commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Utami Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan pasti akan membutuhkan dana sebagai modal tambahan untuk menjalankan operasinya. Modal yang digunakan oleh perusahaan tersebut dapat berasal dari luar ataupun dari dalam perusahaan itu sendiri. Modal dari dalam bisa berasal dari laba ditahan, saham biasa atau saham preferen yang diterbitkan oleh perusahaan. Sedangkan modal yang diperoleh dari luar adalah hutang yang diambil oleh perusahaan. Sumber modal dari luar perusahaan yang digunakan agar dapat terus menjalankan usahanya tersebut ada tiga macam, yaitu saham, obligasi dan kredit perbankan. Prinsip yang digunakan dalam pembiayaan melalui ketiga instrumen tersebut selama ini masih didasarkan pada prinsip ekonomi kapitalis atau konvensional yang tidak mempedulikan aspek-aspek agama dalam pelaksanaannya. Salah satu sumber untuk mendapatkan dana bagi perusahaan ialah dengan menerbitkan obligasi, yang merupakan salah satu instrumen di pasar modal. Praktik kegiatan ekonomi konvensional, terutama melalui kegiatan di pasar modal yang mengandung unsur spekulasi dan menjadikan sistem riba sebagai landasan operasionalnya ternyata telah menjadi hambatan psikologis bagi umat Islam. Disisi lain, sejak dua dekade ini telah marak diperbincangkan mengenai prinsip ekonomi yang berdasarkan syariat Islam. Sebenarnya prinsip ekonomi syariah ini telah ada sejak zaman kenabian, ditandai degan adanya ayat-ayat Al-Quran dan Al Hadits yang mengatur tentang perdagangan. Dalam hal ini, Islam melarang perdagangan yang mengandung unsur riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan mashyir (judi) dan unsur-unsur lainnya yang dilarang oleh hukum Islam. Pada sebelumnya, sejumlah besar masyarakat muslim tidak dapat terlibat dalam investasi pasar modal disebabkan larangan-larangan Islam pada
2 2 aktivitas bisnis tertentu, namun untuk memenuhi kepentingan pemodal yang ingin mendasarkan kegiatan investasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah, dibuatlah pasar modal berbasis syariah dengan beberapa alternatif investasi seperti saham syariah, obligasi syariah, dan reksadana syariah. Hal ini telah berkembang di berbagai negara termasuk Indonesia. Menariknya, pemodal dalam pasar modal syariah tidak hanya berasal dari institusi-institusi syariah atau masyarakat muslim saja, tetapi juga berasal dari Investor konvensional. Produk syariah dapat dinikmati dan dapat digunakan oleh siapapun, sesuai dengan falsafah syariah yang sudah seharusnya memberi manfaat kepada seluruh semesta alam. Konsep dasar kegiatan pasar modal berbasis syariah adalah produk, jasa dan kegiatan yang dilakukan harus terbebas dari hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah seperti riba, mashyir, gharar, maksiat, dan kezaliman. Salah satu faktor yang diperlukan dalam mengembangkan kegiatan pasar modal berbasis syariah yang kredibel dan akuntabel adalah adanya kepastian kepatuhan pemenuhan terhadap prinsip syariah tersebut. Kepatuhan pemenuhan terhadap prinsip syariah harus tetap terjaga mulai dari penciptaan produk, selama operasional produk, dan sampai berakhirnya produk. Salah satu alternatif syariah pada pasar modal yang berkembang saat ini adalah obligasi syariah atau pada saat ini lebih dikenal sebagai sukuk. Pada dasarnya obligasi syariah hampir sama dengan obligasi konvensional. Perbedaan yang utama terdapat pada unsur bunga dalam obligasi konvensional yang diharamkan oleh syariah. Semenjak adanya konvergensi pendapat bahwa bunga adalah riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga ini keluar dari investasi halal. Oleh karena itu, dimunculkan alternatif yang dinamakan dengan obligasi syariah. 1 an fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah. Sebagai tindak lanjut atas fatwa tersebut, pada Oktober 2002 PT. Indosat Tbk mengeluarkan obligasi 1 Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, Kencana, Jakarta, hal 85
3 3 syariah yang pertama kali di pasar modal Indonesia dengan tingkat imbal hasil 16,75%, imbal hasil ini cukup tinggi dibanding rata-rata return obligasi konvensional. Emiten penerbit obligasi syariah tersebut berasal dari beragam jenis usaha, mulai dari perusahaan telekomunikasi, perkebunan, transportasi, lembaga keuangan, properti, sampai industri wisata. 2 Di Indonesia, pada awalnya penggunaan istilah sukuk hanya populer di kalangan akademisi, sukuk lebih dikenal dengan istilah obligasi syariah. Namun, sejak adanya pendapat-pendapat dari para akademisi dan terbitnya peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. IX.A.13 mengenai Penerbitan Efek Syariah serta kajian dari pemerintah dengan DSN-MUI, istilah sukuk menjadi lebih sering digunakan. Pada awalnya, penggunaan istilah obligasi syariah sendiri dianggap kontradiktif. Obligasi sudah menjadi kata yang tidak bisa lepas dari bunga, sehingga tidaklah mungkin untuk di syariahkan. Sukuk saat ini sangat diminati oleh Investor yang selama ini membeli produk pasar modal konvensional. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 3 hingga 6 Februari 2015, nilai kumulatif penerbitan sukuk korporasi mencapai Rp 12,9 Triliun yang diterbitkan oleh 33 perusahaan. 4 Berfluktuasinya tingkat bunga, seiring dengan menurunnya Bank Indonesia rate, juga membuat masyarakat mulai mencari alternatif untuk menyimpan dananya. Dengan adanya sukuk, baik negara maupun korporasi, masyarakat mempunyai keleluasaan menyimpan dananya. Penerbitan sukuk tidak hanya memberi alternatif pembiayaan tapi juga menjadi sarana perbaikan struktur keuangan dalam perusahaan. Selain itu, sukuk juga mendorong 2 Endri, Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.3, Permasalahan Pengembangan Sukuk Korporasi di Indonesia Menggunakan Metode Analytical Network Process (ANP). September Dengan dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai lembaga yang bertugas untuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan sektor Pasar Modal pada tanggal 22 November 2011 berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, maka menurut Pasal 55 tentang Ketentuan Peralihan undang-undang ini, segala fungsi, tugas, dan wewenang Bapepam-LK secara resmi beralih kepada OJK terhitung sejak tanggal 31 Desember diakses tanggal 10 februari 2015
4 4 perusahaan untuk menerapkan prinsip syariah dalam operasionalnya, seperti mengutamakan produk halal untuk konsumen. 5 Tingginya minat Investor tersebut dalam membeli sukuk disebabkan beberapa faktor, antara lain adalah kepatuhan syariah dan manfaat ekonomi yang melekat pada produk sukuk. Dari segi syariah, sukuk merupakan produk yang berbasis syariah yaitu dengan menggunakan prinsip syariah dalam operasinya, 6 seperti larangan atas penerapan bunga (riba), larangan terhadap aktivitas ekonomi yang mengandung unsur judi (masyhir), ketidakpastian (gharar), produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan syariah Islam (bathil), serta penekanan pada perjanjian atau kesepakatan yang adil (taradhin), sehingga Investor dapat berinvestasi dengan mengikuti dan melaksanakan prinsip syariah. Dari sisi ekonomi, sukuk memiliki kelebihan yang unik jika dibandingkan produk investasi yang ada di pasar modal, yaitu risiko yang rendah atau relatif lebih aman karena memiliki underlying asset. 7 Sukuk juga memiliki kelebihan lain seperti memberikan penghasilan berupa imbalan atau nisbah bagi hasil yang kompetitif dibandingkan dengan instrumen keuangan lain, pembayaran imbalan dan nilai nominal sampai dengan sukuk jatuh tempo dijamin oleh Emiten. 8 Oleh sebab itu, sukuk merupakan alat yang ideal bagi manajemen likuiditas karena sukuk disamping memfasilitasi datangnya dana dari Investor, juga merupakan instrumen investasi yang relatif aman disebabkan sukuk merupakan investasi berbasis aset. 9 Pendanaan dari investasi sukuk juga harus ditujukan untuk kegiatan yang produktif (pendanaan proyek) dan tidak untuk 5 diakses tanggal 09 Januari Nazaruddin Abdul Wahid, Sukuk Memahami dan Membedah Obligasi Pada Perbankan Syariah, ar-ruzz Media, Yogyakarta, 2010, hal Underlying Asset adalah aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dapat berupa barang milik Negara atau barang milik perusahaan 8 Sri Rahayu, Isti Fadah dan Novi Puspitasari, Analisis Pengaruh Faktor Internal Emiten Terhadap Bagi Hasil Investor Pada Obligasi Syariah Mudharabah di Indonesia, Jurnal Ekonomi Akuntantasi dan Manajemen Volume XII Nomor 1 April 2013,, Vishwanath, S.R and Azmi, S Journal of structured finance, hal 58-67
5 5 kegiatan spekulatif sehingga risiko yang terjadi semata-mata disebabkan karena proyek dan bukan karena kegiatan spekulatif yang tidak memiliki keuntungan ekonomi yang nyata. Potensi sukuk sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan di Indonesia masih sangat besar, saat ini sukuk merupakan salah satu instrumen alternatif terbaik yang pernah ada bagi perusahaan-perusahaan besar sebagai instrumen mekanisme pendanaan untuk mengambil potensi dana dari luar masuk ke Indonesia. Selain itu, sukuk bisa menjadi instrumen bagi perusahaanperusahaan seperti asuransi, dana pensiun dan lain-lain sebagai investasi untuk jangka menengah dan jangka panjang. 10 Sukuk sebagai bentuk pendanaan dan sekaligus investasi memungkinkan beberapa bentuk struktur yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan dari larangan syariat Islam. Sukuk bukanlah surat utang seperti pada obligasi konvensional, melainkan sertifikat investasi (bukti kepemilikan) atas suatu aset berwujud atau hak manfaat yang menjadi underlying asset-nya. Jadi akadnya bukan akad utang-piutang melainkan investasi. Pada sekarang ini, masih banyak masyarakat yang menganggap sukuk adalah sama dengan obligasi, padahal kedua efek tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Skema penerbitan sukuk mempunyai banyak variasi tergantung dari akad yang dipilih. Setiap skema penerbitan membawa konsekuensi berbeda terhadap hubungan transaksi antara Investor dengan penerbit sukuk. Dengan model struktur produk seperti itu, maka transaksi penerbitan maupun investasi sukuk diperbolehkan secara syariah. Sukuk dapat diterbitkan dengan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, Ijarah, isthisna, salam, dan murabahah. Diantara prinsip-prinsip instrumen sukuk tersebut yang paling banyak dipergunakan adalah sukuk dengan instrumen prinsip mudharabah dan Ijarah yang dipublikasikan di tanggal 29 September 2014, diakses tanggal 20 Desember Muhammad Firdaus, dkk. Konsep Dasar Obligasi Syariah, Renaisan, Bandung, 2005, hal. 29
6 6 Salah satu akad dalam penerbitan sukuk korporasi di Indonesia adalah menggunakan mekanisme akad Ijarah. Akad Ijarah yaitu perjanjian dimana pihak yang memiliki barang atau jasa (pemberi sewa atau pemberi jasa) berjanji kepada penyewa atau pengguna jasa untuk menyerahkan hak penggunaan atau pemanfaatan atas suatu barang dan atau memberikan jasa yang dimiliki pemberi sewa atau pemberi jasa dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa dan atau upah (ujrah), tanpa diikuti dengan beralihnya hak atas pemilikan barang yang menjadi obyek Ijarah. 12 Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.41/DSN- MUI/III/2004 tentang obligasi syariah Ijarah, ketentuan umum menyebutkan obligasi syariah Ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad Ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No. 09/DSN- MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah. Sedangkan Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Jadi pada dasarnya, Ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan barang atau jasa tertentu dengan membayar imbalan tertentu. 13 Seperti P.T Indosat, Tbk yang menerbitkan sukuk berkelanjutan 14 dengan skema akad Ijarah. P.T Indosat,Tbk sebagai salah satu perusahaan korporasi besar di Indonesia telah menerbitkan obligasi berkelanjutan Tahap I Tahun 2014 dengan nilai emisi sebesar Rp 2,2 Triliun dan juga menerbitkan sukuk Ijarah berkelanjutan I Tahap I Tahun 2014 sebesar Rp 300 miliar. Penerbitan 12 Peraturan Bapepam-LK No. IX.A.14 lampiran Keputusan Bapepam dan LK Nomor Kep.131/BL/2006 tentang akad-akad yang digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar modal 13 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hal Sukuk berkelanjutan merupakan salah satu variasi baru dari sukuk, dimana BAPEPAM-LK atau sekarang OJK memberikan keleluasaan kepada perusaaan untuk menerbitkan sukuk dalam kurun waktu 2 tahun, dengan cukup hanya 1 kali meminta izin pernyataan efektif. Sedangkan pernyataan efektif adalah proses yang dibutuhkan untuk membuat suatu surat berharga diperbolehkan untuk ditawarkan ke masyarakat umum
7 7 obligasi dan sukuk Ijarah tersebut merupakan bagian dari rencana keuangan perusahaan, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan sekaligus memperbaiki struktur permodalan dan profil hutang. Adapun penerbitan obligasi dan sukuk tersebut 80% (delapan puluh persen) akan digunakan untuk bayar hutang yang jatuh tempo pada 29 Juli Sementara 20% (dua puluh persen) sisanya akan digunakan untuk membayar biaya hak penggunaan frekuensi (BHP). 15 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 berjumlah pokok sebesar Rp (seratus sembilan puluh miliar Rupiah), Sukuk Ijarah tersebut terdiri dari Seri A sebesar Rp (enam puluh empat miliar Rupiah), Seri B sebesar Rp (enam belas miliar Rupiah), Seri C sejumlah Rp (seratus sepuluh miliar Rupiah), dan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember Bertindak selaku Wali Amanat adalah P.T Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 16 Mekanisme penerbitan sukuk melibatkan beberapa pihak sebagai pelaku utama terwujudnya pelaksanaan kegiatan transaksi. Para pelaku utama tersebut antara lain Emiten dan Wali Amanat. Emiten merupakan pihak yang menerbitkan atau mengeluarkan sukuk dengan tujuan untuk mendapatkan dana, sedangkan Wali Amanat adalah pihak yang ditunjuk oleh Emiten, tetapi bertindak untuk mewakili kepentingan Investor. 17 Emiten sebagai pihak yang melakukan penerbitan sukuk, wajib memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal yang terkait dengan efek syariah yang ditawarkan dan wajib memenuhi kepatuhan terhadap prinsipprinsip syariah tersebut pada efek syariah yang diterbitkan. 18 Wali Amanat adalah sebuah lembaga yang memberikan perlindungan dalam proses pembuatan suatu perikatan (dalam hal ini perjanjian 15 diakses tanggal 4 januari diakses tanggal 04 Januari Adrian Sutedi, Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk, Sinar Grafika, Jakarta, 2009 hal Peraturan No.IX.A.13 lampiran keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-130/BL/2006 tentang Penerbitan Efek Syariah
8 8 perwaliamanatan dan akad-akad syariah) dan pemantau terhadap perikatan tersebut bagi kepentingan Investor. Kegiatan-kegiatan Wali Amanat tersebut wajib memperhatikan prinsip-prinsip syariah pada pasar modal. Hal tersebut menegaskan bahwa peran Wali Amanat dalam penerbitan sukuk sangat penting demi melindungi para pemegang sukuk agar sukuk yang diterbitkan memenuhi semua ketentuan syariah, antara lain proses penerbitannya, penggunaan dana hasil penerbitannya, maupun yang terkait dengan underlying asset dan terbebas dari hal-hal yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti riba, mashyir, gharar, dharar, maksiat, dan kezaliman. Selain iu, penerbitan sukuk diwajibkan memiliki pemenuhan atas kesesuaian syariah dalam efek syariah, salah satunya adalah Sharia Compliance Officer, yaitu Pihak atau pejabat dari suatu perusahaan atau lembaga yang telah mendapat sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Dalam praktiknya, pihak eksternal yang memahami prinsip-prinsip syariah di pasar modal dilibatkan dalam penerbitan efek syariah. seperti di dalam penerbitan sukuk, Emiten biasanya meminta DSN-MUI untuk menunjuk Tim Ahli Syariah sebagai pihak eksternal dari perusahaan yang bertugas untuk mengawasi emisi sukuk. Sukuk sebagaimana produk investasi lainnya tidak terlepas dari kemungkinan adanya risiko. Setiap Investor yang membeli sukuk pasti ingin terhindar dari segala risiko yang didapat. Salah satu risiko dari investasi sukuk adalah risiko kepatuhan syariah, yaitu risiko akibat tidak dipatuhinya prinsipprinsip syariah, dan akan menyebabkan sukuk menjadi batal demi hukum. 19 Perkembangan pasar yang sangat pesat memungkinkan adanya struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah. Standarisasi dan perhatian atas aturan-aturan syariah pada sukuk dibuat agar melindungi Investor muslim dari praktek-praktek yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Selama ini, 19 Peraturan No.IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah menyebutkan, dalam hal terjadi perubahan jenis Akad Syariah, isi Akad Syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan Sukuk sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, maka sukuk tersebut menjadi batal demi hukum (fasakh) dan Emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang sukuk.
9 9 anggapan umum yang beredar yaitu informasi utama yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan adalah mengenai seberapa besar risiko untuk kerugian dan seberapa besar keuntungan yang didapat. Kesesuaian sukuk dengan prinsip syariah belum menjadi pertimbangan dalam memilih sukuk, karena seringkali diabaikan oleh calon Investor. Ditambah lagi, salah satu isu terhangat pasar keuangan syariah adalah kesesuaian syariah dari sukuk. Hal ini berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Mufti Sheikh Taqi Usmani ditahun 2008 yang sangat mengejutkan industri keuangan syariah bahwa 85% (delapan puluh lima persen) sukuk yang diterbitkan seluruh dunia tidak memenuhi nilai-nilai syariah. 20 Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang Perlindungan Hukum Terhadap Kepatuhan Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah Bagi Investor Pemegang Sukuk Dalam Penerbitan Sukuk Korporasi Ijarah ( Studi Terhadap Penerbitan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Indosat Tahap I Tahun 2014 P.T Indosat Tbk B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana upaya-upaya pihak terkait dalam penerbitan Sukuk korporasi Ijarah agar sukuk tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah? 2. Apa saja bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi Investor pemegang sukuk terhadap kepatuhan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam penerbitan sukuk korporasi Ijarah? 20 Taqi Usmani, Sukuk and Their Contemporary Applications. Accounting and Auditing Organization For Islamic Financial Institutions. Bahrain, 2007, hal 4
10 10 C. Tujuan Penelitan Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas dan pasti, karena tujuan akan menjadi sebuah pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui upaya-upaya pihak terkait dalam penerbitan Sukuk korporasi Ijarah agar sukuk tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perlindungan hukum bagi Investor pemegang sukuk terhadap kepatuhan penerapan prinsip-prinsip syariah dalam penerbitan sukuk korporasi Ijarah 2. Tujuan Subyektif a. Untuk memperoleh data sebagai bahan penyusunan penulisan hukum sebagai sarana untuk memenuhi persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa dalam meraih gelar Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. b. Untuk menambah, memperluas dan mengembangkan pengetahuan peneliti dalam masalah kenotariatan khususnya mengenai perlindungan hukum terhadap Investor pemegang sukuk berkaitan dengan kepatuhan penerapan prinsip syariah dalam penerbitan sukuk Ijarah. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri maupun dalam praktiknya. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah : a. Hasil penelitian ini akan bermanfaat pada pengembangan hukum, khususnya dalam hukum syariah dan kenotariatan.
11 11 b. Untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai penerbitan sukuk korporasi Ijarah yang selama ini masih menjadi pertanyaan umum dikalangan masyarakat terkait kesyariahannya. 2. Manfaat Praktis Secara Praktis, penelitian dalam penulisan ini dapat memberikan informasi, saran ataupun masukan bagi seluruh pihak yang terkait. Lebih rincinya kontribusi penelitian untuk : a. Bagi Pelaku Penerbitan Sukuk : Memberikan masukan, saran dan pandangan mengenai kepatuhan prinsip-prinsip syariah pada penerbitan sukuk yang selama ini pelaksanaannya masih terus dikembangkan di Indonesia. b. Bagi Pemerintah : Memberikan masukan, saran dan pandangan mengenai perlindungan hukum pada penerbitan sukuk Ijarah yang selama ini pedomannya masih terus dikembangkan. c. Bagi Masyarakat/Investor : Memberikan informasi, wawasan dan sosialiasi tentang peraturan dan prosedur pelaksanaan yang berkaitan dengan sukuk Ijarah di pasar modal, serta mengetahui dan memahami prinsip-prinsip syariah dalam penerbitan sukuk Ijarah.
BAB I PENDAHULUAN. yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan sistem ekonomi berbasis syariah (Islam) yaitu suatu sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits beberapa tahun terakhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal syariah. Masalah asymmetric information yang dihadapi oleh industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. Potensi ini seharusnya bisa menjadi pasar yang besar bagi industri perbankan
Lebih terperincicommit to user BAB VI PENUTUP
110 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Upaya Pihak Terkait Dalam Penerbitan Sukuk Korporasi Ijarah Agar Sukuk Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan prinsip syariah demi menarik perhatian masyarakat,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang masyarakatnya mayoritas beragama Islam, menginspirasi berbagai Lembaga Keuangan untuk menerapkan dan menggunakan sistem ekonomi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersifat hutang dikenal dengan nama obligasi (Husnan, 2001:4).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat diperoleh dari pasar modal oleh para pemodal (investor), baik informasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal membawa peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian, bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu barometer kondisi perekonomian
Lebih terperinciBAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES
20 BAB II PASAR MODAL SYARIAH DAN PROSES SCREENING DES A. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian Pasar Modal Syariah Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM)
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat diketahui perusahaan-perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian suatu negara biasanya dapat dilihat dari keberadaan suatu pasar modal. Sebuah negara industri maju maupun negara industri baru selalu
Lebih terperinciPRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH. Training of Trainer Modul
PRODUK DAN REGULASI PASAR MODAL SYARIAH Training of Trainer Modul Regulasi di Pasar Modal Syariah 2 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan memerlukan dana yang bersumber dari luar perusahaan untuk pengembangan usahanya. Dana luar itu, selain berupa pinjaman dari bank dapat pula dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu tempat bagi pihak yang memiliki kelebihan dana, untuk memperjual belikan surat-surat berharga yang kegiatannya dilakukan oleh bursa efek.
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan usaha, perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan
Lebih terperinciPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH
BAB III KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-314/BL/2007 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH A. Bapepam dan Lembaga Keuangan 1. Sejarah penggabungan Bapepam dan Lembaga
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa strategi dan kebijakan pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor ekonomi dan keuangan mengalami banyak perkembangan untuk mencari model ekonomi yang lebih komprehensif.salah satu alternatif pilihan adalah mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran pasar modal sebagai lembaga intermediasi dalam perekonomian suatu negara tidak bisa diabaikan. Melalui pasar modal syariah, masyarakat dapat berpartisipasi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang. berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi dan praktisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini terjadi kebangkitan kembali Sistem Ekonomi Islam, yang ditandai dengan munculnya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah. Kondisi ini menurut para akademisi
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) saat jatuh tempo (Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-MUI/IX/2002).
BAB II DESKRIPSI OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) 2.1. Gambaran Umum Obligasi Syariah (Sukuk) Obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-181/BL/2009 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS PERBEDAAN KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SETELAH PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH IJARAH DI INDONESIA PERIODE PENELITIAN 2003-2007 Diajukan Oleh : Devi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan 2 cara yaitu dengan menerbitkan surat utang (debt) atau dengan. pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di dalam dunia usaha ada 2 (dua) jenis pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu pendanaan internal dan pendanaan eksternal. Dalam pendanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Konsep keuangan berbasis syariah islam (Islamic Finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh
Lebih terperinci2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa
No.137, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Efek. Syariah. Kriteria. Penerbitan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6083) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN 18/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER
Lebih terperinciSeri SR-005. Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel.
Tumbuhkan Semangat Pendidikan dengan Sukuk Negara Ritel Instrumen Investasi berbasis Syariah yang Aman dan Menguntungkan www.valburysecurities.co.id 2013 PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN SYARIAH & SUKUK NEGARA
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu ekonomi adalah ilmu tentang perilaku, etika, dan moral yang tidak bisa dipisahkan dari disiplin ilmu lainnya. Ilmu ekonomi memberikan pelajaran tentang nilai-nilai
Lebih terperinciOTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN SUKUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN. A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PEMBAYARAN IMBALAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Pembayaran Imbalan Pembayaran Imbalan yaitu Sukuk Negara Ritel mencerminkan besaran sewa yang mejadi hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi: kinerja perusahaan, pengumuman penerbitan sukuk, pengumuman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional. Peran tersebut antara lain adalah sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan dan wahana investasi bagi
Lebih terperinciIslamic Wealth Management
Islamic Wealth Management Apakah Anda ingin mencapai tujuan finansial Anda sesuai dengan prinsip Syariah? Ketahui Tujuan Finansial Syariah Anda Apakah produk finansial Syariah itu? Produk finansial syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut lembaga keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lembaga keuangan adalah semua badan yang kegiatannya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi dalam ekonomi syariah merupakan kegiatan muamalah yang sangat dianjurkan. Karena dengan berinvestasi, harta yang dimiliki menjadi lebih produktif
Lebih terperinciSUKUK. MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010
SUKUK MOHAMAD TOYYIB WIBIKSANA KAJIAN PEKANAN LISENSI 5 Mei 2010 Pengertian Sukuk ص ك و ك) ) adalah istilah yang berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak (plural) dari kata Sakk ( ص ك ك ), yang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan investasi syariah. Jakarta Islamic Index (JII) merupak an subset dari
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Jakarta Islamic Index Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ yang bekerja sama dengan Danareksa Investment Management
Lebih terperinci2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa
No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinci-2- Keuangan Nomor: KEP-181/BL/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Penerbitan Efek Syariah namun khusus mengatur mengenai penerbitan Sukuk sekaligus men
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I KEUANGAN. OJK. Sukuk. Persyaratan. Penerbitan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nmor 269). PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 130 /BL/2006 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya perkembangan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perkembangan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Lebih terperinci2016 ANALISIS PERBAND INGAN TINGKAT PROFITABILITASD AN LIKUID ITAS PERUSAHAAN SEBELUM D AN SESUD AH PENERBITAN SUKUK KORPORASI
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pergerakan sektor keuangan yang semakin dinamis menuntut perusahaan untuk mampu menjaga keseimbangan pertumbuhan perusahaannya, salah satu aspek penting
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN
-1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN jiwa pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id). Terdapat 87,18% dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki penduduk sebesar 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 (http://www.bps.go.id). Terdapat 87,18% dari penduduk di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan berbagai macam instrumen keuangan seperti hutang (obligasi), saham, instrumen derivatif dan instrumen lainya, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan operasinya. Sumber pembiayaan yang sering digunakan oleh perusahaan ada tiga macam, yaitu saham, obligasi, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan
Lebih terperinci- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pengenaan Pajak di Indonesia Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara Indonesia lebih-lebih dalam beberapa tahun terakhir ini. Dari tahun ke tahun
Lebih terperinciBAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK. A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk
50 BAB IV SCREENING DES DI PT. BETONJAYA MANUNGGAL TBK A. Analisis Implementasi Screening DES di PT. Betonjaya Manunggal Tbk DES merupakan kumpulan efek yang tidak bertentangan dengan prinsipprinsip syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi suatu negara menjadi bagian terpenting untuk mengukur pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peran penting sebagai sarana investasi jangka panjang dalam perekonomian ( Nurlita, 2014). Pasar modal merupakan pasar yang didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Badan Pengawas Pasar Modal)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih beberapa alternatif sumber dana tambahan yang ada, antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat guncangan ekonomi global. Atas dasar tersebut industri keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tonggak awal perkembangan industri keuangan syariah di masyarakat, dimulai dari industri keuangan konvensional yang mengalami keruntuhan akibat guncangan ekonomi
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
A. OBLIGASI SYARIAH ( SUKUK ) 1. Pengertian Sukuk BAB II KERANGKA TEORI Obligasi berbasis sistem syariah yang sesuai dengan syariat islam atau dikenal dengan sebutan sukuk pengertian nya tidak jauh berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bank syariah di Indonesia dewasa ini berjalan dengan sangat pesat. Walaupun jumlah bank, jumlah kantor bank dan jumlah total aset bank syariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagai lembaga intermediasi masyarakat memliki peranan yang sangat penting. Tugas dari bank syariah sebagai lembaga intermediasi adalah menghimpun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak atau batil. Rasul SAW selalu menganjurkan kepada umatnya agar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan pasar modal memiliki peranan yang cukup penting karena pasar modal dapat dijadikan indikator keadaan perekonomian suatu negara. M elalui pasar modal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesatnya perkembangan sukuk saat ini karena tingginya likuiditas di Timur Tengah karena booming minyak bumi dan meningkatnya kesadaran akan investasi yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menjadi penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Salah satu upaya dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah suatu pandangan atau cara hidup yang mengatur semua sisi kehidupan manusia, maka tidak ada satu pun aspek kehidupan manusia yang terlepas dari ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal. berkaitan dengan efek. (Indonesia Stock Exchange).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak pilihan orang untuk menanamkan modalnya dalam bentuk investasi. Salah satu bentuk investasi adalah menanamkan hartanya di pasar modal. Pasar modal pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan.saat ini banyak masyarakat ingin menanamkan modalnya dalam bentuk investasi.bahkan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak mulai didirikannnya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1991 maka ekonomi syariah mulai banyak dikenal masyarakat dan mengalami perkembangan yang diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keputusan investasi perusahaan, dimana pada setiap sumber pendanaan ada biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam mencapai tujuan yang diinginkan membutuhkan sumber pembiayaan yang dapat diperoleh melalui pembiayaan internal dan pembiayaan eksternal. Keputusan
Lebih terperinci- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 48 /POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA TERPROTEKSI, REKSA DANA DENGAN PENJAMINAN, DAN REKSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan bagian dari pelaksanaan ekonomi Islam. Bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di
Lebih terperinciSistem Keuangan di Indonesia setelah UU No. 21/ 2011, terdiri dari:
SISTEM KEUANGAN Sistem keuangan pada prinsipnya adalah kumpulan pasar, institusi, peraturan, teknik dan carabagaimana surat berharga diperdagangkan, tingkat bunga ditentukan, jasa-jasa keuangan dihasilkan
Lebih terperinciNama Perusahaan : Nama Pemberi Tanggapan : No. Tlp/Ext. : OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAFTAR EFEK SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide pendirian bank syariah di negara negara Islam tidak terlepas dari kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional yang beredar di negara
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak memiliki
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.399, 2015 KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Terproteksi. Penjaminan. Indeks. Pedoman Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5817).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem keuangan syariah sebenarnya telah dimulai sebelum pemerintah secara formal meletakkan dasar-dasar hukum operasionalnya melalui UU No.7 Tahun 1992
Lebih terperinciCERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU BURSA EFEK INDONESIA
CERDAS INVESTASIKU, CERAH MASA DEPANKU Potret diri kita? Bergantung terhadap pekerjaan tetap saat ini Merasa hidup saat ini sangat nyaman Hasil survey Boston Consulting Group: 90% warga Indonesia mengatakan
Lebih terperinciInvestasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera
Investasi Untuk Pembangunan Bangsa Investasi Anda Untuk Indonesia Lebih Sejahtera KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG DIREKTORAT PEMBIAYAAN SYARIAH Gedung A.A. Maramis II Lantai
Lebih terperinciPASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.
PASAR UANG DAN PASAR MODAL SYARIAH Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. FENOMENA DI INDONESIA Dalam perjalanannya, perkembangan pasar modal syariah di Indonesia telah mengalami kemajuan, sebagai gambaran setidaknya
Lebih terperinciBAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM. Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan
BAB IV MULTI AKAD MENURUT PANDANGAN HUKUM ISLAM A. Aplikasi Akad Apabila ijab dan qabul telah memenuhi persyaratannya, terwujudlah perizinan timbal balik yang direpresentasikan oleh ijab dan qabul sehingga
Lebih terperinci-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.269, 2015 KEUANGAN. OJK. Sukuk. Persyaratan. Penerbitan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5758). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Upaya-Upaya Pihak Terkait Dalam Penerbitan Sukuk Korporasi Ijarah Agar Sukuk Tidak Bertentangan Dengan Prinsip Syariah a. Akad Syariah Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 1. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia. diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Pasar Modal Syariah 1. Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /POJK.04/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan sejak dikeluarkannya UU No.10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system dalam
Lebih terperinciINVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH
INVESTASI DI PASAR MODAL SYARIAH Mengapa Perlu Berinvestasi? PASAR MODAL Pasar Modal adalah mekanisme transaksi jual beli efek antara penjual dan pembeli (individu, korporasi, pemerintah) Pasar perdana
Lebih terperinci- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan dana pada surat berharga (financial asset) yang diharapkan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah menanamkan atau menempatkan aset berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan hasil pendapatan atau akan meningkatkan nilainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar, Firm Size, Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Return Saham Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.4, No.1, (2014), 79.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan oleh agama, karena dengan berinvestasi harta yang dimiliki akan menghasilkan keuntungan yang dapat membuat harta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui kegiatan
Lebih terperinciBAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan
BAB IV TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 40/DSN- MUI/X/2003 TERHADAP PENDAPATAN BUNGA DAN PENDAPATAN TIDAK HALAL DALAM KEPUTUSAN KETUA BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 314/BL/2007 Setelah
Lebih terperinci-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA PENJAMIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Perat
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.7, 2017 KEUANGAN OJK. Lembaga Penjamin. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6014) PERATURAN OTORITAS JASA
Lebih terperinci