Perbedaan kadar hemoglobin berdasarkan jenis kelamin bayi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan kadar hemoglobin berdasarkan jenis kelamin bayi"

Transkripsi

1 Januari-Maret 2004, Vol.23 No.1 Perbedaan kadar hemoglobin berdasarkan jenis kelamin bayi Adi Hidayat *, Budi Utomo ** *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti **Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia ABSTRAK Perbedaan kadar hemoglobin (Hb) antara laki-laki dewasa dan perempuan sudah banyak diketahui. Perempuan mengalami menstruasi selama masa usia suburnya dan pada saat menstruasi perempuan mengalami perdarahan. Kekurangan zat besi akibat perdarahan tersebut dapat diatasi dengan asupan makanan yang cukup zat besi dan pemberian suplementasi zat besi. Di samping itu beberapa penelitian terakhir pada orang dewasa menunjukkan bahwa perbedaan hormonal pada laki-laki dan perempuan juga berpengaruh terhadap kadar Hb antara kedua jenis kelamin tersebut. Namun demikian belum banyak dilaporkan adanya perbedaan kadar Hb antara laki-laki dan perempuan pada bayi walaupun telah diketahui bahwa prevalensi anemia pada bayi masih sangat tinggi. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar yang menggunakan rancangan eksperimental secara random dengan kontrol untuk menilai efek pemberian kombinasi zat besi dan seng terhadap kadar Hb, kesakitan dan pertumbuhan bayi. Sebanyak 200 bayi usia 4-6 bulan diberikan plasebo selama 6 bulan, dan kadar Hb diukur dari darah kapiler menggunakan HEMOCUE-B Angelhol Swedia. Kadar Hb diukur pada awal studi dan setelah diberikan suplementasi selama 6 bulan. Pada usia 4-6 bulan, kadar Hb bayi laki-laki dan perempuan besarnya 105 ± 14 g/l dan 103 ± 9 g/l yang secara statistik tidak berbeda secara bermakna (P=0,617). Setelah diberikan suplementasi selama 6 bulan, ternyata peningkatan kadar Hb bayi perempuan (8,5 ± 13 g/l) lebih tinggi dibandingkan laki-laki (-1,1 ± 13 g/l) yang secara statistik berbeda secara bermakna (P=0,022). Terdapat perbedaan kadar Hb antara laki-laki dan perempuan selama periode bayi. Kata kunci: Perbedaan jenis kelamin, kadar hemoglobin, bayi ABSTRACT Sex differences in hemoglobin concentration during infancy It is well known that there are differences in hemoglobin (Hb) levels between males and females in adolescence and adulthood. These differences are considered to be primarily attributable to menstrual losses of iron in fertile women. Recent studies in adolescens and adults also suggest hormonal difference was the risk factor of iron status difference between sexes. However, little has been reported about sex differences of Hb levels in infants. The objective of this study was to determine sex differences in Hb levels in infants. This study was a part of a randomized, double-blind, placebo controlled trial to evaluate combined iron and zinc supplementation on Hb concentration, growth and morbidity in infants. This study only analysed the placebo group, and evaluated the Hb concentrations in males and females in infant. A total of 200 infants 4 to 6 months of age were supplemented with placebo for 6 months, and Hb concentration was measured from capillary wheel prick using HEMOCUE-B, Angelholm Sweden. The Hb levels were measured at base line and after 6 months supplementation. At 4-6 months of age, the Hb concentration between boys (105 ± 14 g/l) and girls (103 ± 9 g/l) was not significantly different (P=0.617). And after 6 months supplementation, the difference of Hb concentration in girls (8.5 ± 13 g/l) were significantly higher than boys (-1.1 ± 13 g/l) (P = 0.022). There are substantial sex differences in Hb concentrations during infancy. Keywords : Sex differences, hemoglobin concentration, infant 21

2 Hidayat, Utomo PENDAHULUAN Sudah diketahui secara luas bahwa terdapat perbedaan kadar hemoglobin (Hb) antara laki-laki dan perempuan pada orang dewasa. (1) Perbedaan tersebut lebih nyata setelah kaum perempuan mengalami menstruasi selama masa usia subur. Pada saat menstruasi kaum perempuan mengalami perdarahan, dan kekurangan zat besi akibat perdarahan tersebut dapat diatasi dengan asupan makanan yang cukup zat besi serta pemberian suplementasi zat besi. (2,3) Di samping itu beberapa penelitian terakhir pada orang dewasa menunjukkan bahwa perbedaan hormonal pada laki-laki dan perempuan juga mempengaruhi kadar Hb antara kedua jenis kelamin tersebut. (4,5) Namun demikian belum banyak dilaporkan adanya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan walaupun diketahui bahwa prevalensi anemia pada bayi masih sangat tinggi. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat menunjukkan prevalensi anemia (Hb<110 g /L) pada bayi usia 4-7 bulan besarnya 65,3%. (6) Anemia defisiensi zat besi pada bayi dapat menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan psikomotor pada bayi dan anak balita. (7-9) Kandungan zat besi dalam darah bayi sejak dilahirkan sampai usia empat bulan cukup tinggi dan mengalami penurunan pada usia 6-12 bulan. (10) Hal ini terjadi akibat kandungan zat besi yang tersedia mulai menurun karena diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Rendahnya asupan zat besi dari makanan tambahan yang diberikan kepada bayi tidak dapat mempertahankan zat besi dalam kadar yang cukup. Zat besi banyak tersedia dalam protein hewani yang pada saat ini tidak mudah dijangkau oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Faktor-faktor tersebut mendukung informasi tingginya prevalensi anemia defisiensi zat besi pada bayi usia 9-12 bulan. Di Honduras prevalensi anemia pada bayi berusia 9-12 bulan besarnya 29%. (11) Bayi yang mengalami anemia pada usia 6 bulan mempunyai risiko untuk meninggal 1,72 kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak anemia. (12) Penelitian ini merupakan bagian dari suatu penelitian besar yang menggunakan rancangan Kadar hemoglobin bayi eksperimental dengan kontrol secara buta ganda yang bertujuan untuk menilai pengaruh kombinasi zat besi dan seng terhadap kadar Hb, kesakitan dan pertumbuhan bayi. Penelitian yang dilaporkan ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan. METODE Rancangan penelitian Studi eksperimental secara buta ganda menggunakan kontrol dilakukan di dua kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk menilai efek suplementasi kombinasi zat besi dan seng pada bayi. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Desember 1997 sampai 15 Januari Pada saat permulaan studi dilakukan sensus rumah tangga untuk mengidentifikasi dan membuat daftar bayi berusia 4-6 bulan yang akan dipilih sebagai subyek penelitian. Usia 4-6 bulan merupakan interval mulai terjadinya penurunan kadar zat besi. Pada penelitian yang dilaporkan ini rancangan penelitian yang digunakan hanyalah sebagian dari penelitian besar di atas untuk mengetahui adanya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan. Sampel penelitian Bayi yang yang diikut sertakan pada studi harus memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut: i) berusia 4-6 bulan, ii) diberikan air susu ibu (ASI), iii) tidak mempunyai kelainan kongenital seperti kelainan jantung bawaan. Bayi yang terpilih sebagai sampel secara acak dibagi dalam empat kelompok perlakuan: i) kelompok yang diberikan zat besi (10 mg elemen zat besi dalam bentuk zat besi sulfat); ii) kelompok yang diberikan seng (10 mg elemen seng dalam bentuk seng sulfat); iii) kelompok yang diberikan zat besi dan seng (masing-masing sebesar 10 mg); dan iv) kelompok yang diberikan plasebo. Keempat jenis perlakuan diberikan dalam bentuk sirup yang tidak dapat dibedakan satu sama lain. Setiap botol sirup berisikan 60 ml dan diberikan tambahan vitamin C sebanyak 30 mg. Rasa sirup diuji terlebih dahulu pada bayi dan orang dewasa untuk mengetahui penerimaan bayi saat minum sirup tersebut. Semua jenis sirup disediakan oleh P.T. Kenrose Laboratory Jakarta, Indonesia. Pada 22

3 studi ini hanya kelompok plasebo yang dilaporkan hasilnya tentang perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan. Suplementasi sirup diberikan oleh petugas lapangan sebanyak 2 ml setiap hari, kecuali hari Minggu selama 6 bulan yang melakukan kunjungan rumah setiap hari. Setiap botol sirup digunakan untuk memberikan suplementasi kepada bayi selama 30 hari, dan setiap bayi diperkirakan akan menerima 6 botol sirup. Setiap bayi secara total diberikan sirup suplementasi selama 180 hari. Sebelum perlakuan dimulai setiap bayi yang terpilih sebagai sampel diberikan vitamin A sebanyak IU unit secara oral. Sebanyak 169 bayi per kelompok diperkirakan mampu mendeteksi adanya perbedaan proporsi terjadinya anemia antara keempat kelompok perlakuan sebesar 30% dengan menggunakan tingkat kemaknaan α sebesar 0,05 dua arah dan power sebesar 80%. (13) Setelah memperhitungkan adanya drop-out sebesar 10%, maka besar sampel untuk setiap kelompok ditentukan sebesar 200 bayi. Sedangkan pada studi yang dilaporkan ini hanya pada kelompok yang diberikan plasebo sebanyak 200 bayi. Pengumpulan data Sebanyak 18 orang petugas lapangan mengumpulkan data dasar tentang keadaan sosial ekonomi keluarga dan karakteristik demografi seperti usia ayah dan ibu, serta tingkat pendidikan ayah dan ibu. Pengukuran data antropometrik bayi seperti panjang badan, berat badan dan lingkar lengan atas dilakukan oleh dua kelompok yang masing-masing terdiri dari dua orang. Panjang badan bayi diukur dengan menggunakan ukuran panjang dari kayu dengan ketelitian sebesar 0,1 cm, dan berat badan bayi diukur menggunakan timbangan badan digital merk Seca dengan ketelitian 0,1 kg. Lingkar lengan atas (LILA) diukur menggunakan flexible steel tape. Semua metode pengukuran menggunakan metode standar dari Badan Kesehatan Sedunia. (14) Keempat anggota tim antropometrik memiliki tingkat reliabilitas pengukuran yang sangat tinggi dengan inter-class correlation sebesar R = 0,95 dan intra-class correlation sebesar R = 0,96. (15) Pengukuran Vol.23 No.1 reliabilitas data antropometrik dilakukan pada 6 bayi berusia 4-6 bulan. Sampel darah yang diperoleh dari kapiler tumit bayi dikumpulkan pada awal studi (bayi berusia 4-6 bulan) dan setelah diberikan perlakuan selama 6 bulan. Pengukuran Hb dilakukan dengan menggunakan HEMOCUE - B Hb fotometer buatan Angelholm, Swedia. Pengambilan sampel darah kapiler dilakukan oleh para peneliti di Puskesmas setempat, bila bayi tidak dapat datang ke Puskesmas maka pemeriksaan kadar Hb dilakukan di rumahnya masng-masing. Definisi anemia ditetapkan bila kadar Hb < 110 g/l. Kepatuhan bayi untuk minum sirup suplementasi dipantau oleh petugas lapangan yang telah memberikan sirup setiap hari kepada bayi di rumahnya masing-masing. Petugas lapangan mengukur volume sirup yang tersisa pada setiap botol untuk menentukan banyaknya sirup suplementasi yang sudah diminum. Pemberian sirup dilakukan pada pagi hari sebelum bayi diberikan makanan tambahan oleh ibunya. Petugas lapangan juga memantau efek samping yang terjadi pada saat bayi minum sirup suplementasi, seperti muntahmuntah dan tinja bewarna hitam. Pengolahan dan analisis data Data dimasukkan ke dalam komputer dengan menggunakan program Microsoft Visual Fox Pro yang memperhitungkan logic, range dan consistency checks. Bila terdapat kesalahan pada formulir kuesioner, maka formulir dikembalikan kepada petugas lapangan untuk diperbaiki. Usia, panjang dan berat badan dikonversi ke dalam weight-for-age Z-score (WAZ), height-for-age Z- score (HAZ), dan weight-for height Z-score (WHZ) dengan menggunakan program Epinut Epi-Info versi SPSS versi 10,0 digunakan untuk analisis data, sedangkan metode statistik yang digunakan adalah uji t untuk membandingkan data kontinu, dan uji Chi-square untuk data diskret. Analisis regresi ganda linear digunakan untuk menguji model perbedaan kadar Hb dengan menambahkan variabel-variabel pengganggu yang dianggap berperan terhadap kadar Hb. Semua uji statistik menggunakan tingkat kemaknaan α sebesar 0,05. 23

4 Hidayat, Utomo Kadar hemoglobin bayi Tabel 1. Karakteristik bayi dan ibu responden pada awal studi * LILA : lingkar lengan atas, HAZ = height-for age Z score, WAZ = weight-for-age Z score, WHZ = weight-fo-height Z-score # Tidak sekolah, rendah (tidak tamat SD, tamat SD, dan tamat SLTP), tinggi (SLTA dan Perguruan Tinggi/Akademi) Informed consent dijelaskan kepada ibu atau pengasuh bayi secara lisan tentang maksud dan tujuan penelitian. Mereka diberikan informasi bahwa setiap saat mereka dapat berhenti dari penelitian tanpa dikenakan sanksi apapun. Bayi yang sakit selama studi berlangsung diberikan pengobatan oleh tim peneliti atau dirujuk ke Puskesmas setempat sesuai dengan standar pengobatan yang berlaku. HASIL Sebanyak 800 bayi berhasil dikumpulkan (200 setiap kelompok perlakuan) dan sebanyak 719 berhasil diikuti sampai studi selesai. Delapan puluh satu bayi (10,1%) tidak dapat menyelesaikan studi karena meninggal (6 bayi), pindah dari lokasi studi (11 bayi), menolak untuk terus mengikuti studi sampai selesai (64 bayi). Pada kelompok plasebo sebanyak 14 bayi tidak dapat diikuti sampai studi selesai. Jadi hanya 186 bayi pada kelompok plasebo yang akan dianalisis dan dilaporkan hasilnya pada penelitian ini. Pada kelompok plasebo ini terdapat 107 bayi laki-laki dan 79 bayi perempuan, rata-rata usia bayi laki-laki adalah 5,5 ± 0,9 bulan, dan bayi perempuan 5,7 ± 0,9 bulan yang secara statistik tidak berbeda secara bermakna (P = 0,092). Ukuran LILA, panjang dan berat badan bayi laki-laki masingmasing sebesar 14,1 ± 1,1 cm, 64,8 ± 2,3, cm dan 7,1 ± 0,8 Kg yang secara statistik berbeda bermakna dengan ukuran LILA, panjang dan berat badan bayi perempuan yang masing-masing besarnya 13,7 ± 1,3 cm (P= 0,016), 63,8 ± 2,3 cm (P=0,003), dan 6,7 ± 0,9 Kg (P=0,006). Sedangkan usia dan tingkat pendidikan ibu antara bayi laki-laki dan perempuan tidak berbeda secara bermakna. (Tabel 1) Tidaklah mudah untuk mengambil sampel darah kapiler bayi di lapangan, dan pada studi ini secara subsampel berhasil dikumpulkan 49 sampel darah kapiler dari kelompok plasebo pada awal studi. Duapuluh tujuh bayi laki-laki dan 22 bayi perempuan diperiksa kadar Hb di Puskesmas setempat. Kadar Hb bayi laki-laki dan perempuan pada awal studi masing-masing besarnya 105 ± 14 g/l dan 103 ± 9 g/l yang secara statistik tidak berbeda secara bermakna (P=0,617). Dan setelah diberikan suplementasi selama 6 bulan, ternyata kadar Hb pada bayi laki-laki (105 ± 13 g/l) dan perempuan (112 ± 14 g/l) tidak berbeda secara bermakna (P=0,126). Walaupun demikian kadar Hb pada bayi perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki sebesar 6,93 ± 4,4 g/l. (Tabel 2) 24

5 Vol.23 No.1 Tabel 2. Kadar Hb bayi berdasarkan jenis kelamin pada awal dan akhir studi pada bayi usia 4-6 bulan dan bulan * Perbedaan kadar Hb setelah dan sebelum diberikan suplementasi Setelah diberikan suplementasi plasebo selama 6 bulan (usia bulan), ternyata perbedaan kadar Hb pada bayi perempuan lebih besar (8,5 ± 13 g/l) dibandingkan laki-laki (-1,1 ± 13 g/l) yang secara statistik berbeda secara bermakna (P=0,022). Bayi laki-laki mengalami penurunan kadar Hb setelah diberikan plasebo selama 6 bulan. LILA, panjang dan berat badan bayi pada awal studi dapat merupakan variabel pengganggu terhadap perbedaan kadar Hb antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Ketiga variabel pengganggu tersebut dan jenis kelamin bayi dimasukkan ke dalam model regresi ganda linear dengan perbedaan kadar Hb sebagai variabel tergantung. Setelah dilakukan penyesuaian (ajust) hasil analisis regresi ganda linear menunjukkan LILA, panjang dan berat badan bayi bukan merupakan variabel pengganggu terhadap perbedaan kadar Hb. Jenis kelamin bayi merupakan variabel yang berpengaruh terhadap perbedaan kadar Hb bayi tersebut (P=0,017). Kadar Hb bayi perempuan lebih tinggi dibandingkan bayi laki-laki (Tabel 3). Tabel 3. Analisis regresi ganda linear, model mencakup LILA, panjang dan berat badan bayi pada awal studi, serta jenis kelamin bayi PEMBAHASAN Pada usia 4-6 bulan didapatkan kadar Hb pada bayi laki-laki tidak berbeda dengan bayi perempuan. Hasil studi ini berbeda dengan studi yang dilakukan di Swedia dan Honduras (16) yang menunjukkan adanya perbedaan kadar Hb pada bayi usia 4 bulan. Studi di Swedia dan Honduras mendapatkan kadar Hb bayi laki-laki lebih rendah dibandingkan perempuan. Faktor gizi kecil kemungkinannya berperan terhadap perbedaan kadar Hb pada usia 4-6 bulan, mengingat bayi-bayi tersebut tetap memperoleh air susu ibu. Setelah diberikan suplementasi (usia bayi bulan) ternyata kadar Hb bayi laki-laki lebih rendah dari perempuan walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik. Hasil studi di Swedia dan Honduras menunjukkan kadar Hb bayi-laki pada usia 9 bulan lebih kecil secara bermakna dibandingkan bayi perempuan. Perbedaan kemaknaan ini dapat terjadi karena besar sampel pada studi ini kecil (bayi laki-laki 25, bayi perempuan 20) dibandingkan studi di Swedia dan Honduras (bayi laki-laki 108, bayi perempuan 114). Pada usia bulan, kadar Hb bayi laki-laki lebih rendah dibandingkan pada usia 4 bulan, namun pada bayi perempuan kadar Hb pada usia bulan lebih tinggi dibandingkan pada usia 4 bulan. Perbedaan kadar Hb antara sebelum dan sesudah diberikan suplementasi pada bayi perempuan didapatkan kenaikan secara bermakna dibandingkan dengan bayi laki-laki yang mengalami penurunan kadar Hb. Penelitian di Inggris menunjukkan bayi berusia 12 bulan kadar Hb pada bayi laki-laki 25

6 Hidayat, Utomo Kadar hemoglobin bayi berbeda dengan bayi perempuan, kadar Hb bayi laki-laki lebih rendah dibandingkan kadar Hb pada bayi perempuan. Walaupun pada usia 8 bulan kadar Hb antara kedua jenis kelamin tersebut tidak berbeda. (17) LILA, panjang dan berat badan bayi pada usia 4-6 bulan bukan merupakan faktor risiko terjadinya penurunan kadar Hb pada laki-laki karena analisis regresi ganda tetap menunjukkan adanya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan setelah LILA, panjang dan berat badan bayi dikendalikan dalam model. Terdapat beberapa kemungkinan menurunnya kadar Hb pada bayi laki-laki dibandingkan bayi perempuan pada usia bulan. Choi dkk. (18) menunjukkan terjadinya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan sebagai akibat meningkatnya aktifitas eritropoetik pada janin laki-laki pada masa kehidupan dalam kandungan. Hal ini menyebabkan bayi laki-laki saat dilahirkan memiliki kandungan zat besi yang lebih rendah dibandingkan bayi perempuan. Semakin bertambahnya usia maka kadar zat besi akan semakin menurun. Apakah absorpsi zat besi oleh bayi laki-laki lebih sedikit dibandingkan bayi perempuan? Penelitian yang dilakukan Domeloff dkk. (19) dengan menggunakan isotop zat besi yang stabil menunjukkan tidak terdapat perbedaan absorpsi zat besi yang bermakna antara bayi laki-laki dan perempuan. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan kadar Hb pada bayi laki-laki dan perempuan masih perlu diteliti lebih lanjut. KESIMPULAN Studi ini menunjukan tidak adanya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan pada usia 4-6 bulan, dan pada usia bulan terdapat perbedaan yang tidak bermakna secara statistik. Pada usia bulan, bayi laki-laki mengalami penurunan kadar Hb sedangkan pada bayi perempuan terdapat peningkatan kadar Hb. Perubahan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan berbeda secara bermakna. Faktor penyebab terjadinya perbedaan kadar Hb antara bayi laki-laki dan perempuan masih perlu diteliti lebih lanjut pada populasi yang lebih besar. Ucapan terima kasih Terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada ibu-ibu yang telah mengijinkan bayinya ikut serta dalam penelitian ini. Dan kepada UNICEF yang sudah memberikan dana bagi kelangsungan penelitian ini diucapkan terima kasih. Terima kasih ditujukan pula kepada PT Kenrose Indonesia yang sudah menyediakan sirup suplemen dan PT Kimia Farma yang menyumbangkan vitamin A. Daftar Pustaka 1. Looker AC, Dallman PR, Carroll MD, Gunter EW, Johnson CL. Prevalence of iron deficiency in the United States. JAMA 1997; 277: Milman N, Clauen J, Byg KE. Iron status in 268 Danish women aged years: influence of menstruation, contraception method, and iron supplementation. Ann Hematol 1998; 77: Health AL, Murray SC, Williams S, Gibson RS. The role of blood loss and diet in the aetiology of mild iron deficiency in premenopausal adult New Zealand women. Public Health Nutr 2001; 4: Bergstrom E, Hernell O, Lonnerdal B, Person LA. Sex differences in iron stores of adolescents: what is normal? J Pediatr Gastroenterol Nutr 1995; 20: Ilich-Ernst JZ, McKenna AA, Badenhop NE. Iron status, menarche, and calcium supplementation in adolescent girls. Am J Clin Nutr 1998; 68: Cahyaningdiah D, Utomo B, Hidayat A. Faktorfaktor yang berhubungan dengan anemia pada bayi usia 5-7 bulan. J Kedokter Trisakti 2001; 20: Walter T, deandrea I, Chadud P, Perales CG. Iron deficiency anemia adverse effects on infant psychomotor development. Pediatrics 1989; 84: Moffatt ME, Longstaffe S, Besant J, Dureski C. Prevention of iron deficiency and psychomotor decline in high-risk infants through use of ironfortified infant formula : a randomized clinical trial. J Pediatr 1994; 125: Grantham-McGregor S, Anie C. A review of studies on the effect of iron deficiency on cognitive development in children. J Nutr 2001; 131: 649S- 68S. 26

7 10. Schultink W, Gross R. Iron deficiency alleviation in developing countries. Nutr Res Rev 1996; 9: Meloff M, Cohen RJ, Dewey KG, Hernell O, Rivera LL, Lonnerdal B. Iron supplementation of breast-fed Honduras and Swedis infants from 4 to 9 months of age. J Pediatr 2001;138: Brabin BJ, Premji Z, Verhoeff F. An analysis of anemia and child morality. J Nutr 2001; 131: 636S-48S. 13. Browner WS, Black D, Newman TB, Hulley SB. Estimating sample size and power. In: Designing clinical research: an epidemiological approach. Hulley SB and Cummings SR, editors. Baltimore, Williams & Wilkins; p World Health Organization. Measuring change in nutritional status. Geneva: World Health Organization; Streiner DL, Norman GR. Reliability. In: Health measurement scales. A practical guide to their Vol.23 No.1 development and use. Oxford: Oxford Medical Publication; p Domeloff M, Lonnerdal B, Dewey KG, Cohen RJ, Rivera LL, Hernell O. Sex differences in iron status during infancy. Pediatrics 2002; 110: Sheriff A, Emond A, Hawkins N, Golding J. Hemoglobin and ferritin concentrations in children aged 12 and 18 months.alspac Children in Focus Study Team. Arch Dis Child 1999; 80: Choi JW, Kim CS, Pai SH. Erythropoeitic activity and soluble transferrin receptor level in neonates and maternal blood. Acta Pediatr 2000; 89: Domeloff M, Lonnerdal B, Abrams SA, Hernell O. Iron absorption in breast-fed infants. Efect of age, iron status, iron supplements and complementary foods. Am J Clin Nutr 2002; 76;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Subbagian Nutrisi dan Penyakit Metabolik serta Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masuk dalam daftar Global Burden of Disease 2004 oleh World BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis malnutrisi dengan prevalensi tertinggi di dunia sehingga masuk dalam daftar

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELISIH TINGGI BADAN SEBELUM DAN SETELAH SUPLEMENTASI Zn PADA BALITA STUNTING

PERBEDAAN SELISIH TINGGI BADAN SEBELUM DAN SETELAH SUPLEMENTASI Zn PADA BALITA STUNTING PERBEDAAN SELISIH TINGGI BADAN SEBELUM DAN SETELAH SUPLEMENTASI Zn PADA BALITA STUNTING THE DIFFERENCE IN HEIGHT DIFFERENCE BEFORE AND AFTER Zn SUPPLEMENTATION IN STUNTING TODDLERS Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati

Lebih terperinci

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian 2 22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian anemia di Kota Yogyakarta meningkat menjadi 25,38%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, angka prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, angka prevalensi BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare adalah berak konsistensi lunak sampai cair sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari. 1,2 Angka kejadian diare pada anak usia balita masih cukup tinggi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khusunya ibu hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah 41,8%. Kejadian anemia diseluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling sering dijumpai di seluruh dunia, di samping sebagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for

BAB I PENDAHULUAN. faltering yaitu membandingkan kurva pertumbuhan berat badan (kurva weight for BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Growth faltering adalah sebuah keadaan gangguan pertumbuhan yang ditandai dengan laju pertumbuhan yang melambat dibandingkan dengan kurva pertumbuhan sebelumnya. 1

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : high calcium milk, adolescent boys, blood calcium concentration, bone density.

ABSTRACT. Keywords : high calcium milk, adolescent boys, blood calcium concentration, bone density. ABSTRACT SURYONO. The Effects of High Calcium Milk Consumption on Blood Calcium Concentration and Bone Density of Adolescents Boys. Under supervision of ALI KHOMSAN, DRAJAT MARTIANTO, BUDI SETIAWAN, and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goal (MDG) sudah dicanangkan pada September 2000. Upaya memperbaiki kesehatan ibu dan anak ditargetkan tercapai pada tahun 2015. Berapa negara

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG Hillary Meita Audrey 1, Aryu Candra 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat secara global baik di negara berkembang maupun negara maju. Anemia terjadi pada semua tahap siklus kehidupan dan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan kurang lebih 2,15 milyar orang di dunia menderita anemia dengan prevalensi kejadian anemia dengan prosentase bayi dan anak < 2 tahun (48%), anak sekolah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes

ABSTRAK. Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace Puspasari,dr.,M.Gizi Pembimbing II: Penny Setyawati M,dr.,SpPK.MKes ABSTRAK PENGARUH POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI BAYI MENURUT ANTROPOMETRI KURVA STANDAR PERTUMBUHAN WHO DI PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2016 Diella Natasha Wijaya, 2016, Pembimbing I: Grace

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI Media Gizi Pangan, Vol. X, Edisi, Juli Desember 00 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI A.Esse Puji ), Sri Satriani ), Nadimin

Lebih terperinci

Hubungan Derajat Stunting dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Bulan

Hubungan Derajat Stunting dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Bulan Hubungan Derajat Stunting dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 12-24 Bulan Stunting Degree Relationship with Fine Motor Development of Children Aged 12-24 Months Tayong Siti Nurbaeti Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 36 pasien yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan kelompok

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GLISIN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN WANITA HAMIL TRIMESTER KEDUA YANG MENDAPAT SUPLEMEN ZAT BESI

PENGARUH PENAMBAHAN GLISIN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN WANITA HAMIL TRIMESTER KEDUA YANG MENDAPAT SUPLEMEN ZAT BESI PENGARUH PENAMBAHAN GLISIN TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN WANITA HAMIL TRIMESTER KEDUA YANG MENDAPAT SUPLEMEN ZAT BESI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam

Lebih terperinci

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi : Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi Dan Konsumsi Suplemen Tablet Besi Dengan Status Pada Siswi Kelas VIII MTS Negeri Model Martapura Di Wilayah Kerja Dinas Correlation Of Iron Consumption Pattern And Iron

Lebih terperinci

RESUME JOURNAL READING

RESUME JOURNAL READING 1 RESUME JOURNAL READING MULTIPLE MICRONUTRIENT SUPPLEMENTS DURING PREGNANCY DO NOT REDUCE ANEMIA OR IMPROVE IRON STATUS COMPARED TO IRON-ONLY SUPPLEMENTS IN SEMIRURAL MEXICO JUDUL PENELITIAN Suplement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat 2010-2015 dilakukan pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bangsa. Pemerintah memiliki

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *) PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi

Lebih terperinci

METODE DAN POLA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO GROWTH FALTERING PADA BAYI USIA 2-6 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

METODE DAN POLA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO GROWTH FALTERING PADA BAYI USIA 2-6 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH METODE DAN POLA WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO GROWTH FALTERING PADA BAYI USIA 2-6 BULAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA Efek Fortifikasi Fe dan Zn pada Biskuit yang Diolah dari Kombinasi Tempe dan Bekatul untuk Meningkatkan Kadar Albumin Anak Balita Kurang Gizi yang Anemia Oleh: Pramudya Kurnia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode observasional analitik, yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi The Association between Knowledge of Iron Deficiency Anemia in Pregnant Women and the Compliance

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM TABLET FE PADA IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS TEGALREJO TAHUN 2016 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIPLE MICRONUTRIENT POWDER TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK DENGAN ANEMIA USIA 6-59 BULAN TESIS

PENGARUH MULTIPLE MICRONUTRIENT POWDER TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK DENGAN ANEMIA USIA 6-59 BULAN TESIS PENGARUH MULTIPLE MICRONUTRIENT POWDER TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK DENGAN ANEMIA USIA 6-59 BULAN TESIS Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Gizi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN Zn TERHADAP SKOR Z BB/U DAN TB/U PADA BALITA STUNTING

PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN Zn TERHADAP SKOR Z BB/U DAN TB/U PADA BALITA STUNTING PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN Zn TERHADAP SKOR Z BB/U DAN TB/U PADA BALITA STUNTING Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati 1), Ratih Prananingrum 2) 1 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta email:de_tiwi11@yahoo.co.id

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan pada 62 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah anak dengan diagnosis

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI

ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI ABSTRAK HUBUNGAN RERATA ASUPAN KALSIUM PER HARI DENGAN KADAR KALSIUM DARAH PADA PEREMPUAN DENGAN SINDROMA PREMENSTRUASI Bertha Melisa Purba, 2011 Pembimbing : I. Winsa Husin, dr., M.Sc., M.Kes., PA(K)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi crosssectional analitik untuk mengetahui apakah terdapat hubungan bermakna antara

Lebih terperinci

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb. Abstrak PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang sering terjadi dan 50% dari wanita hamil di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari dua milyar orang diperkirakan akan kekurangan vitamin dan mineral penting, khususnya vitamin A, yodium, zat besi (Fe) dan zinc (Zn). Sebagian besar orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besinya lebih besar daripada orang dewasa normal di dunia, terutama di

BAB I PENDAHULUAN. besinya lebih besar daripada orang dewasa normal di dunia, terutama di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan jenis anemia yang paling sering ditemukan pada anak yang sedang tumbuh dan wanita hamil yang keperluan besinya lebih besar daripada

Lebih terperinci

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

OLEH : DARIUS HARTANTO

OLEH : DARIUS HARTANTO PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN MATEMATIKA, BAHASA INDONESIA DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK YANG STUNTING DAN NORMAL KELAS 4 6 DI SD PERSA JUARA MEDAN TAHUN 2015 OLEH : DARIUS HARTANTO 120100113 FAKULTAS

Lebih terperinci

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENYAPIHAN, POLA PEMBERIAN MAKAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA GARI, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012 Yelli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan merupakan periode yang sangat penting bagi pembentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang, karena tumbuh kembang anak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia pada remaja putri merupakan salah satu dampak masalah kekurangan gizi remaja putri. Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kefokteran dan Ilmu

Lebih terperinci

Fania Dwi Ariesy Putri 1, Bambang Edi Susyanto 2 ABSTRACT

Fania Dwi Ariesy Putri 1, Bambang Edi Susyanto 2 ABSTRACT The Relation Between Iron Supplementation on The Incidence of Iron Deficiency Anemia in Children With History of Preterm and Term Birth At Age 9-24 Months Hubungan Pemberian Suplementasi Besi Dengan Kejadian

Lebih terperinci

Pengaruh Suplementasi Seng Terhadap Insidens Diare dan Tumbuh Kembang Anak pada Usia Bulan

Pengaruh Suplementasi Seng Terhadap Insidens Diare dan Tumbuh Kembang Anak pada Usia Bulan Artikel Asli Pengaruh Suplementasi Seng Terhadap Insidens Diare dan Tumbuh Kembang Anak pada Usia 24-33 Bulan BRW. Indriasari, JC. Susanto, Suhartono Departemen Pediatri Fakultas Kedokteran Uiversitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Heatlh Organization 40% kematian ibu di Negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dan kebanyakan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terjadi pada 2-3% anak di seluruh dunia. 4 Angka kejadian ASS di. mengenai topik ini belum begitu banyak dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terjadi pada 2-3% anak di seluruh dunia. 4 Angka kejadian ASS di. mengenai topik ini belum begitu banyak dilakukan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alergi susu sapi (ASS) didefinisikan sebagai reaksi hipersensitivitas akibat respon imunologis spesifik yang berulang setiap mengonsumsi protein susu sapi atau derivatnya.

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA EFEK PENDIDIKAN GIZI DAN SUPLEMENTASI KOMBINASI BESI DAN VITAMIN C TERHADAP PERUBAHAN KADAR HEMOGLOBIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR YANG ANEMIA DI WILAYAH SUKOHARJO Oleh : Endang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan terganggu, menurunnya

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI (Fe) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOMUT KOTA MANADO Debora M.M. Goni*, Nova Kapantow*, Ricky Sondakh* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 PROFILE OF TODDLER MALNUTRITION AT PRIMARY HEALTH CENTER CARINGIN BANDUNG AT SEPTEMBER 2012

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN SUPLEMEN ZAT BESI DENGAN PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III. Oleh: YURI SHABRINA SUSANI

HUBUNGAN PEMBERIAN SUPLEMEN ZAT BESI DENGAN PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III. Oleh: YURI SHABRINA SUSANI HUBUNGAN PEMBERIAN SUPLEMEN ZAT BESI DENGAN PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III Oleh: YURI SHABRINA SUSANI 120100355 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 HUBUNGAN

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Gresik karena ibu hamil yang mengalami KEK dan bayi dengan berat lahir rendah masih tinggi. Waktu pengambilan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Dhita Kris Prasetyanti, Lia Eforia Asmarani Ayu Putri Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

CA RA M ENGHITUNG JUM LA H SA M PEL. Saptawati Bardosono

CA RA M ENGHITUNG JUM LA H SA M PEL. Saptawati Bardosono CA RA M ENGHITUNG JUM LA H SA M PEL Saptawati Bardosono POPULA SI DA N SA M PEL POPULASI STATISTIK SAMPEL (n =?) Statistik mempunyai peran untuk dapat menggunakan semua informasi (data) dari sampel untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif Maulidiyah & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bayi dengan berat lahir rendah atau

Lebih terperinci

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif PENGARUH LAMA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MULYOJATI KECAMATAN METRO BARAT Immawati Akper Dharma Wacana Metro ABSTRACT Background: Infant mortality rate

Lebih terperinci

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) 54 PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo ) Sri Sayekti* Wahyu Yugo Utomo** STIKES Insan Cendekia Medika

Lebih terperinci

Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang

Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang 191 Artikel Penelitian Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang Indah Lisfi 1, Joserizal Serudji 2, Husnil Kadri 3 Abstrak

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Penelitian ini menggunakan data yang berasal dari penelitian payung Ajinomoto IPB Nutrition Program

Lebih terperinci

PUTRI DENGAN ANEMIA YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI ZAT BESI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PUTRI DENGAN ANEMIA YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI ZAT BESI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN GLISIN TERHADAP NILAI MCHC(Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI ZAT BESI ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development Goal s (MDG s) Sesuai target Nasional menurut MDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu sebesar

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air susu ibu (ASI) merupakan makanan paling ideal baik secara fisiologis maupun biologis untuk diberikan bayi di awal kehidupannya (Almatsier, 2004). Keuntungan ASI

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI KESMAS, Vol.7, No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112 ISSN: 1978-0575 83 PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Lina Handayani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 18 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi cross-sectional untuk mengetahui kelengkapan imunisasi dasar pada anak balita dan hubungannya dengan faktorfaktor yang akan

Lebih terperinci

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh

Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Statistika, Vol. 17 No. 2, 63 69 November 2017 Identifikasi Status Gizi pada Remaja di Kota Banda Aceh Program Studi Statistika, Fakultas MIPA, Universitas Jln. Syech Abdurrauf No.2 Kopelma Darussalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anemia adalah berkurangnya jumlah kadar Hb (sel darah merah) hingga dibawah nilai normal, kuantitas hemoglobin dan volume packed red blood cells ( hematokrit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di

BAB I PENDAHULUAN. persentase populasi ADB di Indonesia sekitar %. Prevalensi ADB di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia paling umum ditemukan di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah Anemia Defisiensi Besi (ADB). Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

Lebih terperinci

LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance

LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI. Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance LAMA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Menstruation Duration And Female Adolescent Anemia Occurance Febrianti*, Waras Budi Utomo, Adriana Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

KEJADIAN ANEMIA PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI

KEJADIAN ANEMIA PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Berita Kedokteran Masyarakat Vol. 23, No. 1, Maret 2007 halaman 35-40 KEJADIAN ANEMIA PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN USIA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI Siti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang

Lebih terperinci

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017 Volume. No APRIL 0 PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KMS BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK 6- BULAN a Asweros U. Zogaraa Program Studi Gizi, Poltekkes Kemenkes Kupang, 85000 *Email : eroz.zogara@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan HUBUNGAN ANTARA USIA AWAL PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI 0-12 BULAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran SEKAR AYU KINANTI TISTIA G0013214

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia ABSTRAK HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, FREKUENSI ANTENATAL CARE, DAN KETAATAN KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS PANIKI BAWAH KOTA MANADO Tegar, P. P. Masloman*, Nita Momongan**,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia bisa terjadi pada segala usia. Indonesia prevalensi anemia masih tinggi, insiden anemia 40,5% pada

Lebih terperinci

Penyebab utama anemia pada bayi adalah. Profil Parameter Hematologik dan Anemia Defisiensi Zat Besi Bayi Berumur 0-6 Bulan di RSUD Banjarbaru

Penyebab utama anemia pada bayi adalah. Profil Parameter Hematologik dan Anemia Defisiensi Zat Besi Bayi Berumur 0-6 Bulan di RSUD Banjarbaru Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 7, No. Vol. 4, Maret 7, No. 2006: 4, Maret 214-2006 218 Profil Parameter Hematologik dan Anemia Defisiensi Zat Besi Bayi Berumur 0-6 Bulan di RSUD Banjarbaru Ringoringo

Lebih terperinci

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012 Tirta A, Dewiarti AN, Wahyuni A Medical Faculty of Lampung University Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SUPLEMENTASI Zn DALAM PENINGKATAN TINGGI BADAN DAN SKOR Z TB/U PADA BALITA STUNTING

EFEKTIFITAS SUPLEMENTASI Zn DALAM PENINGKATAN TINGGI BADAN DAN SKOR Z TB/U PADA BALITA STUNTING EFEKTIFITAS SUPLEMENTASI Zn DALAM PENINGKATAN TINGGI BADAN DAN SKOR Z TB/U PADA BALITA STUNTING THE EFFECT OF ZN SUPPLEMENTATION ON HEIGHT AND HEIGHT FOR AGE SCORE-Z ON STUNTING TODDLERS Dewi Pertiwi Dyah

Lebih terperinci

Periode emas dalam dua tahun pertama

Periode emas dalam dua tahun pertama Artikel Asli Dampak Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping Asi Terhadap Status Gizi Bayi Usia 8-12 Bulan di Kecamatan Seberang Ulu I Palembang Eka Intan Fitriana*, Julius Anzar*, HM. Nazir HZ*, Theodorus**

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia selama kehamilan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selama dekade terakhir. Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Intik gizi yang tidak cukup dan infeksi merupakan penyebab langsung gizi kurang pada bayi dan anak (UNICEF, 1999). Hal ini berdampak tidak saja terhadap kekurangan gizi makro

Lebih terperinci

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi, Januari Juni PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN RUMBIA KABUPATEN MAROS Sukmawati, Sitti Fatimah, Lydia Fanny Jurusan Gizi,

Lebih terperinci