Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau"

Transkripsi

1 Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau 2014

2 DAFTAR ISI 1 Pendahuluan Dasar Pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E- Government Provinsi Riau Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E- Government Provinsi Riau Aspek Pemanfaatan Teknologi Informasi Inisiatif E-Government Sampai Saat Ini Strategi Pengembangan E-Government Strategi 1 - Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas Strategi 2 - Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara menyeluruh Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal Strategi 4 Meningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi Strategi 5 - Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat Strategi 6 - Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur Pedoman dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau Keseragaman dan Standarisasi Terpadu dan Menyeluruh Luwes dan Bersinergi Aman dan Handal Efektif dan Efisien Proporsional dan Mudah Digunakan Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia Survey dan Analisis Metoda Survey Kondisi Terkini dan Permasalahan-Permasalahan Halaman dari 298 halaman

3 2.2.1 Aplikasi E-Government yang Sudah Dibangun Kondisi Terkini Permasalahan-permasalahan Pendekatan Pengembangan yang akan Digunakan Pendekatan Sistem Pendekatan Atas-Turun Pendekatan Moduler Pendekatan Berkembang Metode Penerapan Sistem yang Diusulkan Metodologi Pengembangan yang akan Digunakan Studi Kelayakan Sistem Aspek Penilaian Analisa Kelayakan Perangkat Analisa Kelayakan Perangkat Lunak Analisa Kelayakan Perangkat Keras Sistem Jaringan Komunikasi Data Desain Jaringan Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skalabilitas Analisis Pembangunan Internet Service Provider Langkah Pelaksanaan Pengembangan/Implementasi E-Government Provinsi Riau Kerangka Arsitektur E-Government Lapisan Struktur Kerangka Arsitektur E-Government Pilar Pendukung Lapisan Arsitektur E-Government Kerangka Pelaksanaan Kebijakan Dan Strategi Pengembangan E- Government Standar Kelayakan Pelayanan Elektronik Kebijakan Interoperabilitas Situs Pemerintah Kebijakan Pemanfaatan, Kerahasiaan dan Keamanan Informasi Panduan Sistem Manajemen Informasi dan Dokumen Elektronik Panduan Pengembangan Aplikasi, Mutu dan Jangkauan Pelayanan Masyarakat Panduan Pengembangan dan Interoperabilitas Situs Unit Kerja Pemerintah Provinsi Riau Sistem Manajemen dan Kelembagaan Aplikasi Back-Office E-Government Provinsi Riau Kebijakan Pendidikan E-Government Halaman dari 298 halaman

4 3.4.2 Panduan Proyek E-Government Kebijakan Pengembangan Kepemerintahan yang Baik dan Manajemen Perubahan Kebijakan Kelembagaan serta Otorisasi Pemanfaatan dan Pertukaran Informasi Draft Entitas Data Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Riau Strategi Perencanaan dan Evaluasi Biaya Proyek E-Government Provinsi Riau Rencana Induk Pengembangan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan Perangkat Pendukung Sistem Jaringan Komunikasi Data Elektronik Rencana Induk Pengembangan Perangkat Lunak (Software) Pengembangan Sistem Informasi Pemerintahan dan Pembangunan Dukungan Terhadap Program IGOS (Indonesia Go Open Source) Pengembangan Sistem e-learning Pengembangan Pusat Informasi Digital Riau Rencana Induk Pengembangan Perangkat Benak (Brainware) Pelatihan Khusus Tenaga Pengajar/Pendidik di Bidang Teknologi Informasi Pelatihan Pengguna dan Operator Teknologi Informasi Pelatihan Pengelola Teknologi dan Sistem Informasi Halaman dari 298 halaman

5 BAB I Pendahuluan 1 Pendahuluan Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis, transparan serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral. Namun setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus mengupayakan kelancaran komunikasi antar badan/dinas/lembaga yang ada serta mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan yang meluas serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru. Pemerintah Provinsi Riau juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif. Penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara itu terjadi pada lingkungan kehidupan antar bangsa yang semakin terbuka, dimana nilai-nilai Halaman 1-5 dari 298 halaman

6 BAB I Pendahuluan universal di bidang ekonomi dan perdagangan, politik, kemanusiaan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup saling berkaitan secara kompleks. Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa masyarakat Riau ke dalam jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Oleh karena itu penataan yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong bangsa Indonesia menuju masyarakat informasi. Halaman 1-6 dari 298 halaman

7 BAB I Pendahuluan 1.1 Dasar Pelaksanaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2000 tentang Telekomunikasi. 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2000 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Tindak Lanjut Pelaksanaan Undang- Halaman dari 298 halaman

8 BAB I Pendahuluan Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1999 dan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2003 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia. 9. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia. 10. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 3 Tahun 2003, tentang Strategi dan Kebijakan Nasional Pengembangan E-Government. 11. Kerangka kerja Teknologi Informasi Nasional (National IT Framework/NITF) Halaman dari 298 halaman

9 BAB I Pendahuluan 1.2 Maksud dan Tujuan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau 1. Penataan sistem pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem kepemerintahan yang demokratis transparan serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang tengah dialami tersebut memberikan peluang bagi penataan berbagai segi kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana kepentingan rakyat dapat kembali diletakkan pada posisi sentral. 2. Memperlancar komunikasi antar lembaga Setiap perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara selalu disertai oleh berbagai bentuk ketidakpastian. Dengan demikian pemerintah harus mengupayakan kelancaran komunikasi dengan antar lembaganya serta mendorong partisipasi masyarakat luas, agar ketidakpastian tersebut tidak mengakibatkan perselisihan paham dan ketegangan yang meluas, serta berpotensi menimbulkan permasalahan baru. Halaman dari 298 halaman

10 BAB I Pendahuluan Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap derasnya aliran ekspresi aspirasi rakyat dan mampu menanggapi secara cepat dan efektif. 3. Persiapan menghadapi transformasi dari era masyarakat industri menuju era masyarakat informasi Perubahan yang sedang dijalani terjadi pada saat ini adalah dunia sedang mengalami transformasi menuju era masyarakat informasi. Kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Kenyataan telah menunjukkan bahwa penggunaan media elektronik merupakan faktor yang sangat penting dalam berbagai transaksi internasional, terutama dalam transaksi perdagangan. Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan kecenderungan global tersebut akan membawa masyarakat Riau ke dalam jurang digital divide, yaitu keterisolasian dari perkembangan global karena tidak mampu memanfaatkan informasi. Halaman dari 298 halaman

11 BAB I Pendahuluan Oleh karena itu penataan yang tengah kita laksanakan harus pula diarahkan untuk mendorong masyarakat Riau menuju masyarakat informasi. 4. Terbentuknya pemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memenuhi dua syarat utama tuntutan masyarakat yang berbeda namun berkaitan erat, yaitu : (1) Masyarakat menuntut pelayanan publik yang memenuhi kepentingan masyarakat luas di seluruh wilayah, dapat diandalkan dan terpercaya serta mudah dijangkau secara interaktif. (2) Masyarakat menginginkan agar asiprasi mereka didengar dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus memfasilitasi partisipasi dan dialog publik di dalam perumusan kebijakannya. Halaman dari 298 halaman

12 BAB I Pendahuluan 5. Membangun dimensi baru pada sistem birokrasi pemerintahan Selama ini Pemerintah Provinsi Riau menerapkan sistem dan proses kerja yang dilandaskan pada tatanan birokrasi yang kaku. Sistem dan proses kerja semacam itu tidak mungkin menjawab perubahan yang kompleks dan dinamis, dan perlu ditanggapi secara cepat. Oleh karena itu di masa mendatang Pemerintah Provinsi Riau harus mengembangkan sistem dan proses kerja yang lebih lentur (flexible) untuk memfasilitasi berbagai bentuk interaksi yang kompleks antar instansinya dengan melibatkan masyarakat dan dunia usaha. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan langkah-langkah berikut: (1) Memperpendek lini pengambilan keputusan dan memperluas rentang kendali Sistem manajemen pemerintah selama ini merupakan sistem hierarki kewenangan dan komando sektoral yang mengerucut dan panjang. Halaman dari 298 halaman

13 BAB I Pendahuluan Untuk memuaskan kebutuhan masyarakat yang semakin beraneka ragam di masa mendatang harus dikembangkan sistem manajemen modern dengan organisasi berjaringan sehingga dapat memperpendek lini pengambilan keputusan serta memperluas rentang kendali. (2) Melonggarkan sekat dengan dunia usaha Pemerintah Provinsi Riau juga harus melonggarkan dinding pemisah yang membatasi interaksi dengan sektor swasta dimana unit kerjanya harus lebih terbuka untuk membentuk kemitraan dengan dunia usaha (public-private partnership). (3) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi Pemerintah Provinsi Riau harus mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan informasi serta pelayanan publik. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus segera melaksanakan proses transformasi menuju E-Government. Melalui proses transformasi tersebut, pemerintah dapat Halaman dari 298 halaman

14 BAB I Pendahuluan mendayagunakan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk menghilangkan sekat-sekat organisasi birokrasi serta membentuk jaringan sistem manajemen. Selain itu dapat membangun proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses ke semua informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah provinsi. Dengan demikian seluruh lembaga, masyarakat, dunia usaha dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat setiap saat memanfaatkan informasi dan layanan pemerintah secara optimal. Untuk itu dibutuhkan kepemimpinan yang kuat di masingmasing unit kerja agar proses transformasi menuju E- Government dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. 6. Meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien Pengembangan E-Government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis Halaman dari 298 halaman

15 BAB I Pendahuluan (menggunakan) media elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan E-Government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu : (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara. 7. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang memiliki kualitas dan lingkup yang dapat memuaskan masyarakat luas serta dapat terjangkau di seluruh wilayah Provinsi Riau di setiap saat Halaman dari 298 halaman

16 BAB I Pendahuluan tanpa dibatasi oleh sekat waktu dan dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. 8. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk meningkatkan perkembangan perekonomian nasional dan memperkuat kemampuan menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional. 9. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi antar lembaga serta penyediaan fasilitas dialog publik bagi masyarakat agar dapat berpartisipasi dalam perumusan kebijakan di Provinsi Riau. 10. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efektif Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

17 BAB I Pendahuluan 1.3 Aspek Pemanfaatan Teknologi Informasi Aspek pemanfaatan teknologi informasi sangat penting dalam menentukan strategi pengembangan E-Government Provinsi Riau. Pemanfaatan teknologi informasi pada umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut : 1. E-Leadership Aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif para pengambil keputusan (stakeholder) di Pemerintah Provinsi Riau dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. 2. Infrastruktur Jaringan Informasi Aspek ini berkaitan dengan kondisi infrastruktur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup, dan biaya jasa akses. 3. Pengelolaan Informasi Aspek ini berkaitan dengan kualitas dan keamanan pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan, penyimpanan, sampai penyaluran dan distribusinya. Halaman dari 298 halaman

18 BAB I Pendahuluan 4. Lingkungan Bisnis Aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks bagi perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antara badan usaha dengan masyarakat, dan antar masyarakat. 5. Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Aspek ini berkaitan dengan penyatuan teknologi informasi ke dalam kegiatan masyarakat baik perorangan maupun organisasi serta sejauh mana teknologi informasi disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan. Berbagai studi banding yang dilakukan oleh organisasi internasional menunjukkan bahwa kesiapan Indonesia masih rendah dan untuk memperbaikinya diperlukan inisiatif dan dorongan yang kuat dari pemerintah. Halaman dari 298 halaman

19 BAB I Pendahuluan 1.4 Inisiatif E-Government Sampai Saat Ini Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Komunikasi dan Informasi, mayoritas situs pemerintah dan pemerintah daerah otonom masih berada pada tingkat pertama (persiapan), dan hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga (pemantapan) dan tingkat empat (pemanfaatan) belum tercapai. Observasi secara lebih mendalam menunjukkan bahwa inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan E-Government yang baik. Beberapa kelemahan yang menonjol dari pengembangan E-Government adalah sebagai berikut: 1. Belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif Pelayanan yang diberikan melalui situs pemerintah tersebut, belum ditunjang oleh sistem manajemen dan proses kerja yang efektif karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia Halaman dari 298 halaman

20 BAB I Pendahuluan sangat membatasi penyebaran pemanfaatan sistem komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah. 2. Belum mapannya strategi dan anggaran yang tidak memadai Belum mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan E-Government pada masingmasing instansi. Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi secara sendirisendiri sehingga dengan demikian sejumlah faktor seperti standarisasi, keamanan informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar aplikasi perangkat lunak secara handal, aman, dan terpercaya dalam upaya mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan perhatian. Pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga jangkauan dari layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula. Halaman dari 298 halaman

21 BAB I Pendahuluan 1.5 Strategi Pengembangan E-Government Dengan mempertimbangkan kondisi saat ini, pencapaian tujuan strategis E- Government perlu dilaksanakan melalui 6 (enam) strategi yang berkaitan erat, yaitu : 1. Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya serta terjangkau oleh masyarakat luas. 2. Menata sistem manajemen dan proses kerja Pemerintah Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh. 3. Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. 4. Meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan industri telekomunikasi dan teknologi informasi. 5. Mengembangkan jumlah dan mutu sumber daya manusia baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau disertai dengan meningkatkan e- literacy masyarakat. 6. Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapantahapan yang realistik dan terukur. Halaman dari 298 halaman

22 BAB I Pendahuluan Strategi 1 - Mengembangkan sistem pelayanan yang handal dan terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas Masyarakat mengharapkan layanan publik yang terintegrasi tidak tersekatsekat oleh batasan organisasi dan kewenangan birokrasi. Dunia usaha memerlukan informasi dan dukungan interaktif dari pemerintah untuk dapat menjawab perubahan pasar dan tantangan persaingan global secara cepat. Kelancaran arus informasi untuk menunjang hubungan antar unit kerja Pemerintah Provinsi Riau serta untuk mendorong partisipasi masyarakat merupakan faktor penting dalam pembentukan kebijakan negara yang baik. Oleh karena itu, pelayanan publik harus transparan, terpercaya, serta terjangkau oleh masyarakat luas melalui jaringan komunikasi dan informasi. Strategi ini mencakup sejumlah sasaran sebagai berikut : 1. Perluasan dan peningkatan kualitas jaringan komunikasi dan informasi ke seluruh wilayah Provinsi Riau pada tingkat harga yang dapat terjangkau oleh masyarakat dengan sejauh mungkin melibatkan partisipasi dunia usaha. 2. Pembentukan portal-portal informasi dan pelayanan publik yang dapat mengintegrasikan sistem manajemen dan proses kerja instansi Halaman dari 298 halaman

23 BAB I Pendahuluan pemerintah terkait sehingga masyarakat pengguna tidak merasakan sekat-sekat organisasi dan kewenangan di lingkungan pemerintah. Sasaran ini akan diperkuat dengan kebijakan tentang kewajiban seluruh unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menyediakan informasi dan pelayanan publik secara on-line. 3. Pembentukan jaringan organisasi pendukung (back-office) yang menjembatani portal-portal informasi dan pelayanan publik tersebut di atas dengan situs dan sistem pengolahan dan pengelolaan informasi yang terkait pada sistem manajemen dan proses kerja di instansi yang berkepentingan. Sasaran ini mencakup pengembangan kebijakan pemanfaatan dan pertukaran informasi antar badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. 4. Pembakuan sistem manajemen dokumen elektronik, standarisasi, dan sistem pengamanan informasi untuk menjamin kelancaran dan kehandalan transaksi informasi antar organisasi di atas. Halaman dari 298 halaman

24 BAB I Pendahuluan Strategi 2 - Menata sistem dan proses kerja pemerintah dan pemerintah daerah otonom secara menyeluruh Pencapaian Strategi-1 harus ditunjang dengan penataan sistem manajemen dan proses kerja di semua unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja pemerintahan harus dirancang agar dapat menerapkan kemajuan teknologi informasi secara cepat. Penataan itu harus meliputi sejumlah sasaran yang masing-masing atau secara menyeluruh membentuk dukungan bagi pembentukan pemerintahan yang baik, antara lain meliputi: 1. Memusatkan program pada kebutuhan masyarakat Kewibawaan pemerintah sangat dipengaruhi oleh kemampuannya menyelenggarakan pelayanan publik yang dapat memuaskan masyarakat serta memfasilitasi partisipasi masyarakat dan dialog publik dalam pembentukan kebijakan pembangunan di Provinsi Riau. Manajemen perubahan, pengembangan pemerintahan yang baik hanya dapat dicapai apabila didukung oleh komitmen yang kuat dari seluruh tingkatan manajemen untuk melakukan perubahanperubahan sistem manajemen dan proses kerja secara Halaman dari 298 halaman

25 BAB I Pendahuluan berkesinambungan, agar pemerintah dapat menghadapi perubahan pola kehidupan masyarakat yang semakin dinamis dan pola hubungan internasional yang semakin kompleks. Organisasi pemerintah harus berevolusi menuju organisasi jaringan, dimana setiap unsur instansi pemerintah berfungsi sebagai simpul dalam jaringan desentralisasi kewenangan dengan lini pengambilan keputusan yang sependek mungkin dan tolok ukur penilaian kinerja yang jelas. 2. Penguatan e-leadership, penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Hal ini harus ditunjang oleh penguatan kerangka kebijakan yang terpusat dan konsisten untuk mendorong pemanfaatan teknologi informasi, agar simpul-simpul jaringan organisasi di atas dapat berinteraksi secara erat, transparan, dan membentuk rentang kendali yang efektif. 3. Rasionalisasi peraturan dan prosedur operasi Termasuk di dalamnya adalah semua tahapan perubahan dimana di dalamnya perlu diperkuat dengan landasan peraturan dan prosedur Halaman dari 298 halaman

26 BAB I Pendahuluan operasi yang berorientasi pada organisasi jaringan, rasional, terbuka, serta mendorong pembentukan kemitraan dengan sektor swasta Strategi 3 - Memanfaatkan teknologi informasi secara optimal Pelaksanaan setiap strategi memerlukan kemampuan dalam melaksanakan transaksi, pengolahan, dan pengelolaan berbagai bentuk dokumen dan informasi elektronik dalam volume yang besar, sesuai dengan tingkatan kebutuhannya. Kemajuan teknologi informasi dan perkembangan jaringan telekomunikasi dan informasi memberikan peluang yang luas bagi instansi pemerintah untuk memenuhi keperluan tersebut. Agar pemanfaatan teknologi informasi di setiap badan/dinas/lembaga dapat membentuk jaringan kerja yang optimal, maka melalui strategi ini sejumlah sasaran yang perlu diupayakan pencapaiannya adalah sebagai berikut : 1. Standardisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar portal unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. 2. Standardisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen dokumen dan informasi elektronik (electronic document management Halaman dari 298 halaman

27 BAB I Pendahuluan system) serta standarisasi meta-data yang memungkinkan pemakai menelusuri informasi tanpa harus memahami struktur informasi pemerintah. 3. Perumusan kebijakan tentang pengamanan informasi serta pembakuan sistem otentikasi dan public key infrastructure untuk menjamin keamanan informasi dalam penyelenggaraan transaksi dengan pihak-pihak lain, terutama yang berkaitan dengan kerahasiaan informasi dan transaksi finansial. 4. Pengembangan aplikasi dasar yang dapat dimanfaatkan oleh setiap situs unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau untuk menjamin kehandalan, kerahasiaan, keamanan dan interoperabilitas transaksi informasi dan pelayanan publik. 5. Pengembangan jaringan intra pemerintah untuk mendukung kehandalan dan kerahasiaan transaksi informasi antar instansi. Halaman dari 298 halaman

28 BAB I Pendahuluan Strategi 4 Meningkatkan Peran Serta Dunia Usaha dan Mengembangkan Industri Telekomunikasi dan Teknologi Informasi Pengembangan pelayanan publik tidak dapat sepenuhnya ditangani oleh pemerintah saja. Partisipasi dunia usaha dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis E-Government. Beberapa kemungkinan partisipasi dunia usaha sebagai berikut perlu dioptimalkan : 1. Dalam mengembangkan sistem komputerisasi, sistem manajemen, proses kerja, serta pengembangan situs dan pembakuan standar, Pemerintah Provinsi Riau harus mendayagunakan keahlian dan spesialisasi yang telah berkembang di sektor swasta. 2. Walaupun pelayanan dasar bagi masyarakat luas harus dipenuhi oleh Pemerintah Provinsi Riau, namun partisipasi dunia usaha untuk meningkatkan nilai informasi dan jasa kepemerintahan bagi keperluankeperluan tertentu harus dimungkinkan. 3. Peran dunia usaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Provinsi Riau merupakan faktor yang penting. Demikian pula partisipasi usaha kecil menengah untuk Halaman dari 298 halaman

29 BAB I Pendahuluan menyediakan akses serta meningkatkan kualitas dan lingkup layanan warung internet perlu didorong untuk memperluas jangkauan pelayanan publik. 4. Semua instansi terkait harus memberikan dukungan dan insentif serta meninjau kembali dan memperbaiki berbagai peraturan dan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau yang menghambat partisipasi dunia usaha dalam memperluas jaringan dan akses komunikasi dan informasi. 5. Disamping itu perkembangan E-Government akan membentuk pasar yang cukup besar bagi perkembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi. Dengan demikian Pemerintah Provinsi Riau harus memanfaatkan perkembangan E-Government untuk menumbuhkan industri dalam lokal di bidang ini. Perkembangan industri di bidang ini sangat dipengaruhi oleh tarikan pasar dan dorongan kemajuan teknologi sehingga dukungan bagi industri tersebut harus mencakup penyediaan akses pasar oleh Pemerintah Provinsi Riau seluas-luasnya, dukungan penelitian dan pengembangan serta penyediaan insentif untuk mengatasi berbagai Halaman dari 298 halaman

30 BAB I Pendahuluan bentuk kesenjangan dan tingkat risiko yang berlebihan yang dapat menghambat investasi dunia usaha di bidang ini dalam mengembangkan kemampuan teknologi Strategi 5 - Mengembangkan kapasitas sumber daya manusia (SDM), baik pada pemerintah maupun pemerintah daerah otonom, disertai dengan meningkatkan e-literacy masyarakat Sumber daya manusia (SDM) baik sebagai pengembang, pengelola maupun pengguna E-Government merupakan faktor yang turut menentukan bahkan menjadi kunci keberhasilan pelaksanakan dan pengembangan E- Government. Oleh sebab itu perlu upaya peningkatan kapasitas SDM dan penataan dalam pendayagunaannya dengan perencanaan yang matang dan menyeluruh sesuai dengan kebutuhan dimana pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Hal tersebut dilakukan melalui jalur pendidikan formal dan non formal, maupun pengembangan standar kompetensi yang dibutuhkan dalam pengembangan dan implementasi E-Government. Halaman dari 298 halaman

31 BAB I Pendahuluan Upaya pengembangan SDM yang perlu dilakukan untuk mendukung E- Government adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya informasi serta pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi yang lazim disebut sebagai E-literacy, baik di kalangan Pemerintah Provinsi Riau maupun di kalangan masyarakat dalam rangka mengembangkan budaya informasi ke arah terwujudnya masyarakat informasi (information society). 2. Pemanfaatan sumberdaya pendidikan dan pelatihan termasuk perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara sinergis, baik yang dimiliki oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah/masyarakat. 3. Pengembangan pedoman penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi lembaga pemerintah agar hasil pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan dan pelaksanaan E- Government. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknologi informasi dan komunikasi bagi: Halaman dari 298 halaman

32 BAB I Pendahuluan a. aparat pelaksana yang menangani kegiatan bidang informasi dan komunikasi b. aparat yang bertugas dalam memberikan pelayanan publik c. pimpinan unit/lembaga d. calon pendidik dan pelatih e. tenaga potensial di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat mentransfer pengetahuan/keterampilan yang dimiliki kepada masyarakat di lingkungannya. 4. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jarak jauh (distance learning) dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal untuk pemerataan atau mengurangi kesenjangan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi antar daerah. 5. Perubahan pola pikir, sikap dan budaya kerja aparat pemerintah yang mendukung pelaksanaan E-Government melalui sosialisasi/penjelasan mengenai konsep dan program E-Government, serta contoh keberhasilan (best practice) pelaksanaan E-Government. Halaman dari 298 halaman

33 BAB I Pendahuluan 6. Peningkatan motivasi melalui pemberian penghargaan/apresiasi kepada seluruh SDM bidang informasi dan komunikasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau serta masyarakat yang secara aktif mengembangkan inovasi menjadi karya yang bermanfaat bagi pengembangan dan pelaksanaan E-Government Strategi 6 - Melaksanakan pengembangan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan terukur Setiap perubahan berpotensi menimbulkan ketidakpastian, oleh karena itu pengembangan E-Government perlu direncanakan dan dilaksanakan secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan sasaran yang terukur sehingga dapat dipahami dan diikuti oleh semua pihak Tingkat Tahapan Pengembangan E-Government Berdasarkan sifat transaksi informasi dan pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah melalui jaringan informasi, pengembangan E-Government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan sebagai berikut : Halaman dari 298 halaman

34 BAB I Pendahuluan Tingkat 1 - Persiapan Tahapan persiapan meliputi: 1. Pembuatan situs web/portal di setiap badan/dinas/lembaga 2. Penyiapan SDM (sumber daya manusia) 3. Penyiapan sarana akses yang mudah misalnya menyediakan sarana Multipurpose Community Center, Warnet, SME-Center, dll. 4. Sosialisasi situs informasi baik untuk internal maupun untuk publik Tingkat 2 - Pematangan Tahapan Pematangan meliputi: 1. Pembuatan situs informasi publik yang interaktif (melibatkan peran serta masyarakat secara aktif) 2. Pembuatan antar muka (interface) program aplikasi perangkat lunak komputer yang mengintegrasikan seluruh sistem informasi berbasis teknologi komputer di setiap sektor pemerintahan dan pembangunan. Halaman dari 298 halaman

35 BAB I Pendahuluan Tingkat 3 - Pemantapan Tahap Pemantapan meliputi: 1. Pembuatan situs transaksi pelayanan publik seperti Pengajuan Pembuatan kartu tanda penduduk, pajak, dsb. 2. Pembangunan aplikasi yang secara utuh terintegrasi dalam basis data utama antara badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tingkat 4 - Pemanfaatan Tahap Pemanfaatan meliputi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (government to government), G2B (government to business) dan G2C (government to commerce) yang terintegrasi. Situs portal Pemerintah Provinsi Riau harus secara bertahap ditingkatkan menuju ke tingkat 4. Perlu dipertimbangkan bahwa semakin tinggi tingkatan situs tersebut, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses kerja, dan transaksi informasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Halaman dari 298 halaman

36 BAB I Pendahuluan Upaya untuk menaikkan tingkatan situs tanpa dukungan yang memadai, akan mengalami kegagalan yang tidak hanya menimbulkan pemborosan namun juga menghilangkan kepercayaan masyarakat. Dalam usaha untuk menghindari hal tersebut maka perlu dibakukan sejumlah pengaturan sebagai berikut : 1. Standar kualitas dan kelayakan situs portal badan/dinas/lembaga bagi setiap tingkatan perkembangan di atas. 2. Peraturan tentang kelembagaan dan kewenangan yang berkaitan dengan pemanfaatan dan transaksi informasi yang dimiliki oleh setiap badan/dinas/lembaga. Pengaturan ini harus mencakup batasan tentang hak masyarakat atas informasi, kerahasiaan dan keamanan informasi pemerintah (information security), serta perlindungan informasi yang berkaitan dengan masyarakat (privacy). 3. Persyaratan sistem manajemen dan proses kerja, serta sumber daya manusia yang diperlukan agar situs Pemerintah Provinsi Riau dapat berfungsi secara optimal dan mampu berkembang ke tingkat yang lebih tinggi. Halaman dari 298 halaman

37 BAB I Pendahuluan Dengan demikian strategi ini harus dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Strategi Pedoman dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau tim kerja melaksanakannya dengan berpedoman pada hal-hal berikut: 1. Keseragaman dan Standarisasi 2. Terpadu dan Menyeluruh 3. Luwes dan Bersinergi 4. Aman dan Handal 5. Efektif dan Efisien 6. Proporsional dan Mudah Digunakan 7. Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia Keseragaman dan Standarisasi Setiap tahapan dan strategi yang direncanakan dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau harus sejak awal menciptakan keseragaman serta standarisasi di setiap lininya. Halaman dari 298 halaman

38 BAB I Pendahuluan Hal ini menjadi sangat penting karena tanpa ada keseragaman dan standarisasi maka akan menimbulkan beberapa masalah seperti sebagai berikut: a. Pemborosan dana akibat kesalahan penerapan teknologi yang digunakan serta pengulangan pembangunan sebuah modul sistem informasi. b. Kesulitan dalam menciptakan sistem yang dapat saling berbagi-pakai informasi karena perbedaan-perbedaan platform yang digunakan secara mencolok Terpadu dan Menyeluruh Seluruh sistem yang dikembangkan di dalam kerangka E-Government Provinsi Riau haruslah memenuhi seluruh aspek yang dipersyaratkan dalam strategi pengembangan dan pemanfaatan yang sudah dibahas sebelumnya. Untuk mencapai hal tersebut maka sistem E-Government yang direncanakan tersebut haruslah bersifat terpadu dan menyeluruh memenuhi setiap tuntutan serta pengaturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Halaman dari 298 halaman

39 BAB I Pendahuluan Luwes dan Bersinergi Seluruh sistem yang diterapkan dalam E-Government Provinsi Riau haruslah mampu beradaptasi secara cepat dengan setiap perubahan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal struktur dan tata kerja organisasi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Kemampuan beradaptasi tersebut haruslah secara efektif dan efisien Bersinergi dengan kondisi-kondisi terkini sehingga tetap memiliki keunggulan sebagai faktor pembantu suksesnya penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna serta tepat sasaran Aman dan Handal Aspek keamanan dan kehandalan dari sistem E-Government yang dikembangkan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan secara sungguh-sungguh. Hal ini disebabkan informasi-informasi yang dikelola dan diolah di dalam sistem informasi E-Government Provinsi Riau merupakan aset utama pemerintah dan rakyat yang harus dijaga hak akses, kebenaran dan kerahasiaannya baik secara kelembagaan maupun pribadi. Halaman dari 298 halaman

40 BAB I Pendahuluan Efektif dan Efisien Seluruh perencanaan strategis yang dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau harus mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi yang semaksimal mungkin. Aspek efektifitas mengarah pada penyusunan program dan strategi yang direncanakan yang tepat sasaran dan memiliki kegunaan yang tinggi serta diperlukan oleh banyak pengguna di setiap lini. Sedangkan aspek efisiensi mengarah pada perhitungan akan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dengan pemanfaatan dari setiap pembangunan/pengembangan yang direncanakan Proporsional dan Mudah Digunakan Setiap aspek strategis yang direncanakan dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau haruslah menerapkan prinsip proporsional dan kemudahan penggunaan/pemanfaatannya. Maksud dari prinsip proporsional adalah setiap aspek pendukung dan utama dari pengembangan E-Government Provinsi Riau haruslah memperoleh porsi yang berimbang sesuai dengan prioritas dan perkembangan yang ada. Halaman dari 298 halaman

41 BAB I Pendahuluan Dari prioritas tersebut maka dapat disusun sistem yang mampu digunakan dan diakses dengan mudah oleh para pengguna E-Government Provinsi Riau secara terpadu dan menyeluruh Berorientasi pada Peningkatan Sumber Daya Manusia Sebuah sistem informasi terutama E-Government tidak akan memberikan hasil yang optimal dalam mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas layanan publik tanpa dukungan sumber daya manusia yang memadai secara jumlah maupun mutunya. Selain itu tantangan jaman saat ini yang mengarah pada era masyarakat informasi menuntut sumber daya manusia yang memiliki e-literacy memadai supaya dapat berinteraksi secara berimbang dalam lingkungan tersebut. Halaman dari 298 halaman

42 2 Survey dan Analisis Dalam penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau diawali dengan survey dan analisis secara menyeluruh. Kegiatan survey sangatlah penting karena dimaksudkan untuk mengumpulkan seluruh data dan masukan dari setiap unit kerja/badan/dinas/lembaga di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tentang kebutuhan sistem informasi yang diperlukan. 2.1 Metoda Survey Kegiatan survey dilaksanakan dengan metoda sebagai berikut: 1. Wawancara Langsung Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau melakukan wawancara dan berdiskusi langsung dengan para pimpinan serta staf pelaksana dari setiap unit kerja. Materi wawancara dan diskusi tersebut meliputi kondisi terkini di setiap unit kerja/instansi serta masukan-masukan mengenai kebutuhan sistem informasi yang sesuai dengan tugas pokok serta fungsi badan/dinas/lembaga tersebut. Halaman dari 298 halaman

43 2. Pengambilan Contoh Dokumen Manual (Hard File) Seluruh format laporan/dokumentasi manual/kertas/keras yang ada di setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau dikumpulkan serta diinventarisir. Inventarisasi tersebut dijadikan acuan dalam menyusun format dokumentasi secara elektronik yang akan dikembangkan dalam sistem informasi berbasis teknologi komputer yang akan dikembangkan. 3. Rapat Kerja Hasil kegiatan survey dan wawancara kemudian diolah menjadi dokumentasi analisis atas kebutuhan sistem dari setiap unit kerja yang kemudian hasilnya diajukan sebagai rancangan (draft) Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau. Rancangan Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau tersebut kemudian diajukan kembali kepada setiap unit kerja untuk mendapatkan masukan dan evaluasi lebih menyeluruh. Halaman dari 298 halaman

44 Pengajuan rancangan tersebut dilakukan dalam rapat kerja teknis antar unit kerja yang difasilitasi oleh Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau. 2.2 Kondisi Terkini dan Permasalahan-Permasalahan Aplikasi E-Government yang Sudah Dibangun Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau telah bekerjasama dengan unit/satuan kerja lainnya membangun beberapa aplikasi perangkat lunak sistem informasi sebagai berikut: 1. Decision Support System (DSS) Peta Kemiskinan Provinsi Riau Program aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk memberikan informasi secara umum hingga terperinci kepada para pemegang kebijakan di Provinsi Riau. Informasi-informasi yang dikelola memberikan laporan peta kemiskinan/sosial hingga ke setiap desa/kelurahan di wilayah Provinsi Riau secara umum dan terperinci. Halaman dari 298 halaman

45 2. Sistem Informasi Administrasi Kepegawaian Aplikasi program perangkat lunak komputer dibangun untuk mengelola seluruh data kepegawaian secara terpadu dan menyeluruh. Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain: a. Daftar Urut Kepangkatan (DUK) b. Data Pribadi Pegawai c. Data Kedinasan d. Data Penggajian Pegawai e. Data Pendidikan dan Latihan f. dsb. 3. Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola seluruh aset daerah secara terperinci dan terintegrasi dengan Sistem Informasi Keuangan Daerah. Halaman dari 298 halaman

46 4. Sistem Informasi Produk Hukum dan Perundang-undangan (SIKUMDANG) Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola dokumentasi secara elektronis berkas-berkas produk hukum dan perundang-undangan secara terstruktur. 5. Sistem Informasi Monitoring Proyek Aplikasi program perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengawasi dan mengevaluasi perkembangan hasil kegiatan serta posisi anggaran biayanya dari setiap unit kerja/instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. 6. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan Aplikasi perangkat lunak komputer ini dibangun untuk mengelola seluruh informasi mengenai kondisi pendidikan di Provinsi Riau hingga ke setiap lembaga pendidikan/sekolah. Informasi-informasi yang dikelola meliputi antara lain: a. Kondisi sarana dan prasarana pendidikan b. Kondisi jumlah siswa dan pengajar/guru Halaman dari 298 halaman

47 c. Kondisi hasil pendidikan d. Dsb Kondisi Terkini Kondisi terkini dari E-Government di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau adalah sebagai berikut: 1. Telah dibangunnya beberapa sistem informasi di beberapa unit kerja/instansi dengan mengaplikasikan berbagai teknologi dan platform sistem operasi. 2. Telah dibangunnya sistem informasi eksternal berupa situs web dengan URL (Uniform Resource Locator) Situs ini sudah dikembangkan hingga setiap unit/satuan kerja memiliki subdomain masing-masing yang dapat dikelola secara mandiri. 3. Telah diselenggarakan beberapa pelatihan untuk tingkat operator hingga pengguna secara umum oleh beberapa unit kerja terutama Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

48 2.2.3 Permasalahan-permasalahan Dari kondisi-kondisi di atas terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Belum terbangunnya Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan yang Terpadu dan Menyeluruh secara lintas sektoral. 2. Platform sistem operasi belum berbasiskan perangkat lunak yang bersifat Open Source dalam rangka mendukung program IGOS (Indonesia Go Open Source) yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sehingga masih sering muncul keluhan kurangnya performa sistem informasi. 3. Situs Web Pemerintah Provinsi Riau masih kurang efektif dan efisien dalam menjalankan fungsinya. 2.3 Pendekatan Pengembangan yang akan Digunakan Pendekatan yang akan digunakan untuk mengembangkan sistem ini adalah sebagai berikut: Pendekatan Sistem Pendekatan ini merupakan pendekatan yang memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan yang utuh terintegrasi dengan seluruh kegiatan lain Halaman dari 298 halaman

49 dalam organisasi. Pendekatan sistem ini juga menekankan pada pencapaian sasaran secara keseluruhan dari organisasi Pendekatan Atas-Turun Pendekatan atas-turun dimulai dari level atas organisasi (strategic planning level) yaitu dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan kebijakan organisasi. Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah melakukan analisis kebutuhan informasi. Jika kebutuhan informasi dapat ditentukan maka proses turun ke penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi dan kontrol. Pendekatan ini sesuai dengan pendekatan sistem Pendekatan Moduler Pendekatan moduler adalah memecah sistem yang rumit menjadi beberapa bagian (modul) yang lebih sederhana yang berimplikasi pada setiap modul dapat dikembangkan dalam waktu yang lebih cepat, mudah dipahami dan mudah dipelihara Pendekatan Berkembang Pendekatan berkembang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukannya saja. Halaman dari 298 halaman

50 Maka jika dipandang tidak diperlukan digunakannya teknologi canggih dapat diterapkan alternatif teknologi yang lebih murah sehingga diharapkan hal ini dapat menekan biaya investasi. 2.4 Metode Penerapan Sistem yang Diusulkan Penerapan dari sistem informasi yang telah dikembangkan akan diimplementasikan secara paralel. Metode perubahan dari sistem manual ke sistem berbasiskan teknologi komputer secara paralel ini dilaksanakan dengan mengoperasikan sistem manual yang lama dengan sistem komputerisasi yang baru secara bersamasama. Sistem manual yang lama masih tetap beroperasi bersama-sama dengan sistem yang baru sampai saat tertentu sistem yang lama sudah dapat ditinggalkan sepenuhnya. Metode ini dipilih karena sistem baru akan mengimplementasikan teknologi informasi yang canggih sehingga penerapannya tidak terlalu mengejutkan para penggunanya. Halaman dari 298 halaman

51 Selain itu hal pemanfaatan metode ini dapat digunakan untuk membandingkan tingkat efisiensi dan efektifitas antara sistem yang lama dengan sistem yang baru dikembangkan. 2.5 Metodologi Pengembangan yang akan Digunakan Sistem Informasi Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Provinsi Riau dikembangkan dengan menggunakan metodologi pengembangan sistem yang sudah terbukti keunggulannya yaitu analisis dan desain terstruktur (structured analysis and design). Metodologi ini menggunakan alat-alat terstruktur sebagai berikut: 1. Diagram Arus Data/Data Flow Diagram (DAD/DFD) Diagram Arus Data/Data Flow Diagram adalah skema/diagram yang disusun untuk menggambarkan arus, transaksi dan komunikasi data antar entitas di setiap unit/satuan kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau yang akan menggunakan perangkat E-Government yang dikembangkan. Pembuatan diagram/skema/denah ini menjadi penting karena dapat digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem informasi yang paling tepat dan berdaya guna bagi setiap penggunanya. Halaman dari 298 halaman

52 2. Kamus Data/Data Dictionary Dari penyusunan Data Flow Diagram/Diagram Arus Data ini akan menghasilkan sekumpulan data yang menjadi obyek dari pengelolaan sistem informasi yang dikembangkan. Kumpulan data tersebut akan dikembangkan tentunya memerlukan penjelasan tentang definisi dan kegunaannya. Maka untuk menjelaskan definisi dan kegunaannya diperlukan Kamus Data/Data Dictionary. 3. Bagan Terstruktur/Structured Chart Hasil dari Data Flow Diagram/Diagram Arus Data dan penjelasan dari Kamus Data (Data Dictionary) yang disusun sebelumnya kemudian dikembangkan lebih lanjut dalam skema/diagram/bagan yang menjelaskan struktur data tersebut. Bagan terstruktur (structured chart) ini akan memberikan gambaran bagaimana hierarki dari struktur data yang diproses dalam sistem informasi yang dikembangkan sehingga dapat dikembangkan ke dalam modul-modul yang lebih efektif serta efisien. Halaman dari 298 halaman

53 4. Pseudo Code Hasil dari diagram arus data (data flow diagram), kamus data (data dictionary) dan bagan terstruktur (structured chart) tersebut kemudian diterapkan dalam sebuah kode semu (pseudo code) yang mewakili sistem pengkodean program bahasa komputer. Penyusunan kode semu (pseudo code) ini menjadi penting untuk memberikan gambaran pada saat aplikasi perangkat lunak dari sistem informasi berbasis teknologi komputer ini nanti dibuat kode programnya dengan bahasa pemograman (language programming) yang sesungguhnya. 5. Diagram IPO (Input-Process-Output) Diagram IPO (Input-Process-Output) memberikan gambaran mengenai data-data yang dikelola dan diolah oleh sebuah sistem informasi berbasis teknologi komputer. Seluruh data yang akan menjadi data dasar (database) yang akan diolah oleh sistem informasi diinisialisasikan dalam proses pemasukan (input) data. Halaman dari 298 halaman

54 Kemudian bagaimana sistem informasi mengelola dan mengolah basis data tersebut diskemakan dalam modul/bagian pemrosesan (processing) data. Hasil pemrosesan data tersebut akan menghasilkan keluaran (output) yang berupa laporan-laporan dalam format dokumen elektronik. Penyusunan query dari laporan-laporan dalam format dokumen elektronik tersebut tentunya harus dianalisis dan dirancang secara baik sesuai kebutuhan dari setiap pengguna sistem informasi. 2.6 Studi Kelayakan Sistem Studi kelayakan merupakan sebuah hal yang penting dalam pemanfaatan teknologi informasi yang tepat guna dan berdaya guna dengan penanaman dana yang seminimal mungkin. Dengan adanya studi kelayakan ini maka dapat dibuat kajian-kajian yang seobyektif mungkin terhadap pilihan-pilihan penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras yang banyak beredar. Analisa-analisa yang dilaksanakan dalam kelayakan pemanfaatan perangkat lunak dan perangkat keras didasarkan kepada aspek-aspek sebagai berikut: Halaman dari 298 halaman

55 2.6.1 Aspek Penilaian Analisa Kelayakan Perangkat 1) Biaya (Cost) Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap kegiatan proyek pembangunan sistem informasi. Setiap dana yang ditanamkan kepada sistem informasi tersebut harus dihitung secara cermat, teliti, tepat dan terencana. Biaya ini melingkupi biaya yang harus dikeluarkan pada saat perencanaan (analysis and designing), pelaksanaan (implementation) dan perawatan/pemeliharaan (maintenance). Dana tersebut harus dianggarkan agar mencapai kriteria sistem yang tepat guna dan berdaya guna dengan ongkos sesedikit mungkin. 2) Performa (Performance) Performa ditunjukkan oleh kemampuan pemrosesan, waktu respon dan kecepatan transaksi dari perangkat yang digunakan. 3) Kehandalan (Reliability) Kehandalan ditunjukkan oleh kemampuan perangkat dalam menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan yang menerpa, Halaman dari 298 halaman

56 kekokohan perangkat dalam menjalankan operasinya serta kemampuan antisipasi terhadap kegagalan-kegagalan yang terjadi. 4) Kemampuan (Scalability) Kemampuan perangkat ditunjukkan sampai sejauh mana mampu secara melayani para pengguna sistem dalam ukuran-ukuran jumlah dan kualitas tertentu. 5) Keluwesan Rekayasa (Adaptable Engineering) Sebuah sistem harus mudah dikembangkan dan dibangun oleh para pengguna dengan tanpa meninggalkan aspek performa, kehandalan serta kemampuannya. Hal ini berdampak pada cepatnya pembangunan sistem dan kemudahan pengembangan yang berhubungan dengan semakin minimnya waktu serta biaya yang harus dikeluarkan. 6) Pengelolaan Perangkat (System Management) Pengelolaan perangkat berkaitan dengan operasional dan perawatan sistem. Dengan mengukur pada tingkat kemudahan perawatan sistem Halaman dari 298 halaman

57 serta tingkat kehandalan dan keamanan sistem, kemudahan instalasi dan peningkatan (up-grading). Sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan studi kelayakan terhadap produk-produk perangkat tertentu dapat dilakukan dengan mengunjungi situssitus web terkemuka di internet yang secara khusus membahasnya Analisa Kelayakan Perangkat Lunak Perangkat lunak merupakan perangkat pokok dalam kinerja sistem informasi. Dengan dukungan perangkat lunak yang handal, kokoh dan mudah dioperasikan maka dapat dicapai sebuah sistem informasi berbasis teknologi informatika dan multimedia yang berkualitas. Secara umum perangkat lunak komputer dibagi atas tiga kelompok, yaitu: Klasifikasi/Pengelompokkan Perangkat Lunak Komputer Sistem Operasi (Operating System) Sistem operasi merupakan inti dari kinerja dan operasional sebuah sistem informasi berbasis teknologi komputer. Seluruh sumber daya dari sistem komputer baik perangkat lunak maupun perangkat keras dikelola oleh sistem operasi. Halaman dari 298 halaman

58 Dapat dikatakan secara singkat bahwa kapanpun kita bekerja dengan komputer maka secara langsung maupun tidak langsung menggunakan sistem operasi sekalipun yang kita gunakan adalah program-program aplikasi tertentu seperti Adobe Photoshop, Microsoft Office, dsb. Maka secara definitif dapat disimpulkan bahwa sistem operasi adalah sekumpulan prosedur program yang mengelola/mengatur sistem kerja perangkat keras komputer dan perangkat lunak yang terinstal di dalamnya dalam interaksinya dengan pengguna komputer tersebut. Dewasa ini sistem operasi populer yang banyak dipergunakan adalah UNIX dengan berbagai variannya seperti SUN-Solaris, SCO-UNIX, HP-UIX, AIX dan BSD (Berkeley Software Development) serta tiruannya (clone) seperti Linux yang muncul dalam berbagai distribusi seperti Slackware 96, RedHat Software Inc, Mandrake, SuSe, Debian, WGS Linux Pro, Trans-Ameritech, Linux Universe, Caldera Network Desktop, dan Craftwork Solution. Selain UNIX ada sistem operasi Windows yang dikeluarkan Microsoft Inc, yang muncul dalam versi desktop dan sistem jaringan (network) dan sistem operasi lainnya adalah Mac-OS yang terkenal dalam platform Macintosh. Halaman dari 298 halaman

59 Dari seluruh sistem operasi tersebut yang paling terkenal dan tertua adalah UNIX karena sifatnya yang lintas platform perangkat lunak dan perangkat keras. UNIX pertama kali dikembangkan oleh Sun Microsystem, Inc yang menciptakannya sebagai sistem operasi jaringan komputer. Proses penciptaan UNIX tersebut tidak lepas dari perkembangan teknologi internet yang akan dibahas pada bagian yang lain. Apple Inc merebut pasar sebagai sistem operasi dengan mesin komputer Macintosh yang terkenal dengan program grafisnya yang terkenal sangat akrab dengan pengguna (user friendly). Microsoft kemudian masuk dengan mengembangkan sistem operasi DOS (Disk Operating System) yang didasarkan pada sistem operasi PC-DOS yang dibuat oleh IBM untuk Personal Computer. Dalam perkembangannya Microsoft mempelopori sistem operasi yang berbasiskan GUI (Graphical User Interface) yang terkenal dengan konsep penjendelaannya sehingga dinamakan sebagai MS-Windows. Sistem operasi Windows ini telah merebut perhatian masyarakat teknologi informasi karena kemudahan pengoperasiannya dan terintegrasi dengan Halaman dari 298 halaman

60 banyak aplikasi-aplikasi program terutama untuk operasional perkantoran yang terdapat dalam paket program MS-Office. Microsoft semakin meningkatkan pengaruhnya dalam perkembangan teknologi informasi baik perangkat lunak dan perangkat keras. Beberapa pengembang perangkat lunak dan perangkat keras berusaha merebut pasar dengan menciptakan produk-produk yang dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut. Dominasi tersebut menimbulkan banyak kecaman dari para anggota komunitas teknologi informasi di seluruh dunia. Hal ini disebabkan praktek monopoli bisnis Microsoft yang semakin meluas dan mencengkeram sehingga mengarah pada situasi bahwa tanpa dukungannya semua perkembangan perangkat teknologi informasi akan menjadi sia-sia. Kondisi tersebut menimbulkan gerakan anti monopoli dan dominasi terhadap praktek bisnis Microsoft yang dipelopori oleh komunitas teknologi informasi di lingkungan perguruan tinggi dan praktisi. Kalangan perguruan tinggi dipelopori oleh Berkeley University di Amerika meluncurkan produk sistem operasi yang gratis atau memiliki ijin publik luas Halaman dari 298 halaman

61 (GNU General Public Licenses) yang muncul dalam varian BSD (Berkeley Software Development). Pembangunan sistem operasi tersebut berawal dari pindahnya Ken Thompson, salah seorang pembangun sistem operasi UNIX ke University of California at Berkeley (UCB) pada tahun 1984 dan mulai membuat modifikasinya bersama CSRG (Computer System Research Group). Hasil modifikasi sistem operasi tersebut dinamakan 2BSD, 3BSD, FreeBSD, dsb. Sehingga sampai saat ini pada dasarnya terdapat dua cabang sistem operasi UNIX yang utama yaitu keluarga System V dari AT&T dan keluarga BSD. Dari keluarga BSD kemudian bermunculan varian-variannya seperti FreeBSD, OpenBSD, BSDI dan UNIX BSD. FreeBSD dan OpenBSD menjadi sangat terkenal karena gratis dan memiliki seluruh keunggulan sistem operasi UNIX namun sangat efisien dalam kebutuhan sumber daya perangkat keras. Hal ini disebabkan oleh kondisi bahwa UNIX merupakan sistem operasi besar yang sangat mahal dengan harga berkisar antara ratusan hingga puluhan ribu dollar Amerika. Halaman dari 298 halaman

62 Selain itu UNIX dirancang dan diimplementasikan pada komputer-komputer besar seperti mainframe dan supercomputer. Kondisi tersebut tentunya mengakibatkan UNIX hanya digunakan di organisasi-organisasi besar yang membutuhkan kinerja sistem yang kompleks. Keberadaan sistem operasi FreeBSD dan OpenBSD telah merubah kondisi tersebut sehingga UNIX dapat berjalan dengan dukungan sumber daya perangkat keras yang efisien. Pada tahun 1991, seorang mahasiswa pasca sarjana komputer asal Finlandia bernama Linus Torvald yang memiliki kesenangan membuat program komputer merancang dan membuat sistem operasi Linux yang dikembangkan dari sistem operasi Minix. Minix adalah efisiensi dari sistem operasi UNIX sehingga dapat berjalan di atas platform Personal Computer dengan tuntutan kebutuhan perangkat keras yang minim. Setelah berjalan dengan stabil maka Linus Torvald mempublikasikan sistem operasi Linux ke seluruh dunia melalui internet secara gratis. Tonggak gerakan freeware mulai mewabah dari mulai saat itu. Halaman dari 298 halaman

63 Pada awalnya memang banyak kendala dalam perkembangan sistem operasi Linux karena sifatnya berupa ijin publik terbuka sehingga tidak memiliki jaminan vendor dan dukungan teknis. Selain itu masih sedikitnya perangkat keras yang dapat beroperasi secara optimal di atas sistem operasi tersebut. Namun hal tersebut telah berubah dewasa ini. Perkembangan Linux dan BSD yang didukung secara luas oleh komunitas teknologi informasi di seluruh dunia menyebabkan perkembangannya memperoleh banyak dukungan dari berbagai perusahaan perangkat lunak dan perangkat keras terkemuka di dunia seperti IBM, Oracle, Sun Microsystem, dsb. Bahkan di beberapa negara penggunaan sistem operasi Linux dan BSD telah dijadikan sistem operasi pokok dengan tujuan untuk memotong biaya investasi perangkat lunak yang relatif besar hingga mencapai angka US$ 1,500,000 per tahun di seluruh instansi pemerintah. Beberapa distribusi Linux seperti Linux Mandrake, SuSe, RedHat dan Open Caldera proses instalasinya pun kini sudah semudah instalasi sistem operasi Windows dengan tampilan grafis yang bagus. Bahkan distribusi Linux Mandrake dan SuSe telah memiliki dukungan instalasi dan manual panduan dalam bahasa Indonesia. Halaman dari 298 halaman

64 Berikut ini hasil analisis perbandingan beberapa sistem operasi terkemuka: PENILAIAN SPESIFIKASI SCO Windows UNIX Server FreeBSD Linux Multi Platform Manajemen Memori Manajemen Proses Sistem Keamanan Multi Prosesor Antisipasi Virus Dukungan Hardware Manajemen Penyimpanan Data Waktu Respon (Kecepatan) Sistem Jaringan Kemudahan Instalasi Beban Pengakses Dukungan Teknis Full 32 bit Full Multitasking Full Multi-user Protokol Dukungan File System Virtual Memory Shared Library Demand Page-Load Executable Unified Memory Pool Graphical User Interface Perkembangan Total Performa Harga (dalam US$) 30,000 4, Harga Tertinggi 100 3, Rasio Performa:Harga 1, Tabel 2.1 Perbandingan Beberapa Sistem Operasi Terkemuka Halaman dari 298 halaman

65 Program Aplikasi (Application Program) Program aplikasi adalah program-program komputer yang dibangun untuk memenuhi fungsi-fungsi tertentu seperti pengolahan kata (word processor), kertas kerja tabular (spread sheet), penjadualan (scheduling), pemrosesan peta (map drafter), pemrosesan multimedia, dsb. Program-program aplikasi tersebut dibangun menggunakan bahasa pemograman tertentu sesuai platform sistem operasinya. Sehingga dapat disimpulkan secara sederhana bahwa program aplikasi adalah sekumpulan program yang berjalan di atas sebuah platform sistem operasi yang berfungsi sesuai kebutuhan pengguna. Seiring dengan perkembangan gerakan freeware yang dipelopori oleh Linux dan FreeBSD maka bermunculanlah ratusan ribu program aplikasi yang dapat berjalan di atas sistem operasi tersebut. Tentu saja sebagian besar program-program aplikasi tersebut adalah aplikasi dengan ijin publik umum yang gratis hingga ke kode sumbernya (source code). Halaman dari 298 halaman

66 Bahkan banyak perusahaan-perusahaan besar terkemuka ikut berpartisipasi membuat aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan di atas sistem operasi Linux dan FreeBSD. Sun Microsystem membangun program aplikasi StarOffice yang dapat berjalan di semua platform sistem operasi (Linux, FreeBSD, Windows, UNIX, MacOS) dengan ijin publik umum. Aplikasi ini sangat terkenal di kalangan perkantoran karena sifatnya yang gratis dan kehandalannya tidak diragukan lagi. Bahkan beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Cina. Hal lain yang menyebabkan StarOffice banyak digunakan karena mampu membaca dan memproses dokumen-dokumen yang dibuat dalam aplikasi Microsoft Office. Kondisi tersebut tentunya sangat menguntungkan karena kita tidak perlu memproses ulang seluruh dokumen-dokumen yang telah kita buat menggunakan aplikasi MS-Office sebelumnya. Sekalipun tidak memiliki fasilitas selengkap Microsoft Office (hingga saat ini) namun StarOffice memiliki fasilitas-fasilitas dasar yang diperlukan untuk mengolah dokumen-dokumen perkantoran. Halaman dari 298 halaman

67 Sebenarnya hal tersebut bukanlah hal yang mengkhawatirkan jika melihat perkembangan gerakan freeware dewasa ini yang semakin revolusioner. StarOffice sebagai freeware yang kode programnya dipublikasikan untuk umum akan semakin berkembang dan kemungkinan akan lebih berkualitas dan bertenaga dibandingkan Microsoft Office ataupun aplikasi-aplikasi brand ware yang dikeluarkan vendor lainnya. Di negara Republik Rakyat Cina pemerintah telah memberikan peraturan yang sangat ketat bahwa seluruh perangkat lunak yang digunakan di lingkungan pemerintah hingga ke tingkat paling bawah harus menggunakan ijin publik umum. Hal ini ditujukan untuk mendukung gerakan anti pembajakan dan penghematan devisa Bahasa Pemograman (Programming Language) Bahasa pemograman merupakan program khusus yang berfungsi membangun sebuah perangkat lunak komputer, baik sistem operasi, program aplikasi bahkan bahasa pemograman lain. Halaman dari 298 halaman

68 Bahasa pemograman secara garis besar terdiri atas: 1) Bahasa Tingkat Rendah (Low Level Language) Bahasa tingkat rendah (low level language) adalah bahasa pemograman yang secara langsung menggunakan kode-kode mesin yang hanya dimengerti oleh perangkat keras komputer. Karena alasan tersebut, maka bahasa tingkat rendah disebut juga bahasa rakitan (assembling language). Biasanya bahasa ini digunakan untuk pembangunan sistem kontrol perangkat atau membangun sebuah sistem operasi yang secara langsung berfungsi mengelola kinerja perangkat keras komputer. Salah satu contoh bahasa mesin adalah Turbo Assembler, NASM, dsb. 2) Bahasa Tingkat Menengah (Middle Level Language) Bahasa tingkat menengah (middle level language) adalah bahasa pemograman yang mulai menerapkan struktur bahasa yang mendekati bahasa yang biasa digunakan secara umum oleh manusia dalam penyusunan instruksi-instruksinya. Halaman dari 298 halaman

69 Bahasa tingkat menengah menjembatani perkembangan bahasa tingkat tinggi. Seperti halnya bahasa tingkat rendah, bahasa ini biasanya digunakan untuk membangun program sistem kontrol perangkat keras maupun sistem operasi. Alasan utama penggunaan bahasa ini dalam pembangunan sistem operasi disebabkan keluwesannya yang mampu diterapkan dalam beberapa platform komputer. Salah satu contoh bahasa tingkat menengah yang populer adalah Turbo C. Sistem operasi UNIX sendiri pada awalnya dibangun menggunakan bahasa rakitan (assembling language) yang kemudian dikembangkan menggunakan bahasa C dengan alasan seperti dikemukakan tadi. 3) Bahasa Tingkat Tinggi (High Level Language) Bahasa ini disebut bahasa tingkat tinggi (high level language) karena murni menggunakan sintaksis bahasa yang lazim digunakan seharihari dalam penyusunan kode-kode programnya. Halaman dari 298 halaman

70 Bahasa tingkat tinggi terdiri dari bahasa prosedural seperti Pascal dan bahasa berorientasi obyek seperti C++ dan Java. 4) Bahasa Generasi Keempat Bahasa generasi keempat (Fourth Generation Language/4th GL) adalah bahasa tingkat tinggi berorientasi obyek yang dalam metode penyusunan suatu program aplikasi komputer menggunakan sistem visual. Sistem visual ini merupakan gaya pemograman yang disesuaikan dengan platform Windows dimana setiap properti obyeknya dibangun secara otomatis sesuai model sistem operasi tersebut. Contoh bahasa ini adalah Power Builder, Visual C++, Visual Basic, Visual FoxPro, Visual J++, Delphi, dsb. 5) Bahasa Skrip (Scripting Language) Bahasa skrip (scripting language) dikembangkan sebagai pengaruh dari berkembangnya teknologi internet terutama layanan world wide web-nya. Halaman dari 298 halaman

71 Web menjadi layanan internet yang sangat berkembang dibandingkan layanan lainnya seperti Gopher, FTP, Telnet, UseNet, dsb. Hal ini disebabkan sifat web yang multimedia. Sifat layanan Web yang multimedia maksudnya adalah kemampuan mengakomodir data teks, gambar/grafik, video dan audio. Dengan kelebihannya tersebut maka menyebabkan salah satu jenis layanan internet ini berkembang dengan pesat. Halaman web yang pada awalnya bersifat statis menjadi dinamis dengan pengembangan script HTML (Hyper Text Mark up Language) yang menjadi standar penulisannya menjadi Dynamic HTML. Dengan dikembangkannya Common Gateway Interface (CGI) sebagai sarana antar muka pemograman web, layanan ini menjadi semakin berkembang dan interaktif. CGI dapat diartikan sebagai program aplikasi yang memiliki fungsifungsi atau prosedur-prosedur tertentu yang berjalan dalam teknologi web. Halaman dari 298 halaman

72 Hampir semua bahasa pemograman dapat digunakan untuk membangun sebuah CGI yang disesuaikan dengan platform sistem operasi dan perangkat kerasnya. Saat ini bahasa script yang paling terkenal adalah PERL (Practical Extraction and Report Language) yang dibuat mirip dengan sistem pengkodean HTML biasa. Namun sayangnya teknologi CGI ini dinilai kurang handal dan banyak menghabiskan sumber daya memori komputer. Padahal unjuk kerja (performa) sebuah sistem komputer banyak dipengaruhi oleh sampai sebesar mana sumber daya memori yang digunakan. Semakin tinggi beban sumber daya memori (terutama RAM/Random Access Memory) maka semakin turun unjuk kerja sebuah sistem komputer. Penilaian bahwa CGI memerlukan banyak sumber daya memori didasarkan pada kondisi bahwa setiap terjadi permintaan akses/data dari pengakses situs web, dimana pada setiap transaksi maka secara otomatis program tersebut mengalokasikan ruang khusus untuk pengguna tersebut hingga transaksi selesai. Halaman dari 298 halaman

73 Sehingga jika semakin banyak pengguna yang mengakses situs tersebut maka semakin besar sumber daya memori yang digunakan. Hal ini dapat berdampak pada menurunnya unjuk kerja sistem karena jika sumber daya memori telah habis dialokasikan maka para pengguna lain yang akan melakukan transaksi akan diantrikan. Antrian tersebut akan menyebabkan terjadinya kerusakan sistem jika semakin besar jumlahnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut beberapa organisasi besar terutama yang bergerak di dunia bisnis melakukan investasi perangkat keras yang memiliki sumber daya yang besar. Namun hal tersebut menjadi tidak efektif dengan tuntutan efisiensi sumber daya teknologi informasi untuk lebih memasyarakat di segala bidang. Situasi tersebut mendorong beberapa vendor atau komunitas teknologi informasi mengembangkan prinsip API (Application Programming Interface). Halaman dari 298 halaman

74 API adalah sebuah konsep pemanfaatan berbagi pakai file pustaka dalam memproses program-program aplikasi yang dibangun pada sebuah web. Konsep ini lebih menguntungkan karena tidak memerlukan sumber daya memori yang besar. Hal ini disebabkan seluruh transaksi diproses dalam web server dengan memanfaatkan modul-modul API yang terintegrasi di dalamnya. Namun API sendiri memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut: a) Unjuk kerja sistem aplikasi sangat bergantung kepada modulmodul pustaka API. Jika terdapat kerusakan pada salah satu modul akan berakibat tidak berfungsinya aplikasi tersebut. b) Kerusakan pada API yang disebabkan serangan/gangguan merusak dari pihak luar akan berakibat kerusakan secara menyeluruh pada seluruh sistem web server. Namun kelemahan-kelemahan tersebut dapat diantisipasi dengan baik jika kita secara rutin dan teliti melakukan perawatan sistem yang menyeluruh. Halaman dari 298 halaman

75 Dengan cara tersebut maka masalah-masalah yang timbul dari kelemahan-kelemahan tersebut di atas dapat segera diantisipasi secara cepat dan akurat. Perkembangan API mendorong beberapa vendor dan komunitas teknologi informasi mengembangkan bahasa script mereka masingmasing yang dapat dibandingkan pada tabel berikut: API KRITERIA PENILAIAN Platform Web Server Koneksi Basis Data Tingkat Pemograman Kesesuaian dengan aplikasi lain Kemudahan Up Grade Tingkat Respon Sistem ASP (Active Server Pages) 1 (Hanya di Windows) 1 (IIS/PWS) 3 (MS- SQL,Oracle, MS- Access,Syba se,informix) 10 (mudah) 5 (sulit) 9 (mudah) 7 (sedang) SSJS (Server Side JavaScript) 2 (UNIX dan Windows) 1 (Netscape Enterprise s Server) 10 (Banyak) 3 (sulit) 5 (sulit) 4 (sulit) 5 (lambat) Java Servlets/JSP (Java Server Pages) 2 (UNIX dan Windows) 2 (Banyak web server) 10 (Banyak) 3 (sulit) 9 (mudah) 4 (sulit) 7 (sedang) PHP (Hypertext Pre Processor) 2 (UNIX dan Windows) 2 (Banyak web server terutama Apache) 10 (Banyak) 10 (mudah) 9 (mudah) 9 (mudah) 10 (cepat) Cold Fusion 2 (UNIX dan Windows) 1 (ColdFusion Web Server) 10 (Banyak) 10 (mudah) 9 (mudah) 10 (mudah) 9 (cepat) Halaman dari 298 halaman

76 KRITERIA PENILAIAN Tingkat Kehandalan Sistem Pengelolaan Sistem Skalabilitas Sistem Total Nilai ASP (Active Server Pages) 3 (kurang) 8 (mudah) 6 (sedang) SSJS (Server Side JavaScript) 7 (sedang) 7 (sedang) 6 (sedang) API Java Servlets/JSP (Java Server Pages) 10 (bagus) 7 (sedang) 10 (besar) PHP (Hypertext Pre Processor) 10 (bagus) 8 (mudah) 10 (besar) Cold Fusion 9 (bagus) 10 (mudah) 8 (besar) Performa Harga (US$) 5,000 4, ,000 Harga Tertinggi Rasio Performa:Harga 0, ,78 Sumber: Hasil Penelitian Research & Development Department PT. Awakami Tabel 2.2 Perbandingan Beberapa Bahasa Skrip Terkemuka Server Basis Data Basis data memegang peranan penting dalam sebuah Sistem Informasi karena berfungsi menyimpan seluruh data-data yang diperlukan yang kemudian diolah oleh sebuah atau lebih program aplikasi yang dibangun. Kualitas sebuah server basis data memiliki dampak pada peningkatan kualitas sebuah sistem informasi. Sehingga pemilihan produk-produk perangkat lunak basis data sangatlah penting karena jika kita salah memilih akan menyebabkan terganggunya aktivitas organisasi. Halaman dari 298 halaman

77 Berikut dibandingkan beberapa perangkat lunak server basis data yang sering digunakan: PENILAIAN Platform SERVER DATA BASE MS-SQL ORACLE MySQL 1 (MS-Windows) 2 (MS-Windows,Linux) 10 (hampir semua sistem operasi) Multi User Koneksi antar basis data Pengelolaan Pengguna Hak akses terhadap basis data Tingkat keamanan Role Pengelolaan Ruang Pengelolaan Basis Data Publikasi/pemanfaatan tabel Prosedur penyimpanan Trigger 3 (ODBC,Native,OLEDB) 1 (lebih dari 1 basis data) 3 (mixed authentic hanya dengan NT dan Engine-nya) 2 (ada role) 3 (shrink otomatis) 6 (bisa publikasi via web dengan panduan) 5 (menggunakan transact SQL) 3 (ada trigger management) 3 (ODBC,Native,OLEDB) 1 (lebih dari 1 basis data) 3 (mixed authentic hanya dengan NT dan Engine-nya) 2 (ada role) 3 (shrink otomatis) 3 (bisa publikasi via web tapi sulit) 5 (menggunakan PL/SQL) 2 (ada trigger management tapi tidak mudah digunakan) 3 (ODBC,Native,OLE DB) 1 (lebih dari 1 basis data) 10 (mixed authentic dengan banyak sistem operasi dan engine terutama Linux/BSD serta PHP) 2 (ada role) 3 (shrink otomatis) 5 (bisa publikasi via web tanpa panduan) 5 (menggunakan SQL) 2 (ada trigger management tapi tidak mudah digunakan) Backup Halaman dari 298 halaman

78 PENILAIAN Penjadualan Relationship Replikasi Antar Muka GUI (Graphical User Interface) SERVER DATA BASE MS-SQL ORACLE MySQL (bisa otomatis dan mudah) 1 (ada) 1 (konsisten) 3 (bisa replikasi dengan panduan) (bisa otomatis tetapi tidak mudah) 1 (ada) 1 (konsisten) 2 (bisa replikasi tanpa panduan) (bisa otomatis tetapi tidak mudah) 1 (ada) 1 (konsisten) 2 (bisa replikasi tanpa panduan) 3 2 (terintegrasi baik) (cukup) 3 5 (perlu developer tools Pengembangan (perlu developer tools boleh lintas vendor dan bisa lintas vendor) tetapi sebaiknya jangan) 5 3 Kemudahan pengelolaan (mudah) (sedang) 5 3 Kemudahan operasional (mudah) (sedang) Total Nilai Performa Harga (US$) 2,249 2,020 0 Harga Tertinggi Rasio Performa:Harga 0,65 0,58 71 Sumber: Hasil Penelitian Research & Development Department PT. Awakami Tabel 2.3 Perbandingan Aplikasi Basis Data Server Populer Analisa Kelayakan Perangkat Keras 1 (kurang) 5 (perlu developer tools dan bisa lintas vendor) 3 (sedang) 3 (sedang) Perangkat keras merupakan alat utama dalam operasional sebuah sistem informasi dimana di dalamnya termasuk jaringan komunikasi data yang menopangnya. Halaman dari 298 halaman

79 Perkembangan teknologi perangkat keras telekomunikasi dan komputer semakin berkembang serta terintegrasi hingga memunculkan konsep multimedia. Konsep ini muncul saat komputer tidak lagi hanya memiliki satu fungsi dan manfaat saja sebagaimana terjadi pada awal perkembangannya. Dewasa ini komputer telah berkembang menjadi perangkat yang mampu berfungsi untuk berbagai hal seperti hiburan, pengontrolan, kalkulasi, dsb. Selain itu dengan mengintegrasikan teknologi komputer dan telekomunikasi semakin meningkatkan kemampuan perkembangan dan mobilisasi arus informasi secara murah, mudah, akurat, efektif serta efisien Perkembangan Sistem Jaringan Komunikasi Data Pada awal dikembangkannya komputer masih bersifat berdiri sendiri (standalone) yang berarti belum saling terhubung antar beberapa komputer untuk saling berbagi data dan sumber daya. Pengembangan sistem jaringan komunikasi data diawali oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang mendanai sebuah proyek riset yang dinamai ARPA (Advanced Research Projects Agency). Halaman dari 298 halaman

80 ARPA merupakan proyek riset besar yang diantaranya meneliti dan mengembangkan suatu konsep dan teknologi sistem jaringan yang akan menghubungkan komputer-komputer secara terpadu untuk tujuan yang sangat berguna sehingga badan riset dan akademik dapat memanfaatkannya. Proyek sistem jaringan tersebut diutamakan untuk mengembangkan sumber daya komputer yang tersebar di berbagai tempat dapat saling berkomunikasi dari berbagai tempat sehingga dapat meningkatkan ketersediaan komputer yang luar biasa di kalangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Proyek ARPA kemudian oleh National Science Foundation (NSF) yang terdorong untuk mengembangkan standarisasi sistem operasi dan protocol/format data. Hal tersebut disebabkan setiap platform komputer dirancang dan dibuat nyaris sebagai produk yang mandiri. ARPA kemudian mengembangkan proyek ARPAnet yang mengimplementasikan prinsip-prinsip rancangan dan protokol standar untuk sistem jaringan komputer. Pada awal implementasinya ARPAnet dipasang di UCLA (University of California at Los Angeles), SRI (Stanford Research Institute), UCSB (University of California of Santa Barbara) dan University of Utah. Halaman dari 298 halaman

81 Setelah sepuluh tahun beroperasi, proyek ARPA berubah menjadi DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) pada tahun 1970 yang lima belas tahun berikutnya semakin meluas dan berkembang. Kemudian selain ARPAnet bermunculan komunitas-komunitas jaringan komputer terutama JANet (Joint Academic Network) yang kemudian digantikan SuperJANet yang menghubungkan universitas-universitas di Inggris dan NSFnet yang didirikan oleh American National Science Foundation yang seluruhnya mengikuti prinsip-prinsip rancangan serta protocol dari ARPAnet. Pada tahun 1983 ARPAnet menjadi sangat besar dan semua sistem jaringan komputer mengikuti protokol yang sama. Kondisi tersebut ternyata mengkhawatirkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat karena kecemasan akan pembobolan terhadap sistem jaringan komunikasi data militer yang akan memberikan dampak sangat rawan terhadap keamanan negara. Pada tahun 1989 jaringan asli ARPAnet dimatikan (shut-down) dan digantikan oleh NSFnet dan jaringan lain yang lebih cepat dan baru yang menjadi cikal bakal berkembangnya internet. Halaman dari 298 halaman

82 Selain dikembangkan oleh komunitas riset ilmu pengetahuan dan teknologi pada tahun 1979 tiga perusahaan telekomunikasi dan elektronika yaitu Xerox Corporation, DEC dan Intel bekerja sama mengembangkan Ethernet sebagai protokol untuk jaringan lokal/lan (Local Area Network). Penemuan protokol tersebut membuka peluang bisnis sistem jaringan lokal terutama untuk di dalam gedung yang menciptakan persaingan produkproduk perangkat lunak dan keras dari berbagai perusahaan. Proyek ARPAnet pun mendorong penemuan sistem operasi yang bersifat terbuka, dapat menjalankan banyak perintah/tugas secara serentak, dan mampu menerima banyak transaksi secara serentak. Kondisi tersebut mendorong minat Ken Thompson dan Dennis Ritchie untuk membuat sistem operasi yang sesuai kondisi tersebut. Pada tahun 1969 di laboratorium Bell milik AT&T mereka membuat sistem operasi yang diberi nama UNICS (Uniplexed Information Computing System) yang dibangun menggunakan bahasa assembly. Atas usul Brian Kernighan nama tersebut dirubah menjadi UNIX yang bukan merupakan akronim tertentu. Kemudian pada tahun 1973 UNIX ditulis ulang dengan menggunakan bahasa C agar mudah beradaptasi dengan platform komputer yang lain. Selanjutnya Halaman dari 298 halaman

83 AT&T menyerahkan kode program UNIX kepada institusi-institusi pemerintah dan pendidikan. Dengan diserahkannya kode program tersebut diharapkan sistem operasi UNIX dapat lebih dikembangkan dan dapat memberikan dampak mendorong perkembangan internet. Sayangnya sistem operasi UNIX karena dirancang untuk komputer-komputer besar ataupun jaringan-jaringan yang besar maka menjadi sangat tidak efektif jika diimplementasikan dalam komputer atau sistem jaringan yang kecil. Untuk mengatasi hal tersebut maka beberapa perusahaan menciptakan produk-produk pengelola sistem jaringan komputer untuk skala kecil hingga menengah. Produk-produk tersebut antara lain Novell Netware, Lotus Note Groupware, dsb. Namun dengan dikembangkannya varian UNIX yang lebih ringkas seperti SCO-UNIX, HP-UIX, Solaris dan BSD dan tiruannya (clone) yaitu Linux berdampak pada penggunaan sistem operasi terbuka tersebut untuk diterapkan dalam sistem jaringan komunikasi skala kecil hingga menengah. Seperti diketahui bahwa teknologi internet diciptakan untuk menggabungkan berbagai komputer ataupun sistem jaringan komputer dengan platform yang Halaman dari 298 halaman

84 berbeda-beda baik sistem operasi maupun perangkat keras dalam sebuah sistem jaringan yang terintegrasi. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan sebuah protokol yang mampu berfungsi sebagai perekat digital bagi komputer-komputer tersebut. Protokol adalah sebuah program yang terinstalasi pada sebuah sistem komputer yang terintegrasi dengan sistem operasi di dalamnya sehingga dapat mengkomunikasikan beberapa komputer. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah protokol yang menjadi basis dari sistem jaringan komputer yang digunakan di internet. Dengan menggabungkan UNIX dengan beberapa varian dan tiruannya sebagai sistem operasi terbuka dan TCP/IP sebagai protokol komunikasi data terbuka maka salah satu tujuan utama proyek ARPA telah tercapai. Perkembangan internet pun dewasa ini semakin meluas dan merasuki berbagai aspek kehidupan manusia. Batas-batas ruang telah dihilangkan melalui ruang maya (virtual space) yang diciptakan oleh internet sehingga setiap orang bisa berinteraksi secara global. Halaman dari 298 halaman

85 Layanan-layanan yang berkembang di internet pun semakin banyak dan meluas fungsi serta fasilitasnya. Layanan-layanan tersebut adalah: Jenis Layanan di Internet 1) Telnet Telnet adalah jasa layanan internet tertua selain surat elektronik ( ). Jasa layanan internet ini muncul sebagai perkembangan dari konsep emulasi terminal. Konsep emulasi terminal adalah suatu metode hubungan antar komputer secara terpadu dalam sebuah sistem jaringan komunikasi data. Namun konsep emulasi tersebut lebih bersifat client-server yaitu setiap interaksi yang dilakukan dalam jaringan komunikasi data tersebut harus melalui mekanisme manajemen sistem melalui sebuah komputer server. Konsep emulasi tersebut dikembangkan menjadi konsep peer-to-peer (P2P) yang bersifat kesetaraan. Ide dari konsep ini adalah setiap komunikasi data antar sumber daya komputer tidak perlu melalui sebuah server tetapi langsung antar terminal komputer yang berhubungan tersebut. Halaman dari 298 halaman

86 Untuk memfasilitasi kebutuhan tersebut maka dikembangkan layanan Telnet. Dengan telnet kita dapat berkomunikasi dengan sebuah terminal komputer secara langsung tanpa perantaraan server dan mengakses data-data yang ada di dalamnya. Sedangkan untuk mengambil/mengirim (download/upload) data dari atau ke dalam terminal komputer yang kita hubungi dapat digunakan FTP (File Transfer Protocol). 2) FTP (File Transfer Protocol) FTP dikembangkan sebagai tuntutan kebutuhan komunikasi data di dalam sebuah sistem jaringan komputer. Protokol ini dikembangkan untuk melakukan pertukaran, penyimpanan dan pengambilan data secara aman di internet. FTP masih sangat populer hingga saat ini karena kemampuan interaksi data yang besar, cepat dan aman. Kita dapat mengakses situs-situs FTP yang berisi informasi yang diinginkan dan mengambilnya menggunakan perangkat lunak khusus yang disebut FTP browser. Banyak FTP browser yang beredar dewasa ini, baik yang komersial, gratis (freeware) maupun uji coba (shareware). Produk perangkat Halaman dari 298 halaman

87 lunak yang dikategorikan shareware adalah aplikasi yang dapat kita pakai dalam masa uji coba tertentu dan jika menyukainya kita harus membayar untuk dapat terus menggunakannya secara sah. Browser-browser FTP yang terkenal saat ini antara lain CuteFTP, WS- FTP, Crystal FTP, dll. Untuk secara cepat dan tepat mencari file-file yang kita perlukan di seluruh situs FTP yang tersebar di seluruh dunia kita dapat menggunakan mesin pencari (search engine). Archie merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai mesin pencari situs FTP. Perangkat lunak tersebut bertugas melakukan pengindeksan terhadap file-file di seluruh situs FTP secara berkala. 3) (Electronic Mail) Surat elektronik atau lebih dikenal sebagai adalah fasilitas tertua di internet selain FTP. Pada awalnya dikembangkan sebagai fasilitas alternatif untuk mengakses situs-situs FTP. Kondisi tersebut tentunya sangat mengganggu karena menimbulkan banyak aturan-aturan standar FTP yang terganggu. Halaman dari 298 halaman

88 Untuk mengantisipasi hal tersebut maka dikembangkan protokol khusus untuk yang disebut SMTP (Simple Mail Transfer Protocol). SMTP menetapkan aturan-aturan mengenai pengiriman e- mail secara ketat. Namun layanan merupakan lebih bersifat asinkron dimana kita tidak dapat melakukan penerimaan dan pengiriman data secara bersamaan. Perkembangan dari jasa layanan ini adalah jasa layanan mailing list. Mailing list merupakan konsep dimana sejumlah orang membentuk komunitas khusus yang mendiskusikan topik-topik yang sudah disepakati bersama menggunakan fasilitas . Prinsip kerja mailing list adalah sebagai berikut: a) Sejumlah orang bersepakat membentuk suatu komunitas dan membuat alamat khusus yang mengorganisir seluruh diskusi yang dilakukan. b) Jika seorang anggota komunitas mengirimkan pada alamat khusus tersebut maka secara otomatis oleh program Halaman dari 298 halaman

89 mailing list akan dikirimkan kepada seluruh alamat anggota komunitas tersebut. c) Dengan cara tersebut maka informasi dapat disampaikan secara cepat ke seluruh anggota komunitas tanpa perlu mengirimkan e- mail satu-persatu kepada seluruh anggota yang tentunya memerlukan waktu serta biaya yang lebih besar. 4) Gopher Gopher merupakan protokol alternatif yang dikembangkan untuk menggantikan FTP yang seringkali kurang efektif dalam koneksi datanya. Namun protokol ini ternyata menjadi kurang efektif bila dibandingkan dengan FTP. Hal ini disebabkan beberapa perusahaan perangkat lunak telah berhasil mengembangkan browser-browser yang mampu mengantisipasi kekurangan-kekurangan koneksi menggunakan FTP. Selain itu protokol Gopher memiliki kekurangan dalam sesi aksesnya yang sangat lambat dibandingkan dengan FTP. Halaman dari 298 halaman

90 Berkembangnya protokol HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk media WWW (world wide web) yang lebih fleksibel, cepat, handal dan multimedia kemudian mengakibatkan Gopher menjadi tidak populer di kalangan pengakses internet. 5) WWW (World Wide Web) WWW yang lazim disingkat dengan sebutan web ini menjadi sebuah layanan internet yang sangat pesat perkembangannya. Hal-hal yang menjadi faktor pendorong kondisi tersebut adalah: a) Kemampuan otomatisasi yang kompleks Dengan dukungan protokolnya web menjadi sebuah layanan yang mampu mengotomatisasi berbagai macam protokol, port dan proses secara terpadu serta menyeluruh. Browser-browser web yang dikembangkan dewasa ini menunjukkan hal tersebut dimana setiap pengguna internet yang mengakses layanan web tidak dipusingkan oleh berbagai aturan prosedural/fungsional dari sebuah sistem komunikasi data global. Halaman dari 298 halaman

91 Hal tersebut berdampak pada meningkatnya penggunaan web dalam komunikasi di internet karena faktor kemudahan penggunaannya tersebut. b) Fleksibilitas dan kemudahan Teknologi dasar web adalah penggunaan aturan penulisan tekstual tertentu yang ditetapkan dalam format HTML (Hyper Text Mark up Language). HTML memiliki keunggulan karena mampu digabungkan dengan berbagai jenis script dan teknologi lain yang semakin mengokohkan web sebagai layanan internet yang mendukung multimedia. Dengan dukungan format HTML tersebut maka browser-browser mampu menampilkan sebuah layanan internet yang memiliki keragaman media yang penggunaannya sangatlah mudah terutama bagi pengakses yang tidak memiliki basis pengetahuan sistem komputer yang mendalam. Halaman dari 298 halaman

92 Para pengguna media web seolah-olah seperti menggunakan seperangkat katalog interaktif yang dinamis dengan link-link informasi yang fleksibel. Seperti layaknya katalog pada umumnya, media web pun didukung oleh aspek-aspek grafis, audio dan video yang semakin berkembang teknologinya. Sebagai akibat dari kondisi tersebut maka banyak teknologi-teknologi yang kemudian dikembangkan berbasiskan teknologi web terutama yang berhubungan dengan komunikasi data dan multimedia Sistem Jaringan Komunikasi Data Dalam sebuah sistem informasi yang dibangun secara terpadu dan menyeluruh peranan data sangatlah penting. Sebagai basis dari kinerja dan performa sistem informasi maka pengelolaan komunikasi dari data-data tersebut menjadi hal yang harus menjadi prioritas utama. Sebuah sistem informasi tentunya dibangun berdasarkan kebutuhan fungsional (prosedural) dan struktural (hierarki) dari sebuah lembaga. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka diperlukan jaringan komunikasi data Halaman dari 298 halaman

93 yang secara fungsional dan struktural mampu mengintegrasikan secara menyeluruh seluruh potensi data di dalam sistem informasi lembaga tersebut. Sebagai upaya menciptakan dukungan sistem informasi yang efektif, efisien, handal, terpadu dan menyeluruh maka diperlukan sebuah sistem jaringan komunikasi data berbasiskan teknologi telematika (telekomunikasi, informatika dan multimedia). Sistem jaringan komunikasi data tersebut haruslah memadukan seluruh sumber daya perangkat keras, perangkat lunak dan perangkat benak yang proporsional. Dengan semakin tingginya tuntutan kebutuhan sumber daya sistem jaringan komunikasi data yang terpadu dan menyeluruh maka diperlukan sebuah studi kelayakan untuk menganalisis secara tepat dan proporsional. Sejak memasyarakatnya Internet dan dipasarkannya sistem operasi Windows oleh Microsoft, menghubungkan beberapa komputer baik komputer pribadi (PC) maupun server dengan sebuah jaringan dari jenis LAN (Local Area Network) sampai WAN (Wide Area Network) menjadi sebuah hal yang biasa. Halaman dari 298 halaman

94 Demikian pula dengan konsep "downsizing" maupun "lightsizing" yang bertujuan menekan anggaran belanja khususnya peralatan komputer, maka sebuah jaringan merupakan satu hal yang sangat diperlukan Sejarah Jaringan Komunikasi Data Elektronik Konsep jaringan komputer lahir pada tahun 1940-an di Amerika dari sebuah proyek pengembangan komputer MODEL I di laboratorium Bell dan group riset Harvard University yang dipimpin Professor H. Aiken. Pada mulanya proyek tersebut bertujuan memanfaatkan sebuah perangkat komputer yang harus dipakai bersama. Untuk mengerjakan beberapa proses tanpa banyak membuang waktu kosong dibuatlah proses beruntun (Batch Processing), sehingga beberapa program bisa dijalankan dalam sebuah komputer dengan kaidah antrian. Di tahun 1950-an ketika jenis komputer mulai meluas hingga ditemukannya super komputer, maka sebuah komputer harus melayani beberapa terminal. Untuk itu dirancang konsep distribusi proses berdasarkan waktu yang dikenal dengan nama TSS (Time Sharing System), maka untuk pertama kali bentuk jaringan (network) komputer diaplikasikan. Halaman dari 298 halaman

95 Pada sistem TSS beberapa terminal terhubung secara berseri ke sebuah host komputer. Dalam proses TSS mulai nampak perpaduan teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pada awalnya berkembang sendiri-sendiri. Memasuki tahun 1970-an, setelah beban pekerjaan bertambah banyak dan harga perangkat komputer besar mulai terasa sangat mahal maka mulailah digunakan konsep proses distribusi (Distributed Processing). Seperti pada Gambar 2.2, dalam proses ini beberapa host komputer mengerjakan sebuah pekerjaan besar secara paralel untuk melayani beberapa terminal yang tersambung secara serial di setiap host komputer. Dalam proses distribusi sudah mutlak diperlukan perpaduan yang mendalam antara teknologi komputer dan telekomunikasi, karena selain proses yang harus didistribusikan, semua host komputer wajib melayani terminalterminalnya dalam satu perintah dari komputer pusat. Selanjutnya ketika harga-harga komputer kecil sudah mulai menurun dan konsep proses distribusi sudah matang, maka penggunaan komputer dan jaringannya sudah mulai beragam dari mulai menangani proses bersama Halaman dari 298 halaman

96 maupun komunikasi antar komputer (Peer to Peer System) saja tanpa melalui komputer pusat. Untuk itu mulailah berkembang teknologi jaringan lokal yang dikenal dengan sebutan LAN (local area network). Demikian pula ketika Internet mulai diperkenalkan maka sebagian besar LAN yang berdiri sendiri mulai berhubungan dan terbentuklah jaringan raksasa WAN Model Referensi OSI (Open System Interconnection) dan Standarisasi Dengan banyaknya perusahaan yang memproduksi peralatan-peralatan yang mendukung sistem jaringan komunikasi data elektronik maka diperlukan standarisasi yang berguna dalam mengkomunikasikan alat-alat tersebut dengan baik. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Halaman dari 298 halaman

97 Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya. Model referensi OSI terdiri dari 7 (tujuh) lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN saja, tetapi dalam membangun jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan. Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS (National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN bahkan memakai standar yang dihasilkan IEEE. Kita bisa lihat misalnya badan pekerja yang dibentuk oleh IEEE yang banyak membuat standarisasi peralatan telekomunikasi seperti yang tertera pada tabel berikut: Halaman dari 298 halaman

98 Nama Badan Pekerja IEEE802.1 IEEE802.2 IEEE802.3 IEEE802.4 IEEE802.5 IEEE802.6 IEEE802.7 IEEE802.8 IEEE802.9 IEEE IEEE IEEE IEEE Bentuk Kegiatan Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level Interface) dan Data Link termasuk MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link Control). Standarisasi lapisan LLC. Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5, 10Base2, 10BaseT, dll.) Standarisasi lapisan MAC untuk Token Bus. Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring. Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB (Metropolitan Area Network-Distributed Queue Dual Bus.) Grup Pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory Group) pada LAN. Grup Pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical Advisory Group.) Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network) dan IS (Integrated Services ) LAN. Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN Security.) Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD bersama IEEE Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN Standarisasi masalah protocol CATV Tabel 2.5 Badan Pekerja di IEEE Halaman dari 298 halaman

99 Protokol Komunikasi Data Elektronik Untuk dapat berkomunikasi antara terminal kerja komputer dari setiap pengguna dalam sistem jaringan komunikasi data elektronik maka diperlukan sebuah perangkat lunak yang bertugas menjembatani hal tersebut. Perangkat lunak tersebut dikenal sebagai protokol data atau lazim dikenal sebagai protokol saja. Berikut beberapa jenis protokol populer dewasa ini: LocalTalk LocalTalk adalah sebuah protokol jaringan yang dikembangkan oleh Apple Computer, Inc. untuk mesin-mesin komputer Macintosh. Metode yang digunakan oleh LocalTalk adalah CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance). Hampir sama dengan CSMA/CD yang digunakan oleh protokol Ethernet, adapter LocalTalk dan cable twisted pair khusus dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer melewati port serial. Sistem Operasi Macintosh memungkinkan koneksi secara jaringan peer-topeer tanpa membutuhkan tambahan aplikasi khusus. Secara umum seluruh jenis topologi jaringan komputer dapat menggunakan protokol ini. Sayangnya keterbatasan kapasitas transmisi data yang kecil Halaman dari 298 halaman

100 (230Kbps) menyebabkan kurangnya minat para pengguna memanfaatkan protokol ini Token Ring Protokol ini dikembangkan oleh IBM pada pertengahan tahun Metode aksesnya melalui lewatnya sebuah token dalam sebuah lingkaran seperti cincin. Dalam lingkaran token, komputer-komputer dihubungkan satu dengan yang lainnya seperti sebuah cincin. Sebuah sinyal token bergerak berputar dalam sebuah lingkaran (cincin) dalam sebuah jaringan dan bergerak dari sebuah komputer-menuju ke komputer berikutnya. Jika pada persinggahan di salah satu komputer ternyata ada data yang ingin ditransmisikan, token akan mengangkutnya ke tempat dimana data itu ingin ditujukan, token bergerak terus untuk saling menghubungkan di antara masing-masing komputer. Protokol Token Ring membutuhkan model jaringan bintang (star) dengan menggunakan kabel twisted pair atau kabel fiber optic serta dapat melakukan kecepatan transmisi 4 Mbps atau 16 Mbps. Halaman dari 298 halaman

101 Sejalan dengan perkembangan Ethernet, penggunaan Token Ring makin berkurang sampai sekarang FDDI (Fiber Distributed Data Interface) Fiber Distributed Data Interface (FDDI) adalah sebuah Protokol jaringan yang menghubungkan antara dua atau lebih jaringan bahkan pada jarak yang jauh. Metode akses yang digunakan oleh FDDI adalah model token. FDDI menggunakan dua buah topologi ring secara fisik. Proses transmisi biasanya menggunakan satu buah ring, namun jika ada masalah ditemukan akan secara otomatis menggunakan ring yang kedua. Keuntungan menggunakan protokol FDDI adalah kecepatan transmisi datanya yang mencapai 100Mbps dengan menggunakan kabel serat kaca (fiber optic) ATM (Asynchronous Transfer Mode) Protokol ATM memiliki kapasitas transmisi data minimal 155 Mbps. ATM mentransmisikan data ke dalam satu paket dimana hal ini yang membedakan dengan protokol lainnya. Pada protokol yang lain data ditransfer berdasarkan besar-kecilnya paket. Halaman dari 298 halaman

102 ATM mendukung variasi media seperti video, CD-audio, dan gambar. ATM bekerja pada model topologi Bintang dengan menggunakan kabel fiber optic ataupun kabel twisted pair. ATM pada umumnya digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih jaringan lokal dan banyak digunakan oleh penyedia jasa ISP (internet service provider) untuk meningkatkan kapasitas transmisi data pelanggannya Ethernet Ethernet adalah sistem jaringan yang dibuat dan dipatenkan perusahaan Xerox. Ethernet adalah implementasi metoda CSMA/CD (Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection) yang dikembangkan tahun 1960 pada proyek wireless ALOHA di Hawaii University di atas kabel coaxial. Standarisasi sistem Ethernet dilakukan sejak tahun 1978 oleh IEEE. (lihat Tabel 2.5) Kecepatan transmisi data di Ethernet sampai saat ini adalah 10 sampai 100 Mbps. Saat ini yang umum ada di pasaran adalah Ethernet berkecepatan 10 Mbps yang biasa disebut seri 10Base. Ada bermacam-macam jenis 10Base diantaranya adalah: 10Base5, 10Base2, 10BaseT, dan 10BaseF yang akan diterangkan lebih lanjut kemudian. Halaman dari 298 halaman

103 Pada metoda CSMA/CD, sebuah host komputer yang akan mengirim data ke jaringan pertama-tama memastikan bahwa jaringan sedang tidak dipakai untuk transfer dari dan oleh host komputer lainnya. Jika pada tahap pemeriksaan ditemukan transmisi data lain dan terjadi tabrakan (collision), maka host komputer tersebut diharuskan mengulang permohonan (request) pengiriman pada selang waktu berikutnya yang dilakukan secara acak. Dengan demikian maka jaringan efektif bisa digunakan secara bergantian. Untuk menentukan pada posisi mana sebuah host komputer berada atau dikenal sebagai pengalamatan maka setiap perangkat Ethernet diberikan alamat (address) sepanjang 48 bit yang unik (hanya satu di dunia). Informasi alamat disimpan dalam chip yang biasanya nampak pada saat komputer di start dalam urutan angka berbasis 16, seperti pada Gambar 2.3. Dengan berdasarkan address Ethernet maka setiap protokol komunikasi (TCP/IP, IPX, AppleTalk, dll.) berusaha memanfaatkan untuk informasi masing-masing host komputer di jaringan. Berikut adalah beberapa sistem yang dikembangkan berdasarkan prinsip protokol Ethernet: Halaman dari 298 halaman

104 Base5 Sistem 10Base5 menggunakan kabel coaxial berdiameter 0,5 inch (10 mm) sebagai media penghubung berbentuk bus. Biasanya kabelnya berwarna kuning dan pada kedua ujung kabelnya diberi konsentrator sehingga mempunyai resistansi sebesar 50 ohm. Jika menggunakan 10Base5, satu segment jaringan bisa sepanjang maksimal 500 m, bahkan jika dipasang penghubung (repeater) sebuah jaringan bisa mencapai panjang maksimum 2,5 km Base2 Seperti pada jaringan 10Base5, 10Base2 mempunyai struktur jaringan berbentuk bus. Hanya saja kabel yang digunakan lebih kecil, berdiameter 5 mm dengan jenis twisted pair. Tidak diperlukan MAU karena MAU telah ada di dalam NIC-nya sehingga bisa menjadi lebih ekonomis. Karenanya jaringan ini dikenal juga dengan sebutan CheaperNet. Dibandingkan dengan jaringan 10Base5, panjang maksimal sebuah segmennya menjadi lebih pendek, sekitar 185 m, dan bisa disambung sampai 5 segment menjadi sekitar 925 m. Halaman dari 298 halaman

105 Sebuah segment hanya mampu menampung tidak lebih dari 30 unit komputer saja. Pada jaringan ini pun diperlukan konsentrator yang membuat ujungujung media transmisi bus-nya menjadi beresistansi 50 ohm. Untuk jenis konektor dipakai jenis BNC BaseT Berbeda dengan 2 jenis jaringan di atas, 10BaseT berstruktur bintang (star). Tidak diperlukan MAU karena sudah termasuk di dalam NIC-nya. Sebagai pengganti konsentrator dan repeater diperlukan hub karena jaringan berbentuk star. Panjang sebuah segment jaringan maksimal 100 m, dan setiap hub bisa dihubungkan untuk memperpanjang jaringan sampai 4 unit sehingga maksimal komputer tersambung bisa mencapai 1024 unit. Menggunakan konektor modular jack RJ-45 dan kabel jenis UTP (Unshielded Twisted Pair) seperti kabel telepon di rumah-rumah. Saat ini kabel UTP yang banyak digunakan adalah jenis kategori 5 karena bisa mencapai kecepatan transmisi 100 Mbps. Halaman dari 298 halaman

106 Masing-masing jenis kabel UTP dan kegunaannya bisa dilihat di tabel berikut: Kategori Aplikasi Category 1 Dipakai untuk komunikasi suara (voice), dan digunakan untuk kabel telepon di rumah-rumah. Category 2 Terdiri dari 4 pasang kabel twisted pair dan bisa digunakan untuk komunikasi data sampai kecepatan 4 Mbps. Category 3 Bisa digunakan untuk transmisi data dengan kecepatan sampai 10 Mbps dan digunakan untuk Ethernet dan Token Ring. Category 4 Sama dengan category 3 tetapi dengan kecepatan transmisi sampai 16 Mbps. Category 5 Bisa digunakan pada kecepatan transmisi sampai 100 Mbps, biasanya digunakan untuk Fast Ethernet (100Base) atau network ATM. Tabel 2.6 Kategori Jenis Kabel UTP BaseF Bentuk jaringan 10BaseF sama dengan 10BaseT yakni berbentuk star. Karena menggunakan serat optik (fiber optic) untuk media transmisinya maka panjang jarak antara NIC dan konsentratornya menjadi lebih panjang sampai 20 kali (2000 m). Demikian pula dengan panjang total jaringannya. Pada 10BaseF, untuk transmisi output (TX) dan input (RX) menggunakan kabel/media yang berbeda. Halaman dari 298 halaman

107 Fast Ethernet (100BaseT series) Selain jenis NIC yang telah diterangkan di atas, jenis Ethernet chip lainnya adalah seri 100Base. Seri 100Base mempunyai beragam jenis berdasarkan metode akses datanya diantaranya adalah: 100Base-T4, 100Base-TX, dan 100Base-FX. Kecepatan transmisi seri 100Base bisa melebihi kecepatan chip pendahulunya (seri 10Base) antara 2-20 kali ( Mbps). Ini dibuat untuk menyaingi jenis LAN berkecepatan tinggi lainnya seperti: FDDI, 100VG- AnyLAN dan lain sebagainya Desain Jaringan Pada saat kita telah mengetahui perangkat pendukung untuk membangun sebuah jaringan maka langkah selanjutnya adalah merancang jaringan sesuai yang kita perlukan. Halaman dari 298 halaman

108 Untuk membangun sistem jaringan komunikasi data elektronik haruslah mempertimbangkan aspek-aspek berikut: 1. Topologi Jaringan Pilih dari sekian banyak topologi jaringan yang sesuai dengan kebutuhan kita, yaitu: 1) garis lurus (bus) 2) bintang (star) 3) lingkaran (ring) 4) jaring (mesh) 2. Kecepatan Transmisi Pilih klasifikasi kecepatan transmisi data dalam jaringan di antaranya: a. jaringan rendah sampai menengah (beberapa M s/d 20Mbps) b. jaringan berkecepatan tinggi (ratusan Mbps) c. jaringan berkecepatan ultra tinggi (lebih dari 1Gbps) Halaman dari 298 halaman

109 3. Media Transmisi Data Pilih jenis media yang akan digunakan untuk mengirimkan data, yaitu: a. kabel (wire line) b. nirkabel/gelombang radio (wireless) 4. Jenis Jaringan Pilih jenis jaringan yang akan dibangun dimana hal ini akan memerlukan prasarana yang berbeda, yaitu: a. jaringan utama (backbone LAN) b. jaringan biasa (floor LAN) Halaman dari 298 halaman

110 2.6.6 Klasifikasi Jaringan Berdasarkan Skalabilitas Jaringan internal/lokal yang dibangun secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) jenis sistem jaringan yaitu : 1. Local Area Network (LAN) /Jaringan Area Lokal. Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area/wilayah yang relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah gedung atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak lebih radiusnya dari sekitar 1 km persegi. Beberapa model konfigurasi LAN, satu komputer biasanya dijadikan sebuah server. Komputer server ini bertugas mengelola seluruh aktivitas jaringan seperti pusat basis data, bagi-pakai berkas (file sharing), bagi-pakai printer (print sharing), aplikasi anti-virus, dsb. Sedangkan terminal-terminal (host) komputer pengguna yang terhubung ke dalam jaringan dinamakan dengan workstation computer. Secara umum teknologi yang digunakan untuk jaringan LAN menggunakan kabel atau wireless dengan jangkauan yang kecil. Halaman dari 298 halaman

111 2. Metropolitan Area Network (MAN) / Jaringan area Metropolitan Jika sebuah lembaga/organisasi memiliki beberapa LAN yang tersebar dalam beberapa kantor di area-area yang berbeda maka jika seluruhnya terhubung dalam satu jaringan utama (backbone) dapat diklasifikasikan sebagai MAN (Metropolitan Area Network). Contoh MAN adalah jaringan LAN di setiap BNI46 terhubung dengan kantor cabang lainnya. Secara umum teknologi komunikasi data elektronik yang digunakan untuk menghubungkan sistem jaringan ini menggunakan wireless dengan radius yang besar (sekitar 4-10 km), ADSL, ISDN, VSAT, serat kaca (fiber optic), dsb. 3. Wide Area Network (WAN) / Jaringan area Skala Besar Secara sederhana WAN adalah gabungan beberapa MAN yang terhubung dalam sebuah jaringan utama (backbone) internal. Teknologi komunikasi data elektronik yang diterapkan pun sudah sangat canggih dan melibatkan beberapa macam teknologi. Halaman dari 298 halaman

112 Contoh dari pemanfaatan WAN seperti BNI46 di Jakarta dapat terhubung dengan kantor cabang di Mekah atau Madinah yang tentunya harus mengimplementasikan teknologi yang lebih rumit lagi. Untuk kebutuhan tersebut berikut diberikan beberapa perbandingan mengenai teknologi sistem jaringan komunikasi data (nirkabel dan kabel) : ASPEK PENILAIAN KABEL UTP PENILAIAN SERAT OPTIK NIRKABEL (WIRELESSLAN) Kapasitas Maksimum 3 (100,000,000 byte) 10 (3,000,000,000,000 byte) 1 (15,000,000 byte) Kemudahan Instalasi (mudah) (sulit,memerlukan alat khusus) (mudah) Kemudahan Perawatan 5 (mudah) 1 (sulit,rentan terhadap kondisi eksternal,misal:kimiawi,biologis) 4 (mudah) Sistem Keamanan 2 (harus dibuat sendiri) 2 (harus dibuat sendiri) 5 (sudah memiliki standar enkripsi) Trend Pengembangan Teknologi 1 (maksimum) 1 (maksimum) 10 (masih akan terus berkembang) Halaman dari 298 halaman

113 Skalabilitas (efektif untuk (jaringan lokal (efektif hanya untuk jaringan jaringan antar dalam bawah laut antar pulau/benua) gedung dan dalam gedung) gedung) Total Performa Harga per meter (US$) Harga tertinggi Rasio Performa:Harga 9, ,200 Sumber: Hasil Penelitian Research & Development Department PT. Awakami Tabel 2.7 Perbandingan Teknologi Media Komunikasi Data Elektronik Populer 2.7 Analisis Pembangunan Internet Service Provider Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2000 tentang Telekomunikasi dijelaskan bahwa instansi/lembaga pemerintah di Republik Indonesia dapat membangun sistem jaringan telekomunikasinya sendiri. Halaman dari 298 halaman

114 Sistem jaringan telekomunikasi mandiri tersebut dapat dibangun untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kepada masyarakat dan menjalankan fungsi penyelenggaraan pemerintahan serta pembangunan. Sistem jaringan telekomunikasi mandiri tersebut diantaranya memuat jasa komunikasi data elektronik. Jasa komunikasi data elektronik tersebut diantaranya adalah jasa layanan sambungan (koneksi) internet. Jasa layanan internet (internet service provider) adalah tulang punggung penting dalam penyelenggaraan koneksi internet oleh para pengguna ke sistem jaringan komunikasi data global secara elektronik. Perkembangan jasa layanan internet ini sendiri mulai berkembang sejak sekitar tahun 1995 di Indonesia dimana sudah berdirinya perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa layanan internet (internet service provider) yang melayani pelanggannya di lebar pita data (bandwidth) sekitar 14,4 hingga 28,8 Kbps. Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tercatat bahwa hingga akhir tahun 1999 terdaftar 55 perusahaan ISP (internet service provider) baik yang sudah maupun belum beroperasi. Halaman dari 298 halaman

115 Jumlah tersebut meningkat secara signifikan hingga mencapai 155 perusahaan pada tahun Berdasarkan data yang diinventarisir oleh APJII maka diperoleh informasi sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Jumlah Pelanggan 1. LinkNet TelkomNet IndosatNet CBN IndoNet (daerah DKI saja) 6. RadNet Centrin D-Net MegaNet Idola (mayoritas adalah perusahaan) Sumber: APJII (2001) Tabel 2.8 Jumlah Pelanggan ISP Dalam pembangunan sebuah sistem jaringan komunikasi data elektronik yang menghubungkan pengguna ke sistem jaringan global internet maka haruslah mempertimbangkan aspek-aspek teknis sebagai berikut: Halaman dari 298 halaman

116 a) Komputer server yang digunakan b) Jumlah Remote Access Server c) Lokasi POP (Point of Presence) d) Besarnya Bandwidth e) Nama upstream provider f) Denah rencana sistem jaringan komunikasi data elektronik (network plan). Berikut adalah perbandingan harga sewa bandwidth dari beberapa upstream provider di Indonesia (harga dapat berubah setiap saat): NO. Upstream Provider 1. Indosat-Net (PT. Indosat) 2. Pesat-Net (PT. Pasific Satelit Nusantara/PSN) Biaya Instalasi Kapasitas (Setup Fee) Bandwidth (KBps) Rp Rp Biaya Sewa Bandwidth per Bulan Biaya Sewa Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Halaman dari 298 halaman

117 NO. Upstream Provider Biaya Instalasi (Setup Fee) 3. Satelindo US$ CBN Rp Link-Net Rp Dwi Tunggal Putra US$ Circlecom Rp Koneksi via Telkom: Peralatan Sewa ke Circlecom: Indonet Rp Koneksi via Satelit Biaya Sewa Bandwidth per Bulan Kapasitas Biaya Sewa Bandwidth (KBps) US$ US$ US$ US$ US$ US$ Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp US$ US$ US$ US$ US$ US$ US$ US$ Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp US$ 448 US$ 896 US$ US$ Halaman dari 298 halaman

118 NO. Upstream Provider Biaya Instalasi (Setup Fee) Biaya Sewa Bandwidth per Bulan Kapasitas Biaya Sewa Bandwidth (KBps) 1024 US$ Koneksi via WLAN 64 US$ US$ US$ US$ US$ Koneksi via ISDN 64 US$ US$ US$ US$ US$ Koneksi via Telkom 64 US$ US$ US$ US$ US$ Sumber: IDC (Internet Data Center) Indonesia Catatan: Harga dapat berubah setiap saat berdasarkan kebijakan dari setiap operator. Untuk informasi lebih lanjut dan terbaru harus menghubungi operator yang bersangkutan. Tabel 2.9 Biaya Sewa Bandwidth untuk Koneksi Internet dari Beberapa Upstream Provider di Indonesia Halaman dari 298 halaman

119 Selain menggunakan sistem sewa seperti dibahas sebelumnya, ada alternatif lain jika ingin membangun dengan sistem POP (Point of Presence). Dimana sistem POP ini dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa titik yang berbeda daerahnya dengan koneksi tetap (dedicated access). Pemasangan sistem POP ini dapat memanfaatkan layanan JAMUS (Jaringan Multi Service) yang diselenggarakan oleh PT. Telkom. Untuk informasi lebih lanjut mengenai jasa layanan JAMUS ini dapat menghubungi kepada Kantor Pelayanan Pelanggan PT. Telkom terdekat. Halaman dari 298 halaman

120 3 Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau 3.1 Langkah Pelaksanaan Pengembangan/Implementasi E-Government Provinsi Riau Pengembangan E-Government harus dilaksanakan secara harmonis dengan mengoptimalkan hubungan antara inisiatif masing-masing instansi dan penguatan kerangka kebijakan untuk menjamin keterpaduannya dalam suatu jaringan sistem manajemen dan proses kerja. Pendekatan ini diperlukan untuk membentuk sinergi dua kepentingan yaitu: 1. Kepentingan pendayagunaan pemahaman dan pengalaman masingmasing instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau tentang pelayanan publik yang diperlukan oleh masyarakat 2. Kepentingan untuk penataan sistem manajemen dan proses kerja yang terpadu. Setiap instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau harus menyusun Rencana Strategis Pengembangan E-Government di lingkungannya masingmasing. Halaman dari 298 halaman

121 Rencana Strategis Pengembangan E-Government itu dengan jelas menjabarkan hal-hal berikut: 1. Lingkup dan sasaran pengembangan E-Government yang ingin dicapai 2. Kondisi yang dimiliki pada saat ini 3. Strategi dan tahapan pencapaian sasaran yang ditentukan 4. Kebutuhan dan rencana pengembangan sumber daya manusia 5. Rencana investasi yang diperlukan Untuk menghindari pemborosan anggaran pemerintah, penyusunan rencana investasi harus disertai dengan analisis kelayakan investasi terhadap manfaat sosial-ekonomi yang dihasilkan. Dalam upaya menjamin transparansi pelayanan publik serta keterpaduan dan interoperabilitas jaringan sistem pengelolaan serta pengolahan dokumen dan informasi elektronik yang mendukungnya maka perencanaan dan pengembangan sistem informasi di setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur E-Government yang dirancang dalam Rencana Induk Pengembangan E-Government Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

122 Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang pengolahan data elektronik, komunikasi dan informasi memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan penyusunan kebijakan, peraturan, standarisasi dan panduan yang diperlukan untuk melandasi perencanaan serta pelaksanaan pengembangan E- Government. Beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah: 1. Kebijakan tentang pengembangan tata pemerintahan yang baik dengan berlandaskan manajemen modern. 2. Kebijakan tentang pemanfaatan, kerahasiaan, dan keamanan informasi pemerintah dan perlindungan informasi publik 3. Kebijakan tentang kelembagaan dan otorisasi pemanfaatan dan pertukaran informasi pemerintah secara on-line. 4. Kebijakan tentang peran serta sektor swasta dalam penyelenggaraan E-Government. 5. Kebijakan tentang pendidikan E-Government. 6. Ketentuan tentang standar kelayakan dan interoperabilitas situs informasi dan pelayanan publik Halaman dari 298 halaman

123 7. Panduan tentang sistem manajemen informasi dan dokumen elektronik 8. Panduan tentang aplikasi, mutu, dan jangkauan pelayanan masyarakat 9. Panduan tentang perencanaan, pengembangan dan pelaporan proyek E-Government. 10. Standarisasi yang berkaitan dengan interoperabilitas pertukaran dan transaksi informasi antar situs pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah. 11. Standarisasi dan prosedur yang berkaitan dengan manajemen informasi dan dokumen elektronik, termasuk pengembangan dan pengelolaan meta-data yang berkaitan dengan informasi dan dokumen elektronik tersebut. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi untuk pengamanan informasi serta pengembangan sistem otentikasi dan public key infrastructure. 12. Pengembangan aplikasi perangkat lunak sistem informasi yang mengelola seluruh data dari setiap sektor pemerintahan dan pembangunan. Halaman dari 298 halaman

124 13. Pengembangan dan pengelolaan jaringan intra pemerintah yang handal dan aman. 14. Kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan panduan tersebut membentuk kerangka pelaksanaan kebijakan E- Government yang terpadu dan konsisten. Dalam hal ini Badan Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Provinsi Riau memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan E- Government serta melaporkan kemajuan dan permasalahanpermasalahannya kepada para pemegang keputusan. Sedangkan Sekretariat Daerah Provinsi Riau bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur memiliki kewajiban untuk memfasilitasi perencanaan dan perubahan sistem manajemen maupun proses kerja setiap unit kerja Pemerintah Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

125 Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam hal ini antara lain adalah: 1. Perencanaan perubahan sistem manajemen dan prosedur kerja tersebut harus dilandaskan pada konsep manajemen modern dan menuju pada sistem manajemen organisasi jaringan yang memungkinkan distribusi serta interoperabilitas kewenangan dan kewajiban secara optimal sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku serta terbentuknya lini pengambilan keputusan yang lebih pendek dan pengelolaan rentang kendali yang lebih luas. 2. Perencanaan perubahan sistem manajemen dan proses kerja harus berorientasi pada pemanfaatan teknologi informasi secara optimal. 3. Di dalam perumusan peraturan yang berkaitan dengan perubahan sistem manajemen dan proses kerja, semua instansi pemerintah harus dilibatkan dan diminta memberikan konsep perubahan sistem manajemen dan prosedur kerja di lingkungannya masing-masing. Sehingga dalam hal ini rumusan peraturan dan ketentuan pelaksanaannya harus merupakan kesepakatan antar instansi. 4. Pandangan dan saran dari dunia usaha yang telah terbukti berhasil menerapkan sistem manajemen modern perlu diusahakan. Halaman dari 298 halaman

126 Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perhubungan berkewajiban untuk mendorong partisipasi dunia usaha dalam pengembangan jaringan komunikasi dan informasi di seluruh wilayah Provinsi Riau. Untuk keperluan itu peraturan dan ketentuan Pemerintah Provinsi Riau yang menghambat perlu segera diperbaiki sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perhubungan juga harus merumuskan kebijakan dan merencanakan pengembangan community telecenter di wilayah-wilayah yang pangsa pasarnya belum cukup ekonomis bagi investasi dunia usaha sebagai bagian dari pelaksanaan Universal Service Obligation. Unit kerja yang bertanggung jawab di bidang riset dan teknologi berkewajiban untuk mengkoordinasikan kemampuan teknologi yang ada di lembaga penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi untuk menyediakan dukungan teknologi bagi keperluan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi dalam pengembangan E-Government serta pengembangan industri teknologi informasi dan telekomunikasi. Halaman dari 298 halaman

127 Sedangkan unit kerja yang bertanggung jawab di bidang perencanaan pembangunan daerah dan di bidang keuangan berkewajiban untuk menganalisis kelayakan pembiayaan rencana strategis E-Government dari masing-masing instansi pemerintah serta memfasilitasi dan mengintegrasikan rencana tersebut ke dalam rencana pengembangan E-Government secara menyeluruh. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian khusus adalah: 1. Arah dan sasaran penggunaan anggaran pemerintah untuk menstimulasi pencapaian tujuan strategis E-Government 2. Prinsip-prinsip dan kriteria pembiayaan yang harus diterapkan agar pelaksanaan strategi pengembangan E-Government 3. dapat berjalan dengan baik. 4. Kerangka alokasi anggaran pemerintah untuk pengembangan E- Government. 5. Ketentuan dan persyaratan pembiayaan proyek E-Government. 6. Keterkaitan aspek-aspek tersebut membentuk kerangka kebijakan anggaran pengembangan E-Government Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

128 Dalam hal ini Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau memiliki tanggung jawab sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan kemampuan menghadapi semua bentuk perubahan yang tengah kita alami saat ini maka Badan Pengolahan Data Elektronik Provinsi Riau memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan E-Government serta melaporkan kemajuan dan permasalahan-permasalahannya. Dalam hal ini setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau harus dapat berfungsi secara efektif sesuai dengan kewenangannya masing-masing dalam suatu jaringan interaksi yang responsif, handal dan terpercaya. 2. Dengan demikian semua instansi harus dilibatkan di dalam penyusunan kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi, panduan yang diperlukan, sesuai dengan kewenangan dan kompetensi yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan di atas merupakan titik tolak untuk melonggarkan sekat-sekat birokrasi yang merupakan persyaratan mutlak bagi pembentukan tata pamong yang baik. Halaman dari 298 halaman

129 Dalam hal ini peran serta dunia usaha yang memiliki kemampuan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan E-Government dapat mempercepat pencapaian tujuan strategis pengembangan E-Government. 3.2 Kerangka Arsitektur E-Government Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan E-Government pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini. Halaman dari 298 halaman

130 Sumber: Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 Gambar 3.1 Diagram Kerangka Arsitektur E-Government Halaman dari 298 halaman

131 3.2.1 Lapisan Struktur Kerangka Arsitektur E-Government Kerangka arsitektur itu terdiri dari empat lapis struktur, yakni: 1. Lapisan Akses Lapisan ini terdiri atas jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses portal pelayanan publik. 2. Lapisan Portal Pelayanan Publik Lapisan ini terdiri atas situs-situs internet penyedia layanan publik tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan dokumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait. 3. Lapisan Organisasi Pengelolaan dan Pengolahan Informasi Lapisan ini terdiri atas organisasi pendukung (back-office) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan dokumen elektronik. 4. Lapisan Infrastruktur dan Aplikasi Dasar Lapisan ini terdiri atas semua prasarana baik berbentuk perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung Halaman dari 298 halaman

132 pengelolaan, pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi. baik antar back-office, antar Portal Pelayanan Publik dengan back-office, maupun antara Portal Pelayanan Publik dengan jaringan internet, secara handal, aman dan terpercaya Pilar Pendukung Lapisan Arsitektur E-Government Dalam hal ini seluruh lapisan struktur tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni: 1. Penataan sistem manajemen dan proses kerja 2. Pemahaman tentang kebutuhan publik 3. Penguatan kerangka kebijakan 4. Pemapanan peraturan. 3.3 Kerangka Pelaksanaan Kebijakan Dan Strategi Pengembangan E-Government Agar pelaksanaan kebijakan pengembangan E-Government dapat dilaksanakan secara sistematik dan terpadu maka penyusunan kebijakan, peraturan, standarisasi dan panduan yang diperlukan harus konsisten dan saling mendukung. Halaman dari 298 halaman

133 Karena itu perumusannya perlu mengacu pada kerangka yang utuh, serta diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembentukan pelayanan publik dan penguatan jaringan pengelolaan dan pengolahan informasi yang handal dan terpercaya. Seperti digambarkan di bawah ini, kerangka tersebut mengkaitkan semua kebijakan, peraturan dan perundang-undangan, standarisasi dan panduan sehingga terbentuk landasan untuk mendorong pembentukan sistem pemerintahan yang lebih baik. Sumber: Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 Gambar 3.2 Diagram Pengembangan Pelayanan Publik Melalui Jaringan Komunikasi dan Informasi Halaman dari 298 halaman

134 Dalam kerangka kebijakan dan strategi pengembangan E-Government tersebut dapat dilihat enam aspek penting yaitu: Standar Kelayakan Pelayanan Elektronik Pelayanan elektronik adalah sistem pelayanan publik yang dikembangkan dengan berbasis komunikasi data elektronik melalui media pelayanan yang dibangun oleh unit kerja terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Dalam hal pelayanan elektronik tersebut tentunya memerlukan standar minimum yang harus dipenuhi agar dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Standar kelayakan pelayanan elektronik ini harus disusun berdasarkan sistem manual yang sudah ada. Dimana sistem manual tersebut kemudian dikembangkan ke dalam sistem elektronik yang lebih efektif dan efisien. Tentunya pengembangan sistem elektronik tersebut harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan seluruh aspek penting yang mempengaruhi tingkat kesuksesan pemanfaatannya Kebijakan Interoperabilitas Situs Pemerintah Prinsip interoperabilitas adalah hal yang sangat penting dalam pengembangan sebuah sistem E-Government yang terpadu dan menyeluruh. Halaman dari 298 halaman

135 Hal ini disebabkan oleh kondisi bahwa pada hakikatnya setiap instansi pemerintah memiliki keterkaitan yang erat serta dituntut untuk menghilangkan sekat-sekat birokrasinya. Tuntutan untuk menghilangkan sekat-sekat birokrasi adalah sesuatu yang sesuai dengan desakan dari era masyarakat informasi saat ini sehingga kondisi tersebut merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda-tunda lagi pelaksanaannya. Dengan adanya sistem yang memiliki interoperabilitas yang tinggi dan harmonis maka tuntutan tersebut di atas dapat diharapkan terpenuhi adanya Kebijakan Pemanfaatan, Kerahasiaan dan Keamanan Informasi Setiap informasi yang diolah dari data-data yang dikumpulkan oleh setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau memiliki hierarki yang disesuaikan berdasarkan para pengaksesnya. Dalam hal pengaturan mengenai pemanfaatan, kerahasiaan dan keamanan dari sistem informasi yang dibangun dalam E-Government Provinsi Riau adalah hal yang sangat penting untuk dilaksanakan. Halaman dari 298 halaman

136 Kebijakan Pemanfaatan Informasi Kebijakan di bidang pemanfaatan informasi antara lain meliputi aspek: 1. Format laporan dan tampilan antar muka pengguna (user interface) dari aplikasi perangkat lunak sistem informasi yang dibangun. 2. Pemilihan informasi-informasi berdasarkan tingkat kegunaan dan sensivitasnya. 3. Pengelompokkan pengguna/pengakses sistem informasi berdasarkan kebutuhan dan wewenangnya Kebijakan Kerahasiaan Informasi Kebijakan di bidang kerahasiaan informasi antara lain meliputi aspek: 1. Sistem enkripsi atau penyandian informasi yang bersifat rahasia atau sangat rahasia. 2. Perlindungan atas kerahasiaan informasi pribadi dari para anggota masyarakat. 3. Penyusunan klasifikasi jenis informasi berdasarkan aturan perundangundangan yang berlaku. Halaman dari 298 halaman

137 Kebijakan Keamanan Informasi Kebijakan di bidang keamanan informasi antara lain meliputi aspek: 1. Pemanfaatan teknologi sistem keamanan komunikasi data yang handal dan teruji kinerjanya. 2. Penyusunan protokol akses terhadap informasi yang dikelola dalam sistem informasi yang dibangun. 3. Penyusunan prosedur pengamanan, penyelamatan dan perbaikan data dalam sistem informasi yang dibangun Panduan Sistem Manajemen Informasi dan Dokumen Elektronik Sistem manajemen informasi dan dokumen elektronik adalah satu kesatuan dalam penerapan pengolahan data secara elektronik. Untuk menemukan sinergi dari sistem informasi tersebut maka diperlukan panduan pengembangan bagi setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau. Panduan tersebut meliputi: 1. Standar spesifikasi perangkat yang akan digunakan dalam pengembangan sistem informasi 2. Standar format dokumen elektronik yang akan digunakan Halaman dari 298 halaman

138 3. Diagram alur data dari sistem informasi yang dibangun 4. Kelayakan teknologi informasi yang akan digunakan 5. Standar alokasi biaya dan analisis kebutuhan serta perancangan sistem secara global Panduan Pengembangan Aplikasi, Mutu dan Jangkauan Pelayanan Masyarakat Aplikasi perangkat lunak sistem informasi berbasis teknologi komputer di dalam setiap proses serta daur pengembangannya memiliki standar mutu dan jangkauan yang ingin dicapai dalam pemanfaatannya. Tentunya proses dan daur pengembangan aplikasi tersebut memerlukan panduan yang menyeluruh serta terpadu yang mempertimbangkan beberapa aspek berikut ini: 1. Prosedur dan protokol standar rekayasa dan pembangunan sistem perangkat lunak (software development and engineering). 2. Standar kompetensi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam proses pembangunan, pengembangan dan pemanfaatan E- Government. Halaman dari 298 halaman

139 3. Standar minimum dan luasnya jangkauan pelayanan kepada masyarakat dari sistem E-Government yang akan dibangun oleh setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Panduan Pengembangan dan Interoperabilitas Situs Unit Kerja Pemerintah Provinsi Riau Dengan demikian luasnya jumlah pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Riau kepada masyarakat maka rentang kendalinya diserahkan kepada setiap unit kerja yang terkait dengan sektor-sektor pemerintahan dan pembangunan yang ada. Dalam hal ini maka setiap unit kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau memiliki tugas untuk membangun, mengembangkan dan memelihara situs web portalnya masing-masing yang menjadi subdomain dari situs portal web Pemerintah Provinsi Riau. Proses pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan situs portal masingmasing badan/dinas/lembaga tersebut haruslah memiliki kemampuan interoperabilitas yang baik antar lembaganya. Karena tanpa adanya interoperabilitas yang baik akan mengakibatkan tidak terintegrasinya informasi dan pelayanan elektronik yang disampaikan kepada masyarakat. Halaman dari 298 halaman

140 Selain itu dengan adanya interoperabilitas yang baik diharapkan dapat menekan biaya serta mengurangi adanya tumpang-tindih pelayanan maupun informasi kepada masyarakat. 3.4 Sistem Manajemen dan Kelembagaan Aplikasi Back- Office E-Government Provinsi Riau Dalam proses pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan E- Government Provinsi Riau diperlukan adanya dukungan aplikasi back-office yang mendukung proses pengolahan data yang dikumpulkan secara elektronik. Aplikasi back-office tersebut haruslah diatur dalam suatu sistem manajemen dan kelembagaan yang dapat mengkoordinasikan secara harmonis, terpadu dan menyeluruh seluruh sistem informasi yang ada. Dalam diagram berikut dapat diperoleh gambaran mengenai sistem manajemen dan kelembagaan aplikasi back-office E-Government Provinsi Riau. Halaman dari 298 halaman

141 Sumber: Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2003 Gambar 3.3 Diagram Sistem Manajemen dan Kelembagaan Aplikasi Back-Office E-Government Provinsi Riau Sistem manajemen dan kelembagaan aplikasi back-office E-Government Provinsi Riau terdiri atas aspek-aspek berikut ini: Halaman dari 298 halaman

Motivasi Kebijakan E-Government

Motivasi Kebijakan E-Government LAMPIRAN I INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TANGGAL 9 JUNI 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT Motivasi Kebijakan E-Government Tuntutan Perubahan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

Lebih terperinci

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam

b. bahwa pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI DEPUTI BIDANG TELEMATIKA 2003 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA COVER DEPAN Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government COVER DALAM Panduan Pelaksanaan Proyek dan Penganggaran e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemajuan teknologi komunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa manusia ke arah kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka peluang bagi pengaksesan,

Lebih terperinci

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia

Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor : 6 tahun 2001 Tanggal : 24 april 2001 Kerangka Kebijakan Pengembangan Dan Pendayagunaan Telematika Di Indonesia Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Fakta telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya yang luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume

Lebih terperinci

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU

BAB V. ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU BAB V ARAH PENGEMBANGAN e-government PROVINSI RIAU 2.9 Inisiatif e-government Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan pelayanan publik melalui jaringan

Lebih terperinci

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA LAMPIRAN INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG KERANGKA KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA Pendahuluan Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi,

Lebih terperinci

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH RPSEP-11 KENDALA DAN STRATEGI PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DALAM PEMBANGUNAN DAERAH Nora Eka Putri Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang Email: nor.adisty@gmail.com Abstrak E-government atau electronic

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN SRAGEN B U P A T I S R A G E N Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. Bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengurus apa yang dibutuhkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu pemerintahan membutuhkan sebuah sistem yang sangat mendukung proses pelayanan yang dilakukan dalam penyelenggaraan pelayanan. Dimana pelayanan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN EGOVERNMEN PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Perbaikan system e-government di PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN, diharapkan mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

proposal penawaran ANALISA, DESIGN, PENGEMBANGAN, & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DAERAH PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I/II

proposal penawaran ANALISA, DESIGN, PENGEMBANGAN, & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DAERAH PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I/II proposal penawaran ANALISA, DESIGN, PENGEMBANGAN, & IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI DAERAH PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I/II pendahuluan Pada saat ini Indonesia tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014

Komputer Dan Pemerintahan. Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 Komputer Dan Pemerintahan Universitas Gunadarma Sistem Informasi 2013/2014 TUJUAN: Memberi kemudahan dan kesederhanaan prosedur, sehingga penerapannya memerlukan perubahan struktur organisasi pemerintahan

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN

Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN Tugas Teknologi Komunikasi Informasi PENGEMBANGAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI BAGIAN ORGANISASI DAN TATALAKSANA KABUPATEN PURWAKARTA makalah Oleh YUDHO DILIYANTO

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN E GOVERNMENT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ALOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjukkan dengan pesatnya perkembangan perangkat komputasi, telekomunikasi, jaringan internet

Lebih terperinci

Evolusi Vol. I No.1 September 2013

Evolusi Vol. I No.1 September 2013 ANALISIS IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PEMERINTAH DAERAH KAB. TEGAL BERDASARKAN FRAMEWORK DELOITTE DAN INPRES NO. 3 TAHUN 2003 Warjiyono Program Studi Manajemen Informatika Akademik Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas. Penggunaan teknologi yang tidak hanya terbatas pada bidang bisnis dan perdagangan tetapi lebih

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN E- GOVERNMENT

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN E- GOVERNMENT KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN E- GOVERNMENT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMASI JL.Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110 2002 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyebarluaskan dan mensosialisasikan arah

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENTE

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENTE PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI E-GOVERNMENTE OLEH : TIM SOSIALISASI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI AGENDA Acuan E-Gov Latar Belakang Penyelenggaraan E-Gov Tugas dan Fungsi Pusat Sumber Daya Geologi Maksud dantujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat.

BAB I PENDAHULUAN. pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI PUBLIK

SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI PUBLIK SISTEM INFORMASI DAN ORGANISASI PUBLIK A. Latar Belakang Masalah Munculnya Sistem Informasi Publik Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang dimulainya abad ke-21 ditandai dengan

Lebih terperinci

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS

DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DUKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENATAAN SIMPUS Rapat Koordinasi Penyiapan Teknis SIMPUS Departemen Kesehatan Surabaya 29 Mei 2007 Hadwi Soendjojo - Kepala Pusat

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT)

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH (E-GOVERNMENT) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang :

Lebih terperinci

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA SALINAN BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government

Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Penataan Tata Laksana Dalam Rangka Penerapan e-government DEPUTI BIDANG TATALAKSANA 2012 Reformasi Birokrasi merupakan transformasi segenap

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2018 KEMENKUMHAM. Penyelenggaraan Sistem Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi internet di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA MADIUN No. 1. Kepala Dinas Memimpin, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan bimbingan teknis di bidang Komunikasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM KERANGKA E-GOVERNMENT DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang a. bahwa pemanfaatan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. E-Government (e-gov) merupakan program pemerintah dalam upaya untuk

I. PENDAHULUAN. E-Government (e-gov) merupakan program pemerintah dalam upaya untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. E-Government (e-gov) merupakan program pemerintah dalam upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis elektronik serta melakukan transformasi

Lebih terperinci

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk

c. Pembangunan sistem Berdasarkan analisa sistem yang telah dilakukan, dibuat rancangan/desain sistem yang selanjutnya diterjemahkan kedalam bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tujuan sistem perencanaan pembangunan adalah untuk mendukung koordinasi

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi

I. PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang

BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA. Daerah. Reformasi tersebut direalisasikan dengan ditetapkannya Undang 10 BAB II SISTEM PEMERINTAH DAERAH & PENGUKURAN KINERJA Semenjak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, Pemerintah Indonesia melakukan reformasi di bidang Pemerintahan Daerah dan Pengelolaan Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN

BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN BAB I PERMASALAHAN DAN SOLUSI UMUM SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN Mengingat kompleksitas organisasi pendidikan dan harapan akan akurasi yang semaksimal mungkin, maka data-data yang beraitan dengan pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN AKSES INFORMASI DAN KOMUNIKASI PUBLIK DI KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dirasakan semakin cepat dan pesat sehingga menjadikan suatu organisasi harus bersiap diri dalam menghadapi persaingan.

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 60 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN PURWAKARTA B U P A T I P U R W A K A R T A, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, transparan, serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, transparan, serta meletakkan supremasi hukum. Perubahan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia pada saat ini tengah mengalami perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara secara fundamental menuju ke sistem tata kelola kepemerintahan yang demokratis,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang:

Lebih terperinci

Komputer & Pemerintah. E-Government

Komputer & Pemerintah. E-Government Komputer & Pemerintah E-Government Definisi E-Goverment Electronics government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, pelaku bisnis,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.955, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT Jalan Tamansari No. 55 Telepon (022) 2502898 Fax. (022) 2511505 http:// diskominfo.jabarprov.go.id/ e-mail

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA

PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA PERKEMBANGAN E-GOVERNMENT INDONESIA Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Dalam era globalisasi, perkembangan teknologi informasi begitu cepat, kebutuhan informasi yang cepat, tepat dan akurat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan reformasi sektor publik yang begitu dinamis saat ini tidak dapat dilepaskan dari tuntutan masyarakat yang melihat secara kritis buruknya kinerja

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI DAN TELEMATIKA KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA SISTEM DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist Dimensi Aplikasi 1 Agenda Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist 2 Ruang Lingkup Salah satu upaya untuk melihat, mengevaluasi,

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PENDAYAGUNAAN TELEMATIKA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5542 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Kesehatan. Sistem Informasi. Data. Pengelolaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung mempunyai tugas menyediakan data statistik dan informasi yang berkualitas, lengkap, akurat, mutakhir, berelanjutan dan relevan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN I. UMUM Pembangunan Kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

Lebih terperinci

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i

Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng i KATA PENGANTAR Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Soppeng disingkat Diskominfo adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terbentuk

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI LINGKUNGAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK Menimbang: a. bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK Dipersiapkan oleh: Calvin Tandra / 140707799 Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta 2017 1 3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1

Lebih terperinci

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM

Tugas Teknologi Komunikasi KABUPATEN PASER KALTIM Tugas Teknologi Komunikasi PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM MENUNJANG IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI DISHUBKOMINFO KABUPATEN PASER KALTIM Oleh ARDIANSYAH NIM. 8508118070 Produksi Media Informasi Publik

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 59 TAHUN 2016XXXX TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMASI REPUBLIK INDONESIA Pedoman Standar Mutu, Jangkauan Pelayanan Dan Pengembangan Aplikasi e Government COVER DALAM Pedoman Standar Mutu, Jangkauan Pelayanan Dan Pengembangan Aplikasi e Government SAMBUTAN MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Deskripsi: Dimensi Grand Design Sistem Informasi Kesehatan

Deskripsi: Dimensi Grand Design Sistem Informasi Kesehatan Deskripsi: Grand design sistem informasi kesehatan berorientasi pada kualifikasi produk yang diharapkan, ditinjau dari kebutuhan kinerja dan spesifikasinya serta strategi tata kelolanya. 1. Dimensi Grand

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENDAYAGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA

Lebih terperinci

Hambatan dan Tantangan dalam Mewujudkan Good Governance melalui Penerapan E-Government di Indonesia *

Hambatan dan Tantangan dalam Mewujudkan Good Governance melalui Penerapan E-Government di Indonesia * Hambatan dan Tantangan dalam Mewujudkan Good Governance melalui Penerapan E-Government di Indonesia * Teguh Kurniawan Departemen Ilmu Administrasi FISIP UI,Kampus FISIP UI Gd B Lt 2 Depok 16424, email

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan tersebar ke seluruh penjuru nusantara. Besarnya jumlah penduduk dan persebaran penduduk ini

Lebih terperinci

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN)

MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) MENUJU TATA KELOLA TIK YANG LEBIH BAIK Sekilas Cetak Biru TIK Kementerian PUPR Oleh: Masagus Z. Rasyidi (Kepala Subbidang Layanan TI, PUSDATIN) Kenapa Cetak Biru TIK Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOMINFO 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Tugas, fungsi dan struktur Dinas Komunikasi Informatika Kota Padang berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 79 Tahun 2016

Lebih terperinci

BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN

BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN BAB I SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN A. Pengertian Sistem Informasi Satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Biasanya para pemakai tergabung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Analisis 3.1.1 DITJEN APTIKA KEMKOMINFO DITJEN APTIKA KEMKOMINFO adalah sebuah bagian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia yang merupakan unsur

Lebih terperinci