ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI. Studi Kasus di Perusahaan Data Integra Dinamika SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI. Studi Kasus di Perusahaan Data Integra Dinamika SKRIPSI"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI Studi Kasus di Perusahaan Data Integra Dinamika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fransiska Puji Astuti NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017

2 ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI Studi Kasus di Perusahaan Data Integra Dinamika SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Fransiska Puji Astuti NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

3

4

5 MOTTO Perbuatanmu mungkin tidak selalu membawa kebahagiaan, tetapi tidak akan ada kebahagiaan jika tanpa perbuatan -WILLIAM JAMES- Usaha akan membuahkan hasil setelah seseorang tidak menyerah -Napoleon Hill- Do the best, be the best, for the best PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Keluargaku Tercinta Sahabat dan teman-temanku iv

6

7

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dan terimakasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Drs. J. Eka Priyatma. M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 2. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Semua Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pengajaran dan bimbingan bagi penulis dalam masa studi. 4. Antonius Anang Dwi Kuncoro selaku kepala Direksi Perusahaan Data Integra Dinamika yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 5. Segenap karyawan Perusahaan Data Integra Dinamika, khususnya Bapak A.Y Reza Primahadi dan divisi programmer yang telah memberikan data yang diperlukan oleh penulis dan pengetahuan baru dibidang perancangan alat simulasi TNI AL. 6. Kedua orang tua ku Yacobus Sumiran dan Maria Sutini yang tidak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 7. Kedua kakak ku Lusia Puji Lestari dan Matius Pujan Toro yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis. 8. Sahabatku Maria Trifosa dan Lisa Ratna Sary yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis. vii

9

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... HALAMAN DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv v vi vii ix xii xvi xvii xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 5 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Sistematika Penulisan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9 A. Harga Pokok Produk... 9 B. Komponen Harga Pokok Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik C. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode Harga Pokok Pesanan Metode Harga Pokok Proses D. Activity-Based Costing System ix

11 1. Pengertian Activity-Based Costing System Cost Driver (Pemicu Biaya) Manfaat Activity-Based Costing System Kelebihan Activity-Based Costing System Keterbatasan Activity-Based Costing System Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System E. Penelitian Terdahulu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Desain Penelitian D. Subjek dan Objek Penelitian E. Data yang Diperlukan F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan B. Lokasi Perusahaan C. Visi dan Misi Perusahaan Data Integra Dinamika D. Struktur Organisasi Perusahaan Data Integra Dinamika E. Sistem Produksi dan Sistem Pemasaran Produk Perusahaan Data Integra Dinamika F. Personalia G. Produk BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data B. Perhitungan Harga Pokok Produksi oleh Perusahaan Data Integra Dinamika C. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Activity-Based Costing System x

12 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Keterbatasan Penelitian C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

13 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Data Akuntansi Pabrik (Contoh Kasus) Tabel 2. Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas Metode Tradisional (Contoh Kasus) Tabel 3. Aktivitas Proses Produksi (Contoh Kasus) Tabel 4. Kalkulasi Biaya Per Unit Model Tradisional (Contoh Kasus) Tabel 5. Tarif Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas Metode ABC System (Contoh Kasus) Tabel 6. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Ke Produk Berdasar Aktivitas (Contoh Kasus) Tabel 7. Perhitungan Biaya Per Unit Berdasar Aktivitas (Contoh Kasus) Tabel 8. Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG, dan AOPR oleh Perusahaan Tabel 9. Biaya Tenaga Kerja Langsung Alat Simulasi TTT, Naval RPG, AOPR Perusahaan Tabel 10. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung pada Perusahaan Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 11. Penggunaan Biaya Bahan Penolong Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Perusahaan Tabel 12. Biaya Pembuatan Buku Manual untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 13. Biaya Cetak Penjilidan Manual untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR xii

14 Tabel 14. Biaya Packing dan Transportasi Console untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Tabel 15. Biaya Penerimaan Barang untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 16. Biaya Training Pengguna untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 17. Biaya Tas & Souvenir Training untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 18. Biaya Pembuatan Poster Akrilik untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Tabel 19. Biaya Pemasangan Poster Akrilik untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Tabel 20. Biaya Kursi Operator untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 21. Biaya Pemakaian Energi untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 22. Biaya Sewa Gedung Perusahaan untuk Alat Simulasi TTT. Naval RPG dan AOPR Tabel 23. Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk Untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 24. Biaya Overhead Pabrik Perusahaan Data Integra Dinamika tahun Tabel 25. Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan Untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR tahun Tabel 26. Biaya Pemakaian Bahan Baku pada Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR xiii

15 Tabel 27. Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Tabel 28. Daftar Aktivitas Tabel 29. Penggolongan Biaya ke dalam Berbagai Aktivitas Pada Perusahaan Data Integra Dinamika Tabel 30. Penentuan Cost Driver Tabel 31. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool I Tabel 32. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool II Tabel 33. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool III Tabel 34. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool IV Tabel 35. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool V Tabel 36. Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool VI Tabel 37. Rincian Cost Driver pada Perusahaan Data Integra Dinamika Tabel 38. Tarif BOP Per Kelompok Aktivitas Tabel 39. Biaya Overhead yang Dibebankan Produk TTT (Tactical Team Trainer) Tabel 40. Biaya Overhead yang Dibebankan Produk Naval RPG (Role Playing Games) Tabel 41. Biaya Overhead yang Dibebankan Produk AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Tabel 42. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System pada Perusahaan Data Integra Dinamika Tabel 43. Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Perusahaan dan ABC System xiv

16 Tabel 44. Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan dan ABC System Tabel 45. Selisih Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan dan Harga Pokok Produksi Berdasarkan ABC System Tabel 46. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi xv

17 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan Data Integra Dinamika Gambar 2. Sistem Produksi Perusahaan Data Integra Dinamika xvi

18 ABSTRAK ANALISIS PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI Studi Kasus di Perusahaan Data Integra Dinamika Fransiska Puji Astuti NIM: Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara perhitungan perusahaan dengan perhitungan berdasarkan activity-based costing system. Penelitian dilakukan di perusahaan Data Integra Dinamika Surabaya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis data deskriptif komparatif yang membandingkan antara metode perhitungan harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan dan metode activity-based costing system. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa perhitungan activity-based costing system untuk produk TTT lebih kecil dibandingkan perhitungan perusahaan, sedangkan perhitungan activity-based costing system untuk produk Naval RPG dan AOPR lebih besar dibandingkan perhitungan perusahaan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan biaya overhead pabrik. Kata Kunci: Harga Pokok Produksi, Alat Simulasi TNI Angkatan Laut, Activity- Based Costing System xvii

19 ABSTRACT ANALYZING THE IMPLEMENTATION OF ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM FOR DETERMINING THE COST OF GOODS MANUFACTURED A case study on Data Integra Dinamika Company Fransiska Puji Astuti NIM: Sanata Dharma University Yogyakarta 2017 The purpose of this research is to find the difference in calculating the cost of goods manufactured between production company calculation and activitybased costing system. The research performed at Data Integra Dinamika company of Surabaya. This research is a case study. Techniques to analyze the data was descriptive comparative analysis that compared between the method of calculating the calculated cost of good manufactured by the company and the method of activity-based costing system. Based on the results of the analysis showed that calculation of activitybased costing system for TTT product was understate than the company s calculation, while the calculation of activity-based costing system for Naval RPG product and AOPR product was overstate than the company s calculation. The difference caused by difference of factory overhead cost. Keywords: Cost of Goods Manufactured, Simulation Instrument of TNI the Navy, Activity-Based Costing System. xviii

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini memiliki kemajuan yang sangat pesat bagi negara Indonesia. Hal ini menuntut industri dalam negeri untuk dapat bersaing dengan industri lainnya. Selain itu tujuan utama perusahaan berorientasi pada peningkatan laba perusahaan. Menurut (Carter, 2005: 4) perencanaan laba (profit planning) adalah pengembangan dari suatu rencana operasi guna mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan. Laba penting dalam perencanaan karena tujuan utama dari suatu rencana yaitu laba yang memuaskan. Oleh karena itu, bisnis dalam negeri juga perlu memiliki pondasi yang kuat dalam menjaga dan mengembangkan kelangsungan perusahaan. Dengan terjadinya perubahan dan perkembangan yang sangat pesat dalam lingkungan manufaktur belakangan ini, akuntansi biaya sebagai sistem informasi biaya ditantang untuk berkembang mengikuti lingkungan manufaktur baru yang menghendaki kualitas produk yang lebih tinggi, tingkat persediaan yang lebih rendah, otomatisasi, organisasi berdasarkan kelompok produk (product line) dan penggunaan teknologi informasi yang lebih efektif. Perubahan dramatis yang terjadi atas operasi manufaktur dari banyak perusahaan dalam dunia internasional sekarang ini adalah dalam upaya menjadi produsen-produsen kelas dunia agar dapat bersaing dalam pasar dunia (global market), dimana telah terjadi pergeseran dalam permintaan 1

21 2 konsumen yang menghendaki kualitas produk yang lebih tinggi, kepercayaan yang lebih besar, penyerahan yang lebih cepat dan keanekaragaman produk yang lebih banyak (Dunia dan Wasilah, 2012: 16). Hal yang seperti itu menuntut perusahaan untuk dapat membuat suatu keputusan mengenai harga jual yang tepat bagi produk yang mereka produksi. Sehingga perusahaan dapat bersaing dengan industri lainnya dan mendapatkan laba (profit) yang menjadi tujuan perusahaan. Dalam tahap penentuan harga jual, perusahaan memiliki beberapa proses sebelum terbentuknya harga jual produk. Perusahaan terlebih dahulu mengumpulkan biaya-biaya yang digunakan dalam aktivitas produksi dan aktivitas lainnya. Kemudian dari biaya-biaya tersebut perusahaan perlu menghitung harga pokok produksi yang menjadi acuan dalam penentuan harga jual produk. Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir (Bustami dan Nurlela, 2007: 60). Biaya yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produksi yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat diperhitungkan dengan benar dan dialokasikan secara langsung ke produk jadi, sedangkan biaya

22 3 overhead pabrik pada produk yang dihasilkan perlu diperlakukan dengan cermat karena biaya ini tidak bisa diidentifikasi secara langsung pada produk sehingga memerlukan metode alokasi tertentu. Selama ini perusahaan memperhitungkan harga pokok produksi dengan sistem tradisional. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem tradisional ini hanya menitikberatkan pada biaya yang terlibat pada proses produksi, sedangkan biaya non-produksi diabaikan. Perusahaan dengan pencapaian laba tinggi sudah dianggap berhasil dalam industri bisnis. Walaupun demikian, perusahaan perlu memiliki informasi kos produk yang akurat dan tepat. Pada tahun 1990-an Consortium of Advanced Manufacturing- International (CAM-I) mengembangkan akuntansi biaya baru yang dikenal dengan nama activity-based costing (ABC). Pada tahap awal perkembangan, activity-based costing (ABC) didesain untuk menghasilkan kos produk secara akurat, yang digunakan untuk menggantikan full costing sebagai metode penentuan kos produk. Activity-based costing (ABC) menggunakan aktivitas sebagai basis penggolongan biaya untuk menghasilkan informasi activity cost. Activity cost ini dimanfaatkan untuk menyediakan informasi bagi personel dan memberdayakan personel dalam melaksanakan pengurangan biaya melalui pengelolaan terhadap aktivitas. ABC membebankan activity cost ini ke produk/jasa berdasarkan konsumsi produk/jasa atas aktivitas, sehingga dapat menghasilkan informasi kos produk yang akurat. ABC menggunakan aktivitas sebagai dasar

23 4 penggolongan biaya, oleh karena aktivitas terdapat di perusahaan manufaktur, jasa, dagang, maka akuntansi biaya berbasis aktivitas ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan manufaktur, jasa, dan dagang (Mulyadi, 2007:20). Metode perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing system merupakan metode perbaikan dari sistem tradisional. Penggunaan activity-based costing system dapat memberikan alokasi biaya overhead pabrik (BOP) yang lebih akurat dan relevan. Metode ini menggunakan pengalokasian biaya dengan menggunakan pemicu biaya (cost driver) sehingga dapat mengukur sumber daya yang digunakan oleh produk perusahaan. Pemicu biaya dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan dalam biaya dari suatu aktivitas. Pemicu-pemicu biaya ini menggambarkan adanya penggunaan aktivitas oleh produk. Sebagai contoh dari pemicu biaya adalah jumlah pemasangan mesin, mengukur berapa banyak kegiatan pemasangan mesin yang dilaksanakan (Dunia dan Wasilah, 2012: 17). Perusahaan Data Integra Dinamika merupakan perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan alat simulasi TNI Angkatan Laut. Perusahaan ini melakukan perhitungan harga pokok produksi untuk setiap jenis alat simulasi yang diproduksi setiap tahunnya. Perusahaan memproduksi 2 atau 3 jenis alat simulasi per tahun. Pentingnya perhitungan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual produk membuat perusahaan perlu menetapkan metode yang tepat. Penggunaan perhitungan harga pokok

24 5 produksi dengan metode activity-based costing system, diupayakan dapat membantu perusahaan Data Integra Dinamika untuk menetapkan harga pokom produksi yang tepat. Sehingga dapat memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan manajemen. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity-based costing system? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan activitybased costing system. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan membantu perusahaan Data Integra Dinamika dalam menentukan harga

25 6 pokok produk yang lebih baik, dengan menggunakan activity-based costing system. 2. Bagi Penulis Penulis dapat menambah pengetahuan teoritis dan pengalaman praktek dalam menganalisa masalah penentuan harga pokok produk dengan menggunakan activity-based costing system dan penulis dapat membandingkan antara teori yang didapatkan di bangku kuliah dengan keadaan perusahaan yang sesungguhnya, yaitu di perusahaan Data Integra Dinamika. 3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan bacaan yang berguna dan menjadi referensi tambahan yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produk dengan menggunakan metode activity-based costing system. E. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

26 7 BAB II Landasan Teori Bab ini membahas mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan atau dasar untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data-data yang akan diperlukan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi tentang sejarah perkembangan perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, personalia dan proses produksi di perusahaan Data Integra Dinamika. BAB V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasan data-data yang telah diperoleh selama penelitian. Pada bab ini terdapat deskripsi data, perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh perusahaan, dan perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity-based costing system.

27 8 BAB VI Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian, saran bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya.

28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harga Pokok Produksi Beberapa akademisi mendefinisikan harga pokok produksi yang berbeda-beda. Menurut Raiborn dan Michael (2011: G-8), harga pokok produksi (cost of goods manufactured) merupakan total biaya yang baik diselesaikan dan ditransfer ke persediaan barang jadi selama periode. Kemudian menurut Horngren, et all (2006: 472), harga pokok produksi (cost of goods manufactured) merupakan biaya barang yang akan diselesaikan, entah dimulai sebelum atau selama periode akuntansi berjalan. Adapun menurut Bustami dan Nurlela (2007: 60), harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir. Selain itu, menurut Derbeck (2008: 26), harga pokok produksi mencakup biaya manufaktur yang berhubungan dengan barang yang akan selesai selama periode berlangsung. Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang telah selesai diproses dalam suatu periode akuntansi. 9

29 10 Informasi mengenai harga pokok produksi menjadi dasar bagi manajemen untuk mengambil keputusan dalam menentukan harga jual produk yang tepat. B. Komponen Harga Pokok Produksi Ada tiga komponen biaya produk sebagai pembentuk harga pokok produksi, yaitu: 1. Biaya Bahan Baku Pengertian biaya bahan baku menurut Dunia dan Wasilah (2009: 24) adalah biaya bahan baku (direct material cost) merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan langsung yang menjadi bagian yang integral yang membentuk barang jadi (finished goods). Sedangkan, menurut Mardiasmo (1994: 45), nilai uang bahan baku yang digunakan dalam proses produksi disebut dengan biaya bahan baku. Biaya bahan baku adalah biaya perolehan yang digunakan dalam proses produksi dan dapat dikalkulasikan ke dalam biaya produksi. Selain itu dibutuhkan juga bahan tidak langsung (indirect materials) yaitu semua bahan yang tidak dapat diidentifikasikan dengan mudah dan ekonomis terhadap produk yang selesai (finished product) atau biasanya bukan merupakan biaya yang berarti dalam menghasilkan produk tersebut. Bahan baku merupakan bahan yang dapat diidentifikasikan secara langsung dengan produk yang dihasilkannya, nilainya relatif besar dan umumnya sifat bahan baku masih melekat pada produk yang

30 11 dihasilkan. Contoh dari biaya bahan baku pada perusahaan Data Integra Dinamika adalah spare part yang berbentuk software dan hardware. 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Dunia dan Wasilah (2009: 226), biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produk-produk dari perusahaan. Kemudian menurut Horngren, et all (2006: 43), biaya tenaga kerja manufaktur langsung (direct manufacturing labour cost) meliputi kompensasi atas seluruh tenaga kerja manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tenaga kerja langsung dalam pengolahan proses produksi. Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang terlibat pada bagian perancangan dan perakitan produk. 3. Biaya Overhead Pabrik Pengertian biaya overhead pabrik menurut Mardiasmo (1994: 71), biaya overhead pabrik adalah biaya bahan, tenaga kerja, dan fasilitas produksi lainnya selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan menurut Hansen dan Mowen biaya overhead adalah semua biaya produksi selain bahan langsung dan tenaga kerja

31 12 langsung. Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya produksi kecuali tenaga kerja langsung dan biaya bahan baku. Contoh dari biaya overhead pabrik yaitu penyusutan bangunan dan peralatan pabrik, pajak atas aktiva pabrik, asuransi atas bangunan, peralatan pabrik dan sebagainya sesuai dengan jenis perusahaannya. Menurut Mulyadi (2005: 193) menggolongkan biaya overhead dengan tiga cara penggolongan, yaitu: a. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya Biaya-biaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead dikelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini: 1) Biaya Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut. 2) Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang (sparepart), biaya bahan habis pakai (factory suplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan ekuipmen, kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

32 13 3) Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. 4) Biaya yang Timbul sebagai Akibat Penilaian terhadap Aktiva Tetap. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen pabrik, bangunan pabrik, mesin dan ekuipmen, perkakas laboratorium alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan di pabrik. 5) Biaya yang Timbul sebagai Akibat Berlalunya Waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan dan biaya amortisasi kerugian trial-run. 6) Biaya Overhead Pabrik Lain yang Secara Langsung Memerlukan Pengeluaran Uang Tunai Biaya overhead pabrik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya. b. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilakunya dalam Hubungan dengan Perubahan Volume Produksi

33 14 Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: 1) Biaya overhead pabrik tetap, adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. 2) Biaya overhead pabrik variabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. 3) Biaya overhead pabrik semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan Departemen Disamping memiliki departemen produksi, perusahaan juga mempunyai departemen pembantu, misalnya departemen pembangkit tenaga listrik, departemen bengkel dan departemen air, maka biaya overhead pabrik meliputi juga semua jenis biaya yang terjadi di departemen-departemen pembantu ini, yang meliputi biaya tenaga kerja, depresiasi, reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap, asuransi yang terjadi di departemen pembantu tersebut. Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

34 15 1) Biaya overhead pabrik langsung departemen, adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. 2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. C. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Informasi mengenai harga pokok produksi sangat membantu dalam pengambilan keputusan harga jual produk yang bersangkutan oleh manajemen. Perusahaan tentunya memiliki metode penentuan harga pokok produksi yang berbeda-beda dan ada pula yang menentukan harga pokok produksi dengan hanya berdasarkan biaya produksi dan tidak melibatkan biaya lainnya, sehingga penentuan harga jual juga tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Menurut Dunia dan Wasilah (2012: 51) terdapat dua metode, yaitu: 1. Metode Harga Pokok Pesanan Metode harga pokok pesanan adalah suatu sistem akuntansi biaya perpetual yang menghimpun biaya menurut pekerjaan-pekerjaan (jobs) tertentu. Sistem ini cocok untuk elemen-elemen pekerjaan yang unik dan biasanya mahal, dimana barang/jasa yang dibuat atau diproduksi berdasarkan spesifikasi yang diminta oleh para pelanggan atau pemesanan. Metode harga pokok pesanan banyak yang digunakan dalam

35 16 industri-industri, seperti konstruksi, percetakan, mebel, pembuatan kapal dan lain-lain. Akumulasi biaya pesanan juga dapat dihitung dengan menggunakan metode tradisional dan metode activity based costing system. Berikut ini penjelasan kalkulasi biaya pesanan metode tradisional dan metode activity based costing system menurut (Prawironegoro dan Purwanti 2009; 59) : a. Kalkulasi Biaya Pesanan Model Tradisional Berikut ini merupakan contoh kasus perusahaan yang memproduksi barang secara pesanan: Suatu perusahaan memproduksi pesanan produk A dan B. Data akuntansi untuk kedua jenis produk pesanan disajikan dalam tabel 2.1: Tabel 2.1 Data Akuntansi Pabrik (Contoh Kasus) Keterangan Pesanan Total A B Unit dipesan Bahan langsung Rp2.000 Rp3.000 Rp5.000 Upah langsung Rp4.000 Rp5.000 Rp9.000 Biaya Overhead Pabrik Rp Biaya overhead tersebut diklasifikasikan menjadi beberapa unsur berdasarkan aktivitas disajikan dalam tabel 2.2: Tabel 2.2 Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas Metode Tradisional (Contoh Kasus) Keterangan Aktivitas Biaya penyiapan mesin jam penyiapan Biaya pemeliharaan jam pemeliharaan mesin Biaya penanganan bahan jam penanganan Pembelian pesanan Lain-lain jam tenaga kerja langsung

36 17 Untuk memproses pesanan masing-masing produk pesanan diperlukan aktivitas disajikan daalam tabel 2.3: Tabel 2.3 Aktivitas Proses Produksi ( Contoh Kasus ) Keterangan Pesanan A Pesanan B Total Jam penyiapan mesin Jam pemeliharaan mesin Jam penanganan bahan Jumlah pesanan Jam tenaga kerja langsung Solusi: Kalkulasi Biaya Model Tradisional Jam mesin adalah jam persiapan mesin dan jam pemeliharaan mesin yaitu 50 jam jam = 250 jam. Biaya overhead didasarkan pada jam mesin adalah (Rp /250 jam) = Rp40. Kalkulasi biaya per pesanan setiap produk dapat disajikan dalam tabel 2.4: Tabel 2.4 Kalkulasi Biaya Per Unit Model Tradisional (Contoh Kasus) (dalam Rupiah) Keterangan Pesanan A B Bahan langsung Upah langsung Pembebanan BOP ke: Pesanan A = 16 x Rp Pesanan B = 19 x Rp 40 Jumlah biaya Unit dipesan Biaya per unit 66,40 43,80 b. Kalkuasi Biaya Pesanan Model Activity Based Costing (ABC) System Untuk mengkalkulasi biaya per unit model ABC terlebih dahulu harus dihitung tarif biaya overhead masing-masing unsur berdasar aktivitas

37 18 yang dilakukannya. Pada ilustrasi diatas, tarif biaya overhead berdasarkan aktivitas disajikan dalam tabel 2.5, kemudian dihitung pembebanan biaya overhead pabrik kesetiap produk, disajikan dalam tabel 2.6, dan dihitung biaya per unit, disajikan dalam tabel 2.7. Tabel 2.5 Tarif Biaya Overhead Pabrik Berdasar Aktivitas Metode ABC System (Contoh Kasus) Keterangan Keterangan Biaya penyiapan jam penyiapan 20,00 mesin Biaya pemeliharaan jam 10,00 mesin pemeliharaan Biaya penanganan jam penanganan 7,50 bahan Pembelian pesanan 0,00 Lain-lain jam tenaga kerja langsung 2,00 Tabel 2.6 Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ke Produk Berdasar Aktivitas (Contoh Kasus) Keterangan Pesanan A B Jam penyiapan mesin 6 x Rp20 = Rp120 4 x Rp20 = Rp80 Jam pemeliharaan mesin 10 x Rp10 = Rp x Rp10 = Rp150 Jam penanganan bahan 20 x Rp7,50 = Rp x Rp7,50 = Rp225 Jumlah pesanan 10 x Rp40 = Rp x Rp40 = Rp800 Jam tenaga kerja langsung 50 x Rp2 = Rp x Rp2 = Rp200

38 19 Tabel 2.7 Perhitungan Biaya Per Unit Berdasar Aktivitas (Contoh Kasus) Keterangan Pesanan A B Bahan Langsung Upah Langsung Pembebanan BOP ke: Penyiapan mesin Pemeliharaan mesin Penanganan bahan Pembelian Lain-lain Jumlah Biaya Unit dipesan 100 unit 200 unit Biaya per unit 67,70 46,275 Berdasarkan kalkulasi di atas menunjukkan bahwa terjadi perbedaan antara kalkulasi biaya pesanan tradisional dengan model ABC. Perbedaan ini terjadi karena penggunaan model kalkulasi yang berbeda. Yang menjadi persoalan bukan perbedaannya, tetapi keakuratannya. Model ABC lebih akurat dibandingkan dengan model tradisional, karena biaya produksi per unit menggambarkan kondisi yang sesungguhnya melalui berbagai aktivitas. 2. Metode Harga Pokok Proses Metode harga pokok proses adalah salah satu dari metode akumulasi biaya yang menghimpun biaya berdasarkan departemendepartemen dalam menentukan harga pokok per unit. Biasanya metode ini digunakan dalam kondisi produksi yang bersifat masal dan dilaksanakan secara berkesinambungan.

39 20 Karakteristik-karakteristik dari metode harga pokok proses adalah: a. Biaya-biaya diakumulasikan menurut departemen atau pusat biaya dan bukan berdasarkan pekerjaan pesanan seperti halnya dalam metode harga pokok pesanan. b. Biaya produksi atau pengolahan dibebankan kepada akun barang dalam proses dari masing-masing departemen. c. Jumlah unit dari barang dalam proses dalam setiap departemen harus dinyatakan dengan dalam bentuk tingkat penyelesaiannya dan unit yang dianggap selesai, diperoleh dengan mengkonversikan jumlah unit yang belum selesai secara proporsional dengan tingkat penyelesaian pada akhir periode. d. Biaya per unit dihitung menurut departemen atau pusat biaya. e. Pada saat produksi selesai dalam suatu departemen produksi, jumlah unit yang selesai dan biayanya dipindahkan ke departemen produksi berikutnya atau gudang barang jadi. f. Untuk mengumpulkan, mengikhtisarkan dan menghitung biaya secara total maupun per unit menurut masing-masing departemen digunakan formulir laporan biaya produksi. Pada metode harga pokok proses, ada dua metode akuntansi untuk penentuan harga pokok yang biasanya dipergunakan terhadap biaya dari persediaan barang dalam proses pada awal periode, yaitu: a. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang (Average Costing), adalah metoda akuntansi yang digunakan dalam menentukan harga pokok atau

40 21 biaya per unit dari produk yang selesai untuk masing-masing departemen produksi, dimana biaya per unit dihitung dengan cara menambahkan elemen biaya dari barang dalam proses awal periode dengan elemen biaya yang sama yang ditambahkan pada periode berjalan dan dibagi dengan angka produksi ekuivalen. b. Metode Harga Pokok FIFO (First-In First-Out), adalah metoda akuntansi yang digunakan dalam menentukan harga pokok atau biaya per unit dari produk yang selesai untuk masing-masing departemen produksi, dimana unit dan biaya dari persediaan barang dalam proses pada awal periode dihitung dan dilaporkan secara terpisah dari unit yang selesai yang berasal dari produksi periode yang sekarang. Dengan demikian, dalam metode ini dihasilkan dua angka harga pokok atau biaya per unit dari produk. D. Activity-Based Costing System 1. Pengertian Activity-Based Costing System Mulyadi (2007: 53) mendefinisikan bahwa, activity-based cost (ABC) system adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan aktivitas. Menurut Supriyono (1994: 230) sistem biaya berdasar aktivitas (activity-based cost (ABC) system) adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak biaya pada berbagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai produk. Sistem ABC menawarkan lebih dari hanya ketelitian

41 22 informasi mengenai harga pokok produk, sistem ini juga menyediakan informasi tentang biaya dari berbagai aktivitas. Pengetahuan atas biaya dari berbagai aktivitas tersebut memungkinkan para manajer untuk memfokuskan diri pada aktivitas-aktivitas yang memberikan peluang untuk melakukan penghematan biaya dengan cara meyederhanakan aktivitas, melaksanakan aktivitas dengan lebih efisien, meniadakan aktivitas yang tak bernilai tambah, dan sebagainya. 2. Cost Driver (Pemicu Biaya) Menurut Carter (2009: 528) menyatakan bahwa dalam activitybased costing, dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead disebut penggerak atau pemicu (driver). Pemicu (driver) di golongkan menjadi dua jenis, yaitu pemicu sumber daya (resource driver) dan pemicu aktivitas. Pemicu sumber daya (resource driver) adalah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu sumber daya ke berbagai aktivitas berbeda yang menggunakan sumber daya tersebut. Sedangkan pemicu aktivitas (activity driver) adalah suatu dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya dari suatu aktivitas ke produk, pelanggan atau objek final (final cost object) lainnya. Kata final mengacu pada langkah terakhir dalam alokasi biaya. 3. Manfaat Activity-Based Costing System Menurut Supriyono (1994: 247) sistem activity-based costing system menawarkan beberapa manfaat, yaitu:

42 23 a. Penentuan harga pokok yang lebih akurat. b. Meningkatkan mutu pembuatan keputusan. c. Penyempurnaan perencanaan strategik. d. Kemampuan yang lebih baik untuk mengelola (memperbaiki secara kontinyu) aktivitas-aktivitas. 4. Kelebihan Activity-Based Costing System Terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki oleh activity-based costing system dalam penentuan harga pokok produksi. Berikut ini merupakan kelebihan activity-based costing system menurut Dunia dan Wasilah (2012: 329), yaitu: a. Biaya produk yang lebih akurat, baik pada industri manufaktur maupun industri jasa lainnya khususnya jika memiliki proporsi biaya overhead pabrik yang lebih besar. b. Biaya ABC memberikan perhatian pada semua aktivitas, sehingga semakin banyak biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri pada objek biayanya. c. Sistem ABC mengakui bahwa aktivitas penyebab timbulnya biaya sehingga manajemen dapat menganalisis aktivitas dan proses produksi tersebut dengan lebih baik (fokus pada aktivitas yang memiliki nilai tambah) yang pada akhirnya dapat melakukan efisiensi dan akhirnya menurunkan biaya. d. Sistem ABC mengakui kompleksitas dari diversitas proses produksi modern yang banyak berdasarkan transaksi/transaction based

43 24 (terutama perusahaan jasa dan manufaktur berteknologi tinggi) dengan menggunakan banyak pemicu biaya (multiple cost drivers). e. Sistem ABC juga memberi perhatian atas biaya variabel yang terdapat dalam biaya tidak langsung. f. Sistem ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya berdasarkan berbagai objek biaya. Baik itu proses, pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk. 5. Keterbatasan Activity-Based Costing System Selain memiliki kelebihan, activity-based costing system juga memiliki keterbatasan dalam penggunaannya. Dunia dan Wasilah (2012: 330) menjelaskan bahwa, walaupun penerapan sistem ABC memiliki banyak keuntungan, tetapi penerapan tersebut tidak membuat seluruh biaya akan mudah dibebankan kepada objek biayanya dengan mudah. Hal ini disebabkan biaya-biaya yang dikelompokkan dalam sustaining level ketika dialokasikan sering kali juga menggunakan dasar yang bersifat arbiter. Misalnya, biaya keamanan pabrik merupakan contoh dari sustaining level, ketika membebankan hal tersebut pada objek biaya yang berupa produk, maka mungkin digunakan pendekatan yang arbiter, seperti berdasarkan jumlah jam kerja tenaga kerja dengan alasan semakin lama proses produksi maka membutuhkan keamanan semakin besar.

44 25 6. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System Menurut Supriyono (1994: 231), perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan activity-based costing system terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1. Prosedur Tahap Pertama Tahap pertama untuk menentukan harga pokok produksi berdasarkan activity-based costing system terdiri dari lima langkah yaitu: a. Penggolongan Berbagai Aktivitas Langkah pertama adalah mengklasifikasikan berbagai aktivitas ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmensegmen proses produksi yang dapat dikelola. Dalam tahap identifikasi aktivitas ini, aktivitas yang luas dikelompokkan ke dalam empat kategori aktivitas, yaitu: a) Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh dari unit-level activities yaitu tenaga langsung, jam mesin, dan jam listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit produk dihasilkan. Bahan baku dan tenaga kerja langsung juga dikelompokkan sebagai aktivitas berlevel unit,

45 26 namun tidak termasuk overhead. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel unit dinamakan biaya aktivitas berlevel unit. Biaya aktivitas berlevel unit (unit-level activities cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan biaya operasi mesin. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung juga termasuk ke dalam biaya aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk ke dalam overhead. b) Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch Aktivitas-aktivitas berlevel batch (batch-level activities) adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu batch produk diproduksi besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), dan aktivitas inspeksi. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel batch dinamakan biaya aktivitas berlevel batch. Biaya aktivitas berlevel batch (batch-level activities cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Biaya ini bervariasi dengan jumlah batch produk yang diproduksi, namun bersifat tetap jika dihubungkan dengan jumlah unit produk yang

46 27 diproduksi dalam setiap batch. Contoh biaya aktivitas ini adalah aktivitas setup, biaya penjadwalan produksi, biaya pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian) dan biaya inspeksi. c) Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk Aktivitas-aktivitas berlevel produk (product-level activities) atau aktivitas penopang produk (product-sustaining activities) adalah aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Aktivitas ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun sumber-sumber yang dikonsumsi oleh aktivitas tersebut tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses, spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk. Biaya yang timbul karena aktivitas berlevel produk dinamakan biaya aktivitas berlevel produk. Biaya aktivitas berlevel produk (product-level activities cost) atau biaya aktivitas penopang produk (product-sustaining activities cost) adalah biaya atas aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Biaya ini ditimbulkan karena aktivitas tersebut mengkonsumsi masukan

47 28 untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk diproduksi dan dijual. Biaya ini dapat dilacak pada produk secara individual, namun biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah produk atau batch produk yang diproduksi. Contoh biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya penelitian dan pengembangan produk, biaya perekayasaan dan biaya peningkatan produk. d) Aktivitas-aktivitas Berlevel Fasilitas Aktivitas berlevel fasilitas (facility-level activities) atau aktivitas penopang fasilitas (facility-sustaining activities) adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk meyediakan aktivitas fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Aktivitas ini dimanfaatkan secara bersama oleh berbagai jenis produk yang berbeda. Contoh aktivitas ini mencakup misalnya: manajemen pabrik, pemeliharaan bangunan, keamanan, pertamanan (landscaping), penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi dan bangunan (PBB), serta depresiasi pabrik. Aktivitas manajemen pabrik bersifat administratif misalnya aktivitas pengelolaan pabrik, karyawan, dan akuntansi untuk pabrik. Biaya aktivitas berlevel fasilitas (facility-level activities cost)

48 29 atau biaya aktivitas penopang fasilitas (product-sustaining facilities cost) adalah meliputi biaya atas aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk meyediakan fasilitas atau kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya biaya ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi. Biaya atas aktivitas ini merupakan biaya bersama bagi berbagai jenis produk yang berbeda. Contoh biaya aktivitas ini mencakup misalnya: biaya manajemen pabrik, biaya pemeliharaan bangunan, biaya keamanan, biaya pertamanan (landscaping), biaya penerangan pabrik, kebersihan, biaya pajak bumi dan bangunan (PBB), serta biaya depresiasi pabrik. b. Pengasosiasian Berbagai Biaya dengan Berbagai Aktivitas Langkah kedua adalah menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok aktivitas berdasar pelacakan langsung dan driverdriver sumber. c. Penentuan Kelompok-Kelompok Biaya (Cost Pools) yang Homogen Langkah ketiga adalah penentuan kelompok-kelompok biaya homogen yang ditentukan. Kelompok biaya homogen (homogeneous cost pool) adalah sekumpulan biaya overhead yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh cost driver tunggal. Jadi, agar dapat dimasukkan ke dalam suatu kelompok biaya yang

49 30 homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Cost driver, tentunya dapat diukur sehingga overhead dapat dibebankan keberbagai produk. d. Penentuan Tarif Kelompok (Pool Rate) Langkah keempat adalah menentukan tarif kelompok. Tarif kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead per unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead pabrik untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dengan dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut. 2. Prosedur Tahap Kedua Dalam tahap kedua, biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak keberbagai jenis produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan kuantitas cost driver yang digunakan oleh setiap produk. Biaya overhead pabrik ditentukan dari setiap kelompok biaya kesetiap produk dengan rumusan sebagai berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok Unit Cost Driver yang digunakan

50 31 Setelah menghitung overhead yang dibebankan pada masing-masing produk maka perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Rpxxx Rpxxx Biaya Overhead Pabrik Rpxxx + Harga Pokok Produksi Rpxxx E. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Wijayanti (2011: 109) menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi antara harga pokok produksi dengan menggunakan sistem tradisional dengan activity-based costing system disebabkan karena pembebanan biaya overhead pabrik pada masing-masing produk. Pada sistem tradisional biaya pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead pabrik. Pada metode activity-based costing system, biaya overhead pabrik pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga activity-based costing system mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap jenis produk secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Sedangkan menurut penelitian Kurniawan dan Widyawati (2013: 17) menunjukkan perhitungan dengan metode activitybased costing sebagai penentu tarif pelayanan rawat inap keakuratannya lebih baik dibandingkan dengan perhitungan yang digunakan pada rumah

51 32 sakit tersebut. Dari hasil penelitian tersebut selain digunakan sebagai dasar acuan, penulis juga menggunakan penelitian terdahulu untuk menambah wawasan mengenai perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing system.

52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi kasus yaitu peneliti akan membahas perhitungan harga pokok produksi alat simulasi TNI Angkatan Laut yang ada diperusahaan dengan cara menganalisis data yang telah didapatkan, yaitu data wawancara dan data dokumentasi. Kemudian penulis akan melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode activity-based costing system. Setelah pembahasan dilakukan oleh peneliti, maka akan ditarik kesimpulan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian akan dilaksanakan di perusahaan Data Integra Dinamika Surabaya dan waktu penelitian dilaksanakan mulai dari bulan April C. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif. Penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh dan menganalisis data yang ada. Desain penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan menggunakan data pengeluaran biaya produksi dan non-produksi yang menjadi dasar perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity-based costing system. 33

53 34 D. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Direksi dan Project Manager pada perusahaan Data Integra Dinamika Surabaya. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah data-data biaya yang berhubungan dengan penentuan harga pokok produksi. E. Data yang Diperlukan 1. Data Kualitatif Menurut Noeng Muhadjir (1996; 2) data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini data kualitatif yang diperlukan adalah data tentang sejarah berdirinya perusahaan Data Integra Dinamika, perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, pemasaran usaha perusahaan, dan sistem produksi. 2. Data Kuantitatif Menurut Sugiyono (2010; 15) data kuantitatif adalah jens data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Data tersebut adalah:

54 35 a. Data produksi perusahaan Data Integra Dinamika. b. Data pemakaian bahan baku pembuatan alat simulasi TNI Angkatan Laut. c. Data biaya tenaga kerja langsung perusahaan Data Integra Dinamika. d. Data pemakaian biaya bahan penolong pada perusahaan Data Integra Dinamika. e. Data mengenai jumlah karyawan, jumlah jam kerja, jumlah KWH (untuk pemakaian tenaga listrik), jumlah jam mesin, dan luas area pabrik yang digunakan untuk proses produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika. f. Data perhitungan harga pokok produksi perusahaan Data Integra Dinamika. g. Informasi lain yang relevan dengan penelitian. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data berupa tanya jawab kepada pihak perusahaan Data Integra Dinamika. Teknik pengumpulan dengan metode wawancara bertujuan untuk melengkapi data yang masih kurang dalam pengumpulan data lainnya. Pertanyaan yang akan saya berikan kepada jabatan yang berwenang di perusahaan Data Integra Dinamika terkait tentang perkembangan perusahaan, pemasaran produk perusahaan, sistem pengolahan produk dan layanan

55 36 purna jual yang ditetapkan dalam setiap produk yang dihasilkan oleh perusahaan Data Integra Dinamika. 2. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 231), teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui dokumen-dokumen perusahaan mengenai data yang terkait dengan penentuan harga pokok produksi. Data yang terkait yaitu sejarah berdirinya perusahaan Data Integra Dinamika dan perkembangan perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, daerah pemasaran, sistem produksi, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan data lainnya yang relevan dengan penelitian. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif komparatif. Penelitian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan Data Integra Dinamika. 2. Menghitung harga pokok produksi menggunakan activity-based costing system, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

56 37 a. Prosedur Tahap Pertama Tahap pertama untuk menentukan harga pokok produksi berdasarkan activity-based costing system terdiri dari lima langkah yaitu: 1) Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas Langkah pertama adalah mengidentifikasi berbagai aktivitas ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola. Setelah itu, aktivitas tersebut digolongkan ke dalam empat level aktivitas (level activities). 2) Pengidentifikasian Cost Driver Langkah kedua adalah mengidentifikasi cost driver dari setiap aktivitas. 3) Penentuan Kelompok-Kelompok Biaya (Cost Pools) yang Homogen Langkah ketiga adalah penentuan kelompok-kelompok biaya homogen yang ditentukan. Supaya dapat dimasukkan ke dalam suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Cost driver, tentunya dapat diukur sehingga overhead dapat dibebankan keberbagai produk.

57 38 4) Penentuan Tarif Kelompok (Pool Rate) Penentuan tarif kelompok (pool rate) dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini. (Supriyono,1994:232) b. Prosedur Tahap Kedua Dalam tahap kedua, biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak keberbagai jenis produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan kuantitas cost driver yang digunakan oleh setiap produk. Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya kesetiap produk dengan rumus sebagai berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok Unit Cost Driver yang digunakan (Supriyono, 1994: 232) 3. Menghitung harga pokok produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika dengan menggunakan activity-based costing system. Perhitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

58 39 Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Rpxxx Rpxxx Biaya Overhead Pabrik Rpxxx + Harga Pokok Produksi Rpxxx Apabila perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan sama dengan perhitungan harga pokok produksi menggunakan activity-based costing system maka perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika telah sesuai dengan kajian teori.

59 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Data Integra Dinamika merupakan salah satu pelopor di bidang penyediaan peralatan simulasi untuk kepentingan pelatihan personil TNI Angkatan Laut. Perusahaan ini didirikan oleh beberapa orang yang saling bekerjasama. Perusahaan Data Integra Dinamika berdiri pada tanggal 19 Juli 2009 dan awal berdirinya perusahaan ini hanya memiliki 2 pegawai. Pada akhir tahun 2009 jumlah pegawai yang bekerja di perusahaan Data Integra Dinamika bertambah menjadi 7 orang dan juga memiliki 2 orang pekerja lepas. Awal mula lokasi perusahaan ini bertempat di Bumi Marina Emas Surabaya dan perusahaan ini menerima dua proyek yaitu ATNP 103:Kolat Armatim dan IMAGE: 8 unit 17 inch. Pada awal bulan Maret 2010 perusahaan Data integra Dinamika berpindah lokasi ke Rungkut Megah Raya N-9 dan menetap di lokasi tersebut hingga sekarang. Pada tahun 2010 perusahaan Data Integra Dinamika memiliki peningkatan pegawai yang cukup signifikan, yaitu bertambah menjadi 22 orang pegawai, 3 orang freelance dan 2 corade dari TNI-AL. Hingga tahun 2016, perusahaan Data Integra Dinamika memiliki total 50 pegawai. Pegawai perusahaan Data Integra Dinamika tersebut 40%nya adalah pegawai divisi software dan sisanya tersebar merata di divisi-divisi lainnya dan para konsultan dari TNI-AL. Peralatan simulasi yang disediakan oleh perusahaan ini yaitu mulai dari simulasi pengendalian kapal perang sampai dengan sistem persenjataan 40

60 41 untuk pertempuran. Peralatan simulasi yang disediakan oleh perusahaan Data Integra Dinamika diantaranya yaitu ATNP 103 (Allied Tactical Naval Positioning 103 system), TCMS116 (Tactical Combat Management System), DPMS (Dynamic Positioning and Maneuvering System), Naval RPG (Role Playing Games), TTT (Tactical Team Trainer), Naval Firing System, AOPR (Amphibious Operation Plan Role) dan masih banyak lagi peralatan simulasi lainnya. Perusahaan Data Integra Dinamika memiliki teknologi yang tepat untuk membantu personil TNI Angkatan Laut dalam menguasai manuver kapal perang dan juga pengoperasiannya dalam situasi tempur. Perusahaan Data Integra Dinamika juga mempunyai teknologi yang tepat bagi TNI Angkatan Laut dalam memberikan pengetahuan yang lengkap mengenai penggunaan dan pengoperasian persenjataan perang. B. Lokasi Perusahaan Perusahaan Data Integra Dinamika berlokasi di Rungkut Megah Raya N-9 Surabaya Provinsi Jawa Timur. Perusahaan Data Integra Dinamika menggunakan 3 ruko untuk kegiatan operasional perusahaan dan luas ruko adalah 6m x 15m. Ruko N-9 dan M-1 digunakan untuk pusat produksi, sedangkan ruko Trunojoyo digunakan perusahaan untuk show room produk alat simulasi perusahaan.

61 42 C. Visi dan Misi Perusahaan Data Integra Dinamika Perusahaan Data Integra Dinamika juga memiliki visi dan misi didirikannya perusahaan dalam bidang penyediaan peralatan simulasi untuk angkatan laut. Berikut ini visi dan misi perusahaan: 1. Visi Perusahaan Data Integra Dinamika: Menjadi industri skala nasional yang mampu bersaing secara kualitas, kuantitas dan profesionalitas untuk memenuhi kebutuhan militer dalam negeri. 2. Misi Perusahaan Data Integra Dinamika: a. Meningkatkan kerjasama tim dilingkungan kerja dan koordinasi yang lebih tertata pada tiap-tiap bidang kerja. b. Menumbuhkan rasa memiliki dan kebanggaan pada pekerjaan dan perusahaan. c. Menumbuhkan sikap dan sifat kreatif dan inovatif di lingkungan pekerjaan. d. Meningkatkan pelayanan kepada pengguna baik pre-sales maupun after sales produk. D. Struktur Organisasi Perusahaan Data Integra Dinamika Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka panjang yang akan dicapai. Tujuan yang akan dicapai memerlukan kerjasama yang baik dalam internal perusahaan. Maka dari itu suatu perusahaan perlu membentuk struktur organisasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan operasional perusahaan

62 43 menjadi lebih terorganisir, efektif dan efisien. Struktur organisasi perusahaan Data Integra Dinamika dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1. Struktur Organisasi Perusahaan Data Integra Dinamika Adapun tugas dan tanggungjawab dari masing-masing divisi pada perusahaan Data Integra Dinamika, adalah: 1. Direksi Direksi merupakan pemimpin perusahaan dan bertugas untuk mengarahkan aset perusahaan kedalam alur kerja yang mendukung tujuan dan misi perusahaan. Direksi juga memiliki tanggungjawab menjaga

63 44 perusahaan tetap pada tracknya dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh semua pihak pada proyek. 2. Divisi Software Tugas dan tanggungjawab divisi software, yaitu: a. Manager Software Manager software bertugas untuk memberi arah dasar pada manajemen operasi divisi software dan sekaligus memberi masukan, mengawasi dan menilai setiap personel yang ada didalamnya. Adapun tanggungjawab dari manager software adalah menjaga divisi software agar dapat memenuhi kebutuhan proyek yang dibebankan pada masingmasing tim proyek dapat dijalankan dengan baik. b. Manager Proyek Manager proyek mempunyai tugas mengatur resource baik berupa waktu, tenaga dan biaya sehingga dapat dikelola untuk memenuhi kebutuhan proyek. Adapun tanggungjawab manager proyek adalah menjaga proyek dapat berjalan dengan baik. c. Programmer Programmer bertugas dalam mengerjakan task pembuatan kode program dan tanggungjawab programmer yaitu menghasilkan aplikasi yang dapat digunakan oleh user (pengguna). d. Konsultan Konsultan bertugas memberikan pengarahan spesialis untuk teori Angkatan Laut dan filosofi yang berkaitan. Adapun tanggungjawab dari

64 45 konsultan yaitu membuat tim proyek memahami filosofi dasar dan operasi dari Angkatan Laut sebagai penggunaan sistem. e. Spesialis Spesialis bertugas dalam memberikan konsultasi teknis untuk pembuatan sistem dan bertanggungjawab membantu development sistem dalam hal-hal yang khusus dan level yang cukup tinggi tingkat teknisnya. 3. Divisi Hardware Tugas dan Tanggungjawab Divisi Hardware, yaitu: a. Manager Hardware Manager hardware bertugas dalam memberi arah dasar pada manajemen operasi divisi hardware, memberikan masukan, mengawasi dan menilai setiap personel yang ada didalamnya serta menangani resource untuk pemasangan. b. Teknisi Teknisi bertugas mengerjakan pemasangan perangkat keras sesuai spesifikasi dan bertanggungjawab dalam menghasilkan hardware console yang siap digunakan. 4. Divisi Desain Tugas dan Tanggungjawab Divisi Desain, yaitu: a. Manager Desain Manager desain bertugas memberi arah dasar pada manajemen operasi divisi desain dan sekaligus memberi masukkan serta mengawasi dan

65 46 menilai setiap personel yang ada didalamnya. Adapun tanggungjawab dari manager desain adalah memberikan desain yang dapat diimplementasikan dalam proyek. b. Designer Designer bertugas mengerjakan desain yang diperlukan baik untuk keperluan perangkat keras, lunak atau promosi. Adapun tanggungjawab designer yaitu memberikan hasil desain yang sesuai dan menarik untuk dipasang pada berbagai keperluan perangkat keras, lunak dan promosi. c. Assistant Designer Assistant Designer bertugas dalam mengerjakan perbaikan perangkat keras sesuai spesifikasi desain sampai siap dirakit oleh teknisi dan assistant designer juga bertaggungjawab dalam memberikan rangka console yang siap dirakit. 5. Divisi Operasional Tugas dan Tanggungjawab Divisi Operasional, yaitu: a. Manager Operasional Manager operasional bertugas memberi arah dasar pada manajemen operasi divisi operasional dan sekaligus memberikan masukan serta mengawasi dan menilai setiap personel yang ada didalamnya. Adapun tanggungjawab dari manager operasional adalah menjaga operasional sehari-hari perusahaan agar tetap terjaga.

66 47 b. Dokumentator Dokumentator bertugas membuat dokumentasi dari setiap proyek dan bertanggungjawab menghasilkan user manual yang dapat diberikan kepada user. c. Data Entry Data entry bertugas membantu pemasukan data yang diperlukan dalam pekerjaan proyek dan bertanggungjawab menghasilkan data yang lengkap dan dapat digunakan oleh semua pihak pada development dan implementasi proyek. d. Administrator Administator bertugas dalam membantu tugas administrasi proyek baik saat development atau pengiriman dan maintenance. Adapun tanggungjawab administrator adalah mengolah kelancaran administrasi pada proyek, baik surat, dokumen tanda fisik dan lain sebagainya. e. Office Boy Office boy bertugas menjaga kebersihan kantor dan membuat kantor nyaman digunakan. 6. Divisi Marketing Tugas dan Tanggungjawab Divisi Marketing, yaitu: a. Manager Marketing Manager marketing bertugas menjalin komunikasi dengan stakeholder dan client dari sisi strategis serta memberi pandangan mengenai peluang bisnis kedepan bersama direksi. Adapun tanggungjawab dari manager

67 48 marketing adalah memberi perusahaan informasi jelas akan proyek yang sedang akan berjalan. b. Tugas dan Tanggungjawab dari Divisi Marketing Lainnya adalah: 1) Menghubungkan pihak kantor sebagai pelaksana proyek dengan pihak proyek dan client. 2) Memfasilitasi informasi produk untuk proyek yang akan, sedang dan telah dilakukan untuk client. 3) Menjadi perwakilan kantor untuk keperluan pra-proyek. 4) Bekerjasama untuk memberi masukan pada fitur proyek. 5) Membantu pengawasan proyek sebagai masukan pada masa praproyek. 6) Bersama dengan direksi berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan proyek secara tidak langsung. 7) Bersama dengan direksi berkomunikasi dengan stakeholder. E. Sistem Produksi dan Sistem Pemasaran Produk Perusahaan Data Integra Dinamika Perusahaan Data Integra Dinamika memiliki proses produksi untuk menghasilkan suatu produk jadi yang siap pakai oleh TNI Angkatan Laut. Sistem produksi pada perusahaan ini dapat dilihat pada gambar 4.2.

68 49 Gambar 4.2. Sistem Produksi Perusahaan Data Integra Dinamika 1. Sistem produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika secara umum Proyek dinyatakan dimulai merupakan tanda awal bahwa perusahaan menerima proyek untuk dilaksanakan. Perusahaan juga menerima spesifikasi teknis dari proyek yang pada fase akhir akan diinspeksi oleh instansi pengadaan proyek tersebut.

69 50 a. Fase Perencanaan Pada fase perencanaan ini berisi persiapan yang diperlukan untuk membuat tujuan akhir proyek dapat terlaksana, yaitu terpasangnya sistem simulasi yang minimal sesuai dengan kontrak yang ada, dipandang dari persiapan bangunan, pengadaan console simulasi, jaringan dan komponen yang diperlukan sampai perangkat lunak atau software yang dipasang didalamnya. Komponen pengerjaan dari fase perencanaan, yaitu: 1) Persiapan bangunan /ruangan, perusahaan melakukan pandangan kepihak pelaksana pembangunan mengenai denah ruangan. Tahap pertama dilakukan dahulu survey ke lapangan untuk dapat menentukan perlu atau tidaknya pembangunan gedung baru, renovasi gedung atau ruangan yang sudah ada. Pada tahap ini dibuat denah bangunan dan ruangan lengkap dengan rencana tata letak console, peripheral, dan informasi fungsi ruangan secara rinci. 2) Persiapan desain console, pada tahap ini perusahaan melakukan rancangan console karena diperlukan desain console spesifik setiap proyek dengan melihat fungsional consolenya. Rancangan console ini sudah siap dengan rencana tata letak peripheral yang menempel pada console tersebut. Bila sudah benar maka akan dilaksanakan pemesanan ragka console. 3) Persiapan pengerjaan hardware, pada tahap ini perusahaan mempersiapkan perancangan komponen yang harus dirakit dan disesuaikan dengan dasain console yang ada. Pada tahap ini perusahaan

70 51 sudah mendaftarkan perangkat yang harus dipesan dan apa yang harus dilakukan terhadap perangkat tersebut (dimodif, langsung pasang, dirangkai dengan perangkat lain dan sebagainya) sehingga suatu console dapat dipasang secara utuh dari sisi perangkat keras. 4) Persiapan pengerjaan modul software, pada tahap ini perusahaan merencanakan pengembangan fitur, pengaturan waktu dan resourcenya sehingga dapat memenuhi waktu delivery proyek. b. Fase Produksi Fase produksi adalah fase pengerjaan yang merupakan implementasi dari fase perencanaan. Pada fase ini dimulainya persiapan gedung, usaha pengadaan console utuh, perakitan komputer, persiapan instalasi, dan pembangunan software yang diharapkan. Komponen pengerjaan dari fase produksi, yaitu: 1) Pelimpahan pekerjaan kepihak renovasi ruang/pembangunan gedung, perusahaan menugaskan pihak outsource untuk melakukan perbaikan atau pembangunan ruang/gedung sampai pekerjaan selesai sesuai dengan desain yang telah disepakati. Pekerjaan ini biasa melalui beberapa fase proyek. 2) Produksi console, pada tahap ini rangka console dipesankan kepabrik pembuatan rangka sesuai dengan desain rangka console. Proses ini diawasi berkala oleh manajer desain dilapangan, supaya ketika rangka sampai dan dikirimkan sudah diketahui apa yang masih harus dikustomisasi pada body rangkanya.

71 52 3) Pengerjaan modul software, pada proses ini perusahaan melakukan pengembangan software yang akan dipasang sesuai dengan modul yang ada pada spesifikasi. c. Fase Instalasi Console dan Persiapan Delivery Pada fase ini merupakan kegiatan pemasangan peralatan dan instalasi software pada console sampai dengan pengiriman ke client. Komponen pengerjaan dari fase instalasi console dan persiapan delivery, yaitu: 1) Rangka console selesai, pada tahap ini rangka console telah selesai dan siap dikirim ke kantor/workshop. Selain itu proses catatan produksi console dibuat, setelah itu ada proses delivery ke kantor dan menempatkan semuanya kedalam workshop untuk inspeksi. 2) Pemasangan hardware sampai unit lengkap, pekerjaaan ini dilakukan setelah finishing console. Seluruh komponen peripheral yang diperlukan didalam console dipasang didalam console. Untuk hardware yang perlu perakitan atau modifikasi dilakukan pada fase ini juga. Target pada fase ini adalah console dapat dinyalakan dan dioperasikan. 3) Tahap selanjutnya yaitu instalasi software ke console. Setelah console dapat dinyalakan, software dipasang satu persatu ke console. 4) Tahap berikutnya yaitu inspeksi di workshop. Pertama dilakukan pemeriksaan keseluruh console, kemudian cek apakah seluruh komponen sudah terpasang dan software sudah dipasang. Pengecekan hanya dilakukan pada kelengkapan komponen software.

72 53 5) Selanjutnya yaitu persiapan dokumen delivery. Pada tahap ini sebelum melakukan delivery perusahaan menyiapkan surat-surat untuk pengiriman seperti daftar peripheral, surat jalan dan pemasangan bar code. Tahapan ini juga memproses pembuatan manual untuk client. 6) Tahap terakhir yaitu pengiriman unit, setelah dikoordinasikan dengan client dan dokumen pengiriman selesai, maka akan dilakukan pengiriman unit ke client. Transportasi disesuaikan menurut tujuan dan jenis dan jumlah console. Saat barang sampai ke client, koordinasi peletakan console akan dilakukan bersama tim atau pihak penerima barang dari client. d. Fase Instalasi Lapangan dan Pelatihan Fase ini merupakan fase pemasangan alat dan console diruang yang ditentukan pada lokasi client dan kemudian dilaksanakan pelatihan alat. Komponen pengerjaan dari fase instalasi lapangan dan pelatihan, yaitu: 1) Komponen pertama yaitu instalasi onsite. Setelah console diletakkan diruang atau gedung yang sudah dapat difungsikan, kemudian dilakukan instalasi dilapangan untuk integrasi masing-masing console supaya dapat berjalan. Instalasi ini lebih banyak pada pemasangan jaringan, pengaturan kabel power, perakitan rak server, cek koneksi dan test software. 2) Pelatihan dilakukan setelah sistem dapat berjalan, kemudian perusahaan melakukan pelatihan untuk user dan admin. Secara umum dapat

73 54 dijelaskan fungsi alat dan praktek fitur-fitur yang dapat digunakan pada sistem. 3) Selanjutnya ke komponen fase maintenance. Fase ini adalah fase panjang dan merupakan fase pelayanan ke client. Bila ada kerusakan atau diperlukan pendampingan maka pihak kantor akan berkoordinasi mencari solusi ke client. 2. Sistem Pemasaran Sistem pemasaran di dalam perusahaan Data Integra Dinamika lebih memasarkan produk ke TNI Angkatan Laut karena produk yang dihasilkan merupakan produk untuk kebutuhan pelatihan TNI Angkatan Laut. Terdapat beberapa hal yang dilakukan bila ada penawaran atau kegiatan yang bersifat pemasaran, yaitu: a. Menghitung kelayakan penawaran untuk dilaksanakan dalam sebuah proyek. b. Berdiskusi dengan pihak terkait mengenai rencana dan kemungkinan waktu pengerjaan dan delivery. Bila tidak memungkinkan dapat meminta pengunduran atau penawaran akan ditolak. c. Membantu alat pemasaran, misalnya pembuatan prototype, demo, brosur video dan lain-lain. d. Berperan dalam pameran produk atau perusahaan untuk mengenalkan produk. e. Mempersiapkan dan melakukan presentasi mengenai produk knowledge ke client.

74 55 f. Berkoordinasi dengan bagian pemasaran mulai dari perencanaan proyek, pemahaman spesifikasi, proses yang ada pada produksi yang berhubungan dengan proyek seperti uji litbang, uji fungsi, kunjungan pabrik, delivery, sampai pelatihan. Selain itu perusahaan Data Integra Dinamika juga memiliki layanan purna jual yang diberikan kepada klien. Perusahaan Data Integra Dinamika memberikan purna jual berupa garansi dengan waktu yang tidak ditentukan. Selama perbaikan masih dapat disupport dengan baik dari sisi hardware (ketersediaan spare part) dan software (perubahan/penambahan spesifikasi yang harus menaati kontrak). Hal ini menjadi strategi perusahaan untuk dapat menjual produk karena layanan purna jual yang baik sangat mutlak diperlukan oleh TNI Angkatan Laut. F. Personalia 1. Klasifikasi Tenaga Kerja a. Direksi : 2 orang b. Divisi Software : 22 orang c. Divisi Hardware : 9 orang d. Divisi Desain : 6 orang e. Divisi Operasional : 8 orang f. Divisi Marketing : 1 orang 2. Sistem Pemberian Upah bagi Karyawan a. Upah diberikan kepada karyawan setiap jumat terakhir setiap bulan.

75 56 b. Perhitungan gaji karyawan diberikan berdasarkan jenjang pendidikan, posisi dan lama kerja karyawan. c. Pengupahan karyawan tidak tetap/kontrak perusahaan menetapkan dahulu tahun pertama diberlakukan kontrak dan tahun berikutnya adalah tetap. Pengupahan karyawan kontrak mengikuti perjanjian dan ketetapan yang ada pada tiap divisi. Pengecualian diberlakukan untuk karyawan baru yang dinilai memiliki skill khusus atau yang sudah tidak fresh graduate akan dibahas lebih lanjut dengan tindakan negosiasi. 3. Jam Kerja Karyawan Perusahaan telah menetapkan jam kerja karyawan dilaksanakan 9 jam dalam 5 hari kerja. Karyawan diperkenankan lembur apabila diperlukan saja. Waktu lembur yaitu jam sampai maksimal jam atau hari Sabtu. Pembagian alokasi jam kerja selama 5 hari kerja, yaitu Senin Jumat, pada pukul G. Produk Perusahaan Data Integra Dinamika merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai peralatan simulasi bagi TNI Angkatan Laut. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi 3 produk simulasi yang dihasilkan pada tahun 2015, yaitu TTT (Tactical Team Trainer), Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibious Operation Plan Role).

76 57 Penjelasan dari 3 produk tersebut, adalah: 1. TTT (Tactical Team Trainer), adalah sistem yang berbasis simulasi komprehensif yang memfasilitasi latihan operasi angkatan laut. 2. Naval RPG (Role Playing Games), adalah suatu sistem role playing games interaktif berbasis komputer yang memberikan fasilitas latihan taktis bagi personil TNI-AL dalam mengambil keputusan pada dinamika situasi yang terjadi dimedan tempur. 3. Amphibious Operation Plan Role (AOPR), adalah alat simulator untuk operasi amphibi. Peralatan ini dibuat untuk menggantikan produk lama yang aslinya menggunakan simulasi dengan maket dan kapal-kapal kecil dilantai yang digerakkan secara manual. Sedangkan pada alat simulasi AOPR ini sekarang semua sistem atau perangkat yang digerakkan serba terkomputerisasi.

77 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Perusahaan Data Integra Dinamika memiliki banyak produk alat simulasi untuk Angkatan Laut. Setiap produk alat simulasi dihitung harga pokok produksinya. Perhitungan harga pokok produksi oleh perusahaan Data Integra Dinamika dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya delivery dan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing system memerlukan komponen biaya produksi dan biaya nonproduksi yang menjadi dasar perhitungannya. Beberapa data yang penulis peroleh pada perusahaan Data Integra Dinamika dalam mendukung perhitungan harga pokok produksi untuk alat simulasi TTT (Tactical Team Trainer), Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibious Operation Plan Role) yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong, biaya delivery, biaya pemakaian listrik, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya sewa gedung. B. Perhitungan Harga Pokok Produksi oleh Perusahaan Data Integra Dinamika Perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan Data Integra Dinamika Surabaya adalah sebagai berikut: 58

78 59 1. Pemakaian Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi produk alat simulasi TNI Angkatan Laut terdiri dari beberapa bahan baku yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan produk. Bahan baku yang digunakan berupa sparepart yang berbentuk software dan hardware. Dari bahan baku tersebut, kemudian dirancang dan dirakit menjadi sebuah produk alat simulasi. Perhitungan pemakaian bahan baku untuk memproduksi alat simulasi TTT (Tactical Team Trainer), Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibious Operation Plan Role) disajikan dalam tabel 5.1 : Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan Nama Produk TTT (Tactical Team Trainer) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Order rangka console (metaplas/dempo) Map and Data Display : DELL P2214H VOIP Display: 8 inch touch screen monitor Clock Display: LG 16M37A-B Console Workstation : Console Machine Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS B85M-G Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 210 1GB DDR3 Power supply corsair 600 CX Jumlah

79 60 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk TTT (Tactical Team Trainer) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan VOIP Workstation : Foxconn Nano PC NT- IBT18 USB Sound Card : Enermax Dream Bass Genie Sound Card Headsets: Sennheiser PC 330 UPS Console : APC Smart-UPS SMC 1000 UPS Rack Hub : APC Smart UPS SC 620 UPS Server : APC Smart SMC 1500i KVM Switch : OXCA KLB108A/GM2 VOIP Server dan Recording Server : Dell Poweredge R430 Game Server dan Database Server: Dell Poweredge R730 TRACKBALL KENSINGTON EXPERT MOUSE Printer: HP Color Laserjet CP1025 Keyboard: Micropack km220w Rack Server : ABBA Closed Rack 42U Depth 1066 CCTV Camera: CCTV Infinity H-23 CCTV Remote Display: LG 32LF550A CCTV - DVR Unit : Hikvision DS-7332 HWI-SW Instruktur Speaker: SonicGear 2 GOi500 Ceiling Speaker: PC- 1867F Ceiling Mount Speaker Jumlah

80 61 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk TTT (Tactical Team Trainer) Naval RPG (Role Playing Games) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Amplifier : ZA-2060 Mixer Power Amplifier (CE Version) Microphone: TOA EC 100M Chime Microphone LCD Projector: Infocus IN228 Order rangka console (metaplas/dempo) Touchscreen Panel (Pelaku): Lenovo Ideacentre Flex 20 Monitor Tactical touchscreen Display (Pelaku): NEC 46 inch V463 TM NOPR Tactical dan Tote Display (Instruktur): Dell P2214H Communication Display Panel (Pelaku): HP Stream 8 Communication Display (Instruktur): 8 inch Touchscreen Monitor CCTV Display: Lenovo 18.5 inch Display Workstation (Pelaku) : Console Machine Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS B85M-G Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 210 1GB DDR3 Jumlah Total

81 62 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk Naval RPG (Role Playing Games) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Power supply corsair 600 CX User workstation (Pelaku): Intel NUC 157RYH Communication PC (Instruktur) : Foxconn Nano PC NT-IBT18 Headsets: Sennheiser PC 330 UPS Console (Pelaku dan Instruktur): APC Smart-UPS SMC 2000 UPS Server : APC Smart-UPS C 2000VA Jumlah KVM Switch: ATEN 4 port PS/2-USB LCD KVM Switch: ATEN CL5708 Game Server: DELL Poweredge R420 Server 3D: Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS H97 Plus Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 730 Power supply corsair 600 CX Server VOIP : lenovo Thinkcentre E73 TRACKBALL KENSINGTON EXPERT MOUSE Printer A4(Pelaku) : HP Laserjet Pro CP1025 Printer A3(Instruktur): HP Color Laserjet CP

82 63 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk Naval RPG (Role Playing Games) AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Keyboard (Pelaku): Lenovo SK 8861 Keyboard (Instruktur): Micropack km220w Rack Server : APC Netshelter SX 42U Network Cable Rack: ABBA Wallmount Switch Rack 8U CCTV Camera: CCTV Infinity H-23 DVR CCTV Server : Infinity DV-3108 V5 Speaker (instruktur): Sonicgear 2GOi500 Wifi Access Point (Pelaku): TP-Link TL- WA5110G Wifi Access Point (Server): CISCO WAP121 LCD Projector (Instruktur): EB 1970W LCD Projector 3D Viewer : EB 1945W Jumlah Total Order rangka console (metaplas/dempo) AOPR Tactical Display (Operator dan Instruktur): Dell P2214H AOPR Tote Display (Operator dan Instruktur): Dell P2214H Touchscreen Panel (Wasdal): Lenovo Ideacentre Flex 20 Monitor Tactical touchscreen Display (Wasdal): NEC 46 inch V463 TM

83 64 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Communication Display (Operator dan Instruktur): 8 inch Touchscreen Monitor Communication Display Panel (Wasdal): HP Stream 8 AOPR Workstation (Operator dan Instruktur) Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS B85M-G Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 2GB DDR3 Power supply corsair 600 CX Display Workstation (Wasdal) Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS B85M-G Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 2GB DDR3 Power supply corsair 600 CX User Workstation (Wasdal): Intel NUC 517RYH Communication PC (Operator dan Instruktur) : Foxconn Nano PC NT-IBT18 Communication Workstation (Wasdal): Intel NUC 517RYH Jumlah

84 65 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan USB Sound Card: Enermax Dream Bass Genie Sound card Headsets: Sennheiser PC 330 UPS (Operator dan Instruktur) : APC Smart-UPS SMC 1000 UPS (Wasdal): APC Smart-UPS SMC 2000 UPS Server: APC Smart-UPS C 1500VA LCD Hub 8 port: CISCO SG90D-08 8 Port Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG LCD KVM Switch : ATEN CL5708 Game and Database Server : Power Edge R730 Communication Server: Power Edge R730 Server 3D: Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS H97 Plus Memory Corsair DDR3 2x 4GB Hard drive WD 500 GB VGA Card ASUS Geforce 730 Power supply corsair 600 CX Server 2D: Intel core i LGA 1150 Motherboard ASUS B85M-G Memory Corsair DDR3 2x 4GB Jumlah

85 66 Tabel 5.1 Biaya Pemakaian Bahan Baku TTT, Naval RPG dan AOPR oleh Perusahaan (lanjutan) Nama Produk AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Biaya Bahan Baku Bahan Baku = Kuantitas x Harga Keterangan Kuantitas Harga Per-Satuan Hard drive WD 500 GB Jumlah VGA Card ASUS Geforce GB DDR3 Power supply corsair CX Trackball Kensington Expert Mouse Printer A3 (Wasdal) : HP Color Laserjet CP5225 Printer A4 (Wasdal) : HP Laserjet Pro CP1025 Keyboard (Operator dan Instruktur) : Micropack KM220W Keyboard (Wasdal) : Lenovo SK8861 Rack Server Network Cable Rack: ABBA Wallmount Switch Rack 8U Speaker Instruktur : Sonicgear 2GOi500 Wifi Access Point (Wasdal): TP-Link TL- WA5110G Wifi Access Point (Server): CISCO WAP121 LCD Projector (Instruktur): EB 1970W Projector Screen LCD Projector 3D Viewer : EB 1945W Total

86 67 2. Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung yang dikonsumsi oleh perusahaan Data Integra Dinamika meliputi perakitan console, managerial, pengerjaan dan instalasi software 2D, pengerjaan dan instalasi software 3D, konsultan, perakitan jaringan dan instalasi console onsite dan desainer. Biaya tenaga kerja langsung pada perusahaan Data Integra Dinamika merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar gaji tenaga kerja yang berkontribusi langsung saat perakitan alat simulasi dibuat. Penjelasan dari biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: a. Perakitan Console Biaya perakitan console yang dikeluarkan oleh perusahaan Data Integra Dinamika, merupakan biaya untuk merakit produk dengan mengisi sistem sesuai dengan kegunaan TTT, Naval RPG dan AOPR. b. Pengerjaan dan Instalasi Software 2D Biaya pengerjaan dan instalasi software 2D adalah biaya yang dikeluarkan saat perangkat lunak 2 dimensi dibangun dan dipasang pada console. Biaya ini meliputi biaya jasa rutin pekerja/programmer, biaya perjalanan dinas, biaya material instalasi, dan biaya pendukung pengerjaan. c. Pengerjaan dan Instalasi Software 3D Biaya pengerjaan dan instalasi software 3D adalah biaya yang dikeluarkan saat perangkat lunak 3 dimensi dikerjakan sebagai gabungan dengan perangkat lunak 2 dimensi. Biaya ini meliputi pembelian lisensi engine 3D,

87 68 biaya rutin jasa programmer, biaya instalasi ke console, biaya perjalanan dinas, dan biaya pendukung pekerjaan. d. Perakitan jaringan dan instalasi console onsite Biaya perakitan console adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk merakit produk dengan mengisi sistem sesuai dengan kegunaan produk. Sedangkan instalasi console insite adalah penginstalan sistem pada produk yang diimplementasikan langsung ditempat klien. e. Desainer Biaya desainer adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan pada saat mendesain alat simulasi TNI Angkatan Laut. Desain proyek alat simulasi TNI Angkatan Laut dilakukan pada saat proses produksi. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung secara rinci oleh perusahaan Data Integra Dinamika dapat dilihat pada lampiran bagian C (hal 99). Pemakaian biaya tenaga kerja langsung yang digunakan perusahaan untuk memproduksi alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR disajikan dalam tabel 5.2 : Tabel 5.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Perusahaan No Keterangan TTT Naval RPG AOPR 1. Perakitan console Pengerjaan dan instalasi software 2D 3. Pengerjaan dan instalasi software 3D _ 4. Perakitan jaringan dan instalasi console onsite 5. Desainer Total

88 69 3. Biaya Overhead Pabrik Perusahaan Perusahaan Data Integra Dinamika mengeluarkan biaya overhead pabrik untuk masing-masing alat simulasi. Biaya overhead yang dikonsumsi oleh perusahaan yaitu biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya pembuatan buku manual, biaya cetak penjilidan manual, biaya packing dan transportasi console, biaya penerimaan barang, biaya training pengguna, biaya tas & souvenir training, biaya pembuatan poster akrilik, biaya pemasangan poster akrilik, biaya kursi operator, biaya pemakaian energi, biaya sewa gedung, dan biaya penelitian & pengembangan produk. Penjelasan dan rincian biaya overhead pabrik pada perusahaan Data Integra Dinamika dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. a. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Perusahaan Data Integra Dinamika memiliki biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk menggaji tenaga kerja yang tidak langsung ikut dalam proses produksi dan perancangan alat simulasi. Terdapat tiga biaya tidak langsung yang ada di perusahaan Data Integra Dinamika, yaitu: 1) Biaya Manajerial Biaya manajerial adalah biaya yang diperlukan untuk kebutuhan manajerial, seperti pengaturan jadwal, pengawasan dan koordinasi tim, koordinasi pengaturan pekerjaan, dan koordinasi dengan klien. Biaya ini dikeluarkan untuk pengeluaran jasa managerial, biaya

89 70 transportasi, biaya perjalanan dinas, biaya komunikasi, dan biaya bahan material yang mendukung manajerial. 2) Biaya Supervisor Biaya supervisor dikeluarkan oleh perusahaan Data Integra Dinamika untuk membiayai para supervisor yang terlibat langsung dalam pengerjaan perakitan dan implementasi alat simulasi TNI Angkatan Laut. Tugas dari supervisor ini adalah pengawas produksi dan konsultan internal perusahaan. 3) Biaya Konsultan Biaya konsultan merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk konsultan eksternal. Konsultan eksternal yang dimaksud adalah dari TNI Angkatan Laut. Setiap proyek alat simulasi ditangani oleh tiga konsultan. Pada saat proses perancangan dan perakitan produk, konsultan bertugas mengawasi kegiatan produksi. Biaya konsultan diberikan oleh perusahaan setiap bulannya, meskipun konsultan hanya beberapa kali datang untuk mengawasi kegiatan produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung untuk produk TTT (Tactical Team Trainer), Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibious Operation Plan Role) tahun 2015, disajikan pada tabel 5.3: Tabel 5.3 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Perusahaan pada Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung TTT Naval RPG AOPR Biaya Manajerial Biaya Supervisor Biaya Konsultan Total

90 71 b. Biaya Bahan Penolong Perusahaan memiliki bahan penolong yang berbeda-beda untuk memproduksi satu alat simulasi TNI Angkatan Laut, sesuai dengan kebutuhan alat simulasinya masing-masing. Bahan penolong ini digunakan untuk mendukung perakitan dan pengimplementasian alat simulasi TNI Angkatan Laut. Penjelasan dari biaya bahan penolong dari masing-masing proyek adalah sebagai berikut: 1) Hub: Linksys LGS116 Hub: Linksys LGS116 adalah alat untuk manajemen koneksi dan terdapat kabel port yang dipakai untuk media kabel jaringan. Merek Linksys dengan tipe LGS116. 2) Hub 8 port: CISCO SG90D Hub 8 port: CISCO SG90D adalah alat untuk manajemen koneksi, terdapat 8 port yang dipakai untuk media kabel jaringan. Merek CISCO dengan tipe SG90D. 3) Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG adalah alat untuk manajemen koneksi, terdapat 26 port yang dapat dipasang kabel untuk media jaringan lokal sistem. 4) Kabel power Kabel power adalah kabel yang dipakai untuk menghubungkan console dengan listrik.

