PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH"

Transkripsi

1

2 PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH JL. Tugu No. 1 Telp. (0341) , , , , Fax. (0341) , M A L A N G Kode Pos KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH NOMOR : / 26 / /2016 TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2015 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH Menimbang : a. bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Tahun ; b. bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun anggaran 2015, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015; c. bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015

3 Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 8 Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntablitas Instansi Pemerintah; 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 12 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

4 14 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 15 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Lembaga Teknis Daerah; 16 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang Tahun ; 17 Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; 18 Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; 19 Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun 2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja Daerah; 20 Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja Utama; 21 Peraturan Walikota Malang Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah; 22 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor : /43/ /2015 tentang Perubahan Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun ; 23 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor : /59/ /2015 tentang Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun

5 MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTA ( LAKIP ) BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TAHUN KESATU : Menetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 KEDUA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2015, telah menggambarkan antara lain : 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 disusun pada periode tahun 2015 menggambarkan pertanggungjawaban atas alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka capaian kinerja dan anggaran atas pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun sesuai Reviu Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015; 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2015 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang telah menggambarkan pencapaian sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan

6 dan Aset Daerah dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Malang Pada tanggal : Februari 2016 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG, Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi Pembina Utama Muda NIP Tembusan : Yth. 1 Sdr. Inspektur Kota Malang 2 Sdr. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang; 3 Sdr. Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Malang.

7 PEMERINTAH KOTA MALANG BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH JL. Tugu No. 1 Telp. (0341) , , , , Fax. (0341) , M A L A N G Kode Pos KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH NOMOR : / 20 / /2017 TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2016 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH Menimbang : a. bahwa dalam rangka perwujudan kewajiban Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Tahun ; b. bahwa dalam rangka pertanggungjawaban atas alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun anggaran 2016, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah wajib menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016; c. bahwa berdasarkan konsideran huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016

8 Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 6 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 8 Peraturan pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 9 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 10 Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntablitas Instansi Pemerintah; 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 12 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; 13 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9 14 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 15 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Lembaga Teknis Daerah; 16 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Malang Tahun ; 17 Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; 18 Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah; 19 Peraturan Walikota Malang Nomor 14 tahun 2015 tentang Perubahan Indikator Kinerja Daerah; 20 Peraturan Walikota Malang Nomor 15 Tahun 2015 tentang Penepatan Indikator Kinerja Utama; 21 Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah; 22 Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama; 23 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor : /43/ /2015 tentang Perubahan Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun ;

10 24 Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor : /59/ /2015 tentang Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TENTANG LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG TAHUN KESATU : Menetapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 KEDUA : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016, telah menggambarkan antara lain : 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 disusun pada periode tahun 2016 menggambarkan pertanggungjawaban atas alokasi anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka capaian kinerja dan anggaran atas pelaksanaan program dan kegiatan yang disusun sesuai Reviu Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Reviu Renstra ) dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016;

11 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang telah menggambarkan pencapaian sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun KETIGA : Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Malang Pada tanggal : Februari 2017 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG, Ir. SAPTO P SANTOSO, Msi Pembina Utama Muda NIP Tembusan : Yth. 1 Sdr. Inspektur Kota Malang 2 Sdr. Kepala Badan Perencanaan dan Litbang Kota Malang; 3 Sdr. Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Malang.

12 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016 dapat tersusun. LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) serta berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga merupakan alat kendali atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di lingkungan Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah. Di dalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Kinerja Sasaran sebagaimana telah ditetapkan pada reviu Rencana Strategis ( Reviu Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD) Kota Malang Tahun Dalam mencapai visi, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menetapkan 1 (satu) misi, yaitu Meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel i

13 KATA PENGANTAR Misi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam Reviu Rencana Strategi (Reviu Renstra) Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun yang digunakan sebagai landasan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Perjanjian Kinerja (PK). Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 berfungsi sebagai pedoman kerja operasional yang harus dipertanggungjawabkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Akhirnya semoga Laporan Akuntabillitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 ini, dapat menjadi sarana evaluasi atas pencapaian kinerja yang nantinya akan diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja pada masa yang akan datang. Malang, Februari 2017 KEPALA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG, Ir. SAPTO P. SANTOSO M.Si Pembina Utama Muda NIP ii

14 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii viii ix xi xii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tugas dan Fungsi Sumber Daya Manusia Isu Strategis 1.4 Sistematika Laporan BAB II. PERENCANAAN KINERJA Perencanaan Kinerja Rencana Strategis BPKAD Tahun Perjanjian Kinerja Tahunan Perjanjian Kinerja 41 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Kerangka Pengukuran Kinerja Capaian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Capaian Indikator Kinerja Sasaran dan Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Sasaran 5 (lima) Tahun Dalam Rencana Strategis 3.4 Evaluasi dan Analisis Kinerja 3.5 Realisasi Anggaran 3.6 Analisis Capaian Program/Kegiatan 3.7 Evaluasi Capaian Program/Kegiatan BAB IV. PENUTUP 139 viii

15 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program Badan Pengelola 37 Keuangan dan Aset Daerah Tahun Tabel 2.2 Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Tahun Tabel 2.3 Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, Indikator Kinerja Utama dan Target 39 Tahun 2016 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tabel 3.1 Indikator Kinerja Utama (IKU), Pencapaian Kinerja Tahun Tabel 3.2 Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang yang Bersertifikat sampai 76 dengan Tahun 2016 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Indikator Kinerja Sasaran, Pencapaian Kinerja Tahun 2016 Rekapitulasi Lahan Aset Tanah yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang s/d Tahun Tabel 3.5 Indikator Kinerja Sasaran Pencapaian Kinerja Tahunan Tabel 3.6 Kasus Tanah Aset dan Bangunan Milik Daerah Tahun Tabel 3.7 Perbandingan Capaian Kinerja Utama Tahun Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran 96 Tahun 2016 dengan Tahun 2013,Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tabel 3.9 Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran 99 Tahun 2016 dengan Tahun 2015 sesuai dengan Reviu Renstra Tahun dan penyempurnaan IKU Tabel 3.10 Perbandingan Capaian Kinerja Sampai Dengan Akhir Periode RPJMD 101 (sesuai Reviu Rencana Strategis, BPKAD Tahun ) Tabel 3.11 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang tertib dan akuntabel Tahun Tabel 3.12 Program dan Kegiatan, Pencapaian Sasaran Meningkatnya 103 Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang tertib dan akuntabel Tahun 2016 Tabel 3.13 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset 119 Daerah Kota Malang Tahun , dengan Tahun 2014 Tabel 3.14 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset 120 Daerah Kota Malang Tahun 2016 dengan Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015 Tabel 3.15 Penyerapan terhadap Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang per Program Tahun Anggaran ix

16 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan 123 Aset Daerah Tahun 2016 dengan Tahun 2013, Tahun 2014, dan Tahun 2015 Tabel 3.17 Realisasi target Anggaran Per Program Per Kegiatan 124 Tabel 3.18 Capaian Program dan Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset 130 Daerah Tahun 2016 Sasaran meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel Tabel 3.19 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis Tahun Tabel 3.20 Pencapaian Kinerja dan Anggaran Tahun Tabel 3.21 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 135 x

17 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset 13 Daerah Pemerintah Kota Malang Gambar 1.2. Jumlah Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pengelola Keuangan dan 14 Aset Daerah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Gambar 1.3 Gambar 1.4 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu Gambar 2.1. Komponen SAKIP 28 Gambar 2.1. Dokumen Dalam SAKIP 29 Gambar 3.1. Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun dengan Tahun 2014 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 dengan Tahun 2013, 2014 dan 2015 Target dan Realisasi Penyerapan Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013, Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016 Persentase Realisasi Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2013, Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun xi

18 DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Dokumentasi Kegiatan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2015 Laporan Kinerja Rencana Kerja Tahunan (RKT) Matrik Renstra Indikator Kinerja Utama (IKU) Laporan Evaluasi Capaian Sasaran Triwulanan Lampiran 7 Laporan Evaluasi Penyerapan Anggaran Bulanan, Triwulan, Semester, Akhir Tahun Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Nilai Standar Kepuasan Masyarakat Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun Anggaran 2014 Publikasi Transparansi dan akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Dokumentasi Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun Anggaran 2014 xii

19 B A B I P E N D A H U L U A N BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 yang memuat dasar hukum penyusunan dan dasar filosofi penyusunan LAKIP Tahun Selain itu pada bagian ini juga diuraikan tentang tugas fungsi dan sumber daya manusia serta sistematika laporan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, maka perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuannya dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) dalam rangka membangun Pemerintah yang Akuntabel dan Terukur, yaitu Pemerintah yang mampu mempertanggungjawabkan hasil/manfaat kepada masyarakat atas penggunaan anggaran. Terjadi perubahan paradigma orientasi akuntabilitas kinerja bergeser dari berapa besar anggaran yang telah dan akan dihabiskan menjadi berapa besar kinerja yang dihasilkan dan kinerja tambahan yang diperlukan, agar tujuan yang telah ditetapkan pada akhir periode perencanaan dapat dicapai. 1

20 B A B I P E N D A H U L U A N Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik setiap akhir anggaran. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dan tujuan instansi yang bersangkutan. Kewajiban Instansi Pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja secara internal sebagaimana diamanatkan dalan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( AKIP ). Berdasarkan amanat tersebut, seluruh Instansi Pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah dari entitas tertinggi hingga unit kerja setingkat eselon II setiap tahun menyampaikan Laporan Kinerjanya kepada unit kerja yang berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran, melalui pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan ( disclosure ) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai instansi pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kepada Walikota Malang. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) tahun 2016 merupakan perwujudan kewajiban BPKAD untuk mempertanggungjawabkan 2

21 B A B I P E N D A H U L U A N keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan Walikota dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis ( Renstra ) dan disusun pada periode tahun Menggambarkan pencapaian sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan menyajikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai berdasarkan Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran sebagaimana dalam Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) BPKAD Tahun serta tertuang dalam Perjanjian Kinerja /PK Tahun 2016 dan perubahannya. Disamping itu penyusunan LAKIP ini juga bertujuan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah untuk meningkatkan kinerjanya di masa mendatang TUGAS, FUNGSI DAN SUMBERDAYA MANUSIA Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 24 Tahun 2014, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah,memiliki tugas pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dan sebagai pelaksana sebagian 3

22 B A B I P E N D A H U L U A N kegiatan teknis operasional Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dibentuk Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Perkantoran Terpadu sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Berikut ini tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang : TUGAS POKOK : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melaksanakan tugas pokok penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan keuangan dan Aset Daerah. FUNGSI : Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mempunyai fungsi : a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah a. Penyusunan rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD; b. Pelaksanaan fungsi Bendahara Umum Daerah, meliputi : 1. penyusunan kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD; 2. pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah ( DPPA- SKPD); 3. pengendalian pelaksanaan APBD; 4

23 B A B I P E N D A H U L U A N 4. pemberian petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas daerah; 5. pemantauan pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank pemerintah yang telah ditunjuk; 6. pengusahaan dan pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD; 7. penyimpanan uang daerah; 8. penetapan SPD; 9. pelaksanaan penempatan uang daerah dan pengelolaan/penatausahaan invenstasi; 10. pelaksanaan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas beban rekening kas umum daerah; 11. penyiapan pelaksanaan pinjaman daerah; 12. pelaksanaan pengelolaan utang dan piutang daerah; 13. pelaksanaan pengkoordinasian piutang daerah; 14. pelaksanaan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah; 15. penyajian informasi keuangan daerah; 16. pelaksanaan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah; 17. penunjukan pejabat selaku kuasa BUD. c. Penyusunan dan penetapan Naskah Perjanjian Hibah Daerah ( NPHD ); d. pengkoordinasian penerimaan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ); e. pengelolaan Dana Bagi Hasil Pajak; 5

24 B A B I P E N D A H U L U A N f. penyusunan laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan akuntansi pemerintahan; g. pelaksanaan fungsi Unit Pengelola Barang selaku Pembantu Pengelola, meliputi : 1. mengusulkan data pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah; 2. pelaksanaan analisis bahan rencana kebutuhan barang milik daerah; 3. pelaksanaan analisis rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah; 4. pelaksanaan analisis pemanfaatan, penghapusan dan pemindahtanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Walikota; 5. penyusunan bahan koordinasi pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah; 6. penyusunan bahan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah; 7. pengkoordinasian penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah yang ada pada masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah. h. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah i. pelaksanaan kegiatan bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah; j. pengelolaan pemanfaatan Gedung Perkantoran Terpadu Pemerintah Kota Malang; 6

25 B A B I P E N D A H U L U A N k. pelaksanaan pengelolaan, pemanfaatandan penatausahaan aset daerah; l. pelaksanaan penghapusan dan pemindahtanganan aset daerah; k. pelaksanaan penyelesaian sengketa pemanfaatan tanah dan/atau bangunan; l. pemberian dan pencabutan perizinan pemanfaatan tanah dan/atau bangunan yang menjadi kewenangannya; m. pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang pemanfaatan tanah dan/atau bangunan negara yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; n. pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; o. pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; p. pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; q. pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah; r. pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah; s. pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan, kepustakaan dan kearsipan; t. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM); u. penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP) dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP); 7

26 B A B I P E N D A H U L U A N v. pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas layanan; w. pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah; x. penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya terkait layanan publik secara berkala melalui web site Pemerintah Daerah; y. pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional; z. penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional; aa. bb. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokoknya. Adapun struktur organisasi perangkat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terdiri atas : a. Kepala Badan, mempunyai tugas menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, mengkoordinasikan dan melakukan pengendalian internal terhadap unit kerja di bawahnya serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai tugas dan fungsinya. b. Sekretariat, melaksanakan tugas pokok pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, urusan rumah tangga, perlengkapan, kehumasan dan kepustakaan serta kearsipan. Sekretariat terdiri dari: 1. Sub bagian Penyusunan Program; 2. Sub bagian Keuangan; 3. Sub bagian Umum. 8

27 B A B I P E N D A H U L U A N c. Bidang Anggaran, melaksanakan tugas pokok pelaksanaan perencanaan, penyusunan dan pengadministrasian Anggaran Daerah. Bidang Anggaran terdiri dari : 1. Subbidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran; 2. Subbidang Administrasi Anggaran. d. Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi,melaksanakan tugas pokok penyelenggaraan perbendaharaan dan pengelolaan kas serta akuntansi, yang terdiri dari : 1. Subbidang Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas; 2. Subbidang Akuntansi dan Pelaporan. e. Bidang Penatausahaan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokok pendataan dan evaluasi aset daerah serta penyimpanan benda berharga dan aset daerah, terdiri dari : 1. Subbidang Pendataan dan Evaluasi Aset Daerah; 2. Subbidang Penyimpanan Benda Berharga dan Aset Daerah. f. Bidang Pemanfaatan Aset Daerah, melaksanakan tugas pokok pemanfaatan dan pengendalian Aset Daerah terdiri dari: 1. Subbidang Penggunausahaan Aset Daerah; 2. Subbidang Pengendalian Aset Daerah. g. UPT Perkantoran Terpadu, merupakan unsur pelaksana sebagian kegiatan teknis operasional BPKAD. UPT Perkantoran Terpadu dipimpin oleh Kepala UPT yang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan 9

28 B A B I P E N D A H U L U A N TUGAS POKOK UPT Perkantoran Terpadu melaksanakan tugas pokok pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan di area perkantoran terpadu FUNGSI Untuk melaksanakan tugas pokoknya, UPT Perkantoran Terpadu mempunyai fungsi sebagai berikut : a. penyusunan program kerja UPT Perkantoran Terpadu; b. pemeliharaan eksterior bangunan gedung di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai ruangan kantor perangkat daerah; c. pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana yang pemanfaatannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum; d. pemeliharaan kebersihan lingkungan dan sanitasi di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan sebagai fasilitas umum; e. pelaksanaan pengamanan di area perkantoran terpadu; f. pelaksanaan penataan dan pengaturan penggunaan sarana dan prasarana di area perkantoran terpadu yang pemanfaataannya diperuntukkan bagi beberapa atau seluruh perangkat daerah, atau sebagai fasilitas umum; g. pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih di area perkantoran terpadu; h. pemeliharaan taman di area perkantoran terpadu; i. pelaksanaan upaya peningkatan kenyamanan pengguna layananan di area perkantoran terpadu; 10

29 B A B I P E N D A H U L U A N j. pelaksanaan pemeliharaan ruangan di area perkantoran terpadu yang belum ditetapkan penggunanya; k. pelaksanaan koordinasi teknis dengan aparatur yang bertugas di area perkantoran terpadu; l. pelaksanaan administrasi umum meliputi penyusunan program, tata usaha, keuangan, kepegawian, perlengkapan, kehumasan, dan rumah tangga UPT Perkantoran Terpadu; m. pelaksanaan fungsi Kuasa Pengguna Barang Milik Daerah; n. pengelolaan pengaduan masyarakat; o. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksanaan Anggaran ( DPPA ); p. penyiapan bahan dalam rangka pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan; q. pelaksanaan Standar Pelayanan Publik ( SPP ) dan Standar Operasional Prosedur ( SOP ); r. pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern ( SPI ); s. pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ); t. pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi; u. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokoknya. Adapun susunan organisasi UPT Perkantoran Terpadu, terdiri dari : a. Kepala UPT; b. Subbagian Tata Usaha; c. Kelompok Jabatan Fungsional Tertentu dan/atau Fungsional Umum Sebagai pelaksana tugas dibentuk Rumpun- Rumpun Tugas antara lain : 11

30 B A B I P E N D A H U L U A N 1. Rumpun Tugas Pemeliharaan, melaksanakan tugas pokok pemeliharaan bangunan, kebersihan lingkungan dan sanitasi, taman, serta sarana dan prasarana lainnya yang diperuntukkan sebagai fasilitas umum; 2. Rumpun Tugas Teknis Jaringan, melaksanakan tugas pemasangan pemeliharaan, perbaikan dan pengaturan mekanikal elektrik, jaringan kelistrikan, telekomunikasi dan ketersediaan air bersih; 3. Rumpun Tugas Pengamanan, melaksanakan tugas pemeliharaan keamanan di area perkantoran terpadu. untuk lebih jelasnya Bagan Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang digambarkan sebagai berikut : 12

31 B A B I P E N D A H U L U A N Gambar 1.1. BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG KEPALA BADAN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN UMUM BIDANG ANGGARAN BIDANG PERBENDAHARAAN DAN AKUNTANSI BIDANG PENATAUSAHAAN ASET DAERAH BIDANG PEMANFAATAN ASET DAERAH SUB BIDANG PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN SUB BIDANG PERBENDAHARAAN DAN PENGELOLAAN KAS SUB BIDANG PENDATAAN DAN EVALUASI ASET DAERAH SUB BIDANG PENGGUNA USAHAAN ASET DAERAH SUB BIDANG ADMINISTRASIANGGARAN SUB BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN SUB BIDANG PENYIMPANAN BENDA BERHARGA DAN ASET DAERAH SUB BIDANG PENGENDALIAN ASET DAERAH UPT 13

32 B A B I P E N D A H U L U A N 1. Sumber Daya Manusia Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya, BPKAD Kota Malang didukung oleh 64 ( enam puluh empat ) orang pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai dapat diklasifikasikan kedalam 4 golongan, meliputi : SLTA/ SLTP, D-3, S-1 dan S-2. Gambar 1.2. JumlahPegawai Negeri Sipil pada BPKAD Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 S2 S1 D3 SLTA/SLTP Berdasarkan gambar 1.2. di atas, terlihat bahwa jumlah paling besar adalah golongan berpendidikan SLTA/SLTP yaitu sebanyak 25 orang, yang kemudian diikuti golongan berpendidikan D3 sebanyak 5 orang, S-1 dengan jumlah pegawai sebanyak 23 orang, dan golongan pendidikan selanjutnya adalah S-2 dengan jumlah pegawai sebanyak 11 orang. Realita tersebut menunjukkan bahwa sebenarnya BPKAD telah memiliki sumberdaya manusia dengan kapasitas yang cukup baik. Hal ini didapat dari proporsi jumlah pegawai yang berpendidikan S-2 dan S-1 mencapai 34 orang atau 53,127% dari total 14

33 B A B I P E N D A H U L U A N pegawai yang dimiliki BPKAD pada tahun Gambaran tentang kekuatan sumberdaya manusia Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang, dapat ditunjukkan dalam gambar 1.3 sebagai berikut : Gambar 1.3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Klasifikasi Sarjana dan Non Sarjana Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun S2/S1 D3 SLTA/SLTP Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2014 Tahun 2013 Berdasarkan gambar 1.3 di atas, menunjukkan bahwa dari awal terbentuknya, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah didukung oleh sumber daya manusia yang cukup memadai. Namun demikian khusus untuk UPT Perkantoran Terpadu, hanya didukung oleh Pegawai Negeri Sipil sebanyak 3 orang, sehingga pelaksana tugas/ rumpun tugas dilakukan oleh tenaga Non PNS, tergambar pada gambar 1.4 berikut ini : 15

34 B A B I P E N D A H U L U A N Gambar 1.4. Proporsi Pelaksana Teknis Operasional UPT Perkantoran Terpadu PNS NON PNS 1.3. ISU STRATEGIS Isu-isu strategis berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan karena dampaknya signifikan bagi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah di masa mendatang. Kondisi yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar, atau apabila tidak dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kualitas layanan dalam jangka panjang. Dalam menentukan isu-isu strategis ditempuh melalui : 1. Metode forum Foccussed Group Discussion (FGD) dengan dihadiri oleh para stakeholder; dan atau SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang 2. Situasi, kondisi yang terjadi atau perkembangan terkini 3. Terdapatnya perubahan regulasi, baik terkait pengelolaan keuangan dan aset daerah 16

35 B A B I P E N D A H U L U A N 4. Isu-isu nasional terkait sasaran reformasi birokrasi terhadap 8 (delapan) area perubahan yaitu : 1) Mental aparatur dan manajemen perubahan 2) Pengawasan 3) Akuntabilitas 4) Kelembagaan 5) Tata Laksana 6) SDM ASN 7) Peraturan Perundang-undangan 8) Pelayanan Publik 5. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang ditindaklanjuti dengan penyusunan Peraturan Daerah Kota Malang tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, maka pada penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( APBD ) Tahun 2017 telah mengalami penyesuaian terhadap program-program kegiatan dan capaiannya Isu Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat diidentifikasi sebagai berikut : Lingkup Pengelolaan Keuangan Daerah Mekanisme/ sistem pengelolaan keuangan daerah masih belum tertata dan terintegrasi dalam satu sistem yang terpadu dari mulai perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan hingga pelaporan/pertanggungjawaban sebagai upaya pengelolaan keuangan yang transparan, akuntabel, efektif dan efisien. Saat ini baru proses penganggaran sampai dengan 17

36 B A B I P E N D A H U L U A N pelaporan yang sudah menggunakan aplikasi berbasis web yaitu dengan apbd web dan e-finance, dan telah ter-koneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang; Namun tahun 2017 ini penyusunan perencanaan dan penganggaran APBD sudah terintegrasi dalam satu sistem aplikasi, hingga pertanggungjawaban dan pelaporannya serta terkoneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan serta aturan teknis yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013, maka Pemerintah Daerah harus menyusun Laporan Keuangan Daerah yang telah berbasis Akrual sejak tahun Namun demikian dalam penerapan SAP berbasis akrual dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK - RI ) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2015, terdapat beberapa cacatan yaitu: Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain : a. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di Dinas Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan Walikota Malang tentang Perubahan Sistem dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Malang, sedangkan mekanisme pengesahan pendapatan dan belanja pada 18

37 B A B I P E N D A H U L U A N satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan akan diatur tersendiri b. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai aset yang diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan awal dengan aset induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan akuntansi tersebut dibuat pada saat kondisi pencatatan aset Pemerintah Kota Malang yang masih terpisah antara SKPD yang mencatat aset definitif dengan SKPD pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi atas aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan penyerahan sebagian besar aset-aset definitif tersebut kepada SKPD pengguna yang memanfaatkan aset-aset tersebut, sehingga antara aset definitif dan aset hasil renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama. Ketentuan dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang profesional dan akuntabel serta transparan, Walikota membentuk Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah Kota Malang yang akan melakukan monitoring atau pemantauan pelaksanaan program terkait peningkatan akses keuangan daerah. Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Pemerintah Kota Malang terdiri dari : Unsur SKPD pada Pemerintah Daerah 19

38 B A B I P E N D A H U L U A N Kota Malang, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) Malang, Asosiasi Lembaga Jasa Keuangan Malang serta unsur akademis Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi terhadap realisasi anggaran belanja daerah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran ( TEPRA ) Kota Malang yang dibentuk oleh Walikota Malang Memenuhi amanat Permendagri Nomor 15 tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG), maka pada tahun 2016 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki kegiatan yang dilengkapi dengan dokumen Gender Analysis Pathway ( GAP) dan Gender Budget Statement ( GBS ) Seringnya terjadi perubahan regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah, sehingga kurangnya koordinasi dan komunikasi antara SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dengan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dapat memunculkan masalah tersendiri. Sebagai contoh kebijakan terbitnya PMK Menteri Keuangan RI Nomor 208/PMK.07/2016 tentang Kebijakan Penyaluran Dana DAK Fisik yang pada tahun 2016 mengalami perubahan dibanding 2 tahun terakhir, yaitu tahun 2014 dan 2015, sebagai berikut : 20

39 B A B I P E N D A H U L U A N Tabel 1.5 Kebijakan Penyaluran Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik Tahun 2016 TAHUN ANGGARAN KEBIJAKAN PENYALURAN SYARAT Tahap/termyn ( 30%- 45%-25%) 2015 Triwulanan (30%-25%- 25%-20%) 2016 Triwulanan ( 30%-25%- 25%-20%) Minimal realisasi penyerapan (90%) Tidak ada persyaratan minima; realisasi penyerapan Berdasarkan kinerja pelaksanaan DAK ( penyampaian laporan realisasi penyerapan dan capaian output kegiatan ) Terdapat ketentuan khusus : Dalam hal Daerah menyampaikan persyaratan penyaluram setelah batas waktu ditetapkan, penyaluran DAK Fisik untuk setiap triwulan dapat dilakukan setelah persyaratan penyaluran disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan berakhir; Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum disampaikan dengan batas akhir penyaluran, maka DAK Fisik tidak disalurkan; Dalam hal DAK fisik tidak disalurkan seluruhnya, maka pendanaan dan penyelesaian kegiatan dan/atay kewajiban 21

40 B A B I P E N D A H U L U A N kepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah. Seiring dengan perubahan itu, hal-hal yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah antara lain : Melaksanakan sosialisasi dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Keuangan bagi SKPD penerima Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016; Rapat-rapat koordinasi dalam rangka evaluasi realisasi penyerapan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016 Melaksanakan konsultansi ke kantor Kementerian Keuangan RI di Jakarta Lingkup Pengelolaan Aset Daerah Penatausahaan, pengelolaan aset dan barang milik daerah belum berjalan optimal dalam upaya menghasilkan sistem informasi pengelolaan barang daerah yang transparan,akuntabel, efektif dan efisien; Sarana dan prasarana penunjang kegiatan di lingkup pengelolaan aset daerah masih relatif terbatas, sementara intensitas kerja dan mobilitas personil sangat tinggi; Belum terpenuhinya aspek legal yang jelas atas status, luas dan harga tanah dan/atau bangunan guna penilaian aset pada aktiva tetap Neraca Daerah. Nilai aset yang dicantumkan dalam neraca masih merupakan nilai historis/nilai buku, sehingga masih diperlukan penilaian aset kembali untuk mendapatkan nilai pasar atas aset yang dimiliki Pemerintah Daerah. 22

41 B A B I P E N D A H U L U A N Persentase tanah aset daerah yang telah bersertifikat, masih sangat kecil; yang pada akhir tahun 2015 mencapai 10,49% ( 867 bidang dari jumlah bidang seluruh aset daerah sebanyak ). Walaupun kondisi tersebut selalu menjadi perhatian khusus legislatif dengan dukungan penganggaran yang lebih maksimal, namun tetap sulit untuk diwujudkan karena lebih disebabkan masih banyaknya tanah dan bangunan yang merupakan aset Pemerintah Kota Malang tetapi tidak didukung data yang otentik, sehingga diperlukan penelusuran dan identifikasi aset, sebelum melakukan pendaftaran ke BPN untuk proses sertifikasi/ status hukum asetnya. Sehingga dalam rangka pengamanan aset, bagi tanah dan atau bangunan yang belum ada pemanfaatannya dilakukan pemberian/pemasangan papan nama aset milik Pemerintah Kota Malang, dan pada tahun anggaran 2017 lebih akan ditingkatkan dengan membuat blockcor pada sudut-sudut bidang tanah lahan aset SISTEMATIKA LAPORAN Penyusunan LAKIP Badan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Tahun 2016 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam dokumen LAKIP Tahun 2016 ini diuraikan tentang Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun

42 B A B I P E N D A H U L U A N 2018 sebagaimana telah direviu dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun , Perjanjian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 dan perubahannya, dan analisis terhadap kinerja serta rekomendasi yang ditujukan baik untuk perbaikan kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah maupun Pemerintah Kota Malang di masa mendatang. Secara lebih rinci, muatan dokumen LAKIP ini tergambar dalam sistematik laporan yang tersusun sebagai berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF, menyajikan ringkasan isi dari LAKIP Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan secara singkat latar belakang penulisan laporan yang memuat dasar kebijakan penyusunan LAKIP dan juga gambaran umum struktur organisasi, isu-isu strategis/permasalahan utama yang sedang dihadapi di lingkup organisasi serta sistematika penulisan BAB II PERENCANAAN KINERJA Bab ini menguraikan muatan Rencana Strategis (Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun dan Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun serta ringkasan/ ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun

43 B A B I P E N D A H U L U A N BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Bab ini menguraikan pencapaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : 1 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;. 2 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir; 3 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD; 4 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 5 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; 6 Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja. B. REALISASI ANGGARAN Pada bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja 25

44 B A B I P E N D A H U L U A N BAB IV PENUTUP Menguraikan kesimpulan atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang dilakukan untuk meningkatkan kinerjanya. LAMPIRAN-LAMPIRAN 26

45 B A B I P E N D A H U L U A N BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam rangka pelaporan keuangan dan kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, maka terbitlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ). SAKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah, dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan untuk penyusunan Laporan Kinerja yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penyelenggaraan SAKIP dilaksanakan secara selaras dan sesuai dengan penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan tata cara pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan. 27

46 B A B I P E N D A H U L U A N Gambar 2.1. Komponen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Berikut adalah dokumen-dokumen dalam penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) sebagaimana dalam gambar

47 Performance Feedback B A B I P E N D A H U L U A N Gambar 2.2. Dokumen dalam SAKIP RPJM Rencana Strategis Rencana Kerja Tahunan Rencana Kerja dan Anggaran Perjanjian Kinerja LAKIP 29

48 B A B I P E N D A H U L U A N 2.1. PERENCANAAN KINERJA Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, rencana strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan strategis organisasi. Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah dokumen perencanaan tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun dengan berorientasi terhadap hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis. Untuk itu disusun arah kebijakan dan strategi berisi uraian mengenai rumusan fokus prioritas dan sasaran yang akan dicapai berdasarkan RPJMD sebagai pedoman dalam penyusunan dokumen perencanaan dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah agar efektif, efisien dan akuntabel. Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam menyusun Rencana Strategis mengacu pada RPJMD Kota Malang Tahun Sebagai hasil pra evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) Tahun 2015 oleh Tim Kementerian Penadayagunaaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, maka dilakukan penyempurnaan atas komponen perencanaan daerah yang tertuang dalam RPJMD Tahun diantaranya : 1 Jumlah 9 Misi dirasa terlalu banyak, karena idealnya berjumlah 4-5 Misi; 2 Dalam Matrik RPJMD saat ini tidak memiliki tujuan dan indikator tujuan; 30

49 B A B I P E N D A H U L U A N 3 Indikator sasaran yang tercantum dalam RPJMD saat ini yang berjumlah 169 indiktor dianggap terlalu banyak dan lebih bersifat output, padahal yang benar adalah bersifat outcome. MISI KOTA MALANG hasil REVIU RPJMD Tahun adalah sebagai berikut: 1 MISI 1 4 Meningkatkan. kualitas, aksebilitas dan pemerataan pelayanan pendidikan dan kesehatan 2 5 MISI 2 Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah 6 3 MISI 3 Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap masyarakat 7 rentan, pengarusutamaan gender serta kerukunan sosial 4 MISI 4 8 Meningkatkan pembangunan infrastruktur dan daya dukung Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang serta berwawasan 9 lingkungan 5 MISI 5 10 Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat 11 Berdasarkan misi tersebut diatas, maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang semula mengacu kepada misi ke-2 (dua) dan misi ke 3 (tiga) dari RPJMD Kota Malang tahun , menjadi mengacu kepada misi 5 ( lima ) RPJMD hasil reviu, yaitu Meningkatkan reformasi birokrasi dan 31

50 B A B I P E N D A H U L U A N kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat. Maka tujuan dalam misi tersebut yang ditetapkan adalah sebagai berikut : Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Tujuan 1 Sasaran Tujuan 2 : Melaksanakan reformasi birokrasi secara berkelanjutan : Terlaksananya reformasi birokrasi : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Sasaran : Meningkatnya kualitas pelayanan publik menuju pelayanan yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Merujuk pada tujuan ke-2 misi 5 yaitu meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat disusunlah strategi dan arah kebijakan pembangunan untuk mencapai tujuan. Tujuan, strategi dan arah kebijakan pada RPJMD Kota Malang untuk misi 5 secara lengkap tersaji sebagai berikut : Misi 5 : Meningkatkan reformasi birokrasi dan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Tujuan : Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi pada kepuasan masyarakat Strategi : Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Daerah 32

51 B A B I P E N D A H U L U A N Arah Kebijakan : Peningkatan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan pendapatan dan belanja daerah A. REVIU RENCANA STRATEGIS BPKAD TAHUN Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah serta Peraturan Walikota Malang Nomor 65 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Walikota Nomor 24 Tahun 2014 tentang Uraian Tugas Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dan Peraturan Walikota Malang Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perkantoran Terpadu pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merupakan lembaga teknis pemerintah daerah di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Sebagai tindak lanjut Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota tersebut di atas, BPKAD yang dibentuk pada tanggal 18 Desember 2012 telah menyusun Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Namun dengan dilakukannya reviu RPJMD Kota Malang Tahun sesuai Peraturan Walikota Malang nomor 30 Tahun 2015, maka disusunlah Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Nomor : 33

52 B A B I P E N D A H U L U A N /59/ /2015 tanggal 21 Oktober 2015, yang didalamnya berisi reviu tentang tujuan, sasaran dan kebijakan BPKAD untuk periode 5 (lima) tahun, merujuk kepada Reviu RPJMD Kota Malang Tahun Namun demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015, maka dilakukan pula penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Secara ringkas substansi Reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Badan Pengeloa Keuangan dan Aset Daerah Tahun dapat diilustrasikan sebagai berikut : a. Visi Visi BPKAD untuk 5 (lima) tahun mendatang yang menggambarkan peranan dan fungsi organisasi BPKAD adalah : Terwujudnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel. Visi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang memiliki makna bahwa ; Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagai salah satu badan / lembaga pada Pemerintah Kota Malang diharapkan mampu memegang kepercayaan (amanah) dan tanggung jawab yang diberikan oleh walikota dan masyarakat, hal ini tercermin dalam Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Badan Pelayanan Perijinan Terpadu, Badan Kepegawaian Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Di mana Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang. Oleh sebab 34

53 B A B I P E N D A H U L U A N itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan sebagai Pengandministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah. b. Misi Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merumuskan misinya sebagai berikut : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Misi ini mengandung makna bahwa 1 Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi harus di dukung oleh kualitas sumber daya aparatur yang mampu dan menguasai di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah, serta jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sehingga memberikan pelayanan yang dapat memuaskan penerima layanannya; 2 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang yang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah dalam rangka peningkatan pelayanannya di arahkan untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menganut azas berimbang dan transparan, sehingga tercipta akuntabilitas keuangan daerah dan tersedianya data aset daerah 35

54 B A B I P E N D A H U L U A N 3 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan di bidang pengelolaan aset daerah di arahkan untuk meningkatkan sistem manajemen aset/barang daerah dan tertatanya tertib administrasi aset/barang daerah merupakan hal yang krusial dalam penyelenggaraan otonomi daerah. c. Penetapan Tujuan Dan Sasaran Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menetapkan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai tahun Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari perumusan visi dan misi. 2 (dua) tujuan strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tersebut adalah sebagai berikut : Tujuan 1 : Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Sasaran 1 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Tujuan 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Sasaran 2 : Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah 36

55 B A B I P E N D A H U L U A N Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek. Dalam tabel 2.1 berikut ini disajikan hubungan antara misi, tujuan, sasaran dan cara mencapainya ( kebijakan dan program ) yang akan dilaksanakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah selama tahun Tabel 2.1. Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program BPKAD Tahun Sesuai Reviu Renstra Tahun Misi : Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Terwujudnya Pengelolaan Keuangan Daerah Yang Profesional dan Akuntabel Tujuan 1 : Sasaran 1 : Meningkatnya Pelayanan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat Kebijakan : 1. Meningkatkan pelayanan admnistrasi perkantoran 2. Mengembangkan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah 4.Merumuskan pedoman penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah 5. Mengembangkan manajemen aset daerah : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program 4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 6. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah Tujuan 2 : Sasaran 2 : Terwujudnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Meningkatnya Tertib Penatausahaan Pengelolaan Aset Daerah Strategi : Mengembangkan penatausahaan pengelolaan aset daerah daerah Kebijakan : 1. Merumuskan penetapan pengelolaan aset/barang milik daerah 2. Merumuskan penatausahaan aset/barang milik daerah Program : 1. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 2. Penyelesaiaan Konflik-konflik Pertanahan 3. Peningkatan Status Hukum Aset 4. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah 5. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 37

56 B A B I P E N D A H U L U A N Namun demikian, sesuai hasil pra evaluasi penyelenggaraan Kinerja Pemerintah ( SAKIP ) Tahun 2016 oleh Biro Organisasi Provinsi Jawa Timur, maka dilakukan reviu penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sebagaimana diterbitkan dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2016 pengganti Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentan Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU ). Berikut tabel 2.2 Misi, tujuan, dan sasaran BPKAD Tahun hasil penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU ), dimana yang semula tujuan BPKAD sebanyak 2 (dua) menjadi 1 (satu) dan sasaran semula 2 (dua) menjadi 1 (satu) sasaran. Tabel 2.2 Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program BPKAD Tahun Sesuai Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah Misi : Meningkatkan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Secara Tertib dan Normatif Tujuan : Sasaran : Tercapainya optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset derah Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel Strategi : Meningkatkan kuantitas dan kualitas bidang pengelolaan administrasi keuangan dan aset daerah berorientasi pada kepuasan masyarakat Kebijakan : 1. Meningkatkan pelayanan admnistrasi perkantoran 2. Mengembangkan sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 3. Merumuskan sistem dan prosedur akuntansi pengelolaan keuangan daerah 4.Merumuskan pedoman penyusunan laporan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah 5. Mengembangkan manajemen aset daerah : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program 4. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 5. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah 6. Peningkatan Manajemen Aset/Barang Milik Daerah Strategi : Mengembangkan penatausahaan pengelolaan aset daerah daerah Kebijakan : 1. Merumuskan penetapan pengelolaan aset/barang milik daerah 2. Merumuskan penatausahaan aset/barang milik daerah Program : 1. Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah 2. Penyelesaiaan Konflik-konflik Pertanahan 3. Peningkatan Status Hukum Aset 4. Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah 5. Penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 38

57 B A B I P E N D A H U L U A N B. RENCANA KINERJA TAHUNAN Penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun sebelum mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran ( RKA) dan telah memuat sasaran, indikator sasaran, target kinerja sasaran, program, kegiatan, target kinerja kegiatan serta pagu anggaran ( sebagaimana dalam lampiran tabel 2.3 ) Dokumen Rencana Kinerja Tahunan disusun selaras dengan Rencana Strategis dan menjadi acuan dalam menyusun Perjanjian Kinerja. Sasaran dalam Rencana Kinerja Tahunan ini adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur dalam kurun waktu satu tahun yaitu Tahun Sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai alat ukur keberhasilan sasaran dan target yang akan dicapai selama tahun 2016 adalah sebagaimana tabel 2.4. sebagai berikut : Tabel 2.4. Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran, dan Target Kinerja Sasaran Tahun 2016 (sesuai hasil penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah) SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 Tujuan 1 : Tercapainya Optimalisasi Pengelolaan Keuangan dan Aset Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat 75,875 Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat 75,875 39

58 B A B I P E N D A H U L U A N SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET 2016 INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2016 Proses APBD Kota Malang Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Tepat Waktu Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang 80% Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual 60% 75% 40% 40% 10,86% Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Tepat Waktu 75% 10,86% Memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 sebagai berikut : Pada Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 disebutkan Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum ditetapkan, maka penyusunan APBD Tahun 2017 diasarkan pada urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupatan/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah 40

59 B A B I P E N D A H U L U A N Maka Rancangan Rencana Kerja ( Renja ) Tahun Anggaran 2017 SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang sebagai dasar penganggaran SKPD telah disusun mengacu Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. Sehingga perlu dilakukan kembali review Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD mengacu kepada Review RPJMD Tahun C. PERJANJIAN KINERJA Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran dari sasaran dan program dalam Rencana Strategis, yang akan dilaksanakan melalui berbagai kegiatan tahunan. Di dalam Perjanjian Kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Perjanjian Kinerja memuat informasi tentang sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang bersangkutan, indikator kinerja sasaran dan rencana capaiannya, program, kegiatan serta rencana capaiannya. Perjanjian Kinerja sendiri pada dasarnya adalah komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur 41

60 B A B I P E N D A H U L U A N dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Tujuan penyusunan Perjanjian Kinerja adalah antara lain : 1 Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja Aparatur; 2 Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur; 3 Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan/sanksi; 4 Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah; 5 Sebagai dasar dalam penetapan Sasaran Kinerja Pegawai ( SKP ) Perjanjian Kinerja disusun setelah suatu instansi pemerintah telah menerima Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) tahun berkenaan. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2015 sesuai dengan kedudukan, tugas pokok dan fungsi yang ada, mulai eselon II, eselon III, eselon IV sampai dengan unsur pelaksana ( staf ). 42

61 B A B I P E N D A H U L U A N Selanjutnya tabel Perjanjian Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 dan perubahannya disajikan sebagaimana pada lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 ini. 43

62 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam bab ini akan diuraikan akuntabilitas kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 untuk mengukur pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah , dan dituangkan lebih lanjut pada Rencana Kerja Tahunan 2016 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dan perubahannya. Selain itu, dibahas pula akuntabilitas keuangan dari seluruh anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang dalam rangka pencapaian kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang KERANGKA PENGUKURAN KINERJA Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilah dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan visi dan misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Selanjutnya diterbitkan Peraturan Walikota Malang nomor 8 Tahun 43

63 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan Pelaporan Kinerja sebagai pedoman menyusun laporan akuntabilitas kinerja SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang dalam rangka penyelengaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ). Beberapa acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah adalah sebagai berikut : A. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan iktisar hasil ( outcome ) berbagai program dan kegiatan sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh karena Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang merupakan gabungan dari unit kerja Bagian Keuangan, Bagian Perlengkapan dan Dinas Perumahan, maka pengukuran capaian indikator kinerja utama pada Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) Tahun 2013 BPKAD merujuk pada Indikator Kinerja Utama Bagian Keuangan ( lampiran 2 Peraturan Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011) dan Indikator Kinerja Utama Dinas Perumahan (lampiran 4 Peraturan Walikota Malang Nomor 7 Tahun 2011). Pada Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2014 BPKAD masih merujuk Indikator Kinerja Sasaran dan Indikator Kinerja Utama sebagaimana tersebut pada Penetapan Kinerja, Rencana Strategis BPKAD tahun dan RPJMD tahun

64 Kemudian dengan diterbitkanya Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Daerah yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 Tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah, maka Laporan Akuntablitas Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2015 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah merujuk kepada Indikator Kinerja Utama setelah reviu Rencana Strategis ( Renstra ) Tahun Namun demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015, maka dilakukan pula penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) BPKAD Tahun 2016 disusun sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) setelah penyempurnaan. B. Indikator Kinerja Sasaran Indikator sasaran adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Indikator sasaran dilengkapi dengan target dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran. 45

65 3.2. CAPAIAN KINERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Pengukuran kinerja dilakukan untuk pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan cara : 7 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2016;. 8 Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun 2015 dan tahun 2013,2014; 9 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2016 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Rencana Strategis ( Renstra ) SKPD yaitu tahun ; 10 Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; 11 Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Dalam mengukur capaian indikator kinerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah tahun 2016, didasarkan pada ketentuan sebagai berikut : 1. Angka maksimum capaian setiap indikator kinerja ditetapkan sebesar 100%. Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran yang mencapai lebih 46

66 dari 100% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar 100. Angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian kinerja sasaran yang mencapai kurang dari 0% termasuk pada angka capaian kinerja sebesar Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase capaian target indikator kinerja adalah : Capaian Indikator Kinerja = Realisasi x 100% Target 3. Cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran 4. Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran ordinal sebagai berikut : 85 s/d 100 : Sangat Berhasil 70 s/d < 85 : Berhasil 55 s/d < 70 : Cukup Berhasil 0 s/d < 55 : Kurang Berhasil Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Tabel 3.1. dan tabel 3.2 berikut ini menyajikan data pencapaian kinerja terhadap Indikator Kinerja Utama dan Indikator Kinerja Sasaran yang ditabulasikan sebagai berikut : 47

67 SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA Tabel 3.1. Indikator Kinerja Utama (IKU), Pencapaian Kinerja Tahun 2016 TARGET REALISASI Tercapai CAPAIAN Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat 75,875 78,82 100% Tidak Tercapai Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Tepat Waktu Tepat Waktu 100% 75% 94% 100% 10,86% 10,90% 100% Dari masing-masing Indikator Kinerja Utama (IKU) tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1 Nilai pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang mempunyai kewenangan dalam pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Malang. Oleh sebab itu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang harus mampu melayani dan berkerja secara profesional, di sisi lain sebagai Pengelola dan sebagai Pengadministrasian di bidang Keuangan dan Aset Daerah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka perlu melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara berkala yaitu dengan mengadakan survey kepuasan 48

68 masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Pemilihan sampel yang tepat, dianggap dapat mewakili pendapat umum yang berkembang dalam masyarkat. Diharapkan dengan semakin meningkatnya indeks kepuasan masyarakat atas suatu pelayanan berarti semakin baik pula kualitas pelayanan yang diberikan. Bahwa dalam rangka mengukur tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terhadap pelayanan pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan selain dengan wawancara langsung yaitu dengan menyebarkan kuisioner kepada penerima layanan yaitu seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, masyarakat umum yang memanfaatkan layanan pengelolaan keuangan dan aset daerah. Pengukuran tingkat kepuasan tahun 2016 dilakukan terhadap 9 ( sembilan ) unsur pelayanan dan 21 ( dua puluh satu ) unsur yang dikaji, sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik terhadap 100 ( seratus ) responden pada periode 19 sampai dengan 22 Mei 2016, hasil/nilai/indeks sebesar 78,82 atau kategori mutu pelayanan B/ Baik. Pengukuran atas 14 (empat belas) unsur pelayanan sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat melalui kuisioner yang disebar oleh BPKAD pada semester II tahun 2015 diperoleh 49

69 nilai SKM sebesar 78,22, kategorisasi mutu pelayanan BAIK. Sehingga jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,60%. Pada Tahun 2016, Unsur pelayanan yang memperoleh penilaian baik akan diupayakan untuk ditingkatkan lagi menjadi sangat baik atau paling tidak dipertahankan untuk memperoleh penilaian baik. Unsur tanggungjawab petugas dalam memberikan layanan, mendapat nilai rata-rata tertinggi diantara unsur pelayanan yang lain, yakni sebesar 3,268. Hal ini menunjukkan bahwa petugas/aparatur pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah memiliki integritas yang tinggi karena dibekali dengan kemampuan yang memadai. Kemampuan dan kapasitas sumberdaya aparatur di BPKAD dicapai melalui pembekalan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dilakukan secara formal dan informal, baik dengan sharing/diskusi di rapat-rapat internal, pengarahan dari pimpinan dan/atau mengirimkan ke/dan/atau melaksanakan sosialisasi/bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Unsur pelayanan yang mendapat nilai terendah adalah unsur kesesuaian hasil pelayanan dengan ketentuan yang ditetapkan, yakni sebesar 3,086. Hal tersebut pada umumnya disebabkan oleh : 1. Terdapat beberapa SKPD yang kurang memahami Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah ditetapkan, sehingga sering terjadi pemberkasan/kelengkapan pengajuan pencairan dana ( SPP/SPM ) tidak sesuai /tidak lengkap, yang 50

70 berakibat pada penerbitan SP2D nya tidak sesuai dengan ketentuan yaitu maksimal 2 (dua) hari setelah pengajuan berkas lengkap 2. Hal tersebut disebabkan pula adanya perbedaan persepsi dalam memahami aturan yang ditetapkan dalam Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Maka upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penilaian atas layanan tersebut antara lain : 1 Melakukan sosialisasi Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah tersebut kepada SKPD, khususnya kepada PPK-SKPD dan Bendahara Pengeluaran 2 Melakukan sosialisasi tentang tata cara pencairan dan tertib pelaksanaan anggaran yaitu pencairan penyerapan sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) masing-masing SKPD. Memenuhi amanat Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015; Aksi Pelaksanaan E-Government dan Keterbukaan Informasi Publik nomor 32 Peningkatan transparansi pengelolaan anggaran daerah, BPKAD telah mempublikasikan melalui website antara lain : Ringkasan RKA/DPA, Ringkasan RKA-PPKD/DPA-PPKD, Perda tentang APBD/P-APBD, dan telah pula mempublikasikan melalui media/surat kabar antara lain : Neraca, LRA Tahun 2014 dan Ringkasan APBD dan Perubahan APBD Tahun

71 2 Proses APBD Kota Malang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat. Penyusunan APBD didasarkan prinsip sebagai berikut: 1 Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah; 2 Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat; 3 Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; 4 Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan, akses informasi seluas-luasnya tentang APBD; 5 Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat; dan 6 Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya. Kebijakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 (sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 52

72 Tahun Anggaran 2017), maka Pemerintah Kota Malang dan DPRD harus memperhatikan antara lain : Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran 2017 atau paling lambat tanggal 30 November 2016 Pada Pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 disebutkan Dalam hal peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum ditetapkan, maka penyusunan APBD Tahun 2017 diasarkan pada urusan pemerintahan dan organisasi perangkat daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupatan/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Maka Rancangan Rencana Kerja ( Renja ) Tahun Anggaran 2017 SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang sebagai dasar penganggaran SKPD telah disusun mengacu Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah. 53

73 Tahapan dan Jadwal penyusunan APBD Kota Malang Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut : 1) Penyusunan dan penyampaian rancangan KU-APBD dan PPAS-APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD Kota Malang, tanggal 9 November ) Kesepakatan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang atas rancangan KU- APBD dan PPAS-APBD Tahun Anggaran 2017, tanggal 11 November ) Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA-SKPD dan RKA-PPKD, tanggal 6 September ) Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang Rancangan APBD Tahun Anggaran 2017 kepada DPRD Kota Malang, tanggal 16 November ) Persetujuan bersama antara Walikota dan DPRD Kota Malang atas Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017, tanggal 30 November 2016 melalui Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Nomor : 188.4/59/ /2016 tentang Persetujuan Penetapan Kesepakatan Bersama Antara Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang Dengan Pemerintah Kota Malang Terhadap Rancangan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

74 6) Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan rancangan Peraturan Walikota Malang tentang Penjabaran APBD kepada Gubernur untuk dievaluasi, tanggal 5 Desember ) Penyempurnaan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai hasil evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan rancangan Peraturan Daerah tentang APBD, tanggal 10 Desember ) Penetapan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tanggal 28 Desember 2016 tentang APBD Tahun Anggaran 2017 dan Peraturan Walikota Nomor 93 Tahun 2016 tanggal 29 Desember 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran Reward and punishment, Reward; Kebijakan penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 selain memenuhi amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017, dimana Pemerintah Kota Malang dan DPRD harus memperhatikan antara lain : Kepala Daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 paling lambat 1 (satu) bulan sebelum dimulainya Tahun Anggaran 2017 atau paling lambat tanggal 30 November 2016, tidak kalah pentingnya dipergunakan 55

75 sebagai tolokukur keberhasilan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan memberikan apresiasi dan penghargaan/ anugerah Dana Rakca kepada daerah yang berkinerja baik dalam aspek pengelolaan keuangan daerah termasuk aspek penyelenggaraan layanan dasar publik dan perekonomian daerah dengan memenuhi kriteria utama maupun kriteria jinerja daerah yang telah ditentukan. Selain dengan memberikan anugerah Dana Rakca tersebut pemerintah pusat mencanangkan program pemberian Dana Insentif Daerah ( DID) dengan alokasi minimum Rp 7,5 Milyar per daerah. Dana Insentif Daerah dialokasikan kepada daerah tertentu/berprestasi dengan mempertimbangkan kriteria tertentu. Oleh karena itu kriteria dan indikator penertapan daerah penerima DID meliputi 3 (tiga) kriteria yaitu: 1. Kriteria kinerja yang pertama adalah Kriteria Pengelolaan Keuangan yang terdiri dari : a) Opini BPK atas LKPD ( mendapatkan opini WTP atau WDP ) b) Penetapan APBD tepat waktu c) Upaya (effort) peningkatan PAD 2. Kriteria kedua adalah Kriteria Kinerja Pendidikan yang terdiri dari : a) Partisipasi Sekolah/ Angka Partisipasi Kasar ( APK ) b) Upaya (effort) peningkatan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) 56

76 3. Kriteria kinerja ketiga adalah Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat yang terdiri dari : a) Peningkatan Angka Pertumbuhan Ekonomi Lokal b) Penurunan Angka Kemiskinan c) Penurunan Angka Pengangguran Tujuan program Dana Insentif Daerah ( DID ) adalah : a. Mendorong agar daerah berupaya untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ( LKPD ) b. Memotivasi daerah agar berupaya untuk selalu menetapkab APBD tepat waktu c. Mendorong agar daerah menggunakan instrumen politik dan instrumen fiskal untuk secara optima; mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan penduduknya Pada tahun 2017 Pemerintah Pusat memberikan program DID kepada 83 daerah yang salah satunya adalah Kota Malang dengan alokasi DID sebesar Rp ,00 (Tujuh Milyar Lima Ratus Juta Rupiah ). 57

77 Punishment Namun sebaliknya jika penetapan APBD tidak tepat waktu,maka daerah mendapatkan sanksi sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu Pasal 311 ayat (1) dan (2) sebagai berikut : Ayat (1) Kepala Daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama Ayat (2) Kepala Daerah yang tidak mengajukan rancangan Perda tentang APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administrasi berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 (enam) bulan 3 Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap entitas pelaporan, dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daaerah ( SKPD ) wajib menyusun dan menyajikan : a. Laporan Keuangan; dan 58

78 b. Laporan Kinerja Upaya konkrit dalam mewujudkan akuntablitas dan transparansi di lingkungan pemerintah mengharuskan setiap pengelola keuangan daerah untuk menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan dengan cakupan yang lebih luas dan tepat waktu. Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Kepala Satuan Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang bersangkutan dan menyampaikan kepada Walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan Daerah. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendaharawan Umum Daerah menyusun Laporan Keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah menyampaikan kepada Walikota. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun berdasarkan Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan daerah disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua ) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Berdasarkan Laporan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD. Laporan Keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), adalah prinsip-prinsip akuntansi 59

79 yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Laporan Keuangan disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBD, yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah mengamanatkan penyajian laporan keuangan terdiri atas : I. Entitas Akuntasi ( Pengguna Anggaran/Pengguna Barang/SKPD ), terdiri atas : 1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ); 2) Neraca; 3) Laporan Operasional ( LO ); 4) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan 5) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK) II. Entitas Pelaporan ( SK-PKD ) terdiri atas : 1) Laporan Realisasi Anggaran ( LRA ); 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( LPSAL); 3) Neraca; 4) Laporan Operasional ( LO ); 60

80 5) Laporan Arus Kas ( LAK); 6) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan 7) Catatan atas Laporan Keuangan ( CaLK ). Melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi, sejak tahun 2015 Pemerintah Kota Malang secara bertahap menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi SAP Berbasis Akrual. Manfaat penggunaan basis akuntansi akrual bagi Pemerintah Daerah antara lain : 1) Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan Pemerintah Daerah; 2) Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban Pemerintah Daerah; 3) Pengendalian defisit anggaran dan akumulasi biaya pemerintah daerah lebih baik; 4) Bermanfaat dalam hal mengevaluasi kinerja pemerintah daerah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan. Penerapan akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Kota Malang memasuki tahun ke 2 pada tahun 2016 ini, Walaupun salah satu indikator keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual dapat dilihat dalam kewajaran penyajian laporan keuangan sebagaimana Opini Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) yang diberikan BPK-RI atas 61

81 pemeriksanaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015, namun masih dijumpai potensi permasalahan, yang antara lain : 1) Belum seluruhnya PPK-SKPD memahami dengan baik konsep akuntansi berbasis akrual pada Pemerintah Daerah; 2) Permasalahan aset yang memerlukan penanganan secara lebih cermat antara lain : a. Persoalan penyerahan aset kepada SKPD pengguna b. Pengelompokan sub sequent expenditures kepada aset induknya c. Penanganan aset perolehan hibah yang tidak melalui mekanisme APBD 3) Belum sinkronnya kode rekening penyusunan anggaran, kode rekening barang milik daerah, dan kode rekening penyusunan laporan keuangan 4) Perlunya penyesuaian kebijakan akuntansi dengan memasukkan hal-hal yang belum diatur dalam kebijakan akuntansi Maka dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Daerah Berbasis Akrual diawali dengan pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi. Perubahan Kebijakan Akuntansi tersebut telah disajikan pada Laporan Perubahan Ekuitas dan diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) Tahun Anggaran

82 Laporan Keuangan Tahun 2015 telah dilakukan Penyajian Kembali/ Restatement pada awal tahun 2015, ketika akan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual adalah Neraca Tahun 2014, karena Neraca 2014 ketika disusun belum menerapkan standar akuntansi akrual. Penyajian kembali/restatement adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode, ketika Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula Basis Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh. Jadi penyajian kembali/restatement diperlukan untuk pos-pos neraca yang kebijakannya belum mengikuti basis akrual penuh. Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual ), yaitu meliputi : 1) Akun piutang; 2) Beban dibayar di muka; 3) Persediaan; 4) Inventasi jangka panjang; 5) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi penyusutan; 6) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah dikurangi akumulasi amortisasi; 7) Utang bunga; 63

83 8) Pendapatan diterima di muka; 9) Ekuitas. Untuk mempersiapkan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah akrual yang akurat, tepat waktu dan sesuai SAP, maka disusunlah Laporan Keuangan Interim Berbasis Akrual yang dilaksanakan pada antar periode pelaksanaan tahun anggaran. Pada tahun 2015 telah mulai disusun laporan keuangan interim berbasis akrual dimaksud, dan berlanjut pada tahun Laporan Keuangan Interim dapat disusun untuk tujuan tertentu, misalnya untuk mengetahui besarnya realisasi anggaran sampai periode tertentu, mengetahui posisi keuangan atas aset, kewajiban dan ekuitas entitas pelaporan pada suatu waktu cut off penyusunan laporan keuangan. Selain itu laporan keuangan interim Pemerintah Daerah juga sebagai alat evaluasi manajemen terhadap sistem akuntansi yang telah dilaksanakan, apakah telah menyajikan informasi keuangan secara akurat sesuai transaksi yang diinput dalam bentuk buku jurnal. Apabila terdapat perbedaan antara transaksi yang diinput dan informasi keuangan yang dihasilkan, akan dapat segera dilakukan perbaikan dan koreksi sehingga laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun Buku dapat disajikan secara wajar. Langkah dan upaya Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dalam rangka menerapkan sistem dan kebijakan akuntansi 64

84 Pemerintah Daerah yang mengacu pada SAP Berbasis Akrual tahun 2015 antara lain : 1) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan berbasis Akrual dari basis akuntansi kas menuju basis akuntansi akrual; 2) Pendampingan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan SKPD Berbasis Akrual; 3) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang; 4) Asistensi pendampingan penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang Memperhatikan uraian tersebut di atas, capaian indikator kinerja Persentase Penyajian Laporan Keuangan SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual secara kuantitas masih belum dapat diperhitungkan karena hampir keseluruhan SKPD masih harus melaksanakan penyesuaian-penyesuaian pada pos/akun pada neracanya melalui Penyajian Kembali/ Restatement pada awal tahun 2015, ketika akan mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual adalah Neraca Tahun 2014, karena Neraca 2014 ketika disusun belum menerapkan standar akuntansi akrual. Dimana penyajian kembali/restatement adalah perlakuan akuntansi yang dilakukan atas pos-pos dalam neraca yang perlu dilakukan penyajian kembali pada awal periode, ketika Pemerintah Daerah untuk pertamakalinya akan mengimplementasikan kebijakan akuntansi baru dari semula Basis Kas Menuju Akrual menjadi Basis Akrual Penuh. 65

85 Karena untuk penyusunan neraca ketika pertama kalinya disusun dengan basis akrual, neraca akhir tahun periode sebelumnya masih menggunakan basis kas menuju akrual ( Cash Toward Accrual ). Namun demikian secara kualitas persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual dapat dipertanggungjawabkan, melalui pendampingan asistensi penyusunan Laporan Keuangan bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang. Dalam proses pendampingan asistensi penyusunan Laporan Keuangan bagi SKPD ini di dapat prosentase PPK- SKPD yang dapat menyajikan Laporan Keuangan SKPD Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual kurang lebih 96 PPK-SKPD atau sebesar 96 SKPD/102 SKPD x 100%= 94,12%. Sehingga dapat dianggap seluruh Entitas Akuntansi ( Pengguna Anggaran/Pengguna Barang/SKPD ) sebanyak 96 SKPD dari total 102 SKPD, yang wajib menyampaikan Laporan Keuangan telah dapat menyajikan Laporan Keuangan SKPD Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual. Sebagaimana agenda reformasi birokrasi Pemerintah Kota Malang sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 20 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun , difokuskan pada empat fokus perubahan yang salah satunya adalah reformasi birokrasi yang ditujukan untuk mengembangkan atau memperbarui berbagai hal yang sudah baik 66

86 yaitu mempertahankan opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ). Opini Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa Laporan Keuangan Pemerintah Kota Malang Tahun Anggaran 2015, yang terdiri dari : 1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA), 2) Laporan Arus Kas (LAK), 3) Neraca 4) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih ( LPSAL); 5) Laporan Operasional ( LO ); 6) Laporan Perubahan Ekuitas ( LPE ); dan 7) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), BPK melaksanakan pemeriksaan berdasarkan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara ( SPKN), yaitu standar yang mengharuskan BPK merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari saji material. Suatu pemeriksaan meliputi : 1) bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan; 2) penilaian atas penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat Pemerintah Kota Malang; 3) penilaian atas kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan; 67

87 4) penilaian atas keandalan sistem pengendalian intern yang berdampak material terhadap laporan keuangan; serta 5) penilaian terhadap penyajian atas laporan keuangan secara keseluruhan. Opini Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) terhadap Laporan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2015 adalah Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP ) kelima kalinya setelah 4 tahun berturut-turut, yaitu tahun 2011, 2012, 2013 dan tahun Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. Secara umum laporan keuangan telah memenuhi kriteria : 1) Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan ( SAP ); 2) Kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan; 3) Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan; 4) Efektifitas Sistem Pengendalian Intern yaitu meliputi keberadaan aset, kelengkapan bukti dan nilai aset ). 68

88 Namun demikian penerapan SAP berbasis akrual dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK - RI ) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Malang Tahun 2015, terdapat beberapa cacatan yaitu: Belum sepenuhnya Pemerintah Kota Malang menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual sesuai ketentuan antara lain : c. Kebijakan akuntansi terkait pelaporan dana BOSNAS di Dinas Pendidikan belum diatur secara spesifik, yang selanjutnya telah ditindaklanjuti dengan penyusunan peraturan Walikota Malang tentang Perubahan Sistem dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Malang, sedangkan mekanisme pengesahan pendapatan dan belanja pada satuan pendidikan di lingkungan Dinas Pendidikan akan diatur tersendiri d. Kebijakan akuntansi yang belum menggabungkan nilai aset yang diperoleh dari pengeluaran setelah perolehan awal dengan aset induknya. Hal ini dikarenakan kebijakan akuntansi tersebut dibuat pada saat kondisi pencatatan aset Pemerintah Kota Malang yang masih terpisah antara SKPD yang mencatat aset definitif dengan SKPD pengguna yang menggunakan dan melakukan renovasi atas aset tersebut. Pada tahun 2015 telah dilakukan penyerahan sebagian besar aset-aset definitif tersebut kepada SKPD pengguna yang memanfaatkan aset-aset 69

89 tersebut, sehingga antara aset definitif dan aset hasil renovasi sudah dicatat pada SKPD yang sama. Ketentuan dimaksud sudah diatur dengan menyusun Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah Sebagaimana yang disampaikan Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 20 September 2016, antara lain sebagai berikut Tahun 2015 adalah tahun pertama secara masif Pemerintah maupun Pemerintah Daerah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual. Meskipun Pemerintah dan Pemerintah Daerah berhasil meraih capaian opini atas Laporan Keuangan yang cukup baik, namun diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan perbaikan yang terus menerus untuk meningkatkan kualitas pertanggungjawaban pada Laporan Keuangan melalui antara lain : a. Peningkatan komitmen pimpinan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual; b. Menyempurnakan peraturan terkait kebijakan akuntansi dan mengembangkan aplikasi secara menyeluruh dan terintegrasi; c. Peningkatan pemahaman dan kapasitas sumber daya manusia di bidang akuntansi; d. Peningkatan sinergi antar unit terkait; e. Percepatan untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ); dan 70

90 f. Pemberdayaan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah ( APIP) secara optimal mulai dari tahahapan perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban atas APBN/APBD dalam rangka mewujudkan efektivitas pengendalian intern yang memadai. Berikut adalah beberapa kebijakan Pemerintah Kota Malang dalam rangka pengembangan pengelolaan keuangan dan aset daerah diharapkan menjadi point penilaian BPK dalam rangka mencapai/mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian ( WTP) antara lain : 1) Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan ( SAP ) berbasis akrual mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah melalui Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi, yang menindaklanjuti rekomendasi hasil Pemeriksaan L/K oleh Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ), diadakan perubahan dan/atau penambahan Peraturan Walikota Malang Nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi yang meliputi : a. Standar/kriteria yang ditambahkan : 71

91 1) Akuntansi dan pelaporan penerimaan dan pengeluaran daerah yang tidak melalui Rekening Kas Umum Daerah; 2) Akuntansi Badan Layanan Umum Daerah; 3) Renovasi aset tetap; dan 4) Penghapusan aset konstruksi dalam pengerjaan. b. Standar/kriteria yang diubah : 1) Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap untuk aset tetap lainnya; 2) Tabel masa manfaat setelah perolehan awal diubah sesuai ketentuan dalam tabel penambahan masa manfaat aset tetap dalam Peraturan Walikota nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebjakan Penyusutan Aset Tetap dan Aset Tak berwujud 3) Penerapan penyusutan aset tetap untuk pertamakalinya diubah sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Walikota tersebut; 4) Penentuan masa manfaat aset tidak berwujud 2) Pengembangan Sistem Aplikasi Pengelolaan Keuangan Daerah secara menyeluruh dan terintegrasi, dari mulai penyusunan perencanaan dan penganggaran APBD hingga pertanggungjawaban dan pelaporannya serta terkoneksi dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang 72

92 3) Peningkatan penatausahaan aset daerah melalui pengembangan penataan arsip aset daerah dengan aplikasi ( SIGMA dan SIPIPT) 4) Penerapan aplikasi berbasis web based, baik untuk pengelolaan keuangan daerah ( melalui e-budgeting, e- finance ) maupun pengelolaan aset daerah ( melalui Sistem Informasi Manajemen Barang Milik Daerah ( SIMBADA )). Bahwa dalam rangka pencapaian sasaran kinerja SKPD dalam pelaksanaan tugasnya BPKAD Kota Malang mempergunakan beberapa aplikasi penatausahaan keuangan dan aset daerah, antara laian : 1) Si-APBD Dipergunakan dalam rangka penyusunan perencanaan anggaran Dari desktop menjadi website 2) E-Finance Dipergunakan dalam rangka penatausahaan, pelayanan perbendaharaan dan pengelolaan keuangan daerah Versi V ) SIMBADA Dipergunakan dalam rangka penatausahaan BMD Versi 1.5 4) SIGMA Sistem aplikasi untuk menyimpan/mengarsip data/obyek berupa data tekstual maupun spasial yang dilengkapi dengan titik-titik ordinat pada masing-masing obyek Upgrade 73

93 5) SIPIPT Sistem aplikasi untuk menyimpan dan mengarsipkan data Ijin Pemakaian Tanah-Tanah Yang Dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang Upgrade 4 Prosentase Bidang Lahan Aset Daerah Yang Bersertifikat Target indikator ini pada tahun 2016 adalah sebesar 10,86% atau ( bidang + 33 bidang = 900/8.256 bidang), dengan penambahan penerbitan sertifikat sebanyak 33 bidang. Sampai dengan tahun 2015 telah diterbitkan sebanyak 867 bidang dengan luas m m2 = m². Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya realisasi target indikator ini tidak dapat diperhitungkan capaiannya secara parsial, karena sepenuhnya dipengaruhi oleh proses sertifikasi yang dilakukan di BPN, artinya dari 307 bidang lahan yang diajukan proses sertifikasinya sampai pada tahun 2018, kecepatan dan realisasi sertifikasi atas bidang lahan tidak dapat ditentukan. Pada tahun 2016 bidang lahan dalam proses sertifikasi sebanyak 47 bidang seluas m². namun masih dalam proses pengukuran atau target capaian 0%. Dikemukakan bahwa target capaian jumlah bidang lahan aset yang telah diajukan proses sertifikasinya sampai dengan tahun 2018 sebanyak bidang atau luas m². Sampai dengan tahun 2016 bidang lahan aset yang bersertifikasi sebanyak 900 dengan luas m². Namun demikian capaian indikator 74

94 bidang lahan aset bersertifikat sampai dengan tahun 2016 tetap tercapai 100% dari target 10,86 % tercapai 10,90%, dengan perhitungan persentase capaian indikator sampai dengan tahun ke 5 (lima ) berikut ini : 1. Bidang Lahan : % = 80,28% Luas Lahan Aset Daerah x 100% = 88,07% Prosentase lahan aset bersertifikat sebesar : 1. Luasan Aset x 100% = 32,91% ,48 2. Bidang Lahan % = 10,90% 8256 didapat dari membandingkan bidang luas aset daerah yang sudah bersertikat dibanding bidang luas aset seluruh yang dimiliki Pemerintah Kota Malang. 75

95 Adapun luas lahan yang bersertifikat disajikan pada tabel 3.2. berikut ini. Tabel 3.2. Data Aset Tanah Pemerintah Kota Malang yang Bersertifikat sampai dengan Tahun 2016 Jumlah Bidang Luas Tanah ( m2 ) No. Peruntukan s/d Tahun Tahun Tahun Tahun s/d Tahun Tahun Pertanian Pendidikan Taman Puskesmas Kantor Pasar Terminal Makam Fasilitas Umum Gedung Jalan Lapangan Rumah Dinas TPA/TPS Lain-lain JUMLAH

96 Tabel 3.3. Daftar Inventaris Aset Pemkot Yang Bersertifikat Tahun 2016 NO. LOKASI TANAH LUAS M2 KEGUNAAN NO. SERTIFIKAT TGL SERTIFIKAT KETERANGAN Kotalama Pendidikan 18 05/01/2015 SDN Kotalama 5 2 Sukun Pendidikan 16 05/01/2015 SDN Sukun 2 3 Bumiayu Pendidikan 36 14/01/2015 SDN Bumiayu 1 Kantor 4 Bumiayu 678 Kelurahan 37 15/06/2015 Kantor Kel Bumiayu 5 Bumiayu Rumah Sakit 38 20/10/2015 RSUD 6 Bunulrejo Lapangan 35 15/01/2015 Sarana OR 7 Bunulrejo Pendidikan 36 15/01/2015 SDN Bunulrejo 4 8 Bunulrejo Pendidikan 37 15/01/2015 SDN Bunulrejo 5 9 Ciptomulyo Puskesmas 11 12/06/2015 Puskemas Ciptomulyo 10 Dinoyo Makam Umum 38 23/01/2015 Makam Dinoyo 11 Dinoyo 878 Makam Umum 39 12/06/2015 Makam Dinoyo 12 Kotalama Pendidikan 15 20/03/2015 SDN 3 Kotalama 13 Mojolangu Sarana OR 37 25/05/2015 Sarana OR 14 Mojolangu Sarana OR 38 25/05/2015 Sarana OR 15 Mulyorejo TPA 13 12/06/2015 TPA Supit Urang 16 Mulyorejo TPA 16 22/10/2015 TPA Supit Urang 17 Mulyorejo TPA 18 22/10/2015 TPA Supit Urang 18 Mulyorejo TPA 17 22/10/2015 TPA Supit Urang 19 Mulyorejo TPA 20 05/11/2015 TPA Urang 20 Mulyorejo TPA 14 05/11/2015 TPA Supit Urang 21 Mulyorejo TPA 19 05/11/2015 TPA Supit Urang 22 Mulyorejo TPA 15 05/11/2015 TPA Supit Urang 23 Pisangcandi Pendidikan 27 14/01/2015 SDN Pisangcandi 2 77

97 24 Pisangcandi Makam Umum 28 06/05/2015 Makam Pisangcandi 25 Polehan Pendidikan 13 12/06/2015 SDN Polehan 5 26 Polehan Pendidikan 12 12/06/2015 SDN Polehan 2 27 Tlogowaru Pendidikan 44 03/04/2015 SMAN Tlogowaru Pendidikan 69 09/04/2015 SMAN Tlogowaru Pendidikan 68 09/04/2015 SMAN Tlogowaru Pendidikan 74 15/06/2015 SMAN Tlogowaru Pendidikan 73 17/06/2015 SMAN Tulusrejo Pendidikan 21 15/01/2015 SMAN 7 33 Tunjungsekar Pendidikan 25 14/01/2015 SDN Tunjung sekar 4 Bidang lahan aset daerah sebagai penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi ijin pemakaian kekayaan dan tempattempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah sebanyak bidang ( bidang bidang ) dengan luas ,08 m² ( ,58 m² ,50 m² ) dari seluruh bidang dan lahan aset yang dimiliki Pemerintah Kota Malang sebanyak bidang atau seluas ,48 m². Rekapitulasi jumlah lahan aset tanah yang dikuasai Pemerintah Kota Malang disajikan tabel berikut ini : 78

98 Tabel 3.4. Rekapitulasi Lahan Aset Tanah yang Dikuasai Pemerintah Kota Malang s/d Tahun 2015 Jumlah Lahan Aset Tanah Daerah No Uraian Bida ng Tahun 2013 s/d Tahun 2014 s/d Tahun 2015 Luas (M2) Bida ng Luas (M2) Bidang Luas (M2) Ijin Sewa Tempat-tempat tertentu , , ,58 Tanah dan Gedung Instansi , , ,50 3. Tanah Fasilitas Pendidikan, Kesehatan, Sosial , , , Tanah Pasar Tanah Taman Tanah Makam Tanah TPA Tanah TPS Tanah Rumah Dinas , , , , , , , , , , , , , , , , , ,80 Penyerahan Fasilitas Sosial, Fasilitas Umum , , ,28 Tanah Ex. Bengkok/pertanian , , ,50 JUMLAH , , ,48 Bidang lahan aset daerah penyumbang PAD akan dapat lebih optimal, bilamana kepastian status tanah aset daerah lebih jelas. Inventarisasi/sensus dan kodefikasi terhadap tanah dan bangunan aset daerah terus dilakukan. Selanjutnya untuk menjamin kepastian status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas tanah aset Pemerintah Kota Malang ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan indentifikasi dan pengamanan 79

99 dengan jalan pemberian/pemasangan papan himbauan yang menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah Kota Malang. Aset tanah dan/atau bangunan yang telah berkepastian hukum/status kepemilikannya setelah bersertifikat menjadi potensi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui mekanisme sewa tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang dan diatur dengan Peraturan Walikota Malang tentang Tata Cara Sewa Tanah dan/atau Bangunan Milik Pemerintah Kota Malang. Dari uraian diatas, tergambarkan bahwa dari 4 ( empat ) Indikator Kinerja Utama tersebut, secara umum berhasil dicapai indikator kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun. Tabel 3.4. Indikator Kinerja Sasaran Pencapaian Kinerja Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS/INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI TAHUN 2016 TERCAPAI CAPAIAN TIDAK TERCAPAI Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Yang Tertib dan Akuntabel Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat Proses APBD Kota Malang 75,875 78,22% Tercapai Tepat Waktu Tepat Waktu Tercapai SASARAN STRATEGIS/INDIKATOR KINERJA SASARAN TARGET TAHUN 2016 REALISASI TAHUN 2016 TERCAPAI CAPAIAN TIDAK TERCAPAI Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% 80% 77,45% Tidak Tercapai 80

100 Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari Persentase Penyajian Laporan Keuangan Daerah Secara Wajar Sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 60% 81,17% Tercapai 75% 94,12% Tercapai 40% 100% Tercapai 40% 48,25% Tercapai 10,86% 10,90% Tercapai Dari masing-masing Indikator Kinerja Sasaran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Persentase Realisasi Belanja Langsung SKPD 90% Bahwa dalam rangka optimalisasi pengelolaan keuangan daerah yang profesional dan akuntabel serta transparan terkait pelaksanaan pengendalian dan evaluasi terhadap realisasi anggaran belanja daerah dilaksanakan oleh Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran ( TEPRA ) Kota Malang yang dibentuk oleh Walikota Malang dalam rangka efektifitas penyerapan belanja langsung SKPD. Monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran dilakukan per triwulan, meliputi penyampaian laporan interim ( twiulanan ) capaian sasaran kinerja dan keuangan kepada Walikota, laporan bulanan serta evaluasi pelaksanaan kinerja pada rapat koordinasi SKPD yang dipimpin oleh Walikota. Transparansi pelaporan pengelolaan keuangan daerah yang profesional dan akuntabel dilaksanakan pula melalui pengadministrasian aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) oleh Kementerian Keuangan RI ( komandan dan agen ) serta aplikasi Sistem Informasi Keuangan Daerah SIKD oleh BPK RI ( e-audit ) setiap bulanan dan harian. 81

101 Hasil evaluasi penyerapan belanja langsung SKPD pada tahun anggaran 2016 sebesar : 79 SKPD x 100% = 77,45% 102 SKPD Dimana terdapat 79 SKPD dari 102 SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang yang sampai dengan akhir tahun anggaran 2016 penyerapan belanja langsungnya mencapai 90%. Target indikator kinerja penyerapan belanja langsung SKPD mencapai 90% sebesar 80% tidak tercapai. Hal ini terjadi antara lain terdapatnya regulasi kebijakan Surat Edaran (SE ) Menteri Keuangan RI Nomor : SE-19/MK.07/2016 tanggal 10 Juni tentang Pedoman Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik Tahun 2016 Berdasarkan Usulan Pengurangan/Pemotongan Secara Mandiri oleh Daerah Dalam hal laporan realisasi penyerapan DAK Fisik belum disampaikan dengan batas akhir penyaluran, maka DAK Fisik tidak disalurkan Sehingga beberapa SKPD penerima Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Tahun 2016 tidak dapat mencapai target serapan anggaran. 2. Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) berdasarkan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran. Atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 217 ayat (1) Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Pejabat Pengelola 82

102 Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah memberi kuasa kepada pejabat di lingkungannya menjadi Kuasa BUD. Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM yang diajukan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran agar pengeluaran yang diajukan tidak melampaui pagu dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pada tahun 2016, Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang terbit sebanyak SP2D, dengan rincian sbb : 1) Yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebanyak SP2D; 2) Yang terbit 2 (dua ) hari sebanyak SP2D Maka persentase jumlah SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari sebesar : SP2D x 100% = 81,17 % SP2D Capaian pelayanan perbendaharaan penerbitan SP2D diatas, tidak terlepas dari semangat dan budaya kerja serta dalam rangka menjaga konsistensi dan kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang memiliki integritas, produktivitas dan bertanggungjawab serta memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan prima, sesuai Standar Operasional Prosedur ( SOP ) yang telah ditetapkan. SOP ini menjadi standarisasi pelaksanaan tugas dan tanggungjawab aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan lancar, efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawab 83

103 3. Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD ) Secara Benar Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi : a. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; c. Barang yang diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; atau d. Barang yang diperoleh berdasarkab putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Pengguna Barang wajib menyusun laporan barang semesteran dan tahunan. Laporan barang masing-masing SKPD dihimpun oleh Pembantu Pengelola Barang ( dalam hal ini SKPD BPKAD ), menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD, dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun Neraca Pemerintah Daerah. Pertanggungjawaban atas Barang Milik Daerah kemudian menjadi semakin penting ketika Pemerintah Daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam bentuk Laporan Keuangan, yang disusun melalui suatu proses akuntansi atas transaksi keuangan, aset, hutang, ekuitas dana, pendapatan dan belanja termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungan. 84

104 Informasi Barang Milik Daerah memberikan sumbangan yang signifikan di dalam laporan keuangan ( Neraca ), yaitu berkaitan dengan pos-pos persediaan, aset tetap, maupun aset lainnya. Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) adalah laporan yang disusun oleh Pengelola Barang yang menyajikan posisi Barang Milik Daerah pada awal dan akhir suatu periode serta mutasi Barang Milik Daerah yang terjadi selama periode tersebut. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Sebagaimana telah dijelaskan diatas, Pemerintah Kota Malang telah mengimplementasikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual, maka Laporan Keuangan yang akan disusun perlu dilakukan Penyajian Kembali/ Restatement. Penyajian kembali/restatement atas aset daerah dilakukan atas pos-pos dalam neraca antara lain : 1) Persediaan; 2) Aset tetap, perlu disajikan dengan nilai buku setelah dikurangi penyusutan; 3) Aset tetap tidak berwujud, perlu disajikan kembali dengan nilai buku setelah dikurangi akumulasi amortisasi; Dalam rangka penyusunan neraca pemerintah daerah, perlu dilakukan penetapan nilai barang milik daerah, sehingga perlu dilakukan penyusutan. Agar memberikan kepastian hukum dalam menghitung, 85

105 menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah serta agar penyusutan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan terintegrasi maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah yang pada tahun 2016 telah diatur dalam perubahan Peraturan Walikota Malang nomor 14 Tahun 2014 tentang Sistem dan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah. Peningkatan manajemen aset meliputi : penertiban, inventarisasi dan penilaian Barang Milik Daerah mendorong percepatan penguatan APBD termasuk perencanaan penerimaan dan pendapatan daerah (PAD). Penguatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan peningkatan kualitas Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) mendorong pencapaian pemberian opini/pendapat pemeriksaan laporan keuangan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang Milik Daerah yang meliputi : 1) pengamanan fisik, 2) pengamanan administratif dan 3) pengamanan hukum. 86

106 Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah disyaratkan untuk menggunakan sistem yang berbasis teknologi informasi, seperti SIMBADA ( Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah ), yang sudah dilengkapi dengan kodefikasi barang, kodefikasi lokasi dan juga kodefikasi ruangan. Harapan dengan penggunaan SIMBADA adalah mempermudah proses administrasi pencatatan yang tersimpan dalam satu database terpusat dan mencegah hilangnya data karena sudah tersimpan dalam bentuk digital dan mudah untuk di back up secara periodik. Selain itu kemudahan untuk mendapatkan laporan data aset secara real time dan historis dari tahun-tahun sebelumnya dengan tujuan untuk mempermudah pengambilan keputusan dari pihak Pimpinan serta kemudahan dalam pelaporan nilai aset suatu daerah. Fasilitasi penatausahaan Barang Milik Daerah melalui SIMBADA dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah kepada 102 (seratus dua ) SKPD dilingkungan Pemerintah Kota Malang secara online/ web based. Permasalahan yang timbul adalah kode akun barang/aset dalam aplikasi SIMBADA masih menggunakan Permendagri Nomor 17 tahun 2007, jadi perlu di konversi ke kode akun barang/aset sesuai Permendagri Nomor 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. 87

107 Maka dalam rangka pencapaian peningkatan kualitas Laporan Barang Milik Daerah yang lebih akuntabel dan transparan, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melakukan asistensi pendampingan bagi SKPD khususnya dalam melaksanakan implementasi SIMBADA.. Dari hasil asistensi/pendampingan bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang dapat di rincikan : 1) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih salah meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan dan kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam penggunaannya; 2) Terdapat beberapa pengurus barang SKPD yang masih belum memahami aplikasi SIMBADA secara benar; 3) Belum ditentukannya tahun perolehan barang daerah, membawa masalah tersendiri bagi SKPD, dalam rangka menetapkan nilai buku aset/barang daerah setelah dilakukan penyusutan agar dapat menyajikan nilai aset tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset tetap dalam laporan keuangan pemerintah daerah. 4) Untuk mengatasi permasalahan terkait dengan tahun perolehan, maka disusunlah Peraturan Walikota Malang Nomor 88 Tahun 2015 tentang Kebijakan Penyusutan Aset Tetap Pemerintah Daerah antara lain : bahwa dasar penyusutan adalah nilai perolehan penentuan tahun perolehan dan masa manfaat terpakai untuk aset tetap didasarkan data dan informasi tahun 88

108 perolehan yang paling kuat dasar hukumnya dan/atau rasional, dan dituangkan dalam surat pernyataan pengguna barang dimana sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 dijelaskan :Harga, yang menyatakan/menggambarkan besarnya aset/kekayaan yang ada pada SKPD harus ditaksir atau diperkirakan yakni : 1) untuk tanah berdasarkan Harga Umum tanah, atau NJOP setempat 2) untuk bangunan berdasarkan Harga Standar dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengawasan Bangunan Dengan adanya pendampingan dan asistensi penyusunan Laporan Barang Milik Daerah atas SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, permasalahan-permasalahn yang timbul dapat terfasilitasi dengan baik, dan kualitas Laporan Barang Milik Daerah dapat dikategorikan benar, dalam hal ini memenuhi ketentuan minimal : a) tepat waktu; b) sesuai meng-entry barang milik daerah sesuai penggolongan dan kodefikasi inventaris barang milik daerah dalam penggunaannya; c) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Llaporan barang yang disusun oleh masing-masing SKPD dihimpun oleh Pembantu Pengelola Barang ( dalam hal ini SKPD -BPKAD ) untuk menjadi Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara kualitas 89

109 dapat dipertanggungjawabkan dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun Neraca Pemerintah Daerah. Melalui proses pendampingan asistensi penyusunan laporan barang SKPD, dapat diperhitungkan PPK dan/atau Pengurus Barang SKPD ( SKPD pengguna barang sejumlah : 96 SKPD ) yang dapat menyajikan laporan barangnya dengan benar sebesar 96 SKPD/96 SKPDx100%= 100% 4. Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Dalam rangka penatausahaan aset daerah sebagaimana dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 yang dimaksud dengan Barang Milik Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Di dalam struktur aset tanah Pemerintah Kota Malang, terdapat tanah ijin pemakaian yaitu tanah negara yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang yang bersumber dari fakta sejarah kepemilikan tanah oleh Pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada masyarakat. Setelah masa kemerdekaan, maka tanah-tanah tersebut diserahkan kepada Pemerintah Indonesia dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah dalam tata administrasi dan pengelolaannya. Penatausahaan administrasi ijin pemakaian tanah negara telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Malang sejak tahun 1947 dalam satuan kerja yang menangani perumahan rakyat pada tanah negara. Dengan terbentuknya Badan Pengelola Keuangan dan 90

110 Aset Daerah pada tahun 2013, maka tanggungjawab pengelolaan aset tanah/ ijin pemakaian dilaksanakan oleh BPKAD. Penatausahaan aset daerah dalam rangka menciptakan sistem administrasi yang terstruktur, rapi dan akuntabel tersebut dimulai tahun 2014 Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah dengan melaksanakan inventarisasi. Inventarisasi yang dimaksud adalah pencatatan dan pengumpulan data agar data yang dikelola oleh BPKAD relevan dengan kondisi dan situasi data saat ini. Pada tahun 2014 telah dilaksanakan inventarisasi di 2 (dua ) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen dan Kecamatan Lowokwaru, selanjutnya pada tahun 2015 dilaksanakan di 2 (dua) Kecamatan, yaitu Kecamatan Klojen (lanjutan) dan Kecamatan Sukun yang dilanjutkan pada tahun anggaran Sampai dengan tahun 2015 sebanyak titik/obyek telah terinventarisasi. Dan pada tahun 2016 dari target titik obyek terinventarisasi sebanyak titik untuk 4 (empat) Kelurahan, yaitu Kelurahan Sukun, Kelurahan Pisang Candi, Kelurahan Karang Besuki dan Kelurahan Bakalan Krajan. Hasil inventarisasi di lapangan muncul beberapa kondisi/fakta antara lain : 1) Masih banyaknya data perjanjian/sewa menyewa yang belum diperbarui; dimana pemegang ijin pemakaian tanah sesuai dengan surat ijinnya telah meninggal dunia, saat ini tanahnya sudah ditempati oleh penghuni lain, baik anaknya, kerabat, maupun orang lain; 91

111 2) Penghuni rumah di tanah ijin pemakaian belum tentu terdaftar sebagai pemegang ijin, bisa sebagai penyewa rumah dan pembeli rumah. Artinya rumah yang berdiri di atas tanah ijin pemakaian sudah dijual oleh pemegang ijin yang terdahulu atau disewakan kepada orang lain; 3) Selain jual beli pondasi atau jual beli bangunan yang berdiri di atas tanah-tanah ijin pemakaian, diketahui juga adanya jual beli tanah yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab; 4) Adanya pemecahan tanah dari satu bidang tanah menjadi beberapa bidang untuk diperjualbelikan; 5) Banyaknya aset tanah yang telah berubah peruntukannya dari ijin tempat tinggal saat ini menjadi tempat usaha; 6) Adanya aset tanah yang telah berubah status kepemilikannya ( dari ijin pemakaian menjadi Sertifikat Hak Milik ( SHM)); Mengingat fakta-fakta di atas yang berpotensi memunculkan sengketa atas lahan/bangunan aset daerah, kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan. Mengingat pentingnya pembaharuan data secara berkala terhadap satuan tanah ijin pemakaian tersebut, maka dibutuhkan pembentukan sistem database. Data hasil inventarisasi dokumen tanah ijin pemakaian dengan gambar bidang dan data koordinat yang di-linkkan dengan Global Information System (GIS) pada Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) dan Sistem Informasi Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ). Sejak tahun

112 penatausahaan aset dilaksanakan melalui aplikasi SIGMA ( Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset) yang ter- up grade adalah dimana dalam sistem aplikasi ini data/obyek tersimpan berupa data tekstual maupun spacial yang dilengkapi titik-titik ordinat pada masing-masing obyek. Selanjutnya di tahun 2014 disempurnakan melalui aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan ijin Pemakaian Tanah (SIPIPT) dimana tanah aset daerah terarsipkan per obyek dan diharapkan data tersaji secara tekstual dan spacial (obyek tersaji riil dilengkapi foto/dokumentasi serta peta). Data-data terbaharukan hasil inventarisasi selanjutnya di up date ke dalam pengembangan sistem informasi aset daerah dengan menggunakan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Barang Daerah (SIMBADA) Kota Malang untuk inventarisasi/ mapping aset daerah dan memastikan apakah data barang milik daerah sudah sesuai dengan Neraca masing-masing SKPD. Dari data yang tersaji dalam Neraca sebanyak obyek telah dilakukan inventarisasi/pembaharuan data sampai dengan tahun 2016 sebanyak ( = ) obyek, telah teridentifikasikan dan terdokumentasikan dengan baik ke dalam sistem aplikasi manajemen aset, atau mencapai sebesar : x 100% = 48,25% Namun demikian karena peliknya permasalahan aset, dan upayaupaya penertiban penatausahaan aset daerah, masih dijumpai 93

113 kasus/konflik atas pertanahan/bangunan yang harus dihadapi Pemerintah Kota Malang. Pada tahun 2016 kasus/konflik pertanahan dan/atau bangunan yang terfasilitasi penyelesaiannya antara lain (sebagaimana pada tabel 3.6 dibawah ini ) Tabel 3.6 Kasus Tanah Aset dan Bangunan Milik Daerah Tahun 2016 NO. URAIAN KETERANGAN 1. Permohonan pencabutan ijin pemakaian fasilitas umum di RT 04 RW 07 Kelurahan Karangbesuki atas tanah dilokasi Jl. Puncak Himawan seluas 90 M² 2. Penyelesaian status kepemilikan ABMA?T SD Negeri Kasin I-II Malangoleh Kementerian Keuangan RI, Dirjen Kekayaan Negara 3. Gugatan warisan oleh Pengadilan Agama Malang atas lokasi Jl. Raya Langsep no 24 Malang seluas 757 m² 4. Penyelesaian permasalahan pelepasan hak atas tanah milik Pemerintah Kota Malang kepada mantan anggota DPRD Kota Malang periode lokasi Jl. Mayjen Sungkono seluas m² 5. Permohonan untuk tidak merespon perpanjangan sewa jalan lori permohonan Sdr. H. Mulyono alamat Jl. Sudimoro atas lokasi Jalan Kakap 6. Bantuan penunjukan saksi terkait pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol Pandaan-Malang oleh Kepolisian Negara RI Daerah Jawa Timur Resort Malang Kota 7. Peninjauan kembali dan pembatalan Surat keputusan Walikota Malang atas tanah sewa Pemerintah Kota Malang terletak di Jl. Bukit Barisan no 20 Malang oleh Tanah yang dimohin pencabutan ijinnya merupakan tanah aset milik Pemeritah Kota Malang Lokasi Jl. Yulius Usman Malang Tanah yang digugat merupakan tanah aset milik Pemerintah Kota Malang Tanah yang dimohon pencabutan ijin merupakan tanah aset milik Pemerintah Kota Malang Pemerintah Kota sebagai mediasi fasilitasi Tanah yang digugat merupakan tanah aset milik Pemerintah Kota Malang 94

114 Sdr. Ir. Abubakar Abdullah alamat Jl. Ade Irma Suryani 48 Malang Dari uraian tabel diatas, tergambarkan bahwa dari 4 ( empat ) Indikator Kinerja Sasaran tahun 2016 tersebut, secara umum berhasil dicapai 3 (tiga) indikator sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, dan terdapat 1 (satu) indikator yang belum tercapai targetnya. B. CAPAIAN TAHUN 2016 DIBANDING DENGAN TAHUN TAHUN 2014, DAN TAHUN 2015 Membandingkan capaian kinerja tahun 2016 dengan tahun-tahun sebelumnya masih belum dapat dilakukan, dikarenakan penetapan Indikator Kinerja ( Indikator Kinerja Sasaran dan Indikator Kinerja Utama ) Tahun 2016 mengalami penyempurnaan dengan merujuk pada Reviu Rencana Strategis ( Reviu- Renstra ) yang disusun sesuai dengan hasil reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Reviu-RPJMD) Tahun , dan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 tentang Penyempurnaan Indikator Kinerja Utama, sebagai hasil praevaluasi penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) tahun 2015 oleh Kementerian PAN dan RB dimana terdapat 4 (empat) ) Indikator Kinerja Utama dan 4 ( empat) Indikator Kinerja Sasaran dengan 1 (satu) tujuan dan 1 (satu) sasaran kinerja pencapaian misi. 95

115 Berikut tabel 3.7 adalah perbandingan terhadap realisasi tahun , tahun 2014, tahun 2015 dan Tahun 2016 Tabel 3.7. Perbandingan Capaian Kinerja Utama Tahun No. Indikator Kinerja 1. Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah 2. Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap Realisasi Indikator Bagian Perlengkapan,Bagian Keuangan,Dinas BPKAD Perumahan Belum 99.55% 99.45% 60% ada (132 kali) (130 kali) (82 kali) pengukur an 100 % 2 hari (9.147) 100 % 2 hari (11.460) 100 % 2 hari (17.040) 100 % 2 hari (21.559) 51% (90 kali) 100 % 2 hari (23.207) 3. Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang dapat diselesaikan tepat waktu 4. Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang 6. Persentase penyelesaian kasus tanah negara 7. Persentase luas lahan bersertifikat 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (128 obyek) 100% (7 kasus) 100% (20bidang = m2) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (224 obyek) 100% (5 kasus) 87.23% (41 bidang) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% ( 254 obyek) 100% (5 kasus) 28.21% (11 bidang = m2) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 100% (278 obyek) 20% (1 kasus dari 5 kasus) 87.9% ( m 2) 100 % 4 dokumen 100 % 0 SKPD 110,67% (83 obyek) 166% (8 kasus) 38% (810bid = m2) No. Tabel 3.8. Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikartor Kinerja Sasaran Tahun 2016 dengan Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015 Indikator Kinerja Utama Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah 1. Nilai Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat 2 Adanya SOP Pelayanan Informasi Publik 75,875 76,37 78,22 78,22 Ada Ada

116 Terlaksananya pelayanan administrasi dan penyusunan laporan keuangan serta proses APBD Kota Malang 3 Jumlah Pejabat Penatausahaan Keuangan yang Dapat Menyajikan Laporan Keuangan dengan Benar Berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan 4 Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah 50% 50% - WTP WTP WTP WTP Terlaksananya tertib admnistrasi dan sisten informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik daerah 5 Jumlah Pendapatan Asli Daerah dari pemanfaatan bidang lahan aset daerah Rp ,- Rp , - 6 Persentase Penyelesaian Sengketa Lahan Aset Daerah 7 Persentase Bidang Lahan Aset Daerah Penyumbang Pendapatan Asli Daerah 8 Adanya Hasil Inventarisasi Tanah dan Bangunan Aset Daerah 9 Jumlah Dokumen benda berharga dan Aset Daerah yang Dilestarikan 10 Persentase Bidang Lahan Aset yang Sudah Bersertifikat 100% 66,66% (10 kasus) 51,13% ( M2: 7, ,25M2 58,95% ( ,08; ,48) Belum terukur Ada/ titik obyek Belum terukur Sertifikat= 812 dokumen, Ijin Pemakaian= obyek, BPKB= 861 dokumen 30,84% (810 74,66% dari bidang= 837/1.121x100 2, M2) %) atau 84,7% dari / Rp ,- - 46,66% ( 7 kasus) - 58,95% ( ,08; ,48) Ada/1.650 titik obyek 2.329x100% Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik yang berkualitas, transparan, akuntabel, efektif dan efisien di bidang pengelolaan keuangan dan aset daerah 11 Frekuensi Penyelenggaraan Konsultasi dan Koordinasi Daerah 12 Persentase Pelaksanaan Administrasi Perkantoran 13 Persentase Pelaksanaan Administrasi Capaian Kinerja Kuangan 51% (90 kali) 58,04% (132 dan 37 = 169 kali) Ada/1.192 titik obyek - Sertifikat= 900 dokumen, Ijin Pemakaian= obyek, BPKB= dokumen 10,49% 10,90% % % - - Terlaksananya pelayanan administrasi dan penyusunan laporan keuangan serta proses APBD Kota Malang 14 Lamanya proses penerbitan SP2D setelah berkas lengkap 15 Jumlah dokumen pelaporan keuangan yang 100% 2 hari (23.207) 100% 4 dokumen

117 dapat diselesaikan tepat waktu 16 Jumlah SKPD yang menyerahkan SPJ di atas tanggal Jumlah penerbitan Ijin Pemakaian Kekayaan dan tempat-tempat tertentu yang dikuasai Pemerintah Kota Malang 18 Jumlah Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang Diterbitkan 100 % 0 SKPD 110,67% (83 obyek) Jumlah SP2D yang terbit SP2D SP2D SP2D 20 Jumlah Daftar Gaji yang terbit Proses APBD Kota Tepat Waktu Tepat Waktu Malang Terlaksananya tertib admnistrasi dan sisten informasi pengelolaan aset daerah dan barang milik daerah 22 Jumlah Benda Berharga yang Terporforasi 23 Jumlah SKPD yang melakukan Asistensi Laporan Barang Milik Daerah 24 Jumlah Lahan yang Bersertifikat ( luas) 25 Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 26 Persentase penyajian Laporan Keuangan Daerah secara wajar sesuai SAP Berbasis Akrual 27 Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar 28 Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi 29 Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Belum terukur SKPD 100 SKPD M M2-100% (8 kasus) 72,65% 81,17% 78,43% 91,42% 74,03% 100% - 100% ( 10 kasus ) 100% ( 7 kasus ) % 48,25% 98

118 Tabel 3.9. Perbandingan Capaian Kinerja Utama dan Indikartor Kinerja Sasaran Tahun 2016 dengan Tahun 2015 Sesuai Reviu Renstra Tahun dan penyempurnaan IKU No. Indikator Kinerja Utama/Indikator Kinerja Sasaran Realisasi Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel 1. Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat 78,22 78,82 2. Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu 3. Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual 78,43% 94,12% 4. Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90% 5. Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% 6. Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari 7. Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar 8. Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik - 77,45% 72,65% 81,17% 74,03% 100% 35% 48,25% 99

119 3.3. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN DAN PERBANDINGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA SASARAN 5 (LIMA) TAHUN DALAM RENSTRA Secara umum Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Reviu Rencana Strategis ( Reviu-Renstra ) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai misi dan visi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada Reviu Rencana Strategis Tahun sebanyak 2 sasaran strategis dengan 8 indikator kinerja yang ditetapkan yang meliputi 2(dua) Indikator Kinerja Utama dan 6 Indikator Kinerja Sasaran. Namun demikian sejalan dengan penyempurnaan Indikator Kinerja Daerah sesuai Peraturan Walikota Malang Nomor 37 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Walikota Malang Nomor 94 Tahun 2015, maka dilakukan pula penyempurnaan Indikator Kinerja Utama ( IKU) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun , menjadi 1 (satu ) sasaran strategis dengan Indikator Kinerja Utama sebanyak 4 (empat) dan Indikator Kinerja Sasaran sebanyak 4 ( empat ) indikator. Berikut disajikan capaian indikator sasaran dan perbandingan capaian indikator kinerja sasaran 5 ( lima ) tahun sesuai Reviu Rencana Strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun : 100

120 Tabel Perbandingan Capaian Kinerja Sampai Dengan Akhir Periode RPJMD (sesuai Reviu Rencana Strategis, BPKAD Tahun ) SASARAN STRATEGIS / INDIKATOR KINERJA UTAMA/INDIKATOR SASARAN TARGET AKHIR RPJMD ( 5 TAHUN) REALISASI TAHUN 2016 REALISASI 2016 DIBANDING TARGET 5 TAHUN Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang Persentase penyajian Laporan Keuangan SKPD sesuai SAP Berbasis Akrual Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% Persentase penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) secara benar Persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Nilai 80 Nilai 78,22 97,77% Tepat Waktu Tepat Waktu 100% 100% 94,12 % 94,12% 13,57% (1.120 bid/8.256 bid x100%) 10,90% (900 bid/ bid x100%) 80,32% 90% 77,45% 86,05% 60% 100% 100% 100% 81,17% 81,17% 100% 48,25% 48,25% 3.4. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA Evaluasi dan analisis kinerja dilakukan dengan menggunakan formulir pengukuran kinerja sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta merujuk pada Peraturan Walikota Malang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian dan 101

121 Pelaporan Kinerja. Evaluasi dan analisis dilakukan terhadap sasaran strategis Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang sebagaimana yang telah diperjanjikan pada perjanjian kinerja yang disusun dan disampaikan dalam laporan interim triwulanan kepada Walikota Malang. Adapun seluruh capaian tujuan yang diuraikan dalam capaian sasaran dapat diuraikan pada tabel pengukuran kinerja sebagai berikut. Tabel Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel Tahun 2016 Misi : Meningkatkan pengelolaan keuangan dan aset daerah secara tertib dan normatif Tujuan 1 Sasaran Strategis Meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel : Tercapainya optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah Indikator Kinerja Nilai Pengukuran Survey Kepuasan Masyarakat Ketepatan Waktu Penyusunan APBD Kota Malang Persentase Penyajian L/K SKPD sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% Persentase SP2D Yang Terbit Kurang dari 2 (dua) hari Target Tahun 2016 Realisasi Nilai 75,875 Nilai 78,22 100% Tepat Waktu Tepat Waktu 100% 80% 94,12 % 100% 10,86% 10,90% (900 bid/ bid x100%) 100% 80% 77,45% 96,81% 70% 81,17% 100% % Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD) Secara Benar Persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah 40% 100% 100% 60% 48,25% 80,41% 102

122 teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik Rata - rata 97,15% Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel dengan 4 (empat) indikator kinerja utama dan 4 (empat ) indikator kinerja sasaran menunjukkan nilai ratarata sebesar 97,15% atau predikat Sangat Berhasil, dengan uraian masingmasing pencapaian indikator pada tabel 3.10 dan 3.11, capaian indikator kinerja dan perbandingan capaian indikator kinerja 5 (lima) tahun sesuai reviu renstra Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun Sebagai upaya mencapai misi, tujuan, dan sasaran ini maka Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah menuangkan ke dalam 11 ( sebelas ) program dan 73 ( tujuh puluh tiga ) kegiatan sebagai berikut : Tabel 3.12 Program dan Kegiatan Pencapaian Sasaran meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel NO PROGRAM/KEGIATAN TARGET REALISASI % A PENATAAN PENGUASAAN, PEMILIKAN, , ,- 93,09 PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH 1 Pengamanan aset daerah tanah dan bangunan Input Rp ,- Rp ,- 93,09 Output : Jumlah titik lokasi bidang lahan aset daerah yang diamankan 40 titik lokasi / 5 kecamatan 40 titik lokasi / 5 kecamatan Outcome :persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90%

123 B PENYELESAIAN KONFLIK-KONFLIK , ,- 93,78 PERTANAHAN 2 Fasilitasi penyelesaian konflik-konflik pertanahan Input Rp ,- Rp ,- 93,78 Output : kasus / konflik-konflik tanah dan / 15 kasus 7 kasus atau bangunan yang terfasilitasi penyelesaiannya Outcome : Persentase konflik tanah dan atau bangunan yang terfasilitasi 100% 100% 100 C PENINGKATAN STATUS HUKUM ASET ,- 93,03 3 Sertifikasi Tanah Aset Pemerintah Kota Rp Rp ,- 93,03 Malang Input Output : jumlah bidang lahan tanah aset 40 bidang 51 bidang 100 daerah proses sertifikasi Outcome :persentase bidang lahan aset 10,86% 10,90% 100 daerah yang bersertifikat D PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI , ,- 92,64 PERKANTORAN 4 Kegiatan Penyediaan jasa surat menyurat Input Rp ,- Rp ,40 Output : surat terkirim setahun surat surat Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 5 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Input Rp ,- Rp ,- 59,07 Output : jenis dan bukti pembayaran 3 jenis/12 bulan 3 jenis/12 bulan rekening Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 6 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Input Rp ,- Rp ,- 99,94 Output : jumlah ruangan kantor yang 10 ruangan 10 ruangan terpelihara Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 7 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Input Rp ,- Rp ,- 88,16 Output : jumlah jenis peralatan kantor yang terpelihara 7 jenis alat 7 jenis alat Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 8 Penyediaan Alat Tulis Kantor Input Rp ,- Rp ,- 99,93 Output : jumlah jenis alat tulis kantor yang tersedia 61 jenis 61 jenis Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 9 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan Input Rp ,- Rp ,- 95,83 Output : Jumlah jenis barang cetakan yang tersedia 17 jenis 17 jenis Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 104

124 10 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor Input Rp ,- Rp ,12 Output : Jumlah jenis peralatan dan 22 jenis 22 jenis perlengkapan kantor yang tersedia Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 11 Penataan gudang arsip Input Rp ,- Rp ,- 98,71 Output : arsip penatausahaan keuangan daerah 12 bulan 12 bulan Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 13 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan Input Rp ,- Rp ,- 96,72 Output : jenis bahan bacaan yang tersedia 4 surat kabar 3 surat kabar Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 14 Penyediaan Makanan dan Minuman Input Rp ,- Rp ,- 92,95 Output : jumlah rapat dinas dan tamu dinas yang disediakan makanan dan minumannya 49 kali rapat dan 440 orang tamu Jumlah rapat-rapat dinas = 11 kali; mamin tamu = 360 org Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 15 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah Input Rp ,- Rp ,- 94,61 Output : jumlah koordinasi dan konsultasi yang dilaksanakan 60 kali dalam daerah, 25 kali keluar daerah 91 kali / 314 org dalam daerah, 50 kl/203 org ke keluar daerah Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 16 Operasional UPT PerkantoranTerpadu Input Rp Rp ,- 92,60 Output : pemenuhan operasional 12 bulan 12 bulan Perkantoran Terpadu Kota Malang Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 17 Pawai pembangunan Input Rp Rp ,- 97,77 Output : pawai pembangunan yang diikuti 1 kali 1 kali Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat E PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN , ,- 94,53 PRASARANA APARATUR 18 Pengadaan kendaraan dinas/operasional Input Rp ,- Rp ,- 94,17 Output : Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Nilai 75,875 Nilai 78, Pembangunan Gedung Kantor Input Rp ,- Rp ,- 97,77 Output : jumlah dokumen perencanaan yang tersusun 1 dokumen DED pembangunan gedung 1 dokumen DED pembangunan gedung Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat kantor kantor Nilai 75,875 Nilai 78,

125 20 Pembangunan kanopi penghubung antar gedung dikantor terpadu Input Rp ,- Rp ,- 99,01 Output : Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 21 Pengecatan Gedung Perkantoran Terpadu Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 98,81 Output : Gedung Perkantoran Terpadu yang dipelihara pengecatannya 1 paket ( Gedung A) 1 paket ( Gedung A) Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 22 Penyediaan ruang kesehatan dan menyusui/laktasi (pojok asi) Input Rp ,- Rp ,- 99,29 Output : Kanopi parkir kendaraan yang terbangun 1 paket 1 paket Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 23 Pembangunan ruang layanan publik di perkantoran terpadu Input : Rp ,- Rp ,- 97,84 Output : ruang layanan publik tersedia 1 paket ruang layanan kependudukan 1 paket ruang layanan kependudukan Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 24 Pemeliharaan rutin/berkala gedung Kantor Pelayanan Terpadu Input Rp ,- Rp ,- 94,22 Output : bangunan gedung kantor yang 2 bangunan : Gedung A dan 2 bangunan : Gedung terpelihara gedung B A dan gedung B Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 25 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Input Rp ,- Rp ,- 95,25 Output : jumlah ruangan gedung kantor yang terpelihara 10 ruang 8 ruang Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 26 Pemeliharaan rutin berkala kendaraan dinas operasional Input Rp ,- Rp ,- 72,59 Output : jumlah kendaraan operasional dinas yang terpelihara 5 (lima) kendaraan roda 4; 17 (sepuluh) kendaraan roda 2 5 (lima) kendaraan roda 4; 17 (sepuluh) kendaraan roda 2 Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat F PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR , ,- 88,23 27 Peningkatan kapasitas aparatur melalui bimtek tentang sisdur pengelolahan keuangan dan BMD Input : Rp ,- Rp ,- 98,81 Output : Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat 28 Optimalisasi dalam rangka peningkatan kapasitas SDM tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah Nilai 75,875 Nilai 78,

126 Input : Rp ,- Rp ,- 59,81 Output :jumlah kali terselenggaranya 8 orang/2 kali 10 orang/1 kali optimalisasi Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat G PROGRAM PENINGKATAN , ,- 98,65 PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN 29 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD Input Rp ,- Rp ,- 97,19 Output : jumlah dokumen yang tersusun 5 dokumen ( LAKIP, LPPD, RENJA, PK, P-PK) 5 dokumen ( LAKIP, LPPD, RENJA, PK, P- PK) Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 30 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran Input Rp ,- Rp ,- 99,99 Output : Jumlah laporan keuangan SKPD yang tersusun 7 jenis dokumen ( Neraca,LRA, LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO, LPSAL) 6 jenis dokumen ( Neraca,LRA, LAK,CaLK,Laporan keuangan Interim, LO) Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 31 Penyusunan Standard Pelayanan Publik dan IKM Input Rp ,- Rp ,- 99,51 Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( SP,IKM/SKM) 2 dokumen (SP,IKM/SKM) Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat 32 Penyusunan buku profil Input Rp ,- Rp ,- 97,43 Output : Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat Nilai 75,875 Nilai 78, Penyusunan RKA dan DPA Input Rp ,- Rp ,- 99,90 Output : jumlah dokumen yang tersusun 7 dokumen ( P-KUA PPAS,RKA/DPA, KUA PPAS, P- RKA/DPPA,RKT) 7 dokumen ( P-KUA PPAS,RKA/DPA, KUA PPAS, P- RKA/DPPA,RKT) Nilai 75,875 Nilai 78, Outcome : Nilai pengukuran survey kepuasan masyarakat 34 Penyusunan Standard Operasional Prosedur Input Rp Rp ,- 97,26 Output : jumlah dokumen yan g tersusun 2 dokumen (SOP, SP) 2 dokumen (SOP, SP) Outcome : Nilai pengukuran survey Nilai 75,875 Nilai 78, kepuasan masyarakat H PROGRAM PENINGKATAN DAN , ,- 91,78 PENGEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 35 Penyusunan Standar Satuan Harga Input Rp Rp ,- 99,10 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen SSH 1 dokumen /Perwal nomor 21 tahun

127 tentang Standar Satuan Harga ( SSH) Tahun Anggaran 2017 Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 Input Rp ,- Rp ,- 84,18 Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( Perda + Perwal ) 2 dokumen ( Perda nomor 9 Tahun 2016 tentang APBD Tahun Anggaran 2017; dan perwal nomor 93 tahun 2016 tentang Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2017 Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 Input: Rp ,- Rp ,- 93,43 Output : jumlah dokumen yang tersusun 2 dokumen ( Perda + Perwal ) 2 dokumen ( Perda nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016; dan perwal nomor 18 tahun 2016 tentang Penjabaran P- APBD Tahun Anggaran 2016 Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Penataan Arsip Administrasi Perbendaharaan dan Pengelolaan Kas Input Rp ,- Rp ,- 96,63 Output 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 70% 81,17% Peningkatan Pelayanan dan Penatausahaan Perbendaharaan Input Rp ,- Rp ,- 92,89 Output : jumlah SP2D tercetak SP2D SP2D Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 70% 81,17% Penatausahaan keuangan PPKD Input Rp Rp ,- 95,75 Output : pelaksanaan fungsi dan pelayanan 12 bulan 12 bulan PPKD, penatausahaan dan fungsi BUD Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% 80% 77,45% 96,81% 41 Pendampingan Aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan SKPD Berbasis Akrual Input Rp Rp ,- 99,21 Output : jumlah SKPD yang mendapatkan 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan pendampingan Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 70% 81,17% Monitoring dan penatausahaan Dana Transfer Input Rp ,- Rp ,- 81,95 Output : jumlah dan jenis dokumen laporan 4 Laporan Konfirmasi 4 Laporan Konfirmasi 108

128 yang tersusun Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil Pajak, 2 Laporan Dana Penyesuaian Transfer (LKT), 12 laporan Bagi Hasil Pajak, 2 Laporan Dana Penyesuaian Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% 80% 77,45% 96,81% 43 Penyusunan Standar Biaya Umum Input Rp Rp ,- 94,19 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen SBU 1 dokumen /Perwal nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Biaya Umum Tahun Anggaran 2017 Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Penagihan dan Pemanggilan Wajib Retribusi Input Rp ,- Rp ,- 90,48 Output : jumlah Wajib Retribusi yang 350 WR 350 WR menunggak Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90% Pendampingan Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan Interim SKPD Berbasis Akrual Input Rp ,- Rp ,- 99,76 Output : Jumlah kali PPK-SKPD yang mendapatkan pendampingan asistensi penyusunan L/K Interim SKPD 3 kali/102 SKPD 3 kali/102 SKPD Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Penyusunan Laporan Keuangan Interim Pemerintah Daerah Input Rp ,- Rp ,- 77,99 Output : Jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun 4 jenis dokumen ( Neraca Restatement,LRA,LO dan LAK) 4 jenis dokumen ( Neraca Restatement,LRA,LO dan LAK) Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Desiminasi sistem dan kebijakan akutansi berbasis akrual Input Rp ,- Rp ,- 86,38 Output : Jumlah peserta desiminasi sistem 102 SKPD/3kali 102 SKPD/3kali dan kebijakan akuntansi berbasis akrual Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Penghitungan Penetapan dan Pengetikan Surat Pemberitahuan Retribusi Terhutang (SPRT) Input Rp ,- Rp ,- 99,48 Output : jumlah Surat Pemberitahuan Retribusi Terhutang yang teecetak dan terkirim SKRD SPRT dan SKRD Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90% Penyusunan perubahan sistem dan kebijakan akutansi pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 65,78 Output : jumlah dan jenis dokumen yg 1 Ranperwal tentang 1 Ranperwal tentang tersusun perubahan sistem perubahan sistem Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD 80% 94,12%

129 sesuai SAP berbasis Akrual 50 Sinkronisasi data wajib retribusi pemanfaatan tempat-tempat tertentu yang dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 87,38 Output : data wajib retribusi pemanfaatan tanah Wilayah kecamatan klojen Wilayah kecamatan klojen Outcome : persentase aset dan barang 60% 48,25% 80,41 daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 51 Peningkatan Pelayanan Gaji PNS Input Rp ,- Rp ,- 91,31 Output : jumlah rekapan gaji yang tercetak 468 Daftar Gaji, 500 SKPP/12 bulan 532 Daftar Gaji, 379 SKPP/12 bulan Outcome : persentase SP2D yang terbit kurang dari 2 (dua) hari 70% 81,17% Penyusunan Dokumen Naskah Perjanjian Hibah Daerah Input Rp ,- Rp ,- 94,78 Output : jumlah NPHD yang tersusun 300 NPHD 885 NPHD Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Fasilitasi Penyusunan RKA dan DPA SKPD Input Rp ,- Rp ,- 69,82 Output : SKPD yang terfasilitasi 102 SKPD/2 kali 102 SKPD/2 kali Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Penatausahaan Pembukuan Penerimaan Pendapatan dan Pembukuan Belanja Input Rp ,- Rp ,- 97,21 Output : jumlah laporan penerimaan dan belanja yang tersusun 2 laporan ( Laporan penerimaan dan Laporan Belanja ) 2 laporan ( Laporan penerimaan dan Laporan Belanja ) Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan SKPD di lingkungan Pemkot Malang Input : Rp ,- Rp ,- 98,74 Output : jumlah kali PPK-SKPD 3 kali /102 PPK-SKPD 3 kali /102 PPK-SKPD mendapatkan pendampingan asistensi penyusunan L/K SKPD Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Input Rp ,- Rp ,- 99,27 Output : pelaksanaan anggaran SKPD yang 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan terkendali Outcome: penetapan APBD Kota Malang Tepat Waktu Tepat Waktu Pemberian Ijin Sewa Tempat-Tempat Tertentu yang Dikuasai oleh Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 95,52 Output : ijin pemanfaatan tanah aset daerah 350 ijin 165 ijin yang diterbitkan Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90% Penatausahaan, Analisis dan Evaluasi Pengelolaan Kas Input Rp ,- Rp ,- 98,57 Output : jumlah dan jenis dokumen laporan yang tersusun 6 jenis ( Laporan RC,BKU BUD, 6 jenis ( Laporan RC,BKU 110

130 Rekonsiliasi, Fungsional, Administrasi dan Laporan STS) BUD, Rekonsiliasi, Fungsional, Administrasi dan Laporan STS) Outcome : Persentase realisasi belanja langsung SKPD 90% 80% 77,45% 96,81% 59 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun 2015 Input Rp ,- Rp ,- 97,98 Output : jumlah jenis dokumen yang tersusun 7 jenis dokumen ( Neraca, LO, LRA, CaLK, LPE, LPSAL dan LAK) 7 jenis dokumen ( Neraca, LO, LRA, CaLK, LPE, LPSAL dan LAK) Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Penyusunan Ranperda dan Ranperwal Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Input Rp ,- Rp ,- 96,57 Output : jumlah jenis dokumen yang 2 dokumen tersusun ( Ranperda dan Ranperwal ) 2 dokumen Perda nomor 6 Tahun 2016 dan Perwal nomor 16 Tahun 2016 tentang Pertanggungjawaban APBD Tahun 2015 Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD sesuai SAP berbasis Akrual 80% 94,12% Monitoring dan Evaluasi Realisasi Pendapatan Asli Daerah Input Rp ,- Rp ,- 80,74 Output : jumlah SKPD penghasil 15 SKPD dan 3 BUMD 15 SKPD dan 3 BUMD Outcome : Persentase penyajian L/K SKPD 80% 94,12% 100 sesuai SAP berbasis Akrual I PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN , ,- 87,41 ASET/BARANG DAERAH 62 Penaksiran Sewa Aset Pemerintah Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 87,87 Output : Data nilai taksir aset dan Barang Milik Daerah yang akan disewakan/ penghapusan 5 jenis 10 jenis Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah secara benar 40% 100% Penghapusan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 73,19 Output : tanah dan barang milik daerah dalam proses penghapusan 5 SK penghapusan 1 SK penghapusan ( SK penghapusan kendaraan yg terdiri dr 12 (duabeelas) unit kendaraan roda 4 dan 21 (duapuluh satu) untuk kendaraan roda 2 Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah ( LBMD ) secara benar 40% 100% Bimbingan Teknis Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui Aplikasi SIMBADA di Kota Malang Input Rp ,- Rp ,- 97,41 Output : jumlah peserta bimbingan teknis 200 org/1 kali / 102 SKPD 200 org/1 kali / 102 SKPD 111

131 Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar 40% 100% Penatausahaan Aset Milik Daerah dan Update Data dengan SIMBADA Input Rp ,- Rp ,- 95,83 Output : Tersedianya Sistem Informasi 1 software SIMBADA 1 sofware SIMBADA Barang Milik Daerah melalui sistem aplikasi dengan data yang ter-update dengan data yang terupdate Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar 40% 100% Fasilitasi Penatausahaan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 98,42 Output : jumlah SKPD yang terfasilitasi 102 SKPD/12 bulan 102 SKPD/12 bulan Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar 40% 100% Asistensi penyusunan laporan barang milik daerah Input Rp ,- Rp ,- 87,36 Output : Jumlah kali SKPD yang mendapatkan asistensi penyusunan LBMD 102 SKPD/3 kali/tahun 102 SKPD/3 kali/tahun Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar 40% 100% Pembinaan Pengelolahan Barang Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 60,40 Output : jumlah SKPD/pengguna barang 102 Pengguna Barang 102 Pengguna Barang Outcome : Persentase Penyajian Laporan Barang Milik Daerah (LBMD) secara benar 40% 100% Penyuluhan tentang pemanfaatan aset/barang milik daerah Input Rp ,- Rp ,- 9,34 Output : 100 Wajib Retribusi ( WR) 0 Outcome : persentase bidang lahan aset daerah yang bersertifikat 10,86% 10,90% Pengawasan dan pengendalian pengelolahan barang daerah Input Rp ,- Rp ,- 88,70 Output : jumlah dokumen perjanjian 27 dokumen PKS 27 dokumen PKS kerjasama pemanfaatan BMD yang Barang dikendaliakan Outcome : persentase aset dan barang 60% 48,25% 80,41 daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 70 Pelaksanaan dan Penyusunan pedoman teknis Kegiatan Perforasi Benda-Benda Berharga Input Rp ,- Rp ,- 99,84 Output : jumlah dokumen yang tersusun 1 dokumen Pedoman Teknis ttg kegiatan Porforasi Benda-benda Berharga Penyusunan Standar Desain Blanko/Form benda-benda berharg a Retribusi Daerah Kota Malang dan pengadaan mesin porforasi. 112

132 Outcome : persentase aset dan barang 60% 48,25% 80,41 daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik J PEMBANGUNAN SISTEM PENDAFTARAN , ,- 91,35 TANAH 71 Inventarisasi/Sensus dan kodefikasi Aset Milik Daerah Input Rp ,- Rp ,- 91,36 Output : jumlah obyek aset dan barang milik daerah yg terinventarisasi 1500 obyek/2 kecamatan obyek/1 kecamatan/4 Kelurahan ( Sukun, Bakalankrajan,Pisang Candi, Karang Besuki) Outcome : persentase aset dan barang 60% 48,25% 80,41 daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik K PENYELAMATAN DAN PELESTARIAN , ,- 98,17 DOKUMEN/ARSIP DAERAH 72 Pengadaan sarana pengolahan dan penyimpanan benda berharga Input Rp ,- Rp ,- 98,06 Output : ruangan arsip yang terpelihara 1 ruang arsip/12 bulan 1 ruang arsip/12 bulan Outcome : persentase aset dan barang 60% 48,25% 80,41 daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik 73 Penataan, Identifikasi dan penyimpanan sertifikat hak pakai (SHP) Input Rp ,- Rp ,- 98,46 Output : kodefikasi dokumen serifikat hak pakai Outcome : persentase aset dan barang daerah terinventarisasi sudah teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik SHP= 821, ijin pemakaian; BPKB= SHP, Dokumen Ijin Pemakaian= obyek, BPKB= % 48,25% 80,41 JUMLAH TOTAL Rp Rp ,25 92,22 Berdasarkan uraian tabel program dan kegiatan tersebut di atas, nampak capaian program dan kegiatan rata-rata sesuai dengan target yang ditetapkan. Namun demikian, pada proses pencapaian sasaran meningkatnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel, berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir penyelenggaraan kegiatan, secara umum aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah masih sangat membutuhkan wawasan terkait pengelolaan keuangan dan aset, terlebih mengingat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang baru terbentuk dan perubahan regulasi yang ada. 113

133 Sebagai gambaran beberapa masalah dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi dalam pencapaian sasaran ini adalah : 1. Aspek pengelolaan keuangan dan aset daerah yang profesional dan akuntabel antara lain : 1) Belum terintegrasinya penyajian laporan keuangan daerah berbasis akrual dengan laporan barang milik daerah, sehingga perlunya pengembangan aplikasi BMD agar dapat terintegrasi ke dalam Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ( SIPKD ); 2) Pengembangan sistem aplikasi, dimana Pihak Ketiga/Penyedia Barang/Jasa dapat langsung mengakses/memantau proses pembayaran atas biaya pekerjaan melalui aplikasi sistem monitoring SP2D berbasis Web. 2. Belum tertibnya penatausahaan penggunaan/pemanfaatan aset tanah berupa tanah antara lain adanya ketidaksesuaian data pemanfaatan dengan peruntukan dan/atau penyewa, sehingga : 1) Untuk tertibnya penatausahaan aset daerah atas penggunaan/pemanfataan aset khususnya tanah daerah dilakukan kodefikasi data penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah aset daerah dalam sistem aplikasi 2) Pengembangan sistem aplikasi yang sudah terbangun yaitu Sistem Informasi Pengelolaan Ijin Pemakaian Tanah ( SIPIPT ) dan Sistem Informasi Geografis Manajemen Aset ( SIGMA ) harus selalu dilakukan seiring dengan ketersediaan data hasil sinkronisasi data aset yang terus dilakukan. 114

134 3. Pengelolaan Barang Milik Daerah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan dengan baik agar dapat memberikan gambaran tentang kekayaan daerah, adanya kejelasan status kepemilikan, pengamanan barang daerah, peningkatan PAD dari pemanfaatan aset daerah. Pemerintah Daerah wajib melakukan pengamanan terhadap Barang Milik Daerah yang meliputi pengamanan fisik, pengamanan administratif dan pengamanan hukum. Untuk menjamin kepastian status kepemilikan, dilaksanakan sertifikasi atas lahan tanah aset daerah Pemerintah Kota Malang ke Badan Pertahanan Nasional (BPN). Tanah/lahan aset daerah yang masih kosong/belum ada pemanfaatannya, dilaksanakan identifikasi dan pengamanan dengan jalan pemasangan/pemberian papan himbauan/papan nama yang menjelaskan kepemilikannya oleh Pemerintah Kota Malang. Kurang lengkapnya data atas lahan aset daerah, menyulitkan proses sertifikasi sehingga masih membutuhkan waktu untuk proses identifikasi. Dalam rangka mempermudah proses sertifikasi tersebut selanjutnya dalam pengurusan pemberian ijin pemakaian tempat-tempat yang dikuasai Pemerintah Kota Malang, dilengkapi dengan form Surat Pernyataan kesanggupan untuk diproses sertifikat kepemilikannya atas nama Pemerintah Kota 4. Mengingat masalah-masalah terkait pengelolaan aset lahan tanah dan/atau bangunan sebagaimana diuraikan diatas yang berpotensi memunculkan sengketa, maka kegiatan inventarisasi aset daerah menjadi sangat mutlak untuk dilaksanakan. Namun oleh karena keterbatasan waktu dan dana, kegiatan inventarisasi/sensus dan kodefikasi barang daerah tidak dapat dilakukan segera terhadap seluruh wilayah obyek dalam satu waktu, 115

135 sehingga secara berkala sejak tahun 2014 dilakukan masing-masing untuk kelurahan/kecamatan di wilayah Kota Malang. 5. Penyimpanan barang daerah dilaksanakan dalam rangka pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang daerah agar lebih mudah mencari terkait data/ historisnya pada saat dibutuhkan. Sehingga demikian harus dilakukan updating sistem aplikasi guna pembaharuan data hasil inventarisasi/sensus dan kodefikasi lahan aser daerah yang dimiliki/dikuasai Pemerintah Kota Malang 6. Masih belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana kantor dibandingkan dengan tuntutan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tinggi. Mengupayakan secara maksimal segala sumber daya yang ada agar tidak menghambat pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. 7. Pengetahuan dan wawasan aparatur tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah yang dimiliki masih harus ditingkatkan, mengingat sering terjadinya perubahan regulasi yang mengatur pengelolaan keuangan dan aset daerah. Upaya untuk mengikutsertakan aparatur dalam kegiatankegiatan sosialisasi dan/atau bimbingan teknis, sehingga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah. Dengan demikian diharapkan aparatur dapat bersinergi demi mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 8. Melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang pengelolaan keuangan dan aset daerah dengan narasumber yang berasal dari Pusat bagi SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Malang, sehingga diharapkan SKPD dapat menyatukan pemahaman dan visi tentang pengelolaan keuangan dan 116

136 aset daerah dalam kapasitasnya sebagai pengguna anggaran/pengguna barang. 9. Disamping itu pula, perlu ditingkatkan koordinasi dan konsultasi ke Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan atau Pemerintah Kabupaten/Kota lain ataupun lembaga-lembaga terkait pengelolaan keuangan dan aset daerah. 10. Inovasi dan model-model aplikasi baru terkait pengelolaan aset daerah yang dilaksanakan sebagai amanat peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan Pemerintah Pusat, sangat membutuhkan ketrampilan, keahlian dan pengetahuan yang memadai bagi aparatur Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Namun demikian pencapaian inovasi tidak dapat dilakukan secara tergesa-gesa karena dapat berpengaruh pada sistem pengelolaan keuangan secara keseluruhan. Pemecahannya adalah secara intensif meningkatkan koordinasi, melakukan kerja sama dengan konsultan/rekanan penyedia jasa pengembangan aplikasi kedalam bentuk pendampingan dan maupun pemeliharaan softwarenya. 11. Secara terus menerus melakukan update sofware dan aplikasinya dalam rangka penyempurnaan, peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah. 12. Belum optimalnya kemampuan Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK- SKPD ) dalam pemahaman software aplikasi pengelolaan keuangan daerah dan pelaporan keuangan daerah. Pemecahannya adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Malang. 13. Beberapa SKPD penghasil masih kurang optimal dalam pencapaian target penerimaan daerah, sehingga perlu dilaksanakan monitoring dan evaluasi 117

137 pendapatan daerah agar SKPD penghasil dapat mengkomunikasikan hambatan yang ditemui dalam rangka pencapaian target penerimaan daerah. 14. Pelaksanaan Penatausahaan Barang Milik Daerah melalui aplikasi SIMBADA, masih memerlukan penyempurnaan. Mapping yang dilakukan SKPD banyak mengalami kesulitan pada pencatatan persediaan terutama pada barang habis pakai yang teranggarkan pada masing-masing kegiatan. Hasil mapping memastikan data barang milik daerah telah sesuai dengan Neraca. Untuk itu segera diadakan pengembangan data base / aplikasi SIMBADA 15. Belum optimalnya kemampuan SKPD dalam hal ini Subag Umum dan Pengurus Barang SKPD dalam pemahaman software aplikasi penatausahaan dan Laporan Barang Milik Daerah. Pemecahannya adalah melaksanakan koordinasi, bimbingan teknis serta asistensi /pendampingan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di lingkungan Pemerintah Kota Malang 3.5. REALISASI ANGGARAN Pagu anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Tahun 2016 sebesar Rp ,00 ( Empat belas milyar empat puluh tiga juta empat ratus dua puluh satu ribu lima ratus rupiah ) terealisasi sebesar Rp ,25 ( Dua belas milyar sembilan ratus lima puluh juta tujuh ratus lima puluh empat ribu empat puluh delapan rupiah duapuluh lima sen ), atau 92,22 %. 118

138 Perbandingan pagu tahun 2016 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya diawali dari jumlah pagu dari pagu anggaran yang diterima oleh Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan dari tahun 2009 sampai dengan Baru pada tahun 2013 setelah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah terbentuk sebagai peleburan dari Dinas Perumahan, Bagian Perlengkapan dan Bagian Keuangan jumlah pagu yang ditetapkan untuk Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Apabila dibandingkan dengan perolehan pagu anggaran tahun , maka pada tahun 2016 ini pagu anggaran yang dimiliki Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah mengalami penurunan. Namun jika perbandingan pagu anggaran yang diterima Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pada tahun 2016 mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2014 dan tahun Perkembangan pagu anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara lengkap dari tahun 2009 sampai dengan 2016 secara lengkap dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini : Tabel 3.13 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun dengan Tahun 2014 TAHUN 2009 (Rp) TAHUN 2010 (Rp) TAHUN 2011 (Rp) TAHUN 2012 (Rp) Bagian Perlengkapan, Bagian Keuangan, Dinas Perumahan TAHUN 2013 TAHUN 2014 (Rp) (Rp) BPKAD , , , , ,- 119

139 Gambar 3.1 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun , Tahun 2014, Tahun 2015 dan Tahun 2016 Tabel 3.14 Perbandingan Pagu Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Malang Tahun 2016 dengan Tahun 2013, Tahun 2014 dan Tahun 2015 TAHUN 2013 (Rp) TAHUN 2014 (Rp) TAHUN 2015 (Rp) Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah TAHUN 2016 (Rp) , , ,- 120

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2014 i

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH BPKAD TAHUN 2014 i 2014 i 2014 ii 2014 iii KATA PENGANTAR KATA KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-nya sehingga Laporan Akuntabillitas Kinerja Badan Pengelola

Lebih terperinci

DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI, DAFTAR TABEL, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii ix x BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN 20122 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH SALINAN NOMOR 24, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU,

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, S A L I N A N NOMOR 1/D, 2008 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH, SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DAN STAF AHLI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P

PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P PEMERINTAH KOTA MATARAM L A K I P (LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH) BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 Lakip BPKAD Kota Mataram Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM SKPD

TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM SKPD MATRIK RENCANA S BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH MATRIK 1 TUJUAN, DAN SKPD Tujuan 1 : Terwujudnya kinerja aparatur Badan Pengelola Keuangan dan Aset yang profesional dan kompeten No. Indikator

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON * NOMOR 88 TAHUN 2016, SERI D. 37 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR : 88 Tahun 2016 TENTANG FUNGSI, TUGAS POKOK DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN, KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT SALINAN NOMOR 24/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI KAPUAS HULU NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU DENGAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 8, 2015 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN DAN PELAPORAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa pedoman

Lebih terperinci

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1040, 2014 KEMENPOLHUKAM. Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas. Sistem. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG 5 WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA MALANG NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan publik Persentase pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 BAB II : GAMBARAN PELAYANAN UMUM SKPD 8

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 BAB II : GAMBARAN PELAYANAN UMUM SKPD 8 ( 1 ) DAFTAR ISI KATA PENGANTAR :... i DAFTAR ISI :... ii BAB I : PENDAHULUAN 2 Hal. 1.1. Latar Belakang 2 1.2. Landasan Hukum 4 1.3. Maksud dan Tujuan 6 1.4. Kegunaan 7 1.5. Sistematika Penulisan 7 BAB

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09/PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 30/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 70 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : LAMPIRAN : 3 (TIGA) TENTANG TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. BAB I PENDAHULUAN 1. PENJELASAN UMUM ORGANISASI a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Siak dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BLITAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang

Kecamatan Klojen Jl. Surabaya No. 3 Malang PENERAPAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) PADA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG KOMPONEN SAKIP 1. Perencanaan Kinerja 2. Pengukuran Kinerja 3. Pelaporan Kinerja 1. RENSTRA 2013-2018

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 19 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 329 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Tahun Anggaran 2016 Inspektorat Kota Pagar Alam Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA S A L I N A N NOMOR 31/D, 2008 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke No. 426, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Akuntabilitas Kinerja. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH 2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Berdasarkan UU nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH. LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 LKjIP 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN, KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita aturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya sehingga penyusunan Rencana Kerja Inspektorat Daerah Tahun 2015 telah dapat diselesaikan. Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA Draf 1 16-09-2008 GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1

LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 LKIP Badan Keuangan Daerah 2016 Page 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 1/D, 2010 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PENGURUS KORPS PEGAWAI NEGERI SIPIL REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jl Tugu Nomor 1 Telp MALANG Kode Pos 65119

PEMERINTAH KOTA MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jl Tugu Nomor 1 Telp MALANG Kode Pos 65119 PEMERINTAH KOTA MALANG SEKRETARIAT DAERAH Jl Tugu Nomor 1 Telp. 366065-325644 MALANG Kode Pos 65119 KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MALANG NOMOR : 188.451/ 100 /35.73.112/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015 PEMERINTAH KOTA BLITAR INSPEKTORAT Jalan Imam Bonjol Nomor 9 Blitar KATA PENGANTAR Sebagai bentuk telah terlaksananya suatu capaian

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG 1 WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i

KATA PENGANTAR. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas semua limpahan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Sumedang Tahun 2016 dapat diselesaikan,

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN BARANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci