BAB II LANDASAN TEORITIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORITIS"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori Teori 1. Pengertian dan Klasifikasi Piutang Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang dan jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang, sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini. Piutang akan menimbulkan aliran kas masuk di masa yang akan datang. Piutang juga dapat diartikan yaitu sebagai komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan dan merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang ini timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, atau bisa juga melalui pemberian pinjaman. Adanya piutang ini menunjukkan terjadinya penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Beberapa definisi piutang yaitu : a. Menurut PSAK 55 (Revisi 2010) Instrumen Keuangan : Pengakuan, Piutang merupakan klaim suatu perusahaan kepada pihak lain. Piutang adalah kredit yang disalurkan kepada pihak lain, dalam laporan posisi keuangan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan. 4

2 5 b. Menurut Kieso Donald.E.dkk (2007 : 346), Piutang (receivables) adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak pihak lainnya. Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa pengertian piutang secara umum adalah tuntutan atau klaim antara pihak yang memperoleh pembayaran dengan pihak yang akan membayar kewajibannya, atau dapat disebutkan sebagai tuntutan kreditur terhadap debitur yang pembayarannya biasanya dilakukan dengan uang. Berdasarkan PSAK 50 (revisi 2010) Instrumen keuangan : Penyajian, Klasifikasi piutang secara umum yaitu ; 1) Piutang Usaha (account receivable) Piutang usaha menurut Harrison Jr.,W.T.dkk (2011 : 291) adalah jumlah yang dapat ditagih dari pelanggan atas penjualan barang dan jasa yang umumnya diklasifikasikan sebagai asset lancar. Sedangkan menurut Rudianto (2012 : 210) Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. dalam kegiatan normal perusahaan, piutang usaha biasanya akan dilunasi dalam tempo kurang dari 1 tahun, oleh Karena itu piutang usaha dikelompokkan ke dalam kelompok aktiva lancar. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa piutang usaha adalah piutang yang berasal dari pengeluaran kredit jangka pendek dan biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 sampai 60 hari atau dalam tempo kurang dari 1 tahun, oleh karena itu piutang usaha dikelompokkan ke dalam kelompok aktiva lancar. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas 2 yaitu :

3 6 a) Piutang usaha atau piutang terhadap langganan, dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal atau kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari 1 tahun akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada pelanggan yang biasanya disebut piutang dagang (trade receivables). Piutang dagang menurut Hery,S.E.,M.SI. (2011 : 38) dihasilkan dari kegiatan normal bisnis perusahaan, yaitu penjualan secara kredit barang atau jasa ke pelanggan. b) Piutang yang akan diterima, merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum atau tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang. Hal-hal yang termasuk piutang yang akan diterima: 1. Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki perusahaan seperti wesel tagih dan bon. 2. Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil penyewaan seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya. 3. Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai hasil investasi dalam perusahaan. Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis yaitu:

4 7 a. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus usaha normal. b. Piutang tidak lancar adalah tagihan atau piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu 1 tahun. c. Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih). d. Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari piutang tidak tertagih. Analisis Umur Piutang : Kerugian piutang dapat pula ditaksir dengan cara menganalisa umur dari saldo piutang debitur-debitur perusahaan. Umur piutang masing-masing debitur digolongkan, baik yang belum dan yang sudah jatuh tempo. Bagi piutang yang sudah jatuh tempo, makin lama jaraknya dengan jatuh tempo, makin besar pula kemungkinan tak tertagihnya. Dengan demikian, dalam menaksir besarnya kerugian piutang, masing-masing kelompok umur piutang ditentukan besarnya persentase kerugian. Analisis piutang selain digunakan untuk menentukan jumlah piutang yang benar-benar tak tertagih, juga dapat berguna untuk pertimbangan pengambilan keputusan tentang penjualan kredit oleh bagian penjualan. Contoh : Saldo piutang usaha PT. Tektonindo Henida Jaya Cabang Medan per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp yang terdiri atas :

5 8 Nama Customer Saldo Piutang Tanggal Faktur Tanggal Jatuh Tempo PT. Purnama Rp Okt Nov 2012 PT. Jaya Rp Des Des 2012 PT. Suka Rp Des Jan 2013 Makmur PT. Sentosa Rp Ags Okt 2012 Abadi Jumlah Rp Adapun penggolongan umur piutang dan besarnya persentase kerugian masing-masing umur tersebut adalah sebagai berikut : Golongan Umur Piutang 0% Kerugian A. Belum Jatuh Tempo 0.5% B. Telah Jatuh Tempo : 1. Lewat dari 1-30 hari 2% 2. Lewat dari hari 5% 3. Lewat dari hari 10% Tabel II. 1 : Analisa Umur Piutang Nama Customer Saldo Piutang Belum Jatuh Tempo Lewat Jatuh Tempo 1-30 hari hari hari PT. Purnama Rp Rp PT. Jaya Rp Rp PT. Suka Makmur Rp Rp

6 9 PT. Sentosa Abadi Rp Rp Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Maka besarnya taksiran kerugian piutang yaitu : 0.5 % Rp = Rp % Rp = Rp % Rp = Rp % Rp = Rp Total = Rp ) Piutang Wesel (notes receivable) atau Wesel Tagih Piutang wesel menurut Warren Carl.S.dkk (2008 : 356) yaitu jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal atau janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu yang diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan di neraca sebagai asset lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel dapat digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha usaha berasal dari transaksi penjualan, maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang. Wesel tagih bisa bersifat jangka pendek dan jangka panjang. wesel tagih dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu : a. Wesel tagih berbunga (interest bearing notes) Wesel tagih berbunga ditulis sebagai perjanjian untuk membayar pokok atau jumlah nominal dan ditambah dengan bunga yang terhutang pada tingkat khusus.

7 10 b. Wesel tagih tanpa bunga (non-interest bearing notes) Pada wesel tagih tanpa bunga tidak dicantumkan persen bunga, tetapi jumlah nominalnya meliputi beban bunga. 3) Piutang lain-lain (other recevaible) Menurut Warren Carl.S.dkk (2008 : 357) Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam 1 tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai asset lancar. Jika penagihannya lebih dari 1 tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai asset tidak lancar. Sedangkan menurut Rudianto (2012 : 211) Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul bukan sebagai akibat penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang lain-lain merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pihak lain akibat dari transaksi yang secara tidak langsung berhubungan dengan kegiatan normal perusahaan. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, piutang pegawai, dan lain-lain. Berikut ini disajikan dari perbedaan masing-masing jenis piutang : Tabel II.2 : Perbedaan dari masing-masing jenis piutang Piutang usaha Piutang wesel Piutang lain-lain Jangka waktu dari 1 tahun 2/10, n/30 Dimasukkan dalam aktiva lancar Jangka waktu bermacammacam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari. Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, Jangka waktu lebih dari 1 tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang. Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.

8 11 Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih. sedangkan yang lebih dari 1 tahun piutang jangka panjang. Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual. Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan di neraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar. 2. Prosedur Penjualan Kredit Prosedur penjualan adalah urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan faktur (penagihan), dan pencatatan penjualan. Dalam prosedur pencatatan penjualan dan piutang selalu berhubungan karena keduanya berkaitan erat. Prosedur penjulan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Bagian-bagian yang terkait dalam prosedur penjualan adalah bagian pesanan penjualan, bagian kredit, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian penagihan. Fungsi dari tiap-tiap bagian ini adalah : a. Bagian pesanan penjualan (sales order department) Dalam perusahaan kecil, fungsi pesanan penjualan dapat dipegang oleh seorang karyawan dalam bagian penjualan. Tetapi dalam perusahaan besar bagian pesanan penjualan merupakan suatu bagian yang berdiri sendiri dibawah bagian penjulan.

9 12 b. Bagian kredit Dalam prosedur penjualan, setiap pengiriman barang untuk memenuhi pesanan pembeli yang syaratnya kredit, harus mendapatkan persetujuan dari kredit. Agar dapat memberikan persetujuan, bagian kredit menggunakan catatan yang dibuat oleh bagian piutang untuk tiap-tiap langganan mengenai sejarah kreditnya, jumlah maksimum dan ketepatan waktu pembayarannya. Persetujuan dari bagian kredit biasanya ditujukan dalam formulir surat perintah pengiriman yang diterima dari bagian pesanan penjualan. c. Bagian gudang Dalam hubungannya dengan penjualan, bagian gudang bertugas untuk menyiapkan barang seperti yang tercantum dalam surat perintah pengiriman. Barang-barang ini diserahkan kebagian pengiriman untuk dibungkus dan dikirimkan kembali. d. Bagian pengiriman Bagian pengiriman bertugas untuk mengirim barang-barang pada pembeli. Pengiriman ini hanya boleh dilakukan apabila ada surat perintah pengiriman yang sah. Selain itu bagian pengiriman juga bertugas untuk mengirimkan kembali barang-barang kepada penjual yang keadaannya tidak sesuai dengan yang dipesan. Pengiriman barang ini dilakukan apabila ada debit memo untuk retur pembelian.

10 13 e. Bagian pembuatan faktur atau penagihan Tugas bagian faktur adalah membuat (menerbitkan) faktur penjualan dan tembusan-tembusannya (kadang-kadang tidak membuat faktur tetapi melengkapi data harga dan perkalian faktur). 1. Mengitung biaya kirim penjualan dan pajak pertambahan nilai. 2. Memeriksa kebenaran penulisan dan perhitungan-perhitungan dalam faktur. Formulir yang digunakan dalam prosedur pesanan penjualan adalah surat perintah pengiriman (shipping order) dengan beberapa tembusan yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Formulir yang digunakan dalam prosedur pembuatan faktur adalah faktur (invoice) beserta tembusan-tembusannya. Formulir-formulir diatas terkadang dibuat terpisah tetapi mungkin juga pembuatannya dilakukan sekaligus dalam hal ini dikatakan formulir mengenai prosedur pesanan dan pembuatan faktur. 3. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Piutang Informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Informasi yang efisien yaitu informasi yang dihasilkan mempunyai manfaat yang lebih besar dibanding dengan biaya mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya dengan uang tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Menurut James Hall (2008 : 256) Sistem informasi akuntansi penjualan adalah subsistem informasi bisnis yang mencakup kumpulan prosedur yang

11 14 melaksanakan, mencatat, membuat dokumen, dan informasi penjualan untuk keperluan manajemen dan bagian lain yang berkepentingan mulai dari diterimanya order penjualan sampai mencatat tagihan piutang dagang. Sedangkan Sistem informasi akuntansi piutang adalah untuk mencatat piutang perusahaan kepada setiap debitur. Informasi piutang yang efisien yaitu saldo piutang atau jumlah piutang kepada setiap debitur yang melakukan transaksi penjualan kredit, riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap debitur dan umur piutang kepada setiap debitur. 4. Pengendalian Internal Piutang Usaha Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang di desain untuk memberi keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini : Keandalan pelaporan keuangan, Efektivitas dan efisiensi operasi, Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun unsur-unsur pokok sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut : a) Strukur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan utang, pendapatan dan biaya. c) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit. d) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.

12 15 Prosedur pengendalian juga diperlukan untuk memastikan bahwa informasi yang disediakan untuk pembuatan keputusan akurat dan lengkap. Pada akhirnya, untuk memfasilitasi pembuatan keputusan strategis, sistem akuntansi harus di desain untuk mengakomodasi integrasi atas data yang dihasilkan secara internal dengan data dari sumber ekternal. Yang pada akhirnya meningkatkan efisiensi proses penagihan. Saat menggunakan pemrosesan penjualan kredit untuk mengilustrasikan seberapa banyak pengendalian aplikasi yang telah membahas fungsi sebenarnya. Setiap catatan transaksi meliputi data berikut : nomor faktur penjualan, nomor rekening pelanggan, nomor barang persediaan, kuantitas terjual, harga penjualan, dan tanggal pengiriman (Marshall B,Romney.,dkk 2014 : 352). Piutang usaha suatu perusahaan pada umumnya merupakan bagian terbesar dari aktiva lancar serta bagian terbesar dari total aktiva perusahaan. oleh Karena itu pengendalian intern terhadap piutang usaha ini sangat penting diterapkan. Kecurangan dalam suatu siklus kerja sangat sering terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan. kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak mencatat pembayaran dari debitur dan mengantongi uangnya, menunda pencatatan piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu atas mutasi piutang dan lain sebagainya. Pengendalian intern merupakan salah satu cara yang digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, menjaga asset, memberikan informasi

13 16 yang akurat, mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah di tetapkan. Oleh Karena itu, kebutuhan akan pengendalian intern terhadap piutang usaha perusahaan merupakan hal yang wajib karena piutang usaha menjadi urat nadi bagi perusahaan. Adapun tujuan melakukan pengendalian intern piutang adalah sebagai berikut : 1. Meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak milik perusahaan. 2. Meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih (collectable). 3. Ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang. 4. Piutang aman dari penyelewengan. 5. Akuntansi Piutang Tidak Tertagih Akuntansi piutang adalah sistem dan prosedur pencatatan piutang yang dilakukan oleh setiap perusahaan. Penjualan secara kredit akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. penerimaan dan keuntungan akan meningkat, tetapi kerugian yang dialami perusahaan akan meningkat pula karena meningkatnya jumlah piutang yang tidak tertagih. Kerugian ini biasanya disebut dengan beban piutang tak tertagih. Besar dari beban piutang tak tertagih bervariasi antar perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit. Perusahaan berupaya membatasi nilai piutang tak tertagih dengan menerapkan beragam perangkat pengendalian. Pengendalian yang paling penting di sini berhubungan dengan pengesahan kredit. Beban piutang tak tertagih merupakan beban yang memang timbul karena kegiatan bisnis

14 17 perusahaan, sebagai beban usaha, tentunya beban piutang tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Berdasarkan PSAK 55 (revisi 2010) Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran, untuk Piutang tak tertagih dikenal dalam 2 metode yaitu Metode penyisihan (allowance method) dan metode penghapusan langsung (direct write off method). a. Metode penyisihan (allowance method) Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode penyisihan untuk mengestimasi besarnya piutang tak tertagih. dalam metode penyisihan pencatatan kerugian tidak menunggu sampai langganan benar-benar tidak mampu membayar, melainkan memperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak akan dapat dibayar oleh pelanggan. Untuk mendapatkan gambaran posisi keuangan perusahaan seakurat mungkin, maka perusahaan banyak melakukan penjualan kredit dengan menggunakan metode penyisihan untuk mengukur jumlah piutang tak tertagih. Metode ini menggunakan pengalaman masa lampau untuk memperkirakan berapa jumlah beban piutang tak tertagih untuk periode ini. Perusahaan akan mendebit beban piutang tak tertagih sejumlah yang diperkirakan, yang nantinya akan disajikan sebagai pengurang dari akun piutang usaha di dalam neraca. Jurnal penyesuaian yang dibuat pada akhir periode akuntansi: 1. Untuk mencatat taksiran piutang ragu-ragu berdasarkan pengalaman penagihan masa lalu.

15 18 Beban piutang ragu-ragu Cadangan piutang ragu-ragu 2. Untuk mencatat piutang yang benar-benar tidak tertagih Cadangan piutang ragu-ragu Piutang usaha 3. Terhadap debitur yang piutangnya telah di hapus kemudian membayar kembali, maka catatan yang dibuat adalah Piutang usaha Cadangan piutang ragu-ragu b. Metode penghapusan langsung (direct write-off method) Metode penyisihan menekankan pada pelaporan beban piutang tak tertagih dalam periode di mana penjualan terkait terjadi. Penekanan pada pengkaitan antara beban dengan pendapatan ini merupakan metode akuntansi yang lebih disukai untuk piutang tak tertagih. Namun, ada situasi dimana tidak mungkin untuk mengestimasi secara akurat, piutang tak tertagih pada akhir periode. Di samping itu, jika sebuah perusahaan menjual sebagian besar barang dan jasanya secara tunai, maka

16 19 jumlah beban dari piutang tak tertagih biasanya kecil. Dalam hal ini, jumlah piutang juga merupakan bagian kecil dari total asset lancar. Dalam metode penghapusan langsung piutang usaha yang tak tertagih akan diakui sebagai beban apabila bagian kredit menyatakan bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih. Bila hal itu terjadi, maka bagian akuntansi akan mendebit beban piutang tak tertagih dan akan mengkredit piutang dagang dari langganan yang dianggap tidak dapat membayar hutangnya. 1. Ayat jurnal untuk menghapus piutang yang telah di putuskan tidak akan ditagih lagi adalah sebagai berikut: Beban piutang tak tertagih Piutang usaha 2. Ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang adalah sebagai berikut: Piutang usaha Beban piutang tak tertagih 6. Pengakuan Atas Piutang Usaha Akun piutang usaha pertama kali akan timbul oleh karena penjualan barang dagangan secara kredit, yang kemudian dapat diikuti dengan transaksi

17 20 retur penjualan, penyesuaian atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya penagihan baik disertai dengan pemberian potongan penjualan ataupun tidak. Piutang usaha didukung oleh faktur penjualan atau dokumen lainnya selain jaminan tertulis formal, dan di dalamnya dimuat jumlah yang diharapkan dapat tertagih pada tahun setelah tanggal neraca atau dalam siklus operasi perusahaan. setiap piutang usaha dari pelanggan dengan saldo kredit (dari pembayaran di muka atau kelebihan pembayaran) direklasifikasi dan dilaporkan sebagai kewajiban. Piutang usaha hanya diakui ketika kriteria atas pengakuan telah dipenuhi. Piutang usaha dinilai pada harga pertukaran awal antara perusahaan dengan pihak ketiga, dikurangi penyesuaian untuk diskon tunai, retur penjualan, serta penyisihan dan piutang tak tertagih yang menghasilkan nilai realisasi bersih, yaitu jumlah kas yang diharapkan akan tertagih. Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan barang dagangan secara kredit, yaitu : Piutang usaha Penjualan Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali barang dagangan yang telah dijualnya secara kredit atau pada saat memberikan penyesuaian atau pengurangan harga jual kepada pelanggannya, yaitu :

18 21 Retur penjualan dan penyesuaian harga jual Piutang usaha Ayat jurnal yang akan dibuat oleh penjual pada saat menerima pembayaran utang dari pelanggan yang memanfaatkan potongan tunai (selama periode potongan) adalah sebagai berikut : Kas Potongan penjualan Piutang usaha 7. Sumber Kas Potensial Dari Piutang Usaha Penerimaan kas disebut sebagai aliran kas masuk yang bisa diperoleh dari beberapa sumber antara lain penjualan tunai, penerimaan piutang, dan penerimaan-penerimaan lainnya. Perusahaan memerlukan dana dalam bentuk kas terutama adalah untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dan juga untuk biaya operasional dalam perusahaan. oleh karena itu, diperlukan pengelolahan dan juga pengendalian yang baik atas kas. Kas adalah sebagai salah satu komponen dari aktiva yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu organisasi, bagi organisasi pemerintahan maupun perusahaan swasta. Salah satu sumber modal kerja yang perlu mendapat perhatian khusus adalah modal kerja yang berasal dari piutang dagang dan kas. Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam

19 22 waktu 1 tahun atau dalam periode akuntansi. Piutang yang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari adanya kebijakan penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang dapat menjadi sumber yang potensial bagi kas yaitu dengan 3 cara: a. Piutang dipakai sebagai jaminan Perusahaan yang memerlukan kas dengan segera dapat meminjam ke bank atau lembaga keuangan lainnya dengan jaminan berbentuk piutang usaha. Hasil tagihan dari langganan biasanya dipakai untuk melunasi hutang. Jika terdapat langganan yang tidak dapat ditagih, maka menjadi tanggung jawab perusahaan atau peminjam untuk mengganti jaminannya dengan piutang lain. b. Menjual piutang (anjak piutang / factoring) Kebutuhan uang dapat segera dipenuhi dengan menjual piutang usaha ke bank atau lembaga kredit atau ke perusahaan anjak piutang. Semua kemungkinan dan resiko yang timbul berkaitan dengan piutang tersebut menjadi tanggung jawab pihak perusahaan yang membelinya (Rudianto 2012 : 216). Pengertian perusahaan anjak piutang / factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambil alihan atau pengelolahan utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan (Kasmir 2014 : 269). c. Mendiskontokan wesel Kebutuhan kas segera dapat dipenuhi pula dengan meminjam uang ke bank atau lembaga lain dengan jaminan (mendiskontokan) wesel tagih (janji

20 23 tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang di masa mendatang). Jika pada saat wesel jatuh tempo dan pihak penerbit wesel tidak melunasi kewajibannya, maka pihak yang mendiskontokan wesel bertanggung jawab terhadap pelunasan kewajibannya kepada pihak kreditor (Rudianto 2012 : 216). 8. Analisis Rasio Piutang Usaha Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang sering dipakai adalah rasio. Rasio dalam analisis laporan keuangan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara 1 unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan keuangan. Manajemen piutang berkaitan dengan usaha untuk mengelolah pendapatan yang akan diterima dari hasil penjualan secara kredit. Sebagai bagian dari modal kerja, kondisi piutang idealnya harus selalu berputar. Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu yang dipersyaratkan. Dalam syarat pembayaran kredit, semakin lama syarat pembayaran maka akan semakin lama terikatnya modal kerja dalam piutang, yang mengakibatkan tingkat perputaran modal kerja dalam piutang semakin kecil, sebaliknya semakin singkat syarat pembayaran kredit maka akan semakin cepat pula terikatnya modal kerja dalam piutang, yang mengakibatkan tingkat perputaran modal kerja dalam piutang semakin besar. Ada 4 jenis yang digunakan untuk menilai seberapa baiknya suatu perusahaan mengelola piutang usahanya yaitu:

21 24 1) Rasio keuangan a. Rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio) Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan, begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang di persyaratkan dalam syarat pemberian kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang usaha dalam satu periode. Rasio perputaran piutang (receivable turnover ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah piutang akhir dibagi 2). Tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable turnover) mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang di investasikan dalam piutang. Semakin tinggi turnover-nya maka semakin cepat pula penagihan piutangnya sebaliknya semakin rendah turnover-nya maka semakin lambat penagihan piutangnya. Perputaran piutang usaha merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Tingkat perputaran piutang usaha dapat diketahui dengan membagi total penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.

22 25 Rasio perputaran piutang = Rasio ini menunjukkan berapa cepat penagihan piutang semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat (Sofyan syafri, 2011: 308). Rata-rata piutang dihitung dengan cara menjumlahkan data piutang akhir tahun dengan piutang awal tahun, kemudian dibagi 2. Rata-rata piutang = b. Periode pengumpulan piutang (Average collection period (ACP)) atau Umur rata-rata piutang (Days of sales outstanding (DSO)) Periode pengumpulan piutang mengindikasikan rata-rata lama piutang perusahaan yang diberikan kepada konsumennya. Rasio ini dihitung dengan cara: 365 rasio perputaran piutang Makin panjang DSO, mengindikasikan rendahnya kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan piutang atau kebijakan kredit perusahaan

23 26 relatif longgar. Dengan makin besarnya DSO, maka makin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang (Werner R.M., 2013 : 59). Makin tinggi perputaran menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya jika rasio semakin rendah berarti ada kelebihan investasi dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan kerja tidak efektif dan mungkin ada perubahan dalam kebijakan pemberian kredit. 2) Jangka waktu pengumpulan piutang usaha Semakin lama jangka waktu piutang usaha, resiko tidak tertagihnya semakin besar. Walaupun demikian jangka waktu piutang lebih lama dapat di benarkan karena jangka waktu kredit dapat dilonggarkan, misalnya untuk pengenalan produk baru atau apabila tingkat penjualan yang direncanakan pada periode berjalan belum tercapai. 3) Piutang usaha terhadap total aktiva Dengan membandingkan antara tingkat piutang selama setahun dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan selama periode tersebut. 4) Piutang usaha terhadap penjualan Dalam hal ini piutang yang relatif lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat berarti semakin tinggi resiko terjadinya piutang tak tertagih. 9. Kebijakan Pengelolaan Piutang Usaha Perencanaan dan kebijakan ialah pedoman untuk bertindak. Kebijakan menunjukkan bagaimana sumber harus di alokasi dan bagaimana tugas yang

24 27 diberikan dalam organisasi harus dilaksanakan sehingga manajer tingkat fungsional dapat melaksanakan strategi itu dengan sebaik-baiknya. Rencana dan kebijakan disusun untuk memastikan bahwa : a. Keputusan strategis dilaksanakan. b. Terdapat suatu dasar untuk pengendalian. c. Jumlah waktu yang digunakan eksekutif dalam mengambil keputusan bisa dihemat. d. Situasi yang sama ditangani dengan konsisten. e. Koordinasi antar unit terjadi kapan saja diperlukan. Menurut Fred R., David (2006:17) kebijakan adalah alat untuk mencapai tujuan tahunan. Kebijakan mencakup pedoman, peraturan, dan prosedur yang dibuat untuk mendukung usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kebijakan merupakan pedoman pengambilan keputusan dan memberi jawaban atau situasi yang rutin dan berulang. Berdasarkan PSAK 60 (revisi 2011) Instrumen keuangan : Pengungkapan, Kebijakan kebanyakan dinyatakan dalam bentuk aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusankeputusan yang dilakukan manajemen perusahaan. karena piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan piutang yang efisien agar jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga tidak mengganggu aliran kas.

25 28 Dalam perjalanannya sebuah perusahaan memiliki 2 sasaran yang saling bertentangan mengenai piutang. Disatu pihak perusahaan ingin melakukan sebanyak mungkin penjualan kredit guna memperluas pangsa pasar. Namun disisi lain piutang merupakan aktiva yang tidak produktif, yang tidak menghasilkan pendapatan (kas) hingga saat penagihannya terlunasi dan semuanya itu akan teratasi dengan adanya pengelolaan piutang yang baik. Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusankeputusan sebagai berikut : 1. Kebijaksanaan kredit, diantaranya : a. Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan. Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan perusahaan dengan adanya standar tersebut. b. Periode kredit yaitu jangka waktu yang diberikan kepada pembeli untuk membayar pembelian mereka. c. Diskon atau potongan yaitu yang diberikan untuk pembayaran yang lebih cepat, termasuk persentase diskon dan seberapa cepat pembayaran harus dilakukan agar mendapat diskon tersebut.

26 29 2. Kebijaksanaan pengumpulan piutang Keputusan kredit ini menyangkut tradeoff antara keuntungan (marginal profit) dan biaya tambahan (marginal cost) yang disebabkan oleh perubahan dalam salah satu atau kombinasi elemen-elemen tersebut. Kebijaksanaan pengumpulan piutang merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk dapat mengumpulkan piutang atas penjualan kredit yang diberikannya dalam waktu yang singkat (Syahyunan, 2005 : 66). Di dalam usaha pengumpulan piutang, perusahaan harus berhati-hati agar tidak terlalu agresif dalam usaha menagih piutang dari para pelanggan. Jika langganan tidak dapat membayar tepat pada waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai jangka waktu tertentu yang dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur penagihan piutang yang sudah ditetapkan. Menurut Syamsudin Lukman (2007 : 273) cara penagihan piutang atau pengumpulan piutang yang harus dilakukan oleh perusahaan jika langganan atau pembeli belum membayar sampai jangka waktu yang ditentukan adalah sebagai berikut : a. Melalui surat Jika waktu pembayaran hutang dari pelanggan sudah lewat beberapa hari tetapi belum juga dilakukan waktu pembayaran, maka perusahaan dapat melakukan pengiriman surat dengan nada mengingatkan atau menegur langganannya tersebut bahwa hutangnya sudah jatuh tempo. Apabila hutang

27 30 tersebut belum juga bisa dibayar setelah beberapa hari surat tersebut dikirimkan, maka dapat dikrimkan surat kedua dengan nada yang lebih keras. b. Melalui telepon Apabila setelah dikirimkan surat teguran ternyata hutang-hutang tersebut belum juga bisa dibayar, maka bagian kredit dapat menelepon langganan dan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran. Kalau dari hasil pembicaraan tersebut ternyata misalnya pelanggan mempunyai alasan yang dapat diterima maka mungkin perusahaan dapat memberikan perpanjangan sampai suatu jangka waktu tertentu. c. Kunjungan personal Teknik penagihan piutang dengan jalan melakukan kunjungan personal atau pribadi ke tempat langganan. Cara ini sering sekali digunakan karena dirasakan sangat efektif dalam proses penagihan piutang. d. Tindakan yuridis Jika ternyata langganan tidak mau membayar hutang-hutangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan-tindakan hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan. Adapun prosedur terhadap pelanggan yang telah terlambat membayar hutangnya, umumnya dilakukan beberapa prosedur sebagai berikut : a. Mengirim surat teguran yang menjelaskan bahwa pelanggan telah terlambat untuk melunasi hutangnya. b. Menghubungi pelanggan tersebut melalui via telepon secara langsung.

28 31 c. Menggunakan bantuan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang jasa pengumpulan piutang. d. Menempuh jalur hukum atas pelanggan yang telah terlambat atau tidak membayar hutang. 10. Kerugian Yang Ditimbulkan Piutang Usaha Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko dapat dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut sebagai resiko kerugian piutang. Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan jika resiko kredit terjadi di dalam perusahaan maka akan mengalamin kerugian. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan maka perusahaan perlu mengadakan evaluasi resiko kredit dari para pelanggan tersebut. Kerugian ataupun resiko yang mungkin akan terjadi dalam piutang usaha adalah : a. Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang bagi perusahaan merupakan resiko yang paling berat untuk dihadapi, karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima di masa yang akan datang ternyata tidak dapat diterima kembali sebagai kas, sehingga pengorbanan yang telah dilakukan terbuang percuma. Hal ini lebih berat lagi bila perusahaan yang bersangkutan

29 32 bermodalkan terbatas sehingga dapat mengakibatkan kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan. kejadian ini terjadi karena perusahaan lalai dalam menyelidiki calon pembelinya. Misalnya, pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kesulitan keuangan atau perusahaan pembeli mengalami kebangkrutan dan sebagainya. b. Resiko tidak dibayar sebagian piutang Resiko tidak dibayar sebagian piutang adalah resiko yang lebih ringan karena sebagian dari total piutang tersebut telah diterima perusahaan. seringkali terjadi dalam kasus nyata sehari-hari, seorang pembeli yang baru pertama kali mengadakan hubungan transaksi penjualan kredit akan menunjukkan kesan yang sangat baik. Namun setelah waktu untuk membayar piutangnya tiba, mulailah mereka menunjukkan i tikad yang kurang baik seperti mulai tidak membayar piutangya, membatalkan atau sengaja tidak mengisi rekeningnya dengan alasan bahwa perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dan lain-lain. c. Resiko keterlambatan perlunasan Resiko keterlambatan perlunasan merupakan resiko yang lebih ringan tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi keadaan perusahaan, karena meskipun dalam kurun waktu relatif yang tidak lama jelas terlihat bahwa pemasukan dari uang tagihan tersebut telah melewati jadwal penerimaan yang seharusnya. Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.

30 33 d. Resiko tertanam modal Perusahaan harus lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman atau piutang kepada pelanggannya sebab bila perusahaan tersebut mengadakan penjualan secara kredit akan timbul perkiraan piutang dalam laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Hal ini jelas mengakibatkan modal tertanam dalam piutang baik modal yang bersumber dari modal sendiri maupun modal asing. B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu akan diuraikan mengenai hasil-hasil penelitian yang didapat oleh penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu tersebut antara lain : Pada tahun 2010, penelitan yang dilakukan oleh Suhana Salman dengan judul Kebijaksanaan Penagihan Piutang Untuk Menekan Piutang Tak Tertagih pada PT. Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Sistem pembayaran yang digunakan oleh PT. Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan adalah dengan pembayaran terpusat, namun terkadang terjadi keterlambatan piutang yang masuk ke rekening pusat dikarenakan sumber daya manusia yang terbatas untuk memaksimalkan penagihan piutang. 2. Pada pencatatan piutangnya, PT. Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan menggunakan dokumen yang dipakai sebagai dasar mencatat timbulnya piutang. Dokumen ini dinamakan debet nota / nota tagih yaitu bukti tagih

31 34 terhadap jasa sewa gudang yang diterbitkan oleh perusahaan untuk principal. 3. Dalam menekan piutang tak tertagihnya PT. Bhanda Ghara Reksa Cabang Medan melakukan kebijaksanaan sebagai berikut : Perencanaan melalui penyusunan anggaran piutang, menggunakan nomor urut piutang, dan memisahkan pelaksanaan tugas sehingga karyawan dapat memahami sejauh mana tanggung jawab dan wewenang yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Asnida Tionarly Sinaga pada tahun 2004 dengan judul Penerapan Prosedur dan Pengawasan Piutang pada PT. Pertani (PERSERO) Wilayah Sumbagut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Prosedur penjualan kredit dan prosedur penagihan telah sesuai dengan teori akuntansi yang berlaku umum. Setiap pencatatan transaksi dicatat berdasarkan bukti atau dokumen resmi perusahaan yang telah sah, namun dalam hal prosedur penjualan kredit masih memiliki kelemahan dalam hal otorisasi fungsi kredit dan dalam hal prosedur penagihan belum jelas menunjukkan bagian otorisasi bagian penagihan piutang. 2. Pengawasan piutang perusahaan dilakukan melalui kebijakan penjualan kredit maupun melalui pengendalian intern perusahaan. Terdapat kelemahan yaitu masih ada tugas rangkap khususnya bagian pemasaran, memiliki tugas rangkap mulai mencari order, membuat surat order, penagihan piutang pada saat jatuh tempo.

32 35 C. Kerangka Konseptual PT. Tektonindo Henida Jaya Cabang Medan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang distributor produk pertanian khususnya pupuk organik. PT. Tektonindo Henida Jaya Cabang Medan juga membuka outlet untuk menjual produk-produknya. Penjualan yang dilakukan secara kredit tersebut akan menghasilkan piutang bagi perusahaan dan perlu pengambilan kebijakan yang tepat dalam pengelolaaan piutang tersebut. Untuk pengambilan kebijaksanaan dalam piutang ini, diperlukan metode khusus yang dipakai sebagai alat analisisnya yakni melalui pengumpulan piutang dan rata-rata pengumpulan piutang. Dari hasil analisis inilah akan terlihat mulus atau tidaknya penjualan yang dilakukan oleh PT.Tektonindo Henida Jaya Cabang Medan PT. TEKTONINDO HENIDA JAYA CABANG MEDAN INFORMASI PIUTANG YANG EFISIEN KEBIJAKAN PENGELOLAAN PIUTANG RASIO KEUANGAN Gambar II.1 : Kerangka Konseptual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Menurut Weaygandt Kimmel Kieso (2013:368) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai jumlah yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. b. Manajer akunting dijabat oleh karyawan yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama min. 3 tahun dan berpendidikan minimal S1 akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Proses menganalisis perusahaan, disamping dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

CASH and RECEIVABLES

CASH and RECEIVABLES CHAPTER 7 CASH and RECEIVABLES Bab ini membahas mengenai elemen dari Laporan Keuangan, yaitu current assets Cash and Cash Equivalents and Receivables. Untuk kas, kata kuncinya adalah internal kontrol dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Piutang Dewasa ini,hampir semua transaksi bisnis dilakukan secara kredit atau pembayaran tunda. Penjualan barang dagang atau jasa secara umum dilakukan secara kredit. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1) Pengertian Piutang Piutang merupakan keringanan kepada langganan-langganannya pada waktu melakukan pembayaran atas penjualan barang. Menurut Warren et al (2008: 404)

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Piutang 1. Pengertian Piutang Pada saat sekarang ini penjualan barang dan jasa banyak dilakukan secara kredit sehingga terdapat tenggang waktu antara

Lebih terperinci

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi : BAB PIUTANG DAGANG / USAHA 1. PENDAHULUAN Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A, Teori - Teori 1. Pengertian dan Jenis - Jenis Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Sembiring (2003) yang berjudul Analisa Kemampulabaan Dalam Penyaluran Kredit Gadai Pada Kantor Wilayah Perum Pegadaian Medan dengan perumusan

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG A. Pendahuluan merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari adanya transaksi penjualan perusahaan secara kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Akuntansi Pajak atas Piutang Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL 1. Pengertian Piutang Piutang adalah tagihan yang ditujukan baik itu kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas (Slamet Sugiri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables) Receivable yang timbul dari penjualan kredit biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable atau notes receivable.

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki BAB 4 PEMBAHASAN Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki pengendalian internal yang memadai, terutama pada siklus pendapatannya. Siklus pendapatan terdiri dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan perorangan Speed Power Racing adalah perusahaan yang bergerak dalam industri pembuatan spare parts (perlengkapan) kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Sistem Dari beberapa pengertian sistem, berikut adalah pengertian sistem menurut Mulyadi (2001:2) ; Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang usaha 1. Pengertian Piutang usaha Piutang usaha (Account Receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar penjualan menjual secara kredit agar dapat menjual

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Hutang 1. Pengertian Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit 1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit Pada PT. Anugrah. Sistem penjualan yang dilakukan oleh PT. Anugrah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORI. 2.1 Piutang (Accounts Receivable) kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Piutang (Accounts Receivable) Pada umumnya piutang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit atas barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan. Penjualan kredit

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. operasional, manajemen sumber daya manusia dan manajemen keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Kata manajemen memiliki pengertian yang sangat luas, ilmu manajemen ini memiliki beberapa cabang antara lain manajemen pemasaran,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengauditan internal atas pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta berdasarkan pembahasan

Lebih terperinci

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AKUNTANSI BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG Drs. Heri Yanto, MBA, PhD Niswah Baroroh, SE, M.Si Kuat Waluyojati, SE, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yang sama yaitu mencapai laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

Lebih terperinci

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Bab 8 Piutang Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess Tujuan 1. Menguraikan klasifikasi umum piutang. 2. Mengikhtisarkan dan memberikan contoh-contoh prosedur pengendalian internal atas piutang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan

BAB IV PEMBAHASAN. PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Sumber Karunia Anugerah. Pembahasan ini dibatasi pada fungsi penjualan dan piutang usaha modern market seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Pengertian Sistem Di bawah ini pengertian umum mengenai sistem dapat dirinci sebagai berikut : Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur Unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang BAB 4 PIUTANG A. Pengertian Piutang Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Piutang adalah jumlah klaim atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang. Tagihan ini

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci