DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii ix x BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas dan Fungsi Sumber Daya Manusia Isu Strategis 1.4 Sistematika Laporan BAB II. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 21 Tahun Perjanjian Kinerja 27 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Kerangka Pengukuran Kinerja Capaian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Capaian Indikator Kinerja Sasaran dan Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran 5 (lima) Tahun Dalam Rencana Strategis Evaluasi dan Analisis Kinerja 3.5 Realisasi Anggaran 3.6 Analisis Capaian Program/Kegiatan PENUTUP vi

2 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program Badan Pengelola 24 Keuangan dan Aset Daerah Tahun Tabel 2.2. Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, Indikator Kinerja Utama dan Target 26 Tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tabel 2.3. Penetapan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 92 Tahun 2014 Tabel 3.1. Indikator Kinerja Sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU), Target, 29 Realisasi dan Capaiannya Tahun 2014 Tabel 3.2. Perbandingan Capaian Kinerja Utama Tahun Tabel 3.3. Tabel 3.4 Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2013 dengan Tahun 2014 Kasus Tanah Aset dan Bangunan Milik Daerah Tahun Tabel 3.5. Rekapitulasi Lahan Aset Tanah Yang Dikuasai Pemerintah Kota 44 Malang Tahun 2014 Tabel 3.6. Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang Yang Bersertifikat sampai 48 dengan Tahun 2014 Tabel 3.7. Indikator Kinerja Sasaran, Target, Realisasi dan Capaiannya Tahun Tabel 3.8. Ikhtisar Capaian Kinerja Sasaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Tabel 3.9. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Badan Pengelola Keuangan dan 56 Aset Daerah Tahun 2014 dibandingkan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Jangka Menengah 5 ( lima ) tahun sesuai Rencana Strategis Tabel Pengukuran Kinerja Sasaran 1 : Terwujudnya Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pelayanan Publik Yang Berkualitas, Transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien di Bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 58 Tabel 3.11 Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran Terwujudnya 59 Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pelayanan Publik Yang Berkualitas, Transparan, Akuntabel, Efektif dan Efisien di Bidang Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tabel Pengukuran Kinerja Sasaran 2 :Terlaksananya Pelayanan Administrasi dan Penyusunan Laporan Keuangan serta Proses APBD Kota Malang vii

3 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN Tabel Tabel Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran Terlaksananya Pelayanan Administrasi dan Penyusunan Laporan Keuangan serta Proses APBD Kota Malang Pengukuran Kinerja Sasaran 3: Terlaksananya Tertib Administrasi dan Sistem Informasi pengelolaan Aset Daerah Dan Barang Milik Daerah Tabel Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran Terlaksananya Tertib 71 Administrasi dan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Daerah Dan Barang Milik Daerah Tabel Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah 75 Tabel 3.17 Penyerapan Terhadap Pagu Anggaran Per Program Tahun Tabel 3.18 Tabel 3.19 Tabel 3.20 Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Realisasi Target Anggaran Per Program Per Kegiatan Tahun 2014 Capaian Program dan Anggaran Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun viii

4 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kota Malang Gambar 1.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 1.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana Gambar 1.4 Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu Gambar 3.1. Perkembangan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Gambar 3.2. Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013 dan Tahun 2014 Gambar 3.3 Persentase Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013 dan Tahun ix

5 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Penetapan Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2014 Lampiran 2 Pengolahan Indeks Kepuasan Masyarakat Per Responden dan Per Unsur Pelayanan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2014 Lampiran 3 Foto-Foto Program dan Kegiatan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2014 Lampiran 4 Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin Tahun x

6 PENDAHULUAN BAB I

7 PENDAHULUAN BAB I IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2014 ini disusun sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Di dalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahun 2014 yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran yang ditetapkan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Akan tetapi Indikator Kinerja Utama tersebut belum ditetapkan dengan Peraturan Walikota Malang, namun demikian tetap mengacu pada Indikator Kinerja Utama yang termaktub dalam RPJMD Kota Malang Tahun LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2014 ini lebih menekankan pada analisis di tataran atau dimensi outcome daripada output. Sebagaimana disampaikan, bahwa untuk mencapai visi dan misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ditetapkan 3 ( tiga) sasaran strategis, dengan 20 ( dua puluh ) indikator kinerja ( terdiri 10 Indikator Kinerja Utama dan 10 Indikator Kinerja Sasaran ). 10 (sepul uh) Indikator Kinerja Utama tersebut merupakan iktisar hasil ( outcome ) berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Hal ini dimaksudkan agar kinerja yang telah dicapai dapat lebih terukur tingkat kemanfaatannya, tidak hanya sekedar pencapaian output kegiatan

8 PENDAHULUAN BAB I Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2014 dari hasil pengukuran kinerja masing-masing indikator tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa dari 3 ( tiga) sasaran strategis yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2014 menunjukkan telah berhasil dilaksanakan dengan predikat sangat berhasil, karena nilai capaiannya rata-rata mencapai 103,12% diuraikan sebagai berikut : Sasaran 1 : Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, mencapai rata-rata 100%, predikat sangat berhasil; Sasaran 2 : Terlaksananya pelayanan administrasi dan penyusunan laporan keuangan serta proses APBD Kota Malang, mencapai rata-rata 109,36% predikat sangat berhasil; Sasaran 3 : Terlaksananya tertib administrasi dan sistem informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik daerah, mencapai rata-rata 100% predikat sangat berhasil. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut: SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI Tercapai CAPAIAN Tidak Tercapai Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah Persentase Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Persentase Pemenuhan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Aparatur Persentase Pelaksanaan Administrasi Capaian Kinerja Kuangan 150 kali dalam 132 kali daerah 36 kali luar daerah dalam daerah dan 36 kali luar daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% 90,86% 100% 100% 100%

9 PENDAHULUAN BAB I Nilai Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Adanya SOP Pelayanan Informasi Publik 72 76,37 Ada Ada 106% 100% Terlaksananya Pelayanan Administrasi dan Penyusunan Laporan Keuangan serta proses APBD Kota Malang Jumlah Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang Diterbitkan 662,96% Jumlah Terbitnya Surat Penyediaan Dana 112,05% Jumlah SP2D yang terbit ,92% Jumlah Daftar Gaji yang terbit ,95% Jumlah Pejabat Penatausahaan Keuangan yang Dapat Menyajikan Laporan Keuangan dengan Benar % Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah WTP Terlaksananya Tertib Administrasi dan Sistem Informasi Pengelolaan Aset Daerah dan Barang Milik Daerah Jumlah Pendapatan Asli Daerah dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah Persentase Penyelesaian Sengketa Lahan Aset Daerah Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Penyumbang Pendapatan Asli Daerah Jumlah Benda Berharga yang Terporforasi Adanya Hasil Inventarisasi Tanah dan Bangunan Aset Daerah Jumlah Dokumen benda berharga dan Aset Daerah yang Dilestarikan Jumlah SKPD yang melakukan Asistensi Laporan Barang Milik Daerah Jumlah Lahan yang Bersertifikat ( bidang dan luas) Persentase Lahan Aset yang Sudah Bersertifikat Rp ,00 Rp ,00 90,29% 100% 66,66% 66,66% 51,13% 58,95% 100% ,56% Ada/1.200 obyek Ada/1.500 obyek 125% ,53% 100 SKPD 100 SKPD 100% 20 bidang/ m2 40%/ 40 bidang 27 bidang/ m2 31,62%/27 bidang 100% 67,5% Mengacu pada 3 (tiga) sasaran yang dijabarkan dalam 20 indikator kinerja telah berhasil dicapai 18 (delapanbelas ) sesuai bahkan 5 ( lima ) indikator melebihi target, sedangkan 2 indikator lainnya belum mencapai target yang telah ditetapkan. Sementara pada kinerja keuangan realisasi penyerapan anggaran pada tahun 2014 sebesar Rp ,00 atau 89,31%

10 PENDAHULUAN BAB I KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2014 dapat tersusun. LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) serta berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga merupakan alat kendali atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah. Di dalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Kinerja Sasaran sebagaimana telah ditetapkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kota Malang Tahun Dalam mencapai visi, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu m isi pertama, meningkatkan profesionalisme aparatur lembaga di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah; misi kedua mengembangkan sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah dalam

11 PENDAHULUAN BAB I rangka terciptanya akuntabilitas keuangan daerah; misi ketiga meningkatkan sistem manajemen pengelolaan aset daerah dalam rangka terciptanya akuntabilitas aset daerah Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Strategi (Renstra) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun yang digunakan sebagai landasan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2014 berfungsi sebagai pedoman kerja operasional yang harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Semoga LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2014 ini, dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Malang, 27 Februari 2015 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG Ir. SAPTO P. SANTOSO M.Si Pembina Utama Muda NIP

12 PENDAHULUAN BAB I BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 yang memuat dasar hukum penyusunan dan dasar filosofi penyusunan LAKIP Tahun Selain itu pada bagian ini juga diuraikan tentang tugas fungsi dan sumber daya manusia serta sistematika laporan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuannya. Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir anggaran. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dan tujuan instansi yang bersangkutan

13 PENDAHULUAN BAB I Kewajiban Instansi Pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara internal sebagaimana diamanatkan dalan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh Instansi Pemerintah di tingkat Pisat dan Daerah dari entitas tertinggi hingga unit kerja setingkat eselon II setiap tahun menyampaikan Laporan Kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran, melalui pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan ( disclosure ) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja BadanPengelolaKeuangandanAset Daerah Kota Malang (BPKAD) sebagaiinstansipemerintahjugamemilikikewajibanuntukmenyampaikanlaporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP)kepadaWalikota Malang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 merupakan perwujudan kewajiban BPKAD untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ( Renstra ) dan disusun pada periode tahun Menggambarkan pencapaiansasaranstrategisbadanpengelolakeuangandanaset Daerah dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaean sebagaimana dalam Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola

14 PENDAHULUAN BAB I Keuangan dan Aset Daerah Tahun dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) BPKAD Tahun serta tertuang dalam Perjanjian Kinerja /PK Tahun Disamping itu penyusunan LAKIP ini juga bertujuan sebagai upaya perbaikab berkesinambungan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk meningkatkan kinerjanya di masa mendatang TUGAS, FUNGSI DAN SUMBERDAYA MANUSIA TugasdanFungsi BerdasarkanPeraturan Daerah Nomor Kota MalangNomor7 Tahun 2012tentangOrganisasidan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014, BadanPengelolaKeuangandanAset Daerah,memilikitugaspemerintahandaerah di bidangpengelolaankeuangandanasset daerah. Dan sebagai pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Perkantoran Terpadu sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Berikut ini tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang :

15 PENDAHULUAN BAB I TUGAS POKOK : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerahmelaksanakan tugas pokokpenyusunan dan pelaksanaankebijakandaerah di bidang pengelolaan keuangan dan Aset Daerah. FUNGSI : Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi : a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah a. penyusunanrancangan APBD danrancanganperubahan APBD; b. pelaksanaanfungsibendaharaumum Daerah, meliputi : 1. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; 2. pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPA -SKPD) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPPA - SKPD); 3. pengendalian pelaksanaan APBD; 4. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah; 5. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank pemerintah yang telah ditunjuk; 6. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD; 7. penyimpanan uang daerah; 8. penetapan SPD;

16 PENDAHULUAN BAB I 9. pelaksanaan penempatan uang daerah dan pengelolaan/penatausahaan invenstasi; 10. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah; 11. penyiapan pelaksanaan pinjaman daerah; 12. pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah; 13. pelaksanaan pengkoordinasian piutang daerah; 14. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; 15. penyajian informasi keuangan daerah; 16. pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah; 17. penunjukan pejabat selaku kuasa BUD. c. Penyusunan dan penetapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD); d. pengkoordinasian penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ); e. pengelolaan Dana Bagi Hasil Pajak; f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan akuntansi pemerintahan; g. pelaksanaan fungsi Unit Pengelola Barang selaku Pembantu Pengelola, meliputi : 1. mengusulkan data pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah; 2. pelaksanaan analisis bahan rencana kebutuhan barang milik daerah; 3. pelaksanaan analisis rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;

17 PENDAHULUAN BAB I 4. pelaksanaan analisis pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Walikota; 5. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah; 6. penyusunan bahan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; 7. pengkoordinasian penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah. h. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah i. pelaksanaan kegiatan bidang pemanfaatan tanahdan/ataubangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah; j. pengelolaan pemanfaatan Gedung Perkantoran Terpadu Pemerintah Kota Malang; k. pelaksanaan pengelolaan, pemanfaatandan penatausahaan aset daerah; l. pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset daerah; k. pelaksanaan penyelesaian sengketa pemanfaatan tanah dan/atau bangunan; l. pemberian dan pencabutan perizinan pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yang menjadi kewenangannya; m. pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemanfaatan tanahdan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

18 PENDAHULUAN BAB I n. pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan asset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; o. pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; p. pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; q. pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah; r. pelaksanaanpemungutanpenerimaanbukanpajakdaerah; s. pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan; t. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM); u. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP); v. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan; w. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah; x. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; y. pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional; z. penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional; aa. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi;

19 PENDAHULUAN BAB I bb. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokoknya. Adapun struktur organisasi perangkat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas : a. Kepala Badan, mempunyai tugas menyelenggarakantugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian internal terhadap unit kerja di bawahnya serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya. b. Sekretariat, melaksanakan tugas pokok pengelolaanadministrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan. Sekretariat terdiri dari: 1. SubbagianPenyusunan Program; 2. SubbagianKeuangan; 3. SubbagianUmum. c. BidangAnggaran, melaksanakan tugas pokok pelaksanaanperencanaan, penyusunandanpengadministrasiananggaran Daerah. Bidang Anggaran terdiridari : 1. Subbidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran; 2. Subbidang Administrasi Anggaran. d. Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi,melaksanakan tugas pokok penyelenggaraanperbendaharaandanpengelolaankassertaakuntansi, yang terdiri dari : 1. Subbidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas; 2. Subbidang Akuntansi dan Pelaporan

20 PENDAHULUAN BAB I e. Bidang Penatausahaan Aset Daerah,melaksanakan tugas pokok pendataan dan evaluasi asset daerah serta penyimpanan benda berharga dan asset daerah, terdiri dari : 1. Subbidang Pendataan dan Evaluasi Aset Daerah; 2. Subbidang Penyimpanan Benda Berharga dan Aset Daerah. f. Bidang Pemanfaatan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokok pemanfaatandanpengendalianaset Daerahterdiri dari: 1. SubbidangPenggunausahaan Aset Daerah; 2. SubbidangPengendalianAset Daerah. g. UPT Perkantoran Terpadu, merupakan unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional BPKAD. UPT Perkantoran Terpadu dipimpin oleh Kepala UPT yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan TUGAS POKOK UPT Perkantoran Terpadu melaksanakan tugas pokok pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan di area perkantoran terpadu FUNGSI Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPT Perkantoran Terpadu mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan program kerja UPT Perkantoran Terpadu; b. pemeliharaan eksterior bangunan gedung di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai ruangan kantor perangkat daerah; c. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang pemanfaatannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum;

21 PENDAHULUAN BAB I d. pemeliharaan kebersihan lingkungan dan sanitasi di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum; e. pelaksanaan pengamanan di area perkantoran terpadu; f. pelaksanaan penataan dan pengaturan penggunaan sarana dan prasarana di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan bagi beberapa atau seluruh perangkat daerah, atau sebagai fasilitas umum; g. pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih di area perkantoran terpadu; h. pemeliharaan taman di area perkantoran terpadu; i. pelaksanaan upaya peningkatan kenyamanan pengguna layananan di area perkantoran terpadu; j. pelaksanaan pemeliharaan ruangan di area perkantoran terpadu yang belum ditetapkan penggunanya; k. pelaksanaan koordinasi teknis dengan aparatur yang bertugas di area perkantoran terpadu; l. pelaksanaan administrasi umum meliputi penyusunan program, tata usaha, keuangan, kepegawian, perlengkapan, kehumasan, dan rumah tangga UPT Perkantoran Terpadu; m. pelaksanaan fungsi Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah; n. pengelolaan pengaduan masyarakat; o. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran ( DPPA );

22 PENDAHULUAN BAB I p. penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan; q. pelaksanaan Standar Pelayanan Publik ( SPP ) dan Standar Operasional Prosedur ( SOP ); r.pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern ( SPI ); s. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ); t. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; u. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokoknya. Adapun susunan organisasi UPT Perkantoran Terpadu, terdiri dari : a. Kepala UPT; b. Subbagian Tata Usaha; c. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu dan/atau Fungsional Umum Sebagai pelaksana tugas dibentuk Rumpun- rumpun Tugas antara lain : 1. Rumpun Tugas Pemeliharaan, melaksanakan tugas pokok pemeliharaan bangunan, kebersihan lingkungan dan sanitasi, taman, serta sarana dan prasarana lainnya yang diperuntukkan sebagai fasilitas umum; 2. Rumpun Tugas Teknis Jaringan, melaksanakan tugas pemasangan pemeliharaan, perbaikan dan pengaturan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih; 3. Rumpun Tugas Pengamanan, melaksanakan tugas pemeliharaan keamanan di area perkantoran terpadu

23 PENDAHULUAN BAB I UntuklebihjelasnyaBaganStrukturOrganisasiBadanPengelolaKeuangan dan Aset Daerah Kota Malang digambarkansebagaiberikut :

24 PENDAHULUAN BAB I Gambar 1.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG KEPALA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARAAN DAN AKUNTANSI BIDANG PENATAUSAHAAN ASET DAERAH BIDANG PEMANFAATAN ASET DAERAH SUB BIDANG PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN SUB BIDANG PERBENDAHARAAN DAN PENGELOLAAN KAS SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI ASET DAERAH SUB BIDANG PENGGUNA USAHAAN ASET DAERAH SUB BIDANG ADMINISTRASIANGGARAN SUB BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN SUB BIDANG PENYIMPANAN BENDA BERHARGA DAN ASET DAERAH SUB BIDANG PENGENDALIAN ASET DAERAH UPT

25 PERENCANAAN KINERJA BAB II 1. Sumber Daya Manusia Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, BPKAD Kota Malang didukungoleh 69 orang pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan, meliputi : SLTA/ SLTP, D-3, S-1 dan S-2. Gambar 1.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada BPKAD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan gambar 1.2. di atas, terlihat bahwa jumlah paling besar adalah golongan berpendidikan SLTA/SLTP yaitu sebanyak 29 orang, yang kemudian diikuti golongan berpendidikan S-1 dengan jumlah pegawai sebanyak 26 orang, dan golongan pendidikan selanjutnya adalah S-2 dengan jumlah pegawai sebanyak 9 orang dan D3 sebanyak 5 orang. Realita tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya BPKAD telah memiliki sumberdaya manusia dengan kapasitas yang cukup baik.hal ini didapat dari proporsi jumlah pegawai yang berpendidikan S-2 dan S-1 mencapai 35 orang atau 50,72% dari total pegawai yang dimiliki BPKAD pada tahun Gambaran tentang kekuatan

26 PERENCANAAN KINERJA BAB II sumber daya manusia Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, dapat ditunjukkan dalam gambar 1.3 sebagaberikut : Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana Tahun 2014 dan Tahun Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun S2/S1 D3 SLTA/SLTP Berdasarkan gambar 1.3 di atas, menunjukkan bahwa dari awal terbentuknya, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai. Namun demikian khusus untuk UPT Perkantoran Terpadu, hanya didukung oleh Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang, sehingga pelaksana tugas/ rumpun tugas dilakukan oleh tenaga Non PNS, tergambar pada gambar 1.4 berikut ini :

27 PERENCANAAN KINERJA BAB II Gambar 1.4. Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu 1.3. ISU STRATEGIS Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan karena dampaknya signifikan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di masa mendatang. Kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan dalam jangka panjang. Dalam menentukan isu-isu strategis ditempuh melalui : 1. Metode forum Foccussed Group Discussion (FGD) dengan dihadiri oleh para stakeholder; dan atau SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang 2. Situasi, kondisi yang terjadi atau perkembangan terkini. Isu Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

28 PERENCANAAN KINERJA BAB II Lingkup Pengelolaan Keuangan Daerah Mekanisme/ sistem pengelolaan keuangan daerah masih belum tertata dan terintegrasi dalam satu sistem yang terpadu dari mulai perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan hingga pelaporan/pertanggungjawaban sebagai upaya pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien. Saat ini baru proses penganggaran sampai dengan pelaporan yang sudah menggunakan aplikasi berbasis web yaitu dengan apbd web dan e-finance, dan telah ter-koneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang; Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta aturan teknis yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013, maka Pemerintah Daerah harus menyusun Laporan Keuangan Daerah Tahun 2015 yang telah berbasis Akrual. Dalam penerapan SAP berbasis akrualterdapat beberapa potensi permasalahan antara lain : 1) Perbedaan akun anggaran dengan akun pertanggungjawaban yang masih harus dijembatani dengan konversi akun; 2) Perbedaan akun penatausahaan Barang Milik Daerah dan akun pertanggungjawaban sehingga masih hatus dijembatani dengan konversi akun;

29 PERENCANAAN KINERJA BAB II 3) Belum adanya aturan teknis yang mengatur tentang penyusutan penyusutan aset baik penyusutan pertama kali maupun penyusutan berkala; 4) Penyajian neraca pada saat penerapan akuntansi berbasis akrual masih belum disajikan sebagai nilai bersih, sebagai ilustrasi bahwa belum adanya penyusutan aset tetap sehingga belum dapat memberikan gambaran yang utuh terhadap penyajian laporan keuangan Pemerintah Daerah Seringnya terjadi perubahan regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah, sehingga kurangnya koordinasi dan komunikasi antara SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat memunculkan masalah tersendiri; Lingkup Pengelolaan Aset Daerah Penatausahaan, pengelolaan aset dan barang milik daerah belum berjalan optimal dalam upaya menghasilkan sistem informasi pengelolaan barang daerah yang transparan,akuntabel, efektif dan efisien; Sarana dan prasarana penunjang kegiatan di lingkup pengelolaan aset daerah masih relatif terbatas, sementara intensitas kerja dan mobilitas personil sangat tinggi; Belum terpenuhinya aspek legal yang jelas atas status, luas dan harga tanah dan/atau bangunan guna penilaian aset pada aktiva tetap Neraca Daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca masih merupakan nilai historis/nilai buku, sehingga masih

30 PERENCANAAN KINERJA BAB II diperlukan penilaian aset kembali untuk mendapatkan nilai pasar atas aset yang dimiliki Pemerintah Daerah. Persentase tanah aset daerah yang telah bersertifikat, masih sangat kecil; yang pada akhir tahun 2013 mencapai 10% ( 810 bidang dari jumlah bidang seluruh aset daerah sebanyak ). Selain keterbatasan penganggaran, masih banyak tanah dan bangunan yang merupakan aset Pemerintah Kota Malang tetapi tidak didukung data yang otentik, sehingga diperlukan penelusuran dan identifikasi aset, sebelum melakukan pendaftaran ke BPN untuk proses sertifikasi/ status hukum asetnya. Sehinggadalam rangka pengamanan aset, bagi tanah dan atau bangunan yang belum ada pemanfaatannya dilakukan pemberian/pemasangan papan nama aset milik Pemerintah Kota Malang SISTEMATIKA LAPORAN Penyusunan LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam dokumen LAKIP Tahun 2015 ini diuraikan tentang Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun sebagaimana telah direviu dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun , Perjanjian Kinerja

31 PERENCANAAN KINERJA BAB II Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015, dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk perbaikan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah maupun Pemerintah Kota Malang di masa mendatang. Secara lebih rinci, muatan dokumen LAKIP ini tergambar dalam sistematika laporan yang tersusun sebagai berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF, menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat latarbelakang penulisan laporan yang memuat dasar kebijakan penyusunan LAKIP dan juga gambaran umum struktur organisasi, isu-isu strategis/permasalahan utama yang sedang dihadapi di lingkup organisasi serta sistematika penulisan BAB II PERENCANAAN KINERJA Bab ini menguraikan muatan Rencana Strategis(Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun serta ringkasan/ ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2015 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Bab ini menguraikan pencapaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut

32 PERENCANAAN KINERJA BAB II dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;. 2 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD; 4 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 6 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. B. REALISASI ANGGARAN Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja PENUTUP Menguraikan kesimpulan atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya. LAMPIRAN-LAMPIRAN

33 PERENCANAAN KINERJA BAB II BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam rangka pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah, maka terbitlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ). SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan, yang meliputi : a. Perencanaan Kinerja; b. Pengukuran Kinerja; c. Pelaporan Kinerja; d. Evaluasi Kinerja; e. Capaian Kinerja. Berikut adalah dokumen-dokumen dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) sebagaimana dalam gambar

34 PERENCANAAN KINERJA BAB II Gambar 2.1. Dokumen dalam SAKIP Performance Feedback RPJM Rencana Strategis Rencana Kerja Tahunan Perjanjian Kinerja Rencana Kerja dan Anggaran LAKIP

35 PERENCANAAN KINERJA BAB II 2.1. PERENCANAAN KINERJA Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan strategis organisasi. Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun dengan berorientasi terhadap hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis. Untuk itu disusun arah kebijakan dan strategi berisi uraian mengenai rumusan fokus prioritas dan sasaran yang akan dicapai berdasarkan RPJMD sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar efektif, efisien dan akuntabel. Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam menyusun Rencana Strategis mengacu pada RPJMD Kota Malang Tahun Sebagai hasil pra evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) oleh Tim Kementerian Penadayagunaaan Aparatut Negara dan Reformasi Birokrasi, maka dilakukan penyempurnaan atas komponen perencanaan daerah yang tertuang dalam RPJMD Tahun diantaranya : 1 Jumlah 9 Misi dirasa terlalu banyak, karena idealnya berjumlah 4-5 Misi; 2 Dalam Matrik RPJMD saat ini tidak memiliki tujuan dan indikator tujuan;

36 PERENCANAAN KINERJA BAB II 3 Indikator sasaran yang tercantum dalam RPJMD saat ini yang berjumlah 169 indiktor dianggap terlalu banyak dan lebih bersifat output, padahal yang benar adalah bersifat outcome. MISI KOTA MALANG hasil REVIU RPJMD Tahun adalah sebagai berikut: 1 MISI 1 4 Meningkatkan. kualitas, aksebilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan 52 MISI 2 Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah 6 3 MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap 7 masyarakat rentan, pengarusutamaan gender serta kerukunan sosial 8 4 MISI 4 Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya dukung 9 Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang serta berwawasan lingkungan 10 5 MISI 5 Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik 11 yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Berdasarkan misi tersebut diatas, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang semula mengacu kepada misi ke-2 (dua) dan misi ke 3 (tiga) dari RPJMD Kota Malang tahun , menjadi mengacu kepada misi 5 ( lima ) RPJMD hasil reviu, yaitu Meningkatkan reformasi birokrasi dan

37 PERENCANAAN KINERJA BAB II kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Maka tujuan dalam misi tersebut yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Tujuan 1 Sasaran Tujuan 2 : Melaksanakan reformasi birokrasi secara berkelanjutan : Terlaksananya reformasi birokrasi : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan publik menuju pelayanan yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Merujuk pada tujuan ke-2 misi 5 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat disusunlah strategi dan arah kebijakan pembangunan untuk mencapai tujuan. Tujuan, strategi dan arah kebijakan pada RPJMD Kota Malang untuk misi 5 secara lengkap tersaji sebagai berikut : Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat

38 PERENCANAAN KINERJA BAB II Strategi : Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Daerah Arah Kebijakan : Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan pendapatan dan belanja daerah A. RENCANA STRATEGIS BPKAD TAHUN Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merupakan lembaga teknis pemerintah daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota tersebut di atas, BPKAD yang dibentuk pada tanggal 18 Desember 2012 telah menyusun Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Namun dengan dilakukannya reviu RPJMD Kota Malang Tahun , maka disusunlah Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

39 PERENCANAAN KINERJA BAB II Nomor : /59/ /2015 tanggal 21 Oktober 2015, yang didalamnya berisi reviu tentang tujuan, sasaran dan kebijakan BPKAD untuk periode 5 (lima) tahun, merujuk kepada Reviu RPJMD Kota Malang Tahun Secara ringkas substansi Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengeloa Keuangan dan Aset Daerah Tahun dapat diilustrasikan sebagai berikut : a. Visi Visi BPKAD untuk 5 (lima) tahun mendatang yang menggambarkan peranan dan fungsi organisasi BPKAD adalah : Terwujudnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel. Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang memiliki makna bahwa ; Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai salah satu badan / lembaga pada Pemerintah Kota Malang diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggung jawab yang diberikan oleh walikota dan masyarakat, hal ini tercermin dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Di mana Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang. Oleh sebab itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan sebagai Pengandministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah

40 PERENCANAAN KINERJA BAB II b. Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merumuskan misinya sebagai berikut : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Misi ini mengandung makna bahwa 1 Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, serta jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sehingga memberikan pelayanan yang dapat memuaskan penerima layanannya; 2 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang yang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam rangka peningkatan pelayanannya di arahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menganut azas berimbang dan transparan, sehingga tercipta akuntabilitas keuangan daerah dan tersedianya data aset daerah 3 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan aset daerah di arahkan untuk meningkatkan sistem manajemen aset/barang daerah dan tertatanya tertib administrasi aset/barang daerah

41 PERENCANAAN KINERJA BAB II merupakan hal yang krusial dalam penyelenggaraan otonomi daerah. c. Penetapan Tujuan Dan Sasaran Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai tahun Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi. Tiga tujuan strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan 1 : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Sasaran 1 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Sasaran 2 : Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek. Dalam tabel 2.1 berikut ini disajikan hubungan antara misi, tujuan, sasaran dan cara mencapainya ( kebijakan dan program ) yang akan

42 PERENCANAAN KINERJA BAB II dilaksanakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah selama tahun Tabel 2.1. Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program BPKAD Tahun Sesuai Reviu Renstra Tahun Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Tujuan 1 : Sasaran : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat Kebijakan : 1. Meningkatkan pelayanan admnistrasi perkantoran 2. Mengembangkan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah 4.Merumuskan pedoman penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah 5. Mengembangkan manajemen aset daerah : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program 4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 6. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah Tujuan 2 : Sasaran : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Strategi : Mengembangkan penatausahaan pengelolaan aset daerah daerah Kebijakan : 1. Merumuskan penetapan pengelolaan aset/barang milik daerah 2. Merumuskan penatausahaan aset/barang milik daerah Program : 1. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 2. Penyelesaiaan Konflik-konflik Pertanahan 3. Peningkatan Status Hukum Aset 4. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah 5. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah

43 PERENCANAAN KINERJA BAB II B. RENCANA KINERJA TAHUNAN Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan ( RKT) sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun sebelum mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran ( RKA) dan telah memuat sasaran, indikator sasaran, target kinerja sasaran, program, kegiatan, target kinerja kegiatan serta pagu anggaran. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun selaras dengan Rencana Strategis dan menjadi acuan dalam menyusun Perjanjian Kinerja. Sasaran dalam Rencana Kinerja Tahunan ini adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu satu tahun yaitu Tahun Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran dan target yang akan dicapai selama tahun 2015 adalah sebagaimana tabel 2.2. sebagai berikut : Tabel 2.2. Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, dan Target Kinerja Sasaran Tahun 2015 SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET 2015 INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015 Tujuan 1 : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Nilai Pengukuran Survey Kepuasan syarakat Nilai 74 Proses APBD Tepat Waktu Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat Nilai 74 Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Daerah WTP

44 PERENCANAAN KINERJA BAB II SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 SASARAN Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari 60% INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015 Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar 75% 30% Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat Persentase Aset dan Barang Daerah Terinventarisasi Sudah Teridentifikasi dan Terdokumentasi Dengan Baik Persentase Konflik Tanah dan/atau Bangunan Yang Terfasilitasi 10,49% 40% 100% Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat Persentase Aset dan Barang Daerah Terinventarisasi Sudah Teridentifikasi dan Terdokumentasi Dengan Baik 10,49% 40% C. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran dari sasaran dan program dalam Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Perjanjian Kinerja ditetapkan rencana capaian

45 PERENCANAAN KINERJA BAB II kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya, program, kegiatan serta rencana capaiannya. Perjanjian Kinerja sendiri pada dasarnya adalah komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah antara lain : 1 Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur; 2 Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan/sanksi; 4 Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; 5 Sebagai dasar dalam penetapan Sasaran Kinerja Pegawai ( SKP )

46 PERENCANAAN KINERJA BAB II Perjanjian Kinerja disusun setelah suatu instansi pemerintah telah menerima Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun berkenaan. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2015 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi yang ada, mulai eselon II hingga eselon IV. Selanjutnya tabel Perjanjian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 disajikan sebagaimana pada lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 ini

47 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam bab ini akan diuraikan akuntabilitas kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 untuk mengukur pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah , dan dituangkan lebih lanjut pada Rencana Kerja Tahunan 2015 dan Perjanjian Kinerja Tahun Selain itu, dibahas pula akuntabilitas keuangan dari seluruh anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang dalam rangka pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang KERANGKA PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilah dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan visi dan misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

48 Beberapa acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut : A. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama ( Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan iktisar hasil ( outcome ) berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh karena Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang merupakan gabungan dari unit kerja Bagian Keuangan, Bagian Perlengkapan dan Dinas Perumahan, maka pengukuran capaian indikator kinerja utama pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) Tahun 2013 BPKAD merujuk pada Indikator Kinerja Utama Bagian Keuangan ( lampiran 2 Peraturan Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011) dan Indikator Kinerja Utama Dinas Perumahan (lampiran 4 Peraturan Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011). Pada Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2014 BPKAD masih merujuk Indikator Kinerja Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagaimana tersebut pada Penetapan Kinerja, Rencana Strategis BPKAD tahun dan RPJMD tahun Kemudian dengan diterbitkanya Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Daerah yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun 2015 Tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah, maka Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 BPKAD merujuk kepada Indikator

49 Kinerja Utama BPKAD setelah reviu Rencana Strategis ( Renstra ) BPKAD Tahun B. Indikator Kinerja Sasaran Indikator sasaran adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator sasaran dilengkapi dengan target dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran CAPAIAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 Pengukuran kinerja dilakukan untuk pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan cara : 7 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;. 8 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 9 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD; 10 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

50 11 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Dalam mengukur capaian indikator kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2015, didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : 1. Angka maksimum capaian setiap indikator kinerja ditetapkan sebesar 100%. Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase capaian target indikator kinerja adalah : 3. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran 4. Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d 100 : Sangat Berhasil 70 s/d < 85 : Berhasil 55 s/d < 70 : Cukup Berhasil 0 s/d < 55 : Kurang Berhasil Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih

51 transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Tabel 3.1. dan tabel 3.2 berikut ini menyajikan data pencapaian kinerja terhadap Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran yang ditabulasikan sebagai berikut : Tabel 3.1. Indikator Kinerja Utama (IKU), Target, Realisasi dan Capaiannya Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALISASI Tercapai CAPAIAN Tidak Tercapai Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah Nilai 74 78, % WTP WTP WTP Meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 10,49% 10,49% 100% 40% 35% 87,50% Dari masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1 Nilai pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang. Oleh sebab itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara

52 profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan sebagai Pengadministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka perlu melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara berkala yaitu dengan mengadakan survey kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Pemilihan sampel yang tepat, dianggap dapat mewakili pendapat umum yang berkembang dalam masyarkat. Diharapkan dengan semakin meningkatnya indeks kepuasan masyarakat atas suatu pelayanan berarti semakin baik pula kualitas pelayanan yang diberikan. Bahwa dalam rangka mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terhadap pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan selain dengan wawancara langsung yaitu dengan menyebarkan kuisioner kepada penerima layanan yaitu seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, masyarakat umum yang memanfaatkan layanan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 9 ( sembilan ) unsur pelayanan; dengan hasil/nilai/indeks sebesar 78,575 atau kategori mutu pelayanan B/ Baik. Pengukuran atas 14 (empat belas) unsur pelayanan sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat melalui kuisioner yang disebar oleh BPKAD tahun 2014 diperoleh nilai IKM sebesar 76,37, kategorisasi mutu pelayanan BAIK. Sehingga jika

53 dibandingkan dengan capaian pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 2,205%. Pada Tahun 2015, Unsur pelayanan yang memperoleh penilaian baik akan diupayakan untuk ditingkatkan lagi menjadi sangat baik atau paling tidak dipertahankan untuk memperoleh penilaian baik. Unsur kemampuan petugas dalam memberikan layanan mendapat nilai rata-rata tertinggi diantara unsur pelayanan yang lain, yakni sebesar 3,200. Hal ini menunjukkan bahwa petugas/aparatur pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki kemampuan yang memadai. Pembekalan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan secara formal dan informal, baik dengan sharing/diskusi di rapat-rapat internal, pengarahan dari pimpinan dan/atau mengirimkan ke/dan/atau melaksanakan sosialisasi/bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Unsur pelayanan yang mendapat nilai terendah adalah unsur kesopanan dan keramahan petugas, yakni sebesar 3,040. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh : 1. Masih kurangnya kesadaran dari SKPD untuk mengelola anggaran dengan baik, sehingga terjadi penumpukan berkas pencairan di akhir tahun, sehingga secara psikis, rasa lelah dan jenuh mempengaruhi layanan yang diberikan petugas layanan; 2. Dalam hal pelayanan terkait aset daerah lebih banyak terjadi karena masih rendahnya pemahaman masyarakat/pengguna ijin pemanfaatan tanah/aset daerah tentang regulasi yang ada,

54 sehingga sistem dan prosedur serta mekanisme pemberian ijin dianggap berbelit dan menyusahkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penilaian atas layanan tersebut antara lain : 1 Melakukan sosialisasi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah kepada SKPD, khususnya kepada PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran 2 Melakukan sosialisasi tentang tata cara pencairan dan tertib pelaksanaan anggaran yaitu pencairan.penyerapan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) masing-masing SKPD. Memenuhi amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015; Aksi Pelaksanaan E-Government dan Keterbukaan Informasi Publik nomor 32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah, BPKAD telah mempublikasikan melalui website antara lain : Ringkasan RKA/DPA, Ringkasan RKA-PPKD/DPA-PPKD, Perda tentang APBD/P-APBD, dan telah pula mempublikasikan melalui media/surat kabar antara lain : Neraca, LRA Tahun 2014 dan Ringkasan APBD dan Perubahan APBD Tahun Opini BPK Terhadap Laporan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan

55 Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2014, yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Cacatan atas Laporan Keuangan ( CaLK ). BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara ( SPKN), yaitu standar yang mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari saji material. Suatu pemeriksaan meliputi : 1) bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan; 2) penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat Pemerintah Kota Malang; 3) penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan; 4) penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap laporan keuangan; serta 5) penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara keseluruhan. Sesuai target Tahun 2015, opini Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) terhadap Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2014 adalah Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) keempat kalinya setelah 3 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2011, 2012 dan tahun Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adal ah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan

56 informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Secara umum laporan keuangan telah memenuhi kriteria : 1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ); 2) Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan; 3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; 4) Efektifitas Sistem Pengendalian Intern yaitu meliputi keberadaan aset, kelengkapan bukti dan nilai aset ). Sebagaimana agenda reformasi birokrasi Pemerintah Kota Malang sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 20 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun , difokuskan pada empat fokus perubahan yang salah satunya adalah reformasi birokrasi yang ditujukan untuk mengembangkan atau memperbarui berbagai hal yang sudah baik yaitu mempertahankan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ). Berikut adalah beberapa kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam rangka pengembangan pengelolaan keuangan dan aset

57 daerah diharapkan menjadi point penilaian BPK dalam rangka mencapai Opini Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP) antara lain : 1) Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) berbasis akrual mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi; 2) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi akrual; 3) Sebagai salah satu indikator akuntabilitas dan transparansi Pemerintah Daerah adalah kualitas Laporan Keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD yang memenuhi prinsip-prinsip wajar, tepat waktu dan disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP ). Maka dalam rangka menyusun Laporan Keuangan Tahun 2015 yang berbasis akrual, kredibel, tepat waktu dan sesuai SAP, maka disusunlah Laporan Keuangan Interim Berbasis Akrual yang dilaksanakan pada antar periode pelaksanaan tahun anggaran. Laporan Keuangan Interim dapat disusun untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mengetahui besarnya realisasi anggaran sampai periode tertentu, mengetahui posisi keuangan atas aset, kewajiban dan ekuitas entitas pelaporan pada suatu waktu

58 cut off penyusunan laporan keuangan. Selain itu laporan keungan interim Pemerintah Daerah juga sebagai alat evaluasi manajemen terhadap sistem akuntansi yang telah dilaksanakan, apakah telah menyajikan informasi keuangan secara akurat sesuai transaksi yang diinput dalam bentuk buku jurnal. Apabila terdapat perbedaan antara transaksi yang diinput dan informasi keuangan yang dihasilkan, akan dapat segera dilakukan perbaikan dan koreksi sehingga laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun Buku 2015 dapat disajikan secara wajar. 4) Peningkatan penatausahaan aset daerah melalui pengembangan penataan arsip aset daerah dengan aplikasi (melalui SIGMA dan SIPIPT) 5) Penerapan aplikasi berbasis web based, baik untuk pengelolaan keuangan daerah ( melalui e -budgeting, e- finance ) maupun pengelolaan aset daerah ( melalui Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Daerah ( SIMBADA ). Komponen-komponen yang terdapat dalam satu set laporan keuangan sesuai dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah terdiri atas : 1) Laporan Realisasi Anggaran; 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih; 3) Neraca;

59 4) Laporan Operasional; 5) Laporan Arus Kas; 6) Laporan Perubahan Ekuitas; dan 7) Catatan Atas Laporan Keuangan. 3 Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat Target indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 10,49% atau ( bidang = 867/8.256 bidang), dengan penambahan penerbitan sertifikat sebanyak 30 bidang. Pada tahun 2015 telah diterbitkan sebanyak 30 bidang dengan luas m². Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya realisasi target indikator ini tidak dapat diperhitungkan capaiannya secara parsial, karena sepenuhnya dipengaruhi oleh proses sertifikasi yang dilakukan di BPN, artinya dari 307 bidang lahan yang diajukan proses sertifikasinya sampai pada tahun 2018, kecepatan dan realisasi sertifikasi atas bidang lahan tidak dapat ditentukan. Namun demikian capaian target indikator ini mencapai 100%, dari ditargetkan 30 bidang terealisasi 30 bidang. Dikemukakan bahwa target capaian jumlah bidang lahan aset yang telah diajukan proses sertifikasinya sampai dengan tahun 2018 sebanyak bidang atau luas m². Sampai dengan tahun 2015 bidang lahan aset yang bersertifikasi sebanyak 867 dengan luas ( = m². Sehingga perhitungan persentase capaian indikator sampai dengan tahun ke 5 (lima ) sebesar : 1. Bidang Lahan :

60 2. Luas Lahan Aset Daerah Prosentase lahan aset bersertifikat sebesar : 1. Luasan Aset 2. Bidang Lahan untuk bidang lahan, didapat dari membandingkan bidang luas aset daerah yang sudah bersertikat dibanding bidang luas aset seluruh yang dimiliki Pemerintah Kota Malang. Adapun luas lahan yang bersertifikat disajikan pada tabel 3.2. berikut ini. Tabel 3.2. Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang yang Bersertifikat sampai dengan Tahun 2015 No. Peruntukan Jumlah Bidang Luas Tanah ( m2 ) s/d s/d Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

61 1. Pertanian Pendidikan Taman Puskesmas Kantor Pasar Terminal Makam Fasilitas Umum Gedung Jalan Lapangan Rumah Dinas TPA/TPS Lain-lain JUMLAH Persentase Aset dan Barang Daerah Terinventarisasi Sudah Teridentifikasi dan Terdokumentasi Dengan Baik. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 yang dimaksud dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam struktur aset tanah Pemerintah Kota Malang, terdapat tanah ijin pemakaian yaitu tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang yang bersumber dari fakta sejarah kepemilikan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada masyarakat. Setelah masa kemerdekaan, maka tanah-tanah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam tata administrasi dan pengelolaannya. Penatausahaan administrasi

62 ijin pemakaian tanah negara telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang sejak tahun 1947 dalam satuan kerja yang menangani perumahan rakyat pada tanah negara. Dengan terbentuknya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2013, maka tanggungjawab pengelolaan aset tanah/ ijin pemakaian dilaksanakan oleh BPKAD. Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut dimulai tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang dimaksud adalah pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi data saat ini. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan inventarisasi di 2 (dua ) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru, selanjutnya pada tahun 2015 dilaksanakan di 2 ( dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen ( lanjutan ) dan Kecamatan Sukun. Dari target titik ijin pemakaian yang tersebar di 2 Kecamatan tersebut terinventarisasi ( bidang di Kecamatan Sukun dan 500 bidang di Kecamatan Klojen ). Hasil inventarisasi di lapangan muncul beberapa kondisi/fakta antara lain : 1) Masih banyaknya data perjanjian/sewa menyewa yang belum diperbarui; dimana pemegang ijin pemakaian tanah sesuai dengan surat ijinnya telah meninggal dunia, saat ini tanahnya sudah ditempati oleh penghuni lain, baik anaknya, kerabat, maupun orang lain;

63 2) Penghuni rumah di tanah ijin pemakaian belum tentu terdaftar sebagai pemegang ijin, bisa sebagai penyewa rumah dan pembeli rumah. Artinya rumah yang berdiri di atas tanah ijin pemakaian sudah dijual oleh pemegang ijin yang terdahulu atau disewakan kepada orang lain; 3) Selain jual beli pondasi atau jual beli bangunan yang berdiri di atas tanah-tanah ijin pemakaian, diketahui juga adanya jual beli tanah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab; 4) Adanya pemecahan tanah dari satu bidang tanah menjadi beberapa bidang untuk diperjualbelikan; 5) Banyaknya aset tanah yang telah berubah peruntukannya dari ijin tempat tinggal saat ini menjadi tempat usaha; 6) Adanya aset tanah yang telah berubah status kepemilikannya ( dari ijin pemakaian menjadi Sertifikat Hak Milik ( SHM)); Mengingat fakta-fakta di atas yang berpotensi memunculkan sengketa atas lahan/bangunan aset daerah, kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan. Mengingat pentingnya pembaharuan data secara berkala terhadap satuan tanah ijin pemakaian tersebut, maka dibutuhkan pembentukan sistem database. Data hasil inventarisasi dokumen tanah ijin pemakaian dengan gambar bidang dan data koordinat yang di-linkkan dengan Global Information System ( GIS) pada Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) dan Sistem Informasi Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ). Sejak

64 tahun 2013 penatausahaan aset dilaksanakan melalui aplikasi SIGMA ( Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset) adalah dimana dalam sistem aplikasi ini data/obyek tersimpan berupa data tekstual maupun spacial yang dilengkapi titik-titik ordinat pada masing-masing obyek. Selanjutnya di tahun 2014 disempurnakan melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT) dimana tanah aset daerah terarsipkan per obyek dan diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi serta peta). Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke dalam pengembangan sistem informasi aset daerah dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Kota Malang untuk inventarisasi/ mapping aset daerah dan memastikan apakah data barang milik daerah sudah sesuai dengan Neraca masing-masing SKPD. Dari data yang tersaji dalam Neraca sebanyak obyek telah dilakukan inventarisasi/pembaharuan data sampai dengan tahun 2015 sebanyak ( = ) obyek, telah teridentifikasikan dan terdokumentasikan dengan baik ke dalam sistem aplikasi manajemen aset, atau sebesar Realisasi pencapaiannya pada tahun 2015 sebesar

65 Dari uraian diatas, tergambarkan bahwa dari 4 ( empat ) Indik ator Kinerja Utama tersebut, secara umum berhasil dicapai 3 ( tiga ) indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, terdapat 1(satu) indikator yang dapat melebihi target, sedangkan 1 (satu) indikator yang belum tercapai targetnya. Tabel 3.3. Indikator Kinerja Sasaran Target, Realisasi dan Capaiannya Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS /INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET REALISASI Tercapai CAPAIAN Tidak Tercapai Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Nilai pengukuran survey kepuasan Nilai 74 78,575 masyarakat 100% Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Persentase SP2D yang terbit kurang 60% 72,65% dari 2 (dua) hari 100% Persentase penyajian Laporan 75% Belum dapat Keuangan Daerah secara wajar sesuai diperhitungk SAP Berbasis Akrual an besaran persentasenya Persentase penyajian Laporan Barang 30 % Belum dapat Milik Daerah ( LBMD) secara benar diperhitungk an besaran persentasenya Belum tercapai Belum tercapai Meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 10,49% 10,49% 100% 100% 100% 100% 40% 35% 87,50% Dari masing-masing Indikator Kinerja Sasaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut 1 Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat

66 Hasil pengukuran tingkat kepuasan dilakukan terhadap 9 (sembilan ) unsur pelayanan periode tanggal 23 s/d 27 November 2015 menghasilkan Nilai/Indeks sebesar 78,575 atau kategori mutu pelayanan B/ Baik. Dibandingkan dengan hasil pengukuran tingkat kepuasan terhadap 14 (empat belas) unsur pelayanan dilakukan periode tanggal 6 s/d 20 Mei 2015 dengan nilai/indeks sebesar 79,343 disimpulkan terjadi penurunan indeks kepuasan masyarakat sebesar 79,343 78,575 = 0,76. Hal tersebut dapat menjadi gambaran terjadinya penurunan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terhadap bidang tugas pokok dan fungsi, baik sebagai pengelola dan sebagai pengadministrasian keuangan dan aset daerah. Periode akhir tahun pelaksanaan anggaran sebagai pemilihan sampel periode, sangat mempengaruhi hasil penilaian. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran pada semester II ( periode 23 s/d 27 November 2015), unsur kemampuan petugas dalam memberikan layanan mendapat nilai rata-rata tertinggi diantara unsur pelayanan yang lain, yakni sebesar 3,200. Hal ini menunjukkan bahwa petugas/aparatur pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki kemampuan yang memadai. Pembekalan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan secara formal dan informal, baik dengan sharing/diskusi di rapat-rapat internal, pengarahan dari pimpinan dan/atau mengirimkan ke/dan/atau melaksanakan sosialisasi/bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah

67 Unsur pelayanan yang mendapat nilai terendah adalah unsur kesopanan dan keramahan petugas, yakni sebesar 3,040. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh : 1. Masih kurangnya kesadaran dari SKPD untuk mengelola anggaran dengan baik, sehingga terjadi penumpukan berkas pencairan di akhir tahun, sehingga secara psikis, rasa lelah dan jenuh mempengaruhi layanan yang diberikan petugas layanan; 2. Dalam hal pelayanan terkait aset daerah lebih banyak terjadi karena masih rendahnya pemahaman masyarakat/pengguna ijin pemanfaatan tanah/aset daerah tentang regulasi yang ada, sehingga sistem dan prosedur serta mekanisme pemberian ijin dianggap berbelit dan menyusahkan. Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penilaian atas layanan tersebut antara lain : 1 Melakukan sosialisasi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah kepada SKPD, khususnya kepada PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran 2 Melakukan sosialisasi tentang tata cara pencairan dan tertib pelaksanaan anggaran yaitu pencairan.penyerapan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) masing-masing dalam rangka mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas

68 3 Menyediakan data evaluasi penyerapan/ pelaksanaan anggaran secara periodik seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang sebagai bahan masukan/pertimbangan/monitoring Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran ( TEPRA ) Kota Malang. Selain dalam rangka menjaga konsistensi dan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang memiliki integritas, produktivitas dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan prima, maka ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( SOP ). SOP ini menjadi standarisasi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan dalam pelaksanaannya 2 Proses APBD Kota Malang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. Penyusunan APBD didasarkan prinsip sebagai berikut: 1 Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah;

69 2 Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; 3 Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 4 Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan, akses informasi seluas-luasnya tentang APBD; 5 Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan 6 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya. Kebijakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2016 ( sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016), maka Pemerintah Kota Malang dan DPRD harus memperhatikan antara lain : Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran 2016 atau paling lambat tanggal 30 November 2015 Tahapan dan Jadwal penyusunan APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

70 1) Penyusunan dan penyampaian rancangan KUA-PPAS kepada DPRD Kota Malang, tanggal 9 September ) Kesepakatan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang atas rancangan KUA-PPAS, tanggal 12 Oktober ) Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD, tanggal 9 Oktober ) Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang APBD kepada DPRD Kota Malang, tanggal 16 Oktober ) Persetujuan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang atas rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, tanggal 28 Oktober ) Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan rancangan Peraturan Walikota Malang tentang Penjabaran APBD kepada Gubernur untuk dievaluasi, tanggal 2 Nopember ) Penyempurnaan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai hasil evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, tanggal 10 Desember ) Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Walikota tentang Penjabaran APBD, tanggal 17 Desember 2015 dan 18 Desember

71 3 Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua ) hari Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran. Atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 217 ayat (1) Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah memberi kuasa kepada pejabat di lingkungannya menjadi Kuasa BUD. Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pada tahun 2015, Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang terbit sebanyak SP2D, dengan rincian sbb : 1) Yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebanyak SP2D; 2) Yang terbit 2 (dua ) hari sebanyak SP2D Maka persentase jumlah SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebesar 4 Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP

72 Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap entitas pelaporan, dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daaerah ( SKPD ) wajib menyusun dan menyajikan : a. Laporan Keuangan; dan b. Laporan Kinerja Upaya konkrit dalam mewujudkan akuntablitas dan transparansi di lingkungan pemerintah mengharuskan setiap pengelola keuangan daerah untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat waktu. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Kepala Satuan Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang bersangkutan dan menyampaikan kepada Walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendaharawan Umum Daerah menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah menyampaikan kepada Walikota. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua ) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Berdasarkan Laporan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

73 menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), adalah prinsip -prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Laporan Keuangan Daerah setidak-tidaknya terdiri dari : a. Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ); b. Neraca; c. Laporan Arus Kas; dan d. Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK). Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Laporan Keuangan disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah mengamanatkan penyajian laporan keuangan terdiri atas : I. Entitas Akuntasi ( Pengguna Anggar an/pengguna Barang ), terdiri atas :

74 1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ); 2) Neraca; 3) Laporan Operasional ( LO ); 4) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan 5) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK) II. Entitas Pelaporan ( SKPKD ) terdiri atas : 1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ); 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( LPSAL); 3) Neraca; 4) Laporan Operasional ( LO ); 5) Laporan Arus Kas ( LAK); 6) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan 7) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK ). Melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi, tahun 2015 Pemerintah Kota Malang secara bertahap menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi SAP Berbasis Akrual. Maka dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Daerah Berbasis Akrual diawali dengan pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi. Perubahan Kebijakan Akuntansi tersebut harus disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

75 Laporan Keuangan yang perlu dilakukan Penyajian Kembali/ Restatement pada awal tahun 2015, ketika akan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual adalah Neraca Tahun 2014, karena Neraca 2014 ketika disusun belum menerapkan standar akuntansi akrual. Penyajian kembali/restatement adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode, ketika Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula Basis Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh. Jadi penyajian kembali/restatement diperlukan untuk pos-pos neraca yang kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual ), yaitu meliputi : 1) Akun piutang; 2) Beban dibayar di muka; 3) Persediaan; 4) Inventasi jangka panjang; 5) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi penyusutan; 6) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah dikurangi akumulasi amortisasi; 7) Utang bunga;

76 8) Pendapatan diterima di muka; 9) Ekuitas. Maka dalam rangka menyusun Laporan Keuangan Tahun 2015 yang berbasis akrual, kredibel, tepat waktu dan sesuai SAP, maka disusunlah Laporan Keuangan Interim Berbasis Akrual yang dilaksanakan pada antar periode pelaksanaan tahun anggaran. Laporan Keuangan Interim dapat disusun untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mengetahui besarnya realisasi anggaran sampai periode tertentu, mengetahui posisi keuangan atas aset, kewajiban dan ekuitas entitas pelaporan pada suatu waktu cut off penyusunan laporan keuangan. Selain itu laporan keuangan interim Pemerintah Daerah juga sebagai alat evaluasi manajemen terhadap sistem akuntansi yang telah dilaksanakan, apakah telah menyajikan informasi keuangan secara akurat sesuai transaksi yang diinput dalam bentuk buku jurnal. Apabila terdapat perbedaan antara transaksi yang diinput dan informasi keuangan yang dihasilkan, akan dapat segera dilakukan perbaikan dan koreksi sehingga laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun Buku 2015 dapat disajikan secara wajar. Langkah dan upaya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka menerapkan sistem dan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah yang mengacu pada SAP Berbasis Akrual tahun 2015 antara lain : 1) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi akrual;

77 2) Pendampingan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan SKPD Berbasis Akrual; 3) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang; 4) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang Memperhatikan uraian tersebut di atas, capaian indikator sasaran persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual masih belum dapat diperhitungkan karena hampir keseluruhan SKPD masih harus melaksanakan penyesuaian-penyesuaian pada pos/akun pada neracanya melalui Penyajian Kembali/ Restatement pada awal tahun 2015, ketika akan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual adalah Neraca Tahun 2014, karena Neraca 2014 ketika disusun belum menerapkan standar akuntansi akrual. Dimana penyajian kembali/restatement adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode, ketika Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula Basis Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh. Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual )

78 5 Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) Secara Benar Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi : a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; c. Barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau d. Barang yang diperoleh berdasarkab putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Pengguna Barang wajib menyusun laporan barang semesteran dan tahunan. Laporan barang masing-masing SKPD dihimpun oleh Pembantu Pengelola Barang ( dalam hal ini SKPD BPKAD ), menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD, dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun Neraca Pemerintah Daerah. Pertanggungjawaban atas Barang Milik Daerah kemudian menjadi semakin penting ketika Pemerintah Daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam bentuk Laporan Keuangan, yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset,

79 hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan. Informasi Barang Milik Daerah memberikan sumbangan yang signifikan di dalam laporan keuangan ( Neraca ), yaitu berkaitan dengan pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya. Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) adalah laporan yang disusun oleh Pengelola Barang yang menyajikan posisi Barang Milik Daerah pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi Barang Milik Daerah yang terjadi selama periode tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, Pemerintah Kota Malang telah mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, maka Laporan Keuangan yang akan disusun perlu dilakukan Penyajian Kembali/ Restatement. Penyajian kembali/restatement atas aset daerah dilakukan atas pos-pos dalam neraca antara lain : 1) Persediaan; 2) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi penyusutan; 3) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah dikurangi akumulasi amortisasi;

80 Dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, perlu dilakukan penetapan nilai barang milik daerah, sehingga perlu dilakukan penyusutan. Agar memberikan kepastian hukum dalam menghitung, menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah serta agar penyusutan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan terintegrasi maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah. Peningkatan manajemen aset meliputi : penertiban, inventarisasi dan penilaian Barang Milik Daerah mendorong percepatan penguatan APBD termasuk perencanaan penerimaan dan pendapatan daerah (PAD). Penguatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan peningkatan kualitas Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ( LKPD) mendorong pencapaian pemberian opini/pendapat pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), setelah memenuhi kriteria antara lain : 1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual; 2) Kecukupan pengungkapan dalam Laporan Keuangan; 3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; 4) Efektifitas Sistem Pengendalian Intern terhadap keberadaan aset, kelengkapan bukti dan nilai aset

81 Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang Milik Daerah yang meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif dan pengamanan hukum. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah disyaratkan untuk menggunakan sistem yang berbasis teknologi informasi, seperti SIMBADA ( Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah ), yang sudah dilengkapi dengan kodefikasi barang, kodefikasi lokasi dan juga kodefikasi ruangan. Harapan dengan penggunaan SIMBADA adalah mempermudah proses administrasi pencatatan yang tersimpan dalam satu database terpusat dan mencegah hilangnya data karena sudah tersimpan dalam bentuk digital dan mudah untuk di back up secara periodik. Selain itu kemudahan untuk mendapatkan laporan data aset secara real time dan historis dari tahun-tahun sebelumnya dengan tujuan untuk mempermudah pengambilan keputusan dari pihak Pimpinan serta kemudahan dalam pelaporan nilai aset suatu daerah. Fasilitasi penatausahaan Barang Milik Daerah melalui SIMBADA dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kepada

82 102 (seratus dua ) SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang secara online/ web based. Permasalahan yang timbul adalah kode akun barang/aset dalam aplikasi SIMBADA masih menggunakan Permendagri Nomor 17 tahun 2007, jadi perlu di konversi ke kode akun barang/aset sesuai Permendagri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Maka dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas Laporan Barang Milik Daerah yang lebih akuntabel dan transparan, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melakukan asistensi pendampingan bagi SKPD khususnya dalam melaksanakan implementasi SIMBADA.. Dari hasil asistensi/pendampingan bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dapat di rincikan : 1) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih salah meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan dan kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam penggunaannya; 2) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih belum memahami aplikasi SIMBADA secara benar; 3) Belum ditentukannya tahun perolehan barang daerah, membawa masalah tersendiri bagi SKPD, dalam rangka menetapkan nilai buku aset/barang daerah setelah dilakukan penyusutan agar dapat menyajikan nilai aset tetap secara wajar

83 sesuai dengan manfaat ekonomi aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah. 4) Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan tahun perolehan, maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah antara lain : bahwa dasar penyusutan adalah nilai perolehan penentuan tahun perolehan dan masa manfaat terpakai untuk aset tetap didasarkan data dan informasi tahun perolehan yang paling kuat dasar hukumnya dan/atau rasional, dan dituangkan dalam surat pernyataan pengguna barang Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 dijelaskan : Harga, yang menyatakan/menggambarkan besarnya aset/kekayaan yang ada pada SKPD harus ditaksir atau diperkirakan yakni : 1) untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah, atau NJOP setempat 2) untuk bangunan berdasarkan Harga Standar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan Dari permasalahan-permasalahan yang timbul sebagaimana tersebut diatas, maka persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dapat di gambarkan sebagai berikut :

84 1) Beberapa SKPD yang data aset/barang daerahnya masih merupakan penggabungan atas aset/barang daerah SKPD lainnya, sebagai akibat pencatatan aset/barang daerah sebagaimana dalam Neraca Keuangan tahun sebelumnya, ( sebelum dilakukan penetapan pengguna barang daerah pada masing-masing SKPD ), seperti terjadi pada SKPD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, masih harus melakukan penyesuaian-penyesuaian atas pos-pos pada neraca SKPD; 2) SKPD seperti Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan masih harus menentukan tahun perolehan aset daerahnya, yang notabene harus menggali informasi historisnya atas aset/barang daerahnya; 3) Hal yang sama terjadi pada hampir semua SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang. Atas kondisi tersebut diatas, maka penyusunan Laporan Barang Milik Daerah SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang masih belum dapat sepenuhnya Benar, dalam artian : a) tepat waktu; b) sesuai meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan dan kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam penggunaannya; c) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

85 Persentase penyajian laporan barang oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang secara benar, belum sepenuhnya dapat diperhitungkan, karena sebab-sebab sebagaimana tersebut diatas. 6 Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat Target indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 10,49% atau ( bidang = 867/8.256 bidang), dengan penambahan penerbitan sertifikat sebanyak 30 bidang. Pada tahun 2015 telah diterbitkan sebanyak 30 bidang dengan luas m². Capaian target indikator ini mencapai 100%, dari ditargetkan 30 bidang terealisasi 30 bidang. Dikemukakan bahwa target capaian jumlah bidang lahan aset yang telah diajukan proses sertifikasinya sampai dengan tahun 2018 sebanyak bidang atau luas m². Sampai dengan tahun 2015 bidang lahan aset yang bersertifikasi sebanyak 867 dengan luas ( = m². Sehingga perhitungan persentase capaian indikator sampai dengan tahun ke 5 (lima ) sebesar a. Untuk bidang lahan b. Untuk luas lahan aset daerah Sedangkan prosentase lahan aset bersertifikat sebesar

86 dan untuk bidang lahan sebesar didapat dari membandingkan bidang luas aset daerah yang sudah bersertikat dibanding bidang luas aset seluruh yang dimiliki Pemerintah Kota Malang. Bidang lahan aset daerah sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi ijin pemakaian kekayaan dan tempat - tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah sebanyak bidang ( bidang bidang ) dengan luas ,08 m² ( ,58 m² ,50 m² ) dari seluruh bidang dan lahan aset yang dimiliki Pemerintah Kota Malang sebanyak bidang dan ,48 m². Rekapitulasi jumlah lahan aset tanah yang dikuasai Pemerintah Kota Malang disajikan tabel berikut ini : Tabel 3.4. Rekapitulasi Lahan Aset Tanah yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang s/d Tahun 2015 Jumlah Lahan Aset Tanah Daerah No. 1. Uraian Bida ng Tahun 2013 s/d Tahun 2014 s/d Tahun 2015 Luas (M2) Bida ng Luas (M2) Ijin Sewa Tempat-tempat tertentu , ,58 Bidang Luas (M2) 2. Tanah dan Gedung Instansi , ,

87 3. Tanah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Sosial , , Tanah Pasar Tanah Taman Tanah Makam Tanah TPA Tanah TPS Tanah Rumah Dinas , , , , , , , , , , , ,80 Penyerahan Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum , ,28 Tanah Ex. Bengkok/pertanian , ,50 JUMLAH , ,48 Bidang lahan aset daerah penyumbang PAD akan dapat lebih optimal, bilamana kepastian status tanah aset daerah lebih jelas. Inventarisasi/sensus dan kodefikasi terhadap tanah dan bangunan aset daerah terus dilakukan. Selanjutnya untuk menjamin kepastian status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas tanah aset Pemerintah Kota Malang ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan indentifikasi dan pengamanan dengan jalan pemberian/pemasangan papan himbauan yang menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah Kota Malang. Aset tanah dan/atau bangunan yang telah yang telah berkepastian hukum/status kepemilikannya setelah bersertifikat menjadi potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui mekanisme sewa tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang. Pada Perubahan APBD Tahun 2015, Badan Pengelola Keuangan

88 dan Aset Daerah telah menyusun Peraturan Walikota Malang tentang Tata Cara Sewa Tanah dan/atau Bangunan Milik Pemerintah Kota Malang. 7 Persentase Konflik Tanah Dan/Atau Bangunan Yang Terfasilitasi Penyelesaian sengketa/konflik terkait tanah dan/atau bangunan milik daerah mencapai 100 %. Dari 15 kasus yang terjadi sebanyak 15 kasus yang terfasilitasi. Penyelesaian kasus tanah negara dalam hal ini adalah penanganan proses fasilitasi penyelesaian kasus tanah negara dengan lembaga-lembaga terkait baik secara hukum ataupun secara kekeluargaan. Keseluruhan 15 ( lima belas ) kasus tersebut Tabel 3.5 Kasus Tanah Aset dan Bangunan Milik Daerah Tahun 2015 No. Uraian Keterangan 1. Pemakaian sebagian tanah SHP No 20 Kelurahan Bakalankrajan, Kec. Sukun untuk jalan masuk perumahan oleh PT Grand Masyhur 2. Permohonan hibah BMN berupa tanah dan ijin pemanfaatannya untuk Taman Gading Ekonomi Kreatif di jalan Gading/Gapura pintu masuk RW 06 Kel. Gadingkasri DPUPPB belum mengeluarkan Site Plan, IMB yang telah keluar ditarik kembali. Satpol PP menghentikan semua kegiatan sampai proses perijinan dipenuhi. Kondisi taman yang dimohonkan dalam kondisi tidak terurus. 3. Bangunan kavling di depan rumah pemohon a.n. Agung Rumah telah dibongkar atas

89 Pranowo cs beralamat di RT 09 RW 04 Kelurahan Bareng Kec. Klojen 4. Alih fungsi pemanfaatan aset tidak sesuai dengan Ijin Pemakaian Tempat-Tempat tertentu yang seharusnya untuk tempat tinggal dialihfungsikan menjadi ruko/jasa perdagangan dan telah dikavling-kavling dengan cara jual beli dan sewa 5. Pelepasan tanah eks. Anggota DPRD Kota Malang Tahun Asal tanah yang selama ini dipergunakan untuk SMP 10, kantor Kecamatan Kedungkandang, GOR Ken Arok, Lapang Sepakbola, Lapangan Volley Ball adalah tanah eks bengkok Kelurahan Buring 6. Gugatan Sdr. Acgmad Djajusman atas tanah kepemilikan atas nama penggugat 7. Surat Sdr. Drs. H. Agung Mustafa, MM tentang pengembalian lahan/tanah bekas lokasi pasar Madyopuro yang penataan untuk lahan RTH sebagai tempat parkir kendaraan siswa SMKN 6 Malang 8. Gugatan tanah aset alamat Jalan Dieng 23 Malang, Dalam proses mediasi,penggugat tidak menyerahkan tanah asetnya 9. Terdapat konflik keluarga antara ahli warisnya. Pemerintah Kota Malang dalam hal ini selaku penerbit digugat ahli waris karena menerbitkan ijin tanpa persetujuan ahli waris lainnya. 10. Sengketa batas dengan PT Araya Bumi Megah, dimana tanah telah dijual kepada Sdr. Eka Ratna Yohanes 11. Lahan aset lokasi jalan Blitar 1, terdapat hutang piutanfg antara kedua belah pihak 12. Terjadi jual beli atas lahan aset di Jalan Bukit Barisan 20, yang pada kenyataannya penjual wan prestasi untuk menyerahkan bangunan di atas lahan/tanah aset milik Pemerintah Kota Malang 13. Terjadi dualisme kepemilikan bangunan di atas tanah Pemerintah Kota Malang, yang dalam proses mediasi. kesadaran sendiri dari warga pemilik bangunan Pemilik kavling menyetujui tanah aset Pemerintah Kota Malang dimaksud untuk diajukan sertifikasi atas nama Pemerintah Kota Malang Dalam proses fasilitasi/mediasi Sudah dikoordinasikan dengan Kanwil BPN Jawa Timur Sedang dalam proses fasilitasi Sedang dalam proses fasilitasi Sudah terfasilitasi Dalam proses fasilitasi Dalam proses fasilitasi Dalam proses fasilitasi Sudah terfasilitasi

90 Jika tidak ada penyelesaian, maka Pemerintah Kota Malang akan mengambil tanah tersebut untuk dpergunakan perkantoran 14. Sewa tanah aset Pemerintah Kota Malang berupa tanah sawah eks bengkok Kelurahan Tlogowaru menjadi masalah ketika masyarakat Kelurahan Tlogowaru ingin mengelola tanah sawah dimaksud dan agar persewaan tersebut tidak dimonopoli orang tertentu saja Sudah terfasilitasi 15. Kasus tanah Jalan Jakarta 36, karena penyewa lama menelantarkan tanah dimaksud, maka pemerintah Kota Malang mencabut ijin pemakaian tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang Sudah terfasilitasi 8 Persentase Aset dan Barang Daerah Terinventarisasi dan Terdokumentasi Dengan Baik Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 yang dimaksud dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam struktur aset tanah Pemerintah Kota Malang, terdapat tanah ijin pemakaian yaitu tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang yang bersumber dari fakta sejarah kepemilikan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada masyarakat. Setelah masa kemerdekaan, maka tanah-tanah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam tata administrasi dan

91 pengelolaannya. Penatausahaan administrasi ijin pemakaian tanah negara telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang sejak tahun 1947 dalam satuan kerja yang menangani perumahan rakyat pada tanah negara. Dengan terbentuknya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2013, maka tanggungjawab pengelolaan aset tanah/ ijin pemakaian dilaksanakan oleh BPKAD. Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut dimulai tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang dimaksud adalah pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi data saat ini. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan inventarisasi di 2 (dua ) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru, selanjutnya pada tahun 2015 dilaksanakan di 2 ( dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen ( lanjutan ) dan Kecamatan Su kun. Dari target titik ijin pemakaian yang tersebar di 2 Kecamatan tersebut terinventarisasi ( bidang di Kecamatan Sukun dan 500 bidang di Kecamatan Klojen ). Hasil inventarisasi di lapangan muncul beberapa kondisi/fakta antara lain : 1) Masih banyaknya data perjanjian/sewa menyewa yang belum diperbarui; dimana pemegang ijin pemakaian tanah sesuai dengan surat ijinnya telah meninggal dunia, saat ini tanahnya sudah ditempati oleh penghuni lain, baik anaknya, kerabat, maupun orang lain;

92 2) Penghuni rumah di tanah ijin pemakaian belum tentu terdaftar sebagai pemegang ijin, bisa sebagai penyewa rumah dan pembeli rumah. Artinya rumah yang berdiri di atas tanah ijin pemakaian sudah dijual oleh pemegang ijin yang terdahulu atau disewakan kepada orang lain; 3) Selain jual beli pondasi atau jual beli bangunan yang berdiri di atas tanah-tanah ijin pemakaian, diketahui juga adanya jual beli tanah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab; 4) Adanya pemecahan tanah dari satu bidang tanah menjadi beberapa bidang untuk diperjualbelikan; 5) Banyaknya aset tanah yang telah berubah peruntukannya dari ijin tempat tinggal saat ini menjadi tempat usaha; 6) Adanya aset tanah yang telah berubah status kepemilikannya ( dari ijin pemakaian menjadi Sertifikat Hak Milik ( SHM); Mengingat fakta-fakta di atas yang berpotensi memunculkan sengketa atas lahan/bangunan aset daerah, kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan. Mengingat pentingnya pembaharuan data secara berkala terhadap satuan tanah ijin pemakaian tersebut, maka dibutuhkan pembentukan sistem database. Data hasil inventarisasi dokumen tanah ijin pemakaian dengan gambar bidang dan data koordinat yang di-link-kan dengan Global Information System ( GIS) pada Sistem Informasi Geograf is Manajemen Aset ( SIGMA ) dan Sistem Informasi Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ). Sejak tahun 2013 penatausahaan

93 aset dilaksanakan melalui aplikasi SIGMA ( Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset) adalah dimana dalam sistem aplikasi ini data/obyek tersimpan berupa data tekstual maupun spacial yang dilengkapi titik-titik ordinat pada masing-masing obyek. Selanjutnya di tahun 2014 disempurnakan melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT) dimana t anah aset daerah terarsipkan per obyek dan diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi serta peta). Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke dalam pengembangan sistem informasi aset daerah dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Kota Malang untuk inventarisasi/ mapping aset daerah dan memastikan apakah data barang milik daerah sudah sesuai dengan Neraca masing-masing SKPD. Dari data yang tersaji dalam Neraca sebanyak obyek telah dilakukan inventarisasi/pembaharuan data sampai dengan tahun 2015 sebanyak ( = ) obyek, telah teridentifikasikan dan terdokumentasikan dengan baik ke dalam sistem aplikasi manajemen aset, atau mencapai sebesar Dari uraian tabel diatas, tergambarkan bahwa dari 8 ( delapan ) Indikator Kinerja Sasaran tersebut, secara umum berhasil dicapai 5 indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, terdapat 3 indikator yang belum tercapai targetnya

94 B. CAPAIAN TAHUN 2015 DIBANDING DENGAN TAHUN , DAN 2014 Membandingkan capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun-tahun sebelumnya masih belum dapat dilakukan, dikarenakan penetapan Indikator Kinerja ( Indikator Kinerja Sasaran dan I ndikator Kinerja Utama ) Tahun 2015 berubah dengan merujuk pada Reviu Rencana Strategis ( Reviu - Renstra ) yang disusun sesuai dengan hasil reviu Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah ( Reviu -RPJMD) Tahun , dimana terdapat 4 (empat) ) Indika tor Kinerja No. Utama dan 8 ( delapan ) Indikator Kinerja Sasaran Berikut tabel 3.6 adalah perbandingan terhadap realisasi tahun , tahun 2014 dan Tahun 2015 Tabel 3.6. Perbandingan Capaian Kinerja Utama Tahun Indikator Kinerja 1. Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah 2. Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap 3. Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu 4. Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang 6. Persentase penyelesaian kasus tanah negara Realisasi Indikator Bagian Perlengkapan,Bagian Keuangan,Dinas BPKAD Perumahan Belum 99.55% 99.45% 60% 51% ada (132 kali) (130 kali) (82 kali) (90 kali) pengukur an 100 % 2 hari (9.147) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (128 obyek) 100% (7 kasus) 100 % 2 hari (11.460) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (224 obyek) 100% (5 kasus) 100 % 2 hari (17.040) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% ( 254 obyek) 100% (5 kasus) 100 % 2 hari (21.559) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (278 obyek) 20% (1 kasus dari 5 kasus) 100 % 2 hari (23.207) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 110,67% (83 obyek) 166% (8 kasus) 7. Persentase luas lahan 100% 87.23% 28.21% 87.9% 38%

95 bersertifikat (20bidang = m2) (41 bidang) (11 bidang = m2) ( m 2) (810bid = m2) Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikartor Kinerja Sasaran Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Utama 1. Nilai Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat 2 Adanya SOP Pelayanan Informasi Publik 3 Jumlah Pejabat Penatausahaan Keuangan yang Dapat Menyajikan Laporan Keuangan dengan Benar Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan 4 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah 5 Jumlah Pendapatan Asli Daerah dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah 6 Persentase Penyelesaian Sengketa Lahan Aset Daerah 7 Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Penyumbang Pendapatan Asli Daerah 8 Adanya Hasil Inventarisasi Tanah dan Bangunan Aset Daerah 9 Jumlah Dokumen benda berharga dan Aset Daerah yang Dilestarikan 10 Persentase Bidang Lahan Aset yang Sudah Bersertifikat No. Indikator Kinerja Sasaran 11 Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun ,875 76,37 78,22 Ada Ada WTP WTP WTP Rp ,- Rp ,- 100% 66,66%(10 kasus) 51,13% ( M2: 7, ,25M2 ) 58,95% ( ,08; ,48) Belum terukur Ada/ Belum terukur Sertifikat= 812 dokumen, Ijin Pemakaian= obyek, BPKB= 861 dokumen 30,84% (810 74,66% dari bidang= 837/1.121x100 2, M2) %) atau 84,7% dari / x100% Realisasi Indikator Kinerja ,49% Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun % (90 kali) 58,04%(132 dan - 37 = 169 kali)

96 12 Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap 13 Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu 14 Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang 16 Persentase Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 100 % 2 hari (23.207) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 110,67% (83 obyek) % - 17 Persentase Pelaksanaan - 100% - Administrasi Capaian Kinerja Kuangan 18 Jumlah Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang Diterbitkan 19 Jumlah SP2D yang terbit Jumlah Daftar Gaji yang terbit Jumlah Benda Berharga yang Belum terukur Terporforasi 22 Jumlah SKPD yang melakukan 100 SKPD 100 SKPD - Asistensi Laporan Barang Milik Daerah 23 Jumlah Lahan yang M M2 - Bersertifikat ( luas) 24 Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu 25 Persentase SP2D yang terbit 72,65% kurang dari 2 (dua) hari 26 Persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual 27 Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar 28 Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi 29 Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Belum dapat diperhitungkan besaran persentase-nya Belum dapat diperhitungkan besaran persentase-nya 166% (8 kasus) - 100% % 3.3. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN PERBANDINGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN 5 (LIMA) TAHUN DALAM RENSTRA

97 Secara umum Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu -Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada Reviu Rencana Strategis Tahun sebanyak 2 sasaran strategis dengan 8 indikator kinerja yang ditetapkan yang meliputi 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dan 6 Indikator Kinerja Sasaran. Berikut disajikan capaian indikator sasaran dan perbandingan capaian indikator kinerja sasaran 5 ( lima ) tahun sesuai Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun : Tabel 3.8. Capaian Indikator Sasaran Tahun 2015 dibandingkan Capaian Indikator Sasaran Jangka Menengah 5 ( lima ) tahun sesuai Reviu Rencana Strategis (Reviu Renstra) BPKAD Tahun SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA/INDIKATOR SASARAN TARGET 5 TAHUN REALISASI TAHUN 2015 REALISASI 2015 DIBANDING TARGET 5 TAHUN Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Nilai pengukuran survey kepuasan Nilai 80 Nilai 78,575 98,21% masyarakat Proses APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 100% Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 100% 72,65% 72,65% Persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar 100% 0% (Belum dapat diperhitungkan besaran persentasenya) 60% 0% (Belum dapat diperhitungkan 0% 0%

98 Meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah besaran persentasenya) Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 13,57% (1.120 bid/8.256 bid x100%) 10,49% (866 bid/ bid x100%) 77,30% 100% 100% 100% 100% 35% 35% 3.4. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta merujuk pada Peraturan Walikota Malang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan Pelaporan Kinerja. Evaluasi dan analisis dilakukan terhadap sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagaimana yang telah diperjanjikan pada perjanjian kinerja yang disusun. Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat diuraikan pada tabel pengukuran kinerja sebagai berikut

99 SASARAN 1 : Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Tabel 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Tahun 2015 Misi : Meningkatkan kualitas pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah yang profesional dan akuntabel Tujuan 1 : Terwujudnya Sasaran Strategis Meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah Profesional dan Akuntabel Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Indikator Kinerja Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Proses APBD Kota Malang Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari Persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar Target Tahun 2015 Realisasi Nilai 74 Nilai 78, % Tepat Waktu Tepat Waktu 100% 60% 72,65% 100% 75% 0% (Belum dapat diperhitungkan besaran persentasenya) 0% 30% 0% (Belum 0% dapat diperhitungkan besaran persentasenya) Rata - rata 60% % Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran menunjukkan predikat berhasil, dengan uraian masing-masing pencapaian indikator pada tabel 3.8 dan 3.9, capaian indikator kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja 5 (lima) tahun dalam renstra

100 Sebagai upaya mencapai misi, tujuan, dan sasaran ini maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menuangkan ke dalam 5 ( lima ) program dan 71 ( tujuh puluh satu ) kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.10 Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah pengelolaan keuangan dan aset daerah N O. PROGRAM/KEGIATAN TARGET REALISASI % A PROGRAM PELAYANAN , ,- 96,20 ADMINISTRASI PERKANTORAN 1. Kegiatan Penyediaan jasa surat menyurat Input Rp ,- Rp ,04 Output : surat surat Outcome surat terkirim 12 bulan 12 bulan 2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Input Rp ,-- Rp ,- 98,54 Output : jenis dan bukti pembayaran 3 jenis/36 bukti pembayaran 3 jenis/36 bukti pembayaran Outcome terbayarnya rekening 12 bulan 12 bulan telepon, air dan listrik serta pembelian alat listrik 3 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Input Rp ,-- Rp , Output : jumlah ruangan kantor yang 10 ruangan/22 jenis 10 ruangan/ 22 terpelihara dan jenis alat/bahan jenis pembersih yang tersedia Outcome : kebersihan lingkungan 12 bulan 12 bulan kerja 4 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Input Rp ,-- Rp ,- 98,30 Output : jenis peralatan kantor yang terpelihara 7 jenis alat 7 jenis alat Outcome : Ketersediaan peralatan 12 bulan 12 bulan kantor yang memadai 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor

101 Input Rp ,-- Rp ,- 100 Output : jumlah alat tulis kantor yang tersedia 55 jenis 55 jenis Outcome : ketersediaan alat tulis 12 bulan 12 bulan kantor yang memadai 6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Input Rp ,- Rp ,- 99,48 Output : Jenis barang cetakan yang tersedia 17 jenis 17 jenis Outcome : ketersediaan barang 12 bulan 12 bulan cetakan dan penggandaan 7 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Input Rp ,- Rp ,49 Output : jenis peralatan dan 30 jenis 27 jenis perlengkapan kantor yang tersedia Outcome : ketersediaan peralatan 12 bulan 12 bulan dan perlengkapan kantor menunjang pelayanan admnistrasi perkantoran 8 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Input Rp ,- Rp ,- 83,32 Output : jenis bahan bacaan yang tersedia 3 surat kabar 2 surat kabar Outcome : ketersediaan informasi 12 bulan 12 bulan media 9 Penyediaan Makanan dan Minuman Input Rp ,- Rp ,- 74,58 Output : jumlah rapat dinas dan tamu dinas yang disediakan makanan dan minumannya Jumlah rapat dan tamu dinas :3 halfday, 30 kali rapat, 400 orang tamu Jumlah rapat-rapat dinas = 41 kali; mamin tamu = 26 kali Outcome : ketersediaan makanan 12 bulan 12 bulan dan minuman rapat dan tamu dinas 10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Input Rp ,- Rp ,- 81,59 Output : jumlah koordinasi dan konsultasi yang dilaksanakan 150 kali dalam daerah, 36 kali keluar daerah 31 kali dalam daerah,24 kali keluar daerah Outcome : Terlaksananya koordinasi 12 bulan 12 bulan dan konsultasi dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota lainnya 11 Penataan arsip Input Rp ,- Rp ,- 99,18 Output : terlaksananya penataan arsip 1 kali 1 kali sekretariat Outcome : Arsip tertata dengan rapi 12 bulan 12 bulan 12 Operasional UPT PerkantoranTerpadu Input Rp Rp ,- 99,49 Output : pemenuhan operasional Perkantoran Terpadu Kota Malang Outcome : Terlaksananya pengelolaan sarana dan prasarana Perkantoran Terpadu Kota Malang 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 13 Pawai pembangunan Input Rp Rp ,- 89,76 Output : pawai pembangunan yang 1 kali 1 kali

102 diikuti Outcome : Terlaksananya pawai 1 kali 1 kali pembangunan B. PROGRAM PENINGKATAN , ,- 84,42 SARANA DAN PRASARANA APARATUR 14 Pembangunan Gedung Kantor Input Rp ,- Rp 0,- 0% Output : jumlah dokumen 1 dokumen DED 0 0% perencanaan yang tersusun pembangunan gedung Outcome : perencanaan pembangunan gedung kantor sesuai dengan kebutuhan dan selaras dengan masterplan kantor 1 dokumen DED pembangunan gedung kantor 0 0% 15 Pindah Gedung Kantor Input Rp ,- Rp ,- 96,21 Output : terlaksananya pindah gedung 1 paket 1 paket Outcome : penempatan ruangan 1 kali 1 kali kantor sesuai ketersediaan ruangan 16 Penyusunan DED Grand Desain Gedung Perkantoran Terpadu Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 95,73 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : Perencanaan pembangunan gedung Perkantoran Terpadu sesuai dengan grand desain 1 dokumen DED grand desain gedung Perkantoran Terpadu 1 dokumen DED grand desain gedung Perkantoran Terpadu 1 dokumen DED grand desain gedung Perkantoran Terpadu 1 dokumen DED grand desain gedung Perkantoran Terpadu 17 Pemeliharaan rutin/berkala gedung Kantor Pelayanan Terpadu Input Rp ,- Rp ,- 91,56 Output : bangunan yang terpelihara gedung kantor 2 bangunan : Gedung A dan gedung B 2 bangunan : Gedung A dan gedung B Outcome : terlaksananya 12 bulan 12 bulan pemeliharaan rutin/berkala Perkantoran Terpadu Kota Malang 18 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Input Rp ,- Rp ,- 97,83 Output : jumlah ruangan gedung 10 ruang 8 ruang kantor yang terpelihara Outcome :Terpeliharanya gedung 12 bulan 12 bulan kantor 19 Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional Input Rp ,- Rp ,- 92,39 Output : jumlah kendaraan operasional dinas yang terpelihara Outcome : terpeliharanya kendaraan operasional dinas 20 Pembangunan Kanopi Parkir 5 (lima) kendaraan roda 4; 10 (sepuluh) kendaraan roda 2 5 (lima) kendaraan roda 4; 10 (sepuluh) kendaraan roda 2 12 bulan 12 bulan

103 Kendaraan Perkantoran Terpadu Input Rp ,- Rp ,- 99,28 Output : Kanopi parkir kendaraan 1 paket 1 paket yang terbangun Outcome : Ketersediaan kanopi parkir kendaraan di Perkantoran Terpadu 1 paket 1 paket 21 Pengecatan Eksterior Gedung Perkantoran Terpadu Input Rp ,- Rp ,- 98,96 Output : Gedung perkantoran Terpadu yang dipelihara pengecatannya 1 paket ( Gedung A) 1 paket ( Gedung A) Outcome : Terlaksananya pengecatan di Perkantoran Terpadu 1 paket 1 paket 22 Pengadaan bibit tanaman untuk taman Perkantoran Terpadu Input Rp ,- Rp ,- 96,96 Output : jenis bibit tanaman yang 9 jenis 9 jenis disediakan Outcome : peningkatan keindahan 12 bulan 12 bulan taman di Perkantoran Terpadu C. PROGRAM PENINGKATAN , ,- 98,92 PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 23 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Input Rp ,- Rp ,- 99,91 Output : jumlah dokumen yang 3 dokumen ( LAKIP, 3 dokumen tersusun LPPD, RENJA) ( LAKIP, LPPD, RENJA) Outcome : ketersediaan dokumen 12 bulan 12 bulan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 24 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran Input Rp ,- Rp ,- 100 Output : Jumlah laporan keuangan SKPD yang tersusun 7 jenis dokumen ( Neraca,LRA, LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO, LPSAL) 6 jenis dokumen ( Neraca,LRA, LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO) Outcome : ketersediaan laporan 12 bulan 12 bulan keuangan SKPD yang akuntabel 25 Penyusunan Standard Pelayanan Publik dan IKM Input Rp ,- Rp ,- 94,56 Output : jumlah dokumen yang 2 dokumen 2 dokumen tersusun ( SP,IKM/SKM) ( SP,IKM/SKM) Outcome : kinerja pelayanan publik dapat terukur 12 bulan 12 bulan 26 Penyusunan RKA dan DPA Input Rp ,- Rp ,- 99,25 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : perencanaan program dan kegiatan SKPD sesuai dengan 7 dokumen ( P-KUA PPAS,RKA/DPA, KUA PPAS, P- RKA/DPPA,RKT) 7 dokumen ( P- KUA PPAS,RKA/DPA, KUA PPAS, P- RKA/DPPA,RKT) 12 bulan 12 bulan

104 peraturan perundang-undangan 27 Penyusunan Standard Operasional Prosedur Input Rp Rp ,- 96,34 Output : jumlah dokumen yan g 1 dokumen SOP 1 dokumen SOP tersusun Outcome : sebagai acuan 1 tahun 1 tahun pelaksanaan pekerjaan sesuai tupoksi masing-masinh 28 Reviu Renstra SKPD Input Rp Rp ,- 96,88 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : perencanaan program dan kegiatan SKPD terencana sesuai dan selaras dengan dokumen perencanaan diatasnya D. PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 29 Penyusunan Standar Satuan Harga 1 dokumen perencanaan strategis ( Reviu renstra tahun dokumen perencanaan strategis ( Reviu renstra tahun bulan 12 bulan , ,- 96,13 Input Rp Rp ,- 98,41 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : tersusunnya standar satuan harga sebagai acuan penyusunan anggaran 30 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran dokumen SSH 1 dokumen /Perwal nomor 52 tahun 2015 tentang Standar Satuan Harga 12 bulan 12 bulan Input Rp ,- Rp ,- 96,19 Output : jumlah dokumen yang 2 dokumen ( Perda + tersusun Perwal ) 2 dokumen ( Perda nomor 10 Tahun 2015 tentang APBD Tahun Anggaran 2016; dan perwal nomor 89 tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 Outcome: penetapan APBD Kota 200 buku 200 buku Malang tepat waktu 31 Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015 Input: Rp ,- Rp ,- 98,49 Output : jumlah dokumen yang 2 dokumen ( Perda + tersusun Perwal ) 2 dokumen ( Perda nomor 6 Tahun 2015 tentang Perubahan APBD

105 Tahun Anggaran 2015; dan perwal nomor 43 tahun 2015 tentang Penjabaran P- APBD Tahun Anggaran buku 200 buku Outcome: penetapan APBD Kota Malang tepat waktu 32 Penyusunan dan Sosialisasi Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Input Rp ,- Rp ,- 87,07 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen 1 dokumen ( Peraturan Walikota Malang nomor 25 Tahun 2015 tentang Perubahan Perwal nomor 43 tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Outcome : persentase SP2D yang 12 bulan 12 bulan terbit kurang dari 2 (dua) hari sebanyak 60% 33 Penataan Arsip Administrasi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Input Rp ,- Rp ,- 99,66 Output : arsip dokumen pengajuan pencairan dana SKPD tertata rapi Dokumen 102 SKPD Dokumen 102 SKPD Outcome : Arsip tertata dengan rapi 12 bulan 12 bulan dan tertib serta mudah ditemukan 34 Peningkatan Pelayanan dan Penatausahaan Perbendaharaan Input Rp ,- Rp ,- 99,03 Output : jumlah SP2D tercetak SP2D SP2D dan daftar penguji Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebanyak 60% 12 bulan 12 bulan 35 Penatausahaan keuangan PPKD Input Rp Rp ,- 95,15 Output : pelaksanaan fungsi dan 12 bulan 12 bulan pelayanan PPKD, penatausahaan dan fungsi BUD Outcome : terlaksananya penatausahaan penerimaan dan pengeluaran PPKD 12 bulan 12 bulan 36 Bimtek Pengelolaan Gaji pada SKPD berbasis Aplikasi Input Rp Rp ,- 92,58 Output : jumlah peserta bimbingan teknis Outcome : pembayaran gaji dan tunjangan berjalan lebih tertib, lancar dengan data yang lebih akurat 37 Pendampingan Aplikasi Sistem 50 orang/50 SKPD/1 50 orang/50 kali SKPD/1 kali 12 bulan 12 bulan

106 Informasi Pengelolaan Keuangan SKPD Berbasis Akrual Input Rp Rp ,- 91,19 Output : jumlah SKPD yang mendapatkan pendampingan 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan Outcome : Pengoperasian Sistem 12 bulan 12 bulan Aplikasi Pengelolaan Keuangan Berbasis Akrua; secara benar 38 Peningkatan Pelayanan dan Penatausahaan Hibah dan Bantuan Sosial Input Rp ,- Rp ,- 95,22 Output : jumlah lembaga/organisasi sosial yang menerima hibah dan bantuan sosial lembaga/organisasi sosial lembaga/organisasi sosial Outcome : mekanisme pencairan 12 bulan 12 bulan hibah dan bantuan sosial sesuai dengan ketentuan yang berlaku 39 Monitoring dan penatausahaan Dana Transfer Input Rp ,- Rp ,- 94,61 Output : jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun Outcome : tercapainya target penerimaan dana transfer, rekonsiliasi dengan SKPD penerima dana transfer serta koordinasi dan konsultasi ke Pemerintah, Pemerintah provinsi terkait dana transfer 40 Penyusunan Standar Biaya Umum 4 Laporan Konfirmasi Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil Pajak, 2 Laporan Dana Penyesuaian 4 Laporan Konfirmasi Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil Pajak, 2 Laporan Dana Penyesuaian 12 bulan 12 bulan Input Rp Rp ,- 97,37 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : tersusunnya standar biaya umum sebagai acuan penyusunan anggaran 41 Penyusunan Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha 1 dokumen SBU 1 dokumen /Perwal nomor 51 tahun 2015 tentang Standar Biaya Umum 12 bulan 12 bulan Input Rp Rp ,- 98,71 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 42 Penyusunan Perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang 1 dokumen (Naskah Akademik tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha) 1 dokumen ( Laporan Keterangan tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha) 1 paket 1 paket

107 Perijinan Tertentu Input Rp Rp ,- 98,91 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen (Naskah Akademik tentang Perubahan Peraturan 3aerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perijinan Tertentu) 1 dokumen ( Laporan Keterangan tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Perijinan Tertentu) Outcome : peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1 paket 1 paket 43 Penagihan dan Pemanggilan Wajib Retribusi Input Rp ,- Rp ,- 98,70 Output : jumlah Wajib Retribusi yang menunggak 350 WR 350 WR Outcome : peningkatan Pendapatan 12 bulan 12 bulan Asli Daerah (PAD) 44 Pendampingan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD Berbasis Akrual Input Rp ,- Rp ,- 99,59 Output : Jumlah kali PPK-SKPD yang mendapatkan pendampingan asistensi penyusunan L/K Interim SKPD Outcome : pendampinganppk-skpd dalam analisis transaksi keuangan pendapatan, belanja dan aset SKPD dalam rangka penyusunan L/K Interim SKPD 3 kali/102 SKPD 3 kali/102 SKPD 3 bulan 3 bulan 45 Penyusunan Laporan Keuangan Interim Pemerintah Daerah Input Rp ,- Rp ,- 99,78 Output : Jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun 4 jenis dokumen ( Neraca Restatement,LRA,LO dan LAK) 4 jenis dokumen ( Neraca Restatement,LRA,L O dan LAK) Outcome : persentase penyajian 3 bulan 3 bulan Laporan Keuangan Daerah Interim secara wajar sesuai SAP berbasis Akrual sebesar 75% 46 Updating Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan Berbasis Akrual dengan web based (e-finance) Input Rp ,- Rp ,- 99,68 Output : software aplikasi yang terupdating 1 sistem aplikasi ( e-finance) 1 sistem aplikasi ( e-finance) Outcome : Updating sistem aplikasi e- finance dalam rangka penyusutan untuk pertamakalinya 12 bulan 12 bulan 47 Penyusunan Kajian tentang Retribusi Jasa Usaha 1 dokumen ( Kajian tentang Retribusi Jasa Usaha 1 dokumen ( Kajian tentang Retribusi Jasa Usaha Input Rp ,- Rp ,- 98,87 Output : jumlah dokumen yang tersusun Outcome : peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 48 Penyusunan Kajian tentang Tarif

108 Sewa Tempat-tempat Yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 99,15 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen ( Kajian tentang Tarif Sewa Tempat-tempat Yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang 1 dokumen ( Kajian tentang Tarif Sewa Tempat-tempat Yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang Outcome : persentase kenaikan PAD dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah sebesar 5% 49 Peningkatan Pelayanan Gaji PNS Input Rp ,- Rp ,- 97,46 Output : jumlah rekapan gaji yang tercetak Outcome : pengendalian gaji pegawai dan SKPP bagi pegawai yang purna tugas 468 Daftar Gaji, Daftar Gaji, SKPP/12 bulan 500 SKPP/12 bulan 12 bulan 12 bulan 50 Penghitungan Penetapan dan Pengetikan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) Input Rp ,- Rp ,- 96,28 Output : jumlah Surat Pemberitahuan Retribusi Terhutang yang teecetak dan terkirim Outcome : persentase kenaikan PAD dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah sebesar 5% SKRD SKRD 12 bulan 12 bulan 51 Penyusunan Dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah Input Rp ,- Rp ,- 99,55 Output : jumlah NPHD yang tersusun 300 NPHD 885 NPHD Outcome : pemberian hibah dan 1 tahun 1 tahun bantuan sosial bersumber dari APBD sesuai dengan ketentuan 52 Fasilitasi Penyusunan RKA dan DPA SKPD Input Rp ,- Rp ,- 91,77 Output : SKPD yang terfasilitasi 102 SKPD 102 SKPD Outcome : penyusunan program dan 102 SKPD 102 SKPD kegiatan SKPD sesuai dengan ketentuan 53 Penatausahaan Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembukuan Belanja Input Rp ,- Rp ,- Output : jumlah laporan penerimaan dan belanja yang tersusun 2 laporan ( Laporan penerimaan dan Laporan Belanja ) 2 laporan ( Laporan penerimaan dan Laporan Belanja ) 99,61 Outcome : Tersedianya laporan 12 bulan 12 bulan pembukuan penerimaan dan belanja daerah 54 Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemkot Malang Input : Rp ,- Rp ,- 98,54 Output : jumlah kali PPK-SKPD 3 kali /102 PPK-SKPD 3 kali /102 PPKmendapatkan pendampingan asistensi SKPD

109 penyusunan L/K SKPD Outcome : pendampingan PPK-SKPD dalam analisis transaksi keuangan pendapatan, belanja dan aset dalam SKPD dalam rangka penyusunan L/K SKPD berbasis akrual 102 PPK- SKPD 102 PPK- SKPD 55 Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Input Rp ,- Rp ,- 99,91 Output : pelaksanaan anggaran SKPD yang terkendali 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan Outcome : Pelaksanaan anggaran 12 bulan 12 bulan SKPS terkendali sesuai dengan perencanaannya 56 Pemberian Ijin Sewa Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 97,29 Output : ijin pemanfaatan tanah aset 350 ijin 165 ijin daerah yang diterbitkan Outcome : persentase kenaikan PAD dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah sebesar 5% 12 bulan 12 bulan 57 Penatausahaan, Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Kas Input Rp ,- Rp ,- 69,67 Output : jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun Outcome : terlaksanya validasi dan entry data penerimaan dan pengeluaran kas dan rekonsiliasi dana 58 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun laporan, 6 jenis ( Laporan RC,BKU BUD, Rekonsiliasi, Fungsional, Administrasi dan Laporan STS) 302 laporan, 6 jenis ( Laporan RC,BKU BUD, Rekonsiliasi, Fungsional, Administrasi dan Laporan STS) 12 bulan 12 bulan Input Rp ,- Rp ,- 97,38 Output : jumlah jenis dokumen yang tersusun Outcome : persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah Interim secara wajar sesuai SAP berbasis Akrual sebesar 75% 59 Penyusunan Ranperda dan Ranperwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 4 jenis dokumen ( Neraca, LRA, CaLK dan LAK) 4 jenis dokumen ( Neraca, LRA, CaLK dan LAK) Input Rp ,- Rp ,- 98,34 Output : jumlah jenis dokumen yang tersusun 2 dokumen ( Ranperda dan Ranperwal ) 2 dokumen ( 1 Ranperda dan 1 Ranperwal tentang Pertanggungjawab an APBD Tahun 2015 Outcome : 60 Monitoring dan Evaluasi Realisasi Pendapatan Asli Daerah Input Rp ,- Rp ,- 99,35 Output : jumlah SKPD penghasil 15 SKPD dan 3 BUMD 15 SKPD dan 3 BUMD

110 Outcome : terlaksananya monitoring dan evaluasi atas PAD 12 bulan 12 bulan E. PROGRAM PENINGKATAN , ,- 88,58 MANAJEMEN ASET/BARANG DAERAH 61 Penaksiran Sewa Aset Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 86,26 Output : Data nilai taksir aset dan 5 jenis 5 jenis Barang Milik Daerah yang akan disewakan/ penghapusan Outcome : Nilai taksiran sewa/penghapusan aset dan barang yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang 62 Penghapusan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 24,35 Output : tanah dan barang milik 5 SK penghapusan 1 SK penghapusan daerah dalam proses penghapusan ( SK penghapusan kendaraan yg terdiri dr 12 (duabeelas) unit kendaraan roda 4 dan 21 (duapuluh satu) untuk kendaraan roda 2 Outcome : Tertib administrasi 12 bulan 12 bulan pengelolaan Barang Milik Daerah 63 Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Pengelolaan Barang Daerah Input Rp ,- Rp ,- 71,99 Output : jumlah SKPD/pengguna 102 Pengguna Barang 102 Pengguna barang Barang Outcome : Tertib administrasi 12 bulan 12 bulan pengelolaan Barang Milik Daerah 64 Bimbingan Teknis Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui Aplikasi SIMBADA di Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 98,18 Output : jumlah peserta bimbingan teknis 200 org/1 kali / 102 SKPD 200 org/1 kali / 102 SKPD Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar sebesar 40% 65 Penatausahaan Aset Milik Daerah dan Update Data dengan SIMBADA Input Rp ,- Rp ,- 92,58 Output : Tersedianya Sistem Informasi Barang Milik Daerah melalui sistem aplikasi 1 software SIMBADA dengan data yang terupdate 1 sofware SIMBADA dengan data yang terupdate Outcome : Penatausahaan aset/barang milik daerah dan update data dengan SIMBADA 66 Pelaksanaan dan Penyusunan Mekanisme Kegiatan Perforasi Benda- Benda Berharga Input Rp ,- Rp ,- 98,

111 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen 3 dokumen Perwal Nomor 93 tahun 2015 tentang Standar Desain Karcis Retribusi Daerah, Perwal nomor : /339/ /2015 tentang Standar Desain Karcis Retribusi Jasa Umum dan Perwal Nomor : /340/35.73,1 12/2015 tentang Standar Teknis Desain Karcis Retribusi Jasa Usaha 12 bulan 12 bulan Outcome :Tertibnya pelaksanaan perforasi benda-benda berharga 67 Fasilitasi Penatausahaan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 99,89 Output : jumlah SKPD yang 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 terfasilitasi bulan Outcome : Terfasilitasinya 12 bulan 12 bulan permasalahan penatausahaan barang milik daerah 68 Penyusunan Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 97,30 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen 1 dokumen ( Peraturan Walikota Malang nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah Outcome : Tersusunnya petunjuk teknis pengelolaan Barang Milik Daerah 69 Penyusunan Perubahan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1997 tentang Perijinan Tempat-Tempat Tertentu Input Rp ,- Rp ,- 98,93 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen 1 dokumen ( Naskah Akademik Perubahan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah dan Peraturan Daerah

112 Nomor 4 Tahun 1997 tentang Perijinan Tempat- Tempat Tertentu Outcome : persentase kenaikan PAD dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah sebesar 5% 70 Penyusunan Peraturan Walikota Malang tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Tanah dan/atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 98,36 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen 1 dokumen ( Peraturan Walikota Malang nomor Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Tanah dan/atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Kota Malang Outcome : persentase kenaikan PAD dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah sebesar 5% 71 Bimtek/Sosialisasi Pengelolaan Barang Milik Daerah (dalam rangka penyusunan LBMD bagi SKPD) Input Rp ,- Rp ,- 96 Output : jumlah peserta bimbingan teknis Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar sebesar 40% 325 orang/ 102 SKPD + 3 BUMD 325 orang/ 102 SKPD + 3 BUMD Berdasarkan uraian tabel program dan kegiatan tersebut di atas, nampak capaian program dan kegiatan rata-rata sesuai dengan target yang ditetapkan. Namun demikian, pada proses pencapaian sasaran meningkatnya pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah, berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir penyelenggaraan kegiatan, secara umum aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah masih sangat membutuhkan wawasan terkait pengelolaan keuangan dan aset, terlebih mengingat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang baru terbentuk dan perubahan regulasi yang ada

113 Sebagai gambaran beberapa masalah dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi dalam pencapaian sasaran ini adalah : 1. Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana kantor dibandingkan dengan tuntutan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tinggi. Mengupayakan secara maksimal segala sumber daya yang ada agar tidak menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 2. Pengetahuan dan wawasan aparatur tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dimiliki masih harus ditingkatkan, mengingat sering terjadinya perubahan regulasi yang mengatur pengelolaan keuangan dan aset daerah. Upaya untuk mengikutsertakan aparatur dalam kegiatankegiatan sosialisasi dan/atau bimbingan teknis, sehingga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dengan demikian diharapkan aparatur dapat bersinergi demi mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 3. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan narasumber yang berasal dari Pusat bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, sehingga diharapkan SKPD dapat menyatukan pemahaman dan visi tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran/pengguna barang. 4. Disamping itu pula, perlu ditingkatkan koordinasi dan konsultasi ke Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan atau Pemerintah Kabupaten/Kota lain ataupun lembaga-lembaga terkait pengelolaan keuangan dan aset daerah

114 5. Inovasi dan model-model aplikasi baru terkait pengelolaan aset daerah yang dilaksanakan sebagai amanat peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat, sangat membutuhkan ketrampilan, keahlian dan pengetahuan yang memadai bagi aparatur Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Namun demikian pencapaian inovasi tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa karena dapat berpengaruh pada sistem pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Pemecahannya adalah secara intensif meningkatkan koordinasi, melakukan kerja sama dengan konsultan/rekanan penyedia jasa pengembangan aplikasi kedalam bentuk pendampingan dan maupun pemeliharaan softwarenya. 6. Secara terus menerus melakukan update sofware dan aplikasinya dalam rangka penyempurnaan, peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 7. Belum optimalnya kemampuan Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK - SKPD ) dalam pemahaman software aplikasi pengelolaan keuangan daerah dan pelaporan keuangan daerah. Pemecahannya adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Malang. 8. Beberapa SKPD penghasil masih kurang optimal dalam pencapaian target penerimaan daerah, sehingga perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi pendapatan daerah agar SKPD penghasil dapat mengkomunikasikan hambatan yang ditemui dalam rangka pencapaian target penerimaan daerah. 9. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui aplikasi SIMBADA, masih memerlukan penyempurnaan. Mapping yang dilakukan

115 SKPD banyak mengalami kesulitan pada pencatatan persediaan terutama pada barang habis pakai yang teranggarkan pada masing-masing kegiatan. Hasil mapping memastikan data barang milik daerah telah sesuai dengan Neraca. Untuk itu segera diadakan pengembangan data base / aplikasi SIMBADA 10. Belum optimalnya kemampuan SKPD dalam hal ini Subag Umum dan Pengurus Barang SKPD dalam pemahaman software aplikasi penatausahaan dan Laporan Barang Milik Daerah. Pemecahannya adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Malang SASARAN 2 : Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Tabel Pengukuran Kinerja Sasaran 2: Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Sasaran Strategis Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Indikator Kinerja Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi Persentase aset dan barang daerah Tahun 2015 % Target Realisasi 10,49 % 10,49% 100% 100% 100% 100% 40% 35% 87,50%

116 terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Rata-rata 95,83 % meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah, dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran menunjukkan predikat sangat berhasil, dengan uraian masing-masing pencapaian indikator pada tabel 3.9 dan 3.11, capaian indikator kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja 5 (lima) tahun dalam renstra. Sebagai upaya mencapai misi, tujuan, dan sasaran ini maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menuangkan ke dalam 5 ( lima ) program dan 5 (lima) kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.12 Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah NO. PROGRAM/KEGIATAN TARGET REALISASI % A PROGRAM PENATAAN, , ,- 73,85 PENGUASAAN, PEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH 1. Pemberian/Pemasangan Papan Himbauan untuk Pengamanan Aset Pemerintah Daerah Input Rp ,- Rp ,- 73,85 Output : jumlah titik lokasi aset tanah dan/atau bangunan yang dikuasaioleh 40 titik lokasi 40 titik lokasi Pemerintah Kota Malang yang teridentifikikasi Outcome : persentase bidang lahan 10,49% 10,49% aset daerah yang bersertifikat B PROGRAM PENYELESAIAN , ,- 70,26 KONFLIK-KONFLIK PERTANAHAN 2. Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan Input Rp ,- Rp ,- 70,26 Output : pertimbangan/fasilitasi 15 kasus 15 kasus penyelesaian konflik tanah dan/atau bangunan milik Pemerintah Kota Malang

117 Outcome : Persentase konflik tanah 100% 100% dan atau bangunan yang terfaslitasi C. PROGRAM PENYELAMATAN DAN , ,- 98,67 PELESTARIAN DOKUMEN/ARSIP DAERAH 3. Penyediaan dan Penataan Ruang Arsip dan Penyimpanan Benda-Benda Berharga Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 98,67 Output : Arsip dan benda-benda berharga tertata dalam sistem aplikasi Outcome : Penataan arsip dan penyimpanan Benda-benda Berharga Milik Daerah D. PROGRAM PENINGKATAN STATUS HUKUM ASET Data dan arsip tertata per obyek melalui aplikasi SIGMA dan SIPIPT Data dan arsip tertata per obyek melalui aplikasi SIGMA dan SIPIPT , ,- 94,04 4 Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 94,04 Output : bidang lahan aset tersertifikasi 40 bidang 40 bidang Outcome : persentase bidang lahan 10,49% 10,49% aset daerah yang bersertifikat E. PROGRAM PEMBANGUNAN SISTEM , ,- 94,01 PENDAFTARAN TANAH 5. Inventarisasi/Sensus dan Kodefikasi Aset Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 94,01 Output : jumlahobyek data terinventarisasi Outcome : Persentase aset dan barang daerah teriventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik obyek ( 2 Kecamatan yaitu Kec. Sukun dan Kec. Klojen) obyek ( 2 Kecamatan yaitu Kec. Sukun dan Kec. Klojen) 40% 35% Pencapaian Sasaran kedua, meningkatnya tertib penatausahaan pengelolaan aset daerah telah tercapai dengan predikat Sangat Berhasil. Akan tetapi, hasil evaluasi dari pelaksanaan program ini masih terdapat beberapa kendala. Berikut ini uraian masalah dan pemecahan yang akan dilakukan : 1. Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah

118 Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang Milik Daerah yang meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif dan pengamanan hukum. Untuk menjamin kepastian status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas lahan tanah aset daerah Pemerintah Kota Malang ke Badan Pertahanan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan identifikasi dan pengamanan dengan jalan pemasangan/pemberian papan himbauan/papan nama yang menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah Kota Malang. Kurang lengkapnya data atas lahan aset daerah, menyulitkan proses sertifikasi sehingga masih membutuhkan waktu untuk proses identifikasi. Dalam rangka mempermudah proses sertifikasi tersebut selanjutnya dalam pengurusan pemberian ijin pemakaian tempat-tempat yang dikuasai Pemerintah Kota Malang, dilengkapi dengan form Surat Pernyataan kesanggupan untuk diproses sertifikat kepemilikannya atas nama Pemerintah Kota Malang. 2. Mengingat masalah-masalah terkait pengelolaan aset lahan tanah dan/atau bangunan sebagaimana diuraikan diatas yang berpotensi memunculkan sengketa, maka kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan. Namun oleh karena keterbatasan waktu dan dana, kegiatan inventarisasi/sensus dan kodefikasi barang daerah tidak dapat dilakukan segera terhadap seluruh wilayah obyek dalam satu waktu, sehingga secara berkala sejak tahun 2014 dilakukan masing-masing untuk lokasi obyek di 2 (dua) kecamatan. Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke dalam pengembangan sistem informasi aset daerah dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi

119 Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ), dimana tanah ase t daerah terarsipkan per obyek dan tersaji secara tekstual dan spacial ( obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi serta peta ). Penyimpanan barang daerah dilaksanakan dalam rangka pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang daerah agar lebih mudah mencari terkait data/ historisnya pada saat dibutuhkan. Sehingga demikian harus dilakukan updating sistem aplikasi guna pembaharuan data hasil inventarisasi/sensus dan kodefikasi lahan aser daerah yang dimiliki/dikuasai Pemerintah Kota Malang. 3. Selain pengamanan administrasi dan pengamanan hukum yang harus dilaksanakan atas aset barang daerah, tidak kalah pentingnya adalah pengamanan fisiknya. Tahun 2015, telah terarsipkan Sertifikat Hak Pakai (SHP) sebanyak 812 sertifikat; Ijin Pemakaian Kekayaan dan Tempat- Tempat Tertentu Yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang sebanyak obyek; Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor ( BPKB) sebanyak dokumen. Namun keterbatasan ruangan dan tempat penyimpanan menjadi kendala tersendiri. Penataan arsip menjadi tidak maksimal, walau dilakukan peningkatan pemenuhan sarana prasarananya; misalnya pengadaan rak/lemari arsip, namun ruangannya tidak mendukung REALISASI ANGGARAN Pagu anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 sebesar Rp ,00 ( Tiga belas milyar seratus tujuh juta enam ratus sembilan belas ribu dua ratus rupiah ). Perbandingan pagu tahun 2015 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya diawali dari jumlah pagu dari pagu anggaran yang diterima oleh Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan dari tahun

120 sampai dengan Baru pada tahun 2013 setelah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terbentuk sebagai peleburan dari Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan jumlah pagu yang ditetapkan untuk Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Apabila dibandingkan dengan perolehan pagu anggaran tahun , maka pada tahun 2015 ini pagu anggaran yang dimiliki Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mengalami penurunan. Namun jika perbandingan pagu anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2015 mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun Perkembangan pagu anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara lengkap dari tahun 2009 sampai dengan 2014 secara lengkap dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini : Tabel 3.13 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun dengan Tahun 2014 TAHUN 2009 (Rp) TAHUN 2010 (Rp) TAHUN 2011 (Rp) TAHUN 2012 (Rp) TAHUN 2013 (Rp) TAHUN 2014 (Rp) Bagian Perlengkapan, Bagian Keuangan, Dinas Perumahan BPKAD , , , , ,- Gambar 3.1 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun dengan Tahun

121 Tabel 3.14 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan 2014 TAHUN 2013 (Rp) TAHUN 2014 (Rp) TAHUN 2015 (Rp) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah , ,- Gambar 3.2 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan

122 NO Dari pagu anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 sebesar Rp ,00 ( Tiga belas milyar seratus tujuh juta enam ratus sembilan belas ribu dua ratus rupiah ), selanjutnya dialokasikan untuk mendanai 10 (sepuluh) program yang tertuang di 76 ( tujuh puluh enam ) kegiatan. Alokasi pagu anggaran dan realisasi per program Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.15 Penyerapan terhadap Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Per Program Tahun 2015 PROGRAM PAGU (Rp) REALISASI (Rp) 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran , Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Peningkatan Manajemen Aset/Barang Daerah Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah , , , , ,85 %

123 7. Peningkatan Status Hukum Aset ,04 Penyelesaian Konflik-konflik 8. Pertanahan ,26 Pembangunan Sistem Pendaftaran 9. Tanah , Penyelamatan Dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah ,67 JUMLAH ,66 Terlihat pada tabel di atas, realisasi anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk tahun 2015 adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 93,66 %. Jika dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya yakni tahun 2013 dan tahun 2014, penyerapan anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah tahun 2015 terjadi peningkatan. Lebih jelasnya untuk realisasi anggaran disajikan pada tabel dan gambar sebagai berikut : Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015 dengan Tahun 2013 dan Tahun 2014 URAIAN TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 TARGET REALISASI % 91,01 89,30 93,66 Gambar 3.3 Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun

124 Gambar 3.4 Persentase Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013,Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tabel 3.17 Realisasi Target Anggaran Per Program Per Kegiatan Tahun

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2014 i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2014 i 2014 i 2014 ii 2014 iii KATA PENGANTAR KATA KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Badan Pengelola

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH JL. Tugu No. 1 Telp. (0341)- 326 025, 366 955, 360 975, 328553, 343894 Fax. (0341) 326 025, 328 553 M A L A N G Kode Pos 65119 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P

PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 Lakip BPKAD Kota Mataram Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik Persentase pelaksanaan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON * NOMOR 88 TAHUN 2016, SERI D. 37 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 88 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 BAB II : GAMBARAN PELAYANAN UMUM SKPD 8

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 BAB II : GAMBARAN PELAYANAN UMUM SKPD 8 ( 1 ) DAFTAR ISI KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 Hal. 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Landasan Hukum 4 1.3. Maksud dan Tujuan 6 1.4. Kegunaan 7 1.5. Sistematika Penulisan 7 BAB

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Strategis adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) Tahun yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 31/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Kota Balikpapan merupakan salah satu kota besar yang berada di Provinsi Kalimantan Timur, luas wilayah kota ini mencapai 843,48 KM2, yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA ESELON III TAHUN 2016 SEKRETARIAT BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA ESELON III TAHUN 2016 SEKRETARIAT BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG BAB I PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA ESELON III TAHUN 2016 SEKRETARIAT BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA MALANG BAB I PENDAHULUAN Pertanggungjawaban kinerja suatu unit instansi pemerintah kepada atasanya, secara prinsip

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM SKPD

TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM SKPD MATRIK RENCANA S BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH MATRIK 1 TUJUAN, DAN SKPD Tujuan 1 : Terwujudnya kinerja aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset yang profesional dan kompeten No. Indikator

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 30/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 LKjIP 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG 5 WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BLITAR INSPEKTORAT Jalan Imam Bonjol Nomor 9 Blitar KATA PENGANTAR Sebagai bentuk telah terlaksananya suatu capaian

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN BINA MARGA KABUPATEN WONOSOBO

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN DALAM RENCANA KERJA SKPD BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH TAHUN 2016

PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN DALAM RENCANA KERJA SKPD BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH TAHUN 2016 SIMRENDA PEMKOT MALANG Jl. Tugu 1, Malang, Jawa Timur 0341-366922 PROGRAM, KEGIATAN DAN ANGGARAN DALAM RENCANA KERJA SKPD BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH TAHUN 2016 NO Pertanahan 01 09 1.20.72

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2015 0 1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2015 2 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH

Lebih terperinci

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN SECARA BERKALA A. Informasi tentang profile Badan Publik : 1. Informasi tentang kedudukan, domisili dan lengkap Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Madiun mrupakan

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT SALINAN NOMOR 24/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) PADA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG KOMPONEN SAKIP 1. Perencanaan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Pelaporan Kinerja 1. RENSTRA 2013-2018

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BPKAD LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN dan ASET DAERAH KABUPATEN BANJAR 2016 LKjIP BPKAD KABUPATEN BANJAR TAHUN 2016 Page i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BLITAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

MEMUTUSKAN : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Dengan peningkatan

BAB II PROFIL INSTANSI. mengelola keuangan pemerintah Kota Medan. Dengan peningkatan BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan

Lebih terperinci

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN

PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI, DAN TUGAS, SERTA TATA KERJA PADA BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SALINAN NOMOR 44, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci