BAB V: LAPORAN PEKERJAAN DILAPANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V: LAPORAN PEKERJAAN DILAPANGAN"

Transkripsi

1 BAB V: LAPORAN PEKERJAAN DILAPANGAN 5.1 Lingkup Kegiatan Proyek Living Plaza KHI Perencanaan proyek bangunan komersial Living Plaza KHI dimulai pada awal tahun 2017 yang terbagi menjadi dua tahapan utama yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Sebagai pihak pemilik proyek (owner) berkoordinasi dengan pihak perencana (designer), pihak kontraktor (aanemer) maupun pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut tidak terlepas dari time schedule sebagai guideline dalam merencanakan, melaksanakan dan sebagai fungsi kontrol (controlling) dengan berbagai pihak. Adapun skema lingkup kegiatan proyek Living Plaza KHI adalah sebagai berikut : Gambar 1. Skema Durasi Kegiatan Proyek KHI dan Praktik Profesi Sumber : Data Pribadi, 2017 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 41

2 Tahap awal merupakan tahapan non teknis yang berkaitan dengan studi kelayakan bangunan (feasibility study). Dalam analisa feasibility study bekerjasama dengan pihak Bussines Development untuk menentukan target market dan menentukan nilai break even point. Setelah tahap feasibility study selesai dilanjutkan pada tahap penjelasan (briefing) kepada konsultan perencana yang ditunjuk oleh pihak developer tanpa melalui fase pelelangan. Kemudian memasuki tahap perancangan (design) yang terbagi kedalam dua tahap yaitu tahap pra-desain (preliminary design) dan tahap pengembangan (Detailed Engineering Drawing). Pada saat gambar pra-rencana telah disetujui oleh owner, secara parallel dilakukan tahap perizinan mulai dari izin prinsip hingga izin AMDAL serta izin Rekomtek dari Pemerintah Daerah Bekasi. Disisi lain, masing-masing pihak konsultan perencana menyelesaikan gambar rencana untuk tahap DED secara beruntun mulai dari gambar rencana pondasi hingga gambar rencana SAP (Struktur Arsitektur dan Plumbing) serta yang terakhir rencana ME. Selain itu untuk detail spesifikasi, budget of quantity, estimasi biaya konstruksi oleh konsultan QS juga diselesaikan sebagai bagian tahap akhir perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan. Gambar rencana DED, BQ dan estimasi biaya konstruksi digunakan sebagai kelengkapan untuk dokumen pelelangan (procurement). Penunjukan kontraktor dalam tahap tender tersebut dibatasi maksimal 4 sampai 5 kandidat kontraktor. Tahap tender awal merupakan tender pekerjaan pondasi hingga pada tender akhir berupa pekerjaan mekanikal elektrikal. Kontraktor yang ditunjuk sebagai pemenang tender mengikuti kick off meeting untuk mempresentasikan metodologi dan strategi pelaksanaan proyek. Setelah tahap akhir perencanaan tersebut kemudian memasuki tahap persiapan mobilisasi alat-alat dan material bahan ke site sebagai tahap awal dalam pelaksanaan. Monitoring dalam proses pelaksanaan proyek dilapangan oleh Manajemen Konstruksi (MK) dengan melakukan controlling dan pengawasan. Adapun lingkup pekerjaan dalam kegiatan praktik profesi ini dimulai dari tahap perizinan hingga tahap pelaksanaan pekerjaan pondasi selama 2 sampai 3 bulan. Jenis kegiatan yang dilakukan antara lain Feasibility study review, Perizinan, Review Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 42

3 Gambar pra-rencana (preliminary), DED Review, Procurement process, Pelaksanaan pekerjaan pondasi. 5.2 Review Study Kelayakan (Feasibility Study) Deskripsi kegiatan Menurut Georgakellos dan Marcis (2009) menyatakan bahwa Feasibility studies aim to objectively and rationally uncover the strengths and weaknesses of an existing business or proposed venture, opportunities and threats present in the environment, the resources required to carry through, and ultimately the prospects for success. Sedangkan menurut Suad dan Suwarsono (2000), Studi kelayakan proyek (feasibility study) adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek ( biasanya merupakan proyek investasi ) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi. Sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga nonprofit, pengertian menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Dalam proyek Living Plaza KHI Bekasi ini, sebenarnya studi kelayakan sudah dilakukan pada tahun 2016, namun pada bulan Maret 2017 dari tim Bussiness Development meninjau kembali dari sisi luasan serta posisi per tenant dan disesuaikan dengan update gambar pra-rencana dan jumlah tenant yang direncanakan. Sehingga dilakukan revisi terkait besaran luasan, jenis dan posisi tenat yang masuk kedalam Living Plaza Kota Harapan Indah Bekasi. Tenant Summary Before After Ace 2, Sqm 2, Sqm Informa 5, Sqm 4, Sqm White Brown 0.00 Sqm Sqm Toys Kingdom Sqm Sqm Ofifice Sqm Sqm Restaurant 0.00 Sqm Sqm Bike 0.00 Sqm Sqm Chatime 0.00 Sqm Sqm Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 43

