BAB II DASAR TEORI ...(1)
|
|
- Vera Wibowo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DASAR TEORI Retrofit mesin CNC diperlukan banyak penelitian dan analisa tentang bagianbagian dari keseluruhan mesin. Maka dari itu, diperlukan beberapa materi yang mendukung penelitian dan analisa yang akan lakukan. 2.1 Rumus Perhitungan Power Mesin dan Power Motor Penentuan motor yang digunakan untuk sebuah mesin terutama mesin CNC, diperlukan perhitungan-perhitungan mengenai daya mesin sebelum memilih motor. Adapun perhitungan yang harus dilakukan untuk menentukan besarnya power mesin dan power motor yang dijadikan refrensi dalam pemilihan motor untuk perbaikan mesin CNC. Berikut pembahasan tentang rumus perhitungannya Rumus Perhitungan Daya Pada Umumnya Perhitungan dari nilai Daya (P) nilainya sebanding dengan nilai Usaha (W) dan berbanding terbalik dengan nilai Waktu (t). Dari pengertian tersebut dapat dituliskan rumus: =...(1) Dengan: P = Daya (watt) W = Usaha (J) t = Waktu (s) Sedangkan perhitungan dari nilai Usaha (W) nilainya sebanding dengan nilai Gaya (F) dan berbanding terbalik dengan nilai dari Jarak yang ditempuh (s). Dari pengertian tersebut dapat dituliskan rumus: =...(2) Dengan : W = Usaha (J) F = Gaya (N) s = Jarak (m) Dari persamaan (1)dan persamaan (2) maka dapat ditemukan persamaan baru: 1
2 =...(3) Sedangkan persamaan kecepatan, nilai Kecepatan (v) sebanding dengan nilai Jarak (s) dan berbanding terbalik dengan nilai Waktu (t). Dari persamaan tersebut dapat dituliskan rumus: baru: =...(4) Dari persamaan (3) dan persamaan (4) maka dapat ditemukan persamaan =...(5) Perhitungan Power Motor Stepper pada Mesin Milling Dengan: P mot Zie sama. b hm 1-z Ks.1.1 P = h 1.1 η 6120 = Power motor berdasarkan pada lampiran v = kecepatan potong (m/min) = Jumlah gigi yang memotong pad benda kerja pada waktu yang = Tinggi cutter yang bersinggungan dengan benda kerja (mm) = tebal chip rata-rata terhadap jenis dari material = specific cuttuingforce, tergantung dari jenis material η = efisiensi mesin (%), besar efisiensi yang sering dipakai η = 0,7 (70%) Perhitungan jumlah Zie : Dengan : z =, dalam jumlah!"# = jumlah gigi pada cutter (jumlah) φs = besarnya sudut dari cutter bersentuhan/bersinggungan dengan benda kerja ( ) 2
3 Perhitungan besarnya b : Dengan : a = $ %&'(, dalam mm = kedalaman pemakanan/depth of cut (mm) K = bersarnya sudut potong pada cutter ( ) Besarnya sudut potong biasanyan 60, 75, 90, sehingga : Sin 60 = 0,866 Sin 75 = 0,97 Sin 90 = 1 Perhitungan besarnya hm : Dengan : 1 rad = 57,3 h = )," hm = tebal chip rata-rata (mm) s z = Besarnya feeding setiap giginya (mm) Perhitungan besarnya s z : Dengan: s z n e = feeding (mm/min) = jumlah gigi cutter = putaran cutter (rpm) = lebar benda kerja (mm) Ds = diameter cutter (mm) sin. /, dalam mm 0 =, dalam mm 1 1-z = specific cutting exponent, tergantung dari specific force (ks1.1) berdasarkan tabel 5 pada lampiran Catatan : Besarnya hm 1-z bisa didapat dari perhitungan atau pada lampiran Perhitungan Daya Motor Sumbu Percepatan maksimum dihitung dengan rumus: 2 $ =
4 Dimana: a a = percepatan maksimum V max = kecepatan maksimum dan t a = waktu percepatan Perlambatan maksimum dihitung dengan rumus : Dimana: a d t d = perlambatan maksimum = waktu perlambatan 2 7 = 8 9$: ; 7 Perhitungan inersia beban sebagai konversi gerak poros motor dilakukan dengan cara melakukan perhitungan inersia beban. Selain itu inersia maksimum ballscrew juga ditambahkan yang dapat diperoleh dari katalog ballscrew yang digunakan. Untuk menghitung besar inersia Jw beban digunakan rumus : < = =>? 2@ A B 10 " +< D Dimana: J w = inersia kerja M P J b < D = > DE B 8 10 " = massa meja ditambah dengan massa benda kerja = jarak bagi poros ballscrew yang digunakan = inersia dari poros ballscrew M B = massa ballscrew D = diameter poros Perhitungan torsi beban dilakukan dengan menambahkan faktor gesek yang terjadi. Dalam hal ini, koefisien gesek dimasukkan dalam perhitungan. Untuk perhitungan torsi beban dengan faktor gesek digunakan rumus : 4
5 Dimana: T w = torsi beban g = percepatan gravitasi bumi G = =H>I J BK 10! Perhitungan kecepatan putar untuk menghitung besar kecepatan putar optimal dari motor stepper yang akan dipilih. Berdasarkan katalog diperoleh bahwa pada motor stepper disediakan kecepatan putaran dengan rentang Untuk perhitungan kecepatan putar digunakan rumus : Dimana: L= 608 M rpm. N V P G = kecepatan putar = kecepatan maksimum = jarak bagi = posisi ketepatan gerak motor stepper Langkah selanjutnya adalah menetapkan pilihan sementara ukuran motor stepper yang akan digunakan sesuai dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Setelah pilihan ditetapkan, dilakukan pemeriksaan terhadap motor stepper yang dipilih. Ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu inersia motor stepper yang dipilih harus lebih dari 1 O 30 inersia beban. Untuk syarat pertama digunakan rumus: 0,3 J Jw M...(7) Dan torsi rata-rata motor stepper yang dipilih harus lebih dari 80 persen torsi beban aplikasi nilai konversi poros motor. Untuk syarat kedua digunakan rumus: M W 0,8 T >T (8) Perhitungan pemeriksaan meliputi inersia beban lebih kecil dari inersia rotor motor, torsi efektif lebih kecil dari torsi rata-rata motor stepper dan laju putaran yang diperlukan lebih kecil dari laju putaran rata-rata motor stepper. Untuk memperoleh besar torsi efektif maka harus dilakukan perhitungan torsi percepatan 5
6 maupun perlambatan. Waktu percepatan dapat direncanakan sama dengan waktu perlambatan. Dengan demikian torsi aplikasi dapat dihitung dengan rumus : Dimana: G $ = 2@L 60; $?< P + < = Q A T a = torsi percepatan atau perlambatan N J m J w = putaran rata-rata motor hasil perhitungan = momen inersia motor stepper yang dipilihberdasarkan katalog = momen inersia beban Torsi efektif rata-rata (TRMS) merupakan torsi efektif motor stepper. Torsi ini merupakan perhitungan dari torsi pada kondisi dipercepat, konstan dan diperlambat. Untuk kondisi dipercepat dinyatakan sebagai torsi kondisi dipercepat (T 1 ) : T 1 = T a + T W kemudian torsi kondisi konstan (T 2 ) : dan torsi kondisi diperlambat (T 3 ) : T 2 = T W T 3 = T a T W 2.2 Breakout board Dalam setiap mesin CNC biasanya dipakai rangkaian Breakout board untuk menghubungkan dan mengkomunikasikan antara komputer personal dan mesin CNC sendiri. Rangkain Breakout board ini pada dasarnya memiliki 2 fungsi umum, yaitu: a. Menerjemahkan sinyal yang digunakan untuk menjalankan sebuah mesin CNC (dari komputer personal ke mesin CNC) dan sinyal yang berasal dari umpan balik motor (dari mesin CNC ke personal komputer). 6
7 b. Melindungi motherboard personal komputer, bilamana ada motor atau komponen lain dari pengendali mesin CNC yang rusak maka itu dapat menghindarkan terbakarnya motherboard personal komputer. Gambar 2.1 Breakout Board Aciera F5 2.3 Motor Induksi 3 Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan suatu alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi gerak dengan memanfaatkan medan listrik untuk pergerakannya dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi ini mempunyai konstruksi yang sederhana, kokoh, harganya relatif murah, serta perawatannya yang mudah. Efisiensi relatif tinggi saat keadaan normal, karena tidak ada sikat sehingga kerugian akibaat gesekan kecil. 7
8 Gambar 2.2 Motor Induksi Salah satu kelemahannya yaitu tidak bisa mempertahankan kecepatan secara konstan saat terjadi perubahan beban, itu dikarenakan beberapa parameter yang tidak linear. Untuk mendapatkan kecepatan konstan dan kinerja sistem yang lebih baik jika terjadi perubahan beban, maka dibutuhkan suatu pengontrol motor. Pengontrol motor inilah yang disebut dengan inverter. 2.4 Inverter Dalam dunia elektronik ada 2 macam pengertian untuk kata inverting. Pertama adalah alat pengendali motor dangan menggunakan frekuensi. Ada 2 macam pengendalian motor menggunakan frekuensi, yaitu VSD (Variable Speed Drive) dan VFD (Variable Frequency Drive). Kedua adalah alat untuk mengubah arus searah menjadi arus bolak-balik. 8
9 Gambar 2.3 Inverter Toshiba Inverter adalah rangkaian kontrol untuk mengatur kecepatan motor AC dimana frekuensi yang diubah sebanding dengan putaran motor AC yang dihasillkan. Dalam Skripsiini inverter yang digunakan adalah inverter dengan merk Toshiba dengan tipe VF-S15. Pemilihan spesifikasi inverter berdasarkan besarnya daya motor induksi yang dibutuhkan. 2.5 Software Mach3 Mach3 adalah peranti lunak berbayar untuk CNC (Computerized Numerical Control) berbasis personal komputer keluaran dari Artsoft. Mach3 dapat mentransformasi gambar-gambar menjadi G-Code yang kemudian digunakan sebagai pengendali mesin. Untuk dapat mengoperasikan Mach3 pada komputer personal diperlukan beberapa spesifikasi minimum yaitu sistem operasinya Windows dengan 32-bit, prosesor 1GHz, layar dengan resolusi 1024 x 768 dan minimal 512 MB RAM. 9
10 Gambar 2.4 Tampilan Mach3 Berikut ini adalah fitur-fitur dan aplikasi dari software Mach3 : a. Mengkonversikan PC standar ke fitur lengkapnya, dapat mencapai pengendali dengan 6 sumbu. b. Menyediakan pengiriman langsung berupa data DXF, BMP, JPG, dan HPGL melalui LazyCam. c. Penampilan Visual G-Code. d. Menghasilkan keluaran berupa G-Code melalui LazyCam maupun Wizards. e. Pengendali kecepatan spindel. f. Pengendali relay-relay. g. Pembangkit detak manual. h. Menampilkan video display dari mesin G-Code G-Code adalah bahasa pemrograman yang dipakai pada software Mach3. G- Code biasa digunakan pada mesin CNC untuk mengendalikan motor sumbu. Berikut contoh pembacaan G-Code. 10
11 Gambar 2.5 Cara Pembacaan G-Code 11
12 Berikut tabel penjelasan G-Code : G code Keterangan G0 Rapid Traverse G1 Line ar interpolation in Slow Feed Motion G2 Circular Interpolation Clockwise G3 Circular Interpolation Counter-clockwise G4 Dwell G9 In-Position Programming (Deceleration) G10 Polar Coordinates for Rapid traverse G11 Polar Coordinates for Line ar Interpolation G12 Polar Coordinates for Clockwise Circular Interpolation G13 Polar Coordinates for Counter-clockwise Circular Interpolation G17 XY-Plane G18 G19 ZX-Plane YZ-Plane G20 G21 Inch input Metric input G22 Invocate Subprogram 12
13 G23 Repeated Program Part (Routine) G24 Unconditional Jump Instruction G25 Move to the Reference Point G26 Move to the Tool Change Position G40 Cancel Cutter Radius Compensation G41 Cutter Radius Compensation to the Left of the Contour G42 Cutter Radius Compensation to the Right of the Contour G43 Calling a tool G44 Contour-parallel Approach / Retreat G45 Semi-circular Approach / Retreat G46 Approach / Retreat in a Quadrant G47 Cancel scalling and mirror G50 Scalling up or down and mirror image G51 Local coordinate sistem G52 Cancel Incremental Zero Shift G53 Set Absolute Zero 13
14 G54- G57 G59 Incremental Zero Shift Starting hole coordinate G68 Cancel rotation G69 Activate Absolute Dimensioning G90 Activate Incremental Dimensioning G91 Feedrate (mm / min) G95 Feedrate (mm / rev) G96 Constant cutting speed (m / min) Tabel 2.1 Penjelasan G-Code 2.6 Komponen Arus Kuat Pada pembuatan skripsiini diperlukan beberapa komponen arus kuat yang berfungsi untuk mengatur dan mendistribusikan arus listrik agar sampai ke aktuator. Berikut beberapa komponen yang gunakan ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker) ELCB adalah sebuah alat pemutus ketika terjadi kontak antara arus positif, arus negatif dan grounding pada instalasi listrik. ELCB bisa memutuskan arus listrik ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh manusia. 14
15 Gambar 2.6 ELCB 25A Cara kerja ELCB ketika terjadi kontak antara listrik dan tubuh manusia,maka arus akan mengalir melalui tubuh manusia ke grounding atau bumi maka akan terjadi perbedaan total arus yang melewati ELCB sehingga akan memicu alat tersebut memutuskan arus listrik seketika MCB MCB (Magnetic Circuit Breaker) memiliki fungsi sebagai alat pengaman arus lebih. MCB ini memproteksi arus lebih yang disebabkan terjadinya beban lebih dan arus lebih karena adanya hubungan pendek. Prinsip kerjanya yaitu untuk pemutusan hubungan yang disebabkan beban lebih dengan relay arus berlebih seketika digunakan elektromagnet. Bila bahan bimetal ataupun elektromagnet bekerja, maka akan memutus hubungan kontak yang terletak pada pemadam busur dan membuka saklar. 15
16 Gambar 2.7 MCB Kontaktor Kontaktor adalah saklar yang digerakkan dengan gaya elektromagnet. Pada kontaktor ini ada yang disebut koil yang berisi lilitan tembaga sebagai penghasil medan magnet. Gambar 2.8 S-N11 Kontaktor Cara kerja kontaktor ini adalah apabila koil tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan maka akan terjadilah induksi magnet yang akan menarik setiap kontak yang terdapat pada kontaktor itu sendiri baik itu NO (Normaliy Open) maupun NC (Normaly Closed). Artinya kontak NO yang pada posisi koil tidak diberi tegangan tidak terhubung / tertutup akan tertarik menjadi terhubung.begitu pula kontak NC adalah kebalikannya, kontak menjadi terbuka / terputus. Pada umumnya kontak NO dan Kontak NC itu diberi simbol dengan angka-angka dan posisi angka-angka tersebut standar internasional. 16
17 2.6.4 Thermal Overload Relay Gambar 2.9 Thermal Overload Relay Thermal overload relay adalah peralatan switching yang peka terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang terjadi melebihi batas yang ditentukan. Selain itu peralatan kontrol listrik ini juga berfungsi untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban berlebih dengan tujuan untuk melindungi motor listrik dari kerusakan yang fatal akibat gangguan beban berlebih tersebut. Berikut beberapa penyebab beban berlebih: 1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik 2. Arus starting motor yang terlalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak 3. Terjadinya hubung singkat Thermal overload relay (TOR) mempunyai tingkat proteksi yang lebih efektif dan ekonomis, yaitu: a. Pelindung beban lebih / Overload b. Melindungi dari ketidakseimbangan phasa / Phase failure imbalance c. Melindungi dari kerugian / kehilangan tegangan phasa / Phase Loss. Prinsip kerjanya yaitu berdasarkan temperatur yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen pemanas bimetal. Apabila elemen bimetal terkena arus tinggi, maka akan memuai sehingga melengkung akibat panas yang ditimbulkan sehingga bimetal akan menggerakkan kontak mekanis pemutus rangkaian listrik. 17
18 2.6.5 Relay Gambar 2.10 Relay 24V Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar kembali terbuka. Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan sebagai berikut : a. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka) kontak saklar. b. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Dalam pemakaiannya biasanya relay yang digerakkan dengan arus DC dilengkapi dengan sebuah dioda yang diparalel dengan lilitannya dan dipasang terbaik yaitu anoda pada tegangan (-) dan katoda pada tegangan (+). Ini bertujuan untuk mengantisipasi sentakan listrik yang terjadi pada saat relay berganti posisi dari on ke off agar tidak merusak komponen di sekitarnya. Konfigurasi dari kontak-kontak relay ada tiga jenis, yaitu: 18
19 a. Normally Open (NO), apabila kontak-kontak tertutup saat relay dicatu. b. Normally Closed (NC), apabila kontak-kontak terbuka saat relay dicatu. c. Change Over (CO), relay mempunyai kontak tengah yang normal tertutup, tetapi ketika relay dicatu kontak tengah tersebut akan membuat hubungan dengan kontakkontak yang lain. Koil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang kontak adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dikoil. Prinsip kerja dari relay : ketika koil mendapat energi listrik, akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan kontak akan menutup. Dalam penggunannya pada mesin mesin maupun perangkat elektronik, relay dianggap sangat efisien dan ekonomis karena mempunyai beberapa nilai tambah. Keuntungan dari penggunaan relay antara lain: a. Dapat mengendalikan arus serta tegangan listrik yang diinginkan. b. Dengan memaksimalkan besarnya tegangan listrik hingga mencapai batas maksimalnya. c. Dapat menggunakan baik saklar maupun koil lebih dari satu, disesuaikan dengan kebutuhan. 19
20 2.7 Fuse Fuse merupakan suatu komponen yang berfungsi sebagai pengaman saat terjadi arus berlebih. Cara kerjanya yaitu jika dalam sebuah rangkaian elektronika terjadi arus lebih, maka fuse akan putus sehingga arus listrik tidak lagi mengalir dalam rangkaian tersebut untuk mengamankan komponen elektronika lainnya. Kelebihan arus tersebut sering kali terjadi diakibatkan karena terjadi hubung singkat ataupun karena kelebihan beban output. Sebagai contoh, fuse dengan nilai limit 500mA akan putus ketika dialiri arus lebih dari 500mA, begitu juga dengan fuse 10A akan putus saat dialiri arus lebih dari 10A. Jika sebuah fuse tidak putus saat teraliri arus lebih dari nilai yang tercantum (I output > I fuse limit), kemungkinan fuse tersebut rusak dan perlu untuk diganti. Gambar 2.11 Fuse 20
21 2.8 Power Supply Unit Power supply Unit adalah sebuah alat atau sistem yang menyuplai tenaga listrik atau tipe lain dari energi pada suatu keluaran beban atau kumpulan beban. Istilah power supply unit mencakup pengubahan bentuk dari tenaga listrik ke bentuk dan tegangan yang lain. Umumnya ini melibatkan pengubahan tegangan dari 120VAC atau 240VAC dari PLN menjadi tegangan DC yang lebih rendah. Pengaturan yang dilakukan oleh suatu power supply pada umumnya menjaga agar tegangan dan arus tetap sesuai nilai spesifikasinya walaupun beban keluaran dan tegangan masukan berubah-ubah. Gambar 2.12 Power supply 24V 21
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik
Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik 1. Saklar Elektro Mekanik (KONTAKTOR MAGNET) Motor-motor listrik yang mempunyai daya besar harus dapat dioperasikan dengan momen kontak yang cepat agar tidak menimbulkan
Lebih terperinciBAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
BAB III PENGASUTAN MOTOR INDUKSI 3.1 Umum Masalah pengasutan motor induksi yang umum menjadi perhatian adalah pada motor-motor induksi tiga phasa yang memiliki kapasitas yang besar. Pada waktu mengasut
Lebih terperinciDTG1I1. Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB. By Dwi Andi Nurmantris
DTG1I1 Bengkel Instalasi Catu Daya dan Perangkat Pendukung KWH METER DAN ACPDB By Dwi Andi Nurmantris OUTLINE 1. KWH Meter 2. ACPDB TUGAS 1. Jelaskan tentang perangkat dan Instalasi Listrik di rumah-rumah!
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan memaparkan secara jelas tentang pengujian yang telah dilakukan terhadap spindel utama yang ada pada mesin Aciera F5 serta menganalisa hasil dari percobaan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1. Flow chart Pembuatan Hybrid powder spray CNC 2 axis dengan pengendali Software Artsoft Mach3 Start Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinciApa itu Kontaktor? KONTAKTOR MAGNETIK / MAGNETIC CONTACTOR (MC) 11Jul. pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor
pengertian kontaktor magnetik Pengertian Magnetic Contactor Apa itu Kontaktor? Kontaktor (Magnetic Contactor) yaitu peralatan listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik Pada kontaktor
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PC Based CNC Artsoft Mach3
4 BAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC Mesin Computer Numerical Control (CNC) adalah mesin perkakas otomatis yang dapat diprogram secara numerik melalui komputer yang kemudian disimpan pada media penyimpanan.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC 2.2. Artsoft Mach3
BAB II DASAR TEORI 2.1. Mesin CNC Mesin CNC (Computer Numerical Control) secara singkat dapat diartikan suatu mesin yang dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (perintah gerakan dan
Lebih terperinciPercobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel
Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian
Lebih terperinciTHERMAL OVERLOAD RELAY (TOR/TOL)
Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) 1. Thermal Over Load Relay (TOR/TOL) Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih
Lebih terperinciPengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali
7a 1. 8 Tambahan (Suplemen) Pengenalan Simbol-sismbol Komponen Rangkaian Kendali Pada industri modern saat ini control atau pengendali suatu system sangatlah diperlukan untuk lancarnya proses produksi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Programmable Logic Controller (PLC) PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan rele yang dijumpai pada sistem kendali proses konvensional [1].
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive
Lebih terperinciPercobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar
Percobaan 3 Kendali Motor 3 Fasa 2 Arah Putar A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan kontaktor sebagai pengunci. Mahasiswa mampu dan terampil melakukan instalasi
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø
BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor
Lebih terperinciSMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR
SMK Negeri 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN MENGENAL SISTEM PENGENDALI KONTAKTOR 2009/2010 http://www.totoktpfl.wordpress.com Page 1 of 39 Disusun : TOTOK NUR ALIF, S.Pd, ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinciTEORY PENGERJAAN LOGAM MILLING SEMESTER GENAP ATMI SOLO
PERHITUNGAN POWER MESIN DAN POWER MOTOR 1. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan umum, Mahasiswa dapat mengetahui perhitungan di sekitar proses milling 1.2. Tujuan khusus Mahasiswa dapat menghitung power mesin dan power
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA
BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya
Lebih terperinciBAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran
BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan akan menjelaskan mengenai sistem dari mesin Aciera F5 dengan pengendali berbasis komputer personal menggunakan software Mach3 yang digunakan untuk mengendalikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros
46 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penggerak Poros Ulir Pergerakan meja kerja digerakan oleh sebuah motor sebagai penggerak dan poros ulir sebagai pengubah gaya puntir motor menjadi gaya dorong pada meja kerja
Lebih terperinciDASAR KONTROL KONVENSIONAL KONTAKTOR
SMK NEGERI 2 KOTA PROBOLINGGO TEKNIK KETENAGALISTRIKAN Kelas XI DASAR KONTROL KONVENSIONAL Buku Pegangan Siswa REVISI 03 BUKU PEGANGAN SISWA (BPS) Disusun : TOTOK NUR ALIF,S.Pd.,ST NIP. 19720101 200312
Lebih terperinci4.3 Sistem Pengendalian Motor
4.3 Sistem Pengendalian Motor Tahapan mengoperasikan motor pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : - Mulai Jalan (starting) Untuk motor yang dayanya kurang dari 4 KW, pengoperasian motor dapat disambung
Lebih terperinciCONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
CONTOH SOAL TEORI KEJURUAN KOMPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang ( X ) pada huruf A, B, C, D atau E pada lembar jawaban
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal
BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar teori dan penjelasan detail mengenai mesin bending dan peralatan yang digunakan dalam skripsi ini. Peralatan yang dibahas adalah Human Machine Interface
Lebih terperinciBAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1 Daya 3.1.1 Daya motor Secara umum, daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)
Lebih terperinciI. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi
I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo
Lebih terperinciImplementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/
18 Implementasi Pengendali PLC Pada Sistem Motor Tiga Phasa Untuk Star Y/ Ade Elbani Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak e-mail : adeelbani@yahoo.com Abstract Pada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka
59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang
7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan
Lebih terperinciSistem Spindle Utama Mesin CNC dengan PC Base Mach 3
Sistem Spindle Utama Mesin CNC dengan PC Base Mach 3 Oleh: Rudi Kristianto NIM: 612012805 Tugas Akhir Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijasah Sarjana Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciGambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)
BAB III METODE STARTING MOTOR INDUKSI 3.1 Metode Starting Motor Induksi Pada motor induksi terdapat beberapa jenis metoda starting motor induksi diantaranya adalah Metode DOL (Direct Online starter), Start
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciPercobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciStarter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah. (Separate Winding)
Starter Dua Speed Untuk Motor dengan Lilitan Terpisah (Separate Winding) 1. Tujuan 1.1 Mengidentifikasi terminal motor dua kecepatan dua lilitan terpisah (separate winding) 1.2 Menjelaskan tujuan dan fungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya pembuatan, alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan alat uji, diagram alir pembuatan alat uji serta langkah-langkah
Lebih terperinciPOWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET
POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET Wandi Perdana 1, Tohari 2, Sabari 3 D3Teknik Elektro Politeknik Harapan Bersama Jln.
Lebih terperinciMOTOR DC. Karakteristik Motor DC
MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat
Lebih terperinciJENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET
JENIS SERTA KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET http://erick-son1.blogspot.com/2009/10/mengoperasikan-motor-3-fasa-dengan.html JENIS DAN KEGUNAAN KONTAKTOR MAGNET Sistem pengontrolan motor listrik semi otomatis
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan
5 BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan Sakelar Elektromagnetik dari Y ke Motor Listrik Induksi 3 Fasa pada prosiding seminar pengelolaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciPercobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)
Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR) I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis 2. Mahasiswa mampu membuat rangkaian
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROTOTIPE
BAB III PERANCANGAN PROTOTIPE 3.1 TUJUAN PERANCANGAN Pada prinsipnya tujuan dari perancangan alat dan program adalah untuk mempermudah didalam merealisasikan perakitan atau pembuatan alat dan program yang
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik dan pembuatan mekanik turbin. Sedangkan untuk pembuatan media putar untuk
Lebih terperinciHANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK
HANDOUT KENDALI MESIN LISTRIK OLEH: DRS. SUKIR, M.T JURUSAN PT ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA A. Dasar Sistem Pengendali Elektromagnetik. Materi dasar sistem pengendali elektromagnetik
Lebih terperinciDampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar
Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Sistem Pengisian Konvensional Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet.
Lebih terperinciMekatronika Modul 7 Aktuator
Mekatronika Modul 7 Aktuator Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Aktuator Listrik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan
Lebih terperinciPENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK
PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid
Lebih terperinciAKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri
AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan
Lebih terperinciBAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.
Lebih terperinciAPLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK
APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK CONTOH PANEL KENDALI MOTOR KONTAKTOR MAGNETIK DC (RELE) KONTAKTOR MAGNETIK AC TOMBOL TEKAN DAN RELE RANGKAIAN KONTAKTOR MAGNETIK APLIKASI KONTAKTOR MAGNETIK UNTUK PENGENDALIAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi 3 fasa merupakan salah satu cabang dari jenis motor listrik yang merubah energi listrik menjadi energi gerak berupa putaran yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciKegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah
Kegiatan Belajar 2 : Memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tengangan rendah I. Capaian Pembelajaran *Peserta mampu memahami cara mengoperasikan peralatan pengendali daya tegangan rendah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang
Lebih terperinciBab II Teori Dasar Gambar 2.1 Jenis konstruksi dasar mesin freis yang biasa terdapat di industri manufaktur.
Bab II Teori Dasar Proses freis adalah proses penghasilan geram yang menggunakan pahat bermata potong jamak (multipoint cutter) yang berotasi. Pada proses freis terdapat kombinasi gerak potong (cutting
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC
TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN SIMULATOR CNC MULTIAXIS DENGAN MOTOR STEPPER AC TENANG DWI WIBOWO 2110 030 041 Dosen Pembimbing: Ir. Winarto, DEA Program Studi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi
BAB II PEMBAHASAN II.1. Gambaran Masalah Penggunaan proteksi dalam bidang kelistrikan mencakup segi yang luas. Makin besar suatu sistem kelistrikan, maka makin besar pula peralatan proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk
Lebih terperinciDan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain :
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Pada Bab ini membahas tentang sistem kontrol sensor temperatur untuk mengukur suhu air dan menstabilkan suhu air dengan alat heater dan pleiter apabila suhu tidak
Lebih terperinciHubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik
1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Hybrid Powder Spray CNC 2 Axis dengan pengendali software Artsoft Mach3. Mulai Studi Literatur Penentuan Spesifikasi Mesin Perancangan Desain Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pada umumnya industri memerlukan motor sebagai penggerak, adapun motor yang sering digunakan adalah motor induksi,karena konstruksinya yang sederhana, kuat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Separator Separator merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Separator adalah proses dimana kaleng yang telah berisi dengan ikan akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Induksi Motor induksi merupakan motor arus bolak balik (ac) yang paling banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh
Lebih terperinciLEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2
Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.
Lebih terperinciYudha Bhara P
Yudha Bhara P. 2208 039 004 1. Pertanian merupakan pondasi utama dalam menyediakan ketersediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. 2. Pertanian yang baik, harus didukung dengan sistem pengairan yang baik
Lebih terperinciMODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)
MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
Lebih terperinciPercobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan
Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan I. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa mampu memasang dan menganalisis Mahasiswa mampu membuat rangkaian kendali untuk 3 motor induksi 3 fasa II. DASAR
Lebih terperinciSistem Spindle Utama Mesin CNC dengan PC Base Mach 3
Sistem Spindle Utama Mesin CNC dengan PC Base Mach 3 Oleh: Rudi Kristianto NIM: 612012805 Tugas Akhir Untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Ijasah Sarjana Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciMekatronika Modul 9 Motor Stepper
Mekatronika Modul 9 Motor Stepper Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari Motor Stepper Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan penerapan
Lebih terperinciPendahuluan. Prinsip Kerja Motor Stepper
Pendahuluan Motor stepper adalah perangkat elektromekanis yang bekerja dengan mengubah pulsa elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit. Motor stepper bergerak berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI
BAB I KOMPONEN DAN RANGKAIAN LATCH/PENGUNCI 1. Tujuan Percobaan Mengetahui Dan Memahami Cara Kerja Komponen yang Menyusun Rangkaian Pengunci (Latch): Push Button, Relay, Kontaktor. Membuat Aplikasi Rangkaian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem
Lebih terperinciPengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik
Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik Sri Hardiati Pusat Penelitian Elektronika dan ash_egt@yahoo.com Folin Oktafiani Pusat Penelitian Elektronika dan Joni Pristianto
Lebih terperinciBAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)
15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,
Lebih terperinciMESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.
MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada
Lebih terperinciGambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation
Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai
Lebih terperinciElektronika daya. Dasar elektronika daya
Elektronika daya Dasar elektronika daya Pengertian Elektronika daya merupakan cabang ilmu elektronika yang berkaitan dengan pengolahan dan pengaturan daya listrik yang dilakukan secara elektronis Elektronika
Lebih terperinciPengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V
Pengereman Dinamik Motor Induksi 3 Fase 220V/380V Moch. Faishol Yusron ), Joko 2) ) Mahasiswa D3 Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro F. Teknik Unesa Surabaya, faishal_yusron@yahoo.com 2) Dosen Jurusan
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER
SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER Deni Almanda 1, Anodin Nur Alamsyah 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih
Lebih terperinciBAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG
20 BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perawatan dan perbaikan motor listrik saat ini masih belum ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini dikarenakan industri ini masih
Lebih terperinciElektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor
Elektronika Daya dan Electrical Drives AC & DC Driver Motor Driver Motor AC Tujuan : Dapat melakukan pengontrolan dan pengendalian pad motor AC : Motor induksi atau motor asinkron adalah motor arus bolak-balik
Lebih terperinciBAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI
BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PEMODELAN DAN SIMULASI DIRECT TORQUE CONTROL (DTC) UNTUK PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI 3 FASA Proposal Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Oleh : NUR EKO
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
3.1 Sistem Kerja Panel Kontrol Lift BAB III LANDASAN TEORI Gambar 3.1 Lift Barang Pada lift terdapat 2 panel dimana satu panel adalah main panel yang berisi kontrol main supaly dan control untuk pergerakan
Lebih terperinciPRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik
Nama : Gede Teguh Pradnyana Yoga NIM : 1504405031 No Absen/ Kelas : 15 / B MK : Teknik Tenaga Listrik PRINSIP KERJA MOTOR A. Pengertian Motor Listrik Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis
Lebih terperinci