAGAN Bagan I.1 Struktur Organisasi Badan Litbangkes Bagan I.2 Persentase Anggaran Penelitian Dan Non Penelitian Tahun Bagan I.3 Target dan capaian IKU Badan Litbang Tahun Bagan I.4 Jumlah Penelitian yang Diproses dalam HAKI Tahun Bagan III.1 Peta strategi pencapaian visi Kementerian

9 DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM ABK : Analisis Beban Kerja ACT : Artemisinin based Combination Therapy AFTA : Association of Southeast Asian Nations Free Trade Area AIDS : Acquired Immunodeficiency Syndrome AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APEC : Asian Pasific Economic Coorporation ASEAN : Association of Southeast Asian Nations ASN : Aparatur Sipil Negara Badan Litbangkes : Badan Penelitian dan Pengembangan BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BSL 3 : Bio Safety Level 3 BTDK : Biomedis dan Teknologi Dasar B2P2TOOT : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu B2P2VRP : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga COD : Cause of Death CRVS : Civil Registration and Vital Statistics DBD : Demam Berdarah Dengue DBK : Daerah bermasalah kesehatan DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Ditjen : Direktorat Jenderal DM : Diabetes Mellitus DNA : Deoxyribo Nucleic Acid DOI : Digital Object Identifier DTPK : Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan FKTP : Fasilitas Tingkat Pertama GAKI : Gangguan Akibat Kekurangan Iodium HAKI : Hak Kekayaan Intelektual HAM : Hak Asasi Manusia HDI : Human Development Index HIV : Human Immunodeficiency Virus HKI : Hak Kekayaan Intelektual HKKPM : Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat HSJI : Health Science Journal of Indonesia HTA : High Technology Assessment ICT : Information Communication Technology 6

10 IHR IKU ILI Infojab Infokes IPKM Iptek Iptekdok ISO Jamkesmas JKN KAN KAP KB KEPK Kepmenkes KIA KIE K/L KLB KNEPK KONAS KOTRANAS Litbang Litbangda LIPI LSM Mandat MDGs MTA MRI Nakes NAPZA NIC OJS P2B2 P2TB PCR PD3I PHBS PM PMK PNBP PNS : International Health Regulations : Indikator Kinerja Utama : Influenza Like Illness : Informasi jabatan : Info kesehatan : Indeks Pembangunan Masyarakat : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran : International Organization for Standardization : Jaminan Masyarakat : Jaminan Nasional : Komite Akreditasi Nasional : Knowledge Attitude Practice : Keluarga Berencana : Komisi Etik Penelitian : Keputusan Menteri : Ibu dan Anak : Komunikasi Informasi Edukasi : Kementerian/Lembaga : Kejadian Luar Biasa : Komisi Nasional Etik Penelitian : Kebijakan Obat Nasional : Kebijakan Obat Tradisional Nasional : Penelitian dan pengembangan : Penelitian dan Pengembangan Daerah : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia : Lembaga Swadaya Masyarakat : Manajemen Data : Millennium Development Goals : Material Transfer Agreement : Magnetic Resonance Imaging : Tenaga kesehatan : Narkoba Psikotropika dan Zat Adiktif : National Influenza Center : Open Journal Systems : Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang : Program Pengendalian Tuberkulosis : Polymerase Chain Reaction : Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi : Perilaku Hidup Bersih Sehat : Penyakit Menular : Peraturan Menteri : Penerimaan Negara Bukan Pajak : Pegawai Negeri Sipil 7

11 Polindes Posbindu Poskesdes Poskestren Posyandu usila PPOK Prolegnas Proleg PP PTM PUGS Puskesmas PPPK PWS RAP Renstra Rifaskes Rikus Cemarling Riskesdas Riskesnas Ristoja RPJMN RPJP-K RPJP-N RPM RPP RS RSU RSUD RUU SARI Satker SDKI SDM SDT Setban SIG SIP SJSN SK SKN SOP SP SPPN SRS : Pondok Bersalin Desa : Pos Pembinaan Terpadu : Pos Desa : Pos Pesantren : Pos Pelayanan Terpadu Usia Lanjut : Penyakit Paru Obtruktif Kronik : Program Legislasi Nasional : Program Legislasi Peraturan Pemerintah : Penyakit Tidak Menular : Pedoman Umum Gizi Standar : Pusat Masyarakat : Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja : Pemantauan Wilayah Setempat : Rencana Aksi Program : Rencana Strategis : Riset Fasilitas : Riset Khusus Pencemaran Lingkungan : Riset Dasar : Riset Nasional : Riset Tanaman Obat dan Jamu : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional : Rancangan Peraturan Menteri : Rancangan Peraturan Pemerintah : Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum : Rumah Sakit Umum Daerah : Rancangan Undang-Undang : Severe Acute Respiratory Infections : Satuan Kerja : Survei Demografi dan Indonesia : Sumber Daya Manusia : Studi Diet Total : Sekretariat Badan : Sistem Informasi Geografis : Sistem Informasi Puskesmas : Sistem Jaminan Sosial Nasional : Surat Keputusan : Sistem Nasional : Standar Operasional Prosedur : Sensus Penduduk : Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional : Sample Registration System 8

12 Tabulin TB TDS TIKM TPG TTKEK TUP UP UPT USG UU WHO WTO WUS : Tabungan Ibu Bersalin : Tuberkulosis : Total Diet Study : Teknologi Intervensi Masyarakat : Tenaga Pelaksana Gizi : Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik : Tambahan Uang Persediaan : Uang Persediaan : Unit Pelaksana Teknis : Ultrasonografi : Undang-undang : World Health Organization : World Trade Organization : Wanita Usia Subur 9

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya menjamin keberhasilan dan kesinambungan pembangunan kesehatan telah disusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang (RPJP-K) tahun sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang nasional (RPJP-N) tahun dan tentu saja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Sistem Nasional (SKN). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dengan berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan menyebutkan bahwa Menteri melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penelitian dan pengembangan kesehatan. Peraturan Menteri Nomor 1144 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian menyebutkan bahwa Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbangkes) bertugas untuk mengelola penelitian dan pengembangan kesehatan termasuk pembinaan. Sehubungan dengan hal tersebut, peningkatan kualitas penelitian dan pemanfatannya merupakan sasaran program Badan Penelitian dan Pengembangan selama 10 tahun terakhir, meskipun dengan penguraian indikator yang berbeda. Agar arah kebijakan pelaku pembangunan bidang kesehatan searah dengan tujuan Pembangunan Nasional telah disusun Rencana Strategis Kementerian yang merupakan dokumen perencanaan yang memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian. Tantangan dan masalah pembangunan kesehatan dirasakan semakin kompleks sehingga memerlukan dukungan semua unsur pembangunan kesehatan termasuk masyarakat. Kebijakan pembangunan kesehatan belum seluruhnya dirumuskan dengan memanfaatkan hasil penelitian sehingga belum sepenuhnya berbasis bukti, sehingga pijakan pada fakta di lapangan belum sepenuhnya disikapi. Dari satu sisi, dukungan berbagai unsur lembaga penelitian (pendidikan, Litbangda, Litbang Kementerian, LSM, dan lain-lain) telah melakukan penelitian yang dapat didayagunakan untuk penyusunan kebijakan pembangunan kesehatan. 10

14 Oleh karenanya untuk menggerakkan semua unsur pembangunan kesehatan dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan khususnya dalam konteks penelitian dan pengembangan kesehatan, berlandaskan Undang-Undang 25/2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 1995 perlu disusun Rencana Aksi Program (RAP) Badan Penelitian dan Pengembangan (Badan Litbangkes) periode sebagai panduan dan arahan Badan Litbangkes dalam mendukung keberhasilan capaian Indikator Kinerja Program yang tercantum di dalam Rencana Strategis Kementerian Tujuan Penyusunan Rencana Aksi Tujuan disusunnya Rencana Aksi ini adalah untuk: 1. Memberikan panduan dan acuan dalam manajemen Program Litbangkes, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. 2. Memberikan informasi mengenai kontribusi litbang prasyarat dan litbang evaluasi untuk program Kemenkes selama tahun Memberikan dasar dalam penilaian akuntabilitas kinerja Program Litbangkes. 4. Mengembangkan prioritas, arah dan panduan substansi litbangkes yang harus dilakukan melalui suatu agenda litbangkes nasional Kondisi Umum Organisasi Tertuang dalam Peraturan Menteri RI Nomor 1144 Tahun 2010 Badan Litbangkes mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan. Badan Litbangkes dalam melaksanakan tugas tersebut menyelenggarakan beberapa fungsi: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan kesehatan; 2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan; 3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan; dan 4. Pelaksanaan administrasi Badan Litbangkes. Badan Litbangkes memiliki 6 area utama litbang yaitu 1)Biomedis dan Teknologi Dasar, 2)Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik, 3)Teknologi Intervensi Masyarakat, 4)Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat, 5)Tanaman Obat dan Obat Tradisional, 6)Vektor dan Reservoir Penyakit. 11

15 Dalam menjalankan fungsi diatas Badan Litbangkes didukung oleh 16 Unit Kerja yaitu 1 Sekretariat, 4 Pusat, 2 Balai Besar, 5 Balai dan 4 Loka sebagai berikut: 1. Sekretariat Badan (Setban); 2. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar (Pusat BTDK); 3. Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTKEK); 4. Pusat Teknologi Intervensi Masyarakat (Pusat TIKM); 5. Pusat Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pusat HKKPM); 6. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga (B2P2VRP); 7. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT); 8. Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang (Balai Litbang GAKI); 9. Balai Penelitian dan Pengembangan Biomedis Papua (Balai Litbang Biomedis Papua); 10. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala (Balai Litbang P2B2 Donggala); 11. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Banjarnegara (Balai Litbang P2B2 Banjarnegara); 12. Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Tanah Bumbu (Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu); 13. Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Baturaja (Loka Litbang P2B2 Baturaja); 14. Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Ciamis (Loka Litbang P2B2 Ciamis); 15. Loka Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Waikabubak (Loka Litbang P2B2 Waikabubak); serta 16. Loka Penelitian dan Pengembangan Biomedis Aceh (Loka Litbang Biomedis Aceh). Selain itu Badan Litbangkes juga memiliki Unit Fungsional Non Struktural terdiri dari: 1. Komisi Ilmiah 2. Komisi Etik Penelitian (KEPK) 3. Komisi Nasional Etik Penelitian (KNEPK) 4. Komnas Saintifikasi Jamu 5. Tim Material Transfer Agreement (MTA) 6. Sentra Hak Kekayaan Intelektual (Sentra HKI) 7. Komnas Pengkajian dan Penelitian Penyakit Infeksi 12

16 Bagan I.1 Struktur Organisasi Badan Litbangkes Sumberdaya (Manusia, Sarana-Prasarana, dan Anggaran) Dalam pengembangan sumberdaya Badan Litbangkes berupaya dalam mengembangkan kapasitas institusi menuju pengelolaan litbang yang profesional dan bekualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut, Badan litbangkes memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, berkarakter dan berintegritas. SDM litbangkes berbeda dengan SDM program kesehatan. SDM litbangkes terbagi dalam dua fungsi yaitu fungsi manajemen atau administrasi dan fungsi substansi atau metodologi penelitian. Saat ini kondisi SDM Badan Litbangkes memang belum dikatakan optimal, karena dalam perkembangannya kebutuhan data, informasi dan teknologi sangat dibutuhkan bagi pembangunan kesehatan sehingga untuk menjawab tantangan ini dibutuhkan SDM litbang yang lebih banyak dan lebih profesional. Dalam pengembangan SDM, Badan Litbangkes berupaya memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kuantitas maupun kualitas SDM dalam 13

17 menjamin tersedianya tenaga yang handal dalam melaksanakan program penelitian dan pengembangan kesehatan. Bila dikaitkan dengan implementasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) di tahun 2015, maka pemetaan SDM PNS di lingkungan Badan Litbang sangat penting untuk melihat kesenjangan antara kegiatan dengan jumlah SDM sehingga dapat diperhitungkan kebutuhan jumlah PNS dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) agar pelaksanaan program litbangkes dapat berjalan optimal dan efisien. Sampai dengan 31 Oktober 2014 jumlah PNS Badan Litbang sebanyak orang, terdapat pengurangan sebanyak 11 orang bila dibandingkan dengan periode 30 April 2014 (1.318 orang PNS). Hal ini disebabkan karena adanya proses mutasi PNS (perpindahan, pensiun, dan meninggal dunia). Kondisi jumlah SDM Badan Litbangkes dalam lima tahun terakhir disajikan pada tabel I.1 berikut ini. Tabel I.1 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun NO SATKER Tahun Sekretariat Badan Pusat BTDK Pusat TTKEK Pustek TIKM Pusat HKKPM B2P2VRP Salatiga B2P2TOOT Tawangmangu Balai Litbang GAKI Magelang Balai Litbang Biomedis Papua Balai Litbang P2B2 Donggala Balai Litbang P2B Banjarnegara 12 Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu 13 Loka Litbang P2B2 Baturaja Loka Litbang P2B2 Ciamis Loka Litbang P2B2 Waikabubak Loka Litbang Biomedis Aceh JUMLAH Dalam mewujudkan tugas dan fungsi Badan Litbang, maka membutuhkan SDM yang tepat baik dari sisi kuantitas dan kualitas. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan melalui 2 strategi. Pemenuhan kuantitas dilakukan melalui rekrutmen tenaga baru, sedangkan pemenuhan kualitas dilakukan melalui standarisasi pendidikan yang disesuaikan dengan kemajuan ilmu 14

18 pengetahuan dan uraian jabatan. Standarisasi pendidikan tersebut dapat dicapai melalui kriteria rekrutmen dan peningkatan jenjang pendidikan bagi SDM. Dengan demikian pengusulan tugas belajar bagi SDM tidak hanya semata untuk peningkatan kapasitas pribadi tetapi sebagai strategi suatu organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Kondisi jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dalam lima tahun terakhir disajikan pada tabel I.2 berikut ini. Tabel I.2 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Tahun S S S D < D Jumlah Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbangkes terdiri dari tenaga fungsional dan struktural. Dalam struktur organisasi Badan Litbang, terdapat 5 (lima) eselon jabatan struktural yang terdiri atas eselon I, eselon II A, eselon II B, eselon III A, eselon III B, eselon IV A, eselon IV B dan eselon V. Selain jabatan struktural, Badan Litbang juga memiliki pejabat dengan jabatan fungsional tertentu. Jabatan fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. Kondisi jumlah pegawai Badan Litbangkes berdasarkan fungsionalnya dalam lima tahun terakhir disajikan pada tabel I.3 berikut ini. Tabel I.3 Jumlah SDM Badan Litbangkes Tahun Berdasarkan Jabatan Fungsional NO SATKER Tahun Peneliti Litkayasa Pustakawan Arsiparis Analis Kepegawaian Pranata Humas Pranata Komputer JUMLAH

19 Tenaga fungsional di Badan Litbangkes terdiri atas peneliti, litkayasa, pustakawan, arsiparis, analis kepegawaian, pranata humas dan pranata komputer. Sedangkan khusus untuk tenaga fungsional peneliti, distribusi menurut jenjang jabatan disajikan pada tabel I.4 berikut ini. Tabel I.4 Jenjang Jabatan Peneliti Badan Litbangkes NO SATKER Tahun Peneliti Pertama Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Utama JUMLAH Pengembangan institusi litbang juga tidak lepas dari jumlah kepakaran yang ada pada institusi tersebut. Pada tabel I.5 berikut akan diperlihatkan bagaimana jumlah dan jenis kepakaran SDM Peneliti sampai dengan tahun 2015 yang ada di Badan Litbangkes. Tabel I.5 Kepakaran Peneliti Badan Litbangkes Tahun 2015 Kode Kepakaran Nama Kepakaran LIPI Jumlah Kimia Medis dan Biologis Kimia Lingkungan Teknik Biomedis Entomologi Bioteknologi Kedokteran Klinik Biomedik Masyarakat Pelayanan Kebijakan dan Manajemen Epidemiologi dan Biostatistik Perilaku Reproduksi Farmasi Ilmu Kefarmasian Asuhan Kefarmasian Kebijakan dan Manajemen Farmasi Tanaman Obat dan Obat Tradisional Peng. Tradisional dan Obat Bahan Alam Sanitasi Biologi Lingkungan 40 16

20 Kode Kepakaran Nama Kepakaran LIPI Jumlah Biologi Molekuler dan Pejamu Gizi Masyarakat Gizi Perorangan Ilmu Pangan dan Gizi Pelayanan Publik/Masyarakat Antropologi Sosiologi dan Ilmu Sosial Antropologi Lainnya Etika Terapan 1 Total 474 Pengembangan jumlah peneliti memang dikatakan belum optimal jika dibandingkan dengan permintaan kebutuhan penelitian dan data yang semakin meningkat dari unit program dan stake holder. Untuk itu upaya-upaya percepatan peningkatan kuantitas dan kulitas SDM harus sangat giat dilakukan kedepannya. Untuk meningkatkan kompetensi SDM lingkup Badan Litbangkes, selama periode telah dilakukan pengiriman tugas belajar S1, S2, S3 baik ke universitas dalam negeri dan luar negeri sebanyak 165 orang dengan rincian pada tabel I.6 berikut. Tabel I.6 Tugas Belajar Badan Litbangkes Dalam dan Luar Negeri Tahun Tugas Belajar Tahun Jumlah Dalam Negeri 155 S S S Luar Negeri 10 S S S Jumlah Untuk meningkatkan daya saing hasil litbangkes dan jasa penelitian, Badan Litbangkes harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapat pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Bentuk pengakuan akreditasi/serftifikasi ini adalah laboratorium yang telah terakreditasi. Badan Litbangkes memiliki 76 Laboratorium dan 23 ruangan penunjang Laboratorium yang tersebar di seluruh satuan kerja Badan Litbangkes. Untuk meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan 17

21 kesehatan beberapa laboratorium telah terakreditasi yaitu dijelaskan pada tabel I.7 berikut. Tabel I.7 Laboratorium Badan Litbangkes yang Terakreditasi No. Nama Laboratorium SATKER Sertifikat 1. Laboratorium Uji Kaji Insektisida B2P2VRP SNI ISO IEC/ 17025: 2008 (ISO/IEC 17025/2005) ditetapkan oleh KAN 16 Mei Laboratorium Biokimia BP2GAKI Akeditasi Nasional (KAN) nomor LP-766-IDN SNI ISO/IEC 17025: Laboratorium Pengujian Vitamin dan Zinc Pusat TTKEK Akreditasi nasional (KAN) dengan nomor SNI ISO/IEC 17025: Laboratorium Farmasi Pusat BTDK Akreditasi nasional (KAN) dengan nomor LP-868-IDN 5. Laboratorium Klinik Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT ISO 90001:2008 certificate ID13/02501 Tabel I.8 Jenis Laboratorium Badan Litbangkes No. Nama Satker Laboratorium 1. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar (Pusat BTDK) 2. Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTKEK) 3. Pusat Teknologi Intervensi Masyarakat (Pusat TIKM) 4. Pusat Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat (Pusat HKKPM) 5. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor 1 Laboratorium BSL 3 2 Laboratorium Campak 3 Laboratorium Polio 4 Laboratorium Bakteri 5 Laboratorium Hewan Coba 1 Laboratorium Terpadu 1 Laboratorium Insektarium 1 Laboratorium Litbang Pelayanan Akupuntur 2 Laboratorium Litbang Pelayanan Obat Tradisional 3 Laboratorium Litbang Pelayanan Tenaga Dalam 4 Laboratorium Autis 5 Laboratorium Sosial 1 Laboratorium Parasitologi 2 Laboratorium Promkes dan Perilaku 18

22 No. Nama Satker Laboratorium dan Reservoir Penyakit Salatiga (B2P2VRP) 6. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT) 7. Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium Magelang (BP2GAKI) 8. Balai Penelitian dan 1 Laboratorium Mikro 3 Laboratorium Reservoir Penyakit 4 Laboratorium Pengendalian Hayati dan lingkungan 5 Laboratorium Mikrobiologi 6 Laboratorium Pengujian Insektisida 7 Laboratorium Biomolekuler 8 Laboratorium Koleksi referensi Vektor dan Reservoir 9 Laboratorium Mandat, Epidemiologi & SIG 10 Laboratorium Pestisida Botani 11 Laboratorium Hewan Coba 12 Laboratorium Repository 13 Laboratorium Lalat dan Lipas 14 Laboratorium Resistensi 15 Laboratorium Insektarium Bawah (Culicinae) 16 Laboratorium Insektarium Bawah (Anopheles) 17 Laboratorium Insektarium Penyangga 1 Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan 2 Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman 3 Laboratorium Sistematika Tumbuhan 4 Laboratorium Benih dan Pembibitan 5 Laboratorium Galenika 6 Laboratorium Fitokimia 7 Laboratorium Mikrobiologi 8 Laboratorium Formulasi 9 Laboratorium Instrumen 10 Laboratorium Biologi Molekuler 11 Laboratorium Pasca panen 12 Laboratorium Klinik Saintifikasi Jamu 13 Laboratorium Hewan Coba akan dikembangkan menjadi Lab. Toksikologi dan farmakologi 14 Laboratorium Sediaan Bahan Jamu 15 Laboratorium Produksi 1 Laboratorium Tumbuh Kembang Anak 2 Laboratorium Lingkungan 3 Laboratorium Biokimia 4 Laboratorium Molekur 19

23 No. Nama Satker Laboratorium Pengembangan Biomedis Papua 9. Balai Penelitian dan Pengembangan P2B2 Banjarnegara 10. Balai Penelitian dan Pengembangan P2B2 Donggala 11. Balai Penelitian dan Pengembangan P2B2 Tanah Bumbu 12. Loka Litbang Biomedis NAD 13. Loka Penelitian dan Pengembangan P2B2 Baturaja 14. Loka Penelitian dan Pengembangan P2B2 Ciamis 15. Loka Penelitian dan Pengembangan P2B2 Waikabubak 2 Laboratorium Parasit 3 Laboratorium Viro/Biomol 4 Laboratorium Imuno 5 Laboratorium Entomologi 6 Laboratorium Hewan Coba 7 Laboratorium Biobank 1 Laboratorium Parasitologi 2 Laboratorium Entomologi 3 Laboratorium Rodentologi 4 Laboratorium Bakteriologi 5 Laboratorium Epidemiologi dan Bio Statistik 1 Instalasi Laboratorium Parasitologi 2 Instalasi Hewan Coba 3 Instalasi Sumber Daya Hayati 4 Laboratorium Biomolekuler 5 Laboratorium Entomologi 6 Instalasi Epidemiologi dan Infokes 1 Laboratorium Entomologi 2 Laboratorium Utama 1 Gedung Laboratorium Permanen (2) 1 Laboratorium PCR 2 Laboratorium Parasitologi 3 Laboratorium Entomologi 1 Laboratorium Penelitian 1 Laboratorium Insektrium 2 Laboratorium Entomologi 3 Laboratorium Parasitologi Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya Badan Litbangkes juga didukung sarana dan prasarana penunjang Laboratorium berupa Gudang Lab. Virologi, Ruang Isolasi Influenza, Ruang Mesin PCR & Sekuensing, Dapur Autoclave, Ruang Serologi, Ruang Incinerator, Ruang Biorisk, Ruang Penyimpan Spesimen, Ruang Penunjang BSL 3, Ruang Ekstrasi dan Clean, dan Cool Room pada Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar. Selain itu di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga ada Ruang Pemeliharaan/rearing nyamuk, Ruang Insektarium dan museum vektor dan reservoir. Di Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan 20

24 Iodium Magelang (BP2GAKI) ada Klinik GAKI. Di Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik terdapat Klinik Penanggulangan Gizi Kurang. Disamping itu, Badan Litbangkes juga memiliki Museum DR. Adhyatma, MPH yang ada di Surabaya tepatnya di Pusat Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ada juga instalasi kebun tanaman obat, instalasi rumah riset jamu dan museum jamu di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu. Badan Penelitian dan Pengembangan berkewajiban untuk melakukan pengawasan setiap penelitian. Pada bidang penelitian klinik, melalui Peraturan Menteri Nomor 66 tahun 2013, mengamanatkan tentang Registri Penelitian Klinik. Registri dimaksudkan untuk menjamin suatu penelitian klinik yang akuntabel dan transparan serta dalam rangka perlindungan terhadap kesehatan masyakarat. Registri dapat dilakukan melalui web; Anggaran Badan Litbangkes bisa dikatakan fluktuatif (naik-turun) selama lima tahun terakhir tahun Hal ini sesuaikan dengan roadmap litbang dan kebutuhan data, dimana ada tahun yang membutuhkan anggaran lebih banyak dikarenakan penelitian skala besar atau riset skala nasional. Seperti pada tahun 2011 ada Riset Fasilitas (Rifaskes) dan tahun 2013 ada Riset Dasar (Riskesdas) yang membutuhkan anggaran lebih banyak. Anggaran Badan Litbangkes dari tahun bisa dilihat pada tabel berikut ini: Tabel I.9 Alokasi Anggaran (dalam Milyar) Badan Litbangkes Tahun No Komposisi Anggaran Tahun Gaji dan Operasional Penelitian Dukungan manajemen & Modal PNBP Total Anggaran Jika dibandingkan anggaran penelitian dan non penelitian terlihat bahwa sebagian besar anggaran lebih banyak pada anggaran penelitian dibanding anggaran non penelitian hanya pada tahun 2012 anggaran non penelitian lebih banyak karena ada kegiatan persiapan Riskesdas yang anggarannya lebih banyak untuk kebutuhan manajemen. Perbandingan persentase anggaran penelitian dan non penelitian dapat dilihat pada gambar I.2 berikut. 21

25 Bagan I.2 Persentase Anggaran Penelitian Dan Non Penelitian Tahun Kinerja Badan Litbangkes Periode tahun Hasil-hasil litbangkes yang semakin dikenal juga membawa pada tuntutan lain. Disadari bahwa data hasil penelitian saja tidaklah cukup bila dibandingkan dengan peran Badan Litbang yang sangat strategis terutama di lingkungan Kementerian. Hasil analisis-analisis dalam mengungkap masalah kesehatan dan strategi pemecahan masalah merupakan hal yang sangat diharapkan dari Badan Litbang. Dengan demikian perlu ada penguatan hasil-hasil litbangkes yang dimulai dengan penyusunan IPKM, analisis-analisis lanjutan Riskesnas serta pembentukan laboratorium manajemen data. Selain itu, riset skala nasional tidak dilakukan terbatas hanya Riskesdas saja, selanjutnya telah dilaksanakan ristoja, riset cemarling dan SDT. Selain itu juga dalam periode ini, Badan Litbang telah memulai riset kohor, Saintifikasi Jamu dan kajian-kajian hasil penelitian yang siap disajikan untuk para pemangku kepentingan. 1 Badan Litbangkes melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan dalam ranah menghasilkan produk, model intervensi, prototipe, standar dan formula di bidang kesehatan yang berguna dan bermutu dalam pengembangan program dan kebijakan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu tertuang dalam 1 Laptah Badan Litbangkes Tahun

26 Kepmenkes No. 1099/Menkes/SK/VI/2011 tentang Indikator Kinerja Utama Kementerian Tahun dan SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian No. HK.02.03/I.1/1398/2014 tentang Indikator Kinerja Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun , maka Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun adalah Jumlah Produk/Model/Intervensi/Prototipe/Formula Hasil Penelitian dan Pengembangan di bidang dengan target sampai dengan tahun 2014 sebanyak 250 hasil litbang. Selama pelaksanaan program dan kegiatan tahun , Badan Litbang memiliki komitmen untuk memenuhi target IKU yang telah ditentukan. Bahkan sepanjang tahun , capaian IKU Badan Litbang selalu melebihi target IKU. Pemenuhan target IKU ini tidak lepas dari peran aktif satuan kerja di lingkungan Badan Litbang dalam menghasilkan output yang mendukung tercapainya IKU Badan Litbang Target Capaian Bagan I.3 Target dan capaian IKU Badan Litbang Tahun Badan Litbangkes sebagai unit utama/eselon I Kemenkes melaksanakan program litbangkes. Program Litbangkes pada tahun memiliki outcome/sasaran program yaitu Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan dengan indikator kinerja sasaran berupa jumlah penelitian yang diproses dalam HAKI, target per tahunnya 2 (dua) sehingga sampai dengan 2014 akan dicapai 10 hasil litbangkes yang didaftarkan dan diproses untuk mendapatkan hak paten/cipta/copyright di Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM. 2 LAK Badan Litbangkes Tahun

27 Selama tahun terdapat total 18 penelitian yang diproses HKI. Sebagai sasaran utama dalam peningkatan kualitas penelitian tahun 2014 ini Sentra HKI Badan Litbang memperoleh hak cipta/copyright dari Kementerian Hukum dan HAM. Secara umum capaian jumlah penelitian yang diproses dalam HAKI pada tahun terlihat pada tabel I.10 berikut. No Tahun Tabel I.10 Daftar Penelitian yang Diproses HAKI Tahun Judul Invensi Alat Penangkap Residu Pestisida yang Terhirup oleh Manusia Dalam Ruangan Metode Pembuatan Probiotik Bubuk yang Kaya Isoflavon Aktif Nomor pendaftaran P P Paten Paten Komposisi Herbal untuk Afrodisiaka P Paten Primer Spesifik gyr B untuk Proses Amplifikasi DNA Mycobacterium tuberculosis Secara Metode Lamp Primer Spesifik gyr B untuk Amplifikasi DNA Mycobacterium tuberculosis pada Proses Sekuensing Tes-Kit untuk Mendeteksi Kandungan Iodium Dalam Garam dan Proses Pembuatannya Proses Ekstraksi Endotoksin Bacillus thuringiensis H-14 Strain Salatiga Formula Makanan Tambahan untuk Balita Kurang Energi Protein dan Mikronutrien (Iodium) P P P P P Paten Paten Paten Paten Paten Proses Fortifikasi Bioyodium pada Garam P Paten Buku IPKM (Indeks Pembangunan Masyarakat Makanan Terapi Siap Santap (Kc.hijau-Nut dan Tempe-Nut) untuk Penderita Gizi Buruk dan Proses Pembuatannya Proses Terintegrasi Untuk Menghasilkan Galaktomanan dari Ampas Kelapa P P Jenis Hak Cipta Paten Paten Atlas Vektor C Hak Cipta Komposisi Herbal untuk Hiperurisemia P Paten Komposisi Herbal Penurun Tekanan Darah P Paten 3 Laptah Badan Litbangkes Tahun

28 No Tahun Judul Invensi untuk Hipertensi Ringan Slogan PUGS (Pedoman Umum Gizi Standar) Slide Standar Malaria Game Edukasi Gizi Nomor pendaftaran Jenis C Hak Cipta C Hak Cipta C Hak Cipta Terlepas dari capaian output jumlah penelitian yang diproses HKI yang telah melebihi target yang direncanakan, hingga tahun 2014 Badan Litbang telah memiliki empat penelitian yang mendapatkan paten dan satu produk hak cipta, yaitu: 1. Proses Isolasi Galaktomanan dari Ampas Kelapa (Paten) 2. Alat Penangkap Residu Pestisida yang Terhirup Oleh Manusia dalam Ruangan (Paten) 3. Metode Pembuatan Probiotik Bubuk yang Kaya Isoflavon Aktif (Paten) 4. Komposisi Herbal untuk Afrodisiaka (Paten) 5. Buku tentang cara menentukan Indeks Pembangunan Masyarakat/IPKM di suatu daerah (Hak Cipta) Badan Litbang telah berhasil memenuhi target jumlah penelitian yang diproses HKI dengann pencapaian di atas 100%. Keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai faktor pendukung pada pelaksanaan kegiatan tahun 2014, yaitu: a. Adanya dorongan positif agar peneliti berinisiatif mengembangkan pengetahuan nilai-nilai kebaruan dan invensi melalui penelusuran tentang teknologi, cara kerja invensi dan fungsi yang dihasilkan invensi. b. Melakukan pelatihan praktek penelusuran paten dan penyusunan drafting paten Target Capaian Bagan I.4 Jumlah Penelitian yang Diproses dalam HAKI Tahun LAK Badan Litbangkes Tahun

29 Terlihat pada sandingan tahun Badan Litbang telah berhasil mencapai target yang ditetapkan untuk indikator jumlah penelitian yang diproses HAKI. Keberhasilan capaian pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan berdasarkan dokumen Renstra ditampilkan tabel I.11 sebagai berikut. Tabel I.11 Capaian Kinerja Indikator Badan Litbangkes pada Renstra Tahun No Sasaran Indikator I Meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan 1 Meningkatnya jumlah riset operasional kesehatan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Iptekdok) 2 Meningkatnya kajian daerah bermasalah kesehatan (DBK) 3 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan 4 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang Teknologi Terapan dan Epidemiologi Jumlah penelitian yang diproses dalam HAKI T C T C T C T C T C k) 12 k) 6 k) 13 k) 8 k) 15 k) 10 k) 18 k) Jumlah riset operasional yang dihasilkan: Riset Skala Nasional Riset Kontijensi Riset Pembinaan: Kajian Daerah Bermasalah Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan Jumlah publikasi ilmiah di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan status biomedis hasil Riset Nasional Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik LAK Badan Litbangkes Tahun 2010 s/d Tahun

30 No Sasaran Indikator Klinik 5 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat 6 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 7 Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional T C T C T C T C T C Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah I Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat Jumlah publikasi ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah II Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan kesehatan Jumlah publikasi ilmiah di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang dimuat pada media cetak dan elektronik: a. Nasional b. Internasional Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah III Jumlah produk/model/prototipe/ standar/formula hasil penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan

31 No Sasaran Indikator Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit 9 Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas generik dan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan Jumlah publikasi ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah IV Jumlah produk/ model/prototipe/ standar/formula di bidang vektor dan reservoir penyakit Jumlah publiklasi ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit pada media cetak dan elektronik nasional. Jumlah laporan status kesehatan masyarakat hasil riset kesehatan nasional wilayah V Hasil Kegiatan: T C T C T C T C T C Regulasi Litbangkes Manajemen Bidang Ilmiah dan Etik Manajemen Fungsi Generik Litbang (perencanaan, umum dan keuangan, hukum, organisasi dan kepagawaian, informasi,publikasi dan dokumentasi) Manajemen Riset Nasional Keterangan T: target, C: capaian Potensi, Permasalahan dan Implikasi Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan menurut metode yang sahih untuk menemukan informasi ilmiah dan/atau teknologi yang baru untuk tujuan pembangunan di bidang kesehatan. Untuk itu kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan merupakan bagian yang esensial dari kegiatan pembangunan kesehatan. Hasil-hasil penelitian dan pengembangkan 28

32 kesehatan (litbangkes) harus dimanfaatkan sebagai dasar bertindak dan pengambilan keputusan 6. Badan Litbangkes sebagai salah satu lembaga riset diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan IPTEK. Seiring berkembangnya hasil-hasil penelitian yang lebih bermutu, maka kebutuhan hasilhasil penelitian juga semakin meningkat. Namun masih dirasakan kurangnya akses informasi terhadap hasil-hasil penelitian. Terkait dengan dinamika perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional, perlu dicermati berbagai aspek terkait dengan potensi (kekuatan dan peluang) maupun permasalahan/kelemahan dan implikasinya yang dihadapi sektor kesehatan khususnya yang terkait dengan litbang kesehatan agar mampu merumuskan perencanaan strategis lima tahun ke depan secara lebih kontekstual Potensi A. Hasil Litbangkes Sebagai Dasar Perencanaan Untuk menghadapi era globalisasi yang ditandai dengan perdagangan dan pasar bebas serta arus investasi modal, sehingga negara-negara dunia akan semakin tergantung satu sama lain, dimana diperlukan daya saing yang tinggi maka seluruh perencanaan program kesehatan haruslah berdasarkan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan benar sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan pada riset yang menyediakan informasi untuk mendukung program kesehatan baik dalam bentuk kajian, riset kesehatan nasional, pemantauan berkala, riset terobosan berorientasi produk, maupun riset pembinaan dan jejaring. Salah satu upaya ini terlihat dari beberapa terobosan riset seperti Riset Dasar (Riskesdas), Riset Fasilitas (Rifaskes), Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja), Riset Khusus Pencemaran Lingkungan (Rikus Cemarling), Riset Budaya, Riset Kohort Tumbuh Kembang dan Penyakit Tidak Menular (PTM), Riset Registrasi Penyakit dan Studi Diet Total. Dalam lima tahun terakhir (tahun ) tercatat pada laporan Labolatorium Manajemen Data Badan Litbangkes, ada 906 permintaan data yang masuk meliputi sebagian besar permintaan data Riskesdas, kemudian data Rifaskes, Rikhus, Studi Kohort, PDBK (Penanggulangan Daerah Bermasalahan 6 Kepmenkes No A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan 29

33 ) dan terakhir data penelitian tematik. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian dan pengembangan semakin dibutuhkan oleh masyarakat luas maupun pengambil kebijakan. Pemerintah pusat tentu sangat membutuhkan data dasar kesehatan dan data evaluasi program kesehatan yang mencakup nasional sebagai dasar pengambil kebijakan dan bahan evaluasi program, juga pemerintah daerah memerlukan data sebagai bahan perencanaan program kesehatan di daerah. B. Kerja Sama dan Jaringan Penelitian dan Pengembangan Saat ini semakin banyaknya permintaan kerjasama penelitian yang datang dari instansi dalam dan luar negeri. Hal ini tentu menjadi potensi bagi perkembangan penelitian dan pengembangan kesehatan dan peningkatan kualitas SDM Litbangkes. Kerjasama penelitian yang sedang dilaksanakan seperti kerja sama surveilans WHO untuk polio, campak, serta national center laboratory untuk influenza (NIC). Kerjasama penelitian tentu didukung dengan jaringan penelitian dan pengembangan kesehatan yang sudah dibangun dan terkoordinasi sejak lama. Jaringan penelitian dan pengembangan kesehatan adalah suatu forum kelembagaan fungsional antar lembaga penelitian dan pengembangan yang terkait dengan kesehatan untuk mendukung komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi pengembangan IPTEK kesehatan dalam proses pengambilan keputusan dalam bidang kesehatan serta pelaksanaannya. Saat ini ada 6 jaringan litbangkes yang sedang terus dikembangkan yaitu Jaringan Etik Litbangkes, Jaringan SDM Litbangkes, Jaringan Layanan Perpustakaan, Literatur dan Informasi, Jaringan Laboratorium Litbangkes, Jaringan Manajemen Litbangkes dan Jaringan Pelaksanaan Litbangkes. C. Perubahan Lingkungan dan Epidemiologi Penyakit Epidemiologi penyakit menular di Indonesia beragam dan seluruh penduduk berisiko terinfeksi. Masalah penyakit menular bertambah kompleks dengan adanya penyakit zoonosis, reservoir dan vektor penular. Perubahan dan tidak menentunya iklim mempengaruhi pola penyakit. Endemisitas penyakit mempengaruhi kekebalan tubuh sehingga manifestasi klinis penyakit beragam dari asimptomatik (sebagai carrier) sampai berat. Oleh sebab itu epidemiologi penyakit atau keterkaitan dan perkembangan antara penjamu, mikro organisme dan lingkungan serta faktor risiko lainnya perlu diteliti untuk dapat menentukan intervensi pengendalian penyakit secara terpadu yang tepat. D. Kemajuan Global di Bidang Iptek dan Obat Penerapan kemajuan iptek kesehatan diutamakan pada iptek tepat guna untuk pelayanan kesehatan tingkat pertama (Puskesmas) dan iptek canggih untuk pelayanan kesehatan rujukan. Di bidang obat, baik Kebijakan Obat Nasional 30

34 (KONAS 2014) maupun Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS 2007) menegaskan arti penting pendekatan iptek dalam membangun kemandirian di bidang obat, pemanfaatan obat tradisional yang lebih rasional serta pembangunan industri bahan baku obat dan obat herbal. Kemajuan global dibidang iptek kesehatan dan obat, khususnya teknologi diagnostik, bioteknologi kesehatan dan teknologi intervensi kuratif serta preventif berlangsung dengan pesat. Diagnosis penyakit dipastikan selain dengan pemeriksaan klinis juga didukung pemeriksaan laboratorium. Perkembangan ilmu memungkinkan diagnosis dapat dilakukan dengan mendeteksi petanda atau tingkat molekuler. Diagnosis tidak saja dibutuhkan untuk penentuan penyebab/etiologi penyakit tetapi juga untuk penentuan komplikasi atau kerusakan/kelainan organ penjamu, antara lain: imaging (USG, scanning, MRI) dan radiologis. Pengembangan teknologi dan metode diagnosis penyakit dibutuhkan untuk mendapatkan data kesakitan yang lebih akurat. Maka kegiatan litbangkes harus mampu menghasilkan model-model upaya pelayanan kesehatan serta upaya preventif dan promotif. E. Dukungan Pendanaan Sebagai lembaga negara di bawah naungan Kementerian, pembiayaan penelitian dan pengembangan Badan Litbang bersumber dari APBN yang dituangkan dalam DIPA. Kepastian adanya pembiayaan ini merupakan landasan yang kuat bagi Badan Litbang untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Walaupun masih relatif kecil, jumlah dana yang dialokasikan ke Badan Litbang cenderung naik namun masih dalam tingkat yang rendah. Sebagai contoh, anggaran Badan Litbang pada tahun 2010 sebesar Rp. 419,64 milyar naik pada tahun 2014 menjadi sebesar Rp milyar. Tingkat kenaikan yang rendah ini terkait dengan situasi dan kondisi negara yang masih dalam tahap membangun, yang fokus pada sektor-sektor yang langsung berkontribusi pada stabilitas, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, dalam bidang kesehatan adalah pemberantasan penyakit menular, gizi dan makanan. Walaupun begitu kecenderungan anggaran Badan Litbang akan meningkat pada tahun berikutnya karena semakin dibutuhkan litbang dalam proses perencanaan, evaluasi dan pengambilan keputusan bagi program kesehatan. Dalam hal penggalian sumber dana lain di luar APBN, penerapan UU No. 18/2002 muncul sebagai paradigma baru yaitu: (a) menggiatkan kerjasama penelitian dan pengembangan antara lembaga tingkat pusat dan lembaga tingkat daerah; (b) merangsang kerjasama penelitian dan pengembangan antara lembaga publik dan lembaga swasta; (c) mengupayakan dan memberi porsi lebih besar pada kerjasama penelitian dan pengembangan antara lembaga nasional dan internasional. Dampak positif dari kerjasama tersebut antara lain adalah adanya 31

35 sumber pendanaan di luar APBN yang apabila dapat dikelola dengan baik secara mandiri dapat memberikan dorongan bagi perkembangan litbang kesehatan. F. Desentralisasi Melalui diterapkannya UU No.32 tahun 2004 maka dilaksanakannya era otonomi daerah, penerapan ini membuat beberapa perubahan penting yang berkaitan dengan peran pemerintah pusat dan daerah. Pada sektor kesehatan, peran pemerintah yang sebelumnya sangat dominan, saat ini berubah menjadi fungsi pengaturan, pengawasan dan pembinaan pembangunan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan. Pembangunan kesehatan pada era otonomi daerah akan lebih mengandalkan peran aktif masyarakat di setiap daerah. Selain itu, proses perumusan kebijakan juga akan berubah dari pola top-down dan sentralistik menjadi pola bottom-up dan desentralistik. Perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan akan lebih banyak dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah pusat hanya akan menangani aspek-aspek pembangunan kesehatan yang bernilai strategis atau menangani aspek-aspek pembangunan kesehatan untuk kepentingan beberapa daerah dan nasional. Penerapan manajemen otonomi daerah diharapkan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan khususnya upaya preventif dan promotif kesehatan. Saat ini Badan Litbangkes mempunyai UPT Litbang di 8 (delapan) propinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Nusa Tenggara Timur dan Papua yang merupakan UPT pusat di daerah dengan mandat litbang tanaman obat dan obat tradisional, vektor dan reservoir penyakit, penanggulangan GAKI serta pengendalian penyakit bersumber binatang. Peran UPT tentunya adalah selain untuk menyalurkan inovasi teknologi hasil litbang kesehatan, juga untuk mensinergikan program dan kebijakan pusat dengan daerah. Dalam kaitannya dengan pendanaan untuk kegiatan litbang, undang-undang juga mengamanatkan kewajiban Pemerintah Daerah dalam pembiayaan kegiatan yang berkaitan dengan aspek penelitian dan pengembangan. Atas dasar itulah, potensi pembiayaan daerah dalam sharing pendanaan litbang menjadi aspek penting dalam mempercepat laju pembangunan kesehatan di daerah Permasalahan A. Pemanfaatan Hasil Litbangkes Masalah kesehatan, senantiasa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Masalah kesehatan juga dipengaruhi hal-hal yang sifatnya spesifik lokal. Perubahan-perubahan serta perbedaan-perbedaan tersebut harus senantiasa diketahui sebagai dasar tindak 32

36 pemecahan masalah. Sampai saat ini telah banyak dihasilkan penelitian dan pengembangan kesehatan, namun pemanfaatannya belum optimal dalam mendukung pengambilan keputusan. Disadari bahwa hal tersebut antara lain disebabkan oleh belum adanya iklim yang kondusif dan sistem informasi yang mantap dalam mendukung komunikasi dialogis antara peneliti dan pelaksana program kesehatan. Potensi penelitian dan pengembangan kesehatan yang tersebar di berbagai unit kerja di sektor kesehatan dan di luar sektor kesehatan baik di tingkat pusat maupun daerah belum tergalang sebagai satu kemampuan nasional. Tampak bahwa identifikasi dan perumusan masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan penilaian hasil penelitian dan pengembangan kesehatan belum sepenuhnya dilakukan melalui kerjasama yang aktif terencana, terprogram dan berkesinambungan antara peneliti dengan pengambil keputusan di berbagai tingkat administrasi penyelenggara upaya kesehatan. Hasil penelitian berupa paten, lisensi dan lainnya serta penyaluran hasil penelitian masih berskala nasional dan tingkat komersialisasinya masih rendah. Permasalahan ini terkait dengan masih rendahnya kesadaran peneliti akan paten dan masih belum kondusifnya sistem hukum yang mengatur komersialisasi hasil penelitian. Potensi kerugian yang timbul tentunya sulit diprediksi secara kuantitatif mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi perolehan royalti, antara lain dipengaruhi oleh 1) Kesepakatan besarnya persentase royalti antara Unit Kerja pemilik HKI dengan industri sebagai penerima lisensi; 2) Nilai ekonomis dari teknologi hasil litbang yang dilisensikan; 3) Kondisi lingkungan strategis seperti potensi pasar (kebutuhan dan daya beli), iklim/cuaca, geografis untuk distribusi, dukungan kelembagaan dan lembaga keuangan; dan 4) Persaingan industri baik domestik maupun internasional. B. Sumber Daya Litbangkes Sampai dengan tahun 2014 Badan Litbangkes memiliki pegawai sebanyak orang, terdiri atas 530 orang (40.55%) tenaga fungsional dan 777 orang (58,8%) tenaga administrasi atau non fungsional. Jumlah tenaga fungsional peneliti adalah 415 orang, dengan komposisi S3, S2 dan S1, masing-masing 35 orang, 244 orang, dan 135 orang. Komposisi tersebut untuk institusi penelitian dan pengembangan berdasarkan tupoksinya dirasa belum memadai. Berdasarkan hasil kajian SDM idealnya Perbandingan antara tenaga administrasi dan tenaga penelit adalah 1 (administrasi) berbanding 3 (peneliti) sehingga jumlah tenaga khususnya peneliti sampai dengan tahun 2019 adalah orang. Jumlah peneliti tersebut adalah sekitar 331% dibanding jumlah peneliti yang ada saat ini. Upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi komposisi tersebut adalah melakukan rekruitmen calon peneliti dengan kualifikasi S2 dan S1 dan melakukan pelatihan jangka panjang melalui program S2 dan S3. 33

37 Sarana penelitian berupa laboratorium berjumlah 78 buah yang ada di Badan Penelitian dan Pengembangan pada umumnya digunakan secara optimal untuk penelitian. Dari 78 laboratorium tersebut, baru 5 laboratorium yang telah terakreditasi. Tantangan ke depan adalah peningkatan kompetensi laboratorium yang belum terakreditasi hingga diperoleh pengakuan internasional melalui akreditasi. Daya saing ilmiah dan komersial selanjutnya harus dijadikan sasaran dalam pengembangan laboratorium dan sarana penelitian lain. C. Kebijakan Pelaksanaan Anggaran dan Tingkat Inflasi Walaupun anggaran Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun meningkat namun masih dalam tingkat yang rendah. Jika dilihat persentase anggaran penelitian dan pengembangan kesehatan hanya berkisar 1,5% dari anggaran Kementerian. Idealnya anggaran penelitian dan pengembangan kesehatan adalah 4% dari anggaran Kementerian. Selain itu kebijakan pelaksanaan anggaran dirasa kurang bersahabat dengan riset atau penelitian. Seperti adanya kebijakan pencairan anggaran dengan sistem UP/TUP, atau pun kebijakan efisiensi anggaran yang menghambat pelaksanaan penelitian. Juga pengaruh inflasi keuangan yang mempengaruhi harga reagen atau alat-alat penelitian yang harus dibeli dari luar negeri dengan harga mata uang asing akan berpengaruh pada kebutuhan anggaran penelitian. Tingkat naik turunnya harga bisa secara tiba-tiba menghentikan penelitian dikarenakan adanya harga barang yang tidak sesuai dengan rencana anggaran dan adanya gagal lelang. D. Dukungan Peraturan Litbang belum Optimal Dalam kenyataannya, kegiatan dan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan belum terkoordinasi dengan baik serta belum dimanfaatkan secara optimal dan sepenuhnya mampu mendukung program pembangunan kesehatan, baik tingkat nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan penelitian dan pengembangan kesehatan belum didukung dengan peraturan atau kebijakan yang baru yang sudah mengakomodir perkembangan iptek maupun tantangan perkembangan jaman. Terutama aturan-aturan atau kebijakan terkait peran penelitian dan pengembangan dalam kebijakan atau aturan-aturan atau kebijakan terkait HKI dan atau aturan-aturan atau kebijakan terkait pengiriman spesimen dan bahan-bahan berisiko serta perlindungan risiko bagi peneliti. Saat ini aturan terkait penelitian dan pengembangan kesehatan yang masih merupakan aturan-aturan yang cukup lama seperti Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan, Keputusan Menteri Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan, Keputusan Menteri Nomor 791/Menkes/SK/VII/1999 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penelitian dan 34

38 Pengembangan, yang semua aturan dan kebijakan ini perlu direvisi dan diperbaharui ke depannya Implikasi Tuntutan perkembangan jaman menghendaki pergeseran peranan masyarakat yang lebih dominan dan pemerintah lebih berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian, reformasi birokrasi menuntut perlunya segera melaksanakan rekonstruksi kelembagaan pemerintahan publik berdasarkan prinsip good governance dengan tiga karakteristik utama, yaitu kredibilitas, akuntabilitas, dan transparansi. Kebijakan pembangunan dirancang secara transparan dan melalui debat publik, dilaksanakan secara transparan dan diawasi oleh publik, sedangkan pejabat pelaksana bertanggung jawab penuh atas keberhasilan dari kebijakan tersebut. Implikasi penting bagi Badan Litbangkes adalah perlunya; (1) meningkatkan akuntabilitas dan kredibilitas lembaga dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi program, output serta peningkatan kualitas SDM; (2) meningkatkan penguasaan Iptek mutakhir dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan serta kemutakhiran teknologi yang dihasilkan; (3) memperluas jaringan kerjasama penelitian antar lembaga penelitian nasional secara sinergis dalam rangka pemanfaatan/diseminasi hasil penelitian. Penelitian dan pengembangan kesehatan diarahkan pada riset untuk penyediaan informasi untuk mendukung program dalam bentuk riset kesehatan nasional, riset khusus, maupun riset-riset tematik lainnya, dan riset untuk inovasi pembangunan kesehatan, baik berupa model pelayanan kesehatan, pengembangan diagnosis kit, penemuan obat baru maupun vaksin. Riset Dasar (Riskesdas). Riskesdas merupakan riset kesehatan berbasis komunitas. Riskesdas 2007 dan 2013 menghasilkan peta keberhasilan dan masalah pembangunan kesehatan di tingkat kabupaten/kota, yang diterjemahkan dalam Indeks Pembangunan Masyarakat (IPKM). IPKM dapat dipakai untuk menentukan peringkat/prioritas kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan. Pelaksanaan Riskesdas 2010 berfokus pada pencapaian MDGs untuk mengevaluasi pencapaian deklarasi MDGs dari 189 negara termasuk Indonesia. Riset Fasilitas (Rifaskes). Rifaskes menghasilkan peta kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan (RS dan Puskesmas pemerintah, serta Laboratorium Klinik), meliputi SDM, peralatan, sarana dan prasarana, maupun aspek proses pelayanan (metoda, pedoman, dan lain-lain). Informasi ini sangat penting dan bermanfaat dalam rangka pelaksanaan program Jaminan Nasional (JKN). 35

39 Riset Tanaman Obat dan Jamu (Ristoja). Ristoja menghasilkan peta tanaman obat Indonesia, baik menyangkut jenis tanaman, ramuan, maupun penggunaannya untuk pengobatan dan kesehatan di 246 etnis dari etnis di Indonesia (20%). Informasi ini diperlukan untuk pengembangan bahan baku obat asli Indonesia. Jamu sebagai pengobatan tradisional telah diterima dan digunakan luas di masyarakat, namun perlu dikembangkan penggunannya dan dijamin keamanannya. Sekitar 59,12% penduduk Indonesia pernah mengkonsumsi jamu dan 95,6% di antaranya merasakan khasiatnya. Program Saintifikasi Jamu dimulai pada tahun 2010 di klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus Tawangmangu. Badan Litbangkes bersama Komnas Saintifikasi Jamu telah mengembangkan Body of Knowledge Tradisional Indonesia, metodologi penelitian jamu, dan juga meluncurkan jamu saintifik, dalam rangka mengangkat obat tradisional Indonesia (jamu) menjadi setara dengan obat modern dan dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional. Saintifikasi Jamu telah menghasilkan 2 formula untuk hipertensi dan hiperurisemi. Disamping itu, Badan Penelitian dan Pengembangan, melalui Komnas Saintifikasi Jamu juga telah berhasil mengangkat pengobatan tradisional (Traditional/Complemnetary Medicine), yang dikenal sebagai Jamu di forum kerjasama ekonomi APEC, Jamu bahkan menjadi bagian dari High Level statement dari pemimpin negara APEC. Riset pencemaran lingkungan (Riset Cemarling). Dari hasil penelitian terbukti bahwa telah terjadi pencemaran lingkungan terhadap badan air, sampel tanah, sampel bahan makanan dan sampel urin Wanita Usia Subur (WUS). Penelitian ini akan dilanjutkan melalui penelitian Total Diet Study (TDS) pada tahun 2014 guna mengetahui secara nasional zat pencemar yang masuk ke dalam tubuh manusia. Riset Etnografi. Riset ini mengambil topik budaya kesehatan terkait masalah kesehatan yang meliputi Ibu dan Anak (KIA), Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyakit Menular (PM) dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dilaksanakan di beberapa wilayah tertentu di Indonesia dengan kategori kabupaten bermasalah berat kesehatan berdasarkan hasil Indeks Pembangunan Masyarakat (IPKM). Riset ini telah berhasil mengungkap budaya kesehatan ibu dan anak yang masih berlangsung di 32 etnis dari 1068 etnis yang akan digali lebih lanjut. Informasi ini berguna untuk dasar intervensi/pengembangan kesehatan yang berbasis kearifan lokal. Sistem Registrasi Vital (Civil Registration & Vital Statistics /CRVS). CRVS adalah suatu sistem yang mencatat data statistik vital, (lahir, pindah, menikah, dan meninggal). Di awali tahun 2009, telah dilakukan survey di 8 provinsi untuk mencatat penyebab kematian berbasis bukti menurut kelompok umur (cause of death survey/ COD). Sample Registration System (SRS) dilaksanakan di

40 kecamatan di Indonesia, bertujuan untuk mengetahui angka dan penyebab kematian secara nasional. Riset Kohor Tumbuh Kembang. Riset kohor tumbuh kembang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor risiko terjadinya kelainan pertumbuhan dan perkembangan balita (growth and development), mulai dari ibu pra hamil, ibu hamil kemudian diikuti sampai dengan anak balitanya lulus lima tahun. Informasi ini akan sangat bermanfaat untuk deteksi faktor risiko kelainan tumbuh kembang (gizi kurang, stunting, wasting dan perkembangan) pada balita Indonesia. Selanjutnya, untuk melihat faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) telah dilaksanakan riset kohor faktor risiko penyakit tidak menular, yang merupakan penelitian longitudinal untuk melihat faktor risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Dari riset ini telah dapat diprediksi percepatan kejadian penyakit PTM sehingga intervensi pencegahan bisa dilakukan sedini mungkin. Informasi ini akan sangat bermanfaat dalam rangka pengembangan model pencegahan penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia. Registrasi Penyakit. Dalam rangka perbaikan manajemen klinis di rumah sakit, Badan Penelitian dan Pengembangan, telah mengembangkan disease registry yang diawali dengan stroke registry. disease registry melibatkan 18 rumah sakit pemerintah dan swasta di Indonesia. Informasi dari disease registry ini akan sangat bermanfaat dalam rangka peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit dan juga menyediakan data untuk riset inovasi lebih lanjut. Kemandirian Bahan Baku Vaksin dan Obat. Inovasi pengembangan bahan baku vaksin dan obat dilakukan bersama dengan lembaga riset lain melalui mekanisme kolaborasi riset untuk mempercepat mendapatkan hasil. Dalam rangka pengembangan vaksin, telah dibentuk konsorsium pengembangan vaksin Demam Berdarah Dengue (DBD), vaksin rotavirus (anti diare), vaksin tuberkulosis, dan vaksin flu burung. Untuk pengembangan bahan baku obat telah dilakukan kerjasama riset pengembangan artemisin untuk malaria. Penerapan Regulasi Internasional (International Health Regulations/IHR) dalam penguatan laboratorium untuk kesiapsiagaan pandemi. Laboratorium Badan Litbangkes telah diakui oleh WHO sebagai National Influenza Center (NIC) yang merupakan laboratorium rujukan nasional yang dilengkapi dengan fasilitas laboratorium BSL 3. Manfaat sebagai NIC adalah untuk mengetahui kandidat vaksin strain Indonesia. Penelitian kebijakan tetap diperlukan baik dalam rangka evaluasi kebijakan maupun penyusunan usulan rekomendasi kebijakan pembangunan kesehatan. Rekomendasi kebijakan mencakup aspek teknologi, ekonomi, sosial (kelembagaan) 37

41 dan lingkungan serta fokus pada upaya untuk mendukung terwujudnya kesehatan yang adil dan merata. Mengingat tantangan yang besar di era global, maka untuk mencapai hasil yang optimal perlu dikembangkan kegiatan riset kesehatan yang lebih terarah dan sistematis. Selain mempertimbangkan kebijakan pembangunan kesehatan dan iptek, kegiatan riset kesehatan juga harus mempertimbangkan situasi kesehatan saat ini. 38

42 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 2.1. Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia 7 Dalam Rencana Aksi Program Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun tidak tertuang visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yang tertuang pula pada Rencana Strategis Kementerian yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong royong. Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu: 1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara. 2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. 6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 7 Renstra Kementerian

43 2.2. Tujuan Kementerian 8 Terdapat dua tujuan Kementerian pada tahun , yaitu: 1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan; 2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan. Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia kerja, maternal, dan kelompok lansia. Tujuan indikator Kementerian bersifat dampak (impact atau outcome) dalam peningkatan status kesehatan masyarakat. Indikator yang akan dicapai adalah: 1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per kelahiran hidup (SP 2010), 346 menjadi 306 per kelahiran hidup (SDKI 2012). 2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per kelahiran hidup. 3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%. 4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif. 5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka ukuran yang akan dicapai adalah: 1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10% 2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi 8, Tujuan Badan Litbangkes Dalam mendukung dua tujuan Kementerian pada tahun , Badan Litbangkes memiliki tujuan memberikan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan yang berkualitas dan berinovasi untuk dimanfaatkan oleh para pengambil keputusan dan pengelola program pembangunan kesehatan. 8 Renstra Kementerian

44 2.4. Sasaran Strategis Kementerian 9 Sasaran Strategis Kementerian adalah: 1) Meningkatnya kesehatan masyarakat 2) Meningkatnya pengendalian penyakit 3) Meningkatnya akses dan mutu fasilitas pelayanan kesehatan 4) Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan 5) Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan 6) Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga 7) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri 8) Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauanevaluasi 9) Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan 10) Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih 11) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian 12) Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi Sasaran Strategis Badan Litbangkes Sasaran strategis yang menjadi amanah Badan Litbangkes adalah meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan. Sasaran strategis ini dicapai dengan 3 indikator utama yaitu: 1) Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI selama 5 tahun akan dicapai sebanyak 35 penelitian yang terdaftar HKI. 2) Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan selama 5 tahun akan dicapai sebanyak 120 rekomendasi. 3) Jumlah laporan Riset Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat selama 5 tahun akan dicapai sebanyak 5 laporan Riskesnas. 9 Renstra Kementerian

45 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBANGAAN 3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 10 Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) RPJMN merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang (RPJPK) , yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia. Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita. Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan, maka strategi pembangunan kesehatan adalah: 1) pembangunan nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan; 4) pengembangan dan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan. Dalam RPJMN , sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN sebagai berikut: Tabel III.1 Sasaran Pembangunan RPJMN No Indikator Status Awal Target Meningkatnya Status dan Gizi Masyarakat a. Angka kematian ibu per (SP Renstra Kementerian

46 No Indikator Status Awal Target 2019 kelahiran hidup 2010) b. Angka kematian bayi per kelahiran hidup (2012/2013) c. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) 19,6 ( ,0 pada anak balita (persen) d. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun) (persen) 32,9 (2013) 28,0 2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per (2013) 245 penduduk b. Prevalensi HIV (persen) 0,46 (2014) <0,50 c. Jumlah Kabupaten/Kota mencapai 212 (2013) 300 eliminasi Malaria d. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 e. Prevalensi Obesitas pada penduduk usia 15,4 (2013) 15,4 18+ tahun (persen) f. Prevalensi merokok penduduk usia < 18 tahun 7,2 (2013) 5,4 3 Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan a. Jumlah Kecamatan yang memiliki minimal 0 (2014) satu Puskesmas yang tersertifikasi akreditasi b. Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki 10 (2014) 481 minimal satu RSUD yang tersertifikasi akreditasi nasional c. Presentase Kabupaten/Kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 71,2 (2013) 95 4 Meningkatnya Perlindungan Finansial, Ketersediaan, Penyebaran dan Mutu Obat Serta Sumber Daya a. Persentase kepesertaan SJSN kesehatan (persen) 51,8 (Oktober 2014) Min 95 b. Jumlah Puskesmas yang minimal (2013) memiliki lima jenis tenaga kesehatan c. Persentase RSU Kabupaten/Kota kelas C 25 (2013) 60 yang memiliki tujuh dokter spesialis d. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90,0 43

47 No Indikator Status Awal Target 2019 e. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94 Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan. Kartu Indonesia Sehat menjadi salah satu sarana utama dalam mendorong reformasi sektor kesehatan dalam mencapai pelayanan kesehatan yang optimal, termasuk penguatan upaya promotif dan preventif. Strategi pembangunan kesehatan meliputi: 1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas. 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat. 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar yang Berkualitas 5. Meningkatkan Akses Pelayanan Rujukan yang Berkualitas 6. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat 7. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia 9. Meningkatkan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat 10. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi 11. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang 12. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan 3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian 11 Arah kebijakan dan strategi Kementerian didasarkan pada arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya kesehatan yang efektif dan efisien maka yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan kesehatan, dilakukan upaya secara terintegrasi dalam fokus dan lokus dan fokus kegiatan, kesehatan, pembangunan kesehatan. Arah kebijakan Kementerian mengacu pada tiga hal penting yakni: 11 Renstra Kementerian

48 1. Penguatan Pelayanan Primer (Primary Health Care) Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pembina kesehatan wilayah melalui 4 jenis upaya yaitu: a. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat. b. Melaksanakan Upaya Masyarakat. c. Melaksanakan Upaya Perorangan. d. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan. Untuk penguatan ke tiga fungsi tersebut, perlu dilakukan Revitalisasi Puskesmas, dengan fokus pada 5 hal, yaitu: 1) peningkatan SDM; 2) peningkatan kemampuan teknis dan manajemen Puskesmas; 3) peningkatan pembiayaan; 4) peningkatan Sistem Informasi Puskesmas (SIP); dan 5) pelaksanaan akreditasi Puskesmas. Peningkatan sumber daya manusia di Puskesmas diutamakan untuk ketersediaan 5 jenis tenaga kesehatan yaitu: tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga kefarmasian dan analis kesehatan. Upaya untuk mendorong tercapainya target pembangunan kesehatan nasional, terutama melalui penguatan layanan kesehatan primer, Kementerian mengembangkan program Nusantara Sehat. Program ini menempatkan tenaga kesehatan di tingkat layanan kesehatan primer dengan metode team-based. Kemampuan manajemen Puskesmas diarahkan untuk meningkatkan mutu sistem informasi kesehatan, mutu perencanaan di tingkat Puskesmas dan kemampuan teknis untuk pelaksanaan deteksi dini masalah kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan pemantauan kualitas kesehatan lingkungan. Pembiayaan Puskesmas diarahkan untuk memperkuat pelaksanaan promotif dan preventif secara efektif dan efisien dengan memaksimalkan sumber pembiayaan Puskesmas. Pengembangan sistem informasi kesehatan di Puskesmas diarahkan untuk mendapatkan data dan informasi masalah kesehatan dan capaian pembangunan kesehatan yang dilakukan secara tepat waktu dan akurat. Pelaksanaan akreditasi Puskesmas dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan difokuskan pada daerah yang menjadi prioritas pembangunan kesehatan. 2. Penerapan Pendekatan Keberlanjutan Pelayanan (Continuum Of Care). Pendekatan ini dilaksanakan melalui peningkatan cakupan, mutu, dan keberlangsungan upaya pencegahan penyakit dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia kerja dan usia lanjut. 45

49 3. Intervensi Berbasis Risiko. Program-program khusus untuk menangani permasalahan kesehatan pada bayi, balita dan lansia, ibu hamil, pengungsi, dan keluarga miskin, kelompokkelompok berisiko, serta masyarakat di daerah terpencil, perbatasan, kepulauan, dan daerah bermasalah kesehatan. Untuk mencapai tujuan Kementerian maka ditetapkan strategi Kemenkes yang disusun seperti pada Gambar 2.1. Bagan III.1 Peta strategi pencapaian visi Kementerian Strategi Kemenkes disusun sebagai jalinan strategi dan tahapan-tahapan pencapaian tujuan Kementerian baik yang tertuang dalam tujuan 1 (T1) maupun tujuan 2 (T2). Tujuan Kemenkes diarahkan dalam rangka pencapaian visi misi Presiden. Untuk mewujudkan kedua tujuan tersebut Kementerian perlu memastikan bahwa terdapat dua belas sasaran strategis yang harus diwujudkan sebagai arah dan prioritas strategis dalam lima tahun mendatang. Ke dua belas sasaran strategis tersebut membentuk suatu hipotesis jalinan sebab-akibat untuk mewujudkan tercapainya T1 dan T2. Kementerian menetapkan dua belas sasaran strategis yang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kelompok sasaran strategis pada aspek input (organisasi, sumber daya manusia, dan manajemen); kelompok sasaran 46

50 strategis pada aspek penguatan kelembagaan; dan kelompok sasaran strategis pada aspek upaya strategis. Kelompok sasaran strategis pada aspek input: 1) Meningkatkan Tata kelola Pemerintah yang Baik dan Bersih 2) Meningkatkan Kompetensi dan Kinerja Aparatur Kementerian 3) Meningkatkan Sistem Informasi Integrasi. Strategi selanjutnya adalah proses strategis internal Kementerian harus dikelola secara excellent yakni Meningkatnya Sinergisitas antar K/L, Pusat dan Daerah (SS6), Meningkatnya Kemitraan Dalam Negeri dan Luar Negeri (SS7), Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Monitoring Evaluasi (SS8), dan Meningkatnya Efektivitas Litbangkes (SS9). Kelompok sasaran strategis pada aspek penguatan kelembagaan: 4) Meningkatkan Sinergitas Antar Kementerian/Lembaga 5) Meningkatkan Daya Guna Kemitraan (Dalam dan Luar Negeri) 6) Meningkatkan Integrasi Perencanaan, Bimbingan Teknis dan Pemantauan Evaluasi 7) Meningkatkan Efektivitas Penelitian dan Pengembangan. Untuk mencapai tujuan Kemenkes, terlebih dahulu akan diwujudkan 5 (lima) sasaran strategis yang saling berkaitan sebagai hasil pelaksanaan berbagai program teknis secara terintegrasi, yakni: 1).Meningkatnya Masyarakat (SS1); 2).Meningkatkan Pengendalian Penyakit (SS2); 3).Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas (SS3); 4).Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga (SS4); dan 5).Meningkatnya Akses, Kemandirian, serta Mutu Sediaan Farmasi dan Alat (SS5). Kelompok sasaran strategis pada aspek upaya strategis: 8) Meningkatkan Masyarakat 9) Meningkatkan Pengendalian Penyakit 10) Meningkatkan Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan 11) Meningkatkan Jumlah, Jenis, Kualitas Dan Pemerataan Tenaga 12) Meningkatkan Akses, Kemandirian dan Mutu Sediaan Farmasi dan Alat. 47

51 3.3. Arah Kebijakan dan Strategi Badan Litbangkes Arah Kebijakan Arah kebijakan dan strategi Badan Litbangkes didasarkan dan mengacu pada arah kebijakan dan strategi nasional dan Kementerian sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Arah kebijakan Badan Litbangkes adalah sebagai berikut: 1) Arah pelaksanaan litbang mendukung Strategis Pembangunan yaitu a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat c. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan d. Meningkatkan Akses Pelayanan Dasar yang Berkualitas e. Meningkatkan Akses Pelayanan Rujukan yang Berkualitas f. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat g. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan h. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia i. Meningkatkan Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat j. Menguatkan Manajemen, Penelitian Pengembangan dan Sistem Informasi k. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang l. Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan. 2) Diutamakan memberikan kontribusi signifikan pada 12 Sasaran Strategis Kementerian, yaitu: a. Meningkatnya Masyarakat b. Meningkatnya Pengendalian Penyakit c. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan d. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan e. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga f. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga g. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri h. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauanevaluasi i. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan j. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih k. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian l. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi. 48

52 3) Pengelolaan sumberdaya Badan Litbangkes bersifat pro aktif, yaitu tidak mengandalkan sepenuhnya pada fasilitas negara, namun memberikan ruang untuk kreativitas dan inovasi sumberdaya sesuai aturan hukum. 4) Pengelolaan pendidikan, pelatihan, dan forum ilmuwan dilakukan dengan menumbuhkembangkan iklim ilmiah yang sehat. 5) Penelitian dan pengembangan diutamakan dan didorong pada lingkup stratejik nasional, komprehensif, kontinum, dan berorientasi produk terobosan. 6) Produk Program Litbangkes adalah laporan hasil, set data, publikasi ilmiah, teknologi tepat guna, HKI dan rekomendasi Strategi Kementerian telah menetapkan 12 sasaran strategis Kementerian. Salah satu sasaran strategis yang menjadi amanah Badan Litbangkes adalah meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan. Efektivitas diartikan sebagai pemanfaatan hasil litbangkes untuk pengambilan kebijakan dalam pembangunan kesehatan. Untuk itu dalam mewujudkan sasaran strategis ini akan dilakukan melalui berbagai upaya strategi antara lain: 1) Memperluas kerja sama penelitian dalam lingkup nasional dan international yang melibatkan Kementerian/Lembaga lain, perguruan tinggi dan pemerintah daerah dengan perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan dan percepatan proses alih teknologi. 2) Menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam mendukung upaya penelitian dan sistem pelayanan kesehatan nasional. 3) Aktif membangun aliansi mitra strategic dengan Kementerian/Lembaga Non Kementerian, Pemda, dunia usaha dan akademisi. 4) Meningkatkan diseminasi dan advokasi pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan untuk kebutuhan program dan kebijakan kesehatan. 5) Melaksanakan penelitian dan pengembangan mengacu pada Kebijakan Kementerian dan Rencana Kebijakan Prioritas Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun ) Pengembangan sarana, prasarana, sumber daya dan regulasi dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan Kerangka Regulasi Kerangka regulasi perlu dilakukan perencanaan sebagai langkah dukungan regulasi dalam pencapaian kinerja Badan Litbangkes tahun Secara umum regulasi yang akan diusulkan oleh Badan Litbangkes selama tahun akan digambarkan pada tabel III.2 dan III.3 berikut. 49

53 NO Tabel III.2 Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun REGULASI JUDUL RENCANA YANG AKAN TAHUN DISUSUN DITETAPKAN 1 Rancangan Undang Undang tentang Penggunaan Bahan Biologi dan Larangan Penggunaaan Bahan Biologi Sebagai Senjata 2 RPP tentang Penelitian dan Pengembangan 3 RPM tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik Materi Biologik dan Muatan Informasinya (revisi) 4 tentang Pedoman Etik Penelitian (revisi) tentang Klinik Dalam Penelitian 2016 Berbasis Pelayanan GAKI 6 tentang Registrasi Kematian tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan (revisi) 8 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan (revisi) 9 tentang Penyelenggaraan Data dan Informasi Penelitian dan Pengembangan 10 tentang Saintifikasi Jamu (revisi) 11 tentang Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan 12 tentang Majelis Etika Peneliti 13 tentang Standar Kompetensi Peneliti 14 tentang Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengembangan 15 tentang Persetujuan Etik Penelitian dan Pengembangan (revisi)

54 NO REGULASI YANG AKAN DISUSUN JUDUL 16 tentang Tata Cara Penapisan, Pengembangan Teknologi dan Produk Teknologi 17 Uji Klinik Dalam Rangka Penelitian dan Pengembangan 18 tentang Akreditasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan RENCANA TAHUN DITETAPKAN Tabel III.3 Jenis dan Keterangan Kerangka Regulasi Program Litbangkes Tahun NO. JENIS KETERANGAN PROSES 1. RUU tentang Penggunaan Bahan Biologi dan Larangan Penggunaaan Bahan Biologi Sebagai Senjata 2. RPP tentang Penelitian dan Pengembangan 3. RPM tentang Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik Materi Biologik dan Muatan Informasinya 4. RPM tentang Pedoman Etik Penelitian 5. RPM tentang Klinik Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan GAKI 6. RPM tentang Registrasi Kematian 7. RPM tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan. 8. RPM tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) lima tahunan ( ) Masuk dalam daftar Program Legislasi Peraturan pemerintah (Proleg PP) Tahun 2015 dan sedang dalam Pembahasan Antar Kementerian (PAK) Merupakan revisi atas PMK No. 657/MENKES/PER/VIII/2009 Revisi KMK yang ada Proses telaah dan inventarisasi materi pengaturan untuk memayungi pelayanan yang diberikan Klinik GAKI dalam rangka penelitian. Proses pembahasan Balitbangkes dan unit terkait. Merupakan revisi atas PMK No. 791/MENKES/SK/VII/1999 Merupakan revisi atas PMK No.1179A/MENKES/SK/X/

55 NO. JENIS KETERANGAN PROSES 9. RPM tentang Penyelenggaraan Data dan Dalam proses pembahasan. Baru diatur dengan Peraturan Kepala Badan. Informasi Penelitian dan Pengembangan 10. RPM tentang Saintifikasi Jamu Dalam Penelitian Berbasis Pelayanan Revisi PMK 003/Menkes/Per/I/ RPM tentang Sistem Informasi Penelitian dan Pengembangan 12. RPM tentang Majelis Etika Peneliti 13. RPM tentang Standar Kompetensi Peneliti 14. RPM tentang Monitoring dan Evaluasi Penelitian dan Pengembangan 15. RPM tentang Persetujuan Etik Penelitian dan Pengembangan 16. RPM tentang Tata Cara Penapisan, Pengembangan Teknologi dan Produk Teknologi 17. RPM tentang Uji Klinik Dalam Rangka Penelitian dan Pengembangan 18. RPM tentang Akreditasi Lembaga Penelitian dan Pengembangan Dalam proses inventarisasi untuk mengatur adanya laporan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan yang dilakukan oleh lembaga litbang lainnya. Dalam proses inventarisasi untuk mengatur untuk membentuk Majelis yang melanggar ethical clearance penelitian. Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes. Dalam proses inventarisasi untuk mengatur kompetensi peneliti kesehatan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh LIPI Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes. Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes. Sebagai revisi KMK 1333/Menkes/SK/X/2002 Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes Untuk mengatur uji klinik berbasis laboratorium Sebagai Pelaksanaan RPP Litbangkes, mengatur akreditasi terhadap komisi/komite yang memberikan ethical clearance Kerangka Kelembagaan Kerangka Organisasi dan Tata Laksana yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbangkes pada tahun meliputi penataan dan evaluasi organisasi, 52

56 analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas, dan tata laksana, serta fasilitasi implementasi reformasi birokrasi. Penataan Organisasi dan evaluasi organisasi dilakukan terhadap Unit Utama, dan Unit Pelaksana Teknis (UPT), dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan penataan organisasi sesuai dengan program pembangunan kesehatan. Penjelasan secara rinci mengenai Kerangka kelembagaan adalah sebagai berikut: a. Penataan Organisasi Unit Utama yang meliputi: 1) restrukturisasi tugas dan fungsi satuan kerja Sekretariat dan Pusat di lingkungan Badan Litbangkes; 2) memperbaiki informasi jabatan (Infojab) satuan kerja Sekretariat dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 3) memperbaiki analisis beban kerja (ABK) dari satuan kerja Sekretariat dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 4) menyusun tata hubungan kerja antar satuan kerja Sekretariat dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 5) menyusun standar prosedur operasional masing-masing satuan kerja Sekretariat dan Pusat sesuai dengan struktur organisasi yang baru; dan 6) melaksanakan redistribusi sumber daya sesuai dengan struktur organisasi yang baru, yang meliputi sumber daya manusia serta sarana prasarana. b. Penataan Organisasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang meliputi: 1) restrukturisasi tugas dan fungsi satuan kerja UPT di lingkungan Badan Litbangkes; 2) memperbaiki informasi jabatan (Infojab) UPT sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 3) memperbaiki analisis beban kerja (ABK) dari UPT sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 4) menyusun tata hubungan kerja antar UPT dengan Sekretariat dan Pusat, termasuk tata hubungan kerja antar UPT sesuai dengan struktur organisasi yang baru; 5) menyusun standar prosedur operasional masing-masing UPT sesuai dengan struktur organisasi yang baru; dan 6) melaksanakan redistribusi sumber daya sesuai dengan struktur organisasi yang baru, yang meliputi sumber daya manusia serta sarana prasarana. c. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan penataan organisasi sesuai dengan program pembangunan kesehatan. d. Melakukan analisis jabatan; e. Penyusunan peta jabatan; f. Melakukan analisis beban kerja, dan uraian tugas; g. Tata laksana; dan h. Memfasilitasi implementasi reformasi birokrasi. 53

57 BAB IV PROGRAM, KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1. Program Badan Litbangkes melaksanakan Program Penelitian dan Pengembangan (Program Litbangkes). Untuk menjamin efektivitas litbangkes maka program litbangkes diarahkan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan kualitas litbangkes, meningkatkan dan mengoptimalkan pengembangan litbangkes dan meningkatkan pemanfaatan hasil litbangkes. Program Penelitian dan Pengembangan memiliki sasaran program yaitu meningkatnya kualitas penelitian, pengembangan dan pemanfaatan di bidang kesehatan. Indikator dan target pencapaian sasaran program sampai dengan tahun 2019 adalah: a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 dokumen. b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi. c. Jumlah laporan Riset Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat sebanyak 5 dokumen. Dalam mencapai target indikator program lima tahunan maka target indikator kinerja program perlu dibuat rinci pertahun sebagai acuan perencanaan tahunan. Target indikator kinerja program Penelitian dan Pengembangan dicapai dari kinerja kegiatan dan satuan kerja Badan Litbangkes. Oleh karena itu kontribusi dan integrasi seluruh satuan kerja Badan Litbangkes sangat diperlukan dalam pencapaian target indikator program ini. Secara rinci target indikator kinerja program Penelitian dan Pengembangan dapat dilihat pada tabel IV.1. Tabel IV.1 Target Kinerja Program Penelitian dan Pengembangan Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Meningkatnya Kualitas Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan di Bidang 1) Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI 2) Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan kesehatan yang Target

58 Program/Kegiatan Sasaran Indikator diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan atau pemangku kepentingan 3) Jumlah laporan riset kesehatan nasional (Riskesnas) bidang kesehatan dan gizi masyarakat Target Agenda Riset Tahun Agenda Riset Badan Litbangkes Tahun disusun untuk memberikan prioritas kegiatan dan arah pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan tahun Agenda riset dibuat dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPK) Tahun , Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , Rencana Strategis Kementerian Tahun , Agenda Riset Nasional Dewan Riset Nasional, Program Prioritas Kementerian, MDGs 2015, HDI 2011, IPKM 2007, Transisi demografi & transisi epidemiologi, Perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, Kemajuan Information Communication Technology (ICT), Globalisasi dan pasar bebas sektor kesehatan: ASEAN, AFTA, WTO. Selain mempertimbangkan kebijakan pembangunan kesehatan dan iptek, riset kesehatan harus mempertimbangkan situasi kesehatan saat ini. Isu strategis dalam pembangunan kesehatan hingga tahun 2025, yang diidentifikasi berdasar analisis kesenjangan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi saat ini, antara lain: (a) aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan pada kelompok miskin yang terbatas, yang menyebabkan status gizi dan kesehatan penduduk miskin rendah; (b) tingkat kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular (beban ganda penyakit) yang tinggi. Penyakit menular yang dimaksud terutama TB, Malaria, HIV dan DBD, sedangkan penyakit tidak menular adalah jantung, diabetes, hipertensi dan kanker; (c) beban pembiayaan kesehatan masih tinggi; (d) tenaga kesehatan dan distribusi yang tidak merata dan terbatas; (e) ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat esensial belum optimal, serta penggunaan obat yang tidak rasional. Sebagian besar bahan baku obat masih diimpor sedangkan 55

59 penggalian potensi obat tradisional sangat terbatas; (f) partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan melalui perilaku masyarakat yang mendukung pola hidup sehat dan bersih yang rendah; (g) kemampuan manajemen dan informasi yang terbatas, termasuk penelitian dan pengembangan kesehatan (litbangkes) serta; (h) kondisi kesehatan lingkungan yang rendah. Agenda Riset disusun berdasarkan komponen-komponen sebelum ditentukan area riset. Beberapa langkah penentuan komponen yaitu : 1. Dipilih berdasarkan beban penyakit yang merupakan kombinasi antara kematian, kesakitan dan disabilitas (metode Global Burden of Disease, 1990) dan terpilih 30 penyakit 2. Dipilih beberapa komponen yang merupakan komponen penting (cross cutting component) dalam rangka mengatasi permasalahan pembangunan kesehatan 3. Setelah dilakukan beberapa kali seminar dan pertemuan, maka ditambahkan komponen kesehatan lingkungan 4. Dilakukan pemisahan komponen gizi menjadi komponen tersendiri 5. Mengingat prioritas program saintifikasi jamu wajib dilaksanakan dan dikembangkan, maka komponen tanaman obat dan obat tradisional dipisahkan. Dalam menentukan komponen-komponen tersebut digunakan beberapa pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan permasalahan penyakit (disease problem) 2. Pendekatan permasalahan sistem kesehatan (health system problem) 3. Pendekatan permasalahan non kesehatan yang berpengaruh pada kesehatan (humaniora) 4. Pendekatan permasalahan perbaikan gizi masyarakat (community nutrition) 5. Pendekatan permasalahan gangguan lingkungan (environment health approach) 6. Pendekatan permasalahan pengobatan dan obat tradisional. Komponen 1, beberapa penyakit yang termasuk dalam komponen yang dipilih berdasarkan Burden of Disease adalah: 1. Penyakit Tuberkulosis 2. Birth Asdphyxia dan Birth Trauma 3. Penyakit Diare 4. Penyakit Diabetes Melitus 5. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) 6. Penyakit HIV/AIDS 7. Malaria 8. Penyakit Pneumonia 9. Penyakit Stroke 10. Penyakit Jantung Koroner 11. Penyakit Gangguan Jiwa 12. Penyakit Kanker 13. Penyakit Paru Obtruktif Kronik (PPOK) 56

60 14. Penyakit Flu Burung 15. Penyakit Anthrak 16. Penyakit Filariasis 17. Penyakit Schistosomiasis 18. Penyakit Mata 19. Penyakit Asthma 20. Penyakit Osteoporosis. Untuk pendekatan penyakit, terbagi dalam penyakit menular (communicable diseases), penyakit terabaikan (neglected diseases) dan penyakit tidak menular (non communicable diseases). Penyakit menular terdiri dari penyakit menular utama yaitu malaria, tuberkulosis, HIV/AIDS, demam berdarah dengue, flu burung (avian influenza), hepatitis, dan diare. Penyakit terabaikan difokuskan pada penyakit leptospirosis, chikungunya, japanese encephalitis, pes, hanta, schistosomiasis, fasciolopsis, filariasis, kusta dan rabies. Penyakit tidak menular lebih difokuskan pada penyakit tidak menular utama yaitu diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, stroke, kanker, PPOK, kesehatan jiwa, serta gangguan mental dan perilaku terkait NAPZA. Komponen 2, yang merupakan sub sistem dari Sistem Nasional yaitu : 1. Sub sistem Upaya 2. Sub sistem Manajemen 3. Sub sistem Tenaga 4. Sub sistem Pembiayaan 5. Sub sistem Pemberdayaan Masyarakat 6. Sub sistem Obat dan Perlengkapan. Komponen 3, yang merupakan komponen Humaniora kesehatan (beyond health) yang berpengaruh pada derajat kesehatan masyarakat, meliputi sosiologi kesehatan, antropologi kesehatan, ekonomi kesehatan, etika kesehatan, hukum kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Komponen 4, yang merupakan komponen utama yakni perbaikan gizi masyarakat : 1. Gizi Mikro 2. Gizi Makro. Komponen 5, yang merupakan perbaikan kesehatan lingkungan : 1. lingkungan 2. Penyediaan air bersih 3. Pengolahan limbah dan sampah. 57

61 Komponen 6, yang merupakan permasalahan pengobatan dan obat tradisional : 1. Obat 2. Obat tradisional dan tanaman obat Kegiatan Dalam mencapai sasaran hasil program, maka Badan Litbangkes memiliki 7 kegiatan yaitu 1) Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar ; 2) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik; 3) Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat; 4) Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat; 5) Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional; 6) Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit; serta 7) Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kegiatan ini dilakukan oleh Kegiatan ini dikelola oleh 3 (tiga) satuan kerja, yaitu Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar (PBTDK), Balai Litbang Biomedis Papua dan Loka Litbang Biomedis Aceh, juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan sebanyak 25 rekomendasi. b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 100 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Biomedis dan Teknologi Dasar sebanyak 88 dokumen hasil penelitian 58

62 d) Jumlah laporan status biomedis hasil Riset Nasional sebanyak 5 laporan e) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Litbang Bidang Biomedis dan Teknologi Dasar sebanyak 55 laporan Tabel IV.2 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Bidang Biomedis dan Teknologi Dasar Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan 1) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang biomedis dan teknologi dasar kesehatan yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Biomedis dan Teknologi Dasar 4) Jumlah laporan status biomedis hasil Riset Nasional 5) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Litbang Bidang Target

63 Program/Kegiatan Sasaran Indikator Biomedis dan Teknologi Dasar Target Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini terdiri dari: 1. Biomarker dan Kimia Lingkungan 2. PD3I 3. HIV 4. Influenza (ILI, SARI) 5. TB 6. Dengue 7. Malaria 8. Chikungunya 9. Cemaran Kimia Makanan. Tabel IV.3 Area Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Tahun Komponen Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Komponen Sub Area Riset Penyakit Menular Demam Berdarah Dengue PD3I Diare HIV/Aids Pemetaan/epid emiologi Pemetaan vektor Pemetaan agen Pemetaan gejala penyakit Obat Spesies, perilaku vektor Serotipe, genotipe Algoritma klinik Pengembangan vaksin Epidemiologi Karakteristik Penyakit Penyakit Pengobatan Pengembangan dan Vaksin Pengembangan Pemetaan/ Kausal Epidemiologi Vaksin Pengembangan Pemetaan/ Epedemiologi dan Epidemiologi prevalensi Pengobatan Vaksin dan Pengembangan 60

64 Komponen Sub Komponen Flu Burung (AI) Malaria Area Riset Pemetaan/ Epidemiologi Pengobatan dan Pengembangan Pengobatan dan Pengendalian Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Pemetaan genetik, Pemetaan insidens Vaksin Monitoring efikasi/uji resistensi obat dan insektisida Artemisinin-based Combination Therapy (ACT) Penyakit tidak menular Tuberculosis Gangguan gizi makro dan mikro Epidemiologi/ Pemetaan penyakit, reservoir dan faktor risiko Epidemiologi penyakit Vaksin Epidemiologi masalah gizi Teknologi Dasar dan Terapan Obat tradisional Genotyping manusia, parasit dan vektor morbidity Karakteristik TB Pengembangan vaksin TB Gizi mikro Ekplorasi zat gizi, formulasi suplemen zat gizi, formulasi zat gizi, makanan fungsional, pengembangan Komposisi Gizi Bahan Makanan, Interaksi antar zat gizi DM, Epidemiologi Etiologi, Terapi Jantung, Kanker, kesehatan jiwa, Stroke, Hipertensi Diabetes Promotif Faktor risiko 61

65 Komponen Penyakit Terabaikan (Neglected Disease) Sistem kesehatan lingkungan Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan mellitus preventif Hipertensi Promotif preventif Pengendalian faktor risiko Stroke pengobatan pengobatan Sel Punca Sel punca Pengembangan untuk terapi penyakit degeneratif Sel punca Sel diagnostik sebagai model sel (alat diagnostik dan skrining) Taeniasis Pemetaan/Epid Seroepidemiologi dan emiologi Sistiserkosis Surveilans Filariasis Obat dan perbekalan kesehatan Dampak kesehatan Penyehatan kawasan Pemetaan/Epid emiologi Surveilans Tanaman obat morbiditas Hygiene dan sanitasi tempattempat umum Epidemiologi dan Prevalensi Pegetahuan tentang tanaman obat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Kegiatan ini dikelola oleh 6 (enam) satuan kerja, yaitu Pusat Teknologi Intervensi Masyarakat (PTIKM), Balai Litbang Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) di Donggala, Banjarnegara dan Tanah Bumbu, Loka Litbang P2B2 di Baturaja, Ciamis, dan Waikabubak, juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. 62

66 Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat sebanyak 40 rekomendasi. b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 219 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat sebanyak 199 dokumen hasil penelitian. d) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah II sebanyak 12 laporan e) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat sebanyak 50 laporan Tabel IV.4 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat 1) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan Target

67 Program/Kegiatan Sasaran Indikator pengembangan di bidang Teknologi Intervensi Masyarakat 4) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah II 5) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang teknologi intervensi kesehatan masyarakat Target Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini terdiri dari: 1. Upaya Masyarakat 2. Upaya Perorangan dan Kelompok Rentan 3. Sumber Daya Manusia 4. Fasilitas dan Perbekalan 5. Bionomik Molekular dan Reservoir Penyakit 6. Model Pengendalian Neglected Diseases 7. Peta Faktor Risiko Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular 8. Kajian Bidang Teknologi Intervensi Masyarakat Tabel IV.5 Area Penelitian dan Pengembangan Teknologi Intervensi Masyarakat Tahun Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Penyakit Menular Malaria Epidemiologi/ pemetaan penyakit, reservoir dan faktor risiko Endemisitas Morbiditas Mortalitas Malaria pada kelompok khusus Jenis parasit 64

68 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Vektor potensial Lingkungan Perilaku vektor dan reservoir Genotyping manusia, parasit dan vektor KAP Pencegahan Pemberdayaan masyarakat pengendalian vektor (source reduction, larvasiding, modifikasi dan manipulasi lingkungan) uji larvasida uji insektisida Panduan/ SOP/ pencegahan Kebijakan monitoring resistensi insektisida Tuberkolosis Program P2TB Case detection Akses Lintas sektor Pengendalian TB di Fasilitas Surveilans TB HIV/AIDS Risk factor Perilaku Fasilitas SDM kesehatan kesehatan Demam Berdarah Dengue Pemetaan vektor Spesies, perilaku vektor Perilaku manusia KAP, pemberdayaan masyarakat Perilaku vektor Komplek spesies, transovaria dan perannya, Lingkungan PHBS Residu pestisida 65

69 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Penyakit Terabaikan (Neglected Diseases) Diare Leptospira di lingkungan Vektor Perilaku vektor Pemetaan Uji efikasi Evaluasi penggunaan insektisida SDM KAP Tenaga kesehatan Pemetaan/ Kausal Epidemiologi Risk factor Perilaku Sanitasi dan Lingkungan Biosafety dan security Fasilitas SDM kesehatan Sarana dan Prasarana Bionomi, Bionomi Ekosistem dan Ekosistem dinamika Dinamika penularan penularan Teknologi Baru/ Genotipe, Terapan Serotipe Pemetaan agen Epidemiologi genetik Pemetaan Algoritma klinik gejala penyakit Teknologi Teknologi pengendalian dan reservoar Pengembangan alat diagnostik Rodentisida Perilaku Pemberdayaan manusia masyarakat KAP PHBS Lingkungan Habitat reservoar Sanitasi lingkungan SDM KAP tenaga 66

70 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Chikungunya Japanese Encephalitis Pes kesehatan Peralatan Pengembangan tes diagnostik Gejala Pengembangan algoritma leptospirosis Pemetaan Spesies, vektor perilaku vektor Pemetaan agen Genotipe Pemetaan Algoritma klinis gejala penyakit Perilaku KAP manusia Perilaku vektor Komplek spesies Lingkungan PHBS Vektor Perilaku vektor SDM KAP tenaga kesehatan Peralatan Pengembangan tes diagnostik Gejala Pengembangan algoritma chikungunya Pemetaan/ Prevalensi Epidemiologi menurut wilayah dan surveilans Ekosistem dan dinamika penularan Teknologi Epidemiologi baru/terapan genetik Model intervensi Teknologi pengendalian vektor dan reservoir Pestisida Faktor risiko Pemberdayaan masyarakat Perilaku Lingkungan Vektor dan Reservoar Pemetaan/ Bionomi Epidemiologi Epidemiologi 67

71 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Hanta Schistosomiasis dan surveilans Teknologi baru/ terapan Model intervensi Faktor risiko Pemetaan/ Epidemiologi dan surveilans Teknologi baru/ Terapan Model intervensi Faktor risiko Epidemiologi dan surveillance Teknologi baru dan prevalensi menurut wilayah, Dinamika penularan Epidemiologi genetic Teknologi pengendalian vector dan reservoir Pemberdayaan masyarakat Epidemiologi berbasis genetic dan molekuler Ekosistem Dinamika penularan Teknologi pengendalian vektor dan reservoir Pemberdayaan masyarakat Lingkungan Vektor dan Reservoar Ko-infeksi dan parasitisme Ekosistem Epidemiologi genetik Surveilance pengobatan Pengembangan obat baru Pengembngn model Pengendalian reservoar Pengembangan

72 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Penyakit Tidak Menular Gangguan Gizi (Gizi Makro dan Mikro) Model intervensi Tatalaksana kasus Kebijakan & regulasi Epidemiologi masalah gizi Promotif preventif Surveilans gizi predator Model pengendalian Pemberdayaan masyarakat Moluskisida Manajemen kasus Kebijakan manajemen pusat & daerah Beban penyakit Kebijakan irigasi, lintas sektor Pemetaan Insidens dan prevalensi, stunting, obesitas, gizi kurang, buruk, kurus, gizi mikro, indikator masalah masalah defisiensi zat gizi mikro, pemetaan pola konsumsi makanan dan asupan zat gizi. pemetaan genetik gizi Pencegahan faktor risiko penyakit, KIE, tumbuh kembang, gizi ibu hamil dan anak baduta Indikator & model surveilans, sistem RR, analisis

73 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Diabetes Melitus Hipertensi Stroke Jantung Koroner Kanker Cedera P P O K Model intervensi Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans Promotif Preventif Epidemiologi dan Surveilans indikator, sistem deteksi dini. Makanan tambahan, penanggulanga n faktor risiko penyakit, model intervensi zat gizi makro-mikro Pemetaan Faktor risiko Pemetaan Pengendalian faktor risko Pemetaan Faktor risiko Pemetaan Pengendalian faktor risiko Deteksi dini Pemetaan dan factor risiko Faktor risiko Pemetaan insidens Studi etiologi Surveilans Registry cedera Deteksi dini Promosi pencegahan berbagai cedera pada berbagai kelompok usia, pekerjaan Pemetaan insidens 70

74 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Kebutaan Asfeksia Neonatal Epidemiologi/pe metaan penyakit dan faktor risiko Epidemiologi dan surveillance Model intervensi Pemberdayaan masyarakat Studi etiologi Surveilans Faktor risiko Pemetaan morbiditas Pemetaan insidens Studi etiologi, Disease registri Faktor risiko Model kesehatan ibu dan janin Model kesehatan ibu dan janin Deteksi dini Promosi Sistem Pelayanan Sumber Daya Manusia Manajemen Upaya Perorangan Upaya Masyarakat Produksi Distribusi Pendayagunaan Manajemen kasus di faskes dan lapangan Manajemen kasus di lapangan Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif Perencanaan, pengadaan, rekrutmen, kompetensi, standarisasi Mapping, pemanfaatan Pembinaan, pengawasan, trainning, 71

75 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Informasi Pemberdayaan Masyarakat Obat dan Perbekalan Sistem Informasi standarisasi, jenjang karir, kompetensi Informasi manajemen kesehatan, informasi upaya teknis kesehatan, informasi kesehatan untuk masyarakat, informasi iptek kesehatan Perseorangan PHBS Kemitraan Pemerintah- Swasta Posyandu usila, Posbindu, POD UKBM Poskesdes, Polindes, Poskestren, Tabulin Promosi kesehatan Evaluasi pemberdayaan masyarakat Lingkungan pemberdayaan Indeks Kapasitas Masyarakat Indeks Pemberdayaan Masyarakat Lobi bagi masyarakat Advokasi Partisipasi pihak asing Obat Distribusi Penyimpanan Penggunaan Monitoring & Evaluasi Pengobat Peran dan tradisional fungsi pengobat tradisional Kosmetika Produksi 72

76 Komponen Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Distribusi Penyimpanan Penggunaan Monitoring & Evaluasi Alat kesehatan Produksi Distribusi Penyimpanan Penggunaan Monitoring & Evaluasi Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Kegiatan ini dikelola oleh 3 (tiga) satuan kerja, yaitu Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik (TTKEK) dan Balai Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Magelang dan, juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik sebanyak 40 rekomendasi. b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 93 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik sebanyak 68 dokumen hasil penelitian. d) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah I sebanyak 11 laporan. e) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik sebanyak 50 laporan 73

77 Tabel IV.6 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan Kesehtan dan Epidemiologi Klinik Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik Target ) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik 4) Jumlah laporan

78 Program/Kegiatan Sasaran Indikator Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah I 5) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Litbang Bidang Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Target Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini terdiri dari: 1. Penelitian di pelayanan di Puskesmas dan RS terkait AKB dan AKI 2. Pengembangan pencatatan terpadu di RS terkait AKB dan AKI 3. Penelitian intervensi gizi dan cost effective 4. Penelitian Health Technology Assessment 5. Penelitian asuhan kefarmasian 6. Pengembangan identifikasi, dan pengobatan HIV 7. Penemuan dini kasus TB 8. Penelitian dalam pengendalian penyakit tidak menular, 9. Registry penyakit tidak menular 10. Pola konsumsi 11. Penelitian pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, pencegahan obesitas, penurunan prevalensi hipertensi, gerakan masyarakat untuk penurunan merokok Tabel IV.7 Area Penelitian dan Pengembangan Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik Tahun Komponen Penyakit menular Sub Komponen Area Riset Sub Area Riset HIV/AIDS Diagnosis Case diagnosis dan manajemen Pemetaan/ Epedemiologi Epidemiologi dan prevalensi Pengobatan Obat dan pengembangn Tuberkulosis Diagnostik Disain dan Tahun Pelaksananan

79 Komponen Penyakit Tidak Menular Sub Komponen Demam berdarah Malaria Gangguan gizi Area Riset Epidemiologi penyakit Vaksin Sub Area Riset Tahun Pelaksananan validasi kit diagnostik Pengembangan/ modifikasi tes diagnostik Interaksi hostpatogen Karakteristik TB Pengembangan vaksin TB Genotipe Pemetaan agen Pemetaan Algoritma klinik gejala Pengobatan Obat standar Pengobatan Pengobatan dan standar pengendalian Obat baru Pengobatan radikal Teknologi Formulasi Dasar dan suplemen zat gizi Terapan Pengembangan alat diagnostik Fortifikasi Epidemiologi Stunting, masalah gizi kelebihan berat Promotif preventif Surveilans gizi Model intervensi dan obese Defisiensi zat gizi mikro Pemetaan insiden Komunikasi, informasi dan edukasi Pencegahan faktor risiko Tumbuh kembang Sistem deteksi dini Model intervensi zat gizi makro Makanan 76

80 Komponen Sistem kesehatan Sub Komponen Hipertensi Kanker Diabetes melitus Gangguan akibat Kekurangan Iodium Pelayanan kesehatan Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan tambahan Ekonomi Edukasi gizi kesehatan Promotif Pengendalian preventif faktor risiko Promotif Faktor risiko preventif Pengobatan Pengobatan Promotif Faktor risiko preventif Diagnostik Diagnostik Model Penanggulangan intervensi faktor risiko Sosial dan Pemetaan kebijakan Bioteknologi Rapid diagnostik kit Teknologi Suplementasi pangan Tumbuh Asesmen kembang kemampuan Epidemiologi Uji pengaruh diet klinik Sosial dan Pemetaan kebijakan Upaya Promotif, kesehatan Preventif perorangan Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan ini dikelola oleh Pusat Humaniora, Kebijakan, dan Pemberdayaan Masyarakat (PHKKPM) dan juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 45 rekomendasi. 77

81 b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 125 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 118 dokumen hasil penelitian. d) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah III sebanyak 11 laporan. e) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 50 laporan. Tabel IV.8 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 1) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang humaniora, kebijakan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Humaniora, Kebijakan Target

82 Program/Kegiatan Sasaran Indikator dan Pemberdayaan Masyarakat 4) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah III 5) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Litbang Bidang Humaniora, Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Target Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini merupakan komponen sistem kesehatan dengan sub komponen humaniora, sumber daya manusia kesehatan, informasi kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kebijakan kesehatan. Area penelitian yang akan dilaksanakan meliputi hukum kesehatan, etika kesehatan, ekonomi kesehatan, produksi, distribusi dan pendayagunaan SDM, sistem informasi kesehatan, Evaluasi pemberdayaan masyarakat serta kebijakan kesehatan makro, meso, mikro. Tabel IV.9 Area Penelitian dan Pengembangan Humaniora Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat Tahun Komponen Sub Komponen Area Riset Tahun Pelaksananan Sub Area Riset Sistem Humaniora Hukum Etika Upaya kesehatan Tenaga kesehatan Komoditi Sarana Etika profesi kesehatan Quality 79

83 Komponen Sub Komponen Area Riset Sumber Daya Manusia Informasi Obat dan Perbekalan Ekonomi Produksi Distribusi Pendayagunaan Sistem Informasi Obat Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Assurance Bioetika Etika Lingkungan kesehatan Evaluasi ekonomi Pembiayaan kesehatan Keadilan /Equity Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Perencanaan, pengadaan, rekrutmen, kompetensi, standariasi Mapping, pemanfaatan, Pembinaan, pengawasan, trainning, standarisasi, jenjang karir, kompetensi Informasi manajemen kesehatan, informasi upaya teknis kesehatan, informasi kesehatan untuk masyarakat, informasi iptek kesehatan Produksi, distribusi, mutu obat dan keamanan 80

84 Komponen Sub Komponen Area Riset Pemberdayaan Masyarakat Kebijakan Kemitraan Pemerintah- Evaluasi pemberdayaan masyarakat Lingkungan pemberdayaan UKBM Swasta Makro Meso Mikro Sub Area Riset Posyandu usila, Posbindu, POD Indeks Kapasitas Masyarakat Partisipasi pihak asing Poskesdes, Polindes, Poskestren, Tabulin Content & Instrument Actors, Power & Politics Institutions, Interest & Ideas Content & Instrument Actors, Power & Politics Institutions, Interest & Ideas Content & Instrument Actors, Power & Politics Institutions, Interest & Ideas Tahun Pelaksananan

85 Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Kegiatan ini dikelola oleh Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) dan juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional sebanyak 10 rekomendasi. b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang tanaman obat dan obat tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 120 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang tanaman obat dan obat tradisional sebanyak 97 dokumen hasil penelitian. d) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah IV sebanyak 10 laporan. e) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang tanaman obat dan obat tradisional sebanyak 65 laporan. 82

86 Tabel IV.10 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 1) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional 4) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah IV 5) Jumlah Laporan Dukungan Manajemen Litbang Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Target

87 Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini lebih mengarah pada komponen sistem kesehatan dengan sub komponen obat dan perbekalan kesehatan, komponen penyakit menular dan penyakit tidak menular. Area riset yang dilakukan lebih kepada area riset obat tradisional, tanaman obat, pengobatan dan pengembangan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta upaya promotif dan preventif. Tabel IV.11 Area Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tahun Komponen Sub Area Riset Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Komponen Sistem Penyakit menular Penyakit Tidak Menular Obat dan perbelkes HIV AIDS Obat Saintifikasi Tradisional JAMU Tanaman Obat Kultivasi Pascapanen Pengetahuan tentang Tanaman Obat (RISTOJA) Pengobatan Obat Tradisional dan Pengembangan - TB Pengobatan Pengembangan obat anti TB baru Hipertensi, DM, Hiperkolestr olemi, dll Promotif dan preventif Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Kegiatan ini dikelola oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) dan juga dapat melibatkan unit lain dengan mekanisme keseminatan. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit sebanyak 10 rekomendasi. b) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang vektor dan reservoir penyakit yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional sebanyak 84

88 85 publikasi. c) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang vektor dan reservoir penyakit sebanyak 57 dokumen hasil penelitian. d) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah V sebanyak 10 laporan. e) Jumlah laporan dukungan manajemen litbang bidang vektor dan reservoir penyakit sebanyak 50 laporan Tabel IV.12 Target Kinerja Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Target Program/Kegiatan Sasaran Indikator Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Meningkatnya Penelitian dan Pengembangan di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit 1) Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit 2) Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang Vektor dan Reservoir Penyakit yang dimuat di media cetak dan atau elektronik nasional dan internasional 3) Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit 4) Jumlah laporan Status Masyarakat hasil Riset Nasional wilayah V 5) Jumlah Laporan Dukungan

89 Program/Kegiatan Sasaran Indikator Manajemen Litbang Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit Target Area litbang yang akan dilakukan dari kegiatan ini terdiri dari: 1. Penelitian dan Pengembangan di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit Penelitian dan pengembangan di bidang Vektor dan Reservoir Penyakit dibagi menjadi 4 area, yaitu : a. Vektor Penyakit Penelitian tahun di area ini berupa pendampingan dan penanggulangan KLB/peningkatan kasus tular penyakit vektor, penentuan formula impregnated paper, formulasi pestisida nabati, dan pengendalian lainnya untuk vektor penyakit. b. Reservoir Penyakit Di area ini penelitian yang dilakukan adalah pendampingan dan penanggulangan KLB/peningkatan kasus tular penyakit reservoir, pengendalian pes ataupun leptospirosis. c. Produk Inovasi Diantaranya adalah penelitian dan pengembangan Bacillus thuringiensis terkait pengajuan HKI. d. Rikhus Vektora Riset Khusus (Rikhus) Vektora merupakan riset nasional yang bertujuan untuk melakukan pemuktahiran data VRP sebagai dasar pengendalian penyakit tular vektor & reservoir (new dan re-emerging infc. diseases) di Indonesia. Rikhus Vektora B2P2VRP akan dilaksanakan pada tahun meliputi 34 provinsi. Tahun 2015 dilakukan pada 4 Provinsi, tahun 2016 dilakukan pada 17 Provinsi, tahun 2017 dilakukan 13 Provinsi. 2. Kajian di Bidang Vektor dan Reservoir Penyakit Kajian dilakukan oleh peneliti yang sudah banyak berpengalaman melakukan penelitian dan diarahkan untuk penyusunan rekomendasi kebijakan yang dapat digunakan oleh unit lainnya dalam upaya pengendalian vektor dan reservoir penyakit. 3. Analisis Lanjut Rikhus Vektora dan Riskesnas. Analisis lanjut dilakukan oleh peneliti untuk mengkaji lebih mendalam data-data hasil Riset Khusus Vektora ataupun data Riset Nasional sehingga hasilnya bisa lebih dimanfaatkan. 86

90 Tabel IV.13 Area Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Tahun Komponen Sub Area Riset Tahun Pelaksananan Komponen Sub Area Riset Penyakit Menular Malaria Epidemiologi / pemetaan penyakit, reservoir dan faktor risiko Pengobatan dan pengendalian Pencegahan Panduan / SOP/ Kebijakan Endemisitas Morbiditas Mortalitas Jenis parasit Vektor Potensial Lingkungan Perilaku vektor Genotyping parasit dan vektor KAP Monitoring uji resistensi insektisida Pemberdayaan masyarakat Pengendalian vektor Uji larvasida Uji insektisida Diagnosis Demam Pemetaan / 87

91 Komponen Penyakit Terabaikan (Neglected Disease) Sub Komponen Berdarah dengue Leptospirosis Area Riset epidemiologi Promotif Preventif (vektor) Panduan / SOP/ Kebijakan Epidemiologi dan surveilans Epidemiologi dan surveilans Model intervensi Promotif (Perilaku manusia, lingkungan, SDM kesehatan) Chikungunya Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Sub Area Riset Tahun Pelaksananan KAP, Pemberdayaan masyarakat Diagnosis Diagnosis Bionomi Ekosistem Dinamika penularan Genotipe, serotipe Epidemiologi genetik Teknologi pengendalian reservoir Pengembangan alat diagnostik Pemberdayaan masyarakat KAP Habitat reservoir Sanitasi lingkungan KAP nakes. Spesies, perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Japanese Pemetaan / Spesies, 88

92 Komponen Sub Komponen Area Riset encephalitis epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Pes Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Hanta Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Rabies Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, Sub Area Riset perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Spesies, perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Spesies, perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Spesies, perilaku vektor Genotipe Tahun Pelaksananan

93 Komponen Sub Komponen Area Riset pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Nipah Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Filariasis Pemetaan / epidemiologi (Pemetaan vektor, pemetaan agen) Promotif (Perilaku manusia, perilaku vektor) Preventif (vektor dan SDM kesh) Sub Area Riset KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Spesies, perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Spesies, perilaku vektor Genotipe KAP Kompleks spesies Perilaku vektor KAP nakes Tahun Pelaksananan

94 Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Kegiatan ini dikelola oleh Sekretariat Badan Litbangkes. Sasaran kegiatan ini adalah meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembagan. Indikator pencapaian sasaran kegiatan sampai dengan tahun 2019 adalah: a) Jumlah laporan dukungan manajemen penelitian dan pengembangan kesehatan sebanyak 25 buah. b) Jumlah laporan dukungan manajemen teknis penelitian dan pengembangan kesehatan sebanyak 20 buah. Tabel IV.14 Target Kinerja kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan tahun Program/Kegiatan Sasaran Indikator Dukungan Manajemen dan Dukungan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Penelitian dan Pengembangan Meningkatnya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembangan kesehatan 1) Jumlah laporan dukungan manajemen penelitian dan pengembangan kesehatan 2) Jumlah laporan dukungan manajemen teknis penelitian dan pengembangan kesehatan Target Sekretariat Badan Litbangkes mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan Litbangkes. Oleh karena itu Sekretariat Badan Litbangkes menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, evaluasi, dan laporan; b. penyiapan urusan hukum, penataan organisasi, pengelolaan kepegawaian dan pengembangan pegawai; c. pengelolaan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, promosi, diseminasi, utilisasi, kerja sama, dan penunjang pembinaan profesi; dan d. pelaksanaan urusan keuangan, tata usaha, rumah tangga, dan perlengkapan, termasuk pengelolaan laboratorium nasional dan internasional penelitian dan pengembangan. 91

95 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Badan Litbangkes melaksanakan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program penelitian dan pengembagan. Kegiatan ini perlu perencanaan dan manajemen yang baik dalam pelaksanaannya. Secara rinci upaya yang akan dilakukan meliputi koordinasi perencanaan dan penganggaran; koordinasi pengelolaan dan pengembangan SDM; koordinasi penataan hukum dan organisasi; koordinasi pengelolaan jaringan informasi, diseminasi dan utilisasi; serta koordinasi pengelolaan urusan keuangan, sarana dan prasarana litbangkes. Koordinasi perencanaan dan penganggaran dilakukan untuk mensinkronisasikan perencanaan dan penganggaran seluruh satuan kerja Badan Litbangkes juga mengevaluasi capaian kinerja Badan Litbangkes. Dalam tahun koordinasi perencanaan diutamakan untuk mensinergikan perencanaan penelitian dan pengembangan yang mendukung program unggulan Kementerian dan juga Isu Strategis Kementerian yang ada. Selain itu sinkronisasi anggaran juga dilakukan agar perencanaan dan pelaksanaan anggaran dapat terlaksana dengan baik. Koordinasi pengelolaan dan pengembangan SDM dilakukan dengan mengupayakan jumlah perbandingan tenaga peneliti dan tenaga administrasi sama dengan tiga berbanding satu (3:1) sehingga sebagai institusi penelitian Badan Litbangkes dapat didukung dengan kapasitas SDM yang mapan. Sumber daya manusia adalah suatu hal yang penting dalam kegiatan usaha apapun karena kualitas dari hal tersebut sangatlah menentukan kinerja dari suatu institusi. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu investasi bagi institusi. Dengan demikian pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi penentu keberhasilan dalam suatu institusi, terutama dalam era globalisasi dimana para pesaing tidak hanya berasal dari dalam negeri saja tetapi juga berasal dari luar negeri. Pengelolaan sumber daya manusia dengan berdaya guna akan mampu mencapai tujuan institusi. 92

96 Pengembangan SDM yang akan dilakukan pada tahun meliputi program diklat fungsional baik Tk.I maupun lanjutan, pelatihan, dan pendidikan. Rencana pengembangan SDM peneliti pada tahun adalah sebagai berikut: Tabel IV.15 Pengembangan SDM Peneliti Tahun JABATAN JUMLAH Peneliti III/a Pertama III/b Peneliti Muda Peneliti Madya Peneliti Utama III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e JUMLAH Koordinasi penataan hukum dan organisasi dilakukan dengan membuat regulasi-regulasi yang diperlukan untuk menunjang penelitian dan pengembangan kesehatan seperti regulasi terkait Penggunaan Bahan Biologi, Penggunaan Spesimen Klinik Materi Biologik, etik penelitian, penapisan teknologi dan merevisi regulasi-regulasi atau kebijakan terkait penelitian dan pengembangan kesehatan. Selain itu penataan organisasi juga dilakukan dalam rangka penataan dan evaluasi organisasi, analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas, dan tata laksana, serta fasilitasi implementasi reformasi birokrasi. Koordinasi pengelolaan jaringan informasi, diseminasi dan utilisasi dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan jaringan penelitian dan pengembangan kesehatan (jarlitbangkes) dan pengelolaan jurnal litbangkes. Jarlitbangkes mutlak harus dikembangkan apabila ingin meningkatkan mutu litbangkes di Indonesia. Pengembangan jarlitbangkes merupakan operasionalisasi PP No. 39/1995 yang bertujuan membantu Menteri melalui Kepala Badan Litbangkes dalam melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan litbangkes melalui kemitraan antar lembaga penelitian, antar lembaga penelitian dan penyusun/pelaksana program maupun lembaga lain yang terkait sehingga kegiatan dan hasil litbangkes dapat lebih efektif dan efisien. Saat ini ada 6 (enam) pengelolaan jaringan litbangkes yang sedang terus dikembangkan yaitu Jaringan Etik Litbangkes, Jaringan SDM Litbangkes, Jaringan Layanan Perpustakaan, Literatur dan Informasi, Jaringan Laboratorium Litbangkes, Jaringan Manajemen Litbangkes dan Jaringan Pelaksanaan Litbangkes. Badan Litbangkes mengelola 21 Jurnal, 11 diantaranya telah terakreditasi, Jurnal Badan 93

97 Litbangkes saat ini juga telah dikelola menggunakan aplikasi Open Journal Systems (OJS) dan dapat diakses melalui alamat Aplikasi OJS ini dapat diunduh di Sampai bulan Desember 2014 tercatat artikel tersimpan di Open Journal Systems Badan Litbangkes. Perkembangan jumlah artikel di OJS Badan Litbangkes dapat dipantau melalui aplikasi yang diakses dari alamat Tabel IV.16 Status Akreditasi Jurnal Badan Litbangkes No Nama Jurnal Pengelola Tahun Terbit Status 1 Buletin Penelitian Sekretariat Badan Litbangkes 2 Media Penelitian dan Pengembangan 3 Health Science Journal of Indonesia (HSJI) 4 Jurnal Biotek Medisiana Indonesia Maret 1973 Terakreditasi Sekretariat Badan Litbangkes Maret 1991 Terakreditasi Sekretariat Badan Desember 2010 Terakreditasi Litbangkes Pusat BTDK 2012 Belum terakreditasi 5 Jurnal Kefarmasian Indonesia Pusat BTDK 2009 Terakreditasi 6 Jurnal Penelitian Gizi dan Pusat TTKEK 1971 Terakreditasi Makanan 7 Jurnal Ekologi Pusat TIKM 2002 Terakreditasi 8 Jurnal Reproduksi Pusat TIKM 2010 Terakreditasi 9 Buletin Penellitian Sistem 10 Journal of Social Determinat of Health Pusat HKKPM 1994 Terakreditasi Pusat HKKPM Juni 2012 Belum terakreditasi 11 Vektora B2P2VRP Salatiga 2009 Terakreditasi 12 Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia B2P2TOOT Tawangmangu 2008 Belum terakreditasi 94

98 No Nama Jurnal Pengelola Tahun Terbit Status 13 Jurnal Media Gizi Mikro B2PGAKI Magelang 2010 Indonesia 14 Plasma Jurnal Balai Litbang Juni 2014 Biomedis Papua 15 Balaba Balai Litbang P2B2 Banjarnegara 16 Jurnal Vektor Penyakit Balai Litbang P2B2 Donggala 17 Buski Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu 18 Sel Loka Litbang Biomedis Aceh 19 Buletin Spirakel Loka Litbang P2B2 Baturaja 20 Aspirator Loka Litbang P2B2 Ciamis 21 Jurnal Penyakit Bersumber Binatang Loka Litbang P2B2 Waikabubak Terakreditasi Belum terakreditasi 2005 Belum terakreditasi Belum terakreditasi Belum terakreditasi November 2014 Belum terakreditasi Belum terakreditasi 2009 Terakreditasi September 2013 Belum terakreditasi Rencana pengembangan jurnal 5 tahun ke depan meliputi peningkatan jurnal online melalui Open Journal Systems (OJS); peningkatan DOI Artikel/Manuskrip Jurnal; melakukan akreditasi baru jurnal; akreditasi ulang jurnal dan pembentukan jurnal baru serta jurnal internasional. Perlunya pengenal digital atas file arsip yang terkoneksi ke Internet. Pengenal digital ini biasa disebut dengan nama Digital Object Identifier (DOI) sehingga setiap artikel jurnal yang telah online mempunyai alamat khusus yang unik. Ini akan meningkatkan kredibilitas jurnal yang bersangkutan dan menambah nilai kredit sebuah jurnal dalam pandangan assessor. Penguatan OJS Balitbangkes dari sisi infrastruktur hardware dan software, selain itu penguatan dari sisi SDM. Termasuk Mitra Bestari agar RAMAH KERJA (User Friendly) dengan OJS. Persiapan Akreditasi Jurnal secara elektronik adalah melakukan proses pengelolaan jurnal secara semi-online. Yang dimaksud yaitu pintu masuk diterimanya artikel adalah melalui aplikasi OJS, kemudian proses pengelolaan jurnal dilanjutkan melalui surat elektronik sebagaimana yang sudah mapan dilakukan sekarang ini. Tabel IV.17 Rencana Pengembangan Jurnal Balitbangkes No. Kegiatan Keterangan 1. Jurnal Online OJS 2. DOI Artikel/Manuskrip Jurnal

99 No. Kegiatan Keterangan 3. Akreditasi Baru Jurnal 4. Akreditasi Ulang Jurnal Baru 1 Manajemen 6. Jurnal Internasional 1 HSJI Koordinasi pengelolaan urusan keuangan, sarana dan prasarana litbangkes dilakukan melalui manajemen keuangan yang tertib dan akuntabel serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, utamanya terkait dengan pengembangan sarana dan prasarana laboratorium, penunjang laboratorium, informasi dan teknologi komunikasi. Rencana pengembangan sarana dan prasarana Badan Litbangkes dalam 5 tahun kedepan disamping pemenuhan sarana dan prasarana rutin digunakan untuk pembangunan gedung Laboratorium Hewan Coba dan Biorepositori; pembangunan Laboratorium Farmakologi Toksikologi, Laboratorium Tanah dan Kebun, Stasiun Tanaman Obat, Laboratorium Herbarium dan Arsip, serta gedung Integrasi Jamu Indonesia bagi B2P2TOOT; Pembangunan Auditorium dan Museum GAKI; rehab gedung kantor dan lab bagi seluruh satker; pengadaan tanah bagi Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu, Balai Litbang P2B2 Banjarnegara dan Loka Litbang P2B2 Ciamis; serta pemenuhan alat angkutan kantor Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan meliputi peningkatan pendanaan dan efektifitas pendanaan. Kerangka pendanaan Program Penelitian dan Pengembangan dilakukan melalui peningkatan proporsi anggaran penelitian dan pengembangan secara signifikan sehingga mencapai 5% dari APBN pada tahun Dalam upaya meningkatkan efektifitas pembiayaan kesehatan maka pendanaan diutamakan untuk melakukan riset skala nasional, pemantauan berkala, riset terobosan, kajian, riset berorientasi produk, riset-riset dalam mendukung program kesehatan, isu dan sasaran strategis pembangunan kesehatan serta sasaran strategis Kementerian. 96

100 BAB V PENUTUP Tujuan pembangunan kesehatan akan dapat tercapai bila didukung penyusunan kebijakan yang berbasis bukti. Oleh karena itu RAP Badan Litbangkes periode disusun sebagai panduan dan arahan Badan Litbangkes dalam mendukung keberhasilan capaian Indikator Kinerja Program yang tercantum di dalam Rencana Stratejik Kementerian Rencana aksi ini digunakan pada setiap tahapan manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, pelaksanaan, monitoring hingga evaluasi. Capaian pelaksanaan kinerja program akan dilakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun dan akhir periode lima tahun (tahun 2019). Dengan memperhatikan hal tesebut, maka Badan Litbangkes dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Dengan disusunnya RAP Badan Litbangkes diharapkan prioritas, arah dan panduan substansi litbangkes yang harus dilakukan melalui suatu agenda litbangkes nasional dapat tercapai. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE 97

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 7003-9134-1092-0094 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi B. Latar Belakang C. Tujuan...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 RINGKASAN EKSEKUTIF... 3 BAB I PENDAHULUAN A. Visi dan Misi B. Latar Belakang C. Tujuan... KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF Badan Litbang Kesehatan sebagai salah satu unit utama Kemenkes mengemban amanah dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-24.11-/216 DS1178-973-992-294 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA KL) TAHUN ANGGARAN 2014

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA KL) TAHUN ANGGARAN 2014 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA KL) TAHUN ANGGARAN 2014 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KESEHATAN 2. Nama Unit Organisasi : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA

REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA REGULATIONS AND POLICIES ON CLINICAL RESEARCH IN INDONESIA Dr. Siswanto, MHP, DTM Director for Center for Applied Health Technology and Clinical Epidemiology/NIHRD Peraturan dalam Riset Klinik UUD 1945

Lebih terperinci

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI Riset Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran (Risbin Iptekdok) 2014 LATAR BELAKANG Riset Pembinaan Ilmu Pengetahuan dan

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/ LEMBAGA : KEMENTERIAN KESEHATAN 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan Meningkatnya koordinasi

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Berdasarkan visi dan misi pembangunan jangka menengah, maka ditetapkan tujuan dan sasaran pembangunan pada masing-masing

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala. dr. Siswanto, MHP, DTM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2017 Kepala. dr. Siswanto, MHP, DTM NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkah dan Rahmat-Nya sehingga Laporan Kinerja (LKj) Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2016 ini dapat terselesaikan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Kepala. dr. Siswanto, MHP., DTM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2018 Kepala. dr. Siswanto, MHP., DTM KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkah dan Rahmat-Nya Laporan Kinerja (LKj) Badan Penelitian dan Pengembangan Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Dr. D. Anwar Musadad, SKM, M.Kes NIP.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat. Dr. D. Anwar Musadad, SKM, M.Kes NIP. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya atas terselesaikannya dokumen Rencana Aksi Kegiatan Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGI 1. Visi Visi 2012-2017 adalah Mewujudkan GorontaloSehat, Mandiri dan Berkeadilan dengan penjelasan sebagai berikut : Sehat, adalah terwujudnya

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan; 2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 3. Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan; dan 4. Staf Ahli Bidang Hukum Kesehatan STAF AHLI STRUKTUR

Lebih terperinci

RAK PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR

RAK PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT KATA PENGANTAR RAK PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 2015-2019 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan atas segala rahmat dan penyertaannya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

Rencana Aksi Program PHKKPM a. Penelitian dan Pengembangan TAHUN INDIKATOR

Rencana Aksi Program PHKKPM a. Penelitian dan Pengembangan TAHUN INDIKATOR Rencana Aksi Program PHKKPM 20-205 a. Penelitian dan PROGRAM Hukum dan Etika Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan Kajian Hukum Pelayanan Kesehatan DTPK Kajian UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 Kajian

Lebih terperinci

REKAP NOTIFIKASI SURAT PENGESAHAN REVISI ANGGARAN. kdsatker nmsatker spra_tanggal spra_dslama spra_dsbaru spra_pagu

REKAP NOTIFIKASI SURAT PENGESAHAN REVISI ANGGARAN. kdsatker nmsatker spra_tanggal spra_dslama spra_dsbaru spra_pagu SEKRETARIAT JENDERAL 258531 PUSAT KESEHATAN HAJI 23 Jul 14 5008062300604488 4029417116337434 194.677.270.000 439505 SEKRETARIAT KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA 23 Jul 14 5700553293898410 8500774372020736 28.536.603.000

Lebih terperinci

PERAN RISET KOMUNITAS DALAM PENGAWALAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN

PERAN RISET KOMUNITAS DALAM PENGAWALAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN 1 PERAN RISET KOMUNITAS DALAM PENGAWALAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN Dr. D. Anwar Musadad, SKM, M.Kes Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Badan Litbangkes OUTLINE PENYAJIAN 1. DASAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Kepala. dr. Siswanto, MHP, DTMH NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2016 Kepala. dr. Siswanto, MHP, DTMH NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkah dan Rahmat-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 UNIT ORGANISASI : Sekretariat Jenderal DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 24 ( ) ( 2 ) 24 25 26 27 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian 233 Perumusan Peraturan Perundang-

Lebih terperinci

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR REVIEW INDIKATOR DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR 2015-2019 MISI 1 : Menyediakan sarana dan masyarakat yang paripurna merata, bermutu, terjangkau, nyaman dan berkeadilan No Tujuan No Sasaran Indikator Sasaran

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN SALINAN NOMOR 26/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 2016 Halaman : PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN 06 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : (.0 ) : ( 00 ) Kesehatan Dinas

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Daerah Dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan 2016-2021 tidak ada visi dan misi, namun mengikuti visi dan misi Gubernur

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA 1 st INDONESIAN PUBLIC HEALTH STUDENT SUMMIT (IPHSS) FKM UI DEPOK 15 JULI 2011 1 UUD 1945 SETIAP ORANG BERHAK MEMPERTAHANKAN

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015

ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015 ARSITEKTUR PENGANGGARAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK TAHUN 2015 Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2015 Kamis, 15 Januari 2015 Perencanaan Penganggaran Outline

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI

MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI MODUL VISI, MISI, TUGAS, DAN FUNGSI ORGANISASI PUSDIKLAT APARATUR BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2013 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... A. Deskripsi Singkat... 1 B. Tujuan Pembelajaran... 2 C. Pokok

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN TAHUN 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN LOKA LITBANG P2B2 BATURAJA 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

Lebih terperinci

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015

FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2015 FORMULIR 2 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 25 I. UMUM 1. Nama Kementerian/Lembaga : KEMENTERIAN KESEHATAN 2. Nama Unit Organisasi : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 84 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA RENCANA STRATEGIS PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan dengan amanat Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK RENCANA AKSI KEGIATAN RENCANA AKSI KEGIATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 2015-2019 PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK 2015-2019 Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan

Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS. Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Oleh: Ellyna Chairani Direktorat Sistem dan Pelaporan EKP, BAPPENAS Jakarta, 8 Desember 2015 Kementerian Kesehatan Outline Paparan 1. Kinerja Pelaksanaan Rencana Kerja Kemenkes 2014-2015 - Capaian Indikator

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan

Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan Tabel 4.1 Keterkaitan Sasaran Strategi dan Arah Kebijakan dalam Pencapaian Misi Renstra Dinas Kesehatan 2013 2018 No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Misi I : Meningkatkan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN Lampiran Keputusan Direktur Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Nomor HK.06.02.351.03.15.196 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Narkotika, Psikotropika

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.127, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Keracunan Pangan. Kejadian Luar Biasa. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA--0/AG/2014 DS 0221-0435-5800-5575 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL KESEHATAN DAN JABATAN FUNGSIONAL NONKESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN BAB. III TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasioanal dan Provinsi Telaahan terhadap kebijakan Nasioanal dan provinsi menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan

Lebih terperinci

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017 Dalam APBN TA 2017, anggaran Kementerian Kesehatan sebesar Rp58,27 triliun atau menurun sebesar 8,07 persen dibandingkan dengan alokasi anggaran

Lebih terperinci

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017 I. PENDAHULUAN Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN

RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN RENCANA AKSI KEGIATAN (RAK) BIRO KEPEGAWAIAN SETJEN KEMENKES TAHUN 2015-2019 BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENKES Kesehatan Gedung Prof Dr. Sujudi Lantai 8 9 Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav.

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN SAM MEDIKO LEGAL Disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan Operasional Program (RAKORPOP) 30 November 2015 PERATURAN PER UU DASAR PERTIMBANGAN ROADMAP

Lebih terperinci

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET PROGRAM /KEGIATAN (1) (2) (3) (4) (5) I Meningkatnya kualitas air 1 Persentase

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Badan Litbang Kesehatan

Laporan Perkembangan Badan Litbang Kesehatan Laporan Perkembangan Badan Litbang Kesehatan Badan Litbang Kesehatan Juni, 2013 Arah dan Kebijakan`` Visi Badan Litbangkes : Sebagai lokomotif penelitian, pengawal kebijakan dan legitimator program pembangunan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750

Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 102 ) : ( 0101 ) Triwulan. Lokasi. Sumber. Uraian. Kode. Kegiatan. Dana I II ,557,750 Urusan Pemerintahan Organisasi : ( 12 ) : ( 11 ) DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Provinsi Jawa Timur 216 Kesehatan Dinas Kesehatan Prov. Jatim Rekapitulasi Belanja

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015

Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 Rencana Kinerja Tahunan Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta Tahun 2015 BADAN PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG KLASIFIKASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan RENCANA AKSI KEGIATAN 2015 sd. 2019 Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

Rancangan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/453/2016 TENTANG TIM PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG KESEHATAN

Rancangan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/453/2016 TENTANG TIM PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG KESEHATAN Rancangan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/453/2016 TENTANG TIM PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP

RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP RANCANGAN INDIKATOR RENCANA AKSI KEGIATAN UPT BTKLPP SISTEMATIKA PENYAJIAN RENCANA AKSI PROGRAM (RAP) RANCANGAN INDIKATOR RAK BTKLPP SISTEMATIKA RAK PERJANJIAN KINERJA MONITORING CAPAIAN RAK RENCANA TINDAK

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI BESAR TEKNOLOGI PENCEGAHAN PENCEMARAN INDUSTRI Jalan Ki Mangunsarkoro 6 Semarang 50136 Tromol Pos 829 Telp. (024) 8316315,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1877, 2014 KEMENKES. Jabatan Fungsional. Pembinaan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

Kebijakan Badan Litbangkes dalam Riset Implementasi

Kebijakan Badan Litbangkes dalam Riset Implementasi Kebijakan Badan Litbangkes dalam Riset Implementasi Oleh: Kepala Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Disampaikan dalam: Seminar Pararel KONAS IAKMI XIII: Mengapa Riset Implementasi Dibutuhkan,

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI JUMLAH PENDAPATAN , ,00 ( ,00) 93,85

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI JUMLAH PENDAPATAN , ,00 ( ,00) 93,85 1.02 Dinas Hal 9 1.02 00 00 PENDAPATAN DAERAH 8.550.000,00 8.025.000,00 ( 525.000,00) 93,85 1.02 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 8.550.000,00 8.025.000,00 ( 525.000,00) 93,85 1.02 00 00 1 2 Hasil Retribusi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS ACEH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS ACEH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RENCANA KINERJA TAHUNAN 2015 LOKA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BIOMEDIS ACEH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN Jl. Sultan IskandarMuda, Lr. Tgk. Dilangga No. 9 Lambaro, Aceh

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN 2016 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN 2016 PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG DINAS KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Rencana Kinerja Tahunan (RKT) 2016 Dinas Kesehatan Provinsi Lampung merupakan

Lebih terperinci

Keynote Speech MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA FORUM INFORMATIKA KESEHATAN INDONESIA Surabaya, 8 November 2017

Keynote Speech MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA FORUM INFORMATIKA KESEHATAN INDONESIA Surabaya, 8 November 2017 Keynote Speech MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA FORUM INFORMATIKA KESEHATAN INDONESIA Surabaya, 8 November 2017 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Saudara-saudara

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu meningkatkan status kesehatan dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci