Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan"

Transkripsi

1 Perkembangan Obligasi Syariah di Indonesia: Suatu Tinjauan Eka Siskawati Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Padang Abstract Sukuk is a syariah based investment aimed to mobilize the idle fund which appropriates for moslem and non moslem investors. Sukuk presented in Indonesia later than other major population moslem countries. Regulations of Sovereign Sukuk was issued in 2008, six months after corporate sukuk was firstly issued in Generally, sukuk involves three parties in the sukuk structure. However,parties to be involved in Sukuk practices in Indonesia depend on corporate need. For example, sukuk Ijarah PT.Berlian Laju Tanker Tbk was issued by the originator which is generally issued by SPV. These practices are acceptable since SPV concepts are still unknown in Indonesian s law. Keywords: Syariah based investments, Sovereign sukuk, Corporate Sukuk. 1. Pendahuluan Sukuk adalah bahasa arab bentuk jamak yang artinya sertifikat. Sukuk dalam pasar modal Islam (Islamic Capital Market) serupa dengan obligasi yang terdapat di pasar modal tradisional,yaitu surat atau sertifikat dari pihak yang membutuhkan dana. Perbedaannya adalah obligasi merupakan surat hutang, sedangkan sukuk merupakan sertifikat kepemilikan kepentingan dalam suatu aset. Obligasi mewajibkan pihak yang berhutang untuk membayarkan bunga atau kupon kepada pihak yang memberikan hutang, praktek ini sangat jelas dilarang secara Syariah karena mengandung unsur Riba. Alquran, surat 3, ayat 130: Wahai orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung Meskipun, sukuk merupakan produk keuangan islam yang mirip dengan obligasi, namun pada prinsipnya sukuk lebih menekankan kepada kontrak jual beli. The Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) dalam standar no.17 mendefinisikan sukuk sebagai : investment sukuk are certificates of equal value representing undivided shares in ownership of tangible assets usufruct and services (in the ownership of) the assets or particular projects or special investment activity, however, this is true after receipt of the value of the sukuk, the closing of subscription and the employment of funds received for the purpose for which the sukuk were issued. Bapepam LK dalam peraturan No.IX.A.14, mendefinisikan sukuk sebagai: efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas: 1. Kepemilikan aset berwujud tertentu 2. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu; atau

2 3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu Investasi Sukuk, selain merupakan instrumen investasi yang sesuai dengan syariah islam, juga merupakan investasi yang relative aman karena memiliki tingkat resiko yang relative rendah. Hal ini disebabkan karena sukuk adalah investasi berbasis aset (asset-based investment), yaitu setiap penerbit sukuk harus memiliki aset yang dapat dijadikan sebagai underlying asset. Oleh sebab itu, Sukuk merupakan alat yang ideal bagi manajemen likuiditas karena sukuk disamping memfasilitasi datangnya dana dari investor, juga merupakan instrumen investasi yang relatif aman disebabkan sukuk merupakan investasi berbasis aset (Vishwanath and Azmi, 2009). Pendanaan dari investasi sukuk harus ditujukan untuk kegiatan yang produktif (pendanaan proyek) dan tidak untuk kegiatan spekulatif. Sehingga resiko yang terjadi semata-mata disebabkan karena proyek dan bukan karena kegiatan spekulatif yang tidak memiliki keuntungan ekonomi riil. Likuiditas dari sukuk tidak hanya menjadi instrumen keuangan alternative bagi investor muslim (i.e.investor Islam), namun juga telah menarik minat investor non-muslim. Bagi investor muslim, sukuk merupakan pendorong likuiditas. Dana yang selama ini tersimpan, dengan adanya sukuk sebagai instrumen investasi syariah, sekarang dana tersebut dapat dimobilisasikan. Sedangkan bagi investor konvensional dan non-muslim, sertifikat sukuk merupakan suatu keunggulan diversifikasi investasi (Tariq dan Dar,2007). 2. Sukuk di Beberapa Negara Konsep sukuk pertama kali di perkenalkan oleh OIC Fiqh Academy pada Februari Tahun 1990 sukuk korporat pertama terbit dimalaysia, ironisnya yang menerbitkan sukuk untuk pertama kalinya ini adalah institusi nonmuslim. Sukuk pertama ini diterbitkan dalam pecahan ringgit (mata uang lokal) dengan nilai RM 125 juta dengan menggunakan akad Bai Bithaman Ajil (BBA). Sedangkan sukuk Negara (Sovereign sukuk) pertama kali diterbitkan oleh pemerintah Bahrain pada tahun 2001, dengan nilai USD100 juta dengan akad Ijarah. Malaysia merupakan Negara yang paling aktif dan penerbit sukuk terbesar didunia. Pasar sukuk Malaysia mencapai USD 68 milyar, atau setara dengan 67% dari total pasar domestik sukuk di dunia (IIFM report, 2009). Sebagai perbandingan, pasar domestik sukuk di Negara-negara teluk hanya USD16 milyar. Angka yang masih sangat kecil dibanding Malaysia. Di Negara-negara teluk, Bahrain merupakan Negara yang paling aktif menerbitkan sukuk. Bahrain merupakan Negara pertama yang menerbitkan sukuk Negara (sovereign sukuk). Dalam kurun waktu tujuh tahun yaitu dari tahun 2002 sampai tahun 2009, penerbitan sukuk di Bahrain mencapai 77 sukuk. Pasar sukuk Bahrain sampai Juni 2009 hanya USD1.5 milyar, hal ini dikarenakan nilai rata-rata sukuk yang terbit sangat kecil. Sedikitnya lebih dari USD1 milyar dari sukuk yang terbit, Sembilan sukuk memiliki tenor 3-5 tahun dan satu sukuk dengan tenor 10 tahun, sedangkan USD1.2 milyar berupa sukuk jangka pendek yang akan jatuh tempo antara 3 sampai 5 bulan dengan akad ijarah dan salam. Semua sukuk tersebut diterbitkan oleh pemerintah Bahrain. Di Negara-negara teluk kecuali Bahrain, sukuk relative kurang aktif diterbitkan pecahan mata uang local. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab menerbitkan global sukuk dalam bentuk mix of sovereign, quasi-sovereign dan korporat sukuk, sedangkan sukuk domestik hanya berasal dari Qatar yang diterbitkan oleh pihak korporat. 2 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9

3 Sukuk pertama yang diterbitkan di Singapur adalah quasi-sovereign sukuk, yaitu terbit pada bulan Juni tahun Pakistan juga mulai aktif menerbitkan sukuk dari awal Juni 2002, terdapat 30 sukuk yang pernah terbit dalam bentuk sukuk Negara dan sukuk korporat. Negara federasil Jerman Saxony-anhalt pernah menerbitkan sukuk Negara pada bulan Juli Ini merupakan sukuk pertama yang diterbitkan oleh Negara non-muslim, bernilai 100 juta Euro (setara dengan USD123 juta) dengan akad Ijarah. Negara Jerman masuk kedalam industri keuangan Islam dan sukses memperoleh dana melalui portofolio real estate mereka. Investor dari sukuk ini diantaranya berasal dari US, UK, Arab Saudi, Bahrain, Malaysia, Jepan, HongKong dan German, mungkin ini adalah sukuk yang memiliki investor paling terdiversifikasi sampai saat ini. Meskipun sukuk mulai banyak diterbitkan di negara-negara nonmuslim, praktek-praktek sukuk dikalangan non-muslim perlu diperhatikan. Sebagaimana hukum islam mengharuskan aktifitas perdagangan yang jujur, jauh dari praktek riba, jauh dari kegiatan spekulasi, dan jauh dari bisnis dan aktivitas aktivitas merugikan masyarakat banyak seperti pornografi, alcohol, tembakau dan senjata. Praktekpraktek tersebut pada umumnya tidak dilarang keras di kalangan non-muslim, sehingga di khawatirkan praktek sukuk yang dilaksanakan juga tidak sesuai dengan anjuran syariah. dengan nilai Rp 175 milliar menggunakan akad mudharabah. Kemudian diikuti oleh korporasikorporasi lain. Sukuk Negara terbit pada tahun 2008, setelah keluarnya undangundang no.19 tahun 2008 yang mengatur tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Sejak dikeluarkannya Undang-undang tentang sukuk Negara sampai saat ini, telah terbit delapan sukuk Negara dimana semuanya sukuk tersebut menggunakan akad Ijarah. Jenis sukuk dibedakan berdasarkan akad yang mendasari penerbitan sukuk tersebut. Menurut fatwa DSN-MUI nomor 32/DSN-MUI/IX/2002, terdapat 6 akad sukuk yang berlaku di Indonesia saat ini: 1. Mudharabah 2. Musyarakah 3. Murabahah 4. Salam 5. Istishna 6. Ijarah Dari sekian banyak jenis akad sukuk yang berlaku di Indonesia, pada umumnya sukuk korporat diterbitkan dengan akad Ijarah dan Mudharabah, namun yang paling dominan digunakan baik oleh korporat maupun pemerintah adalah akad Ijarah. Seperti juga yang diperlihatkan oleh diagram 1 dan 2, bahwa akad yang paling dominan di pergunakan oleh korporat dan Negara adalah akad Ijarah dan Mudharabah. Untuk selanjutnya artikel ini akan fokus mendiskusikan sukuk dengan akad Ijarah dan Mudharabah. 3. Sukuk di Indonesia Kehadiran sukuk diindonesia cenderung lambat jika dibandingkan dengan Negara-negara yang memiliki penduduk mayoritas Islam lainnya, seperti Malaysia, Bahrain, dan Sudan. Sukuk yang pertama terbit di Indonesia adalah sukuk korporat, diterbitkan oleh PT.Indosat,Tbk pada tahun 2002 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9 3

4 sukuk korporat yang diterbitkan belum mencapai Rp5000 milyar atau penerbitan sukuk rata-rata 8.6% pertahun dari nilai penerbitan obligasi korporat, namun pertumbuhan sukuk korporat di Indonesia cenderung meningkat dari tahun 2007 sampai tahun 2009, dan sedikit menurun pada tahun Sumber: Statistik bulan Oktober 2010 IDX (diolah) Grafik 1. Pasar sukuk di Indonesia periode 2007 sampai 2010 Optimisme terhadap perkembangan sukuk diindonesia dapat dilihat dari andil Bapepam dan LK sebagai regulator di pasar modal Indonesia dengan mengeluarkan peraturan-peraturan tentang obligasi syariah, yaitu peraturan nomor IX.A.13 yang mengatur tentang penerbitan efek syariah, dan peraturuan nomor IX.A.14 yang mengatur tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal. Disamping itu DSAK-IAI juga telah menerbitkan kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan syariah yaitu PSAK NO.101 tentang penyajian laporan keuangan syariah dan PSAK NO.105 tentang akuntansi mudharabah. Oleh karena itu, diharapkan produk sukuk tidak hanya sebagai instrument investasi yang lebih islami dan lebih likuid, namun peraturan dan perundang-undangan yang saat ini telah dan sedang dirumuskan juga mampu menjadikan Sukuk memiliki daya saing dan daya banding dengan obligasi konvensional. 3.1 Sukuk Ijarah Menurut peraturan Bapepam dan LK no.ix.a.14 tentang akad-akad yang dipergunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal, mendefinisikan Ijarah sebagai berikut: Meskipun sukuk korporat terbit lebih awal dari pada sukuk Negara, namun pasar Sukuk korporat di Indonesia masih sangat kecil dibandingkan dengan pasar Obligasi korporat. Meskipun masih sangat kecil, yaitu mulai dari tahun 2007 sampai 2010 nilai Ijarah adalah perjanjian (akad) dimana pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa 4 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9

5 dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuiti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek Ijarah. Dalam akad Ijarah, pihak yang memberikan sewa harus memiliki sepenuhnya barang atau asset untuk disewakan kepada penyewa. Dari manfaat asset tersebut, penyewa akan membayarkan upah kepada pihak yang memberikan sewa. Sewa dibayarkan sesuai dengan penghasilan yang didapatkan penyewa dari pemanfaatan asset yang disewa. Dalam hal ini, resiko terletak pada keahlian dan kepiawaian penyewa dalam memanfaatkan asset, dan bukan pada kegiatan spekulatif yang tidak memiliki keuntungan ekonomi riil. Menurut Ayub, kontrak Ijarah (kontrak sewa) memiliki sistem yang fleksibel yaitu pembayaran sewa dapat tidak mengikuti periode masa manfaat aset, pembayaran sewa dapat dilakukan sebelum periode sewa, selama periode sewa atau setelah periode sewa. Hal ini disebabkan karena factor utama dari likuiditas manajemen kontrak ijarah adalah sekuritisasi (terhadap underlying asset). Pada umum nya kontrak ijarah digunakan oleh pemerintah untuk Gambar 1. Struktur Sukuk Secara Umum Originator 4 6 Sukuk certificates 3 SPV Originator Investor 2 1. Originator menjual asset yang akan disewakan kepada SPV 2. Originator menerima pembayaran asset yang dijual. 3. SPV menyewakan kembali asset tersebut ke Originator. 4. SPV menerima pembayaran dari originator sesuai kontrak yang telah disepakati. 5. SPV mengumpulkan dana dari penerbitan sertifikat sukuk yang akan digunakan untuk membeli asset dari originator. 6. SPV mendistribusikan uang sewa dari originator kepada pemegang sertifikat sukuk. 7. Investor menyimpan sertifikat sukuk. 8. Kupon Ijarah dibayarkan kepada investor secara periodik, pembayaran berasal dari sewa rental aset. Pada saat sukuk jatuh tempo, kepemilikan asset masih berada pada investor, pada saat ini jika asset tersebut dijual kembali maka investor Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9 5

6 akan mengalami capital loss atau capital gain atas asset tersebut tergantung nilai pasar saat itu. Biaya pembiayaan akan menjadi lebih tinggi bagi investor apabila asset tersebut ternyata tidak dapat dijual kembali. Oleh karena itu, dalam akad sukuk harus ditetapkan bahwa originator akan membeli kembali asset yang dimaksud pada nilai nominal nya. Studi kasus sukuk Ijarah di Indonesia PT.Berlian Laju Tanker, tbk PT.BLT Tbk membutuhkan dana untuk pengembangan usaha dan berniat memperoleh pendanaan dengan menerbitkan sukuk Ijarah dengan Kapal Tanker milik PT.BLT Tbk sebagai underlying asset nya. PT.BLT Tbk menerbitkan sertifikat sukuk Ijarah tersebut dan memperoleh dana dari investor dengan mentransfer manfaat kapal tanker kepada investor. Investor memberikan kepercayaan kepada PT.BLT Tbk untuk menyewakan kapal tersebut kepada pihak ketiga. Dari transaksi tersebut PT.BLT Tbk memperoleh uang sewa secara berkala, dan mendistribusikan kepada investor sebagai kupon Ijarah. Struktur sukuk Ijarah PT.BLT Tbk dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Struktur Sukuk pada kasus Ijarah Sukuk PT.BLT.Tbk Pihak penyewa tanker 6 5 Originator Sukuk sertifikat 2 7 Investor Keterangan : 1. PT.BLT Tbk (originator) menerbitkan sukuk Ijarah. 2. Investor membeli sertifikat sukuk Ijarah. 3. Investor menyetorkan dana. 4. Dana atas pembelian kapal tangker oleh investor diserahkan kepada PT.BLT Tbk. 5. Investor memberikan amanah kepada originator untuk mengelola penyewaan kapal tangker kepada pihak ketiga. 6. Originator menerima fee dari penyewaan kapal tangker. 7. Investor mendistribusikan fee sewa atas kapal tangker dalam bentuk kupon ijarah secara periodik. Dalam kasus PT.BLT Tbk ini tidak terdapat Special Purpose Vehicle (SPV) yaitu pihak yang bertanggung jawab terhadap penerbitan sertifikat sukuk dan yang mendistribusikan kupon ijarah dari originator kepada investor. Fungsi penerbitan sertifikat sukuk ini langsung diambil alih oleh PT.BLT Tbk yang juga merupakan originator. Disamping itu kapal tangker yang menjadi underlying aset tidak disewakan (dimanfaatkan) kepada originator, namun PT.BLT Tbk (originator) yang juga berfungsi sebagai 6 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9

7 SPV mewakili investor menyewakan kapal tangker kepada pihak ketiga. Tidak adanya SPV dalam struktur sukuk PT.BLT Tbk dianggap wajar karena konsep SPV tidak dikenal dalam rezim hukum Indonesia (Bapepam, 2007). 3.2 Sukuk Mudharabah Menurut Ayub, sukuk mudharabah adalah sertifikat yang merepresentasikan kegiatan (bisnis) yang dijalankan dengan prinsip-prinsip mudharabah dengan menunjuk seorang partner atau suatu badan yang berfungsi sebagai mudarib untuk menjalankan manajemen bisnis tersebut. Lebih lanjut Ayub berpendapat bahwa Sukuk Mudharabah mendorong publik untuk ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan ekonomi investasi. Lebih lanjut, peraturan Bapepam dan LK no.ix.a.14 mendefinisikan Mudharabah sebagai berikut: Mudharabah (qiradh) adalah perjanjian (akad) dimana pihak yang menyediakan dana (shahib al-mal) berjanji kepada pengelola usaha (mudharib) untuk menyerahkan modal dan pengelola (mudharib) berjanji untuk mengelola modal tersebut Pada akad mudharabah, keuntungan dibagi sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama sedangkan kerugian merupakan tanggungan bagi pihak yang menyediakan dana. Kecuali jika kerugian berasal dari kelalaian pihak yang mengelola usaha, maka kerugian merupakan tanggungan pihak yang mengelola usaha. Seperti yang disebutkan diatas oleh Tariq dan Dar (2007) bahwa sukuk pada dasarnya terdiri dari Originator, SPV dan Investor. Pada sukuk dengan akad Mudharabah Investor yang berperan sebagai pihak yang memiliki surplus dana, mempercayakan dana tersebut kepada SPV untuk dikelola oleh pihak yang memerlukan dana. Begitu juga sebaliknya SPV bertanggungjawab untuk mengumpulkan bagian laba yang akan didistribusikan secara berkala kepada investor. Laba hasil pengelolaan dana tersebut dibagi untuk investor dan originator sesuai dengan margin yang sudah disepakati diawal kontrak. 4. Studi Kasus Sukuk Mudharabah Indosat 2002 PT.Indosat Tbk membutuhkan dana untuk pengembangan usahanya dibidang seluler, yaitu dengan mengakuisisi anak perusahaan (Satelindo). Dana yang dibutuhkan untuk proses akuisisi tersebut diperoleh dengan menerbitkan Obligasi Syariah sebesar Rp175 Miliar. PT.Indosat Tbk (mudharib) kemudian memperoleh dana dari Investor (Shahib al-maal), akad yang digunakan adalah Mudharabah yaitu dana yang diperoleh oleh mudharib akan dikelola dan dimanfaatkan dengan kesepakatan bagihasil dari laba yang diperoleh sesuai dengan nisbah yang sudah ditetapkan. Pendapatan yang dibagihasilkan adalah berasal dari pendapatan PT.Indosat Tbk. Distribusi bagihasil akan dilakukan secara berkala yaitu setiap 3 (tiga) bulan. Pada saat jatuh tempo, PT.Indosat mengembalikan modal investor sebesar Rp175 miliar. 5. Kesimpulan Sukuk merupakan instrumen investasi berbasis syariah yang dapat digunakan oleh investor baik itu muslim ataupun nonmuslim untuk memobilisasi idle fund. Kehadiran sukuk diindonesia cenderung lambat jika dibandingkan dengan Negara yang memiliki populasi mayoritas muslim lainnya. Kehadiran sukuk di Indonesia pertama kalinya diterbitkan oleh pihak korporat pada tahun Undang-undang mengenai surat berharga sukuk Negara baru dapat diundangkan pada tahun 2008, yaitu enam tahun setelah sukuk korporat Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9 7

8 Pertama kali diterbitkan pada tahun Pada dasarnya sukuk melibatkan beberapa pihak, diantaranya: pihak yang membutuhkan dana, pihak yang menerbitkan sukuk dan pihak yang menginvestasikan dana dalam sertifikat sukuk. Namun dalam praktek di Indonesia, pihak-pihak yang terlibat disesuaikan dengan kebutuhan masingmasing korporat. Misalnya pada penerbitan sukuk Ijarah PT.Berlian Laju Tanker. Tbk, penerbitan sukuk langsung dilakukan oleh pihak yang membutuhkan dana. Hal tersebut masih dianggap wajar sebab konsep SPV tidak dikenal dalam rezim hukum Indonesia. Sukuk Mudharabah adalah skema sukuk yang paling sederhana, yaitu pihak investor menunjuk SPV dan mempercayakan investasinya untuk dikelola oleh pihak yang membutuhkan dana. SPV juga bertanggung jawab untuk mengumpulkan bagian laba yang akan didistribusikan secara berkala kepada investor. Laba hasil pengelolaan dana tersebut dibagi untuk investor dan pihak yang mengelola dana sesuai dengan margin yang sudah disepakati diawal kontrak. Referensi Ayub, Muhammad Understanding Islamic Finance.WILEY FINANCE,England: P 286 Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Keputusan Ketua Bapepam dan LK nomor 131/BL/2006 tentang Akad-Akad yang Digunakan Dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal Bi, Farmida AAOIFI Statement on Sukuk and It s Implications, Publication. wledge/publications/16852/aaoif i-statement-on-sukuk-and-itsimplications (Oktober 2010) Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor: Kep-130/BL/2006 Tentang Penerbitan Efek Syariah Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Keputusan Ketuan Bapepam dan LK Nomor: Kep-131/BL/2006 tentang Akad-Akad yang Digunakan dalam Efek Syariah di Pasar Modal Dewan Syariah Nasional MUI Fatwa Dewan Syari ah Nasional Nomor: 32/DSN- MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syari ah. International Islamic Financial Market A Comprehensive Study Of The International Sukuk Market, /fiqh/files/markets/c9.pdf (Oktober 2010) 8 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9

9 Tariq, A.A dan Dar, Humayon risks of sukuk structures: implications for resource mobilization. Thunderbird international business review Vishwanath, S.R and Azmi, S An overview of Islamic Sukuk Bonds. Journal of structured finance, Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.5 No.2 Desember 2010 ISSN hal 1-9 9

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010

SUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 SUKUK MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 Pengertian Sukuk ص ك و ك) ) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk ( ص ك ك ), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah (Islam) yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan

Lebih terperinci

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul

PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari

Lebih terperinci

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.

Seri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id 2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. anjuran atas sistem bagi hasil atau profit sharing, serta larangan terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep keuangan Islam berbasis syariah (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam telah diterima secara luas di dunia dan telah menjadi alternatif baik bagi pasar yang menghendaki kepatuhan syariah (syariah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memerlukan dana yang bersumber dari luar perusahaan untuk pengembangan usahanya. Dana luar itu, selain berupa pinjaman dari bank dapat pula dilakukan

Lebih terperinci

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera

Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera Investasi Untuk Pembangunan Bangsa Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH Gedung A.A. Maramis II Lantai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Konsep keuangan berbasis syariah islam (Islamic Finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian suatu negara tidak bisa diabaikan. Melalui pasar modal syariah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan zaman dan tantangan global membuat inovasi di pasar perdana semakin berkembang pesat untuk menerbitkan investasi di lingkungan masyarakat yang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES

BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES 20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI A. OBLIGASI SYARIAH ( SUKUK ) 1. Pengertian Sukuk BAB II KERANGKA TEORI Obligasi berbasis sistem syariah yang sesuai dengan syariat islam atau dikenal dengan sebutan sukuk pengertian nya tidak jauh berbeda

Lebih terperinci

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal

Sukuk Ijarah. 1 Al Ma'ayir as Syar'iyyah, hal Dr. Hamid Mirah, Sukuk al Ijarah, hal Sukuk Ijarah Sukuk berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata Shakk yang berarti surat berharga. Secara terminologi AAOIFI mendefinisikan Sukuk dengan, "Beberapa lembar sertifikat dengan nilai sama

Lebih terperinci

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT

sukuk ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT ritel INVESTASI RAKYAT PENUH MANFAAT Pengertian Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan

Lebih terperinci

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah

Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah Analisis Tata Kelola Penyaluran Dana Berbasis Bagi Hasil pada Lembaga Keuangan Syariah Ringkasan Penelitian Bank Syariah dikenal sebagai bank dengan ciri khas bagi hasil. Ciri ini tergambar kuat pada aspek

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002).

BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002). BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) 2.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat bagi pihak yang memiliki kelebihan dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan oleh bursa efek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan bagian dari pelaksanaan ekonomi Islam. Bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di

Lebih terperinci

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah : CONTOH SOAL AKUNTANSI SYARIAH SOAL PILIHAN GANDA 1. Badan Internasional yang menerbitkan standar akuntansi syariah untuk institusi keuangan islam pada saat ini adalah: a. The Accounting and Auditing Organization

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki

Lebih terperinci

STUDI STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI PASAR MODAL INDONESIA

STUDI STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI PASAR MODAL INDONESIA STUDI STANDAR AKUNTANSI SYARIAH DI PASAR MODAL INDONESIA Oleh : Tim Studi Standar Akuntansi Syariah di Pasar Modal BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia 50 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia 4.1.1. Sejarah Sukuk dan Perkembangan Sukuk Dunia Sukuk pertama kali diperkenalkan di daerah Timur Tengah pada abad pertengahan

Lebih terperinci

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN

Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Edisi Tahun 2013 DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEMENTERIAN KEUANGAN Istilah yang berasal dari Bahasa Arab: (ص ك ( Sakk Singular (ص ك و ك) Sukuk Plural Dokumen, Sertifikat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu aktifitas perbankan yang paling dominan adalah penyaluran dana kepada masyarakat. Penyaluran dana menjadi bagian yang sangat penting bagi bisnis bank

Lebih terperinci

Oleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan

Oleh: Budi Santoso NIM.F BAB I PENDAHULUAN. dan semakin lengkapnya lembaga keuangan syariah di negeri ini, yakni dengan 1 Perbandingan penyajian laporan keuangan bank syariah di Indonesia sebelum dan setelah adanya PSAK no. 59 (studi kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia dan PT. Bank Syariah Mandiri) Oleh: Budi Santoso

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengenaan Pajak di Indonesia Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara Indonesia lebih-lebih dalam beberapa tahun terakhir ini. Dari tahun ke tahun

Lebih terperinci

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI

2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pergerakan sektor keuangan yang semakin dinamis menuntut perusahaan untuk mampu menjaga keseimbangan pertumbuhan perusahaannya, salah satu aspek penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan ekonomi syariah. Perkembangan bank syariah di Indonesia secara umum cukup menggembirakan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP INVESTASI SUKUK NEGARA RITEL DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG SEMARANG A. Analisis Hukum Islam terhadap Akad Investasi Sukuk Negara Ritel Akad yang digunakan dalam investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-./BL/. Tanggal : DRAFT PERATURAN NOMOR IX.A.14 : AKAD-AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL 1. Definisi a. Ijarah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id). Terdapat 87,18% dari

BAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id). Terdapat 87,18% dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki penduduk sebesar 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id). Terdapat 87,18% dari penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Bank syariah pertama berdiri di Indonesia sekitar tahun 1992 di mana didasarkan

Lebih terperinci

AKUNTANSI SYARIAH. Perkembangan Sukuk Di Dunia

AKUNTANSI SYARIAH. Perkembangan Sukuk Di Dunia AKUNTANSI SYARIAH Perkembangan Sukuk Di Dunia Handityo Nugroho 0906607951 Program Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Juni 2013 1 2 3 ABSTRAK Definisi sukuk / sertifikat ialah sertifikat bernilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak mulai didirikannnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 maka ekonomi syariah mulai banyak dikenal masyarakat dan mengalami perkembangan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah kemitraan/kerja sama dengan prinsip bagi hasil, hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di Timur Tengah karena booming minyak bumi dan meningkatnya kesadaran akan investasi yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Obligasi Konvensional 1. Pengertian Obligasi Umum Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan hutang dari penerbit obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun 1971 yaitu Social Bank, di Jeddah yaitu Saudi Arabian Islamic Bank pada tahun 1975, dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 430/BL/2012 TENTANG AKAD-AKAD

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

1.2 Latar Belakang Penelitian

1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi Pada tanggal 3 Juli 2000, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 61 BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Analisis Aplikasi Perdagangan Sukuk Ijārah Al-Muntahiya Bittamlik di Bursa Efek Indonesia Pada dasarnya segala bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis keuangan pada semester kedua tahun 2008 yang bermula dari Amerika Serikat kemudian merambat ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia dan kemudian

Lebih terperinci

SILABUS EKONOMI ISLAM

SILABUS EKONOMI ISLAM SILABUS EKONOMI ISLAM SILABUS PERBANKAN SYARIAH (dasar) Pertemuan1 Dasar - Dasar Ekonomi Islam (A) Definisi & Hakikat Ekonomi dalam Islam Prilaku Ekonomi dalam Islam Urgensi Intermediasi/Distribusi Sumber

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 1. Apakah yang dimaksud dengan SR-010? SR-010 adalah Sukuk Negara Ritel seri ke-10 yang merupakan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN 2003-2007 Diajukan Oleh : Devi

Lebih terperinci

PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA

PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA 1 PELUANG DAN TANTANGAN PERKEMBANGAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) DI INDONESIA Putri Armadiyanti Universitas Negeri Surabaya Email: putriarmadiyanti92@gmail.com Abstract Currently the existence of Islamic

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan Pembayaran Imbalan yaitu Sukuk Negara Ritel mencerminkan besaran sewa yang mejadi hak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Walaupun kerjasama ini dapat menjadi peluang untuk menyetarakan diri dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk kerjasama negaranegara ASEAN untuk meminimalisir bahkan menghilangkan hambatan dalam kegiatan ekonomi kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia ditandai dengan perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Konsep perbankan syariah telah terbukti bertahan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Penerbitan Efek Syariah. Akad. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5822) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan

BAB V PEMBAHASAN. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang Jombang, dan juga observasi dan 176 BAB V PEMBAHASAN Data yang dianalisa dalam Tesis ini adalah bersumber dari wawancara dengan beberapa pegawai Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Solo dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Cabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif

Lebih terperinci

Islamic Wealth Management

Islamic Wealth Management Islamic Wealth Management Apakah Anda ingin mencapai tujuan finansial Anda sesuai dengan prinsip Syariah? Ketahui Tujuan Finansial Syariah Anda Apakah produk finansial Syariah itu? Produk finansial syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu masalah pemenuhan kebutuhan dana. Kondisi tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mengembangkan usahanya atau melakukan ekspansi, perusahaan sering dihadapkan pada berbagai kendala. Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN DAMPAKNYA BAGI PASAR MODAL SYARIAH

ANALISIS PERKEMBANGAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN DAMPAKNYA BAGI PASAR MODAL SYARIAH ANALISIS PERKEMBANGAN SUKUK (OBLIGASI SYARIAH) DAN DAMPAKNYA BAGI PASAR MODAL SYARIAH Devi Dwi Kurniawati Universitas Negeri Surabaya kurniawatidevidwi@yahoo.com Abstract One of the instruments of islamic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya

BAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa

2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SUKUK MUDHARABAH DAN IJARAH PADA PERUSAHAAN PENERBIT DAN INVESTOR BERDASARKAN ED PSAK 110 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SUKUK MUDHARABAH DAN IJARAH PADA PERUSAHAAN PENERBIT DAN INVESTOR BERDASARKAN ED PSAK 110 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SUKUK MUDHARABAH DAN IJARAH PADA PERUSAHAAN PENERBIT DAN INVESTOR BERDASARKAN ED PSAK 110 SKRIPSI MAHESTI AYU INDIRA HARAHAP 0706290511 FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

SUKUK SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI SYARI AH DI INDONESIA. Desi Trisnawati

SUKUK SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI SYARI AH DI INDONESIA. Desi Trisnawati SUKUK SEBAGAI ALTERNATIF INVESTASI SYARI AH DI INDONESIA Desi Trisnawati Abstract: Sukuk was one of the alternatives of investment and sources of development fund primarly in infrastructure because of

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI KENDAL Dikeluarkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor riil dan sektor moneter. Sektor riil adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU BURSA EFEK INDONESIA

CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU BURSA EFEK INDONESIA CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU Potret diri kita? Bergantung terhadap pekerjaan tetap saat ini Merasa hidup saat ini sangat nyaman Hasil survey Boston Consulting Group: 90% warga Indonesia mengatakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 130 /BL/2006 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia merupakan pangsa pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan Syariah. Investasi Syariah di pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, 20120730138 I. Flow-chart Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah : 1. Nasabah mengajukan pembiayaan kepada bank dengan akad musyarakah untuk mendapatkan tambahan modal.

Lebih terperinci

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang 59 BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN IJA>RAH SALE AND LEASE BACK PADA OBLIGASI SYARIAH NEGARA RITEL DI BANK MANDIRI SYARIAH CABANG SURABAYA 1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dari bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai sertifikat (notes).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. dari bahasa Arab yang dapat diartikan sebagai sertifikat (notes). BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Sukuk a. Pengertian sukuk Istilah sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sak yang berasal dari bahasa Arab yang dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-181/BL/2009 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peran penting sebagai sarana investasi jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal merupakan pasar yang didefinisikan

Lebih terperinci

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT EMITEN DALAM MENERBITKAN SUKUK DI PASAR MODAL

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT EMITEN DALAM MENERBITKAN SUKUK DI PASAR MODAL STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT EMITEN DALAM MENERBITKAN SUKUK DI PASAR MODAL Oleh: Tim Studi Minat Emiten di Pasar Modal DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

SESI : 07 ACHMAD ZAKY SESI : 07 ACHMAD ZAKY akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (MUI,2000)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permodalan merupakan salah satu faktor utama terhambatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kurangnya modal membuat suatu usaha menjadi sulit untuk berkembang karena

Lebih terperinci