91 72 5) Peripheral pemasangan Peripheral pemasangan adalah alat-alat yang diperlukan untuk memasang seluruh komponen console, seperti baut, obeng, bor, lem dan lain-lain. 6) Kabel jaringan Kabel jaringan adalah kabel yang digunakan untuk aliran data pada sistem. Cara kerjanya yaitu dihubungkan dari hub kemudian ke server dan ke console untuk mengalirkan dan mengatur data yang tersambung. Penggunaan biaya bahan penolong untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR pada tahun 2015, disajikan dalam tabel 5.4: Tabel 5.4 Penggunaan Biaya Bahan Penolong Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Perusahaan No Nama produk Nama bahan penolong Jumlah biaya 1. TTT Hub: Linksys LGS Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG Kabel power Peripheral pemasangan Kabel jaringan Total Naval RPG Hub 8 port: CISCO SG90D Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG Kabel power Peripheral pemasangan Kabel jaringan Total AOPR Hub 8 port: CISCO SG90D Switch Hub 24/26 Port: CISCO SG Kabel power Peripheral pemasangan Kabel jaringan Total

92 73 c. Biaya Pembuatan Buku Manual Biaya pembuatan buku manual adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membuat buku manual sistem. Biaya dikeluarkan untuk biaya jasa rutin dokumentator, biaya peripheral untuk demonstrasi sistem dan biaya cetak master manual yaitu kertas dan printer. Rincian biaya pembuatan buku manual untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.5: Tabel 5.5 Biaya Pembuatan Buku Manual untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Pembuatan Buku Manual Total d. Biaya Cetak Penjilidan Manual Biaya cetak dan penjilidan manual adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk cetak dan jilid manual bila diperbanyak. Biaya yang dikeluarkan adalah jasa penggandaan manual dan penjilidan. Rincian biaya cetak penjilidan manual untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.6: Tabel 5.6 Biaya Cetak Penjilidan Manual untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Cetak Penjilidan Manual Total

93 74 e. Biaya Packing dan Transportasi Console Biaya packing dan transportasi console adalah biaya yang dikeluarkan saat pengiriman console yang biasanya melibatkan transportasi darat. Biaya yang dikeluarkan meliputi sewa kendaraan, pembuatan box package, biaya pekerja angkut, biaya pembuatan packing list, biaya pembuatan label dan barcode serta biaya konsumsi. Rincian biaya packing dan transportasi console untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.7: Tabel 5.7 Biaya Packing dan Transportasi Console untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Packing dan Transportasi Console Total f. Biaya Penerimaan Barang Biaya penerimaan barang adalah biaya yang dikeluarkan pada saat barang sampai di klien. Biaya ini meliputi biaya administrasi penerimaan barang, biaya pengangkutan barang dan biaya tak terduga selama menempatkan console. Rincian biaya penerimaan barang untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.8:

94 75 Tabel 5.8 Biaya Penerimaan Barang untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Penerimaan Barang Total g. Biaya Training Pengguna Alat Simulasi Biaya training pengguna alat simulasi adalah biaya yang diperlukan untuk pengadaan pelatihan sistem. Biayanya meliputi biaya konsumsi, biaya training kit, biaya pembuatan handbook, honor pengajar dan perjalanan dinas pengajar. Rincian biaya training pengguna untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.9: Tabel 5.9 Biaya Training Pengguna untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Training Pengguna Total h. Biaya Tas & Souvenir Training Biaya tas dan souvenir adalah biaya training kit untuk pelatihan. Biayanya meliputi pemesanan tas dan pemesanan souvenir sejumlah peserta pelatihan. Rincian biaya tas & souvenir training untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.10: Tabel 5.10 Biaya Tas & Souvenir Training untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Tas & Souvenir Training Total

95 76 i. Biaya Pembuatan Poster Akrilik Biaya pembuatan poster akrilik adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat poster yang akan dipasang pada area sistem dipasang. Biaya yang dikeluarkan adalah biaya pembuatan desain dan biaya pencetakan poster. Rincian biaya pembuatan poster akrilik untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.11: Tabel 5.11 Biaya Pembuatan Poster Akrilik untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Pembuatan Poster Akrilik Total j. Biaya Pemasangan Poster Akrilik Biaya pemasangan poster akrilik adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasang poster sistem. Biaya yang dikeluarkan adalah pembelian bahan akrilik, biaya pemasangan dan alat-alat pemasangan poster permanen. Rincian biaya pemasangan poster akrilik untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.12: Tabel 5.12 Biaya Pemasangan Poster Akrilik untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Pemasangan Poster Akrilik Total

96 77 k. Biaya Kursi Operator Biaya kursi operator adalah biaya untuk pembelian kursi operator sesuai jumlah console yang ada dan disesuaikan dengan peran console tersebut. Rincian biaya kursi operator untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.13: Tabel 5.13 Biaya Kursi Operator untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Kursi Operator Total l. Biaya Pemakaian Energi Perusahaan Data Integra Dinamika mengeluarkan biaya listrik dalam pengerjaan dan perancangan produk. Biaya listrik merupakan biaya yang digunakan untuk membayar biaya pemakaian listrik perusahaan yang digunakan dalam jangka waktu satu tahun. Listrik digunakan sebagai penerangan maupun proses produksi. Dasar pembebanan biaya listrik adalah jumlah KWH. Rincian biaya pemakaian energi untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.14: Tabel 5.14 Biaya Pemakaian Energi untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Pemakaian Energi Total m. Biaya Sewa Gedung Biaya sewa gedung adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Data Integra Dinamika untuk membayar sewa gedung. Biaya sewa gedung

97 78 dibayarkan selama satu tahun. Gedung tersebut digunakan untuk kegiatan perusahaan, yaitu bagian produksi (perakitan), kegiatan non-produksi dan sebagai show room. Rincian sewa gedung untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.15: Tabel 5.15 Biaya Sewa Gedung Perusahaan untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Sewa Gedung Total n. Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk Dalam merakit suatu alat simulasi, perusahaan Data Integra Dinamika setiap tahunnya mengadakan penelitian dan pengembangan produk. Hal itu dilakukan karena setiap tahunnya klien selalu ada permintaan alat simulasi yang kegunaannya berbeda dan kebutuhan yang diperlukan bertambah. Maka dari itu perusahaan mengeluarkan biaya penelitian dan pengembangan produk. Penelitian dan pengembangan produk ini dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui kekurangan dari produk sebelumnya dan kebutuhan dari klien, terutama kebutuhan TNI Angkatan Laut. Setelah mengetahui kebutuhan dari TNI Angkatan Laut, maka perusahaan bisa mengembangkan produk yang dibuat dan memperbaiki kekurangan produk yang digunakan sebelummya. Pemakaian biaya penelitian dan pengembangan produk untuk alat simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR pada tahun 2015, disajikan dalam tabel 5.16:

98 79 Tabel 5.16 Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR Keterangan TTT Naval RPG AOPR Biaya Penelitian dan Pengembangan Produk Total Rincian biaya overhead pabrik pada perusahaan Data Integra Dinamika, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5.17 Biaya Overhead Pabrik Perusahaan Data Integra Dinamika tahun 2015 Biaya Overhead Pabrik TTT Naval RPG AOPR Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Pembuatan Buku Manual Biaya Cetak Penjilidan Manual Biaya Packing dan Transportasi Console Biaya Penerimaan Barang Biaya Training Pengguna Biaya Tas & Souvenir Training Biaya Pembuatan Poster Akrilik Biaya Pemasangan Poster Akrilik Biaya Kursi Operator Biaya Pemakaian Energi Biaya Sewa Gedung Biaya Penelitian & Pengembangan Produk Total

99 80 Berdasarkan data biaya pada perusahaan Data Integra Dinamika, maka dari itu penulis memaparkan perhitungan harga pokok produksi dengan memasukkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Perhitungan harga pokok produksi untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR menurut perusahaan dapat dilihat pada tabel 5.18: Tabel 5.18 Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR tahun 2015 Jenis Biaya TTT Naval RPG AOPR Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Jumlah Hasil produksi HPP per produk C. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Activity-Based Costing System 1. Biaya Bahan Baku Perhitungan biaya bahan baku alat simulasi TTT (Tactical Team Trainer), Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibious Operation Plan Role), dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.19 Biaya Pemakaian Bahan Baku pada Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR No. Produk Alat Simulasi Total Biaya Bahan Baku 1. TTT ( Tactical Team Trainer) Naval RPG (Role Playing Games) AOPR (Amphibious Operation Plan Role)

100 81 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Perhitungan biaya tenaga kerja langsung menggunakan activity-based costing system sama dengan perhitungan perusahaan. Maka dari itu, perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang rinci dapat dilihat pada lampiran bagian C. Penggunaan biaya tenaga kerja langsung untuk alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.20: Tabel 5.20 Biaya Tenaga Kerja Langsung untuk Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR No Keterangan TTT Naval RPG AOPR 1. Perakitan console Pengerjaan dan instalasi software 2D 3. Pengerjaan dan instalasi software 3D 4. Perakitan jaringan dan instalasi console onsite 5. Desainer Total Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Perhitungan biaya overhead sangat penting dalam metode activity-based costing system. Biaya overhead ini sangat berpengaruh dalam perhitungan harga pokok produksi. Berikut ini merupakan perhitungan biaya overhead pabrik menurut activity-based costing system :

101 82 a. Tahap Pertama Tahap pertama dalam menentukan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas, yaitu menelusuri biaya dari sumber daya ke aktivitas yang dikonsumsi oleh perusahaan. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas kedalam empat level aktivitas (level activities). Identifikasi aktivitas dilakukan dengan menentukan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya pada alat simulasi. Aktivitas-aktivitas produksi alat simulasi yang dilakukan oleh perusahaan Data Integra Dinamika dapat dilihat pada tabel 5.21: Tabel 5.21 Daftar Aktivitas No. Aktivitas 1. Persiapan Desain Console 2. Persiapan Pengerjaan Hardware 3. Pemasangan Hardware Lengkap 4. Produksi Console 5. Persiapan dan Pengerjaan Modul Software 6. Instalasi Software ke Console 7. Inspeksi di Workshop 8. Persiapan Dokumen Delivery 9. Pengiriman Unit 10. Instalasi Onsite 11. Pelatihan Pengguna 12. Maintenance Produk Tabel 5.22 Penggolongan Biaya ke dalam Berbagai Aktivitas pada Perusahaan Data Integra Dinamika No Aktivitas Level Aktivitas 1. Persiapan Desain Console Level Unit 2. Persiapan Pengerjaan Hardware Level Unit 3. Pemasangan Hardware Lengkap Level Unit 4. Produksi Console Level Unit

102 83 Tabel 5.22 Penggolongan Biaya ke dalam Berbagai Aktivitas pada Perusahaan Data Integra Dinamika (Lanjutan) No. Aktivitas Level Aktivitas 5. Persiapan dan Pengerjaan Modul Software Level Unit 6. Instalasi Software ke Console Level Unit 7. Inspeksi di Workshop Level Unit 8. Persiapan Dokumen Delivery Level Unit 9. Pengiriman Unit Level Unit 10. Instalasi Onsite Level Unit 11. Pelatihan Pengguna Level Produk 12. Maintenance Produk Level Produk 2) Pengidentifikasian Cost Driver Setelah melakukan tahap awal dengan mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas sesuai dengan kategori level aktivitas masingmasing, maka langkah selanjutnya adalah pengidentifikasian cost driver dari setiap aktivitas. a) Aktivitas persiapan desain console meliputi aktivitas yang melakukan persiapan rancangan console dan desain console spesifik. Maka yang dapat dijadikan cost drivernya adalah jam tenaga kerja langsung. b) Aktivitas persiapan pengerjaan hardware meliputi aktivitas persiapan perancangan komponen yang harus dirakit dan disesuaikan dengan desain console yang ada oleh tim hardware. Cost driver yang sesuai untuk aktivitas tersebut yaitu jam tenaga kerja langsung. c) Aktivitas pemasangan hardware lengkap meliputi aktivitas pemasangan console, perakitan, dan modifikasi hardware. Maka yang dapat dijadikan cost driver yaitu jam tenaga kerja langsung. d) Aktivitas produksi console meliputi aktivitas pemesanan rangka console kepabrik pembuatan rangka sesuai dengan desain rangka console dan

103 84 kustomisasi body pada rangka. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas tersebut adalah jam tenaga kerja langsung. e) Aktivitas persiapan dan pengerjaan modul software meliputi aktivitas pengembangan fitur software yang akan dipasang sesuai dengan modul yang ada pada spesifikasi. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas tersebut adalah jam tenaga kerja langsung. f) Aktivitas instalasi software ke console meliputi aktivitas instalasi software yang dipasang satu persatu ke console. Maka yang dapat dijadikan cost driver adalah jam tenaga kerja langsung. g) Aktivitas inspeksi di workshop meliputi aktivitas pemeriksaan keseluruh console, kemudian dicek apakah seluruh komponen sudah terpasang dan software juga sudah terpasang. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas tersebut adalah jam inspeksi. h) Aktivitas persiapan dokumen delivery merupakan aktivitas persiapan perusahaan sebelum delivery yaitu menyiapkan surat-surat pengiriman seperti daftar peripheral, surat jalan dan pemasangan bar code. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas ini yaitu jam persiapan. i) Aktivitas pengiriman unit merupakan aktivitas pengiriman unit ke klien. Saat barang sudah sampai ke klien, koordinasi peletakan console akan dilakukan bersama tim. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas tersebut yaitu jumlah unit. j) Aktivitas instalasi onsite merupakan aktivitas yang dilakukan pada klien berupa instalasi untuk integrasi masing-masing console supaya

104 85 dapat berjalan. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas ini yaitu jam tenaga kerja langsung. k) Aktivitas pelatihan pengguna merupakan kegiatan aktivitas yang di lakukan oleh tim dari perusahaan untuk para user dan admin pengguna alat simulasi TNI Angkatan Laut. Maka cost driver yang sesuai dengan aktivitas ini adalah jumlah user. l) Aktivitas maintenance produk merupakan tindakan pemeliharaan produk apabila ada kerusakan atau keperluan pendampingan maka pihak perusahaan akan berkoordinasi dengan klien. Cost driver yang sesuai dengan aktivitas ini yaitu jumlah kali maintenance. Setelah mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas, maka langkah selanjutnya yaitu mengelompokkan aktivitas-aktivitas beserta cost drivernya. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada tabel 5.23: Tabel 5.23 Penentuan Cost Driver No Aktivitas Level Cost Driver Aktivitas 1. Persiapan Desain Console Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 2. Persiapan Pengerjaan Hardware Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 3. Pemasangan Hardware Lengkap Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 4. Produksi Console Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 5. Persiapan dan Pengerjaan Modul Software Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung

105 86 Tabel 5.23 Penentuan Cost Driver (Lanjutan) No Aktivitas Level Cost Driver Aktivitas 6. Instalasi Software ke Console Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 7. Inspeksi di Workshop Level Unit Jam Inspeksi 8. Persiapan Dokumen Delivery Level Unit Jam Persiapan 9. Pengiriman Unit Level Unit Jumlah Unit 10. Instalasi Onsite Level Unit Jam Tenaga Kerja Langsung 11. Pelatihan Pengguna Level Produk Jumlah User 12. Maintenance Produk Level Produk Jumlah Kali Maintenance Sumber: Data diolah 3) Sebelum mengelompokkan biaya yang homogen, dilakukan pengalokasian biaya pada masing-masing aktivitas yang terjadi pada perusahaan Data Integra Dinamika dan pengalokasian biaya tersebut dapat dilihat pada lampiran bagian D (Halaman 100). Langkah berikutnya adalah menentukan kelompok-kelompok aktivitas yang homogen. Kelompok biaya homogen (homogeneous cost pool) adalah sekumpulan biaya overhead yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh cost driver tunggal. Jadi, agar dapat dimasukkan kedalam suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver. Setelah menentukan cost driver yang ada di perusahaan, maka dapat ditentukan kelompok-kelompok biaya yang homogen. Pembentukan kelompok biaya-biaya yang homogen dimaksudkan mempersempit pembentukan cost pool yang banyak pada

106 87 aktivitas. Perhitungan biaya per aktivitas cost pool I yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.24: Tabel 5.24 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool I Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Persiapan Desain Jam Tenaga Kerja Console Langsung Persiapan Pengerjaan Jam Tenaga Kerja Hardware Langsung Pemasangan Jam Tenaga Kerja Hardware Lengkap Langsung Produksi Console Jam Tenaga Kerja Langsung Persiapan dan Jam Tenaga Kerja Pengerjaan Modul Software Langsung Instalasi Software ke Jam Tenaga Kerja Console Langsung Instalasi Onsite Jam Tenaga Kerja Langsung Total Sumber : Data diolah Perhitungan biaya per aktivitas cost pool II yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.25: Tabel 5.25 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool II Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Inspeksi di Workshop Jam Inspeksi Total Sumber: Data diolah Perhitungan biaya per aktivitas cost pool III yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.26: Tabel 5.26 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool III Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Persiapan Dokumen Jam Persiapan Delivery Total Sumber: Data diolah

107 88 Perhitungan biaya per aktivitas cost pool IV yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.27: Tabel 5.27 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool IV Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Pengiriman Unit Jumlah Unit Total Sumber: Data diolah Perhitungan biaya per aktivitas cost pool V yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.28: Tabel 5.28 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool V Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Pelatihan Pengguna Jumlah User Total Sumber: Data diolah Perhitungan biaya per aktivitas cost pool VI yang telah dikelompokkan dapat dilihat pada tabel 5.29: Tabel 5.29 Rincian Biaya Per Aktivitas Cost Pool VI Jenis Aktivitas Cost Driver Biaya Maintenance Produk Jumlah Kali Maintenance Total Sumber: Data diolah Tabel 5.30 Rincian Cost Driver pada Perusahaan Data Integra Dinamika No. Cost Driver TTT Naval AOPR Jumlah RPG 1. Jam Tenaga Kerja jam Langsung 2. Jam Inspeksi jam 3. Jam Persiapan jam 4. Jumlah Unit unit 5. Jumlah User user 6. Jumlah Kali Maintenance kali maintenance

108 89 4) Langkah selanjutnya yaitu menentukan tarif kelompok (pool rate). Tarif kelompok (pool rate) adalah tarif biaya overhead per unit cost driver yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukur aktivitas kelompok tertentu. Perhitungan tarif kelompok (pool rate) dapat dirumuskan sebagai berikut: Tabel 5.31 Tarif BOP Per Kelompok Aktivitas Cost Pool Tarif Cost Pool (a) Cost Driver (b) Tarif (a):(b) Cost Pool I ,67 Cost Pool II ,37 Cost Pool III ,89 Cost Pool IV ,51 Cost Pool V ,50 Cost Pool VI Sumber: Data diolah b. Tahap Kedua Tahap kedua dalam menentukan harga pokok produksi berdasarkan activity based costing system adalah biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Jadi, overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok Unit Cost Driver yang digunakan Perhitungan biaya overhead yang dibebankan untuk TTT, Naval RPG dan AOPR dapat dilihat pada tabel 5.32, tabel 5.33 dan tabel 5.34:

109 90 Tabel 5.32 Biaya Overhead yang Dibebankan Produk TTT (Tactical Team Trainer) Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah Cost Pool I ,60 Cost Pool II ,33 Cost Pool III ,10 Cost Pool IV ,07 Cost Pool V Cost Pool VI Total Biaya TTT (Tactical Team Trainer) ,10 Sumber: Data diolah Tabel 5.33 Biaya Overhead yang Dibebankan Produk Naval RPG (Role Playing Games) Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah Cost Pool I Cost Pool II ,07 Cost Pool III ,15 Cost Pool IV ,77 Cost Pool V ,50 Cost Pool VI Total Biaya Naval RPG (Role Playing Games) ,49 Sumber:Data diolah Tabel 5.34 Biaya Overhead yang Dibebankan Produk AOPR (Amphibious Operation Plan Role) Cost Pool Tarif Cost Pool Cost Driver Jumlah Cost Pool I ,60 Cost Pool II ,66 Cost Pool III ,25 Cost Pool IV ,87 Cost Pool V ,50 Cost Pool VI Total Biaya AOPR (Amphibious Operation Plan Role) ,88 Sumber: Data diolah

110 91 Setelah melakukan perhitungan biaya overhead yang dibebankan, maka tahap selanjutnya adalah menghitung harga pokok produksi. Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing system pada perusahaan Data Integra Dinamika dapat dilihat pada tabel 5.35: Tabel 5.35 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Activity-Based Costing System pada Perusahaan Data Integra Dinamika 2015 Keterangan TTT Naval RPG AOPR BBB BTKL BOP HPP Unit produk HPP per Produk (Pembulatan) (Pembulatan) Sumber: Data diolah Setelah dilakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan activity-based costing system, terdapat perbedaan harga pokok produksi untuk ketiga alat simulasi. Berikut ini merupakan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung menurut perhitungan perusahaan dan menurut perhitungan activitybased costing system. Tabel 5.36 Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Perusahaan dan ABC System Nama Produk Perhitungan Perusahaan Perhitungan ABC System BBB BTKL BBB BTKL TTT Naval RPG AOPR Sumber: Data diolah Biaya overhead pabrik menurut perhitungan perusahaan dan menurut perhitungan activity-based costing system disajikan dalam tabel 5.37:

111 92 Tabel 5.37 Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan dan ABC System Nama Produk BOP Perusahaan BOP ABC System TTT Naval RPG AOPR Sumber: Data diolah Setelah mengetahui komponen-komponen biaya untuk perhitungan harga pokok produksi pada masing-masing metode. Maka perbedaan harga pokok produksi untuk ketiga alat simulasi dan selisih perhitungan harga pokok produksi perusahaan dan berdasarkan ABC System dapat disajikan dalam tabel 5.38: Tabel 5.38 Selisih Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan dan Harga Pokok Produksi Berdasarkan ABC System Nama Produk HPP Perusahaan HPP menurut ABC System Selisih Persentase (%) TTT ,51 Naval RPG ( ) -3,41 AOPR ( ) -1,59 Total Sumber: Data diolah Selisih perhitungan harga pokok produksi apabila dibandingkan dengan perhitungan activity-based costing system, terlihat tidak berpengaruh besar. Dari perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan activity-based costing system untuk alat simulasi jenis TTT (Tactical Team Trainer) sebesar Rp untuk alat simulasi jenis Naval RPG (Role Playing Games) sebesar Rp dan untuk alat simulasi jenis AOPR (Amphibious Operation Plan Role) sebesar Rp Dari hasil tersebut juga dapat dilihat perbandingan antara metode yang digunakan oleh perusahaan dengan

112 93 penerapan metode activity-based costing system. Untuk perhitungan activity based costing system pada jenis alat simulasi TTT (Tactical Team Trainer) memberikan hasil perhitungan harga pokok produksi yang lebih rendah (understate) dibandingkan dengan harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan yaitu dengan selisih harga sebesar Rp Sedangkan untuk alat simulasi jenis Naval RPG (Role Playing Games) dan AOPR (Amphibiouss Operation Plan Role) perhitungan harga pokok produksi dengan metode activity-based costing menghasilkan perhitungan yang lebih tinggi (overstate) dibandingkan dengan harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan yaitu dengan selisih harga sebesar Rp untuk alat simulasi jenis Naval RPG (Role Playing Games) dan Rp untuk alat simulasi jenis AOPR (Amphibious Operation Plan Role). Perhitungan harga pokok produksi pada perusahaan Data Integra Dinamika terlihat berbeda dengan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan activitybased costing system. Untuk melihat lebih jelas perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi perusahaan dan activity-based costing system, penulis melakukan perbandingan perhitungan harga pokok produksi yang disajikan pada tabel 5.39:

113 Tabel 5.39 Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi No Perusahaan Kajian Teori Keterangan 1. Perhitungan biaya bahan baku: Perhitungan biaya bahan baku: Sama Biaya Bahan Baku = Kuantitas x Harga 2. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung: Biaya Tenaga Kerja Langsung = Hari Kerja x Tarif per Hari Kerja 3. Perhitungan Biaya Overhead Pabrik: Perusahaan Data Integra Dinamika melampirkan biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya pembuatan buku manual, biaya cetak penjilidan manual, biaya packing dan transportasi console, biaya penerimaan barang, biaya training pengguna, biaya tas & souvenir training, biaya pembuatan poster akrilik, biaya pemasangan poster akrilik, biaya kursi operator, biaya pemakaian energi, biaya sewa gedung, dan biaya penelitian & pengembangan produk. Biaya Bahan Baku = Kuantitas x Harga Perhitungan biaya tenaga kerja langsung: Biaya Tenaga Kerja Langsung = Hari Kerja x Tarif per Hari Kerja Perhitungan Biaya Overhead Pabrik: Perhitungan biaya overhead pabrik berdasarkan activity-based costing system terdiri beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap Pertama a. Mengidentifikasi dan menggolongkan aktivitas kedalam empat level aktivitas, yaitu biaya aktivitas berlevel unit, biaya aktivitas berlevel batch, biaya aktivitas berlevel produk, biaya aktivitas berlevel fasilitas. b. Pengidentifikasian cost driver. c. Penentuan kelompok-kelompok aktivitas yang homogen. Sama Tidak Sama 94

114 95 d. Penentuan tarif kelompok (Pool Rate), dengan rumus: = BOP kelompok aktivitas tertentu Driver biayanya 2. Tahap Kedua Tahap kedua ini, biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak keberbagai jenis produk.biaya untuk setiap kelompok biaya overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya kesetiap produk dengan rumus: = Tarif kelompok x Unit cost driver yang digunakan 95

115 96 Setelah melakukan analisis dengan membandingkan antara perhitungan harga pokok produksi perusahaan dan harga pokok produksi berdasarkan activitybased costing system, dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan Data Integra Dinamika melakukan perhitungan harga pokok produksi untuk alat simulasi TNI Angkatan Laut yaitu TTT, Naval RPG dan AOPR belum sesuai dengan kajian teori. Terdapat perbedaan perhitungan perhitungan biaya overhead. Perhitungan tarif biaya overhead oleh perusahaan dihitung dengan memasukkan biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan penolong, biaya pembuatan buku manual, biaya cetak penjilidan manual, biaya packing dan transportasi console, biaya penerimaan barang, biaya training pengguna, biaya tas & souvenir training, biaya pembuatan poster akrilik, biaya pemasangan poster akrilik, biaya kursi operator, biaya pemakaian energi, biaya sewa gedung dan biaya penelitian & pengembangan produk pada masing-masing alat simulasi. Sedangkan perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan ABC System dilakukan dengan mengalokasikan biaya-biaya yang termasuk biaya overhead pabrik ke dalam aktivitas-aktivitas yang terjadi pada perusahaan Data Integra Dinamika. Perbedaan perhitungan biaya overhead tersebut menyebabkan biaya overhead yang dibebankan pada alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR berbeda. Perusahaan sebaiknya melakukan perhitungan alokasi biaya yang tepat pada aktivitas yang terjadi di perusahaan Data Integra Dinamika.

116 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan penulis dengan cara membandingkan perhitungan harga pokok produksi perusahaan dengan activity-based costing system dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok produksi alat simulasi TNI Angkatan Laut TTT, Naval RPG, dan AOPR yang dilakukan oleh perusahaan Data Integra Dinamika belum sesuai dengan metode activity-based costing system. Perhitungan activity-based costing system untuk produk TTT lebih kecil dibandingkan perhitungan perusahaan dengan selisih harga sebesar Rp , sedangkan perhitungan activity-based costing system untuk produk Naval RPG dan AOPR lebih besar dibandingkan perhitungan perusahaan dengan selisih harga sebesar Rp untuk produk Naval RPG dan Rp untuk produk AOPR. Terdapat perbedaan perhitungan pembebanan biaya overhead dalam menghitung harga pokok produksi alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR yang menyebabkan perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi untuk alat simulasi jenis TTT, Naval RPG, dan AOPR. Perbedaan hasil perhitungan harga pokok produksi juga terjadi karena perusahaan kurang mempertimbangkan perhitungan biaya yang termasuk biaya overhead untuk dialokasikan kedalam aktivitas-aktivitas yang terjadi pada perusahaan Data Integra Dinamika. 97

117 98 B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu beberapa data yang didapatkan oleh penulis berdasarkan hasil wawancara, sehingga data bisa bersifat subyektif dan beberapa data yang digunakan untuk menghitung harga pokok produksi merupakan data yang telah diolah perusahaan. C. Saran 1. Bagi Perusahaan Perusahaan sebaiknya menghitung pengalokasian biaya yang termasuk biaya overhead pabrik kedalam aktivitas-aktivitas perusahaan dalam memproduksi suatu alat simulasi, sehingga biaya overhead yang dibebankan pada produk tepat dan perhitungan harga pokok produksi juga mejadi lebih tepat serta perusahaan dapat mengetahui berapa persen biaya yang dikonsumsi tiap aktivitas-aktivitas perusahaan dalam produksi alat simulasi TNI Angkatan Laut. 2. Bagi Peneliti Bagi peneliti selanjutnya agar mendapatkan dokumen-dokumen yang lebih mendukung dalam perhitungan harga pokok produksi seperti biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong dan biaya overhead lainnya.

118 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Rineka Cipta, Jakarta. Asih, Anita Lisa Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Activity-Based Costing (ABC) pada Pabrik Roti Sam Jaya Purwodadi. Jurnal Analisis Manajemen. Universitas Negeri Semarang. Bustami, Bastian dan Nurlela Akuntansi Biaya: Kajian Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Carter, William K Akuntansi Biaya (Cost Accounting). Buku 1. Edisi 14. Salemba Empat. Jakarta. Carter, William K dan Milton F. Usry Akuntansi Biaya (Cost Accounting). Buku 2. Edisi 13. Salemba Empat. Jakarta Derbeck, Edrwad J. Van Pricipals of Cost Accounting. Edisi Kelimabelas. South-Western. Cengage Learning, USA. Dunia Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah Akuntansi Biaya. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Salemba Empat, Jakarta Erawati dan Lili Syafitri Analisis Harga Pokok Produksi sebagai Dasar Penentuan Harga Jual pada CV Harapan Inti Usaha Palembang. Jurnal. STIE MDP. Hansen, Don R dan Maryanne M.Mowen Management Accounting (Akuntansi Manajemen). Buku Satu. Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta Managerial Accounting (Akuntansi Manajerial). Buku Satu. Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta Horngren, Charles T. Srikant M. Datar dan George Foster Akuntansi Biaya dengan Penekanan Manajerial. Jilid 2, Edisi Keduabelas. Erlangga, Jakarta. 99

119 100 Maher, Michael W dan Edward B. Deakin Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Jilid Satu. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mardiasmo Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok Produksi. Andi Offset, Yogyakarta. Muhadjir, Noeng Metodologi Penelitian Kualitatif. Rakesarasin. Yogyakarta. Mulyadi Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. UPP- AMP YKPN, Yogyakarta Activity-Based Costing System. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Prabhaswara, Aditya dan Peti Savitri Dasar Penyusunan Project Proposal. Penerbit Andi, Yogyakarta Prawironegoro, Darsono dan Ari Purwanti Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta. Rainborn, Cecily A dan Michael R. Kinney Akuntansi Biaya: Dasar dan Perkembangan. Edisi Ketujuh, Buku Kedua. Salemba Empat, Jakarta- Selatan. Sugiyono Statistik untuk Pendidikan. Alfabeta. Bandung Supriyono Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan Globalisasi. Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta. Wijayanti, Ratna Penerapan Activity-Based Costing System untuk Menentukan Harga Pokok Produksi pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Secang. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

120 LAMPIRAN

121 A. Pertanyaan Wawancara 1. Gambaran Umum Perusahaan a. Sejarah Perusahaan b. Lokasi Perusahaan c. Visis dan Misi Perusahaan d. Struktur Organisasi Perusahaan e. Sistem Produksi dan Sistem Pemasaran Perusahaan 2. Lain-lain a. Apa yang dimaksud dengan console? b. Alat simulasi apa saja yang sering dipesan oleh TNI AL? c. Apakah perusahaan ada menghitung biaya pemeliharaan bangunan dan mesin? d. Berapa bulan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perakitan alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR? e. Jika kinerja pegawai bagus, apakah mendapatkan uang bonus? f. Berapa keuntungan yang diambil perusahan (dalam persen)? g. Apakah ada tunjangan asuransi yang diberikan kepada pegawai? h. Berapa ukuran luas gedung yang digunakan dalam berproduksi dan perakitan? i. Berapa harga sewa gedung per tahunnya? j. Apa saja aktivitas-aktivitas yang terjadi saat produksi dan perakitan alat simulasi? k. Ada berapa orang yang menjadi tenaga kerja tidak langsung? l. Berapa gaji untuk tenaga kerja tidak langsung? m. Mengapa biaya listrik tidak dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi, sedangkan listrik merupakan komponen penting dalam proses produksi dan perakitan? n. Jelaskan yang dimaksud dengan alat simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR. o. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk penelitian dan pengembangan alat simulasi? p. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga pokok produksi pada perusahaan?

122 B. Harga Jual Alat simulasi TTT, Naval RPG, dan AOPR Nama Alat Simulasi Harga Jual per Proyek TTT (Tactical Team Trainer) Rp ,00 Naval RPG (Role Playing Games) Rp ,00 AOPR (Amphibious Operation Plan Role Rp ,00 C. Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung No. Nama Produk Nama Bahan Penolong Staff Hari Kerja Tarif Per Hari Jumlah 1. TTT Perakitan console Managerial Pengerjaan dan instalasi software 2D Konsultan Perakitan jaringan dan instalasi console onsite Desainer Total Naval RPG Perakitan console Managerial Pengerjaan dan instalasi software 2D Pengerjaan dan instalasi software 3D Konsultan Perakitan jaringan dan instalasi console onsite Desainer Total AOPR Perakitan console Managerial Pengerjaan dan instalasi software 2D Pengerjaan dan instalasi software 3D Konsultan Perakitan jaringan dan instalasi console onsite Desainer Total

123 D. Konsumsi Biaya Overhead pada Masing-masing Aktivitas Pengalokasian Biaya Aktivitas Persiapan Desain Persiapan Pemasangan Hardware Produksi Console Console Pengerjaan Hardware Lengkap Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Pembuatan Buku Manual Biaya Cetak Penjilidan Manual Biaya Packing & Transportasi Console Biaya Penerimaan Barang Biaya Training Pengguna Biaya Tas & Souvenir Training Biaya Pembuatan Poster Akrilik Biaya Pemasangan Poster Akrilik Biaya Kursi Operator Biaya Pemakaian Energi Biaya Sewa Gedung Biaya Penelitian & Pengembangan Produk Jumlah

124 D. Konsumsi Biaya Overhead pada Masing-masing Aktivitas (Lanjutan) Pengalokasian Biaya Persiapan & Pengerjaan Modul Software Aktivitas Instalasi Software ke Inspeksi di Workshop Console Persiapan Dokumen Delivery Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Pembuatan Buku Manual Biaya Cetak Penjilidan Manual Biaya Packing & Transportasi Console Biaya Penerimaan Barang Biaya Training Pengguna Biaya Tas & Souvenir Training Biaya Pembuatan Poster Akrilik Biaya Pemasangan Poster Akrilik Biaya Kursi Operator Biaya Pemakaian Energi Biaya Sewa Gedung Biaya Penelitian & Pengembangan Produk Jumlah

125 D.Konsumsi Biaya Overhead pada Masing-masing Aktivitas (Lanjutan) Pengalokasian Biaya Aktivitas Pengiriman Unit Instalasi Onsite Pelatihan Pengguna Maintenance Produk Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Biaya Bahan Penolong Biaya Pembuatan Buku Manual Biaya Cetak Penjilidan Manual Biaya Packing & Transportasi Console Biaya Penerimaan Barang Biaya Training Pengguna Biaya Tas & Souvenir Training Biaya Pembuatan Poster Akrilik Biaya Pemasangan Poster Akrilik Biaya Kursi Operator Biaya Pemakaian Energi Biaya Sewa Gedung Biaya Penelitian & Pengembangan Produk Jumlah

126 107 E. Gambar Alat Simulasi TTT, Naval RPG dan AOPR 1. TTT (Tactical Team Trainer) 2. Naval RPG (Role Playing Games)

127 AOPR (Amphibious Operation Plan Role)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Biaya Menjalankan suatu usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus berkualitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan

Lebih terperinci

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi

Contoh PT kertasjaya memproduksi 2 macam produk. Contoh peraga 5.2 Perhitungan biaya satuan : produk tunggal. Biaya produksi PENENTUAN HARGA POKOK BERDASARKAN AKTIVITAS ( ACTIVITY BASED COSTING) Pendahuluan Keterbatasan penentuan harga pokok konvensional terletak pada pembebanan overhead. Dalam system biaya tradisional ada dua

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi di dalam BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam penerapan activity based costing, pemahaman konsep dan klasifikasi dari biaya sangat penting. Biaya-biaya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional

BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional BAB II PENENTUAN BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) BERDASARKAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) 2.1. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mengakibatkan perubahan pola persaingan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING. I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN ACTIVITY BASED COSTING I Putu Edy Arizona,SE.,M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR 2014 1 PENENTUAN HARGA POKOK PRODUK YANG AKURAT DENGAN

Lebih terperinci

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos

commit to user 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Klasifikasi Kos (Cost) dan Biaya (Expense) 1. Kos (Cost) a. Pengertian Kos Mulyadi (2003: 4) menjelaskan bahwa kos (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH 3.1 Biaya 3.1.1 Pengertian Biaya Biaya memiliki dua pengertian baik pengertian secara luas dan pengertian secara sempit. Dalam arti luas, biaya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. metode yang di teteapkan dalam perusahaan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Studi sebelumnya yang dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menerapkan metode Activity Based Costing dalam perhitungan di perusahan. Yang dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya Rayburn, L. G. yang diterjemahkan oleh Sugyarto (1999) menyatakan, Biaya mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk suatu produk,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT MATA DI SURABAYA Nurul Aini Fanny Dwi Septiana Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok dari suatu produk yang diproduksi, baik untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan 9 BAB II LANDASAN TEORI II.1. SISTEM AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL Persaingan global berpengaruh pada pola perilaku perusahaan-perusahaan dalam mengelola biaya produksi suatu produk. Teknologi yang bermunculan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Akuntansi Biaya 2.1.1. Pengertian Akuntasi Biaya Secara garis besar Akuntasi berarti pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian dari transaksi-transaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Biaya merupakan salah satu komponen yang sangat penting karena biaya sangat berpengaruh dalam mendukung kemajuan suatu perusahaan dalam melaksanakan aktifitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai

BAB II LANDASAN TEORI. dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sapi Perah Secara umum, sapi perah merupakan penghasil susu yang sangat dominan dibanding ternak perah lainnya. Menurut Kanisius (2008) dari berbagai bangsa sapi perah yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia bisnis menuju era pasar bebas, membuat perusahaan lebih berhati-hati dalam menetapkan kebijakan-kebijakan terutama dalam memasarkan produknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone

Risma Yurnita, Holly Deviarti. Universitas Bina Nusantara Jln. Kebon Jeruk Raya No. 20 Jakarta Barat Phone ANALISIS PERBANDINGAN METODE TRADISIONAL DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENGHITUNG HARGA POKOK PRODUKSI (STUDI KASUS PADA PT.PYRAMID MEGAH SAKTI DI MAKASSAR) Risma Yurnita, Holly Deviarti Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI

PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM UNTUK MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL SECANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian Akuntansi Manajemen Definisi akuntansi manajemen menurut Abdul Halim (2012:5) adalah suatu kegiatan yang menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk.

BAB II LANDASAN TEORI. industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya berasal dari Inggris dan diciptakan oleh para insinyur industi (industrial engineer) untuk tujuan penghitungan secara akurat kos produk. Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. II.1.1. Konsep Biaya Identifikasi Biaya Definisi biaya menurut Krismiaji (2002), Cost adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan suatu prakarsa bisnis yang didasarkan pada keyakinan bahwa dunia menjadi lebih homogen dan perbedaan-perbedaan diantara pasar nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka ini menjelaskan mengenai pengertian yang mendasari dari perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari buku ilmiah, laporan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 71 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Harga Pokok Produksi a. Pengertian Harga Pokok Produksi Beberapa akademisi menyebutkan pengertian Harga Pokok Produksi yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya 2.2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi sebagai salah satu ilmu terapan mempunyai dua tipe, yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Salah satu yang

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Dalam kegiatan perusahaan ada banyak keputusan yang harus diambil oleh manajemen untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dibutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan pengeluaran-pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk suatu proses produksi. Untuk mendefinisikan biaya secara jelas, penulis akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Sebelum mengurai lebih jauh tentang biaya overhead pabrik dan harga pokok penjualan, penulis ingin menjelaskan pengertian akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan hal yang paling penting bagi manajemen perusahaan sebagai basis data biaya untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAKSI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian biaya antara lain dikemukakan oleh Supriyono

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beberapa pengertian biaya antara lain dikemukakan oleh Supriyono BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Beberapa pengertian biaya antara lain dikemukakan oleh Supriyono (2002:253) menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber sumber ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan komponen terpenting dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi. Setiap perusahaan yang bertujuan mencari laba (profit oriented) ataupun tidak mencari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.PENGERTIAN BIAYA Biaya memiliki berbagai macam arti tergantung pada tingkat kegunaanya. Biaya diartikan sebagai nilai yang harus kita keluarkan untuk mendapatkan suatu barang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Harga Pokok Produk. rupa sehingga memungkinkan untuk : a. Penentuan harga pokok produk secara teliti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga Pokok Produk 1. Pengertian Harga Pokok Produk Tujuan akuntansi biaya adalah untuk menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ABC) : ALAT BANTU PEMBUAT KEPUTUSAN Gejala-gejala Sistem Biaya yang Telah Usang 1. Hasil penawaran yang sulit dijelaskan 2. Harga jual bervolume tinggi yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Akuntansi Biaya dan Pengertian Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Akuntansi Biaya Akuntansi dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu akuntansi keuangan (financial accounting) dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya. dan pengambilan keputusan yang lain. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya dan Konsep Biaya Menurut Mulyadi (2003) Akuntansi Biaya adalah sistem informasi yang menghasilkan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk membuat perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu manajemen

Lebih terperinci

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Penentuan tarif merupakan salah satu bagian dari tujuan akuntansi biaya yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen, oleh karena itu sebelum

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE ABC DI PT TMG. SURABAYA Anang Fachroji Teknik Industri-FTI-UPN Veteran Jawa Timur INTISARI Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menerapkan sistem Activity

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Pengertian biaya menurut Siregar dkk (2014:23) yaitu biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Biaya II.1.1 Pengertian Biaya Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Peneliti Terdahulu Hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya Overhead Pabrik terhadap Harga Jual Produk pada UKM di Wilayah Sukabumi yaitu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Activity-Based Costing Activity Based Costing merupakan metode yang menerapkan konsepkonsep akuntansi aktivitas untuk menghasilkan perhitungan harga pokok produk yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga pokok, karena dalam kegiatan operasi suatu perusahaan untuk menghasilkan produk harus mengeluarkan

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang

Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII di Jln. Sindang Sirna No.4 Bandung 40135 dan kerja praktik ini dilaksanakan pada bulan Juni- Juli tahun 2006. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2011:8) Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENELITIAN TERDAHULU Telah ada beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai penetapan harga pokok produk dengan metode biaya yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan pasar dan perdagangan internasional yang disebabkan oleh peningkatan perekonomian di seluruh dunia dan didorong oleh kemajuan teknologi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2007:18) yang dimaksud dengan harga pokok produksi adalah harga pokok produksi memperhitungkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Unsur - Unsur Biaya Produksi 1. Pengertian Biaya Produksi Sebelum membahas mengenai biaya produksi, terlebih dahulu dijelaskan pengertian dari biaya itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang membahas mengenai penentuan harga pokok produk. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Fungsi manajemen perusahaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Dalam menjalankan fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi merupakan bagian dari dua tipe akuntansi yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Informasi biaya dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok produksi, penentuan harga jual dan perencanaan laba perusahaan. Hal ini dikarenakan apabila perusahaan ingin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus mendapat perhatian dalam menentukan biaya produksi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi

Lebih terperinci

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING)

PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENENTUAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY-BASED COSTING) PENDAHULUAN Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi biaya memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya dalam arti sempit dapat diartikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Biaya Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Biaya Para ahli memberikan definisi biaya, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Mulyadi Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN

METODE HARGA POKOK PESANAN 1 METODE HARGA POKOK PESANAN Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Cost Method) adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara

Lebih terperinci