4 Convience store Sqm Sqm Coffe Shop Sqm 0.00 Sqm Retail Shop 0.00 Sqm Sqm sgrand Total 9, Sqm 9, Sqm Gambar 2. Data Luasan Before-After Proyek Living Plaza KHI Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, Permasalahan Perubahan kebutuhan ruang dan besaran tenant dari permintaan owner berdampak pada sirkulasi ruang dalam bangunan baik sirkulasi horizontal maupun vertikal. Selain itu berpengaruh terhadap kebutuhan ruang parkir pada tiap-tiap bussines unit. Perubahan luasan tiap tenant berdampak pada ratio jumlah kebutuhan parkir mobil pengunjung. Selain itu dari gambar pra-rencana konsultan Urban tidak disediakan kebutuhan ruang parkir sepeda motor Diskusi alternatif pemecahan Dengan adanya perubahan kebutuhan ruang beserta luasan retail dilakukan meeting klarifikasi internal dengan pihak Bussiness Development, Marketing dan Owner untuk menyelesaikan kemungkinan dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut. Dari pihak Owner menghendaki perubahan luasan tiap tenant karena adanya nilai market yang tidak sesuai Business Unit lantai ground. Pada lantai ground sebelumnya merupakan Small Convenience Zone yang terdiri dari tenat luasan kecil untuk kebutuhan hobi. Menurut Marketing, zona tersebut cocok untuk ditempatkan pada lantai ground untuk merepresentasikan life style kawasan Kota Harapan Indah. Pihak Bussiness Development juga menyetujui akan hal tersebut sesuai dengan analisa. Pada awalnya Owner menyetujui keputusan tersebut, namun setelah direview kembali ada hal yang lebih make sense dengan permintaan pasar pada kawasan perumahan KHI tersebut selain kebutuhan hobi yaitu Food & Beverage. Pada awalnya zona Food & Beverage terdapat pada lantai diatasnya untuk mendukung tenant utama dengan luasan kecil. Pihak Owner menghendaki pada lantai ground direvisi menjadi zona Food & Beverage dengan luasan yang beragam, karena pada lantai ground memungkinkan semua orang untuk dapat menikmati beragam makanan dan kebutuhan sehari-hari. Menurut saya pendapat dari Owner tepat, karena pada lantai Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 44

5 ground merupakan lantai dimana banyak aktivitas, untuk mendukung berbagai aktivitas tersebut dan dapat diterima pada semua pengunjung maka zona Food & Beverage tepat ditempatkan pada lantai ground untuk dapat mengakomodasi kebutuhan pengunjung. AFTER BEFORE OFFICE ONE RESTAURANT BIKE BEVERAGE (CHATIME) CONVENIENCE STORE SUPERMARKET Gambar 3. Layout Before-After Lantai Ground Living Plaza KHI Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, 2017 Dengan perubahan zona tersebut berpengaruh terhadap sirkulasi ruang dalam baik secara horizontal maupun vertikal. Secara siginifikan tedapat perubahan posisi sirkulasi vertikal yaitu posisi eskalator dan pengurangan passanger lift. Menurut pihak operasional lilft penumpang hanya membutuhkan satu unit untuk mengakomodasi luasan Living Plaza tersebut. Berdasarkan standar kebutuhan lift memang sesuai dengan luasan tidak lebih dari 3250 m 2 lantai/ lift. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 45

6 BEFORE AFTER Gambar 4. Perubahan Kebutuhan Lift dan Sirkulasi Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, 2017 Perubahan posisi eskalator yang tadinya tegak lurus dengan entrance menjadi sejajar dengan entrance dan berada di depan yang bertujuan untuk memaksimalkan tenat yang ada dan pertimbangan ruang servis. Dalam hal ini pergerakan posisi tenant dapat dilakukan menyesuaikan dengan luasan, namun sirkulasi horizontal terutama posisi pintu masuk dan keluar tetap dipertahankan agar tidak terjadi perubahan pada massa maupun fasade bangunannya Kesimpulan Studi kelayakan terkait dengan kebutuhan ruang dan fungsinya pada bangunan retail seperti Living Plaza Kota Harapan Indah sangatlah penting. Hal ini terkait dengan nilai break event point pada bangunan itu sendiri. Setiap perubahan dan progress analisa study kelayakan dilakukan meeting internal secara berkala agar request perubahan dari owner dapat diakomodir dengan dasar pertimbangan sesuai dengan studi kelayakan baik dari aspek ekonomi maupun arsitektur. 5.3 Perizinan Deskripsi Umum Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui perizinan pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh pemerintah dan pemerintah daerah Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 46

7 sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi administratif, sanksi pidana penjara, dan atau sanksi pidana denda. Berikut adalah jenis perizinan yang wajib dilengkapi dalam pembangunan suatu proyek antara lain : a. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang adalah Izin yang bertujuan untuk memberikan arahan pembangunan dan di mohon dari aspek tata ruang, aspek lingkungan, aspek teknis bangunan gedung, aspek ekonomi dan sosial budaya sebagai pedoman pemberian izin pemanfaatan ruang lainnya b. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan sebagai persetujuan penguasaan lahan sesuai rencana tata ruang yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak c. Pertimbangan Teknis Peil Banjir adalah pertimbangan teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Bina Marga dan Tata Air mengenai: - Penentuan ketinggian minimal dan maksimal pematangan lahan pada daerah yang akan dibangun yang diberikan oleh pejabat yang ditunjuk dengan memperhatikan lingkungan geografis sekitar - Penentuan arahan sistem drainase d. Pertimbangan teknis analisa dampak lalu lintas adalah pertimbangan teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan terhadap pembangunan yang menimbulkan bangkitan dan tarikan lalu lintas yang memuat rekomendasi manajemen dan rekayasa lalu lintas e. Pertimbangan teknis proteksi kebakaran adalah pertimbangan teknis yang dikeluarkan oleh Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran yang memuat rekomendasi rencana penyediaan sarana pemadam kebakaran yang harus disediakan terhadap setiap bangunan yang akan dibangun f. Pertimbangan Teknis Lingkungan adalah pertimbangan teknis AMDAL atau pertimbangan teknis UKL-UPL atau SPPL yang dikeluarkan oleh BPLH terhadap setiap rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan g. Izin Lingkungan adalah Izin yang diberikan kepada setiap orang atau badan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL/UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai pelengkap untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 47

8 Tahap perizinan dimulai pada pertengahan tahun 2016 hingga awal Maret Terdapat beberapa jenis perizinan yang harus dipenuhi secara bertahap dan parallel. Tahap awal perizinan adalah mengajukan ijin prinsip terkait tata guna lahan untuk mendapatkan advice planning dari Dinas Tata Kota Bekasi Permasalahan Secara teknis untuk pengajuan tahap perizinan tidak menemui kendala yang siginifikan, semua dokumen dilengkapi dan sesuai dengan persyaratan dari Dinas Tata Kota Bekasi. Namun dalam proses perizinan tersebut terdapat perubahan rencana kebutuhan ruang parkir untuk efisiensi budget dan persyaratan kelayakan bangunan. Pada awalnya gambar pra-rencana dari konsultan menggunakan basement untuk mengakomodir total kebutuhan parkir sebanyak 273 unit dan tidak ada ruang parkir untuk sepeda motor. Padahal standar kebutuhan ruang parkir harus tersedia parkir sepeda motor walaupun tidak ada ketentuan maupun ratio dari luas bangunan Diskusi alternatif pemecahan Pada awalnya dari pihak konsultan Urban tetap mengajukan adanya basement untuk mengakomodasi kebutuhan parkir pengunjung dengan pertimbangan memaksimalkan luasan tenant yang disewakan. Namun dari pihak owner estimate dan konsultan QS tidak menyarankan adanya basement pada Living Plaza KHI karena over budget. Hal demikian didukung dengan revisi terkait analisa kelayakan dan market dari pihak BD terhadap proyek tersebut. Selain itu, dengan jadwal store opening yang maju menjadi 1 tahun, jika tetap dijalankan untuk pekerjaan basement akan memakan waktu dan tidak cukup sampai jadwal opening. Dari berbagai pertimbangan secara teknis tersebut maka untuk basement dihilangkan dan kebutuhan ruang parkir dipindahkan ke lantai satu dan dua dengan ratio jumlah parkir yang disesuaikan dengan luasan tenant yag diperkecil. Adapun kebutuhan ruang parkir mobil menjadi 178 unit setelah diakukan revisi perhitungan luasan tenant dari pihak BD. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 48

9 Gambar 5. Layout Basement dan Gound Floor - Before Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, 2017 Pada gambar before total kebutuhan parkir sebanyak 273 unit yang terdiri dari 150 unit pada lantai basement dan 83 unit lantai ground serta tanpa ruang parkir untuk sepeda motor. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 49

10 Area Loading tetap dipertahankan Setelah revisi pada lantai ground memuat parkir 55 unit mobil Penambahan ruang parkir sepeda motor yang memuat 202 unit Gambar 6. Layout Gound Floor - After Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, 2017 Penambahan ruang parkir mobil yang memuat 69 unit Pengecilan luasan tenant untuk ruang parkir Gambar 7. Layout 1 st Floor - After Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, 2017 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 50

11 5.3.4 Kesimpulan Proses perizinan pada proyek Living Plaza KHI tidak mengalami kendala yang berarti, hal ini dikarenakan pada saat proses perizinan berlangsung memperhatikan ketentuan dan peraturan dari Perda DKI. Adapun permasalahan yang terjadi pada saat proses perizinan merupakan permasalahan internal yang terkait dengan efisiensi biaya konstruksi. Kebutuhan ruang parkir pada bangunan tidak hanya ditujukan untuk ruang parkir mobil namun juga ruang parkir sepeda motor perlu disediakan bagi pengunjung dan karyawan Living Plaza, sehingga tidak memunculkan parkir liar diluar bangunan. 5.4 Fasade Bangunan Deskripsi umum Bagian bangunan dan arsitektur yang paling mudah untuk dilihat adalah bagian wajah bangunan atau yang dilebih dikeal dengan sebutan fasad bangunan. Bagian fasad bangunan ini juga sering disebut dengan tampak, kulit luar ataupun tampang bangunan. Fasad bangunan merupakan yang paling sering diberi penilaian oleh para pengamat tanpa memeriksa terlebih dahulu keseluruhan bangunan baik dari keseluruhuan sisi luar bangunan, maupun pada bagian dalam bangunan. Penilaian tersebut tidak hanya dilakukan oleh para arsitek tetapi juga masyarakat awam (Prijotomo 1987:3). Fasad sebgai bagian terluar dari arsitektur bangunan, tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yang paling kritis serta rentan terhadap perubahan cuaca yang ekstrim dan cepat Permasalahan Terkait dengan perubahan luasan kebutuhan ruang tenant dan zoning per lantainya berdampak pada kulit atau fasad bangunan Living Plaza KHI. Hal ini memicu perubahan bentuk fasad di beberapa titik yang terkait dengan perubahan zoning khususnya pada lantai ground. Dari vendor terkait mengajukan permintaan untuk merubah material fasade sesuai dengan standar mereka dan penambahan outdoor signage pada bagian depan (area tenant) Diskusi alternatif pemecahan Perubahan fasad bangunan didiskusikan dengan pihak vendor terkait, owner dan konsultan arsitektur. Adapun yang menjadi acuan terkait dengan perubahan material Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 51

12 fasad bangunan ditentukan oleh pihak Owner yang mana perubahan fasad hanya dilakukan pada pemilihan material yang tetap berpegang pada standar yang ada. Dari pihak vendor (restoran) mengajukan pemilihan material fasade berdinding solid dengan finishing sesuai konsep warna vendor tersebut.dari pihak konsultan dan owner tidak menyetujui karena akan mengubah secara keseluruhan karakter fasade bangunan Living Plaza dan akan terlihat aneh. Kemudian dari pihak konsultan menyarankan untuk tetap menyetujui fasad dinding yang solid namun dengan finishing sesuai standar Living Plaza, terdapat dua pilihan warna yaitu biru dan hijau. Sedangkan untuk penempatan signage didekat dengan area vendor juga tidak disetuju oleh owner karena penempatan outdoor signage tiap tenant sudah disediakan dengan mempertimbangkan view dari beberapa arah dan jika permintaan outdoor signage dari vendor diterapkan akan mengotori tampilan fasad bangunan. Gambar 8. Tampak depan - Before Sumber : Dok. Urban, 2017 Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 52

13 Bebek Tepi Sawah Gambar 9. Pengajuan Tampak depan by Vendor Sumber : Dok. Urban, 2017 Gambar 10. Tampak depan - After Sumber : Dok. PT Tiga Dua Delapan, Kesimpulan Fasad bangunan merupakan bagian kulit bangunan yang menunjukkan karakter dari bangunan itu sendiri. Penggunaan dan pemilihan material serta pola/ pattern yang tepat menciptakan keselarasan antara ruang dalam dan ruang luar. Fasad pada bangunan komersial seperti pusat retail mempertimbangkan fungsi pada tiap-tiap tenant dan tetap memenuhi standar dari bangunan Living Plaza. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 53

14 5.5 Tangga Kebakaran Deskripsi umum Peraturan tentang tangga kebakaran dan pintu darurat berbeda antara satu wilayah (negara) dengan wilayah lainnya, namun pendekatan bagi sistem pintu keluar pada dasarnya sam, yaitu memberikan kemudahan bagi penghuni/ pengguna bangunan untuk dapat selamat keluar dari bangunan yang terkena musibah. Pintu pada tangga kebakaran hanya terbuka ke arah luar. Jika bangunan mempunyai basemen, maka tangga turun dari lantai 1 dan tangga naik dari basemen harus disekat, agar orang yag ingin ke lantai dasar tidak tersesat. Ketentuan radius jarak antar pintu tangga kebakaran maksimum 30 meter (untuk bangunan tanpa sprinkler) dan 45 meter (untuk bangunan dengan sprinkler). Adapun lebar pintu keluar minimum adalah 80 cm, sedang lebar tangga kebakaran dan koridor minimum adalah 120 cm Permasalahan Pada gambar pra-rencana untuk kebutuhan tangga darurat atau kebakaran per lantainya terdiri dari 2 tangga darurat saja dengan luas per lantai 3925 m 2. Padahal secara radius jangkauan tangga kebakaran yang diijinkan sesuai dengan perda kota Bekasi yaitu jarak maksimum 30 meter (untuk bangunan tanpa sprinkler) dan 45 meter (untuk bangunan dengan sprinkler). Sehingga hal ini tidak sesuai dengan ketentuan terkait dengan tata letak tangga kebakaran Diskusi Alternatif Pemecahan Terkait dengan posisi dan jumlah tangga kebakaran, pada awalnya konsultan perencana mengajukan gambar pra-rencana berdasarkan standar proteksi kebakaran di negaranya. Setelah dilakukan review oleh pihak owner, hal ini tidak sesuai dengan ketentuan standar dari peraturan pemerintah kota Bekasi. Dari pihak owner mengajukan untuk direvisi terkait dengan posisi dan jumlah tangga kebakaran, karena Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 54

15 hal ini sangat fatal dan berdampak pada proses perizinan Damkar nantinya. Jarak antar tangga kebakaran >45 meter Gambar 11. Posisi Tangga Kebakaran Lt. Ground - Before Sumber : Dok. Urban, 2017 Gambar 12. Posisi Tangga Kebakaran Lt. Ground - After (Sumber : Pt. Tiga Dua Delapan) Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 55

16 Dari tim design by owner kemudian mengajukan gambar revisi sesuai dengan ketentuan tangga kebakaran yang berlaku. Dengan luas lantai dasar 3925 m 2 terdapat empat tangga kebakaran dengan radius 30 meter dengan penggunaan sprinkler pada tiap lantainya. Tangga kebakaran tersebut berfungsi sebagai tangga darurat dan akses service karyawan living plaza Kesimpulan Adapun ketentuan proteksi kebakaran termasuk juga tangga kebakaran harus sesuai dengan standar lokasi berdirinya bangunan. Selain ketentuan posisi dan jumlah tangga kebakaran pada tiap lantainya, spesifikasi ruang tangga kebakaran juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan standar proteksi kebakaran. 5.6 Drilling pada pekerjaan pondasi Deskripsi umum Teori dasar dari pemboran inti yang dimaksudkan adalah pemboran inti dengan ukuran Nx size atau coring untuk mendapatkan contoh tanah secara stratigrafi dari atas sampai akhir pengeboran. Pemboran ini dimaksudkan guna mendapatkan informasi tanah bawah permukaan dimana sifat-sifat keteknikannya yang didapat dari: Diskripsi visual Insitu Test Pengujian laboratorium untuk mengetahui Index dan Engineering Properties. Pemboran dilakukan dengan sistim penangkapan inti tanah dengan sarana mesin bor putar yang dikendalikan secara hidrolik dengan mesin penggerak. Selama pelaksanaan pemboran dilakukan pengujian Standard Penetrasi Test setiap interval 2.0 m. Seluruh pelaksanaan pemboran dicatat dalam laporan harian yang meliputi : Tanggal Awal dan Akhir Pemboran Nama Operator M.A.T. Setiap Hari Selama Pelaksanaan Kolom Litologi Batas Lapisan Core Recovery Pengunaan Casing, Rod, Core Barrel dan Kedalaman Casing Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 56

17 Sistim Pemboran Posisi Uji Standard Penetration dan Pengambilan Undisturbed Sample / Disturb sample Keadaan Air Tanah Selama pemboran Pengukuran Muka Air Tanah Pengukuran muka air tanah dilaksanakan setiap hari yaitu pagi hari sebelum aktifitas pemboran dimulai, selama pelaksanaan pemboran sampai dengan 48 jam sesudah aktivitas pemboran pada satu titik selesai, diukur di dalam pipa casing yang sudah di penetrasi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran. Standard Penetrasi Test Maksud pengujian Standar Penetration Test (SPT) ini guna mengetahui tingkatan relative density untuk soil fraksi kasar dan konsistensi untuk soil fraksi halus. Test ini hanya dilakukan pada tanah saja dan dilakukan pada titik-titik bor. Metode pelaksanaan adalah sesuai dengan ASTM D 1586 : Diameter lubang pemboran tidak kurang dari 75 mm Berat hammer 63.5 kg (hammer otomatis) Tinggi jatuh 75 cm Cone Penetration Test Pengujian ini dilaksanakan untuk mendapatkan indikasi kekuatan tanah dengan cara menekan batang konus berbentuk kerucut ke dalam tanah yang diuji. Pengujian ini dilaksanakan dengan memakai mesin sondir tipe Belanda atau yang lebih dikenal dengan istilah Dutch Cone Penetration, dengan tahanan konus, qc > 250 kg/cm2. Konus dengan luas penampang 13.5 cm2 ini di hubungkan dengan rangkaian stang dalam Sondir ke Manometer sehingga nilai konus (perlawanan pada ujung konus) dapat dibaca. Dengan menekan Jacket Luas konus maka akan di dapatkan tahanan ujung dan tahanan formula R2 R1 dengan pembacaan dilakukan setiap interval 20 cm. Syarat pelaksanaan pekerjaan pondasi Sistem Injeksi dan Counter-weight Pemancangan tiang pancang sistem injeksi menggunakan alat pancang khusus dimana tiang pancang ditekan dengan dongkrak Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 57

18 hidrolis yang diberi counter-weight sedemikian rupa sehingga daya dukung izin tiang dapat tercapai seperti yang disyaratkan pada spesifikasi ini dan gambar rencana. Jack-in pile sistem ini juga populer disebut Hydrolic Static Pile Driver (HSPD). Dengan sistem ini semua gangguan utamanya getaran dan suara dapat dikurangi hingga minimal. Beban dan kemampuan dongkrak hidrolis minimal 2.50 kali dari daya dukung izin. Urutan Pemancangan Dengan peralatan yang relatif besar dan lahan proyek yang relatif terbatas, maka urutan pemancangan merupakan hal yang penting untuk direncanakan sebelum pekerjaan dimulai. Rencana pemancangan tersebut harus diserahkan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK. Pekerjaan pemancangan harus dilaksanakan sesuai dengan urutan pemancangan yang sudah disepakati. Hambatan saat pemancangan kontraktor harus menyediakan peralatan-peralatan khusus yang dibutuhkan untuk mengatasi semua hambatan yang mungkin timbul selama pemancangan. Semua pemeriksaan dan pengujian yang disyaratkan oleh peraturan harus benar-benar dituruti. Jika dijumpai lapisan tanah yang keras, maka lapisan tersebut harus dibobok sebelum pemancangan dilakukan.. Kondisi Tiang Pancang Semua tiang pancang harus dalam kondisi baik dan tidak retak baik sebelum maupun setelah tiang tersebut dipancang. Kontraktor harus segera mengganti tiang yang tidak memenuhi syarat tersebut dengan tiang pancang lain. Biaya yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Tidak ada klaim waktu untuk hal ini Permasalahan Sebelum pekerjaan pondasi,sejumlah penyelidikan tanah dilakukan untuk mengetahui jenis pondasi apa yang sesuai dengan tanah pada tapak dan kondisi tanah itu sendiri. Tahap awal dalam penyeledikan tanah dilakukan pada akhir tahun 2015 oleh PT. Sanpala Inticon antara lain soil test, analisa topografi, drilling. Adapun hasil dari penyelidikan didapat bahwa pengeboran pada lapisan hingga menuju tanah keras adalah 3.00 meter. Namun setelah dilakukan site visit untuk memulai pekerjaan pondasi terdapat ketidaksesuaian terhadap pengukuran pada proses drilling. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 58

19 5.6.3 Diskusi Alternatif Pemecahan Pihak konsultan penyelidikan tanah mereview ketidaksesuaian dalam pengukuran pada saat proses drilling. Terdapat perbedaan hasil pengukuran kedalaman tanah keras untuk pondasi tiang pancang. Dari konsultan struktur berpendapat bahwa perlu dilakukan penyelidikan tanah untuk memastikan keakuratan data tanah. Sebenarnya kondisi lapisan tanah pada level m sudah memasuki lapisan tanah keras, namun setelah dilakukan pengukuran kembali terhadap lapisan, lapisan tanah keras berada pada level m.sehingga dilakukan proses drilling kembali hingga pada lapisan tanah keras yang diijinkan. Gambar 13.Hasil perhitungan fig drilling log Sumber : PT. Tiga Dua Delapan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 59

20 Gambar 14. Potongan A-A profil tanah Sumber : PT. Tiga Dua Delapan Kesimpulan Tahapan penyelidikan tanah merupakan bagian dari pekerjaan pondasi, dalam hal ini penyelidikan tanah bertujuan untuk mengetahui jenis pondasi yang tepat untuk kondisi tanah pada suatu tapak. Penyelidikan tanah dilakukan melalui beberapa hal antara lain soil test, topografi, drilling, cone penetration test dan lainnya. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 60

LAPORAN PRAKTIK PROFESI PERENCANAAN LIVING PLAZA

LAPORAN PRAKTIK PROFESI PERENCANAAN LIVING PLAZA PERENCANAAN LIVING PLAZA KOTA HARAPAN INDAH BEKASI Jl. Harapan Indah Commercial Park Kav. 9D & 9D Seb, Kel. Medan Satria, Kec. Medan Satria, Bekasi Disusun Oleh : Hegar Mastio 41213110005 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Uraian Singkat Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro Pembangunan Jembatan Kereta Api Lintas Semarang-Bojonegoro, merupakan proyek pembangunan Track dan Jalur

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK

BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK BAB II: TINJAUAN INSTANSIONAL PROYEK 2.1 Hubungan Instansi Terkait Dalam Proyek Pada dasarnya terdapat tiga pihak utama dalam pengadaan sebuah proyek antara lain pemilik proyek (owner), konsultan perencana

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi tiang mencakup beberapa tahapan pekerjaan. Sebagai tahap awal adalah interpretasi data tanah dan data pembebanan gedung hasil dari analisa struktur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan, sebagai mana diketahui pada dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang. Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Jatinegara, Jakarta Timur. Rusun tersebut ditargetkan selesai akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sarana infrastruktur dalam dunia teknik sipil mengalami perkembangan yang cukup pesat, meningkatnya populasi manusia dan terbatasnya lahan merangsang

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran. BAB III DASAR PERENCANAAN 3.1 Data-data Fisik dan Pembebanan Untuk data-data pembebanan pada struktur atas jembatan layang Jl. RE Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini.

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas

Lebih terperinci

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa dapat mengkritisi issue issue yang terkait dengan

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK

BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK BAB III DESKRIPSI PROYEK, KWITANG OFFICE PARK 3.1 Uraian Singkat Proyek 3.1.1. Data Umum Proyek : 3.1.1.1. Nama Proyek : (10 lantai) 3.1.1.2. Lokasi : Jl.Prapatan No. 14 16 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kota Yogyakarta merupakan kota dengan tujuan pariwisata yang tinggi. Tingginya wisatawan yang datang menyebabkan kota dengan julukan kota pelajar ini membutuhkan banyak

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Definisi Proyek Pengertian proyek secara umum adalah merupakan sebuah kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan atas dasar permintaan dari seorang owner atau pemilik pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City

Gambar 3.1 Lokasi pembangunan Apartemen Sudirman One Tang-City BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III. Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini Tugas Akhir ini adalah pembuatan pondasi bored pile pada Proyek Apartemen Sudirman One Tang City Tangerang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan

Lebih terperinci

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24 DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISTILAH... DAFTAR NOTASI... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalur Pantura atau pantai utara merupakan jalur yang sangat vital bagi sarana transportasi lintas provinsi di Pulau Jawa. Selain itu juga sebagai penghubung aktivitas

Lebih terperinci

I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB )

I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB ) I. Beberapa Istilah dalam Izin dan Pertimbangan Teknis terkait Izin Pemanfaatan Ruang ( IPPL, Rencana Tapak dan IMB ) a. Izin Prinsip Pemanfaatan Ruang adalah izin yang bertujuan untuk memberikan arahan

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan. Latar Belakang : Kegiatan Perencanaan Teknis Pembuatan Liftt dan Eskalator Gedung DPRD Kota Bontang ini untuk mengakomodir kebutuhan pengguna gedung

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan,

BAB V METODE PELAKSANAAN. pelaksanaan di lapangan penulis melakukan pengumpulan data berupa : pekerja) dan disertai dengan dokumentasi di lapangan, BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK TRADE MALL TOSERBA YOGYA 3.1. Deskripsi Proyek 3.1.1. Data Proyek Nama Proyek Lokasi Pemilik Proyek : Trade Mall Toserba Yogya Karawang : : PT. Akur Pratama Grup Pemilik Proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur.

BAB I PENDAHULUAN. kelapisan tanah di bawahnya. Ditinjau dari segi pelaksanaan, ada beberapa. kondisi tanah pondasi dan batasan batasan struktur. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dalam proyek suatu konstruksi, hal yang paling penting salah satunya adalah pondasi dikarenakan berfungsi untuk meneruskan beban struktur di atasnya kelapisan tanah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang di gunakan pada Sekolah Tinggi Musik di Jakarta ini adalah perjalanan dari sebuah lagu, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas : BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas : 1. Fungsi bangunan atas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN IV.1. Analisa Tapak dan Lingkungan IV.1.1 Data Fisik Tapak PETA LOKASI / SITE Utara - 19 - Data fisik tapak / kondisi tapak saat ini tidak banyak berbeda dengan apa yang akan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Pada penelitian ini, dijelaskan secara singkat mengenai Pelaksanaan Perencanaan MEP Proyek Whiz Hotel Yogyakarta di Yogyakarta, yang merupakan sebuah proyek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl

DAFTAR ISI. YOGYA SPORT SHOPPING MALLbelanjaan Perl DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pengesahan... ii Untaian Kata Penyejuk Kalbu... iii Lembar Persembahan... iv Kata Pengantar... v Abstraksi... vii Daftar Isi... viii Daftar Gambar... xii Daftar Tabel...

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Prosedur Pelaksanaan Seperti kita ketahui bahwa sistem manajemen proyek menggunakan arus vertical dan horizontal dalam struktur organisasi untuk menghindari keterlambatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MERCU BUANA

UNIVERSITAS MERCU BUANA PERENCANAAN BANGUNAN MALL GRAND DHARMA HUSADA LAGOON Jl. Mulyosari Raya Surabaya Timur DISUSUN OLEH: JAENUDIN 41213110054 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA TAHUN 2017 KATA

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Semua bangunan yang didesain bertumpu pada tanah harus didukung oleh suatu pondasi. Pondasi adalah bagian dari suatu sistem desain yang bertugas untuk meneruskan beban dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi studi yaitu Jalan Raya Sekaran di depan Perumahan Taman Sentosa Gunungpati,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang ISSN Cetak: 2087-4286; ISSN On Line: 2580-6017 Analisis Daya Dukung Tanah dan Bahan Untuk Pondasi...(Ruslan) Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya mobilitas penduduk

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK 2.1 DATA PROYEK A. Lokasi Proyek Proyek Apartemen Green Bay dibangun di atas pantai,lalu di urug dengan tanah dengan luas total sebesar m2 127.881 dengan detail

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.. Penerapan Konsep Pada Rancangan 6... Konsep Rancangan Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu penyedia fasilitas yang mampu menampung kegiatan MICE

Lebih terperinci

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya :

Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya : Dalam menentukan jenis pondasi bangunan ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dan dipertimbangkan diantaranya : A. Jumlah lantai yang akan di bangun, misalnya: Pada bangunan sederhana atau rumah 1

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Definisi Proyek Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya bersifat lintas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi

DAFTAR ISI. Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Halaman Persembahan Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Bagan Daftar Tabel Abstraksi i ii iii iv v x xiii xiv xv BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN 4.1 Material Perlu kita ketahui bahwa bahan bangunan atau material bangunan memegang peranan penting dalam suatu konstruksi bangunan ini menentukan kekuatan, keamanan, dan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Pengambilan data ketidaksesuaian Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang selesai tahun 2011 didapatkan dari salah satu departemen

Lebih terperinci

BAB. V PELAKSANAAN PEKERJAAN V. 1. Uraian Umum Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu proyek. Hal ini membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN CENGKARENG OFFICE PARK KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Kantor sewa merupakan sebuah area untuk bekerja, dimana banyak orang selalu disuguhkan dengan konsep yang kaku dan cenderung membosankan sehingga

Lebih terperinci

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut : III-1 BAB III 3.1 URAIAN UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir terlebih dahulu harus disusun metodologi pelaksanaannya, untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir itu sendiri.

Lebih terperinci

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S

The Via And The Vué Apartment Surabaya. Dyah Tri S The Via And The Vué Apartment Surabaya Dyah Tri S 3107 100 509 Apartemen sebagai pemenuhan kebutuhan manusia akan hunian sebagai tempat untuk berteduh, untuk tinggal dan melakukan kegiatan harus memiliki

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi 1. Fase Tanah (1) Sebuah contoh tanah memiliki berat volume 19.62 kn/m 3 dan berat volume kering 17.66 kn/m 3. Bila berat jenis dari butiran tanah tersebut

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek III-1 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DATA PERENCANAAN BAB III DATA PERENCANAAN 3.1 Umum Perencanaan pondasi bangunan mencakup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal adalah melakukan analisis terhadap data tanah yang diperoleh dari hasil pengujian

Lebih terperinci

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION) LAMPIRAN I PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION) BANGUNAN PADA AREA BPPT LOKASI JALAN M H. THAMRIN NO. 8 JAKARTA 105 I. Pendahuluan Pekerjaan Penyelidikan tanah (Soil Test) dilaksanakan Pada Area Gedung

Lebih terperinci

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA]

[STASIUN TELEVISI SWASTA DI JAKARTA] 5.1. Konsep Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep Dasar yang akan di terapkan pada bangunan Stasiun Televisi Swasta ini berkaitan dengan topik Ekspresi Bentuk, dan tema Pendekatan ekspresi bentuk pada

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Tinjauan umum Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dalam sendiri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pondasi merupakan suatu konstruksi pada bagian dasar struktur yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur ke lapisan tanah di bawahnya tanpa mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2002), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini menggunakan pendekatan sustainable design sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI Jurnal Rancang Sipil Volume 2 Nomor 1, Juni 2013 42 KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI Virgo Erlando Purba, Novdin M Sianturi Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA JUDUL : PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA Nama : Trika Prijayanto NPM : 20399052 Jurusan : Teknik Arsitektur Dosen Pembimbing : 1. Dr. Ing. Dalhar Susanto 2. Agung

Lebih terperinci

Sudirman Green Office

Sudirman Green Office BAB II TINJAUAN UMUM 2.1.Tinjauan Umum Proyek 2.1.1.Gambaran Umum Proyek Judul proyek : Perencanaan Sudirman Office Tema : Lokasi : Jl. Jend. Sudirman kawasan SCBD Jakarta Selatan Sifat Proyek : Fiktif

Lebih terperinci

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN

BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN BAB 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 3.1 NARASI DAN ILUSTRASI HASIL RANCANGAN Hasil yang muncul dari perancangan Kantor Sewa dengan Tata Ruang dan Material dengan tema ECO-Office Design ini memecahkan

Lebih terperinci

KARAWACI Data Proyek. Lokasi. Kelapa. bersifat campuran.dalam. beberapa.

KARAWACI Data Proyek. Lokasi. Kelapa. bersifat campuran.dalam. beberapa. BAB IV: TINJAUAN UMUM PROYEK 4.1. Deskripsi Umumm Proyek 4.1.1 Data Proyek Namaa Proyek Lokasi : Superblock VIVAONE : Jl. Pasir Randu Cijengir, Desa Binong, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori

BAB II HAND BORING. 2.1 Referensi. Tanah. ITB Dasar Teori BAB II HAND BORING 2.1 Referensi - Laboratorium Mekanika Tanah. Buku Panduan Praktikum Mekanika Tanah. ITB. 2005. 2.2 Dasar Teori Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam survey

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA 3.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah satu bagian dalam manajemen yang secara umum bertujuan untuk mengelola sumber daya yang ada

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test)

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test) XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test) ASTM D 3441-98 I. TUJUAN : Untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman. Dimana perlawanan penetrasi konus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008, tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular

BAB IV: KONSEP Konsep Bentuk Bangunan Neo Vernakular BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bentuk Bangunan 4.1.1 Neo Vernakular Vernakular berarti bahasa setempat, arsitektur vernakular di sosialisasi dengan arsitektur tradisional, kata tradisi dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK

Laporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V PILE (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan)

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V PILE (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan) ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V PILE (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan) TUGAS AKHIR Disusun Oleh FAHMI LAKSAMANA 02 0404 047 Pembimbing DR.Ir. ROESYANTO, MSc SUB

Lebih terperinci

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK

DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK BAB II DATA PROYEK 2.1 Latar Belakang Proyek Di daerah cengkareng jakarta barat pada saat ini sudah banyak dibangun perumahan dan bangunan gedung lainnya sebagai infrasuktur yang baru serta pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB V 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Pusat Rehabilitasi Medik ini adalah menciptakan suasana nyaman yang membuat pasien merasa baik. Artinya jika pasien merasa baik, maka pasien akan lebih

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Mulai. Mempelajari Gambar Tender (Gambar Forkon) Survei Kondisi Lapangan. Studi Pustaka 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK Adapun alur proses pelaksanaan kerja praktik Pembuatan Gambar Kerja Instalasi Plambing ini adalah seperti diagram alur proses

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building Rumah Susun dan Pasar ini adalah adanya kebutuhan hunian

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1. Deskripsi studi kasus Universitas Mercu Buana didirikan pada 22 Oktober 1985. Sampai saat ini, telah mempunyai 4 kampus yang terdiri dari kampus utama yang dinamakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas

Lebih terperinci

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN BAB VI SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN 1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi : I. Perbaikan/Rehab dermaga TPI/PPI 2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan. a. Untuk kelancaran

Lebih terperinci

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( )

PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA. Oleh: Inggi Irawan ( ) PENERAPAN EMERGENCY RESPONSE PLAN PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN PROYEK PT. TATA Oleh: Inggi Irawan (6505 040 0) Latar Belakang TATA adalah suatu perusahaan yang bertindak di bidang konstruksi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN PENGUJIAN LABORATORIUM KORELASI EMPIRIS DATA SONDIR DAN N-SPT ANTAR PARAMETER TANAH PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN TUJUAN Mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci